METODE PELAKSANAAN A. 1.
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan akan dilaksanakan terdiri dari : Divisi 1, Mobilisasi. Pengukuran Kembali. Mobilisasi. Bongkaran Trotoar.
2. 3.
Divisi 3, Pekerjaan Tanah. Galian Biasa. Galian Aspal / Pemetaan Aspal . Urugan Tanah Taman. Timbunan Pasir Pasang Bawah Trotoir. Urugan Pilihan. Timbunan dengan Material Pilihan.
4.
Divisi 4, Perkerasan Berbutir. Lapis Pondasi Agregat Kelas – A. Lapis Pondasi Aggregat Kelas – B.
Divisi 5, Perkerasan Aspal. Lapis resap pengikat. Lapis perekat. Laston lapis aus (AC – WC). Laston lapis antara (AC- BC) dan leveling.
Divisi 6, Stuktur. Beton K.125. Pasangan batu.
5.
6.
7.
Divisi 2, Drainase. Gorong-Gorong Tanpa Tulangan dia.80 Cm.
Divisi 7, Pengembalian kondisi dan perkerasan minor. Lapis pondasi agregat klas A untuk pekerjaan minor. Lapis pondasi agregat klas A untuk pekerjaan minor. Campur aspal panas untuk pekerjaan minor. Marka jalan thermoplastic. Patok kilometer.
8.
Divisi 8, Pekerjaan Harian.
9.
Divisi 9, Pekerjaan pemeliharaan rutin.
1
B.
SITE PLANING
Pengaturan lapangan proyek diperlukan untuk mengatur tata letak peralatan, material, serta lalu-lintas kendaraan guna mengoptimalkan lahan proyek dalam memperlancar aktivitas proyek. Pengaturan tersebut meliputi : Kantor Kontraktor Pos Jaga Stok Material Workshop / bengkel kerja
C.
PEKERJAAN PERSIAPAN
Survey Lapangan Pekerjaan dilakukan dengan tenaga ahli, pekerjaan dilaksanakan pada saat awal dimulainya kontrak. Survey dilakukan terhadap kondisi fisik lahan yang ada dan akan dikerjakan (sesuai dengan dokumen kontrak).
Base Camp Kontraktor Sebelum pekerjaan dimulai, dibangun base camp yang didirikan pada lokasi proyek. Dalam base camp didirikan bangunan kantor lapangan/kontraktor, kantor direksi lapangan, tempat tinggal/barak kerja, bengkel, gudang, dsb (disesuaikan dengan yang diminta dalam dokumen pelelangan dan gambar rencana). Semua kegiatan monitoring dan administrasi proyek dikerjakan didalam base camp.
Pembuatan Papan Nama Proyek Papan nama dibuat dari bahan kayu dan papan diberi keterangan (dengan cat) berupa nama proyek, pemilik proyek, jumlah nilai proyek, lokasi proyek dan lain-lain yang memperjelas keterangan proyek yang sedang dikerjakan. Dalam pelaksanaanya menggunakan tenaga manusia dibantu dengan alat pendukung lainnya seperti palu, gergaji,dll.
Foto Visual Lokasi Pemotretan untuk dokumentasi dan pelaporan kemajuan pelaksaan proyek dilaksanakan dari progress 0% sampai dengan 100%
Mobilisasi Personil Mobilisasi personil akan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan pelaksanan program kerja yang telah dibuat/ditentukan.
Mobilisasi Peralatan Mobilisasi/pengiriman peralatan di jadwalkan terlebih dahulu yang berisi keterangan lokasi peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan dilapangan. Selanjutanya setibanya peralatan dilapangan, ditempatkan pada lokasi yang aman/dalam areal base camp atau dekat dengan lokasi proyek agar mudah digunakan dalam pekerjaan nantinya.
