MAKALAH METODOLODI STUDI ISLAM
POSISI ISLAM DI ANTARA AGAMA-AGAMA DI DUNIA
DIAJUKAN UNTUK TUGAS MATA KULIAH
METODOLOGI STUDI ISLAM
DI BIMBING OLEH :
IBU CUT KASLIANDA
DI SUSUN OLEH :
NOVA SUSANTI (140603165)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
PERBANKAN ISLAM
BANDA ACEH
2014-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebelum Islam datang ke dunia ini, telah terdapat sejumlah agama yang dianut oleh umat manusia. Para Ahli Ilmu Perbandingan Agama membagi agama secara garis besar kedalam dua bagian
Kelompok agama yang diturunkan oleh Tuhan melalui wahyu-Nya sebagaimana termaktub dalam kitab suci Alquran dan agama ini biasanya disebut dengan agama samawi (agama langit) karena berasal dari atas langit. Yang termasuk kedalam kelompok agama ini antara lain Yahudi, Nasrani dan Islam.
Kelompok agama yang didasarkan pada hasil renungan mendalam dari tokoh yang membawanya sebagaimana terdokumentasikan dalam kitab suci yang disusunnya dan agama ini biasanya disebut dengan agama ardli (agama bumi) karena berasal dari bumi. Yang termasuk kedalam kelompok agama ini antara lain Hindu, Budha, Majusi, Kong Hucu dan lain sebagainya.
Agama-agama tersebut hingga saat ini masih dianut oleh umat manusia didunia dan disampaikan secara turun temurun oleh penganutnya. Didalam mengkaji agama islam biasanya sering dihadapkan dengan agama-agama tersebut dengan tujuan untuk mengetahui posisi islam diantara agama-agama tersebut.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana posisi islam terhadap agama yang datang sebelumnya ?
3. Tujuan Pembahasan
Untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
Untuk mengetahui posisi islam di antara agama-agama yang ada di dunia dan menambah wawasan tentang perkembangan dan isi aktual dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Posisi Islam Terhadap Agama-Agama yang Datang Sebelumnya
Islam adalah agama yang terakhir diantara sekalian agama besar di dunia yang semuanya merupakan kekuatan raksasa yang menggerakan revolusi dunia dan mengubah nasib sekalian bangsa , agama yang melingkupi segala-galanya dan mencakup sekalian agama yang datang sebelumnya.
Mengenai posisi islam terhadap agama-agama yang datang sebelumnya dapat di kemukakan sebagai berikut:
Pertama, dapat dilihat dari ciri khas agama islam yang paling menonjol, yaitu bahwa Islam menyuruh para pemeluknya agar beriman dan mempercayai bahwa sekalian agama besar didunia yang datang sebelumnya diturunkan dan diwahyukan oleh Allah Ta'ala. Salah satu rukun iman ialah bahwa seseorang harus beriman kepada sekalian Nabi yang di utus sebelum Nabi Muhammad SAW.
Di dalam Alquran dijumpai ayat-ayat yang menyuruh umat islam mengakui agama-agama yang diturunkan sebelumnya sebagai bagian dari rukun iman, misalnya suruh albaqarah ayat 136 di jelaskan artinya : "Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami Hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Berdasarkan ayat tersebut terlihat jelas bahwa posisi islam di antara agama-agama lainnya dari sudut keyakinan adalah agama yang meyakini dan mempecayai agama yang di bawa oleh para Rasul sebelumnya. Dengan demikian orang islam bukan saja beriman kepada Nabi Muhammad SAW, melainkan beriman pula kepada semua Nabi.
Kedua, Posisi islam di antara agama-agama di dunia dapat pula di lihat dari ciri khas agama islam yang memberinya kedudukan isitmewa di antara sekalian agama. Selain menjadi agama yang terakhir dan yang meliputi semuanya, Islam adalah pernyataan kehendak ilahi yang sempurna. Dalam Al-Qur'an di nyatakan dalam surat Al-Maidah ayat 3 yang berbunyi "Pada hari ini Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan Aku lengkapkan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku meridhoi islam sebagai agamamu."
