LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
Disusun oleh : EKA NURJANAH N1.11.011
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN SEMARANG 2011
I.
KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2006, hlm. 52).
Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik ( Kozier dalam Mubarak, 2008, hlm. 26)
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan ( Wikipedia Indonesia, 2008).
B. ETIOLOGI/ FAKTOR RESIKO a. Kekurangan nutrisi 1) Efek dari pengobatan 2) Mual/ muntah 3) Gangguan intake makanan 4) Radiasi/ kemoterapi 5) Penyakit kronis 6) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker 7) Disfagia karena adanya kelainan persarafan 8) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa 9) Nafsu makan menurun
( Wartonah, 2006 dan Alimul, 2006, hlm. 67)
b. Kelebihan nutrisi 1) Kelebihan intake 2) Gaya hidup 3) Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori 4) Penurunan laju metabolic
5) Latihan/ aktivitas yang tidak adekuat (Wartonah, 2006 dan Potter, 2005)
C. KARAKTERISTIK/ JENIS/ TIPE Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dibagi menjadi beberapa kategori yaitu : 1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2.
Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh ( Potter, 2005)
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan : 1. Body Mass Index Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan, BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas. 2. Ideal Body Weight Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 10% dari jumlah itu. ( Wartonah, 2006)
D. PATOFISIOLOGI Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan menunjukkan banyak patologi yang dapat mempengaruhi system organ lain : perdarahan, perforasi, obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi congenital, inflamasi, infeksi, traumatic dan neoplastik telah ditemukan pada setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran gastrointestinal. Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai, terdapat banyak factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan ansietas sering menjadi keluhan utama berupa indigesti, anoreksia/ gangguan motorik usus, kadang-kadang menimbulkan konstipasi/ diare. Selain
itu
status
kesehatan
mental,
factor
fisik:
seperti
kelelahan
dan
ketidakseimbangan/ perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat mempengaruhi saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan perubahan nutrisi ( Smeltzer, 2002).
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah sebagai berikut : 1. Kadar total limfosit 2. Albumin serum 3. Zat besi 4. Transferin serum 5. Kreatinin 6. Hemoglobin 7. Hematokrit 8. Keseimbangan nitrogen 9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, penurunan albumin serum < 3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan kadar kolesterol ( Mubarak, 2008, hlm. 61).
F. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN 1. PENATALAKSANAAN MEDIS a. Nutrisi enteral Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi meliputi metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN) atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior. Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien. ( Kozier, 2011, hlm.784-801) 2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN a. Menstimulasi nafsu makan 1)
Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang disesuaikan dengan kondisi klien
2)
Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang anoreksik
3)
Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum atau setelah makan
4)
Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan pengaruh negative pada nafsu makan
5)
Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan; istirahat bila mengalami keletihan
6)
Kurangi stress psikologi
7)
Berikan oral hygiene sebelum makan
b. Membantu klien makan c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi ( Kozier, 2011, hlm.782-783)
G. KOMPLIKASI 1. Malnutrisi Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi) 2. Obesitas Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolism karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam pengguanaan kalori. 3. Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. 4. Penyakit jantung koroner Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain. 5. Kanker Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan. 6. Anoreksia nervosa Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energy. (Alimul, 2006, hlm.68)
II.
KONSEP ASKEP A. PENGKAJIAN 1. Komponen pengkajian nutrisi : Antropometri
Biokimia
Clinical
Diet Environment Fatique
Data skrining Tinggi badan Berat badan Berat badan ideal Indeks massa tubuh
Hemoglobin Albumin serum Hitung limfosit total Kulit Rambut dan kuku Membran mukosa Porsi makan dalam 24 jam Frekuensi makan Lingkungan Tingkat aktivitas
Data tambahan Lipatan trisep LILA Lingkar otot lengan tengah Lingkar lengan tengah Kadar transferin serum Nitrogen urea kemih Ekskresi kreatinin kemih Analisis rambut Neurologi Riwayat diet
Penyakit tertentu yang berhubungan dengan aktivitas
2. Riwayat keperawatan
Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
Perubahan nafsu makan
Perubahan berat badan
Ketidakmampuan fisik
Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam pemilihan makanan
Status kesehatan umum dan kondisi medis
Riwayat pengobatan
3. Pemeriksaan fisik Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat seperti kulit, rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan sistematis yang dapat dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin.
