BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lat ar Belaka ng upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Manusia Pendidikan adalah pada hakekatnya adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-Nya disebabkan memiliki kemampuan berbahasa dan akal pikiran/rasio, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang berbudaya. Dalam pendidikan formal, pelaksanaan pendidikan dibagi atau diatur dalam tahapan/tingkatan pelaksanaan pendidikan. Tingkat pendidikan dalam system pendidikan nasional terdiri atas tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Setiap tingkatan memiliki tuuan tersendiri yang merupakan penabaran dari tuuan umum pendidikan nasional. Tuuan setiap tingkat
pendidikan
dinamakan
tuuan
lembaga
pendidikan
atau
tuuan
institusional. !ntuk mencapai tuuan institusional diperlukan alat dan sarana pendidikan, satu diantaranya adalah kurikulum untuk setiap lembaga pendidikan. "urikulum inilah yang menadi alat untuk membina dan mengembangkan sis#a menadi manusia yang berilmu $berkemampuan intelektual tinggi/cerdas%, bermoral $memahami dan memiliki nilai-nilai social dan nilai religi%, sebagai pedoman hidup serta beramal $menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk kepentingan manusia dan masyarakat% sesuai dengan fungsinya sebagai makhluk sosial $Sudana, &'()%. "urikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. "urikulum mengarahkan segala bentuk akti*itas pendidikan demi tercapainya tuuan-tuuan pendidikan. "urikulum uga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang enis, lingkup dan urutan isi, serta proses pendidikan $Sukmadinata, &'()%. +tas dasar diatas, dimana dikatakan bah#a kurikulum merupakan salah satu komponen terpentik dalam pendidikan, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian etimologis kurikulum, filosofi serta definisi kurikulum, yang merupakan materi a#al dalam mempelaari serta memahami kurikulum.
1
1.2 Rumusan Masalah (.&.( (.&.& (.&.)
agaiman pengertian kurikulum secara etimologi agaimana filosofi kurikulum agaimana definisi kurikulum
1.3 Tujuan (.).(
Mahasis#a
dapat
mengetahui
pengertian
(.).& (.).)
etimologi. Mahasis#a dapat mengetahui filosofi kurikulum. Mahasis#a dapat mengetahui definisi kurikulum.
kurikulum
secara
BAB II PEMBAHAAN 2.1 Pengert!an "ur!kulum se#ara Et!m$l$g! timologi berasal dari kosa kata dalam bahasa atin, 0etimos1 artinya asal usul kata, dan 0logos1 artinya ilmu. 2adi, etimologi merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelaari asal usul kata. +dapun pengertian etimologis adalah pengertian suatu kata atau istilah yang dielaskan dari asal usul kata dalam bahasa tertentu $Suparlan, &'(&%. Sebagaimana dengan istilah-istilah atau kata-kata tersebut, istilah kurikulum uga memang bukan istilah asli dalam bahasa 3ndonesia. 3stilah kurikulum baru masuk dalam kha4anah pembendaharaan kata dalam dunia pendidikan di 3ndonesia pada sekitar tahun (567, seak kelahiran "urikulum (567, untuk
2
mneggantikan kurikulum sebelumnya, yaitu 8encana Pembelaaran (59'. "etika itu, istilah yang digunakan dalam dunia pendidikan adalah rencana pembelaaran, bukan kurikulum $Suparlan, &'(&%. :ebster;s Third Ne# 3nternasional Distionery menyebutkan kurikulum berasal dari kata currere dalm bahasa latin
Di 3ndonesia istilah 0kurikulum1 boleh dikatakan baru menadi populer seak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di +merika Serikat. "ini istilah itu dikenal orang diluar pendidikan, sebelumnya yang la4iam digunakan adalah 0rencana pelaaran1. Pada hakikatnya kurikulum sama artinya dengan rencana pelaaran. >ilda Taba dalam bukunya
2.2 *!l$s$+! "ur!kulum andasan ?ilosofis, 'a!tu asums! asums! tentang hak!kat real!tas, hak!kat manus!a, hak!kat %engetahuan, (an hak!kat n!la! 'ang menja(! t!t!k t$lak (alam mengem&angkan kur!kulum . +sumsi-asumsi filosofis tersebut
berimplikasi pada rumusan tuuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidikan.
3
andasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai rencana $tertulis%, terlebih kurikulum dalam bentuk pelaksanaan di sekolah $Sukmadinata, &'(&%. ?ilsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam ?ilsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti= %eren!al!sme, essens!al!sme, eks!stes!al!sme, %r$gres!-!sme, (an rek$nstrukt!-!sme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa
berpiak pada aliran@aliran filsafat tertentu, sehingga akan me#arnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan meruuk kepada pemikiran lla Aulaela#ati, di ba#ah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum. (. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada #arisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran uni*ersal yang tidak terikat pada tempat dan #aktu. +liran ini lebih berorientasi ke masa lalu. &. Essensialisme menekankan pentingnya pe#arisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelaaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme uga lebih berorientasi pada masa lalu. ). Eksistensialisme menekankan pada indi*idu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. !ntuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. +liran ini mempertanyakan = bagaimana saya hidup di dunia +pa pengalaman itu B. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan indi*idual, berpusat pada peserta didik, *ariasi pengalaman belaar dan proses.
4
Progresi*isme merupakan landasan bagi pengembangan belaar peserta didik aktif. 9. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanut dari aliran progresi*isme. Pada rekonstrukti*isme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping
menekankan
tentang
perbedaan
indi*idual
seperti
pada
progresi*isme, rekonstrukti*isme lebih auh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan seenisnya. +liran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu Penganut aliran ini menekankan pada hasil belaar dari pada proses. +liran ?ilsafat Perenialisme, ssensialisme, ksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model "urikulum Subek+kademis.
Sedangkan,
filsafat
progresi*isme
memberikan
dasar
bagi
pengembangan Model "urikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstrukti*isme banyak diterapkan dalam pengembangan Model "urikulum 3nteraksional. +da tiga cabang besar filsafat, yaitu metafisika yang membahas segala dalam alam ini, epistemologi yang membahas kebenaran, akseologi yang membahas nilai. +liran-aliran filsafat yang kita kenal bertolak belakang dari pandangan yang berbeda kedalam tiga hal ini. ?ilsafat membahas segala permasalahan yang dihadapi oleh manusia termasuk masalah-masalah pendidikan yang disebut filsafat pendidikan. :alaupun dilihat sepintas, filsafat pendidikan hanya merupakan aplikasi dari pemikiranpemikiran filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan, tetapi antara keduanya yaitu antara filsafat dan filsafat pendidikan terdapat hubungan yang sangat erat. Mas!ngmas!ng
al!ran
+!lsa+at
%ast!
mem!l!k!
kelemahan
(an
keunggulan tersen(!r!. /leh karena !tu, (alam %raktek %engem&angan kur!kulum, %enera%an al!ran +!lsa+at #en(erung (!lakukan se#ara eklekt!+ untuk le&!h mengk$m%r$m!kan (an mengak$m$(as!kan &er&aga! ke%ent!ngan 'ang terka!t (engan %en(!(!kan. Mesk!%un (em!k!an saat !n!, %a(a &e&era%a negara (an khususn'a (! In($nes!a, tam%akn'a mula! terja(!
5
%ergeseran lan(asan (alam %engem&angan kur!kulum, 'a!tu (engan le&!h men!t!k&eratkan %a(a +!lsa+at rek$nstrukt!-!sme.
$Staff !ni*ersitas, &'(6%
2.3 De+!n!s! "ur!kulum Seperti halnya dengan istilah-istilah lain yang banyak digunakan, kurikulum uga mengalami perkembangan dan tafsiran yang beragam. >ampir setiap ahli kurikulum mempunyai rumusan sendiri, #alaupun diantara berbagai definisi itu terdapat aspek-aspek persamaan $Nasution, (55(%. Mengenai pengertian kurikulum, banyak sekali pendapat-pendapat yang diungkapkan oleh para ahli, diantaranya yaitu =
1. !! No. &' Tahun &'') "urikulum merupakan seperangkat rencana C sebuah pengaturan berkaitan dengan tuuan, isi, bahan aar C cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelaaran untuk mencapai sebuah tuuan pendidikan nasional. 2. Dr. >. Nana Sudana Tahun $&''9% "urikulum merupakan niat C harapan yang dituangkan kedalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah. "urikulum sebagai niat C rencana, sedangkan pelaksaannya adalah proses belaar mengaar. Aang terlibat didalam proses tersebut yaitu pendidik dan peserta didik $Sudana, &'()%. 3. Drs.
enry untur Tarigan "urikulum ialah suatu formulasi pedagogis yang termasuk paling utama dan terpenting dalam konteks proses belaar mengaar.
. >arsono $&''9% Mengungkapkan bah#a kurikulum ialah suatu gagasan pendidikan yang diekpresikan melalui praktik. Pengertian kurikulum saat ini semakin berkembang, sehingga yang dimaksud dengan kurikulum itu tidak hanya
6
sebagai gagasan pendidikan, namun seluruh program pembelaaran yang terencana dari institusi pendidikan nasional. . Prof. Dr. S. Nasution, M. +. Menelaskan kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan belaar mengaar di ba#ah naungan, bimbingan C tanggunga a#ab sekolah / lembaga pendidikan. . S. >. >asan $(55&% Menurutnya kurikulum itu bersifat fleksibilitas.Aakni sebagai suatu pemikiran kependidikan bagi diklat, sehingga dalam posisi teoritik, harus dikembangkan dalam kurikulum sebagai sesuatu yang terencana dan uga dianggap sebagai kaidah pengembang kurikulum. 4. Prof. Drs. >. Darkir Menyatakan bah#a kurikulum merupakan alat dalam mencapai tuuan pendidikan. 2adi, kurikulum ialah program pendidikan dan bukan program pengaaran, sehingga program itu direncanakan dan dirancang sebagai bahan aar dan uga pengalaman belaar.
5. >amid >asan $(577% erpendapat bah#a konsep kurikulum bisa ditin au dari B sudut yakni = $(% kurikulum sebagai suatu ideE yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian E $&% sebagai suatu rencana tertulis, yaitu sebagai per#uudan dari kurikulum sebagai suatu ide, didalamnya berisi tentang tuuan, bahan aar, aktifitas belaar, alat-alat atau media, dan #aktu pembelaaran E $)% sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yakni dalam bentuk praktek pembelaaran E $B% sebagai suatu hasil, yaitu konsek#ensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, melalui ketercapaiannya tuuan kurikulum terhadap peserta didik.
16. "err, 2.? $(567% "urikulum merupakan seluruh pembelaaran yang dirancang dan dilakukakan secara indi*idu maupun kelompok, baik didalam sekolah maupun diluar sekolah.
11. eorge +. eaucham $(5F6% "urikulum diartikan sebagai dokumen tertulis yang berisikan seluruh mata pelaaran yang akan diaarkan kepada peserta didik melalui pilihan berbagai disiplin ilmu dan rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
7
12. Murray Print Menelaskan bah#a kurikulum ialah ruang pembelaaran yang direncanakan, diberikan secara langsung kepada peserta didik oleh sebuah lembaga pendidikan dan merupakan pengalaman yang bisa dinikmati oleh seluruh peserta didik ketika kurikulum itu diterapkan. 13. ood G.
10. 3nlo# $(566% "urikulum merupakan suatu usaha menyeluruh yang dirancang secara khusus guna untuk membimbing peserta didik dalam memperoleh hasil belaar dari pembelaaran yang sudah ditetapkan.
1. Daniel Tanner C aurel Tanner Mereka mengemukakan pengertian kurikulum sebagai suatu pengalaman pembelaaran yang terarah, terencana secara sistematis uga tersusun melalui proses rekontruksi pengetahuan C pengalaman serta berada diba#ah penga#asan lembaga pendidikan sehingga para peserta didik memiliki moti*asi C minat belaar yang tinggi. 1. Neagley dan *ans $(56F% Mengemukakan kurikulum sebagai sebuah pengalaman yang telah dirancang dari pihak sekolah untuk membantu peserta didik dalam mencapai hasil belaar yang baik.
1. >ilda Taba $(56&%
"urikulum dianggap sebagai a plan of learning yang artinya bah#a kurikulum merupakan sesuatu yang direncanakan untuk dipelaari oleh
peserta didik. 14. rayson $(5F7% Menelaskan kurikulum sebagai suatu perencanaan dalam memperoleh pengeluaran yang diharapkan dari suatu pembelaaran yang telah diaarkan.
15.
8
"urikulum merupakan seperangkat organisasi dari pendidikan formal / pusatpusat pelatihan pembelaaran. 22. Saylor $(597% "urikulum ialah keseluruhan usaha pihak sekolah untuk mempengaruhi PM baik secara langsung didalam kelas, tempat bermain, ataupun di luar sekolah. 23. Galiga, T C Magel, < "urikulum merupakan suatu urutan pengalaman yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir C bertindak para peserta didik.
20. . ara,
2. Donald . Hrlasky, Hthanel Smith $(5F7% C Peter ?. Hli**a $(57&%
Menyatakan bah#a kurikulum pada dasarnya ialah suatu bentuk perencanaan maupun program dari pengalaman peserta didik
yang diarahkan dan
dikembangkan di sekolah.
2. J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku urri!ulum Planning for "etter #ea!$ing and %earning $(596% menelaskan arti kurikulum sebagai berikut. 0The
2. &arold ". Alberty!s. dalam Reorgani'ing t$e &ig$(S!$ool urri!ulum $(569% memandang kurikulum sebagai 0all of the acti*ities that are pro*ided for students by the school1. Seperti halnya dengan definisi Saylor dan +leIander, kurikulum tidak terbatas pada mata pelaaran, akan tetapi uga meliputi kegiatan-kegiatan lain, didalam dan luar kelas, yang berada diba#ah tanggung a#ab sekolah. Definisi melihat manfaat kegiatan dan pengalaman sis#a di luar mata pelaaran tradisional. 24. ". )t$anel Smit$* W.) Stanley , dan J. &arlan S$ores memandang kurikulum sebagai 0a seJuence of potential eIperiences set up in the school for the purpose of disciplining children and youth in group #ays of thinking and
9
acting1. Mereka melihat kurikulum sebagai seumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya.
25. 8agan menggunakan kurikulum dalam arti yang luas, yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak diba#ah tanggung a#ab sekolah. "urikulum tidak hanya meliputi bahan pelaaran tetapi meliputi seluruh kehidupan dalam kelas. 2adi, hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengaar, cara menge*aluasi termasuk kurikulum.
36. J. %loyd #rump and +elmas ,. Miller dalam bu ku Se!ondary S!$ool -mprovemant $(5F)% uga menganut definisi kurikulum yang luas. Menurut mereka dalam kurikulum uga termasuk metode mengaar dan belaar, cara menge*aluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengaar, bimbingan dan penyuluhan, super*isi dan administrasi dan hal-hal struktural menganai #aktu, umlah ruangan serta kemungkinan memilih mata pelaaran. "etiga aspek pokok, program, manusia dan fasilitas sangat erat hubungannya, sehingga tak mungkin diadakan perbaikan kalau tidak perhatikan ketigatiganya.
31. Ali!e Miel uga menganut pendirian yang luas mengenai kurikulum. Dalam bukunya $anging t$e urri!ulum
= a Social Process $(5B6% ia
mengemukakan bah#a kurikulum uga meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan dan sikap orang-orang melayani dan dilayani sekolah, yakni anak didik, masyarakat, para administrasi dan orang lainnya yang ada hubungannya dengan murid-murid. 2adi kurikulum meliputi segala pegalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak disekolah. Definisi Miel tentang kurikulum sangat luas yang mencakup yang meliputi bukan hanya pengetahuan, kecakapan, kebiasaankebiasaan, sikap, apresiasi, cita-cita serta norma-norma, melainkan uga pribadi guru, kepala sekolah serta seluruh pega#ai sekoah. 32. Edard A. /rug dalam #$e Se!ondary S!$ool urri!ulum 0 (56'% menunukan pendirian yang terbatas tapi realistis tentang kurikulum. Definisinya ialah 0+
10
carry out gi*en purpoes of schooling.1 "urikulum dilihatnya sebagai caracara dan usaha untuk mencapai tuuan persekolahan. 3a membedakan tugas sekolah mengenai perkembangan anak dan tanggung a#ab lembaga pendidikan lainnya seperti rumah tangga, lembaga agama, masyarakat dan lain-lain. 3a dengan sengaa menggunakan istilah 0schooling1 untuk menelaskan apa sebenarnya tugas sekolah. Memboron g segala tanggung a#ab atas pendidikan anak akan merupakan beban yang terlampau berat, sehingga tidak mungkin dilakukan dengan baik.
BAB III PENUTUP
3.1 "es!m%ulan Dari penelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut = (. Secara etimol ogi, kurikulum diartikan sebagai seum lah mata pembel aaran
yang harus ditempuh oleh seorang sis#a dari a#al hingga akhir program demi memperoleh iasa. &. andasan ?ilosofi
pendidikan
yaitu
Perenialisme ,
ssensialisme,
ksistensialisme , Progresi*isme , 8ekonstrukti*isme. ). Menurut !! No. &' Tahun &'') "urikulum merupakan seperangkat rencana C sebuah pengaturan berkaitan dengan tuuan, isi, bahan aar C cara yang
11
digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelaaran untuk mencapai sebuah tuuan pendidikan nasional.
3.2aran "ami sadar bah#a makalah yang berudul 1Pengertian /urikulum* ,ilosofi
serta +efinisi /urikulum2 sangat auh dari kata kesempurnaan. Hleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
12