Kata Pengantar Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan dalam belajar, sebagai petunjuk maupun pedoman. Saya berharap semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.
Bekasi, Januari 2012
Penulis 1
Daftar Isi Halaman Judul Kata Pengantar………………………………………………………………………………………1 Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………2 Pendahuluan…………………………………………………………………………………………..3 Bab 1 Zaman Batu…………………………………………………………………………………………….5 Bab 2 Zaman Logam……………………………………………………………………………………….12 Bab 3 Jenis-Jenis Manusia Purba………………………………….............................14 Bab 4 Corak Kehidupan Prasejarah Indonesia Dan Hasil Budayanya………….17 Galeri Foto…………………………………………………………………………………………….20
2
Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagian besar para ilmuwan berpendapat bahwa manusia hidup sekitar 2 juta tahun yang lalu. Tetapi manusia barangkali berawal dari perkembangan leluhurnya yang hidup pertama kali 4 juta tahun yang lalu. Leluhur pra-manusia adalah mahkluk yang menyerupai manusia yang berjalan tegak dengan ukuran yang kecil. Para ilmuwan yakin bahwa manusia dan kera besar, seperti simpanse, gorilla, orang utan berasal dari leluhur yang sama. Fosil-fosil makhluk kuno yang menyerupai manusia dan kera besar menunjukkan kesamaan, termasuk kesamaan ukuran otak. Kisah evolusi manusia pun dimulai dengan adanya perubahan iklim. Kira-kira 15 juta tahun yang silam suatu jalur hutan tropik mulai mengering ketika jumlah curah hujan menurun. Jalur itu membentang dari pantai timur Afrika menembus Arabia dan India sampai Asia Tenggara. Hutanhutan yang lebat itu menipis lalu menghilang di seluruh tempat kecuali di daerah paling basah yang berada di tepi-tepi sungai dan danau sehingga terbentanglah daerah luas sabana dan tanah hutan terbuka. Pada awal masa perubahan ekologi ini terjadi evolusi Ramapithecus, yakni mata rantai antara manusia dan primata yang lain. Manusia modern pertama muncul sekitar 100 ribu tahun yang lalu di Timur tengah dan Afrika. Manusia ini memiliki dagu, dahi yang tinggi, dan wajah yang lebih kecil dan tidak terlalu menonjol dibandingkan dengan wajah awal Homo sapiens. Manusia modern awal juga tidak memiliki tulang alis besar dan memiliki tengkorak yang lebih tinggi dan lebih bulat. Para ilmuwan mengklasifikasikan manusia modern sebagai Homo sapiens sapiens, yakni sub spesies dari Homo sapiens. Para ahli Antropologi yakin bahwa manusia modern pertama adalah perkembangan dari tipe awal Homo sapiens. Perbedaan Ras manusia berhubungan erat dengan asal-usul manusia. Fisik manusia modern berubah secara bertahap dari satu tempat ke tempat lainnya, sehingga sulit untuk menggambarkan garis pemisah diantara mereka. Kelompok manusia yang telah tinggal selama ribuan tahun di suatu tempat di bagian bumi ini, cenderung akan berbeda penampilannya dibandingkan dengan kelompok manusia lainnya yang tinggal di bagian lain bumi.
3
1.2 Pengertian Prasejarah Prasejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi dimana manusia mulai hidup. Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah. Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barangbarang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah.
4
Bab 1 Zaman Batu Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:
1. Palaeolitikum (Zaman Batu Tua) Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam. Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belumdihaluskan. Contoh alatalat tsb adalah : 1) Kapak genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat inibiasanya disebut "Chopper" (alat penetak/pemotong) Dinamakan kapak genggam, karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetspi tidak bertangkai dan cara menggunakan nya dengan mengenggam. Kapak genggam terkenal juga dengan sebutan kapak perimbas, atau dalam ilmu prasejarah disebut dengan chopper artinya alat penetak.Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. 2) Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat batu chalcedon yang dapat digunakanuntuk mengupas makanan. Ciri-ciri zaman palaeolitikum adalah : Kebudayaan masih primitif dan sederhana Hidup berpindah-pindah (Nomaden) Berburu dan mengumpulkan makanan (food Producing) Terjadi pada 50.000 hingga 10.000 SM Yang termasuk kebudayaan palaeolitikum adalah : Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong Jenis manusia purba yang ditemukan adalah: Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus, Homo Soloensis. Tokoh penemunya adalah Von Koenigswald (1935).
5
2. Mesolithikum (zaman batu tengah) Pada zaman mesolitikum di Indonesia, manusia hidup tidak jauh berbeda dengan zaman paleolitikum, yaitu dengan berburu dan menangkap ikan, namun manusia pada masa itu juga mulai mempunyai tempat tinggal agak tetap dan bercocok tanam secara sederhana. Tempat tinggal yang mereka pilih umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche) sehingga di lokasi-lokasi tersebut banyak ditemukan berkas-berkas kebudayaan manusia pada zaman itu.
