MAKALAH KASUS II makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Digestive
disusun oleh: Kelompok Tutorial 2
Destia Khairunnisa
220110120002 220110120002
Nurma'ant#
2201101200, 2201101200,
Ghina Nur Jannah
220110120008 220110120008
Ridillah Ridill ah !ani !ani J
2201101200,1
Kiki Rusdian
22011012001 22011012001
Su-i No*ita Sari
2201101200,. 2201101200,.
Kharismanisa Nurul
220110120020
Rika Ri#anti Ri#ant i /eresa /eresa
2201101200$
!iska "#u "#u Nirani
22011012002$
ntan Sulamtiani &rati'i
2201101200.0 2201101200.0
"stri %hah#a &erti'i
2201101200(( 2201101200((
"is#ah )estari &rihandani
2201101200.$ 2201101200.$
Diah )ut*iana De'i
2201101200(+ 2201101200(+
FAKULT FAKULTAS AS KE KEPE PERAW RAWA ATAN UNVERSITAS PADJADJARAN 2!"
KASUS
Ketidakseimbangan %airan pada Juvenil D3 Seorang anak laki4laki berusia 1( tahun berat badan 28 kg di ba'a ke rumah sakit oleh orangtuan#a5 &ada saat dika6i kesadaran anak apatis7 turgor anak 6elek7 pada saat diraba daerah ekstremitas terasa dingin dan lembab7 *rekuensi nadi 1089menit7 *rekuensi napas (09 (09me meni nit7 t7 anak anak terseb tersebut ut menan menangi giss lemah lemah tanp tanpaa kelu keluar ar air air mata mata se'a se'akt ktu u dila dilaku kuka kan n pengambilan darah tanpa didampingi a#ah ibun#a5 Gula darah puasa 1+ mg9d)7 Gula darah post prandrial : ,(. mg9d)5
DIA#ETES MELITUS TIPE !
I$
K%NSEP !$ Pe&'ertia& Diabetes Diabetes elllitus elllitus adalah suatu kumpulan kumpulan ge6ala #ang timbul pada seseorang
#ang disebabkan oleh karena adan#a peningkatan kadar gula glukosa; darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relati* "r6atmo7 2002;5 Diab Diabete etess ell ellitu ituss D; D; adala adalah h pen# pen#ak akit it meta metabo boli lik k #ang #ang keba keban# n#ak akan an herediter7 dengan tanda < tanda hiperglikemia dan glukosuria7 disertai dengan atau tidak adan#a ge6ala klinik akut ataupun kronik7 sebagai akibat dari kurangan#a insulin e*ekti* di dalam tubuh7 gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat #ang biasan#a disertai 6uga gangguan metabolisme lemak dan protein5 "skandar7 "skandar7 2000;5 2$ I&(i)e&(i Se-ara epidemiologi7 diperkirakan bah'a pada tahun 20(0 prevalensi Diabetes
elit elitus us D; D; di ndo ndone nesia sia men-a men-apa paii 217( 217( 6uta 6uta oran orang g Dia Diabe betes tes %are7 %are7 200 200;5 ;5 Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar Riskesdas; tahun 200.7 diperoleh bah'a proporsi pen#ebab kematian akibat D pada kelompok usia ,4, tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke42 #aitu 17.=5 Dan daerah pedesaan7 D menduduki ranking ke4$ #aitu ,78=5 >al tersebut disampaikan Direktur Jenderal &engendalian &en#akit dan &en#ehatan )ingkungan Departemen Kesehatan R &ro*5 dr5 /6andra ?oga "ditama7 Sp5&K;7 "RS7 D/@> saat membuka Seminar dalam rangka memperingati >ari Diabetes Sedunia 200+7 , November 200+ di Jakarta5 *$ Etiolo'i Atiologi D tipe 1 diakibatkan oleh kerusakan sel beta pankreas karena paparan agen agen in*e in*eks ksii atau atau ling lingku kung ngan an77 #ait #aitu u ra-u ra-un7 n7 viru viruss rub rubel ella la kong kongen enita ital7 l7 mump mumps7 s7 -osa-kievirus dan -#tomegalovirus; dan makanan gula7 kopi7 kedelai7 gandum dan susu sapi;5 Beberapa teori ilmiah #ang men6elaskan pen#ebab diabetes mellitus tipe 1 sebagai berikut: 15 >ipo >ipote tesi siss sina sinarr mata mataha hari ri /eori /eori #ang paling terakhir adalah Chipotesis sinar matahari7C #ang men#atakan bah'a 'aktu #ang lama dihabiskan dalam ruangan7 dimana akan mengurangi paparan sinar matahari kepada anak4anak7 #ang akan mengakibatkan berkurangn#a kadar vitamin D5 Bukti men#ebutkan bah'a vitamin D memainkan peran integral dalam sensitivitas dan sekresi insulin &en-ko*er7 Kouba7 allis7 @ Amanuele7 2008;5 Berkurangn#a kadar vitamin D7 dan 6arang terpapar dengan sinar matahari7 dimana masing4masing telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes mellitus ti pe
25 >ipotesis higiene C>ipotesis kebersihanC /eori ini men#atakan bah'a kurangn#a paparan dengan prevalensi patogen7 dimana kita men6aga anak4anak kita terlalu bersih7 dapat men#ebabkan hipersensitivitas autoimun7 #aitu kehan-uran sel beta #ang memproduksi insulin di dalam tubuh oleh leukosit5 Dalam penelitian lain7 peneliti telah menemukan bah'a lebih ban#ak eksposur untuk mikroba dan virus kepada anak4anak7 semakin ke-il kemungkinan mereka menderita pen#akit reaksi hipersensiti* seperti alergi5 &enelitian #ang berkelan6utan menun6ukkan bah'a CpelatihanC dari sistem kekebalan tubuh mungkin berlaku untuk pen-egahan tipe 1 diabetes %urr#7 200+;5 Kukri6a dan a-laren menun6ukkan bah'a pen-egahan diabetes tipe 1 mungkin #ang akan datang melalui penggunaan imunostimulasi7 #akni memaparkankan anak4anak kepada bakteri dan virus #ang ada di dunia7 tetapi #ang tidak men#ebabkan e*ek samping imunosupresi5 (5 >ipotesis Susu Sapi /eori ini men6elaskan bah'a eksposur terhadap susu sapi dalam susu *ormula pada $ bulan pertama pada ba#i dapat men#ebabkan keka-auan pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko untuk mengembangkan diabetes mellitus tipe 1 di kemudian hari5 Dimana protein susu sapi hampir identik dengan protein pada permukaan sel beta pankreas #ang memproduksi insulin7 sehingga mereka #ang rentan dan peka terhadap susu sapi maka akan direspon oleh leukosit7 dan selan6utn#a akan men#erang sel sendiri #ang men#ebabkan kerusakan sel beta pankreas sehingga ter6adi dibetes mellitus tipe 15 &eningkatan pemberian "S di 1+80 tidak men#ebabkan penurunan ter6adin#a diabetes tipe 17 tetapi ter6adi peningkatan dua kali lipat diabetes mellitus tipe 15 Namun7 ke6adian diabetes tipe 1 lebih rendah pada ba#i #ang diberi "S selama ( bulan Akoe7 Eimmet7 @ illiams7 2001;5