2
PEKERJAAN PENGUKURAN Pengukuran awal dilaksanakan bersama-sama oleh tiga unsur terkait (kontraktor), konsultan, owner ) dengan mengukur profil memanjang ( longitudinal ) dan melintang (cross section), disamping itu juga di check bangunan penunjang seperti saluran/parit, goronggorong, tembok penahan tanah,dll. Hasil dari pengukuran akan diterapkan didalam bentuk gambar awal pekerjaan (shop drawing) beserta elevasi rencana dan perubahan-perubahanya. Perhitungan volume pekerjaan dilakukan untuk dapat mengetahui berapa jumlah galian/timbunan serta luasan dari pekerjaan yang akan dikerjakan dan dicheck terhadap bill of quantity, untuk dijadikan volume pedoman dasar untuk pelaksanaan pekerjaan. 1.
Pengukuran Awal Pengecekan titik-titik referensi (BM) dengan pengukuran polygon dan waterpass sehingga dapat diketahui koordinat (x,y,z) titik-titk BM yang sesungguhnya lalu dibandingkan dengan data-data titik BM dalam gambar untuk mengetahui apakah titik BM tersebut masih baik atau sudah rusak. Pembuatan / pemasangan temporary BM (bilamana diperlukan) untuk mempermudah kegiatan staking out selama pelaksanan pekerjaan. Pelaksanan pengukuran akan dilakukan team pengukuran yang dikoordinir oleh seorang surveyor yang sudah perpengalaman pada bidangnya dengan menggunakan peralatan-peralatan antara lain : Total station atau EDM, untuk pengukuran polygon. Automatic level lengkap dengan statis dan bak ukur untuk pengukuran waterpass/elevasi.
2.
Pelaksanaan 1. Pengukuran titik control horizontal (polygon) Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat total station atau EDM yang sudah di kalibrasi. Setiap titk sudut polygon akan diukur minimal 2 kali yaitu kemuka dan ke belakang. Kesalahan penutup sudut polygon maksimum 8” VN (N= jumlah titik polygon). Kesalahan penutup jarak (linear) maksimum 1 : 10.000.
2. Pengukuran titik control vertical (waterpass) Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat automatic lavel yang sudah di kalibrasi. Setiap pengukuran akan dilakukan dengan cara pulang pergi, dengan route pengukuran berupa jalur tertutup. Kesalahan penutup tinggi maksimum 10 mm VD (D= jarak pengukur dalam meter). Hasil pengukuran akan dilaporkan kepada konsultan pengawas dan pimpro untuk mendapatkan comments atau approval.
3
FLOW CHART
PENGECEKAN TITIK REFERENSI BM (BENCH MARK)
PEMBUATAN DAN PEMASANGAN PATOK-PATOK TBM (TEMPORARY BENCH MARK)
PENGUKURAN CROSS DAN LONGITUDINAL SECTION KONDISI EXISTING
SURVEY DAN PENENDAAN LOKASI PEKERJAAN
4
3. Pengendalian lalu – lintas : Rambu pengaman lalu –lintas dan kayu / papan Rambu pengaman lalu- lintas dari kayu / papan dibuat terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasi teknis dan kemudian dipasang pada lokasi yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaanya menggunakan tenaga manusia dibantu dengan alat pendukung lainnya seperti palu, gergaji, dll. Rubber Cone Rubber Cone pabrikasi dengan bentuk sesuai spesifikasi teknik dan kemudian dipasang pada lokasi yang telah ditentukan sebagai batas / petunjuk bagi pengalihan pengimpitan lalu – lintas. Petugas Bendera Petugas bendera ditempatkan disemua tempat kegiatan pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas. Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan dan mengatur arus lalu lintas yang melalui dan disekitar pekerjaan tersebut.
D.
PEKERJAAN GALIAN UNTUK SELOKAN DRAINASE & SALURAN AIR
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan 2 cara sesuai dengan kondisi di lapangan, yaitu : Cara mekanik (menggunakan excavator). Cara manual (dengan tenaga manusia). Pekerjaan ini harus meliputi semua galian dalam batas DAMIJA, pemindahan, pengangkutan, pemanfaatan atau pembuangan, pembentukan bidang galian dan penyempurnaan bidang galian terbuka, sesuai spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang tercantum dalam gambar dan petunjuk konsultan pengawas. Urutan Kerja : 1. Pekerjaan Persiapan meliputi : Penyiapan Shop Drawing hingga mendapat Approval dari Engineer. Penyiapan peralatan kerja dan tenaga. Pengendalian lalu lintas.
