A. Penger Pengertia tian n Keluar Keluarga ga Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan.
B. Teori Teori Dinami Dinamika ka Keluar Keluarga ga . Teori Peran ran Keluarga Keluarga adalah suatu unit yang ber!ungsi sesuai atau tidak sesuai menurut tingkat persepsi peran dan interaksi di antara kiner"a peran dari setiap anggotanya. #mpat ko nsep yang merupakan dasar untuk mengerti kesehatan mental dan keluarga $ a. Komplementaritas b. Pertukaran Peran c. Kon!lik Peran d. Kebalikan Peran.
%. Teor Teorii Perke Perkemb mban anga gan n Keluarga yang berhasil, ber!ungsi dengan baik, bahagia, dan kuat tidak hanya seimbang, tetapi perhatian terhadap anggota keluarga yang lain, menggunakan waktu bersama-sama, memiliki pola komunikasi yang baik, memiliki tingkat orientasi yang tinggi terhadap agama, dan dapat menghadapi krisis dengan pola yang positi!. Krisis dalam keluarga dapat lebih dimengerti, apabila tiap tahap perkembangan
keluarga
diteliti,
karena
setiap
tahap
mempunyai
permintaan peran, tanggung "awab, problem dan tantangan-tantangan sendiri-sendiri. Tahapan perkembangan keluarga $ a. Keluarga baru b. Keluarga dengan anak
c. Keluarga dengan balita d. Keluarga dengan anak sekolah e. Keluarga dengan anak rema"a !. Keluarga sebagai pusat peluncuran g. Keluarga tahun-tahun tengah h. Pensiun
&. Teori 'istem Beberapa asumsi mengenai keluarga $ a. Perubahan dan stress anggota keluarga berpengaruh terhadap seluruh keluarga b. Keluarga memiliki pola interaksi c. 'imptom !isik dan psikososial berkaitan dengan pola interaksi keluarga d. (iri keluarga sehat adalah kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan e. Berbagi tanggung "awab bersama !.
Perilaku
bermasalah
harus
dipecahkan,
sebelum
menganggu
keharmonisan keluarga. 'istem keluarga yang dis!ungsional memiliki % dimensi, yang masing-masing memiliki ) tingkatan, yaitu $ a. Family Cohesion *keterikatan emosional+, terdiri dari rigid *kaku+, structured *terstruktur+, flexible *!leksibel+, dan disorganized *kacau+. b. Family Adaptability *kemampuan penyesuaian terhadap perubahan+, yang terdiri dari disengaged *lepas+, separated *terpisah+, connected *berhubungan+, dan enmeshed *terlibat+. Bentuk sistem keluarga tersusun dalam model Circumplex, dimana masing-masing bentuk merupakan hasil interaksi dari masing-masing tingkatan di antara kedua dimensi tersebut. Bentuk-bentuk sistem keluarga tersebut akan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu $ a. seimbang b. campuran
%
c. tidak seimbang
(. Pengaruh 'tabilitas Keluarga Terhadap Perkembangan Psikologis Anak rang tua dan anak yang tinggal di bawah atap yang sama di dalam interaksi yang harmonis adalah suatu kerangka yang diharapkan di dalamnya perkembangan anak akan ber"alan dengan sangat baik. Penyimpangan dari kerangka tersebut akan disertai dengan berbagai masalah pada anak yaitu sebagai berikut $ . Kepercayaan diri yang rendah %. Peningkatan resiko penyiksaan terhadap anak *child abuse+ &. Peningkatan insidensi perceraian bila pada suatu saat mereka menikah ). peningkatan insidensi gangguan mental *khususnya gangguan depresi dan gangguan kepribadian anti-sosial saat men"adi dewasa+
D. Pengaruh rang Tua dalam Perkembangan Psikologis Anak . Pola Pengasuhan rang Tua * Parenting Style+ utter menggambarkan empat "enis pola pengasuhan orang tua, yaitu $ a. toriter * Authoritarian+ Ditandai dengan aturan yang kaku dan ketat, yang dapat menyebabkan depresi pada anak. b. 'erba membolehkan * Permissive+ Ditandai dengan kesabaran dan tidak ada penentuan batas-batas, yang dapat menyebabkan kontrol impuls yang buruk. c. Acuh tak acuh * Indifferent + Ditandai dengan penelantaran dan tidak adanya keterlibatan yang menyebabkan perilaku agresi!. d. Timbal balik * Reciprocal + Ditandai dengan pengambilan keputusan secara bersama-sama dengan perilaku yang diarahkan dengan cara yang rasional, yang menyebabkan rasa percaya diri.
