MAKALAH PRESENTASI JURNAL PENGARUH TERAPI SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAPSKOR AGRESSION SELF-CONTROL PADA PASIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SAKURARSUD BANYUMAS
Disusun Oleh: Muhammad Ubaidillah N320164052
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AJARAN 2016/2017
TINJAUAN TEORI A. Definisi
Resiko perilaku kekerasan adalah keadaan dimana seseorang pernah atau mempunyai riwayat melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain atau lingkungan baik secara fisik/emosional/seksual dan verbal (Keliat, 2010). B. Etiologi
Menurut Budiana Keliat (2004) faktor presipitasi dan predisposisi dari perilaku kekerasan adalah: 1. Faktor predisposisi a. Psikologi Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk b. Perilaku Reinforcement yang diterima jika melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan, merupakan aspek yang menstimulasi dan mengadopsi perilaku kekerasan. c. Sosial budaya Budaya tertutup, kontrol sosial tidak pasti terhadap perilaku kekerasan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima. d. Bioneurologis Kerusakan sistem limbik, lobus frontal atau temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter. 2. Faktor presipitasi Yaitu faktor yang bersumber: a. Klien, misalnya : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri kurang. b. Lingkungan sekitar klkien, misalnya : padat,ribut, kritikan mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai atau pekerjaan dan kekerasan. c. Interaksi dengan orang lain, misalnya: provokatif dan konflik C. Manifestasi klinis
Tanda gejala yang ada adalah ada ide melukai, merencanakan tindakan kekerasan,
mengancam,
penyalahgunaan
obat,
depresi
berat,
marah,
sikap
bermusuhan/panik, bicara ketus, mengucapkan kata-kata kotor, serta adanya riwayat perilaku kekerasan (Keliat, 2010). D. Pohon Masalah
E. Akibat perilaku kekerasan
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi minciderai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko menciderai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/mrmbahayakan diri, orang lain dan lingkungan. F. Penanganan
Cara penanganan resiko perilaku kekerasan adalah : 1. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya saat jengkel atau marah. 2. Bantu klien mengidentifikasi penyebab marah/jengkel. 3. Bicarakan dengan klien akibat/kerugian dari cara yang dilakukan. 4. Bantu
klien
untuk
memilih
cara
yang
paling
tepat
dan
bantu
klien
mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih. Bisa melakukan tarik nafas dalam, jika sedang kesal/memukul bantal/kasur atau olah raga atau melakukan pekerjaan yang memerlukan tenaga. 5. Anjurkan
klien
untuk
mengatakan
bahwa
dirinya
sedang
kesal/tersinggung/jengkel (“saya kesal anda bicara seperti itu”, “saya marah karena mama tidak memenuhi keinginan saya”). 6. Bantu klien untuk minum obat sesuai dengan yang diprogramkan oleh dokter. Benar nama, benar obat, benar waktu, benar dosis, benar cara. 7. Anjurkan klien beribadah/berdoa: meminta diberi kesabaran oleh Tuhan, dan mengadu kepada Tuhan tentang kejengkelan yang dialami.
ANALISIS JURNAL 1. Analisis Jurnal Keperawatan Jiwa
a. Judul Jurnal Keperawatan Jiwa Pengaruh terapi senam aerobic low impact terhadap skor agressio self control pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan di ruang sakura rsud banyumas. b. Nama Peneliti Harki Isnuur Akhmad, Handoyo dan Tulus Setiono pada tanggal 31 Juli 2009 – 14 Agustus 2009. c. Tujuan Analisis Jurnal a) Tujuan umum Analisa jurnal ini dibuat guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai “Pengaruh terapi senam aerobic low impact terhadap skor agressio self control pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan di ruang sakura rsud banyumas”. b) Tujuan khusus -
Mampu menganalisa abstrak pada jurnal “Pengaruh terapi senam aerobic low impact terhadapskor agressio self control pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan di ruang sakurarsud banyumas”.
-
Mampu menganalisa metode penelitian pada jurnal “Pengaruh terapi senam aerobic low impact terhadapskor agressio self control pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan di ruang sakurarsud banyumas”.
