MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
DISUSUN OLEH :
M.HARIS
: RRA1A114036
WITA MAYA SARI P
: RRA1A114037
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami selalu panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas rahmatnya pula kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Pada Peserta Didik”. Tidak lupa pula shalawat serta salam kami curahkan kepada Baginda Wanabiana Muhammad Saw, kepada keluarganya, kepada kerabatnya, dan kepada para sahabat-sahabatnya. Dalam pengerjaan makalah ini, kami mengakui masih banyak kekurangan disana-sini. Tidak perlu ditutup-tutupi, kami berharap segala tegur dan sapa demi perbaikan pembelajaran makalah ini disambut dengan tangan terbuka dan pastinya dengan sangat senang hati.
Jambi, APRIL 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................... Daftar isi.............................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................... 1.3 Tujuan Penulis ...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................. 2.1 Perkembangan Fisik....................................................................................................... 2.2 Perkembangan Psikomoterik......................................................................................... 2.3 Karakteristik Perkembangan Fisik dan Psikomoterik.................................................... 2.4 Sistem Endokrin........................................................................................................... 2.5 Karakter Perkembangan............................................................................................... 2.6 Analisis Praktis............................................................................................................ BAB III PENUTUP........................................................................................................................... 3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 3.2 Kritik dan Saran........................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN
Agaknya setiap orang akan mengalami perkembangan fisik atau pertumbuhan biologis. Hal tersebut merupakan salah satu aspek yang penting bagi perkembangan setiap idividu, khususnya gejala primer dalam pertumbuhan kalangan anak, remaja, dan dewasa. Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode fase4l (dalam kandungan). Adapun
Perilaku
psikomotorik
memerlukan
koordinasi
fungsional
antara
neuronmuscular sistem (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif). Terpapar jelaslah dalam segi ini, remaja seringkali dianggap sebagai kelompok yang “aneh”, karena dalam kehidupannya kelompok ini sering menganut kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berbeda atau bertentangan dengan kaidah-kaidah dan nilai yang dianut oleh orang dewasa terutama orang tuanya. Dilihat dari demensi usia dan perkembangannya, Fase bahwa kelompok ini tergolong pada kelompok “tradisional” (masa peralihan) dalam pengertian remaja merupakan fase yang bersifat sementara yaitu rentang waktu antara usia anak-anak dengan usia dewasa, sehingga 4ias dipahami bahwa pada setiap periode transisi selalu ada gejolak dan badai yang menyertai perubahan. Dan masa transisi ini pulalah yang mengakibatkan remaja setelah mengalami gejolak dalam mencari identitasnya, meskipun gejolak pada setiap remaja memiliki kuantitas dan kualitas yang berbeda.
1 1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematis tentang fungsi-fungsi fisik dan praktis. Perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan pisikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi, dan hasil dari interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan fisik dan psikomotorik. 2. Mengapa dan bagaimana perkembangan fisik dan psikomotorik pada peserta didik berpengaruh kepada penyelenggaraan pendidikan. 3. Bagaimana pengaruh perkembangan fisik dan psikomotorik terhadap tingkah anak, remaja dan dewasa 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulisan makalah ini disusun bertujuan hanya untuk mengetahui, sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian perkembangan fisik dan psikomotorik. 2. Mengetahui implikasi perkembangan fisik dan psikomotorik terhadap penyelenggaraan pendidikan. 2
BAB II PEMBAHASAN TINJAUAN TEORITIS
2.1 Perkembangan Fisik Perkembangan
fisik
atau
pertumbuhan
biologis
(biological
growth)
merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organorgan indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain), dan perubahanperubahan dalam cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu: 1. Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; 2. Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; 3. Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
3 baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; 4. Struktur
Fisik/Tubuh,
yang
meliputi
tinggi,
berat,
dan
proporsi.
Awal dari perkembangan pribadi seseorang asasnya bersifat biologis. Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normlitas dari konstitusi, struktur dan kondisi talian dengan masalah Body-Image, self-concept, selfesteem dan rasa harga dirinya. 2.2 Perkembangan Psikomotorik Perilaku
psikomotorik
memerlukan
koordinasi
fungsional
antara
neuronmuscular sistem (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif). Loree menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal harus di kuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension). Kedua
jenis
keterampilan
psikomotorik
ini
merupakan
basis
bagi
perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing) dan bekerja (working). Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah : 1. Bahwa perkembangan itu berlangsung dan yang sederhana kepada yang kompleks.
2. Dan yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements). 4 Anak belajar menjadi lelaki atau perempuan bukan hanya dari alat kelamin tapi juga dari perlakuan sekeliling pada mereka. Fase inilah konon yang berperan besar dalam menentukan identitas ini karena pengaruh kelamin mulai dirasakan secara psikologis: Anak lelaki menjadi lebih sayang pada ibu dan tidak begitu senang pada bapak sementara anak perempuan menjadi dekat bapak dan merasa disaingi ibu. Anak-anak kecil menjadi sayang guru TK-nya. 1. Pentingnya Perkembangan Psikomotorik dalam Pembelajaran Beberapa konstelasi perkembangan motorik individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut : a)
Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar bola dan memainkan alat alat mainan. b)
Dengan keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi
tidak berdaya pada bulan bulan pertama dalam kehidupanya kepada kondisi yang independen. Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang lain, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya sendiri. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri. c)
Melalui peningkatan potensi perkembangan psikomotorik anak
dapat menyesuaikan dangan lingkungan sekolah. Pada masa pra sekolah atau pada masa awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis menggambar melukis dan baris berbaris.
