MAKALAH
PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA BUMI DAN GUNUNG MELETUS
Disusun Oleh :
Aprina Sinaga
Bekti Nugroho
Satria Nanda
Yenni Rahmawati
Dosen Pembimbing :
Ns. Putri Indah Pertiwi, S.Kep
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGERI PEKANBARU
2015
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah adalah
salah satu sarana untuk mengembangkan kreativitas siswa juga pengetahuan
yang dimiliki siswa. Makalah ini merupakan suatu sumbangan pikiran dari
penulis untuk dapat digunakan oleh pembaca.
Makalah ini disusun berdasarkan data-data dan sumber-sumber yang telah
diperoleh penulis. Penulis menyusun makalah ini dengan bahasa yang mudah
ditang-kap oleh pembaca sehingga makalah ini dapat dengan mudah dimengerti
oleh pem-baca. Pada akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam memahami persoalan gempa bumi beserta
kejadian-kejadiannya.
Pekanbaru, 16 Mei 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan tentang kejadian – kejadian bencana alam di Indonesia,
mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai
suatu titik tolak utama dari manajemen bencana. Sesuai dengan tujuan
utamanya yaitu mengurangi dan / atau meniadakan korban dan kerugian yang
mungkin timbul, maka titik berat perlu diberikan pada tahap sebelum
terjadinya bencana, yaitu terutama kegiatan penjinakan / peredaman atau
dikenal dengan istilah Mitigasi.
Mitigasi pada prinsipnya harus dilakukan untuk segala jenis bencana,
baik yang termasuk ke dalam bencana alam (natural disaster) maupun
bencana sebagai akibat dari perbuatan manusia (man-made disaster).
Mitigasi pada umumnya dilakukan dalam rangka mengurangi kerugian akibat
kemungkinan terjadinya bencana, baik itu korban jiwa dan/atau kerugian
harta benda yang akan berpengaruh pada kehidupan dan kegiatan manusia.
Untuk mendefenisikan rencana atau srategi mitigasi yang tepat dan akurat,
perlu dilakukan kajian resiko (risk assessmemnt).
Kegiatan mitigasi bencana hendaknya merupakan kegiatan yang rutin dan
berkelanjutan (sustainable). Hal ini berarti bahwa kegiatan mitigasi
seharusnya sudah dilakukan dalam periode jauh-jauh hari sebelum terjadi
bencana, yang seringkali datang lebih cepat dari waktu-waktu yang
diperkirakan, dan bahkan memiliki intensitas yang lebih besar dari yang
diperkirakan semula.
Bencana alam yang disebabkan perilaku buruk manusia terhadap alam
adalah bencana gema bumi (seisme) dan gunung meletus.Gempa bumi merupakan
suatu peristiwa yang sangat sering terjadi di muka bumi ini. Salah
satunya di Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki
tingkat rawan bencana alam yang sangat tinggi. Indonesia sendiri memiliki
titik-titik gempa yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia.
Bencana alam gempa bumi ini biasanya terjadi tiba-tiba dan sulit
diprediksi atau diramalkan sebelumnya. Tiba-tiba bumi bergetar dengan
skala ringan sampai skala besar. Gempa bumi terjadi karena lempengan dan
patahan bumi biasanya mengalami pergeseran (gempa tektonik) atau
disebabkan adanya letusan atau tenaga dari dalam bumi (magma) yang
menggetarkan permukaan bumi (gempa vulkanik)..
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi
yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-
letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa
abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih,
sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung
berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai
ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di
bumi ini
Mungkin kita merasa biasa saja dengan bencana alam tersebut di
Indonesia, tapi bencana tersebut sudah sangat sering terjadi berulang-
ulang di negara kita. Gempa bumi dan Gunung Meletus sudah menghancurkan
sebagian dari wilayah Indonesia. Dan sudah banyak sekali korban-korban
yang berjatuhan akibat bencana tersebut. Berarti gempa bumi dan gunung
meletus sudah menjadi suatu ancaman bagi masyarakat di muka bumi ini. Dan
banyak dari masyarakat tidak mengerti akan apa sebenarnya yang terjadi di
muka bumi ini. Maka sangatlah perlu bagi mereka untuk tahu dan mengerti
serta memahami peristiwa-peristiwa gempa bumi yang terjadi.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari gempa bumi?
2) Apa penyebab terjadinya gempa bumi?
3) Bagaimana proses terjadinya gempa bumi?
4) Bagaimana aktivitas gempa bumi di Indonesia?
5) Apa saja dampak dari gempa bumi yang terjadi?
6) Karakteristik gempa bumi?
7) Apa persiapan saja yang dipersipkan untuk menghadapi gempa bumi ?
8) Bagaimana disaster management yang dilakukan dalam gempa bumi ?
9) Apa pengertian dari gunung meletus?
10) Apa saja tipe,bentuk dan struktur gunung berapi?
11) Apa penyebab terjadinya gunung meletus?
12) Apa tanda-tanda gunung meletus?
13) Apa isyarat gunung berapi di Indonesia?
14) Bagaimana persiapan menghadapi Gunung meletus?
15) Apa saja dampak gunung meletus?
16) Dimana letak gunung berapi di Indonesia?
17) Karakteristik gunung berapi di Indonesia?
18) Penanggulangan bencana Gunung Api?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep teori, masalah keperawatan dan pendekatan asuhan
keperawatan pasien dengan terjadinya gempa bumi dan gunung meletus.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui pengertian dari gempa bumi dan gunung meletus.
2) Mengetahui penyebab dari terjadinya gempa bumi dan gunung meletus
3) Mengerti tentang proses terjadinya gempa bumi dan gunung meletus
4) Mengetahui jenis-jenis gempa dan pengertiannya berdasarkan kla-
sifikasinya.
5) Mengetahui aktivitas gempa bumi dan gunung berapi di Indonesia.
6) Mengetahui dampak dari gempa bumi dan gunung meletus yang terjadi.
7) Mengetahui persiapan dalam menghadapi gempa bumi dan gunung meletus
8) Mengetahui disaster management dalam gempa bumi dan gunung meletus.
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Mahasiswa di Jurusan Keperawatan mendapat informasi ten-tang gempa
bumi secara umum.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Masukan untuk pengembangan pemberian layanan kesehatan yang optimal
kepada klien yang mengalami bencana gempa bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gempa Bumi
1. Pengertian
Gempa Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau gun-
cangan yang timbul di permukaan bumi yang terjadi karena adanya per-
gerak-an lempeng bumi.
Gempa bumi juga diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara
tiba-tiba yang berasa dalam bumi. Karena gempa bumi dikatakan bersumber
dari dalam bumi atau lapisan bawah bumi berarti gempa bumi adalah
getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi.
Getaran gempa biasa dinyatakan dalam skala richter.
Ilmuwan yang mempelajari tentang gempa bumi disebut seismologist
dan alat yang digunakan sisemologist untuk mengukur setiap getaran yang
terjadi disebut siesmograf.
2. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-gerakan lempeng bumi.
Bumi kita ini memiliki lempeng-lempeng yang suatu saat akan bergerak ka-
rena adanya tekanan atau energi dari dalam bumi. Lempeng-lempeng
tersebut bisa bergerak menjauh (divergen), mendekat (konvergen) atau
melewati (transform). Gerakan lempeng-lempeng tersebut bisa dalam waktu
yang lambat maupun dalam waktu yang cepat. Energi yang tersimpan dan
sulit keluar menyebabkan energi tersebut tersimpan sampai akhirnya
energi itu tidak dapat tertahan lagi dan terlepas yang menyebabkan
pergerakan lem-peng secara cepat dalam waktu yang singkat yang
menyebabkan terjadinya getaran pada kulit bumi.
Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tetapi
juga disebabkan oleh cairan magma yang ada pada lapisan bawah kulit
bumi. Magma dalam bumi juga melakukan pergerakan. Pergerakan tersebut
yang menimbulkan penumpukan massa cairan. Cairan tersebut akan terus
bergerak hingga akhirnya menimbulkan energi yang kuat yang memaksa
cairan ter-sebut untuk keluar dari dalam kulit bumi. Energi tersebut
menimbulkan kulit bumi mengalami pergerakan divergen sebagai saluran
untuk cairan tersebut keluar. Pergerakan tersebut yang mengakibatkan
terjadinya gempa bumi.
Gempa bumi juga dapat disebabkan oleh manusia sendiri. Seperti
yang disebabkan oleh peledakan bahan peledak yang dibuat oleh manusia.
Selain itu juga pembangkit listrik tenaga nuklir atau senjata nuklir
yang dibuat oleh manusia juga dapat menimbulkan guncangan pada
permukaan bumi sehingga terjadi gempa.
3. Proses Terjadinya Gempa
Dalam proses gempa bumi ada yang dikenal dengan hiposentrum dan
episentrum. Hiposentrum adalah titik pusat gempa yang berada dibawah
permukaan bumi sedangkan episentrum adalah titik pusat gempa yang
berada di atas permukaan bumi. Pusat gempa atau hiposentrum berada pada
pertamuan lempeng benua dan lempeng samudra yang saling bertumbukan dan
menimbulkan gelombang getaran. Lempeng samudra Gelombang getaran
tersebut merambat sampai pada episentrum dan terus merambat ke segala
arah di permukaan bumi dengan cepat.
a. Macam-macam Gelombang Gempa
1). Gelombang Longitudinal (Gelombang Primer)
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang pertama kali
tercatat pada seismograf. Gelombang ini dirambatkan dari hiposentrum
melalui lapisan litosfer dan dirambatkan secara menyebar dan cende-
rung cepat. Jenis gelombang longitudinal ini sifatnya sama seperti ge-
lombang suara yang bisa merambat melalui zat padat, cair dan padat.
2). Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder)
Gelombang transversal muncul setelah gelombang longitudinal dan
tercatat pada seismograf setelah gelombang longitudinal. Gelom-bang
ini dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dalam lapisan litosfer
dan kecepatannya lebih rendah dibandingkan gelombang longi-tudinal dan
bergerak tegak lurus dengan arah rambatannya. Gelom-bang transversal
hanya dapat merambat melalui zat padat. Jika ia merambat melalui
medium cair dan gas maka gelombang ini akan hilang dan tidak tercatat
lagi pada seismograf.
3). Gelombang Panjang (Gelombang Permukaan)
Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat melalui
episentrum dan menyebar ke segala arah di permukaan bumi.
Gelombang ini melanjutkan perjalanannya di permukaan bumi dan
merupakan gelombang pengiring setelah gelombang transversal.
Gelombang transversal adalah gelombang yang bersifat merusak
karena gelombang ini berjalan terus melalui wilayah sekitar
pusat gempa bumi.
4. Klasifikasi Gempa Bumi
1) Berdasarkan Penyebabnya
a) Gempa Tektonik: gempa yang terjadi karena perubahan kedudukan
lapisan batuan yang mengakibatkan adanya pergerakan lempeng-
lempeng pada lapisan kulit bumi.
b) Gempa Vulkanik: gempa yang terjadi karena adanya aktivitas mag-
ma dalam lapisan bawah permukaan bumi.
c) Gempa Runtuhan: gempa yang terjadi karena adanya runtuhan pa-
da terowongan bawah tanah akibat aktivitas pertambangan. Run-
tuhan terowongan yang besar tersebut dapat mengakibatkan ge-
taran yang kuat.
2) Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
a) Gempa Dangkal: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposen-
trumnya rendah. Titik hiposentrum ini dihitung dari permukaan
laut sampai pada titik pusat gempa berada.
b) Gempa Menengah: gempa yang memiliki kedalaman titik hipo-
sentrumnya tidak terlalu dalam dan jauh dari permukaan bumi.
Berada sekitar 100-300 km di bawah permukaan laut.
c) Gempa Dalam: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposen-
trumnya sangat jauh dari permukaan laut. Titik hiposentrum >
300 km di bawah permukaan air lut.
3) Berdasarkan Jarak Episentrum
a) Gempa Setempat: gempa yang guncangannya dirasakan pada per-
mukaan bumi namun hanya pada daerah tempat titik pusat gempa
berada. Biasanya gempa semacam ini memiliki kekuatan yang
sangat rendah sehingga hanya dirasakan oleh wilayah setempat
saja.
b) Gempa Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada permuka-an
bumi dan getarannya dirasakan hingga daerah yang jauh dari
titik pusat gempa berada. Gempa ini dapat terjadi apabila
memiliki kekuatan yang cukup besar sehingga mengakibatkan
guncangan yang kuat.
c) Gempa Sangat Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada
permukaan bumi dan getarannya dapat dirasakan hingga daerah
yang sangat jauh dari daerah asal gempa terjadi. Gempa ini
memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga menimbulkan
guncangan yang dahsyat dan mencakup wilayah yang sangat luas.
4) Berdasarkan Bentuk Episentrum
a) Gempa Sentral: gempa yang episentrumnya berupa suatu titik.
Gempa yang dirasakan pada daerah setempat.
b) Gempa Linier: gempa yang episentrumnya berupa suatu garis.
Gempa ini dirasakan oleh daerah-daerah yang berada disebelah
daerah pusat gempa dan terus merambat hingga daerah berikutnya
sehingga membentuk suatu garis.
5) Berdasarkan Letak Episentrum
a) Gempa Laut: gempa yang episentrumnya berada di bawah dasar
laut. Gempa ini terjadi karena hiposentrumnnya berada di bawah
dasar laut sehingga guncangan dan getarannya berada di dasar
laut. Biasanya gempa ini dapat mengakibatkan tsunami apa bila
kekuatannya sangat besar.
b) Gempa Darat: gempa yang episentrumnya berada di permukaan bumi
atau daratan. Gempa ini terjadi apabila hiposentrumnya bera-da
di bawah permukaan bumi dan berada pada lempeng benua.
5. Karakteristik Gempa Bumi
Adapun karakteristik gempa bumi adalah sebagai berikut:
Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
Lokasi kejadian tertentu
Akibatnya dapat menimbulkan bencana
Berpotensi terulang lagi
Belum dapat diprediksi
Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
Aktivitas Gempa Bumi Di Indonesia
Bumi kita memiliki dua jalur pegunungan muda yaitu sirkum
pasifik dan sirkum mediterania. Jalur pegunungan tersebut merupakan
salah satu dari proses pembentukan batuan dan dampak dari gempa yang
sering terjadi sehingga mengakibatkan tumbukan antar lempeng terus
terjadi dan mem-bentuk suatu pegunungan yang panjang. Sirkum pasifik
dan sikum medite-rania ini bertemu di wilayah Asia dan Indonesia
merupakan salah satu negara yang berada diantara jalur tersebut. Di
dunia ada 7 lempeng yang besar yaitu Pasifik, Amerika Utara, Amerika
Selatan, Australia, Antartika, dan Eurasia, tempat Indonesia berada.
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng yaitu lempeng Eurasia,
Indo-Australia, dan Pasifik.
Lempeng Eurasia merupakan lempeng yang keadaannya stabil,
sedangkan lempeng Indo-Autralia adalah lempeng yang cenderung bergerak
ke utara dan lempeng Pasifik yang cenderung bergerak ke barat. Itulah
yang membuat Indonesia berada pada daerah rawan bencana gempa bumi.
Wilayah-wilayah di Indonesia yang merupakan daerah rawan yaitu Sumatra
terutama bagian pesisir barat, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua.
a. Macam-macam aktivitas gempa bumi
Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa bumi di
Indonesia dibagi menjadi 6 daerah aktivitas:
1) Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 SR mungkin terjadi di
daerah ini. Yaitu di Halmahera, pantai utara Irian.
2) Daerah aktif. Magnitude 8 SR mungkin terjadi dan magnitude 7 SR sering
terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa,
Nusa Tenggara, Banda.
3) Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 SR mungkin
terjadi. Yaitu di pantai barat Sumatra, kepulauan Suna, Sulawesi
tengah.
4) Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari 7 SR
bisa terjadi. Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara, Kalimatan bagian
timur.
5) Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 SR jarang terjadi. Yaitu
di daerah pantai timur Sumatra, Kalimantan tengah.
6) Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai
selatan Irian, Kalimantan bagian barat.
Indonesia memiliki banyak sejarah gempa yang terjadi. Salah satu
gempa yang terdahsyat yaitu di tahun 2004 pada bulan desember yang
mengguncang Aceh dan sekitarnya dengan gempa yang berkekuatan 9,8
SR. Gempa ini mengakibatkan timbulnya tsunami karena hiposentrumnya
yang berada pada dasar laut.
6. Dampak Terjadinya Gempa Bumi
a. Fisik
Gempa bumi memiliki dampak negatif bagi manusia diantaranya kerusakan
berat pada tempat tinggal warga yang bertempat tinggal ditempat
kejadian. Terutama apabila gempa yang terjadi memiliki kekuatan yang
besar. Banyak dari korban bencana kehilangan tempat tinggal dan tempat
berlindung. Selain itu gempa yang menyebabkan banyaknya bangunan yang
runtuh akan mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan akibat
tertindih bangunan. Dalam kasus bencana gempa masalah kesehatan yang
sering ditemukan yaitu trauma yang bervariasi baik itu ringan hingga
berat misalnya trauma multiple (terutama trauma tumpul, fraktur kosta,
perdarahan dan shock), luka bakar, respiratory distress dan poisoning.
b. Non-Fisik
Selain kerusakan fisik, gempa juga memiliki dampak negative bagi
psikologis korban yang mengalami bencana. Beberapa dari korban juga
akan mengalami trauma atas kejadian yang dialaminya. Ini juga dapat
berdampak bagi perekonomian negara karena secara tidak langsung negara
perlu menge-luarkan banyak biaya untuk mengatasi korban-korban bencana
alam baik dari pangan maupun sandang. Tenaga medis dan fasilitasnyapun
sangat diperlu-kan untuk mengatasi dampak dari bencana tersebut.
Gempa juga dapat mengakibatkan timbulnya gelombang besar tsuna-
mi apabila gempa tersebut hiposentrumnya berada pada dasar laut dan
memiliki kekuatan yang besar. Gelombang trunami tersebut dapat merusak
semua benda yang dilaluinya dan membawa semua material-material
kedalam laut.
c. Masalah kesehatan mental akibat gempa.
Penyakit psikologis / Trauma berkepanjangan akibat reaksi stres
akut saat bencana bisa menetap menjadi kecemasan yang berlebihan.
Akibat kehilangan rumah, kehilangan anggota keluarga atau bisa juga
trauma karena ketakutan yang mendalam
7. Persiapan Menghadapi Gempa Bumi
a). Persiapan untuk Keadaan Darurat
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi
gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang dapat
melin-dungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang
ambruk, misalnya di kolong meja
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air
mine-ral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan
air minum bisaanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-
barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-
barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
a. Lampu senter berikut baterai cadangannya
b. Air minum
c. Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester,
pembalut dan sebagainya
d. Makanan yang tahan lama seperti biskuit
e. Sejumlah uang tunai
f. Buku tabungan
g. Korek api
h. Lilin
i. Helm
j. Pakaian dalam
k. Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan
darurat
4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian)
dengan langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam
berben-tuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat
terjadi gempa bumi.
