BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kemampuan mobilitas merupakan kemampuan bergerak secara bebas, mudah mudah,, dan teratu teratur. r. Kemamp Kemampuan uan mobili mobilitas tas tersebu tersebutt diperl diperluka ukan n indivi individu du term termasu asuk k anak anak-an -anak ak,, untu untuk k meme memenu nuhi hi kebu kebutu tuha han n akti aktifi fitas tasny nya. a. Namu Namun n terkadang, seorang anak dimungkinkan bergerak dengan batasan, atau tidak mamp mampu u berg bergera erak k secar secaraa beba bebass karen karenaa dipe dipeng ngar aruh uhii oleh oleh gang ganggu guan an saraf saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat ditemui pada kasus anak dengan cedera, misalnya patah tulang atau fraktur. Menurut Riset Kesehatan Dasar Riskesdas! tahun "#$%, angka fraktur pada usia & $ tahun #,%'( usia $-) tahun $,*', usia +-$) tahun ),+ '. Meskipun angka tersebut tergolong rendah ika dibandingkan dengan enis cedera lain, misalnya memar atau luka robek pada kelompok usia yang sama, namun fraktur harus dicegah karena memiliki seumlah dampak bagi anak Dampak yang utama adalah keterbatasan fisik anak untuk melakukan aktivitas seperti halnya teman seusianya. adahal, aktivitas tersebut, baik motorik halus maupun maupun kasar, kasar, penting penting untuk perkembangan perkembangan anak. Kemudian, Kemudian, ika fraktur fraktur tidak ditangani dengan baik, tulang yang cedera dimungkinkan tidak dapat pulih sebagaimana mestinya dan mempengaruhi pertumbuhan anak. leh karena itu, keterampilan seorang pera/at dalam menangani fraktur menadi bagian penting untuk menurunkan menurunkan dampak fraktur yang dialami anak.. 1.2.
Rumusan Masalah
$.".$. $.".$. $.".". $.".". $.".%. $.".%. $.".). $.".). $.".+. $.".+.
0pakah 0pakah defini definisi si dari dari fraktur fraktur11 0pa saa etiolog etiologii frak fraktur tur11 2agaim 2agaimana anakah kah proses proses teradi teradiny nyaa fraktur fraktur11 2agaim 2agaimana ana manifes manifestasi tasi klini kliniss dari fraktur fraktur11 0pa saa pengka pengkaia ian n atau pemeriksa pemeriksaan an yang harus harus dilaku dilakukan kan pada anak anak dengan fraktur1
$.".*. $.".*. 2agaimanan 2agaimanan pemerik pemeriksaan saan nyeri nyeri yang yang dapat dilaku dilakukan kan pada pada anak1 anak1 $.".3. $.".3. 2agaimana 2agaimana penatala penatalaksaan ksaan medis medis pada pada anak anak dengan dengan fraktur1 fraktur1 $.".4. $.".4. 2agaimana 2agaimana asuhan asuhan kepera/atan kepera/atan anak dengan dengan fraktur1 fraktur1
$
1.3.
Tujuan Penulisan
$.%.$. $.%.$. Menget Mengetahu ahuii dan memaham memahamii definisi definisi fraktur fraktur $.%.". $.%.". $.%.%. $.%.%. $.%.). $.%.). $.%.+. $.%.+. $.%.*. $.%.*. $.%.3. $.%.3. $.%. $.%.4. 4.
Mengetahui Mengetahui dan dan memahami memahami penyeba penyebab b atau etiologi etiologi teradiny teradinyaa fraktur Memahami Memahami proses proses teradianya teradianya fraktur fraktur atau patofisio patofisiologi logi fraktur fraktur Mengetahui Mengetahui dan memaham memahamii manifestasi manifestasi klinis klinis dari fraktur fraktur Mengetahui Mengetahui pengka pengkaian ian atau atau pemeriksaan pemeriksaan pada anak anak dengan dengan fraktur fraktur Mengetahui Mengetahui metode metode pengkai pengkaian an nyeri nyeri pada anak Mengetahui Mengetahui penatalaksan penatalaksanaan aan medis medis pada pada anak anak dengan dengan fraktur fraktur Meng Menget etah ahua uaii dan dan mema memaham hamii asuha asuhan n kepe kepera/ ra/at atan an pada pada anak anak deng dengan an fraktur.
1..
Met!"e Penulisan
Metodologi Metodologi penulisan makalah ini yaitu dengan studi kepustakaan, kepustakaan, baik dari literatur maupun internet, yang relevan dengan topik dan menggunak menggunakan an metode metode pembelaara pembelaaran n 25 Problem Based Learning !. !. ada metode metode pembelaaran pembelaaran ini penulis penulis mendapat mendapat contoh contoh kasus yang selanutnya selanutnya didiskusikan oleh kelompok. enulis terlebih dahulu mengumpulkan informasi dari studi kepustakaan yang relevan dengan topik metode pustaka!, kemudian menganalisis isi informasi yang diperoleh dan mengaitkannya dengan kasus pemicu metode analisis!. 1.#.
$istematika Penulisan
6ist 6istem emat atik ikaa penu penuli lisan san makal makalah ah ini ini terd terdir irii dari dari empat empat bab, bab, yang yang meliputi7 2ab 8, endahuluan7 terdiri dari latar belakang, tuuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan( 2ab 88, 9inauan ustaka( 2ab 888, embahasan embahasan Kasus, dan 2ab 8:, 8:, enutup7 enutup7 terdiri terdiri dari kesimpulan kesimpulan dan saran. BAB 2 T%N&AUAN PU$TA'A
2.1 Anat!mi "an (isi!l!gis Muskul!skelatal
6istem muskuloskeletal terdiri dari otot muscle muscle!! dan rangka skeletal !. !. tot ialah aringan aringan tubuh yang yang berfungsi mengubah mengubah energi energi kimia menadi kera mekanik mekanik sebagai sebagai respons respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. lingkungan. Rangka Rangka ialah "
bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang ra/an kartilago! sebagai tempat tempat menem menempel pelny nyaa otot otot dan memung memungkin kinkan kan tubuh tubuh untuk untuk mempert mempertaha ahanka nkan n sikap dan posisi. 2.1. 2.1.1 1
Tulang lang Ra)a Ra)an n
9ulang ra/an berkembang dari masenkim membentuk sel yang disebut kondro kondrosit. sit. Kondro Kondrosit sit menemp menempati ati rongga rongga kecil kecil lakun lakuna! a! di dalam dalam matrik matrikss dengan dengan substan substansi si dasar dasar seperti seperti gel berup berupaa proteo proteogli glikan kans! s! yang yang basofi basofilik lik.. Kalsifi Kalsifikas kasii menyeb menyebabk abkan an tulang tulang ra/an ra/an tumbuh tumbuh menadi menadi tulang tulang keras! keras!.. ertumbuhan tulang ra/an berakhir selama periode de/asa. 2erdasarkan enis dan umlah serat di dalam matriks, ada % macam tulang ra/an7 $. 9ulang 9ulang ra/an hialin7 hialin7 matrik matrik mengandung mengandung serat kolagen kolagen ". 9ulan 9ulang g ra/an ra/an elastin7 elastin7 serupa serupa dengan dengan tulang tulang ra/an ra/an hialin hialin tetapi tetapi lebih lebih banyak serat elastin yang mengumpul pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit %. ;ibrok ;ibrokart artilag ilago7 o7 tidak tidak pernah pernah berdir berdirii sendir sendirii tetapi tetapi secara secara berang berangsur sur meny menyat atu u deng dengan an tulan tulang g ra/a ra/an n hial hialin in ari aring ngan an ikat ikat fibr fibros osaa yang yang berdekatan ertumbuhan tulang ra/an melalui " cara, yaitu7 $. 0pposition 0ppositionalgro algro/th7 /th7 tumuh dari luar, luar, sel pembentuk pembentuk kartilago di dalam permukaan luar kartilago yang sudah ada ". 8nterstisialg 8nterstisialgro/th ro/th77 tumbuh dari dalam, kondrosit kondrosit yang berikatan berikatan dengan lakuna di dalam kartilago membelah dan menyekresikan matriks baru dan memperluas kartilago dari dalam 2.1.2
Tulang
9ulang adalah aringan ikat yang terdiri dari sel dan matriks organik ekstrasel yang dihasilkan oleh sel. 6el-sel tulang yang menghasilkan matriks organik dikenal sebagai osteoblas pembentuk tulang!. Matriks organik terdiri dari serat kolagen dalam suatu gel padat. Matriks ini memiliki konsistensi sepert sepertii karet karet dan dan berp berpera eran n mene menent ntuk ukan an keku kekuat atan an tensile tulang tulang keuletan keuletan tulang menahan patah yang ditimbulkan oleh tegangan!. 9ulang menadi keras karena pengendapan kristal kalsium fosfat didalammatrik. Kristal inorganik ini member memberii tulang tulang kekuat kekuatan an kompre kompresi si kemam kemampua puan n tulang tulang memper mempertah tahank ankan an %
bentuk ketika diperas atau ditekan!.
