KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah Nyalah sehingga dapat menyelesaikan men yelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. waktun ya. Shalawat beriring salam selalu kita panjatkan kepada Rasullullah SAW, karena kegigihan beliau dan ridho-Nyalah kita dapat merasakan kenikmatan dunia seperti sekarang ini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca sekalian. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Vitayanti Fattah, S.E, M.Si selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang telah memberikan tugas
untuk
menambah
wawasan
sesuai
bidang
studi.
Kami
juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca sekalian demi terciptanya kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang memerlukan. Terima kasih.
1|Page
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ………………………………………………..…………1 DAFTAR ISI …………………………………………………………………....2
BAB 1 PEMBAHASAN 1.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem ………………………………………3 1.2 Prototyping, Rapid Application Development …………………………….9 1.3 Menenmpatkan Siklus Hidup Pengembangan Sistem Place The Traditional SDLC, Prototyping dan RAD dalam Perspektif ………………………….11 1.4 Pengambilan Keputusan dan Decision Support System Model ………….11 1.5 Sistem Pakar dan Kecerdasan Buatan ……………………………………13
BAB II PENUTUP 2.1Kesimpulan ………………………………………………………………..15 2.2Saran ………………………………………………………………………15 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...16
2|Page
BAB 1 PEMBAHASAN
1.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Aktivitas yang mengarah pada pembuatan solusi Sistem Informasi Perusahaan untuk mengatasi masalah perusahaan atau memanfaatkan kesempatan
disebut
Pengembangan
Sistem
(Systems
Development).
Pengembangan Sistem adalah suatu jenis pemecahan masalah yang terstruktur dengan aktivitas yang jelas. Aktivitas – aktivitas ini terdiri atas analisis sistem, rancangan sistem, pemrograman, pengujian, konversi tetap produksi dan pemeliharaan.
1. Analisis Sistem Analisis
sistem
adalah
analisi
masalah
yang
dicoba
diselesaikan
perusahaan dengan sistem informasi. Tahap ini terdiri atas pendefinisian masalah, identifikasi penyebab, pencarian solusi dan identifikasi kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh suatu sistem.
3|Page
Analisis sistem membuat peta proses dari perusahaan dan sistem yang sudah ada, mengidentifikasi pemilik dan pengguna data primer bersama dengan perangkat keras dan lunak yang sudah ada. Analisis sistem kemudian membuat perincian masalah dari sistem yang sudah ada. Dengan mempelajari dokumen, lembar kerja dan prosedur; mengamati operasi sistem; dan mewawancarai
para
pengguna
utama
dari
sistem.
Analisis
dapat
mengidentifikasi masalahnya dan sasaran – sasaran yang akan dicapai suatu solusi. Seringkali solusinya mengharuskan dibuatnya sistem informasi baru atau memperbaiki yang sudah ada. Analisis sistem akan meliputi studi kelayakan untuk menentukan apakah solusinya layak atau dapat dicapai dari sisi finansial teknis dan organisasional. Studi kelayakan dapat menentukan apakah sistem yang diusulkan adalah investasi yang baik, apakah teknologi yang dibutuhkan oleh sistem tersedia dan dapat ditangani oleh spesialisas sistem informasi perusahaan dan apakah perusahaan dapat menangani perubahan – perubahan yang dibawa oleh sistem tersebut. Pada umumnya, proses analisi sistem mengidentifikasi beberapa solusi alternatif yang datanya diusahakan oleh perusahaan. Prosesnya kemudian menilai kelayakan dari masing – masing solusi. Suatu laporan sistem yang tertulis menjelaskan biaya dan manfaat, kelebihan dan kekurangan dari setiap alternatif. Tergantung dari manajemen untuk menentukan kombinasi biaya, manfaat, fitur teknis dan dampak organisasional mana yang mepresentasikan alternatif yang disukai.
