MAKALAH KALIBRASI Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Kalibrasi I Pendidikan Diploma IV Teknik Elektromedik
Oleh : Diah Annisa Nursyifa NIM 182141009
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK ELEKTROMEDIK FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MOHAMAD HUSNI THAMRIN JAKARTA 2017
KALIBRASI
1
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah S.W.T atas Rahmat dan Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang pengertian, maksud dan tujuan, prinsip dasar, pelayanan, pelaksanaan dan peraturan dari kalibrasi. Di mana dalam penulisan makalah ini saya berharap kepada pembaca agar dapat memahami dan mengerti tentang pengertian, maksud dan tujuan, prinsip dasar, pelayanan, pelaksanaan dan peraturan dari kalibrasi. Dalam penulisan makalah ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran, yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita. Akhir kata saya meminta maaf, apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan yang mungkin dapat kita maklumi bersama.
Jakarta, Maret 2017
Penulis
KALIBRASI
2
DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………….…………………………………………… Daftar Isi……….………………………………………………….……………………………………………………...
1 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………………..……………………………………………….. 1.2 Rumusan Masalah……..…………………………………………………………….………………………... 1.3 Batasan Masalah………...………………………………………………….……………………...………..… 1.4 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………………………...
3 4 4 4
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengukuran (Measurement)………………………………………………………………………………. 2.2 Definisi Kalibrasi……………………………………………………………………………..………………….. 2.3 Tujuan dan Manfaat Kalibrasi……………………………………………....................................
5 6 8
2.4 Waktu Pelaksanaan Kalibrasi………………………………………………………………………………. 2.5 Prinsip Dasar Kalibrasi…………………………………………………………………………………………. 2.6 Hasil Kalibrasi……………………………………………………………............................................ 2.7 Persyaratan Kalibrasi…………………………………………………………………………………………..
8 10 10
2.8 Pengujian Alat Kesehatan……………………………………………………………………………………. 10 2.9 Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Kesehatan…………………………………………………………. 12
BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan………………………………………………………..................................................... 2. Saran…………………………………………………………………………………………………………………..
13 16
Daftar Pustaka……………………………………………………………................................................. 17
KALIBRASI
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatan semakin meningkat seiring dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Tuntutan tersebut harus didukung dengan kemajuan dan perkembangan peralatan kesehatan yang lebih efisien sehingga mutu pelayanan kesehatan dapat meningkat dengan baik. Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini diperbesar lagi dengan adanya pengaruh lingkungan, operator, serta metode pengukuran. Padahal dalam menghasilkan hasil pengukuran tersebut sangat diharapkan bahwa setiap alat ukur yang digunakan dimanapun memberikan hasil ukur yang sama dalam kaitannya dengan keperluan keamanan, kesehatan, transaksi, dan keselamatan. Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional atau standar internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang digunakan mempunyai ketelusuran kepada standar nasional adalah dengan melakukan kalibrasi terhadap alat tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara ketelusuran tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi tertentu. Dalam penerapan standar ISO/IEC 17025 : 2005, kiranya upaya-upaya untuk menyamakan persepsi bagi semua pihak terkait perlu dilaksanakan. Ketelusuran pengukuran tidak hanya sekedar menjadi persyaratan administratif, melainkan telah menjadi kebutuhan teknis yang mendasar terutama dengan diwajibkannya mencantumkan estimasi ketidakpastian dalam hasil uji. Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk membahas tentang kalibrasi.1
1
Pengetahuan Kalibrasi dan Pemeliharaan Peralatan Laboratorium, diakses dari https://xbrasi.wordpress.com/2009/11/23/kalibrasi/ pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 13.00
KALIBRASI
4
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari pengukuran? 2. Apa definisi dari kalibrasi? 3. Apa tujuan dan manfaat dari kalibrasi? 4. Kapan waktu pelaksanaan kalibrasi? 5. Apa prinsip dasar dari kalibrasi? 6. Bagaimana hasil dari kalibrasi? 7. Apa saja persyaratan kalibrasi? 8. Bagaimana pelayanan kalibrasi alat kesehatan? 9. Bagaimana pelaksanaan kalibrasi?
