NAVIGASI DARAT I. PENDAHULUAN Sebuah kalimat bijak: Sebuah perahu akan lebih aman bila di tambatkan di dermaga, tetapi bukan untuk itu tujuan perahu dibuat. Semua kegiatan di alam bebas akan menghantarkan kita menghadapi resiko, dan apabila kita tidak memahami dengan baik akan menghadapkan kita pada keadaan yang dapat membahayakan jiwa raga kita, tetapi sebaliknya apabila kita mempelajari dan memahami materinya akan memberikan suatu kenyamanan berpetualang yang mengasikkan bagi para penggiatnya. Banyak kejadian kecelakaan dalam kegiatan di alam bebas yang disebabkan oleh kurangnya penguasaan pengetahuan serta pemahaman yang dimiliki penggiatnya [subjectif danger]. Hal ini merupakan evaluasi dari berbagai kegiatan operasi SAR, dan sesungguhnya hal tersebut dapat di hindari dengan berbekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan hidup di alam bebas, salah satunya adalah ilmu Navigasi Darat. Kata “Navigasi” kita kenal dalam penerbangan ataupun pelayaran, adapun kata “Darat” hanya membedakan dalam pemakaiannya di medan, sebab ada berbagai macam navigasi, diantaranya adalah : Navigasi Darat Navigasi Laut, Navigasi Udara, Navigasi Sungai Navigasi rawa Navigasi Gurun Pasir Navigasi darat adalah Tehnik menentukan posisi (kedudukan) serta arah perjalanan baik di peta maupun di medan sebenarnya. Adapun pemahaman navigasi adalah suatu kemampuan atau daya rekam dan membaca peta dengan bentang bumi pada suatu daerah yang sedang atau akan kita tempuh dengan bantuan peralatan navigasi. II. PERALATAN NAVIGASI DARAT 1. Alat-alat tulis a. Buku Tulis b. Pensil, Rautan dan penghapus. c. Bolpoin 4 Warna : hitam, hijau, merah, biru. d. Penggaris: Segitiga, Busur derajat. 2. Peta Topografi Peta Topografi berasal dari bahasa yunani, Topos berarti tempat atau lapangan, Graphos berarti gambaran atau catatan. Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan suatu tempat di permukaan fisik bumi yang dinyatakan dengan garis-garis ketinggian
atau garis kontur dan disertai berbagai keterangan secara rinci mengenai daerah yang terpetakan. 3. Kompas Kompas adalah alat penunjuk arah. Karena sifat kemagnetikannya, jarum kompas akan selalu menunjukkan arah utara-selatan, tapi arah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnetis bumi. 4. Busur Derajat Pada pemakaiannya, busur derajat sudah jarang digunakan karena sekarang ada alat yang namanya Protactor , Rumer yang fungsinya sama dan di dalamnya ada pembagian karvak dalam beberapa skala peta. 5. Curvimeter. Curvi meter adalah alat untuk menghitung jarak horizontal pada route lintasan yang berkelok-kelok di peta. 6. Altimeter Altimeter adalah alat pengukur ketinggian yang bisa membantu pengguna menunjukkan posisi dengan melihat garis ketinggian (Kontur) pada peta topografi yang sedang kita gunakan. Pada medan gunung yang tinggi, kompas sering tidak digunakan, dan altimeter akan lebih bermanfaat. Dengan melewati pegunungan yang sudah kita kenal maka kita dapat mengetahui posisi (ketinggian) di peta. Namun yang harus kita lakukan sebelum altimeter kita gunakan harus di kalibrasi dengan benar. 7. Pedometer Pedometer adalah alat untuk mengukur langkah kaki, namun alat yang letaknya di pinggang ini jarang digunakan atau sebatas pelengkap saja. 8. Protaktor dan rumerator Adalah alat untuk membatu menunjukan satuan koordinat dipeta berbagai skala, baik Co.Gride maupun Co.Geografis, dan juga bisa pengganyi busur derajat III. PENGERTIAN PETA Pengertian peta secara umum adalah proyeksi dari seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar dan di perkecil dengan perbandingan tertentu. Untuk keperluan Navigasi Darat sebaiknya kita pakai peta topografi. Pada peta topografi terdapat berbagai keterangan, yang akan membantu pengetahuan secara lebih rinci mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan,