Abris Sous Roche Salah satu peninggalan zaman mesolitik berupa Abris sous roche. Abris sous roche adalah goa menyerupai ceruk batu karang yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal. Penelitian mengenai kebudayaan Abris sous roche ini juga dilakukan oleh van Stein Callenfels pada tahun 1928-1931 di Goa Lawu dekat Sampung, Ponorogo (Madiun). Alatalat yang ditemukan lebih banyak terbuat dari tulang sehingga disebut sebagai Sampung Bone Culture. Di daerah Besuki (Jawa Timur), van Heekeren juga menemukan kapak Sumatera dan kapak pendek. Abris sous roche juga ditemukan pada daerah Timor dan Rote oleh Alfred Buhler yang menemukan flakes culture dari kalsedon bertangkai dan hal ini diduga merupakan peninggalan bangsa Papua Melanesoide. Hasil kebudayaan Abris sous roche juga ditemukan di Lamancong (Sulawesi Selatan) yang biasa disebut kebudayaan Toala. Kebudayaan Toala ditemukan pada suatu goa yang disebut Goa Leang PattaE dan inti dari kebudayaan ini adalah flakes dan pebble. Selain Toala, para ahli juga menemukan kebudayaan Bacson-Hoabinh dan Bandung di Indonesia. Bacson-Hoabinh diperkirakan merupakan pusat budaya prasejarah Indonesia dan terdiri dari dua macam kebudayaan, yaitu kebudayaa pebble (alat-alat tulang yang datang dari jalan barat) dan kebudayaan flakes (datang melalui jalan timur). Sementara itu, penelitian kebudayaan Bandung dilakukan oleh van Koenigswald di daerah Padalarang, Bandung Utara, Cicalengka, BanjarabSoreang, dan sebelah barat Cililin. Kebudayaan yang ditemukan berupa flakes yang disebut microlith (batu kecil), pecahan tembikar, dan benda-benda perunggu. Salah satu peninggalan zaman mesolitikum berupa Abris sous roche.
6
Ciri zaman Mesolithikum: a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan) b. Berburu dan menangkap ikan c. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar. d. Hidup mulai menetap (semi sedenter) digua-gua (Abris souc Roche) e. Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur) f. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah. g. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores. h. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang. i. Alat-alat yang digunakan adalah: Kapak gengam (peble), Bache Courte (kapak pendek) Yang termasuk kebudayaan Mesolitikum adalah a. Kebudayaan Bacson-Hoabinh b. Kebudayaan Bandung c. Kebudayaan Toala ( Sul-sel) Tokoh penemu adalah P.V. Van Stein Callenfels
3. Neolithikum (Zaman Batu Muda) Neolitikum (disebut juga zaman batu muda) adalah fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar. Pada zaman ini alat-alat yang terbuat dari batu sudah dihaluskan. Contoh: a. Kapak persegi, misalnya : Beliung, Pacul dan Torah untukmengerjakan kayu. Ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali,Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan
7
b. Kapak bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di bagianyang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukandi Minahasa.
c. Kapak Lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa dan Serawak
Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain: 1. Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, 2. Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa, 3. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa, 4. Pakaian dari kulit kayu 5. Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda) Ditemukan di sulawesi selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bengawan Solo. Tokoh Penemunya adalah Van Heine Heldern Ciri-ciri zaman Neolitikum adalah : Merupakan masa revolusi kebudayaan, sebab manusia yang tadinya mengenal food gathering berubah menjadi food producing Hidup menetap (Sedenter), dan memiliki tempat tinggal bukan di gua Hidup dari bercocok tanam Alat-alat yang dipakai berasal dari batu yang sudah dihaluskan dan sempurna Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)
8
4. Megalithikum (Zaman batu besar) Disebut Zaman batu besar (megalitikum), karena kebudayaan umumnya terbuat dari batu dalam ukuran besar. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain: 1. Menhir: Tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. Fungsi: Sebagai tempat pemujaan untuk penghormatan terhadaparwah nenek moyang
2. Dolmen: Meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang
9
3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup)
4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat
10
5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup 6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan merekaFungsi: -sebagai tempat pemujaan untuk penghormatan terhadaparwah nenek moyang
Ciri-ciri zaman megalitikum : Manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari batubatu besar Berkembang dari zaman neolitikum sampai zaman perunggu Manusia sudah mengenal kepercayaan utamnya animisme
11
Bab 2 Zaman Logam Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas: 1. Zaman Tembaga Orang menggunakan tembaga sebagai alat kebudayaan. Alat kebudayaan ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) tidak dikenal istilah zaman tembaga. 2.