Jika dirunut lebih mendalam7 ada beberapa *aktor #ang men#ebabkan diabetes mellitus7 #aitu sebagai berikut: a5 Genetik atau Faktor Keturunan &enderita diabetes tidak me'arisi diabetes tipe itu sendiri7 tapi me'arisi suatu predisposisi
atau
ke-enderungan
genetik
ke
arah
ter6adin#a
diabetes
tipe
5
Ke-enderungan genetik ini ditemukan pada individu #ang memiliki tipe antigen >)" human leu-o-#te antigen; tertentu5 >)" merupakan kumpulan gen #ang bertanggung 6a'ab atas antigen transplantasi dan proses imun lainn#a5 Sembilan puluh lima persen pasien berkulit putih -au-asian; dengan diabetes tipe memperlihatkan tipe >)" #ang spesi*ik DR( atau DR;5 Risiko ter6adin#a diabetes tipe meningkat tiga hingga lima kali lipat pada individu #ang memiliki salah satu dari kedua tipe >)" ini5 Risiko tersebut
meningkat sampai 10 hingga 20 kali lipat pada individu #ang memiliki tipe >)" DR( maupun DR 6ika dibandingkan dengan populasi umum;5 # b5 !irus dan Bakteri !irus #ang diduga men#ebabkan diabetes mellitus adalah rubela7 mumps7 dan human
coxsackievirus B45
>asil penelitian
men#ebutkan
bah'a virus
dapat
men#ebabkan diabetes mellitus melalui mekanisme in*eksi sitolitik pada sel beta #ang mengakibatkan destruksi atau perusakan sel5 Selain itu7 melalui reaksi otoimunitas #ang men#ebabkan hilangn#a otoimun pada sel beta5 -5 Bahan toksik atau bera-un "da beberapa bahan toksik #ang mampu merusak sel beta se-ara langsung7 #akni alloan7 p#rinuron rodentisida;7 dan streptooto-in produksi 6enis 6amur;5 Bahan toksik lain berasal dari -assava atau singkong5 Singkong merupakan tanaman #ang ban#ak tumbuh didaerah tropik7 merupakan sumber kalori utama penduduk ka'asan tertentu5 Singkong mengandung glikosida sianogenik #ang dapat melepaskan sianida sehingga memberi e*ek toksik terhadap 6aringan tubuh5 d5 Nutrisi Diabetes mellitus dikenal sebagai pen#akit #ang berhubungan dengan nutrisi7 baik
sebagai
*aktor
pen#ebab
maupun
pengobatan5
Nutrisi
#ang
berlebihan
overnutrition) merupakan *aktor resiko pertama #ang diketahui men#ebabkan diabetes mellitus5 Semakin lama dan berat obesitas akibat nutrisi #ang berlebihan7 semakin besar kemungkinan ter6angitn#a diabetes mellitus5 e5 Htoimun Disebabkan kesalahan reaksi autoimunitas #ang menghan-urkan sel beta pankreas5 Respon ini merupakan proses abnormal dimana antibodi terarah pada 6aringan normal tubuh dengan -ara bereaksi terhadap 6aringan tersebut #ang dianggapn#a seolah4 olah sebagai 6aringan asing5 Htoantibodi terhadap sel4sel pulau langerhans dan insulin endogeninternal; terdeteksi pada saat diagnosis dan bahkan beberapa tahun sebelum timbuln#a tanda4tanda klinis diabetes tipe #ang baru terdiagnosis atau pada pasien pradiabetes pasien dengan antibodi #ang terdeteksi tetapi tidak memperlihatkan ge6ala klinis diabetes;5 Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipi-u pula oleh adan#a in*eksi pada tubuh5 Ditemukan beberapa petanda imun (immune markers) #ang menun6ukkan pengrusakan sel beta pankreas untuk mendeteksi kerusakan sel beta7 seperti "islet cell autoantibodies (ICAs)7 autoantibodies to insulin (IAAs), autoantibodies to glutamic acid decarboxylase (A!)" 7 dan antibodies to tyrosine phosphatase IA# and IA#$ *5 Faktor lingkungan &en#elidikan 6uga sedang dilakukan terhadap kemungkinan *aktor4*aktor eksternal #ang dapat memi-u destruksi sel beta5 Sebagai -ontoh hasil pen#elidikan #ang
men#atakan bah'a virus atau toksin tertentu dapat memi-u proses otoimun #ang menimbulkan detruksi sel beta5 nteraksi antara *aktor4*aktor genetik7 imunologi dan lingkungan dalam etiologi diabetes tipe merupakan pokok perhatian riset #ang terus berlan6ut5 eskipun ke6adian #ang menimbulkan destruksi sel beta tidak dimengerti sepenuhn#a7 namun pern#ataan bah'a kerentanan genetik merupakan *aktor dasar #ang melandasi proses ter6adin#a diabetes tipe merupakan hal se-ara umum dapat diterima5 g5 diopatik Sebagian ke-il diabetes melitus tipe 1 pen#ebabn#a tidak 6elas idiopatik;5 "$ Ma&i+e(ta(i Kli&i( enurut Brunner @ Suddart7 20027 mani*estasi klinis D tipe 1 adalah : a5 &oliuria Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam sel
men#ebabkan
hiperglikemia
sehingga
serum
plasma
meningkat
atau
hiperosmolariti men#ebabkan -airan intrasel berdi*usi kedalam sirkulasi atau -airan intravaskuler7 aliran darah ke gin6al meningkat sebagai akibat dari hiperosmolariti dan akibatn#a akan ter6adi diuresis osmoti- poliuria;5 b5 &olidipsia "kibat meningkatn#a di*usi -airan dari intrasel kedalam vaskuler men#ebabkan penurunan volume intrasel sehingga e*ekn#a adalah dehidrasi sel5 "kibat dari dehidrasi sel mulut men6adi kering dan sensor haus teraktivasi men#ebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu minum polidipsia;5 -5 &oliphagia Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunn#a kadar insulin maka produksi energi menurun7 penurunan energi akan menstimulasi rasa lapar5 aka reaksi #ang ter6adi adalah seseorang akan lebih ban#ak makan poliphagia;5 d5 &enurunan berat badan Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan -airan dan tidak mampu mengadakan metabolisme7 akibat dari itu maka sel akan men-iut7 sehingga seluruh 6aringan terutama otot mengalami atro*idan penurunan se-ara otomatis5 e5 alaise atau kelemahan
,$ Pato+i(iolo'i
-$ Kla(i+ika(i Klasi*ikasi D tipe 17 berdasarkan etiologi sebagai berikut : 15 /ipe "7 diduga pengaruh genetik dan lingkungan memegang peran utama untuk
ter6adin#a kerusakan pankreas5 >)"4DR ditemukan mempun#ai hubungan #ang sangat erat dengan *enomena ini5 25 /ipe B berhubungan dengan keadaan autoimun primer pada sekelompok penderita #ang 6uga sering menun6ukkan mani*estasi autoimun lainn#a7 seperti >ashimoto disease7 Graves disease7 perni-ious anemia7 dan m#asthenia gravis5 Keadaan ini berhubungan dengan antigen >)"4DR( dan mun-ul pada usia sekitar (0 4 ,0 tahun5 Kla(i+ika(i Dia.ete( Mellitu( #er)a(arka& Etiolo'i&/a 0ADA1 2*
!
