10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan perlu menyusun dan menyajikan laporan keuangan sekurang-kurangnya setahun sekali. Laporan keuangan ini dibuat oleh perusahaan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan ini menyajikan informasi mengenai harta, kewajiban, modal, pendapatan, biaya dan arus kas perusahaan selama satu periode akuntansi.
Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya tidak dapat lepas dari penggunaan aktiva tetap, baik perusahaan dagang, perusahaan manufaktur, maupun perusahaan jasa. Aktiva tetap merupakan salah satu asset dari perusahaan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan operasinya. Dalam perusahaan manufaktur, aktiva tetap memegang peranan penting dalam produksi, contohnya mesin-mesin yang digunakan dalam kegiatan produksi, di mana mesin tersebut menghasilkan produk yang akan dijual.
Penilaian kembali aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan dinamakan revaluasi aktiva tetap. Perusahaan perlu mempertimbangkan untuk melakukan revaluasi karena nilai buku sudah tidak mencerminkan harga pasar yang berlaku saat ini. Dengan melakukan revaluasi, laporan keuangan perusahaan dapat mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya, sehingga para penggunan laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan akurat. Selain itu, revaluasi aktiva tetap juga memiliki keuntungan bila dilihat dari aspek perpajakan karena revaluasi aktiva tetap ini dapat menyebabkan pengurangan pajak penghasilan yang terutang. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai aktiva tetapi setelah revaluasi lebih tingi daripada nilai buku perusahaan menyebabkan beban penyusutan aktiva tetap menjadi lebih tinggi, sehingga penghasilan kena pajak perusahaan menjadi semakin kecil, yang menyebabkan pajak penghasilan perusahaan yang terutang menjadi berkurang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
Apa itu revaluasi aktiva tetap
Apa itu laporan keuangan
Bagaimana pengaruh revaluasi aktiva tetap terhadap laporan keuangan perusahaan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
Untuk mengetahui tentang revaluasi aktiva tetap
Untuk mengetahui tentang laporan keuangan
Untuk mengetahui pengaruh revaluasi aktiva tetap terhadap laporan keuangan perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Revaluasi aktiva tetap
Revaluasi aset tetap adalah penilaian ulang aset tetap. Dalam bahasa sehari-hari revaluasi sering dimaknai penilaian ulang yang menyebabkan nilai aset menjadi lebih tinggi, padahal revaluasi sebenarnya dapat menghasilkan nilai yang lebih rendah maupun lebih tinggi dari aset tercatat. Revaluasi aset tetap menurut ketentuan PSAK 16 tahun 1994 diperkenankan. Standar menyebutkan "revaluasi aktiva tetap tidak diperkenankan karena penilaian dengan menggunakan harga perolehan, namun penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah".
Menurut PSAK 16 revisi 2007, revaluasi merupakan salah satu metode penilaian aset tetap. Jika suatu entitas memilih menggunakan metode revaluasi maka metode ini harus diterapkan secara konsisten oleh perusahaan. Perusahaan tidak boleh hanya menggunakan metode revaluasi sesekali untuk tujuan seperti yang disebutkan di atas, tetapi revaluasi harus dilakukan secara reguler.
Penerapan metode revaluasi dilakukan untuk aset tetap dalam kelompok yang sama. Tidak ada penjelasan rinci pengertian kelompok yang sama, namun secara implisit dapat dikatakan jika suatu entitas memiliki aset tetap yang disajikan dalam satu kelompok, maka model penilaian yang digunakan harus sama. Sebagai contoh jika induk menggunakan metode revaluasi maka konsekuensinya anak perusahaan untuk kelompok aset tanah harus menggunakan metode revaluasi. Namun untuk peralatan, apakah dianggap satu kelompok atau dapat menggunakan sub kelompok misal kendaraan, mesin, peralatan kantor, tidak ada pedoman yang mengaturnya.
Pada saat melakukan revaluasi, selisih antara nilai tercatat aset dan nilai hasil revaluasi akan dibukukan sebagai surplus revaluasi. Revaluasi tidak diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan tetapi merupakan komponen dalam laba rugi komprehensif yang merupakan bagian dari ekuitas. Jika sebelum revaluasi entitas telah melakukan penurunan nilai maka, akan dilakukan pembalikan penurunan nilai sebelum diakui sebagai surplus revaluasi. Jika revaluasi menghasilkan nilai yang lebih kecil dari nilai aset tercatat maka penurunan nilai ini, pertama akan mengurangi surplus revaluasi (jika ada), setelah tidak ada lagi baru akan mengurangi saldo laba. Dengan pencatatan seperti itu, maka entitas akan mengakui penurunan nilai (impairment), ketika revaluasi menghasilkan nilai aset lebih kecil dari nilai terbawa (carrying value) dengan menggunakan metode biaya.