Sebagaimana halnya bentuk-bentuk kesadaran yang lain, kesadaran bagi manusia sedikit demi sedikit dan berangsur-angsur dari abad ke abad mengalami kemajuan. Demikian pula wahyu tentang kebenaran agung yang di turunkan dari langit juga mengalami kemajuan, dan ini mencapai titik kesempurnaan dalam islam. Kebenaran agung inilah yang di isyaratkan oleh Yesus dalam sabdanya: Banyak bagi para perkara yang aku hendak katakan kepadamu, tetapi sekarang tiada kamu yang dapat menaggung dia. Akan tetapi ia sudah datang, yaitu Roh Kebenaran, maka ia pun akan membawamu kepada segala kebenaran
Ketiga, Posisi Islam di antara agama-agama lainya dapat dilihat dari peran yang di mainkannya. Dalam hubungan ini Agama islam memiliki tugas yang besar yaitu:
1. Mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk persaudaraan diantara sekalian agama di dunia
2. Menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama yang telah ada sebelumnya
3. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh para penganut agama sebelumnya yang kemudian dimasukan kedalam agamanya itu
4. Megajarkan kebenaran abadi yang sebelumnya tidak pernah diajarkan, berhubung keadaan bangsa atau umat pada waktu itu masih dalam taraf permulaan dari tingkat perkembangan mereka, dan yang terakhir adalah memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani bagi umat manusia yang selalu bergerak maju.
Keempat, Posisi di antara agama-agama lain dapat pula di lihat dari adanya unsur pembaharuan di dalamnya. Dengan datangnya islam, agama memperoleh arti yang baru. Ada dua hal mengenai hal ini, yaitu ;
Agama tak boleh di anggap sebagai digma yang orang harus menerimanya, jika ia ingin selamat dari siksaan yang kekal.
Ruang lingkup agama islam itu tak terbatas pada kehidupan akhirat saja melainkan juga mencakup kehidupan dunia.Dengan kehidupan dunia yang baik, manusia dapat mencapai kesadaran akan adanya kehidupan yang lebih tinggi.
Kelima, Posisisi agama islam terhadap agama-agama lain dapat dilihat dari dua sifat yang dimiliki ajaran islam, yaitu akomodatif dan persuasif. Islam berupaya mengakomodir ajaran-ajaran agama masa lalu dengan memberikan makna dan semangat baru didalamnya. Dan Islam terhadap agama lainnya adalah bersikap persuasif misalnya islam melihat adanya hal-hal yang tidak disetujui dan harus dihilangkan, namun dari segi yang lain Islam mengupayakan agar proses menghilangkan tradisi yang demikian itu tidak menimbulkan gejolak sosial yang merugikan. Proses tersebut dilakukan secara bertahap sambil menjelaskan makna larangan tersebut yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan intelektual mereka, hingga akhirnya perbuatan tersebut benar-benar ditinggalkan oleh masyarakat.
Keenam, Hubungan islam dengan agama-agama lain dapat dilihat pada ajaran moral yang ada didalamnya atau akhlak mulia yang ada di dalamnya. Contoh ajaran moral dalam agama yaitu ajaran tentang pengendalian diri dari mempertaruhkan hawa nafsu yang berakibat pada terjadinya tindakan kejahatan. Ajaran tentang pengendalian diri dapat pula dijumpai dalam ajaran Yahudi yang di bawa oleh Nabi Musa. Dalam agama Yahudi trdapat perintah Tuhan yang meliputi:
Pengakuan Terhadap Tuhan yang Maha Esa
Larangan menyekutukan Tuhan dengan apa saja dan di mana saja
Larangan menyebut nama Tuhan dengan kata-kata yang dapat menyia-nyiakan-Nya
Memuliakan hari pemberhentian Tuhan dan menciptakan yaitu hari sabbat.
Menghormati ayah dan ibu
Larangan membunuh sesama manusia
Larangan berzina
Larangan mencuri
Larangan menjadi saksi palsu
Menahan dorongan hawa nafsu/keinginan untuk memiliki sesuatu yang beban menjadi miliknya.
Ajaran tentang pengendalian hawa nafsu keduniaan (hedonisme) yang dikuti oleh keharusan melakukan perbuatan yang baik bagi kemanusiaan dalam makhluk lainnya dapat di jumpai pula dalam ajaran islam yang bersumberkan pada Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Al-Qur'an mengingat kepada penganutnya agar jangan memperturutkan hawa nafsu, karena mereka yang mengikuti hawa nafsunya akan mudah terjerumus ke dalam kehidupan yang menyengsarakan. Allah ta'ala berfirman dalam surat Al-An'am ayat 6 yang berbunyi:"Katakanlah sesungguhnya aku di larang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembuh selain Allah. Katakanlah aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah pula termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk."
Ajaran sepuluh firman Tuhan sebagaimana yang terdapat dalam agama yahudi yang di bawa oleh Nabi Musa juga dapat di jumpai dalam ajaran islam sebagaimana termuat dalam surat Al-Isra' (17) ayat 23-37, yaitu :
Diperintahkan agar beribadah hanya kepada Allah semata
Diperintahkan agar menghormati kedua orang tua dengan cara mengasihaninya pada saat kedua orangtua tersebut telah lanjut usia, merendahkan hati, tidak mengeluarkan kata-kata yang meyakitinya melainkan dengan ucapan yang mulia dan menyenangkan, serta senantiasa memanjatkan doa untuk keduanya.
Memberikan bantuan kepada karib-kerabat, orang miskin dan ibnu sabil.
Dilarang menghambur-hamburkan harta benda tanpa tujuan (mubazir)
Dilarang bersikap bakhil dan tidak pula bersikap boros
Dilarang membunuh anak kandung sendiri yang disebabkan karena takut miskin
Dilarang membunuh orang lain kecuali ada alasan yang membolehkannya.
Dilarang memakan harta anak yatim kecuali dengan cara yang dianggap baik dan menyerahkan harta tersebut kepada mereka menjelang dewasa.
Diperintahkan agar menyempurnakan timbangan dan takaran
Tidak menjadi saksi palsu, karena pendengaran, penglihatan dan hati sanubarikan dimintakan pertanggungjwabannya.
Dilarang bersikap sombong, congkak dan tinggi hati.
Berdasarkan ayat tersebut, terlihat dengan jelas bahwa posisi ajaran islam di antara agama-agama lain selain mengoreksi dan membenarkan juga melanjutkan sambil memberikan makna-makna baru dan tambahan-tambahan yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, terlihat dengan jelas bahwa Posisi Islam diantara agama-agama lain tampak bersifat adil, obyektif dan proporsional. Dengan sifatnya yang adil, ajaran Islam mengakui peran yang dimainkan agama-agama yang pernah ada didunia. Dengan sifatnya yang obyektif, Islam memperbaiki dan meluruskan ajaran-ajaran agama yang salah dan tersesat. Dengan bersifat proporsional, Islam memberikan perhatian terhadap ajaran agama yang tidak seimbang. Islam adalah agama yang terbuka, mau berkompromi dan berdialog dengan agama lain. Dengan sifatnya yang demikian ini, Islam telah tampil sebagai penyempurna, korektor, pembenar dan sekaligus sebagai pembaru.
Setiap ajaran agama-agama tersebut memiliki perbedaan yang berkaitan dengan keyakinan (teologis) dan ritualistik, yakni peribadatan. Terhadap hal ini masing-masing agama dianjurkan untuk saling menghargai dan menghormati.
Islam adalah agama perdamaian, jauh dari sikap bermusuhan dan bukan agama kaum teroris. Terjadinya pertentangan antara satu agama dengan agama lain sebagaimana terlihat dalam sejarah, sama sekali bukan disebabkan karena faktor agama, melainkan karena faktor-faktor lain yang mengatasnamakan agama. Hal seperti ini harus segera dicegah dan dikembalikan kedalam situasi yang merperlihatkan keharmonisan hubungan antara agama-agama yang ada didunia.
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam hal-
Di Dalam Al-Qur'an QS Al_Kafirun Ayat 6