KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Peran Sistem Informasi Manajemen dalam Perusahaan”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1.
Orang tua yang telah membantu dalam hal moril maupun materiil.
2.
Dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang telah memberikan tugas ini agar penulis lebih mengerti dan mengetahui tentang kegiatan ekspor dan impor.
3.
Teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis berharap semoga Tuhan memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat juga menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Dalam penyelesaian makalah ini, penulis merasa bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis berharap semua pihak bisa memberikan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik ke depannya.
Samarinda, 12 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR…………………………………………………....
1
DAFTAR ISI……………………………………………………………...
3
PENDAHULUAN………………………………………...
4
BAB I
1.1 Latar Belakang……………………………………….... 4 1.2 Rumusan Masalah……………………………………... 5 1.3 Tujuan Penulisan…………………………………….... 6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA……………………………….....
8
2.1 Sistem Informasi…......….……………………………. 8 2.2 Sistem Informasi Manajemen…………….…………… 10 2.3 Perkembangan Sistem Informasi Manajemen………….11 2.4 Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen dalam Bisnis dan Industri......................................................... 13 2.5 Internetworking.............................................................. 15 BAB III
PEMBAHASAN…………………………………………... 19
3.1 Definisi dan Konsep Sistem Informasi Manajemen bagi Perusahaan……………......................................... 19 3.2 Fungsi Penerapan SIM bagi Perusahaan...........………. 21 3.3 Keunggulan Penerapan SIM bagi Perusahaan........…… 22 3.4 Peranan SIM di dalam Perusahaan....................………. 20 3.5 Kendala Penerapan SIM bagi Perusahaan....................... 25 BAB IV
PENUTUPAN………………………...………………..…
27
4.1 Simpulan……………………………………………….. 27 4.2 Saran…………………………………………………… 28 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 29
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Informasi merupakan suatu hal yang penting bagi setiap orang, organisasi maupun perusahaan. Karena dengan adanya informasi, kita bisa memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai hal apapun yang ada saat ini. Namun, agar informasi itu dapat diterima dan disampaikan dengan baik, maka seseorang harus mengetahui bagaimana cara penyampaian informasi tersebut melalui sistem informasi. Lebih tepatnya lagi yaitu sistem informasi manajemen. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi saat ini, dimana segala kegiatan dalam kehidupan sehari-hari akan berbasis komputer. Maka dalam suatu instansi, komputer merupakan bahan kebutuhan dalam menciptakan dan memperoleh serta memproses suatu sistem informasi yang setiap saat selalu berkembang. Oleh karena itu, setiap orang harus mampu berupaya mengikuti arus informasi yang berkembang di dunia teknologi ini. Dalam lingkup bisnis, Sistem Informasi Manajemen (SIM) mempunyai arti sebagai penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.
Apabila
sistem
informasi
manajemen
dirancang
dan
dilaksanakan dengan baik, maka akan banyak manfaat yang bisa diperoleh
manajemen perusahaan, seperti mempermudah manajemen dan membantu serta menunjang proses pengambilan keputusan manajemen. Di samping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah banyaknya informasi yang tidak bermanfaat di dalam sistem informasi tersebut. Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan : semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu. Komputer bermanfaat untuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi menajemen melaksanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem pengolahan data. Maksudnya adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dipaparkan pada makalah ini : 1. Apa definisi dan konsep dari Sistem Informasi Manajemen bagi perusahaan ? 2. Apakah fungsi dari penerapan Sistem Informasi Manajemen bagi perusahaan ?
3. Apakah keunggulan perusahaan yang menerapkan Sistem Informasi Manajemen
dengan
yang
tidak
menerapkan
Sistem
Informasi
Manajemen ? 4. Bagaimanakah peranan Sistem Informasi Manajemen di dalam perusahaan ? 5. Apa saja kendala dari penerapan Sistem Informasi Manajemen di perusahaan ? 6. Apakah alasan yang menjadi penyebab gagalnya perusahaan mengelola Sistem Informasi Manajemennya sendiri ?