2. Perancangan Sistem Analisis sistem menggambarkan apa yang harus dilaksanakan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi dan perancangan sistem (System Design) memperlihatkan bagaimana sistem tersebut akan memenuhi sasaran ini. Perancangan sistem informasi adalah keseluruhan rencana atau model 4|Page
untuk sistem itu. Seperti, catak biru dari sebuah bangunan atau rumahg, ini terdiri atas semua spesifikasi yang memberikan bentuk dan struktur sistem tersebut. Perancangan sistem menjelaskan spesifikasi sistem yang akan melakukan fungsi – fungsi yang diidentifikasi, ada pada saat analisi sistem. Spesifikasi ini harus menangani semua komponen manajerial. Organisasional dan teknologi dari solusi sistem. Tabel dibawah ini mendaftarkan jenis – jenis spesifikasi yang dapat dihasilkan selama perncangan sistem.
KELUARAN
PEMROSESAN
DOKUMENTASI
Medium
Komputasi
Dokumentasi operasi
Isi
Modul program
Dokumen sistem
Waktu
Laporan yang dibutuhkan
Dokumentasi pengguna
Waktu dari pengeluaran MASUKAN
PROSEDUR MANUAL
KONFERSI
Asal
Aktivitas apa saja
Mengirim file
Aliran
Siapa yang menjalankannya
Pemasukan data
Memulai
prosedur
prosedur baru Memilih
Kapan
–
metode
pengujian
Bagaimana
Memindahkan sistem baru
Di mana ANTARMUKA PENGGUNA
Kesederhanaan
KONTROL
Kontrol
masukan
batasan, alasan)
5|Page
PELATIHAN
(karakter,
Memilih teknik – teknik pelatihan
Kontrol
efisiensi
Logika
pemrosesan
Mengembangkan modul –
(konsistensi, jumlah record)
modul latihan
Kontrol
Mengidentifikasi fasilitas
keluaran
(total,
sampel, keluaran)
– fasilitas pelatihan
Kontrol prosedural (kata sandi,
Umpan balik
formulir khusus)
Kesalahan RANCANGAN BASIS DATA
KEAMANAN
Model data logis
Kontrol akses
Kebutuhan volume dan
Rencana
kecepatan
bencana
Rancangan organisasi file
dan
PERUBAHAN PERUSAHAAN
Rancangan ulang tugas penanggulangan
Jejak audit
Rancangan pekerjaan
Rancangan proses Rancangan
Spesifikasi record
struktur
organisasi Hubungan pelaporan
Seperti rumah atau bangunan, sistem informasi dapat memiliki banyak kemungkinan rancangan. Setiap rancangan mewakili sebuah paduan unik dari semua komponen teknis dan organisasional. Yang membuat satu rancangan lebih baik dibandingkan dengan yang lain adalah kemudahan dan efisiensi dalam memenuhi kebutuhan pengguna di dalam batasan – batasan teknis, organisasional, financial dan waktu.
3. Pemrograman Selama tahap pemrograman (programming), spesifikasi sistem yang disiapkan selama perancangan diterjemahkan kedalam kode program.
6|Page
Sekarang banyak perusahaan tidak lagi melakukan pemrograman sistem baru sendiri. Alih – alih demikian, perusahaan membeli peranti lunak dari vendor komersial, layanan peranti lunak dari penyedia layanan aplikasi atau perusahaan alih kontrak yang mengembangkan aplikasi peranti lunak yang disesuaikan dengan kebutuhan klien.