2.1. 2.1.2. 2.1 1 Pert Pertum* um*uh uhan an tula tulang ng enamb enambaha ahan n keteba ketebalan lan tulang tulang dicapa dicapaii melalu melaluii penamb penambahan ahan
tula tulang ng baru baru di atas atas perm ermukaa ukaan n luar luar tula tulang ng yang ang suda sudah h ada. ada. ertumbuhan ini dihasilkan oleh osteoblas di dalam periosteum, suatu selubung aringan ikat yang menutupi bagian luar tulang. 6e/aktu osteoblas aktif mengendapkan tulang baru di permukaan eksternal sel lain lain di dalam dalam tulang tulang,, osteok osteoklas las pengh penghanc ancur ur tulang tulang!, !, melaru melarutka tkan n aringan tulang di permukaan dalam di dekat rongga sumsum. s umsum. Dengan cara
ini,
rongga
sum sumsum sum
memb embesar sar
bertambahnya lingkar batang tulang. ert ertam amba baha han n pan panan ang g tula tulang ng
untuk
pan panan ang g
mengim gimbangi
dica dicapa paii
mela melalu luii
mekanisme mekanisme yang berbeda. 9ulang memanang memanang akibat akibat aktivitas aktivitas sel-sel tula tulang ng
ra/ ra/an, an,
atau atau
kondr ondro osit, sit,
di
lem lempeng peng
epif epifis isis is..
6elam elamaa
pertumbuhan, sel-sel tulang ra/an di tepi luar lempeng di samping epif epifis isis is
memb membel elah ah
mempe emperl rleb ebar ar
dan dan
lemp lempen eng g
memp memper erba bany nyak ak epif epifis isis is..
6eir 6eirin ing g
diri diri,,
seca secara ra
deng dengan an
temp tempor orer er
terb terben entu tukn kny ya
kondrosit-kondrosit baru di tepi epifisis, sel-sel tulang ra/an yang sudah tua ke arah batas diafisis membesar. Kombinasi proliferasi sel tulang ra/an baru dan hipertrofi kondrosit matang secara temporer memperl memperleba ebarr lempen lempeng g epifisi epifisis. s. eneba enebalan lan sisipan sisipan lempen lempeng g tulang tulang ra/an ini mendorong epifisis tulang ra/an semakin auh dari diafisis. Matriks yang mengelilingi tulang ra/an paling tua segera mengalami )
kalsifikasi. Karena tulang ra/an tidak memiliki aringan kapiler sendiri maka kelangsungan hidup sel tulang ra/an bergantung pada difusi nutrien dan "melalui matriks, suatu proses yang dihambat oleh pengendapan garam kalsium. 0kibatnya, sel-sel tulang ra/an tua yang kekurangan
nutrien
di
tepi
diafisis
mati.
6elagi
osteoklas
membersihkan kondrosit yang mati dan matriks kalsifikasi yang memenarakannya, osteoblas masuk menginvasi, mengalir ke atas dari diafisis, menyeret pembuluh darah kapiler bersamanya. enghuni baru ini meletakkan tulang di sekitar sisa sisa tulang ra/an yang telah hancur sampai tulang menggantikan seluruh bagian dalam tulang ra/an di sisi diafisis lempeng. Ketika osifikasi penulangan! ini selesai, tulang di sisi diafisis telah memanang dan ketebalan lempeng epifisis telah kembali seperti semula. 9ulang ra/an yang digantikan oleh tulang di uung diafisis lempeng memiliki ketebalan yang sama dengan tulang ra/an baru di uung epifisis lempeng. Karena itu pertumbuhan dan kematian tulang ra/an, yang bekera sebagai spacer u ntuk
mendorong
epifisis
menauh
sembari
membentuk
kerangka untuk pembentukan tulang berikutnya di uung diafisis. 2.1.2.2 Tulang matang +ang ti"ak lagi tum*uh 6e/aktu matriks ekstrasel yang dihasilkan oleh osteoblas
mengalami kalsifikasi mosteoblas-seperti kondrosit pendahulunyaterkubur oleh matriks yang diendapkan di sekeliling dirinya. Namun tidak seperti kondrosit, osteoblas yang terperangkap di dalam matriks kalsifikasi tidak mati karena mendapat nutrien dari saluran-saluran halus yang dibentuk sendiri oleh osteoblas dengan mengirim uluran uluran sitoplasma di sekitar mana matrik tulang mengendap. Karena itu, pada produk tulang akhir terbentuk anyaman saluran-saluran yang memancar dari setiap osteoblas yang terperangkap, berfungsi sebagai sistem untuk menyalurkan nutrien dan membuang =at sisa. steoblas yang terperangkap,
kini disebut osteosit, pensiun dari tugas
membentuk tulang, karena keadaan >terpenara? tersebut mencegahny meletakkan tulang baru. Namun, sel ini berperan dalam pertukaran
+
kalsium antara tulang dan darah. ertukaran ini berada di ba/ah kontrol hormon paratiroid. 2.1.2.3 E,ek -r!)th H!rm!n @H @ro/th Hormone! mendorong pertumbuhan ketebalan
dan panang tulang. Hormon ini merangsang aktivitas osteoblas dan proliferasi tulang ra/an epifisis sehingga terbentuk ruang untuk pembentukan lebih banyak. @H dapat mendorong pemanangan tulang panang selama lempeng epifisis tetap berupa tulang ra/an. ada akhir masa remaa di ba/ah pengaruh hormon seks lempeng ini mengalami penulangan sempurna,
sehingga tulang tidak
lagi
memanang meskipun terdapat @H. Karena itu, setelah lempeng tertutup, seseorang tidak lagi bertambah tinggi.
