TUGAS KARYA ILMIAH KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER Perlindungan Harddisk Server Dengan Sistem Fault Tolerance
DISUSUN OLEH :
Nama
: MARDIAN
NIM
: 08053111065
Jurusan : T.INFORMATIKA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN TEKNIK TEKNIK INFORMATIKA INFORMATIKA
2005-2006
DAFTAR ISI
H alaman HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………........................................... i DAFTAR ISI…………………………………………… ISI…………………………………………………………………… ……………………….. ..... ..................... ................................ .............. ... ..... ii
BAB
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g …… …………… ……………… …………… …………… ……………… …………… ……….. ….... ..... ...... ...... ...... ..... ..... ..... .. 3 1.2 Tujuan Tujuan Penelitian Penelitian …………………… ……………………………… …………………… ……………….. ……...... ........ ........ ........ ...... .. 4 1.3 Metode Metode Penelitian Penelitian …………………… ……………………………… …………………… ………….... ........ ........ ........ ........ ........ ...... 4
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.0 Landasan Teori .... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ...... ...... .... .... .... .... ....
5
7
BAB III. KERANGKA KONSEP
3.1 3.1 Sis Sistem tem Faul Faultt Tolerance....................... Tolerance................................. ..................... ..................... ..................... ..................... .............. .... 6 3.2 Disk Mirroring....................... Mirroring.................................. ..................... ..................... ..................... ..................... .............. ............. ............. ... 6 3.3 Disk Duplexing……………………………………………… Duplexing…………………… …………………………………………………… …………………………… … ……….. 7 3.4 3.4 Konf Konfig igur uras asii Dis Disk k mirroring……………………………………………………………………. 8 3.5 3.5 Memp Memper erba baik ikii Dis Disk k mirroring……………………………………………………… mirroring…………………………… ……………………………………. …………. 10 3.6 3.6 Bent Bentuk uk –Ben –Bentu tuk k Faul Faultt Tolerance………………………………………………… Tolerance………………………… ………………………………… ………… 11
3.7 RAID…………………………………………………………………………………………………… 13 3.8
Sistem Backup Data ………………………………………………….. 15
BAB IV.KESIMPULAN
4.0
Kesimpulan…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Di dalam dunia dunia maya atau di dalam jaringan internet kemungkinan terjadinya kerusakan sangatlah besar seperti : virus , hacking , SQL injection ,bahkan crypto analisys .hal ini terjadi akibat proses handshake serta adanya kemudahan akses secara bersama-sama lewat internet sehingga untuk itu diperlukan sebuah keamanan di dalam jaringan,bukan hanya di jaringan internet yang berbahaya jaringan local pun sangat bahaya mengingat banyak nya akses suatu data melalui jaringan local (LAN).Untuk itu karya ilmiah ini akan membahas bagaimana cara pengamanan data dengan menggunakan
sistem
fault tolerance ( toleransi kesalahan) maksudnya adalah bahwa sistem memberi toleransi terhadap terjadinya kerusakan atau kondisi buruk pada jaringan dengan memberikan perlindungan data dalam bentuk lain sehingga apabila terjadi kerusakan tidak akan menghentikan proses sistem di dalam jaringan .Kerusakan data biasanya terjadi akibat beberapa faktor yaitu faktor perangkat keras (hardware) , faktor penggunaan data , dan faktor dari luar.
Faktor pertama kerusakan data atau factor perangkat keras(hardware) terjadi akibat adanya ketidak stabilan kondisi perangkat lunak seperti kondisi hard disk dan kondisi kestabilan listrik atau stabilizer yang bahkan dapat menyebakan kerusakan pada computer (PC).Faktor yang kedua adalah factor penggunaan data dimana dapat terjadi akibat ketidak hati-hatian pengguna dalam melindungi data seperti lupa menyimpan di dalam folder harddisk atau pada saat data terbuka pengguna lansung memutuskan hubungan jaringan tanpa menutup data yang terbuka terlebih dahulu sehingga mengakibatkan data menjadi cacat dan tidak lengkap.Sedangkan untuk factor yang ketiga yaitu factor luar yang merupakan sangat bahaya bahkan sangat sulit diatasi dimana factor dari luar terjadi akibat serangan hacker dan virus. Jadi dapat disimpulkan bahwa sangat diperlukannya system penanganan data yang dapat memberikan jaminan perlindungan data yang mana perlu diketahui bahwa semakin banyak penggunaan data akan semakin besar terjadinya kerusakan data di dalam jaringan internet maupun jaringan lokal . Untuk itu dalam karya ilmiah ini akan dibahas secara detail system fault tolerance di dalam jaringan.