4. Pengujian Pengujian (testing) yang mendalam dan seksama harus dilakukan untuk mengetahui apakah sistem memberikah hasil – hasil yang benar. Pengujian menjawab pertanyaan “ Apakah sistem akan memberikan hasil yang diinginkan dalam kondisi – kondisi yang diketahui? Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan ini biasanya banyak dianggap remeh dalam perencanaan proyek sistem. Pengujian memakan waktu yang lama; data untuk pengujian harus dipersiapkan dengan hati – hati, hasilnya harus ditinjau kembali dan koreksi harus dibuat kedalam sistem. Dalam beberapa contoh, sebagian dari sistem mungkin harus dirancang ulang. Resiko akibat meremehkan tahap ini sangat besar. Pengujian sistem informasi dapat dibagi menjadi tiga jenis aktivitas, yaitu : pengujian unit, pengujian sistem dan uji penerimaan. Pengujian unit (unit testing)atau pengujian program, menguji setiap program secara terpisah dalam sistem. Telah diyakini secara luas bahwa tujuan pengujian adalah menjamin bahwa program bebas dari kesalahan, tetapi tujuan ini sebenarnya mustahil. Alih – alih demikian, pengujian harus dipandang sebagai cara untuk mencari kesalahan dalam program, berfokus dalam mencari segala cara untuk membuat program mengalami kegagalan. Setelah masalah diketahui, masalah tersebut dapat diperbaiki. Pengujian sistem (system testing) menguji fungsi sistem informasi secara keseluruhan. Pengujian sistem mencoba menentukan, apakah modul – modul yang terpisah dapat berfungsi bersama – sama seperti yang direncanakan dan 7|Page
apakah ketidakcocokan antara cara kerja sistem yang sesungguhnya dan cara kerjanya ketika sistem tersebut disusun. Beberapa hal ynag diperiksa adalah waktu kinerja, kepastian untuk menyimpan file dan menangani beban yang berat, kapabilitas pemulihan dan kembali ke kondisi semula dan prosedur – prosedur manual. Uji penerimaan (acceptance testing) memberikan sertifikasi akhir bahwa sistem siap digunakan dalam situasi produksi. Pengujian sistem dievaluasi oleh pengguna dan ditinjau ulang oleh pihak manajemen. Ketika semua peserta puas karena sistem baru telah sesuai standar, sistemnya akan secara resmi diterima untuk diimplementasikan. Tim pengembangan sistem bekerja sama dengan para pengguna untuk merencanakan rencana pengujian yang sistematik. Rancangan pengujian ini mencakup semua pesiapan untuk rangkaian pengujian yang baru saja dijelaskan.
5. Konversi Konversi (conversion) adalah proses perubahan dari sistem lama ke sistem baru. Empat strategi konversi utama yang dapat dilakukan, yaitu : Strategi paralel, strategi pindah langsung, strategi studi percontohan danstrategi pendekatan bertahap. Dalam strategi paralel, sistem lama dan calon penggantinya dijalankan bersama selama beberapa waktu sampai setiap orang merasa yakin bahwa fungsi yang baru telah berjalan dengan benar. Ini adalah pendekatan konversi yang paling aman karena ketika terjadi kesalahan atau gangguan pada proses baru, sistem yang lama masih dapat digunakan sebagai cadangan. Tetapi, pendekatan ini sangat mahal dan mungkin memerlukan tambahan staf dan sumber daya untuk menjalankan kedua sistem ini bersamaan. Strategi pindah langsung mengganti sistem lama seluruhnya dengan sistem baru pada hari yang telah ditentukan. Ini adalah pendekatan yang sangat 8|Page
beresiko, yang berpotensi menimbulkan kerugian yang lebih besar daripada menjalankan dua sistem secara paralel, jika ditemukan masalah yang serius dalam sistem barunya. Tidak ada lagi sistem lain yang digunakan sebagai cadangan. Dislokasi, gangguan dan biaya perbaikannya dapat sangat besar. Strategi studi percontohan menjalankan sistem yang baru hanya dalam ares yang terbatas dari perusahaan, seperti hanya satu departemen atau satu unit kegiatan. Ketika versi percontohan ini sempurna dan bekerja dengan lancar, barulah kemudian dipasang diseluruh perusahaan secara stimulan ataupun bertahap. Strategi pendekatan bertahap menjalankan sistem baru dalam setahap demi setahap, baik berdasarkan fungsi maupun unit organisasional. Jika misalnya sistemnya dipasang fungsi demi fungsi, maka sistem pembayaran gaji yang baru dapat dimulai dengan karyawan tetap. Jika sistemnya dipasang pada satu unit demi satu unit, maka kantor pusat perusahaan perlu diganti pertama kali, diikuti oleh unit – unit kegiatan yang lebih kecil empat bulan kemudian. Misalnya, pindah dari sistem lama ke sistem baru mengharuskan para pengguna
akhir
dilatih
untuk
menggunakan
sistem
baru.
Perincian
dokumentasi yang memperlihatkan cara kerja sistem baik dari sudut pandang teknis mupun sudut pandang akhir diselesaikan selama waktu konversi, untuk digunakan dalam pelatihan dan kegiatan setiap harinya. Tidak adanya pelatihan dan dokumentasi yang sepantasnya akan menimbulkan kegagalan sistem, karena itu bagian ini sangatlah penting.