d)
Melalui peningkatan potensi prkembangan psikomotorik yang
normal memungkinkan anak dapat bermain dan bergaul dengan teman 5 sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat dalam bergaul dengan teman sebayanya, bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang terpinggirkan. e)
Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik sangat penting
bagi perkembangan self concept (kepribadian anak)
Faktor yang Mempengaruhi psikomotorik Anak adalah faktor pola asuh orang tu, gen dari orang tua,pengaruh lingkungan, interior ruang belajar, dan warna 1. Tahapan-tahapan Perkembangan Psikomotorik a)
Tahap Kognitif Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan gerakan yang kaku dan lambat. Hal
tersebut terjadi karena anak ataupun siswa masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan gerakanya. b)
Tahap Asosiatif Pada tahap ini seorang anak ataupun siswa membutuhkan waktu yang lebih
pendek untuk memikirkan tentang gerakanya, dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. c)
Tahap otonomi
Pada tahap ini seorang siswa telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi, proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia masih dapat memperbaiki
6 gerakan garakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi karena siswa sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan gerakan. Tehnik yang bisa digunakan untuk mengembangkan potensi psikomotorik pada peserta didik diantaranya adalah model permainan atau out bond, model meniru, model kelompok belajar dan bermain Stimulasi untuk meningkatkan potensi psikomotorik
dapat dilakukan
diantaranya dengan cara : diberikan dasar dasar ketrampilan untuk menulis dan menggambar, ketrampilan berolah raga atau menggunakan alat olah raga, gerakan geraka permainan, seperti melompat memanjat dan berlari, dan baris berbaris secara sederhana. 2.3 Karakteristik Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Karakteristik Perkembangan Fisik pada Masa Kanak-kanak (0-5 Tahun). Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan bermacam macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih basar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional. Karakteristik Perkembangan Fisik pada masa Anak (5-11 Tahun).
Perkembangan waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak-kanak, koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot otot kecil, kesehatan umum relatif tidak stabil dan mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang. 7 Karakteristik Perkembangan Fisik pada Masa Anak (8-9 Tahun). Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah, anak laki laki cenderung aktivitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistim peredaran darah masih belum kuat, koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik. Dari segi psiologi anak wanita lebih maju satu tahun dari lelaki Karakteristik Perkembangan Fisik pada Masa Anak (10-11 Tahun). Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari wanita, kenaikan tekanan darah dan metabolisme yang tajam. Wanita mulai mengalami kematangan seksual (12 tahun). Lelaki hanya 5% yang mencapai kematangan seksual.
Karakteristik Perkembangan Fisik pada Masa Remaja. Pada masa remaja perkembangan fisik yang paling menonjol terdapat pada perkembangan, kekuatan, ketahanan, dan organ seksual. Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat, pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kelenjar-kelenjar dan alat-alat kelamin) maupun tanda-tanda seksual sekunder (tumbuh payudara, haid, kumis, dan mimpi basah, dan lainnya), timbulnya hasrat seksual yang tinggi (masa pubertas). Karakteristik Perkembangan Fisik pada Masa Dewasa.
Kemampuan fisik pada masa dewasa pada setiap individu menjadi sangat bervariasi seiring dengan pertumbuhan fisik. Laki-laki cenderung lebih baik kemampuan fisiknya dan gerakannya lebih terampil. Pertumbuhan ukuran tubuh yang 8 proposianal memberikan kemampuan fisik yang kuat. Pada masa dewasa pertumbuhan mencapai titik maksimal. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik pada Masa anak. Pada masa anak perkembangan keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori: 1. Keterampilan menolong diri sendiri; Anak dapat makan, mandi, berpakaian sendiri dan lebih lebih mandiri. 2. Keterampilan menolong orang lain; Keterampilan berkaitan dengan orang lain, seperti membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan menyapu. 3. Keterampilan
sekolah;
mengembangkan
berbagai
keterampilan
yang
diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, menari, bernyanyi, dll. 4. Keterampilan bermain; anak belajar keterampilan seperti melempar dan menangkap bola, naik sepeda, dan berenang.
Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Pada Remaja. Keterampilan psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi. Pada masa ini, laki-laki mengalami perkembangan psikomotorik yang lebih pesat dibanding perempuan. Kemampuan
psikomotorik laki laki cenderung terus meningkat dalam hal kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada perempuan terhenti setelah mengalami menstruasi. Oleh karena itu, kemampuan psikomotorik laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan.
9 Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Pada Masa Dewasa. Pada usia dewasa keterampilan dalam hal tertentu masih dapat ditingkatkan. Puncak dari perkembangan psikomotorik terjadi pada masa ini. Latihan merupakan hal penentu dalam perkembangan psikomotorik. Melalui latihan yang teratur dan terprogram, keterampilan yang maksimal akan dapat ditingkatkan dan dipertahankan. Karakteristik perkembagan psikomotorik ditandai dengan peningkatan keterampilan dalam bidang tertentu. Semua sistem gerak dan koordinasi dapat berjalan dengan baik. 3.2 Implikasi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Bagi Peserta Didik Pemahaman terhadap pekembangan fisik dan psikomotorik berkaitan erat dengan perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini dapat membantu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih efektif dan efisien. 1.Implikasi Pendidikan pada Anak Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka merasa tertantang untuk melakukan hal baru. Anak-anak belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum ia mampu berpikir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Masa bermain anak merupakan masa mereka berlatih dan mempelajari segala hal. Metode pendidikan yang cocok adalah belajar sambil bermain dengan menggunakan
permainan yang menantang dan menarik bagi anak-anak serta mampu memicu munculnya kreatifitas anak. Orientasi pendidikan lebih ditekankan pada aspek sikap dengan materi yang digunakan banyak berkaitan dengan fakta yakni berkaitan dengan penggalian kasus atau peristiwa serta pengalaman empirik peserta didik sebagai realitas kehidupan.
10 2. Implikasi Pendidikan pada Remaja Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain
mengemban fungsi pengajaran juga fungsi
pendidikan. Dalam kaitan pendidikan sekolah dalam istilahnya ‘rumah kedua’ bagi siswa, merupakan tempat rujukan dan perlindungan jika remaja mengalami masalah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami siswa sebagai sosok remaja, yaitu: 1. Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang dihadapinya. 2. Emosi yang memuncak adalah karakteristik dari remaja. Guru dapat membimbing remaja untuk pengendalian emosi negatif. 3. Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru dalam mendidik remaja. Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu siswa yang masih dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses pengajaran. Karena setiap remaja berbeda,maka guru mau tidak mau harus bisa menjadi teman dan orang tua
bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif terhadap siswa,adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik dalam menghadapi remaja.