Zaman Perunggu Pada zaman ini orang sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia adalah :
Kapak Corong (Kapak Perunggu), benda ini banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Balio, Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian. Kegunaannya sebagi alat perkakas.
12
Nekara perunggu(Moko), bebrbentuk seperti dandang. Banyak ditemukan di daerah : Sumatera, Jawa Bali, Roti, Leti, Selayar dan Kep. Kei. Kegunaan untuk acara keagamaan dan maskawin.
Bejana Perunggu, bentuknya mirip gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai. Hanya ditemukan di Madura dan Sumatera.
3. Zaman Besi Pada masa ini manusia telah dapat melebur besi untuk dituang menjadi alat-alat yang dibutuhkan, pada masa ini di Indonesia tidak banyak ditemukan alat-alat yang terbuat dari besi. Alat-alat yang ditemukan adalah : · · · · ·
Mata kapak, yang dikaitkan pada tangkai dari kayu, berfungsi untuk membelah kayu Mata Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan Mata pisau Mata pedang Cangkul, dll
Jenis-jenis benda tersebut banyak ditemukan di Gunung Kidul(Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung (Jawa Timur)
13
Bab 3 Jenis-Jenis Manusia Purba Jenis-jenis Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia ada tiga jenis :
Meganthropus Pithecanthropus Homo
1. Megantrophus Meganhtrophus adalah manusia purba yang tertua di Pulau Jawa. bentuknya paling primitif. Fosilnya ditemukan oleh G.H.R Von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941 di Sangiran (Surakarta) yaitu rahang bawah dan atas. Hal serupa juga ditemukan dengan Marks tahun 1952 berupa rahang bawah. Arti Dari Megantrophus Paleojavanicus adalah Megan = Besar, Antrophus = Manusia, Paleo = Tertua, Javanicus= Di Jawa Ciri Meganthropus Paleojavanicus : Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu Badannya tegak Hidup mengumpulkan makanan Rahangnya kuat Memiliki tulang pipi yang Ciri ciri tubuhnya kekar, rahang dan gerahamnya besar, serta tidak berdagu sehingga menyerupai kera. Megantrophus Paleojavanicus hidup 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu. Megantrophus Paleojavanicus memiliki kelebihan pada bentuk tubuhnya yang lebih besar dibandingkan manusia purba lainnya. Megantrophus Paleojavanicus hidup dimasa Paleolithikum yaitu zaman batu tua. tebal Memiliki tonjolan kening yang menyolok Tidak memiliki dagu Hidupnya berpindah-pindah (nomaden) Memiliki volume otak sekitar 450 cc
14
2. Pithecanthropus Pithecanthropus erectus (Latin: "manusia yang berdiri tegak") adalah spesies yang telah punah dari genus Homo. Pakar anatomi Belanda Eugene Dubois (1980-an) pertama kali menggambarkannya sebagai Pithecanthropus erectus berdasarkan fosil tempurung kepala dan tulang paha yang ditemukannya di Trinil, Jawa Tengah. Sepanjang abad ke-20, antropolog berdebat tentang peranan H. erectus dalam rantai evolusi manusia. Pada awal abad itu, setelah ditemukannya fosil di Jawa dan Zhoukoudian, para ilmuwan mempercayai bahwa manusia modern berevolusi di Asia. Hal ini bertentangan dengan teori Charles Darwin yang mengatakan bahwa manusia modern berasal dari Afrika. Namun, pada tahun 1950-an dan 1970-an, beberapa fosil yang ditemukan di Kenya, Afrika Timur, ternyata menunjukkan bahwa hominins memang berasal dari benua Afrika. Sampai saat ini para ilmuwan mempercayai bahwa H. erectus adalah keturunan dari makhluk mirip manusia era awal seperti Australopithecus dan keturunan spesies Homo awal seperti Homo habilis. H. erectus dipercaya berasal dari Afrika dan bermigrasi selama masa Pleistocene awal sekitar 2,0 juta tahun yang lalu, dan terus menyebar ke seluruh Dunia Lama hingga mencapai Asia Tenggara. Tulang-tulang yang diperkirakan berumur 1,8 dan 1,0 juta tahun telah ditemukan di Afrika (Danau Turkana dan Olduvai Gorge), Eropa (Georgia), Indonesia (Sangiran, Trinil, Sambungmacan, dan Ngandong; semuanya di tepi Bengawan Solo), dan Tiongkok (Shaanxi). H. erectus menjadi hominin terpenting mengingat bahwa spesies inilah yang pertama kali meninggalkan benua Afrika.
Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc Hidup berkelompok Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol Mengumpulkan makanan dan berburu Makanannya daging dan tumbuhan Bagian belakang kepala tampak menonjol
3. Homo Kelompok homo ini pertama kali ditemukan oleh Von Rietschoten di daerah Wajak,Tulungagung. Setelah diteliti oleh Eugene Dubois dan kawan-kawannya telah disimpulkan bahwa kelompok homo memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu Muka dan hidung lebar Dahi masih menonjol Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya Volume otaknya antara 1000 – 1200 cc Tinggi badan antara 130 – 210 cm Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna Muka tidak menonjol kedepan 15
Kelompok Homo yang ditemukan di Wajakoleh para ahli disebutt sebagai Homo sapiens yang berarti manusia cerdas. Di Indonesia ada beberapa tempat penemuan kelompok Homo yang nama penyebutannya sesuai dengan lokasi penemuannya. Homo wajakensis yaitu Homo yang ditemukan di Wajak tahun 1889 Homo soloensis yaitu manusia yang ditemukan di Solo dimana pola hidup, peralatan, dan hasilhasil kebudayaan mereka sudah lebih baik. Perlu diketahui juga bahwa kelompok Homo sudah pandai merekayasa alam untuk kelangsungan hidup mereka. Manusia praaksara yang termasuk Homo Sapiens adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Homo Sapiens termasuk nenek moyang yang menurunkan ras-ras manusia sekarang ini.
16
Bab 4 CORAK KEHIDUPAN PRASEJARAH INDONESIA DAN HASIL BUDAYANYA Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu : • Bentuk budaya yang bersifat Spiritual • Bentuk budaya yang bersifat Material i. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu : • Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris • Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang. ii. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah : • Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan • Bersifat Permanen (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan iii. Sistem bercocok tanam/pertanian • Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam • Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah • Sistem huma untuk menanam padi • Belum dikenal sistem pemupukan iv. Pelayaran Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas) v. Bahasa Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa.
17
Secara umum penemuan fosil manusia dari jaman ke zaman terbagi atas tiga kelompok, yaitu manusia kera, manusia purba dan manusia modern. Yang perlu diingat adalah bahwa teori ini hanya dugaan dan tidak terbukti kebenarannya karena teori evolusi telah runtuh. Fosil manusia lama yang ditemukan bisa saja bukan fosil manusia atau manusia yang memiliki bentuk ciri tubuh yang unik, atau bahkan hasil rekayasa. A. Manusia Kera dari Afrika Selatan 1. Australopithecus Africanus Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja.
2. Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis Dua penemuan tersebut ditemukan di daerah Amerika Selatan dengan ciri isi volume otak sekitar 600 cm kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Kedua fosil menusia kera tersebut disebut australopithecus. B. Manusia Purba / Homo Erectus 1. Sinanthropus Pekinensis Sinanthropus pekinensis adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di gua naga daerah Peking negara Cina oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich. Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus pekinensis memiliki volume isi otak sekitar kurang lebih 900 sampai 1200 cm kubik. 2. Meganthropus Palaeojavanicus / Manusia Raksasa Jawa Meganthropus palaeojavanicus ditemukan di Sangiran di pulau jawa oleh Von Koningswald pada tahun 1939 - 1941. 3. Manusia Heidelberg Manusia heidelberg ditemukan di Jerman 4. Pithecanthropus Erectus Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali fosil telang belulang ditemukan di Trinil Jawa Tengah pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois. Pithecanthropus erectus hidup di jaman pleistosin atau kira-kira 300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu. Volume otak Pithecanthropus erectus diperkirakan sekitar 770 - 1000 cm kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia purba yang ditemukan tersebut adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang tengkorak.
18
C. Manusia Modern Pengertian atau arti definisi manusia modern adalah manusia yang termasuk ke dalam spesies homo sapiens dengan isi volum otak kira-kira 1450 cm kubik hidup sekitar 15.000 hingga 150.000 tahun yang lalu. Manusia modern disebut modern karena hampir mirip atau menyerupai manusia yang ada pada saat ini atau sekarang. 1. Manusia Swanscombe - Berasal dari Inggris 2. Manusia Neandertal - Ditemukan di lembah Neander 3. Manusia Cro-Magnon / Cromagnon / Crogmanon - Ditemukan di gua Cro-Magnon, Lascaux Prancis. Dicurigai sebagai campuran antara manusia Neandertal dengan manusia Gunung Carmel. 4. Manusia Shanidar - Fosil dijumpai di Negara Irak 5. Manusia Gunung Carmel - Ditemukan di gua-gua Tabun serta Skhul Palestina 6. Manusia Steinheim - Berasal dari Jerman
19
Galeri Foto
20