BAB I PENDAHULUAN
1.1. Definisi
Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau kelompok tertentu. Pengertian prilaku organisasi menurut beberapa ahli,sebagai berikut :
Toha (2001) bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
John (1983) yang menyebutkan bahwa perilaku organisasi merupakan suatu istilah yang agak umum yang menunjukkan kepada sikap dan perilaku individu dan kelompok dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi sist ematis tentang sikap dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antar pribadi di dalam konteks organisasi.
James L. Gibson, John. M. Ivancevich, James. H. Donelly Jr. (1986) menyebutkan bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah studi tentang perilaku manusia, sikapnya dan hasil karyanya dalam lingkungan keorganisasian.
Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi.
Prof.Joe.Kelly , perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari sifatsifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan berkembang.
Drs. Adam Indrawijaya, perilakuorganisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap anggota.
Drs. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari
dinamika
organisasi
sebagai
hasil
interaksi
dari
sifat
khusus
(karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan pengaruh lingkungan. lingkungan. 1
Larry L Cummings bahwa perilaku organisasi adalah suatu cara berpikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan.
1.2.
Ruang Lingkup 1.2.1. Motivasi
Robbins (2003: 2008) memberikan pengertian motivasi sebagai suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas , arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai tujuan. 1.2.2. Kepemimpinan
Pada
umumnya
kepemimpinan
didefenisikan
sebagai
suatu
proses
mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Dari defenisi ini nampak bahwa kepemimpinan. Nawawi (2006:11) kepemimpinan dalam konteks struktural diartikan sebagai proses mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan mengarahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam konteks non struktural, kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan mengarahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan secara bersama-sama pula.
1.3.
Faktor Yang Mempengaruhi 1.3.1. Peningkatan Produktivitas
Suatu organisasi dikatakan produktif apabila tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan merubah pemasukan menjadi pengeluaran dengan biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan. 1.3.2. Kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran yang tinggi itu dapat berdampak pada keefektifan suatu organisasi. 1.3.3. Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
2
1.3.4. Peningkatan Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima.
1.4.
Dimensi Konsep 1.4.1. Dimensi Konsep
Dimensi ini mencakup ilmu pengetahuan, sosiologi, antropologi budaya, dan seluruh elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling berkaitan. 1.4.2. Dimensi Sistem
Dimensi ini mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatana secara efektif dan efisienyang dikemas dengan pendekatan matematis atau logika. 1.4.3. Dimensi Manusia
Dimensi manusia adalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu psikologi.
3
BAB II KASUS
2.1. Contoh Kasus Pertama
Dalam sebuah perusahaan, mengalami perdebatan karena perbedaan pendapat antara karyawan dengan karyawan lain, mereka mencoba memberikan argumentasi mereka, atas produk yang akan di jual oleh perusahaan. 2.2. Contoh Kasus Kedua
Manajer pabrik yang bernama Jojon, bertanggung jawab pada seluruh operasioanal pabrik mulai dari produksi, perawatan, dan pekerjaan teknik yang dilaksanakan dalam berbagai departemen. Timbul adalah supervisor yang bertanggung jawab kepada Jojon. Timbul mempunyai tiga team supervisor yang bertanggung jawab langsung kepadanya. Orang-orang ini masing-masing bertanggung jawab atas satu dari tiga shift kerja harian; pagi (jam 08.00 – 16.00), sore (jam 16.00 – 24.00), malam (jam 24.00 – 08.00). Hubungan dan kerjasama antara Timbul dengan Jojon sebagai atasannya sangat berjalan lancar, bahkan Timbul diprediksikan oleh banyak orang kelak dapat menggantikan Jojon yang mendekati usia pensiun. Selama dekade terakhir di mana Jojon menduduki jabatan sebagai manajer, produktivitas perusahaan BBM tidak ada masalah, bahkan perusahaan dikenal sebagai perusahaan yang termasyhur dan sering mendapatkan penghargaan. Selanjutnya karena Jojon pensiun, maka jabatan manajer Pabrik untuk sementara dijabat oleh Timbul sambil menunggu pemilihan manajer definitif. Produktivitas pabrik selama beberapa bulan dijabat oleh Timbul tidak terjadi masalah bahkan Timbul meningkatkan citra perusahaan kepada masyarakat.
Tiga bulan setelah Timbul menjabat, diadakan pemilihan manajer pabrik. Panitia seleksi mendapatkan 5 orang kandidat, yang salah satunya adalah Timbul, dan salah satunya lagi adalah Narji orang yang dekat dengan partai politik yang berkuasa. Setelah diadakan fit and proper test yang keabsahannya banyak disorot oleh media massa, akhirnya yang terpilih manajer pabrik baru adalah Narji.
4
Setelah menjabat, Timbul tetap dipertahankan sebagai Supervisor. Namun tanpa sepengetahuan Narji, banyak para karyawan yang tidak menyukai Narji yang dianggap orang luar, dan masih menganggap Timbul yang pantas menjadi Manajer, sehingga ada gap komunikasi antara para karyawan dengan manajer. Kenyataannya, Timbul di pabrik lebih dihormati dibandingkan dengan Narji.
5
BAB III PEMBAHASAN
Pada kasus yang pertama, kita dapat melihat bahwa terdapat konflik di perusahaan tersebut karena perbedaan pandangan. Banyak pegawai yang ingin memberikan pendapat mereka, namun apabila pendapat mereka tidak dapat tertampung dengan baik, bukan tidak mungkin akan terjadi konflik yang lebih rumit antara para pegawai yang berargumen. Karena sebagian dar mereka mengaggap pemikiran mereka tidak dihargai. Disinilah tugas seorang manajer untuk meyatukan dan menampung pendapat para pegawainya. Juga supaya agar tidak ada pegawainya yang merasa tidak dihargai karena pendapatnya tidak di dengarkan.
Pada contoh kasus yang kedua kita dapat melihat bahwa ada pegawai yang tidak dapat menerima sepenuhnya Narji sebagai manajer mereka. Alasan mereka belum atau tidak dapat menerima Narji sebagai manajer barunya dikarenakan mereka beranggapan bahwa Narji adalah sosok baru yang tiba-tiba menjadi manajer mereka. Mereka lebih nyaman dengan Timbul yang sudah dari lama bersama-sama dengan mereka dan sudah merasa ada ikatan kedekatan. Berbeda dengan Narji yang belum mempunyai chemistry apapun dengan mereka.
6
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan
Perilaku organisasi merupakan respon – respon anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi maka karateristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, penghargaan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya kelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja maupun tempat tinggal mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis.
Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan diri mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atas dukungan dalam suatu periode waktu
4.2. Saran
Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan sebuah organisasi baik itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa beradapsi dengan keadaan organisasi tersebut dan hanya mempertahankan prilaku yang baik aja sewaktu berada dalam kelompok ke dalam organisasi
7
Daftar pustaka: Tahir, Arifin. Dr.,M.Si. 2014.Buku Ajar Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish http://pangeranarti.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-perilaku-organisasi-lengkap.html http://nugi45.blog.com/tulisan-bebas-/bab-1-merangkum-perilaku-organisasi
8