BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Berbagai penyakit yang muncul di masyarakat saat ini banyak berasal dari hewan. hewan. Hal ini menjad menjadii menjad menjadii sangat sangat pentin penting g karena karena penya penyakit kit dari dari hewan hewan tersebut sewaktu – waktu dapat mewabah hingga jangkauannya luas. Sehingga diperlukanlah langkah – langkah terpadu untuk mencegah dan menanggulanginya. Mewabahny Mewabahnyaa penyakit penyakit asal hewan terkait dengan dengan populasi populasi manusia, manusia, lingkunga lingkungan, n, dan agen penyakit itu sendiri yang dapat berimplikasi pada kemunculan suatu penyakit zoonosis. Penyakit Pen yakit zoonosis adalah ada lah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. mumnya penyakit zoonosis bersi!at !atal baik pada hewan maupun manusia. Penyakit Penyakit zoonosis zoonosis menurut menurut agen penyebabnya penyebabnya yaitu zoonosis akibat "irus, bakteri, protozoa dan arthropoda, parasit, serta jamur. Salah satu penyakit penyakit zoonosis karena bakteri adalah Brucellosis Brucellosis atau biasa dikenal dengan penyakit keluron. mumnya penyakit ini banyak menyerang sapi dan dan meny menyeb ebab abka kan n abor abortu tuss #keg #kegug ugur uran an$$ seda sedang ngka kan n pada pada manu manusi siaa seri sering ng menyebabkan gejala – gejala sara!. Sehingga diperlukan langkah%langkah strategis untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit ini. Penyakit ini adalah salah satu penyakit yang lama dikenal dan memiliki beberapa sebutan diantaranya demam Mediterania , demam Malta , demam remiten lambung , dan demam undula undulant nt . Penyak Penyakit it Brucell Brucellosi osiss terus terus menjad menjadii masala masalah h kesehat kesehatan an masyarak masyarakat at yang utama di seluruh dunia. Beban Beban global global penyak penyakit it brucell brucellosi osiss pada pada manusi manusiaa masih masih sangat sangat besar besar & 'n!e 'n!eks ksii meny menyeb ebab abka kan n lebi lebih h dari dari ()). ()).)) ))) ) in!e in!eks ksii per per tahu tahun n di selu seluru ruh h dunia . *umlah tahunan kasus yang dilaporkan di +merika Serikat # sekarang sekitar )) $ telah menurun secara signi!ikan karena program "aksinasi hewan agresi! dan susu pasteurisasi . -ebanyakan kasus +S sekarang karena konsumsi produk susu yang tidak dipasteurisasi dipasteurisa si diimpor secara secar a ilegal dari Meksiko . Sekitar ) / dari kasus brucellosis pada manusia di +merika Serikat sekarang terjadi di 0ali!ornia dan 1e2as . Pote Potens nsii Peny Penyak akit it bruc brucel ello losi siss tela telah h menin eningk gkat at kare karena na !eno !enome mena na pertumbuhan pariwisata internasional dan migrasi , di samping potensi penggunaan Brucella sebagai senjata biologis . -eakraban dengan mani!estasi penyakit brucellosis dan pengetahuan tentang penelitian laboratorium yang optimal sangat penting untuk pengakuan muncul kembali zoonosis ini . Brucella melitensis , melitensis , Brucella abortus , abortus , dan Brucella dan Brucella suis telah suis telah sepenuhnya diurutkan, dan data data se3uen se3uencin cing g ini akan akan memban membantu tu mening meningkatk katkan an pemaham pemahaman an kita kita tentan tentang g patogenesis dan mani!estasi penyakit kompleks ini.
