MAKALAH MOTIVASI DIRI
Oleh : kelompok 12 Dika Aria W (201301204) Sri Mariyati (201301190)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO 2017
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan tertentu yang cenderung untuk menetap. Motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan prilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang atau pun dari luar dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri sesorang disebut motivasi instrinsik, dan yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik. Motivasi adalahsebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian jika sebuah motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir kembali. Dan pada makalah ini, saya akan mencoba membahas tentang motivasi dan macammacam teori motivasi. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan motivasi ? 2. Apa macam - macam teori motivasi ? 3. Bagaimana proses terjadinya motivasi ? 4. Apa klasifikasi dan komponen motivasi?
5. Apa tujuan dan fungsi adanya motivasi? 6. Bagaimana metode untuk meningkatkan motivasi? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui akan pentingnya motivasi diri 2. Mengetahui tujuan dan fungsi dari motivasi 3. Menjadikan kita lebih bersemangat dalam menjalani segala hal dengan terbentuknya motivasi diri.
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti “ dorongan” atau kekuatan, gaya penggerak. “ motivasi terkait dengan persoalan tentang bagaimana individu memilik suatu dorongan atau gairah untuk melakukan sesuatu.pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want.kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi dan direspon Jadi, sebagaimana dikatakan oleh Terry G (1986) bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan (perila ku) ( Notoadmodjo, 2012). Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor- faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Nursalam, 2008).
B. TEORI MOTIVASI
1) Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Teori motivasi yang paling dikenal mungkin adalah Teori
Hierarki Kebutuhan
Abraham Maslow. Maslow adalah psikolog humanistik yang berpendapat bahwa pada diri tiap orang terdapat hierarki lima kebutuhan. a. Kebutuhan fisik: makanan, minuman, tempat tinggal, kepuasan
seksual, dan
kebutuhan fisik lain. b. Kebutuhan keamanan: keamanan dan perlindungan dari gangguan
fisik dan
emosi, dan juga kepastian bahwa kebutuhan fisik akan terus terpenuhi. c. Kebutuhan sosial: kasih sayang, menjadi bagian dari kelompoknya, diterima oleh teman-teman, dan persahabatan. d.
Kebutuhan harga diri: faktor harga diri internal, seperti
penghargaan diri,
otonomi, pencapaian prestasi dan harga diri eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.
e. Kebutuhan aktualisasi diri: pertumbuhan, pencapaian potensi
seseorang, dan
pemenuhan diri sendiri; dorongan untuk menjadi apa yang dia mampu capai. Menurut Maslow, jika ingin memotivasi seseorang kita perlu ditingkat mana keberadaan orang itu dalam hierarki dan
memahami
perlu berfokus pada
pemuasan kebutuhan pada atau diatas tingkat itu (Robbins & Coulter, 2007). 2) Teori X dan Y McGregor Douglas McGregor terkenal karena rumusannya tentang dua asumsi mengenai sifat manusia: Teori X dan Teori Y.
kelompok
Teori X pada dasarnya
menyajikan pandangan negatif tentang orang. Teori X berasumsi bahwa para pekerja mempunyai sedikit ambisi untuk maju, tidak menyukai pekerjaan, ingin menghindari tanggung jawab, dan perlu diawasi dengan ketat agar dapat efektif bekerja. Teori Y menawarkan pandangan positif. Teori Y berasumsi bahwa para pekerja dapat berlatih mengarahkan diri, menerima dan secara
nyata mencari tanggung jawab, dan
menganggap bekerja sebagai kegiatan alami. McGregor yakin bahwa asumsi Teori Y lebih menekankan sifat pekerja sebenarnya dan harus menjadi pedoman bagi praktik manajemen (Robbins & Coulter, 2007). 3) Teori Motivasi Higienis Herzberg Teori ini menyatakan bahwa kepuasan dan ketidak-puasan
seseorang
dipengaruhi oleh dua kelompok faktor independen yakni faktor-faktor penggerakan motivasi dan faktor-faktor pemelihara memiliki rasa kepuasan kerja menyebabkan
motivasi. Menurut Herzberg, karyawan
dalam pekerjaannya, tetapi faktor-faktor yang
kepuasan berbeda jika dibandingkan dengan faktor-faktor ketidak-
puasan kerja. Rasa kepuasan kerja dan rasa ketidak-puasan kerja tidak berada dalam satu kontinum. Lawan dari kepuasan adalah tidak ada kepuasan kerja sedangkan lawan dari ketidakpuasan kerja adalah
tidak ada ketidak-puasan kerja (Robbins,
2003). Faktor-faktor yang merupakan penggerak motivasi (faktor- faktor intrinsik) ialah: a.