&
%. Pola Keluarga yang Patogenik Dalam masa kanak-kanak keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian. ubungan orang tua-anak yang salah atau interaksi yang patogenik dalam keluarga sering merupakan sumber gangguan penyesuaian diri. Terkadang orang tua berbuat terlalu banyak untuk anak dan tidak memberi kesempatan anak itu berkembang sendiri. Adakalanya orang tua berbuat terlalu sedikit dan tidak merangsang anak atau tidak memberikan bimbingan dan an"uran yang dibutuhkannya. Kadang-kadang mereka bahkan menga"arkan anak itu pola-pola yang tidak baik. Akan tetapi pengaruh cara asuhan anak tergantung pada keadaan sosial secara keseluruhan dimana hal itu dilakukan. Dan anak-anak "uga bereaksi secara berlainan terhadap cara yang sama serta tidak semua akibat adalah tetap/ kerusakan dni sering diperbaiki sebagian oleh pengalaman di kemudian hari. Akan tetapi beberapa "enis hubungan orang tua0anak sering terdapat dalam latar belakang anak-anak yang terganggu, misalnya penolakan, perlindungan yang berlebihan, man"a berlebihan, tuntutan per!eksionistik, standar moral yang kaku dan tidak realistik, disiplin yang salah, ketidak-sesuaian dalam perkawinan, rumah tangga yang berantakan, serta tuntutan yang bertentangan ubungan orang tua-anak selalu merupakan suatu interaksi *saling memengaruhi+, bukan hanya pengaruh satu arah dari orang tua ke anak. 'ehingga dalam menilai hasil suatu keadaan kita tidak boleh menganggap bahwa perilaku orang tua itu selalu yang menentukan dan perilaku serta perkembangan anak itu selalu tergantung pada perilaku orang tua. Pada umumnya trauma *!rustasi+ dini mempunyai akibat yang lebih "auh, karena mawas diri, penilaian yang baik dan pembelaan diri psikologis sebagian besar belum terbentuk seperti pada orang dewasa. Dalam masa anak dan rema"a, kematian orang tua berhubungan dengan e!ek yang merugikan, seperti peningkatan masalah emosional di masa datang, khususnya kerentanan terhadap depresi dan perceraian.
)
Beberapa penelitian menun"ukkan bahwa anak yang ditempatkan dalam penitipan anak di siang hari *day-care center + sebelum usia lima tahun menyebabkan anak men"adi kurang tegas dan kurang mendapatkan toilet training yang e!ekti! dibandingkan anak yang dirawat di rumah.
Tabel .. Beberapa sikap orang tua yang kurang bi"aksana dan pengaruhnya terhadap anak. 1o.
'ikap rang Tua
Pengaruh Terhadap Perkembangan Kepribadian anak dan 'i!at atau 'ikap yang
.
2elindungi
anak
2ungkin Timbul anya memikirkan dirinya sendiri, hanya
secara
berlebihan tahu menuntut sa"a lekas berkecil hati, tidak
karena
tahan kekecewaan. 4ngin menarik perhatian
meman"akannya.
kepada
dirinya
sendiri.
Kurang
rasa
bertanggung "awab. (enderung menolak peraturan dan minta dikecualikan.
%.
2elindungi secara
&.
anak
Kurang berani dalam peker"aan, cenderung
berlebihan lekas
menyerah.
lain.
dan
bergantung
3berkuasa3 dan
men"adi 5anak emas3 dan menerima sa"a
3harus tunduk3 sa"a.
segala perintah.
tidak disukai+
orang
pasi!
karena sikap
Penolakan
kepada
Bersikap
4ngin
*anak 2erasa gelisah dan diasingkan. Bersikap melawan orang tua dan mencari bantuan kepada orang lain. Tidak mampu memberi dan menerima kasih sayang.
6
).
2enentukan norma- 2enilai dirinya dan hal lain "uga dengan norma moral
etika yang
dan norma yang terlalu keras dan tinggi. 'ering terlalu kaku
tinggi.
dan
keras
(enderung
dalam
pergaulan.
men"adi
*5per!ectionism3+
dengan
sempurna cara
yang
berlebihan. :ekas merasa bersalah, berdosa dan tidak berarti.