-
Mampu menganalisa hasil penelitian pada jurnal “Pengaruh terapi senam aerobic low impact terhadapskor agressio self control pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan di ruang sakurarsud banyumas”.
d. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Quasy Experiment dengan rancangan penelitian pre-test – post-test withcontrol group yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kontrol disamping kelompok eksperimental. Tetapi pemilihan kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak (Nursalam, 2003). Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol untuk mengetahui secara pasti akibat dari perlakuan (Arikunto, 2002). Pendekatan yang
digunakan adalah kuantitatif dengan pre-test and post-test with control group design. e. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pada perubahan skor PreTest dan Post-Test Agression Self-Control yang lebih besar pada kelompok yang diberikan terapi senam Aerobik Low-Impact. Senam aerobik ini dilakukan dengan gerakan yang terstruktur, ritmik dengan iringan musik yang semangat. Terapi senam yang efektif dilakukan 2- 3 kali seminggu dengan durasi 20-30 menit. Tehnik penilaiannya menggunakan lembar observasi Five-Point Rating Scale Aggression Self-control adalah salah satu skala outcome kesehatan psikososial yang terdapat di nursing outcomes classification, Skor aggresion self control digunakan untuk mengukur kemampuasn diri terhadap adanya kemungkinan tindakan untuk melakukan penyerangan, perlawanan dan kerusakan secara fisik. Skor aggresion self- control dikukur dengan 22 poin penilaian, total skor 22 -110 dengan 5 kriteria (IOWA OUTCOME, 2003). 2. Pembahasan
a. Kesahihan Metode Penelitian Menurut Notoatmodjo (2010), hasil penelitian akan dibahas secara terperinci dalam bagian pembahasan dengan melihat kaitannya dengan hasil penelitian atau teori lain. Dalam jurnal ini, peneliti belum memaparkan pembahasan mengenai hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti. Pembahasan hasil penelitian hanya dipaparkan secara singkat setelah menjelaskan hasil penelitian. Desain penelitian ini adalah QuasyExperiment dengan rancangan penelitian pre-test – post-test withcontrol group yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kontrol disamping kelompok eksperimental. Tetapi pemilihan kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak (Nursalam, 2003). Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol untuk mengetahui secara pasti akibat dari perlakuan (Arikunto, 2002). Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan pre-test and post-testwith control group design. Sampling yang digunakan adalah Teknik pengambilan sampel menggunakan purposivesample. Purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan seperti keterbatasan
waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel dalam jumlah besar (Arikunto, 2002). Alat ukur yang digunakan adalah Lembar Obsevasi Five-pointrating scale Aggression SelfControl adalah salah satu skala outcome kesehatan psikososisal yang terdapat di NursingOutcomes Classification, Skor Agression Self-Control digunakan untuk mengukur kemampuan kontrol diri terhadap adanya kemungkinan tindakan untuk melakukan penyerangan, perlawanan, dan perusakan secara fisik. Skor Agression SelfControl diukur dengan 22 poin penilaian, total skor 22-110 dengan 5 kriteria (IOWA Outcomes Project, 2003). Untuk menguji reliabilitas pengamatan atau observasi dilakukan dengan cara koefisien kesepakatan agar diperoleh observasi yang sama melalui pengetesan reliabilitas observasi . b. Kesahihan Hasil penelitian Dalam penelitian ini juga peneliti menyebutkan bahwa Sampel dibagi menjadi 30 kelompok eksperimen dan 30 kontrol. Uji-t berpasangan dan t-test 2n analisis statistik
independen
digunakan
untuk
menganalisis
data.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa skor Agresi Pengendalian Diri di kelompok kontrol selama tes pra dan pasca adalah 52, 3 dan 52, 7 masing-masing. Sementara itu, uji t berpasangan menunjukkan pada (t = 0, 26, p = 0, 79). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari Agresi skor Pengendalian Diri di kelompok kontrol. Selanjutnya, skor Agresi Kontrol Diri dalam kelompok eksperimen menunjukkan di 53, 3 dan 73, 5 dan uji statistik menunjukkan di (t = 5, 32, p = 0, 00). Itu berarti, ada perbedaan yang signifikan dari Agresi skor Pengendalian Diri di kelompok eksperimen. Dengan t-test 2n acara Independent di (t = 7,74, p = 0,00) ketika membandingkan antara kontrol dan kelompok eksperimen. analisis statistik ini menjelaskan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari Agresi skor Pengendalian Diri kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi lat ihan Low Impact-aerobik bisa mengurangi skor agresi Pengendalian Diri pasien dengan risiko perilaku kekerasan di Sakura Room RSUD Banyumas.
