A. ANALISIS SKL – KI KI - KD a.
Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi : 1) Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan kognitif ( cognitive process dimention) dimention ) peserta didik: dimulai dari memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), hingga kemampuan evaluasi (C5). 2) Dimensi kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge ( knowledge dimention): dimention): berupa pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural atau operasional dasar/lanjut sampai metakognitif. Ranah pengetahuan dari: 1) mengingat/remember mengingat/ remember (C1), yakni peserta didik mengingat kembali pengetahuan dari memorinya; 2) memahami/ understand (C2), yakni merupakan kemampuan mengonstruksi makna dari pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun grafik; 3) menerapkan/apply menerapkan/apply (C3), yakni merupakan penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi baru; 4) menganalisis/analyse menganalisis/ analyse (C4), yakni merupakan penguraian materi ke dalam bagian bagian bagi an dan bagaima baga imana na bagian bagi an-bag -bagian ian ters ebut saling sal ing berhubun berh ubungan gan satu sat u sama sam a lainnya lain nya dala m keseluruhan struktur; (5) mengevaluasi/evaluate mengevaluasi/ evaluate (C5), yakni merupakan kemampuan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar; dan (6) mengkreasi/ create (C6), yakni merupakan kemampuan menempatkan elemen-elemen secara bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau mengorganisasikan elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru). Dimensi pengetahuan (knowledge ( knowledge dimention) dimention) terdiri atas: Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifik dan elemen. Contoh fakta bisa berupa kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, atau diraba. Seperti mesin mobil hidup, lampu menyala, rem yang pakem/blong. Contoh lain: Arsip dan dokumen. Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi. Contohnya fungsi kunci kontak pada Mes in mobil, prinsip kerja starter, prinsip kerja lampu, prinsip kerja rem. Contoh lain: Pengertian Arsip dan dokumen, Fungsi Arsip dan dokumen. Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu termasuk pengetahuan keterampilan, algoritma (urutan langkah-langkah logis pada penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis), teknik, dan metoda seperti langkah-langkah membongkar mesin, langkah-langkah mengganti lampu, langkah-langkah mengganti sepatu rem. Contoh lain: Langkah-langkah menyusun arsip sistem alphabet dan geografik. Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang kognisi (mengetahui dan memahami) yang merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian berpikir, serta penetapan keputusan tentang sesuatu. Sebagai contoh memperbaiki mesin yang rusak, membuat instalasi kelistrikan lampu, mengapa terjadi rem blong. Contoh lain: Apa yang terjadi jika penyimp pen yimp anan ana n arsip ar sip tidak tida k tepat? te pat?
No 1 2 3 4 5 6
Perkembangan Berfikir Taksonomi Bloom Revised Anderson (Cognitive Process Dimension) Mengingat (C1) Memahami/Menginterprestasi prinsip (C2) Menerapkan (C3) Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) Mengkreasi(C6)
Dimensi Pengetahuan (Knowledge Dimension) Pengetahuan Faktual Pengetahuan Konseptual
Keterangan Lower Order Thinking Skills (LOTS)
Pengetahuan Prosedural Pengetahuan Metakognitif
Higher Order Thinking Skills (HOTS)
b. Kompetensi Inti pada ranah keterampilan (KI-4) : Keterampilan abstrak lebih bersifat mental skill, skill , yang cenderung merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental keterampilan berpikir. Keterampilan kongkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung merujuk pada kemampuan menggunakan alat, dimulai dari persepsi , , kesiapan, meniru, membiasakan gerakan mahir, menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinal.
Abstrak, Dyers mengamati (observing);
DEMENSI KI-4 (KETERAMPILAN) Kongkret Tingkatan Taksonomi Dave Tingkat Taksonomi Simpson P-1. Imitasi. Meniru kegiatan yang Persepsi, Menunjukkan perhatian telah didemonstra-sikan atau untuk melakukan suatu gerakan
1
DEMENSI KI-4 (KETERAMPILAN) Kongkret Abstrak, Dyers Tingkatan Taksonomi Dave Tingkat Taksonomi Simpson dijelaskan, meliputi tahap coba-coba Kesiapan, Menunjukkan kesiapan hingga mencapai respon yang tepat mental dan fisik untuk melakukan suatu gerakan Meniru. Meniru gerakan secara terbimbing menanya P-2. Manipulasi. Melakukan suatu Membiasakan. Melakukan gerakan (questioning) pekerjaan dengan sedikit percaya dan mekanistik kemampuan melalui perintah dan berlatih berl atih mencoba P-3. Presisi. Melakukan suatu tugas Mahir. Melakukan gerakan kompleks (experimenting) atau aktivitas dengan keahlian dan dan termodifikasi kualitas yang tinggi dengan unjuk kerja yang cepat, halus, dan akurat serta efisien tanpa bantuan atau instruksi menalar P-4. Artikulasi. Keterampilan Alami. Menjadi gerakan alami yang (associating) berkemb berk embang ang dengan den gan baik sehingg seh ingg a diciptakan sendiri atas dasar gerakan seseorang dapat mengubah pola yang sudah dikuasai sebelumnya menyaji gerakan sesuai dengan persyaratan (communicating) khusus untuk dapat digunakan mengatasi situasi problem yang tidak sesuai SOP mencipta P-5. Naturalisasi. Melakukan unjuk Orisinal. Menjadi gerakan baru yang (creating) kerja level tinggi secara alamiah, orisinal dan sukar ditiru oleh orang tanpa perlu berpikir lama dengan lain dan menjadi ciri khasnya mengkreasi langkah kerja baru
Contoh Rumusan KI-KD Mata Pelajaran Desain Grafika KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa Program Keahlian : Teknik Grafika Kompetensi Keahlian : Desain Grafika (3 Tahun) Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “ Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi s ikap sosial yaitu, “Menghayati “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, juju r, disip di siplin, lin, santun, san tun, peduli pedu li (goto (g otong ng royon ro yong, g, kerja ker ja sama, s ama, tole toleran ran,, damai) dam ai),, bertang ber tanggun gung g -jawab, -ja wab, respon res ponsif sif,, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, penguatan, pembiasaan, dan pe ngkondisian secara berkesi berk esinam nambung bungan an serta ser ta menunj men unjukka ukkan n sikap sika p sebagai seba gai bagian bag ian dari da ri solusi sol usi atas at as berbaga ber bagaii permasa perm asalah lahan an dalam dal am berinter beri nteraks aksii secara sec ara efektif efe ktif dengan deng an lingkun lin gkungan gan sos sosial ial dan alam ala m serta ser ta dalam dala m menemp men empatka atkan n diri dir i sebagai seba gai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. dunia ”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect (indirect teaching ) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlang berl angsun sung, g, dan dapat dap at digunak digu nakan an sebagai seb agai pertimb per timbang angan an guru gur u dal dalam am mengem men gemban bangkan gkan karakter kara kter peserta pes erta didik lebih lanjut. KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Desain Grafika pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang bida ng kerja kerj a Desa D esain in Graf G rafika. ika. Menamp Men ampilka ilkan n kiner ki nerja ja di di bawah baw ah bimb b imbinga ingan n deng d engan an mutu dan kuantita kuan titass yang y ang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang 2
pengembangan potensi diri sebagai bagian bagi an dari d ari keluarg kelu arga, a, s ekolah, ekol ah, duni a kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
Mata Pelajaran: Dasar-Dasar Kegrafikaan KOMPETENSI DASAR (PENGETAHUAN) 3.1 Memahami pola tata letak. 3.2 Memahami fasilitas aplikasi perangkat lunak berbasis vektor dan bitmap 3.3 Menganalisis fasilitas yang terdapat dalam Desk Top Publising (DTP) 3.4 Menerapkan proses tata latak isi majalah, koran dan isi buku 3.5 Menerapkan pengggunaan alat dan bahan untuk pengembangan film dan pembuatan foto reproduksi 3.6 Menerapkan penggunaan alat dan bahan untuk pekerjaan montase/imposisi film 1 warna. pembuatan acuan 3.7 Menerapkan proses pembuatan cetak offset dan cetak saring. 3.8 Menjelaskan transportasi kertas dan cetak 1 (satu) warna pada cetak offset. 3.9 Menerapkan proses pekerjaan cetak saring (sablon) 3.10 Menerapkan proses cetak tinggi (pon/ril/garit/perforasi/emboss/foil/no merator, dll). 3.11 Menerapkan proses cetak media promosi dengan cetak digital.