1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mejelaskan fasilitas fault tolerance pada system jaringan computer dan mengetahui pentingya system penanganan data didalam jaringan local maupun jaringan luar (internet) serta untuk memberikan informasi system backup data dan penanganannya Tujuan penelitian ini juga untuk memberikan kemudahan akses data secara bersama-sama di dalam jaringan atau data sharing dan juga ubtuk mncegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan data menjadi rusak (crash) , serta memberitahukan informasi tentang sistem fault tolerance secara lengkap .
1.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah dengan cara mempelajari buku – buku yang menyangkut tentang sistem fault tolerance dan juga mempelajari dari internet yaitu website dan forum – forum
yang membahas tentang penggunaan fault tolerance dalam jaringan , yang mana system fault tolerance meliputi tentang disk mirroring ,disk duplexing dan membahas
tentang
RAID
(Redundant
Array
Inexpensive
Disk)
atau
penggabungan beberapa hardisk untuk memaksimalkan kinerja harddisk di computer dan di dalam jaringan. Untuk itulah fault tolerance ini akan dibahas dalam karya ilmiah ini . Di dalam karya ilmiah ini juga dibahaa tentang cara memperbaiki system disk mirroring dan juga proses
system backup data yang mana bahan ini
dipelajari dari sebuah website di internet dan buku –buku penunjang Sistem keamanan jaringan computer.
BAB II LANDASAN TEORI
Dengan adanya kemampuan unytuk berbagai pakai perangkat lunak terutama data , maka kemungkian pengguna komputer untuk menggunakan perangkat komputer lain untuk mengakses data yang terdapat pada sebuah komputer pada saat komputer itu dipergunakan orang lain ,sehingga orang tidak mesti bekerja pada satu komputer . Untuk itulah diperlukan keamanan data agar bisa dilindungi supaya data tidak menjadi rusak akibat data yang dipergunakan oleh banyak orang
di dalam jaringan local dan jaringan internet derta
menghindari pengaksesan oleh orang yang tidak berhak .
Sistem operasi jaringan umumnya dilengkapi dengan suatu fasilitas keamanan data yang dikenak dengan istilah fault tolerance
yang bisa
diterjemahkan secara bebas sebagai toleransi terhadap kesalahan . Perlu juga diktahui bahwa dengan semakin pentingnya arti sebuah data maka diperlukan juga system penanganan yang semakin baik ( Andi ,2001 : 158) . System fault tolerance dibagi menjadi dua yaitu system mirroring dan system
duplexing
dimana
Mirroring
artinya
adalah
penduplikatan
disk.
Maksudnya ialah dalam sebuah raid group yang di setting secara mirroring akan terdapat sebuah harddisk yang di copy secara keseluruhan kedalam harddisk pasangannya dalam waktu yang bersamaan (www.OprekPC.com , Fault tolerance , diakses 29 mei 2008).Sedangkan disk duplexing digunakan sebagai sebuah hard disk yang di control oleh controller sendiri . Tidak hanya system disk mirroring dan disk duplexing tetapi sekaranga asa sebuah system mirroring yang telah dikembang yaitu RAID ( Redundant Array Inexpensive Disk)atau istilahnya pengabungan beberapa hard disk murah utk mendapatkan kinerja yg maksimal (http://www.OprekPC.com , jigujigu , diakses 29 mei 2008 ). Kelebihan dari penggunaan
system
fault
tolerance
adalah
untuk
mencegah
terjadinya
kerusakan data atau kecacatan data , sehingga apabila terjadi kerusakan tidak akan menghentikan proses sistem di dalam jaringan .
