PENDAHULUAN
Kecelakaan di lingkungan kerja merupakan kerugian bagi perusahaan. Selain kerugian dari segi materiil seperti jam kerja yang hilang, produktivitas, kerusakan materiil dan mesin, terdapat aspek kerugian lain yang tidak terlihat jelas seperti kenyamanan pekerja dalam beraktivitas. Pengontrolan seluruh Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) perlu dilakukan agar kegiatan produksi dapat berjalan eekti dan eisien. !ingginya presentasi kecelakaan kerja lebih terkait dengan manajemen dibandingkan rekayasa. Manajemen tertinggilah yang menentukan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seperti kondisi kerja, kualitas kerja, dan kualitas peralatan yang dipakai. "ntuk menganalisis eektivitas pelaksananan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di P!. #, dalam studi ini diterapkan metode analisis penilaian dengan menggunakan resiko kecelakaan kerja sebagai parameter penilaian mengenai eektivitas pelaksanaan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di P!. #. $ahaya di tempat kerja dapat dideinisikan sebagai suatu kondisi, atau kombinasi dari berbagai kondisi, dimana bila tidak terkoreksi dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, penyakit, atau kerusakan properti (%oetsch, &''3). Sedangkan menurut olling (&''), bahaya di tempat kerja merupakan suatu kondisi tempat kerja dimana terdapat suatu variabel atau berbagai variabel yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, cedera serius, penyakit, dan kerugian. Menurut *einrich (&'+), kecelakaan merupakan suatu kejadian yang bersiat kebetulan, tidak direncanakan, dan tidak diharapkan dimana terjadi aksi dan reaksi antara objek, bahan, atau material dengan manusia sehingga menimbulkan cedera. Kecelakaan yang terjadi memiliki sebabsebab dan sebab sebab tersebut umumnya dapat dicegah (Soemirat, &'''). "paya pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan mengkoreksi atau paling tidak meminimasi setiap bahaya yang dapat diidentiikasi. Suatu analisis yang akurat terhadap potensial bahaya di tempat kerja merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan masalah K3 dan dapat digunakan sebagai salah satu data dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Ke rja. -engan demikian, identiikasi dan eliminasi terhadap potensi bahaya merupakan kunci utama dalam upaya pencegahan kecelakaan di lingkungan kerja. P!. # adalah suatu industri penyedia jasa pelaksana konstruksi yang mutunya sudah terpercaya di seluruh ndonesia, bahkan hingga ke mancanegara sekalipun. Perusahaan ini melakukan konstruksi berbagai bangunan pembangkit listrik, bangunan industri pupuk, bangunan pabrik kertas, bangunan pabrik kimia, bangunan penyimpanan pen yimpanan minyak dan system perpipaan, pengangkatan alat berat dan jembatan layang. Sebagai perusahaan konstruksi berskala besar, P!. P!. # tentunya telah melakukan upaya pemeliharaan K3 dalam kegiatan operasionalnya, tetapi pada kenyataannya kecelakaan kerja masih banyak terjadi di lokasi konstruksi. /leh karena itu, penerapan SMK3 di perusahaan perlu lebih dioptimalkan pelaksanaannya dengan melibatkan berbagai tingkatan manajemen untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan kerja yang lebih aman, eisien, dan produkti. -alam studi ini, evaluasi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja akan dianalisis dengan menggunakan metodemetode yang akan menentukan eektiitas pelaksanaan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di perusahaan yang
dievaluasi. Selain itu pada evaluasi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja akan dilakukan 0a0ancara dengan pihak manajemen untuk memperoleh penilaian terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berlaku saat ini. -engan cara ini diharapkan evaluasi pelaksanaan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja dapat dilaksanakan serta jika diperlukan perbaikanperbaikan terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berlaku saat ini dapat dilakukan.