Pengakuan (cognition), artinya karyawan memperoleh pengakuan dari pihak perusahaan bahwa ia adalah orang, berprestasi, baik, diberi penghargaan, pujian, dimanusiakan, dan sebagainya.
a. Tanggung jawab (responsibility), artinya karyawan diserahi
tanggung jawab
dalam pekerjaan yang dilaksanakannya, tidak hanya semata-mata melaksanakan pekerjaan.
b.
Prestasi (achievement ), artinya karyawan memperoleh
kesempatan untuk
mencapai hasil yang baik atau berprestasi. c.
Pertumbuhan dan perkembangan ( growth and development ), setiap pekerjaan itu ada kesempatan bagi karyawan
artinya dalam
untuk tumbuh dan
berkembang. d. Pekerjaan itu sendiri ( job it self ), artinya memang pekerjaan yang dilakukan itu sesuai dan menyenangkan bagi karyawan. 4)
Teori McClelland Menurut McClelland yang dikutip dan diterjemahklan oleh Sahlan Asnawi (2002), mengatakan bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi , yakni motif primer atau motif yang tidak dipelajari, dan motif sekunder atau motif yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang lain. Oleh karena motif sekunder timbul karena interaksi dengan orang lain . maka motif ini sering juga disebut motif sosial. Motif primer atau motif yang tidak dipelajari ini secara alamiah timbul pada setiap manusia secara biologis. Motif ini mendorong seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan biologisnya misalnya makan, minum, seks dan kebutuhan – kebutuhan biologis yang lain. Sedamgkan motif sekunder adalah motif yang ditimbulkan karena dorongan dari luar akibat interaksi dengan orang lain atau interaksi sosial. Selanjutnya motif sosial ini oleh Clevelland yang dikutip oleh Isnanto Bachtiar Senoadi (1984), dibedakan menjadi 3 motif, yakni: a. Motif untuk berprestasi b. Motif untuk berafiliasi c. Motif untuk berkuasa
C. PROSES MOTIVASI
Wahjosumidjo (1992) menjelaskan bahwa motivasi memilik dua sisi unik. Disatu sisi, motivasi dipandang sebagai sesuatu yang penting, namun disisi lain motivasi juga dirasakan sebagai sesuatu yang sulit. Disebut sebagai sesuatu yang penting (important subject) seperti contoh dalam lingkup kerja ada kaitannya dengan bawahan, seorang pemimpin tidak bisa tidak harus bekerja sama dengan bawahannya atau melalui orang lain. Karena itulah diperlukan kemampuan untuk memberikan motivasi kepada bawhannya. Selanjutnya, disebut sebagai sesuatu yang yang sulit ( puzzling subject) karena motivasi itu sendiri tidak dapat diamati dan diukur secara pasti.bila kita ingin
mengamati dan mengukur motivasi, itu artinya kita harus mengkaji lebih jauh mengenai perilakusetiap bawahan. Semakin jelas bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interakasi atau hubungan antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang ada dalam diri seseorang. Motivasi sebagai suatu proses psikologis tersebut muncul karena dua faktor, yaitu faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri (intrinsik) dan faktor yang ada di luar diri individu (ekstrinsik), faktor yang ada dalam diri individu dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, pendidikan, dan berbagai harapan individu. Sedangkan faktor yang ada di luar individu dapat berupa pengaruh pimpinan,kolega,dan berbagai hal yang sangat kompleks. Proses tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut ini :
(1)
(2)
STIMULUS
Individu dengan suatu doron an (3)
(4)
Faktor intrinsik
Faktor ekstrinsik
Alternatif perilaku
(5)
Penentuan perilaku
(6) perilaku
(7)
Penjelasan pada setiap nomor dari bagan tersebut di atas adalah : 1) Stimulus atau rangsangan, yaitu sesuatu yang menimbulkan dorongan bagi diri seseorang. Misalnya, keinginan untuk menikah, kuliah atau bekerja ke luar negari. Rangsangan tersebut merupakan faktor yang ada di luar diri individu. 2) Individu dengan suatu dorongan, yaitu keadaan atau situasi dimana individu memilik keinginan atau terdorong olrh sesuatu. Dalam hal ini, misalnya di dorong atau dirangsang oleh stimulus berupa keinginan untukn bekerja ke luar negeri. 3) Selanjutnya keinginan individu untuk bekerja keluar negeri tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor intrinsik atau suatu yang ada didalam diri individu. Misalnya faktor kepribadian kepribadian , nilai-nilai yang diyakini, kedudukan, pengalaman, harapan dimasa depan dan lain sebagainya. 4) Selain didorong oleh faktor-faktor instrinsik, keinginan untuk bekerja di luar negeri tersebut juga dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik atau sesuatu yang ada di luar diri individu. Misalnya permintaan orang tua, atasan di tempat kerja, dan sebagaianya. 