1.3 Batasan Masalah 1. Membahas pengertian, manfaat dan tujuan, waktu pelaksanaan, prinsip dasar, hasil, persyaratan, pelayanan dan pelaksanaan dari kalibrasi. 2. Tidak membahas rumus dan perhitungan kalibrasi. 3. Pembahasan ini secara umum, bukan merujuk pada satu lembaga kalibrasi atau yang lainnya.
1.4 Tujuan Penulisan 1. Bagi penyusun, sebagai penambahan ilmu pengetahuan selain yang didapat di Mata Kuliah Kalibrasi. 2. Bagi Institusi, sebagai wujud penerapan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 3. Bagi pembaca atau masyarakat, dapat dijadikan referensi atau sumber informasi.
KALIBRASI
5
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengukuran (Measurement) Definisi dari pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif). Jadi mengukur adalah suatu proses mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifat-sifat obyek atau kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek atau kejadian yang diukur. Dalam pengukuran terdapat beberapa komponen, yaitu : 1. Material 2. Instrument 3. Pelaku pengukuran 4. Metode yang digunakan 5. Lingkungan Kelima komponen tersebut dapat memengaruhi hasil pengukuran termasuk terjadinya ketidakpastian pengukuran. Manfaat pengukuran adalah sebagai sarana untuk mendapatkan data guna mengambil keputusan perlu atau tidaknya meng-adjust proses manufaktur. Kualitas data pengukuran ditentukan oleh bias (error) dan variansi. Terdapat beberapa macam karakteristik statik dari alat ukur yaitu diantaranya adalah rentang ukur (range). Dimana range adalah besar daerah ukur antara batas ukur bawah dan batas ukur atas. Berikutnya sensitivitas, yaitu perubahan pada reaksi alat ukur yang dibagi oleh hubungan perubahan aksinya. Resolusi adalah besar pernyataan dari kemampuan peralatan untuk membedakan arti dari dua tanda harga atau skala yang paling berdekatan dari besaran yang ditunjukkan. Repeatabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil yang sama dari proses pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dan identik. Kesalahan (error) adalah penyimpangan variabel yang diukur dari harga yang sebenarnya. Akurasi adalah kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi pendekatan terhadap harga sebenarnya dari obyek yang diukur. Presisi adalah kedekatan nilai-nilai pengukuran individual yang didistribusikan sekitar nilai rata-ratanya atau penyebaran nilai pengukuran individual dari nilai rata-ratanya. Dalam pengertian lain, yaitu seberapa dekat satu hasil pengukuran dengan hasil yang lainnya dengan pengukuran yang berulang..2
2
Pengetahuan Kalibrasi dan Pemeliharaan Peralatan Laboratorium, diakses dari https://xbrasi.wordpress.com/2009/11/23/kalibrasi/ pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 13.00
KALIBRASI
6
2.2 Definisi Kalibrasi Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.3 Kalibrasi dimensi merupakan paling luas dibandingkan dengan ruang lingkup yang lainnya. Berbagai peralatan dari yang umum digunakan semisal stell ruler / penggaris sampai dengan yang mungkin jarang kita temui semisal coordinate measuring machine ataupun meja rata. Karena peralatan-peralatan tersebut memang hanya digunakan pada industri tertentu.4 Akurasi suatu instrumen tidak dengan sendirinya timbul dari rancangan yang baik. Rancangan suatu instrumen merupakan hasil kompromi antara k i ne r ja , stabilitas, keandalan dan biaya serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Akurasi dapat diperoleh hanya dari kegiatan kalibrasi yang benar, sedangkan stabilitas dan keandalan dapat diketahui dari pengujian, atas dasar inilah perlunya dilakukan pengujian dan kalibrasi terhadap instrumen secara teratur.5 Dewan Standarisasi Nasional (DNS/1990) mendefinisikan bahwa kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkannya terhadap standart ukurannya yang ditelusuri (traceable) ke standart Nasional atau Internasional. Definisi lain kalibrasi adalah kegiatan penerapan untuk menentukan kebenaran
3
Kalibrasi, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 13.15
4
Pengertian dan Cara Kalibrasi Alat Kesehatan, diakses dari http://djokosoeprijanto.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-dan-carakalibrasi-alat.html pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 13.15 5Indonesia
Departemen Kesehatan, Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan : Improving Calibration System of Medical
Equipment in the Hospital : Product 3 Second Stage Activities (Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik,2001), hlm.13.