3. Implikasi Pendidikan pada Orang Dewasa Orang dewasa mampu menilai diri dan situasi secara realistis, mampu menerima dan melaksanakan tanggung jawab, memiliki kemandirian (autonomi), 11 dapat mengontrol emosi, penerimaan sosial dan memiliki pandangan hidup. Masa awal dewasa individu termotivasi untuk berhasil melalui perkembangan social dan membentuk relasi. Ketidakmampuan melakukan hubungan sosial menjadikan individu merasa terisolasi dan frustasi. Kita sudah dianggap dewasa dan kita dituntut untuk bertanggung jawab penuh atas segala keberhasilan dan kegagalan kita. Orientasi pendidikan lebih ditekankan pada aspek pengetahuan dengan fokus pada materi generalisasi, yaitu kerangka pengambilan kesimpulan dan formulasi ketentuan serta bagaimana solusi pemikiran dan tindakan yang dilakukan. Peserta didik dituntut untuk berpikir kritis agar mampu mengambil kesimpulan rasional. Pada periode pertengahan dewasa muncul keinginan membantu generasi muda mengembangkan dan
mengarahkan
kehidupan
yang
berguna
melalui
generativitas/bangkit.
Memberikan asuhan dan bimbingan pada anak-anak dengan mengajarkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan.
2.4 SISTEM ENDOKRIN
Peran system endokrin di masa pubertas melibatkan interaksi dari hipotamlamus, kelenjar pituitary, dan gonad (kelenjar seks). Hipotalamus adalah struktur yang terletak di bagian atas otak yang memonitor kegiatan makan, minum, dan seks. Kelenjar pituary adalah kelenjar endokrin yang mengontrol pertumbuhan dan meregulasi kelenjar-kelenjar lain. Gonad adalaj kelenjar seks- testis pada lakilaki, indung telur pada perempuan. Kadar hormone seks diatur oleh 2 sistem hormone yang dihasilkan oleh kelenjar pitituari, yaitu : FSH (follicle-stimulating hormone) yang merangsang perkembangan kantung rambut (follicle) pada perempuan dan sperma pada laki-laki, dan LH (luteininzing hormone) yang meregulasi sekresi estrogen dan perkembangan 12 ovum pada perempuan serta testosterone pada laki-laki (hyde & DeLamater, 2005; Welt dkk., 2003). Di samping itu, hipotalamus menghasilkan hormone sebuah zat yang disebut GnRH (gonadotropin-realinsing hormone) (Lanes, Soros, & Jakubowicz, 2004; Tauber dkk., 2003). Hormon-hormon ini diatur oleh system umpan-balik negatif (negative feedback system). Apabila munculnya kadar hormone seks terlalu tinggi, hipotalamus dan kelenjar pituitary akan mengurangi stimulasinya dari gonad, mengurangi produksi hormone-hormon seks. Apabila kadar hormone seks terlalu rendah, hipotalamus dan kelenjar pituaritari akan meningkatkan produksi hormone seks. Hormone pertumbuhan. Di awal masa pubertas, hormone pertumbuhan dikeluarkan pada malam hari. Selanjutnya di masa pubertas, hormone pertumbuhan juga dikeluarkan di siang hari, meskipun dalam kadar umumnya sangat rendah. Kortisol adalah hormon yang dikeluarkan oleh korteks adrenal, juga mempengaruhi pertumbuhan seperti testosteron dan estrogen. Adrenarche dan gonadrache. Adrenarche melibatkan perubahan hormonal yang berlangsung pada kelenjar adrenal di atas ginjal. Gonadrache melibatkan kematangan seksual dan perkembangan kematangan reproduktif. Pada laki-laki, gonadrache dimulai di usia sekitar 10 hingga 11 tahun. Di masa pertengahan hingga
akhir gonadrache pada perempuan terjadi menarche pertama, periode menstruasi yang pertama; di awal hingga pertengahan gonadrache pada laki-laki, terjadi spermache, ejakulasi dari air mani yang pertama. Hormon leptin dapat menjadi sinyal dari dimulainya dan berkembangnya pubertas. Munculnya leptin dapat mengindikasikan terdapatnya simpanan lemak yang cukup memadai untuk bereproduksi dan menjaga kehamilan. PERTUMBUHAN YANG PESAT Pada perempuan, rata-rata permulaan dari pertambahan tinggi tubuh yang pesat ini adalah 9 tahun; pada laki-laki adalah 11 tahun. Puncak dari perubahan 13 terjadi di usia 11 ½ tahun pada perempuan dan di usia 13 ½ tahun pada lakilaki. Selama pertambahan tinggi tubuh yang pesat, perempuan bertambah sekitar 3 ½ inci per tahun; laki-laki sekitar 4 inci. Laju pertambahan berat tumbuh remaja kurang lebih menyerupai laju pertambahan berat tubuhnya. Laju pertambahan berat tubuh remaja kurang lebih menyerupai 50% dari berat tubuh orang dewasa, ini diperoleh dimasa remaja (Rogol,Roemmch, & Clark, 1998) selama masa remaja awal, berat tubuh perempuan cenderung, melebihi berat tubuh laki-laki, namun seperti halnya dengan tinggi tubuh sekitar usia 14 tahun tinggi tubuh laki-laki mulai melebihi tinggi tubuh perempuan. KEMATANGAN SEKSUAL Para peneliti menemukan bahwa karakteristik pubertas laki-laki berkembang mengikuti urutan tertentu: membesarnya ukuran penis dan testikel; tumbuhnya rambut kemaluan yang halus; perubahan suara yang tidak terlalu kentar; ejakulasi pertama (spermache-hal ini biasanya berlangsung melalui masturbasi atau mimpi basah); tumbuhnya rambut kemaluan yang keriting; tumbuhnya rambut wajah; dimulainya pertumbuhan yang maksimum; tumbuhnya rambut di ketiak; perubahan suara yang lebih kentara; dan tumbuhnya rambut di wajah. Tiga tanda kematangan
seksual yang paling mencolok pada remaja laki-laki adalah perpanjangan penis, perkembangan testis, dan tumbuhnya rambut di wajah. Pertumbuhan fisik pada perempuan mengikuti urutan tertentu: membesarnya payudara; tumbuhnya rambut kemaluan; tumbuhnya rambut di ketiak; pinggul lebih lebar dari pada bahu; menstruasi pertama (menarche). Awalnya, siklus menstruasi pertama tidak teratur dan remaja perempuan mungkin tidak mengalami okulasi di setiap siklus. Dalam beberapa kasus, remaja perempuan belum subur sampai dua tahun setelah periode dimulai. Perempuan tidak mengalami perubahan suara seperti yang dialami laki-laki. Dua aspek yang paling terlihat selama perubahan masa pubertas perempuan adalah tumbuhnya bulu kemaluan dan berkembangnya payudara. 14 Kecepatan pubertas antara individu satu dengan individu lainnya cenderung bervariasi. Pada laki-laki, rangkaian pubertas dapat dimulai di usia 10 tahun atau usia 13 ½ tahun atau 17 tahun. Pada perempuan rentang usia normal untuk menarche dapat lebih luas antara usia 9 hingga 15 tahun. PRIA 1.