6. Produksi dan Pemeliharaan Setelah sistem baru dipasang dan konversinya selesai dilakukan, sistem tersebut dikatakan berada dalam kondisi produksi. Selama tahp ini, sistem akan ditinjau ulang oleh para penguna dan spesialis teknis untuk menentukan seberapa baik sistem ini akan mencapai sasarann awalnya dan memutuskan apakah sistem tersebut perlu direvisi atau dimodifikasi. Pada beberapa contoh 9|Page
sebuah dokumen audit pasca implementasi yang resmi dipersiapkan. Setelah sistem dikonfigurasi dengan baik, sistem harus dipelihara ketika berada dalam kondisi produksi untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi kebutuhan atau meningkatkan efisiensi pemrosesan. Perubahan perangkat keras, peranti lunak, dokumentasi atau prosedur dalam sistem produksi untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi kebutuhan baru atau meningkatkan efisiensi pemrosesan disebut pemeliharaan. Beberapa penelitian tentang pemeliharaan mempelajari waktu yang dibutuhkan untuk beragam tugas pemeliharaan ( Lientz dan Suanson, 1890). Kira – kira 20% dari waktu dihabiskan untuk melakukan debgu atau memperbaiki masalah produksi yang darurat; 20% lainnya berkaitan dengan perubahan dalam data, file, laporan, perangkat keras atau peranti lunak sistem. Tetapi 60% dari semua pekerjaan pemeliharaan terdiri atas membuat peningkatan bagi pengguna, memperbaiki dokumentasi dan mencatat komponen – komponen sistem untuk mencapai efisiensi pemrosesan yang lebih tinggi. Jumlah pekerjaan dalam kategori ketiga ini dapat dikurangi dengan analisis sistem dan praktik perancangan yang lebih baik.
1.2 Prototyping, Rapid Application Development
Pembuatan prototype meliputi pengembangan sistem uji coba yang tepat dan murah untuk dievaluasi oleh pengguna akhir. Lewat interaksi dengan prototype para pengguna dapat memperoleh gagasan yang lebih baik mengenai kebutuhan informasi mereka. Prototype yang telah disetujui oleh pengguna dapat digunakan sebagai patokan untuk membuat sistem versi finalnya. Prototype adalah versi sistem informasi atau bagian dari sistem yang sudah dapat berfungsi, tetpi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja. Setelah beroperasi prototype akan lebih jauh diperhalus hingga cocok sekali dengan
10 | P a g e
kebutuhan penggunanya. Ketika rancangannya difinalisasi, prototype dapat dikonversi menjadi sistem produksi yang jauh lebih baik. Proses membuat rancangan awal, mencobanya, memperhalusnya dan mencobanya kembali disebut proses pengembangan sistem yang literative karena langkah – langkah yang dibutuhkan untuk membuat sistem dapat diulang beberapa kali. Pembuatan prototype lebih literative daripada metode siklus hidup biasanya dan secara aktif mendukung perubahan pada rancangan sistem,. Dikatakan bahwa pembuatan prototype telah mendukung perubahan pada rancangan sistem. Dikatakan bahwa pembuatan prototype telah menggantikan pengerjaan ulang tak rencana dengan literasi yang terencana, dengan setiap versi yang terbaru semakin merefleksikan kebutuhan penggunanya.
Langkah – langkah pembuatan prototype :
1. Mengidentifikasi kebutuhan dasar pengguna. Perancang sistem bekerja cukup lam dengan pengguna untuk mendapatkan informasi kebutuhan dasar pengguna. 2. Mengembangkan prototype. Pengguna didorong untuk bekerja dengan cepat membuat prototype yang fungsional, menggunakan perangkat – perangkat untuk menciptakan peranti lunak dengan cepat. 3. Menggunakan Prototype. Pengguna didorong bekerja dengan sistem tersebut untuk menentukan seberapa baik prototype itu memenuhi kebutuhannya
dan
untuk
memberikan
saran – saran
bagaimana
memperbaiki prototype itu. 4. Merevisi dan memperbaiki prototype. Pembuat sistem mencatat semua perubahan yang diminta pengguna dan memperha lus prototype berdasarkan permintaan tersebut. setelah prototype direvisi, siklusnya kembali ke langkah 3. Langkah 3 dan 4 diulangi teus hingga penggunanya merasa puas.