KALIBRASI
7
nilai penunjukan alat ukur dan data bahan ukur, (definisi : Permenkes No. 363 Tahun 1998). Sedangkan pengujian adalah keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk membandingkan alat ukur dengan standart untuk satuan ukur sesuai guna menetapkan sifat ukurnya (sifat metrologik) atau menentukan besaran atau kesalahan pengukuran. Pengukuran adalah kegiatan atau proses mengaitkan angka secara empiris dan obyektif kepada sifat-sifat obyek atau kejadian nyata sedemikian rupa sehingga angka tadi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek atau kejadian tersebut, (definisi: Permenkes No . 363 Tahun 1998). Setiap peralatan terlebih lagi alat kesehatan yang berhubungan langsung dengan manusia dan sangat kritis (berhubungan dengan nyawa) wajib dilakukan kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran dan keselamatan atau kalibrasi alat kesehatan, maka alat ukur dan kebesaran standart yang dipergunakan wajib dikalibrasi secara berkala pula oleh Institusi Penguji Rujukan (seperti LIPI). Adapun untuk alat kesehatan, pengujian dan kalibrasi wajib dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian dan kalibrasi 2. Sudah berakhir jangka waktu sertifikat atau tanda pengujian dan kalibrasi 3. Diketahui penunjukan keluaran kinerjanya (performance) atau keamanannya (safety) tidak sesuai lagi, walaupun sertifikasi dan tanda masih berlaku 4. Telah mengalami perbaikan walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku 5. Telah berpindah tempat atau dipindahkan dan memerlukan pemasangan instalasi listrik baru, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku 6. Jika ada layak pakai pada alat kesehatan tersebut hilang atau rusak, sehingga dibutuhkan data kalibrasi terbaru untuk dapat memberikan informasi yang sebenarnya.6 Sistem manajemen baik itu sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008, sistem manajemen lingkungan ISO 14001 : 2005, ataupun sistem manajemen kesehatan keselamatan kerja OHSAS 18001 : 2008 juga mempersyaratkan dalam salah satu klausulnya bahwa peralatan yang digunakan dalam suatu perusahaan yang berpengaruh terhadap mutu, lingkungan, ataupun kesehatan harus dikalibrasi ataupun diverivikasi secara berkala. Arti Pentingnya Kalibrasi Kalibrasi alat ukur selain digunakan
6
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40647/4/Chapter%20II.pdf pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 13.15
KALIBRASI
8
untuk memenuhi salah satu persyaratan / klausul sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008, sistem manajemen lingkungan ISO 14001 : 2005, ataupun OHSAS 18001 : 2007.7
2.3 Tujuan dan Manfaat Kalibrasi Tujuan kalibrasi yaitu : 1. Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai yang menunjukkan suatu instrumen atau deviasi dimensi nominal yang seharusnya untuk suatu bahan ukur 2. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standart nasional maupun internasional (Dewan Standarisasi Nasional/DNS 1990) Manfaat kalibrasi adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya (DNS 1990). Sedangkan tujuan umum kalibrasi ialah agar tercapai kondisi layak pakai atau menjamin ketelitian dalam rangka mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan, (Dirjen Pelayanan Medik Depkes, 2001). Fungsinya tentu saja sebagai tolak ukur jaminan keakuratan alat tersebut pada pemanfaatannya.8
2.4 Waktu Pelaksanaan Kalibrasi Waktu kalibrasi suatu alat ukur tergantung pada karakteristik dan tujuan pemakaiannya. Ditinjau dari karakteristiknya, maka makin tinggi kualitas metrologis, makin panjang selang kalibrasinya. Bila ditinjau dari pemakaiannya, semakin kritis pemakaiannya, semakin kecil dampak hasil ukurnya, maka semakin pendek selang kalibrasinya. Secara umum selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi pemakaian dan pemeliharaan dari alat tersebut. Adapun waktu-waktu kalibrasi biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu: 1. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya enam bulan sekali, setahun sekali dan seterusnya 2. Dinyatakan dalam pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam pakai dan seterusnya
7
Pengertian dan Cara Kalibrasi Alat Kesehatan, diakses dari http://mutumed.co.id/mutumed/berita-171-pengertian-dan-carakalibrasi-alat-kesehatan-.html pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 13.15 8