6.
Disiplin yang terlalu 2enilai dan menuntut dari dirinya "uga keras
terlalu keras. Agar dapat meneruskan dan menyelesaikan suatu usaha dengan baik, diperlukan
persetu"uan,
pu"ian
dan
penghargaan yang tinggi dari luar.
7.
Disiplin yang tidak teratur
'ikap anak terhadap nilai dan norma tidak
atau
yang teratur dan kurang tetap dalam menghadapi
bertentangan.
berbagai persoalan/ didorong kesana kemari antara berbagai nilai yang bertentangan.
Tidak tenteram/ gelisah terus menerus. 8.
Perselisihan
antara Berkurangnya
perasaan
ter"amin
dan
ayah-ibu *pernikahan
disayangi. (enderung mena!sirkan orang
yang cedera, 5broen
lain sebagai bahaya sehingga bersikap
home3+.
bermusuhan dan agresi!.
Timbul perasaan dirinya terasing, gelisah 9.
Perceraian.
dan cemas. asa setianya berlawanan, berpindah-pindah dari ibu ke ayah dan sebaliknya.
Timbul si!at bermusuhan, merasa kurang
7
;.
Persaingan
yang
aman serta terancam terus-menerus. Kurang
kurang sehat antara percaya pada dirinya sendiri. Tingkah para saudaranya
lakunya menyerupai anak dibawah umur.
Anak mengambil cara dan nilai yang buruk itu. <. 1ilai-nilai buruk
Timbul
berbagai
persoalan
dan
yang kesukaran, sehingga sangat mungkin ter"adi
*yang
tidak pelanggaran hukum.
bermoral+. Anak
mengambil
oper
per!eksionisme,
sehingga sangat mungkin anak akan gagal .
Per!eksionisme
dan dalam
menge"ar
ambisi *cita-cita yang melampaui
cita-cita
batas
yang
sudah
kemampuannya.
terlalu tinggi bagi si
Kemudian anak men"adi kecewa yang
anak+.
berlebihan,
merasa
dirinya
bersalah,
berdosa dan tidak berarti apa-apa lagi. 2udah timbul depresi *rasa sedih yang terlalu keras dan terlalu lama+.
Anak cenderung mewarisi ge"ala gangguan
%.
Ayah dan atau ibu yang
"iwa tersebut
tersebut yang dapat berupa
kecemasan,
keyakinan
neurotik berdasarkan
*menderita gangguan 'emua "iwa+.
kenyataan ini
akan
yang atau
tidak
prasangka. menghambat
perkembangan kepribadian anak.
&. Pengaruh Perceraian rang Tua =sia anak saat orang tuanya bercerai mempengaruhi reaksi anak terhadap
perceraian.
'egera
setelah
perceraian,
ditemukan
suatu
8
peningkatan gangguan perilaku dan emosional yang tampak pada semua kelompok usia. Anak usia tiga hingga enam tahun tidak mengerti mengenai apa yang ter"adi, dan anak yang mengerti sering kali menganggap bahwa merekalah yang bertanggung "awab untuk perceraian tersebut. Pada anak usia tu"uh hingga dua belas tahun, prestasi sekolah biasanya menurun. Pada anak yang lebih tua, terutama rema"a, mengerti situasi dan yakin bahwa mereka harus mencegah perceraian dengan melakukan suatu tindakan/ tetapi mereka masih terluka, marah dan genting terhadap perilaku orang tuanya. Beberapa anak menyembunyikan !antasi bahwa orang tuanya akan bersatu kembali di kemudian hari. Anak tersebut menun"ukkan dendam terhadap teman baru orang tuannya karena mereka dipaksa untuk mengakui bahwa kerukunan kembali tidak akan ter"adi. Pemulihan dari adaptasi terhadap e!ek perceraian biasanya memerlukan waktu tiga hingga lima tahun, tetapi kira-kira sepertiga dari semua anak dari keluarga yang bercerai memiliki trauma psikologis yang berlangsung lama. Diantara anak laki-laki, agresi !isik adalah tanda yang umum dari ketegangan. ema"a cenderung menggunakan lebih banyak waktunya di luar rumah setelah perceraian ter"adi. =saha bunuh diri dapat ter"adi sebagai akibat langsung dari perceraian. Anak yang dapat beradaptasi baik terhadap perceraian "uga menun"ukkan hal tersebut "ika masing-masing orang tua melakukan usaha untuk terus berhubungan dengan anak walaupun anak sedang marah. =ntuk mempermudah pemulihan, pasangan yang bercerai harus menghindari perdebatan dan harus menun"ukkan perilaku yang konsisten di hadapan anak-anaknya.