5
2. Pekerjaan Pengukuran : Sebelum penggalian dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan pekerjaan pengukuran untuk mengetahui lokasi, panjang, arah galian, kelandaian, batas-batas dan elevasi rencana penggalian dengan memasang tanda (patok-patok yang ditandai dengan cat). 3. Penggalian. Penggalian dilakukan sesuai garis ketinggian dan elevasi yang ditunjuk dalam gambar. Material hasil galian yang memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck langsung ke lokasi timbunan atau dikumpulkan dan distock di tempat penampungan sementara. Material hasil galian yang tidak memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck dibuang ke Disposal Area yang disetujui Direksi. 4. Toleransi Dimensi Saluran Elevasi galian dasar saluran tidak berbeda lebih dari 1 cm dari yang telah disetujui pada tiap titik. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang tidak bergeser lebih dari 5 cm yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik.
6
FLOW CHART Surveying Works
Excavation
Check
Material Hasil Galian
OK
TIDAK
Inspection Material Terpakai/dapat dimanfaatkan
TIDAK OK
Material Tidak Terpakai/dapat dimanfaatkan
Finish
Penimbunan Di Lokasi Penimbunan Sementara/ Stok Area
Penimbunan Langsung Dilokasi Pekerjaan Penimbunan
Pembuangan Hasil Galian Ke disposal Area
Pekerjaan Timbunan/ Urugan Tanah
7
E.
PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian drainase/saluran selasai.Pekerjaan pasangan batu mortar dilaksanakan dengan tenaga manusia dan alat bantu (concrete mixer untuk mengaduk mortar). Urutan kerja :
Pekerjaan persiapan meliputi : Disiapkan ukuran – ukuran yang sesuai dengan yang disyaratkan dalam shop drawing. Dibuat bowplank dengan tarikan benang sesuai dengan dimensi. Peralatan galian tanah didalam area bowplank.
Penyiapan material Material di datangkan kelokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck/Truck Batu yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Batu terdiri atas batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air. Mutu dan ukuran batu telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Permukaan batu tidak boleh licin, bila permukaan batu licin/halus harus dipecah untuk mendapatkan permukaan yang lebih kasar. Permukaan batu harus dibersihkan dahulu dari debu dengan cara disiram dengan air, hal ini dimaksudkan untuk memperkuat ikatan antara batu dengan mortar pengisi.
Penyiapan Mortar Mortar dibuat dengan perbandingan campuran semen, pasir dan air dengan perbandingan/komposisi sesuai dengan spesifikasi teknis dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
Penyusunan pasangan batu Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, terlebih dahulu ditentukan as-as untuk dimensi pekerjaan sesuai dengan shop drawing. Setelah as-as ditentukan, dibuat batas ukuran dengan menggunakan benang dengan tujuan agar hasil pemasangan lurus dan rapi.
8
-
Batu yang akan dipasang harus direndam dengan air hingga jenuh air. Batu disusun sesuai dengan gambar kerja dengan terlebih dahulu diberi alas dengan mortal setebal 3 cm. Rongga antara batu yang satu dengan yang lain diisi dengan mortar sebagai pengikat.
Toleransi dimensi - Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh > 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu dengan mortar disekitarnya. - Profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air yang dibentuk tidak boleh lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan, dan tidak bergeser lebuh dari 5 cm dari profil penampang yang ditentukan. - Tebal minimum 10 cm. - Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang penangkap (catch pits) dan lantai golak tidak bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan. - Penyelesain dan perapihan setelah pemasangan.
F.