5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak
pecah be-rantakan di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang
kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass)
atau dengan menempelkan kaca film
6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang
terdekat. Jika pemerintah setempat tidak mempunyai tempat
evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah
atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk
menghindari Tsunami.
b). Ketika Terjadi Gempa Bumi
1. Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-
alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika
terjadi keba-karan di dapur, segera padamkan api dengan
menggunakan alat pe-madam api. Jika tidak mempunyai pemadam api
gunakan pasir atau karung basah
2. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
3. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi
atau radio
4. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan
pada tempat Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat
pengungsian terdekat
5. Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau
gedung. Tunggu sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang,
ambil tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan
keluar dari rumah/ gedung menuju ke tanah kosong sambil
melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapat
digunakan untuk melindungi kepala
6. Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah
terhadap papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba
rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang
berjatuhan dari atas gedung
7. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat
pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda
untuk pergi bersama-sama
8. Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir
kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau
menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap
dan hentikan kendaraan Anda di bahu jalan. Jangan berhenti di
dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi, atau di
bawah jembatan penyebe-rangan.
8. Disaster Management Gempa Bumi
a. Mitigasi
Mitigasi yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh
benca-na. Usaha mitigasi adalah meningkatkan ketahanan dan
kesiapsiagaan ma-syarakat dalam menghadapi bencana alam sehingga
risiko bencana alam da-pat dikurangi.
Mitigasi dapat dilakukan dengan tiga tahapan yaitu : sebelum
terjadi, ketika berlangsung dan setelah terjadi gempa bumi.
1. Sebelum terjadi gempa
Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar selalu siaga adalah
a) Dirikanlah bangunan (kantor, rumah dsb) sesuai dengan kaidah-
kaidah yang baku. Diskusikan lah dengan para ahli agar bangunan
anda tahan gempa. Jangan membangun dengan asal-asalan apalagi
tanpa perhi-tungan
b) Kenalilah lokasi bangunan tempat anda tinggal atau bekerja,
apakah tidak berada pada patahan gempa atau tempat lain seperti
rawan long-sor dan sebagainya.
c) Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional. Jika anda
punya lemari, ada baiknya dipakukan ke dinding, agar tidak roboh
dan ikut menindih ketika terjadi gempa. Jika ada perabotan yang
digantung, periksalah secara rutin keamananya.
d) Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K, makanan instan
dsb. Sediakan juga Radio, karena pada saat gempa alat komunikasi
dan informasi lain seperti Telpon, HP, Televisi, Internet akan
terganggu. Radio yang hanya menggunakan baterai akan sangat
berguna disaat bencana.
e) Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas, matikan jika tidak
digunakan.
f) Catatlah telepon-telepon penting seperti Pemadam kebakaran,
Rumah sakit dll.
g) Kenalilah jalur evakuasi. Beberapa daerah di Indonesia,
khususnya daerah rawan Tsunami, saat ini telah membangun jalur
evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
h) Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa yang sudah
mulai dilakukan oleh beberapa daerah seperti Kota Padang,
Sumatera Barat. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh masyarakat
Jepang. Sehingga mereka tidak canggung lagi ketika terjadi
bencana. Dengan mengikuti kegiatan ini, kita akan terbiasa
dengan bentuk2 peringatan dini yang disediakan pemerintah
daerah, seperti sirine pertanda Tsunami, Sirine Banjir dsb.
"ILUSTRASI MITIGASI SEBELUM TERJADI GEMPABUMI "
"A. Kunci Utama adalah "
" "
"Mengenali apa yang disebut gempabumi "
"Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari "
"bahaya yang disebabkan oleh gempabumi (longsor, liquefaction dll) "
"Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar "
"terhindar dari bahaya gempabumi. "
" B. Kenali Lingkungan Tempa Anda Bekerja "
" "
"Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi"
"gempabumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung. "
"Belajar melakukan P3K "
"Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran "
"Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi"
"gempabumi. "
"C. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal "
"Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding "
"(dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser "
"pada saat terjadi gempabumi. "
"Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah "
"pecah agar terhindar dari kebakaran. "
"Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang "
"digunakan. "
"D. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempabumi adalah "
"akibat kejatuhan material "
" "
"Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah "
"Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat "
"gempabumi terjadi (misalnya lampu dll) "
"E. Alat yang harus ada di setiap tempat "
" "
"Kotak P3K "
"Senter/lampu battery "
"Radio "
"Makanan suplemen dan air "
2. Ketika berlangsung gempa
a) Yang pertama sekali adalah DON'T BE PANIC, kuasai diri anda
bahwa anda dapat lepas dari bencana tersebut.
b) Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang
berkemung-kinan roboh menimpa kita. Jika anda berada dalam
gedung, berusaha-lah untuk lari keluar. Jika tidak memungkinkan
berlindunglah di bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau
berlindunglah di pojok bangunan, karena lebih kuat tertopang.
c) Perhatikan tempat anda berdiri, karena gempa yang besar akan me-
mungkinkan terjadinya rengkahan tanah.
d) Jika anda sedang berkendara, matikan kendaraan anda dan
turunlah. Jika anda sedang berada di pantai, maka berlarilah
menjauhi pantai tersebut. jika anda sedang berada di daerah
pegunungan, maka perha-tikan disekitar anda apakah ada
kemungkinan longsor.
"ILUSTRASI MITIGASI SAAT TERJADI GEMPABUMI "
" "
"A. Jika Anda berada di dalam bangunan "
" "
"Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan "
"bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll "
"Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan "
"Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan "
"B. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka "
" "
"Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung,"
"tiang listrik, pohon, dll "
"Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan "
"tanah "
"C. Jika Anda sedang mengendarai mobil "
" "
"Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi "
"pergeseran atau kebakaran. "
"Lakukan point B. "
"D. Jika Anda tinggal atau berada di pantai "
" "
"Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami. "
"E. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan "
" "
"Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi "
"longsoran. "
3. Setelah terjadi gempa
a) Jika anda masih berada dalam gedung, maka keluarlah dengan
tertib, jangan gunakan Lift, gunakanlah tangga.
b) Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik
padam, kebocoran gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga apakah
ada yang terluka. Jika ya, lakukanlah pertolongan pertama.
c) Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran.
Jika tercium bau gas usahakan segera menutup sumbernya dan
jangan sekali-kali menyalakan api dan merokok.
d) Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.
e) Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi
untuk roboh. Carilah informasi tentang gempa tersebut,
gunakanlah radio tadi.
f) Tetap menggunakan alas kaki untuk menghindari pecahan-pecahan
kaca atau bahan-bahan yang merusak kaki.
g) Dengarkan informasi melalui televisi, radio, telepon yang
biasanya disiarkan oleh pemerintah, bila hal ini memungkinkan.
h) Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa
susulan. Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih
parah.
b. Preparedness (Kesiapsiagaan)
Preparedness (Kesiapsiagaan) adalah upaya yang dilakukan
pemerintah, masyarakat dan individu agar pada keadaan bencana
res-pon dapat terjadi secara cepat, tepat, dan efektif.
Preparedness program dibuat mulai dari tahapan perenca-naan
sebelum terjadinya bencana dan upaya yang dilakukan saat ter-
jadi.
Upaya utama yang perlu diutamakan adalah pembentukan tim.
Pembentukan tim dalam membuat, menjalankan dan mengevaluasi
program bertujuan untuk mengkaji lebih mendlam tenatng
perencanaan untuk pencegahan sebelum gempa bumi terjadi.
Tujuan Kesiapsiagaan antara lain :
1. Mengurangi korban akibat bencana
2. Meningkatkan kesiapan bencana
3. Meringankan penderitaan korban
4. Kerja sama dengan pihak terkait.
A. Pra Gempa
a. Pertama dari proses kesiapsiagaan adalah edukasi
mengenai alam di sekitar kita, baik dari sisi
keunggulannya maupun tantangannya.
b. Kedua adalah membangun rumah dan infrastruktur lainnya
yang sesuai dengan potensi ancaman. Belajar dari
pengalaman Negara maju, selain terdapat standar minimum
konstruksi bangunan tahan gempa, juga ada syarat-syarat
lain saat membangun rumah dan bangunan, seperti: bunker
perlindungan dan tempat persediaan makanan. Di Jepang,
setiap kamar mandi sekaligus berfungsi sebagai bunker
perlindungan gempa; desain dan konstruksinya dirancang
khusus dan mudah dipasang saat membangun rumah. Selain
itu, untuk gedung-gedung publik seperti sekolah dan
hotel, harus tersedia meja tahan gempa yang dapat
dipergunakan sebagai tempat berlindung.
c. Ketiga atau terakhir, adalah edukasi tentang potensi
ancaman, serta persiapan dan latihan menyelamatkan diri
(survival) dalam keadaan darurat.
B. Saat Gempa (Langkah Penyelamatan Diri)
a. Di Dalam Rumah atau Gedung
i. Lindungi kepala dan segera cari tempat berlindung.
Bila Anda berlindung di pojok ruangan (dekat
pondasi), cari benda untuk dipergunakan sebagai
tameng untuk melindungi kepala Anda.
ii. Anda dapat lari keluar bila sudah merencanakan
bahwa hal tersebut paling aman. Namun, bila tidak
cukup waktu, tetap di dalam ruangan dan cari
tempat berlindung.
iii. Jika dalam posisi tidur, segera lindungi kepala
dengan bantal dan kemudian masuklah ke kolong
tempat tidur.
iv. Jika rumah Anda berada di tebing atau lembah suatu
bukit, waspadalah terhadap bahaya longsor yang
mungkin terjadi.
v. Jika rumah Anda berada di tepi pantai, Anda harus
menyiapkan rute melarikan diri ke daerah yang
lebih tinggi. Hal tersebut untuk menghindar dari
bahaya tsunami.
vi. Bila memungkinkan, matikan listrik atau kompor
yang menyala, tapi bagaimanapun langkah
menyelamatkan diri harus diutamakan—Anda dapat
melakukannya setelah gempa reda atau sebelum
keluar ruangan.
vii. Bila Anda berada di gedung bertingkat, tetaplah di
ruangan dan cari tempat berlindung yang aman.