Dia.ete( Mellitu( Tipe !:
Destruksi sel I umumn#a men6urus ke arah de*isiensi insulin absolut "5 elalui proses imunologik Htoimunologik; 2
B5 diopatik Dia.ete( Mellitu( Tipe 2 Bervariasi7 mulai #ang predominan resistensi insulin disertai de*isiensi insulin relati* sampai #ang predominan gangguan sekresi insulin bersama
*
resistensi insulin Dia.ete( Mellitu( Tipe Lai& "5 De*ek genetik *ungsi sel I :
kromosom 127 >NF41 dahulu disebut HD? (;7 kromosom .7 glukokinase dahulu disebut HD? 2; kromosom 207 >NF4 dahulu disebut HD? 1; DN" mitokondria
B5 De*ek genetik ker6a insulin %5 &en#akit eksokrin pankreas:
• &ankreatitis • /rauma9&ankreatektomi • Neoplasma Cistic %ibrosis • >emokromatosis • &ankreatopati *ibro kalkulus •
D5 Andokrinopati:
"kromegali Sindroma Cushing Feokromositoma >ipertiroidisme
A5 Diabetes karena obat9at kimia: Glukokortikoid7 hormon tiroid7 asam
nikotinat7 pentamidin7 va-or7 tiaid7 dilantin7 inter*eron F5 Diabetes karena in*eksi G5 Diabetes munologi 6arang; >5 Sidroma genetik lain: Sindroma !o&n, 'lineelter, urner, *untington, "
Chorea, +rader illi Dia.ete( Mellitu( 3e(ta(io&al Diabetes mellitus #ang mun-ul pada masa kehamilan7 umumn#a bersi*at
,
sementara7 tetapi merupakan *aktor risiko untuk D /ipe 2 Pra4)ia.ete(5 "5 I% (Impaired %asting lucose) G&/ Glukosa &uasa /erganggu; B5 I (Impaired lucose olerance) /G/ /oleransi Glukosa /erganggu;
6$ Komplika(i Komplikasi D baik pada D tipe 1 maupun 27 dapat dibagi men6adi2
kategori7 #aitu komplikasi akut dan komplikasi menahun5 !$ Komplika(i Meta.olik Akut a$ Ketoa(i)o(i( Dia.etik 0k7u(u( pa)a DM tipe ! "pabila kadar insulin sangat menurun7 pasien mengalami hiperglikemi dan glukosuria berat7 penurunan glikogenesis7 peningkatan glikolisis7 dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai penumpukkan benda keton7 peningkatan keton dalam plasma mengakibatkan ketosis7 peningkatan ion hidrogen
dan
asidosis
metabolik5
Glukosuria
dan
ketonuria
6uga
mengakibatkan diuresis osmotik dengan hasil akhir dehidasi dan kehilangan elektrolit sehingga hipertensi dan mengalami s#ok #ang akhirn#a klien dapat koma dan meninggal5
.$ Hipo'likemi Seseorang #ang
memiliki
Diabetes
ellitus
dikatakan
mengalami
hipoglikemia 6ika kadar glukosa darah kurang dari ,0 mg9dl5 >ipoglikemia dapat ter6adi akibat lupa atau terlambat makan sedangkan penderita mendapatkan therapi insulin7 akibat latihan *isik #ang lebih berat dari biasan#a tanpa suplemen kalori tambahan7 ataupun akibat penurunan dosis insulin5 >ipoglikemia umumn#a ditandai oleh pu-at7 takikardi7 gelisah7 lemah7 lapar7 palpitasi7 berkeringat dingin7 mata berkunang4kunang7 tremor7 pusing9sakit kepala #ang disebabkan oleh pelepasan epine*rin7 6uga akibat kekurangan
glukosa dalam otak akan menun6ukkan ge6ala4ge6ala seperti tingkah laku aneh7 sensorium #ang tumpul7 dan pada akhirn#a ter6adi penurunan kesadaran dan koma5 25 Komplika(i Va(kuler Me&a7u& a$ Komplika(i Makro8a(kular ( 6enis komplikasi makrovaskular #ang umum berkembang pada penderita diabetes adalah pen#akit 6antung koroner -oronar# heart disease %"D;7 pen#akit pembuluh darah otak7 dan pen#akit pembuluh darah peri*er peripheral vas-ular disease &!D;5 alaupun komplikasi makrovaskular dapat 6uga ter6adi pada D tipe 17 namun #ang lebih sering merasakan komplikasi makrovaskular ini adalah penderita D tipe 2 #ang umumn#a menderita hipertensi7 dislipidemia dan atau kegemukan5 Kombinasi dari pen#akit4pen#akit komplikasi makrovaskular dikenal dengan berbagai nama7 antara lain -yndrome ., Cardiac !ysmetabolic -yndrome, *yperinsulinemic -yndrome7 atau Insulin /esistance -yndrome$ Karena pen#akit4pen#akit 6antung sangat besar risikon#a pada penderita diabetes7 maka pen-egahan komplikasi terhadap
6antung
harus
dilakukan
sangat
penting
dilakukan7
termasuk
pengendalian tekanan darah7 kadar kolesterol dan lipid darah5 &enderita diabetes sebaikn#a selalu men6aga tekanan darahn#a tidak lebih dari 1(0980 mm >g5 Lntuk itu penderita harus dengan sadar mengatur ga#a hidupn#a7 termasuk mengupa#akan berat badan ideal7 diet dengan gii seimbang7 berolah raga se-ara teratur7 tidak merokok7 mengurangi stress dan lain sebagain#a5 .$ Komplika(i Mikro8a(kular Komplikasi mikrovaskular terutama ter6adi pada penderita diabetes tipe 15 >iperglikemia #ang persisten dan pembentukan protein #ang terglikasi termasuk >b"1-; men#ebabkan dinding pembuluh darah men6adi makin lemah dan rapuh dan ter6adi pen#umbatan pada pembuluh4pembuluh darah ke-il5 >al inilah #ang mendorong
timbuln#a
komplikasi4komplikasi
mikrovaskuler7
antara
lain
reti&opati1 &e+ropati1 dan &europati 5 Disamping karena kondisi hiperglikemia7
ketiga komplikasi ini 6uga dipengaruhi oleh *aktor genetik5 Hleh sebab itu dapat ter6adi dua orang #ang memiliki kondisi hiperglikemia #ang sama7 berbeda risiko komplikasi
mikrovaskularn#a5
Namun
demikian
prediktor
terkuat
untuk
perkembangan komplikasi mikrovaskular tetap lama durasi; dan tingkat keparahan diabetes5 Satu4satun#a -ara #ang signi*ikan untuk men-egah atau memperlambat 6alan perkembangan komplikasi mikrovaskular adalah dengan pengendalian kadar gula darah #ang ketat5 &engendalian intensi* dengan
menggunakan suntikan insulin multi4dosis atau dengan pompa insulin #ang disertai dengan monitoring kadar gula darah mandiri dapat menurunkan risiko timbuln#a komplikasi mikrovaskular sampai $0=5
9$ Pemerik(aa& Dia'&o(tik !$ Pemerik(aa& 3ula Dara7 Pua(a atau Fa(ti&' #loo) Su'ar0F#S - /u6uan : enentukan 6umlah glukosa darah pada saa t puasa - &embatasan : /idak makan selama 12 6am sebelum test biasan#a 6am 085004