1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dipaparkan pada makalah ini 1. Memaparkan definisi dan konsep dari Sistem Informasi Manajemen bagi perusahaan. 2. Memaparkan fungsi dari penerapan Sistem Informasi Manajemen bagi perusahaan. 3. Menjelaskan
keunggulan
perusahaan
yang
menerapkan
Sistem
Informasi Manajemen dengan yang tidak menerapkan Sistem Informasi Manajemen. 4. Menjelaskan peranan Sistem Informasi Manajemen bagi perusahaan. 5. Memaparkan kendala penerapan Sistem Informasi Manajemen di dalam perusahaan.
6. Menjelaskan alasan yang menjadi penyebab gagalnya perusahaan mengelola Sistem Informasi Manajemennya sendiri.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan (O’Brien dan Marakas 2009). Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa (Sutono, 2007). Sistem informasi adalah kombinasi dari manusia , hardware, software, jaringan komunikasi, sumber-sumber data, prosedur dan kebijakan
yang
terorganisasi
dengan
baik
yang
dapat
menyimpan,
mengadakan lagi, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi dalam suatu organisasi (O’Brien dan Marakas 2009). Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta-fakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat langsung digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus diolah terlebih
dahulu agar dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan (input ), pemrosesan ( processing ), dan keluaran (output ). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru. Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk mengonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti. Sedangkan keluaran dimaksudkan untuk men-transfer informasi yang diproses
kepada
pihak-pihak
atau
aktivitas
aktivitas
yang
akan
menggunakannya. Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik ( feedback ), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di ta hap input berikutnya (Sutono, 2007). Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumbersumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan
taktis
dan
pengambilan
keputusan
untuk
pengendalian
manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu ( integrated ) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan
pengambilan
keputusan
dalam
sebuah
organisasi.
Sistem
ini
menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.
2.2 Sistem Informasi Manajemen Menurut O’Brien dan Marakas (2009), tujuan dari sistem informasi manajemen adalah menyediakan informasi yang digunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen; menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan; menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).
2.3 Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya komputer. Sebelum pertengahan abad ke-20, pada masa itu masih digunakan kartu punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Namun demikian, para pengguna – khususnya di lingkungan perusahaan- masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi akuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan data elektronik (PDE). Pada tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang menggunakan silicon
chip circuitry dengan kemampuan
pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasi komputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sistem informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputer adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika itu mulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengisi kesenjangan akan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen. Konsep Sistem Informasi Manajemen ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa perusahaan dan institusi pemerintah dengan skala besar seperti Departemen Keuangan, khususnya untuk menangani pengelolaan anggaran, pembiayaan dan penerimaan negara. Namun demikian, para pengguna yang mencoba SIM pada tahap awal menyadari bahwa penghalang terbesar justru datang dari para lapisan manajemen tingkat menengah hingga manajemen tingkat atas.
Perkembangan konsep ini masih belum mulus dan banyak organisasi mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan, misalnya :
kekurangpahaman para pemakai tentang komputer,
kekurangpahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen,
relatif mahalnya harga perangkat komputer, serta
terlalu
berambisinya
membangun
sistem
para
pengguna
informasi
secara
yang
terlalu
lengkap
yakin
dapat
sehingga
dapat
mendukung semua lapisan manajer. Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keen dari Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsep baru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan ( Decision Support Systems DSS). DSS adalah sistem yang menghasilkan informasi yang ditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan atau keputusan yang harus dibuat oleh manajer. Perkembangan yang lain adalah munculnya aplikasi lain, yaitu Otomatisasi Kantor (office automation - OA), yang memberikan fasilitas untuk meningkatkan komunikasi dan produktivitas para manajer dan staf kantor melalui penggunaan peralatan elektronik. Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan nama Artificial Intelligence (AI), sebuah konsep dengan ide bahwa komputer bisa diprogram untuk melakukan proses lojik menyerupai otak manusia. Suatu jenis dari AI
yang banyak mendapat perhatian adalah ExpertSystems (ES), yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi sebagai spesialis dalam area tertentu. Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AI merupakan aplikasi pemrosesan informasi dengan menggunakan komputer dan bertujuan menyediakan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (Sutono, 2007).