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
KOMPETENSI DASAR (KETERAMPILAN) 4.1 Memilih pola tata letak. 4.2 Mencoba fasilitas aplikasi perangkat lunak berbasi berb asiss vekto v ektorr dan d an bitmap bitm ap dalam 4.3 Menunjukan fasilitas yang terdapat dalam Desk Top Publising (DTP) 4.4 Melakukan proses tata letak isi majalah, koran dan isi buku 4.5 Menggunakan alat dan bahan untuk pengembangan film dan pembuatan foto reproduksi. 4.6 Menggunakan alat dan bahan untuk montase /imposisi film 1 warna. Melakukan proses pembuatan acuan cetak offset dan cetak saring. 4.8 Mempraktikan transportasi kertas dan cetak 1 (satu) warna pada cetak offset. 4.9 Melakukan pekerjaan cetak saring (sablon) 1 warna. 4.10 Melakukan proses cetak tinggi (pon/ril/garit/perforasi/emboss/foil/nomerat or, dll). 4.11 Melakukan proses cetak media promosi dengan mesin cetak digital. 4.7
1. Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4, pendidik dapat mengembangkan proses pembelajaran dan cara penilaian yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran langsung, sekaligus memberikan dampak pengiring (nurturant effect) terhadap terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung (indirect (indirect teaching ) yaitu pengembangan sikap spiritual dan sikap s ocial. 2. Keterkaitan antara SKL, KI, KD dilakukan melalui langkah -langkah sebagai berikut. a. Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari pengetahuan (KI-3), dengan cara: 1) Melihat level kognitif pada KD dan KI, dan linier kesamaan jumlah KD Pengetahuan (KD-3) dengan jumlah KD Keterampilan (KD-4) 2) Melihat keselarasan hubungan antara level kognitif dan dimensi pengetahuan yaitu C1=factual, C2=konseptual, C3=procedural, C4,C5,C6=metakognitif b. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 untuk mendukung KD dari KI-4; 1) LOTS (C2, C3) selaras dengan P1, P2. atau Menanya, Mengolah 2) HOTS (C4, C5) selaras dengan P3, P4, P5. Atau Menalar/ Mengasosiasi dan Mengomunikasikan. 3) Pada kelas tertinggi program pendidikan 4 tahun, diutamakan dimensi metakognitif dan proses berpikir tingkat Evaluasi dan Kreasi (C5, C6), diselaraskan dengan tingkat keterampilan Naturalisasi (P5) c. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan KD dari KI-4; apakah termasuk keterampilan abstrak atau konkret. d. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan yang dilakukan mengacu pada rumusan KD dari sikap spiritual dan sikap sosial.
3
Mata Pelajaran: Dasar-Dasar Kegrafikaan Rekomendasi KD-3 Kesesuaian Tingkat Dimensi Dimensi Kognitif dan Bentuk Kognitif dengan Dimensi Bentuk Pengetahuan Pengetahuan 3 4 Tingkat dimensi Memahami (C2), kognitif adalah sesuai Memahami (C2), dipasangkan dan pola …adalah dengan pola … bentuk (konseptual) pengetahuan Konseptual Analisis KD-3
KOMPETENSI DASAR PENGETAHUAN (KD-3)
3.1
1 Memahami pola tata letak.
KOMPETENSI DASAR KETERAMPILAN (KD-4)
4.1
Memahami fasilitas aplikasi perangkat lunak berbasis vektor dan bitmap 3.3 Menganalisis fasilitas yang terdapat dalam Desk Top Publising (DTP) 3.4 Menerapkan proses tata latak isi majalah, koran dan isi buku 3.5 Menerapkan pengggunaan alat dan bahan untuk pengembangan film dan pembuatan foto reproduksi
4.2
Menerapkan penggunaan alat dan bahan untuk pekerjaan montase/ imposisi film 1 warna. 3.7 Menerapkan proses pembuatan acuan cetak offset dan cetak saring.
4.6
3.2
3.6
4.3
4.4
4.5
4.7
2 Memilih pola tata letak.
Mencoba fasilitas aplikasi perangkat lunak berbasis vektor dan bitmap Menunjukan fasilitas yang terdapat dalam Desk Top Publising (DTP) Melakukan proses tata letak isi majalah, koran dan isi buku Menggunakan alat dan bahan untuk pengembangan film dan pembuatan foto reproduksi. Menggunakan alat dan bahan untuk mont ase /imposisi film 1 warna.
Analisis KD-4
Rekomendasi KD-4
Bentuk Taksonomi dan Tingkat Taksonomi
Kesetaraan Taksonomi KD-dari KI-3 dg KD dari KI-4
5 Memilih adalah keterampilan konkret, tingkat Manipulasi (P2),
6 KD-3 Memahami (C2) setara dengan meniru (P1), sedang kan KD-4 memilih (P2). Hal ini masih dalam batas kesetaraan, tetapi dire komendasikan KD-3 dinaikkan menjadi me nerapkan (C3)
Rekomendasi KD-KD pada Mapel
7 KD-3 dari KD-KD pengetahuan mata pelajaran Dasar-Dasar Kegrafikaan sudah memenuhi Dimensi Kognitif tuntutan KI-3 yaitu memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi. Sedangkan Bentuk Pengetahuan juga sudah terpenuhi yaitu konseptual, prosedural, dan metakognitif. Tingkat taksonomi (KKO) tertinggi sesuai tuntutan KI3, ada pada KD 3.12 Mengevaluasi hasil pekerjaan.... Tuntutan KI-4 pada ranah abstrak yaitu menalar, mengolah, dan menyaji, dan ranah konkret yaitu mempersepsi, kesiapan, meniru (P1), membiasakan (P2), gerak mahir (P3), dan gerak alami (P4)
Melakukan proses pembuatan acuan cetak offset dan cetak saring.
4
Rekomendasi KD-3 Kesesuaian Dimensi Kognitif dengan Bentuk Pengetahuan
Analisis KD-3 KOMPETENSI DASAR PENGETAHUAN (KD-3)
Tingkat Dimensi Kognitif dan Bentuk Dimensi Pengetahuan
Analisis KD-4
Rekomendasi KD-4
Bentuk Taksonomi dan Tingkat Taksonomi
Kesetaraan Taksonomi KD-dari KI-3 dg KD dari KI-4
Rekomendasi KD-KD pada Mapel
Mempraktikan KD-4 dari KD-KD transportasi kertas dan keterampilan mata pelajaran cetak 1 (satu) warna pada Dasar-Dasar Kegrafikaan cetak offset. sudah memenuhi Tingkat Taksonomi tuntutan KI-4 3.9 Menerapkan proses 4.9 Melakukan pekerjaan pada ranah konkret yaitu pekerjaan cetak saring cetak saring (sablon) 1 Memilih (P2), Melakukan (sablon) warna. (P2), Menggunakan (P2), 3.10 Menerapkan proses cetak 4.10 Melakukan proses cetak Menunjukan (P3), dan tinggi (pon/ril/garit/ tinggi (pon/ril/ Mengadaptasi (P4) perforasi/emboss/foil/nom garit/perforasi/emboss/fo erator, dll). il/nomerator, dll). Tingkat taksonomi (KKO) 3.11 Menerapkan proses cetak 4.11 Melakukan proses cetak tertinggi sesuai tuntutan KImedia promosi dengan media promosi dengan 4, ada pada KD 4.12 cetak digital. mesin cetak digital. Mengadaptasi hasil pekerjaan 3.12 Mengevaluasi hasil 4.12 Mengadaptasi hasil penyelesaian grafika. pekerjaan penyelesaian pekerjaan penyelesaian grafika (melipat, menjilid, grafika (melipat, menjilid, memotong).. memotong). Keterangan pengisian kolom sbb: 1. Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD-3) sesuai mata pelajaran 2. Kompetensi Dasar Keterampilan (KD-4) sesuai mata pelajaran 3. Tentukan tingkat Dimensi Kognitif: memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), atau mengevaluasi (C5), dan Bentuk Dimensi Pengetahuan: faktual, Konseptual, prosedural atau metakognitif 4. Tuliskan rekomendasi tingkat taksonomi (kata kerja operasional) dan pengetahuan (materi) yang sesuai tingkatannya untuk KD yang bersangkutan 5. Tentukan bentuk taksonomi: abstrak atau konkret. dan tingkat taksonomi: (mengolah, menalar, menyaji) atau (imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, naturalisasi) 6. Tuliskan rekomendasi KD dari KI-3 (KKO dg levelnya) yang setara untuk menunjang KD dari KI-4 pasangannya. 7. Tuliskan rekomendasi diantara KD-3 dari KD-KD pengetahuan mata pelajaran yang harus mencapai tingkat taksonomi (KKO) tertinggi sesuai KI-3, dan Tuliskan rekomendasi diantara KD-4 dari KD-KD keterampilan keterampilan mata pelajaran yang harus mencapai tingkat taksonomi (KKO) tertinggi sesuai KI-4 . 3.8
Menjelaskan transportasi kertas dan cetak 1 (satu) warna pada cetak offset.
KOMPETENSI DASAR KETERAMPILAN (KD-4)
4.8
5
B. ANALISIS MATERI; INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI; TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator pencapaian kompetensi (IPK) dimaksudkan menjadi acuan penilaian mata pelajaran yang terdiri atas beberapa Kompetensi Dasar (KD).Indikator pencapaian kompetensi merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD.Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapatdiukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dapat didefinisikan bahwa indikator indikator pencapaian kompetensi adalah : a. kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2, dan b. kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4.