4iagnosis de!initi! brucellosis didasarkan pada budaya , teknik serologi , atau keduanya .Secara klinis , identi!ikasi ke tingkat genus cukup untuk menjamin inisiasi terapi . Spesies Brucella tertentu yang terlibat tidak mempengaruhi pilihan agen terapeutik 5 6amun , spesiasi diperlukan untuk sur"eilans epidemiologi dan membutuhkan biokimia yang lebih rinci , metabolisme , dan test imunologi 1.2 Rumusan Masalah
. +pa yang dimaksud dengan penyakit brucellosis 7 8. Bagaimana cara penularannya terhadap ternak dan manusia 7 9. Bagaimana cara pencegahan terhadap ternak yang terserang penyakit brucellosis 7 :. Bagaimana cara pengobatan terhadap ternak yang terserang penyakit brucellosis 7 1.3 Tujuan
. ntuk memahami penyakit brucellosis. 8. +gar kita dapat mengetahui ternak yang terserang penyakit brucellosis. 9. +gar kita dapat mencegah dan mengobati ternak yang terserang penyakit brucellosis. 1. Met!"e Penul#san
Makalah ini ditulis dengan metode literature serta studi kepustakaan
BAB II PEMBAHA$AN
2.1 Pengert#an Pen%ak#t Bru&ell!s#s
Penyakit -eluron Menular #Brucellosis$ adalah in!eksi kronis #menahun$, terutama pada sapi dan kerbau yang menyerang organ reproduksi dan menyebabkan keguguran. Penyakit ini termasuk kategori penyakit zoonosis, dimana dapat menular dari hewan ke manusia. Penyakit ini hanya menyerang ternak betina saja. Penyakit ini dapat menimbulkan kerugian secara ekonomi cukup besar, hal ini dikarenakan in!eksi yang disebabkan oleh bakteri genus Brucella terjadi secara persisten seumur hidup yang dapat menyebabkan keguguran #abortus$ pada umur kebuntingan : sampai ; bulan tergantung hewan jenis ternaknya. -alaupun tidak keguguran anak ternak akan lemah dan rentan dengan penyakit . Penyakit brucellosis atau penyakit keluron menular disebabkan oleh bakteri Brucella. Bakteri Brucella berbentuk kokobasil #short rods$ dengan panjang ), – ,(
Brucellosis yang menimbulkan masalah pada ternak terutama disebabkan oleh 3spesies, yaitu Brucella melitensis, yang menyerang pada kambing, Brucella abortus,yang menyerang pada sapi dan Brucella suis, yang menyerang pada babi dan sapi. Brucella memiliki 2 macam antigen, antigen M dan antigen A. Brucella melitensis memiliki lebih banyak antigen M dibandingkan antigen A, sedangkan Brucella abortus dan Brucella suis sebaliknya. Daya pengebalan akibat infeksi Brucella adalah rendah karena antibodi tidak begitu berperan. Pada kambing brucellosis hanya memperlihatkan gejala yang samar samar. ambing kadang!kadang mengalami keguguran dalam " ! # minggu terakhir dari kebuntingan. ambing jantan dapat memperlihatkan kebengkakan pada persendian atau testes.
Pada sapi gejala penyakit brucellosis yang dapat diamati adalah keguguran, biasanya terjadi pada kebuntingan $ ! % bulan, kadang diikuti dengan kemajiran, &airanjanin ber'arna keruh pada 'aktu terjadi keguguran, kelenjar air susu tidak menunjukkangejala!gejala klinik, 'alaupun di dalam air susu terdapat bakteri Brucella, tetapi hal inimerupakan sumber penularan terhadap manusia. Pada ternak jantan terjadi kebengkakanpada testes dan persendian lutut. (elain gejala utama berupa abortus dengan atau tanpa retensio secundinae
)tertahannya plasenta*, pada sapi betina dapat mempperlihatkan gejala umum berupa lesu,napsu makan menurun dan kurus. Disamping itu terdapat pengeluaran cairan bernanahdari +agina.
2.2 Mekanisme Penularan Penyakit Brucellosis a$ 'n!eksi pada manusia Manusia dapat terin!eksi secara langsung maupun tidak langsung melalui produk hewan seperti keju dan susu mentah ataupun lewat inhalasi agen melalui udara. Model transmisi dan alur penetrasi tergantung dari epidemiologi wilayah, hewan reser"oir, dan kelompok pekerja yang terpapar. 1erjadinya transmisi secara kontak diawali pada wilayah yang bersi!at enzootik. -elompok yang dianggap berisiko terkena adalah pekerja di >PH, pedagang, dan dokter hewan. 'n!eksi biasanya terjadi saat penanganan !etus atau kontak dengan sekresi "agina, ekskreta, dan karkas yang terin!eksi lalu mikroorganisme , serta melalui kulit yang luka?abrasi. b$ 'n!eksi pada sapi Sumber utama in!eksi pada sapi adalah cairan !etus, sisa – sisa setelah melahirkan, dan cairan "agina. *alur masuk utama in!eksi pada sapi adalah melalui oral lewat #pakan dan air yang terkontaminasi$, kulit yang luka, inhalasi, dan secara kongenital #!enomena laten$ seperti dari induk ke !etus atau melalui air susu induk. 6amun pada jalur kongenital masih harus die"aluasi lebih mendalam. c$ 'n!eksi pada babi Prinsip sumber in!eksi sama seperti sapi. >ute in!eksi melalui kontak seksual secara alamiah dimana pejantan yang terin!eksi brucellosis
mengawini betina sehat, melalui rute oral #digesti$ dari berbagai macam makanan yang diberikan kepada babi, secara inhalasi dan melaui konjungti"a.