11 | P a g e
Ketika tidak dibutuhkan literasi lagi, prototype yang telah disetujui ini kemudian menjadi prototype operasional yang memenuhi spesifikasi final untuk aplikasinya. Terkadang prototype digunakan sebagai versi produksi dari sistemnya.
Rapid Application Development (RAD)
Perangkat peranti lunak berorientasi objek, peranti lunak yang dapat dipakai ulang, pembuatan prototype dan perangkat perangkat bahasa general keempat membantu para pembangun sistem melakukan pekerjaan sistem lebih cepat daripada jika mereka menggunakan metode pengembangan sistem dan peralatan peranti lunak yang tradisional. Istilah pengembangan aplikasi cepat (rapid application developmen) digunakan untuk menggambarkan proses pembuatan sistem yang dapat dilangsungkan dalam waktu yang sangat singkat. RAD dapat mencaklup penggunaan pemrograman visual dan perangkat lainnya untuk membuat antarmuka grafis bagi pengguna, pembuatan prototype literative dari elemen – elemen sistem yang terpenting, otomatisasi pembuatan kode program dan kerja sama erat antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Sistem – sistem sederhana seringkali dapat dirakit dari komponen – komponen yang sebelumnya telah dibuat, prosesnya tidak harus sekuensial dan bagian – bagian penting dari proses pengembangan dapat berlangsung bersamaan. Terkadang teknik yang disebut desain aplikasi gabungan (joint application design) digunakan untuk mempercepat pembuatan kebutuhan informasi dan mengembangkan rancangan sistem awal. Dengan JAD pengguna akhir dan spesialis sistem informasi bersama – sama dan difaslilitasi dengan baik, sesi JAD dapat sangat mempercepat fase rancangan dan melibatkan pengguna secara intens.
12 | P a g e
1.3 Menempatkan Siklus Hidup, Pengembagan Sistem Place the Traditional, SDLC, Prototyping dan RAD dalam perspektif
SDCL tradisional, prototyping, RAD adalah metodologi. Semuanya adalah cara – cara yang direkomendasikan dalam mengembangkan sistem informasi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan sistem dan memiliki seluruh unsur – unsur pendekatan sistem dasar, diawali dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan penggunaan sistem. Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan sistem yang berfokus pada definisi dan pemenuhan kebutuhan pengguna. Prototyping dapat berada di dalam SDLC. Bahkan pada kenyataannya, banyak upaya prototyping mungkin dibutuhkan selama pengembangan sebuah sistem. Kontribusi utama yang diberikan oleh RAD adalah kecepatan untuk dapat menggunakan sistem, yang tercapai terutama melalui penggunaan alat – alat berbasis komputer dan tim – tim proyek khusus. Kini, perusahaan – perusahaan
sedang
memperbaharui
sebagian
besar
sistemnya
yang
sebelumnya diimplementasikan dengan menggunakan teknologi komputer yang sudah usang jika dilihat melalui standar saat ini. Karena hukum Moore, teknologi dapat digunakan dengan sangat cepat. Alat – alat pengembang sistem, pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan sistem adalah metodologi yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah sistem. Metodologi sama seperti sebuah cetak biru yang digambar oleh arsitektur untuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli listrik dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah. Sama halnya seperti metodologi yang memandu para pengembang sistem ketika mereka membuat sistem.
13 | P a g e
1.4 Pengambilan Keputusan dan Decision Support System Model
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur. DSS menyajikan kepada pengguna satu perangkat alat yang fleksibel dan memiliki kemampuan tinggi untuk analisis data penting. Dengan kata lain, DSS menggabungkan
sumber
daya
intelektual
seorang
individu
dengan
kemampuan komputer dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS diartikan sebagai tambahan bagi para pengambil keputusan, untuk
memperluas
kapabilitas,
namun
tidak
untuk
menggantikan
pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusannya.Dalam suatu penelitiannya Steven S. Alter mengembangkan satu takso nomi dari enam jenis DSS yang didasarkan pada tingkat dukungan pemecahan masalah. Jenis DSS yang memberikan dukungan paling sedikit adalah jenis yang memungkinkan manajer mengambil hanya sebagian kecil informasi (unsurunsur informasi) .Manajer dalam hal ini dapat bertanya pada database untuk mendapatkan angka/jumlah tingkat penyerapan anggaran pada satu satker dibawah lingkup kerjanya.Jenis DSS yang memberikan dukungan yang sedikit lebih tinggi memungkinkan baginya menganalisis seluruh isi file mengenai tingkat penyerapan anggaran pada unit-unit lain yang terkait. Contohnya adalah laporan gaji bulanan pegawai yang disiapkan dari file gaji. Dukungan yang lebih lagi diberikan oleh sistem yang menyiapkan laporan total penyerapan anggaran biaya pegawai dan tunjangan-tunjangan yang diterimanya yang diolah dari berbagai file sistem penggajian 14 | P a g e
Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: 1. Model-driven DSS Jenis DSS yang pertama merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah dari sistem informasi organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari divisi sistem informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian dikombinasikan dengan tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan. 2. Data-driven DSS. Jenis DSS yang kedua, data-driven DSS, menganalisis sejumlah besar data yang ada atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi. DSS ini membantu untuk proses pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam database yang besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini untuk memungkinkan para pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau data dari sistem informasi organisasi yang ada.