PETA TOPOGRAFI
a) Judul Peta Judul peta terdapat pada atas tengah peta dan di tulis dengan huruf besar sekaligus sebagai penunjuk arah utara peta. b) Nomor peta. Nomor Peta terdapat pada bagian pojok kanan atas peta, nomor peta dimaksudkan untuk menujukkan kedudukan peta tersebut di wilayah Indonesia selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat peta, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk bila kita memerlukan peta daerah lain disekitar daerah yang terpetakan, dan biasanya dibagian bawah peta juga dicantukan indek nomer yang mencantumkan nmernomer peta yang ada di sekeliling peta tersebut. c) Tahun peta. Terdapat pada bagian bawah sebelah kiri atau kanan dan di situ juga di sebutkan nama badan atau instansi pembuatnya.jadi bisa di jadikan acuan,semakin besar tahun pembuatannya,maka semakin akurat juga data yang di sajikan oleh peta tersebut. d) Skala peta. Disebut juga KEDAR PETA adalah perbandingan antara jarak dua titik di peta dengan jarak darat / horizontal dua titik di lapangan dalam satuan yang sama. a. Skala angka. Contoh 1 : 25.000 Berarati jarak 1 cm pada peta = 25.000cm (250m) jarak horizontal di medan sebenarnya. 1 : 50.000 berarti jarak 1 cm di peta = 50.000 cm (500m) jarak horizontal di medan sebenarnya. Rumus : Skala peta = SP =
jarak di peta jarak horizontal di medan
JP JM
Contoh soal . Di ketahui : skala peta 1: 50.000
Jarak peta = 2 cm Di Tanya : berapa jarak mendatar pada medan? Jawab : Sp = jp Jm ___1__ 2 cm 50000 = jm jadi jarak di medan (JM)
= 50.000 x 2 cm = 100000 cm = 1000 m = 1 km
b. Skala garis atau kedar grafis. Skala garis adalah adalah garis yang dibagi dalam sejumlah perbandingan satuan pengukuran. Mengukur jarak di peta dengan mistar,tali,akar atau apa saja lalu di ukur pada skala garis atau kedar grafis .
Berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak horizontal sebenarnya. Tidak semua benda di medan di gambarkan sesuai dengan skala peta.misalnya jembatan,lebar sungai, tadah hujan ( kecil), mata air, bangunan, lebar jalan, lebar rel kereta api, dan sebagainya. Contoh Skala 1: 50.000 berarti tiap bagian sepanjang blok garis panjang di sebelah kanan titik 0 adalah 1 km jarak horizontal sebenarnya. tiap blok garis pendek di sebelah kiri titik 0 adalah pembagian lebih kecil dari balok panjang (per- 100 m). Tanpa harus menghitung, untuk keperluan praktis, kita dapat mengetahui suatu jarak horizontal menggunakan skala garis dengan metode kertas salin. 1) Letakkan pada peta, sepotong kertas yang menghubungkan A-B 2) Tandai pada kertas salin : A dan B 3) Pindahkan dan letakkan kertas secara berhimpit pada diagram skala garis. 4) Ketahui jarak A-B dengan melihat angka blok garis pada diagram skala garis (3,5 km,pada gambar). e) Arah peta Yang di maksud arah peta adalah arah utara pada peta. Telah di singgung di atas pada judul peta,dan bisa kita lihat dengan memperhatikan arah / posisi pada tulisan – tulisan di peta. Misalnya : nama – nama daerah, nama- nama gunung,tetapi tidak mengacu nama- nama sungai, sebab penulisan nama sungai menurut arah aliran sungai itu sendiri. Yang perlu di perhatikan adalah arah Utara Peta / UP ( Utara Grid / UG = Grid North / GN ), yang di lambangkan dengan huruf Y (sumbu Y). Ada tiga macam arah Utara:
