MANAJEMEN PROYEK PADA PROYEK KEMANUSIAAN Sebuah Tinjauan Perbandingan Antara Manajemen Proses Perancangan Kemanusiaan Yusuf Bilyarta Mangunwijaya yang Bersifat ADHOC dan Manajemen Proses Proyek Kemanusaiaan yang Diorganisisr oleh NGO Komang Tria Prabawati 25209023 email :
[email protected] ABSTRAK
Aktivitas proyek kemanusiaan selalu berkaitan dengan konteks lingkungan dan masyarakat setempat dengan berbagai karakterisitiknya mempunyai sistem manajemen yang berbeda – beda sesuai dengan jenis dan lokasinya. Proyek kemanusiaan lebih mengedepankan faktor yang bersifat sosial, berbeda dengan proyek pada umumnya yang selalu berkaitan dengan keuntungan / investasi. Dalam hal proyek kemanusiaan ini, tugas manajemen adalah mengidentifikasikan teknik dan metode yang harus digunakan untuk menangani suatu jenis kegiatan pada waktu dan kondisi tertentu untuk mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien. Pada penelitian ini dibandingkan dua pendekatan manajemen proyek yang sebenarnya bukan merupakan dua hal yang dapat dibandingkan atau diletakkan pada posisi yang sejajar karena memiliki karakterisistik dan studi kasus yang berbeda namun dengan membandingkan dua pendekatan tersebut diharapkan mampu mendapatkan kelebihan dan kekurangan pada masing – masing manajemen. Studi kasus manajemen proyek yang pertama adalah proyek Kali Code yang diprakarsai oleh Romo Mangun tidak terlepas dari pemahaman tentang filososfi beliau sendiri tentang arsitektur yang dipngaruhi oleh filososfi wastucitra dan manajemen yang diterapkan merupakan manajemen situasional yang sangat bersifat fleksibel dan memperhatikan dan memanfaatkan struktur kondisi lingkungan sekitar proyek. Sedangkan studi kasus yang kedua merupakan proyek kemanusiaan yang berada di bawah NGO dengan struktur organisasi yang jelas dan program yang terstruktur menggunakan manajemen klasik. Kata kunci/ keywords :manajemen, proyek, kemanusiaan,studi
1.
Pendahuluan
Proyek kemanusiaan pada umumnya bersifat ADHOC dan berkaitan erat dengan kondisi lingkungan setempat yang melibatkan unsur alam dan masyarakat. Dalam mengendalikan proyek kemanusiaan terdapat beberapa manajemen yang lazim digunakan oleh LSM dan badan – badan lainnya baik formal maupun tidak formal. Dalam memilih manajemen proyek tidak terlepas dari situasi dan kondisi dimana proyek itu berlangsung. Masing – masing manajemen yang diterapkan memiliki kelebihan dan kekurangan terhadap keberlangsungan proyek kemanusiaan. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai perbandingan manajemen proses proyek kemanusiaan yang dilakukan dengan dua pendekatan. Dengan gambaran tersebut diharapkan dapat diketahui kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada
1
masing - masing system dan dapat di kolaborasikan menjadi satu sistem manajemen proyek kemanusiaan yang ideal. Metoda Penelitian Penelitian dilakukan dengan mendeskripsikan proses cara berfikir Romo Mangun pada salah satu proyek kemanusiaan dan membandingkannya dengan Manajemen proyek kemanusiaan yang dilaksanakan oleh NGO. Perbandingan dilakukan dengan acuan kerangka yang didapat dari kajian literatur / teori. 2. Kajian Teori Menurut Iman Soeharto, proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk mencapai hasil akhir yang ditentukan, misalnya produk dan fasilitas produksi. Dalam Project life cycle / siklus proyek kegiatan – kegiatan berlangsung mulai dari titik awal kemudian meningkat jenis dan intensitasnya sampai ke puncak ( peak ), turun, dan berakhir. Proyek memiliki tahap – tahap perkembangan. Pada masing – masing tahap terdapat kegiatan yang dominan dengan tujuan yang khusus atau spesifik.
