MAKALAH ASIDI ALKALIMETRI
DISUSUN OLEH: KELOMPOK GANJIL SATU
1. 2. 3. 4. 5.
KHOLIFAH IKHTARI NASWA KAMLA HIJRANI DESIANA KELANIT SALIMAH ROYHAN RAMADHAN
PENGERTIAN ASIDI ALKALIMETRI
analisis kimia berupa berupa titrasi titrasi yang Asidi-alkalimetri adalah teknik analisis kimia menyangkut asam menyangkut asam dan basa dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa. Reaksi asam-basa. Reaksi dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan suatu larutan ditambahkan dari buret dari buret sedikit demi sedikit sampai jumlah zat-zat yang direksikan tepat menjadi ekivalen menjadi ekivalen (telah tepat banyaknya untuk menghabiskan zat menghabiskan zat yang direaksikan) satu sama lain. Larutan yang ditambahkan dari buret disebut titrant, sedangkan larutan yang ditambah titrant disebut titrat (dalam hal ini titrant dan titrat berupa asam dan basa atau sebaliknya). Pada saat ekivalen, penambahan titrant harus dihentikan, saat ini dinamakan titik akhir titrasi. Untuk mengetahui keadaan ekivalen dalam proses asidi-alkalimetri ini, diperlukan suatu zat yang dinamakan indikator dinamakan indikator asam-basa.Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berubah warna berubah warna apabila pH apabila pH lingkungannya berubah. Asidi-alkalimetri menyangkut reaksi antara asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam lemah, dan basa kuat-garam dari basa lemah.
ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Labu erlemeyer 250 mL Pipet volumetrik 25 mL Buret Statif dan Klem Corong kecil Pipet tetes Botol kecil berisi air suling pH-meter (telah dikaliberasi) atau kertas indikator universal Bahan yang digunakan adalah:
1. Indikator Fenolftalein 2. Larutan HCl 0,1 M 3. Larutan NaOH 0,1 M CARA KERJA
1. 2. 3. 4. 5.
Ambillah 25 mL HCl dengan pipet volumetrik, lalu pindahkan ke dalam labu erlemeyer. Tambahkan 5 tetes indikator Fenolftalein ke dalam labu erlemeyer tersebut. Siapkan Buret, Statif, dan Klem. Isi Buret dengan larutan NaOH 0,1 M tepat sampai garis 0 dengan bantuan corong. Buka kran Buret secara perlahan sehingga NaOH mengalir tepat ke dalam labu erlemeyer. Lakukan pengukuran pH dengan pH-meter atau kertas indikator universal pada saat penambahan NaOH mencapai masing-masing mas ing-masing volum seperti yang tercantum pada tabel hasil pengamatan. Selama penambahan NaOH, goyangkan labu erlemeyer agar NaOH tercampur dengan larutan. Amati perubahan warna larutan yang terjadi. DASAR TEORI 1.Teori asam dan basa Arrhenius Teori
Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen ( H +) dalam larutan.
Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH -) dalam larutan. Contoh reaksi larutan asam : 1. HCl ---> H+ + Cl2. H2SO4 ---> 2 H+ + SO423. H3PO4 ---> 3 H+ + PO43Contoh reaksi larutan basa : 1. NaOH ---> Na+ + OH2. Ca(OH)2 ---> Ca2+ + 2 OH 3. Al(OH)3 ---> Al3+ + 3 OH -
2. Teori asam dan basa Bronsted-Lowry Teori
Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).
Contoh 1
NH3(aq) + H2O(l) Basa
Asam
NH4+(aq) + OH – (aq) Asam
Basa
Ion NH4+ adalah asam karena memberikan ion H+ (donor proton) kepada ion OH – dan berubah menjadi molekul NH3. Sedangkan ion OH – adalah basa karena menerima ion H+(akseptor H+) untuk berubah menjadi molekul H 2O. H2O dan ion OH – adalah pasangan asam basa konjugasi, dimana ion OH – merupakan basa dari H 2O dan sebaliknya H 2O adalah asam konjugasi dari ion OH – . NH3 dan NH4+ juga merupakan pasangan pasan gan asam basa konjugasi, dimana NH 3 adalah basa + konjugasi dari NH4 dan sebaliknya NH 4+ adalah asam konjugasi dari NH 3. Contoh 2:
HCl(g) + Asam 1
H2O(l) Basa 2
H3O+(aq)
+ Cl – (aq)
Asam 2
Basa 1
HCl dan Cl – serta H2O dan OH – merupakan pasangan asam basa konjugasi. HCl adalah asam konjugasi dari ion Cl – dan sebaliknya Cl – merupakan basa konjugasi dari HCl.
3.Teori asam dan basa Lewis
Teori ini memperluas pemahaman anda mengenai asam dan basa. Teori
Asam adalah akseptor pasangan elektron.
Basa adalah donor pasangan elektron.
Contoh teori asam basa Lewis
H+ + NH3
BF3 + NH3
NH4+
NH3BF3
Pada gambar di atas, ditunjukan bahwa ion H + merupakan asam Lewis karena mampu menerima pasangan elektron, sedangkan NH3 merupakan basa Lewis. Pada reaksi antara anta ra BF3 dengan NH3, yang merupakan asam Lewis adalah BF 3 karena mampu menerima sepasang elektron, sedangkan NH3 merupakan basa Lewis. Konsep asam – basa basa yang dikembangkan oleh Lewis didasarkan pada ikatan kovalen koordinasi. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron bersama yang digunakan elektron tersebut berasal dari salah satu atom atau molekul yang berikatan. Atom atau spesi yang yang memberikan pasangan elektron di dalam membentuk ikatan kovalen koordinasi akan bertindak sebagai basa, sedangkan atom, molekul atau spesi yang menerima pasangan elektron disebut sebagai asam. Dengan konsep ini dapat dijelaskan terjadinya reaksi asam basa yang terjadi pada ion logam dengan suatu molekul atau ion.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Asidi-alkalimetri https://kimiamath.wordpress.com/2015/05/26/laporan-praktikum-kimia-titrasiasambasa/ https://mediabelajaronline.blogspot.co.id/2010/03/teori-asam-dan-basa_17.html http://kimiadasar.com/teori-asam-basa-bronsted-lowry/ http://kimiadasar.com/teori-asam-basa-lewis/