Tanda Klinis malnutrisi : Area pemeriksaan
Tanda- tanda
Penampilan umum
Apatis, tidak bersemangat, lelah, mudah letih
BB
Berlebih/ kurang
Kulit
Kering, berlapis, bersisik, pucat/ berpigmen, ada petekie/ memar, lemak subkutan kurang
Kuku
Rapuh, pucat, melengkung, bentuk seperti sendok
Rambut
Kering, kusam, jarang, warna memudar, rapuh
Mata
Konjungtiva pucat/merah,, kering, kornea lunak, kornea berawan
Bibir
Bengkak, pecah berwarna merah di pinggir mulut, fisura vertical
Lidah
Bengkak, berwarna merah, penampakan halus
Gusi
Berspons, bengkak, mudah berdarah, meradang
Otot
Lemah, mengecil
System
Anoreksia, tidak mampu mencerna, diare, konstipasi,
gastrointestinal
pembesaran hati
Saraf
Penurunan refleks, kehilangan sensorik, rasa terbakar, kesemutan di tangan dan kaki, iritabilitas
4. Riwayat diet Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang biasa; pilihan makanan, alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan kuantitas makanan yang dikonsumsi; dan factor social, ekonomi, etnis atau agama yang mempengaruhi nutrisi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:
Kesulitan untuk mencerna makanan
Kesulitan untuk menelan makanan
Anoreksia, muntah
Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
Depresi, stress, isolasi social
Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan, medikasi ( mis. kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi radiasi, kemoterapi, tonsilektomi
Ditandai dengan:
Data obyektif Berat badan 20% atau lebih di bawah BB ideal Diare Bising usus hiperaktif Penurunan BB dengan asupan makanan adekuat Membran mukosa pucat Ketidakmampuan mencerna makanan Tonus otot menurun Sariawan di rongga mulut Steatorea Kelemahan otot Gangguan menelan Laborat Albumin serum Transferin Elektrolit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Data subyektif Pasien mengatakan : Nyeri abdomen Kram abdomen Menghindari makan Cepat kenyang setelah mencerna makanan
Pasien dapat menunjukan peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Kriteria Hasil:
Nafsu makan meningkat
Peningkatan masukan oral
Peningkatan aktivitas
Massa otot
Berat badan
Intervensi Keperawatan : Mandiri :
Timbang BB setiap hari
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan
Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum makan
Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
Berikan makan dalam porsi kecil namun sering
Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk :
Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur
Makan makanan asin bila tidak ada pantangan
Hindari makanan yang terlalu manis
Makan kapan saja bila dapat ditoleransi
Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
Kolaborasi :
Konsulkan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat pada ahli gizi
Berikan suplemen makanan
Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Enteral. Pemberian makanan melalui selang nasogastrik (NGT)
Nutrisi parenteral total (TPN), menggunakan larutan hiperosmolar.
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d.:
Perubahan pola kepuasan makan
Penurunan indera pengecapan dan penciuman
Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
Pola makan disfungsional
Peningkatan nafsu makan
Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari
Ditandai dengan : Data Obyektif Disfungsi pola makan (mis. Makan sambil melakukan aktivitas lain) Aktivitas monoton Lipatan otot triseps > 25mm pada wanita; >15mm pada pria Obesitas, BB 20% melebihi tinggi dan kerangka tubuh ideal Kelebihan BB 10% melebihi tinggi dan kerangka tubuh ideal Laborat : Albumin serum Transferin Elektrolit
Data Subyektif Pasien mengatakan : Adanya pola makan yang tidak diinginkan Adanya kelebihan frekuensi makan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien dapat menunjukan pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat.
Kriteria Hasil :
Peningkatan aktivitas dengan penurunan BB
Mengidentifikasi pola makan yang menunjang penambahan BB
Penurunan BB
Lipatan otot triseps…
BB ideal ….
Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu
Masukan adekuat tapi tidak berlebihan, cukup kalori, lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, besi, dan kalsium
Intervensi Keperawatan : Mandiri :
Observasi aktivitas klien
Tentukan factor penyebab peningkatan BB
Timbang BB klien
Tentukan keinginan dan motivasi klien untuk mengurangi BB
Bantu klien untuk menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan di mana pasien makan.
Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi adekuat dan bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Anjurkan klien untuk mengikuti diet yang terdiri dari karbohidrat kompleks dan protein, dan hindari gula, makanan cepat saji, kafein atau minuman ringan.
Ajarkan pemilihan makanan yang sesuai.
Bantu pengurangan BB:
Bantu pasien untuk mengidentifikasi motivasi untuk makan dan isyarat internal dan eksternal yang dikaitkan dengan makan
Tentukan dengan klien tentang jumlah penurunan BB yang diinginkan
Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat aktivitas
Rencanakan program latihan , pertimbangkan aktivitas klienyang dibatasi
Susun rencana yang realistis dengan klien untuk memasukkan pengurangan asupan makanan dan peningkatan penggunaan energy
Ajarkan teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori :
Jangan makan pada saat melakukan kegiatan
Minum segelas air sesaat sebelum makan
Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis, dan alcohol.
Siapkan makanan dalam porsi kecil cukup untuk satu kali makan
Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna
Kolaborasi :
Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB yang meliputi pengelolaan diet dan pengeluaran energi
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik edisi 7. Jakarta : EGC Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC Wartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PERSONAL HIGIENE
Disusun oleh : FLORENTINA N1.11.018
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN SEMARANG
2011