BAB III Pembahasan 3.1 Sistem Fault Tolerance Fault tolerance atau yang dimaksud toleransi terhadap kesalahan yaitu adanya
toleransi
terhadap
kesalahan
perangkat
keras
computer
dan
memberikan toleransi terhadap terjadinya kondisi buruk pada system jaringan dengan memberikan perlindungan data , sehingga apabila terjadi kerusakan tidak akan menghetikan proses dalam system jaringan .Kerusakan seberapa
parahpun akan masih tetap di lindungi sehingga tidak akan membuat data menjadi hilang atau rusak dengan kata lain system fault tolerance akan menjaga subuah data di hard disk agar data yang ada tetap merupakan data yang asli , tidak cacat , dan tidak berubah. Hampir semua system operasi jaringan menyediakan fasilitas fault tolerance untuk
menjaga
keamanan dan
ketersediaan data dalam
bentuk media
penyimpanan (hard disk) . Ada dua system utama yang hamper selalu tersedia pada system operasi jaringan yaitu : -
Disk Mirroring
-
Disk Duplexing
3.2 Disk Mirroring Fasilitas fault tolerance dngan menggunakan disk mirroring adalah system pengamanan data dengan menggunakan dua buah partisi pada dua buah hard disk untuk menyimpan data yang sama.Satu hard disk yang berfungsi sebagai media penyimpanan utama sedangkan hard disk yang lain berfungsi sebagai hard disk bayangan atau sebagai mirror disk yang
memiliki kapasitas yang
sama atau lebih besar dari disk utama . Dengan menggunakan system disk mirroring , saat proses penulisan data akan dialkukan penulisan ke dua hard disk tersebut tapi system operasi akan menganggapnya sebagai satu hard disk . Sistem disk mirroring memiliki kelebihan yaitu apabila terjadi kerusakan pada data pada salah satu hard disk , maka hard disk yang lain dapat mengambil alih dan data akan tetap aman sehingga proses kerja tetap berlansung seolah tidak ada kerusakan yang terjadi . Begitu juga jika salah satu hard disk tersebut berhenti akibat kerusakan fisik , maka data yang ada pada hard disk tersebut masih bisa di akses atau dibuka pada hard disk yang lain . Pada umumnya proses membaca
dan
menulis hard disk
drive
dengan
menggunakan system disk mirroring ini sangat berbeda dengan proses membaca dan menulis pada satu hard disk drive . Proses yang terjadi pada system disk mirroring ini adalah dilakukannya secara serentak proses penulisan ke dalam dua hard disk drive tersebut sedangkan pada proses pembacaan pada system disk mirroring akan dilakukan secara berurutan proses pembacaan kedalam hard disk drive tersebut , hal ini terjadi karena proses pembacaan akan memerlukan peningkatan kecepatan pembacaan data dari disk .
Contoh bentuk disk mirroring pada computer server :
Gambar diatas menunjukkan bagaimana bentuk disk mirroring pada computer server bekerja yang mana system operasi jaringan seperti windows dan novell merupakan system operasi jaringan yang memiliki fasilitas fault tolerance.
3.3 Sistem Disk Duplexing Pada dasarnya system disk duplexing sama dengan system disk mirroring ,yaitu fasilitas fault tolerance dengan menerapakan system penulisan data pada hard disk drive , di mana satu hard disk bertindak sebagai disk utama dan hard disk yang lain bertindak sebagai mirroring disk . Perbedaan nya terletak pada pengontrolannya yang mana system disk mirroring , kedua hard disk yang digunakan dikontrol oleh satu controller , Sedangkan pada sistem disk duplexing masing – masing hard disk di control oleh controller sendiri .
Pada gambar di atas menunjukkan bentuk system disk duplexing yang mana pada dasarnya sistem disk duplexing memiliki kelebihan yang sama dengan sistem disk mirroring . Bahkan proses sistem penulisan dan proses pembacaan data dari disk menggunakan logika yang sama sehingga pada operasi windows server kedua sistem ini dianggap sama . Keuntungan sistem disk duplexing dari pada menggunakan disk mirroring adalah digunakannya contoller disk yang terpisah untuk kedua hard disk tersebut dengan kata lain kemungkinan terhentinya sistem akibat kerusakan controller disk menjadi sangat kecil , sedangkan pada sistem disk mirroring , jika disk controller mengalami kerusakan maka kedua hard disk yang ada menjadi tidak berfungsi .
3.4 Konfigurasi Sistem Disk Mirroring Untuk melakukan pengkonfigurasian sistem fault tolerance perlu di adakanya pertimbangan penggunaan perngkat – perangkat yang betul-betul mendukung sitem fault tolerance . Untuk menggunakan sstem disk mirroring perlu dipertimbangkan penggunaan disk SCSI (Small Computer System Interface) . Bukan hanya disk SCSI saja yang bisa digunakan , disk IDE (Integrated Device Electronic) bisa juga digunakan karena pada dasarnya disk mirroring mendukung disk controller tipe apa saja . Berikut ini contoh instalasi sistem disk mirroring pada sistem operasi windows server .Sebagai langkah pertama persiapan dis mirroring adalah sebagai berikut:
-
Sediakan dua buah hard disk drive , satu hard disk sebagai disk utama yang berisi partisi dengan sistem file FAT atau NTFS yang akan di buat mirrornya dan satu hard disk sebagai mirror disk dengan kondisi kosong (tanpa partisi) dan berkapasitas sama atau lebih besar dari disk utama .