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40647/4/Chapter%20II.pdf pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 13.15
KALIBRASI
9
3. Kombinasi cara pertama dan kedua di atas, misalnya enam bulan sekali atau 1000 jam pakai, tergantung mana yang dahulu Untuk alat kesehatan khususnya, telah diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan atau Permenkes No. 363/Menkes/per/IV/1998, tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan bahwa setiap alat kesehatan yang dipergunakan atau sarana pelayanan kesehatan wajib dilakukan pengujian dan kalibrasi oleh institusi penguji, untuk menjamin keteletian dan ketetapan serta keamanan pengguna alat kesehatan. Waktu pengkalibrasian alat kesehatan tertera pula dalam Permenkes No. 363/Menkes/per/IV/1998, tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang dipergunakan atau sarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau kalibrasi secara berkala, sekurang-kurangnya satu kali setiap tahun. Suatu kegiatan bisa dikatakan merupakan kegiatan kalibrasi jika kegiatan tersebut menghasilkan: 1. Sertifikasi kalibrasi 2. Lembar hasil atau laporan hasil kalibrasi yang memuat, mencantumkan atau berisi angka koreksi, deviasi atau penyimpangan, ketidakpastian dan batasanbatasan atau standart penyimpangan yang diperkenankan 3. Label atau penanda Kalibrasi diperlukan hanya untuk alat yang baik atau sedang dioperasionalkan dan bukan untuk alat yang rusak. Alat rusak haruslah diperbaiki dahulu baru kemudian dilakukan pengujian dan kalibrasi untuk memastikan bahwa alat tersebut betul-betul baik. Dari hasil kalibrasi dapat diketahui kesalahan penunjukan instrumen ukur, sistem pengukuran atau bahan ukur, untuk pemberian nilai pada tanda skala tertentu dan juga dapat dicatat dalam suatu dokumen dan suatu alat kesehatan dinyatakan lulus kalibrasi apabila penyimpanan hasil pengukur dibandingkan dengan nilai yang dibandingkan pada alat kesehatan tersebut tidak lebih menyimpang dari yang diijinkan, nilai hasil pengukuran keselamatan kerja berada dalam nilai ambang batas yang diijinkan.9
9
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40647/4/Chapter%20II.pdf pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 13.15
KALIBRASI
10
2.5 Prinsip Dasar Kalibrasi 1. Obyek Ukur (Unit Under Test) 2. Standar Ukur (Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi))
3. Operator / Teknisi (Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat))
4. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 bahwa semua alat ukur setelah melewati mobilisasi atau pergeseran dari satu tempat ke tempat lainnya, maka sebaiknya di lakukan kalibrasi menyeluruh untuk mendapatkan keakuratan
5. Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber ketidakpastian pengukuran)10
2.6 Hasil Kalibrasi 1. Nilai Obyek Ukur 2. Nilai Koreksi/Penyimpangan 3. Nilai Ketidakpastian Pengukuran (Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur & analisis ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua sumber ketidakpastian yang ada di dalam metode perbandingan yang digunakan serta besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran)
4. Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi11
2.7 Persyaratan Kalibrasi 1. Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional 2. Metode kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional 3. Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi
10 11
Kalibrasi, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 13.15 Kalibrasi, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 13.15
KALIBRASI
11
4. Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara, dan kedap getaran 5. Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif. Kalibrasi diperlukan untuk: 1. Perangkat baru 2. Suatu perangkat setiap waktu tertentu 3. Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi) 4. Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi 5. Ketika hasil pengamatan dipertanyakan Kalibrasi pada umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala. Kalibrasi di Indonesia terdiri dari : 1. Kalibrasi Teknis, adalah kalibrasi peralatan ukur yang tidak berhubungan langsung dengan dunia perdagangan dan dilakukan oleh laboratorium kalibrasi terakreditasi KAN (diakui secara nasional). 2. Kalibrasi Legal, adalah kalibrasi peralatan ukur untuk keperluan perdagangan dan dilakukan oleh Direktorat Metrologi-Deperindag. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki lembaga metrologi nasional (National metrology institute). Di Indonesia terdapat Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi (Puslit KIM LIPI) yang memiliki standar pengukuran tertinggi (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Puslit KIM LIPI juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali, negara lain) dengan membangun rantai