2.3 'eja"#an Pa"a Manus#a "an He(an
a$ P+4+ M+6S'+ Manusia merupakan hospes aksidental dan tidak menularkan pada manusia lainnya. Pre"alensi in!eksi pada hewan – hewan reser"oir merupakan kunci terjadinya in!eksi pada manusia. Manusia dapat tertular oleh B. melitensis, B. suis, B. abortus, dan B. canis. Penularan B. abortus dan B. suis biasanya mempengaruhi kelompok pekerja di peternakan sapi namun berbeda halnya dengan B. melitensis lebih sering terjadi pada populasi yang lebih luas terutama pada kambing, domba, atau kedua – duanya. Sumber penularan berupa keluron?lendir, air susu, kemih, dan tinja. Penularan terjadi melalui oral #makanan?minuman yang terkontaminasi$, lendir mata, inhalasi, dan kulit yang terluka. Bakteri umumnya memperbanyak diri pada kelenjar lim!e di kepala dan usus.
-asus terbesar yang pernah dilaporkan di negara +rgentina, Meksiko, dan Peru. 4ari keempat strain Brucella yang dapat mengin!eksi manusia, B. melitensis lah yang paling bersi!at patogen dan paling cepat menulari manusia. Pada umumnya masa inkubasi penyakit antara – 9 minggu. Penyakit ini bersi!at septikemik dengan kematian yang tiba – tiba atau gejala awalnya tidak diketahui secara pasti yang disertai oleh demam. =ejala brucellosis bersi!at akut yang gejalanya meliputi demam undulan merupakan gejala khas karena suhu tubuh naik turun dan ber"ariasi hingga :)@0$ , berkeringat, dan badan bau busuk di malam hari. =ejala umum lainnya seperti susah tidur, impotent, sakit kepala, anoreksia, sembelit, dan arthralgia. Brucellosis juga berpengaruh pada sistem sara!. Banyak pasien juga mengalami pembesaran getah bening #splenomegali$ dan hepatomegali. -omplikasi
brucellosis
dapat
menimbulkan
masalah
serius
seperti
encephalitis, meningen peripheral neuritis, spondilitis, supuratif arthritis, dan endokarditis. Bentuk kronis brucellosis dapat muncul dan disertai reaksi
hipersensiti"itas. Pada daerah enzootik, kasus brucellosis dapat bersi!at asimptomatik.
b$ P+4+ HA+6 Brucellosis pada hewan hampir ditemukan diseluruh dunia namun in!eksinya telah dibasmi hampir dibanyak negara Cinlandia, 6orwegia, Swedia, 4enmark, Belanda, Belgia, Swiss, *erman, +ustria, dll. Pre"alensi brucellosis cukup tinggi pada sapi perah sekitar – :)/. Brucellosis pada babi jarang terjadi dan muncul secara sporadis. 4i negara Aropa memperlihatkan adanya hubungan epidemiologi penyakit dengan brucellosis oleh B. suis biotipe 8 pada kelinci hutan # hare$. 4i negara – negara +merika Datin penyakit ini pada babi bersi!at enzootik. Brucellosis pada kambing dan domba merupakan masalah penting terutama pada daerah yang memiliki populasi kambing – domba yang cukup besar seperti negara – negara +merika Datin. 4omba yang terserang brucellosis memperlihatkan epididimitis dan spondilitis yang pernah dikon!irmasi di 6ew Eeeland, +ustralia, dan Aropa.