2.2 De,inisi (raktur
;raktur adalah kerusakan pada kontinuitas tulang. 6isi fraktur yang paling sering terkena antara lainklavikula, humerus, radius, ulna, femur dan lempeng epifisis Muscari, "##$!. ;raktur merupakan suatu kondisi abnormalitas dari system musculoskeletal yang dapat menyebabkan gangguan kenyamanan dan menyebabkan rasa nyeri. ada anak, fraktur lebih sering di alami ketimbang cedera aringan lunak. 2.3 'lasi,ikasi (raktur
;raktur dapat dibedakan enisnya berdasarkan hubungan tulang dengan aringan disekitar, bentuk patahan tulang, dan lokasi pada tulang fisis. 2.3.1
Ber"asarkan Hu*ungan Tulang Dengan åan Disekitar a. ;raktur tertutup7 tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar b. ;raktur terbuka7 bila terdapat hubungan antara fragmen tulang 2.3.2
dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. Ber"asarkan Bentuk Patahan Tulang a. 9ransversa, fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panang b. blik, fraktur yang memilliki arah patahannya miring dimana garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang
*
c. 6piral, fraktur meluas yang mengelilingi tulang yang timbul akibat torsi
ekstremitas pada
alat gerak. ;raktur
enis
ini
hanya
menimbulkan sedikit kerusakan aringan lunak 2.3.3 Ber"asarkan L!kasi Pa"a Tulang (isis 9ulang fisis adalah bagian tulang yang merupakn lempeng pertumbuhan, bagian ini relatif lemah sehingga strain pada sendi dapat berakibat pemisahan fisis pada anak-anak. ;raktur fisis dapat teradi akibat atuh atau cedera traksi. Klasifikasi yang paling banyak digunakan untuk cedera atau fraktur fisis adalah klasifikasi menurut 6alter-Harris7 2et= and 6o/den, "##)!7 a. 9ipe 87 ;raktur mele/ati lempeng pertumbuhan tanpa termasuk metafisis atau • epifisis 9eradi dengan cedera traumatic ringan • aling sering terlihat pada fibula distal • b. 9ipe 887 ;raktur meluas melalui lempeng pertumbuhan, termasuk metafisis • 9eradi dengan cedera traumatic berat seperti kecelakaan mobil, atuh • dari papan luncur aling sering terlihat pada radius distal dan humerus proksimal • c. 9ipe 8887 ;raktur meluas melalui lempeng pertumbuhan, termasuk epifisis dan • sendi 9eradi selama trauma berat secara moderat • aling sering terlihat pada humerus • Dapat mengakibatkan kerusakan serius • d. 9ipe 8:7 ;raktur termasuk metafisis, meluas melalui lempeng pertumbuhan ke • epifisis 9eradi sebagai akibat dari atuh, kecelakaan papan peluncur atau sepeda • aling sering terlihat pada humerus • Dapat mengakibatkan kerusakan serius • e. 9ipe :7 5empeng pertumbuhan mengeras • ;raktur kompresi diakibatkan dari atuh atau dampak proyektil • 2.3.3
(raktur ang $ering Terja"i Pa"a Anak/
;raktur yang biasanya dialami oleh anak-anak adalah sebagai berikut7 a. 2engkok 3
9eradi ika tulang dibengkokkan tetapi tidak patah. 9ulang anak yang fleksibel dapat dibengkokkan )+ deraat atau lebih sebelum patah. 0kan tetapi, deformitas teradi tanpa terlihat angulasi ika tulang patah. 9eradi paling banyak pada ulna dan fibula. b. ;raktur buckle atau torus Ditimbulkan oleh kompresi tulang keropos, tampak seperti penonolan di tempat fraktur. ;raktur ini teradi pada bagian tulang yang keropos dekat metafisis bagian korpus tulang disekitar epifisis! dan sering kali teradi pada anak kecil. c. ;raktur greenstick 9eradi ika sebuah tulang membentuk sudut di luar batas pembengkokan. 6isi yang terkompresi membengkok dan tekanan sisinya menurun, yang menyebabkan fraktur tidak lengkap yang serupa dengan patahan yang terlihat ika greenstick pecah. d. ;raktur lengkap7 Memisahkan fragmen tulang. ;ragmen ini sering kali masih terhubung oleh engsel periosteal, yang dapat membantu atau mengganggu reduksi.
2. Pat!,isi!l!gi (raktur
;raktur pada anak-anak biasanya sebagai akibat trauma dari kecelakaan kendaraan bermotor, atuh, atau penganiayaan anak.
4
2. Buckle Fracture 9eradi akibat kegagalan kompresi pada tulang ditandai dengan tulang yang menerobos dirinya sendiri 3. Greenstick Fracture Merupakan fraktur inkomplet atah tulang ini biasanya menyebabkan sel tulang akan mengalami kerusakan dan menyebabkan perdarahan pada area fraktur yang menyebabkan beberapa aringan lunak di daerah fraktur tersebut rusak. Ketika teradi fraktur, maka akan mengaktifkan respon inflamasi dan menyebabkan pelepasan agen leukosit, sel darah putih, dan sel mast untuk memperbaiki kondisi fraktur tersebut. elepasan agen inflamasi tersebut menyebabkan peningkatan aliran darah ke area fraktur dan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah pada daerah tersebut yang menyebabkan panas, kemerahan dan bengkak. 6ebagai respon inflamasi, fibrin akan membentuk ala untuk sel-sel bartu dan menyebabkan ostevlas terstimulasi dan terbentuklah kalus yang nantinya kalus tersebut akan membentuk tulang seati. 2.#. Mani,estasi 'linis (raktur 0dapun manifestasi klinis dari fraktur adalah sebagai berikut7 • Nyeri dan nyeri tekan yang hilang dengan beristirahat Nyeri paling sering dirasakan oleh klien dengan masalah fraktur sebagai respon
inflamasi terhadap kondisi fraktur pada tulang. Nyeri ini merupakan persepsi, namun nyeri pada fraktur biasanya akan hilang pada hari ke empat dan selanutnya karena respon inflamasi telah selesai. Nyeri semakin bertambah •
ketika ditekan dan menyebabkan nyeri tekan. 2engkakAkerusakaan fungsi, pincang 2engkak merupakan kondisi yang la=im pada kondisi fraktur. 2engkak merupakan salah satu respon inflamasi dan merupakan kondisi yang /aar karena sedang teradi pembesaranAvasodilatasi pembuluh darah dan sedang teradinya proses perbaikan kondisi pada arean sekitar fraktur seperti pelepasan
•
leukosit, trombosit dan agen lainnya. @erakan terbatas @erakan terbatasAimmobilisasi merupakan hal yang berkaitan dengan kondisi nyeri dan bengkak. Kebanyakan pasien mengalami immobilisasi karena merasakan nyeri ketika melakukan suatu gerakan, sehingga mereka memilih
•
untuk tidak melakukan aktivitas. Bkimosis di sekitar lokasi C
Memar dan ekimosis adalah manifestasi penyiksaan anak yang paling sering dan mungkin terdapat pada setiap permukaan tubuh. Memar kecelakaan dari dampak trauma, paling mungkin ditemukan pada permukaan utama yang melapisi tepi permukaan tulang, seperti tulang betis, lengan ba/ah, pinggul dan kening. Memar berubah /arna menurut /aktu, /arna memar dapat digunakan untuk memperkirakan /aktu luka tersebut agar menentukan ketepatan ri/ayat luka 2ehrman, Kliegman and 0rvin, $CC*! •
Krepitasi di sisi fraktur Krepitasi merupakan suara keretak-keretak pada gerakan pasif yang biasanya menunukkan kerusakan sendi lanut. Krepitasi ini dialami pada pasien fraktur karena teradinya dislokasi system musculoskeletal tertentu. atrick and
•
Davey, "##*! 6tatus neurovascular pada daerah distal dari tempat fraktur mengalami penurunan ada kebanyakan kasus fraktur, banyak sekali kasus fraktur yang mengenai saraf. 6araf terletak sangat dekat dengan tulang. 8nilah yang mnyebabkan klien
•
fraktur sering mengalami penurunan gangguan neurovascular. 0trofi distal 0trofi distal merupakan kondisi pengecilan sendi. Kondisi ini biasanya disebabkan karena immobilasasi yang membuat pembesaran otot terhambat dan menyebabkan atrofi.
2.0 '!mlikasi (raktur 0dapun komplikasi dari fraktur adalah sebagai berikut7 Deformitas ekstremitas • enyakit yang sudah lama berlangsung biasanya dapat menyebabkan
deformitas seperti fleksi terfiksasi yang tentunya dapat menyebabkan immobiliassi dan gangguan system musculoskeletal secara terus menerus atrick and Davey, "##*!. deformitas ini uga biasanyanya disertai dengan kondisi dislokasi fraktur tetap dan harus dilakukan tindakan pembedahan untuk •
memperbaiki kondisi fraktur. otensial henti kembang Henti kembang biasa teradi pada anak dengan gangguan fisik yang menghambat pertumbuhan secara fisik, biologis, psikologis dan social. Hal tersebut yang memicu teradinya risiko henti kembang pada anak yang sedang dalam fase tumbuh kembang. $#
•
Keterbatasan gerak Keterbatasan di seluruh arah gerak aktif dan pasif menunukan sinovitas peradangan pada sendi yang terkena. Hal ini bersifat menetap dan berisiko
•
mengalami gangguan lainnya. edera saraf yang menyebabkan mati rasa atau paralisis saraf ada kebanyakan kasus fraktur, banyak sekali kasus fraktur yang mengenai saraf. 6araf terletak sangat dekat dengan tulang. 8nilah yang mnyebabkan klien fraktur sering mengalami penurunan gangguan neurovascular.
