PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia
Disusun Oleh:
Kelompok 1 Nama Anggota:
Mila Sugmawati
Sukma Chairinnisa
Dwi Ajeng Ayu
Widia Bunga Sita
Zahin Fakhiroh Annur
Inggrid Shamanta
Arifatul Maghfiroh
Zulfa Ainuha
Firdha A. L
Desy Nurrista
Shafira Indriyani
Natasha Cindy
Bellynda Shafira
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN MALANG 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemenuhan “Pemenuhan Kebutuhan Oksigen”. Oksigen ”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliahKebutuhan Dasar Manusia. Di samping itu, penulis juga berharap makalah ini mampu memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan berbagai pihak khususnya para mahasiswa. Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Amin Ya Rabbal Alamin.
Malang, 23 September 2017
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul............................................ judul.................................................................. ............................................ ...........................................i .....................i Kata pengantar.......................................... pengantar................................................................ ............................................ ............................................ ......................ii ii Daftar isi.................................................. isi........................................................................ ............................................ ............................................ .......................iii .iii BAB I PENDAHULUAN........ PENDAHULUAN.............................. ............................................ ............................................ ......................................1 ................1 A. Latar Belakang......................................... Belakang............................................................... ............................................ ........................................1 ..................1 B. Rumusan Masalah........................ Masalah.............................................. ............................................ ............................................ ..............................1 ........1 C. Tujuan...................................... Tujuan............................................................ ............................................ ............................................ ..................................1 ............1 D. Manfaat......................... Manfaat............................................... ............................................. ............................................. ............................................ ......................2 2 BAB II TINJAUAN KASUS ......................................... ............................................................... ........................................... ..................... BAB III PEMBAHASAN ............................................ .................................................................. ............................................ ........................ .. A. Pengertian Oksigenasi ......................................... ............................................................... ............................................ ............................ ...... B. Tujuan Oksigenasi .......................................... ................................................................ ............................................ ................................. ........... C. Proses Oksigenasi ............................................ .................................................................. ............................................ ................................ .......... D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen ...................................... ...................................... E. Alat-Alat yang dibutuhkan untuk Melakukan Oksigenasi...................... Oksi genasi..................................... ............... F. Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Oksigen.......................................... Oksigen............................................................. ................... G. Hal-Hal yang Perlu diperhatikan Mengenai Oksigenasi........................................ Oksigenasi........................................ BAB IV PENUTUP................................. PENUTUP....................................................... ............................................. ............................................. ........................ A. Kesimpulan .......................................... ................................................................ .............................................. ............................................ .................... B. Saran ......................................... ............................................................... ............................................ .............................................. ................................. ......... Daftar Pustaka......................... Pustaka............................................... ............................................ .............................................. ........................................ ................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel. Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanaannya, pemenuhan kebutuhan dasar tersebut masuk ke dalam bidang garapan tenaga medis. Karenanya, setiap tenaga medis harus paham dengan manifestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk itu, tenaga medis perlu memahami secara mendalam konsep oksigenasi pada manusia.
B. Rumusan Masalah 1.
Apa pengertian oksigenasi?
2.
Apa tujuan oksigenasi?
3.
Bagaimana proses oksigenasi?
4.
Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen?
5.
Apa sajakah alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi?
6.
Bagaimana prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen?
7.
Apa sajakah hal yang perlu diperhatikan mengenai oksigenasi?
C. Tujuan 1.
Untuk mengetahui pengertian oksigenasi.
2.
Untuk mengetahui tujuan oksigenasi.
3.
Untuk mengetahui proses oksigenasi.
4.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen.
5.
Untuk mengetahui alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi.
6.
Untuk mengetahui prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen.
7.
Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai oksigenasi.
D. Manfaat 1.
Memahami pengertian oksigenasi.
2.
Memahami tujuan oksigenasi.
3.
Memahami proses oksigenasi.
4.
Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen.
5.
Mengetahui alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi.
6.
Memahami prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen.
7.