Penularan yang terjadi pada hewan umumnya sama dengan manusia yaitu melalui per oral, lendir mata, inhalasi, dan kulit yang terluka. Setelah berhasil memasuki tubuh inang, in!eksi dapat bersi!at terlokalisir seperti di hati, limpa, dan sumsum tulang belakang. 4an dapat bersi!at menyebar sehingga menyebabkan mastitis. 6amun gejala yang ditimbulkan umumnya terjadi pada hewan yang telah dewasa kelamin. +dapun gejala – gejala penyakit brucellosis pada beberapa spesies hewan meliputi & .
Sapi Patogen utama pada sapi adalah B. abortus namun sapi juga dapat
tertular oleh B. suis dan B. melitensis bilamana mendapat rumput atau !asilitas yang berasal dari babi, kambing, atau domba yang tertular. Masa inkubasi sangat ber"ariasi dan berproporsi terbalik dengan perkembangan janin yaitu semakin berkembang kehamilan semakin pendek masa inkubasinya. =ejala utama pada sapi betina yang khas adalah keguguran #abortus$ pada umur kebuntingan bulan ke%( sampai ke%F atau kelahiran pedet prematur. +bortus
biasanya diikuti dengan retensi plasenta atau metritis yang akan menyebabkan in!ertilitas permanen. *ika tidak terjadi abortus, maka kuman Brucella dapat disekresikan ke plasenta, cairan !etus, leleran "agina, kelenjar getah bening, dan kelenjar susu. Sedangkan pada sapi jantan biasanya terlihat dengan membesarnya salah satu atau kedua testis disertai dengan penurunan libido dan in!ertilitas. 1erkadang testis juga mengalami atro!i, "esiculitis seminal, ampulitis, higroma, dan arthritis. Sementara pedet dapat terin!eksi secara "ertikal melalui air susu induk yang menderita mastitis. +walnya Brucella memperbanyak diri pada lim!onodus regional lalu bersama lim!e dan darah #bakterimia$ menyebar ke seluruh organ. Secara umum Brucella dapat ditemukan pada lim!onodus, uterus, ambing, lim!a, hati, dan pada sapi jantan ditemukan di semen. Sejumlah besar erithritol yaitu karbohidrat penstimuli perkembangan Brucella dapat ditemukan pada plasenta sehingga menyebabkan plasentitis dan nekrose kotiledon. -epekaan sapi terhadap in!eksi tergantung jenis kelamin dan usia ternak. Pada !ase akut dari penyakit ini ditandai dengan tingginya kejadian abortus serta tingginya tingkat reaktor terhadap uji aglutinasi. Hewan dengan kategori sangat peka yaitu sapi betina dewasa yang pertama kali bunting dan beberapa kali bunting. Sebagian besar sapi yang tertular brucellosis menunjukkan titer aglutinasi positi! selama beberapa tahun dan setelah % 8 kali abortus, maka sapi – sapi tersebut bisa kembali normal dan dapat memproduksi susu secara normal.
=ambar 8. -uman Brucella yang ditemukan di semen #Ga"ier, 8))$ 8. Babi Patogen utama pada babi adalah B. suis. B. suis memiliki 9 biotipe yaitu , 8, dan 9. 'n!eksi yang disebabkan biotipe dan 9 menyebar secara langsung dan tidak langsung dari babi ke babi. Sedangkan biotipe 8 #biotipe Danish$ sering ke babi melalui kelinci hutan # Lepus europaeus$. Babi juga dapat terin!eksi B. abortus namun bersi!at asimptomatik dan hanya terbatas pada daerah kepala dan leher. +pabila brucellosis menyerang peternakan babi sehat maka akan muncul gejala & abortus, in!ertilitas, anak babi lahir lemah, orchitis, epididimitis, arthritis, abses, dan spondylitis. 'n!eksi umumnya bersi!at sementara pada babi yang disapih sekalipun dapat memunculkan terjadinya hewan karier. 9. -ambing Patogen utama pada kambing adalah B. melitensis. mumnya gejala sama pada hewan lainnya meliputi hygroma, arthritis, spondylitis, dan orchitis. +da juga gejala utamanya adalah abortus pada bulan ketiga atau keempat masa kehamilan. Pada kambing betina dapat menyebabkan mastitis sebagai tanda awal terjadinya in!eksi brucella pada suatu kelompok. Pada in!eksi kronis umumnya penyakit tidak terlalu tampak dan secara patologi anatomi tidak terbukti walaupun patogen berhasil diisolasi. :. 4omba Brucellosis pada domba jantan dibedakan menjadi 8 yaitu brucellosis
klasik dan brucellosis
epididymitis. Brucellosis
klasik
disebabkan oleh B. melitensis yang banyak menyerang domba di wilayah penggembalaan secara intensi!. 'n!eksi biasanya terjadi secara spontan dan tidak ditransmisikan dari domba ke domba lainnya sedangkan brucellosis epididymitis disebabkan oleh B. suis. 1anda klinis berupa lesi organ genital, abortus atau kematian neonatal, epididymitis unulateral atau bilateral,
atro!i
testis,
dan
spondilitis.