GORONG – GORONG PIPA BETON BERTULANG
Pekerjaan akan dilaksanakan secara mekanik (alat berat) dan tenaga manusia. Lokasi pada pekerjaan Drainase. Pekerjaan ini mencangkup pembuatan selokan baru yang dilapisi, sesuai dengan spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian dan detail yang ditunjukkan pada gambar dan petunjuk konsultan pengawas. Urutan kerja : Pekerjaan persiapan meliputi : - Penyiapan shop drawing hingga mendapat approval dari engineer. - Penyiapan peralatan kerja dan tenaga. - Pengendalian lalu lintas.
Pekerjaan pengukuran - Sebelum pekerjaan dimulai, harus dilakukan pekerjaan pengukuran untuk mengetahui lokasi, panjang, arah aliran, kelandaian, batas-batas dan elevasi rencana penggalian dengan memasang tanda (patok-patok yang ditandai dengan cat). - Sebagai pondasi dari gorong-gorong pipa beton digunakan mortar dengan perbandingan campuran semen : pasir = 1 : 3 dan dipasang dengan ketebalan 5 cm.
9
-
G.
Transportasi/delivery gorong-gorong pipa beton ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan truck. Selanjutnya penurunan dan pemasangan gorong-gorong pipa beton menggunakan Crane. Penimbunan sisi-sisi gorong-gorong pipa beton dengan tanah menggunakan alat hand stamper.
PEKERJAAN GALIAN BIASA
Pekerjaan ini meliputi semua galian dalam batas rencana yang ada dalam gambar, pemindahan, pengangkutan, pemanfaatan atau pembuangan, pembentukan bidang galian dan penyempurnaan bidang galian terbuka, sesuai spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang tercantum dalam gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas. Urutan kerja : Pekerjaan persiapan meliputi : -Penyiapan Shop Drawing hingga mendapat Approval dari Engineer. -Penyiapan peralatan kerja dan tenaga. -Pengendalian lalulintas.
Pekerjaan pengukuran Sebelum penggalian di mulai, harus di lakukan pekerjaan Pengukuran untuk mengetahui batas – batas dan elevasi rencana penggalian dengan memasang patok-patok yang di tandai dengan cat.
Penggalian Penggalian harus dilakukan sesuai garis ketinggian dan elevasi garis yang ditunjukkan dalam gambar. Material hasil galian yang memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck langsung ke lokasi timbunan atau di kumpulkan dan di stok di tempat penampungan sementara. Material hasil galian yang tidak memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck dibuang ke disposal area yang di setujui Direksi.
H.
PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DAN TIMBUNAN PILIHAN
Pekerjaan ini akan dilaksanakan secara mekanik (menggunakan alat berat). Lokasi pekerjaan adalah badan dan bahu jalan atau pada lokasi lain yang ditentukan pada gambar rencana. Alat yang digunakan adalah Excavator, Motor Grader, Vibro Roller/S. Roller, Water Tanker.
10
Pekerjaan ini terdiri dari pembersihan lokasi borrow pit, penggalian dan pengangkutan, penghamparan dan pemadatan material borrow pit untuk melaksanakan timbunan biasa / timbunan pilihan. Urutan Kerja : Material - Material diambil dari lokasi yang telah disetujui oleh konsultan pengawas berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang ada. - Material terdiri atas bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi pekerjaan. - Bahan tidak termaksud tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklarifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145. - Pengujian material dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 6% setelah 4 hari perendaman, bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum (MDD) sesuai dengan ketentuan SNI 03-1742-1989. - Material yang digunakan memiliki nilai aktif tudak lebih besar dari 1,25 atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258. Galian tanah di Borrow Pit (Quarry) Galian tanah di quarry harus dikelola sedemikian rupa sehingga tanah yang diambil dapat dimanfaatkan dengan optimal. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Material yang tidak terpakai (lapisan tanah humus, batu ex galian, sisa-sisa tanaman ex clearing) harus dibuang pada tempat yang telah ditentukan (disposal area) atau ditempatkan dilokasi yang tidak mengganggu aktifitas exploitasi quarry. Galian tanah dilakukan dengan metode lapis per lapis dari lapisan atas ke lapisan bawah. Apabila rencana penggalian cukup dalam, penggalian dilaksanakan dengan dengan system trap dengan kemiringan sisi galian dibuat dengan aman agar tidak mengakibatkan terjadinya longsor dikemudian hari. Harus dibuat temporary drain yang dapat mengamankan seluruh area quarry dari pengaruh air hujan yang masuk ke area quarry, sehingga dapat dihindari adanya genangan air dan kelongsoran tanah yang bisa mengganggu proses exploitasi quarry. Perawatan jalan kerja harus dilaksanakan dengan baik untuk menjaga kelancaran proses exploitasi quarry.