•
dialami. @angguan sirkulasi @angguan sirkulasi ini dapat teradi ketika proses penyembuhan beralan lambat ataupu terhambat. 9erakumulasinya blood clots dan thrombosis merupakan salah satu pencetus dari masalah gangguan sirkulasi darah yang
•
dapat menyebabkan banyak risiko gangguan sirkulasi pada tubuh. @angrene @angrene merupakan kondisi suatu area yang mengalami kematian aringan. Ketika system tubuh gagal dalam berkompensasi untuk melakukan system pemulihan pada daerah fraktur, akan teradi hipoperfusi pada daerah fraktur yang menyebabkan daerah tersebut tidak mendapatkan banyak oksigen dan nutrisi untuk mempercepat proses penyembuhan yang akhirnya menyebabkan
•
kematian aringan. 6indrom kompartemen 6indrom komparetemen adalah kondisi tidak adekuatnya perfusi aringan di dalam otot, biasanya pada lengan atau kaki yang disebabkan oleh edema yang menyumbat aliran vena dan arteri serta biasanya menekan saraf arpenito,
•
"##C!. 9eradi fraktur kembali 0nak yang pernah mengalami fraktur lebih rentan mengalami fraktur kembali. Kondisi tersebut disebabkan karena kondisi fraktur tidak bisa kembali sepenuhnya dan sesempurna kondisi sebelum teradi fraktur. Kondisi fraktur yang pernah sampai ke komplikasi uga merupakan salah satu penyebab teradinya fraktur kembali.
$$
BAB 3 PEMBAHA$AN 'A$U$
'asus/
6eorang anak *erusia # tahun diba/a ke 8@D karena mengalami kecelakaan. 0nak teratuh dari lantai dua rumhanya karena ingin menirukan tokoh 2atman yang bisa terbang. 6aat ini anak dira/at di ruang bedah pasca tindakan mengatasi ,raktur tertutu "i ekstremitas *a)ah sinistra hari keemat. 0nak sering
menangis ika merasa nyeri. Hasil pemeriksaan menunukkan anak terpasang traksi, frekuensi nadi $## kaliAmenit, frekuensi napas %) kaliAmenit, dan suhu %3,".
$"
3. 1.
Pengkajian (raktur a"a Anak
$. 0namnesa a. 8dentitas klien b. enyebab fraktur c. Mekanisme fraktur d. Klasifikasi fraktur ". emeriksaan fisik a. 5ook inspeksi! •
;raktur tertutup atau terbuka
•
Deformitas 7 angulasi medial, lateral, posterior, atau anterior!, diskrepensi rotasi, perpendekan, atau perpanangan!
•
Kai adanya bengkak atau kebiruan
•
Kai adanya fungsio laesa hilangnya fungsi gerak!
b. ;eel palpasi! •
alpasi seluruh ekstremitas dari proksimal hingga distal
•
Kai adanya tenderness nyeri tekan! pada daerah fraktur
•
Kai area rasa sakit, efusi, maupun krepitasi
c. Move gerakan! •
Nyeri apabila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif
•
@erakan tidak normal yaitu gerakan yang teradi tidak pada sendinya
•
Kai Range of Motion RM! klien
%. emeriksaan laboratorium a. emeriksaan darah yang menyatakan adanya perdarahan 7 penurunan hemoglobin dan hematokrit b. emeriksaan darah yang menyetakan adanya kerusakan otot 7 peningkatan aspartat transaminase 069! dan lactic dehdrogenase 5DH! ). emeriksaan penunang a. E-Ray b. 9 scan c. MR8
%$ d. B9 scan e. !uclear bone scans f. Fltrasonografi
6elain itu penting untuk melakukan pengkaian fungsi neurovascular pada klien yang mengalami fraktur. engkian neurovascular tersebut adalah >enam ?, yaitu pain" pulse" pallor" paresthesia" paralsis" dan polar. $. Kai pain # nyeri, merupakan tanda a/al adanya iskemia otot a. G Pro$ocating dan Precipitating 7 faktor yang mempengaruhi beratAringannya nyeri b. G uality of pain7 bagaiamana nyeri yang dirasakan klien. 0pakah terasa seperti menikam, taam, tumpul, atau terbakar. c. R G Radiation 7 area dan penalaran nyeri. d. 6 G 6everity 7 keparahan atau intensitas nyeri. Dapat diukur dengan skala nyeri yaitu7 %ong&Baker Faces Pain 'cale • 9ampilan skala gambar atau /arna uga dapat membantu klien dalam menggambarkan nyeri yang ia rasakan apabila klien mengalami kesulitan menggunakan skala angka.
@ambar $. %ong&Baker Faces Pain 'cale e. 9 G 9iming 7 kapan nyeri muncul, berapa lama durasi nyeri berlangsung serta seberapa sering frekuensi nyeri muncul. ". Kai pulses G denyut nadi pada sisi yang terkena fraktur a. E? c. Dokumentasikan kekuatan denyut nadi dengan skala # G )7
$)
•
#
I tidak ada denyut
•
J$ I lemah
•
J" I normal
•
J% I kuat
•
J) I sangat kuat
d. @unakan alat Doppler-alat yang dapat mendeteksi aliran darah di ekstremita, ika diperlukan untuk membantu mengkai denyut nadi.
@ambar ". 0lat Doppler %. Kai pallor - pucat, merupakan indikasi adanya gangguan aliran darah arteri. a. ek R9 capillar refill time! yang normalnya kurang dari % detik. b. Kai /arna dan suhu disekitar area fraktur. 0pakah tampak sianosis, kedinginan, terdapat bercak-bercak,dan kulit tampak pucat atau putih. ). Kai paresthesia G sensasi pada area distal fraktur. ;ungsi syaraf mungkin saa mengalami gangguan akibat kompresi syaraf a. Ketahui apakah klien mengalami sensasi mati rasa, atau kesemutan b. Ketahui apakah klien masih dapat merasakan sensasi sentuhan pada bagian tubuh yang terkena fraktur. 0pakah sensasi yang dirasakan klien tumpul atau taam. +. Kai paralsis - paralisis, peningkatan edema akibat kompresi syaraf a. Kai apakah klien dapat menggerakan bagian tubuh yang mengalami fraktur. 0pabila tidak, maka ada kemungkinan gangguan syaraf atau tendon. b. Kai fungsi motorik dan range of motion klien *. Kai polar G kedinginan, hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada aliran darah arteri. $+
a. Kai apakah klien merasakan kedinginan pada bagian ekstremitasnya b. Kai /arna kebiruan pada bagian ekstremitas klien
3. 2.
Penatalaksanaan (raktur a"a Anak
enatalaksanaan medis pada fraktur dapat bervariasi sesuai dengan enis fraktur yang dialami. ara penatalaksanaannya mencakup reduksi terbuka, traksi, pemasangan gips, pemasangan pen perkutan, dan remodeling . 0nalgesik dipakai untuk menghilangkan nyeri, dosis dan ensinya bergantung pada intensitas nyeri anak ecily, "##C!. rinsip
penanganan
fraktur
meliputi
reduksi,
imobilisasi,
dan
pengembalian fungsi serta kekuatan normal dengan rehabilitasi.
$. ReduksiAManipulasi ;raktur Reduksi ialah upaya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga kembali seperti semula secara optimum. Reduksi fraktur setting tulang! dapat uga diartikan sebagai pengembalian fragmen tulang pada keseaarannya dan rotasi anatomis 2runner 6uddarth, "##"!. Reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka dapat dilakukan untuk mereduksi fraktur. Metode tertentu yang dipilih bergantung sifat fraktur, namun prinsip yang mendasarinya tetap, sama. 2iasanya dokter melakukan reduksi fraktur sesegera mungkin untuk mencegah aringan lunak kehilangan elastisitasnya akibat infiltrasi karena edema dan perdarahan. Reduksi
tertutup
pada
mengembalikan
fragmen
tulang
kebanyakan ke
kasus
posisinya
dilakukan
uung-uungnya
dengan saling
berhubungan! dengan manipulasi dan traksi manual. Bkstremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan sementara gips, bidai dan alat lain dipasang oleh dokter 2runner 6uddarth, "##"!. Reduksi uga dapat dipertahankan dengan memasang traksi 6amsuhidaat De
$*
sekrup, plat, paku, atau batangan logam yang digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid dapat teradi. 0lat ini dapat diletakkan disisi tulang atau dipasang melalui fragmen tulang atau langsung kerongga sumsum tulang. 0lat tersebut uga menaga aproksimal dan fiksasi yang kuat bagi fragmen tulang 2runner 6uddarth, "##"!.