-
Setelah seluruh komponen penunjang tersebut tersedia dan terpasang sesuai yang direncanakan , sekarang melakukan tahapan poses disk mirroring dengan langkah – langkah berikut : o
Buka utilitas Disk Administrator memalului menu Start , kemudian piih Program lalu pilih Admninistrative tool . Selanjutnya pilih Disk Administrator ,
o
Dari utilitas Disk Administrator , pilih partisi yang akan di mirror ( untuk memlih bebrapa partisi
, anda bisa memilih
dengan menekan tombol Ctrl ) dan pastikan bahwa partis-partisi tersebut telah di format . o
Selanjutan pada hard disk yang digunakan sebagai mirror disk pilih lokasi kosong untuk membuat disk mirror dengan syarat ukuran lokasi kosong ini harus sama atau lebih besar dari ukuran partisi-partisi yang akan dibuat mirrornya.
o
Selanjutnya
pilih
menu
Fault
Tolerance
kemudian
pilih
Estabilish Mirror . Jika ingin membuat mirror dari boot partition
atau partisi untuk boot ,maka diperlukan sebuah disk bootable yang dibutuhkan untuk boot dari mirror disk selajutnya pilih OK o
Pilih menu Partition kemudian pilih Commit Change Now untuk menyimpan perubahan partisi yang telah anda lakukan di atas dan kemudian klik OK
o
Selanjutnya komputer akan melakukan restart untuk memulai proses mirroring dan kemudian akan dilakukan pengkopian data dari disk utama ke disk mirror .
Pada langkah diatas proses pembuatan mirror disk telah selesai dilakukan dan lansung bisa digunakan . Namun dalam seluruh proses pembuatan disk mirroring , utilitas disk administrator mempunyai resiko terjadinya kerusakan bahkan kehilangan data . Untuk menghindar resiko tejadinya kerusakan data maka yang perlu diperhatikan adalah melakukan secara benar dan hati -hati , jika takut akan terjadinya kesalahan , pastikan jangan pernah melakukan penyimpanan atau update terhadap konfigurasi partisi . Setelah memiliki set hard disk beserta dengan mirror disk nya maka langkah selanjutnya mengkonfigurasi komputer untuk bisa melakukan boot dari hard disk mirror apabila hard disk utama mengalami kerusakan . Ini bisa dilakukan dengan mengatur boot sequence pada BIOS komputer agar bisa melakukan boot dari hard disk kedua atau hard disk mirror yaitu dengan cara mengatur pilihan boot sequence dari primary hard disk
dan jika tidak
ditemukannya boot device , pilih boot dari secondary hard disk . Kalau BIOS komputer tidak mendukung atau tidak memiliki fasilitas ini , siapkan sebuah disk bootable yang bisa digunakan untuk boot pada saat disk utama mengalami masalah . Untuk sistem operasi jaringan yang lain biasanya juga menggunakan tahapan-tahapan proses yang sama pada saat melakukan pembatan disk mirroring . Sebagai contoh , sistem operasi Novell Netware juga melalui tahaptahap persiapan yang sama . Pada sistem operasi netware , proses mirroring akan melakukan penyesuian ukuran partisi sehingga antara disk utama dengan disk mirror memiliki ukuran partisi yang sama .
