P a g e |
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Lupus Lupus eritema eritematosu tosuss merupa merupakan kan salah salah satu penya penyakit kit autoim autoimun un jaringan connective. Lupus eritematosus diskoid (DLE) adalah salah satu penyakit kulit yang bersifat kronik yang dapat menimbulkan perubahan berupa jaringan parut, kehilangan rambut, dan hiperpigmentasi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Lupus eritematosus diskoid paling sering menye menyerang rang daerah daerah ajah ajah yang yang ditand ditandai ai dengan dengan adany adanyaa bercak bercak merah merah bersisik dengan berbagai ukuran. !ebagian pasien mengalami perubahan hematologi dan serologi yang mengindikasikan adanya proses autoimun. 1,",#,$.
Lupus terjadi pada semua kelompok umur dengan usia rata%rata bervariasi dari "1 tahun sampai &' tahuun dan prevelensi penyebab adalah penyakit autoimun yang diperikirakan untuk hasil interaksi faktor genetik tertentu, faktor lingkungan seperti ultraviolet, dan faktor hormonal dengan antibodi.1 ames ames .*illi .*illiam am mengkl mengklasi asifika fikasik sikan an Lupus Lupus Eritem Eritemato atosus sus (LE) (LE) berdasarkan manifestasi klinis yang timbul di kulit, yaitu lesi yang menunj menunjukk ukkan an peruba perubahan han histol histologi ogi (LE specif specific ic skin skin disease disease)) dan lesi histopatologik yang tidak spesifik untuk LE, bahkan bisa bermanifestasi sebagai penyakit kulit yang lain (LE nonspecific skin disease). LE specific skin disease dibagi menjadi tiga kategori mayor, yaitu acute cutaneous lupus lupus erythematosu erythematosuss (+LE), (+LE), subacute subacute cutaneous cutaneous lupus lupus erythematosus erythematosus (!LE), dan chronic cutaneous lupus erythematosus (LE). -ermasuk chronic cutaneous lupus erythematosus (LE) adalah lupus eritematosus disk diskoi oid d (DLE (DLE), ), yang yang terb terbag agii lagi lagi menj menjad adii local locali ied ed disco discoid id lupu lupuss erythe erythemat matosu osus, s, dan dissem dissemina inated ted discoi discoid d lupus lupus erythem erythemato atosus. sus. Lupus Lupus eritema eritematos tosus us subkut subkutan an mempun mempunya yaii onset onset yang yang mendad mendadak ak dengan dengan plak plak anular atau bentuk psoriasiform pada trunkus bagian atas, lengan, dorsum manus, yang biasanya muncul setelah terpapar sinar matahari. 1,#,&,/,0.
P a g e |
2
Lupus eritematosus diskoid biasanya lebih ringan dibanding lupus eritematosus sistemik dan mempunyai prognosis yang lebih baik. Lupus eritematosus diskoid penting diketahui oleh tenaga medis karena penyakit ini berpotensi meninggalkan jaringan parut. enanganan dini diharapkan bisa meminimalkan progresivitas penyakit dan berdampak pada keadaan sosial ekonomi individu .1 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan umum 2eferat ini disusun sebagai salah satu tugas persyaratan mengikuti ujian akhir dari serangkaian kegiatan kepaniteraan klinik 3agian 4lmu 5ulkel. 1.2.2 Tujuan khusus 6empelajari dan memahami Definisi LED 6empelajari dan memahami Etiologi LED 6empelajari dan memahami 5lasifikasi LED 6emahami dan mempelajari atofisiologi LED 6emahami dan mempelajari *ejala klinis LED 6emahami dan mempelajari Diagnosa LED 6emahami dan mempelajari Diagnosa banding LED 6emahami dan mempelajari 5omplikasi LED 6emahami dan mempelajari entalaksanaan LED 6emahami dan mempelajari rognosis LED 6emberikan edukasi kepada pasien
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. De!"n"s"
Diskoid lupus eritematosus adalah penyakit dermatologis kronis yang dapat menyebabkan jaringan parut, rambut rontok, dan perubahan hiperpigmentasi pada kulit jika tidak diobati dini dan segera. 1
P a g e |
3