Jauhi dinding luar, tangga dan lift. Setelah gempa
berhenti, sebaiknya Anda turun menggunakan tangga
darurat (hindari lift dan eskalator).
b. Di Luar Ruangan
i. Jika Anda berada diluar, carilah tanah yang
lapang, yang jauh dari gedung-gedung, pohon yang
tinggi, dan kabel listrik, terowongan dan
jembatan.
ii. Jauhi retakan tanah akibat gempa, karena dapat
membahayakan.
iii. Jauhi tempat-tempat yang mungkin longsor atau
terkena longsoran, seperti tebing yang curam.
c. Di Perjalanan (Mengendarai Kendaraan)
i. Jika Anda sedang mengemudikan mobil atau motor,
segeralah mencari tempat aman untuk berhenti.
ii. Jauhi gedung-gedung, pohon tinggi, jembatan,
jembatan layang, terowongan, kabel listrik, papan
reklame, tiang-tiang listrik atau yang lainnya.
Tetaplah di dalam mobil.
iii. Jika Anda terperangkap dalam mobil karena terkena
reruntuhan atau sebab lain, jangan menyalakan
mesin dan juga api. Upayakan untuk segera keluar,
atau Anda dapat menyalakan klakson untuk meminta
bantuan.
C. Pasca Gempa (Pemulihan dan Waspada)
Pasca gempa, segera periksa kondisi kesehatan Anda,
keluarga dan orang-orang di sekitar Anda. Bila kondisi Anda
selamat, beri bantuan kepada korban, serta waspada terhadap
ancaman lain, seperti kebakaran, sengatan listrik dan juga
adanya gempa susulan. Berikut panduannya:
i. Periksa keadaan Anda dan keluarga. Bila Anda
terluka, pastikan mendapatkan pertolongan P3K.
ii. Bila kondisi bangunan mengkhawatirkan, segera ke-
luarlah dari ruangan dan carilah tempat aman. Bawa
serta tas siaga yang sudah Anda siapkan. Bila me-
mungkinkan, matikan listrik atau kompor yang
menyala sebelum Anda pergi ke tempat aman.
iii. Perhatikan keamanan di sekitar Anda. Waspada ter-
hadap hal-hal berikut: kebakaran atau kondisi yang
rentan mengalami kebakaran, gas bocor, kerusakan
pada sirkuit listrik, dan lain-lain.
iv. Lindungi diri sendiri Anda dari bahaya-bahaya
tidak langsung di atas. Dan tinggalkan area bila
anda men-cium bau gas atau bau zat kimia lain.
v. Upayakan agar jalan umum lancar, sehingga memu-
dahkan kendaraan darurat dan regu penolong.
vi. Pantau berita melalui radio yang dioperasikan
dengan baterai untuk mengetahui keadaan darurat
terakhir. Dan gunakan handphone untuk emergency
call saja. (menghemat baterai).
vii. Jangan kembali ke dalam rumah sebelum dinya-takan
aman oleh petugas. Dan saat kembali ke ru-mah,
berhati-hatilah saat membuka laci, dan juga a-wasi
kepala jangan sampai dijatuhi barang dari rak.
Bilamana Anda terjebak dalam reruntuhan, maka hal-hal
beri-kut harus diperhatikan :
i. Bila tidak dapat melepaskan diri, maka pukullah
tembok atau pipa, atau tiuplah peluit jika ada.
ii. Teriakan hanya dapat dilakukan sesekali sebab de-
bu dapat terhirup dan membuat sesak nafas. Tidak
perlu mengibas-ngibaskan debu, karena hal itu jus-
tru akan menggangu pernapasan Anda.
iii. Jangan menyalakan api, untuk menghindari bahaya
yang tidak diinginkan. Dan jangan memindahkan re-
runtuhan, kecuali Anda yakin bahwa hal tersebut a-
man dilakukan dan tidak akan menimbulkan rerun-
tuhan lebih parah.
Manakala Anda selamat dari bencana, ada baiknya untuk
memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang lain secara
gotong-royong dan terkoordinir. Waktu adalah nyawa. Semakin
cepat kita dapat membentuk kelompok-kelompok penyelamat, adalah
semakin baik; hal tersebut akan meringankan penderitaan semua
orang.
c. Response
Response adalah upaya atau kegiatan berupa intervensi ketika
bencan terjadi.
Penanganan intervention/ response mengahadapi gempa bumi :
1. Pemberitahuan dan pemberian informasi prakiraan terjadi-
nya gempa bumi susulan.
2. Reaksi cepat dan bantuan penangan darurat gempa bumi
3. Perlawanan terhadap gempa bumi
4. Jika anda masih berada dalam gedung, maka keluar dengan
tertib, jangan gunakan Lift, gunakanlah tangga.
5. Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu
listrik padam, kebocoran gas, dinding retak dsbnya.
Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya,
lakukanlah pertolongan pertama.
6. Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau
berpotensi untuk roboh
7. Carilah informasi tentang gempa tersebut, gunakanlah
radio tadi.
d. Recovery
Recovery adalah proses pemulihan kondisi masyarakat yang
terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan
sarana pada keadaan semula.
Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan
pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas,
dll)
Tahap recovery sendiri merupakan kelanjutan yang dilakukan
pemerintah dari kegiatan tanggap bencana. Akibat dari adanya
gempa bumi itu sendiri telah menimbulkan berbagai dampak dari
semua sektor yang dialami oleh masyarakat dan pemerintah, untuk
itu diperlukan adanya tahap pemulihan kembali yang harus
dilakukan oleh pemerintah dengan dibantu oleh NGO, LSM, maupun
lembaga-lembaga donor lainnya pasca bencana tersebut. Tahap
pemulihan inilah yang disebut dengan tahap recovery pasca
terjadinya bencana.
Recovery sendiri meliputi dua hal, yakni tahap rehabilitasi
dan rekonstruksi didalamnya.
1. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai
pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca
bencana, sedangkan
2. Rekonstruksi sendiri memiliki pengertian pembangunan kembali
semua prasarana dan saeana, kelembagaan pada wilayah pasca
bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat
dengan sasaran tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban, serta bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan berma-syarakat pada wilayah pasca
bencana.
Di dalam melakukan tahap recovery ini, pendataan juga meru-
pakan salah satu factor penting dari keberhasilan tindakan
tersebut. Dapat diketahui pendataan mengenai data-data kerugian
maupun kerusakan bangunan pemerintah maupun masyarakat yang
diakibat-kan oleh gempa telah didapat oleh pemerintah. Akan
tetapi data-data keadaan sebelum terjadinya bencana juga perlu
harus diketahui, agar tidak terjadi kevalidan data nantinya.
Data-data mengenai jumlah bangunan sebelum terjadinya bencana
kemudian akan dibandingkan dengan data kerusakan yang telah
diakibatkan setelah bencana. Kemidian setelah data terkumpul
barulah kemudian data-data tersebut dicari kebenarannya, dengan
menerjunkan tim survey dilapangan dengan metode pendataan yang
sistematis. Dari data yang diperoleh kerusakan sarana dan
prasarana publik serta rumah warga memang begitu besar.
Tidak hanya disektor pemukiman warga saja, di sektor sarana
dan prasarana publik atau infrastruktur (data transportasi,
sektor ener-gi, telekomunikasi, dan sektor air dan snitasi ),
lintas sekor, sektor ekonomi, serta sektor sosial pun sama saja.
Perlu kiranya diketahui syarat utama dalam proses recovery
yang efektif meliputi :
1. Memahami pengertian makna proses recovery sendiri
2. Merupakan keberlanjutan dari proses mitigasi
3. Sebagai upaya recovery dan pertumbuhan nasional
4. Dasar informasi recovery yang baik
5. Strategi recovery yang baik
6. Kebijakan pemeimpin dalam program recovery
7. Ketepatan sumber informasi
8. Bantuan internasional
9. Keputusan dan prioritas
10. Aspek manajemen bencana
11. Monitoring, pengawasan, dan transparansi
12. ketepatan sumber informasi
13. Ketepatan program
14. Publik dan media informasi
B. Gunung Meletus
1. Pengertian
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan
dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar
10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa
hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh
aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati.
Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun
sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan
keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung
berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi
yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-
letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa
abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih,
sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan
gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar
sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bisa mempengaruhi putaran
iklim di bumi ini.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi
dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C.
Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut .lava Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang
membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering
meletus disebut gunung berapi aktif.
2. Bentuk dan Tipe Letusan Gunung Berapi
a..Tipe Gunung Api
Berdasarkan bahan lepas yang dihasilkan
* Gunung api lava/gunung api tameng (shield volcano) yang
menghasilkan lava basalan.Gunung api tameng dibentuk oleh lava yang
sangat cair dari lava basalan atau andesitan.Ada dua tipe jenis
gunung api tameng,yaitu tipe Hawaii dan tipe Iceland yang
dibedakan berdasarkan skala dan jalur retakan yang ada:
a) Tipe Hawaii : Tipe ini akan membentuk gunung api tameng yang
dibangun oleh leleran lava yang keluar dari beberapa
retakan dan memencar membentuk suatu jalur celah yang
cukup besar contoh : mauna Loa di Hawaii.
b) Tipe Iceland : Dicirikan dengan lavanya yang keluar dari kawah
utama dan mempunyai skala yang lebih kecil dari tipe
Hawaii.contoh : Izu peninsula (Iceland),Hakone (jepang),
dan fase pertama gunung Tambora (Sumbawa)
* Gunung api piroklastik,merupakan gunung api yang dibentuk oleh
bahan lepasgunungapi piroklastik.Contoh gunung Lamongan,Gunung
Tambora (Sumbawa)
* Gunung api gas yaitu gunungapi yang terjadi karena kegiatan
magmatik umumnya membentuk mar yaitu suatu lekukan yang
disebabkan oleh letusan tunggal yang bersifat meledak,dikelilingi
oleh kawah berbentuk cincin dan umumnya terisi air.contoh : kaki
uatar pegunungan tengger (jawa timur), Iwo Jima (Jepang).
b. Bentuk-bentuk Gunung api
* Bentuk kerucut, umumnya dijumpai pada gunungapi berlapis.Bentuk
kerucut ini dapat dibangun oleh bahan lepas gunungapi.Onggokan
batuapung akan membentuk kerucut batuapung.