Siklus proyek
Waktu KONSEPTUAL
PP/DEFINISI
Konseptual
IMPLEMENTASI
PP ( Perencanaan Pemantapan )/Definisi 1. Perumusan gagasan 6. Pendalaman 2. Kerangka Acuan berbagai aspek 3. Studi Kelayakan persoalan 4. Indikasi Dimensi 7. Pembuatan jadwal lingkup proyek induk dan anggaran, 5. Indikasi Biaya dan menentukan jadwal kelanjutan investasi 8. Penyususnan strategi penyelenggaraan dan rencana pemakaian sumber daya. 9. Pembelian dini. 10. Penyiapan perangkat dan peserta Gambar 1.2 Kegiatan utama proyek
Gambar 1.1 Hubungan keperluan sumber daya terhadap waktu dalam siklus proyek
OPERASI
Implementasi
Operasi
11. Desain 18. Operasi rutin engineering terinci 19. Pengamatan 12. Pembuatan prestasi spesifikasi terencana 13. Pembelian peralatan dan material 14. Pabrikasi dan konstruksi 15. Inspeksi mutu 16. Uji coba kemampuan 17. Start – up, demobilisasi dan laporan penutupan proyek
2
Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek ( Suharto, 1999 ). Manajemen proyek : mengelola aktifitas proyek dengan mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, sarana dan teknik tertentu sesuai tuntutan proyek ( PMBOK,2000 ) Dari sejumlah pemikiran manajemen modern, sedikitnya tiga diantaranya yang berpengaruh besar dan berkaitan erat dengan konsep manajemen proyek. Ketiga pemikiran manajemen modern itu adalah manajemen klasik, pemikiran system, dan pendekatan contingency. Manajemen klasik menjelaskan tugas – tugas manajemen berdasarkan fungsi – fungsinya, yaitu mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan. Pemikiran sistem adalah pemikiran yang memandang segala sesuatu dari wawasan totalitas. Metodologinya yang erat berhubungan dengan penyelenggaraan proyek adalah system analisis, system engineering, dan system manajemen. Pendekatan contingency atau situasional pada dasarnya berpendapat bahwa tidak ada satu pun pendekatan manajemen terbaik yang dapat mengelelola setiap macam kegiatan. Situasinya dapat berubah setiap waktu, oleh karena itu pengelolaan harus pila bersifat flexible. Pendekatan situasional tidak memberikan petunjuk langkah – langkah spesifik untuk menanggapi berbagai situasi yang dihadapi. Meskipun demikian, bagi penyelenggara proyek, suatu pengertian dasar bahwa kegiatan harus dikelola berdasarkan tuntutan situasi yang dominan pada waktu itu dan tidak “kaku” merupakan hal yang amat berguna untuk diperhatikan, karena ini sesuai dengan perilaku kegiatan proyek itu sendiri.
MANAJEMEN KLASIK ( manajemen berdasarkan fungsi )
PENDEKATAN SISTEM ( manajemen berorientasi ke totalitas )
MANAJEMEN PROYEK ( mengelola kegiatan yang dinamis ) PENDEKATAN CONTINGENCY (SITUASIONAL ) ( manajemen sesuai situasi )
Gambar 1.3 Masukan dan keterkaitan berbagai pemikiran manajemen pada manajemen proyek
Proyek Kemanusiaan dalam perspektif Kemanusiaan (Humanistic Perspective ) memiliki pandangan pemikiran yang menekankan bahwa unsur manusia dalam setiap kerja kelompok dirasakan lebih penting dari pada sekedar struktur dan hirarki yang membentang pada setiap jajaran organisasi. Tiga Unsur penting dalam dalam perspektif kemanusiaan adalah : 1. Aliran Hubungan Kemanusiaan (School of Human Relations ) 2. Aliran Pengembangan Organisasai (Organizational Development School ) 3. Aliran Pemikiran Multidimensional ( the multidimensional theorists)
3
3.