). Pengaruh rang Tua Tiri >ika ter"adi pernikahan kembali, anak harus bela"ar untuk beradaptasi dengan orang tua tiri dan keluarga barunya. Adaptasi biasanya
9
sulit, terutama "ika orang tua tiri tidak membantu atau benci terhadap anak tirinya atau lebih menyayangi anak kandungnya sendiri.
#. Pengaruh Adopsi dalam Keluarga Adopsi merupakan suatu proses dimana seorang anak diambil kedalam suatu keluarga oleh satu atau lebih orang dewasa yang bukan merupakan orang tua biologis tetapi diakui oleh hukum sebagai orang tua anak. rang tua adopti! paling sering menceritakan status mereka kepada anak antara usia dua hingga empat tahun untuk mengurangi kemungkinan bahwa anaknya mengetahui tentang adopsi dari sumber di luar keluarga, yang dapat menyebabkan mereka merasa dikhianati oleh orang tua angkatnya dan diabaikan oleh orang tua biologisnya. ?angguan emosional dan perilaku telah dilaporkan lebih tinggi pada anak yang diadopsi dibanding anak yang tidak diadopsi. Perilaku agresi!, mencuri dan gangguan bela"ar adalah lebih tinggi diantara anak yang diadopsi dibandingkan anak yang tidak diadopsi. 'emakin tua usia adopsi, semakin tinggi insidensi dan lebih berat dera"at masalah perilaku. Pada keseluruhan masa anak dan rema"a, anak mungkin dipenuhi dengan !antasi mengenai dua pasang orang tua. Anak yang diadopsi mungkin memisahkan dua pasang orang tuanya men"adi orang tua yang baik dan orang tua yang "ahat. Anak yang diadopsi biasanya memiliki keinginan yang kuat untuk mengetahui orang tua biologisnya, dan beberapa anak mencontoh !antasinya mengenai orang tua biologisnya yang tidak ada, yang menciptakan suatu kon!lik dengan orang tua angkat. Dalam sebagian kasus dimana anak angkat telah mencari dan menemukan orang tua biologisnya *dan sebaliknya+, pengalaman biasanya adalah positi!, terutama bila anak dalam masa rema"a akhir atau dewasa awal.
@. Pengaruh 'audara dalam Perkembangan Psikologis Anak Penelitian terhadap anak dari keluarga besar *empat atau lima anak+ menun"ukkan bahwa terdapat peluang yang lebih besar untuk memiliki
;
gangguan konduksi dan memiliki intelegensi verbal yang sedikit lebih rendah dibandingkan anak dari keluarga kecil. =rutan kelahiran anak "uga dianggap berpengaruh terhadap kondisi psikologis anak. Anak yang lahir pertama kali dinilai lebih tinggi *lebih mendapat perhatian+ ketimbang anak selan"utnya, khususnya "ika anak pertama tersebut adalah laki-laki. Anak pertama dinilai memiliki nilai intelegensi *intelligence !uotient" I#+ yang lebih tinggi dibandingkan dengan saudara kandungnya yang lebih muda, yang mungkin mencerminkan bahwa anak orang tua lebih memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan anak yang lahir pertama kali. Anak pertama tampak lebih berorientasi pada prestasi *achievement-oriented + dibandingkan anak selan"utnya. 'aat lebih banyak anak lahir didalam keluarga, waktu untuk masingmasing anak berkurang. Anak kedua dan ketiga memiliki keuntungan dari pengalaman orang tua sebelumnya. Tetapi "ika anak memiliki "arak yang terlalu dekat, mungkin tidak terdapat bagian waktu yang cukup untuk masingmasing anak. Kelahiran anak yang baru dalam keluarga dapat mempengaruhi anak-anak lainnya. Anak pertama mungkin marah terhadap kelahiran saudara kandungnya yang baru, yang mengancam peranan tunggalnya dalam perhatian orang tua. Dalam beberaoa kasus, perilaku regresi! tertentu seperti enuresis *mengompol+ atau menyedot ibu "ari dapat ter"adi. Pada umumnya, anak yang tertua merupakan yang paling berkuasa. Anak tengah biasanya mendapatkan perhatian yang paling kecil di dalam keluarga dan dapat mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang kuat sebagai kompensasi. Anak yang paling kecil mungkin mendapat perhatian yang terlalu banyak dan diman"a.