tanpa rambut kemaluan. Testis, skrotum, dan penis kurang lebih berukuran dan berbentuk sama seperti anak-anak.
2.
Rambut kecil, lembut, berwarna terang di pangkal penis. Rambut ini mungkin lurus atau sedikit ikal. Testis dan skrotum telah membesar, dan kulit skrotum berubah. Skrotum, kantung berisi testis, turun sedikit. Penis telah tumbuh sedikit.
3.
Rambutnya lebih gelap dan kasar, dan lebih ikal. Rambut itu telah menyebar meliputi area lebih luas. Penis telah tumbuh terutama panjangnya. Testis dan skrotum telah tumbuh dan turun lebih jauh daripada tahap 2
4.
Rambutnya kini segelap, seikal, dan sekasar pada lelaki dewasa. Namun ares liputannya tidak seluas lelaki dewasa; belum menyebar ke selangkangan. Penis telah tumbuh lebih besar dan panjang. Glans (kepala penis) lebih besar. Skrotum lebih gelap dan besar karena testis telah membesar.
5.
Rambut telah menyebar ke selangkangan dan kini serupa dengan lelaki dewasa. Penis, skrotum, dan testis berukuran seperti lelaki dewasa. WANITA
1.
Puting menonjol sedikit
2.
Tahap mekarnya buah dada. Puting lebih menonjol daripada tahap 1. Payudara berupa gundukan kecil, areola lebih luas daripada tahap 1.
3.
Areola dan payudara lebih besar daripada tahap 2. Areola tidak menonjol dari payudara.
4.
Areola dan puting membentuk tonjolan di puncak payudara.
15 5.
Tahap dewasa matang. Payudara telah penuh. Hanya puting yang menonjol. Areola kembali rata dengan permukaan payudara. SAAT PUBERTAS DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN Para remaja yang perkembangannya sangat dini atau sangat lambat, seperti remaja laki-laki yang tidak mengalami pertambahan ketinggian secara pesat di usia 16 tahun atau remaja perempuan yang belum mengalami menstruasi di usia 15 tahun, cenderung menjadi bahan kajian para dokter. Apabila perkembangan pubertas sangat lambat, dokter dapat merekomendasikan penanganan hormonal atau pemasukan hormon. OTAK 1. Neuron Neuron atau sel syaraf adalah sebuah unit dasar dari system syaraf. Sebuah neuron memiliki 3 bagian, yaitu: tubuh sel, dendrit (bagian dari neuron berfungsi untuk menerima stimulus), axon (bertugas membawa informasi keluar dari tubuh sel ke sel lain). Membran myelin atau lapisan dari sel-sel lemak berfungsi melindungi
banyak axon. Lapisan tersebut membantu menyekat axon dan mempercepat transmisi dari impuls syaraf. Ketika masa pubertas dimulai, kadar neurotransmitter –cairan kimia yang membawa informasi melintas celah sinaps diantara satu neuron ke neuron lainnya– mengalami perubahan. Pengalaman dan Plastisitas Lingkungan yang Kurang Stimulasi dan Kaya Stimulasi. Sampai dengan pertengahan abad ke 20, para ilmuwan berpendapat bahwa perkembangan otak hampir sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik. Para peneliti juga menemukan adanya tendensi aktivitas otak yang depresif pada anak-anak yang tumbuh dalm lingkungan yang kurang responsive dan kurang stimulasi. 16 Dapatkah Sel-Sel Otak Baru Dihasilkan di Masa Remaja Sampai dengan akhir abad ke 20, para ilmuwan berpendapat bahwa otak tidak lagi menghasilkan sel-sel (neuron) baru setelah masa awal anak. Meskipun demikian, akhir-akhir ini para peneliti menemukan bahwa orang dapat menghasilkan sel-sel otak baru sepanjang kehidupannya. Di samping itu, bukti baru memperlihatkan bahwa olahraga dan pengalaman yang kaya akan stimulasi dapat menghasilkan sel-sel otak baru. Dapatkah Otak Remaja Pulih dari Cedera Di masa remaja dan bahkan hingga masa remaja akhir, otak memiliki kemampuan
mengagumkan
untuk
memperbaharui
dirinya.