3.5 Memperbaiki Kerusakan Pada Disk Mirroring
Meskipun terjadi kerusakan pada media hard disk server , namun sistem akan masih tetap berjalan yaitu dengan cara menggunakan data cadangan pada mirror disk . Untuk dapat memperbaiki atau mengganti hard disk yang telah rusak . Langkah – langkah untuk memperbaiki disk mirroring dengan mengganti hard disk yang rusak adalah sebagai berikut : 1. Jalankan utilitas Disk Administrator dengan menggunakan menu
Start
, pilih Program kemudian pilih Administrative tool dan disk
administrator 2. Dari utilitas Disk Administrator , pilih menu Fault Tolerance kemudian pilih Break Mirror Set . Langkah ini dimaksudkan untuk memutus atau menghentikan proses disk mirroring yang sedang berjalan dan mengalihkan penggunaan disk dari disk utama ke disk mirror (jika yang mengalami kerusakan adalah disk utama ) . 3. Selanjutnya shutdown dan matikan komputer untuk kemudian lepas hard disk yang rusak dan ganti dengan hard disk yang baru yang berkapasitas sama atau lebih besar dari ukuran mirror yang ada. 4. Restart komputer dan jalankan utilitas Disk Administrator kembaili . Pada saat menjalankan untilitas tersebut windows akan memberitahu bahwa terdapat hard disk baru . Kemudian klik OK 5. Tekan Ctrl dan pilih lokasi yang kosong pada hard disk baru untuk membuat mirror 6. Pilih menu Fault Tolerance – Establish Mirror . Jika hard disk yang baru anda pasang akan digunakan untuk boot ,pastikan bahwa hard disk tersebut memiliki partisi yang diset aktif untuk boot . 7. Setelah selesai keluar dari utilitas Disk Administrator dan restar komputer anda .
3.6 Bentuk – Bentuk Fault Tolerance lainnya
Ada beberapa bentuk bentuk system fault tolerance lain yang digunakan untuk melengkapi fasilitas pada system tersebut.Pada Windows server terdapat fasilitas Stripe Sets yang merupakan salah satu standar dalam system RAID . System ini dibuat pada partisi dengan ukuranyang sama pada hard disk yang
berbeda dengan system disk mirroring , pada system stripe sets data ditulis diantara kedua partisi pada disk yang berbeda tersebut . Kelebihan utama dengan digunakannya stripe sets ini adlah bahwa dengan ditulisnya data ke dua hard disk yang berbeda secara terpisah maka proses pembacaan dan penulisan menjadi jauh lebih cepat dibandingkan dengan system disk mirroring yang harus melakukkan penulisan dua kali ,karena kecepatan dapat menimbulkan kelemahan . Jadi , apabila sebuah file yang disimpan secara terpisah di antara dua partisi pada disk yang berbeda tersebut salah satu disk nya mengalami kerusakan maka keseluruhan file tersebut tidak akan di baca sama sekali . Akan tetapi pada windows server ini bisa diatasi dengan
menggunakan
system
Stripe
sets
with
parity ,
yaitu
dengan
menggunakan sebasgian kapasitas hard disk untuk menyimpan parity yang merupakan informasi dari file-file yang telah disimpan . Parity juga bias digunkan untuk menyusun ulang file yang rusak akibat rusaknya salah satu disk yang ada dalam stripe sets . Jadi , apabila ada file yang tersimpan secara terpisah mengalami kerusakan akibat salah satu disk rusak , maka dengan menggunakan informasi pada parity , file tesebut bisa disusun kembali dan ditempatkan pada disk yang masih berjalan secara normal . Hal ini akan mengurangi bahkan mencegah tejadinya kehilangan data akibat kerusakan fisik hard disk . Bentuk lain dari system fault tolerance adalah Server Replication . System ini di dukung oleh system opersai windows server . Sistem fault tolerance ini mampu menyimpan data bukan saja pada hard disk yang berbeda tetapi juga pada computer server yang berbeda . System ini dianggap sebagai Directory Replication Services , karena system ini mampu menyimpan data file dan direktori pada server yang berbeda . system ini memiliki keterbatasan pengcopyan file sebagai berkut : -
System replikasi ini tidak bias mengkopi file yang ada dalam keadaan terbuka , seperti file yang sedang digunakan .
-
Sistem ini hanya bekerja untuk menkopi file dan tidak membandingkan versi diantara kedua server tersebut dan juga tidak melakukan sinkronisasi versi file-file tersebut
-
Sistem ini hanya mampu melakukan replikasi satu direktori dalam satu saat .
Sistem server replication
juga memberikan keamanan data dan
keamanan operasional jaringan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan system faut tolerance hard disk . system yang hamper sama dengan system ini adalah system Clustering . System clustering ini memungkinkan untuk bekerja dengan menggunakan bebarapa server sekaligus untuk mengerjakan satu system aplikasi atau bias menggunakan beberapa server secara bersama-sama , seolah-olah menggunakan satu buah server. Sistem ini juga bias mengerjakan aplikasi secara lebih cepat dan bisa menyimpan resource dari system aplikasi tersebut secara terpisah .
