Tentang Pembiayaan Kesehatan
Tentang Pembiayaan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia untuk dapat hidup layak pr!dukti" serta mampu bersaing untuk meningkatkan meningkatkan tara" hidupnya. Perkembangan tekn!l!gi dalam bidang kesehatan ber#alan dengan pesat dalam abad terakhir ini yang man"aatnya dapat dinikmati !leh masyarakat luas. Namun demikian #angkauan pelayanan kesehatan ini masih terbatas$ artinya masih banyak masyarakat yang belum mampu menikmati pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal ini sangat ditentukan !leh sistem pelayanan kesehatan yang berlaku di suatu negara. Badan Kesehatan Dunia %H& '%!rld Health &rganitati!n( untuk pertama kalinya telah mengadakan analisis terhadap sistim kesehatan di 1)1 negara di dunia yang hasilnya telah dipublikasikan pada tanggal *1 +uni *,,, pada -he %!rld %!rld Health /ep!rt *,,, 0 Health ystems Impr!"ing per"!rman2e-. Analisis yang dilaksanakan dengan menggunakan 3 per"!rman2e inde2at!r ini menun#ukkan bah4a Peran2is mempunyai mempunyai sistem kesehatan yang baik diikuti !leh Italia pany!l &man Austria dan +epang. UA yang pr!p!rsi biaya pelayanan kesehatan terhadap 5DP0nya tinggi 'dibanding 'dibanding negara lain( hanya menduduki rangking ke 67 sedangkan s edangkan biaya kesehatannya hanya 8 persen dari 5DP menduduki menduduki rangking ke 19. Hal ini menun#ukkan bah4a mutu sistem pelayanan kesehatan tidak semata0 mata ditentukan !leh besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan kesehatan tersebut. Dire2t!r 5eneral %H& Dr 5r! Harlem Brundtland menyatakan pesan utama dari lap!ran ini adalah bah4a kesehatan dan kese#ahteraan masyarakat dunia sangat tergantung pada sistem kesehatan yang diberlakukan bagi masyarakat. %alaupun %alaupun perkembangan telah ter#adi dengan pesat dalam dekade terakhir ini namun hampir di semua negara ter#adi underutilisasi dari res!u2r2es yang ada. Dampak dari sistem kesehatan yang tidak tepat paling dirasakan !leh masyarakat miskin yang akan semakin terd!r!ng kepada kemiskinan akibat tidak adanya perlindungan "inansial terhadap kesehatan. alah satu rek!mendasi kun2i dari lap!ran tersebut adalah agar negara0 negara mengembangkan asuransi kesehatan dengan 2akupan p!pulasi yang luas. Agar dapat mempunyai 2akupan p!pulasi yang luas maka sistem kesehatan dalam suatu negara harus disusun dalam suatu tatanan yang terintegrasi antara sistem pelayanan itu sendiri dengan sistem pembiayaan. 1.* u#uan :ahasis4i diharapkan dapat mengerti dan memahami te!ri yang telah didapat selama pr!ses bela#ar menga#ar sehingga dapat menerapkan se2ara nyata sesuai tugas dan 4e4enang Bidan tentang penatalaksanaan masalah yg didapat sehingga dapat di#adikan bekal dalam memberi 4a4asan yang berman"aat kemudian hari.
BAB II PE:BAHAAN
*.1 entang Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan kesehatan yang kuat stabil dan berkesinambungan memegang peranan yang amat ;ital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka men2apai berbagai tu#uan penting dari pembangunan kesehatan di suatu negara diantaranya adalah pemerataan pelayanankesehatan dan akses 'e
>. penggalian dukungan nasi!nal dan internasi!nal 3. penguatan kerangka regulasi dan inter;ensi "ungsi!nal 8. pengembangan kebi#akan pembiayaan kesehatan yang didasarkan pada data dan "akta ilmiah serta 7. pemantauan dan e;aluasi. Implementasi strategi pembiayaan kesehatan di suatu negara diarahkan kepada beberapa hal p!k!k yakni$ kesinambungan pembiayaan pr!gram kesehatan pri!ritas reduksi pembiayaan kesehatan se2ara tunai per!rangan '!ut !" p!2ket "unding( menghilangkan hambatan biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pemerataan dalam akses pelayanan peningkatan e"isiensi dan e"ekti"itas al!kasi sumber daya 'res!ur2es( serta kualitas pelayanan yang memadai dan dapat diterima pengguna #asa. e#alan dengan itu dalam ren2ana strategik Depkes *,,30*,,) se2ara #elas disebutkan bah4a meningkatkan pembiayaan kesehatan merupakan salah satu dari empat strategi utama departemen kesehatan disamping menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas serta meningkatkan sistem sur;eilans m!it!ring dan in"!rmasi kesehatan. trategi utama itu di#abarkan dalam 17 sasaran pembangunan. elan#utnya sasaran dari strategi utama meningkatkan pembiayaan kesehatan itu adalah$ 1( pembangunan kesehatan mendapatkan penganggaran yang memadai !leh pemerintah pusat dan daerah 'sararan 13( *( anggaran kesehatan pemerintah lebih diutamakan untuk pen2egahan dan pr!m!si kesehatan 'sasaran 18( dan 6( ter2iptanya sistem #aminan pembiayaan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin 'sasaran 17(. u#uan pembiayaan kesehatan adalah tersedianya pembiayaan kesehatan dengan #umlah yang men2ukupi teral!kasi se2ara adil dan terman"aatkan se2ara berhasil0guna dan berdaya0guna untuk men#amin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan dera#at kesehatan masyarakat yang setinggi0tingginya. *.* :en2ari :!del istem Pembiayaan Kesehatan 5i?i.net 0 IND&NEIA adalah salah satu negara dari sedikit negara0negara di dunia yang belum memiliki sistem pembiayaan kesehatan yang mantap. Padahal kita telah merdeka lebih dari 3, tahun. Banyak negara yang lebih muda yang merdeka setelah Ind!nesia #ustru telah memiliki sistem pembiayaan kesehatan yang lebih mantap yang men#adi @m!del dan berlaku se2ara nasi!nal. Dampaknya #elas terkait dengan kemampuan menyediakan dana kesehatan bagi seluruh rakyat. Ini terlepas status kesehatan rakyat tidak semata0mata tergantung besarnya biaya yang dikeluarkan. :enurut sur;ei Pri2e%aterh!use !!pers '1)))( sebelum krisis ek!n!mi '1))7( Ind!nesia membelan#akan 1)1 d!llar A per kapita per tahun untuk pemeliharaan kesehatan atau sekitar 17 persen 5DP. Bandingkan dengan :alaysia ')76 d!llar A atau *> pers en 5DP( hailand '1,93 d!llar A atau >6 persen 5DP( ingapura '887 d!llar A atau 63 persen 5DP( ai4an '8*69 d!llar A atau >9 persen 5DP(. Pada 4aktu itu 5DP per kapita Ind!nesia diperhitungkan sebesar 1.,9, d!llar A. Lap!ran itu #uga mengatakan harapan untuk hidup 'li"e eCpe2tan2y( Ind!nesia adalah terendah dibanding negara0negara itu yaitu 89 tahun. /ati! tempat tidur dibanding #umlah penduduk #uga terendah yaitu ,8 per 1,,,. Penyebab kematian di Ind!nesia ternyata #ustru penyakit0penyakit yang sebenarnya telah diketahui 2ara diagn!sa dan terapinya yaitu in"eksi alat perna"asan '1313 persen( dan B '113 persen(. edangkan di negara0negara tetangga kita penyebab kematian utama adalah kanker atau 2ardi! ;askuler yang merupakan penyakit0penyakit yang lebih sulit peng!batannya. +uga dilap!rkan 2akupan kepesertaan penduduk Ind!nesia dalam pr!gram #aminan s!sial sekt!r kesehatan '2!mpuls!ry 2!;erage sema2am asuransi kesehatan 4a#ibs!sial( #uga
terendah yaitu sekitar 13 persen. Bandingkan dengan hailand yang telah men2apai 38 persen dan ai4an )8 persen. /endahnya 2akupan kepesertaan dalam pr!gram asuransi kesehatan ternyata #uga menyebabkan ine"isiensi dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. :eski Ind!nesia hanya membelan#akan sekitar 1, d!llar A per kapita per tahun untuk !bat0 !batan sedangkan ai4an membelan#akan sekitar 96 d!llar A per kapita per tahun pemakaian !bat generik di Ind!nesia hanya men2apai sekitar 1, persen sedangkan di ai4an pemekaian !bat generik men2apai sekitar 7, persen. ebabnya dengan kepesertaan sekitar )8 persen penduduk dalam pr!gram asuransi kesehatan 's!sial( ai4an dapat menyelenggarakan standardisasi pelayanan termasuk !bat sehingga dana yang tersedia dapat diman"aatkan lebih e"isien. Itulah sedikit gambaran mengapa belan#a kesehatan Ind!nesia adalah yang terendah. Dampaknya ada keterbatasan membangun sarana kesehatan bagi rakyat dan sudah tentu berpengaruh pada status kesehatan rakyat. :eski status kesehatan tidak semata0mata ditentukan kemampuan dana masalah m!bilisasi dana untuk pembiayaan kesehatan 'di Ind!nesia( pada hemat saya semakin mendesak. *.6 Berbagai pilihan Dengan memperhatikan m!del0m!del yang dianut banyak negara misalnya m!del asuransi kesehatan k!mersil 'A( atau Nati!nal Health er;i2eNH m!del Inggris Ind!nesia sebenarnya pernah menetapkan pilihan yaitu ketika tahun 1)89 melan2arkan pr!gram asuransi kesehatan bagi pega4ai negeri dan penerima pensiun diprakarsai :enteri Kesehatan saat itu Pr!" 5A i4abessi0 melalui Keputusan Presiden N! *6,1)89 itu 'nantinya( diharapkan men#adi @embri! asuransi kesehatan semestanasi!nal yang diberlakukan bagi seluruh penduduk. :!del ini mirip @Bismarek m!del diberlakukan di +erman tahun 199* yang di dalam khasanah ek!n!mi kesehatan dikenal sebagai asuransi kesehatan s!sial. Namun setelah itu sampai sekarang perkembangannya sangat lamban. Berbagai upaya dengan memperkenalkan berbagai k!nsep untuk memperluas 2akupan pr!gram se#auh ini belum menampakkan hasil yang menggembirakan baik dalam bentuk k!nsep Dana Upaya Kesehatan :asyarakat 'DUK:( atau +aminan Pemeliharaan Kesehatan '+PK( yang diprakarsai Departemen Kesehatan ataupun +aminan Pemeliharaan enaga Ker#a '+PK( yang merupakan bagian pr!gram +ams!stek. akupan seluruh pr!gram itu baru men2apai sekitar 16 persen penduduk dimana peserta yang terbesar adalah peserta P Askes Ind!nesia 'sekitar 1> #uta !rang(F,. Kini dengan semakin meningkatnya biaya pelayanan kesehatan ada kebutuhan makin mendesak untuk segera memiliki suatu sistem #aminan pemeliharaan kesehatan yang dapat men2akup seluruh penduduk Ind!nesia meski pelaksanaannya harus bertahap. Hal ini perlu guna mengantisipasi era gl!balisasi di mana keterbukaan kita atas pasar k!m!ditas kesehatan #uga makin terbuka sehingga ada kebutuhan untuk melindungi rakyat dari praktik ked!kteran yang mungkin hanya akan mengeruk kantung kita. :!del apa yang layak dan dapat memper2epat 2akupan pr!gram #aminan pemeliharaan kesehatan0kesehatanG Dari berbagai m!del yang telah dikembangkan di berbagai negara @Bismarek m!del 'asuransi kesehatan s!sial( agaknya lebih mendekati kebutuhan untuk menge#ar ketertinggalan kita di bidang ini karena m!del ini ternyata mampu men2apai 2akupan 1,, persen penduduk di banyak negara. Hal ini #uga mempertimbangkan kelayakan m!del ini yang ternyata telah diberlakukan di banyak negara khususnya di Er!pa 'se lain Inggris( Asia '+epang K!rea ai4an dan lain sebagainya(. Dalam kaitan ini ada prinsip0prinsip uni;ersal yang perlu memper!leh perhatian.
*.> Prinsip 0 Prinsip Uni;ersal Prinsip0prinsip Uni;ersal itu adalah = 1. kepesertaan bersi"at 4a#ib terhadap penduduk sesuai perundangan. +erman dan +epang memulai dari kel!mp!k tenaga ker#a tertentu untuk kemudian berkembang ke kel!mp!k0 kel!mp!k lain sampai tenaga ker#a n!n"!rmal dan men2apai 1,, persen penduduk. K!rea elatan memulai dari sekt!r "!rmal dengan #umlah tenaga ker#a yang besar '3,, tenaga ker#a( untuk se2ara bertahap menurun >,, 6,, *,, 1,, dan kahirnya men2akup kel!mp!k n!n"!rmal. K!rea men2apai 2akupan kepesertaan 1,, persen penduduk hanya dalam 4aktu beberapa tahun karena kuatnya p!liti2al 4ill dari pemerintah 'Dekrit Presiden 1)78(. *. iuran ditanggung bersama ditetapkan se2ara pr!p!rsi!nal sesuai tingkat pendapatan antara pemberi ker#a dan penerima ker#a. Pendekatan seperti ini sebenarnya mengantisipasi perkembangan masa0depan di mana biaya pelayanan kesehatan akan men#adi amat mahal sehingga tidak mampu ditanggung penerima ker#a 'sendiri( atau pemberi ker#a 'sendiri(. @Kekeliruan dalam sistem pembiayaan yang telah kita laksanakan adalah di dalam pembiayaan kesehatan Askes seluruh iuran ditanggung penerima ker#a sedang pada +ams!stek seluruhnya ditanggung pemberi ker#a. Untuk Askes telah dilakukan perubahan di mana pemberi ker#a 'pemerintah( harus ikut memberi iuran dan subsidi namun belum terlaksana 'UU N! >61)))( 6. #enis santunanbene"it pa2kage berupa pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis. /uang lingkupnya ditetapkan berdasar peraturan 'pemerintah(. Badan penyelenggara akan membangun sebuah sistem pembiayaan dan pelayanan kesehatan untuk dapat memper!leh tingkat e"isiensi yang tinggi yang kini sering dikenal sebagai :anaged healtheare 2!n2ept. >. keg!t!ngr!y!ngan di antara peserta dengan demikian amat lengkap. Antara kaya miskin tua muda sehat sakit bahkan yang memiliki resik! sakit tinggi dan rendah. Keg!t!ngr!y!ngan seperti ini sesuai dengan si"at pelayanan kesehatan itu sendiri yang selayaknya b!b!t 4a#ah s!sial masih dapat dipertahankan. 3. Kelima berdasar studi perbandingan di banyak negara negara0negara yang menganut prinsip ini ternyata #uga membelan#akan biaya kesehatan yang lebih rendah dibanding negara yang menganut prinsip asuransi kesehatan k!mersial. +epang hanya membelan#akan sekitar 3, persen biaya kesehatan dibanding A. Demikian #uga peningkatan pembiayaan kesehatan setiap tahunnya A lebih tinggi dibanding +epang. 8. badan penyelenggara #uga harus bersi"at n!t "!r pr!"it sehingga lebih menguntungkan peserta. isa hasil usaha diperuntukkan bagi peningkatan pelayanan kesehatan misalnya pembangunan sarana kesehatan. Dengan luasnya kepesertaan dalam sisetm ini badan penyelenggara #uga memper!leh peluang menikmati harga k!m!ditas kesehatan misalnya !bat0!batan dengan harga lebih murah. Dampaknya tentu amat luas pada ek!n!mi kesehatan. Demikianlah prinsip0prinsip uni;ersal dalam asuransi kesehatan s!sial yang banyak dianut. atu hal yang perlu ditegaskan dalam prinsip asuransi s!sial sudah tentu pemerintah banyak berperanan khususnya di dalam regulasi dan d!r!ngan p!litis. *.3 Pembiayaan Kesehatan :elalui Asuransi Kesehatan !sial Pembiayaan kesehatan semakin meningkat dari 4aktu ke 4aktu dan dirasakan berat baik !leh pemerintah dunia usaha terlebih0lebih masyarakat pada umumnya. Untuk itu berbagai Negara memilih m!del sistem pembiayaan kesehatan bagi rakyatnya yang diberlakukan se2ara nasi!nal. Berbagai m!del yang d!minan yang implementasinya disesuaikan dengan keadaan di Negara masing0masing. Beberapa m!del yang d!minan adalah= 1. :!del asuransi kesehatan s!sial '!2ial Health Insuran2e(. :!del ini dirintis se#ak +erman diba4ah Bismar2k pada tahun 199*. :!del inilah yang berkembang di beberapa Negara
Er!pa +epang 'se#ak 1)**( dan kemudian ke Negara0negara Asia lainnya yakni Philipina K!rea ai4an dll. Kelebihan sistem ini memungkinkan 2akupan 1,,F penduduk dan relati" rendahnya peningkatan biaya pelayanan kesehatan. *. :!del asuransi kesehatan k!mersial '!mmer2ialPri;ate Health Insuran2e(. :!del ini berkembang di A. Namun sistem ini gagal men2apai 2akupan 1,,F penduduk. ekitar 69F penduduk tidak ter2akup dalam sistem. elain itu ter#adi peningkatan biaya yang amat besar karena terbukanya peluang m!ral ha?ard. e#ak tahun 1))6$ !leh Bank Dunia direk!mendasikan pengembangan m!del /egulated Health Insuran2e dimana kepesertaan berdasarkan kel!mp!k dengan syarat #umlah minimal tertentu sehingga mengurangi peluang m!ral ha?ard 6. :!del NH 'Nati!nal Health er;i2es( yang dirintis pemerintah Inggris se#ak usai perang dunia kedua. :!del ini #uga membuka peluang 2akupan 1,,F penduduk. Namun pembiayaan kesehatan yang di#amin melalui anggaran pemerintah akan men#adi beban yang berat. *.8 Asuransi Kesehatan /esik! sakit per!rangan Kel!mp!k he la4 !" lsrge number Ketidakpastian Pasti Prinsip = 1. :embayar PremiIuran'Ke2il( Bene"it santunan yang besar *. :elindungi Peserta dari resik! 'ek!n!mi( Diantara berbagai m!del itu asuransi kesehatan s!sial men#adi pilihan di banyak Negara. Penggunaan istilah asuransi dalam pr!gram ini adalah karena adanya aspek pengalihan resik! 'ek!n!mi( karena sakit dan syarat hukum the la4 !" the large number. Ke2enderungan 'uni;ersal( dari implementasi asuransi kesehatan s!sial adalah= 1. Bah4a pr!gram asuransi kesehatan s!sial dimulai dari kel!mp!k "!rmal tenaga ker#a untuk kemudian berkembang pada kel!mp!k n!n0"!rmal dan sel" empl!yed. Pr!gram bagi masyarakat miskin seringkali dikembangkan men#adi bagian dari kel!mp!k n!n "!rmal atau dikembangkan se2ara tersendiri bergantung kepada kebi#akan negara. Pr!gram asuransi kesehatan s!sial di berbagai negara menun#ukkan ter#adinya peningkatan akses seluruh penduduk ke "asilitas kesehatan serta ter#adinya pengendalian biaya. *. Di berbagai negara pr!gram ini dimulai dengan beberapa badan penyelenggara akan tetapi #umlah tersebut semakin menurun. Dimulai dengan ker#asamak!!rdinasi diantara berbagai badan penyelenggara selan#utnya ter#adi merger sehingga akhirnya men#adi satu badan penyelenggara yang menyelenggarakan pr!gram se2ara nasi!nal '2!nt!h$ ai4an K!rea elatan(. Dengan demikian bargaining p!4er badan penyelengara semakin besar sementara 6. hukum the la4 !" the large number #uga semakin besar. >. Perkembangan asuransi kesehatan s!sial di berbagai Negara telah mengubah k!nsep asuransi kesehatan tradisi!nal dimana selan#utnya asuransi kesehatan s!sial tidak hanya dianggap sebagai sistem pembiayaan tetapi #uga sistem pemeliharaan kesehatan. Karena itu dalam k!nsep asuransi kesehatan s!sial m!dern pr!gram asuransi kesehatan mendasarkan ker#anya pada dua hal penting yakni$ integrasi sistem pembiayaan '"inan2ing !" health2are( dan sistem pelayanan 'deli;ery !" health2are( yang e"isien dan e"ekti". 3. Perbandingan Berbagai :!del Asuransi Kesehatan Aspek A suransi Kesehatan !sial '!2ial Health Insuran2e( Asuransi Kesehatan K!mersial '!mmer2ial Pri;ate Health Insuran2e( Asuransi Kesehatan K!mersial dengan regulasi '/egulated Health Insuran2e( 1. Kepesertaan 4a#ib p!k!k ukarela Per!rangan kel!mp!k ukarela kel!mp!k
*. Perhitungan premi gr!up rating 2!mmunity rating /ating by 2lass seC age dll !mmunity rating 6.antunan Bene"it :enyeluruh k!mprehensi" esuai k!ntrak esuai k!ntrak >. Premi iuran Persentasi ga#i Angka abs!lute Angka abs!lut 3. Keg!t!ng0r!y!ngan 's!lidaritas s!sial( 0 Kaya 0 miskin 0 ehat 0 sakit 0 ua 0 muda 0 High risk 0 l!4 risk ehat 0 sakit 0 ehat 0 sakit 0 High risk 0 l!4 risk 0 ua 0 muda 8. Kenaikan biaya 7. Peran pemerintah 9. Pengel!laan N!t "!r pr!"it nirlaba !r pr!"it laba !r pr!"it laba 8. 2at= K!nsep asuransi dalam pembiayaan kesehatan telah berkembang melalui berbagai 7. pendekatan yakni s!sial 's!2ial health insuran2e( dan k!mersial '2!mmer2ial health insuran2e(. Dantara keduanya berkembang regulated Health Insuran2e yang dalam lap!ran Bank Dunia ' 1))6( disarankan untuk dilaksanakan sebagai pengganti prinsip !mmer2ial Pri;ate Helath Insuran2e 9. Di Ind!nesia pengembangan asuransi kesehatan s!sial '+aminan Kesehatan+K( diatur dalam UU N! >, tahun *,,> tentang istem +aminan !sial '+N( yang merupakan salah satu pr!gram bersama pr!gram +aminan Ke2elakaan Ker#a '+KK( +aminan Hari ua '+H( +aminan Kematian '+K:( dan +aminan Pensiun '+P(. Pr!gram +K diselenggarakan se2ara nasi!nal berdasar prinsip asuransi s!sial dan ekuitas. u#uannya adalah untuk memberikan man"aat pemeliharaan kesehatran dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan ). Prinsip asuransi s!sial pr!gram +K dalam +N meliputi kepesertaan yang bersi"at 4a#ib dan n!n diskriminati" bagi kel!mp!k "!rmal iuran berdasar persentase pendapatan men#adi beban bersama antara pemberi dan penerima ker#a sampai batas tertentu sehingga ada keg!t!ng0r!y!ngan antara yang kaya0miskin resik! sakit t inggi0rendah tua0muda dengan man"aat pelayanan medik yang sama 'prinsip ekuitas( dan pelayanan dapat diakses se2ara nasi!nal 'p!rtabilitas( bersi"at k!mprehensi" dengan man"aat pelayanan kesehatan pr!m!ti" pre;enti" kurati" dan rehabilitati" termasuk !bat dan bahan medis habis pakai. Pengel!laannya dilakukan dengan prinsip kehati0hatian nirlaba transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. Dana pr!gram merupakan dana amanat yang digunakan sebesar0 besarnya untuk kepentingan peserta. 1,. Kekhususan pr!gram +K dalam +N adalah bah4a Badan Penyelenggara harus mengembangkan sistem pelayanan kesehatan sistem kendali mutu pelayanan dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan e"isiensi #aminan kesehatan. Penyelenggaraan #aminan kesehatan menerapkan prinsip0prinsip managed health2are 2!n2ept misalnya penerapan k!nsep d!kter keluarga k!nsep ru#ukan k!nsep 4ilayah serta pembayaran pr!spekti" 'Pr!spe2ti;e Payment ystem( misalnya kapitasi tari"" paket dan D/5Js 'Diagn!sis /elated 5r!ups(. Pelayanan !bat diberikan ses uai dengan da"tar dan harga tertinggi !bat0!batan serta bahan medis habis pakai yang ditetapkan.
BAB III PENUUP
6.1 Kesimpulan Dengan prinsip0prinsip uni;ersal dari k!nsep asuransi kesehatan s!sial sebagaimana dikemukakan di atas prinsip0prinsip itu #uga sesuai "alsa"ah kita berbangsa dan bernegara. Prinsip0prinsip yang uni;ersal itu tetap menampakkan pelayanan kesehatan sebagai ber4a#ah s!sial tanpa menghilangkan aspek ek!n!mi k!m!ditas kesehatan sebagai barang dan #asa yang harus dipr!duksi dengan memperhatikan kaidah0kaidah ek!n!mi. Prinsip0prinsip itu memberi peluang seluruh rakyat memper!leh hak dan ke4a#iban yang sama tanpa membedakan status s!sialnya. em!ga saran ini memper!leh perhatian berbagai kalangan para de2isi!n makers di negeri ini dalam 4aktu sesingkat mungkin mengingat kita sudah #auh tertinggal dengan negara lainnya di sekt!r pembiayaan kesehatan ini. untutan terhadap pelayanan yang berkualitas baik terhadap penyelenggara asuransi kesehatan maupun penyelenggaraa pelayanan kesehatan akan semakin meningkat demikian pula dalam ker#asama bisnisnya keduanya mempunyai keterikatan dan ketergantungan yang tinggi maka keduanya harus senantiasa meningkatkan per"!rmansinya se2ara terus menerus terlebih lagi dalam rangka menghadapi pesaing dari luar. Upaya peningkatan yang berkesinambungan tidak hanya men#adi tanggung #a4ab pemberi pelayanan kesehatan sa#a tetapi #uga bagi penyelenggara asuransi. Dan ben2hmarking sebagai salah satu met!da untuk peningkatannya perlu pula dilaksanakan !leh perusahaan asuransi. 6.* Kritik dan aran Penulis m!h!n maa" bila pada penulisan makalah ini masih sangat #auh dari kesempurnaan. :aka dari itu penulis m!h!n kritik dan saran dari pemba2a guna untuk membangun kesempurnaan makalah ini. DAA/ PUAKA
http=444.#pkm!nline.netindeC.phpG !pti!n2!m2!ntentMtask;ie4Mid**MItemid81*,,* Direkt!ri 0 Departemen Kesehatan /I. Dikel!la !leh Pusat Pembiayaan dan +aminan Kesehatan %ebsite !leh Penta !"t4are Ind!nesia 444.g!!gle.2!m istem Pembiayaan Kesehatan http=pd"database.2!mindeC.phpG<de"inisipembiayaankesehatan http=444.kebi#akankesehatan.2!.22*,,9,)de"inisi0puskesmas.html Kebi#akan Pembiayaan Kesehatan Ind!nesia. http=444.gi?i.net2gi0binberita"ullne4s.2giGne4sid1,,336>86,7))33m!del0m!del istem Pembiayaan Kesehatan