205007 minum boleh - &rosedur : Darah diambil dari vena dan kirim ke lab - >asil : Normal M 804120 mg9100 ml serum - "bnormal M 10 mg9 100 ml atau lebih 2$ Pemerik(aa& 3ula )ara7 Po(tpra&)ial - /u6uan : enentukan gula darah setelah makan - &embatasan : /idak ada - &rosedur : &asien diberi makan kira4kira 100 gr karbohidrat7 2 6am kemudian diambil darah venan#a - >asil : Normal M kurang lebih 120 mg9 100 ml serum - "bnormal M lebih dari 200 mg9 100 ml atau lebih7 indikasi D *$ Pemerik(aa& Tolera&(i 3luko(a %ral:%ral 3luko(a Tolera&;e Te(t 0T3% - /u6uan : enentukan toleransi terhadap respon pemberian glukosa - &embatasan : &asien tidak makan 12 6am sebelum test dan selama test7 boleh
-
minum air putih7 tidak merokok7 ngopi atau minum teh selama pemeriksaan &rosedur : &asien diberi makan tinggi karbohidrat selama ( hari sebelum test7 kemudian puasa selama 12 6am7 ambil darah puasa dan urine untuk pemeriksaan5 Berikan 100 gr glukosa ditambah 6ui-e lemon melalui mulut7
periksa darah dan urin , 6am setelah pemberian glukosa - >asil : Normal M &un-akn#a 6am pertama setelah pemberian 10 mg9dl dan
-
kembali normal 2 atau ( 6am kemudian "bnormal M &eningkatan glukosa pada 6am pertama tidak kembali setelah 2
atau ( 6am7 urine positi* glukosa "$ Pemerik(aa& 3luko(a Uri&e &emeriksaan ini kurang akurat karena hasil pemeriksaan ini ban#ak dipengaruhi oleh berbagai hal misaln#a karena obat4obatan seperti aspirin7 vitamin % dan beberapa antibiotik7 adan#a kelainan gin6al pada lansia dimana ambang gin6al meningkat5 "dan#a glukosuria menun6ukkan bah'a ambang gin6al terhadap glukosa terganggu5 ,$ Pemerik(aa& Keto& Uri&e Badan keton merupakan produk sampingan proses peme-ahan lemak7 dan sen#a'a ini akan menumpuk pada darah dan urine5 Jumlah keton #ang besar pada
urin akan merubah pereaksi pada strip men6adi keunguan5 "dan#a ketonuria menun6ukkan adan#a ketoasidosis5 $5 Pemerik(aa& kole(terol )a& ka)ar (erum tri'li(eri)a 7 dapat meningkat karena ketidakseimbangan kontrol glikemik5 6$ Pemerik(aa& Hemo'lo.i& 3likat0H.A!; &emeriksaan lain untuk memantau rata4rata kadar glukosa darah adalah gl#kos#lated hemoglobin>b"1-;7 test ini mengukur prosentasi glukosa #ang melihat pada hemoglobin5 &emeriksaan ini menun6ukkan kadar glukosa darah rata4rata selama 120 hari sebelumn#a7 sesuai dengan usia eritrosit5 >b"1digunakan untuk mengka6i kontrol glukosa 6sangks pan6ang7 sehingga dapat memprediksi risiko komplikasi5 >asil >b"1- tidak berubah karena pengaruh kebiasaan makan sehari sebelum test5 &emeriksaan >b"1- dilakukan untuk diagnosis dan pada interval tertentu untuk mengevaluasi penatalaksanaan D7 direkomendasikan dilakukan 2 kali dalam setahun bagi pasien D5 Kadar #ang direkomendasikan oleh "D" .=5
9$ Pemerik(aa& C-peptide &emeriksaan ini digunakan untuk membedakan diabetes melitus tipe 1 dengan tipe
25 Konsentrasi Cpeptide merupakan indikator #ang baik untuk *ungsi sel beta7 6uga bisa digunakan untuk memonitor respons individual setelah operasi pankreas5 Konsentrasi Cpeptida
akan meningkat pada transplantasi pankreas atau
transplantasi sel < sel pulau pankreas5 <$ Pe&atalak(a&aa& "da enam -ara dalam penatalaksanaan D tipe 1 meliputi: !$ &emberian insulin ?ang harus diperhatikan dalam pemberian insulin adalah 6enis7 dosis7 kapan
pemberian7 dan -ara pen#untikan serta pen#impanan5 /erdapat berbagai 6enis insulin berdasarkan asal maupun lama ker6an#a7 men6adi ker6a -epat9rapid a-ting7 ker6a pendekregular9soluble;7 menengah7 pan6ang7 dan -ampuran5 &enatalaksanaan /erapi nsulin5 - %ara pemberian 9pen#untikan hormone insulin - ndikasi dan kontra indikasi pemberian 9pen#untikan hormone insulin5 - A*ek samping pemberian 9 pen#untikan hormone insulin5dll Suntikan insulin untuk pengobatan diabetes dinamakan terapi insulin5 /u6uan terapi ini terutama untuk : empertahankan glukosa darah dalam kadar #ang normal atau mendekati normal5 enghambat kemungkinan timbuln#a komplikasi kronis pada diabetes5
ndikasi penggunaan terapi insulin harus memenuhi kriteria di ba'ah ini :
-
enggunakan insulin lebih dari ( kali sehari Kadar glukosa darah sering tidak teratur ngin mengurangi resiko hipoglikemi ngin mengurangi resiko komplikasi #ang berkelan6utan ngin lebih bebas berakti*itas dan ga#a hidup #ang lebih *leksibel Anam tipe insulin berdasarkan mulai ker6a7 pun-ak7 dan lama ker6a insulin tersebut7 #akni : 15 nsulin Ke6a %epat Short4a-ting nsulin; 25 nsulin Ker6a Sangat %epat Oui-k4"-ting nsulin; (5 nsulin Ker6a Sedang ntermediate4"-ting nsulin; 5 ied nsulin ,5 nsulin Ker6a &an6ang )ong4"-ting nsulin; $5 nsulin Ker6a Sangat &an6ang !er# )ong "-ting nsulin; %ara &emberian nsulin Struktur kimia hormon insulin bisa rusak oleh proses pen-ernaan sehingga insulin tidak bisa diberikan melalui tablet atau pil5 Satu4satun#a 6alan pemberian insulin adalah melalui suntikan7 bisa suntikan di ba'ah kulit subcutan9s-;7 suntikan ke dalam otot intramuscular 9im;7 atau suntukan ke dalam pembuluh vena intravena9iv;5 "da pula #ang dipakai se-ara terus menerus dengan pompa insulin pump0C-II ; atau sistem tembak tekan semprot; ke dalam kulit insulin medi1ector ;5 Dosis anak bervariasi berkisar antara 07.4170 L9kg per hari5 Dosis insulin ini berkurang sedikit pada adan#a *ase remisi #ang dikenal sebagai honeymoon periode dan kemudian meningkat pada saat pubertas5 Saat a'al pengobatan insulin diberikan (4 kali in6eksi5 Bila dosis optimal dapat diperoleh7 diusahakan untuk mengurangi 6umlah suntikan men6adi 2 kali dengan menggunakan insulin ker6a mengengah atau kombinasi ker6a pendekb dan menengah split4mi regimen;5 &en#untikan setiap hari se-ara subkutan dipaha7 lengan atas7 sekitar umbili-us se-ara bergantian5 nsulin sebaikn#a disimpan dalam lemari es pada suhu 480%5 Pe&''olo&'a& (e)iaa& i&(uli& .er)a(arka& mula )a& ma(a ker=a 0I%NI1 2 )a& Soe'o&)o1 !<<,. Je&i( Se)iaa& I&(uli& Ma(a ker=a Si&'kat 0S7ort a;ti&':l&(uli&1 )i(e.ut =u'a i&(uli& re'uler Ma(a ker=a Se)a&' Ma(a ker=a Se)a&'1 Mula ker=a ;epat Ma(a ker=a Pa&=a&'
Mulal
Pu&;ak
Ma(a
ker=a0=am
0=am
ker=a0=am
07,
!4"
!942"
142 04, 4$
-4!2 "4!, !"42
!942" !942" 2"4*-