?. Peran Keluarga dalam awancara Psikiatrik awancara dengan anggota keluarga pasien dapat berman!aat dan mungkin penuh dengan kesulitan. 'ebagai contoh, pasangan hidup mungkin sangat teridenti!ikasi dengan pasien sehingga kecemasan melanda kemampuan pasangan untuk memberikan in!ormasi yang berhubungan. Anggota keluarga
<
mungkin tidak menyadari bahwa "enis in!ormasi tertentu paling baik diberikan oleh seseorang pengawas dan "enis in!ormasi lainnya mungkin didapatkan hanya dari pasien/ sebagai contoh, anggota keluarga mungkin mampu untuk menggambarkan aktivitas sosial pasien, tetapi hanya pasien yang dapat menggambarkan apa yang ia pikir dan rasakan. Dokter psikiatrik harus sangat peka dalam berdiskusi dengan keluarga pasien/ "ika diskusi tersebut tidak ditangani dengan tepat oleh dokter psikiatrik, hubungan antara pasien dan dokter dapat rusak. awancara dengan anggota keluarga dapat dipandang dari berbagai sudut pandangan. >ika tu"uan dokter adalah untuk mendiagnosis suatu gangguanm semakin banyak !akta yang diberikan pada dokter, semakin mudah untuk menyusun diagnosis, prognosis, dan pengobatan. Tetapi, dari pandangan dinamika dan analitis, "ika dokter melihat masalah pasien sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan tokoh penting di dalam kehidupannya, kenyataan eksternal adalah kurang penting daripada persepsi pasien sendiri. Pada umumnya, semakin serius keadaan pasien saat datang *sebagai contoh, gangguan depresi berat, ide bunuh diri, atau psikosis+, semakin mungkin dan kemungkinan lebih tepat bagi dokter psikiatrik berhadapan dengan anggota keluarga. 'atu aspek paling penting yang berhubungan dengan berbicara dengan anggota keluarga harus dilakukan secara rahasia. Akhirnya, dokter harus bela"ar untuk mendapatkan in!ormasi dan menawarkan harapan kepada anggota keluarga tanpa mengungkapkan in!ormasi tentang pasien yang mana pasien tidak ingin untuk diungkapkan. 2engkhianati suatu kepercayaan dapat membuat pengobatan pasien men"adi tidak mungkin. Tetapi, "ika masalahnya adalah tentang ide bunuh diri atau membunuh, pasien harus mengerti bahwa in!ormasi tersebut tidak dapat seluruhnya dirahasiakan, untuk perlindungan pasien dan orang lain.
. Keluarga yang Berpotensi 2enimbulkan ?angguan >iwa Keluarga-keluarga dengan kondisi tertentu berpotensi untuk memilki anggota gangguan "iwa. 'ehingga dalam berkeluarga perlu mencari ilmu untuk menentukan strategi yang diterapkan dalam mencapai visi atau tu"uan keluarga. Potensi-potensi tersebut adalah $ . Tidak ada nilai agama di rumah tangga %. rang tua pengangguran atau tidak ada penaggung "awab ekonomi &. Kemiskinan ). Ada anggota yang melakukan Kriminalitas 6. Kekerasan di rumah tangga 7. :ingkungan yang buruk 8. 'ering ada pertengkaran 9. Tidak ada komunikasi ;. salah satu anggota
4. Peran Keluarga pada Pasien ?angguan >iwa Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien dan merupakan 5perawat utama3 bagi klien. Keluarga berperan dalam menentukan cara atau asuhan yang diperlukan klien di rumah. Pentingnya peran serta keluarga dalam klien gangguan "iwa dapat dipandang dari berbagai segi. Pertama, keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya. Keluarga merupakan 5institusi3 pendidikan utama bagi individu untuk bela"ar dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap dan perilaku. 4ndividu mengu"i coba perilakunya di dalam keluarga, dan umpan balik keluarga mempengaruhi individu dalam mengadopsi perilaku tertentu. 'emua ini merupakan persiapan individu untuk berperan di masyarakat. >ika keluarga dipandang sebagai suatu sistem maka gangguan yang ter"adi pada salah satu anggota merupakan dapat mempengaruhi seluruh sistem, sebaliknya dis!ungsi keluarga merupakan salah satu penyebab gangguan pada anggota.