KALIBRASI
12
pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan. Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan saksama dengan analisis ketidakpastian.12
2.7 Pelayanan Kalibrasi Peralatan Kesehatan Peralatan yang digunakan pada fasilitas kesehatan baik peralatan elektromedik, elektrik niaupun mekanik harus dikalibrasi secara berkala. Peralatan kesehatan yang di kalibrasi adalah : 1. Peralatan dalam keadaan operasional 2. Semua peralatan yang telah selesai di instalasi 3. Peralatan yang telah selesai diperbaiki 4. Peralatan yang telah selesai masa kalibrasinya 5. Walaupun masa kalibrasi belum habis karena terjadi kelainan. Pemilik peralatan kesehatan dapat megajukan kalibrasi ulang Kalibrasi peralatan kesehatan terdiri dari aspek keselamatan kerja dan aspek keluaran yang dihasilkan. Setiap aspek dari hasil yang diukur dan penilaian kondisi fisik peralatan merupakan bahan untuk menentukan kelaikan alat. Alat ukur yang dipergunakan untuk kegiatan pelayanan kalibrasi peralatan kesehatan harus mempunyai tingkat presisi tinggi dan mempunyai sertifikat resmi yang masih berlaku.13
2.8 Pengujian Alat Kesehatan Pengujian alat kesehatan adalah merupakan keseluruhan tindakan meliputi pemeriksaan fisik dan
pengukuran untuk menentukan karakteristik alat kesehatan, sehingga dapat
dipastikan kesesuaian alat kesehatan terhadap keselamatan kerja dan spesifikasinya. Dengan pelaksanaan kegiatan pengujian, dapat dijamin peralatan kesehatan bersangkutan aman dan laik pakai dalam pelayanan kesehatan. Kegiatan pengujian dilakukan terhadap alat kesehatan yang tidak memiliki standar besaran yang terbaca. Berarti tidak terdapat nilai yang diabadikan pada alat kesehatan bersangkutan, sehingga pengujian dilaksanakan mengacu pada :
12
Kalibrasi, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 13.15 Indonesia Departemen Kesehatan, Pedoman Pelayanan Kalibrasi Peralatan Kesehatan (Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik,1992), hlm.12. 13
KALIBRASI
13
1. Nilai standar yang ditetapkan secara nasional maupun internasional, misalnya : arus bocor, fiekuensi kerja dan paparan radiasi 2. F u n g s i alat dalam pelayanan kesehatan, misalnya : daya hisap, sterilitas, putaran, energi dan temperatur Pengujian alat kesehatan dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Pengukuran kondisi lingkungan 2. Pemeriksaan kondisi fisik dan f u n g s i komponen alat 3. Pengukuran keselamatan ke rj a Berkaitan dengan kegiatan pengujian atau kalibrasi, secara teknis peralatan kesehatan dapat dibedakan k e dalam alat kesehatan yang memiliki acuan besaran dan alat kesehatan yang tidak memiliki acuan besaran. Acuan besaran dapat dipergunakan sebagai pembanding terhadap nilai terukur. Terhadap alat kesehatan yang memiliki acuan besaran dilakukan kalibrasi, contoh: E C G, cardiotocograph, electroencephalograph, X-Ray. Sedangkan terhadap alat kesehatan yang tidak memiliki acuan besaran dilakukan pengujian, karena tidak memiliki nilai pembanding, contoh: dental unit, ESU, alat hisap medik. 14
2.9 Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Kesehatan Untuk menjamin agar kegiatan pelayanan kalibrasi peralatan kesehatan dapat mencapai hasil yang optimal perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Tahap persapan pelaksanaan pelayanan kalibrasi peralatan kesehatan a. Persiapan Administrasi Kegiatan ini dimaksudkan agar semua instansi terkait mengetahui akan dilaksanakan pelayanan kalibrasi peralatan kesehatan. Dengan demikian semua instansi dapat mempersiapkan langkah-langkah sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Selain kegiatan tersebut di atas, perlu dipersiapkan :
14 14Indonesia
Surat tugas
Fomulir kalibrasi
Label hasil kalibrasi
Departemen Kesehatan, Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan : Improving Calibration System of Medical
Equipment in the Hospital : Product 3 Second Stage Activities (Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik,2001), hlm.17.