Sistem clustering memiliki beberapa ketebatasan seperti : -
System clustering hanya mampu mendukung dua nuah node .
-
System aplikasi yang bisa digunakan masih terbatas , hanya bisa menggunakan system aplikasi yang memeang disusun untuk system server clustering .
-
Jika salah satu node mengalami gangguan maka hubungan jaringan aka terputus dan user harus melakukan koneksi ulang ke node yang lain .
Pada perkembangan selanjutnya telah dirancang suatu system perangkat keras disk mirroring yang kemudian dikenal dengan system RAID ( Redundant Array Inexpensive Device )yaitu suatu perangkat keras disk mirroring yang telah dirancang untuk meningkatkan kineja disk mirroring tanpa tergantung pada control dari perangkat lunak seperti disk mirroring dan disk duplexing .
3.7 RAID
Redundant Array Inexpensive Disk,atau
pengabungan beberapa
harddisk murah untuk mendapatkan kinerja yang maksimal. Sehingga pada saat proses pembacaan dan penulisan hard disk kinerja hard disk menjadi lebih cepat . Pada mirror RAID sama – sama harus menyediakan hard disk tambahan sehingga menjadi dua hard disk dan itu sudah temasuk fault tolerance. 4 Hal yang penting di ingat dalam konfigurasi RAID 1.Striping Striping artinya adalah penyimpanan data secara menyebar keseluruh disk yang ada dalam kolempok Raid tersebut. Contohnya : satu raid group yang di konfigurasi dengan raid 5 mempunyai disk 3 sebagai data dan 1 sebagai parity. Jika ada proses penyimpanan data kedalam volume dalam raid 5 tersebut maka data tersebut akan disebar/stripe kedalam 3 hardisk yang berfungsi sebagai data tersebut. 2.Mirroring Mirroring artinya adalah penduplikatan disk. Maksudnya ialah dalam sebuah raid group yang di setting secara mirroring akan terdapat sebuah harddisk yang di copy secara keseluruhan kedalam harddisk pasangannya dalam waktu yang bersamaan. 3.Parity disk Parity disk artinya adalah sebuah harddisk dalam raid group yang berfungsi mengumpulkan blok-blok data dari harddisk data dalam raid group. Harddisk parity ini akan bekerja mengkombinasikan blok-blok data dari setiap harddisk data lainnya untuk dapat merekonstruksikan kembali data-data yang hilang jika salah satu harddisk dalam raid group itu rusak. 4.Spare Harddisk Spare harddisk tidak sama dengan parity. Kalau parity mengumpulkan informasi blok-blok data dari setiap harddisk dalam raid group sedangkan Spare Harddisk adalah cadangan untuk setiap harddisk yang rusak atau
pun harddisk yang mengalami gangguan sehingga tidak berfungsi dengan normal didalam satu subsystem. Contoh kasus. dalam raid 5 yang terdiri dari 3 data, 1 parity dan 1 sparedisk (hdd 00, 01, 02 sbg data dan hdd 03 sebagai parity dan hdd 04 sebagai sparedisk). Dalam kasus ini kerusakan harddisk terjadi pada harddisk 00, kalau dilihat secara komputer biasa, atau PC yang sering digunakan, maka jika harddisk rusak otomatis system dan data tidak bisa diakses kan ? untuk itu parity sebagai pengumpul informasi blok-blok data menjadikan dirinya sendiri sebagai pemberi informasi mengenai data yang ada di hdd 00, sehingga raid group masih dapat berfungsi, walaupun performance
raid
groupnya menurun
tetapi masih bisa berfungsi.