%
Bila ayah sakit maka akan mempengaruhi perilaku anak, dan istrinya, termasuk keluarga lainnya. Beberapa hal yang harus dipahami keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan "iwa adalah gangguan "iwa yang berlangsung dalam "angka waktu yang lama dapat menimbulkan dampak pada $ . Aktivitas hidup sehari-hari *AD:+. Penderita dengan gangguan "iwa kronis tidak mampu melakukan !ungsi dasar secara mandiri, misalnya pada aktivitas kebersihan diri, penampilan dan sosialisasi. Penderita seperti ini banyak yang ditolak oleh keluarga dan masyarakat. leh karena itu penderita perlu diingatkan danatau dibantu dalam perawatan diri untuk mempela"ari dan mengembangkan ketrampilan hidup sehari-hari. %. 'umber koping. Pengucilan penderita dari lingkungan, kurangnya dukungan keluarga, dan gangguan
!ungsi
dari
penderita
dapat
menyebabkan
kurangnya
kesempatan menyelesaikan masalah dengan tepat dalam menghadapi stres dalam kehidupannya. al ini dapat menyebabkan penderita mudah kambuh dan masuk ke rumah sakit lagi. &. Kebutuhan pengobatan yang lama. 'ebagian penderita gangguan "iwa tidak lepas dari obat untuk membantu men"aga keseimbangan dalam tubuhnya. Banyak di antara mereka yang bosan sehingga putus obat yang akhirnya menurun kondisinya setelah ada di rumah. Keluarga perlu memberi dukungan dan perhatian dalam keteraturan kontrol penderita ke rumah sakit, serta memastikan obat rutin diminum sesuai an"uran dokter. ). arga diri rendah. Penderita gangguan "iwa mempunyai harga diri rendah, khususnya dalam hal identitas dan perilaku. Penderita menganggap dirinya tidak mampu untuk mengatasi kekurangannya, tidak ingin melakukan sesuatu untuk menghindari kegagalan *takut gagal+, dan tidak berani mencapai sukses.
&
Dukungan keluarga sangat diperlukan untuk penderita gangguan "iwa saat di rumah, sehingga penderita merasa dirinya sebagai bagian dari keluarga yang tidak dapat dipisahkan. 6. 2otivasi. Penderita gangguan "iwa mempunyai pengalaman gagal yang berulang. Dia tidak dapat memenuhi harapannya sendiri maupun harapan teman, keluarga, ataupun masyarakat. Dia menganggap suatu pengalaman baru sebagai sumber kegagalan, bukan kesempatan untuk sukses. Keadaan ini tidak memotivasi penderita untuk mencoba pengalaman baru dan membuat kondisi penderita semakin menurun. 'ituasi ini akan bertambah berat "ika lingkungan mengucilkan penderita, misalnya dengan mengatakan$ 5Dia pasti tidak bisa melakukannya.3. 7. Kekuatan. Kekuatan adalah kemampuan, ketrampilan, atau kesenangan yang dimiliki dan pernah digunakan penderita pada waktu yang lalu. Kekuatan yang pernah dimiliki perlu distimulasi kembali untuk meningkatkan !ungsi optimal penderita. 8. ubungan interpersonalkomunikasi. Penderita yang lama dirawat di rumah sakit "iwa digambarkan sebagai individu yang apatis, menarik diri, terisolasi dari teman-teman dan keluarga,
serta
memiliki
kemampuan
komunikasi
yang
minimal.
Komunikasi keluarga yang tidak tepat dapat memunculkan stres penderita gangguan "iwa yang akhirnya menurunkan kondisi dan dapat kambuh lagi. Keluarga perlu mengetahui hal-hal yang dapat dilakukan dalam berinteraksi dengan penderita, sehingga penderita dapat meningkat kondisinya dan merasa dirinya berharga, dan meningkatkan kepercayaan dirinya. al ini dapat dilakukan dengan penerapan komunikasi terapeutik.