1) Utara peta / grid north. 2) Utara sebenarnya / true north. 3) Utara magnetis / magnetic north. Utara sebenarnya (US) adalah arah yang menunjukkan kutub utara bumi (utara geografis).di lambangkan dengan symbol binatang,karena utara segaris dengan binatang (kutub) utara,msks di kenal pula sebagai utara astronomis. Utara magnetis (UM) adalah arah yang menunjukkan kutub utara magnetis bumi.di lambangkan dengan jarum atau mata panah.kutub utara magnetis bumi leteknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi,kira-kira di utara kanada,sebelah tenggara dari kutub utara bumi,di samudra arktik.karena pengaruh rotasi bumi.letak kutub magnetis bumi ber geser dari tahun ke tahun (sekitar 25 mil per tahun). Utara magnetis adalah arah utara yang di tunjukkan oleh jarum magnetis kompas, biasanya di sebut dengan utara kompas (UK). Untuk keperluan praktis ,utara peta, utara sebenarnya, dan utara magnetis dapat di anggap sama. Untuk keperluan yang lebih menuntut ketelitian, perlu di perhitungkan adanya ikhtilaf peta, ikhtilaf magnetis, variasi magnetis. Hubungan antara US, UM, UG, dan variasi magnetis akan di pelajari setelah pengetahuan dasar ini di pahami dengan baik. f) Garis ketinggian / garis kontur. Garis kontur adalah garis khayal yang ber kelok-kelok tak beraturan dan tertutup ,menghubungkan beberapa titik yang mempunyai ketinggian sama dari permukaan air laut. Pada medan sebenarnya, permukaan bumi merupakan suatu bidang yang tidak rata.hal ini di sebabakan karena ada : gunung,lembah,jurang,sungai,laut,tebing dan lainnya. Ketidak rataan ini di sebut RELIEF yang jika pada peta di sebut dengan KONTUR yang dapat memberikan gambaran tentang ketidak rataan suatu medan diatas peta dan sekaligus kita dapat membayangkan bentuk medan yang sebenarnya. a. Sifat / ciri – ciri garis kontur : Tidak pernah terputus / selalu tertutup. Tidak pernah ber cabang. Tidak pernah berpotongan,kecuali bila menggambarkan lereng terjal yang vertical atau menonjol (over hang). Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur dengan ketinggian yang lebih tinggi,kecuali pada kawah atau danau. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap / sama walaupun kerapatan kedua garis kontur itu berubah-ubah.
Daerah datar mempunyai garis kontur jarang-jarang, sedangkan daerah terjal / curam mempunyai garis kontur yang rapat / berdekatan. Punggungan gunung / bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk huruf “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak. Lembah terlihat di peta sebagi rangkaian kontur berbentuk huruf “V” yang ujung nya tajam dan menjorok ke arah puncak. Angka (harga kontur / kontur tebal) yang tertera pada garis kontur selalu mengarah ke daerah yang lebih tinggi. Garis ketinggian yang menyatakan setengah ketinggian dari dua garis kontur yang berurutan , di gambarkan dengan garis putus-putus. Garis putus-putus tegak menyatakan daerah kawah atau danau Peta keluaran Bakosurtanal (1: 50.000)membuat garis kontur tebal untuk kelipatan 250 meter atau selang 10 garis kontur. (250,500,750,1000,1250 meter dst) Peta keluaran AMS ( 1: 50.000) membuat garis kontur tebal untuk kelipatan 100 meter atau selang 4garis kontur(100,200,300,….500 meter dst) Peta keluaran direktorat geologi bandung tidak seragam ketentuan ketebalan garis konturnya,jadi tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk penentuan garis kontur tebal.
Gambar Kontur
b. Interval kontur. Perbedaan tinggi antara dua garis kontur yang berurutan. Mencari interval kontur adalah setengah dari bilangan angka ribuan pada skala peta atau satu per dua ribu kali skala peta yang dinyatakan dalam meter. Contoh : skala 1 : 50.000 Maka interval konturnya = ½ x 50 meter = 25 meter Atau 1/2000 x 50.000 meter = 25 meter.
g) Koordinat peta Koordinat adalah kedudukan suatu titik (lokasi / posisi ) pada peta. Koordinat di tentukan dengan menggunakan system sumbu X Y, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus.Sistem koordinat yang resmi di pakai pada peta ada dua yaitu : 1) Koordinat Geografis (Geographical Coordinate). Sumbu yang di gunakan adalah garis bujur( bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang ( lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan katulistiwa.koordinat geografis di nyatakan dalam satuan derajat (◦), menit (‘), dan detik (“).
Gambar.