Kemudian secara manual mengikuti prosedur dari pabrikan storage itu sendiri kita dapat memindahkan isi dari hdd 00 yang rusak kedalam hdd 04 yang berfungsi sebaga sparedisk dengan bantuan informasi dari hdd 03 yang berfungsi memberikan informasi mengenai hdd 00. setelah hdd 00 digantikan oleh hdd 04, maka kita dapat melepas hdd 00 dari dalam subsystem
(storage)
tanpa
mematikan mesin atau sering disebut
penggantian harddisk secara online. hdd 00 yang rusak tersebut sudah dapat diganti dengan hdd yang baru. keterangan: - raid = redundant array of inexpensive disks atau penggunaan multiple harddisk atau banyak harddisk untuk membentuk satu volume - stripe = penulisan data secara menyebar dalam 1 raid group - subsystem = mesin storage - storage = media penyimpanan data / harddisk Cara membuat RAID 1.Pertama – tama tancapkan hard disk sata pada kontroler di mobo dengan urutan yg sama.misal kontroler 1dan 2 . 2.setelah itu siapkan sebuah disket driver sata disk yg menjadi bawaan mobo. 3.Mulai lakukan pemasangan hard disk sata pada kontroler masing - masing,dan rebot dengan cd instalasi winxp,setelah beberapa lama tekan F6 dan masukkan
floppy disk driver sata tadi. 4.Lanjutkan instalasi seperti biasa. 5.Setelah proses semua instalasi selesai maka pada awal booting pertama kali lansung menentukan berapa kapasitas file alocation table untuk hard disk plus,raid apa yg akan anda konfigurasi,apakah "0" or "1" . Perlu diketahu juga sebelum data dimasukkan ke hard disk , coba di cek apakah server bawaannya sudah disertakan RAID controller-nya . Cara ceknya bisa dilakukan dengan mengrestart computer pada saat mucul awal BIOS akan terlihat controllernya apabila sudah dipasang . Untuk masalah keefektifan data saat proses penulisan danpembacaan , aktifkan saja RAID 1 atau mirroring dimana semua data disebar ke semua hard disk yang dipasang ,tapi kalau hanya untuk normal use sebaiknya memakai RAID 0 . Sebagai contoh keuntungan RAID adalah Jika sebuah hard disk server berkapasitas 80 Gb maka pada RAID 0 akan mejadi 160 Gb dan pada RAID mirroring 1 hard disk akan tetap menjadi 80 Gb . Dengan menggunakan OS (Operation system) apa saja seperti windows XP , dan linux bisa juga dibuat partisi dengan RAID asal computer memiliki atau mempunyai dua buah hard disk . Cara Membuat RAID 1 (mirror disk ) Secara Software -
Pertama –tama klik computer management sehingga akan mucul gambar seperti berikut:
-
Pada disk yang bersangkutan
di klik kanan terus pilih "convert to
dynamic disk" seperti pada gambar. Perlu diketahui juga akan lebih baik jika RAID dikonfigurasi pada saat sebelum boot ke windows jadi pada saat POST , pasti akan ada RAID controllernya hal ini terjadi karena RAID 1 Fault tolerance jika salah satu hard disk terjadi error . Mirror juga dibuat sebelum data dimasukan ke hard disk, ini berarti kalau saat ini hanya ada satu hard disk bisa jadi belum diconfigure RAID-nya (RAID0)atau tidak menggunakan RAID controller.
3.8 Sistem Backup Data Sistem fault tolerance yang didukung oleh banyak system operasi jaringan . Semua system tersebut memiliki satu tujuan , yaitu keamanan dan keutuhan data dalam jaringan . Namun demikian ada satu system penanganan data yang mampu memberi jaminan keutuhan data , dan merupakan system yang didukung oleh semua system operasi bahkan pada system single user , yaitu dengan membuat copy atau cadangan data yang disebut dengan backup data . Backup data dilakukan untuk melakukan recover data , jika terjadi
kerusakan data atau keruakan media (hard disk ) untuk mengcovernya cukup dengan merestore atau menyalin ulang data dari backup yang ada . Untuk melakukan backup data bisa dilakukan secara memilih – milih data yang betul –betul harus di backup . Hal ini dilakukan untuk bisa menekan biaya backup data serendah mungkin . Agar proses backup mudah dilakukan , useruser Dalam jaringan bisa menyimpan data pada satu direktori di computer server , yaitu dengan menempatkan
pada satu direktori dan dibagi dalam sub-sub
direktori , sehingga proses backup cukup dilakukan dari satu direktori begitu juga dengan proses restore data yang mungkin dilakukan.Berikut ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih utilitas backup data : -
Mendukung proses backup dengan cara full backup atau incremental backup. Full backup adalah system backup dengan cara membackup seluruh
data atau file yang dipilih untuk membuat backup baru .