Diskoid lupus erythematosus (DLE) adalah suatu kondisi di mana beredar antibodi antinuclear sangat jarang. +da cukup didefinisikan dengan baik lesi inflamasi fotosensitif, dengan beberapa derajat atrofi dan hiperkeratosis folikel, memberikan 7arutan pala7 merasa. 8al ini terjadi terutama pada ajah atau daerah terkena sinar matahari, menjadi lebih buruk di musim panas . aringan parut adalah umum menyebabkan rambut rontok pada lesi pada kulit kepala. 11 Lupus eritematosus diskoid (LED) adalah suatu penyakit kulit yang bersifat kronis, lebih sering mengenai ajah yang ditandai oleh bercak pada kulit yang eritematous, berbatas jelas dengan ukuran bervariasai, terdapat skuama, cendrung sembuh meninggalkan bekas berupa atrofi dan pigmentasi. (6urtiastutik, "'1"). Lupus eritematous diskoid adalah sutu bentuk penyakit lupus eritematosus (LE) ringan, kelainan terbatas di kulit, perjalanan penyakit mulai akut, subakut, dan menjadi kronis.( E2D9!54,"'11). enyakit ini dapat berkembang lebih lanjut, meyerang multiorgan, menjadi lupus eritematosus sistemik (!LE). 1.# E$"%em"&l&g" Lupus eritematosus diskoid umumnya terjadi pada deasa muda, biasanya
mencapai puncak pada dekade keempat pada perempuan dan pada laki : laki biasanya terjadi pada usia yang lebih lanjut, meskipun penyakit ini bisa terjadi pada semua kelompok umur. ada penelitian 1'$& kasus, #; kasus mengenai usia di baah 1& tahun dan ",&; mengenai usia di atas 0' tahun. erbandingan antara perempuan dan laki : laki sebanyak "<1. revalensi kasus ini mencapai 10 : $= kasus per 1''. ''' dengan prevalensi terbesar terjadi pada orang : orang +frika dan 5aribia. 1,$,0,=. Lupus eritematosus diskoid bisa terjadi pada pasien yang mengalami Lupus Eritematosus !istemik (!LE). !ekitar &; kasus lupus eritematosus diskoid bisa berlanjut menjadi lupus eritematosus sistemik dan "&; pasien lupus eritematosus sistemik bisa berkembang menjadi lesi diskoid kronik tipikal. 1,# 1.'
Et"&$at&genes"s
P a g e |
4
1. 6erupakan penyakit autoimun yang menyerang sistem konektif dan vaskular. ". Dihubungkan dengan adanya faktor genetik dan mutasi somatik. 6utasi somatik mulai pada sel asal limfositik pada organ yang mempunyai predisposisi. #. resipitasi faktor antara lain trauma, stres, sinar matahari, infeksi, cuaca dingin dan kehamilan, hormonal, $. Dapat diinduksi oleh obat%obat seperti < procainamide, hydantoin, griseofulvin, phenylbuta%one, penicilline, steptomycine, tetracycline dan sulfonamide. &. >anita lebih sering daripada pria. /. &; dapat menjadi Lupus eritematosus sistemik (LE!). 1.( Pat&!"s"&l&g" 6eskipun lupus eritematosus diskoid adalah penyakit autoimun, tetapi
penyakit ini dikaitkan dengan faktor genetik, faktor lingkungan seperti sinar ultraviolet, dan faktor hormonal. 1 Lupus eritematosus diskoid dimulai dengan mutasi somatik pada sel asal limfositik (lymphositic
stem cell)
pada orang
yang mempunyai
predisposisi. ?aktor genetik memang ada. ada lupus eritematosus diskoid, sel imun yang menyerang dipercaya sebagai salah satu tipe dari sel darah putih (leukosit) yaitu limfosit -. Lesi pada kulit dan jaringan parut merupakan hasil dan proses inflamasi dan berkarakteristik berupa lesi diskoid. $,&,=. -erjadi peningkatan 8L+%30, %3=, %D2", %D2# dan : D@+'1'" dan penurunan 8L+%+" telah dilaporkan pada pasien penderita lupus eritematosus diskoid. 5ombinasi dari 8L+%D2#, 8L+%D@+'1'" dan 8L+%30 merupakan faktor risiko yang cukup tinggi untuk memicu terjadinya lupus eritematosus diskoid. Lupus eritematosus diskoid juga meningkat pada anita dengan karier A%linked penyakit granulomatosa kronik. ada pasien lupus eritematosus diskoid, baik laki : laki maupun perempuan, usia 1& : #B tahun terjadi peningkatan insiden 8L+%30, dan perempuan usia di atas $' tahun terjadi peningkatan insiden 8L+%3=. $,& atogenesisnya juga diduga berhubungan dengan sistem imun yaitu terjadi gangguan autoimun dan berhubungan dengan genetik tiap individu, di