* Bentuk kubah,biasanya dijumpai pada gunungapi lava.Kubah lava
merupakan bentukan dari leleran lava kental yang keluar melalui
celah dan dibatasi oleh sisi curam di sekelilingnya.Bentuk-bentuk kubah
sangat dipengaruhi oleh viskositas lava.Contoh : disepanjang sesar
lampung
* Bentuk maar yaitu pada gunung api gas.
* Bentuk datar tinggi dijumpai pada gunung api lava,berupa
datartinggi yang relatif menonjol pada daerah sekitarnya yang
tersusun oleh lava tebal dan umumnya bersifat basalan sehingga disebut
juga dengan basal tinggi.Tapi ada juga yang dikenal dengan datar
tinggi bahan lepas gunungapi,yang tersusun oleh endapan batuapung
dan abu yang diletuskan dari celah dan mempunyai struktur kaldera
atau lekuk ambrukan.Contoh : daerah disekitar danau Toba (Sumatera
Utara).
* Bentuk barangko (barronco), yaitu alur-alur pada tubuh gunungapi
yang kasar dan tak teratur yang disebabkan oleh erosi dan sesar
Cinder Cones, merupakan tipe gunungapi yang sederhana yang terbentuk
oleh partikel dan lava yang dikeluarkan oleh vent tunggal.Karena
tekanan gas, lava tersembur keras ke udara dan pecah menjadi fragmen
kecil yang padat sehingga jatuh sebagai cinder di sekitar vent yang
kemudian membentuk melingkar atau cone yang oval.Sebagian cinder cone
mempunyai kawah berbentuk mangkok dan jarang muncul lebih dari
seratus kaki atau di bawah lingkungannya, cinder core ini
kebanyakan terdapat di Amerika Utara bagian barat sebagai bagian dari
terrain vulkanik dunia.
* Composite Volcanoes, kadang-kadang dinamakan
stratovolcanoes,biasanya saaling bersisisan,berbentuk kerucut
simetris yang besar sengan lapisan berasal daria aliran lava,debu
vulkanik,cinder,block dan bomb yang dimungkinkan muncul di sekitar
8000 kaki di atas pusatnya.Contoh composite volcano adalah gunung
fuji di Jepang,Gn st Helens,Gunung Merapi,Gunung Agung.Gunung
Rinjani. Pada puncak composite volcano kebanyakan terdapat kawah yang
berisikan vent utama atau kumpulannya.lava yang mengalir memecah
dinding kawah atau melalui sisi cone.Bagian terpenting dari composite
volcano adalah sebuah sistem conduit (saluran), dimana magma dari
reservoir di bawah kerak bumi meningkat ke permukaan volcano
dibangunoleh ekumulasi material yang tererupsi melalui conduit dengan
meningkatnya ukuran lava,cinder,debu serta yang lainnya, yang menambah
kemiringan volcano. Apabila composite volcano sedang tidak aktif,
erosi atau pengikisan terjadi pada cone.Magma yang telah keras/beku
mengisi saluran (sumbat vulkanik) mengikuti jalur pada cone,dan
rekahan (dikes) membuka dimana prosesnya akan berkurang perlahan-lahan
oleh adanya erosi.Sampai akhirnya, dari proses lengkapnya hanya
tersisa plug dan dike di bawah permukaan tanah, tinggal volcano dengan
kenampakan bagian yang hilang.
* Shield Volcano, merupakan tipe gunungapi yang terbentuk kebanyakan
dari aliran lava cair, aliran setelah tertuang ke segala arah dari
vent pusat atau kumpulan vent, yang meluas,menumpahkan vent dari
daratan,domical shape, dengan profil dengan tameng prajurit.Aliran tsb
terbentuk secara perlahan dengan akresi ribuan lava cair yang disebut
lava basalt, yang melebar seiring bertambahnya jarak.lava juga
biasanya bererupsi dari vent selama retakan yang berkembang di pinggir
cone.
* Lava Domes, tipe ini terbentuk relative kecil, berbentuk seperti
umbi lava, konsekuensinya, timbunan lava yang berasal dari sekitar
vent.Sebuah dome (kubah) tumbuh besar dengan ekspansi dari
dalam.ketika tumbuh, permukaan luarnya dingin dan keras,kemudian
hancur, menumpahkan fragmen di sis-sisinya. Beberapa dome berbentuk
tonjolan karang atau spine yang bentuk lainnya pendek,aliran lava
bersisisan (steep side).Volcanic dome biasanya berada dalam kawah atau
pada sisi composite volcano.
c. Struktur Gunung api
* Main Vent
Merupakan tempat yang diterobos oleh batuan cair dari magma chamber ke
permukaan.Ini seperti pipa dimana lava dapat mengalir.Terkadang main
vent memiliki cabang, jika mereka mencapai permukaan dari bentukan
secondary cone atau fumarole.Ketika gunungapi meletus, lava, gas, dan
fragmen batuan menuju ke main vent dan bergerak keluar melalui
crater.Ketika letusan berhenti,lava dapat turun kembali ke pipa atau
membentuk danau lava di dalam crater.
* Lava Flow
Aliran lava merupakan letusan yang berupa molten rock di bawah
permukaan bumi yang keluar dari vulkanik vent (magma).Lava berwarna
merah panas saat keluar dari vent,tetapi secara cepat berubah menjadi
warna merah gelap. Abu-abu, hitam atau warna yang lain berdasarkan
pengaruh proses yang dialaminya.Lava yang sangat panas mengandung gas
yang terdiri dari besi dan magnesium berupa cairan, yang mengalir
seperti tar panas.sedangkan yang agak dingin, mengandung silicon,
sodium dan potassium yang berupa cairan dan mengalir seperti madu yang
kental.
Struktur gunungapi
* Strata lava dan Abu
Strata lava dan abu merupakan lapisan yang terbentuk pada gunungapi
ketika lava dan abu dari gunungapi aktif terlempar keluar.Abu berisikan
fragmen kecil batuan, beberapa sama baiknya dengan partikel debu kecil,
bongkahan lainnya dapat lebih besar dari kepalan tangan.Abu gunungapi
biasanya keluar dari gung berapi sebelum lava. Abu yang mengendap ke
bawah dan membentuk kumpulan di pinggir yang curam.
* Secondary Cone
Merupakan kerucut yang brau terbentuk pada gunungapi, ketika saluran
utama membentuk cabang.Lapisan batuan and abu yang membentuk gunung
berapi sering retak dan terlemahkan oleh ledakan yang terjadi selama
letusan gunung berapi.jika retakan ini membentuk garis/jalur dari main
vent ke permukaan,magma mampu bergerak ke saluran baru dan mencapai
permukaan.Karena letusan, abu dan lava menyebar ke udara seperti air
mancur
* Magma chamber
Magma chamber atau dapur magma merupakan daerah sebagai tempat induk
magma berada.Ukuran magma chamber baik yang berhubungan langsung
dengan gunungapi ataupun yang terpisah hanya berupa tubuh magma dapat
mencapai ratusan ribu kilometer kubik.Pembentukan magma chamber primer
pada kerak sangat dipengaruhi oleh ukuran, pola dan kecepatan gerak
rekahan,disamping macam batuan dan ketebalan kerak bumi.Titik potong
dua rekahan akan mempermudah jalannya magma,sedangkan jalur gerus akan
memperlambat pergerakannya karena selain sifat bidang rekahan yang
rapat,juga adanya milonit.
* Fumarole
Fumarole merupakan retak pada terusan permukaan dimana uap panas dan
gas dapat keluar.Magma di bawah permukaan memanaskan air sampai titik
dimana air berubah menjadi uap panas dan mampu melarutkan mineral dari
batuan di sekitarnya. Ketika gas mencapai permukaan maka gas tersebut
panas dan bertekanan rendah.Gas ini mendingin dan
mngembang,mengendapkan mineral yang terlarut di sekitar saluran.
* Crater
Crater gunungapi merupakan struktur amblesan yang terjadi di permukaan
gunungapi karena kegiatan gunungapi biasanya membuat lubang di bagian
atas saluran. Kawah dibentuk dari lava, gas, dan debu yang meledak kea
rah aras dari main vent.materila jatuh kembali ke bumi di sekitar
saluran dan secara perlahan menumpuk membentuk rim di sekitarnya.Di
dalam kawah selalu tetap bersih disebabkan adanya gaya gerakan ke atas
material yang secara konstan memindahan runtuhan yang jatuh.
d. Tipe Letusan Gunung Api
Tipe – tipe letusan Gunungapi menurut Escher, berdasarkan tekanan gas,
derajat kecairan magma dan kedalaman dapur magma :
1. Tipe Hawaii, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma yang dangkal,
tekanan gas rendah. Contoh : gunungapi perisai di Hawaii, yaitu
Kilaueaa dan Maunaloa
2.Tipe stromboli, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma dangkal tapi
lebih dalam dari tipe Hawaii, tekanan gas sedang.
3.Tipe Volcano, ciri-cirinya : lava agak cair, terbentuk awan debu
berbentuk bunga kol, tekanan gas sedang. Contoh : Gunung Raung dan
Vesuvius.
4.Tipe Merapi, ciri-cirinya : lava agak kental, dapur magma agak
dangkal, tekanan gas rendah, terdapat sumbat lava dan kubah lava
5.Tipe Peele, ciri-cirinya : viskositas lava hampir sama dengan tipe
merapi, tekanan gasnya cukup besar, peletusan mendatar, Contoh :
Gunung Peele
6.Tipe Vincent, ciri-cirinya : lava agak kental, tekanan gas sedang,
kawahnya terdapat danau. Contoh : gunung kelud.
7.Tipe Perret, ciri-cirinya : tekanan gas sangat kuat, lava encer,
penyebab kaldera. Contoh : gunung krakatau.