Kata Kerja Operasional : : menyebutkan, memberi label, mencocokkan, memberi nama, mengurutkan, mengingat (C1) memberi contoh, meniru, dan memasangkan; menggambarkan, membuat ulasan, menjelaskan, memahami (C2) : menggolongkan, mengekspresikan, mengidentifikasi, menunjukkan, menemukan, membuat laporan, mengemukakan, membuat tinjauan, memilih, dan menceritakan; menerapkan (C3) : mendemonstrasikan, memperagakan, menuliskan penjelasan, membuatkan penafsiran, mengoperasikan, mempraktikkan, merancang persiapan, menyusun jadwal, membuat sketsa, menyelesaikan masalah, dan menggunakan; menganalisis (C4) : menilai, menghitung, mengelompokkan, menentukan, membandingkan, membedakan, membuat diagram, menginventarisasi, memeriksa, dan menguji; penilaian, menyusun argumentasi atau alasan, menjelaskan apa alasan mengevaluasi (C5) : membuat penilaian, memilih, membuat perbandingan, menjelaskan alasan pembelaan, memperkirakan, dan memprediksi; : mengumpulkan, menyusun, merancang, merumuskan, mengelola, mengatur, mencipta (C6) merencanakan, mempersiapkan, mengusulkan, dan mengulas
Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut. a. Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI -3) dan perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi. b. Perilaku sikap spiritual dari KI-1 dan sikap sosial dari KI-2 tidak diturunkan ke dalam KD dan juga tidak tida k me miliki mili ki indi kator kato r penca p enca paian pai an komp k ompete etensi nsi pada pad a RPP, RP P, tetapi teta pi peri p erilaku laku sikap sika p spir s piritua ituall dan sikap sosial harus dikaitkan pada perumusa peru musan n tujuan tu juan pembelaja pemb elajaran ran . c. Rumusan IPK Pengetahuan menggunakan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif) yang sesuai dengan KD, namun tidak menutup kemungkinan perumusan indikator dimulai dari serendah-rendahnya C2 sampai setara dengan KD hasil analisis dan rekomendasi. Pengetahuan
C1
C2
C3
C4
C5
C6
Faktual Konseptual Prosedural
KD
Metagognitif d.
IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1) tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 berdasarkan gradasinya; 2) tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, metakognitif) metakognitif) ; 3) tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak atau keterampilan konkret; 4) RumusanIPK pada setiap KD dari KI-3 d an pada KD dari KI-4 minimal me miliki 2 (dua) indikator.
2. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran adalah rumusan hasil belajar (tingkah laku-behavior) yang harus dicapai oleh peserta didik sesuai dengan KD yang dipelajarinya.Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai tolak ukur tercapainya setiap sintak atau langkah model pembelajaran pada kegiatan inti setiap kegiatan pembelajaran.Rumusan tujuan pembelajaran merupakan jabaran lebih rinci dari indikator 6
(IPK).Setelah membuat IPK dari setiap KD dilanjutkan dengan membuat rumusan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI pengetahuan dan KD dari KI keterampilan dengan mengaitkan dimensi sikap yang akan dikembangkan. Perumusan tujuan pembelajaran menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan atau diukur, mencakup ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan.Mager dalam Dick dan Carey (1990) mengemukakan bahwa dalam penyusunan Tujuan Pembelajaran harus mengandung tiga komponen, yaitu; (1) perilaku (behavior), (2) kondisi (condition), dan (3) derajat atau kriteria (degree).Instructional Development Institute (IDI) menambahkan komponen sasaran (audience).Perumusan tujuan pembelajaran mengandung komponen Audi komponen Audience ence , Behaviou Behav iour r , Condition dan Degr dan Degree (ABCD), yaitu: ee (ABCD), a. Audience adalah peserta didik; Audi ence adalah b. Behaviou Beha viour r merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diharapkan dicapai setelah mengikuti pembelajaran; c. Condition adalah Condition adalah prasyarat dan kondisi yang harus disediakan agar tujuan pembelajaran tercapai, dan adalah ukuran tingkat atau level kemampuan yang harus dicapai peserta didik m encakup Degr ee adalah d. Degree aspek afektif dan attitude .
3.
Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dikembangkan dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) sesuai dengan tuntutan KD dari KI-3 (Pengetahuan) dan KD dari KI-4 (Keterampilan), disesuaikan dengan silabus. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, reguler, pengayaan , dan remedial. Selain berdasarkan IPK, pengembangan materi pembelajaran juga mempertimbangkan hal-hal berikut. beri kut. a. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan. b. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik . c. Kebermanfaatan bagi peserta didik. d. Struktur keilmuan. e. Berbagai sumber belajar (referensi yang relevan dan termutakhir) f. Alokasi waktu. Pengembangan materi pembelajaran dapat berupa content knowledge (isi pengetahuan) dan paedagogi paeda gogical cal knowledg know ledge e (dimensi pengetahuan).Kegiatan pengembangan materi pembelajaran dilakukan untuk menghasilkan ruang lingkup materi pembelajaran. Ruang lingkup materi mata pelajaran disusun dengan tujuan untuk memberi pengalaman kongkret dan abstrak kepada peserta pelatihan. Salah satu pembelajaran Simulasi dan Komunikasi Digitaldiarahkan untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyajikan gagasan dan pengetahuan kongkret dan abstrak, menyelesaikan permasalahan abstrak terkait, dan latihan berpikir rasional, kritis dan kreatif.Ruang lingkup mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital meliputi: a. Komunikasi dalam jaringan (daring/online (daring/ online ); ); b. Kelas maya; c. Presentasi video; d. Presentasi video untuk branding dan dan marketing; e. Simulasi visual; f. Aplikasi pengolah simulasi visual tahap produksi dan pascaproduksi, dan g. Buku digital.
7
Contoh : Keterkaitan SKL – KI KI – KD KD dengan penyusunan IPK – Tujuan Tujuan Pembelajaran – Pembelajaran – Materi Materi Pembelajaran Kompetensi Dasar 3.1 Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital
Tingkat Dimensi Kognitif dan Bentuk Dimensi Pengetahuan Menerapkan (C3), dimensi prosedural
IPK Dimulai dari C2 sd C3 Menerangkan komunikasi daring.
Kompetensi Dasar 4.2 Menyajikan model matematika
Bentuk Taksonomi dan Tingkat Taksonomi Keterampilan konkrit (P2), Tingkat Manipulasi
Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat: a. Mengelompokkan bentuk komunikasi daring sesuai karakteristik dengan bertanggungjawab. b. Menjelaskan komunikasi daring sesuai prinsip dengan cermat c. menjelaskan 2 jenis pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring online dengan santun Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat melakukan cara komunikasi daring online sesuai prosedur dengan percaya diri.
IPK Dimulai P1 sd P2 Menirukan model matematika Mendemonstrasikan komunikasi daring Menirukan model matematika Mendemonstrasikan komunikasi daring
Keterampilan abstrak (P2), Tingkat Manipulasi
Menerapkan komunikasi daring.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Konsep Komunikasi daring asinkron. Konsep Komunikasi daring sinkron Teknik Komunikasi daring asinkron dan komunikasi daring sinkron.
Ket
Disediakan peralatan model matematika, peserta didik dapat : Menirukan model matematika berdasar contoh dengan benar Mendemonstrasikan model matematika dengan percaya diri
Alat ukur berupa cek list (pengamatan)
Disediakan soal model matematika, peserta didik dapat : Menirukan pembuatan model matematika berdasar contoh dengan tepat Mendemonstrasikan pembuatan model matematika dengan benar
Alat ukur berupa cek list list (pengamatan) dan/atau soal hasil pekerjaan
8
C. ANALISIS PENILAIAN
Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk ranah pengetahuan dan ranah keterampilan menggunakan skala penilaian 0 - 100, sedangkan skala penilaian untuk ranah sikap menggunakan rentang predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), dan Kurang (K).Penilaian ranah sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan oleh wali kelas, guru BK, guru Pendidikan Agama dan Budi pekerti serta guru PPKn. Sedangkan penilaian sikap spiritual dan sosial oleh guru mata pelajaran lainnya,merupakan bahan bah an masu m asukan kan bagi wali wa li kelas kela s untuk u ntuk menentu men entu kan des deskrip kripsi si akhir. akhi r.
1.
Penilaian Sikap Penilaian sikap yang utama dilakukan dengan dengan menggunakan teknik observasi observasi selama periode satu semester oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbing bimb ingan an konseli kons eling ng (BK), (BK ), dan wali kelas kela s (selam (se lama a siswa sis wa di luar jam pelajara pela jaran) n) yang yan g ditulis ditu lis dal dalam am buku jurnal jurn al (yan g selanju sel anjutny tnya a disebut dis ebut jurnal jur nal), ), yang mencaku men cakup p catatan cata tan anekdot anek dot (anecdo (an ecdotal tal record), catatan kejadian tertentu (incidental record), dan informasi lain yang valid dan relevan Penilaian sikap terutama dilakukan oleh wali kelas dan guru mata pelajaran khususnya guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan PPKn melalui observasi dalam bentuk catatan guru selama proses pembelajaran. Hasil penilaian sikap oleh guru mata pelajaran, guru BK dan atau penilaian diri dan antar teman diserahkan ke wali kelas, yang s elanjutnya diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan dalam raport Contoh : Jurnal Observasi No Waktu Nama 1 1-9-2017 Fulan
2.