Karena
otak
mempertahankan plastisitasnya di masa remaja, semakin awal cedera otak itu terjadi dan semakin awal didiagnosis cedera otak tersebut maka kemungkinannya untuk pulih juga semakin besar. Perkembangan Otak dan Pendidikan Salah satu bentuk kesalahan penerapan neurosains dalam dunia pendidikan adalah gagasan mengenai periode kristis atau sensitif-jendela biologis dari peluang-
kapan belajar itu menjadi mudah, efektif, dan siap disimpan. Meskipun demikian, tidak ditemukan bukti adanya neurosains yang mendukung pendapat tersebut. Salah seorang ahli neurosains terkemuka pernah mengatakan bahwa meskipun anak-anak memperoleh informasi dalam jumlah besar selama masa awal kehidupan, sebagian besar proses belajar berlangsung setelah pembentukan sinaps menjadi stabil, yakni pada usia 10 tahun ke atas. PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK Perkembangan motorik merupakan perubahan tingkah laku motorik yang terjadi secara terus-menerus sepanjang siklus kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh tuntutan-tuntutan tugas biologis individual dan juga lingkungan. 17 Perkembangan diartikan sebagai satu perubahan individu pada tingkat fungsional. Sedangkan dalam domain psikomotorik, kognitif dan afektif, tingkat fungsional yang dimaksud adalah produk keturunan, kematangan, pertumbuhan,dan pengalaman sebagai pengaruh dari lingkungan. Domain psikomotorik terdiri atas kemampuan fisik dan motorik yang didasarkan pada proses biologis (pertumbuhan) dan motorik (fungsional). Perkembangan Psikomotorik merupakan seluruh kemampuan pokok dalam memfungsikan keterampilan motorik. Dalam perkembangan psikomotorik terbagi menjadi tiga bagian yaitu, pertumbuhan dan perkembangan motorik dan pengembangan persepsi motorik serta kesegaran jasmani. Pada masa ini merupakan waktu yang tepat untuk mengikuti beragam pertandingan atau kegiatan olahraga. Mereka memiliki perhatian, kemauan, motivasi untuk meningkatkan penampilan yang didapat pada masa kanak-kanak kecil hingga anak-anak. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam masa ini: 1.
Aktifitas yang mengunakan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini mereka diberikan kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam berbagai kegiatan.
Aktifitas dengan perkembangan fisik. Program latihan untuk pengembangan fisik dan motorik: Bentuk aktivitasnya meliputi pengenalan keterampilan olahraga, mereka di kenalkan teknik olahraga dan bentuk olahraga. Seperti bermain dengan menggunakan media bola, misalnya bermain voli, kita sebagai pendidik mengajarkan bagaimana bermain bola dan tekniknya. Berlatih dengan situasi berulang-ulang (drill). Seperti menyepak bola dengan sasaran tertentu secara berulang-ulang. Atau dapat juga melempar bola atau shooting dengan menggunakan sasaran tertentu secara berulang ulang. 2. Aktifitas dengan perkembangan fisik. Berikut merupakan program latihan untuk pengembangan fisik. 18 Squat jump (Meningkatkan kekuatan kaki) Push up (Meningkatkan kekuatan tangan) Sit up (Meningkatkan kekuatan perut) Back up (Meningkatkan kekuatan punggung) 3.
Latihan relaksasi
Peregangan otot-otot Pengendoran otot-otot 4.
Menuju prestasi dengan cara dibina dan masuk klub karena pada masa ini adalah masa keemasan untuk berprestasi. Wuest & Combardo (1974) menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotorik usia remaja ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa tersebut adalah perubahan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan, sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang mengalami proses pencarian jati diri.
2.5 Karakteristik Perkembangan
Karakteristik perkembangan psikomotorik ditandai dengan berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak, keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan, penilaian moral menjadi semakin kognitif, dan penilaian moral menjadi kurang egoistik. Misalnya matangnya organ reproduksi. Pada permasalahan ini, remaja membutuhkan pemuasan biologis, kalau tidak terbimbing oleh norma-norma tertentu dapat mendorong remaja melakukan masturbasi, homosexual, atau mencoba hetero-sexual 19 yang mungkin berakibat lebih jauh lagi berkembang penyakit kelamin, disamping merupakan pelanggaran atas norma kesusilaan. Secara garis besar, karakteristik perkembangan psikomotorik pada remaja yaitu, keterampilan psikomotorik yang berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi. Pada masa ini, pria mengalami perkembangan psikomotorik yang lebih pesat dibanding wanita. Kemampuan psikomotorik pria cenderung terus meningkat dalam hal kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada wanita terhenti setelah mengalami menstruasi. Oleh karena itu, kemampuan psikomotorik laki – laki lebih tinggi daripada perempuan. Misalnya, tubuh pria lebih cepat perkembangannya, lebih tinggi ukuran badannya di banding wanita, pria lebih kuat dalam angkat-angkat barang yang berat di banding wanita yang lemah, dll. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di
satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota. Implikasi perkembangan psikomotor dan fisik masa anak dalam pendidikan misalnya dalam membimbing remaja dalam tugas perkembangan masa remaja , yaitu Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi. Memilih dan mempersiapkan karier. 20 Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku. Faktor yang mempengaruhi a.
Pola asuh orang tua Pola asuh orang tua adalah sebuah faktor penghambat psikomotorik remaja disaat pola asuh orang tua terlalu otoriter ataupun terlalu memaksa, karena karakteristik seorang remaja sangat sensitif ditambah setiap remaja tidak dapat secara langsung dioptimalkan secara cepat dengan kata lain memaksakan kemampuan dengan waktu yang singkat. Apabila orang tua memaksakan peningkatan potensi perkembangan psikomotorik remaja kebanyakan malah menyababkan gangguan mental terhadap remaja tersebut biasanya remaja akan cenderung merasa canggung, merasa serba salah tidak percaya pada diri sendiri dan merasa tertekan. Pola asuh bukan hanya bisa menggangu peningkatan potensi psikomotorik remaja akan tetapi malah akan menurunkan kemampuan psikomotoroknya, pada saat
remaja dalam kondisi depresi dan ditambah dengan tuntutan dari orang tua yang tidak dapat dipenuhi oleh remaja, remaja yang sedang dalam keadaan depresi sangat mudah untuk diketahui hal ini dikarenakan keadaan remaja bisa berubah secara drastis, tanda tandanya antara lain, yang biasanya remaja tersebut suka bercanda berubah menjadi pemurung, yang biasanya ceria berubah menjadi gampang marah, yang biasanya aktif berubah menjadi pemalas. Diharapkan apabila remaja dalam keadan seperti ini orang tua tidak memaksakan lagi latihan dalam upaya meningkatkan potensi psikomotorik karena malah akan membuat si remaja setres.
