EVALUASI KESEHATAN IBU DAN ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH PERIODE JANUARI - APRIL 2017
Disusun Oleh : KELOMPOK 6 Rizal Fadhlurrahman
(1102012250)
Indri Riyani Evelin
(1102012127)
Laksmi Rizka Afiani
(1102011140)
Baiamal Marisa I. L
(1102011059)
Pembimbing : dr. Erlina Wijayanti, MPH
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 3 JULI – 28 JULI 2017
PERNYATAAN PERSETUJUAN Lingkaran Pemecahan Masalah dengan Judul “EVALUASI KESEHATAN IBU DAN ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH”. Penerapan metode Lingkaran Pemecahan Masalah Program Kesehatan Ibu dan Anak telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas kedokteran Universitas YARSI periode 3 Juli – 28 Juli 2017.
Jakarta, Juli 2017 Pembimbing,
dr. Erlina Wijayanti,MPH
i
KATA PENGANTAR
Assalamua`alaikum wr. wb. Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya laporan lingkaran pemecahan masalah dengan judul “EVALUASI KESEHATAN IBU DAN ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH” ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan hasil lingkaran pemecahan masalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode 3 Juli – 28 Juli 2017. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, dan sebagai bahan pertimbangan evaluasi salah satu pengetahuan Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai Antenatal Care secara langsung. Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dosen pembimbing, staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. dr. Erlina Wijayanti, MPH, selaku dosen pembimbing dan koordinator Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat. 2. dr. Dini Widianti, M.KK, selaku kepala bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas YARSI. 3. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 4. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku Bendahara dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. ii
5. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK, dr. Yusnita, M.Kes, dr. Dian Mardhiyah, M.KK, dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, dr. Hj. Sophianita G.T. Aminy, MKK, PKK, dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 6. Drg. Ati Sukmaningsih, MKM selaku kepala Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih yang telah memberi masukan yang bermanfaat selama berada di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih. 7. dr. Shinta Dwi Okatavia selaku penanggung jawab kepaniteraan di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih. 8. Seluruh staf & tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini. 9. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan ini.
Jakarta, Juli 2017
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1.
Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Secara Geografis ............................................................................................................. 2 1.1.2. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Secara Demografi ........................................................................................................... 4 1.1.3.
Gambaran Umum Puskesmas ............................................................... 7
1.1.3.1.
Definisi Puskesmas........................................................................ 7
1.1.3.2.
Wilayah Kerja Puskesmas ............................................................. 9
1.1.3.3.
Pelayanan Kesehatan ................................................................... 12
1.1.3.4.
Visi Puskesmas ............................................................................ 12
1.1.3.5.
Misi Puskesmas ........................................................................... 12
1.1.3.6.
Strategi Puskesmas ...................................................................... 13
1.1.3.7.
Fungsi Puskesmas........................................................................ 14
1.1.3.8.
Upaya Kesehatan Puskesmas ...................................................... 16
1.1.3.9.
Peran Puskesmas ......................................................................... 19
1.1.4.
Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih................. 19
1.1.4.1. Visi, Misi, Kebijakan Mutu, dan Tujuan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih .............................................................................................. 21 1.1.4.2.
Tugas pokok Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih ................. 22
1.1.4.3.
Fungsi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih ........................... 23
1.1.4.4.
Sarana dan Prasarana ................................................................... 23
1.1.4.5. Daftar 15 Penyakit Terbanyak Januari – Desember 2016 di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih ......................................................... 26 1.1.5.
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ........................................... 26
1.1.5.1
Kegiatan program KIA: ............................................................... 28
1.1.8. Identifikasi Masalah ................................................................................ 35 iv
1.1.9. Rumusan Masalah ................................................................................... 36 BAB II PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH ........ 37 2.1 Menetapkan Prioritas Masalah ........................................................................ 37 2.1.1 Non-Scoring Technique ........................................................................... 37 2.1.2 Scoring Technique ................................................................................... 38 2.1.3 Pemilihan Metode PAHO ........................................................................ 41 2.2
Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah ......................................... 53
2.2.1.
Menentukan Penyebab Masalah yang Paling Dominan ..................... 57
2.3 Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone (diagram tulang ikan) pada Cakupan KN1 di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 23,8% ............................................................................... 57 2.4 Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone (diagram tulang ikan) pada Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2% ............................ 58 BAB III MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH ............... 59 3.1.
Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah .............................................. 59
3.2. Cakupan KN1 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 23,8% kurang dari target sebesar 32,0%............................. 60 3.3. Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2% kurang dari target sebesar 32,33% ...................................................................................................... 62 BAB IV RENCANA PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH .............................. 66 4.1 Menyusun Rencana Kegiatan Pemecahan Masalah ...................................... 66 4.1.1 Cakupan KN1 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebesar 23,8% ..................................................... 66 4.1.2 Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di Wilayah seKecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017. ............................... 69 Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah, Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April
v
2017 yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut: ............................................................................................. 69 4.2 Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah .................................................... 72 Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gan chart berikut ini : ............................................................................... 72 BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 80 5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 80 5.2 Saran ................................................................................................................ 81
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembangunan Pembangunan
Kesehatan
Nasional.
Tujuan
merupakan
bagian
Pembangunan
integral
Kesehatan
dari adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan
Pembangunan
Kesehatan
berperan
penting
dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan berbagai upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas merupakan
penanggung
jawab
penyelenggaraan
upaya
kesehatan
masyarakat dan perorangan pada jenjang pertama. Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini berdampak terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi dunia kesehatan untuk menghadapi hal tersebut. Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan sehingga derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan. Diharapkan dengan penanganan yang tepat maka visi dari Departemen Kesehatan yang disampaikan Menteri Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Sehat 2025 dapat segera tercapai. Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk semua. Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menetapkan syarat - syarat yang harus dicapai oleh jajarannya yaitu melalui Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan dalam Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun 2007.
1
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagai salah satu unit pelaksana Teknis Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik secara Individu maupun Kesehatan Masyarakat yang mengacu kepada SPM tersebut. Melalui Visi dan Misi yang telah dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih diharapkan pencapaian tersebut dapat dilakukan secara optimal.
1.1.1.
Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Secara
Geografis A. Letak Wilayah Keca Kecamatan Cempaka Putih adalah salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kotamadya Jakarta Pusat, memiliki wilayah seluas 4.7 KM2 yang terbagi menjadi tiga Kelurahan, yaitu Kelurahan Cempaka Putih Timur, Kelurahan Cempaka Putih Barat dan Kelurahan Rawasari. Jumlah
Rukun Warga di Kecamatan Cempaka Putih
Sebanyak 30, sedangkan Rukun Tetangga sejumlah 366 (Laporan Profil Kesehatan PKM Kecamatan Cempaka Putih 2016).
B. Batas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Sebelah Utara
: Wilayah RW 04 dan RW 09 Kelurahan Cempaka
Putih Barat Sebelah Barat
: Jl. Rawa Selatan, Jl. Mardani (Kecamatan Johar
Baru) Sebelah Selatan
: Jl. Raya Percetakan Negara
2
Sebelah Timur
: Sungai Cempaka Putih (Jembatan Serong)
Gambar 1.1 Peta Kecamatan Cempaka Putih Sumber: Laporan Profil Kesehatan PKM Kecamatan Cempaka Putih 2016
C. Luas Wilayah Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Luas Wilayah
Jumlah
(Ha)
RW
Cempaka Putih Barat
121,87
13
151
Cempaka Putih Timur
222,06
8
106
Rawasari
124,75
9
109
Jumlah
468,75
30
366
Kelurahan
Jumlah RT
Sumber : Laporan Tahunan PKM KecamatanCempaka Putih 2016
Dilihat dari data pada tabel di atas Cempaka Putih Timur memiliki wilayah sekitar 222.06 Ha dan merupakan wilayah terluas dibandingkan dengan Cempaka Putih Barat dan Rawasari.
3
Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Secara
1.1.2.
Demografi A. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kecamatan Cempaka Putih sampai akhir bulan Desember 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Cempaka Putih No
Kelurahan
Jumlah penduduk
1
Rawasari
24,024
2
Cempaka Putih Barat
37,476
3
Cempaka Putih Timur
24,052
Jumlah
85,551
Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah CPB, CPT dan Rawasari Jumlah penduduk di Kelurahan Cempaka Putih Barat dengan 37.476 merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan Kelurahan Cempaka Putih Timur dan Kelurahan Rawasari. Disusul oleh Kelurahan Cempaka Putih Timur dengan 25.052 penduduk dan Kelurahan Rawasari sebesar 24.024 penduduk. Tabel 1.3 Gambaran Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kelurahan No
Jenis Pendidikan
Jumlah
CPB
CPT
Rawasari
Penduduk
-
385
1.090
1.475
158
4.388
523
5.069
1
Tidak Sekolah
2
Tidak Tamat SD
3
Tamat SD/Sederajat
2.170
4.933
1.076
8.179
4
Tamat SLTP/Sederajat
2.809
7.558
1.945
12.312
5
Tamat SMU/Sederajat
19.103
6.886
759
26.748
6
Tamat Universitas/PT
3.410
1.963
158
5.531
Jumlah
27.650
26.113
5.551
59.314
Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah CPB, CPT dan Rawasari
4
Menurut data di atas mayoritas penduduk di Kelurahan Rawasari memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah di bandingkan dengan Kelurahan Cempaka Putih Barat dan Timur. Di lihat berdasarkan jumlah penduduk di Kelurahan Rawasari yang tidak sekolah sebesar 1.090 dan yang tamat Universitas/PT hanya sebesar 158 orang. Sedangkan Kelurahan Cempaka Putih Barat merupakan Kelurahan yang lebih baik tingkat pendidikan pada penduduknya dilihat dari tidak adanya penduduk yang tidak sekolah dan jumlah penduduk yang tamat universitas/PT sebesar 3.410. Tabel 1.4 Gambaran Penduduk Menurut Tenaga Kerja Kelurahan No
Jenis Pencaharian
CPB
CPT
Jumlah
Rawasari Penduduk
1
Karyawan
6.099
6.294
3.312
15.705
2
Pedagang
9.156
2.915
398
12.469
3
Pegawai Negeri Sipil
2.567
4.891
2.389
9.856
4
TNI/Polri
1.710
41
25
1.776
5
Pensiunan TNI/Polri/PNS
3.385
2.954
881
7.220
6
Pertukangan
73
1.149
21
1.243
7
Lain-lain
111
6.323
3.407
9.841
23.110
24.567
10.433
58.110
Jumlah
Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih danKantor Lurah CPB,CPT dan Rawasari. Dari data di atas, terlihat penduduk di Kecamatan Cempaka Putih paling banyak bekerja sebagai karyawan dengan total 15.705 penduduk.