Objek Studi : Kali Code, Jogja dan Rumah Sakit Umum Gunungsitoli, Nias
A. Kali Code, Jogja Dalam wacana aristektur Indonesia Romo Mangun dikenal sebagai seorang arsitek dan perencana dengan pemikiran yang multiperspektif dikarenakan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang multidisiplin. Kekayaan wacana pengetahuan dan pengalaman beliau turut mewarnai artefak arsitektur yang dihasilkan. Perwujudan sebuah artefak arsitektur melalui sebuah rangkaian proses panjang filosofi, proses kreatif, pelaksanaan hingga komunikasi dengan klien dan pelaksana. Proses ini selalu merupakan topik yang menarik untuk dikupas kembali karena menyingkapkan dua sisi sekaligus, yaitu sisi teknis yang mekanis dan sisi non teknis yang manusiawi. Pembangunan Masyarakat dan Lingkungan Gondolayu ( yang dipimpin oleh Romo Mangun ) dilakukan secara trial dan error, tanpa rencana kerja tertulis. Pada Tahap pembentukkan konsep pada proyek Kali Code, Romo mengikutsertakan partisipasi aktif masyarakat pengguna sejak pembentukkan konsep sampai hasil akhir. Bentuk konsep Romo umumnya berupa sketsa dan gambar kerja, dengan dominasi gambar sketsa. Pendekatan konteks jauh lebih dominan dibandingkan pendekatan mannerism. Dalam proses menghasilkan sebuah karya, Romo Mangun cenderung menggunakan gambar makro sebagai pedoman awal. Desain selanjutnya merupakan respon terhadap perkembangan kondisi pelaksanaan proyek di lapangan. Kondisi Gambar 1.4 tata letak hunian Kali Code
Keseluruhan permukiman terdiri dari 17 hunian di sebelah utara, dan 20 hunian di sebelah selatan yang dipisahkan oleh parit dengan luasan total bangunan meliputi kira – kira 25% dari luas lahan. Proyek ini dimulai pada 1982 dan berlangsung selama 6 tahun. Pihak – pihak yang terlibat :
Owner: Masyarakat Kali Code Sumber Dana : Masyarakat sekitar, sponsor ( Pemerintah, Romo Mangun, Dermawan ) 4
Konsultan Perencana : Romo Mangun dan masyarakat setempat Pelaksana : Rumah ( masyarakat setempat ) Lansekap dan finishing fasad bangunan ( mahasiswa UGM ) Pengawas : Romo Mangun
B. Rumah Sakit Umum Gunungsitoli, Nias
Rumah Sakit Umum Gunungsitoli merupakan proyek bantuan yang diberikan dalam merespon kebutuhan pelayanan medis pasca gempa yang terjadi pada tanggal 28 Maret 2005 di Kabupaten Nias, Sumatera Utara. Bantuan ini merupakan hasil kerjasama antara Mercy Malaysia, BRR, WHO, DEPKES dan DINKES. Mercy Malaysia juga turut memberikan bantuan kepada Indonesia pada saat pasca tsunami di Aceh, bantuan yang diberikan berupa rumah – rumah dan fasilitas kesehatan. Karena pengalaman yang dimiliki oleh Mercy Malaysia tersebut kementrian kesehatan Indonesia dengan rekomendasi yang diberikan oleh WHO meminta bantuan kepada Mercy Malaysia untuk membangun kembali RSU Gunungsitoli yang hancur pasca gempa di Nias. Proyek ini berlangsung selama 4 tahap dalam jangka waktu 3 tahun. Pihak – pihak yang terlibat diantaranya :
Owner: RSU Gunungsitoli , Indonesia Sumber Dana : Fase 1 Mercy Malaysia, Fase 2 Pemerintahan China, Fase 3 JICS ( Japan International Corporation System ) dan Fase 4 Singapore Red Cross Konsultan Perencana : Mercy Malaysia Pelaksana : PT. Bintang Saudara ( Pemilihan melalui proses tender terbuka Nasional ) Pengawas : Mercy Malaysia
5
4.
Analisa
Pentahapan / Siklus Proyek Permukiman Kali Code Jogja
Rumah Sakit Umum Gunungsitoli Nias
KONSEPTUAL : Bersifat ADHOC Perumusan gagasan : Inisiatif pembangunan datang dari Romo Mangun dan Pa Wili. Perumusan konsep dilakukan oleh Romo Mangun. Dalam penjabaran konsep menjadi program kegiatan, Romo dibantu oleh para sukarelawan dan pengurus kampong ( RK ). Penduduk mulai terlibat di tingkat pelaksanaan yang dipandu oleh Romo Mangun .