$. @ips @ips dibuat dari potongan kasa dan pembalut yang diisi dengan plester paris atau umumnya dari bahan-bahan sintetis ringan dan kedap air misalnya fiberglass dan damar poliuretan!. @ips plaster dapat dibentuk sesuai dengan bentuk bagian tubuh, memerlukan /aktu $# sampai 3" am untuk mengering dan mempunyai lapisan eksterior yang halus dan murah. 6edangkan bahan gips sintetis yang terbaru lebih ringan, mengering dalam /aktu + sampai %# menit dan kedap air. Kelemahan gips sintesis adalah ketidakmampuannya untuk dibentuk sesuai bentuk bagian tubuh, eksteriornya kasar yang dapat menggores permukaan dan kasar. Bmpat kategori utama gips digunakan untuk fraktur7 ekstermitas atas untuk mengimobilisasi pergelangan tangan danAatau siku, ekstermitas ba/ah untuk mengimobilisasi pergelangan kaki danAatau lutut, spinal dan servikal untuk imobilisasi tulang belakang, dan gips spica untuk mengimobilisasi pinggul dan lutut. engkaian ekstermitas yang digips Hockenberry, "##)!7 a. Memonitor status kardiovaskular Memonitor denyut perifer • Mengamati apakah kulit pada ekstremitas bagian distal area fraktur • pucat, untuk memastikan keadekuatan sirkulasi. b. Mengobservasi keketatan gips, antara gips dan kulit setelah kering seharusnya muat dimasuki ari. c. engkaian7 nyeri, pembengkakan,
suhu,
sianosisApallor
pain,
s/elling, coldness, cyanosisApallor! d. Mengkai pergerakan ari atau kaki toe! dan sensasi Menginstrusikan anak untuk menggerakkan ari atau toes • Mengobservasi pergerakan spontan anak yang tidak bisa merespon • instruksi •
Melaporkan ika ada gangguan sirkulasi secepatnya $3
•
Menginstruksikan anak untuk melaporkan setiap perasaan mati rasa atau gatal
e. Mengecek suhu (plaster cast)
f.
•
Reaksi kimia pada proses pengeringan gips, menghasilkan panas.
•
Bvaporasi air, menyebabkan hilangnya panas.
8nspeksi kulit terhadap tanda tanda iritasi dan area tekanan
g. 8nspeksi bagian dalam gips ika ada benda yang dimasukkan oleh anak h. Mengobservasi tanda-tanda infeksi •
Mengecek drainase
•
Mencium apakah gips berbau busuk
era/atan gips a. Mempertahankan ekstremitas yang di gips lebih tinggi di atas bantal atau penopang serupa untuk hari pertama, atau sesuai anuran tenaga kesehatan b. Hindari
penekanan
pada gips yang masih basah agar
tidak
menimbulkan titik tekanan c. 0mati ekstremitas ari kaki atau ari tangan! yang terpasang gips terhadap pembengkakan atau perubahan /arna lebih gelap atau lebih pucat dibandingkan ekstremitas lain! dan hubungi tenaga kesehatan, ika hal ini ditemukan. d. eriksa gerakan dan sensasi ekstremitas yang terlihat dengan sering e. 8kuti instruksi tenaga kesehatan mengenai pembatasan aktivitas f. 2atasi aktivitas yang berat selama beberapa hari pertama g. 9erlibat dalam aktivitas yang tenang tetapi mendorong penggunaan otot h. Menggerakkan sendi di atas dan di ba/ah gips pada ekstremitas yang terkena i.
Dorong istirahat yang sering selama beberapa hari, sambil menaga ekstremitas yang cidera tetap elevasi
.
$4
k. ertahankan ekstremitas atas yang cedera tetap elevasi misal dengan ambin! ketika tegak l.
Blevasikan ekstremitas ba/ah ketika duduk dan hindari berdiri terlalu lama
m.
Kruk harus pas dan uung kaki kruk dilapisi karet lunak agar tidak selip, dan diberi bantalan akasia.
". 9raksi 9raksi dapat digunakan untuk tuuan memungkinkan ekstermitas untuk istirahat,
mencegah
atau
memperbaiki
deformitas
akibat
kontarktur,
mengoreksi deformitas, menangani dislokasi, memudahkan pengaturan posisi praoperatif atau pascaoperatif dan penaaran, mengimobilisasi area khusus, mengurangi ketegangan otot. 9ipe dari traksi terbagi menadi %, yaitu7 9raksi manual, dilakukan dengan tangan yang ditempatkan di bagian distal area fraktur dan pera/at sering melakukannya ketika pemasangan gips. 9raksi kulit, Diterapkan langsung ke permukaan kulit dan secara tidak langsung ke struktur tulang. 9raksi skeletal, Diterapkan langsung ke struktur rangka dengan ka/at atau penepit dimasukkan ke dalam atau melalui diameter tulang distal fraktur.
harus direduksi dengan hati-hati, dan kadang-kadang dialami oleh pasien diba/ah anestesi. 9raksi yang dilakukan dengan cara7 $! suspensi
overhead,
yaitu
dengan
cara
menekuk
lengan
dan
menggantungnya secara vertikal dengan perlekatan kulit atau skeletal dan traksi diterapkan pada uung distal humerus. "! traksi dunlop yaitu dengan menggantung lengan secara hori=ontal, dengan menggunakan perlekatan kulit atau skeletal.
@ambar %. Dunlop traction
b. 9raksi ekstermitas ba/ah *raksi Brant merupakan tipe running action dengan tarikan yang • hanya satu arah. 9raksi kulit dipasang pada tungkai yang difleksikan C# deraat terhadap pinggul. 2adan anak bokong agak •
ditinggikan dari tempat tidur! menimbulkan countertraction. Bkstensi buck adalah enis traksi kulit dengan tungkai pada posisi ekstensi. Bsktensi buck ini biasanya diterapkan untuk imobilisasi angka pendek, sebelum operasi dengan dislokasi pinggul, untuk mengoreksi kontraktur atau untuk deformitas tulang seperti
•
penyakit 5egg-alve-erthes. 9raksi russel adalah menggunakan traksi kulit pada tungkai ba/ah dan penggantung yang diberi bantalan diba/ah lutut sehingga menghasilkan dua garis tarikan7 satu tarikan sepanang garis longitudinal tungkai ba/ah dan satu lagi tegak lurus terhadap tungkai tersebut. Kombinasi tarikan ini memungkinkan penaaran kembali ekstermitas ba/ah dan mengimobilisasi pinggul dan lutut dalam posisi fleksi.
"#
•
9raksi skeletal yang paling umum adalah traksi C# deraat - C# deraat. 9ungkai ba/ah ditopang dengan gips mirip sepatu boot atau penggantung betis dan pin 6teinmann skeletal atau ka/at Kirschner dipasang difragmen distal femur, yang menghasilkan sudut C# deraat pada pinggul dan lutut. 9raksi ini memudahkan perubahan posisi, toileting dan pencegahan komplikasi yang
•
berhubungan dengan traksi. 9raksi suspensi seimbang dapat digunakan atau tanpa traksi kulit atau skeletal. 6uspensi seimbang dilakukan dengan menggantung tungkai dalam posisi fleksi yang diinginkan untuk mengendurkan pinggul dan otot G otot hamstring dan tidak secara langsung membebankan traksi pada bagian tubuh. embebat 9homas dipasang dari pangkal paha diatas kaki, dan penyambung pearson dipasang untuk menopang tungkai ba/ah.
@ambar ).9raksi Bkstensi 2uck
@ambar +. 9raksi Russel
@ambar *. 9raksi 6uspensi seimbang
@ambar 3. 9raksi >C#-C#?
dengan pembebat cincin 9homas "$
dan penyambung earson
c. 9raksi servikal 9raksi servikal ini digunakan pada anak yang mengalami fraktur atau malposisi vertebra servikal. 9raksi servikal biasanya dilakukan dengan memasang tong rutchfield atau 2arton melalui lubang bur ditengkorak dan beban dihubungkan ke kepala yang hiperekstensi.
@ambar 4. rutchfield tong traction. %. embidaian 2idai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman ka/at, atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak immobilisasi! memberikan istirahat, dan mengurangi rasa sakit.