5
B. Fasilitas Umum Tabel 1.5 Jumlah Rumah Menurut Jenis Bangunan Kelurahan NO
Jenis Bangunan
Jumlah CPB
CPT
RAWASARI
1
Rumah Permanen
1.044
874
2.992
4.910
2
Rumah semi permanen
857
1.582
69
2.508
3
Rumah Biasa
54
807
-
861
4
Rumah susun
1
-
-
1
5
Rusun Apartemen
-
-
-
-
Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih danKantor Lurah CPB,CPT dan Rawasari Mayoritas penduduk di Kecamatan Cempaka Putih bertempat tinggal di rumah yang permanen dan semi-permanen berdasarkan jumlah masingmasing yaitu 4.910 dan 2.508. Di daerah Rawasari menyumbangkan nilai terbesar dari rumah permanen sebesar 2.992 dibandingkan dengan wilayah yang lain. Untuk Cempaka Putih Timur mayoritas penduduknya masih bertempa tinggal pada rumah yang semi-permanen. Tabel 1.6 Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih No Sarana dan Prasarana Jumlah 1
Rumah Sakit
3
2
Puskesmas
3
3
Pos Kesehatan
16
4
Balai Pengobatan
0
5
Apotik
3
6
Rumah/Toko Obat
0
7
Posyandu
16
8
Klinik KB
9
9
Karang Balita/Pos Penimbangan
9
6
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
10
PPKB
23
11
Panti Pijat
0
12
Laboratorium Klinik
2
13
Tenaga Medis
14
Dokter Spesialis
14
0
Dokter Umum
10
Dokter Gigi
5
Sarjana Kesehatan
3
Bidan
17
Perawat
20
Perawat Gigi
1
Analisa Kesehatan
2
Nutrisionis
2
Apoteker
2
Assisten Apoteker
5
Rumah Bersalin
2
Sumber: Laporan Tahunan PKM KecamatanCempaka Putih 2015 Dari data tabel di atas bahwa didapatkan fasilitas kesehatan di wilayah Kecamatan Cempaka Putih terbanyak yaitu Pos Kesehatan sebanyak 16, Posyandu sebanyak 16 dan PPKB sebanyak 23.
1.1.3. 1.1.3.1.
Gambaran Umum Puskesmas Definisi Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu
sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes No. 75 tahun 2014).
7
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh puskesmas kepada masyarakat mencakup perencanaan, pelaksanaaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem (Permenkes No.75 tahun 2014). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan-bedakan. Di Indonesia, puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, dimana dibicarakan upaya pengorganisasian system pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M dan sebagiannya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak berhubungan. Melalui Rekerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain : 1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif 2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated). 3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat. 4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya. 5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif menjadi investasi. 6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership). 8
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization). 8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era desentralisasi.
Menurut Permenkes no 75 tahun 2014 Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang: 1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat 2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu Hidup dalam lingkungan sehat 3. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
1.1.3.2.
Wilayah Kerja Puskesmas Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan
pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Puskesmas dikategorikan menjadi (Permenkes No.75 tahun 2014) : A. Puskesmas Kawasan Perkotaan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut: -
Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa
-
Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel
-
Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik
-
Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
9
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut: -
Memprioritaskan pelayanan UKM
-
Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
-
Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
-
Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
-
Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.
B. Puskesmas Kawaan Pedesaan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut: -
Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris
-
Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel
-
Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh persen)
-
Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
-
Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
-
Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat
-
Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
-
Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat perdesaan.
10
C. Puskesmas Kawasan Terpencil Dan Sangat Terpencil Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai berikut: -
Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau, atau pesisir
-
Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat
-
Terhalang iklim atau cuaca; dan
-
Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:
-
Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi tenaga kesehatan
-
Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan
-
Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal
-
Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil
-
Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan dan
-
Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksebilitas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran tekhnis dari kantor wilayah departemen kesehatan provinsi.
11
1.1.3.3.
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi : -
Promotif (peningkatan kesehatan)
-
Preventif (upaya pencegahan)
-
Kuratif (pengobatan)
-
Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
1.1.3.4. Visi Puskesmas Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator utama, yaitu: 1.
Lingkungan sehat
2.
Perilaku sehat
3.
Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4.
Derajat kesehatan penduduk Kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah Kecamatan setempat.
1.1.3.5. 1.
Misi Puskesmas
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
12
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat. 2.
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di
bidang
kesehatan,
melalui
peningkatan
pengetahuan
dan
kemampuan, menuju kemandirian hidup. 3.
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.
1.1.3.6.
Strategi Puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan (Mubarak, 2014) antara lain: 1.
Pelayanan
kesehatan
yang
bersifat
menyeluruh
(comprehensive health care service).
13
2.
Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic approach).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang (Permenkes No.75 tahun 2014): 1.
Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
2.
Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3.
Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4.
Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
1.1.3.7.
Fungsi Puskesmas
Menurut Permenkes No.75 tahun 2014. Puskesmas menyelenggarakan fungsi: 1.
Penyelenggaraan Unit Kesehatan Masyarakat/UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas berwewenang: a)
Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b)
Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c)
Melaksanakan
komunikasi,
informasi,
edukasi,
dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan d)
Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait
e)
Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan danupaya kesehatan berbasis masyarakat
f)
Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
14
g)
Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h)
Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan
i)
Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk
dukungan
terhadap
sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
2.
Penyelenggaraan Unit Kesehatan Perorangan/UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas berwewenang: a)
Menyelenggarakan
Pelayanan
Kesehatan
dasar
secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu b)
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif
c)
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
d)
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
e)
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi
f)
Melaksanakan rekam medis
g)
Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan
h)
Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
i)
Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j)
Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.
3. Wahana pendidikan tenaga kesehatan Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
15
1.
Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2.
Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3.
Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan
ketentuan
bantuan
tersebut
tidak
menimbulkan ketergantungan. 4.
Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5.
Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan program puskesmas.
1.1.3.8.
Upaya Kesehatan Puskesmas Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan (Permenkes No. 75 tahun 2014). Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. 1. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi: a. Pelayanan promosi kesehatan b. Pelayanan kesehatan lingkungan c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana d. Pelayanan gizi e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit 2. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan / atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan,
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
16
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk: a. Rawat jalan b. Pelayanan gawat darurat c. Pelayanan satu hari (one daycare) d. Home care e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. 3. Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain: 1. Promosi Kesehatan 2. Kesehatan Lingkungan 3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak ) 4. KB ( Keluarga Berencana ) 5. Perbaikan gizi masyarakat 6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular ) 7. Pengobatan Dasar Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.
17
Tabel 1.7 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas Upaya Kesehatan Wajib
Kegiatan
Indikator
Promosi kesehatan
Promosi hidup bersih dan sehat
Tatanan sehat Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan Lingkungan
Penyehatan pemukiman
Pembinaan kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum (TPM). Program kesehatan kerja indrustri. Program kesehatan Lingkungan pemukiman (PKLP).
Kesehatan ibu dan anak
Keluarga Berencana
ANC
Cakupan K1, K4
Pertolongan persalinan
Cakupan Linakes
MTBS
Cakupan MTBS
Imunisasi
Cakupan Imunisasi
Pelayanan Keluarga Berencana
Cakupan MKET
Pemberantasan penyakit Diare
Cakupan kasus diare
ISPA
Cakupan kasus ISPA
Malaria
Cakupan kasus malaria
menular
Cakupan kelambunisasi Tuberkulosis
Cakupan penemuan kasus Angka penyembuhan
Upaya Kesehatan Wajib
Kegiatan
Indikator
Gizi
Distribusi vit A/ Fe / cap Cakupan vit A /Fe / cap yodium yodium
Pengobatan
PSG
% gizi kurang / buruk, SKDN
Promosi Kesehatan
% kadar gizi
Medik dasar
Cakupan pelayanan
UGD
Jumlah kasus yang ditangani
Laboratorium sederhana
Jumlah pemeriksaan
( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan , Arrimes,ed.)
18
1.1.3.9.
Peran Puskesmas Konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang
sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komperhensif dan terpadu(Permenkes No.75 tahun 2014).
Gambar 1.2 Sistem Rujukan Puskesmas
1.1.4.
Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih merupakan Puskesmas
Pembina sesuai dengan SK Gubernur tahun 1992 Puskesmas dengan tipe 1.350 m2 dengan tiga lantai dan mempunyai Unit Rawat Inap Rumah Bersalin. Sedangkan 3 Puskesmas Kelurahan masih merupakan Puskesmas dengan tipe lama yaitu kurang dari luas standar bangunan 435 m2. Puskesmas Kecamatan beroperasi pada bulan Juli Tahun 1990 setelah terjadi pemisahan wilayah dengan wilayah Kecamatan Johar Baru. Sejak Bulan Maret Tahun 2001 Puskesmas ini ditetapkan melalui SK Gubernur No.15 Tahun 2001 sebagai Puskesmas Swadana, kemudian
19
pada tahun ini juga oleh Gubernur DKI Jakarta semua Puskesmas Kecamatan harus membuka Unit Puskesmas Siaga selama 24 jam. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 2086/2006 Tanggal 28 Desember 2006 Tentang Penetapan 44 Puskesmas Kecamatan sebagai Unit Kerja Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah secara bertahap, maka Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sejak Tahun 2007 menjalankan keputusan tersebut. Sejak bulan Mei 2015 Puskesmas Cempaka Putih pindah ke Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat I yang terletak di Jl. Cempaka Putih Barat 19 No. 2 RT 07 RW 07, Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kecamatan Cempaka Putih sesuai dengan instruksi Ka Sudinkes Jakarta Pusat, dikarenakan gedung Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih yang berlokasi di jl. Rawa kerbau beralih fungsi menjadi RSUK Kecamatan tipe D. Puskesmas Kecamatan di wilayah kecamatan Cempaka Putih yang membawahi 3 Puskesmas kelurahan yang berada di wilayah kecamatan Cempaka Putih. Seluruh Puskesmas tersebut memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat dilingkungan wilayah Kecamatan Cempaka Putih. Puskesmas di wilayah Kecamatan Cempaka Putih tersebut seperti yang terdapat pada gambar dan tabel di bawah ini :
Gambar 1.3 Skema Puskesmas di wilayah Kecamatan Cempaka Putih Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2015 Keterangan
: Puskesmas Kecamatan : Puskesmas Kelurahan
20
Tabel 1.8 Nama dan alamat Puskesmas Kelurahan Se-Kecamatan Cempaka Putih No 1
2
3
Nama Puskesmas Puskesmas Kecamatan Cempaka
Jl. Cempaka Putih
Putih
Barat 19 No. 2
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Jl. Cempaka Putih
Barat II
Barat II D/10 A
Puskesmas Kelurahan Rawasari
1.1.4.1.
Alamat
Jl. Pramuka Sari I 10/08
TELP 4219548
4256428
4250858
Visi, Misi, Kebijakan Mutu, dan Tujuan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Dengan surat keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta No 15 Tahun 2001 tentang uji coba Puskesmas Kecamatan di Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta sebagai unit swadana daerah maka Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih resmi menjadi “Puskesmas Unit Swadana Kecamatan Cempaka Putih” terhitung mulai tanggal 14 Februari 2001. Puskesmas Unit Swadana merupakan Puskesmas yang diberi wewenang mengelola sendiri penerimaan fungsionalnya untuk keperluan operasional secara langsung dan mengoptimalkan mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
A. Visi Puskesmas Menjadikan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagai Puskesmas pilihan utama di DKI Jakarta.
B. Misi Puskesmas Misi dari Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan SDM yang berkualitas dan kompeten secara berkelanjutan.
21
2. Meningkatkan mutu pelayanan secara menyeluruh yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan. 3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang aman, nyaman, dan berkualitas. 4. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan harmonis. 5. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan lintas sektoral.
C. Kebijakan Mutu Kebijakan Mutu dari Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih adalah memberikan pelayanan kesehatan profesional yang berorientasi pada peningkatan kepuasan pelanggan melalui pemenuhan persyaratan pelanggan serta peraturan terkait.
D. Tujuan Puskesmas Secara umum, tujuan disusunnya laporan tahunan ini adalah untuk mendapatkan gambaran umum keberhasilan dan kegagalan program yang telah dilaksanakan selama satu (1) tahun. Secara khusus,tujuannya adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan sebuah program 2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program 3. Untuk mengetahui pencapaian program kesehatan 4. Untuk mengetahui pencapaian indikator program 5. Untuk mengetahui tingkat penyerapan anggaran 6. Untuk mendapatkan bahan guna penyusunan perencanaan tahun berikutnya.
1.1.4.2.
Tugas pokok Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksana teknik Dinas
Kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian, Puskesmas Kelurahan, pengembangan upaya kesehatan, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan di wilayah kerjanya.
22
1.1.4.3.
Fungsi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 1. Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian Puskesmas Kelurahan, pengembangan upaya kesehatan dan pendidikan di wilayah kerjanya. 2. Melakukan
pembinaan,
pengawasan,
pengendalian
terhadap
pengelolaan dan pelayanan Puskesmas Kelurahan. 3. Memberikan pelayanan kesehatan klinis meliputi: loket, rekam medis, klinik umum, ibu anak, KB, gigi, spesialis, konsultasi remaja, gizi, geriatri, klinik 24 jam, persalinan. 4. Rawat inap, laboratorium klinik, apotek, farmasi komunikasi, radiologi, optik, serta klinik lainnya sesuai kebutuhan. 5. Mengkoordinasi
temu
lintas
batas,
lintas
sektoral
dalam
penanggulangan masalah kesehatan. 6. Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang meliputi Kader Kesehatan, Posyandu, Karang wredha dan lainlain.
1.1.4.4.
Sarana dan Prasarana A. Alat transportasi 1. Lima buah sepeda motor di Puskesmas Kecamatan 2. Pada awal tahun 2004 menerima satu unit Mobil Ambulance Mitsubishi L 300 untuk operasional Puskesmas. 3. Tahun 2005 menerima satu Unit Mobil Dinas Suzuki APV untuk Operasional Puskesmas. 4. Tahun 2014 menerima satu Unit Mobil Ambulance KIA Travelo untuk Operasional Puskesmas
B. Alat medis dan non medis 1. Peralatan Laboratorium lengkap. 2. Alat pemeriksaan khusus untuk kasus THT sudah dioprasikan. 3. Alat audiometri untuk sementara belum bisa dioperasikan.
23
4. Alat pemeriksaan empat unit EKG 5. Enam Dental unit di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, dan masing-masing 1 unit di Puskesmas Kelurahan. (dari 6 Dental Unit
Puskesmas
Kecamatan
Cempaka
Putih,
karena
keterbatasan hanya bisa dioperasionalkan 5 Dental Unit) 6. Satu Unit alat USG belum bisa dioperasikan karena belum ada SDM yang memadai. 7. Obat-obatan. (perencanaan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas).
24
Gambar 1.4 Denah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Sumber: Arsip Profil Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
25
1.1.4.5.
Daftar 15 Penyakit Terbanyak Januari – Desember 2016 di
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Berdasarkan hasil laporan bulanan Penyakit (LB1) Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Cempaka Putih pada Januari – Desember tahun 2016 menurut golongan semua umur seperti grafik berikut ini.
Data Penyebaran Penyakit PKM Kecamatan Cempaka Putih
TB paru Penyakit lain dari saluran pernafasan bawah Karies gigi Gingivitis & penyakit periodental indeksi mastoid (mastoiditis) Tonsilitis Penyakit & kelainan susunan syaraf lain Diare (termasuk tersangka kolera) Penyakit kulit alergi Penyakit lain pada saluran nafas atas Penyakit kulit infeksi Penyakit pada sistem otot &jaringan pengikat Penyakit pulpa & periapikal Penyakit darah tinggi Infeksi akut lain pernafasan atas
324 340 512 546 558 1415 1505 1975 2759 3090 3099 4365 4613 5800 18139 0
4000
8000
12000
16000
20000
Grafik 1.1 Data Penyebaran Penyakit PKM Kecamatan Cempaka Putih Januari – Desember 2016
1.1.5.
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana
Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target Millineum Development Goals (MDGS) untuk tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Tujuan Program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
26
(NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya ( Depkes RI, 2001). Untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan dilakukan evaluasi. Salah satu tujuan dari evaluasi Program KIA adalah untuk memantau perkembangan
pelayanan
KIA
di tempat pelayanan. Evaluasi
hasilprogram KIA di Puskesmas dilakukan berdasarkan laporan bulanan KIA, kelahiran dan kematian per desa, penemuan kasus BBLR per desa, penemuan kasus tetanus neonatorum per desa, kematian ibu, register kematian perinatal
(0 - 7)
hari,
rekapitulasi
pelacakan
kematian
neonatal, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA indikator ibu, PWS KIA indikator anak serta laporan bulanan Standar Pelayanan Minimal (SPM) KIA. Laporan bulanan KIA untuk memantau kegiatan kesehatan ibu dan bayi disuatu wilayah Puskesmas, Laporan kematian
perdesa
untuk
memantau
kelahiran
dan
perkembangan kelahiran dan
kematian neonatal dimasing-masing desa dalam suatu wilayah. Laporan penemuan kasus BBLR dan laporan penemuan kasus tetanus neonatorum perdesa digunakan memantau kasus BBLR dan tetanus neonatorum di wilayah desa (Depkes RI, 2001). Pemantapan pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan (Depkes RI, 2001): 1.
Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran.
2.
Peningkatan
pertolongan
persalinan
oleh
tenaga
kesehatan
kebidanan. 3.
Peningkatan deteksi dini resiko tinggi atau komplikasi oleh tenaga kesehatan dan masyarakat.
4.
Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
5.
Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas degan mutu sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran.