KONSEPTUAL : Terorganisir secara sistematik Perumusan gagasan : Kementerian kesehatan Indonesia sebagai penggagas utama proyek ini sebagai respon terhadap runtuhnya bangunan RSU Gunungsitoli sedangkan angka kebutuhan akan pelayanan kesehatan pasca gempa di Nias terus meningkat, maka dengan rekomendasi WHO meminta bantuan kepada Mercy Malaysia dalam membangun kembali RSU Gunungsitoli.
Romo Mangun
Menegakkan hak – hak asasi kaum miskin
Sebuah upaya membangun permukiman yang layak yang juga merupakan perjuangan kemanusiaan, sekaligus bagian dari suatu gerakan moral menuju “manusia baru” Indonesia
Pemerintah Indonesia
Mercy Malaysia Penduduk Pemimpin formal Simpatisan penduduk
Permukiman Kali Code, Jogja
Kerangka Acuan : pemikiran – pemikiran Romo Mangun Lingkup Proyek : Pengembangan Kali Code baik berupa bentukan fisik maupun non fisik dalam upaya memperbaiki sarana dan taraf kehidupan masyarakat Kali Code. Indikasi Biaya dan Jadwal : Tidak direncanakan Proyek berlangsung selama 6 tahun. Pendanaan : Peran dana bukan faktor penentu melainkan faktor pendukung sehingga sistem dan penggunaan pendanaan tidak terdokumentasikan dengan baik. Dana datang dari 3 sumber yaitu Pemerintah, Romo Mangun, Dermawan.
WHO, UNICEF, BRR NAD-NIAS, RANTF, JICS
Pemerintah Indonesia atas rekomendasi WHO meminta bantuan kepada Mery Malaysia pasca gempa Aceh atas dasar pengalaman Mercy Malaysia pada saat memberikan bantuan pasca gempa di Aceh, Indonesia Mercy Malaysia selaku Konsultan Perencana dengan didukung oleh organisasi lainnya membuta sebuah program bantuan berupa rehabilitsi dan rebuilt RSU Gunungsitoli yang hancur pasca gempa di Nias
Kerangka Acuan : standarisasi/template yang didapatkan dari WHO, UNICEF dan Lingkup Proyek : Membangun kembali reruntuhan RSU Gunungsitoli Nias Indikasi Biaya dan Jadwal : Terencana dengan sangat jelas Proyek berlangsung dalam 4 fase yang terbagi ke dalam 4 fase. Pendanaan : Merupakan sumbangan maka harus dipertanggungjawabkan penggunaannya secara jelas dan terperinci
6
Perencana pemantapan / Definisi
Perencana pemantapan / Definisi
Struktur organisasi Pelaku – Pelaku Proyek
Struktur organisasi Pelaku – Pelaku Proyek
Tahapan kegiatan
Tahapan kegiatan SITE ANALYSIS SCHEMATIC DESIGN PRE-DESIGN Feasibility Study
Design
Costing
DESIGN DEVELOPMENT TENDER PROCESS
Architect
Engineers
Quantity Surveyor
Civil/structure
Mechanical/electrical
Specialist Services
Drafting/3D
Water, drainage, Ascenerator, Fresh water
Technical/Tender Drawings Bill Of Quantities
Tender Document Invitation of Tender Close Tender Tender Negotiation Tender Award CONSTRUCTION PROCESS Project Manager
Construction Drawings
Architect
Site Technical Team
Engineers
Civil/structure
Quantity Surveyor
Construction Observation
Evaluation
Mechanical/electrical
Handing Over Defect Period
Seperti disebutkan sebelumnya proyek Kali Code Tahapan kegiatan terbagi kedalam 6 fase utama yaitu : ini berlangsung selama 6 tahun dan tidak dengan Preliminary design, Design Development, Tender, perencanaan / schedule yang dibuat pada awal Construction Process, handing over, Defect periode. proyek. Hal ini lebih dikarenakan pembangunan 7
Kali Code ini tidak hanya berkaitan dengan dengan pembangunan yang bersifat fisik tapi juga bersifat non fisik yang berkaitan dengan peningkatan kualita masyarakat sekitar sehingga tidak mampu diprediksi lamanya.