2.4 Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam Bisnis dan Industri Internet dan teknologi lainnya yang terhubung serta aplikasi-aplikasin ya telah mengubah cara operasi bisnis dan cara orang bekerja, sebaik bagaimana sistem informasi mendukung proses bisnis, pengambilan keputusan, dan keuntungan kompetitif. Sehingga saat ini banyak bisnis menggunakan teknologi internet untuk penggunaan website yang memungkinkan mereka dapat menjalankan proses bisnisnya dan membuat aplikasi e-bisnis yang inovatif (O’Brien dan Marakas 2009). E-bisnis didefinisikan sebagai penggunaan teknologi internet untuk bekerja
dan
menguasai
proses
bisnis,
e-commerce,
dan
enterprise
collaboration antara sebuah perusahaan dengan konsumennya, suplier, dan stakeholder bisnis lainnya. Hakikat dari e-bisnis dapat disederhanakan sebagai sebuah pertukaran nilai secara online. Semua pertukaran online informasi, uang, sumber daya, jasa, atau kombinasi dari semuanya berada di bawah payung e-bisnis. Perusahaan-perusahaan bergantung pada aplikasi e-
bisnis untuk : (1) memperbaharui proses bisnis internal, (2) implementasi sistem e-commerce dengan konsumen dan suplier mereka, dan (3) mempromosikan enterprise collaboration antara tim bisnis dan tim kerja. Enterprise collaboration system melibatkan penggunaan software untuk mendukung komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi antara anggota tim network dan tim kerja. Sebuah bisnis mungkin menggunakan intranet, internet, ekstranet, dan network lainnya untuk mengimplemtasikan beberapa sistem. Sebagai contoh, karyawan dan konsultan eksternal mungkin berasal dari sebuah virtual team yang mengunakan intranet perusahaan dan internet untuk e-mail, video conference, e-discussion groups, dan halaman web dari work-in-progress information untuk menggabungkan dalam proyek bisnis. E-commerce konsumen,
adalah
kegiatan-kegiatan
manufaktur, service
bisnis
providers dan
yang
menyangkut
pedagang
perantara
(intermediaries) dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer ( computer networks) yaitu internet. E-commerce atau bisa disebut perdagangan elektronik
atau
e-dagang
adalah
penyebaran,
pembelian,
penjualan,
pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya yang melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. O’Brien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa e -commerce adalah menjual, membeli, memasarkan dan memberikan pelayanan pada produk, jasa, dan informasi pada network komputer yang bermacam-macam. Saat ini,
banyak bisnis yang menggunakan internet, ekstranet, intranet, dan network lainnya untuk mendukung setiap tahap proses komersial, termasuk semua bentuk promosi, penjualan, dan customer support dalam setiap World Wide Web untuk keamanan internet dan mekanisme pembayaran yang meyakinkan proses pengiriman dan pemabyaran. Sebagai contoh, sistem e-commerce termasuk website internet untuk penjualan online, akses ekstranet untuk database inventori oleh konsumen besar, dan penggunaan intranet perusahaan oleh penjualan untuk mengakses
record konsumen untuk
customer
relationship management.