27
1.1.5.1
Kegiatan program KIA:
A. Pelayanan Antenatal Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalamStandar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas: 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan. 2. Ukur tekanan darah 3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas). 4. Ukur tinggi fundus uteri. 5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ). 6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) 7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan. 8. Test laboratorium (rutin dan khusus). 9. Tatalaksana kasus 10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan sebagai berikut : -
Minimal 1 kali pada triwulan pertama.
-
Minimal 1 kali pada triwulan kedua.
-
Minimal 2 kali pada triwulan ketiga
28
Tabel 1.9 Cakupan K1 dan K4 bulan Januari - April di wilayah puskesmas kecamatan Cempaka Putih
Januari -April
Jumlah
%
Jumlah
%
K4
Puskesmas
K1
1.
CPT
111
33,3%
33,33%
103
30,9%
32,0%
2.
CPB
178
33,0%
33,33%
168
31,1%
32,0%
3.
Rawasari
124
33,2%
33,33%
114
30,5%
32,0%
413
33,1%
33,3%
385
30,9%
32,0%
No .
Rata rata sekecematan
Jauari -April Target
Target
b. Pertolongan Persalinan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Pada kenyataan di lapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu secara bertahap seluruh persalinan akan ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten dan diarahkan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan halhal sebagai berikut : 1. Pencegahan infeksi 2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar. 3. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi. 4. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). 5. Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir.
29
Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan pertolongan persalinan adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan. Tabel 1.10 Cakupan persalinan tenaga kesehatan bulan Januari – April 2017 pada wilayah puskesmas kecamatan Cempaka Putih Persalinan dibantu Tenaga
Januari -April
%
Target
Jumlah
No.
Puskesmas
Kesehatan
1.
CPT
62
19,5%
32,33%
2.
CPB
125
24,2%
32,33%
3.
Rawasari
77
21,6%
32,33%
264
22,2%
32,33%
Rata rata sekecamatan
c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dan meningkatkan cakupan KB Pasca Persalinan dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu : -
Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
-
Kunjungan nifas ke dua dalam waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 setelah persalinan.
30
-
Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan.
Pelayanan yang diberikan adalah : a. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. b. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus). c. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya. d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan. e. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali , pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A pertama. f. Pelayanan KB pasca salin adalah pelayanan yang diberikan kepada Ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat . Tabel 1.11 Cakupan kunjungan nifas bulan Januari – April 2017 di wilayah puskesmas kecamatan Cempaka putih
No
April
%
Target
Jumlah
.
Puskesmas
Kunjungan Nifas
1.
CPT
60
18,9%
32,00%
2.
CPB
125
24,2%
32,00%
3.
Rawasari
76
21,3%
32,00%
261
21,9%
32,00%
Rata rata sekecamatan
31
d. Pelayanan Kesehatan Neonatus Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah. Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus : 1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 48 Jam setelah lahir. 2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir. 3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 setelah lahir. Tabel 1.12 Cakupan kunjungan neonatus Januari – April 2017 di wilayah puskesmas kecamatan Cempaka Putih
Target
%
No.
Januari -April
Jumlah
Puskesmas
KN1
1.
CPT
62
21,4%
33,33%
2.
CPB
125
26.2%
33,33%
3.
Rawasari
77
22,7%
33,33%
264
22,2%
33,33%
Rata rata sekecaamatan
32
e. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonates oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat. Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan. Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal , tetapi tetap mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi. Oleh karenanya deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor risiko dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini mungkin, merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkannya. Faktor risiko pada ibu hamil adalah : 1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. 2. Anak lebih dari 4. 3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun. 4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan. 5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl. 6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang. 7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus, dll), tumor dan keganasan. 8. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital. 9. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksivakum/ forseps. 10. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan, Infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues).
33
11. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital. 12. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster. 13. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar. 14. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu. Catatan : penambahan berat badan ibu hamil yang normal adalah 9-12 kg selama masa kehamilan.
f. Penanganan Komplikasi Kebidanan Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan komplikasi kebidanan maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu memberikan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi secara berjenjang mulai dari polindes/poskesdes, puskesmas mampu PONED sampai rumah sakit PONEK 24 jam. Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED meliputi : 1. Pelayanan obstetri : -
Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas.
-
Pencegahan dan penanganan Hipertensi dalam Kehamilan (pre-eklampsi dan eklampsi)
-
Pencegahan dan penanganan infeksi.
-
Penanganan partus lama/macet.
-
Penanganan abortus.
-
Stabilisasi
komplikasi
obstetrik
untuk
dirujuk
dan
transportasi rujukan. 2. Pelayanan neonatus : -
Pencegahan dan penanganan asfiksia.
-
Pencegahan dan penanganan hipotermia.
-
Penanganan bayi berat lahir rendah (BBLR).
-
Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang neonatus, ikterus ringan sedang.
34
Tabel 1.13 Cakupan penanganan komplikasi ibu hamil dan neonatus
No
Penanganan Komplikasi
Penanganan Komplikasi
Ibu hamil
Neonatus
Januari -April
Januari -April
Jumlah
%
Target
%
Target
Jumlah
.
Puskesmas
bulan Januari – April di wilayah puskesmas kecamatan Cempaka Putih
1.
CPT
16
24,2%
31,67%
7
14,6%
26,67%
2.
CPB
22
20,4%
31,67%
13
16,7%
26,67%
3.
Rawasari
19
25,3%
31,67%
6
11,3%
26,67%
57
22,9%
31,67%
19
10,6%
26,67%
Rata rata sekecamatan
1.1.8. Identifikasi Masalah 1) Cakupan K1 Puskesmas di Kelurahan Rawasari Januari – April 2017 sebanyak 33,2% 2) Cakupan K1 Puskesmas di Kelurahan Cempaka Putih Barat Januari – April 2017 sebanyak 33,0% 3) Cakupan K4 se- Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 sebanyak 30,9 % 4) Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 sebanyak 22,2% 5) Cakupan kunjungan nifas se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 sebanyak 21,9% 6) Cakupan KN1 se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 sebanyak 22,2% 7) Cakupan penanganan komplikasi ibu hamil se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 sebanyak 22,9%
35
8) Cakupan penanganan komplikasi neonatus se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 sebanyak 10,6% 1.1.9. Rumusan Masalah 1) Cakupan K1 Puskesmas di Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Januari – April 2017 sebanyak 33,0% kurang dari target sebesar 33,33% . 2) Cakupan K1 Puskesmas di Kelurahan Rawasari periode Januari – April 2017 sebanyak 33,2% kurang dari target sebesar 33,33%. 3) Cakupan K4 se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 30,9 % kurang dari target sebesar 32,0% 4) Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2% kurang dari target sebesar 32,33%. 5) Cakupan kunjungan nifas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – April 2017 sebanyak 21,9% kurang dari target sebesar sebesar 32,0% 6) Cakupan KN1 se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2% kurang dari target sebesar 33,33% 7) Cakupan penanganan komplikasi ibu hamil se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 22,9% kurang dari target sebesar 31,67% 8) Cakupan penanganan komplikasi neonatus se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 10,6% kurang dari target sebesar 26,67%
36
BAB II PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH
2.1 Menetapkan Prioritas Masalah Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup. Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi menetapkan kriteria, memberikan bobot masalah dan menentukan skoring tiap masalah. Pada BAB I dirumuskan terdapat 33 masalah yang terdapat pada program KIA di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih. Hal tersebut disebabkan oleh adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua masalah yang telah dirumuskan perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.
2.1.1 Non-Scoring Technique Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu: 37
A. Metode Delbeq Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama. B. Metode Delphi Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.
2.1.2 Scoring Technique a. Metode Bryant Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu: 1. Prevalence Besarnya masalah yang dihadapi 2. Seriousness Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut. 3. Manageability Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya 4. Community concern Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang
38
didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil. b. Metode Matematik PAHO (Pan American Health Organization) Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah: 1. Magnitude Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi. 2. Severity Besarnya kerugian yang timbul ditunjukkan dengan case fatality rate masing – masing penyakit. 3. Vulnerability Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. 4. Community and Political Concern Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi. 5. Affordobility Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia. Magnitude (M) masalah Menunjukkan seberapa besar angka penduduk yang terkena permasalahan tersebut. Dalam hal ini yang magnitude nya lebih besar akan menjadi suatu masalah yang lebih penting.
c. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment) Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing – masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih
39
objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari: 1. Emergency Emergency
menunjukkan
seberapa
fatal
suatu
permasalahan
sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah imunisasi, maka yang digunakan sebagai parameter adalah angka kesakitan bayi dan lain sebagainya. 2. Greatest member Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greetes member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan. 3. Expanding Scope Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter lain yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut. 4. Feasibility Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut. 5. Policy Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah
40
mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai media. Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Bobot 3 : sangat penting
Bobot 2 : penting
Bobot 1 : cukup penting
2.1.3 Pemilihan Metode PAHO Tabel 2.1 Skoring Magnitude Di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 No
Interval Selisih (%)
Skor
1
0,13 – 1,75
1
2
1,75 – 3,37
2
3
3,37 – 4,99
3
4
4,99 – 6,61
4
5
6,61 – 8,23
5
6
8,23 – 9,85
6
7
9,85 – 11,47
7
8
11,47 – 13,09
8
9
13,09 – 14,71
9
10
14,71 – 16,07
10
41
Tabel 2.2 Score Magnitude Di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Januari - April 2017 No 1.
Daftar Masalah Cakupan
K1
di
Puskesmas
Kelurahan
Target
Capaian
Selisih
Skor
33,33%
33,0%
0,33
1
(178)
%
Cempaka Putih Barat periode Januari – April (179,28) 2017 sebanyak 33,0% kurang dari target sebesar 33,33%
2.
