MASHLAHAH MURSALAH DAN MAQASHID SYARIAH M. Choirun Nizar, M.HI
MASLAHAH MURSALAH • Etimologis : maslahat yang terlepas • Terminologis : kemaslahatan yang tidak ada nash yang secara rinci dan tegas mendukungnya atau menolaknya, tetapi kemaslahatan ini didukung oleh sejumlah nash secara istiqra’ (induktif).
MASLAHAH • Etimologis : kebaikan, manfaat. • Imam Al-Ghazali : prinsip maslahah adalah mengambil manfaat dan menolak madharat dalam rangka memelihara tujuan syara’. • Maslahah harus sejalan dengan tujuan syara’, tidak boleh berdasarkan atas kehendak nafsu.
• Tujuan syara’ : memelihara lima hal, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. • Syathibi : kemaslahatan dunia yang dicapai oleh manusia harus bertujuan untuk kemaslahatan di akhirat.
MACAM-MACAM MASLAHAH Ditinjau dari aspek urgensi 1. Dharuriyah : perkara-perkara yang sangat urgen dalam kehidupan dunia dan akhirat, bila hal itu tidak ada maka kehidupan dunia dan akhirat akan rusak. • Maslahah dharuriyah ini kembali kepada pemeliharaan lima hal pokok : agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
2. Hajiyah : hal-hal yang dibutuhkan oleh manusia agar terhindar dari kesulitan dan kesempitan. 3. Tahsiniyah : hal-hal yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sesuatu dan kebagusan akhlak.
Ditinjau dari aspek
obyek
orientasi
Keberlakuan
ammah
diniyyah
Tsabitah
Khashshah
Dunyawiyyah
Mutaghayyirah
Dari aspek legitimasi normatif (nash) Mu’tabaroh
Mulghoh
Mursalah
• Kebenarannya dilegitimasi oleh Nash • Kebatilannya dilegitimasi oleh Nash • Tidak dilegitimasi Nash secara jelas, apakah ditolak atau diterima
KEHUJJAHAN MASLAHAH MURSALAH • Dzahiriyah, Syi’ah, sebagian ulama Syafi’iyah, sebagian ulama Hanabilah, dan sebagian ulama mutakallimin: maslahah mursalah bukan hujjah syar’iyyah. • Alasan penolakan : 1. Menjaga kesatuan syari’at agar tidak ada perbedaan hukum antara satu masyarakat dengan yang lain. 2. kenyataan maslahat mursalah memiliki ketidakjelasan status antara maslahat mu’tabarah dan maslahat mulghah
• Imam Malik, Imam Al-Haramain Al-Juwaini maslahah mursalah bisa dijadikan sebagai dasar penetapan hukum secara mutlak • Maslahat merupakan inti dan ruh syari’at secara hakiki. Keterbatasan nash-nash syar’i bila diperhadapkan dengan realitas yang terus berkembang tak terbatas, menghendaki adanya rumusan-rumusan hukum baru yang belum tersentuh oleh nash (wahyu).
• MAYORITAS ULAMA USHUL berpendapat bahwa maslahat mursalah dapat dijadikan hujjah dengan kriteria dan persyaratan tertentu. 1. Kualifikasi maslahat harus bersifat dharuriyat, mencakup lima aspek pokok maqashid asy-syari’ah. 2. Maslahat harus bersifat umum dan universal, sehingga mampu mengakomodir semua kemaslahatan umat Islam secara kolektif. 3. Maslahat harus memiliki korelasi afirmatif terhadap prinsip-prinsip maqashid asy-syari’ah, dan bukan masalahat yang terkesan asing dan atau sekedar asumsi spekulatif. 4. Kualitas maslahat harus qath’i, atau dipahami sebagai maslahat dalam logika umum yang berlaku, dan tidak ada unsur perbedaan mengenai eksistensi maslahat tersebut.
IDENTIFIKASI MASHLAHAH • Syekh Izzuddin ibn Abd Salam “Identifikasi maslahah berdasarkan obyeknya. Jika diniyyah, maka harus melalui dalil normatif (naqli/nash). Jika dunyawiyyah, maka dapat menggunakan aqli (logika)”
KRITERIA MASHLAHAH • Menurut Al Buthi: 1. Maslahat harus berada dalam cakupan maqashid syari‟ah. 2. Tidak bertentangan dengan Al-Qur‟an. 3. Tidak bertentangan dengan Sunnah. 4. Tidak bertentangan dengan metodologi qiyas. 5. Tidak mengeliminir maslahat lain yang lebih utama.