3. Penyebab Terjadinya Gunung Meletus
Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan
aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah
terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma).
Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan-
rekahan mendekati permukaan bumi.
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang
terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam
interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi
sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini
meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma.
Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah
permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48
km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke
permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat
di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-
batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada
kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber)
inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-
material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi
di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini
menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian
batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini
menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di
dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk
lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma
dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang
ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk
biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang
utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul
pada letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama.
Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau
bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran
ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi
gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.
4. Tanda-tanda Gunung Api Meletus
1.munculnya asap putih tebal sekitar puncak gunung
2.gempa bumi tektonik (lindu)
3.hujan abu
4.suara gemuruh dipuncak gunung
5.hewan-hewan hutan di gunung turun ke pemukiman penduduk
5. Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
1.Status Awas
Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada
keadaan kritis yang menimbulkan bencana
Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
Tindakan
Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
Koordinasi dilakukan secara harian
Piket penuh
2.Status Siaga
Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau
menimbulkan bencana
Peningkatan intensif kegiatan seismik
Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke
letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2
minggu
Tindakan
Sosialisasi di wilayah terancam
Penyiapan sarana darurat
Koordinasi harian
Piket penuh
3.Status Waspada
Ada aktivitas apa pun bentuknya
Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma,
tektonik dan hidrotermal
Tindakan
Penyuluhan/sosialisasi
Penilaian bahaya
Pengecekan sarana
Pelaksanaan piket terbatas
4.Status Normal
Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
Level aktivitas dasar
Tindakan
Pengamatan rutin
Survei dan penyelidikan
6. Persiapan menghadapi Letusan gunung Berapi
* mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk
mengungsi
* membuat perencanaan penanganan bencana
* mempersiapkan pengungsian jika diperlukan
* mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan)
Jika terjadi Letusan gunung Berapi
* Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan
daerah aliran lahar
* Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas
* Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan
* Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan
panjang, celana panjang, topi dan lainnya
* Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya
* Jangan memakai lensa kontak
* Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung
* Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua
belah tangan.
Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi
* jauhi wilayah yang terkena hujan abu
* Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena beratnya bisa merusak
ataun
meruntuhkan atap bangunan
* Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab
bisa
merusak mesin motor, rem, persneling hingga pengapian
7. Karakteristik Gunung Meletus
Karakteristik :(=
- Biasanya ada tanda peringatan dan dapat diprediksi
- Dapat merusak struktur bangunan
- Aliran lava dapat mengakibatkan kebakaran
- Sebaran debu vulkanik dapat menjangkau areal yang luas
- Banjir lava dapat terjadi jika disertai hujan
8. Karakteristik Masalah Kesehatan Gunung Meletus
Berbagai permasalahan akan timbul paska bencana erupsi gunung
berapi. Kadangkala masalah tersebut dapat lebih serius bila tidak
direncanakan dan ditangani dengan baik. Bencana tersebut selain
mengakibatkan ancaman awan panas juga menimbulkan berbagai
permasalahan menyebabkan lingkungan yang tidak sehat. Dampak
lingkungan yang terjadi adalah kekurangan air, debu vulkanik,
bangkai manusia, bangkai binatang, sarana higiena sanitasi yang
buruk lainnya.
Lingkungan demikian akan berpotensi menimbulkan berbagai masalah
kesehatan. Penyediaan air bersih seringkali terganggu, demikian pula
masyarakat akan kesulitan mencari sarana kamar mandi dan WC. Buang
air besar dan air kecil yang sembarangan dapat mempermudah penularan
penyakit. Bila hal ini terjadi maka kebutuhan untuk pola hidup
bersih jauh dari sempurna. Keadaan lingkungan akan semakin buruk
bila terjadi pada daerah pengungsian. Jumlah manusia yang sangat
banyak dan berjejal dalam satu ruangan memudahkan penyebaran
penyakit baik lewat penularan melalui udara atau kontak langsung.
Justru penyebab utama infeksi saluran napas yang utama bukan
karena debu vulkanik, tetapi karena daya tahan tubuh menurun karena
kurang istirahat, stres, dan asupan nustrisi yang kurang. Karena
daya tahan tubuh sangat buruk dan padatnya orang di penampungan
pengungsi maka sangat mudah sekali terinfeksi penyakit infeksi
menular apapun. Terutama yang paling mudah menyebar adalah infeksi
Saluran napas Akut, Diare karena virus, campak, cacar air
danberbagai infeksi menular lainnya.
Gangguan alam ini bukan hanya mengganggu manusia, binatang juga
tak luput dari ancaman. Tidak hanya manusia, tetapi binatang seperti
tikus, kucing dan anjing ikut binasa karena tertimbun reruntuhan .
Bangkai manusia dan binatang yang belum terselamatkan dapat
menimbulkan masalah kesehatan tersendiri. Pasca gempa yang diikuti
musim penghujan dapat bersiko masalah kesehatan lainnya. Kasus
penyakit demam berdarah bersiko meningkat, karena banyak terjadi
genangan air dimana-mana yang menjadi berkembang biak nyamuk aedes
aegypti.
Bahaya lain yang dapat mengancam jiwa adalah terkena sengatan
aliran listrik. Bangunan dan sarana listrik menjadi berantakan, bila
aliran listrik dihidupkan beresiko trauma sengatan Bencana alam
tersebut dalam kondisi tertentu akan mengakibatkan harta benda dan
nyawa bisa terancam.
Berbagai kondisi ini akan mengganggu ekonomi dan psikologis
masyarakat. Post Traumatic Stress Disorders adalah dampak psikologis
bagi para korban, terutama pada anak-anak. Mereka akan selalu
teringat dengan peristiwa buruk yang telah dialaminya. Gejala yang
timbul adalah sering menangis, mudah marah dan berteriak, mimpi
buruk, sulit tidur , tidak mau makan, tidak mau bermain. Keadaan ini
akan menjadi lebih berat bila ditambah dengan beban psikologis
kehilangan orangtua atau saudara. Dalam keadaan berat bisa
mengakibatkan perasaan depresi yang lebih berat seperti hendak
melakukan bunuh diri dan gangguan kejiwaan lain yang
berkepanjanagan. Bila hal ini tidak ditangani segera akan dapat
mengganggu kesehatan dan proses tumbuh dan berkembangnya anak. Usia
anak daya tahan tubuhnya rentan, ditambah gangguan asupan gizi,
trauma panas, hujan dan dingin, serta trauma psikis akan memperburuk
keadaan. Berbagai keadaan tersebut akan mengakibatkan daya tahan
tubuh menurun dan mudah terserang penyakit dan ancaman jiwa paska
bencana erupsi gunung berapi.
Kandungan Berbahaya Erupsi gunung
Waktu gunung meletus terdapat gas sulfatara atau belerang yang
ikut keluar. Sebenarnya belerang dalam skala yang pas diperlukan
tanaman juga. Kalau (sulfatara) banyak lalu menjadi hujan. Akan jadi
hujan asam. Kalau hujan asam, tanahnya jadi asam. Tanaman yang
tumbuh di tanah yang pH (derajat keasamannya)-nya sekitar 3 atau 4
bisa membuat tanaman tidak tumbuh dengan baik. Tanaman akan
keracunan, juga bisa tumbuh kerdil. Tapi kalau tanahnya basa, kena
hujan asam bisa mendekati netral. Tanah netral itu mengarah ke pH 7,
itu tanah yang bagus. Kalau tanah pH-nya rendah maka unsur aluminium
dan besi mudah larut sehingga tanaman akan keracunan atau kerdil.
Sebaliknya di tanah yang basa, tanaman juga tidak bisa tumbuh baik
karena unsur-unsurnya tidak mudah diserap tanaman.
Awan Panas
Awan panas dari erupsi gunung berapi inilah yang paling bahaya
dalam ancaman penyakit jiwa. Serangan awan panas yang sangat tinggi
suhunya hingga mencapai 600 C dan kecepatannya yang tinggi hingga
100 km perjama ini sangat sulit dihindari bila tidak mengungsi ke
saerah aman. Bahkan lokasi yang berdekatan dengan lokasi awan panas
saja dapat mengakibatkan luka bakar parah. Apalagi langsung terkena
awan panas secara langsung Luka luka bakar inilah yang paling
sering terjadi.
Debu Vulkanik
Tampakan debu vulkani dengan pembesaran tertentu
Debu vulkanik adalah masalah kesehatan lain dalam erupsi gunung
berapi. Biasanya diameter butiran debu-debu yang bertebaran di udara
ukurannya sangat kecil atau kurang dari 2 mikron, bisa terhirup oleh
manusia dan masuk ke dalam saluran nafas dan paru, dapat menimbulkan
gangguan pernafasan.
Menurut The International Volcanic Health Hazard Network, secara
umum, abu vulkanik menyebabkan masalah kesehatan. Namun selain
kesehatan, ada juga dampak yang yang ditimbulkan oleh abu dari
gunung itu. Abu vulkanik yang baru saja jatuh memiliki kandungan
lapisan asam yang dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru, kulit
dan mata.
Lapisan asam akan mudah tercuci oleh air hujan, sehingga dapat
mencemari persediaan air setempat. Abu asam juga dapat merusak
tanaman, hal ini mengakibatkan kegagalan panen. Debu vulkanik
runcing dan keras karena bahan dasarnya adalah silika. Hal itu
hamopir sama sama dengan bahan kaca. Dipecah dari magma. Jadi magma
merah dipecah jadi debu itu dan sifatnya menggerus. Debu vulkanik
ini pembentukannya langsung karena ada tekanan gas magmatik.