Cakupan
K1
di
Puskesmas
Kelurahan
33,33%
33,2%
0,13
Rawasari periode Januari – April 2017
(124,5)
(124)
%
Cakupan K4 se-Kecamatan Cempaka Putih
32,0%
30,9%
1,1
periode Januari – April 2017 sebanyak 30,9 %
(398,7)
(385)
%
32,33%
22,2%
10,13
(264)
%
21,9%
10,1
(261)
%
1
sebanyak 33,2% kurang dari target sebesar 33,33%
3.
1
kurang dari target sebesar 32,0%.
4.
Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan
di se-Kecamatan Cempaka Putih periode (384,46) Januari – April 2017 sebanyak 22,2% kurang
7
dari target sebesar 32,33%
5.
Cakupan kunjungan nifas di se-Kecamatan
32,0%
Cempaka Putih periode Januari – April 2017 (381,67) sebanyak 21,9% kurang dari targer sebesar
7
32,0%
6.
Cakupan KN1 di se-Kecamatan Cempaka
33,33%
22,2%
11,13
Putih periode Januari – April 2017 sebanyak
(396)
(264)
%
Cakupan penanganan komplikasi ibu hamil di
31,67%
22,9%
8,77
se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari
(78,82)
(57)
%
7
23,8% kurang dari target sebesar 32,0%
7.
6
– April 2017 sebanyak 22,9% kurang dari target sebesar 31,67%
42
No
Daftar Masalah
Target
Capaian
Selisih
Skor
8.
Cakupan penanganan komplikasi neonatus di
26,67%
10,6%
16,07
10
se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari
(47)
(19)
%
– April 2017 sebanyak 10,6% kurang dari target sebesar 26,67%
Severity Kriteria ini menggambarkan besarnya permasalahan yang disebabkan oleh masalah kesehatan, sehingga menimbulkan angka kesakitan dan angka kematian. Hal ini dapat ditentukan melalui angka Case Fatality Rate apabila permasalahan yang diukur merupakan suatu masalah penyakit. Apabila masalah lain yang berhubungan penyakit yang akan dinilai dapat digunakan angka proxy CFR dimana merupakan masalah masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai proxy dapat didapatkan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, dan justifikasi.
Tabel 2.3 Case Fatality Rate Di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 No
Promkes
Komponen
Proxy
1.
KIA
AKI
0,46%
2.
KIA
AKN
1,9%
Ditentukan skor bagi nilai diatas sebagai berikut: Tabel 2.4. Penentuan Skoring Severity Interval
Skor
0,59 % – 2,44 %
1
2,45 % – 4,29 %
2
4,30 % – 6,14 %
3
6,15 % – 7,99 %
4
8,00 % – 9,84 %
5
9.85 % – 11,69 %
6
11,70 % - 13,54 %
7
13,55 % - 15,39 %
8
15,40 % - 17,97%
9
43
Kemudian ditentukan skor bagi nilai diatas sebagai berikut: Tabel 2.5 Score Severity Di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Januari - April 2017 No
Daftar Masalah
Target
Capaian
Selisih
Skor
+ CFR 1.
Cakupan K1 di Puskesmas Kelurahan
33,33%
Cempaka Putih Barat periode Januari – April (179,28) 2017 sebanyak 33,0% kurang dari target
33,0%
0,33 +
(178)
0,46=
1
0,79%
sebesar 33,33%
2.
Cakupan K1 di Puskesmas Kelurahan
33,33%
33,2%
0,13 +
Rawasari periode Januari – April 2017
(124,5)
(178)
0,46=
sebanyak 33,2% kurang dari target sebesar
1
0,59%
33,33%
3.
Cakupan
K4
Puskesmas
se-Kecamatan
32,0%
30,9%
1,1 +
Cempaka Putih periode Januari – April 2017
(398,7)
(385)
0,46=
sebanyak 30,9 % kurang dari target sebesar
1
1,47%
32,0%
4.
Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan
32,33%
di se-Kecamatan Cempaka Putih periode (384,46) Januari – April 2017 sebanyak 22,2% kurang
22,2%
10,13
(264)
%+ 0,46 =
dari target sebesar 32,33%
5.
Cakupan kunjungan nifas di se-Kecamatan
6
10,59% 32,0%
Cempaka Putih periode Januari – April 2017 (381,67) sebanyak 21,9% kurang dari target sebesar
21,9%
10,1 +
(261)
0,46= 10,47%
32,0%
44
6
Tabel 2.5 Score Severity Di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Januari - April 2017 No 6.
Daftar Masalah
Target
Cakupan KN1 di se-Kecamatan Cempaka 33,33% Putih periode Januari – April 2017 sebanyak
(396)
Capaian
Selisih
22,2%
11,13 +
(264)
1,9=
23,8% kurang dari target sebesar 32,0%
7.
Cempaka
Putih
7
13,03%
Cakupan penanganan komplikasi ibu hamil di 31,67% se-Kecamatan
Skor
periode
(78,82)
22,9%
8,77+
(57)
0,46=
Januari – April 2017 sebanyak 22,9% kurang
5
9,23%
dari target sebesar 31,67%
8.
Cakupan penanganan komplikasi neonatus di 26,67% se-Kecamatan
Cempaka
Putih
periode
(47)
10,6%
16,07 +
(19)
1,9 =
Januari – April 2017 sebanyak 10,6% kurang
9
17,97%
dari target sebesar 26,67%.
Vulnerability Merupakan penilaian terhadap ketersediaan teknologi, sumber daya, ataupun obat – obatan yang efektif untuk mengatasi permasalahan. Penilaian dibagi berdasarkan ada dalam jumlah yang mencukupi, ada namun kurang mencukupi, dan tidak ada sama sekali. Dikatakan cukup apabila dalam proses berlangsungnya program hal tersebut tidak menjadi suatu hal yang menghalangi diberi nilai tiga. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlahnya kurang atau terlambat datang atau ada namun tidak layak digunakan diberi nilai dua. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberikan nilai satu.
Tabel 2.6 Skoring Ketersediaan Tempat Terhadap Kegiatan Di Puskesmas seKecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 Kategori
Tempat
Ketersediaan
Skor
Tidak ada
1
Ada tetapi kurang
2
Ada dan cukup
3
45
Tabel 2.7 Skoring Ketersediaan Program Kerja Terhadap Kegiatan Di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 Kategori
Ketersediaan
Program Kerja
Skor
Tidak ada
1
Ada tetapi kurang
2
Ada dan cukup
3
Tabel 2.8 Skala Penilaian Ketersediaan Sumber Daya Manusia Terhadap Kegiatan Di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 No
Petugas : Penduduk
Skala
1
< 1 : 28.000
3
2
1:28.001 - 1 : 56.000
2
3
1 : 56.001 – 1 : 45.000
1
Tabel 2.9 Score Vulnerability No. 1.
Daftar Masalah Cakupan
K1
di
Alat
Puskesmas
Tempat Prog.Kerja
SDM
Jumlah
2
2
2
2
8
2
2
2
2
8
2
2
2
2
8
Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Januari – April 2017 sebanyak 33,0% kurang dari target sebesar 33,33%
2.
Cakupan Kelurahan
K1
di
Puskesmas
Rawasari
periode
Januari – April 2017 sebanyak 33,2% kurang dari target sebesar 33,33%
3.
Cakupan Kecamatan
K4
Puskesmas Cempaka
sePutih
periode Januari – April 2017 sebanyak 30,9 % kurang dari target sebesar 32,0%
46
No. 4.
Daftar Masalah Cakupan tenaga
persalinan
dengan
kesehatan
Kecamatan
Alat
Cempaka
di
Tempat Prog.Kerja
SDM
Jumlah
2
2
2
2
8
2
2
2
2
8
2
2
2
2
8
1
1
1
1
4
1
1
1
1
4
sePutih
periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2% kurang dari target sebesar 32,33%
5.
Cakupan kunjungan nifas di seKecamatan
Cempaka
Putih
periode Januari – April 2017 sebanyak 21,9% kurang dari target sebesar 32,0%
6.
Cakupan KN1 di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April
2017
sebanyak
23,8%
kurang dari target sebesar 32,0%
7.
Cakupan penanganan komplikasi ibu
hamil
di
se-Kecamatan
Cempaka Putih periode Januari – April
2017
sebanyak
22,9%
kurang dari target sebesar 31,67%
8.
Cakupan penanganan komplikasi neonatus
di
se-Kecamatan
Cempaka Putih periode Januari – April
2017
kurang
dari
sebanyak
10,6%
target
sebesar
26,67%.
47
Community and political concern Menunjukan sejauh mana permasalahan tersebut menjadi perhatian masyarakat dan politisi. Parameter yang digunakan utuk menilai seberapa concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terdapat pada peraturan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan ada atau tidak adanya kebijakan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Bila parameter tersebut ada dalam kebijakan pemerintah maka diberi skor 15. Apabila parameter tersebut ada di kebijakan daerah maka diberikan skor 10. Apabila parameter tersebut ada di kebijakan puskesmas maka diberikan skor 5.
Tabel 2.10 Penentuan Nilai Community and political concern Terhadap Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 Parameter
Score
Kebijakan Puskesmas
5
Kebijakan Pemerintah Daerah
10
Kebijakan Pemerintah Pusat
15
Tabel 2.11 Penentuan Score Community and Political Concern Terhadap Kegiatan Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017
NO 1.
Daftar Masalah Cakupan K1 di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat
Skor 15
periode Januari – April 2017 sebanyak 33,0% kurang dari target sebesar 33,33% 2.