""
g.
@ambar C. 2idai untuk patah
@ambar $#. 2idai untuk patah tulang
tulang tungkai ba/ah
sendi lutut
@ambar $$. 2idai untuk patah tulang paha
". 8mobilisasiARetensi ;raktur 8mobilisasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga kembali seperti semula secara optimum. 6etelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus di imobilisasi, atau dipertahankan dalam posisi dan keseaaran yang benar sampai teradi penyatuan. 9uuan 8mobilisasi fraktur adalah meluruskan ekstrimitas yang cedera dalam posisi seanatomis mungkin dan mencegah gerakan yang berlebihan pada daerah fraktur. Hal ini akan tercapai dengan melakukan traksi untuk meluruskan ekstrimitas dan dipertahankan dengan alat imobilisasi. emakaian bidai yang benar akan membantu menghentikan "%
pendarahan, mengurangi nyeri, dan mencegah kerusakan aringan lunak lebih lanut. 8mobilisasi harus mencakup sendi diatas dan di ba/ah fraktur. 8mobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna dan interna. Metode fiksasi eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin dan teknik gips, atau fiksator eksterna. 8mplan logam dapat digunakan untuk fiksasi interna yang berperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur 6amsuhidaat de
@ambar $". 0lat 8mobilisasi Bkstremitas bagian 2a/ah $! *raction spit. "! Long Leg 'print
%. Distraksi Distraksi adalah proses pemisahan tulang la/an untuk mendorong regenerasi tulang baru dalam ruang yang diciptakan. Distraksi uga dapat digunakan ketika anggota badan memiliki panang yang tidak seimbang dan tulang baru diperlukan untuk memanangkan tungkai yang lebih pendek.
distraksi yaitu7 *he +li,aro$ eksternal fi-ator (+F) adalah perangkat fiksasi eksternal. 8B; menggunakan sistem kabel, cincin, dan batang telescop yang memungkinkan tungkai memanang melalui distraksi manual. 6elain untuk pemanangan tulang, perangkat dapat digunakan untuk memperbaiki cacat atau sudut rotasi atau untuk immobilisasi patah tulang.
). RehabilitasiAengembalian ;ungsi Dilakukan untuk menghindari atropi dan kontraktur dengan fisioterapi. 6egala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan aringan lunak. Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan. 6tatus neurovaskuler engkaian peredaran darah, nyeri, perabaan, gerakan! harus dipantau, dan ahli bedah ortopedi diberitahu segera bila ada tanda gangguan neurovaskuler. Kegelisahan,
ansietas
dan
ketidaknyamanan
dikontrol
dengan
berbagai
pendekatan mis. meyakinkan, perubahan posisi, strategi peredaan nyeri, termasuk analgesik!.
atah tulang atau fraktur dapat menadi utuh kembali melalui proses penyembuhan tulang. 2lack dan Ha/ks "##+! menyebutkan bah/a terdapat lima tahap dalam proses penyembuhan tulang7 9ahap-tahap penyembuhan tulang meliputi
tahap
inflamasi
hematoma!,
proliferasi
sel
pembentukan
fibrokartilago!, pembentukan kalus, osifikasi penulangan kalus!, dan konsolidasi serta remodeling.
$. 9ahap inflamasi hematoma! Kondisi dimana munculnya perdarahan dalam aringan yang cedera yang memicu pembentukan hematoma. ada uung fragmen tulang teradi devitalisasi akibat terputusnya pasokan darah. 9empat cedera akan diinvasi oleh makrofag yang bertugas membersihkan daerah tersebut. 9ahap inflamasi ini berlangsung $-% hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri.
"+
9ahapan ini berlangsung % hari-" minggu. Ketika memasuki hari ke-+ pasca fraktur, hematoma akan mengalami organisasi. rganisasi dari proses hematoma kemudian berlanut ke pembentukan tahap dua penyembuhan tulang dan aringan. 9erbentuk benang-benang fibrin dalam bekuan darah, membentuk aringan untuk revaskularisasi dan invasi fibroblast serta osteoblast. ;ibroblast, osteoblast, dan kondroblast berpindah tempat ke bagian yang fraktur sebagai hasil dari inflamasi akut dan membentuk fibrokartilago. ;ibroblast dan osteoblast akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patah tulang. 2entuk a/al aringan fibrosa biasanya disebut kalus primer. Kalus tersebut berperan dalam peningkatan penyembuhan stabilitas fraktur. ada periosteum tampak pertumbuhan melingkar kaus tulang ra/an. Kalus tulang ra/an tersebut dirangsang oleh gerakan mikrominimal pada bagian fraktur. @erakan yang berlebihan akan merusak struktur kalus. %. 9ahap pembentukan kalus ertumbuhan aringan berlanut dan lingkaran tulang ra/an tumbuh mencapai sisi lain sampai celah terhubungkan. ;ragmen patahan tulang dihubungkan dengan aringan fibrosa, tulang ra/an, dan serat tulang imatur. 9ahapan ini sangat penting karen berhubungan dengan kesuksesan pembentukan dan penyembuhan tulang. erlu /aktu sekitar "-* minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang ra/an atau aringan fibrosa.
"*
9ahapan ini berlangsung mulai * minggu-$ tahun meliputi pengambilan aringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural baru yang mirip dengan normalnya.
2erikut ini terdapat beberapa penatalaksanaan fraktur pada ekstremitas ba/ah Bliastam, 6ternbach, 2resler, $CC%A$CC4! 7 $. Korpus femoris a. ;raktur diafisis enatalaksanaan a/al meliputi imobilisasi segera pada bidai traksi, evaluasi dari banyaknya kehilangan cairan, dan pemberian cairan 8: dan darah sesuai indikasi b. ;raktur suprakondiler enatalaksanaan menggunakan traksi yang teliti dengan pen pada tibia dan suspense seimbang c. ;raktur ;emur Mid-6haft pada pasien usia & % tahun H, "##+A"##4! enanganan fraktur femur mid&shaft pada pasien di ba/ah umur % tahun adalah dengan menggunakan traksi gantung. enting sekali untuk memeriksa setiap am kelancaran aliran darah di kaki ari empol teraba hangat!.
@ambar $%. 9raksi @allo/s d. ;raktur ;emur Mid-6haft pada pasien usia %-$+ tahun!, H, "##+A"##4!
"3
enanganan fraktur mid-shaft femoral pada pasien yang lebih tua adalah dengan melakukan traksi kulit. ara ini sederhana dan efektif untuk menangani fraktur femur pada pasien berumur %G$+ tahun.
tersambung
dan
pasien
dapat
bergerak
menggunakan
penopangAtongkat ketiak biasanya % minggu!.
@ambar $). 9raksi Kulit ". 5utut ;raktur patella ;raktur yang tidak mengalami disposisi, terutama longitudinal, dapat diimbolisasi dengan lutut dalam posisi ekstensi di dalam bidai silinder atau alat untuk imbolisasi lutut. 0pabila fragmen mengalami separasi seperti sering dalam posisi fraktur hori=ontal, reduksi pembedahan diperlukan %. Korpus tibia 6ebagian besar dapat ditangani dengan reduksi tertutup. 8mobilisasi yang lama mungkin diperlukan, kadang-kadang sampai *-C bulan ). ergelangan Kaki 2iasanya diatasi dengan reduksi dan beberapa kasus dengan reduksi terbuka +. Kaki a. ;raktur kalkaneus Reduksi terbuka atau tertutup • 5akukan elevasi dari ektremitas sesudah aplikasi perban tekan. • Mobilisasi a/al dari kaki dan pergelangan kaki tanpa menahan berat
"4
badan selama )-4 minggu biasanya memberikan hasil fungsional yang baik b. ;raktur dari basis metatarsal : fraktur balet! entalaksanaan dengan bidai beralan tungkai pendek c. ;raktur falangs enatalaksanaan dengan pembalutan bersama ari-ari yang berdekatan dapat mengurangi nyeri, tetapi dapat menimbulkan maserasi kulit, kecuali diberikan bantalan yang adekuat di antara kedua ari
Menurut H, strategi meredakan nyeri akut dalam patah tulang dikenal dengan >*hree 'tep /nalgesic Ladder ? . ada nyeri akut, sebaiknya di a/al diberikan analgesik kuat seperti pioid. bat-obatan opioid digunakan untuk mengobati nyeri sedang sampai berat. 2eberapa contoh termasuk7 kodein, morfin, tramadol, dan oycodone N6 Medicine/ise, "#$)!. Kebanyakan obat-obatan opioid hanya boleh diberikan kepada anak-anak dengan dosissesuai dengan petunuk dokter. Dosis pemberian morfin adalah #.#+ G #.$ mgAkg, diberikan intravena setiap $#A$+ menit secara titrasi sampai mendapat efek analgesia. Menurut H ;raktur-terbuka membutuhkan antibiotik7 kloksasilin oral "+G+# mgAkg22Adosis ) kali sehari!, dan gentamisin 3.+ mgAkg22Adosis 8:A8M sekali sehari! dan harus dibersihkan dengan seksama untuk mencegah osteomielitis.