)
>. Family Conseling$%herapy Family Conseling$%herapy merupakan suatu proses interakti! yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostasis, sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman. 2asalah keluarga merupakan ge"ala interpersonal. Kondisi emosi salah satu anggota keluarga berpengaruh pada setiap anggota yang lain. Bila satu anggota keluarga merasa tidak nyaman, maka hal ini akan mempengaruhi anggota lainnya. Kondisi keluarga dapat dianalogikan dengan kondisi individu dalam keadaan homeostasis. >adi dalam konselingterapi, keadaan homeostasis struktur keluarga ini, anak-anak merupakan emotional product dari orang tua. eakland membuat hipotesa bahwa seseorang yang mengalami gangguan perilaku berat merupakan korban dari pesan-pesan ketidakrukunan satu pihak dengan pihak lain dalam keluarga. 2inuchin men"elaskan tentang 5Triad yang kaku3, yaitu meliputi $ . 5detouring 3, dimana orang-orang yang lebih dewasa menyerang atau overproteksi terhadap anak %. 5koalisi orang tua 0anak3, dimana salah satu orang tua dan anak bersekutu untuk melawan orang tua yang lain &. 5triangulasi3, dimana anggota *biasanya anak+ berada dalam koalisi yang tertutup dengan dua anggota lain yang sedang mengalami kon!lik. 4mbercoopersmith menyatakan bahwa Family Conselor$%herapist harus memliki kemampuan menganalisa bagaimana pola triad di dalam keluarga, melakukan intervensi yang e!ekti! bagi pola triad dengan memberikan tugas-tugas, dan menghindari hubungan yang kurang baik antara hubungan triad para anggota keluarga dengan pro!essional. Keluarga dipandang sebagai satu unit !ungsi, sehingga diperlukan pula sebagai satu kesatuan. Bila ada salah satu anggota keluarga yang menun"ukkan masalah yang amat menon"ol, maka ini dianggap sebagai ge"ala dari sakitnya kelurga. >adi, yang terutama diperhatikan adalah 5hubungan3 di antara anggota keluarga. Apa yang diinterpretasi adalah suasana yang diciptakan oleh relasi keluarga itu dan bukannya ge"ala-ge"ala yang muncul.
6
2eskipun masalah klien bukan karena dis!ungsi dalam keluarga, keluarga dapat men"adi sumber yang penting dalam proses konselingterapi. >adi, konselorterapist berusaha memberi gambaran mengenai dukungan dan dorongan anggota keluarga "ika individu berusaha untuk keluar dari permasalahan melalui proses konselingterapi ini. al ini dapat dilakukan dengan bantuan seluruh anggota keluarga. >ika konselorterapist melakukan intervensi terhadap keluarga atau pasangan, seluruh anggota keluarga hendaknya terlibat bersama. al ini disebu Con&oint Conseling$%herapy, karena seluruh keluarga dilihat sebagai kelompok tunggal. >adi, permasalahan tidak hanya didiskusikan dengan satu atau dua anggota keluarga sa"a. Konselingterapi ini memliki keuntungan membawa seluruh anggota keluarga secara langsung dalam proses terapi. al ini memungkinkan adanya kesepakatan
untuk
beker"asama
untuk
perubahan
dan
memperkecil
kemungkinan anggota keluarga yang lain memberikan bimbingan yang berbeda. Family Conseling$%herapy merupakan satu bentuk intervensi yang ditu"ukan bagi penyelesaian masalah keluarga. Cang diobservasi adalah bagaimana para anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. leh karena itu, terdapat beberapa hal yang men"adi !okus dari Famili Conseling$%herapy, yaitu $ . 2engubah sekuen perilaku diantara anggota keluarga %. 2emberanikan anggota keluarga untuk berpendapat beda dari yang lain &. 2engusulkan beberapa alliance *persekutuan atau perserikatan+ dan melemahkan beberapa yang lain. >adi, !okus dari @amily (onselingTherapy lebih pada outcome dan perubahan, bukan pada metodenya itu sendiri. =kuran dari keberhasilan konselingterapi adalah bila ada perubahan dalam konstruksi keluarga.
