3. SIFAT POLIMER THERMOSETTING Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset o melunak dan mampu mengalir di dalam cetakan. Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia o yang mengeraskan material sehingga akhirnya menjadi padatan yang tidak mampu lebur kembali (infusible solid). Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali o melainkan akan terdegradasi menghasilkan arang. Keras dan kaku (tidak fleksibel) o Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang). o Tidak dapat larut dalam pelarut apapun. o Tahan terhadap asam basa. o Mempunyai ikatan silang antar rantai molekul. o
4. JENIS-JENIS THERMOSETTING 4.1 Resin Urea formaldehid (Resin Amino) Resin Urea formaldehid adalah hasil polimerisasi kondensasi urea dengan formaldehid. Resin ini termasuk dalam kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat tahan terhadap asam ,basa , tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Karena sifat-sifat tersebut, aplikasi resin urea-formaldehid yang sangat luas sehingga industri urea-formaldehid berkembang pesat. Resin urea ini dapat dicetak tekan, memiliki permukaan yang keras dan mempunyai nilai dielektrik yang tinggi dan dapat diberi berbagai warna. Contoh industri yang menggunakan industri formaldehid adalah laminating, coating, tekstil resin finishing. Jenis resin ini banyak juga digunakan untuk mencegah berkerut dan kusut nya kain katun dan untuk mencegah menyusutnya kayu.
4.2 Fenol-formaldehida/bakelit (Resin Phenol) Merupakan resin sintetik yang dibuat dengan mereaksikan phenol denganformaldehida, wujud nya keras, kuat, awet dan dapat dicetak pada berbegai kondisi.Bahan ini mempunyai daya tahan panas dan air yang baik dan dapat diberi macam-macam warna,sering digunakan sebagai bahan pelapis dan laminating, pengikat batu gerinda, pengikat logam ataugelas, dapat dicetak menjadi kotak, isolator listrik, tutup botol dan tangkai pisau, plastik yang digunakan untuk peralatan listrik seperti fitting lampu listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio, perekat plywo. 4.3 Melamin-formaldehida.(Resin Amino) Resin melamin-formaldehida diperkenalkan di Jerman oleh Henkel pada tahun 1935. Resin ini termasuk dalam golongan resin amino yang diproduksi melalui reaksi polikondensasi antara melamin dan formaldehida. Dibandingkan dengan resin ureaformaldehida, resin ini mempunyai kelebihan yakni transparan; kekerasan(hardeness) yang lebih baik; stabilitas termal yang tinggi; tahan terhadap air, bahan kimia, dan goresan. Dari kelebihan ini, penggunaan resin ini sangat luas, seperti pada industri perekat, tekstil, laminasi, kertas, pelapisaan permukaan ( surface coatings) dan sebagainya. 4.4 Polyesters Poliester di industri digunakan dalam penguatan ban, tali, kain buat sabuk mesin pengantar (konveyor), sabuk pengaman, kain berlapis dan penguatan plastik dengan tingkat penyerapan energi yang tinggi.Serat-serat poliester juga bisa dicampur dengan serat-serat katun, wol, rayon
dan sutera. Sifat-sifat serat poliester adalah sebagai berikut:
Tahan kusut, baik untuk pakaian wanita maupun pria.
Tahan cuci dan tidak kusut kalau dicuci.
Lebih tahan sinar matahari dari pada nylon.
Dapat ditekan dengan setrika panas (150° C), hingga terjadi lipatan tetapi dapat dihilangkan dengan panas yang sama
4.5 Resin Furan Resin ini berasal dari hasil pengolahan limbah pertanian, seperti: tongkol jagung dan bijikapas. Warna produk nya agak tua, tahan air dan mempunyai sifat-sifat listrik yang baik. 4.6 Resin Epoksida Resin jenis ini banyak dipakai untuk keperluan: pengecoran, pelapisan, protektor alat-alat listrik, campuran cat dan sebagai adhesif (perekat/lem).Karena alasan resin ini tahan terhadap aus dan beban kejut, maka sering juga digunakan untuk membuat cetakan tekan (metalurgi serbuk), panel sirkuit listrik, tangki dan jig. 4.7 Silikon polimer dengan silikon sebagai bahan dasar Mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan bahan dasar plastik (atom karbon) lain nya. Sifat-sifat spesifik nya adalah: stabilitas (tahan terhadapsuhu tinggi), kedap air, oleh karena itu sering digunakan untuk membuat: minyak gemuk (fat), resin, perekat dan karet sintetis.Contoh polimer termoplastik ialah Selulosa yang dibuat dari serat kapas dan kayu, namun sangat kuat dan ulet serta dapat diberi ber- bagai warna.
5. PROSES PENGERJAAN THERMOSETTING 5.1 Cetak Tekan Prinsip cetak tekan dibambarkan pada gambar di bawah ini. Sejumlah bahan dimasukan dalam cetakan logam yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Pada waktu cetakan ditutup, bahan yang telah lunak tertekan sehingga mengalir mengisi rongga cetakan. Bahan yang digunakan dapat berbentuk serbuk atau tablet prabentuk. Tekanan yang lazim digunakan berkisar antara 0,7 sampai 55 Mpa, tergantung pada bahan yang digunakan dan bentuk produk. Suhunya berkisara antara 120 hingga 205˚C. Panas sangat penting bagi resin termosetting, karena pertamatama diperlukan untuk plastisasi, kemudian untuk polimerisasi atau untuk pengerasan. Serbuk perlu dipanaskan secara merata, suatu hal yang cukup sulit karena daya hantar panas bahan tidak baik. Beberapa jenis bahan diolah dengan penekanan, akan tetapi siklus pemanasan dan pendinginan cetakan yang cepat akan menimbulkan kesulitan. Produk mungkin cacat sewaktu dikeluarkan bila pendonginan cetakan tidak sempurna.
Proses cetak tekan
5.2 Cetak Transfer Pada proses cetak transfer, serbuk termosetting atau benda prabentuk diletakkan pada tempat tersendiri atau alam ruang tekanan di atas rongga cetakan, seperti tampak pada gambar di bawah ini. Di sini bahan mengalami plastisasi akibat panas dan tekanan dan diinjeksikan ke dalam rongga cetakan, sebagai cairan panas, di sini bahan tersebut kemudian mengalami pengerasan. Waktu reaksi pengerasan untuk cetak-transfer lebih singkat dibandingkan proses cetak-tekan. Waktu pengisian pun lebih singkat karena digunakan bahan pembentuk yang lebih besar yang dapat dipanaskan lebih cepat. Proses ini sangat cocok untuk membuat bagian-bagian yang memerlukan sisipan logam yang keecil, karena bahan plastik yang panas memasuki rongga cetakan secara bertahap tanpa tekanan yang tinggi. Bentuk yang rumit dan bentuk dengan variasi penampang yang besar dapat juga duhasilkan dengan cara cetak transfer. Keterbatasan dari proses ini ialah: kehilangan bahan dalam saluran pengalir, spru dan harga cetakan yang lebih mahal dibandingkan dengan cetakan pada proses cetak-tekan.
Proses cetak transfer
5.3 Cara Injeksi Bahan Thermosett Bahan termosett dalam batas-batas tertentu dapat dibentuk dengan cara cetak-jet. Setelah dimodifikasi mesin cetakinjeksi untuk bahan termoplastik, dapat diubah untuk keprluan cetak jet. Nosel, yang merupakan bahan terpenting dari mesin harus dapat dipanaskan dan didinginkan selama siklus injeksi. Mula-mula resin dipanaskan dalam silinder yang menglilingi penekanan, sampai lunak namun belum terpolimerisasi. Pada waktu penekan menekan resin melalui nosel ke dalam cetakan, terjadi panas tambahan. Pada saat cetakan penuh, nosel didinginkan dengan cepat dengan mengalirkan air untuk mencegah polimerisasi bahan yang tersisa. Mesin ulir umpan balik kini mulai digantikan dengan mesin cetak-jet seperti tampak pada gambar di bawah ini. Bahan masuk, (di bawah pengaruh gravitasi), sementara didorong oleh ulir yang berputar, bahan sekaligus dipanaskan. Pada waktu ulir berputar, bahan terplastisasi di muka ulir, dan masih terhalang oleh plunyer sampai terkumpul sejumlah bahan tertentu. Plunyer kemudian turun, dan ulir memaksa bahan memasuki ruang transfer. Bahan kemudian ditekan memasuki rongga cetakan.
Proses dengan reaction injection
5.4 Spraying Pengerjaan plastik dengan spraying menggunakan suatu alat penyemprot yang dikendalikan seorang operator atau control computer. Dan hal ini merupakan paling cukup populer sejak pertengahan abad 21. Pembuatan produk dengan cara spraying sering digunakan sebagai komponen pendukung untuk struktur solid dan aplikasi lainnya. Alat penyemprot itu sendiri biasanya dilengkapi dengan mekanisme yang dapat memotong serat fiber menjadi helaian-helaian dan kemudian di distribusikan sepanjang permukaan cetakan. Kemajuan teknologi dengan cara spraying telah terbukti lebih efisien dan merupakan sistem penyemprotan yang lebih bersih, dengan mengurani emisi stirena, kapasitas penyemprotan yang lebih besar dan keseragaman lebih baik diantara pola penyemprotan. Alat penyemprot dihasilkan dengan konfigurasi yang bemaca-macam, masingmasing dengan kemampuan yang berbeda-beda.
Proses dengan spraying
5.5 Pengecoran Bahan termoset yang dicor antara lain adalah phenol, polyester, epoksi dan resinalyl. Yang terakhir ini sangat cocok untuk lensa optik dan penggunaan lainnya yangmemerlukan plastik yang sangat jernih. Resin ini mudah dicor karena memiliki sifatfluiditas yang baik. Akrilik digunakan untuk mengecor benda yang tembus cahaya danlembaranPlastik di cor apabila jumlah tidak seberapa. Sering kali dibuat cetakan terbukadari timah hitam dengan menceluokan mandril baja dengan bentuk tertentu dalam timahhitam cair yang kemudian dilepaskan setelah membeku.Dapat digunakan inti timah hitam, adukan semen atau karet bila diperlukan.Cetakan yang kosong dibuat dengan cara pengecoran ‘slush -casting’ :yaitu bahan bakudituang dalam cetakan, lalu kelebihannya dikeluarkan kembali.Benda padat dapat dibuat dengan menggunakan cetakan dari adukan semen,gelas,kayu, logam, atau karet sintetis
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun.2012.BAHAN KONSTRUKSI 081406. Politeknik Negeri Sriwijaya.Palembang
KIMIA
TK
http://www.facebook.com/pages/Poliester/111934102156768 http://www.authorstream.com/Presentation/aninditays-594658anindita-reggie-xii-ipa-2/ http://hadiyantokimia.guru-indonesia.net/artikel_detail21224.html http://www.chem-is-try.org/kategori/materi_kimia/kimia polimer/klasifikasi-polimer/ http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia polimer/klasifikasi-polimer/polimertermoplastik-dantermosetting/ http://www.bloggerindex.com/perbedaan%20termoset%20dan%20termoplastik.html