3. 3.
Asuhan 'eera)atan
'asus Pemiu
6eorang anak berusia + tahun diba/a ke 8@D karena mengalami kecelakaan. 0nak teratuh dari lantai dua rumahnya karena ingin menirukan tokoh 2atman yang bisa terbang. 6aat ini anak dira/at di ruang bedah pasca tindakan mengatasi fraktur tertutup di ekstremitas ba/ah sinistra hari keempat. 0nak sering menangis ika merasa nyeri. Hasil pemeriksaan menunukkan anak terpasang traksi, frekuensi nadi $## kaliAmenit, frekuensi napas %) kaliAmenit, dan suhu %3 #. Pengkajian
Nama
7 0n. H
Fsia
7 + tahun "C
Data byektif 7
0nak mengalami fraktur tertutup di ekstremiras ba/ah sinistra hari ke-)
0nak terpasang traksi
;rekuensi nadi $## kaliAmenit normal!
;rekuensi napas %) kaliAmenit normal7 "#-"+ kali per menit!
6uhu %3#
Data 6ubyektif
7
0nak sering menangis ika merasa nyeri
M'/ N+eri akut
Definisi
7
engalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan timbul akibat kerusakan aringan aktual atau potensial.
Data byektif
7-
Data 6ubyektif
7
0nak sering menangis ika merasa nyeri
Data 9ambahan
7
Fngkapan verbal atau kode, seperti menunuk-nunuk bagian yang nyeri
erilaku ekspresif, seperti gelisah, merintih, menangis, cepat marah, atau mendesah
Respons otonom, seperti diaforesis, perubahan tekanan darah, respirasi, denyut nadi, serta dilatasi pupil
erubahan nafsu makan dan makan
@angguan tidur
erubahan perilaku, seperti mondar-mandir
osisi untuk menghindari rasa nyeri atau meminimalkan gerakan bagian yang nyeri
%#
'elf&focus dan penyempitan fokus, seperti gangguan proses berpikir, kurang interaksi dengan orang lain dan lingkungan
erubahan dalam tonus otot dari lesu ke kaku
Kriteria Hasil7
Melaporkan penurunan rasa nyeri saat diminta menunukkan tingkat rasa nyeri dengan skala bergambar #-$#
Menunukkan penggunaan satu metode non-analgesik untuk mencegah atau mengontrol rasa nyeri
8ntervensi
7
N! . 1.
%nterensi
Rasi!nal
Memantau nyeri setiap $-" am, atau sesuai
Memberikan informasi
dengan kebutuhan.
yang penting untuk
5etak dan tingkat rasa nyeri yang diukur perencanaan atau menggunakan skala penilaian nyeri sesuai
modifikasi asuhan
usia perkembangan anak, misalnya dengan
kepera/atan
skala bergambar
erubahan tanda-tanda vital
Respon terhadap obat-obatan Memberikan dukungan intervensi yang tepat
Dukungan dari keluarga
untuk mengurangi rasa nyeri7
atau keterlibatan orang
2.
Melibatkan orang tua untuk hadir dan
tua akan mengurangi
berpartisipasi
kecemasan, dan meningkatkan
0ktivitas pengalihan yang tepat sesuai usia dan
tingkat
perkembangan,
dengan
keterampilan koping
*ermain
Menggunakan teknik relaksasi yang tepat untuk anak, seperti gambar visual favorit atau situasi menghibur
Memperhatikan
rangsangan
eksternal
seperti suara dan cahaya %$
Memberikan dukungan emosional yang tepat 7
Memberikan penelasan pada anak dengan keterbukaan dan keuuran
Menggunakan boneka untuk menunukkan prosedur.
kehadiran
mereka
sangat
dianurkan
2erikan kenyamanan anak sebelum, selama, dan setelah prosedur
2erikan re/ard pada anak untuk perilaku positif
Memfasilitasi orang tua untuk berbagi perasaan tentang pengalaman anak yang menyakitkan
3.
sambil
memberikan
pera/atan Memfasilitasi pemberian obat-obatan penghilang rasa sakit.
emberian obat-obatan yang aman dan efektif diperlukan untuk mengurangi nyeri bagi anak
pernafasan Bermain
2erbagai tipe permainan adalah khas pada periode anak pra-sekolah usia % sampai + tahun!, tetapi anak prasekolah terutama menikmati permainan asosiatif -permainan kelompok dengan aktivitas yang sama atau
identik tetapi tanpa organisasi atau peraturan yang kaku. 0ktivitas
bermain
untuk
pertumbuhan
fisik
dan
penghalusan
keterampilan motorik mencangkup melompat, berlari, memanat. 6epeda roda tiga, truk, skuter, kereta, peralatan senam dan olahraga, kotak pasir dapat membantu mengembangkan otot dan koordinasi. %"
Mainan manipulatif, konstruktif, kreatif, dan edukasional memberikan aktivitas yang tenang, perkembangan motorik halus, dan ekspresi diri. 6et konstruksi yang mudah, balok besar dengan berbagai ukuran dan bentuk, kerangka hitung, kartu alfabet atau angka, cat, krayon, kotak musik, buku bergambar, pu==le besar, dan tanah liat merupakan mainan yang sesuai. ermainan elektronik dan program komputer edukasional sangat bermanfaat dalam membantu anak mempelaari keterampilan dasar, seperti huruf dan kata-kata sederhana. Mungkin aktivitas anak prasekolah yang paling khas dan melekat adalah permainan imitatif, imaginatif, dan dramatik . ermainan pakaian, boneka, mainan rumah tangga, telepon, binatang dan peralatan peternakan, paket mainan pedesaan, kereta api, truk, mobil, pesa/at terbang, boneka tangan, dan kit dokter dan pea/at memberikan /aktu untuk mengeskpresikan diri. Mungkin tidak ada masa lain yang menirukan perilaku orang de/asa dengan begitu percaya dan menyerap seperti pada anak usia )-+ tahun. 9elevisi dan videotape uga memiliki tempat dalam permainan anak. rang tua dan pemberi asuhan lain harus memberikan supervisi mengenai pemilihan program, peninauan ulang program untuk kelayakan, dan ad/al menonton televisi. 2ermain menadi bagian yang sangat menonol dalam kehidupan anak kecil sehingga realitas dan fantasi menadi kabur. 9idak mengherankan ika teman bermain imaginer begitu menadi bagian dalam periode usia ini, teman
bermain ini akan hilang ika anak memasuki sekolah. rang tua sering cemas mengenai teman bermain imaginer . rang tua harus diyakinkan bah/a fantasi anak adalah tanda bah/a ia sehat dan akan membantu mereka dalam membedakan antara suatu hal yang berdifat pura pura dan realitas. rang tua dapat menerima kehadiran teman bermain imaginer tetapi mereka tidak boleh membiarkan ika anak melimpahkan
hukuman atau tanggung a/ab kepada teman imaginer.