METODOLOGI
Pelaksanaan studi ini secara singkat dibagi menjadi 1 (empat) tahapantahapan sebagai berikut 2 &. Pengumpulan -ata Sekunder . Pengumpulan -ata Primer 3. Perhitungan $iaya dengan Menggunakan Perkiraan Matriks 4obinson 1. "sulan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pengumpulan Data Sekunder
-ata umum P!. #. -ata ini mencakup kebijakan, struktur organisasi, ketenagakerjaan, kerjasama dengan penyedia jasa(subkontraktor, suppliersdan mandor), lingkup serta jenis pekerjaan konstruksi, produk yang dihasilkan perusahaan diperlukan untuk menganalisis dan mengidentiikasi bahaya akibat adanya kontribusi dari aktoraktor tersebut. -atadata mengenai upayaupaya pengelolaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan proyek, meliputi kebijakan K3, motivasi penerapan K3, organisasi K3, rencana dan program K3. Selain itu pengumpulan data dilakukan terhadap upayaupaya penanggulangan kecelakaan, diantaranya terdiri dari pencatatan kecelakaan, pelaporan kecelakaan, penanganan keadaan darurat, inspeksi K3 dan pelatihan, termasuk juga upayaupaya pengelolaaan K3 di lingkungan kerja kantor.
-ata kecelakaan yang menimpa tenaga kerja selama bekerja di P!. #. -ata ini mencakup ini adalah data mengenai jenis jejas, bagian tubuh yang terkena kecelakaan, sebab kecelakaan, biaya pengobatan dan jumlah hari hilang akibat kecelakaan tersebut. Selain dilakukan di perusahaan, pengumpulan data juga dilakukan di P! 5amsostek (Persero) Pusat dalam hal biaya kecelakaan berdasarkan besarnya klaim asuransi. -atadata ini diperlukan untuk mendukung proses analisa terhadap kondisi keselamatan kerja yang terdapat di perusahaan serta perhitungan dalam pembuatan matriks perkiraan biaya kecelakaan 4obinson. -ata ndeks *arga Konsumen 6asional dari $adan Pusat Statistik Propinsi -K 5akarta. -ata mengenai ndeks *arga Konsumen 6asional pada tahun terjadinya kecelakaan diperlukan untuk mengkonversi biaya kecelakaan agar nilainya tidak terpengaruh oleh inlasi, selain itu juga diperlukan dalam konversi "pah Minimum Pekerja ("MP) yang telah ditetapkan oleh perusahaan. -atadata ini pada akhirnya digunakan pada proses perhitungan biaya dalam pembuatan matriks perkiraan biaya kecelakaan 4obinson.
Pengumpulan Data Primer
-ata primer dikumpulkan dengan cara melakukan 0a0ancara secara terbuka dan tidak terstruktur terhadap pihak manajemen yang berkompeten menangani masalah K3 di perusahaan untuk mendapatkan data lebih lengkap mengenai penyakit dan
kecelakaan yang terjadi, serta pengelolaan K3 yang telah dilakukan oleh manajemen di proyekproyek konstruksi. 7a0ancara juga dilakukan terhadap pekerja dan pelaksana di salah satu proyek untuk mendapatkan data tambahan yang diperlukan pada proses identiikasi dan analisis. Perhitungan Biaya dengan Menggunakan Perkiraan Matrik !"#in"n
8dapun langkahlangkah dalam pembuatan matriks perkiraan biaya kecelakaan 4obinson ini adalah sebagai berikut2 &. Mengumpulkan data dari berbagai jenis kecelakaan kerja yang terjadi pada kurun 0aktu lebih dari 3 tahun, berupa2 sudah tercakup dalam asuransi. $esarnya klaim asuransi tidak dapat menggambarkan biaya kecelakaan kerja sesungguhnya, karena terdapat bagian dari santunan yang besarnya terbatas dan ada bagian lainnya yang bervariasi. $iaya pengangkutan korban ke rumah sakit, biaya pengobatan dan pera0atan, biaya pemakaman dan biaya santunan berkala merupakan bagian biaya langsung yang terbatas. Sedangkan biaya S!M$ (Sementara !idak Mampu $ekerja), santunan cacat dan kematian merupakan biaya yang tergantung dari besarnya upah pekerja. biaya yang timbul secara tidak langsung bila suatu kecelakaan terjadi. Secara umum dikatakan bah0a biaya tidak langsung akan selalu lebih besar dari biaya langsung. . $esar biaya langsung diolah dengan menyesuaikannya terhadap inlasi atas mata uang dollar. "ntuk itu, digunakan ndeks *arga Konsumen (*K) yang dapat diperoleh dari $adan Pusat Statistik. Perhitungan ini dapat dilakukan dengan cara seperti pada Peramaan $2 *asil dari perhitungan tersebut kemudian diklasiikasikan ke dalam matriks sesuai dengan bagian tubuh yang terkena jejas, jenis jejas, dan ada atau tidaknya hari kerja yang hilang. 3. $iaya langsung tersebut kemudian ditempatkan pada sel matriks dan dihitung rata rata pada setiap sel sehingga diperoleh biaya langsung akibat kecelakaan. 1. $iaya tidak langsung dapat diperoleh dengan mengalikan biaya langsung dengan suatu aktor rasio biaya tidak langsung terhadap biaya langsung. -i ndonesia besar aktor ini masih harus dicari dengan tepat. 9. Selanjutnya biaya total akibat kecelakaan dihitung dengan menjumlahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung seperti padaPeramaan % 2 :. $iaya total kemudian dikonversikan ke dalam jam kerja agar matriks dapat digunakan secara universal. -atadata kecelakaan yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalamdatabase
sehingga jumlah data dapat ditambah setiap terjadi kecelakaan. Uulan Per#aikan Sitem Mana&emen 'eelamatan dan 'eehatan 'er&a (SM')*
Perbaikan SMK3 ini dapat meningkatkan motivasi memperkecil biaya kecelakaan pada perusahaan dalam menerapkan SMK3 dengan melibatkan setiap tingkatan manajerial. Selain itu aspekaspek yang menjadi dasar pada perbaikan sistem ini sebagai saran untuk diterapkan meliputi2
HASIL DAN PEMBAHASAN
-ari proses pengumpulan data yang telah dilakukan, beberapa data telah berhasil dikumpulkan. Proses pengumpulan data sesi pertama, datadata yang diperoleh adalah sebagai berikut 2 &. -atadata umum perusahaan seperti visi, misi, struktur organisasi, dan sebagainya. . -atadata kecelakaan yang terjadi pada setiap aktivitas proyekproyek yang berlangsung dalam periode :'. -ari proses pengumpulan data sesi kedua, datadata yang diperoleh adalah sebagai berikut 2 &. ;eriikasi terhadap datadata sekunder yang didapat. . -ata pengamatan langsung terhadap salah satu proyek yang sedang berlangsung. 3. -ata hasil 0a0ancara dengantop management danmiddle management pada perusahaan tersebut. 1. -ata jad0al kerja pekerja dan operator beserta upah minimum yang distandarkan oleh perusahaan. E+aluai '"ndii 'e,elakaan
$erdasarkan datadata mengenai jenis kecelakaan dan jumlah hari kerja yang hilang dari setiap kecelakaan, dapat ditentukan 4isk Score untuk seluruh kejadian dalam satu tahun. 8dapun jumlah kasus kecelakaan, jumlah hari kerja yang hilang, serta jumlah tenaga kerja per tahun dari tahun : sampai dengan ' disajikan padaTa#el $. Ta#el $. 5umlah Kasus Kecelakaan, 5umlah *ari Kerja yang *ilang dan 5umlah !enaga Kerja yang *ilang !ahun :'
:
5umlah Kecelakaan &'
5umlah *ari yang *ilang &&9
5umlah !enaga Kerja :.'''
< + '
: &'
33 3+ &&&
99.+: &:.3'< 3:.9<9
!ahun
-ata mengenai jumlah pekerja pada seluruh proyek di ndonesia yang sedang dikerjakan pada tahuntahun tersebut tidak tersedia dengan rinci, sehingga diasumsikan
sama untuk setiap tahun. 8dapun jumlah jam kerja adalah 9: jam=minggu atau + jam=hari. -ari angka ditentukan Inj Severity Score(4S).
!ahun
>
P
4S(@)
:
,9:<
,'':+3
,999
,<
<
,&++1
,3+919
,&:'+:3
,&3
+
,1'<&
,1&<<&+
,91<'9
,&&1
'
,+1
,39:<+:
,999
3,+<>9
angka padaTa#el %dapat ury Frequency Rate(>), Injury Rate(), Probability(P) dan Risk
Ta#el %. *asil Perhitungan Risk Score!ahun :'
ontoh perhitungan Risk Score(4S), untuk data kecelakaan pada tahun <2 Injury Frequency Rate(E* Injury Frequency Rate (E) = umber o! disabling injury " #$%%%$%%% &otal number o! man 'our orked ?* " #$%%%$%%%% ++$%, " -+ " ,
? n I
&otal number o! man 'our orked
(Peramaan -* .-%- " #$%%% ++$%, " -+ " , = %$%%#,. Probability(P*
P
i R
er asar an as per tungan atas apat eta u a 0a esar is core pa a ta un : sebesar .<@ bila dibandingkan dengan tahun berikutnya sebesar .&3@ laju mengalami penurunan. Kemungkinan hal ini terjadi karena pada tahun < sudah lebih banyak proyek yang ditangani oleh perusahaan sehingga nilai dari perhitungan tingkat keparahan (>) dan tingkat rekuensi kecelakaan () menjadi lebih kecil karena banyak pekerja yang telah dipekerjakan pada tahun <. Risk Scoremengalami penurunan dari tahun < ke tahun + secara lambat. *al ini kemungkinan terjadi karena tindakan pencegahan kecelakaan atau penerapan SMK3 tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Penurunan Risk Scorekecelakaan yang terjadi pada perusahaan dari tahun + ke tahun ' menjadi 3,+>9@, kemungkinan besar terjadi
sebagai hasil dari upaya penerapan SMK3 yang diintensikan perusahaan pada akhir tahun +, sehingga jumlah kecelakaan di lokasi proyek dapat ditekan. Penentuan Risk Scoreuntuk seluruh kejadian kecelakaan per tahun penting dilakukan untuk menentukan pengalaman kecelakaan suatu perusahaan serta menganalisis apakah pengalaman tersebut lebih baik atau buruk setiap tahunnya. *al ini dapat digunakan sebagai alat ukur bagi kinerja penerapan SMK3 di perusahaan juga dapat menumbuhkan motivasi dalam upaya pengendalian tingkat kecelakaan. Perhitungan Biaya dengan Menggunakan Perkiraan Matrik !"#in"n
Motivasi biaya kecelakaan dapat tumbuh dengan menunjukkan kepada perusahaan bah0a keberhasilan pengelolaan K3 di proyekproyek konstruksi juga memiliki pengaruh terhadap keuntungan atau kerugian perusahaan, melalui suatu matriks perkiraan biaya kecelakaan 4obinson. -engan mengetahui perkiraan biaya ini, perusahaan akan mendapat gambaran mengenai keuntungan yang didapat apabila pengeluaran biaya kecelakaan dapat dihindari dengan melakukan tindakan pencegahan. 8dapun langkahlangkah dalam pembuatan matriks perkiraan biaya kecelakaan 4obinson adalah sebagai berikut2 &. -ata dari berbagai jenis kecelakaan pada pekerjaan konstruksi yang terjadi selama 3 tahun atau lebih, meliputi2
-atadata yang telah terkumpul kemudian diurut berdasarkan tanggal kejadian dan masing masing kasus diberi kode kecelakaan. $esar biaya langsung, dalam hal ini biaya yang dikeluarkan melalui klaim 5amsostek, diolah dengan menyesuaikannya terhadap inlasi atas mata uang dollar. "ntuk itu, digunakan ndeks *arga Konsumen (*K) untuk tahun sekarang terhadap tahun dasar (1) dengan *K adalah &. -ata ini dapat diperoleh dari $ank ndonesia seperti pada Ta#el ). Ta#el ). ndeks *arga Konsumen 6asional
!ahun -asar 1 ? & $iaya tidak langsung dapat diperoleh dengan mengalikan biaya langsung dengan suatu aktor rasio biaya tidak langsung terhadap biaya langsung. -i ndonesia besar aktor ini masih harus dicari dengan tepat. Pada tugas akhir ini, biaya tidak langsung yang dimasukkan meliputi perkiraan kerugian akibat kehilangan upah pekerja yang ikut melihat, biaya perbaikan peralatan, biaya penurunan produksi, dan kehilangan 0aktu penga0as. !ahun *K Sedangkan kerugian akibat kehilangan upah pekerja yang : &<,3 mengalami kecelakaan telah < &3,9& termasuk ke dalam klaim 5amsostek berupa santunan Sementara !idak + &',&3 Mampu $ekerja '
&&,:'
(S!M$). Perhitungan biaya tidak langsung ini dapat dijabarkan sebagai berikut2 A
A
langsung dan biaya tidak langsung. 3. "ntuk beberapa kecelakaan yang menghasilkan akibat yang sama dalam hal siat jejas, bagian badan yang terluka dan ada tidaknya kehilangan hari kerja, maka biaya total dari kecelakaankecelakaan tersebut dihitung harga rata ratanya. 1. $iaya total kecelakaan yang telah didapat kemudian dikonversikan ke dalam jam kerja agar dapat digunakan secara universal. 9. Setelah data diolah kemudian dimasukkan ke dalam matriks. Matriks ini terdiri dari bagian kolom yang diisi oleh siat jejas dan bagian baris oleh bagian badan yang terluka. Setiap biaya total yang diperoleh dimasukkan satu persatu ke dalam matriks pada baris dan kolom yang sesuai dengan kecelakaan. $agian atas dari baris diisi oleh biaya total kecelakaan dengan hari kerja hilang dan bagian ba0ah baris diisi oleh biaya total kecelakaan tanpa adanya hari kerja hilang. Selain itu pada sel dimasukkan juga rekuensi terjadinya kecelakaan. 8dapun bagian tubuh yang termasuk ke dalam isi dari baris matriks 4obinson terdiri atas & bagian sebagai berikut2
& .3 .1 .9 .: .< .+ .' .& & & & 3 & 1 & 9 & : &
Sedangkan jenis jejas dari bagian tubuh tenaga kerja yang terluka sebagai isi dari kolom dari matriks terdiri dari2 & .3 .
onto pengo a an ata asus engan o e ece a aan 2 Pada tanggal 1 Maret ' seorang pekerja bernama S4 mengalami kecelakaan, yakni pipa yang diletakkan diatastrasontergelincir dan jatuh menimpa kepala S4 sehingga harus dijahit. $iaya yang dikeluarkan berdasarkan klaim adalah 4p 1.&,, termasuk di dalamnya santunan S!M$ (Sementara !idak Mampu $ekerja) selama & hari. K 6 $ 5 K " P e A
A
Perhitungan konversi terhadap biaya penurunan produksi dan kerusakan alat tidak dilakukan karena berdasarkan pencatatan, kecelakaan yang terjadi tidak menimbulkan adanya alat=material yang rusak maupun penurunan produksi. $iaya total kecelakaan = /iaya 0angsung 1 /iaya &idak 0angsung = ( Rp *#$2*#32 )B ( Rp #2$*%%3%%1 Rp #*$.%%3%%) = Rp *.,$+*#32%
Konversi biaya total kecelakaan /iaya total (man 'ours) = /iaya total (Rupia') 45R pekerja
6
jam
kerja
(Peramaan$$* =Rp*.,$+*#32% / Rp.$,%%3%% $erdasarkan Surat Keputusan -irektur 5enderal Pembinaan *ubungan ndustrial dan Penga0asan Ketenagakerjaan -epartemen !enaga Kerja 4 6o.Kep.+1=$7=&''+ tentang ara Pengisian Cormulir Daporan dan 8nalisis Statistik Kecelakaan bagian Dampiran , luka berat adalah luka yang mengakibatkan cacat tetap, yaitu kehilangan atau tidak berungsinya salah satu atau beberapa organ tubuh atau gangguan ji0a. 8pabila pekerja harus meninggalkan pekerjaannya untuk sementara 0aktu meskipun tidak ada akibat cacat tetap, termasuk dalam klasiikasi berat. Sedangkan luka ringan adalah luka yang memerlukan pera0atan medis sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan tidak lebih dari
satu hari. Biaya 'e,elakaan 'er&a
$iaya kecelakaan kerja yang harus dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. 8dapun perbandingan dari biaya total kecelakaan yang harus dikeluarkan perusahaan dapat dilihat padaTa#el -. Ta#el -. $iaya Kecelakaan di P!. # !ahun
5umlah Kecelakaan
$iaya Dangsung (4p)
$iaya !idak
Dangsung $iaya !otal (4p) (4p) : < + ' !otal
&' : &' &
$!D 2 $D <'.<&:.:+&,& <:.9&.:11,&: &<.+:.1&,< +:.1'.+:+,99 31'.<31.:1,9& &.++<.'31 3:.:.93+,
.':+.< 3.&<+.<'+ 3.1'3.::+ 3.1:.<1:
+.:+9.1,:: <'.:+.11,&< &&.9+.<+,3< +'.:<:.:&9,
& 2 <,3 & 2 3,+& & 2 3,3 & 2 :,3& & 2 <,3
$erdasarkan pengolahan data, dari seluruh kejadian pada 5anuari :5uni ' dengan nilai uang pada tahun dasar (1) didapatkan jumlah biaya langsung kecelakaan adalah 4p 31'.<31.:1,9& dan perkiraan jumlah biaya tidak langsung adalah 4p &.++<.'31. $iaya langsung dideinisikan juga dengan biaya yang terasuransi, karena semua data biaya langsung pada pembuatan matriks perkiraan biaya didasarkan pada besarnya klaim asuransi, termasuk kehilangan upah pekerja yang mengalami kecelakaan dalam bentuk santunan Sementara !idak Mampu $ekerja (S!M$). -engan demikian biaya tidak terasuransi akan meliputi sumbersumber biaya tidak langsung yang harus dikeluarkan oleh P!. # dan tidak diganti oleh perusahaan asuransi. 8dapun perbandingan antara biaya langsung (terasuransi) dan biaya tidak langsung (tidak terasuransi) dengan merataratakan perbandingan per kasus adalah & 2 <,3, sehingga biaya langsung menjadi lebih besar dari biaya tidak langsung. $eberapa ahli mengemukakan bah0a biaya tidak langsung akan lebih besar dari biaya langsungnya. 4obinson menyebutkan angka 2 & untuk perbandingan biaya tidak langsung terhadap biaya langsung suatu kecelakaan. Perbedaan ini terjadi karena kehilangan upah pekerja yang pada umumnya merupakan salah satu sumber biaya tidak langsung telah termasuk ke dalam klaim asuransi yang merupakan biaya langsung dalam bentuk santunan Sementara !idak Mampu $ekerja (S!M$). Selain itu, perkiraanperkiraan dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan biaya tidak langsung yang terdiri dari kehilangan upah pekerja yang ikut melihat kejadian, kehilangan 0aktu penga0as, kerugian akibat penurunan produksi sehingga mengharuskan adanya lembur, dan kerugian akibat peralatan atau material yang rusak juga mempengaruhi keakuratan data. Perkiraanperkiraan dan asumsi tersebut diperoleh berdasarkan 0a0ancara terhadap manajer, pekerja dan bagian9uality :ontrol akibat tidak tersedianya datadata di perusahaan dan kesulitan dalam melakukan 0a0ancara dengan pihak yang mengetahu i
secara langsung kondisi di proyekproyek tempat terjadinya kecelakaan, terutama untuk proyekproyek yang telah selesai. $erdasarkan hasil perhitungan di atas, besarnya biaya total kecelakaan bersiat luktuati. Pada tahun :, besarnya biaya total akibat terjadinya kecelakaan sebanyak &' kasus melebihi besarnya biaya untuk tahun < dengan jumlah kecelakaan sebanyak : kasus. *al ini disebabkan karena pada tahun tersebut (:) terjadi banyak kecelakaan yang mengakibatkan kematian, akibatnya biaya total kecelakaan menjadi besar. !ingginya biaya total kecelakaan diakibatkan juga oleh terjadinya kecelakaan yang tergolong berat sehingga menimbulkan kerugian cukup besar dengan adanya kehilangan hari kerja yang cukup banyak. Pada tahun +, terjadi kenaikan biaya kecelakaan secara signiikan dari tahun sebelumnya karena kecelakaan yang terjadi pada tahun tersebut tergolong berat dan banyak hingga menimbulkan kehilangan hari kerja. Kemudian terjadi penurunan biaya kecelakaan pada tahun ' dikarenakan perhitungan jumlah kecelakaan hanya : bulan kerja. Cluktuasi biaya ini kemungkinan besar juga disebabkan oleh ketidakakuratan data, terutama perkiraan biaya tidak langsung yang diperoleh berdasarkan asumsiasumsi. Selain itu, ketidakakuratan terjadi pula akibat tidak semua kecelakaan di proyekEproyek P! # dilaporkan pada 5amsostek, sehingga jumlah kecelakaan yang terjadi dan biaya total kecelakaan tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Sumbersumber biaya tidak langsung pada tugas akhir ini terdiri dari biaya karena adanya kehilangan upah pekerja yang ikut melihat kecelakaan, kehilangan 0aktu penga0as, biaya kerusakan material dan peralatan yang rusak, dan biaya penurunan produksi. Menurut Soemirat (&'''), biaya karena kehilangan upah pekerja yang mengalami kecelakaan juga
tergolong ke dalam biaya tidak langsung kecelakaan, akan tetapi karena telah termasuk ke dalam klaim 5amsostek dalam bentuk santunan Sementara !idak Mampu $ekerja (S!M$), biaya tersebut digolongkan ke dalam biaya langsung. Sedangkan berdasarkan datadata kecelakaan yang terjadi di perusahaan, adanya kerusakan material atau peralatan akibat terjadinya kecelakaan hanya terdapat pada beberapa kasus saja. *asil penelitian 5imme *inFe (&''3) menyebutkan bah0a '@ kecelakaan kerja tidak diikuti oleh kerusakan material dan peralatan, dan hanya @ kerusakan material menghabiskan biaya G9. $erdasarkan hasil penelitian ini dan kenyataan bah0a pekerjaan konstruksi di ndonesia sebagian masih besar bersiat padat karya, maka kerugian akibat kerusakan alat dan material serta upah dianggap belum berpengaruh besar terhadap biaya tidak langsung kecelakaan kerja konstruksi. Sebagian besar perusahaan kontraktor besar biasanya cenderung tidak memprioritaskan masalah kecelakaan kerja ini, karena dengan digunakannya sistem subkontrak, kontraktor utama tidak akan terganggu secara langsung bila suatu kecelakaan kerja menimpa seorang pekerja. 8kan tetapi dengan berkembangnya tuntutan pasar terhadap imej keselamatan dan kesehatan kerja pada industri konstruksi, maka hal ini harus menjadi motivasi bagi perusahaan untuk melakukan pengelolaan K3 agar usahanya dapat berkembang.
'ESIMPULAN
Kesimpulan dari evaluasi biaya total kecelakaan berdasarkan matriks perkiraan biaya kecelakaan 4obinson yang telah dibuat, motivasi biaya kecelakaan untuk menerapkan SMK3 dapat diberlakukan pada P!. # di samping motivasi penaatan pada peraturan dan citra
sebagai data untuk memperkirakan biaya kecelakaan dan analisis kecelakaan yang terjadi pada proyekproyek konstruksi P!. #. $asis data diperlukan untuk menyimpan datadata dalam memperkirakan biaya total kecelakaan dan menganalisis penyebab kecelakaan. Perhitungan skor resiko dan justiikasi tindakan perbaikan terhadap potensi bahaya pada berbagai pekerjaan konstruksi dapat digunakan oleh manajemen untuk menentukan prioritas tindakan pengendalian resiko. Risk Scoreuntuk seluruh kecelakaan per tahun dari tahun : sampai dengan ', masingmasing berturutturut adalah sebesar .<@, .&3@, .&&1@ dan 3,+ H & 9 @. $esarnya biaya langsung kecelakaan kerja konstruksi diperoleh dengan cara menganalisis besarnya klaim jaminan asuransi kecelakaan kerja.
$erdasarkan pengolahan data, didapat jumlah biaya langsung kecelakaan adalah 4p31'.<31.:1,9& dan jumlah biaya tidak langsung adalah 4p &.++<.'31 nilai uang pada tahun dasar (1). Sedangkan perbandingan antara biaya langsung (terasuransi) dan biaya tidak langsung (tidak terasuransi) dengan merataratakan perbandingan per kasus adalah & 2 <,3, sehingga biaya langsung menjadi lebih besar dari biaya tidak langsung.