2.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakam untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.
Adapun Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
2.3 Komponen Laporan keuangan
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode
Merupakan laporan yang menyediakan informasi mengenai nilai dan jenis investasi perusahaan juga untuk menunjukan kekayaan perusahaan. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Laporan posisi keuangan perusahaan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menghitung tingkat hasil pengembalian, mengevaluasi struktur modal perusahaan dan memperhitungkan likuiditas dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Laporan laba rugi berfungsi untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahan yang menyediakan rincian pendapatan, beban, untung dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Laporan laba rugi dapat digunakan untuk mengetahui indikasi profitabilitas perusahaan.
3. Laporan perubahan equitas selama periode
Laporan ini menyajikan perubahan-perubahan pada pos ekuitas dan untuk mengetahui saldo awal modal neraca saldo yang telah disesuaikan ditambah laba bersih dan dikurangi pengambilan prive.
4. Laporan arus kas selama periode
Laporan ini menyajikan dan melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar bagi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan secara terpisah selama suatu periode tertentu.
5. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atas rincian jumlah yang tertera dalam neraca. Laporan laba rugi, laporan arus kas dan laoran perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.
6. Laporan keuangan pada awal periode
Laporan posisi keuangan pada awal periode ini disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mengklasifikasikan pos-pos dalam laporan keuangannya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh revaluasi
Dalam implementasinya, revaluasi aset tetap dalam laporan keuangan memberikan berbagai manfaat, selain memberikan informasi laporan keuangan yang menggambarkan keadaan ekonomi sebenarnya, revaluasi aset tetap juga bermafaat sebagai bagian dari tax planning. Revaluasi aset tetap berarti menilai kembali aset tetap perusahaan. Misalnya jika nilai sebuah mesin produksi sama dengan nilai bukunya, berarti tidak dapat menjadi biaya penyusutan baik dalam laporan laba rugi komersial maupun laba rugi fiscal. Jika dilakukan revaluasi kembali dengan alasan bahwa aset tetap tersebut masih memiliki manfaat ekonomis walaupun nilai bukunya sudah habis, maka nilai dari aset tetap yang sudah direvaluasi adalah sebesar nilai wajarnya. Sehingga dapat disusutkan kembali baik dalam laporan laba rugi komerisal dan laporan laba rugi fiskal, yang nantinya akan berpengaruh terhadap beban pajak PPh badan, laporan keuangan komersial, arus kas, dan neraca.
Revaluasi aset ini merupakan rencana jangka panjang untuk tax planning. Dengan adanya revaluasi aset tetap, maka akan timbul laba/ rugi revaluasi aset tetap yang menjadi bagian dari pendapatan komprehensif perusahaan. Pada saat dilakukan revaluasi, apabila jumlah tercatat aset meningkat maka kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun apabila sebelumnya pernah diakui penurunan nilai aset akibat revaluasi dalam laporan laba rugi, maka terhadap kenaikan aset tersebut harus diakui terlebih dahulu dalam laporan laba rugi sebesar nilai penurunan yang diakui sebelumnya. Sisa nilai setelah sebagian diakui dalam laporan laba rugi tersebut dicatat sebagai kenaikan yang langsung dikreditkan ke ekuitas. Pengaruh pajak tangguhan perlu dihitung dan disesuaikan dengan bagian yang diakui dalam laporan laba rugi tersebut. Dampak atas pajak penghasilan, jika ada, terhadap kenaikan atau penurunan nilai aset akibat hasil revaluasi harus diperhitungkan dan dicatat sesuai dengan pencatat kenaikan atau penurunan revaluasi. Pajak tangguhan diperhitungkan dan dibebankan ke ekuitas atau laporan laba rugi mengikuti mekanisme pengakuan hasil revaluasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Revaluasi aset tetap dari nilai historis ke nilai wajarnya sangat berperan dalam laporan keuangan karena menggambarkan kondisi perekonomian sebenarnya. Revaluasi ini juga berpengaruh menggambarkan kondisi ekonomis dari aset tetap yang tidak bisa dilakukan jika pencatatan aset tetap dengan biaya historis. Karena seringkali, aset tetap yang dicatat dengan biaya historis, walaupun nilai buku aset tersebut sama dengan nol , sebenarnya aset tersebut masih dapat digunakan dengan layak. Dengan adanya revaluasi aset tetap, perusahaan juga dapat melakukan perencanaan pajak, yang dapat mempengaruhi beban pajak badan yang nantinya akan
mempengaruhi laba rugi bersih.
DAFTAR PUSTAKA
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/pendidikan/artikel-psak/kasus-revaluasi-aset-tetap/
ejournal.unesa.ac.id/article/4080/57/article.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan
8