2.5 Internetworking Internetworking adalah suatu bentuk hubungan kerja sama yang terjalin dengan menggunakan sarana teknologi informasi yaitu jaringan kerja komputer (computer network) berbentuk internet, ekstranet dan intranet. O’Brien dan Marakas (2009) menjelaskan bahwa bentuk hubungan kerja sama yang terjalin pada internetworking adalah dengan menggunakan sarana teknologi informasi yaitu jaringan kerja komputer (computer network ) berbentuk intranet, ekstranet dan internet. Intranet adalah jaringan komputer yang penggunaannya sangat terbatas hanya untuk pihak-pihak tertentu dalam perusahaan. Jaringan ini memungkinkan karyawan dalam suatu perusahaan dapat saling berkomunikasi, berbagi informasi, bekerja sama dan melakukan aktivitas lainnya yang dapat mendukung proses bisnis. Keseluruhan
implementasi jaringan tersebut merupakan bentuk kerja sama perusahaan, baik di dalam perusahaan maupun dengan perusahaan lainnya. Sedangkan ekstranet adalah jaringan yang memanfaatkan teknologi internet, yang hanya sebatas menghubungkan perusahaan dengan pemasok, pelanggan dan mitra bisnis dari perusahaan tersebut. Jadi, ekstranet memungkinkan mitra bisnis suatu perusahaan untuk mengakses situs web intranet tertentu dan database perusahaan. Internet adalah suatu jaringan komputer yang terhubung satu sama lain, yang dapat menjangkau ke seluruh dunia (Seminar, 2004). Perusahaan biasanya memanfaatkan jaringan ini untuk pemasaran, penjualan dan semua aplikasi yang berhubungan dengan pelanggan. Aplikasi yang paling sering digunakan adalah situs website. Nugroho (2004) berpendapat, website merupakan sekumpulan halaman (webpages), yang dimulai dengan halaman depan (homepage), yang memberikan berbagai informasi, iklan dan program interaksi. Menurut internetworking
O’Brien
dan
perusahaan
Marakas sebagai
(2009),
dengan
internetworked
menggunakan
enterprises dapat
memperoleh bussines value antara lain:
Mengatasi hambatan geografis yaitu dengan menyediakan costumer service yang lebih baik dengan mempersingkat waktu dalam memenuhi permintaan konsumen. Selain itu, hal ini dapat mempercepat cashflow
sebab pembayaran sudah dilakukan secara online karena perusahaan juga melakukan kerja sama dengan perusahaan perbankan.
Mengatasi hambatan waktu karena dengan menggunakan IT yang berbasis jaringan, informasi yang dibutuhkan maupun informasi yang disampaikan dari perusahaan kepada pihak-pihak terkait dapat dilakukan pada saat itu juga dalam hitungan detik.
Mengatasi hambatan biaya, kolaborasi antara perusahaan dengan bussines partner (customer dan supplier) serta para pekerja dapat dilakukan dengan lebih efisien dengan menggunakan intranet, ekstranet dan internet. Karena komunikasi yang terjalin baik dengan bussines partner ataupun dengan para pekerja berlangsung secara interaktif maka kualitas bisnis dan pelayanan yang dihasilkan dapat lebih baik. Pada akhirnya mampu menarik konsumen-konsumen baru karena pemasaran yang diterapkan sudah berbasis web yang dapat diakses secara global.
Mengatasi hambatan struktural, yaitu dengan mendukung linkages untuk mecapai keunggulan yang kompetitif. Dengan adanya bisnis yang berbasis e-commerce website maka pelaksanaan transaksi terhadap supplier dan customer dapat dilakukan perusahaan dengan lebih fleksibel. Selain itu, secara tidak langsung perusahaan juga dapat membantu menumbuhkan kesetiaan customer dan supplier melalui peningkatan pelayanan yang berbasis web tersebut. Sebagai contoh baik supplier, customer ataupun pekerja sekalipun dapat dengan mudah menyampaikan saran maupun keluhan-keluhan demi peningkatan
kenyamanan pelayanan, dengan menghiraukan jabatan struktural dan organisasi. Hilangnya hambatan struktural ini dapat membantu terbentuknya pasar baru dan jaringan distribusi yang lebih luas.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Definisi dan Konsep Sistem Informasi Manajemen bagi Perusahaan Definisi dari Sistem Informasi Manajemen bagi perusahaan adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sedangkan dari sudut pandang konsep, ada pendapat dari beberapa ahli :
Robert G. Murdick & Joel E Ross Proses komunikasi dimana input dan output yang direkam, disimpan dan diproses untuk pengambilan keputusan, mengenai perancangan, pengoperasian dan pengendalian.