KALIBRASI
14
b. Persiapan Teknis Kegiatan ini terdiri dari :
Persiapan peralatan ukur dan manualnya serta bahan operasional yang diperlukan
Persiapan Tool set
Persiapan wiring dan skematik diagram dari peralatan yang akan dikalibrasi
c. Persiapan Tim Kalibrasi
Jumlah pelaksana tim kalibrasi disesuaikan dengan macam dan jenis peralatan yang dikalibrasi
Sekurang-kurangnya satu orang anggola tim kalibrasi harus mempunyai/telah memiliki sertifikat sebagai penanggung jawab tim kalibrasi
2. Tahap pelaksanaan pelayanan kalibrasi peralatan kesehatan Pelaksanaan kalibrasi peralatan kesehatan dilaksanakan dalam beberapa tahap sebagai berikut : a. Pemeriksaan kondisi fisik alat b. Pengukuran keluaran c. Pengukuran dan pengamatan aspek keselamatan kerja d. Data hasil penilaian kondisi fisik pengukuran keluaran dan aspek keselamatan kerja dituangkan pada formulir kalibrasi 3. Evaluasi hasil kalibrasi dan telaahan teknis peralatan kesehatan Dalam melakukan penilaian/evaluasi hasil kalibrasi, memperhatikan: a. Tabel penilaian kondisi fisik b. Penilaian keluaran c. Nilai ambang batas yang diizinkan d. Tabel evaluasi Apabila dari hasil evaluasi tersebut di atas peralatan dinyatakan tidak laik pakai, perlu dilakukan telaahan teknis dengan penimbangan sebagai berikut : 1. Apabila peralatan dapat diperbaiki dan menguntungkan dari aspek pelayanan dan aspek ekonomi maka diusulkan untuk dilakukan perbaikan 2. Apabila peralatan dapat memungkinkan untuk dilakukan perbaikan, tetapi tidak menguntungkan dari aspek pelayanan dan aspek ekonomi maka dihapuskan
KALIBRASI
15
3. Apabila peralatan rusak berat dan mungkin tidak dapat diperbaiki, maka diusulkan untuk dihapuskan Setelah selesai kegiatan pelaksanaan pelayanan kalibrasi peralatan kesehatan, tim kalibrasi harus menyusun laporan hasil yang diperoleh terdiri dari : 1. Rekapitulasi keluaran kegiatan pelaksanaan pelayanan kalibrasi peralatan kesehatan 2. Laporan hasil pelayanan kalibrasi untuk setiap peralatan yang bersangkutan 3. Saran perbaikan peralatan 4. Saran penyempurnaan sarana dan prasarana 5. Laporan disampaikan kepada instansi pemberi tugas, dengan tembusan kepada instansi terkait lengkap dengan lampiran15
(Kalibrasi Vaporizer)16
15
Indonesia Departemen Kesehatan, Pedoman Pelayanan Kalibrasi Peralatan Kesehatan (Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik,1992) 16 Peraturan terkait pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, diakses dari http://binfar.depkes.go.id/bmsimages/1369282128.pdf pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 17.00
KALIBRASI
16
BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional atau standar internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang digunakan mempunyai ketelusuran kepada standar nasional adalah dengan melakukan kalibrasi terhadap alat tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara ketelusuran tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi tertentu. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki lembaga metrologi nasional (National metrology institute). Di Indonesia terdapat Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi (Puslit KIM LIPI) yang memiliki standar pengukuran tertinggi (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi.
2. Saran Pada makalah ini, materi yang disajikan kurang mencakup secara keseluruhan. Sebaiknya pembaca menambah informasi mengenai kalibrasi dengan referensi lain. Namun, penulis berusaha menyajikan materi pembahasan dengan melibatkan beberapa sumber.
KALIBRASI
17
DAFTAR PUSTAKA 1. Indonesia Departemen Kesehatan, Pedoman Pelayanan Kalibrasi Peralatan Kesehatan (Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik,1992) 2. http://binfar.depkes.go.id/bmsimages/1369282128.pdf 3. Indonesia Departemen Kesehatan, Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan : Improving Calibration System of Medical Equipment in the Hospital : Product 3 Second Stage Activities (Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik,2001) 4. https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi 5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40647/4/Chapter%20II.pdf 6. https://xbrasi.wordpress.com/2009/11/23/kalibrasi/ 7. http://mutumed.co.id/mutumed/berita-171-pengertian-dan-cara-kalibrasi-alat-kesehatan-.html 8. http://djokosoeprijanto.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-dan-cara-kalibrasi-alat.html 9. http://infokalibrasi.blogspot.co.id/2012/10/definisi-kalibrasi.html