2
2-9-2017
Antonius
3
2-9-2017
Fulanah
4
3-9-2017
Andani
Catatan Perilaku Tidak mengikuti sholat Jumat yang diselenggarakan di sekolah Mengingatkan temannya untuk melaksanakan sholat Dzuhur di sekolah Berbohong ketika ditanya alasan tidak masuk sekolah di ruang guru Memungut sampah yang berserakan di halam sekolah
Butir Sikap Ketaqwaan
Keterangan Negatif
Toleransi
Positif
Kejujuran
Negatif
Kebersihan
Positif
Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengetahui pencapaian ketuntasan belajar siswa dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan proses pembelajaran yang dilaakukan.Penilaian ranah pengetahuan dilakukan melalui berbagai teknik antara lain tes tertulis (pilihan ganda beralasan, isian), tes lisan, penugasan dan portofolio Tertulis Pilihan Ganda, Uraian Lisan Wawancara, Pengamatan Penilaian Pengetahuan Penugasan Individu, Kelompok Portofolio Dokumen sertifikat, kumpulan hasil karya Langkah menilai pengetahuan : membuat IPK – diturunkan menjadi tujuan pembelajaran – menentukan teknik penilaiannya – membuat seperangkat penilaian (alat ukur – rubrik/norma – kunci) Contoh : Tes Tertulis/Lisan Kompetensi Dasar IPK pada KI-3 3.2. Menerapkan 1. Menerangkan prosedur instruksi kerja pembuatan mesin CNC. benda kerja 2. Membedakan dengan mesin mesin manual frais CNC dan mesin CNC. 3. Menerapkan instruksi kerja pada mesin frais CNC.
Tujuan Pembelajaran
Bentuk
Setelah diskusi dan menggali informasi peserta didik dapat : 1. menjelaskan instruksi kerja mesin CNC 2. membedakan mesin perkakas manual dan mesin CNC 3. mengurutkan instruksi kerja pada mesin frais CNC
Tes tulis
9
Butir Soal / Instruksi kerja 1. Jelaskan maksud instruksi kerja mesin CNC 2. Jelaskan perbedaan mesin perkakas manual dan mesin CNC. 3. Tuliskan urutan pengoperasian mesin CNC
Kunci Jawaban Soal : 1. Instruksi kerja adalah perintah keja keja yang dapat dijadikan arahan, petujuk dan prosedur selama kita bekerja. Didalam instruksi kerja mesin frais CNC terdapat beberapa dokumen kerja, diantaranya : a) Gambar Kerja b) Dokumen Kerja c) Prosedur Operasi Standar 2. Mesin CNC tetap memerlukan memerlukan gambar teknik, parameter pemotongan, ditambah pengendalian manual dengan tombol dan membuat program
Penskoran dan Pengolahan Nilai Nilai 1. Tdk sesuai dengan kunci Nilai 2. Menjelaskan instruksi kerja Nilai 3. Menjelaskan instruksi kerja ditambah dengan komponennya
3. Urutan pengoperasian mesin CNC ; a. Masukan program CNC b. Periksa program c. Periksa gerakan pisau frais d. Pasang benda kerja e. Tempatkan posisi pisau frais f. Jalankan program
Nilai 1. Tdk sesuai dengan kunci Nilai 2. Jawaban sampai dengan instrumen yg sama antara manual dan d an CNC Nilai 3. Jawaban sampai tambahan pada CNC tetapi hanya satu instrumen Nilai 4. Jawaban sampai tambahan pada CNC dengan 2 instrumen Nilai 1. Tdk sesuai dengan kunci Nilai 2. Urutan tidak lengkap Nilai 3. Urutan lengkap tetapi langkah l angkah tidak sesuai Nilai 4. Urutan lengkap dengan langkah yang benar
Nilai =
3.
11
4
4
11 x 100
Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan meliputi keterampilan abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak cenderung pada keterampilan seperti mengamati, menanya, mengolah, menalar, dan mengomunikasikan yang lebih dominan pada kemampuan mental (berpikir). Sedangkan untuk keterampilan kongkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat. Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui kinerja, produk, proyek dan portofolio Kinerja Penilaian Keterampilan
Proyek Portofolio
a.
Skor 3
Mengukur capaian pembelajaran berupa keterampilan proses Mengukur capaian pembelajaran berupa keterampilan hasil (produk) Mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu Sampel karya terbaik siswa per KD pada KI-4 untuk mendeskripsikan capaian kompetensi keterampilan (dalam satu semester)
Penilaian Kinerja (Proses dan Produk) Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Penilaian kinerja yang menekankan pada hasil (produk) biasa disebut penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada proses dan produk dapat disebut penilaian praktik. praktik. Aspek yang yang dinilai dinilai dalam dalam penilaian penilaian kinerja kinerja adalah proses pengerjaannya atau kualitas produknya atau kedua-duanya. Sebagai contoh: (1) keterampilan untuk menggunakan alat dan atau bahan serta prosedur kerja dalam menghasilkan suatu produk; (2) kualitas produk yang dihasilkan berdasarkan kriteria teknis teknis dan estetik Contoh Penilaian Kinerja Kompetensi Dasar Indikator Teknik Penilaian 4.2 Menghitung tarif Siswa dapat : Proses penerbangan 1. Mengidentifikasi komponen harga perhitungan tiket domestik dan penerbangan domestik. rutenya 2. Mengidentifikasi tarif penerbangan domestik dan rutenya. 3. Mengidentifikasi peraturan-peraturan dalam perhitungan tarif penerbangan domestik. 4. Menghitung tarif penerbangan domestik rute dan kelas pelayanannya Tugas Praktik : Hitunglah harga tiket penerbangan domestik dengan rute Jakarta-Wamena untuk 2 orang dewasa dengan 10
ketentuan sebagai berikut : a. Pindah maskapai dengan penerbangan perintis d i Jayapura untuk penerbangan Jayapura-Wamena b. Kelas penerbangan ekonomi c. Jadwal penerbangan dan daftar tarif penerbangan pe nerbangan terlampir Pedoman Penskoran Proses No 1
Komponen/Sub Komponen Persiapan
Indikator/Kriteria Unjuk Kerja
Skor
Hadir tepat waktu, berseragam lengkap dan rapih Hadir tepat waktu, berseragam lengkap Hadir tidak tepat waktu, berseragam tidak lengkap Alat dipersiapkan dengan lengkap dan rapih Alat dipersiapkan dengan lengkap Alat dipersiapkan tidak lengkap
3 2 1 3 2 1
Prosedur perhitungan tarif
Menunjukkan prosedur perhitungan yang tepat Menunjukkan prosedur perhitungan kurang tepat
3 2
Hasil Menghitung tarif penerbangan domestik rute dan kelas pelayanannya Sikap Kerja
Harga tiket dihitung dengan tepat dan benar Harga tiket dihitung dengan tepat Harga tiket dihitung tidak tepat
3 2 1 3
Sikap kerja saat melakukan perhitungan tarif
Tertib dan rapi saat mempersiapkan, melakukan perhitungan, dan melaporkan Tertib saat mempersiapkan, melakukan perhitungan, dan melaporkan namun kurang rapi Kurang tertib dan rapi saat mempersiapkan, melakukan perhitungan, dan melaporkan Kurang dari 5 menit 5 - 10 menit lebih dari 10 menit
3 2 1
Hadir tepat waktu, berseragam lengkap dan rapih Alat dipersiapkan dengan lengkap dan rapih 2
3
4
5
Proses Kerja
2 1
Waktu Ketepatan waktu kerja
Contoh Pedoman Penskoran Produk : Menerapkan dasar pemrograman pada web server No 1
Komponen/Sub Komponen Teknis Penerjemahan situasi ke dalam flowchart
Penggunaan simbol flowchart Penjelasan flowchart 2
Situasi dalam soal dapat diterjemahkan dalam flowchart yang outputnya tepat dan singkat Situasi dalam soal dapat diterjemahkan dalam flowchart yang outputnya tepat namun kurang singkat Situasi dalam soal dapat diterjemahkan dalam flowchart yang outputnya kurang tepat Seluruh simbol yang digunakan tepat ≥80% simbol yang digunakan dalam flowchart tepat <80% simbol yang digunakan dalam flowchart tepat Flowchart dijelaskan dengan jelas dan tepat Flowchart dijelaskan dengan jelas namun kurang tepat Flowchart dijelaskan dengan kurang jelas dan kurang tepat
Skor 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Estetika
Penampilan
Keterbacaan 5
Indikator/Kriteria Unjuk Kerja
Waktu Ketepatan waktu kerja
Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover atau foto/ gambar Laporan dilengkapi cover atau foto/gambar tetapi kurang rapi atau kurang menarik Laporan kurang rapi dan kurang menarik, tidak dilengkapi cover dan foto/gambar Mudah dipahami, pilihan kata tepat, dan ejaan semua benar Mudah dipahami, pilihan kata tepat, beberapa ejaan salah Kurang dapat dipahami, pilihan kata kurang tepat, dan beberapa ejaan sala
3
Kurang dari 1 menit
3
11
2 1 3 2 1
1 - 2 menit lebih dari 2 menit
b.