Gordon B Davis Sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menghasilkan informasi guna mendukung operasi manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Dari definisi diatas dapat diuraikan lebih lanjut bahwa: 1. Sistem Informasi Manajemen memiliki sub-sistem informasi. Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem, dimana sub-
sistem tersebut mendukung tercapainya sasaran Sistem Informasi Manajemen dan organisasi sebagian dari sub-sistem berperan hanya dalam satu kegiatan atau lapisan manajemen, sementara yang lainya berperan ganda. 2. Sistem Informasi Manajemen dikoordinasikan secara terpusat untuk menjamin bahwa data yang diproses dapat dioperasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk menjamin bahwa informasi melewati dan menuju sub-sistem yang diperlukan, serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien. 3. Sistem Informasi Manajemen mentransformasikan data ke dalam informasi. Apabila data diolah dan berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi informasi. 4. Sistem Informasi Manajemen sesuai dengan gaya manajer Sistem Informasi Manajemen dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari personil yang akan menggunakannya. Apabila para perancang sistem akan mengembangkan Sistem Informasi Manajemen, hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak efektif. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem informasi Manajemen (SIM) adalah serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas
yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
3.2 Fungsi Penerapan SIM bagi Perusahaan Fungsi umum penerapan Sistem Informasi Manajemen di dalam perusahaan, antara lain,
Mendukung Operasi Bisnis Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistem informasi menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan sistem informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi ke berbagai fungsi bisnis menjadi kritis/penting.
Mendukung Pengambilan Keputusan Manajerial Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manajer menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi
yang
sama
dapat
membantu
para
manajer
mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.
Mendukung keunggulan strategis perusahaan
Sistem informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran strategis perusahaan dapat menciptakan keunggulan bersaing di pasar.
Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
3.3 Keunggulan Penerapan SIM bagi Perusahaan Bagi perusahaan Sistem Informasi Manajemen(SIM) dapat membuat perusahaan untuk : 1. Meningkatkan Efisiensi Operasional Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya low-cost leadership. Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in)
konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka. 2. Memperkenalkan Inovasi dalam Bisnis Penggunaan ATM (automated teller machine) dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung beberapa tahun. Penekanan
utama
dalam
sistem
informasi
strategis
adalah
membangun biaya pertukaran ( switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang
bagus
dari
terkomputerisasi
hal
yang
ini
adalah
ditawarkan
sistem kepada
reservasi agen
penerbangan
perjalanan
oleh
perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan segan untuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain. 3. Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis Teknologi sistem informasi membuat perusahaan menjadi mampu untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras
dan
perangkat lunak,
mengembangkan jaringan
telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis ( strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen.