5) Kedua faktor yang mempengaruhi keinginan untuk belajar di luar negeri tersenbut (intrinsik dan ekstrinsik) selanjutnya menimbulkan sejumlah alternatif yang harus dipilih oleh seseorang. misalnya, keinginan untuk belajar di luar negeri tersebut dapat diwujudkan dengan menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Australia, Jepang, Jerman. Juga dengan program studi yang di pilih dapat beragam. 6) Selanjutnya setelah sejumlah alternatif tersebut dipertimbangkan, ditentukanlah satu pilihan yang dianggap tepat dan sesuai dengan kondisi seseorang. 7) Setelah pilihan ditentukan dengan berbagai pertimbangan, akhirnya sampai pada tahap bentuk perilaku sebagai hasil dari pengambilan keputusan. Perilaku tersebut merupakan perwujudan dari suatu dorongan karena sadanya motivasi dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.
D. KLASIFIKASI MOTIVASI
1) Motivasi Kuat Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan – kegiatan sehari – hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa semua akan mudah dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan – persoalan yang dihadapi. 2) Motivasi Sedang Motivasi dikatakan sedang apabila dalam diri manusia memiliki keinginan yang positive, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi 3) Motivasi Lemah Motivasi dikatakan lemah apabila dalam diri manusia memiliki harapan dan kayakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi seseorang dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru merupakan mutu kehidupanya maupun mengisi waktu luangnya agar lebih produktif dan berguna (Suparyanto, 2010). E. KOMPONEN MOTIVASI
1) Keinginan (valency) Valence juga dapat difinisikan setiap hasil mempunyai nilai atau daya tarik bagi orang tertentu. 2) Keyakinan (Outcome expentancy) Outcome expentanc berarti setiap individu percaya bahwa individu berperilaku dengan cara tertentu dan akan memperoleh hal tertentu. 3) Harapan (Effort Expentancy) Effort Expentancy berarti setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenahi seberapa sulit mencapai hasil tersebut (Sobur, 2009).
F. TUJUAN DAN FUNGSI MOTIVASI
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauanya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan diberikan motivasi haru mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi. Adapun fungsi dari adanya motivasi sebagai berikut: 1) Motivasi untuk mendorong manusia untuk berbuat / bertindak. Motivasi itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energy (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan tugas. 2) Motivasi itu untuk menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh. 3) Motivasi untuk menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu. Seorang yang benar-benar ingin mencapai gelarnya sebagai sarjana, tidak akan menhambur-hamburkan waktunya dengan berfoya-foya atau bermain kartu, sebab perbuatan itu tidak cocok dengan tujuan. G. MACAM – MACAM MOTIVASI
Berbicara tentang atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. 1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a. Motif-motif bawaan Yang dimaksud motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya ; dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang
disyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N. Fradsen member istilah jenis motif Physiological drives. b. Motif-motif yang dipelajari Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh ; dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu didalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara social. Sebab manusia hidup dalam lingkungan social dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs. Sebab justru dengan kemampuan berhubungan, kerjasama didalam masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri. Sehingga manusia perlu mengembangkan sifat-sifat ramah, keoperatif, membina hubungan baik dengan sesama, apalagi orang tua dan guru. Di samping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif berikut ini : a. Cognitive motives Motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. b. Self-expression Penampilan diri adalah sebagaian dari prilaku manusia.Yang penting kebutuhan individu ini tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian.Untuk ini memang diperlukan kreativitas, penuh imajinasi.Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri. c. Self-enhancement Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan menigkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan dari ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu.Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi. 2) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya ; kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini sesuai dengan jenis Physiological drives dari Frandsen seperti disinggung didepan.
b. Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain ; dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar. c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif muncul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara efektif. 3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani seperti misalnya ; reflex, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk mativasi rohaniah adalah kamauan. Soal kemauan itu ada pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat moment : a.
Moment timbulnya alasan Sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat berlatih olahraga untuk menghadapi suatu porseni disekolahnya, tetapi tiba-tiba disuruh ibu mengantarkan seseorang tamu membeli tiket karena tamu itu mau kemnali ke Jakarta.Si pemuda itu kemudian mengantarkan tamu tersebut. Dalam hal ini si pemuda tadi timbul perasaan baru untuk melakukan sesuatu (kegiatan mengantar).Alasan baru itu bisa karena untuk menghormat tamu atau mungkin keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya.
b. Momen pilih Momen pilih, maksudnya dalam keadaan pada waktu ada alternatif-alternatif yang mengakibatkan persaingan diantara alternatif atau alasan-alasan itu. Kemudian seseorang menimbang-nimbang dari berbagai alternative untuk kemudian menentukan pilihan alternative yang akan dikerjakan. c. Momen putusan Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang tentu akan berakhir dengan pilihanya satu alternative. Satu alternative yang dipilih inilah yang menjadi putusan untuk dikerjakan. d. Momen terbentuknya kemauan Kalau seseorang sudah menetakan satu putusan untuk dikerjakan, timbullah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak, melaksnakan putusan itu.
H. SIFAT MOTIVASI
Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi intriksik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik” 1) Motivasi Intriksik Yang dimaksud dengan motivasi intriksik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan. 2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsic. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena danya perangsang dari luar.
I. METODE DAN ALAT MOTIVASI
Untuk meningkatkan motivasi seseorang terhadap suatu jenis perilaku dapat dil akukan dengan memberikan hadian atau “iming-iming” berupa benda atau materi. Tetapi tidak semua orang mningkat motivasinya karena diberikan hadiah atau uang misalnya, melainkan banyak faktor yang berpengaruh terhadap motivasi tersebut. Beberapa ahli mengelompokkan dua cara atau metode untuk meningkatkan motivasi, yakni : a. Metode langsung (direct motivasion) Pemberian materi atau nonmateri kepada orang secara langsung untuk memenuhi kebutuhan merupakan cara yang langsung dapat meningkatkan motivasi kerja. Yang dimaksud dengan pemberian materi adalah misalnya pemberian bonus, pemberian hadiah pada waktu tertentu. Sedangkan pemberian nonmateri antar lain memberikan pujian, memberikan penghargaan dan tanda-tanda penghormatan yang lain dalam bentuk surat atau piagam misalnya. b. Metode tidak langsung (indirect motivation) Suatu kewajiban memberikan kepada anggota suatu organisasi berupa fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Misalnya, membangun atau penyediaan air bersih kepada suatu desa tertentu yang dapat menunjang perilaku kesehatan mereka. Dengan fasilitas atau sarana dan prasaranan tersebut, masyarakat akan merasa dipermudah dalam memperoleh air bersih, sehingga dapat mendorong lebih baik kesehatannya. Upaya peningkatan motivasi tersebut,dengan memberikan sesuatu kepada masyarakat dipandang sebagai cara atau metode untuk meningkatkan motivasi
berperilaku hidup sehat. Tetapi apabila dilihat dari apa yang diberikan kepada orang tau masyarakat, yang akhirnya dapat meningkatkan motivasi, maka apa yang diberikan tersebut dapat dikatakan sebagai alat motivasi. Apabila hal ini dapat dikategorikan sebagai alat motivasi, maka dapat dikelompokkan menjadi 3, yakni : 1. Maeriil : alat motivasi materiil adalah apa yang diberikan kepada masyarakat dapat memnuhi kebutuhan untuk hidup sehat, yang berupa uang atau barang yang merupakan faktor prmungkin (enabling factors) untuk melakukan hidup sehat. Misalnya ibu hamil yang memriksakan kehamilannya secara teratur diberikan uang transport atau diberikan peralatan bayi untuk menjemput kelahiran bayinya. 2. Non materi : alat motivasi non materi adalah pemberian tersebut tidak dapat dinilai dengan uang, tetapi pemberian sesuatu yang hanya memberikan kepuasan atau kebanggan kepada orang atau masyarakat. Misalnya pemberian penghargaan kepada peserta KB berupa: medali, piagam, piala dan sebagainya. 3. Kombinasi materi dan non materi: alat motivasi ini adalah kedua-duanya, baik materi maupun nonmateri. Disamping fasilitas yang diterima, bonus yang diterima, masyarakat juga memperoleh penghargaan berupa piagam atau medali, dan sebagainya.