2 1
Penilaian Proyek Proyek Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan penelitian/investigasi mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan. Penilaian proyek juga dapat dilakukan oleh beberapa guru mata pelajaran yang terkait dengan proyek tersebut dengan mempertimbangkan komponen KD yang dinilai dalam mata pelajaran tersebut. Misalnya pada judul proyek “Penyajian Kreasi Masakan Minang Modern” untuk siswa Jasa Boga dapat dinilai oleh guru mata pelajaran Pengolahan dan Penyajian Makanan Indonesia dan mata pelajaran Hidangan Kesempatan Kesempatan Khusus dan Fusion Food Contoh Kisi-kisi Tugas Proyek : Pengolahan dan Penyajian Makanan Indonesia Kompetensi Dasar 4.1 Membuat dan menyajikan hidangan lauk pauk masakan Indonesia dari daging
Indikator Siswa dapat : 1. Membuat hidangan Indonesia 2. Menyajikan hidangan Indonesia khas daerah dengan gaya Modern/fine-dining 3. Mempresentasikan hasil masakannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing
Teknik Penilaian Proyek
Tugas Proyek: Buatlah kreasi hidangan utama masakan Minang dengan konsep fine-dining dengan memperhatikan halhal berikut : 1. Pilihlah hidangan utama masakan Minang yang telah diketahui dengan luas; 2. Kreasikan resep dan cara pembuatannya dengan baik; 3. Pastikan bahan-bahan dalam kondisi baik (tidak busuk); 4. Sajikan dengan presentasi yang baik; 5. Laporkan dalam bentuk tertulis dengan dilengkapi foto hidangan; 6. Sampaikan sajian kepada guru atau penilai cita rasa untuk dinilai bersama dengan penyerahan laporan; 7. Penyampaian hidangan yang menggunakan bahasa Inggris akan mendapatkan nilai maksimal; 8. Sebaiknya hidangan dibuat tidak lama sebelum dilaporkan untuk menjaga kesegaran hidangan; 9. Laporan dan hidangan disampaikan kepada guru paling lambat 2 minggu. Contoh Pedoman Penskoran Tugas Proyek No 1
Komponen/Sub Komponen Persiapan
Pemilihan Hidangan
Persiapan Alat
Persiapan Bahan
2
Indikator/Kriteria Unjuk Kerja
Skor
Hidangan yang dipilih merupakan hidangan khas Minang berbasis daging dan sudah dikenal luas Hidangan yang dipilih merupakan hidangan khas Minang berbasis daging namun belum belum dikenal luas Hidangan yang dipilih merupakan hidangan khas Minang bukan berbasis daging daging namun dikenal luas Hidangan yang dipilih merupakan hidangan khas Minang bukan berbasis daging daging namun dikenal luas Alat dipersiapkan dengan tepat dan bersih Alat dipersiapkan dengan kurang tepat namun bersih Alat dipersiapkan dengan tepat namun kurang bersih Alat dipersiapkan dengan kurang tepat dan kurang bersih Bahan-bahan yang disiapkan dalam keadaan lengkap dan segar Bahan-bahan yang disiapkan dalam keadaan kurang lengkap namun segar Bahan-bahan yang disiapkan dalam lengkap namun kurang segar Bahan-bahan yang disiapkan dalam keadaan kurang lengkap dan kurang segar
4
Kreasi resep masakan orisinil dan menarik Kreasi resep masakan orisinil namun kurang menarik Kreasi resep masakan kurang orisinil namun menarik
4 3 2
3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Proses Kerja Mengkreasikan resep masakan
12
No
Komponen/Sub Komponen
Sistematika kerja
3
Penampilan
Pelaporan
Kreasi resep masakan kurang orisinil dan kurang menarik Sistematika kerja dalam memasak dan menyajikan hidangan efektif dan efisien Sistematika kerja dalam memasak dan menyajikan hidangan efektif namun kurang efisien Sistematika kerja dalam memasak dan menyajikan hidangan kurang efektif namun efisien Sistematika kerja dalam memasak dan menyajikan hidangan kurang efektif dan kurang efisien
1 4
Cita rasa yang enak dan sesuai selera lebih dari 2 orang penguji Cita rasa yang enak dan sesuai selera 2 orang penguji Cita rasa yang enak dan sesuai selera 1 orang penguji Cita rasa kurang enak Presentasi hidangan yang menarik, dan kreatif Presentasi hidangan yang menarik namun kurang kreatif Presentasi hidangan yang kurang menarik dan kurang kreatif Presentasi hidangan alakadarnya Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover dan foto/gambar Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover atau foto/gambar Laporan dilengkapi cover atau foto/gambar tetapi kurang rapi atau kurang menarik Laporan kurang rapi dan kurang menarik, tidak dilengkapi cover dan foto/gambar
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2
Menjelaskan hidangan dengan menggunakan bahasa Inggris, dengan penyampaian yang baik dan berpenampilan rapi Menjelaskan hidangan dengan menggunakan bahasa Indonesia, dengan penyampaian yang baik dan berpenampilan rapi Menjelaskan hidangan dengan menggunakan bahasa Indonesia, dengan penyampaian yang kurang baik namun berpenampilan rapi Menjelaskan hidangan dengan menggunakan bahasa Indonesia, dengan penyampaian yang kurang baik dan kurang berpenampilan rapi
4
Kurang dari 1 minggu 1 - 2 minggu 2 - 3 minggu lebih dari 3 minggu
4 3 2 1
3 2 1
1
Sikap Kerja
Sikap kerja saat presentasi hidangan
5
Skor
Hasil Cita Rasa
4
Indikator/Kriteria Unjuk Kerja
3 2
1
Waktu Ketepatan waktu penyampaian laporan
PENYUSUNAN KKM Khusus untuk SMK, standar nasional nilai ketuntasan belajar kompetensi pada mata pelajaran wajib A, B dan C1 adalah minimal 60. Sedangkan untuk mata pelajaran C2 dan C3 standar nasional untuk nilai ketuntasan belajarnya adalah minimal 70 dengan menyesuaikan karakteristik program maupun paket keahlian.
Predikat D (Kurang)
Rentang Nilai < KKM
C (Cukup) B (Baik) A (Sangat Baik)
KKM − KKM KKM KKM KKM
100 KKM KKM
3 2(100 KKM KKM ) 3
13
−
KKM KKM
KKM
− 100
100 KKM 3 2(100 KKM) 3
KKM Pengetahuan terpisah dengan KK Keterampilan KK M
Komponen Kompetensi Dasar
ke l
IPK
y
n D d
at
k
o K
le
K
u k
p D
at
a is
m 3.1
e
a s
p
a
PI nI
K
u
M
3.2
KK M
Komponen Kompetensi Dasar
ke l
IPK
at m o K
4.1
y
n
e
D d
u
nI
a s
p is
a k
u
ka t PI
K
le K
4.2
p D
D. ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN 3.1. Konsep Saintifik Pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, prosedur, hukum atau prinsip, melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan Proses pembelajaran pendekatan saintifik mengacu pada pendekatan langkah berpikir saintifik, mengandung 5 (lima) langkah yang tidak selalu harus berurut dan seluruhnya ada dalam satu kali pertemuan pembelajaran, yaitu sebagai berikut. a. Mengamati, yaitu kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah . b. Menanya , yaitu kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari kegiatan menanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan m erumuskan hipotesis. c. Mengumpulkan data , yaitu kegiatan siswa mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis. d. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. 14
M
a
Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis. e. Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari kegiatan mengomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan memformulasikan dan mempertanggungjawabkan mempertanggungjawabkan pembuktian pem buktian hipotesis.
3.2. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan menurut “Arends dalam Trianto”, mengatakan “ model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas”. a. Model Pembelajaran Penemuan( Discovery )) Discovery Learning Learning )) Model pembelajaran penemuan ( Discovery Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa hukum, konsep dan prinsip, melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi (pengambilan keputusan/kesimpulan). Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219). Sebagai Contoh penerapan model ini principles in in the mind ( Robert melalui strategi deduktif dimana peserta didik diberikan tugas untuk menentukan rumus luas lingkaran melalui permainan kertas berbentuk lingkaran yang dibagi dalam n sektor yang sama besar, kemudian menyusunnya sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti persegi panjang dan rumus keliling sudah diketahui sebelumnya. Dari permainan kertas tersebut peserta didik dapat menemukan bahwa luas lingkaran adalah ..............;
Tujuan pembelajaran model Discovery Learning Meningkatkan Kesempatan peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran Peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi serta mendengarkan dan menggunakan ide-ide orang lain Meningkatkan Keterampilan konsep dan prinsip peserta didik yang lebih bermakna Dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk dalam situasi belajar penemuan ke dalam aktivitas situasi belajar yang baru
model Discovery Learning Sintak model Discovery Learning Pemberian rangsangan (Stimulation) ; (Stimulation) ; Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement); Pengumpulan data (Data Collection); Pembuktian (Verification), dan Menarik simpulan/generalisasi simpulan/generalisasi (Generalization) .
b. Model Inquiry Learning Learning Terbimbing dan Sains Sains Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting dalam setting waktu waktu yang singkat (Joice &Wells, 2003). Model pembelajaran Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya dari sesuatu yang dipertanyakan. Sedangkan Inkuiri Sains esensinya adalah melibatkan siswa pada kasus yang nyata di dalam penyelidikan dengan cara mengkonfontasi dengan area yang diselidiki, dengan cara membantu mereka mengidentifikasi konsep atau metodologi pada area investigasi serta mendorong dalam caracara mengatasi masalah.