Pemeriksaan
laboratorium
brucellosis pada domba dapat memakai sampel semen dan urin. (. -uda
Patogen yang mengin!eksi adalah B. abortus dan B. suis. Biasanya penyakit ini bermani!estasi dalam bentuk !istulous bursitis pool evil I dan fistulus withersI. =ejala abortus jarang terjadi meskipun pada !eses ditemukan agen in!eksi tapi gejala biasanya berupa spondilitis. Manusia dapat terin!eksi karana ada lesi – lesi yang terbuka. Pada umumnya kuda tahan terhadap in!eksi dan penularan penyakti dari kuda ke kuda belum diketahui. . +njing dan kucing -asus brucellosis pada anjing bersi!at sporadis disebabkan oleh B. abortus, B. suis, dan B. melitensis. Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi cairan !etus dan air susu. =ejala bisa bersi!at subkilnis namun juga dapat muncul gejala seperti demam, kekurusan, ochitis, anestrus, arthritis, dan abortus. Pada kucing, penyakit brucellosis bersi!at epizootic yang disebabkan oleh B. canis. 0iri – ciri penyakit pada kucing demam panjang, kematian embrionik, aborsi, prostatitis, epididymitis, scrotal dermatitis, lymphadenitis, dan splenitis. +bortus muncul pada () hari masa kebuntingan. 6amun meskipun dapat terin!eksi Brucella, kucing cenderung resisten dan jarang dilaporkan adanya kasus brucellosis pada kucing. J. Mamalia domestik lainnya -erbau peliharan # Bubalus bubalis$ dan lembu # Bos grunniens$ dapat terinfeksi B. abortus dengan gejala mirip brucellosis pada sapi. Selain itu, unta – unta Camelus bactrianus, unta Camelus dromedaries, dan unta di +merika juga dapat terin!eksi B. abortus. Pada alpca # Lama pacos$ di dataran tinggi #altiplano$ di wilayah Peru dapat terin!eksi brucellosis yang disebabkan oleh B. abortus. ;. Hewan liar Brucella secara luas ada di hewan – hewan liar seperti tikus padang pasir di +merika # Neotoma lepida$ sebagai reser"oir B. neotomae, kelinci hutan # Lepus europaeus$ sebagai reser"oir B. suis biotipe 8, caribou # Rangifer caribou$ sebagai reser"oir B. suis tipe :, rubah # Dusicyon gymnocercus$ dan =rison #alictis fura!europaeus$ yang dapat terin!eksi
B. abortus biotipe dan B. suis biotipe . -arni"ora dapat tertular karena memakan !etus setelah kelahiran. F. nggas =ejala yang muncul pada in!eksi brucellosis pada ayam berupa berat badan menurun, penurunan produksi telur, dan diare. Perjalanan penyakit brucellosis pada unggas sangat akut. Selain ditemukan pada unggas, Brucella juga pernah diisolasi dari spesies burung liar seperti kor"ids #Corvus corni! dan "ripanscora! fragilecus$.