J. METODE PENINGKATAN MOTIVASI
Dilihat dari orientasi cara peningkatan motivasi, para ahli mengelompokkannya ke dalam suatu model-model motivasi, yakni: a. Model tradisional Model ini menekankan bahwa untuk memotivasi masyarakat agar mereka berperilaku sehat, perlu pemberian insentif berupa materi bagi anggota masyarakat yang mempunyai prestasi tinggi dalam berperilaku hidup sehat. Anggota masyarakat yang mempunyai prestasi makin baik dalam berperilaku sehat, maka makin banyak atau makin sering anggota masyarakat tersebut mendapat intensif. b. Model hubungan manusia Model ini menekankan bahwa untuk meningkatkan motivasi berperilaku sehat, perlu dilakukan pengakuan atau memperhatikan kebutuhan sosial mereka, meyakinkan kepada mereka bahwa setiap orang adalah penting dan berguna bagi
masyarakat. Oleh sebab itu, model ini lebih menekankan memberikan kebebasan berpendapat, berkreasi, dan berorganisasi, dan sebagainya bagi setiap orang, ketimbang memberikan insentif materi. c. Model sumber daya manusia Model ini mengatakan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi. Disamping uang, barang, atau kepuasan, tetapi juga kebutuhan atau keberhasilan (kesuksesan hidup). Menurut model ini setiap manusia cenderung untuk mencapai kepuasan dari prestasi yang dicapai dan prestasi yang baik tersebut merupakan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, menurut model sumberdaya manusia ini, untuk meningkatkan motivasi hidup sehat, perlu memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang seluas-luasnya bagi mereka. Motivasi akan meningkat jika kepada mereka diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya dalam memelihara kesehatan. Memberikan “reward” atau penghargaan dan”punishment” atau hukuman oleh pimpinan masyarakat atau organisasi kepada anggota masyarakat bawahan juga dapat dipandang sebagai upaya peningkatan motivasi berperilaku. Dipandang dari segi ini, maka motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yakni: 1. Motivasi positif (insentif positif): pimpinan masyarakat atau organisasi memberikan hadiah atau reward kepada anggota atau bawahan yang berprestasi atau berpeilaku sehat. Dengan hadiah yang diberikan ini akan meningkatkan semangat berperilaku sehat atau kerja para anggota masyarakat atau anggota, yang akhirnya akan memicu perilaku mereka lebih meningklat. Hadiah atau reward ini dapat berupa uang, barang atau nonmateri , misalnya piagam,atau sekedar pujian berupa kata-kata lisan. 2. Motivasi negatif (insentif negatif) Pimpinan memberikan hukuman (punishment) kepada anggotanya atau bawahanya yang kurang berprestasi atau peilakunya kurang baik, dengan teguran-teguran atau kalau perlu hukuman, akan mempunyai efek “ takut” pada anggota atau karyawan akan adanya sanksi atau hukuman dan sebagainya. Oleh karena sanksi atau hukuman, maka ia akan dapat meningkatkan semangat kerjanya atau perilakunya. Kedua jenis motivasi tersebut diatas dalam praktiknya dapat diterapkan oleh pimpinan masyarakat atau organisasi, tetapi harus tepat dan seimbang, agar dapat meningkatkan
semangat berkarya atau berperilaku. Perlu diingat bahwa untuk mempereoleh efek jangka panjang, maka motifasi positiflah yang lebih tepat digunakan. Sedang insentif negatif, hanya cocok untuk meningkatkan motivasi jangka pendek saja.