Pada Setiap tahapan kegiatan dilakukan pendokumentasian ( report ) secara lengkap yang mencakup kesesuaian denga schedule, biaya dan kesesuaian dengan standar – standar yang telah ditentukan. Poin – poin yang dilakukan pada setiap pentahapan di Tuliskan secara detail sebagai berikut :
PRELIMINARIES 1
PRE-DES IGN Economic feasibility studies Government & other agency consulting/review/app roval Existing facilities surveys Client sup plied data coordination Presentations
PRELIMINARIES 2
S ITE ANALYSIS Project budgeting Government & other agency consulting/review/app roval Zooning p rocessing assistance ie: rezoning etc Client sup plied data coordination Presentations Project development schedule
PRE-CONTRACT 1
S CHEMATIC DESIGN Interior Design concep t Statement of p robable construction cost & cost p lanning Government & other agency consulting/review/app roval Client sup plied data coordination Presentations Project development schedule
PRE-CONTRACT 2
DES IGN DEVELOPMENT Interior Design concep t Outline sp ecifications. Statement of p robable construction cost & cost p lanning Government & other agency consulting/review/app roval Client sup plied data coordination Presentations Project development schedule
PRE-CONTRACT 3
CONSTRUCTION DOCUMENT Specifications. Statement of p robable construction cost & cost p lanning Government & other agency consulting/review/app roval Client sup plied data coordination Document checking/coordination Special Tender documents
PRE-CONTRACT 3
TENDERING Construction contract agreement Government & other agency consulting/review/app roval Client sup plied data coordination Analy sis of alternates/substitutions & cost control Specila tender documents.
Project administration & coordination Facility Programming & establishments of design brief Space schematic/flow diagrams Project budgeting
Project administration & coordination Site analy sis and selection Site develop ment planning Detailed site utilization studies On-site utility studies Off-site utility studies Environment studies and report
Project administration & coordination Architecture Schematic design Civil engineering design concep t Structural design concept M echanical design concep t Electrical design concept Landscap e design concep t
Administration & coordination Architecture Design concep t Civil engineering design concep t Structural design concept M echanical design concep t Electrical design concept Landscap e design concep t
Project administration & coordination Architecture Working drawings Civil engineering construction drawings Structural construction drawings M echanical construction drawings Electrical construction drawings Landscap e construction drawings
Project administration & coordination Tender documents Ammendments Tendering Tender evaluation POS T CONTRACT 1
CONSTRUCTION PERIOD Client sup plied data coordination Full-time project rep resentative Project Hand-over Civil engineering Structural engineering M echanical engineering Electrical engineering Landscap e architecture Interiors
POS T CONTRACT 2
HANDING OVER Record drawings (as-built) Warranty review/liquidated damages and defect liability Post-construction evaluation
Project administration & coordination Construction observations Shop drawings/submittal review Construction cost accounting & cost control of p roject cost Sup p lemental document Quotation request/change order Testing & insp ection coordination Project/monitoring schedule Government & other agency consulting/review/app roval
Project administration & coordination M aintenance & op erational programming Start-up assistance
8
Implementasi
Implementasi
Sebagai perancang Romo lebih banyak melakukan proses desain di lapangan pada saat proyek tengah dikerjakan. Perubahan sangat sering terjadi, seringkali satu bagian yang sudah selesai dikerjakan harus dibongkar untuk mengikuti perubahan. Perubahan rencana umumnya langsung dilakukan di lapangan dengan memberi instruksi detail pada tukang, dalam bentuk coretan – coretan, bahkan coretan di tanah.
Setelah Pihak kontraktor terpilih pada proses lelang terbuka yang dilakukan, maka konstruksi oun dimulai dengan diawasi ole Mercy Malaysia sebagai pengawas Pengawasan yang dilakukan oleh Mercy Malaysia terutama berkaitan dengan standar mutu dan kualitas bangunan yang tahan gempa.