P a g e |
5
mana gangguan otoimun ini terjadi ketika sel : sel imunitas salah mengenali antigen sehingga rnenyerang tubuh sendiri. ormalnya, sel imunitas bekerja untuk mengenali dan membantu menyerang benda asing misalnya bakteri, virus dan jamur yang masuk ke dalam tubuh, namun dengan adanya gangguan sistem imun, sel imun tersebut salah mengenali jaringan : jaringan tubuh hingga dianggap sebagai benda asing, kemudian menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh tersebut. 4nterleukin (4L)%1 reseptor antagonis dan faktor nekrosis tumor (-?%C) polimorfik gen telah disebut sebagai faktor genetik dari lupus eritematosus diskoid. Ditemukan peningkatan prevalensi dari polimorfik promotor dari -?% C (#'=+) pada pasien lupus eritematosus diskoid. ormalnya, mekanisme pertahanan endogen bekerja secara langsung untuk melaan limfosit yang tak terkontrol. $,& 9nset dari lesi bisa dipresipitasi oleh berbagai faktor. ada penelitian Leed, lesi diaali dari trauma (11;), stress (1";), paparan sinar matahari (&;), infeksi (#;), paparan cuaca dingin (";), dan kehamilan (1;). Lodin mencatat baha paparan sinar A merupakan salah satu pencetus terjadinya lupus eritematosus diskoid. !elain itu, obat : obatan, seperti isoniaid, penicillamin, griseofulvin, dan dapson bisa memicu munculnya lesi lupus eritematosus diskoid. +danya antibodi terhadap 2+ retrovirus pada $"; pasien menunjukkan baha virus memiliki peranan terhadap lupus eritematosus diskoid. enurunan frekuensi dan ukuran lesi lupus eritematosus diskoid setelah terapi klorokuin membuktikan baha virus merupakan salah satu penyebab lupus eritematosus diskoid. Di antara 1"' pasien, sekitar /=; memiliki riayat terpapar sinar matahari. $ Lesi kulit secara klinik dan histologi sesuai dengan lupus eritematosus yang diinduksi oleh 3 dan + pada $"; pasien lupus eritematosus diskoid, /$; pasien lupus eritematosus subkutaneus, dan "&; pasien lupus eritematosus sistemik. !ekitar 10; pasien dipresipitasi oleh cuaca dingin, tetapi lebih dari &'; pasien menunjukkan kondisi yang memburuk pada cuaca panas.$
P a g e |
!inar
dapat
6
menimbulkan reaksi autoimun dengan memacu
pengeluaran autoantigen dari keratinosit lesi. Dengan demikian, sinar dapat mempengaruhi lokalisasi autoantibodi yang ada sebelumnya, yang terdiri dari kompleks imun dengan mengubah permeabilitas endotel. !inar juga berperan dalam menginduksi perubahan D+. 2adiasi 3 dapat mengubah kedudukan autoantigen seperti 2oF!!%+ dan autoantigen terkait, LaF!!%3 dan kalretikulin, dari posisi normal di dalam keratinosit epidermal ke permukaan sel. enelitian menunjukkan baha yang menginduksi apoptosis keratinosit adalah mekanisme utama yang berperan terhadap perubahan permukaan sel autoantigen. Ekspresi dari permukaan sel tadi akan membuat autoantibodi 2oF!!%+, LaF!!, dan kalretikulin masuk ke sirkulasi untuk berikatan dengan autoantigen yang normalnya diasingkan dari respon imun humoral di dalam sel. +utoantibodi yang berikatan dengan antigen yang terpapar dapat menghasilkan kerusakan jaringan melalui komplemen yang menyebabkan lisis atau reaksi sitotoksik. 8al ini memungkinkan baha faktor humoral selain anti% 2oF!!%+ juga terlibat dalam patogenesis dari fotosensitivitas LE. !inar bisa menyebabkan pelepasan mediator : mediator inflamasi seperti 4L% 1, -?%C, prostaglandin E, protease, radikal bebas, dan histamin yang secara genetik dapat memicu LE. !elain itu, sinar juga mempengaruhi secara langsung sel : sel imunoregulator seperti sel - yang normalnya membantu menekan proses inflamasi di kulit. ",& 1.) Klas"!"kas" Lupus eritematosus diklasifikasikan menjadi < 1. DLE lokalisata Lesi diskoid biasanya terlokalisasi pada area di atas leher. redileksi LED terutama pada kulit kepala, puncak hidung, daerah malar, bibir baah dan telinga. ika lesi terdapat pada daerah kulit kepala, maka jaringan parut yang terbentuk lebih sklerotik daripada daerah lainnya, dan akhirnya menjadi scarring alopesia. ada bibir atau rongga mulut, lesi yang terbentuk berupa makula keabuan, dan hiperkeratotik, dikelilingi oleh daerah yang meradang. ". DLE generalisata