21 b.
Gen Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik remaja, apabila orang tua mempunyai pembawaan sifat gen yang unggul maka dalam mengembangkan potensu kemempuan psikomotorik remaja pun juga akan lancar. Hal sebaliknya apabila anak membawa pembawaan gen dari orang tua dimana gen tersebut adalah gen yang lemah maka kemampuan meningkatkan potensi psikomotorik remaja itu biasanya juga akan lemah. Atau yang paling parah apabila remaja itu menderita autis maka akan sulit sekali meningkatkan potensi kemampuan motorik yang ada.
c.
Pengaruh lingkungan Lingkungan atau situasi kehidupan. Lingkungan tempat seseorang dibesarkan, hubungan dengan anggota keluarga dan orang lain turut berpengaruh terhadap perkembangan psikomotorik pada remaja, diantaranya yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan bergaul. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak- anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral atau pembentukan kepribadian daripada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan.
Proses sosialisasi awal ini di mulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti apa yang diajarkan orang- orang paling dekat. Dalam keluarga dikenal adanya dua pola sosialisasi yaitu sosialisasi represif yang mengutamakan adanya ketaatan anak pada orang tua dan pola sosialisasi partisipasi yang mengutamakan adanya pertisipasi remaja tersebut sebagai anak. (Supriadi, 2002: 40). Sekolah juga merupakan rumah kedua bagi remaja dan di tempat ini pula remaja memperoleh pendidikan formal dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan berlandaskan tentang apa yang telah diperoleh dari keluarga. Di sekolah juga terdapat bermacam ekstrakurikuler sehingga remaja dapat
22 memilih kegiatan itu sesuai bakat yang di miliki. Pada saat inilah remaja meningkatkan perkembangan psikomotoriknya
Permasalahan yang muncul Terdapat perubahan psikologis dalam jumlah besar yang menyertai perkembangan pubertas remaja (Sarigiani & Petersen, 2000; Susman & Rogol, 2004). a.
Citra Tubuh Salah satu aspek psikologis dari pubertas yang pasti muncul pada laki-laki dan perempuan adalah praokupasi (perhatian) remaja terhada tubuhnya (McCabe & Ricciardelli; , 2003, 2004). Dimasa pubertas, remaja mengembangkan citra individual mengenai seperti apakah tubuhnya itu. Praokupasi terhadap citra tubuh ini cukup kuat dimasa remaja; secara khusus kecenderungan ini menjadi akut dimasa pubertas. Seiring
dengan berlangsungnya
perubahan
dimasa
pubertas, remaja
perempuan sering merasa tidak puas dengan tubuhnya sehubungan dengan meningkatnya jumlah lemak; sementara itu remaja laki-laki menjadi lebih puas ketika melewati masa pubertas sehubungan dengan meningkatnya massa otot (Phillips, 2003; Seiffge-Krenke, 1998).
b.
Hormon dan Perilaku Faktor-faktor hormonal dianggap dapat menjelaskan minimal sebagian dari meingkatnya emosi-emosi negatif dan emosi yang berubah-ubah, yang merupakan karakteristik remaja (Archibald, Graber, & Brooks-Gun, 2003; Dorn, Williams, & Ryan, 2002). Para peneliti telah menemukan bahwa remaja laki-laki memiliki kadar androgen lebih tinggi yang berkaitan dengan masalah agresivitas dan masalahmasalah perilaku lainnya (Van Goozen dkk. , 1998)
23 c.
Menarche dan Siklus Menstruasi Menurut keterangan historis mengenai remaja, dimulainya masa pubertas dan menarche dianggap sebagai ‘peristiwa besar’ (Erickson, 1968; Freud, 1917/1958; Hall, 1904). Pada dasarnya, gagasan yang ada menyatakan bahwa perubahan pubertas dan peristiwa-peristiwa seperti menarche dan siklus menarche, mengakibatkan perubahan tubuh yang menuntut seseorang untuk mengubah konsep-dirinya, dimana hak ini dapat mengakibatkan krisis-identitas.
d.
Kematangan Dini dan Lambat Berdasarkan Berkeley Longitudinal Study yang dilakukan di pertengahan abad ke-20, remaja laki-laki yang lebih cepat matang memandang dirinya akan lebih positif dan lebih berhasil dalam relasi dengan kawan-kawan dibandingkan dengan remaja laki-laki yang yang lambat matang. Penelitian baru-baru ini menyatakan bahwa kematangan dini (setidaknya selama masa remaja) cenderung menguntungkan remaja laki-laki dibandingkan dengan kematangan lambat (Petersen, 1987).
2.6 Analisis Praktis Implikasi Perkembangan Kepribadian Pada Remaja Dalam Pendidikan Kenyataan psikologi yang selalu dipegang oleh Kurt Lewin ialah bahwa pribadi itu selalu ada dalam lingkungannya, pribadi tak dapat dipikirkan lepas dari lingkungannya. Oleh karena itu, implikasi perkembangan kepribadian masa remaja dalam pendidikan pun tidak dapat terlepas dari lingkungan remaja tersebut. Dimulai dari lingkungan keluarga sampai lingkungan masyarakat sangat memberikan andil besar dalam implikasi perkembangan kepribadian masa remaja dalam pendidikan. 24 Jadi,
apabila
dalam kenyataannya
terdapat ketidak selarasan dalam
perkembangan kepribadian remaja yang akhirnya menjadi suatu permasalahan lingkungan pun memberikan pengaruhnya pada saat itu. Conger (dalam Abin, 1975: 11) menegaskan bahwa pemahaman dan pemecahan masalah yang timbul pada masa remaja harus dilakukan secara interdisipliner dan antar lembaga. Meskipun demikian, pendekatan dan pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu jalan yang paling efektif dan strategis, karena bagi sebagian besar remaja bersekolah dengan para pendidik, khususnya para guru, banyak mempunyai kesempatan berkomunikasi dan bergaul. Diantara usaha-usaha pembinaan yang perlu di perhatikan, sekurang-kurangnya untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya permasalahan yang timbul pada masa remaja, dalam rangka kegiatan pendidikan yang dapat dilakukan para pendidik umumnya dan para guru khususnya: 1.
Hendaknya seorang guru mengadakan program dan perlakuan layanan khusus bagi siswa remaja pria dan siswa remaja wanita (misalnya dalam pelajaran anatomi, fisiologi dan pendidikan olahraga) yang diberikan pula oleh para guru yang dapat menyelenggarakan penjelasannya dengan penuh dignity. Tujuan dari usaha tersebut ada-
lah untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fisik dan psikomotorik remaja. 2.
Memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau informasi secermat mungkin yang menyangkut kemampuan dasar intelektual (IQ), bakat khusus (aptitudes), disamping aspirasi atau keinginan orangtuanya dan siswa yang bersangkutan. Terutama pada masa penjurusan atau pemilihan dan penentuan program studi. Upaya tersebut bertujuan untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan bahasa dan perilaku kognitif. 3. Seharusnya seorang guru bisa mengaktifkan dan mengkaitkan hubungan 25 rumah dengan sekolah (parent teacher association) untuk saling mendekatkan dan menyela-raskan system nilai yang dikembangkan dan cara pendekatan terhadap siswa remaja serta sikap dan tindakan perlakuan layanan yang diberikan dalam pembinaannya. Tujuannya adalah untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan perilaku social, moralitas dan kesadaran hidup atau penghayatan keagamaan.
4.
Seorang guru atau pendidik untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-fungsi konatif, afektif dan kepribadian, seyogyanya seorang guru memberikan tugas-tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, belajar menimbang, memilih dan mengambil keputusan /tindakan yang tepat akan sangat menunjang bagi pembinaan kepribadiannya. Berikut ini beberapa faktot yang mempengaruhi perkembangan kepribadian remaja :
1.
Faktor Intelektual Terhadap Penyelengaaraan Pendidikan
Ditinjau dari segi pendidikan khususnya dalam segi pembelajaran yangg penti ng adalah bahwa potensi setiap peserta didik (termasuk ke
-
mampuan intelektualnya) harus dipupuk dan dikembangkan. Untuk itu sangat diperlu kan kondisikondisi lingkungan yang memungkinkan berkembanganya kemampuan in telektual tersebut. Conny Semiawan (1994) mengemukakan bahwa dua buah kon-disi yaitu kea manan psikologis dan kebebasan psikologis. Peserta didik akan merasa aman secara p sikologis apabila: 1.Pendidik dapat menerima peserta didik sebagaimana adanya tanpa syarat dengan segala kekuatan dan kelemahannnya serta memberi kepercayaan padanya bahwa ia baik dan mampu. 26 2. Pendidik mengusahakan suasana dimana peserta didik tidak merasa dinilai oleh orang lain. 3. Pendidik memberi pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi anak, dan melihat dari sudut pandang anak. Teori Pieget mengenai perkembangan kognitif, sangat erat dan penting hubungannya dengan umur serta perkembangan moral. Konsep tersebut menunjukan bahwa aktifitas adalah sebagai unsure pokok dalam perkembangan kognitif. Pengalaman belajar yang aktif cenderung untuk memajukan perkembangan kognitif, sedangkan pengalaman belajar yang pasif dan hanya menikmati pengalaman orang lain saja akan mempunyai konsek uensi yang minimterhadap perkmbangan kognitif termasuk didalamnya perkembanga n intelektualnya. Model Pendidikan yang aktif adalah model yang tidak menunggu sampai peserta didik siap sendiri. Tetapi sekolah yang mengatur lingkunga n belajar sedemikan rupa sehingga dapat memberi
kemungkinan maksimal pada peserta didik untuk berinteraksi. Dengan lingkungan yang penuh rangsangan untuk belajar tersebut, proses pembelajaran yang aktif akan terjadi sehingga mampu membawa peserta didik utuk maju ke taraf/tahap berikutnya. Dalam hal ini pendidik handaknya menyadari benar-benar bahwa perkembangan intelektual anak berada ditangannya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain: 1.Menciptakan interksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik. 2. Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang
27 yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan akan sanga menunjang perkembangan intelaktual anak. 3.Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik peserta didik baik melalui kegiatan olah raga maupun menyediakan gizi yang cukup sangat penting bagi perkembangan berfikir peserta didik 4. Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik baik melalui media cetak maupun menyediakan situasi yang memungkinkan peserta
didik berpendapat atau
mengemukakan ide-idenya, sengat besar pengaruhnya bagi perkembangan intelektual peserta didik. Faktor Fisik Teerhadap Penyelenggaraan Pendidikan Dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu diperhatikan sarana dan prasarana yang ada jangan sampai menimbulkan gangguan pada peserta didik. Misalnya tempat didik yang kurang sesuai, ruangan yang gelap dan terlalu sempit yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Disamping itu juga perlu diperhatikan waktu istirahat yang cukup. Penting juga untuk menjaga supaya fisik tetap sehat adanya jam-jam olahraga bagi peserta
didik di luar jam pelajaran. Misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler kelompok olahraga, bela diri dan sejenisnya. Faktor Emosional terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Perkembangan emosi peserta didik sengat erat kaitannya dengan factor-faktor diantaranya perubahan jasmani, perubahan dalam hubungannya dengan orang tua, perubahan dalam hubungannya dalam teman-teman, perubahan pandangan luar (dunia luar) dan perubahan dalam hubungannya dengan sekolah. Oleh karena itu perbedaan individual dalam Perkembangan emosi sangat dimungkinkan terjadi, bahkan diramalkan pasti dapat terjadi. 28 Dalam rangka menghadapi luapan emosi remaja, sebaiknya ditangani dengan sikap yang tenang dan santai. Orang tua dan pendidik harus bersikap tenang, bersuasana hati baik dan penuh pengertian. Orang tua dan pendidik sedapat mungkin tidak memperlihatkan kegelisahannya maupun ikut terbawa emosinya dalam menghadapi emosi remaja. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa untuk mengurangi luapan emosi peserta didik perlu dihindari larangan yang tidak terlalu penting. Mengurangi pembatasan dan tututan terhadap remaja harus disesuaikan dengan kemampuan mereka. Sebaiknya memberi tugas yang dapat diselesaikan dan jangan memberi tugas dan peraturan yang tidak mungkin di lakukan. 4. Faktor Sosial-Kultural terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Usia remaja adalah usia yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, baik fisik maupun psikisnya Menganggap dirinya bukan anak-anak lagi, tetapi sekelilingnya menganggap mereka belum dewasa. Dengan beberapa problem yang dialaminya pada masa