Memahami hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai oksigenasi
BAB II TINJAUAN KASUS 1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien Nama
: Tn. K
Umur
: 50 tahun
Agama
: Islam
Alamat
: Plumbon Rt 03/06 Karangsambung
Jenis kelamin
: Laki-laki
No.RM
: 064704
Dx Medis
: Obs dyspnea
b. Keluhan Utama Pasien mengatakan sesak nafas dan batuk-batuk. c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan saat ini Pasien baru datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak kemarin siang, batuk, serta lemes.
Riwayat kesahatan dahulu Pasien sebelumnya belum pernah sakit sampai rawat inap di Rumah Sakit.
Riwayat kesehatan keluarga Dalam keluarga pasien tidak ada penyakit menurun ataupun menular.
d. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson 1) Pola Oksigenasi Sebelum Sakit : Pasien bernafas dengan normal RR=24x/mnt, tanpa alat bantu pernafasan Saat di kaji
: Pasien bernafas dengan RR=28x/mnt, dengan alat
bantu pernafasan 2) Pola Nutrisi Sebelum sakit
: pasien mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi
nasi, sayur dan lauk pauk. Pasien minum 6-7 gelas perhari jenis air putih, teh, kopi dan kadang-kadang susu.
Saat dikaji
: Pasien makan 3x sehari hanya menghabiskan ¼ porsi
yang diberikan klinik dan minum ±4-5 gelas perhari jenis air putih dan susu. 3) Pola Eliminasi Sebelum sakit
: Eliminasi volume tidak teridentifikasi, Warna kuning
jernih, Frekwensi 6 -7/24 jam, Kesulitan tidak ada. Pasien mengatakan BAB 1-2x sehari dengan konsistensi berbentuk lunak berwarna kuning. BAK ±4-5 perhari berwarna kuning jernih Saat dikaji
: Pasien mengatakan BAB 1x sehari. BAK ±4-5 x
perhari. 4) Pola aktivitas Sebelum sakit
: Pasien mengatakan dapat beraktivitas secara mandiri
tanpa bantuan orang lain. Saat dikaji
: Pasien dalam beraktivitas, sebagian dibantu oleh
istrinya. 5) Pola istirahat Sebelum sakit
: pasien mengatakan biasa tidur ± 7 – 8 8 jam / hari tanpa
ada keluhan di malam hari. Saat dikaji
:pasien mengatakan bisa tidur 5-6 jam/hari, kadang-
kadang malam tidak bisa tidur karena sesak dan batuk. 6) Personal hygine Sebelum sakit : pasien mandi 2 x sehari pagi dan sore, gosok gigi dan keramas. Saat dikaji
: pasien diseka 2x sehari oleh keluarganya setiap pagi dan
sore. Klien belum keramas dan gosok gigi selama di rumah sakit. 7) Kebutuhan rasa aman dan nyaman Sebelum sakit
: pasien tidak merasa gelisah, pasien merasa nyaman di
dekat keluarga dan teman-temannya. Saat dikaji
:pasien mengatakan rasa tidak nyaman di rumah sakit
karena sebelumnya belum pernah rawat inap di rumah sakit. 8) Kebutuhan berpakaian Sebelum sakit
: pasien dapat berpakaian rapi dan mandiri, tanpa
bantuan orang lain. Pasien mengganti pakaian pakaian 2x sehari setelah mandi. Saat dikaji
: pasien berpakaian dibantu keluarga.
9) Kebutuhan berkomunikasi Sebelum sakit
: pasien dapat berkomunikasi dengan lancar
menggunakan bahasa jawa atau bahasa indonesia. Saat dikaji
: pasien dapat berbicara tapi terlalu jelas dan lancar
menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia. 10) Kebutuhan rekreasi Sebelum sakit
: pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan rutin
untuk rekreasi, pasien hanya berkunjung ke rumah saudara-saudaranya Saat dikaji
: pasien dapat melihat keluar melalui jendela.
11) Kebutuhan belajar Sebelum sakit
: pasien mengatakan mendapat informasi dari TV atau
radio. Saat dikaji
: pasien mengatakan belum tahu banyak tentang
penyakit yang dideritanya. 12) Pola Spiritual Sebelum sakit
: pasien menjalankan shalat lima waktu dan
menjalankan ibadah sesuai ajaran yang dianutnya. Saat dikaji
: pasien menjalankan ibadah di atas tempat tidur sambil
tiduran.