P a g e |
7
LED tipe ini jarang terjadi dibading LED terlokalisata. -ipe ini paling sering mengenai area thoraks, dan ekstremitas atas, selain pada daerah predileksi LED terlokalisir. !ering disertai abnormalitas darah atau serologi dan cendrung berkembang menjadi LED sistemik. #. DLE verukosa Lesi mirip kutil sebagian besar terjadi pada ekstensor lengan. Lesi yang hipertrofi cendrung berkembang menjadi keratoachanthoma atau karsinoma sel skuamosa. 5elainan ini sulit diobati. 4. Lupus permio ( LE chilblain) 3ercak%bercak eritematosa yang berinfiltrasi ke daerah%daerah yang tidak tertutup pakaian, memburuk pada haa dingin. 5. LE profundus odul%nodul letak dalam, tampak pada dahi, leher, bokong dan lengan atas. 5ulit diatas nodul eritematosus, atrofi dan berulserasi. 6. DLE childhood. arang terjadi pada anak perempuan, frekuensi gejala fotosnsitivitas yang rendah dan &'; berkembang menjadi LE sistemik. (D-,"''&, ?54 ) 1.* D"agn&sa Diagnosa dapat ditegakan berdasakan < 1. +namnesa 3erdasarkan gejala subjektif dan sistemik < gatal dan terasa pedih pada
lesi, demam, nyeri sendi, fotosensitivitas, rambut rontok. (E2D95!4, "'11) ". emeriksaan fisik Lupus eritematosus diskoid ditandai dengan adanya makula eritema, papula bersisik, atau plak berbatas tegas yang akan berkembang menjadi skuama dan mengakibatkan terbentuknya skar yang atrofi dan gangguan pembentukan pigmen. Lesi sering didapatkan di daerah ajah dan leher (area ) yang sering terpapar sinar matahari, hidung, telinga, kulit kepala, bisa terjadi di seluruh tubuh (generalisata). +rea ajah yang sering terkena adalah daerah alis, kelopak mata, dan bibir. Lupus eritematosus diskoid bisa terjadi di telinga luar termasuk meatus akustikus eksterna. 5ulit kepala terlibat pada /'; pasien lupus
P a g e |
8
eritematosus diskoid yang menyebabkan alopesia yang biasanya permanen. 1,",&,0,B. Lesi pada lupus eritematosus diskoid berbatas jelas dengan kombinasi atrofi dan hiperkeratosis dari folikel rambut yang memberikan tampilan Gnutmeg graterH. Lesi paling sering terjadi di daerah pipi, hidung, dan dahi berkonfluens dapat berbentuk seperti kupu%kupu (butterfly eriteme). ada suatu studi, "$; kasus melibatkan mukosa mulut, hidung, mata, dan vulva. ada daerah lengan dan tangan, lesi papulonodular hiperkeratosis yang tidak gatal bisa timbul. 5adang manifestasinya mirip psoriasis, tetapi kadang juga keratosis yang timbul sangat sedikit. !elain itu, lesi biasa timbul kemerahan, berbatas tegas, plak dengan atau tanpa skuama. 5adang plak menunjukkan lesi prominen dengan bagian tengah datar 1,$,0,=. #. emeriksaan penunjang a. emeriksaan histopatologi 8istopatologi dari LE%specific skin disease memberikan gambaran hiperkeratosis, atrofi epidermal, degenerasi sel basal vakuolar, penebalan membran epidermal junction, deposisi musin dermal, infiltrasi sel mononuklear. klasik,
perubahan
$,&
. ada lesi lupus eritematosus diskoid
epidermis
mencakup
hiperkeratosis,
atrofi,
penebalan membran basalis epidermis. erubahan dermis meliputi infiltrasi sel mononuklear yang terdiri dari D$, limfosit - dan makrofag yang menempati daerah perivaskuler, melanofag, dan deposisi musin. 4nfiltrat biasanya cukup tebal dan menyebar ke dalam retikuler dermis atau subkutis. ada lesi lupus eritematosus diskoid kronik, infiltrat sel : sel inflamasi mulai berkurang dan digantikan dengan fibroplasia dermal. !erat kolagen pada dermis baah dan sel lemak mengalami pembengkakan dan di beberapa tempat massa homogen dan material eosinofil menggantikan kolagen.