Contoh Mashlahah Mursalah • Klasik 1. Pengumpulan Alquran 2. Pelarangan menikahi wanita kitabiyah • Kontemporer 1. Pencatatan Nikah 2. Pembatasan Poligami maqasid ammah „adl 3. Prosedur Talaq 4. Hak Cipta
MAQASHID SYARIAH
PENGERTIAN • Etimologi = Maqashid bentuk jamak dari maqshad yang artinya tujuan. • Terminologi : Thahir Ibnu Asyur “maqashid syariah adalah makna-makna dan hikmahhikmah yang telah diperhatikan oleh Allah dalam segala ketentuan hukum syariah baik yang kecil maupun yang besar dan tidak ada pengkhususan dalam jenis tertentu dari hukum syariah”
• A‟la al Fasi= “tujuan-tujuan dan rahasia-rahasia yang telah ditetapkan Allah dalam setiap hukum” • Ahmad Ar Raisuni = “tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh Allah untuk merealisasikan kemaslahatan hamba”
MAQASHID „AMMAH DALAM ALQURAN
1. Raf’ul Haraj (meniadakan )pembebanan yg menyulitkan • {َ ...ما ي ُِسي ُد ه َّللاُ نِيَ ْج َع َم َعهَ ْي ُك ْم ِم ْه َح َسج} ... يه ِم ْه َح َسج} • { َو َما َج َع َم َعهَ ْي ُك ْم فِي ان ِّد ِ • { ي ُِسي ُد ه َّللاُ بِ ُك ُم ْانيُ ْس َس َو ََل ي ُِسي ُد بِ ُك ُم ْان ُع ْس َس}
• • •
• •
2. Tauhid / Ikhlas { َو َما أُ ِمسُوا إِ هَل نِيَ ْعبُ ُدوا ه يه} يه نَهُ ان ِّد َ ص َ َّللاَ ُم ْخهِ ِ { َو َما َخهَ ْق ُ ون} اْل ْو َ س إِ هَل نِيَ ْعبُ ُد ِ ث ْان ِج هه َو ْ ِ ُىَل أَ ِن ا ْعبُ ُدوا ه { َونَقَ ْد بَ َع ْثىَا فِي ُكمِّ أُ همة َزس ا اجحَىِبُىا انطها ُغ َ َّللاَ َو ْ ىت} 3. Adil {إِ هن ه ْ ان } اْل ْح َس ِ َّللاَ يَأ ُم ُس ِب ْان َع ْد ِل َو ْ ِ { َوإِ َذا قُ ْهحُ ْم فَا ْع ِدنُىا }
• •
• • •
4. Pelarangan kerusakan dan pengrusakan َ ض بَ ْع َد إِ ْ ْ ص ََل ِحهَا } ز { َو ََل جُ ْف ِس ُدوا فِي ْاْل ِ ض بَ ْع َد إِ ْ ص ََل ِحهَا { َو ََل جَ ْب َخسُىا انىه َ اس أَ ْشيَا َءهُ ْم َو ََل جُ ْف ِس ُدوا ِفي ْاْلَ ْز ِ يه َذنِ ُك ْم َخ ْي ٌس نَ ُك ْم إِ ْن ُك ْىحُ ْم ُم ْؤ ِمىِ َ • 5. Persatuan َّللا َج ِميعاا َو ََل جَفَ هسقُىا } ص ُمىا ِب َح ْب ِم ه ِ { َوا ْعحَ ِ يه جَفَ هسقُىا َو ْ اخحَهَفُىا} { َو ََل جَ ُكىوُىا َكانه ِر َ { َو ََل جَىَ َ ب ِزي ُح ُك ْم } اش ُعىا فَحَ ْف َشهُىا َوجَ ْرهَ َ
HUBUNGAN DG MASLAHAH MURSALAH
• Mashlahah Mursalah adalah Mashlahah yang tidak dijelaskan secara khusus dalam Nash atas larangannya atau anjurannya, akan tetapi ditemukan dalil-dalil umum yang mendukung diperbolehkannya maslahah ini. • Mashlahah Mursalah diperbolehkan menjadi hujjah syariyyah ketika sesuai dg Maqashid Syariah.
DHARURIYYAT KHAMS • Al-Ghazali memberi batasan bahwa maslahat adalah “upaya mewujudkan manfaat dan mencegah mudharat.” • Dalam batasan ini, Al-Ghazali menegaskan bahwa yang dimaksud bukanlah maslahat berdasarkan selera manusiawi, melainkan yang berorientasi pada pemeliharaan tujuan-tujuan syara‟ (maqashid asysyari’ah). • Al-Ghazali menjabarkan maqashid syari‟ah terpusat pada lima hal pokok yaitu penjagaan terhadap agama, jiwa, akal, harta, dan keturunan.
CONTOH MAQASHID SYARIAH • Hifdz Din 1. Tingkat Dharuriyyah : shalat lima waktu 2. Tingkat Hajjiyah : shalat jama‟ dan qasar bagi musafir 3. Tingkat Tahsiniyyah : menggunakan pakaian yg pantas dan baik saat shalat.
• Hifdz Nafs 1. Dharuriyyah = Memenuhi kebutuhan, bertahan hidup, haram membunuh 2. Hajjiyah = boleh makan makanan lezat bergizi 3. Tahsiniyyah = adab – etika makan • Hifdz Aql 1. Dharuri = Minuman Keras haram 2. Hajji = Belajar, sekolah, kuliah, Majlis Ta‟lim 3. Tahsini = menghindarkan diri dr menghayal, melamun dst.
• Hifdz Nasl 1. Dharuriyyah = Syariat pernikahan, larangan zina, larangan penyimpangan seksual dan yg serupa 2. Hajjiyah = Penetapan mahar, diperbolehkan talak 3. Tahsiniyyah = Khitbah, Walimah • Hifdz Mal 1. Dharuri = disyariatkan jual beli, larangan mencuri dan korupsi 2. Hajji = diperbolehkan praktek bai‟ salam dan bai‟ mu‟athoh 3. Tahsini = etika bermuamalah dll.
PENETAPAN MAQASHID Izzuddin Ibn Abd Salam = • Menetapkan maqashid (maslahat dan mafsadat) secara otomatis berdasarkan perintah dan larangan syari‟at • Memperhatikan urutan derajat maqashid dalam skala prioritas • Mendahulukan mi’yar (standar) syar’i daripada aqli
• Asy Syatibi 1. melihat ungkapan eksplisit perintah dan larangan dalam nash secara mandiri dan jelas 2. Memperhatikan konteks illat dari setiap perintah dan larangan 3. Memperhatikan semua maqashid turunan (attabi’ah). Ex; Syariat Nikah (aslinya tanasul , tabi‟ahnya ketenangan, sakinah, terhindar dr fitnah)