Tujuan Pembelajaran Inquiry untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara sistimatis, logis dan kritis sebagai bagian dari proses mental. 15
Sintak/tahap model inkuiri terbimbing terbimbing meliputi : Orientasi masalah; Pengumpulan data dan verifikasi; Pengumpulan data melalui eksperimen; Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan Analisis proses inkuiri.
Sintak/tahap model inkuiri Sains (Biology) Menentukan area investigasi termasuk metodologi yang akan digunakan Menstrukturkan problem/masalah Mengidentifikasi problem-problem problem-problem yang kemungkinan kemungkinan terjadi dalam proses investigasi Menyelesaikan kesulitan/masalah dengan melakukan desain ulang, mengumpulkan dan mengorganisir data dengan cara lain dan sebagainya.
c. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Merupakan pembelajaran yang menggunakans berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata (autentik) untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000). Problem 2000). Problem Based Learning untuk untuk pemecahan masalah yang komplek, problem-problem nyata dengan menggunakan pendekataan studi kasus.Peserta didik melakukan penelitian dan menetapan solusi untuk pemecahan masalah. (Bernie Trilling & Charles Fadel, 2009: 111). Tujuan Pembelajaran PBL untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High konsep High Order Thinking Skills ( HOT’s ) yakni pengembangan kemampuan kemampuan berfikir kritis, kemampuan pemecahan masalah dan secara aktif mengembangkan keinginan dalam belajar belajar dengan dengan mengarahkan mengarahkan belajar diri sendiri dan dan keterampilan (Norman and Schmidt).Pengembangan kemandirian belajar dapat terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber-sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah. model Problem Based dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri Sintak model Problem Based Learning dari atas: Mengidentifikasi masalah; Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan; Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang; Melakukan tindakan strategis, dan Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
model Problem Solving Jenis Trouble Shooting (David (David H. Jonassen, 2011:93) terdiri: Sintak model Problem Solving Learning Jenis Merumuskan uraian masalah; Mengembangkan kemungkinan penyebab; Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan Mengevaluasi.
Learning (PjBL). d. Model pembelajaran Project Based Learning Model pembelajaran PjBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerja sama dalam upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron 2011).
Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/ taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010). /tahapan model pembelajaran Project pembelajaran Project Based Sintak /tahapan Based Learning , meliputi: Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question); Mendesain perencanaan proyek; Menyusun jadwal (Create a Schedule); Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project); Menguji hasil (Assess the Outcome), dan Mengevaluasi pengalaman (Evaluate pengalaman (Evaluate the Experience) E xperience) .
16
Training/ Production Production Based Education Education Training e. Model Pembelajaran Production Based Training/ Model inimerupakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi, dimana peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan dan evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah pelayanan pasca produksi.
Tujuan penggunaan model pembelajaran PBT/PBET adalah un tuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta kemampuan kerjasama (berkolaborasi) sesuai tuntutan organisasi kerja. pembelajaran Production Based meliputi: Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based Trainning meliputi: Merencanakan produk; Melaksanakan proses produksi; Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan Mengembangkan rencana pemasaran. (Diadaptasi dari Ganefri; 2013; G. Y. Jenkins, Hospitality 2005).
f. Model Pembelajaran Teaching Factory Pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.Pelaksanaan teaching factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK. Pelaksanaan teaching factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah, pemerintah daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi maupun evaluasinya. sesuai Panduan TEFA Direktorat PMK terbagi atas 4 model, dan dapat Pelaksanaanteaching factory sesuai digunakan sebagai alat pemetaan SMK yang telah melaksanakan TEFA. Adapun model tersebut adalah sebagai berikut: 1) Model pertama, Dual Sistemdalam Sistemdalam bentuk praktek kerja industri yaitu pola pembelajaran kejuruan di tempat kerja yang dikenal sebagai experience based training atau enterprise based training . (CBT ) atau pelatihan berbasis kompetensi merupakan 2) Model Kedua, Competency Based Training (CBT sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta didik sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Pada metode ini, penilaian peserta didik dirancang sehingga dapat memastikan bahwa setiap peserta didik telah mencapai keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan pada setiap unit kompetensi yang ditempuh. 3) Model ketiga Production Based Education and Training (PBET) merupakan pendekatan pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah dimliki oleh peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan memberikan pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan masyarakat). 4) Model keempat, Teaching Factory adalah konsep pembelajaran berbasis industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dengan kebutuhan pasar.
Tujuan Pembelajaran Teaching Factory 1) Mempersiapkan lulusan SMK menjadi pekerja, dan wirausaha; 2) Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya. 3) Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing. 4) Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. 5) Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK 6) Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual, dll 7) memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya sehingga dapat membuat keputusan tentang karier yang akan dipilih. Tujuan yang selaras tentang pembelajaran teaching factory (Sema (Sema E. Alptekin, Reza Pouraghabagher, P ouraghabagher, atPatricia McQuaid, and Dan Waldorf; 2001) adalah: 1) Menyiapkan lulusan yang lebih profesional melalui pemberian konsep manufaktur moderen sehingga secara efektif dapat berkompetitif di industri. 2) Meningkatkan pelaksanaan kurikulum SMK yang berfokus pada konsep manufaktur moderen. 3) Menunjukan solusi yang layak pada dinamika teknologi dari usaha yang terpadu 4) Menerima transfer teknologi dan informasi dari industri pasangan terutama pada aktivitas peserta didik dan guru saat pembelajaran. 17
Sintaksis Teaching Factory Pembelajaran teaching factory dapat menggunakan sintaksis PBET/PBT atau dapat juga menggunakan sintaksis yang diterapkan di Cal P oly-San Luis Obispo USA (Sema E. Alptekin: 2001) dengan langkah-langkah: Merancang produk Membuat prototype Memvalidasi dan memverifikasi prototype Membuat produk masal
Berdasarkan hasil penelitian, Dadang Hidayat (2011) mengembangkan langkah-langkah pembelajaran Teaching Factory sebagai sebagai berikut: Menerima Order Menganalisis order Menyatakan Kesiapan mengerjakan order Mengerjakan order Mengevaluasi produk Menyerahkan order
3.
Analisis Pemilihan Model Pembelajaran Memilih atau menentukan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh karakteristik Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran, sifat dari materi yang akan diajarkan, dan tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu, setiap model pembelajaran mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan peserta didik dengan bimbingan guru Pemilihan suatu model belajar sangat ditentukan oleh isi rumusan Kompetensi Dasar/materi pembelajaran.Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu pula. Guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya ( Problem ). Based Learning Learning dan Project Based Learning Learning ). Rumusan KD yang mengarah pada pembentukan penguasaan konsep dan prinsip tentu sangat tepat menggunakan model pembelajaran Inquiry pembelajaran Inquiry atau model pembelajaran pembelajaran discovery learning karena karena ke dua model pembelajaran tersebut membentuk kemampuan eksplanasi terhadap konsep phenomena alam dan sosial yang terjadi. Guru pada saat akan memilih model belajar perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut di antaranya: a. Menganalisis rumusan pernyataan setiap setiap KD b. Membaca tujuan dari setiap model belajar c. Menentukan apakah rumusan KD cenderung pada pembentukan konsep/prinsip atau pada pembentukan hasil karya d. Kompetensi Dasar (KD-di KI-3; KD-di KI-4) pada kelompok mata pelajaran Dasar Kejuruan (C1) dan kelompok mata pelajaran Dasar Keahlian (C2) yang cenderung pada penguasaan konsep/prinsip yang membentuk kemampuan eksplanasi sangat tepat menggunakan model pembelajaran Inquiry/Discovery learning sebagai fondasi mata pelajaran kelompok Kompetensi Keahlian (C3). e. Kompetensi Dasar (KD-di KI-3; KD-di KI-4) pada kelompok mata pelajaran kompetensi keahlian (C3) yang cenderung membentuk kemampuan solusi-solusi teknologi dan rekayasa atau hasil karya dapat menggunakan model belajar Problem belajar Problem based dan based learning , Production based Trainning , Project Based Based Learning dan Teacfing Factory. Berdasarkan rambu-rambu pemilihan model di atas dapat digunakan tabel pemilihan model belajar seperti di bawah ini.
PENENTUAN MODEL PEMBELAJARAN Mata Pelajaran: Simulasi dan Komunikasi Digital
No.
Kompetensi Dasar KD.3.2 Menerapkan Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi daring (online).
Analisis KD KD-3.2 menitikberatkan pada pembentukan pengetahuan konseptual dan prosedural 18
Model Pembelajaran Discovery Learning
No.
Kompetensi Dasar KD.4.2 Melakukan Melakukan pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring (online).
4.
Model Pembelajaran
Analisis KD KD 4.2 Pernyataan pada taksonomi keterampilan kongkret pada gradasi membiasakan gerakan atau manipulasi.