Fragmentasinya berbentuk material sejenis kaca (glass). Ketika
gunung berapi meluncurkan debu vulkanik, unsur-unsur yang keluar
tidak hanya silika, tetapi juga besi, aluminium, serta berbagai
macam gas. Debu yang dikeluarkan oleh gunung meletus ini juga
mengandung mineral kwarsa, kristobalit atau tridimit. Mineral ini
adalah kristal silika bebas yang diketahui dapat menyebabkan
silicosis atau kerusakan saluran nafas kecil di paru sehingga
terjadi gangguan pertukaran gas di alveolus paru. Penyakit ini
biasanya ditemukan pada pekerja tambang yang terpapar silika bebas
dalam jangka panjang.
Beberapa jenis gas yang timbul akiat gunung meletus adalah uap
air (H2O), diikuti oleh karbon dioksida (CO2) dan belerang dioksida
(SO2). Selain itu, ditemukan juga jenis gas-gas lain dalam jumlah
kecil seperti hidrogen sulfida (H2S). hidrogen (H2), karbon
monoksida (CO), hidrogen klorida (HCl), hidrogen fluorida (HF) dan
helium (He). Gas-gas ini pada konsentrasi tertentu bisa menyebabkan
sakit kepala, pusing, diare, bronkhitis (radang saluran nafas) atau
bronchopneumonia (radang jaringan paru), iritasi selaput lendir
saluran pernapasan, iritasi kulit serta bisa juga mempengaruhi gigi
dan tulang.
Orang-orang yang terpapar oleh debu vulkanik ini biasanya
mengalami keluhan pada mata, hidung, kulit dan gejala sakit pada
tenggorokannya. Gangguam kesehatan ini bisa akibat paparan akut
jangka pendek atau dalam beberapa hari dan jangka panjang dalam
beberapa minggu sampai beberapa bulan. Potensi gangguan pernafasan
yang mungkin timbul dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
konsentrasi partikel di udara, ukuran partikel tersebut dalam debu,
frekuensi dan lamanya paparan, kondisi meteorologi, kondisi
kesehatan dari setiap warga, ada atau tidaknya gas-gas vulkanik yang
bercampur dengan abu serta penggunaan alat perlindungan pernafasan.
Gejala pernapasan akut yang sering dilaporkan oleh masyarakat
setelah gunung mengeluarkan abu atau debu adalah iritasi selaput
lendir dengan keluhan bersin, pilek dan beringus, iritasi dan sakit
tenggorokan (kadang disertai batuk kering), batuk dahak, mengi,
sesak napas, iritasi pada jalur pernapasan dan juga napas menjadi
tidak nyaman. Gangguan ini akan lebih berat bila terkena pada orang
atau anak yang sebelumnya mempunyai riwayat alergi saluran napasAn
bronkitis kronis, emfisema, atau asma.
Debu vulkanik juga dapat mengiritasi selaput lendir mata,
sehingga mengganggu penglihatan dan dapat terjadi infeksi sekunder
pada mata. Gangguan ini akan lebih mudah timbul pada orang yang
menggunakan lensa kontak. Umumnya gejala yang timbul adalah merasa
seolah-olah ada benda asing di mata, mata terasa nyeri, gatal atau
merah, mata terasa lengket, kornea mata lecet atau terdapat goresan,
adanya peradangan pada kantung conjuctival yang mengelilingi bola
mata sehingga mata menjadi merah, terasa seperti terbakar dan
sensitif terhadap cahaya.
Kulit tubuh juga bisa terkena dampak abu. Meskipun jarang
ditemukan, abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi kulit untuk
sebagian orang, terutama ketika abu vulkanik tersebut bersifat asam.
Hal ini ditandai dengan iritasi dan kulit yang memerah. Selain itu,
infeksi bisa muncul karena garukan ke kulit.
Iritasi kulit merupakan kondisi yang jarang dilaporkan, biasanya
masyarakat mengalami gatal-gatal, kulit memerah dan iritasi akibat
debu yang ada di udara dan menempel di kulit. Kondisi ini bisa juga
diakibatkan oleh perubahan kualitas air yang sudah tercemar debu
vulkanik.
Upaya antisipasi Masyarakat di sekitar gunung berapi sebaiknya
segera mengungsi untuk menghindari dampak yang lebih berbahaya lagi,
tapi jika masih ingin bertahan sebaiknya gunakan selalu masker wajah
untuk mengurangi paparan partikel debu. Penggunaan Masker sebagai
pencegaan utama dari paparan debu vulkanik
Pencegahan
1. Bila tempat pengungsian sudah ada yang terjangkit penyakit
menular seperti campak, maka instansi kesehatan seperti
puskesmas atau dinas kesehatan harus segera melakukan imunisasi
masal di daerah tersebut. Bagi masyarakat umum dan relawan
sebaiknya memberi bantuan makanan dan minuman siap saji, makanan
instan, susu bayi, air mineral, baju, selimut, plastik untuk
alas dan atap tidur, pakaian layak pakai atau obat-obatan.
Bantuan lain yang mungkin juga perlu untuk anak khususnya
penanganan trauma pskis adalah berupa mainan, bacaan, alat
tulis, alat gambar, alat sekolah, alat tulis, seragam dan baju
sekolah. Perlu segera dibentuk bantuan dapur umum, penyediaan
air bersih, tempat MCK, pengobatan gratis di sekitar
pengungsian.
2. Dalam menangani gangguan trauma psikologis tersebut karena
situasi dan keterbatasan sarana dan tenaga tidak perlu menunggu
tenaga psikolog atau psikater. Para relawan harus dapat dapat
memberikan terapi kepada anak-anak, seperti misalnya melalui
terapi bermain, bernyanyi, bercerita, lomba anak-anak,
menggambar, maupun dalam bentuk terapi-terapi lainnya yang
tujuannya agar anak-anak lupa dengan peristiwa buruk yang pernah
dialaminya.
3. Gunakanlah pakaian pelindung dan juga masker debu, alat
perlindungan ini sebaiknya mudah diakses oleh masyarakat
khususnya selama kondisi darurat. Jika ada masker, warga bisa
menggunakan sapu tangan, kain atau baju untuk melindungi diri
dari debu atau gas.
4. Anak, orang lanjut usia atau seseorang yang memiliki alergi
atau saluran napas sensitif bronkhitis, sinusitis, emfisema dan
asma disarankan untuk tetap tinggal di rumah atau mengungsi ke
daerah lain untuk menghindari paparan debu. Jika ingin keluar
rumah, sebaiknya gunakan masker, pakaian pelindung dan juga
kacamata untuk menghindari iritasi. Bila sehabis keluar rumah
sebaiknya mandi atau mencuci segera seluruh anggota tubuh
termasuk seluruh bagian kulit, mata dan rambut
5. Usahakan untuk meminimalkan paparan debu dengan membersihkan
debu sesering mungkin di dalam rumah. Semua lubang ventilasi
atau pintiu harus sering ditutup
6. Bila terjadi luka bakar sekecil apapun sebaiknya harus dibawa ke
rumah sakit atau dokter untuk mencegah komplikasi infeksi yang
lebih berat
7. Selain dampak bagi kesehatan, lingkungan juga terkena dampaknya.
Untuk transportasi, jarak pandang berkurang akibat abu vulkanik.
Ini dapat menyebabkan kecelakaan. Bahaya ini diperparah oleh
jalan yang ditutupi oleh abu. Tidak hanya marka jalan yang
tertutup oleh abu vulkanik, namun jalanan menjadi sangat licin
baik oleh abu basah maupun licin.
8. Pasokan energi listrik juga dipengaruhi oleh abu. Abu basah
memiliki sifat yang konduktif, sehingga sangat penting
memastikan pembersihan alat-alat listrik
harus diawali dengan memutus aliran listrik sebagai prosedur
operasi yang aman.
9. Hujan abu juga dapat mengakibatkan terkontaminasinya air bersih,
penyumbatan saluran air, serta kerusakan peralatan penyedia air
bersih. Pasokan air terbuka seperti tangki air di rumah-rumah
sangat rentan terhadap hujan abu. Sedikit saja abu yang masuk ke
dalam tandon air dapat mengakibatkan permasalahan kelayakan air
minum. Meskipun risiko racun rendah, tingkat keasaman air dapat
berkurang atau. Selama dan setelah hujan abu, ada kemungkinan
kekurangan air yang diakibatkan oleh kebutuhan air ekstra untuk
bersih-bersih.
10. Untuk air minum yang sudah terkontaminasi, saringlah lebih
dahulu sebelum diminum. Cara paling aman adalah dengan
mempersiapkan stok air sebelum terjadinya hujan abu. Jika
bergantung pada air hujan, tutuplah tangki air dan putus saluran
pipa sebelum hujan abu turun.
11. Sayuran yang tertutup abu vulkanik di ladang aman untuk
dikonsumsi asal sebelum dikonsumsi sayuran tersebut harus dicuci
dengan air bersih.