2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum 1. KU
= cukup
2. Kesadaran = composmentis 3. TD
= 120/80mmHg
4. N
= 80x/mnt
5. S
= 36˚C
6. RR
= 28x /mnt
b. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala
: bentuk mesochepal, rambut lurus pendek , rambut bersih,
tidak ada lesi. 2. Mata
: Bentuk simetris, konjungtiva anemis, tidak ada nyeri tekan
pada kelopak mata, warna bola mata hitam. Sclera anikterik.
3. Hidung
: Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada secret 4. Telinga
: Bentuk simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak ada infeksi,
selama sakit belum pernah dibersihkan. 5. Mulut
: Bibir kering, gigi agak kotor, dan terdapat karies tidak ada
nyeri tekan pada langit-langit mulut, tidak ada pendarahan gusi. 6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku leher, tidak ada pembesaran vena jugularis. 7. Dada : I : Bentuk simetris, tidak ada luka. Pe : terdengar bunyi sonor Pa : tidak ada nyeri tekan A : wheezing 8. Abdomen: I :Tidak ada lesi, Pe: timpani Pa : tidak ada nyeri tekan A: terdengar peristaltic usus 9. Integumen
: Warna kulit sawo matang, jumlah rambut banyak, lembab,
tidak ada lesi, turgor kulit cukup. 10. Extermitas Akral dingin, tidak ada edema dan terpasang infuse pada tangan kanan. 11. Genetalia : tidak terpasang DC. c. Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 30 November 2010 jam 23.47 Para
result
Ref Range
WBC
H 13,3x103/uL
(N= 4,0-10,0 k/uL)
Lymph
1,3x103/uL
0,8-4,0
Mid
0,7x103/uL
0,1-0,9
H 11,3X103/uL
2,0-7,0
Gran Lymph% Mid%
L
9,9%
20,0-40,0
5,3%
3,0-9,0
Gran%
H
84,8 %
50,0-70,0
HGB
H
16,1 g/dl
11,0-16,0
4,90x106/uL
3,50-5,50
RBC HCT
39,9%
37,0-50,0
MCV
L 81,6 fL
82,0-95,0
MCH
H 32,8 pg
27,0-31,0
MCHC
H 40,3 g/dl
32,0-36,0
RDW-CV
13,1 %
RDW-SD PLT
11,5-14,5
38,4 fL
35,0-56,0
222x103/uL
MPV
L 6,9 fL
PDW
15,3
PCT
0,153%
150-500 7,0-11,0 15,0-17,0 0,108-0,282
2) Kimia Darah Macam Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
GDS
150 mg%
70-20
SGOT
30 U/I
L : < 25
P : <21
SGPT
19 U/I
L : <25
P : < 22
Ureum
21,33 mg
10-50
% Creatinin
0,85 mg %
L : 0,6-1,3
P : 0,5-1,2
d. Terapi Oral
: OBH sirup 3x1 cth CTM 3x1
Injeksi : aminophilin 1 amp Rantin 2x1 mg Ampicilin 4x1 amp Dexa 3x1 amp Infus
: D 5% + drip aminophilin 1 amp 12 tpm
Oksigen : 4 liter 3. ANALISIS DATA
No 1
Data Fokus
Etiologi
Ds: Klien mengatakan sesak nafas terus Bronkospasme menerus Do: - sesak nafas, nafas dangkal dan cepat - Auskultasi : wheezing di bronkus bronkus dan area paru - Batuk tidak produktif, sekret sulit keluar - RR= 28 kali permenit
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola nafas tidak efektif b.d Bronkospasme
5. INTERVENSI
Masalah Pola nafas tidak efektif
No.
No.