Cakupan K1 di Puskesmas Kelurahan Rawasari periode
15
Januari – April 2017 sebanyak 33,2% kurang dari target sebesar 33,33% 3.
Cakupan K4 Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih
15
periode Januari – April 2017 sebanyak 30,9 % kurang dari target sebesar 32,0%
48
4.
Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di se-
15
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2% kurang dari target sebesar 32,33% 5.
Cakupan kunjungan nifas di se-Kecamatan Cempaka Putih
15
periode Januari – April 2017 sebanyak 21,9% kurang dari target sebesar 32,0% 6.
Cakupan KN1 di se-Kecamatan Cempaka Putih periode
15
Januari – April 2017 sebanyak 23,8% kurang dari target sebesar 32,0% 7.
Cakupan penanganan komplikasi ibu hamil di se-Kecamatan
15
Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 22,9% kurang dari target sebesar 31,67% 8.
Cakupan penanganan komplikasi neonatus di se-Kecamatan
15
Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 10,6% kurang dari target sebesar 26,67%.
Affordability Affordability menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia. Hal ini dapat di nilai dengan cara menggunakan Scoring tentang ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan Puskesmas Se-Kecamatan Menteng, dimana system penilaiannya dibagi menjadi dua yaitu “cukup” dan “kurang’. Penilaian tersebut didapatkan berdasarkan wawancara langsung dengan pemegang program promosi kesehatan dan Puskesmas terkait.
Tabel 2.12 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Puskesmas seKecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 DANA
SCORE
Cukup
2
Kurang
1
49
Tabel 2.13 Penentuan Score Affordability No.
Daftar Masalah
Skor
1.
Cakupan K1 di Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Januari – April
2
2017 sebanyak 33,0% kurang dari target sebesar 33,33% Cakupan K1 di Puskesmas Kelurahan Rawasari periode Januari – April 2017
2.
sebanyak 33,2% kurang dari target sebesar 33,33% Cakupan K4 Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017
3.
2
sebanyak 30,9 % kurang dari target sebesar 32,0% Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih
4.
2
periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2% kurang dari target sebesar 32,33% Cakupan kunjungan nifas di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April
5.
2
2017 sebanyak 21,9% kurang dari target sebesar 32,0% Cakupan KN1 di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017
6.
2
sebanyak 23,8% kurang dari target sebesar 32,0% Cakupan penanganan komplikasi ibu hamil di se-Kecamatan Cempaka Putih periode
7.
1
Januari – April 2017 sebanyak 22,9% kurang dari target sebesar 31,67% Cakupan penanganan komplikasi neonatus di se-Kecamatan Cempaka Putih periode
8.
1
Januari – April 2017 sebanyak 10,6% kurang dari target sebesar 26,67%.
Tabel 2.14 Penentuan Masalah Menurut Metode PAHO Di Puskesmas seKecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 No
Daftar Masalah
Magnit
Severi
Vulnera
Community
Affordab
Final
ude
ty
bility
and political
ility
Score
2
240
concern 1.
Cakupan
K1
di
Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Januari – April
1
1
8
15
2017 sebanyak 33,0% kurang
dari
target
sebesar 33,33%
50
No
Daftar Masalah
Magnit
Severi
Vulnera
Community
Affordab
Final
ude
ty
bility
and political
ility
Score
240
concern 2.
Cakupan
K1
di
Puskesmas Kelurahan Rawasari
periode
Januari – April 2017 sebanyak
1
1
8
15
2
1
1
8
15
2
240
7
6
8
15
2
10080
7
6
8
15
2
10080
33,2%
kurang
dari
target
sebesar 33,33%
3.
Cakupan
K4
Puskesmas
se-
Kecamatan
Cempaka
Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 30,9 % kurang dari target sebesar 32,0%
4.
Cakupan
persalinan
dengan
tenaga
kesehatan
di
se-
Kecamatan
Cempaka
Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2%
kurang
dari
target sebesar 32,33%
5.
Cakupan
kunjungan
nifas di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak kurang
21,9% dari
target
sebesar 32,0%
51
No
Daftar Masalah
Magnit
Severi
Vulnera
Community
Affordab
Final
ude
ty
bility
and political
ility
Score
concern 6.
Cakupan KN1 di seKecamatan
Cempaka
Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 23,8%
kurang
7
7
8
15
2 11760
dari
target sebesar 32,0%
7.
Cakupan penanganan komplikasi ibu hamil di
se-Kecamatan
Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak kurang
6
5
4
15
1 1800
22,9% dari
target
sebesar 31,67%
8.
Cakupan penanganan komplikasi neonatus di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak kurang
10
9
4
15
1
10,6% dari
target
sebesar 26,67%.
Berdasarkan perhitungan dengan metode PAHO dari 8 masalah maka ditetapkan dua prioritas masalah yang akan diciptakan yaitu: 1. Cakupan Cakupan KN1 di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 23,8% kurang dari target sebesar 32,0%
2. Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2% kurang dari target sebesar 32,33%.
52
5400
2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah yang ada, selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang ada terlebih dahulu. Pada tahapan dilakukan mecari akar permasalahan dari tiap tiap masalah yang dijadikan prioritas. Pada tahapan ini digunakan diagram sebab akibat yaitu diagram tulang ikan (fishbone diagram/Ishikawa). Dengan memanfaatkan pengetahuan serta data – data yang telah didapatkan maka dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis. Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input yaitu sumber daya atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem adalah: (Azwar Azrul, 1996). a. Man
: Jumlah staf/petugas, keterampilan, pengetahuan, dan
motivasi kerja b. Money
: Jumlah dana yang tersedia.
c. Material
: Jumlah peralatan medis dan jenis obat
d. Method
: Mekanisme caya yang digunakan
Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada proses, menurut George R. Terry, terdiri dari: 1.
Planning (perencanaan):
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya. 2.
Organizing (pengorganisasian):
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi. 3.
Actuating (penggerak pelaksanaan):
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia. 4.
Controlling (monitoring):
53
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan. 5.
Evaluating (evaluasi):
Evaluasi adalah proses penilaian. Dalam Program, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan program. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya. Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya dengan menggunakan fishbone diagram/Ishikawa: 1. Cakupan KN1 di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017
2. Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017
54
Gambar 2.1 Cakupan KN1 di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017
55
Gambar 2.2 Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017
56
2.2.1. Menentukan Penyebab Masalah yang Paling Dominan Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari dua prioritas masalah yang ada, dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan) dan telah dikonfirmasi dengan data yang ada, ditemukanlah akar penyebab masalah. Dari sekian banyak akar penyebab masalah yang telah ditemukan, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan. Akar penyebab masalah yang paling dominan adalah akar penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan adalah melalui cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Menggunakan gambar diagram tulang ikan (fishbone) dapat diketahui akar penyebab masalah yang paling dominan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017.
2.3
Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone (diagram tulang ikan) pada Cakupan KN1 di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 23,8%
Akar penyebab masalah yang di temukan pada input adalah: 1. Banyaknya program dalam waktu yang bersamaan (Man) 2. Kurangnya perencanaan dalam pendanaan (Money) 3. Kurangnya sumber pendanaan (Material) 4. Kurangnya perencanaan dalam menjalankan program (Method)
Akar penyebab masalah yang di temukan pada proses adalah : 1. Petugas memiliki pekerjaan ganda (Planning) 2. Kurangnya perencanaan dalam menjalankan program (Organizing) 3. Petugas memiliki pekerjaan ganda (Actuating) 4. Jumlah petugas yang masih kurang (Controlling) 5. Kurangnya promosi program (Environment) Dari sembilan akar penyebab masalah diatas, dipilih tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga
57
pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah: 1. Kurangnya sumber pendanaan (Money, material) 2. Petugas memiliki pekerjaan ganda (Planning, actuating) 3. Kurangnya perencanaan dalam menjalankan program (Method, organizing)
2.4
Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone (diagram tulang ikan) pada Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2%
Akar penyebab masalah yang di temukan pada input adalah: 1. Banyaknya program dalam waktu yang bersamaan (Man) 2. Kurangnya perencanaan dalam pendanaan (Money) 3. Kurangnya sumber pendanaan (Material) 4. Kurangnya perencanaan dalam menjalankan program (Method) Akar penyebab masalah yang di temukan pada proses adalah : 1. Petugas memiliki tugas ganda (Planning) 2. Kurangnya perencanaan dalam menjalankan program (Organizing) 3. Petugas memiliki tugas ganda (Actuating) 4. Kurangnya perencanaan dalam menjalankan program (Controlling) 5. Kurangnya peran tokoh masyarakat (Environment) Dari sembilan akar penyebab masalah diatas, dipilih tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah: 1. Kurangnya perencanaan dalam menjalankan program (Method, organizing, controlling)) 2. Petugas memiliki tugas ganda (Planning, actuating)) 3. Kurangnya peran tokoh masyarakat (Environment)
58
BAB III MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH 3.1.
Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut maka ditentukan beberapa alternative pemecahan masalah. Penetapan alternative pemecahan masalah menggunakan metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment), yaitu dengan memberikan skoring 1-4 pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok. Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan sehingga hasil yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria dengan skor dari setiap alternative masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut setiap kriteria berdasarkan masing–masing alternative masalah tersebut. Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah : 1. Mudah dilaksanakan. Diberi nilai 1-4, di mana nilai 4 merupakan masalah yang paling mudah dilaksanakan dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan. 2. Murah biayanya. Diberi nilai 1-4, di mana nilai 4 merupakan masalah yang paling murah biaya pelaksanaannya dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal biaya pelaksanaannya. 3. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama. Diberi nilai 1-4, di mana nilai 4 adalah masalah yang paling dapat diselesaikan dengan cepat dan nilai 1 adalah masalah yang memerlukan waktu paling lama dalam penyelesaiannya. 4. Ketersediaan sumber daya. Diberi nilai 1-4, di mana nilai merupakan ketersediaan sumber daya yang mencukupi dan nilai 1 merupakan ketersediaan sumber daya yang sangat kurang.