25 &engaturan makan9diet Jumlah kebutuhan kalori untuk anak usia 1 tahun sampai dengan usia pubertas dapat 6uga ditentukan dengan rumus sebagai berikut : 1000 usia dalam tahun 100; 5555555 Kalori9hari Komposisi sumber kalori per hari sebaikn#a terdiri atas : ,04,,= karbohidrat7 1041,= protein semakin menurun dengan bertambahn#a umur;7 dan (04(,= lemak5 &embagian kalori per 2 6am diberikan ( kali makanan utama dan ( kali makanan ke-il sebagai berikut : a5 20= berupa makan pagi5 b5 10= berupa makanan ke-il5 -5 2,= berupa makan siang5 d5 10= berupa makanan ke-il5 e5 2,= berupa makan malam5 *5 10= berupa makanan ke-il5 Dari sisi makanan penderita diabetes atau ken-ing manis lebih dian6urkan mengkonsumsi karbohidrat berserat seperti ka-ang4ka-angan7 sa#uran7 buah segar seperti pepa#a7 kedondong7 apel7 tomat7 salak7 semangka dll5 Sedangkan buah4buahan #ang terlalu manis seperti sa'o7 6eruk7 nanas7 rambutan7 durian7 nangka7 anggur7 tidak dian6urkan5 enurut peneliti gii asal Lniversitas "irlangga7 Suraba#a7 &ro*5 Dr5 Dr5 >5 "skandar /6okropra'iro7 menggolongkan diet atas dua bagian7 " dan B5 Diet B dengan komposisi $8= karbohidrat7 20= lemak7 dan 12= protein7 lebih -o-ok buat orang ndonesia dibandingkan dengan diet " #ang terdiri atas 0 < ,0= karbohidrat7 (0 < (,= lemak dan 20 < 2,= protein5 Diet B selain mengandung karbohidrat luma#an tinggi7 6uga ka#a serat dan rendah kolesterol5 Berdasarkan penelitian7 diet tinggi karbohidrat kompleks dalam dosis terbagi7 dapat memperbaiki kepekaan sel beta pankreas5 Serat makanan
/ipe diet ini berperan dalam penurunan kadar total kolesterol dan )D) lo'4densit# lipoprotein; kolesterol dalm darah5 &eningkatan kandungan serat dalam diet dapat pula memperbaiki kadar glukosa darah sehingga kebutuhan insulin dari luar dapat dikurangi5 ekanisme ker6a serat terlarut diperkirakan berhubungan dengan pembentukan gel dalam traktus gastrointestinal5 Gel ini akan memperlambat
pengosongan lambung dan gerakan makanan #ang melalui saluran -erna bagian atas5 A*ek penurunan glukosa #ang potensial oleh serat makanan tersebut mungkin disebabkan oleh ke-epatan absorpsi glukosa #ang lebih lambat5 Sementara itu tinggin#a serat dalam sa#uran 6enis "ba#am7 bun-is7 ka-ang pan6ang7 6agung muda7 labu siam7 'ortel7 pare7 nangka muda; ditambah sa#uran 6enis B kembang kol7 6amur segar7 seledri7 taoge7 ketimun7 gambas7 -abai hi6au7 labu air7 terung7 tomat7 sa'i; akan menekan kenaikan kadar glukosa dan kolesterol darah5 Ba'ang merah dan putih berkhasiat 10 kali ba'ang merah; serta bun-is baik sekali 6ika ditambahkan dalam diet diabetes karena se-ara bersama4sama dapat menurunkan kadar lemak darah dan glukosa darah5 "lkohol "lkohol dapat menurunkan reaksi *isiologi normal dalam tubuh #ang memproduksi glukosa glukoneogenesis;5 Jadi7 6ika seorang penderita diabetes minum minuman beralkohol pada saat lambung kosong7 maka kemungkinan ter6adin#a hipoglikemia akan meningkat5 Konsumsi al-ohol #ang berlebihan dapat menggganggu kemampuan seseorang untuk mengidenti*ikasi serta mengatasi keadaan hipoglikemia dengan tepat dan mengikuti ren-ana makan #ang sudah diresepkan untuk men-egah hipoglikemian5 (5 Hlahraga Dian6urkan latihan 6asmani teratur (4 kali tiap minggu selam kurang lebih (0 menit #ang si*atn#a sesuai %R&A %ontinous R#tmi-al nterval &rogressive Anduran-e /raining;5 )atihan #ang dapat di6adikan pilihan adalah 6alan kaki7 6ogging7 lari7 renang7 dan bersepeda5 5 Hbat hipoglikemik oral H>H; Jika pasien telah melakukan pengturan makan dan kegiatan 6asmani #ang teratur7 tetapi kadar glukosa darahn#a masih belum baik7 dipertimbangkan pemakaian obat berhasiat hipoglikemik5 a5 Sul*oniurea Ber*ungsi untuk menstimulasin pelepasan insulin #ang tersimpan7 menurunkan ambang sekresi insulin7 meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa5 b5 Biguanid enurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di ba'ah normal5 Dian6urkan untuk pasien gemuk5 -5 nhibitor glukosidase
Bersi*at kompetiti* menghambat ker6a enim glukosidase sehingga menurunkan
pen#erapan
glukosa
dan
menurunkan
hiperglikemia
pas-aprandial5 d5 nsulin sentiing agent Ber*ungsi meningkatkan sensiti*itas insulin tanpa men#ebabkan hipoglikemia5 ,5 Adukasi Kegiatan edukasi meliputi pemahaman dan pengertian pen#akit dan komplikasin#a7 memotivasi penderita dan keluarga agar patuh berobat5 $5 &emantauan mandiri9home monitoring &asien serta keluarga harus dapat melakukan pemantauan kadar glukosa darah dan pen#akitn#a di rumah5 >alini sangat diperlukan karenasangat menun6ang upa#a pen-apaian normoglikemia5 &amantauan dapat dilakukan se-ara langsung darah; dan se-ara tidak langsung urin;5
HEALTH EDU>ATI%N Berikan pen6elasan kepada keluarga mengenai pen#akitn#a7 apa #ang men#ebabkan7
pengobatan7 komplikasi dan pen-egahann#a5 Berikan pen6elasan mengenai penggunaan insulin #ang tepat5 "n6urkan klien untuk selalu men#ediakan permen dan mengenali tanda4tanda hipodlikemia5 Berikan pen6elasan mengenai tanda4tanda pertumbuuhan dan perkembangan #ang ditoleransi klien5 "n6urkan keluarga klien men-atat hasil pemeriksaan gula darah dan berkonsultasi dengan pela#an kesehatan untuk mengontrol gula darah se-ara berkala5
II$ ASUHAN KEPERAWATAN !$ Pe&'ka=ia& A$ I)e&tita( 5
Nama : 4 Lsia : 1( tahun Jenis kelamin : )aki4laki #$ Kelu7a& utama Kesadaran anak apatis >$ Ri?a/at ke(e7ata&
Sekarang 5 BB 28kg7 /urgor 6elek7ekstremitas dingin dan lembab5 asa lalu : 4 Keluarga : 4 D$ Pemerik(aa& +i(ik 15 Keadaan umum anak7 kesadaran apatis /anda4tanda !ital : /ekanan darah : 4 Nadi : 1089menit5 &ernapasan : (09menit5 Suhu : 4 25 "ntopometri Berat Badan : 28kg5 dealn#a 0kg; /inggi badan : 4 )ingkar lengan : 4
1; "ktivitas dan stirahat Ge6ala: lemah7 letih7 sulit bergerak atau bei6alan7 kram otot7 tonus otot
menurun7 gangguan istirahat dan tidur5 /anda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas7 letargi7 disorientasi7 koma5 2; Sirkulasi Ge6ala: adan#a ri'a#at pen#akit hipertensi7 inpark miokard akut7 klaudikasi7
kebas7 kesemutan pada ekstremitas7 ulkus pada kaki7 pen#embuhan #ang lama5 /anda: takikardia7 perubahan /D postural7 nadi menurun7 disritmia7 krekels7 kulit panas7 kering dan kemerahan7 bola mata -ekung5 (; ntegritas ego Ge6ala: stress7 tergantung pada orang lain7 masalah *inansial #ang berhubungan
dengan kondisi5 /anda: ansietas7 peka rangsang5 ; Aliminasi
Ge6ala: perubahan pola berkemih poliuria;7 nokturia7 rasa n#eri terbakar7
kesulitan berkemih7 SK7 n#eri tekan abdomen7 diare5 /anda: urine en-er7 pu-at7 kuning7 poliuri7 bising usus lemah7 hiperakti* pada diare5 ,; akanan dan -airan Ge6ala: hilang na*su makan7 mual muntah7 tidak mengikuti diet7 peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat7 penurunan berat badan7 haus7 penggunaan diuretik5 /anda: kulit kering bersisik7 turgor 6elek7 kekakuan7 distensi abdomen7 muntah7 pembesaran tiroid7 napas bau aseton5 $; Neurosensori Ge6ala: pusing7 kesemutan7 kebas7 kelemahan pada otot7 parastesia7 gangguan
penglihatan5 /anda: disorientasi7 mengantuk7 letargi7 stupor9koma7 gangguan memori7 re*leks tendon menurun7 ke6ang5 .; &ernapasan Ge6ala: merasa kekurangan oksigen7 batuk dengan atau tanpa sputum5 /anda: pernapasan -epat dan dalam7 *rekuensi meningkat5
8; Seksualitas Ge6ala: rabas vagina7 impoten pada pria7 kesulitan orgasme pada 'anita5
+; &en#uluhan Ge6ala: *akor resiko keluarga D7 &JK7 >/7 stroke7 pen#embuhan #ang
lambat7 penggunaan obat steroid7 diuretik7 dilantin7 * enobarbitol5 ungkin atau tidak memerlukan obat diabetik5 E$ Pemerik(aa& La.oratorium Gula darah puasa : 1+mg9dl Gula darah pos prandial : ,.(mg9dl
2$ A&ali(a Data Data @a&' Me&/impa&' DH : turgor anak 6elek7
Etiolo'i >iperglikemia
Ma(ala7 Kepera?ata& Kekurangan volume -airan
anak menangis lemah
P
dan elektrolit
tanpa keluar air mata DS : 4
Gin6al tidak mereabsorbsi glukosa P
Hsmotik diuresis &erpindahan -airan dari intraseluler ke intrasel P Akstrasel P &oliuria P Sel kekurangan -airan P Dehidrasi P kekurangan volume -airan DH:
-
gula darah puasa
-
1+ ml9dl gula darah post
prandial ,.( ml9dl DS : 4
tubuh De*isiensi insulin
Nutrisi Kurang Dari
P
Kebutuhan
Glukosa tidak dapat diserap oleh sel4sel tubuh P Sel tubuh kekurangan bahan bakar P &eme-ahan glikogen men6adi glukosa habis; P /ubuh menggunakan -adangan lemak7 protein7 karbo untuk menghasilkan energ# P %adangan makanan PP P BBP P
Gangguan nutrisi kurang dari DH:
- RR (0 9menit - Nadi 108 9menit DS : 4
kebutuhan De*isiensi insulin P Starvation -ells P &eningkatan katabolisme lemak7protein P Hksidasi as5 )emak P /erbentuk keton bodies P "sidosis metabolik P >iperventilasi P pola napas tidak e*ekti*
&ola Na*as /idak A*ekti*
*$ Dia'&o(a Kepera?ata& 15 Gangguan keseimbangan -airan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
dieresis osmoti- ditandai dengan turgor anak 6elek7 anak menangis lemah tanpa keluar air mata5 /u6uan : Setelah dilakukan tindakan kepera'atan pasien akan mendemonstrasikan hidrasi adekuat7 dengan Kriteria >asil : Nadi peri*er dapat teraba7 turgor kulit baik5 • !ital sign dalam batas normal7 haluaran urine lan-ar5 • Kadar elektrolit dalam batas normal • I&ter8e&(i 15 Ka6i pengeluaran urine
Ra(io&al 15 embantu dalam memperkirakan
kekurangan volume total7 tanda dan ge6ala mungkin sudah ada pada beberapa 'aktu sebelumn#a7 adan#a proses in*eksi mengakibatkan demam 25 &antau tanda4tanda vital
dan keadaan hipermetabolik #ang menigkatkan kehilangan -airan 25 &erubahan tanda4tanda vital dapat diakibatkan oleh rasa n#eri dan merupakan indi-ator untuk menilai
(5 onitor pola napas
keadaan perkembangan pen#akit5 (5 &aru4paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernapasan menghasilkan alkalosis respiratorik7 ketoasidosis pernapasan #ang berbau aseton
5 Hbservasi *rekuensi dan kualitas pernapasan
berhubungan dengan peme-ahan asam aseton dan asetat 5 Koreksi hiperglikemia dan asidosis akan mempengaruhi pola dan *rekuensi pernapasan5 &ernapasan dangkal7 -epat7 dan sianosis merupakan indikasi dari
,5 /imbang berat badan
kelelahan pernapasan7 hilangn#a kemampuan untuk melakukan kompensasi pada asidosis5
$5 Kolaborasi pemberian -airan sesuai
dengan indikasi
,5 emberikan perkiraan kebutuhan akan -airan pengganti *ungsi gin6al dan kee*ekti*an dari terapi #ang diberikan5 $5 /ipe dan 6enis -airan tergantung pada dera6at kekurangan -airan dan respon
25 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan de*isiensi insulin5 /u6uan : Setelah dilakukan tindakan kepera'atan pasien akan mengkonsumsi se-ara tepat 6umlah kebutuhan kalori atau nutrisi #ang di programkan dengan Kriteria >asil : &eningkatan barat badan5 • &emeriksaan albumin dan globulin dalam batas normal5 • /urgor kulit baik7 mengkonsumsi makanan sesuai program5 • I&ter8e&(i 15 /imbang berat badan5
25 "uskultasi bo'el sound5
Ra(io&al 15 &enurunan berat badan menun6ukkan
tidak ada kuatn#a nutrisi klien5 25 >iperglikemia dan ketidakseimbangan -airan dan elektrolit men#ebabkan penurunan motili*as usus5 "pabila penurunan motilitas usus berlangsung lama sebagai akibat neuropati s#ara* otonom #ang berhubungan dengan sistem pen-ernaan5 (5 &emberian makanan oral dan lunak
(5 Kolaborasi dengan ahli gii dalam pemberian makanan5 Berikan makanan lunak 9 -air5 &enurunan berat badan
ber*ungsi untuk meres*orasi *ungsi usus dan diberikan pada klien dengan tingkat kesadaran baik5
menun6ukkan tidak ada kuatn#a nutrisi klien5 >iperglikemia dan ketidakseimbangan -airan dan elektrolit men#ebabkan penurunan motili*as usus5 5 Hbservasi tanda hipoglikemia misaln#a : penurunan tingkat kesadaran7 permukaan teraba dingin7 den#ut nadi -epat7 )apar7 ke-emasan dan n#eri kepala5 ,5 Berikan nsulin5
5 etabolisme K> akan menurunkan kadarglukosa dan bila saat itu diberikan insulin akan men#ebabkan hipoglikemia5 ,5 "kan memper-epat pengangkutan glukosa kedalam sel5
(5 &ola na*as tidak e*ekti* berhubungan dengan hiperventilasi5
/u6uan : Setelah dilakukan tindakan kepera'atan pasien dapat berna*as dengan baik5 Kriteria >asil : emperlihatkan *rekuensi pernapasan #ang e*ekti* dan mengalami perbaikan • pertukaran gas pada paru I&ter8e&(i 15 &astikan individu bah'a tindakan tersebut
Ra(io&al 15 Lntuk men6amin keamanan
dilakukan 25 Lntuk mengatur *rekuensi na*as agar 25 /etap bersama pasien dan latih untuk stabil bernapas perlahan4lahan7 bernapas lebih e*ekti* (5 Jelaskan seorang dapat bela6ar untuk (5 &embela6aran mengatasi hiperventilasi7 mengatasi hiperventilasi melalui kontrol pernapasan
se-ara
sadar
pen#ebabn#a tidak diketahui5
apabila
agar pola na*as e*ekti*5
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DEN3AN REAKSI H%SPITALISASI !$ PEN3ERTIAN
Reaksi >ospitalisasi adalah reaksi #ang bersi*at individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan anak7pengalaman sebelumn#a terhadap sakit7sistem pendukung #ang tersedia dan kemampuan koping #ang dimilikin#a7pada umumn#a7reaksi anak terhadap sakit adalah ke-emasan karena perpisahan7kehilangan7 perlukaan tubuh7dan rasa n#eri5 2$ REAKSI ANAK PADA H%SPITALISASI
Reaksi anak pada hospitalisasi dapat dibagi pada beberapa tahap #aitu : a5
asa ba#i 041 th; Dampak perpisahan &embentukan rasa &5D dan kasih sa#ang Lsia anak Q $ bln ter6adi stanger aniet# 9-emas enangis keras &ergerakan tubuh #ang ban#ak Akspresi 'a6ah #ang tak men#enangkan b5 asa todler 24( th; Sumber utama adalah -emas akibat perpisahan5 Disini respon perilaku anak dengan tahapn#a5 /ahap protes menangis7 men6erit7 menolak perhatian orang lain &utus asa menangis berkurang7anak tak akti*7kurang menun6ukkan minat bermain7 sedih7 apatis Q &engingkaran9 denial ulai menerima perpisahan embina hubungan se-ara dangkal "nak mulai men#ukai lingkungann#a -5 asa prasekolah ( sampai $ tahun ; enolak makan Sering bertan#a enangis perlahan /idak kooperati* terhadap petugas kesehatan &era'atan di rumah sakit :
-
Kehilangan kontrol &embatasan aktivitas
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman5 Sehingga ada perasaan malu7 takut sehingga menimbulkan reaksi agresi*7 marah7 berontak7tidak mau beker6a sama dengan pera'at5
d5
asa sekolah $ sampai 12 tahun &era'atan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan #ang di-intai 7 keluarga7 kelompok sosial sehingga menimbulkan ke-emasan5 Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dlm keluarga7 kehilangan kelompok sosial7 perasaan takut mati7 kelemahan *isik5 Reaksi n#eri bisa digambarkan dgn verbal dan non verbal
e5
asa rema6a 12 sampai 18 tahun ; "nak rema6a begitu per-a#a dan terpengaruh kelompok seba#an#a5 Saat RS -emas karena perpisahan tersebut &embatasan akti*itas kehilangan -ontrol5 Reaksi #ang mun-ul : enolak pera'atan 9 tindakan #ang dilakukan
/idak kooperati* dengan petugas
&erasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon : bertan#a4tan#a menarik diri menolak kehadiran orang lain
*$ REAKSI %RAN3 TUA TERHADAP H%SPITALISASI
&erasaan #ang mun-ul dalam hospitalisasi : /akut dan -emas7perasaan sedih dan *rustasi5 Kehilangan anak #ang di-intain#a :
-
&rosedur #ang men#akitkan
-
n*ormasi buruk tentang diagnosa medis
-
&era'atan #ang tidak diren-anakan
-
&engalaman pera'atan sebelumn#a
&erasaan sedih : Kondisi terminal perilaku isolasi 9tidak mau didekati orang lain5
&erasaan *rustasi : Kondisi #ang tidak mengalami perubahan &erilaku tidak
kooperati*7 putus asa5 Reaksi saudara kandung terhadap pera'atan anak di RS : arah7-emburu7ben-i7rasa
bersalah5 "$ INTERVENSI PERAWATAN DALAM MEN3ATASI DAMPAK H%SPITALISASI
Fokus intervensi kepera'atan adalah
-
meminimalkan stressor memaksimalkan man*aat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada anggota
-
keluarga mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit Lpa#a meminimalkan stresor atau pen#ebab stress dapat dilakukan dengan -ara : Dapat dilakukan dengan -ara :
-
en-egah atau mengurangi dampak perpisahan en-egah perasaan kehilangan -ontrol engurangi 9 meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa n#eri Lpa#a men-egah 9 meminimalkan dampak perpisahan
!$ elibatkan orang tua berperan akti* dalam pera'atan anak 2$ odi*ikasi ruang pera'atan *$ empertahankan kontak dengan kegiatan sekolah "$ Surat men#urat7 bertemu teman sekolah
en-egah perasaan kehilangan -ontrol
-
>indarkan pembatasan *isik 6ika anak dapat kooperati*5 Bila anak diisolasi lakukan modi*ikasi lingkungan Buat 6ad'al untuk prosedur terapi7latihan7bermain emberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam peren-anaan kegiatan eminimalkan rasa takut terhadap -edera tubuh dan rasa n#eri
-
empersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur #ang
-
menimbulkan rasa n#eri )akukan permainan sebelum melakukan persiapan *isik anak enghadirkan orang tua bila memungkinkan /un6ukkan sikap empati
-
&ada tindakan elekti* bila memungkinkan men-eritakan tindakan #ang dilakukan melalui -erita7 gambar5 &erlu dilakukan pengka6ian tentang kemampuan psikologis anak menerima in*ormasi ini dengan terbuka emaksimalkan man*aat hospitalisasi anak
-
embantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk bela6ar Q
-
emberi kesempatan pada orang tua untuk bela6ar tentang pen#akit anak5 eningkatkan kemampuan kontrol diri5 emberi kesempatan untuk sosialisasi5 emberi support kepada anggota keluarga5
-
empersiapkan anak untuk mendapat pera'atan di rumah sakit
-
Siapkan ruang ra'at sesuai dengan tahapan usia anak5 engorientasikan situasi rumah sakit5
&ada hari pertama lakukan tindakan :
-
Kenalkan pera'at dan dokter #ang mera'atn#a Kenalkan pada pasien #ang lain5 Berikan identitas pada anak5 Jelaskan aturan rumah sakit5 laksanakan pengka6ian 5 )akukan pemeriksaan *isik5 &engertian bermain