2) Koordinat Grid (Grid Coordinate). Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan (datum). Koordinat grid yang lazim di pakai di peta adalah koordinat grid UTM (Universal Transverse Mercator).sumbu yang di gunakan adalah sumbu X dan Y. Garis horizontal di beri nomor urut dari barat ke timur / kiri ke kanan (sumbu X). Garis vertical di beri nomor urut dari selatan ke utara / bawah ke atas ( sumbu Y). System koordinat grid mengenal penomoran : 4, 6, 8, dan 14 angka. Untuk daerah yang luas di pakai penomoran 4 atau 6 angka, dan untuk daerah yang lebih sempit / detail dengan penomoran 8 atau 14 angka. Koordinat grid 14 angka, terdiri dari 7 angka absis (X) dan 7 angka ordinat (y). Untuk penulisan koordinat lebih sedikit digit bisa dari koordinat digit yang lebih banyak. Gambar.
h) Legenda peta. Legenda peta biasanya di sertakan pada bagian bawah peta, ada juga yang meletakkan di sebelah kanan peta. Legenda ini memuat arti dan symbol, warna dan keterangan yang di pakai pada peta tersebut. Untuk kepentingan navigasi darat simbol-simbol yang penting diketahui antara lain : jalan setapak, jalan raya, sungai, pemukiman, puncak, dan sebagainya.
IV. MEMBACA PETA. Yang terpenting dalam bernavigasi adalah kemampuan untuk menginterpretasikan peta, yaitu kemampuan membaca peta dan membayangkan keadaan medan yang sebenarnya. Oleh karena itu kita harus benar-benar paham : a. sifat-sifat garis kontur(sudah di bahas di depan). b. Ketinggian tempat. Menentukan ketinggian suatu tempat dapat di lakukan dengan dua cara : 1. Lihat interval kontur peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin di ketahui. Memang ada rumus umum : interval kontur = 1/2000 skal peta. Tetapi rumus ini tidak selalu benar, sebab beberapa peta topografi keluaran direktorat geologi bandung aslinya berskala 1 : 50.000 (interval kontur 25 meter), tetapi kemudian di perbesar menjadi ber skala 1 : 25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter. Dalam suatu misi SAR gunung hutan misalnya , sering suatu peta di perbesar dengan cara di foto kopi. Untuk ini, interval kontur peta tersebut harus tetap di tulis atau di sertakan keterangan di foto kopi berapa persen.
2. Bila ketinggian kontur tidak di cantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian suatu tempat dengan mencari 2 titik berdekatan yang harga ketinggiannya tercantum. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang terdapat antar kebuanya (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah elh lembah) Dengan mengetahui selisih ketinggian dua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang terdapat, dapat di hitung berapa interval konturnya ( harus merupakan bilangan bulat) Lihat kontur terdekat dengan salah satu titk ketinggian (bila kontur terdekat itu berada di atas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. Bila kontur berada di bagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontur terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah di ketahui di atas. Lakukan perhitungan di atas beberapa kali sampai yakin harga yang di dapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda agar mudah mengingatnya. c. Titik Triangulasi. Selain dari garis-garis kontur, kita dapat juga mengetahui tinggi suatu temapt dengan pertolongan titik ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya di sebutdengan titik triangulasi. Yaitu suatu titik atau benda berupa pilar/tonggak/patok yang menyatakan tinggi relative suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi di gunakan oleh jawatan- jawatan topografi untuk menentukan ketinggian suatu temapat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta. Di lapangan, pilar ini berupa tugu dan terdapat keteranga. Macam titik triangulasi, yaitu primer (P), sekunder (s), tertier (T), kuartier (Q), da titik antara (TP). Contoh titk triangulasi : Δp.140/ 78 Artinya : pilar tipe primer (P), pilar ke- 140, pada ketinggian 78 meter diatas permukaan laut (dpl). Dengan mengetahui ketinggian tugu tersebut di lapangan. Pilar triangulasi dapat di jadikan patokan untuk mengalibrasi altimeter. d. Mengenal tanda medan. Di samping tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta topografi kita bisa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan dan mudah di kenali di peta, yang akan kita sebut sebagai tanda medan. beberapa tanda medan dapat anda “baca” dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus anda cari di lokasi. Puncak gunung atau bukit, punggungan gunung , lembah antara dua puncak , dan bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok. Lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing di tepi sungai. Belokan jalan, jembatan (potongan sungai dengan jalan). Ujung desa, simpang jalan.
Bila berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang sangat jelas.begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok,pulau-pulau kecil, delta, dan sebagainya. Di daerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar mendapat tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat di pakai sebagai tanda medan. pergunakan belokan-belokan sungai. Cabang-cabang sungai, muara-muara sungai kecil. Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta, dan sebagainya, dapat di jadikan sebagai tanda medan. Pengertian tanda ini mutlak perlu dikuasainya. Akan selalu di gunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik peta kompas.
SELAMAT BERLATIH , BERLATIH , DAN JANGAN PERNAH BERHENTI BERLATIH .