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Setelah dilakukan
-
- Mengetahui adanya
Dx 1
1
Kaji tanda vital
tindakan keperawatan
penyimpangan data dan
selama 1x24 jam, diharapkan pola nafas
-
kembali efektif dengan
frekuensi
criteria hasil :
catat rasio inspirasi dan
sesak berkurang, batuk
Kaji
/
pantau
ekspirasi. -
mengeluarkan sputum,
sesuai
wheezing
pantau pulse oximetry
dalam batas normal
intervensi
pernafasan selanjutnya
berkurang, klien dapat
berkurang/hilang, vital
untuk
-
Berikan
oksigen
program
dan
Berikan cairan
hangat
keadaan umum baik. -
Ajarkan latihan nafas
dalam -Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada sandaran
- Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
ditemukan
pada
penerimaan
selama
strest/adanya
proses
infeksi akut. Pernafasan dapat
melambat
frekuensi
dan
ekspirasi
memanjang
dibanding
inspirasi. - Mengurangi rasa sesak - penggunaan
cairan
hangat dapat menurunkan spasme
bronkus
dan
relaksasi - Dengan latihan nafas dalam dapat mengurangi
membantu sesak
dan
melebarkan jalan nafas - Dengan posisi ini akan
mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi. -
kolaborasi
dengan
dokter dalam pemberian bronkodilator
-meminimalkan kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan
6. IMPLEMENTASI
Tanggal/Waktu Implementasi
Respon
31-10-10/21.00
-mengkaji Ku pasien
-KU pasien sesak,batuk
- Memonitor TTV
- TD : 120/80 mmHg, N :
WIB
- Memberikan cairan hangat - Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman - Menganjurkan pasien untuk istirahat - Memberikan terapi sesuai program
70x/m, RR : 25 x/m - batuk pasien agak berkurang dengan minum air hangat. - pasien dapat istirahat sebentar Terapi yang diberikan ampicilin 4x1,rantin 2x1, dexa 2x1 jam 04.00 WIB
- Mengkaji KU pasien 1-11-10/ 08.00 WIB
- Memonitor TTV
-KU pasien cukup namun dada masih terasa sesak. - TD : 120/80 mmHg, N : 78x/m, RR : 24 x/m
Paraf
-Memberikan posisi semi
-Pasien merasa nyaman
fowler
dengan posisi semi fowler
- Mengajarkan latihan nafas
- Setelah latihan nafas dalam
dalam
rasa sesak berkurang
-menciptakan lingkungan yang nyaman
-KU pasien cukup -TD : 140/90 mmHg, N : 80 x/m, RR :20 x/m
1-11-10/ 14.00 WIB
-pasien akan mencobanya -Mengkaji KU pasien -Memonitor TTV
-terapi yang diberikan dexa jam 17.00 WIB
-Menganjurkan pasien untuk latihan tidak memakai oksigen
-KU pasien cukup
-Memberikan terapi sesuai
-TD : 120/80 mmHg
program
N : 86
RR : 22 x/m - Bunyi repirasi spt mendengkur tidak ada
1-11-10/21.00 WIB
- Mengkaji KU pasien -Memonitor TTV - Memantau respirasi yang berbunyi seperti mendengkur - Mengkaji pola tidur pasien -Menciptakan lingkungan yang tenang
-Pasien dapat tidur 6 jam
7. EVALUASI
No.
No. Dx
Hari/ Tanggal
Evaluasi
1
1
Selasa, 2-11-10
S : Pasien mengatakan tidak sesak lagi
Paraf
dan tidak ada keluhan O : Pasien tampak tenang , tidak terdengar bunyi bunyi nafas tambahan, tidak terlihat sesak. RR :22 x/m A : Masalah teratasi P : Lanjutkan intervensi Menganjurkan pasien untuk latihan nafas dalam apabila sesak Menganjurkan untuk minum air hangat.
8. PEMBAHASAN
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism me tabolism sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi tubu, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. Dalam kasus ini, pasien mengalami gangguan pernafasan yaitu dispnea. Pasien merasa sesak nafas dan batuk. Terapi yang diberikan berupa obat dan oksigen. Setelah diberikan terapi pasien berangsur sembuh dan tidak sesak nafas lagi.
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Oksigenasi Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel. B. Tujuan Oksigenasi Fungsi utama oksigenasi adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh du an mengeluarkan CO2 yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas, tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian diangkut ke seluruh tubuh (sel-selnya) nelalui darah guna dilakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO2 akan kembali diangkut oleh darah ke paru-par untuk dibuang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh. C. Proses Oksigenasi 1. Oksigenasi Eksternal Oksigenasi/ pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Secara umum, proses ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta transpor oksigen dan karbon karbon dioksida. 1)
Ventilasi pulmoner. Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru-
paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Prosesn ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan napas yang bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru yang yang adekuat. 2)
Pertukaran gas alveolar . Setelah oksigen memasuki alveolus, proses
pernapasan berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh
darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan tekanan gas. 3)
Transpor oksigen dan karbon dioksida . Tahap ketiga pada proses
pernapasa adalah transpor gas-gas pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru-paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru. a. Transpor O2. O2. Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru. Normalnya, sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan hemoglobin
dan
diangkut
ke
seluruh
jaringan
dalam
bentuk
oksihemoglobin (HbO2), dan sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah O2 yang masuk ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas darah yang membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O2 dalam plasma, jumlah hemoglobin (Hb), dan ikatan O2 dengen Hb. b. Transpor CO2. CO2 . Karbon dioksida sebagai hasil metabolisme sel terusmenerus diproduksi dan diangkut menuju paru dalam tiga cara: (1) sebagian besar karbon dioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam bentuk −
bikarbonat ( 3 ); (2) sebanyak 23% karbon dioksida berikatan dengan hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin ( 2); dan (3) sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam bentuk asam karbonat.
2. Oksigenasi Internal Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini, darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya terj adi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen 1. Faktor Fisiologis Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen seseorang. Kondisi ini lambat laun dapat memengaruhi fungsi pernapasannya. a. Penurunan kapasitas angkut O2. O2. Secara fisiologis, daya angkut hemoglobin untuk membawa O2 ke jaringan adalah 97%. Akan tetapi, nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu apabila terdapat kegangguan pada tubuh. Misalnya, padapenderita anemia atau pada saat terpapar t erpapar zat beracun. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pengikatan O2. b. Penurunan konsentrasi O2 inspirasi. inspirasi . Kondisi ini dapat terjadi akibat penggunaan alat terapi pernapasan dan penurunan penurunan kadar O2 lingkungan. lingkungan. c. Hipovolemia. Hipovolemia. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah akibat kehilangan cairan ekstraseluler yang berlebihan (misalnya pada penderita shock atau dehidrasi berat). d. Peningkatan laju metabolik metabolik . Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam yang terus menerus yang mengakibatkan peningkatan laju metabolik. Akibatnya, tubuh mulai memecah persediaan protein dan menyebabkan penurunan massa otot. e. Kondisi lainnya. lainnya. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan, obesitas, abnormalitas muskuloskeletal (misalnya pectus excavatum excavatum dan kifosis), trauma, penyakit otot, penyakit susunan saraf, gangguan saraf pusat, dan penyakit kronis. 2. Status Kesehatan Pada orang yang sehat, sistem pernaqpasan dapat menyediakan kadar oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi sakit tertentu, proses oksigenasi tersebut dapat terhamba sehingga dapat mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. Kondisi tersebut antara lain gangguan pada sistem pernapasan dan kardiovaskular, penyakit penyakit kronis, penyakit obstruksi obstruksi pernapasan atas, dll. 3. Faktor Perkembangan Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi sistem pernapaan individu. a. Bayi prematur . Bayi yang lahir prematur beresiko menderita penyakit membran hialin yang ditandai dengan berkembangnya membran serupa