CONTOH KUESIONER MOTIVASI MAHASISWA MENGIKUTI PERKULIAHAN
No 1.
2.
3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10.
11. 12. 13.
Pertanyaan Ya Saya mengikuti perkuliahan dengan penuh konsentrasi dan memperhatikan dengan seksama saat dosen menerangkan materi perkuliahan. Cara menyampaikan bahasa tubuh dan cara dosen membawa diri dihadapan mahasiswa menarik, sehingga saya bersemngat mengikuti perkuliahan. Saya menyampaikan pendapat, ide atau bertanya jika dalam penyampaian materi kuliah saya mengalami kesulitan memahami. Saya meluangkan waktu khusus untuk belajar untuk mempersiapkan diri mengikuti perkuliahan. Saya merasa mampu untuk mengikuti perkuliahan dan mencapai nilai yang saya inginkan. Saya mempelajari kembali materi yang saya dapatkan saat proses perkuliahan di kelas. Saya berusaha untuk mendapatkan tambahan informasi dari referensi atau buku yang melengkapi pengetahuan yang saya dapatkan dalam perkuliahan. Saya merasa harus mendapatkan tambahan pengetahuan dari perkuliahan yang tidak bisa saya dapatkan dari buku atau literatur lain. Saya yakin bahwa tugas yang diberikan dosen akan dapat saya kerjakan dengan baik. Saya mengerjakan tugas yang diberikan dosen baik tugas individu maupun tugas kelompok dengan penuh tanggung jawab baik terhadap diri saya sendiri maupun kepada kelompok. Saya merasa puas dengan tugas-tugas yang diberikan, karena saya dapat menyelesaikannya dengan baik. Saya dapat mengumpulkan tugas tepat waktu, tidak memerlukan tambahan waktu dan tidak terlambat. Saya akan mendapatkan feed back dari tugas-tugas yang saya kerjakan, karena itu saya bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Skor : Kuat
:7
Sedang : 4 Lemah : 2
Tidak
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika suatu motif telah dihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai. Sedangkan motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif tidak dapat dilihat begitu saja dari perilaku seseorang karena motif tidak selalu seperti yang tampak, bahkan kadang-kadang berlawanan dari yang tampak. Dari tujuan-tujuan yang tidak selalu disadari ini, kita dipaksa menghadapi seluruh persoalan motivasi yang tidak disadari itu. Karena teori motivasi yang sehat tidak membenarkan pengabaian terhadap kehidupan tidak sadar. Dari banyaknya pandangan yang berbeda mengenai motivasi yang mungkin dikarenakan oleh penggunaan metode observasi yang berbeda-beda, studi tentang berbagai kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda, dan sebagainya, terdapat model tentang motivasi yang digeneralisasi yang mempersatukan berbagai teori yang ada.Ada macam-macam motivasi dalam satu perilaku. Suatu perbuatan atau keinginan yangdisadari dan hanya mempunyai satu motivasi bukanlah hal yang biasa, tetapi tidak biasa.Karena suatu keinginan yang disadari atau perilaku yang bermotivasi dapat berfungsisebagai penyalur untuk tujuan-tujuan lainnya. Apabila
dapat
terjadi
keseimbangan,
hal
tersebut
mencerminkan
”hasil
pekerjaan”seseorang yang berhadapan dengan potensinya untuk perilaku, yang dapat diidentifikasi sebagai ”kemampuannya”. Jadi, motivasi memegang peranan sebagai perantara untuk mentransformasikan kemampuan menjadi hasil pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA Suparyanto.Konsep Motivasi. http://www.dr Supatyanto.blogspot.com Sudrajad, akhmad. 2008. TEORI-TEORI MOTIVASI Ryanti, D.B.P & Prabowo, H. Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum 2. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Maslow, Abraham H. 1984. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta : PT. Gramedia Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika