Manajemen Proyek Jembatan Suramadu
1. Organisasi dan SDM Proyek Suramadu
Organisasi merupakan hal yang penting dalam suatu proyek, fungsi organisasi yaitu:
Organisasi merupakan sarana, dimana para anggota bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Di dalam organisasi terdapat pengaturan tentang bagaimana kerja sama itu dilaksanakan.
Adanya pembagian pekerjaan untuk mencegah duplikasi dan tumpang tindih kegiatan dalam rangka mencapai tujuan.
Adanya suatu pembagian wewenang dan tanggung jawab.
2. Penanggung Jawab
Secara institusi Proyek Induk Pembangunan Jembatan Suramadu berada di bawah pembinaan dan tanggung jawab Direktur Jenderal Prasarana Wilayah melalui Direktur Prasarana Wilayah Tengah
3. Kontraktor
Pengadaan kontraktor dan konsultan dalam pelaksanaan pembangunan Jembatan Suramadu dilakukan melalui lelang dan seleksi, sesuai dengan peraturan pemerintah yang ada berdasarkan paket pekerjaan. Untuk pelaksanaa / kontraktor pekerjaan tahun anggaran 2003-2004, sebagai pelaksana pekerjaan Causeway adalah :
Kontraktor Sisi Surabaya :
Hutama Wijaya Agrabudi, JO, yang merupakan Joint Operation antara PT Hutama Karya, PT Wijaya Karya dan PT Agrabudi Karyamarga
Kontraktor Sisi Madura :
Adhi – Waskita, JO, yang merupakan Joint Operation antara PT Adhi Karya dan PT Waskita Karya
Kontraktor Bentang Tengah
Pekerjaan bentang tengah yang terdiri dari Approach Bridge dan Main Span, yang pendanaannya berasal dari pinjaman China, pelaksanaan pekerjaan dibagi menjadi dua.
Main Span (Cable Stayed) pelaksana pekerjaan adalah Consortium of Chinesse Contractors yang terdiri dari perusahaan China Road and Bridge Corporation (CRBC) dan China Harbour Engineering Consultant (CHEC).
Approach bridge selaku kontraktor adalah perusahaan kontraktor BUMN Indonesia yang bergabung dalam Consortium of Indonesia Contractors (CIC) yang terdiri PT Adhi Karya, PT Hutama Karya, PT Waskita Karya dan PT Wijaya Karya dan CCC.
4. Studi Kelayakan Proyek Surama
Salah satu tahapan penting dalam proses pembangunan jembatan adalah studi kelayakan. Ada tiga komponen utama studi kelayakan yaitu; analisis kebutuhan, kelayakan teknis, dan kelayakan finansial dan ekonomi Studi kelayakan dan pemasaran proyek pengembangan wilayah dan pembangunan jembatan Surabaya-Madura yang disusun oleh Tim Studi Tri Nusa Bima Sakti, BPPT, PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut dan PT. Dhipa Madura Pradana, tahun 1993.
5. AMDAL (Analsis Mengenai Dampak Lingkungan)
Studi Andal yang merupakan kelanjutan dari AMDAL telah dilakukan oleh BPPT pada tahun 1992. Namun, karena adanya penundaan studi tersebut akhirnya diulang kembali pada tahun 2003 bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
6. Manfaat dan Dampak Proyek Suramadu
Benefit dalam proyek dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan kesempatan kerja, perbaikan tingkat pendidikan, atau kesehatan, dan perubahan suatu sistem atau struktur. Manfaat proyek dibagi menjadi 3 yaitu manfaat langsung, manfaat tidak langsung, dan yang terakhir yaitu manfaat yang tidak dinyatakan dengan jelas