hialin yang membatasi ujung saluran pernapasan. Kondisi ini disebabkan oleh produksi surfaktan yang masih sedikit karena kemampuan paru dalam menyintesis surfaktan baru berkembang pada trimester akhir. b. Bayi dan anak-anak . Kelompok usa ini beresiko mengalami infeksi saluran napas atas, seperti faringitis, influenza, tonsilitis, dan aspirasi benda asing (misalnya makanan, permen, dll). c. Anak usia sekolah dan remaja. remaja . Kelompok usia ini beresiko mengalami infeksi saluran napas akut akibat kebiasaan buruk, seperti merkokok. d. Dewasa muda dan parubaya. parubaya . Kondisi stres, kebiasaan merokok, diet yang tidak sehat, kurang berolahraga, merupakan faktor yang dapat meningkatan resiko penyakit jantung dan paru pada kelompok usia ini. e. Lansia. Lansia. Proses penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan pada fungsi normal pernapasan, seperti penurunan penurunan elastisitas paru, pelebaran alveolus, dilatasi saluran bronkus, dan kifosis tulang belakang yang menghambat ekspansi paru sehingga berpengaruh pada penurunan kadar O2. 4. Faktor Perilaku Perilaku keseharian individu dapat berpengaruh terhadap fungsi pernapasannya. Status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi emosional, dan penggunaan zat-zat tertentu secara tidak langsung akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. a. Nutrisi. Kondisi berat badan berlebih atau obesitas dapat menghambat eskpansi paru, sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot pernapasan yang akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan. b. Olahraga. Latihan fisik akan meningkatkan aktifitas metabolik, denyut jantung, dan kedalaman serta frekuensi pernapasan yang yang akan meningkatkan meningkatkan kebutuhan oksigen. c. Ketergantungan zat adiktif. Penggunaan alkohol dan obat-obat berlebihan dapat mengganggu proses oksigenasi. Hal ini terjadi karena: (1) alkohol dan obat-obatan dapat menekan pusat pernapasan dan susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan penurunan laju dan kedalaman pernapasan. ; (2) penggunaan narkotika dan analgesik terutama morfin dan meperidin, meperi din, dapat mendepresi pusat pernapasan sehingga menurunkan laju dan kedalaman pernapasan.
d. Emosi. Perasaan takut, cemas, dan marah yang tidak terkontrol akan merangsang aktivitas saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan peningkatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Selain itu, kecemasan juga dapat meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan. e. Gaya hidup. Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan oksigen seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi perifer dan penyakit jantung. Selain itu, nikotin yang terkandung dalam rokok mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner.. 5. Faktor Lingkungan Kondisi lingkungan, seperti ketinggian, suhu serta polusi udara dapat memengaruhi proses oksigenasi. a. Suhu. Faktor suhu (panas atau dingin) dapat berpengaruh terhadap afinitas atau kekuatan ikatan Hb dan O2. Dengan kata l ain, suhu lingkungan juga bisa memengaruhi kebutuhan oksigen seseorang. b. Ketinggian. Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara sehingga tekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya, orang yang tinggal di dataran yang tinggi cenderung mengalami peningkatan frekuensi pernapasan dan denyut jantung. Sebaliknya, pada dataran yang rendah akan terjadi peningkatan tekanan oksigen. c. Polusi. Polusi udara seperti asap atau debu sering kali menyebabkan sakit kepala, pusing, batuk, tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan l ain pada orang yang menghisapnya. Para pekerja di pabrik abses atau bedak tabur beresiko tinggi menderita penyakit paru akibat akibat terpapar zat-zat berbahaya. berbaha ya.
E. Alat-Alat yang dibutuhkan untuk Melakukan Oksigenasi 1. Flow meter : Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya sesuatu aliran material dalam suatu jalur aliran, dengan segala aspek aliran itu sendiri, yang meliputi kecepatan aliran dan total massa atau volume dari material yang mengalir dalam jangka waktu tertentu. Dosis pemberiam oksigen (ukuran oksigen yang diberikan 1-10) 2. Humidifier : Alat untuk menambah jumlah uap air di udara dalam suatu ruangan atau aliran udara.alat ini berisi air DTT / Aquades.
3. Tabung Oksigen : Sebuah alat bantu yang berisi gas oksigen dan diberikan untuk mereka yang sedang mengalami gangguan pernafasan akibat penyakit tertentu. 4. Manometer : alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara dalam ruang tertutup. Angka 0 menunjukkan oksigen dalam tabung habis atau belum dinyalakan. 5. Nasal 5. Nasal Kanula : Alat yang dapat memberikan oksigen dengan aliran alir an 1-6 liter per menit dan kosentrasi oksigen sebesar 24% - 44%. Alat ini memberikan oksigen langsung ke hidung melalu 2 cabang kecil, karena digunakan di dalam dan pediatrik pasien dewasa sama sebagai suatu jenis dukungan pernafasan. 6. Face Mask / Rebreathing Mask : 7. Non 7. Non Rebreathing Mask : Non rebreathing mask menggunakan alat serupa dengan partial rebreathing mask, ada kantong penampung, namun pada alat ini juga terpasang dua katup satu arah (one way valves). Katup pertama antara kantong penampung dan masker, katup kedua pada pintu keluar di kedua sisi masker. Tujuan kedua katup tersebut adalah agar gas yang dihembuskan tidak masuk ke kantong penampung saat ekspirasi, dan mencegah udara luar masuk kemasker saat inspirasi. 8. Ambubag : Alat yang digunakan untuk memberikan tekanan pada sistem pernafasan pasien yang henti nafas atau yang nafasnya tidak kuat.
F. Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Oksigen DRAINASE POSTURAL Drainase postural adalah drainase sekret dari berbagai segmen paru dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen paru yang berbeda dibutuhkan posisi yang berbeda pula. Posisi yang paling sering digunakan pada prosedur ini adalah posisi untuk mengeluarkan sekret dari segmen bawah perut. Ini karena segmenatas paru dapat mengalirkan sekretnya dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
Perlengkapan: 1. Bantal-bantal untuk mengatur posisi klien 2. Tempat sputum, tissue, obat kumur Prosedur: 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien 2. Mengatur posisi klien sesuai dengan segmen paru atau bronkus yang terisi sekret 3. Untuk mengluarkan sekret dari segmen apeks paru, menempatkan klien pa da posisi semi-Fowler dengan kemiringan 30 0 . Melakukan perkusi dan vibrasi pada area klavikula dan di atas skapula (bahu) 4. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen posterior, memposisikan klien duduk dengan kepala agak menunduk kemudian melakukan perkusi dan vibrasi pada area bahu 5. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen anterior lobus atas, menempatkan klien pada posisi terlentang. Meletakkan bantal di bawah bokong klien dan memposisikan kaki klien fleksi 6. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen lateral dan medial paru, memposisikanklien terlentang dengan kaki tempat tidur dimiringkan 15 0. Pada laki-laki, melakukan perkusi dan vibrasi pada area dada kanan (sebatas puting) antara iga IV dan VI. Sedangkan pada perempuan, menempatkan pangkal tangan di aksila dan jari-jari di bawah mamae 7. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen basal lateral, memposisikan pasien miring dan meninggikan bagian kaki tempat tidur pada sudut 30 0-400 . Melakukan perkusi dan vibrasi pada area palingatas dari rusuk terbawah 8. Untuk mengeluarkan cairan atau sekret dari segmen basal posterior, menempatkan klien pada posisi tengkurap dan meninggikan bagian kaki tempat tidur 45 cm. Ginjal bagian pinggul dengan menggunakan 2-3 bantal sehingga posisi klien seperti jackknife. Melakukan perkusidan vibrasi pada segmen atas rusuk terbawah di kedua sisinya, bukan di atas s pinal atau ginjal 9. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen basal anterior, meninggikan kaki tempat tidur pada sudut 30 0-400 . Memiringkan tubuh pasien pada sisi yang
sehat; lengan bagian atas dapat dinaikkan dan diletakkan di atas kepala dan di antara kaki dapat diletakkan bantal 10.
Untuk mengeluarkan sekret dari segmen superior paru, menempatkan
klien pada poisi tengkurap. Menempatkan dua buah bantal di bawah pangul. Perkusi dan vibrasi area tengah t engah punggung, di bawah skapula di sisi vertebra. TERAPI OKSIGEN Terapi oksigen diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan ventilasi pada seluruh area paru, pasien dengan gangguan pertukaran gas, serta mereka yang mengalami gagal jantung dan membutuhkan terapi oksigen guna mencegah hipoksia. A. Penatalaksanaan Sumber Oksigen Sumber oksigen di rumah sakit dapat meliputi oksigen dinding dan tabung oksigen. 1. Sumber Dinding. Penatalaksananan pemberian oksigen melalui sumber dinding meliputi: a. Pasangkan flowmeter pada sumber oksigen; gunakan tekanan yang tidak terlalu kuat. b. Isi botol dengan air steril, pasang pada flowmeter pada flowmeter , dan atur aliran flowmeter aliran flowmeter . c. Pasangkan alatyang akan digunakan pada slang atau saluran oksigen.
2. Tabung. Penatalaksanaan pemberian oksigen melalui tabung meliputi: a. Lepas tutup pelindung tabung. b. Putar keran tabung secara perlahan sampai oksigen sedikit keluar untuk membersihkan debu dan kotoran yang melekat di saluran keluar oksigen. Lakukan dengan hati-hati sebab tindakan tersebut dapt menimbulkan bunyi yang keras (meretakkan silinder). c. Sambungkan flowmeter dengan outlet silinder, kencangkan dengan kunci inggris atau tang. d. Letakkan tabung pada posisi mantap. Lepaskan katup secara perlahan sampai terbuka penuh, lalu kembalikan atau tutup sampai seperempatnya. e. Ataur flowmeter Ataur flowmeter sesuai dengan kebutuhan (instruksi dokter). f. Isi botol pelembab dengan air suling, kemiudian pasang pada tempatnya. g. Sambungkan saluran oksigen dengan alat yang akan digunakan klien.
B. Pemberian Terapi Oksigen Pemberian terapi oksigen dapat dilakukan melalui beberapa car, seperti kanula hudung, masker, transtrakea, dll. 1. Kanula Hidung. Pemberian oksigen melalui kanula hidung dilakukan dengan langkah-langkah berikut. Perlengkapan a.
Set perlengkapan oksigen
b. Flowmeter c.
suplai oksigen
d.
Kanula hidung dan slang oksigen
e.
Plaster jika perlu
Prosedur a.
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kanula hidung kepada klien.
b.
Cuci tangan.
c.
Sambungkan kanula pada set oksigen dan sesuaikan flowmwter.
d.
Cek apakah oksigen keluar melalui saluran nasal, apakah timbul gelembung pada humidifer, atau apakah slang oksigen terlipat.
e.
Letakkan cabang kanula atau outlet pada lubang hidung. Atur slang dengan cara melingkarannya di kepala atau menyelipkan pada daun telinga.
f.
Anjurkan klien untuk bernapas melalui hidung dengan mulut tert utup.
g.
Cuci tangan.
h.
Catat respons klien pada catatan perawatan.
i.
Angkat dan bersihkan slang dan lubang hidung setiap 8 jam.
2. Masker. Pemberian oksigen melalui masker dilakukan dengan langkahlangkah berikut. Perlengkapan a. Suplai oksigen dan flowmeter. b. Humidifier dan air suling c. Masker yang akan digunakan d. Bantalan elastis
Prosedur a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan masker pada klien. b. Cuci tangan. c. Sambungkan masker dengan set oksigen. d. Letakkan masker wajah, di atas hidung dan mulut. Gunakan Gunakan tali elastis agar masker tidak lepas. e. Gunakan bantalan elastis untuk mengurangi iritasi pada telinga dan belakang kepala. f. Cuci tangan. g. Jika oksigen diberikan tterus-menerus, lepaskan masker dan keringkan kulit setiap 2-3 jam. h. Kaji atau observasi respons klien terhadap pemberian terapi oksigen.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai pemenuhan kebutuhan oksigen, yaitu sebagai berikut:
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari makalah ini, dapat penulis merekomendasikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Cria,
Sri.
2011.
Asuhan
Keperawatan
Oksigenasi. Oksigenasi .
(http://siyulopecri.co.id/2011/09/akep-oksigenasi.html , diakses 24 September 2017. Mubarak, Wahit Iqbal. 2008. Kebutuhan 2008. Kebutuhan Dasar Manusia Manusia.. Gresik: EGC.
(Online),