M'/ -angguan m!*ilitas ,isik
Definisi7
%%
Keterbatasan dalam gerakan fisik tubuh pada satu atau lebih ekstremitas
Data byektif
7
0nak mengalami fraktur tertutup di ekstremiras ba/ah sinistra hari ke-)
0nak terpasang traksi
Data 6ubyektif
7-
Data 9ambahan
7
Keterbatasan gerak
Kesulitan mengubah posisi tubuh
Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar
Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik halus
Kriteria Hasil7
Mengungkapkan rencana atau keinginan untuk meningkatkan kekuatan atau melakukan mobilisasi
6elanutnya secara bertahap menunukkan kemampuan untuk mobilisasi dengan bantuan
orang
lain,
kemudian
menunukkan kemampuan
mobilisasi untuk tanpa bantuan orang lain
Klasifikasi 9ingkat ;ungsional
# 7 2enar-benar independen
$ 7 Membutuhkan penggunaan peralatan
" 7 Membutuhkan bantuan dari orang lain, untuk bantuan, penga/asan, atau pengaaran
% 7 Membutuhkan bantuan dari orang dan peralatan
) 7 Dependen, tidak berpartisipasi dalam kegiatan
8ntervensi7
N! . 1.
%nterensi
Rasi!nal
Memantau perubahan kemampuan
Memberikan informasi untuk
mobilitas, berdasar7
rencana pera/atan individual
@erakan aktual dan batas toleransi gerakan dicatat
;aktor-faktor
yang
berhubungan %)
dengan gerakan, misalnya nyeri
;aktor-faktor situasional, misalnya, status
kesehatan
saat
ini
dan
sebelum, atau gerakan yang dii=inkan
ek sirkulasi bagian tubuh yang
terkena Memonitor traksi
2.
Memastikan efektivitas terapi peralatan yang digunakan dan memantau keamanan yang berkaitan dengan intervensi
3.
.
Memberikan edukasi kepada keluarga
tersebut Memungkinkan perencanaan
mengenai kondisi anak dan implikasi
pera/atan di rumah dan
masa depan
terciptanya lingkungan yang
Memfasilitasi partisipasi anggota
mendukung Melibatkan keluarga dalam
keluarga, terutama orang tua dalam
pera/atan dapat meningkatkan
pera/atan anak sesuai dengan kebutuhan
keterampilan mereka dalam pera/atan yang
dan situasi, misalnya makan, tindakan
diperlukan nanti ketika anak di
kenyamanan #.
0.
Memberikan aktivitas pengalihan sesuai
rumah Kegiatan pengalihan yang tepat
usia dan tingkat perkembangan, misalnya
dapat membuat anak tenang
kegiatan yang disukai Memantau intake dan output untuk
Membantu dalam pemantauan
memastikan keseimbangan cairan yang
status hidrasi yang penting
memadai untuk periode ")-am.
untuk penyembuhan dan sirkulasi aringan
M'/ Risik! gangguan integritas kulit
Definisi7 Kondisi di mana kulit individu beresiko mengalami perburukan.
Data byektif
7
0nak terpasang traksi %+
Data 6ubyektif
7-
Data 9ambahan
7
;aktor mekanik, seperti tekanan
Hipotermia atau hipertermia
Kelembaban
8nternal
;aktor imunologi
erubahan dalam status gi=i obesitas, kekurusan!
erubahan turgor kulit
6keletal yang menonol
Kriteria Hasil7
Bksternal
Menunukkan keutuhan struktural dan fisiologis funngsi kulit yang normal
8ntervensi7
N!
%nterensi
. 1.
5akukan ambulasi, baik pasif maupun aktif, dan
9indakan ini dapat
lakukan monitor pada permukaan kulit dan area
mencegah dan
kulit yang tertekan setidaknya setiap ) am
mendeteksi dini ika ada
Mengurangi tekanan pada permukaan kulit
komplikasi 9ekanan merupakan
dengan menggunakan pad pada tonolan tulang
faktor predisposisi
Memberikan tindakan pada anakdengan lembut
kerusakan aringan Bpidermis anak-anak tipis
dan mengingatkan tenaga kesehatan lain untuk
dan aringan subkutan
memberikan tindakan dengan lembut
kurang mendalam.
2.
3.
Rasi!nal
Misalnya, petugas yang menanganii E-Ray mungkin tidak menyadari .
Memenuhi kebutuhan cairan dalam ") am7
2erat badan & $# kg7
sifat kerapuhan kulit Hidrasi yang adekuat akan membantu dalam %*
$## ml 22
mekanisme homeostatik
2erat badan $$ G "# kg7
yang normal dan mempengaruhi
$### ml J O22 G $# kg! +# mlP
2erat badan Q "# kg7
integritas kulit
$+## ml J O22 G "# kg! "# mlP catatan7 disesuaikan kembali dengan kebutuhan #.
dan kondisi anak 2erikan penelasan kepada orang tua atau
8ritasi dapat
aarkan anak untuk tidak menggaruk daerah
menyebabkan gatal
yang gatal7
sehingga tindakan ini
0.
otong kuku anak dengan gunting yang
dapat menadi antisipasi
sesuai( dengan iin orang tua
untuk potensi cedera
kecil dari kasa Memberikan perlindungan seperti perban ika ada aringan cedera
2erfungsi untuk membatasi kedalaman dan A atau tingkat gangguan integritas kulit sehingga mencegah cidera lebih
4.
0arkan keluarga7
Kebutuhan untuk pera/atan lanutan
Menghindari pakaian yang konstriktif
Kebutuhan asupan makanan yang tepat
9anda dan geala yang harus dilaporkan7
lanut endidikan yang tepat dapat meningkatkan kemampuan manaemen kesehatan angka panang
enyembuhan luka yang lama atau bertambahnya luas aringan yang cedera
Hilangnya sensasi atau pulsasi di tungkai area cedera
%3
BAB PENUTUP
.1. 'esimulan
Kasus fraktur pada anak sering kita temua disbanding cedera aringan lunak. 2anyak dari klien anak yang fraktur tersebut mengalami komplikasi karena tidak mendapatkan penanganan yang tidak tepat. Kebanyakan dari kasus fraktur tersebut disebabkan oleh dorongan lagsung pada tulang, kondisi patologis yang mendasarinya seperti rakitis yang mengarah pada fraktur spontan, kontraksi otot yang kuat dan tiba-tiba, dan dorongan tidak langsung. ;raktur biasanya menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman dan hal ini merupakan hal yang /aar dialami oleh setiap klien fraktur. era/at dapat memberikan penatalaksanaan berupa terapi farmakologi maupun nonfarmakologi untuk mengurangi respon nyeri tersebut. era/at dapat mengaarkan teknik relaksasi, distraksi maupun pemberian analgesic. Nyeri ini umumnya akan menghilang setelah tiga hari di saat respon inflamasi telah selesai. roses penyembuhan fraktur pada anak uga biasanya lebih cepat disbanding orang de/asa, karena tulang pada anak masih bersifat ra/an
dan
fleksibel
sehingga
akan
mebih
cepat
dalam
proses
penyembuhannya. ;raktur bukan merupakan kasus urgensi, namun harus cepat dalam penatalaksanaannya agar proses penyembuhannyapun berlangsung dengan cepat. ;raktur yang tidak ditangani dengan baik, akan memberikan dampak komplikasi sampai mengalami kematian aringan daerah fraktur. Dengan memperhatikan semua data berupa data subyektif dan data obyektif yang dikeluhkan oleh klien, pera/at dapat menentukan diagnose dan intervensi yang tepat. 8ntrvensi yang tepat diberikan kepada klien fraktur akan mempercepat proses penyembuhan kien dan meningkatkan keseahteraan klien.
.2. $aran
%4
Dengan
pembuatan
makalah
ini,
diharapkan
pera/at
dapat
memberikan informasi, pengertian dan pendidikan tentang fraktur, tindakan yang perlu dilakukan untuk menangani frakur. era/at uga diharapkan mampu memberikan pelayanan yang penuh
terhadap pasien yang
mengalami fraktur. ada mahasis/a, diharapkan mahasis/a kepera/atan mampu melakukan penelitian tentang fraktur yang teradi pada anak dan menetapkan masalah kepera/atan dan intervensi yang tepat pada klien fraktur pada anak.
DA(TAR PU$TA'A
2ehrman, K., 0.$CC*!. +lmu 0esehatan /nak disi . Diteremahkan oleh 6anik ahab.
%C
2lack, <.M. Ha/ks, <.H."##+!. Medical&surgical nursing clinical management for positi$e outcomes 3th Bd.!. 6t. 5ouis Missouri7 Blsevier 6aunders 2runner, 5 6uddarth, D."##"!. Buku a4ar keperaatan medikal bedah :ol. $, Bd. 4!.
)#