Beberapa kendala yang dialami seperti :
Beberapa kendala yang dialami seperti :
Pada Tahapan pelaksanaan, umumnya memakan waktu yang lama karena beberapa faktor : 1. Kesibukan Romo di banyak tempat sedangkan semua proses pengerjaan hingga detail harus dengan persetujuan Romo. 2. Kecenderungan untuk bermain detail rancangan 3. Seringnya perubahan rencana ( pembongkaran dan penambahan )
Operasional
Operasional
Karena pelaksana pada proyek kemanusiaan ini adalah merupakan penduduk setempat yang telah terlebih dahulu diberikan pembinaan oleh Romo Mangun, maka dalam operasional bentukan fisik maupun maintenance tidak mengalami permasalahan. Selain itu bentukan fisik yang terbentuk merupakan respon terhadap alam kondisi setempat dengan nilai lokalitas Kali Code sehingga tidak menciptakan permasalahan – permasalahan baru kedepannya.
RSU Gunungsitoli dibangun dengan mengacu kepada standar – standar yang berlaku secara internasional, selain itu dilengkapi dengan buku manual panduan pemakaian dan maintenance gedung, sehingga dalam tahapan operasional tidak mengalamikesulitan yang berarti. Hanya saja sumber daya manusia yang diperlukan belum banyak tersedia di Nias pasca gempa.
Terbatasnya dana Kesulitanya Transportasi sebagai pengiriman bahan – bahan material dan kurangnya alat berat yang dibutuhkan proses konstruksi Terbatasnya sumber daya manusia ditambah lagi kurangnya teknologi pada lapangan pasca gempa Terjadinya gempa susulan yang berpengaruh pada saat pelaksanaan konstruksi
9
5.
Kesimpulan Permukiman Kali Code Jogja
Rumah Sakit Umum Gunungsitoli Nias
Manajemen situasional yang lebih bersifat fleksibel dengan sangat memperhatikan kondisi lingkungan setempat sangat cocok diterapkan pada proyek kemanusiaan yang tidak hanya membangun kondisi fisik tapi juga non fisik dari suatu kawasan. Masyarakat sekitar berperan secara aktif membangun kualitas lingkungan dan hidup mereka sendiri. Kekurangan : Pada proses perencanaan Romo Mangun : Kurang berperannya gambar perencanaan pada tahap detail ( dokumentasi tidak ada ) Waktu pelaksanaan proyek yang relatif lama Pembangunan yang dilakukan secara bertahap Seringnya perubahan desain dalam pelaksanaan
Manajemen Klasik yang diterapkan pada proyek RSU Gunungsitoli ini SANGAT EFEKTIF dalam mengendalikan proyek agar berlangsung dan selesai sesuai dengan rencana. Manajemen yang diberlakukan pada proyek kemanusiaan yang berada di bawah NGO ini sangat terstruktur dan terencana dengan mengutamakan pada faktor teknis Kekurangan : pada Manajemen Proyek ini adalah kurangnya pendekatan yang dilakukan Mercy Malaysia secara sosial atau behavioural terhadap masyarakat setempat, sehingga bangunan RSU yang berdiri tidak memiliki unsure lokalitas dan
KESIMPULAN : Kesimpulan yang dapat ditarik dari 2 pendekatan manajemen proyek pada penelitian ini adalah bahwa pada proyek kemanusiaan yang bersifat sosial sangat diperlukan pendekatan – pendekatan yang mengutamakan struktur kondisi lingkungan dan masyarakat setempat agar bantuan yang diberikan dapat bermanfaat secara optimal, selain itu diperlukan perencanaan yang matang agar terdapat program kerja yang jelas sehingga proyek tidak berlangsung secara berkepanjangan dan dapat dipertanggungjawabkan karena memiliki dokumentasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA Sunaryo,Rony Gunawan, 2007, Mengikuti Pikiran Romo Mangun, Dimensi Teknik Arsitektur Vol.35 no.1, Soeharto, iman, 1995, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operational, Erlangga, Jakarta Khudori, Darwis, 2002, Menuju kampong Kemerdekaan, Yayasan Pondok Rakyat, Bandung Diskusi sehari, 1992, Pemikiran dan hasil karya YB Mangunwijaya, Fakultas Teknik Universitas Atmajaya Yogyakarta, Yogyakarta Mangunwijaya, YB, 1993, Teknologi dan Dampak Kebudayaannya, Vol 1, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta http://archnet.org http://www.mercy.org 10
11