8.: Pencegahan
-arena tidak e!ekti!nya tindakan pengobatan, maka sangat disarankan tindakan pencegahan yang meliputi & a$ Melakukan kontrol dan eradikasi terhadap hewan reser"oir. 1ernak yang didiagnosis brucellosis harus segera dipisahkan dipisahkan dan jika ada kejadian abortus, !etus, dan membran !etus harus segera dikirim ke laboratorium untuk diuji. -emudain tempat didesin!eksi dan semua material terkontaminasi harus dibakar. b$ Mengkonsumsi produk asal hewan yang higienis dan terjamin mutu seperti susu yang dipasteurisasi c$ Menggunakan perlengkapan kerja sesuai standar keamanan dan bekerja dibawah pengawasan dokter hewan pada kelompok rawan in!eksi seperti peternak sapi, pekerja >PH, dan dokter hewan itu sendiri. d$ Kaksinasi kepada kelompok rawan tertular seperti dokter hewan, pekerja kandang, pemerah susu, dan pekerja di >PH. e$ Kaksinasi pada daerah endemis #pre"alensi L8/$ serta melakukan pengujian dan pemotongan #test and slaughter $ pada daerah dengan pre"alensi 8/. Kaksin menggunakan strain F atau strain :(?8). Kaksinasi tidak berlaku untuk sapi betina bunting. Kaksinasi pada sapi betina diatas umur : bulan sedangkan "aksinasi tidak dilakukan pada sapi jantan karena dapat menurunkan !ertilitas
!$ Pada daerah yang bebas brucellosis #seperti Bali dan Dombok$ melakukan lalu lintas pada ternak secara ketat. 8.( Pengobatan Secara umum pengobatan untuk penyakit brucellosis pada ter nak tidak disarankan karena penyakit bersi!at persisten dimana bakteri adalah bakteri intraseluler, metabolisme hewan tertular akan lambat, dan penyakit menghasilkan granuloma
sehingga
menghambat
masuknya
obat.
-alaupun
dilakukan
pengobatan maka dapat diberikan antibiotik streptomisin, doksisiklin, dan ri!ampisin. 6amun dengan syarat diberikan dalam jangka waktu lama dan tidak boleh terputus rata – rata selama minggu. 6amun dalam beberapa kasus, penyakit brucellosis dapat sembuh sendiri setelah – 8 kali mengalami abortus. Pada orang dewasa dan anak diatas umur ; tahun, antibiotika yang dapat diberikan adalah doksisiklin dan ri!ampisin selama – ; minggu, sedangkan untuk anak dibawah ; tahun sebaiknya diberikan ri!ampisin dan trimethroprim% sul!ametho2azole selama minggu. Penderita brucellosis dengan spondilitis direkomendasikan aminoglikosida selama 8 – 9 minggu lalu diikuti dengan doksisiklin dan ri!ampisin selama minggu.
B+B ''' PA61P a. -esimpulan Program pengendalian brucellosis pada ternak ruminansia harus segera dilakukan karena jumlah reaktor positi! brucellosis semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pengendalian brucellosis pada ternak ruminansia yang telah diterapkan selama ini belum memberikan hasil yang optimal. Nleh karena itu pengendalian brucellosis pada ternak ruminansia kedepan dilakukan dengan kombinasi program "aksinasi pada daerah tertular berat #pre"alensi 8/$ dengan menggunakan "aksin B. abortus >B( dan pada daerah tertular ringan #pre"alensi L8/$. -eberhasilan penanggulangan brucellosis pada ternak ruminansia sangat diperlukan dukungan pemerintah, dana, sumber daya manusia yang pro!essional dan akan terwujud apabila diikuti dengan seluruh prosedur yang
benar serta komitmen dari seluruh aparat yang terkait dan masyarakat peternak melalui sosialisasi program didukung dengan pengawasan lalu%lintas ternak secara ketat.
b. Saran =ejala%gejala penyakit brucellosis perlu kite ketahui atau pelajari agar kita dapat mencegah penyakit brucellosis pada ternak , terutama ternak ruminansia , diharapkan para pembaca untuk bisa memahami.
DA)TAR PU$TA'A
Hermawan, >udi. 8))J. Respirasi #ada $ewan. http&??www.jurnalskripsi.net?pd!?sistem%respirasi%pada%hewan 4iakses pada : September 8)9 >ianty. 8). #engenalan %ves. http&??perpustakaancyber.blogspot.com?8)8?8?sistem% pernapasan% padaburung%a"es.html 4iakses pada tanggal : 6oor, Susan Maphilindawati. 8)). BR&C'LL()*)+ #'N%-*" ((N()*) %N B'L&/ B%N%- D*-'N%L D* *ND(N')*% . Balai Penelitian Keteriner Bogor & Bogor
Setiawan, Andhi 4. FF. BR&C'LL()*) #%D% )%#* . Balai Penelitian Keteriner Bogor & Bogor Seleem,Mohamed 6. 8)). Brucellosis+ % re0emerging 1oonosis. 1he 'nstitute !or 0ritical 1echnology and +pplied Science, Kirginia Polytechnic 'nstitute and State ni"ersity, Blacksburg.