ini, akibatnya mereka melepaskan diri dari orang tau dan mengarahkan perhatiannya pada lingkuan di luar keluarganya untuk bergabung dengan teman sekebudayaannya, guru dan sebagainya. Lingkungan teman memgang peranan dalam kehidupan remaja. Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang diserahi tugas untuk mendidik, tidak kecil peranannya dalam rangka mengembangkan hubungan social peserta didik. Jika dalam hal ini guru tetap berpegang sebagai tokoh intelektual dan tokoh otoritas yang memegang kekuasaan penuh seperti ketika anak-anak belum menginjak remaja, maka sikap social atau hubungan social anak akan sulit untuk dikembangkan. Untuk itu rambu-rambu berikut 29 dapat digunakan sebagai titik tolak untuk pengembangan hubungan social peserta didik: 1. Sekolah harus merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian peserta didik. 2. Saling menghargai merupakan kunci yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah-masalah yang timbul dalam hubungan dengan peserta didik yang bertabiat apapun. 3. Pola pengajaran yang demokratis merupakan alternatif yang sangat bermanfaat bagi guru. 5. Faktor Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada suatu “performance” yang dapat dilakukan sekarang, bakat sebagai potensi masih memerlukan latihan dan pendidikan agar “suatu performance” dapat dilakukan pada masa yang akan datang (Semiawan, 1987; Munandar, 1992). Hal ini memberikan pemahaman bahwa bakat khusus sebagai “potential ability” untuk dapat terwujud sebagai “performance” atau perilaku yang nyata dalam bentuk suatu prestasi yang menonjol masih memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut.
Dalam kaitan ini untuk menunjang perkembangan bakat umum maupun bakat khusus terlebih supaya mencapai titik optimal di kalangan peserta didik usia sekolah menengah perlu dilakukan langkah-langkah antara lain: 1. Dikembangkan suatu situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan bakat-bakatnya, dengan selalu mengusahakan adanya dukungan psikologis maupun fisiologis. 2. Dilakukan usaha menumbuh kembangkan minat dan motivasi berprestasi yang tinggi serta kegigihan dalam melakukan usaha dikalangan anak dan remaja, baik dalam 30 lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat oleh semua pihak yang terkait secara terpadu. 3. Dikembangkannya program pendidikan berdiferensi di lingkungan lembaga pendidikan formal (sekolah) guna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada peserta didik yang memiliki bakat khusus menojol. 6. Faktor Komunikasi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Tiga tingkatan kemampuan peserta didik sebagaimana dikemukakan di atas tentunya akan sangat mempengaruhi aktivitas komunikasi dua arah antara pendidik dengan peserta didik. Persoalannya adalah bagaimana untuk menjadi pendidik yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik? Beberapa hal dibawah ini dapat digunakan sebagai acuan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, diantaranya : 1. Memberi penjelasan dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik yang berkaitan dengan iptek, hendaknya: - Menentukan hal-hal pokoknya dan hubungannya satu sama lainnya. - Memberi penjelasan yang meyakinkan artinya menerangkan hal-hal yang benar dan menghindari penjelasan yang salah baik disengaja maupun tidak. - Memberi penjelasan secara gambling dan sederhana sehingga semua peserta didik dapat menangkapnya dengan baik.
- Menghindari berbicara dengan bahasa yang muluk, dan mengusahakan berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik. - Menghindari penggunaan kata-kata yang tidak jelas, tidak pasti dan tidak tegas. - Memeriksa kembali penjelasan apakah semua peserta didik telah mengerti terhadap informasi yang disampaikannya.
31 4. Mengajukan pertanyaan Pertanyaan yang diajukan oleh pengajar dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu pertanyaan “tingkat tinggi” dan pertanyaan “tingkat rendah”. Pertanyaan tingkat tinggi adalah pertanyaan yang menuntut pemikiran abstrak, sedangkan pertanyaan tingkat rendah adalah pertanyaan yang menyangkut fakta, pengetahuan sederhana, dan penerapan pengertian. Hal yang perlu diusahakan oleh pendidik dalam kaitannya dengan kegiatan ini adalah : - Mengulangi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dengan maksud agar peserta didik yang lain mengetahui secara jelas masalah yang ditanyakan. - Menempatkan pertanyaan peserta didik dalam konteks keseluruhan bahan pelajaran. - Merangsang peserta didik agar mau mengajukan pertanyaan. - Merespon pertanyaan dengan baik. - Memberikan umpan balik dengan umpan balik akan diketahui apakah komunikasi dua arah sudah tercapai dengan baik atau belum. Umpan balik ini berlaku baik dari pengajar kepada peserta didik atau sebaliknya.
32 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perkembangan psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif). Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu siswa yang masih dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses pengajaran. Karena setiap remaja berbeda, maka guru mau tidak mau harus bisa menjadi teman dan orang tua bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif terhadap siswa,adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik dalam menghadapi remaja.
3.1 Kritik dan Saran
Dalam makalah ini, kami berharap agar para pembaca, khususnya kami selaku pembuat makalah ini bisa lebih memahami serta mengetahui akan perkembangan fisik dan psikomotorik. Lebih dari itu pula, sebagai calon pengajar (Guru) pengertian akan kedua segi perkembangan ini, terutama bagi peserta didik sangatlah penting bagi kami. 33 DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung : Rosda Karya. Sugandhi, Nani M & Yusuf, Syamsu LN. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.5
34