3. Implikasi keperawatan
a. Bisakah Hasil penelitian tersebut dijadikan landasan untuk penerapan di klinik. Hasil penelitian di atas bisa dijadikan landasan untuk penerapan diklinik, karena dengan adanya terapi latihan dapat mengurangi tingkat agresi untuk pasien resiko perilaku kekerasan dan dampak yang diberikan untuk mengurangi skor Agresi Pengendalian Diri pasien dengan risiko perilaku kekerasan. Senam aerobik merupakan salah satu terapi yang efektif untukmenyalurkan energi yang tertahan pada pasien jiwa. Senam aerobikini tidak hanya membantu merasa lebih baik, tetapi juga dapatmembantu untuk tidur lebih nyaman, menghilangkan stress danmemberikan saat yang menyenangkan selama melakukan latihan. b. Jika bisa, rekomendasi atau rencana tindak lanjut bagi praktisi keperawatan jiwa terkait hasil penelitian tersebut. Terapi senam aerobik dengan mengandalkan penyaluran energy yang tertahan dan penyerapan oksigen yang seimbang dapat meningkatkan endorphin (analgetik alami dalam tubuh) yang memiliki efek relaksan sehingga dapat mengurangi risiko prilaku kekerasan secara efektif. Jadi terapi ini bisa dijadikan penerapan diklinik untuk pasien-pasien resiko perilaku kekerasan maupun pasien dengan indikasi lainya. 4. Kesimpulan
Jurnal penelitian ini secara keseluruhan sudah baik dan memenuhi kaidah penulisan dan penyusunan jurnal penelitian. Penulisan judul sudah sesuai dengan kaidah penulisan judul. Terdapat abstrak yang menggambarkan isi dari jurnal tersebut, namun pada pendahuluan, data yang dicantumkan belum memperkuat latar belakang dan tidak dicantumkan alasan pengambilan judul. Penulisan dan penyusunan kalimat sudah baik sehingga bisa dipahami. Peneliti mencantumkan metode penelitian yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 5. Saran
Penulisan dan penyusunan jurnal sudah baik. Dalam latar belakang hendaknya diperbanyak lagi data untuk memperkuat latar belakang dan alasan pengambilan judul. Pada hasil dan pembahasan penelitian, kemudian untuk penulis harusnya di tuliskan saran bagi peneliti lain untuk meneliti mengenai hubungan atau pengaruh dari salah satu variabel yang ada di penelitian ini.
6. Kelebihan jurnal
1. Jurnal ini membahas unsur-unsur dengan menjelaskan metode penilitian yang sudah sesuai 2. Tema yang diambil cukup menarik, metode penulisan sesuai dengan kaidah penulisan dan penyusunan jurnal penelitian 3. Pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan QuasyExperiment dengan rancangan penelitian pre-test – post-test withcontrol group yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kontrol disampingkelompok eksperimentalmetode terstruktur sehingga data yang didapatkan lebih valid. 4. Referensi yang menjadi acuan peneliti sudah sesuai dan melebihi dari jumlah minimal dan referensi yang digunakan mempunyai tahun terbit lebih dari 10 tahun terakhir. 7. Kekurangan jurnal
1. Dalam jurnal ini, peneliti belum memaparkan pembahasan secara menyeluruh mengenai hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti. Pembahasan hasil penelitian hanya dipaparkan secara singkat setelah menjelaskan hasil penelitian. 2. Kurangnya saran dari penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul,
A,
2007, Risetkeperawatan
dan
teknikpenulian
ilmiah
Salemba
Medika, Jakarta. Campbell P, Foxcroft D, 2008, Exercise Therapy ForSchizophrenia (Protocol), The Cochrane Collaboration. Published by JohnWiley & Sons, Ltd, Liverpool. Cannon M, and Moffit, 2002, Evidence for Early, Specific, pan developmental impairment
in
schizophreniform
disorder:
Results
from
longitudinal
birth
cohort, British Journalof Psychiatry, 183, 520- 536. Clare
P,
Bailey
S,
Clark
A,
2000,
Relationship
Between
Psychotic disorders in adolescence and criminally Violent Behavior, BritishJournal Of Psychiatry, 177. 275-279. Keliat, BA, Akemat, 2004 &2010, Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta : EGC.