Sistem ini akan menimpa backup yang lama jika dalam media yang digunakan sudah ada file backup. Sedangkan incremental backup adalah backup dengan cara menyambung atau menambahkan data backup baru ke data backup sebelumnya . Sistem ini memungkinkan hanya
membackup
file-file
baru
atau
yang
sudah
mengalami
perubahan sedangkan untuk file-file lama tidak mengalami perubahan . -
Menyediakan
fasilitas
backup
terjadwal
atau
berkala
agar
bisa
melakukan control otomatis terhadap proses backup data sehingga kemungkinan terjadinya ketelmabatan proses backup akibat kelalaian dapat dikurangi . -
Kemampuan untuk melakukan backup terhadap file yang terbuka agar dapat membuka dalam melakukan backup pada jaringan yang memiliki jadwal pemakaian cukup padat untuk itu tidak lagi diperlukannya penghentian proses kerja yang sedang berlansung di jaringan .
-
Dukungan system aplikasi database yang dipergunakan sehingga utilitas mampu sempurna .
membackup
data dari system database secara
-
Proses backuyp yang bersifat kearsipan artinya adanya fasilitas kompresi data . Fasilitas ini mungkin akan membuat proses backup menjadi
lambat
tetapi
akan
meningkatkan
efisiensi
pengunaan
memory kapasitas media backup .
BAB IV KESIMPULAN
Kesimpulan Berdasarkan
hasil pembahasan pada BAB III maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa -
Kerusakan seberapa parahpun akan masih tetap di lindungi sehingga tidak akan membuat data menjadi hilang atau rusak dengan kata lain system fault tolerance akan menjaga subuah data di hard disk agar data yang ada tetap merupakan data yang asli , tidak cacat , dan tidak berubah.
-
Proses yang terjadi pada system disk mirroring ini adalah dilakukannya secara serentak
proses penulisan ke dalam dua hard disk drive
tersebut sedangkan pada proses pembacaan pada system disk mirroring akan dilakukan secara berurutan proses pembacaan kedalam hard disk drive tersebut , hal ini terjadi karena proses pembacaan akan memerlukan peningkatan kecepatan pembacaan data dari disk . -
Perbedaan Disk mirroring dan disk duplexing terletak pada pengontrolannya yang mana system disk mirroring , kedua hard disk yang digunakan dikontrol oleh satu controller , Sedangkan pada sistem disk duplexing masing – masing hard disk di control oleh controller sendiri .
-
Pada mirror RAID sama – sama harus menyediakan hard disk tambahan sehingga menjadi dua hard disk dan itu sudah temasuk fault tolerance.
-
System clustering ini memungkinkan untuk bekerja dengan menggunakan bebarapa server sekaligus untuk mengerjakan satu system aplikasi atau bias menggunakan beberapa server secara bersama-sama , seolah-olah menggunakan satu buah server.
-
apabila sebuah file yang disimpan secara terpisah di antara dua partisi pada disk yang berbeda tersebut salah satu disk nya mengalami kerusakan maka keseluruhan file tersebut tidak akan di baca sama sekali . Akan tetapi pada windows server ini bisa diatasi dengan menggunakan system Stripe sets with parity , yaitu dengan menggunakan sebasgian kapasitas hard disk untuk menyimpan parity yang merupakan informasi dari file-file yang telah disimpan . - Cara membuat RAID 1.Pertama – tama tancapkan hard disk sata pada kontroler di mobo dengan urutan yg sama.misal kontroler 1dan 2 . 2.setelah itu siapkan sebuah disket driver sata disk yg menjadi bawaan mobo. 3.Mulai lakukan pemasangan hard disk sata pada kontroler masing masing,dan rebot dengan cd instalasi winxp,setelah beberapa lama tekan F6 dan masukkan floppy disk driver sata tadi.
4.Lanjutkan instalasi seperti biasa. 5.Setelah proses semua instalasi selesai maka pada awal booting pertama kali lansung menentukan berapa kapasitas file alocation table untuk hard disk plus,raid apa yg akan anda konfigurasi,apakah "0" or "1" . -
. Backup data dilakukan untuk melakukan recover data , jika terjadi kerusakan data atau keruakan media (hard disk ) untuk mengcovernya cukup dengan merestore atau menyalin ulang data dari backup yang ada .
-
Full backup adalah system backup dengan cara membackup seluruh data atau file yang dipilih untuk membuat backup baru , Sedangkan incremental backup adalah backup dengan cara menyambung atau menambahkan data backup baru ke data backup sebelumnya .
DAFTAR PUSTAKA
Andi,2001 Penanganan Jaringan Komputers,(Yogyakarta: Wahana komputer ). http:// www.ilmukomputer.com ,keamanan Jaringan,diakses 29 mei 2008 http://www.OprekPC.com, jigujigu , diakses 29 mei 2008