Penyusunan Kegiatan Pembelajaran (menggunakan matrik perancah) Penyusunan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sangat dipengaruhi oleh bentuk kemampuan yang ingin dibentuk dari setiap langkah mengamati, menanya, mencoba, menganalisis dan mengkomunikasikan.Langkah-langkah tersebut harus diselaraskan dengan langkah-langkah belajar (sintaksis) dari setiap model belajar sehingga antara pembentukan kemampuan saintifik dengan langkahlangkah belajar terjadi keselarasan dan keterpaduan dalam bentuk pengalaman belajar atau aktivitas belajar yang berpusat pada peserta didik. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kegiatan pembelajaran diusahakan kegiatan pengalaman balajar yang dilakukan peserta didik harus mencapai indikator pembelajaran. Untuk memudahkan pemaduan pendekatan saintifik dengan model belajar serta Kompetensi Dasar dalam hal ini indikator yang akan dicapai sebagai tahapan-tahapan hasil belajar dapat digunakan matrik perancah seperti format berikut ini.
Contoh Langkah sinkronisasi proses berpikir ilmiah (saintifik) dengan model pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah sebagai pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau sinkronisasi antara langkah-langkah proses berpikir ilmiah (saintifik) dan sintaks (tahapan/langkah kerja) model pembelajaran dilakukan sebagai berikut. a. Pilih pasangan KD dari mata pelajaran yang diampu sesuai hasil analisis keterkaitan KI-KD dengan silabus dan buku teks siswa terkait. b. Rumuskan IPK dari KD di KI-3 dan KD di KI-4 sesuai dengan dimensi proses atau level pengetahuan dan dimensi kategori pengetahuan serta keterampilan yang terkandung di masingmasing KD. Setiap KD minimal memiliki 2 (dua) indikator. c. Petakan pemilihan model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu pemilihan model pembelajaran. d. Pilih model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu pemilihan model pembelajaran. e. Tentukan kegiatan peserta didik dan kegiatan guru sesuai dengan langkah-langkah (sintaks) model pembelajaran yang dipilih, kemudian sinkronkan dengan proses berpikir ilmiah (saintifik) sampai mencapai IPK. Matrik Saintifik dengan model pembelajaran
Saintifik
Discovery
Inquiry terbimbing
Project Based Learning
Mengamati
Pemberian rangsangan (Stimulation)
Orientasi masalah
Penentuan pertanyaan mendasar
Menanya
Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
Pengumpulan data dan verifikasi
Mendesain perencanaan proyek, Menyusun jadwal
Mengumpulkan data
Pengumpulan data (Data Collection)
Pengumpulan data melalui eksperimen
Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
Mengasosiasi
Pembuktian (Verification)
Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi
Menguji hasil
Mengkomunikasi
Menarik simpulan/generalisasi (Generalization) . (Generalization) .
Analisis proses inkuiri
Mengevaluasi pengalaman
19
Matriks Perancah Pemaduan Sintak Model Pembelajaran Discovery Learning dan Proses Berpikir Ilmiah (Saintifik) Learning dan pada Mapel Simulasi dan dan Komunikasi Digital 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, operasional lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kajian Simulasi dan Komunikasi Digital ( Digital (Simulasi Digital ) pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan lingkup kajian Simulasi dan Komunikasi Digital (Simulasi Digital ). Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadika ngerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
3.2.Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi daring ( online ). ). 4.2 Melakukan pengelolaan informasi digitalmelalui komunikasi daring (online).
1. Pemberian Menerangkan stimulus komunikasi daring terhadap asinkron. siswa. Menerangkan komunikasi daring sinkron. Menerangkan kewargaan digital. Menentukan prosedur komunikasi daring asinkron dan komunikasi daring sinkron
Mengikuti komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan contoh. Mendemonstrasik an komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan tugas.
Guru meminta siswa untuk melihat berbagai jenis komunikasi dalam jaringan (daring/online) melalui bahan tayangan. Guru menugaskan siswa membaca buku untuk meng identifikasi berbagai jenis komunikasi dalam jaringan (daring) Siswa melihat bahan tayang yang disajikan oleh Guru. Siswa membaca buku berkaitan dengan berbagai jenis ko mukasi jaringa n(daring ) Siswa berdiskusi tentang berbagai jenis komunikasi dalam jaringan (daring). Siswa ciriciri komunikasi jaringan (daring) asinkron dan sinkron dari hasil diskusi dan buku. Siswa menentukan komunikasi jaringan (daring) asinkron dan sinkron.
20
2. Identifikasi masalah
Guru menugaskan siswa untuk menentukankasi masalah utama apa dalam membuat komunikasi daring sinkron dan asinkron serta syarat-syarat seseorang dikatakan warga digital. Siswa mengidentifikasi masalah – masalah masalah melalui contoh yang didemonstrasika n oleh guru mengenai e-mail, (komunikasi asinkron) dan chatting (komunikasi sinkron). Siswa membaca buku untuk mendapatkan informasi tentang syarat- syarat dikatakan temasuk warga digital seseorang Siswa mendiskusikan syarat-syarat seseorang dikatakan termasuk warga digital. Berdasarkan hasil membaca buku dan diskusi hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam menjadi warga digital meliputi kebaikan, keurukan, dan undangundang ITE. Guru meminta siswa untuk menentukan prosedur komunikasi daring asinkron dan sisnkron sesuai aturan melalui buku siswa dan hasil diskusi Siswa menggali informasi prosedur tentang informasi komunikasi daring asingkron dan sinkron
21
Siswa mendiskusikan untuk menentukan prosedur daring asingkron dan sinkron Siswa menyampaikan pada kelompok lain dan menanggapinya berkaitan prosedur komunikasi daring asinkron dan sinkron
3. Pengumpulan data
22
Guru meminta siswa untuk mencoba melakukan komunikas daring asinkron dan sinkron sesuai dengan aturan – aturan aturan dalam berkomunikasi daring sebagai pembuktian rumusan masalah/hipotesis Siswa mencoba membuat akun pada Gmail dan Yahoo s esuai dengan aturan seperti contoh sebagai pembuktian rumusan masalah/hipotesis Siswa mencoba mengirimkan e-mail kepada guru atau temannya menggunakan akun e-mail (G-mail dan Yahoo) sesuai dengan aturan seperti contoh Guru sebagai pembuktian rumusan masalah/hipotesis Siswa mencoba melakukan chatting sesuai dengan aturan sesuai contoh guru sebagai pembuktian rumusan masalah/hipotesis
4. Pembuktian
5. Menarik kesimpulan/ generalisasi
Guru menugaskan siswa untuk menilai hasil komunikasi dengan daring asinkron (e-mail) dan sinkron (chatting) kepada siswa dikomputer menggunakan format penilaian. Siswa menilai hasil komunikasi daring asinkron(e-mail) menggunakan format penilaian etika berkomunikasi daring. Siswa menilai hasil komunikasi daring sinkron(chatting) menggunakan format penilaian etika berkomunikasi daring. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengirim e-mail dan chatting kepada guru berdasarkan perintah. Siswa mengirim tugas via e-mail. Siswa berkomunikasi tentang pelajaran via chatting.
23
Guru menugaskan siswa untuk menyajikan caracara serta kesimpulan berkomunikasi daring asinkron dan sinkron. Siswa membuat bahan presentasi tentang
berkomunikasi daring asinkron dan sinkron dalam bentuk PPT. Siswa menyajikan tentang berkomunikasi daring asinkron dan sinkron. Siswa lain memberikan tanggapan terhadap presentasi. Siswa menerima tanggapan dari siswa lain dan guru. Siswa memperbaiki memperbaiki hasil presentasi dan membuat simpulan berkomunikasi daring asinkron dan sinkron .
Catatan: Hasil pemaduan model pembelajaran dan proses berpikir ilmiah (saintifik) digunakan dalam penyusunan RPP khususnya pada perumusan kegiata n inti pembelajaran.
24
E. PENGOLAHAN NILAI RAPOR
A. Sikap Deskripsi Sikap Spiritual : Sikap yang paling menonjol dan sikap yang perlu mendapat perhatian Deskripsi Sikap Sosial : Sikap yang paling menonjol dan sikap yang perlu mendapat perhatian
B. Pengetahuan dan Keterampilan No
Mata Pelajaran
Pengetahuan Predi KKM Angka Deskripsi kat
Keterampilan Predi KKM Angka Deskripsi kat
A. Muatan Nasional 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
C. Praktik Kerja Lapangan Nama DU/DI atau Instansi Relevan
Lokasi
Lamanya
Keterangan
D. Ekstrakurikuler Kegiatan Ekstrakurikuler Nama kegiatan kegia tan
Deskripsi Deskripsi Deskr ipsi mengikut meng ikutii kegiat ke giatan an
E. Prestasi Jenis Prestasi
Keterangan
Jenis lomba
Perolehan tertinggi
Lomba O2SN
Juara I Tingkat Provinsi
F. Ketidakhadiran Sakit Ijin Tanpa Keterangan
: : :
hari hari hari
G. Catatan Wali Kelas Berisi catatan penting atau atau motivasi bagi siswa
1.