-
%ara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan kon*lik dalam dirin#a #ang tidak disadari Kegiatan #ang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan5 Bermain merupakan kegiatan
-
en#enangkan 9 dinikmati Fisik5 ntelektual5 Amosi5 Sosial5 Lntuk bela6ar5 &erkembangan mental5 Bermain dan beker6a /u6uan bemain di rumah sakit
-
Lntuk dapat melan6utkan tumbuh kembang #ang normal selama di ra'at Lntuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dan *antasin#a melalui permainan
&rinsip bermain di rumah sakit
-
/idak membutuhkan ban#ak energi aktun#a singkat5 udah dilakukan "man Kelompok umur5 /idak bertentangan dengan terapi5 elibatkan keluarga5 Fungsi bermain
-
"kti*itas sensori motorik &erkembangan kogniti* Sosialisasi Kreati*itas &erkembangan moral therapeutiKomunikasi5 Klasi*ikasi bermain
I(i permai&a&
15 Sosial a**e-tive pla# Bela6ar memberi respon terhadap lingkungan Hrang tua berbi-ara9meman6akan 4 anak senang7tersen#um7mengeluarkan suara7dll 25 Sense o* pleasure pla# "nak memperoleh kesenangan dari suatu ob#ek disekitarn#a5 %ontohn#a bermain air9pasir5 (5 Skill pla# "nak memperoleh
keterampilan
sepeda7memindahkan balon7dll5 5 Dramati- pla#9tole pla# "nak ber*antasi men6alankan
tertentu5
peran
%ontohn#a
tertentu5
mengendarai
Berperan
sebagai:
&era'at7dokter7a#ah7ibu7dll5 Karakteristik Sosial Solitar# pla# Dilakukan oleh balita todler; Bermain dalam kelompok 1 thn merupakan as#ik dengan permainann#a sendiri #ang berlainan
-
Dilakukan oleh balita atau pre s-hool Bermain dalam kelompok7 permainan se6enis7tak ada interaksi7tak tergantung Bermain dalam kelompok7aktivitas sama7tetapi belum terorganisasi dengan baik Belum ada pembagian tugas7 bermain sesuai dengan keinginann#a
-
Bermain dalam kelompok7aktivitas sama7tetapi belum terorganisasi dengan baik Belum ada pembagian tugas7 bermain sesuai dengan keinginann#a S-hool age9 adoles-ent Faktor4*aktor #ang mempengaruhi bermain 15 25 (5 5
/ahap perkembangan anak Status kesehatan Jenis kelamin "lat permain
DAFTAR PUSTAKA
"lmatsier7 Sunita5 200$5 +enuntun !iet 5 Jakarta: Gramedia &ustaka Ltama Baradero7 ar#5 200+5 'lien angguan 2ndokrin3 -eri Asuhan 'epera&atan5 Jakarta: AG% Brashers7 !alentina )5 20085 Aplikasi 'linis +atoisiologi3 +emeriksaan 5ana1emen ed$#5 Jakarta: AG%5 Gu#ton7 "rthur %5 20085 Buku A1ar %isiologi 'edokteran, 2disi 665 Jakarta: &enerbit Buku Kedokteran AG% )an#'ati7 Andang5 20015 Diabetes ellitus5 ?og#akarta:Kanisius Nanda5 200$5 &anduan Diagnosa kepera'atan Nanda5 Jakarta:AG%5 &anduan &ela#anan edik9editorn#a Farid "i7 Julianto it6aksono7 mam Ras6idi5 Jakarta:AG%7 20085 Suddarth7 @ Brunner5 20025 Buku A1ar 'epera&atan 5edikal Bedah5 Jakarta: &enerbit Buku Kedokteran AG% Suriadi7dan Rita5 20105 Asuhan 'epera&atan pada Anak 5 Jakarta:&erpustakaan Nasional R5 ong7Donna )5 20085 Buku A1ar 'epera&atan +ediatrik ong 5 Jakarta: AG%5 Diabetes ellitus5 http300repository$usu$ac$id0bitstream06#7489:;<07:#=060kmhis&ani4$ +d
)ampiran K"SLS %hair
: Ridillah !ani J
S-riber
: Rika Ri#anti /eresa
S-riber
: Ghina Nur Jannah
SGD Step < !;
S/A& 15 &ost &andrial Riri; :Gula darah setelah makan ntan;5
S/A& 15 "stri 25 "is#a (5 Ghina 5 !iska ,5 Riri $5 Kharismanisa .5 Destia 85 ntan +5 Rika 105 Riri 115 Destia 125 Su-i 1(5 Diah 15 Kiki 1,5 Nurma
: Beapa normal gula darahT : "dakah //! #ang tidak normalT : Kenapa ekstremitas terasa dinginT : "paka Gula darah post pandrial normal atau tidakT : Kenapa nangis tidak keluar air mataT : "dakah *aktor genetikT : "pa dampak psikologis pada anakT : "pakah bisa berkembang men6adi pen#akit D tipe 2T : Kenapa turgor anak 6elekT : "pa *aktor pen#ebabT : "pa pen#ebab anak apatisT : &en#ebab utama pen#akitT : &erbedaan gula darah puasa dan post pandrialT : "pa komplikasi DT : &eran pera'at terhadap psikologi anak7 ketika si anak telah ditemani
ibuT 1$5 Kharismanisa : "pa pen#ebab insulin rendahT 1.5 "is#a : Faktor resiko pen#akit DT 185 Destia : &erbedaan sistem endokrin pada orang normal dan DT
S/A&
15 Diah 25 Kharismanisa
: Normal 80 < 1205 : Nadi : 1089menit5
&ernapasan : (09menit5 (5 Ghina
: Karena ter6adi dehidrasi sehingga tekanan darah menurun7 per*usi 6aringan
menurun dan "/& menurun sehingga akreal dingin5 5 "stri : tidak normal7 normaln#a 200 ntan : 100412, untuk pradiabetes Su-i : 10 2 6am setelah makan ,5 Kiki : Kemungkinan 6ika ada tanda turgor 6elek menandakan dehidrasi sehingga berpengaruh terhadap pengeluaran -airan di air mata5 $5 Semua : ada7 tetapi tergantung pola hidup5 .5 "is#a : "nak men6adi apatis7 6auh sama orang tua5 85 Rika : "nak -engeng dan merasa takut5 +5 Ridillah : turgor 6elek karena anak mengalami dehidrasi5 105 Destia : Faktor pen#ebab D tipe 1 pola hidup tidak sehat5 115 Nurma : *aktor keturunan7 pen#akit obesitas7 hipertermi5 Destia : konsumsi makanan instan angka trigl#-elid #ang tinggi "is#a : nsulin menurun7 kerusakan pankreas5 125 Kiki : &en#ebab utama adalah kurang insulin5 1(5 Nurma : Gula darah puasa adalah gula darah sebelum makan5 !iska : Gula darah puasa diukur setelah klien puasa selama minimal 8 6am Gula post pandrial pengukuran gula darah 2 6am setelah makan5 15 "stri : Komplikasi : >ipoglikemia7 Neuropati7 Ne*ropati5 1,5 !iska : emberikan rasa per-a#a diri7 aman7 dan n#aman terhadap anak agar anak bersedia untuk dilakukan tindakan5 1$5 Ghina : karena adan#a kerusakan pada sel betha pankreas5 1.5 Destia : Faktor resiko pola hidup tidak sehat5 185 Ghina : &ada orang normal insulin dieksresikan oleh sel betha pankreas7 pada D ter6adi kerusakan sel betha pankreas7 sehingga mengakibatkan de*isiensi insulin5 S/A& ! ind map Faktor Resiko Genetik7 munologi7 )ingkungan;
Kerusakan sel beta pankreas
De*isiensi insulin Deabetes elitus /ipe 1;
ani*estasi Klinis :
-
Kesadaran anak apatis Turgor anak jelek Ektremitas terasa dingin dan
-
lembab Anak menangis tanpa keluar