b. 5elainan laboratorium dan 4munologik jarang< +nemia, leukopeni dan trombositopeni(1F# kasus)
$,&,0,1",1#
P a g e |
2.)
9
++ ositif(1F# kasus) LED meningkat("B;) !erum globulin meningkat(1F# kasus) -est oomb kadang%kadang positif 2eaksi >assermann kadang%kadang positif ( D-, "''& )
D"agn&sa +an%"ng
1. Dermatitis seboroik Dematitis seboroik adalah penyakit kulit dengan keradangan superfisial kronis yang mengalami remisi dan eksaserbasi dengan area sebaroik sebagai tempat predileksi. +rea seboroik adalah tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea (kelenjar minyak) yaitu < daerah kepala (kulit kepala, telinga bagian luar, saluran telinga, kulit dibelakang telinga), ajah (alis mata, kelopak mata, lipatan nasolabial, dagu), badan bagian atas, daerah lipatan. *ejala pada bayi pada kepala (daerah frontal dan parietal) khas disebut cradle cap, dengan krusta tebal, pecah%pecah dan berminyak tanpa ada dasar kemerahan dan kurangFtidak gatal,pada lokasi lain lesi tampak kemerahan atau merah kekuningan yang tertutup dengan skuama berminyak, kurangFtidak gatal. *ejala pada deasa( 1=%$' tahun) umumnya gatal, pada area seboroik berupa makula atau plakat, folikuler, perifolikuler atau papule,kemerahanFkekuningan dengan derajat ringan sampai berat, inflamasi, skuama dan krusta tipis sampai tebal yang kering, basah dan berminyak. 3ersifat kronis dan mudah kambuh, sring berkaitan dengan kelelahan, stres atau paparan sinar matahari. ( Di murtiastutik, "'1") ". +cne 2osacea 2osacea adalah inflamasi kronik pada ajah yang ditandai dengan eritema dan pustula. enyebab rosacea belum diketahui. !ecara histologi, pembuluh
darah
di
lapisan
dermis
berdilatasi,
glandula
sebasea
hiperplasia, dan tampak adanya infiltrat sel : sel inflamasi.Ekskresi
P a g e |
10
sebelumnormal.1/,10 *ejala diaali dengan kemerahan pada ajah, eritema, telangiektasis, adanya papula dan pustula. !elain itu, biasa disertai limfoedema pada pipi, hidung, dahi dan dagu. 8iperplasia glandula sebasea dan jaringan penyambung pada hidung. 6anifestasi pada mata berupa blefaritis dan konjungtivitas. aparan sinar matahari dan steroid topikal memperburuk keadaan. 1/,10 2.* Penatalaksanaan . enerangan pada penderita< a. ?aktor%faktor pencetus < trauma, stres, sinar matahari, infeksi, cuaca
dingin dan kehamilan, hormonal. b. 6enghindari sinar matahari dengan memakai topi, memakai pakaian tertutup, memakai tabir surya. . 9bat%obat topikal< a. 5ortikosteroid topikal seperti< kreflucinolone ','"&;, betamethesone ',1 ;, triamicinolone asetonid ',1;, flucinolone ',"; dan clobetasol propionat. b. 5ortikosteroid intra lesi< -riamcinolone asetonid &%1' mgFmi, diberikan ','&%',# ml pada tiap
lesi. . 9bat%obat oral a. 9bat anti malaria< % hloroIuin sulfat 1%" tabletFhari(1 tablet 1'' mg), diturunkan setelah %
$%= minggu sesuai perbaikan klinis, hydroksikloroIuin (8@) di mulai dengan dosis "'' mg per hari untuk menilai toleransi saluran cerna terhadap dosis obat yang diberikan. ika tidak ada gangguan saluran cerna dosis ditingkatkan "J lipat menjadi "J"'' mg per hari. Dosis maksimal K /,& mgFkg33Fhari. emberian 8@ selama #%$ minggu pertama kemudian dosis di kurangi perlahan%lahan selama #%$ kemudian
%
dengan pemberian 1J sehari. 5uinarkin. Diberikan jika tidak ada respon terhadap @ dan 8@.efek samping dari klorokuin adalah retinopati pada mata, sakit kepala mengantuk dan gangguan sistem saluran cerna.