Sikap Spiritual dan Sikap Sosial Langkah-langkah untuk membuat rekapitulasi penilaian sikap selama satu semester: a. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mengelompokkan (menandai) catatancatatan jurnal ke dalam sikap spiritual dan sikap sosial. b. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial sesuai dengan catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta didik yang ditulis dengan kalimat positif. Deskripsi tersebut menyebutkan sikap/perilaku yang sangat baik dan/atau baik dan yang perlu bimbingan. c. Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat (rekap) sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik. 25
Contoh deskripsi hasil observasi sikap spritual dan sikap sosial untuk mengisi buku rapor. Contoh sikap spiritual: Selalu bersyukur, selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan, toleran pada agama yang berbeda dan perlu meningkatkan ketaatan beribadah Contoh sikap sosial: Selalu bersikap santun, peduli, percaya diri, dan perlu meningkatkan sikap jujur, disiplin, dan tanggungjawab
2.
Pengetahuan Penilaian pengetahuan dilakukan melalui penugasan, penilaian harian (PH), ujian tengah semester (UTS), maupun ujian akhir semester ( UAS). Pengolahan dapat dilakukan untuk setiap nilai kompetensi dasar (KD) pada setiap bentuk penilaian dengan menyertakan UTS dan U AS Contoh penilaian pengetahuan model 1
No Na ma 1 Aliansyah
KD P1 3. 1
P5
Pe nuga sa n Pe nuga sa n Ha ria n RataRataP9 P13 rata Bobo Bobott Total Total P4 P7 P10 P10 P13 P13 rata Bobot Total Total P8
86
Total Total Skor Nilai Bobot Bobot Total Total P16 Bobot Bobot Total Total Bobot Skor Akhir Rapor
1
86
80 80
80
3
240
80
2
160
-
-
6
486
81
80
1
80
70 70
70
3
210
80
2
160
-
-
6
450
75
3. 3
-
-
-
50 50
50
3
150
60
2
120
-
-
5
270
54
3. 4
-
-
-
70 70
70
3
210
80
2
160
-
-
5
370
74
3. 5
-
-
-
80 80
80
3
240
60
2
120
-
-
5
360
72
78
1
78
80
3
240
-
-
80
2
160
6
478
80
80
1
80
75
3
225
-
-
80
2
160
6
465
78
80
1
80
60 60
60
3
180
80
2
160
-
-
6
420
70
80
1
80
70 70
70
3
210
80
2
160
-
-
6
450
75
3. 3
-
-
-
80 80
80
3
240
60
2
120
-
-
5
360
72
3. 4
-
-
-
70 70
70
3
210
80
2
160
-
-
5
370
74
3. 5
-
-
-
80 80
80
3
240
60
2
120
-
-
5
360
72
72
1
72
80
3
240
-
-
80
2
160
6
472
79
86
1
86
80
3
240
-
-
80
2
160
6
486
81
80
3. 6
78
3. 7 Amiruddin
UAS
86
3. 2
2
UTS
3. 1 3. 2
3. 6 3. 7
80 80 80
72 86
80 80 7 75 5
80 80 8 80 0
73
75
Keterangan: 1. Bobot penugasan, penilaian harian, UTS, dan UAS yang dicontohkan adalah 1 : 3 : 2 : 2 . Rasionalisasi pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing-masing mata pelajaran dan diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan; 2. Nilaia akhir KD diperoleh dari rerata seluruh nilai dari KD tersebut. 3. Deskripsi capaian mata pelajaran Pemrograman Web Dinamis untuk Aliansyah dilakukan dengan cara melihat kompetensi dasar dengan nilai yang tertinggi dan terendah berdasarkan daftar riwayat hasil belajar. Pada Pada data tersebut Aliansyah menonjol pada KD 3.1 dan paling lemah pada KD 3.3. 4. Deskripsi rapor pada mata pelajaran Pemrograman Web Dinamis Aliansyah dapat ditulis dengan “Sangat “ Sangat menonjol pada pemahaman teknologi web server dan perlu meningkatkan ukturr kenda k endali li prog p rogram ram ” pemaham pema haman an menge m enge nai str nai struktu 5. Pengolahan nilai dianjurkan menggunakan aplikasi Spreadsheet berbasis komputer. Hasil penilaian selama satu semester yang dilakukan melalui penilaian harian (PH), penilaian tengah semester (UTS), maupun ujian akhir semester (UAS) direkap untuk didokumentasikan pada format pengolahan nilai. Rekapitulasi hasil penilaian dilakukan berdasa ber dasarka rkan n KD, K D, sehi ngga hasil hasi l UTS dan UAS perlu per lu dirinci diri nci hasil nya untuk untu k s etiap etia p KD. Selain Sel ain itu ditentukan pula bobot untuk penugasan, penilaian harian, UTS, dan UAS. Berdasarkan perincian tersebut, guru dapat menganalisis kekurangtuntasan peserta didik pada KD tertentu sebelum melakukan tindak lanjut berupa pembinaan atau remedial.
3.
Nilai Keterampilan Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk), proyek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan proyek dirata-ratakan untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran. Jika suatu KD diukur dengan pengukuran yang sama beberapa kali maka yang diambil adalah nilai optimum . Selanjutnya seperti capaian kompetensi pengetahuan, penulisan capaian kompetensi keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100, predikat dan deskripsi seperti ditampilkan pada Tabel 4.8. Sementara karya peserta didik terbaik sebagai hasil dari penilaian kinerja dan proyek dari setiap KD pada KI-4 KI-4 dikumpulkan dalam bentuk portofolio. 26
KD 4.1 4.2
Contoh penilaian rapor untuk kompetensi keterampilan sederhana Kinerja Kinerja Skor Akhir Proyek Portofolio (Proses) (Produk) KD* 92 92 66
75
75
4.3
87
87
87
78,50
4.4
75
4.5
80
80
4.6
85
85
Nilai Akhir Semester : 82,916 Pembulatan : 83 Kumpulan sampel karya merupakan sebagian bahan untuk mendeskripsikan capaian keterampilan peserta didik yang ditulis di rapor. Portofolio tersebut tidak dinilai dinilai lagi dengan angka. Portofolio diberikan kepada peserta didik dan orang tua/wali peserta didik pada akhir semester dan menjadi informasi awal guru di kelas berikutnya. Berikut contoh ilustrasi pengolahan nilai keterampilan pada mata pelajaran Pemrograman Web Dinamis kelas XI semester I. Contoh penilaian keterampilan Prose s No Na ma 1 Alians yah
KD P2 P3 P6 P12 Opt 4.1
82
4.2
2
Amiruddin
82
Produk
Proye k
Total Total Skor Nilai Bobo Bobott Total Total P11 Opt Bobot Bobot Total Total Bobot Skor Akhir Rapor
Bobo Bobott Total Total P6 P12 Opt
82
1
82
-
-
-
80
80
2
160
3
242
81
82
1
82
-
-
-
80
80
2
160
3
242
81
4.3
78
78
1
78 80 80 90
90
1
90
80
80
2
160
4
328
82
4.4
78
78
1
78 80 80 90
90
1
90
80
80
2
160
4
328
82
4.5
78
80 80
80
1
80 80 80 90
90
1
90
80
80
2
160
4
330
83
4.6
80
80 80
1
80
-
-
-
80
80
2
160
3
240
80
4.7
80
80 80
1
80
-
-
-
80
80
2
160
3
240
80
85
1
85
-
-
-
85
85
2
170
3
255
85
85
1
85
-
-
-
85
85
2
170
3
255
85
4.1 4.2
85 85
4.3
90
90
1
90 85 85 90
90
1
90
85
85
2
170
4
350
88
4.4
90
90
1
90 85 85 90
90
1
90
85
85
2
170
4
350
88
4.5
90
75 75
90
1
90 85 85 90
90
1
90
85
85
2
170
4
350
88
4.6
75
75 75
1
75
-
-
-
85
85
2
170
3
245
82
4.7
75
75 75
1
75
-
-
-
85
85
2
170
3
245
82
81
85
Keterangan: 1. Bobot proses, produk, dan proyek yang dicontohkan adalah 1 : 1 : 2 . Rasionalisasi pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing-masing mata pelajaran dan diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan; 2. Perhitungan nilai per KD dilakukan secara parsial per macam penilaian dengan mempertimbangkan nilai optimum pada KD yang diukur dengan metode yang sama 3. Bobot untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam total bobot jika KD dimaksud tidak diujikan 4. Deskripsi capaian mata pelajaran Pemrograman Web Dinamis untuk Aliansyah dilakukan dengan cara melihat kompetensi dasar dengan nilai yang tertinggi dan terendah berdasa ber dasarka rkan n daftar da ftar riwa yat hasil hasi l bela b elajar. jar. Pad Pada a data d ata ters ebut ebu t Alia A liansy nsyah ah meno njol pada KD 4.5 dan paling lemah pada KD 4.6 dan 4.7. 5. Deskripsi rapor pada mata pelajaran Pemrograman Web Dinamis Aliansyah dapat ditulis dengan “Sangat “ Sangat menonjol pada keterampilan mengolah data melalui pustaka standar dan standar dan perlu meningkatkan keterampilan menyajikan aplikasi interaktif pada web server server dan mengolah data pada file ” file ” 6. Pengolahan nilai dianjurkan menggunakan aplikasi Spreadsheet berbasis komputer.
27