1.5 Sistem Pakar dan Kecerdasan Buatan
1. Kecerdasan Buatan Kecerdasan Buatan atau Intelegensi Artifisial didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer, logika fuzzy, dll. Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk informatika relatif tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan 15 | P a g e
persamaan, menyelesaikan persamaan integral, membuat permainan catur atau Backgammon. Di sisi lain, hal yang bagi manusia kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan, sampai sekarang masih sulit untuk direalisasikan dalam informatika . Seperti contoh: Pengenalan Obyek/Muka, bermain sepak bola.Walaupun AI memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk cabang yang sangat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku, pembelajaran dan adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin. Penelitian dalam AI menyangkut pembuatan mesin untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas, termasuk contohnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal seperti itu telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi masalah kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam bidang ekonomi, obat-obatan, teknik dan militer, seperti yang telah dibangun dalam beberapa aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video game.’’Kecerdasan buatan’’ ini bukan hanya
ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan, tapi
juga
mengkonstruksinya.Tidak ada definisi yang memuaskan untuk '’kecerdasan'’. Kecerdasan
adalah
kemampuan
untuk
memperoleh
pengetahuan
dan
menggunakannya atau kecerdasan yaitu apa yang diukur oleh sebuah '’Test Kecerdasan'’
2. Sistem Pakar Sistem Pakar adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan dari pakar di dalam sistem ini digunakan sebagi dasar oleh Sistem Pakar untuk menjawab pertanyaan (konsultasi).Kepakaran (expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif dan spesifik yang diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan pengalaman. Pengetahuan membuat pakar dapat mengambil keputusan 16 | P a g e
secara lebih baik dan lebih cepat daripada non-pakar dalam memecahkan problem yang kompleks. Kepakaran mempunyai sifat berjenjang, pakar top memiliki pengetahuan lebih banyak daripada pakar yunior. Tujuan Sistem Pakar adalah untuk mentransfer kepakaran dari seorang pakar ke komputer, kemudian ke orang lain (yang bukan pakar). Ciri Sistem Pakar: 1. Memiliki informasi yang lebih handal. 2. Mudah di modifikasi dan dapat beradaptasi. 3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
Sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain : 1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal. 2. Sulit dikembangkan.Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya 3. Sistem Pakar tidak 100% bernilai benar.
17 | P a g e
BAB II PENUTUP 2.1. KESIMPULAN
Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle -SDLC). Pendekatan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi satu demi satu. Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional. Satu pendekatan SDLC yang saat ini sangat populer adalah pengembangan berfase ( phase development). Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul, dan analisis, perancang, dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan untuk setiap modul. Pengembangan sistem saat tinggi biayanya dilihat dari sudut uang maupun waktu. Sebagai akibatnya, proses ini hendaknya dikelola dengan baik.
2.2. SARAN
Sebaiknya ketika sistem dikembangkan, proses,data dan objek akan dibuat modelnya. Alat pemodelan yang populer ialah pembuatan diagram arus data yang menggunakan simbol-simbol dan unsur lingkungan yang dihubungkan oleh panah untuk menunjukkan arus data.
DAFTAR PUSTAKA 18 | P a g e
Laudon, Kenneth C. dan Laudon, Jane P. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Terjemahan Chriswan Sungkono dan Machmudin Eka P. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat
19 | P a g e