Keunggulan perusahaan yang menerapkan sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia informasi, atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat berfungsi untuk menolong end user manajerial membangun senjata yang menggunakan teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari persaingan yang ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi strategis menyajikan end users manajerial dengan tantangan manajerial yang besar
3.4 Peranan SIM di dalam perusahaan Sistem Informasi Manajemen di dalam perusahaan biasanya berperan untuk menunjang kegiatan bisnis operasional, manajemen, keunggulan strategi kompetitif organisasi, dan pengambilan keputusan. Selain itu, peran lainnya adalah :
1. Kerja
berdampingan
dengan
para
eksekutif
perusahaan
untuk
memperoleh penjelasan mengenai pengaruh yang mungkin saja terjadi pada sistem informasi dunia dalam strategi bisnis global. 2. Memahami masing-masing unit usaha dalam strategi bisnis global. 3. Menentukan siasat sistem informasi dunia yang tepat untuk masingmasing unit strategi. 4. Mengenali pentingnya aplikasi untuk mencapai masing-masing siasat sistem informasi dunia dan memprioritaskan penerapannya. 5. Menetapakan tanggung jawab untuk menerapkan aplikasi
3.5 Kendala Penerapan SIM bagi Perusahaan Tentu penerapan Sistem Informasi Manajemen bagi perusahaan tidak selalu berjalan lancar, biasanya kegagalan tersebut karena : 1. Pengorganisasian perusahaan yang kurang wajar 2. Kurangnya perencanaan yang memadai 3. Kurangnya personil yang handal 4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat. Kegagalan sistem infomasi perusahaan tersebut mencakup proyek yang ditinggalkan sebelum penerapan atau diterapkan begitu gagal sehingga perusahaan kembali ke sistem infomasi yang dahulu. Ini merupakan biaya yang buruk karena perusahaan umumnya telah menginvestasikan jutaan dolar
dan banyak jam kerja dalam proyek SIM perusahaan. Namun, kegagalan sistem informasi perusahaan tidak berarti bahwa perusahaan menyerah sepenuhnya. Perusahaan tersebut dapat mencoba lagi . Perusahaan dapat meminimalkan kemungkinan kegagalan Sistem Informasi Manajemen perusahaan dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengerti kerumitan organisasi. 2. Mengenali proses yang nilainya bisa menurun apabila standarisasi dipaksakan. 3. Mencapai konsensus dalam organisasi sebelum memutuskan untuk menerapkan sistem informasi perusahaan.
BAB IV PENUTUPAN
A. Simpulan Berdasarkan pemaparan dan penjelasan di atas, dirumuskan simpulan makalah ini : 1. Definisi dan konsep Sistem Informasi Manajemen bagi perusahaan adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. 2. Fungsi dari penerapan Sistem Informasi Manajemen di perusahaan antara lain seperti mendukung operasi bisnis, mendukung pengambilan keputusan manajerial, mendukung keunggulan strategis perusahaan, menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, menyediakan
informasi
yang
pengendalian,
pengevaluasian,
dipergunakan dan
perbaikan
dalam
perencanaan,
berkelanjutan
dan
menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. 3. Keunggulan perusahaan yang menerapkan Sistem Informasi Manajemen antara lain : meningkatkan efisiensi operasional, memperkenalkan inovasi dalam bisnis dan membangun sumber-sumber informasi strategis.
4. Peranan
Sistem Informasi Manajemen bagi perusahaan biasanya
berperan untuk menunjang kegiatan bisnis operasional, manajemen, keunggulan strategi kompetitif organisasi, serta pengambilan keputusan dan peran lainnya. 5. Kendala penerapan Sistem Informasi Manajemen di perusahaan biasanya adalah adanya kegagalan pada sistem infomasi perusahaan tersebut yang mencakup proyek yang ditinggalkan sebelum penerapan atau diterapkan begitu gagal sehingga organisasi kembali ke sistem informasi yang dahulu.
B. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan simpulan di atas, yaitu : 1. Peranan SIM (Sistem Informasi Manajemen) dalam sebuah perusahaan sangat penting yaitu sebagai penunjang kinerja perusahaan karena sebuah perusahaan yang besar mempunyai jaringan yang sangat luas dan membutuhkan data yang cepat, akurat serta inovatif dalam kinerja dan untuk menunjang operasional sebuah perusahaan. 2. Untuk memperoleh keberhasilan dalam pengelolaan SIM di perusahaan, sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap manajemen perusahaan tersebut, guna
mengetahui
lebih
lanjut
faktor
manakah
yang
paling
mempengaruhi perkembangan SIM di perusahaan dan kemudian dicari solusi yang paling tepat untuk menanganinya.
DAFTAR PUSTAKA
E.S, Margianti dan D. Suryadi H.S. 1994. Seri Diktat Kuliah : Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Gunadarma. O’Brien & Marakas. 2009. Management Information Systems Ninth Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin. Raymond McLeod, Jr. dan Schell, George P. 2008. Sistem Informasi Manajemen edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.