P a g e |
11
erlu pemeriksaan di 3agian 6ata pada permulaan pengobatan dan berkala setiap
/%1" bulan. erubahan matanya pandangan
kabur, deposit obat pada kornea bila obat dihentikan akan reversibel< b. 9bat%obat lain< Dapsone 1'' mgFhari, lofaimine 1'' mg, yclophophamide &'% "'' mg, +athioprine, +ntibiotik cefuroJime aJetil &'' mgFhari atau
sulfasalaine " grFhari. . 5asus sulit, untuk yang hipertropik(papul yang verukos, hiperkeratotik)
sering resisten dengan obat%obat, maka dapat dilakukan< Elektrodesikasi kuretasi • 3edah yro • 2etinoid topikal • 4ntralesi steroid • -erapi 3edah dan 5osmetik Lupus eritematosus diskoid dapat membuat alopesia permanen, atropi kulit dan perubahan pigmen. 4ntervensi bedah seperti transplantasi rambut dan dermabrasi merupakan salah satu faktor resiko karena lupus eritematosus diskoid dapat dipicu oleh trauma termasuk operasi. Dermabrasi dapat dilakukan pada pasien yang sedang dalam fase maintenance terhadap terapi sistemik (antimalaria). &.0 2., K&m$l"kas" 5arsinoma sel sIuamous dan karsinoma sel basal, meskipun jarang, dapat
terjadi pada lupus eritematosus diskoid, terutama di daerah kulit kepala, telinga, bibir, dan hidung. 4nsiden kasus tercatat #,#; di antara 1"' pasien lupus eritematosus diskoid kulit putih. 5omplikasi ini lebih sering terjadi pada laki : laki usia pertengahan. 9rang kulit hitam penderita lupus eritematosus diskoid juga bisa terkena karsinoma, terutama di daerah bibir. 5ematian dapat terjadi pada kasus metastasis. !elain itu, lupus eritematosus diskoid bisa menimbulkan keratoakantoma, malignant fibrous histiocytoma, dan fibroJantoma atipikal .$ 2.1-
Pr&gn&s"s
P a g e |
12
!ebagian besar pasien yang tidak diterapi akan mengalami progresivitas yang cukup lamban menjadi distrofi kulit yang lebih luas dan alopesia yang menetap. Dengan pengobatan, kelainan kulit dapat dikontrol. 2emisi spontan bisa terjadi dan aktivitas penyakit bisa berkurang. enurunan dosis pengobatan selama lesi inaktif sangat dianjurkan. 5arsinoma sel sIuamous bisa berkembang pada lesi lupus eritematosus diskoid yang kronik.& !ekitar &; pasien yang mengalami lupus eritematosus diskoid akan mengarah ke lupus eritematosus sistemik. Lupus eritematosus diskoid yang menyeluruh dan persisten, abnormalitas laboratorium dapat menjadi faktor risiko dari progresivitas penyakit. & -anpa pengobatan, lesi kulit pada lupus eritematosus diskoid biasanya persisten. Dengan pengobatan yang tepat, lesi : lesi udem dengan sedikit skuama dapat sembuh sempurna dalam jangka 1 : # bulan. Lesi : lesi yang sudah lama, berskuama, dan berparut lebih lambat remisinya. +rea aktif pada pinggir lesi yang berparut memakan aktu tahunan untuk stabil.$,0
BAB III PENUTUP A. Kes"m$ulan
P a g e |
13