12. Untuk membersihkan abu, berilah sedikit air pada abu vulkanik
sebelum diangkat menggunakan sekop. Jangan di sapu. Penyapuan
abu vulkanik kering akan menyebabkan abu terbang ke udara
9. Penanggulangan Bencana Gunung Meletus
a. Penanggulangan Pra Bencana Gunung Meletus
Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan
gunung api antara lain :
1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan
ancaman- ancamannya;
2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman;
3. Membuat sistem peringatan dini;
4. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi
status gunung api;
5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang
diterbitkan oleh instansi berwenang;
6. Membuat perencanaan penanganan bencana;
7. Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap
dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan,
pertolongan pertama) jika diperlukan;
8. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting;
9. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung
api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya
mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio
komunikasi.
b. Penanggulangan Intra Bencana Gunung Meletus
Penanganan yang harus di lakukan pada saat terjadi gunung
meletus atau becana.
a. Mengetahui lokasi bencana dari informasi yang di dapat, dan
harus memperhatikan hal-hal berikut.
a) Lengkapi semua informasi. Dan klasifikasi kebenaran berita
b) Bila benar berita di laporkan sesuai ketentuan (alur
pelaporan)
c) Berita distribusikan untuk kordinasi dengan unit kerja
terkait (persiapan tim)
d) Puskodalmet di bentuk (aktifkan organisasi kerangka/
organisasi tugas yang sudah ditetapkan saat preparednees)
e) Sistem Komunikasi memegang peran penting
b. Tugas pengendalian fasilitas dan logistic seperti :
a) Mampu mengetahui dan menyiapkan kebutuhan semua unit kerja (
fasilitas Puskodal, fasilitas dan logistik di lapangan)
b) Menyiapkan dan berkoordinasi dgn sektor lain dalam penyiapan
kebutuhan korban (RS lapangan, shektering pengungsi, jamban,
air bersih, transportasi tim dan korban)
c) Mempu mengelola semua bantuan logistik dari hasil koordinasi
atau bantuan
d) Lokasi bencana tindakan yang harus di lakukan
1) Lakukan seleksi korban
2) Untuk memberikan prioritas pelayanan
3) Gunakan Label / Tag
4) Penyelamatan dan mengefaluasi korban maupun harta benda
5) Memenuhi kebutuhan dasar
6) Penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana
7) Perlindungan
8) Pengurusan pengungsi
Yang sebaiknya dilakukan oleh setiap orang jika terjadi letusan
gunung api antara lain :
a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah,
aliran sungai kering dan daerah aliran lahar;
b. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;
c. Masuk ruang lindung darurat;
d. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;
e. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan
panjang, celana panjang, topi dan lainnya;
f. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata
seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya
debu ke dalam mata;
g. Jangan memakai lensa kontak;
h. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;
i. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan
kedua belah tangan.
c. Penanggulangan Pasca Bencana Gunung Meletus
Penyelenggaraan penanggulanagan bencana pada tahap pasca
bencana yaitu:
a. Rehabilitasi
a) Perbaikan lingkungan daerah bencana.
b) Perbaikan prasarana dan sarana umum.
c) Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
d) Pemulihan social psikologis.
e) Pelayanan kesehatan
f) Rekonsiliasi dan resolusi konflik
g) Pemulihan social ekonomi budaya
h) Pemulihan keamanan dan ketertiban
i) Pemulihan fungsi pemerintahan, dan
j) Pemulihan fungsi pelayanan public.
b. Rekonstruksi
a) Pembangunan kembali prasarana dan sarana
b) Pembangunan kembali sarana social masyarakat
c) Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masyrakat
d) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan
yang lebih baik
e) Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan dunia usaha dan masyarakat.
f) Peningkatan kondisi social, ekonomi, dan budaya
g) Peningkatan fungsi pelayanan public, dan
h) Peningkatam pelayanan utama dalam masyarakat.
d. Peran Perawat dalam Tanggap Bencana
Peran perawat pada pra-bencana:
a. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga
kesehatan dalam penanggulangan ancaman bencana untuk setiap
fasenya.
b. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintah,
organisasi lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan
simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada
masyarakat.
c. Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk
meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana
yang meliputi hal-hal berikut.
a) Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)
b) Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong
anggota keluarga yang lain.
c) Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa
persediaan makanan dan penggunaan air yang aman.
d) Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor
telepon darurat seperti dinas kebakaran, rumah sakit, dan
ambulans.
e) Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan
atau posko-posko bencana.
f) Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa
seperti pakaian seperlunya, radio portable, senter beserta
baterainya dan lainnya.
g) Bersama tim dokter, menyiapkan kebutuhan rumah sakit lapangan
dan tim ambulans
h) Berdiskusi bersama tim dokter tentang penyakit yang timbul
akibat bencana sehingga dapat mempersiapkan obat-obatan/alat
kesehatan yang sesuai.
Peran Perawat dalam intra bencana:
a. Bertindak cepat
b. Melakukan pertolongan pertama
c. Menentukan status korban berdasarkan triase
d. Merujuk pasien segera yang memerlukan fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap.
e. Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun
dengan pasti, dengan maksud memberikan harapan yang besar pada
para korban selamat.
f. Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan.
g. Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan (coordination and create
leadership).
h. Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang terkait dapat
mendiskusikan dan merancang master plan of revitalizing,
biasanya untuk jangka waktu 30 bulan pertama.
Peran perawat pada pasca bencana menurut Feri dan
Makhfudli (2009) adalah perawat berkerja sama dengan tenaga
kesehatan lain dalam memberikan bantuan kesehatan kepada korban
seperti pemeriksaan fisik, wound care secara menyeluruh dan
merata pada daerah terjadi bencana. Saat terjadi stres
psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi
post-traumatic stress disorder (PTSD) yang merupakan sindrom
dengan tiga kriteria utama yaitu trauma pasti dapat dikenali,
individu mengalami gejala ulang traumanya melalui flashback,
mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa yang memacunya dan individu
akan menunjukkan gangguan fisik, perawat dapat berperan sebagai
konseling. Tidak hanya itu perawat bersama masyarakat dan
profesi lain yang terkait bekerja sama dengan unsur lintas
sektor menangani masalah kesehatan masyarakat pasca-gawat
darurat serta mempercepat fase pemulihan menuju keadaan sehat
dan aman. Selain itu Perawat dapat melakukan pelatihan-pelatihan
keterampilan yang difasilitasi dan berkolaborasi dengan instansi
ataupun LSM yang bergerak dalam bidang itu. Sehinnga diharapkan
masyarakat di sekitar daerah bencana akan mampu membangun
kehidupannya kedepan lewat kemampuan yang dimilikinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari energi dalam bumi yang
bisa disebabkan oleh pergerakan batuan atau pergerakan lempeng, aktivitas
magma, maupun aktivitas yang dilakukan manusia. Proses terjadinya gempa
bumi juga dipengaruhi oleh jenis gempa yang terjadi baik tektonik maupun
vulkanik. Gelombang gempa ada 3 yaitu gelombang longitudinal, transversal
dan panjang. ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya
gempa yaitu, skala atau magnitude, durasi dan kekuatan, jarak sumber
gempa dengan perkotaan, kedalaman sumber gempa, kualitas tanah dan
bangunan, dan lokasi perbukitan dan pantai. Gempa dibagi menjadi beberapa
macam yaitu:
1) Berdasarkan penyebabnya: tektonik-vulkanik-runtuhan
2) Berdasarkan kedalaman hiposentrum: dangkal-menengah-dalam
3) Berdasarkan jarak episentrum: setempat-jauh-sangat jauh
4) Berdasarkan bentuk episentrum: sentral-linier
5) Berdasarkan letak episentrum: laut-dasar
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan bencana gempa karena
Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng besar di dunia yaitu lempeng
Eurasia, Indo-Australia an Pasifik. Wilayah-wilayah di Indonesia yang
dilalui oleh lempeng tersebut sehingga mengakibatkan wilayah tersebut
rawan bencana gempa bumi adalah Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku dan
Papua. Kalimantan merupakan satu pulau yang aman dari gempa bumi karena
posisinya yang berada di tengah-tengah lempeng.
Gempa dapat membawa dampak negatif bagi manusia. Baik secara fisik
maupun psikologis. Secara fisik tentu dapat merusak bangunan-bangunan
tempat terjadinya gempa sehingga banyak warga yang kehilangan tempat
tinggal. Selain itu juga banyak korban jiwa yang timbul karena tertimbun
oleh bangunan-bangunan yang runtuh. Dampak negatif dari segi psikologis
adalah beberapa dari korban bencana gempa dapat mengalami trauma akibat
kejadian tersebut. Gempa yang berkekuatan besar dan yang memiliki sumber
gempa di dasar laut juga memiliki dampak terjadinya tsunami. Dampak-
dampak tersebut juga dapat berpengaruh bagi keadaan negara karena
mempengaruhi perekonomian juga keamanan negara seperti banyaknya bantuan
yang harus dijalankan pemerintah untung mengatasi bencana tersebut.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam
wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di
bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa
hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif,
istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun
gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah
menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan
sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu
berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-
letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa
abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih,
sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung
berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai
ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di
bumi ini.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi
dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C.
Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut .lava Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang
membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering
meletus disebut gunung berapi aktif
B. Saran
Masyarakat harus lebih tahu mengenai gejala-gelaja alam yang sering
terjadi di Indonesia dan pemerintah juga harus sering mengadakan
penyuluhan-penyuluhan serta pengetahuan bagi masyarakat agar mereka
mengerti dan dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan apabila suatu
saat mereka dihadapkan dengan bencana gempa bumi dan gunung meletus.
Pemerintah juga harus betindak cepat dalam menangani segala bencana
yang terjadi agar tidak memakan banyak korban jiwa. Apabila dihadapkan
dengan bencana gempa bumi, disaranakan yang pertama paling penting adalah
menyelamatkan diri dibandingkan harta benda yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Aktivitas Gunung Api di Indonesia. (2015). http://merapi.bgl.esdm.go.id/
diakses pada Kamis 21 Mei 2015
BMKG. (2015). http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Gempabumi_-
_Tsunami/Gempabumi/gempabumi_terkini.bmkg Diakses pada hari Kamis,
21 Mei 2015
Status Gunung Api di Indonesia. (2015). http://pvmbg.bgl.esdm.go.id/ .
Diakses pada Kamis, 21 Mei 2015
Sebaran Gunung Api di Indonesia. (2015).
http://pvmbg.bgl.esdm.go.id/index.php/gunungapi/tentang-gunungapi.
Diakses pada Kamis, 21 Mei 2015
Waluyo, Joko. (2007). Ilmu Geografi. Jakarta : Graha Pustaka.
Team Ensiklopedia Indonesia. (2012). Perambatan Gelombang Gempa
http://ensiklopediindonesia.net/ perambatan_gelombang_gempa Diakses
pada hari Kamis, 21 Mei 2015
Zastroni. (2013). Mitigasi Gempa Bumi available at
http://Www.Scribd.Com/Doc/ 133572361/Mitigasi-Gempa diakses pada
hari Jumat 22 Mei 2015