59
3.2. Cakupan KN1 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 23,8% kurang dari target sebesar 32,0%
Dari sembilan akar penyebab masalah, maka dipilih tiga akar penyebab masalah yang paling dominan dan ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya, sebagai berikut: 1. Kurangnya sumber pendanaan Alternatif: -
Menganjurkan
kepada
Kepala
Puskesmas
untuk
mengajukan alokasi dana kepada pemerintah setempat. 2. Petugas memiliki pekerjaan ganda Alternatif : -
Menganjurkan
kepada
Kepala
Puskesmas
agar
menambah tenaga kesehatan di Puskesmas Cempaka Putih. 3. Kurangnya perencanaan dalam menjalankan program Alternatif : -
Menganjurkan
kepada
Kepala
Puskesmas
agar
mengadakan rapat perencanaan dan evaluasi setiap program yang telah dijalankan. -
Menyarankan agar petugas kesehatan dan kader/tokoh masyarakat setempat dapat bekerja sama dengan baik dan melakukan evaluasi serta pendataan jumlah bayi baru lahir dengan akurat. Dapat juga dilakukan edukasi tentang pentingnya melakukan pemeriksaan bayi baru lahir ke puskesmas setempat.
60
Tabel 3.1 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan KNI di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 No
Parameter
Bobot
AL – 1
AL – 2
AL – 3
AL – 4
N
BN
N
BN
N
BN
N
BN
1
Mudah dilaksanakan
4
2
8
3
12
4
16
4
16
2
Murah biayanya
3
3
9
4
12
4
12
4
12
2
2
4
4
8
4
8
4
8
1
4
4
4
4
4
4
4
4
3 4
Waktu penerapannya sampai masalah terpecahkan tidak terlalu lama Dapat memecahkan masalah dengan sempurna Jumlah
25
36
40
40
Keterangan: -
AL – 1
: Mengajukan alokasi dana kepada pemerintah setempat.
-
AL – 2
: Menambah tenaga kesehatan di Puskesmas Cempaka Putih.
-
AL – 3
: Mengadakan rapat perencanaan dan evaluasi program
-
AL – 4
: Kerjasama yang baik antara petugas kesehaan dan kader/tokoh masyarakat setempat dengan edukasi, evaluasi dan
pencatatan jumlah bayi baru lahir.
61
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA, berdasarkan pada jumlah BN tertinggi didapatkan hasil berupa peringkat sebagai berikut: 1. Mengadakan rapat perencanaan dan evaluasi program 2. Kerjasama yang baik antara petugas kesehaan dan kader/tokoh masyarakat setempat dengan edukasi, evaluasi dan pencatatan jumlah bayi baru lahir. 3. Menambah tenaga kesehatan di Puskesmas Cempaka Putih. 4. Mengajukan alokasi dana kepada pemerintah setempat. 3.3. Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di Wilayah seKecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2% kurang dari target sebesar 32,33%
Dari sembilan akar penyebab masalah, maka dipilih tiga akar penyebab masalah yang paling dominan dan ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya, sebagai berikut: 1. Kurangnya perencanaan dalam menjalankan program Alternatif: -
Menganjurkan kepada program agar mengadakan rapat perencanaan dan evaluasi setiap program yang telah dijalankan.
-
Menyarankan agar petugas kesehatan dan kader/tokoh masyarakat setempat dapat bekerja sama dengan baik dan melakukan evaluasi serta pendataan jumlah ibu hamil dengan akurat dan dapat dilakukan edukasi untuk melakukan persalinan di sarana kesehatan di daerahnya (Puskesmas)
62
2. Petugas memiliki tugas ganda Alternatif : -
Menganjurkan
kepada
kepala
puskesmas
untuk
menambah tenaga kesehatan di Puskesmas Cempaka Putih. 3. Kurangnya peran tokoh masyarakat Alternatif: -
Menganjurkan
kepada
Kepala
Puskesmas
unuk
menunjuk kader yang dapat memantau dan menuntun ibu hamil agar dapat melakukan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih. -
Menganjurkan agar tokoh masyarakat setempat lebih peduli dan mengawasi ibu hamil di daerahnya dan melakukan edukasi agar dapat melakukan persalinan dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Kec. Cempaka Putih. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan kunjungan rumah.
63
Tabel 3.2 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di Wilayah Puskesmas seKecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 No
Parameter
Bobot
AL – 1
AL – 2
AL – 3
AL – 4
AL – 5
N
BN
N
BN
N
BN
N
BN
N
BN
1
Mudah dilaksanakan
4
4
16
4
16
3
12
3
16
4
16
2
Murah biayanya
3
4
12
4
12
4
12
4
12
4
12
2
4
8
4
8
4
8
4
8
4
8
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
Waktu penerapannya sampai masalah terpecahkan tidak terlalu lama Dapat memecahkan masalah dengan sempurna Jumlah
40
40
36
36
40
Keterangan: -
AL – 1
: Mengadakan rapat perencanaan dan evaluasi program
-
AL – 2
: Kerjasama yang baik antara petugas kesehaan dan kader/tokoh masyarakat setempat dengan edukasi, evaluasi dan
pencatatan jumlah ibu hamil. -
AL – 3
: Menambah tenaga kesehatan di Puskesmas Cempaka Putih.
-
AL – 4
: Adanya pemilihan kader
-
AL – 5
: Melakukan pengawasan dari kader dengan kunjungan rumah.
64
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA, berdasarkan pada jumlah BN tertinggi didapatkan hasil berupa peringkat sebagai berikut: 1. Mengadakan rapat perencanaan dan evaluasi program 2. Kerjasama yang baik antara petugas kesehaan dan kader/tokoh masyarakat setempat dengan edukasi, evaluasi dan pencatatan jumlah ibu hamil. 3. Melakukan pengawasan dari kader dengan kunjungan rumah. 4. Adanya pemilihan kader 5. Menambah tenaga kesehatan di Puskesmas Cempaka Putih.
65
BAB IV RENCANA PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH
4.1 Menyusun Rencana Kegiatan Pemecahan Masalah Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan masalah.
4.1.1
Cakupan KN1 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebesar 23,8% Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah, Cakupan KN1 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017, yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut:
66
Tabel 4.1. Cakupan KN1 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 VOLUME NO
KEPUTUSAN
RENCANA KEGIATAN
TARGET
KEGIATA
BIAYA
N 1.
Menganjurkan kepada 1
Rapat mengenai pengajuan alokasi dana
untuk program persalinan
kecamatan cempaka putih.
puskesmas. 2.
mengajukan alokasi dana 2. Rapat mengenai rincian dana yang akan digunakan untuk program puskemas.
Rp.
Mendapatkan alokasi dana
oleh petugas kesehatan di puskesmas
Kepala Puskesmas untuk
kepada pemerintah setempat
1.
1x/ tahun
600.000,-
2x/ tahun
-
Petugas puskesmas
diharapkan hadir untuk mengetahui rincian dana apa saja yang digunakan untuk program puskesmas. 1.
1. Rapat mengenai penambahan jumlah petugas kesehatan di puskesmas kecamatan Penambahan jumlah petugas 2
cempaka putih.
Terjadinya penambahan
petugas kesehatan agar pembagian pada program persalinan lebih merata dan cakupan semakin luas
kesehatan agar pembagian
untuk mendapatkan hasil yang
program persalinan dapat
maksimal
merata. 2. Mengadakan pertemuan dengan petugas puskesmas untuk membahas penetapan pengurus setiap program.
1x/tahun
Rp. 600.000,-
2. Petugas kesehatan mempunyai tugas yang tetap pada program puskesmas
2x/tahun
Rp. 150.000,-
67
VOLUME NO
KEPUTUSAN
RENCANA KEGIATAN
TARGET
KEGIATA
BIAYA
N 1.
Mengadakan rapat 3
1. Rapat seluruh petugas kesehatan
kinerja pada program KN1 agar
mengenani perencanaan dan evaluasi setiap
dapat hasil yang maksimal dan
program yang telah dijalankan
program dapat berjalan dengan
2x/bulan
Rp. 200.000,-
baik
perencanaan dan evaluasi setiap program yang telah dijalankan
Terjadinya peningkatan
2. Mengadakan pertemuan antara petugas kesehatan dengan kader/tokoh masyarakat untuk bekerja sama melalukan evaluasi pendataan jumlah bayi baru lahir.
2.
Meningkatkan kerja sama
antar petugas kesehatan dengan kader/ tokoh masyarakat setempat untuk mendapatkan pendataan
1x/bulan
Rp. 400.000,-
jumlah bayi baru lahir yang akurat.
68
4.1.2
Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di Wilayah seKecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017. Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah, Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut:
69
Tabel 4.2. Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 NO
KEPUTUSAN
RENCANA KEGIATAN
1.
Rapat seluruh petugas kesehatan
mengenani perencanaan dan evaluasi setiap program yang telah dijalankan.
1
TARGET 1.
pada program persalinan agar dapat hasil yang maksimal dan program dapat berjalan dengan baik
perencanaan dan evaluasi
2.
dijalankan oleh pertugas puskesmas.
2. Mengadakan pertemuan antara petugas kesehatan dengan kader/tokoh masyarakat untuk bekerja sama melalukan evaluasi pendataan jumlah ibu hamil yang akurat.
KEGIATAN
Terjadinya peningkatan kinerja
Mengadakan rapat
setiap program yang telah
VOLUME
BIAYA Rp.
2x/ bulan
500.000,-
Meningkatkan kerja sama antar
petugas kesehatan dengan kader/ tokoh masyarakat setempat untuk pendataan jumlah ibu hamil yang 1x/ bulan
-
akurat dan dapat dilakukan edukasi untuk melakukan persalinan di sarana kesehatan. 1.
1. Rapat mengenai penambahan jumlah
2.
Penambahan jumlah
petugas kesehatan di puskesmas
petugas kesehatan agar
kecamatan cempaka putih.
pembagian program
Terjadinya penambahan
petugas kesehatan agar pembagian pada program persalinan lebih merata dan cakupan semakin luas
1x/tahun
Rp. 600.000,-
untuk mendapatkan hasil yang maksimal
persalinan dapat merata. 2. Mengadakan pertemuan dengan
2. Petugas kesehatan mempunyai
petugas puskesmas untuk membahas
tugas yang tetap pada program
penetapan pengurus setiap program.
puskesmas
2x/tahun
Rp. 150.000,-
70
NO
3.
KEPUTUSAN
RENCANA KEGIATAN
TARGET
1. Mengadakan pertemuan antara petugas
1.
Menganjurkan Kepala
kesehatan dengan kader/tokoh masyarakat
antara petugas kesehatan dengan
Puskesmas unuk menunjuk
untuk bekerja sama mengadakan
kader/tokoh masyarakat dan
kader yang dapat
sosialisasi dan pemantauan ibu hamil
meningkatnya akurasi pemantauan
memantau dan menuntun
setempat.
ibu hamil setempat.
ibu hamil agar dapat
2. Penyuluhan atau sosialisasi untuk
2.
melakukan persalinan
warga sekitar dengan cara kunjungan ke
pentingnya melakukan persalinan
dengan bantuan tenaga
rumah dan melakukan edukasi pada ibu
dan pemeriksaann setelah
kesehatan.
hamil setempat tentang melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan
persalinan pada sarana kesehatan.
setempat (Puskesmas).
VOLUME KEGIATAN
BIAYA
Terbentuknya kerja sama
1x/tahun
Rp. 400.000,-
Warga dapat memahami
2x/tahun
Rp. 300.000,-
71
4.2 Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gan chart berikut ini :
72
Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan KN1 di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Januari – April 2017 Bulan No
Kegiatan
Mei
Juni
1 2 3 4 1
Juli
Agustus
2 3 4 1 2 3 4
1
September
Oktober
November
Desember
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Rapat mengenai pengajuan alokasi dana
1
oleh petugas kesehatan di
X
puskesmas kecamatan cempaka putih. Rapat mengenai rincian dana
2
yang akan digunakan
X
untuk program puskemas.
73
Bulan No
Kegiatan
Mei
Juni
1 2 3 4 1 Rapat
Juli
Agustus
2 3 4 1 2 3 4
1
September
Oktober
November
Desember
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
X
mengenai penambahan jumlah
3
petugas kesehatan di puskesmas kecamatan cempaka putih. Mengadakan pertemuan dengan petugas
4
X
puskesmas untuk
X
-
membahas penetapan pengurus
74
Bulan No
Kegiatan
Mei
Juni
1 2 3 4 1
Juli
Agustus
2 3 4 1 2 3 4
1
September
Oktober
November
Desember
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Rapat seluruh petugas kesehatan mengenani
5
perencanaan
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
dan evaluasi setiap program yang telah dijalankan.
75
Bulan No
Kegiatan
Mei
Juni
1 2 3 4 1
Juli
Agustus
2 3 4 1 2 3 4
1
x
x
September
Oktober
November
Desember
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mengadakan pertemuan antara petugas kesehatan dengan kader/tokoh
6
masyarakat
x
x
x
x
x
x
untuk bekerja sama melalukan evaluasi pendataan jumlah bayi baru lahir.
76
Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 Bulan No
Kegiatan
Mei
Juni
Juli
Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Rapat
1
September
Oktober
November
Desember
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
seluruh
petugas kesehatan mengenani
1
x
perencanaan dan evaluasi
setiap
program
yang
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
telah dijalankan. Mengadakan pertemuan antara petugas
dengan
tokoh masyarakat
2
untuk
bekerja
sama melalukan
x
x
x
x
x
x
x
x
evaluasi pendataan jumlah ibu hamil yang akurat.
77
Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 Bulan No
Kegiatan
Mei
Juni
Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Agustus 1
September
Oktober
November
Desember
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Rapat mengenai penambahan jumlah
3
petugas
kesehatan
x
di
puskesmas kecamatan cempaka putih. Mengadakan pertemuan dengan
4
petugas
puskesmas untuk membahas
x
x
penetapan pengurus
setiap
program.
78
Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 Bulan No
Kegiatan
Mei
Juni
Juli
Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
September
Oktober
November
Desember
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mengadakan pertemuan antara petugas
5
dengan
kader
untuk
bekerja
sama
x
mengadakan sosialisasi
ibu
hamil setempat Penyuluhan untuk warga cara ke
dengan kunjungan
rumah
dan
melakukan
6
edukasi pada ibu hamil
x
x
setempat
tentang melakukan persalinan
pada
sarana kesehatan.
79
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melewati berbagai proses maka didapatkan satu program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih yang dievaluasi yaitu program KN1 pada bayi baru lahir dan program persalinan pada ibu hamil didapatkan beberapa masalah yang teridentifikasi melewati diskusi dan justifikasi sehingga didapatkan prioritas masalah selama bulan Januari – April 2017 yaitu: 1. Cakupan KN1 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 23,8% kurang dari target sebesar 32,0% dengan skor final 11760. 2. Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di Wilayah seKecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2% kurang dari target sebesar 32,33% dengan skor final 10080. Selanjutnya prioritas masalah diatas dicari akar penyebab masalah yang paling dominan dan setelah dilakukan diskusi, argumentasi dan justifikasi maka dapat disimpulkan akar penyebab masalah yang dominan sebagai berikut : Akar penyebab masalah Cakupan KN1 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017: 1. Kurangnya sumber pendanaan. 2. Petugas memiliki pekerjaan ganda. 3. Kurangnya perencanaan dalam menjalankan program. Akar penyebab masalah dominan Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 yaitu : 1. Kurangnya perencanaan dalam menjalankan program. 2. Petugas memiliki tugas ganda. 3. Kurangnya peran tokoh masyarakat.
80
5.2 Saran Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut, disarankan atau direkomendasikan beberapa hal kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagai berikut : Cakupan KN1 di Wilayah se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 23,8% 1. Menganjurkan kepada Kepala Puskesmas untuk mengajukan alokasi dana kepada pemerintah setempat. a.
Rapat mengenai pengajuan alokasi dana oleh petugas kesehatan di puskesmas kecamatan cempaka putih.
b.
Rapat mengenai rincian dana yang akan digunakan untuk program puskemas.
2.
Penambahan jumlah petugas kesehatan agar pembagian program persalinan dapat merata. a.
Rapat mengenai penambahan jumlah petugas kesehatan di puskesmas kecamatan cempaka putih.
b.
Mengadakan
pertemuan
dengan
petugas
puskesmas
untuk
membahas penetapan pengurus setiap program. 3.
Mengadakan rapat perencanaan dan evaluasi setiap program yang telah dijalankan. a.
Rapat seluruh petugas kesehatan mengenani perencanaan dan evaluasi setiap program yang telah dijalankan
b.
Mengadakan
pertemuan
antara
petugas
kesehatan
dengan
kader/tokoh masyarakat untuk bekerja sama melalukan evaluasi pendataan jumlah bayi baru lahir.
81
Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – April 2017 sebanyak 22,2% 1.
Mengadakan rapat perencanaan dan evaluasi setiap program yang telah dijalankan oleh pertugas puskesmas. a.
Rapat seluruh petugas kesehatan mengenani perencanaan dan evaluasi setiap program yang telah dijalankan.
b.
Mengadakan pertemuan antara petugas kesehatan dengan kader/tokoh masyarakat untuk bekerja sama melalukan evaluasi pendataan jumlah ibu hamil yang akurat.
2.
Penambahan jumlah petugas kesehatan agar pembagian program persalinan dapat merata. a.
Rapat mengenai penambahan jumlah petugas kesehatan di puskesmas kecamatan cempaka putih.
b.
Mengadakan
pertemuan
dengan
petugas
puskesmas
untuk
membahas penetapan pengurus setiap program. 3.
Menganjurkan Kepala Puskesmas unuk menunjuk kader yang dapat memantau dan menuntun ibu hamil agar dapat melakukan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan. a.
Mengadakan pertemuan antara petugas kesehatan dengan kader/tokoh masyarakat untuk bekerja sama mengadakan sosialisasi dan pemantauan ibu hamil setempat.
b.
Penyuluhan atau sosialisasi untuk warga sekitar dengan cara kunjungan ke rumah dan melakukan edukasi pada ibu hamil setempat tentang melakukan persalinan pada sarana kesehatan.
82
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. 2015. Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak . Jakarta : Depkes.
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. 2009. Petunjuk Teknis Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Untuk
Dokter
Keluarga. Jakarta : PDKI
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih. 2016. Profil Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2016. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih. 2017. Laporan Bulanan Program KIA Periode Januari-April 2017. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Saifuddin A B. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama cetakan kedua. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2001.
83