Lupus eritematosus diskoid (DLE) adalah salah satu penyakit kulit yang bersifat kronik yang dapat menimbulkan perubahan berupa jaringan parut, kehilangan rambut, dan hiperpigmentasi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. 5asus ini ditemukan pada kelompok umur deasa muda dengan perbandingan perempuan dan laki : laki sebanyak "<1. enyebab pasti dari lupus eritematosus diskoid belum dapat dimengerti sepenuhnya tetapi diduga merupakan penyakit autoimun, juga dikaitkan dengan faktor genetik, faktor lingkungan seperti sinar ultraviolet, dan faktor hormonal. Lesi sering didapatkan di daerah ajah dan leher (area ) yang sering terpapar sinar matahari, hidung, telinga, kulit kepala, bisa terjadi di seluruh tubuh (generalisata). Lesi pada lupus eritematosus diskoid berbatas jelas dengan kombinasi atrofi dan hiperkeratosis dari folikel rambut yang memberikan tampilan Gnutmeg graterH. Lesi paling sering terjadi di daerah pipi, hidung, dan dahi. enegakan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan histopatologi dan didapatkan atrofi epidermis, keratosis, degenerasi lapisan basal, edema, dan hialinisasi jaringan penghubung di baah epidermis, dan infiltrat pada proses inflamasi. enyakit ini dapat diterapi secara topikal dengan tabir surya spektrum luas : kedap air (!? 1& dengan agen penghambat + seperti parasol dan mikronied titanium dioksida), glukokortikoid lokal, glukokortikoid intralesi, dapat pula dengan obat antimalaria misalnya klorokuin, hidroklorokuin, dan kuinakrin. !elain itu, terapi bedah dan kosmetik juga dapat dipertimbangkan.
DATA/ PUSTAKA
1. Panjwani S. Early Diagnosis and Treatment of Discoid Lupus Erythematosus. April !!". A#aila$le from% http%&&www.ja$fm.org&cgi&reprint&&&!'
P a g e |
14
. Loftus ()* et al. +enerali,ed Discoid Lupus Erythematosus. Dermatology -nline urnal. /olume 10 um$er 23 August !!". A#aila$le from% http%&&www.aocd.org&s4in&dermatologic5diseases&discoid5lupus5eryt.ht ml 6. 7allen P. Discoid Lupus Erythematosus. 8ay !1!. A#aila$le from% www.emedicine.medscape.com&article&1!'00"9o#er#iew :. +ood;eld 8D* ones S<* /eale D. The 7onnecti#e Tissue Disease. =n% >urns T* >reathnach S* 7o? * et al* eds. (oo4@s Te?t$oo4 of Dermatology. th ed. BSA% >lac4well Science Ltd3 !!:. p. 0'.0 C 0'.6. 0. 7ostner 8=* Sontheimer (D. Lupus Erythematosus. =n% ol <* +oldsmith LA*
aran4in >* )reiman A. Derm otes 7linical Dermatology Poc4et +uide. Philadelphia% ). A. Da#is 7ompany3 !!'.p. 111 C 0. . ames D* >erger T+* Elston D8. Andrew@s Diseases of The S4in% 7linical Dermatology. 1!th ed. BSA% Else#ier3 !!'.p.10 C '!. 2. +aw4rodger D. Dermatology An =llustrated 7olour Te?t. 6rd ed. BSA% Else#ier3 !!6.p. ' C . ". Tro,a4 D* Tennenhouse D* (ussel . Dermatology S4ill for Primer 7are. ew ersey% Fumana Press3 !!'.p.1' C 2. 1!. Funter * Sa#in * Dahl 8. 7linical Dermatology. 6rd ed. BSA% >lac4well Science Ltd3 !!6.p.11" C :. 11. >u?ton P<. A>7 of Dermatology. :th ed. London% >8 Pu$lishing +roup Ltd3 !!6.p. 6 C :. 1. Lela A Lee. Lupus Erythematosus. =n% >olognia L* ori,,o L* (apini (P* et al* eds. Dermatology. nd ed. Spain% Elsei#er3 !!2. p. 0: C '. 16. Sterry * Paus (* >urgdorf . Thieme 7linical 7ompanions Dermatology. ew Gor4% Thieme3 !!'.p. !: C 2. 1:. Duncan <-* +eisse <* Leell D. Epithelial Precancerous Lesion. =n% ol <* +oldsmith LA*
P a g e |
15
P a g e |
16