7
K. Peran Keluarga pada Pencegahan Kekambuhan Pasien ?angguan >iwa #mpat !aktor penyebab klien kambuh dan perlu dirawat di rumah sakit $ . Klien $ 'udah umum diketahui bahwa klien yang gagal memakan obat secara teratur mempunyai kecenderungan untuk kambuh. Berdasarkan hasil penelitian menun"ukkan %6 sampai 6< klien yang pulang dari rumah sakit tidak memakan obat secara teratur. %. Dokter *pemberi resep+ $ 2akan obat yang teratur dapat mengurangi kambuh, namun pemakaian obat neuroleptic yang lama dapat menimbulkan e!ek samping %ardive 'isinesia yang dapat mengganggu hubungan sosial seperti gerakan yang tidak terkontrol. &. Penanggung "awab klien$ 'etelah klien pulang ke rumah maka perawat puskesmas tetap bertanggung "awab atas program adaptasi klien di rumah. ). Keluarga $ Berdasarkan penelitian di 4nggris dan Amerika keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi *bermusuhan, mengkritik, tidak ramah, banyak menekan dan menyalahkan+, hasilnya 68 kembali dirawat dari keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi dan 8 kembali dirawat dari keluarga dengan ekspresi emosi keluarga yang rendah. 'elain itu klien "uga mudah dipengaruhi oleh stress yang menyenangkan *naik pangkat, menikah+ maupun yang menyedihkan *kematiankecelakaan+. Dengan terapi keluarga klien dan keluarga dapat mengatasi dan mengurangi stress.(ara terpai bisanya $ 2engumpulkan semua anggota keluarga dan memberi kesempatan menyampaikan
perasaan-perasaannya.
2emberi
kesempatan
untuk
menambah ilmu dan wawasan baru kepda klien ganguan "iwa, mem!asilitasi untuk hi"rah menemukan situasi dan pengalaman baru. Beberapa ge"ala kambuh yang perlu diidenti!ikasi oleh klien dan keluarganya yaitu $ . 2en"adi ragu-ragu dan serba takut *1ervous+ %. Tidak na!su makan &. 'ukar konsentrasi ). 'ulit tidur
8
6. Depresi 7. Tidak ada minat 8. 2enarik diri =paya
yang
dapat dilakukan
oleh keluarga untuk mencegah
kekambuhan pada pasien gangguan "iwa adalah sebagai berikut $ . 2emberikan perhatian dan rasa kasih sayang dan penghargaan sosial kepada pasien. %. 2engawasi kepatuhan pasien dalam minum obat. Alasan penderita gangguan "iwa harus minum obat secara teratur$ a. =ntuk memacu atau mengahambat !ungsi mental yang terganggu b. 2emperbaiki kondisi pasien. &. Kiat pada pasien yang menolak minum obat$ a. Buat kesepakatan dengan penderita *membuat "adwal minum obat+ b. 2en"elaskan man!aat pengobatan bagi pasien, serta akibat "ika lupa atau menolak minum obat c. 2odi!ikasi pemberian obat, bersama sama saat makan buah atau dicampur dengan makanan. d. Berikan pu"ian langsung pada pasien saat mempunyai keinginan sendiri untuk minum obat ). Bantu pasien untuk selalu berinteraksi dengan lingkungan 6. Beri kegiatan yang positi! untuk mengisi waktu pasien dirumah. 7. >angan biarkan pasien menyendiri, libatkan dalam kegiatan sehari-hari. 8. 2emberikan pu"ian "ika pasien melakukan hal yang positi!. 9.
>angan mengkritik pasien "ika pasien melakukan kesalahan.
;. 2en"auhkan pasien dari pengalaman atau keadaan yang menyebabkan penderita merasa tidak berdaya dan tidak berarti <. 2embawa pasien untuk kontrol rutin kepelayanan kesehatan
9
DAFTAR PUSTAKA
>uliansyah. %<<. Peran Keluarga 2enangani ?angguan >iwa. Dalam
Pontianak Post. %& @ebruari %<<. Kaplan, arold 4 dan Ben"amin >. 'adock, 2.D. %<<. 'inopsis Psikiatri >ilid . Tangerang$ Binarupa Aksara Publisher. 2aramis, illy @ dan Albert A.2. %<<;. (atatan 4lmu Kedokteran >iwa #disi %. 'urabaya$ Airlangga =niversity Press. asnida. %<<%. @amily (ounseling. *; @ebruari %<+. Diunduh dari $http$med. unhas.ac.idmeuindeE%.phpF optionGcomHdocmanItaskGdocHviewIgidG%;I4temidG%7m. Cosep, 4yus. %<<8. 2encegah ?angguan >iwa 2ulai dari Keluarga Kita. 2 akalah
disampaikan pada $ 'eminar 'ehari Tentang Kesehatan >iwa 2asyarakat Di Balai Desa Kadaka"aya Kecamatan Tan"ungsari Kabupaten 'umedang. < >anuari %<<8.
;