Pengukuran Pengukuran dan penempatan garis batas pada lokasi timbunan, sesuai dengan jarak-jarak dan elevasi rencana yang telah ditentukan, dimana pekerjaan
11
pengukuran harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan dan dapat dimengerti oleh pelaksaan lapangan. Pembersihan Lokasi Sebelum memulai timbunan, dilakukan penggalian tanah berumput, sampah lumpur dan bahan lainnya yang tidak terpakai dengan kedalaman sesuai gambar. Menimbun kembali segala lubang didaerah yang sudah dibersihkan, dan disesuaikan kerataan serta ketinggianya.
Persiapan dasar timbunan dan prosedurnya. Penghamparan material timbunan dilakukan dengan menggunakan motor grader lapis perlapis dengan ketebalan yang sama dan lebar timbunan sesuai dengan garis kelandaian, penampang melintang dan ukuran yang tercantum di gambar.
Pemadatan dilakukan setelah penghamparan selesai dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm, dibawah elevasi tanah dasar, dipadatkan sampai 95% kepadatan kering maksimum / laboratorium sesuia SNI 03-1742-1989. b. Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai dengna 100% kepadatan kering maksimum/laboratorium sesuia dengan SNI 03-1742-1989. c. Pengujian akan dilakukan pada tiap timbunan yang dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992. Pengujian dilakukan setiap 1000 m³ bahan timbunan yang dihampar. Pada saat akan melaksanakan pekerjaan penghamparan harus diperhatikan kondisi cuaca yang memungkinkan. Pemeriksaan kadar air. Pemeriksaan kadar air timbunan dilakukan dengan menggunakan alat ukur kadar air (speedy test) dengan ketentuan sebagai berikut : a. Apabila kadar air material berada dalam toleransi yang disyaratkan, material dapat langsung dihampar. b. Apabila kadar air melebihi batas toleransi yang diizinkan, material dikeringkan dahulu dengan cara dijemur (diangin-anginkan) sampai kadar air masuk dalam batas toleransi baru dihampar. c. Apabila kadar air material lebih kecil dari batas toleransi, material dihampar dan disiram dengan air untuk menggunakan kadar air sampai batas toleransi.
12
Pemadatan material. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibro roller, dimulai dari bagian tepi kebagian tengah. Setelah pemadatan selasai, alat pemadat dipindahkan ke jalur sebelahnya dengan overlapping 1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai seluruh area pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan jumlah lintasan (passing) sesuai dengan hasil trial compaction.
a.
b. c.
d. e. f.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah : Lapis timbunan paling atas diselesaikan tiap section, pemadatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki kemiringan sesuai spesifikasi. Hal ini dimaksudkan agar air hujan cepat dapat dialirkan keluar dari area timbunan dan tidak meninggalkan genangan yang dapat menggangu pekerjaan selanjutnya. Apabila kadar air kurang dari batas toleransi, maka harus ditambahkan air dengan cara menyemprotkan air dari water tanker, banyaknya air yang disemprotkan harus diperhitungkan, sehingga tidak berlebihan. Patok referensi timbunan, center line, batas-batas timbunan dan patok kemiringan harus dibuat dengan jelas, di update sesuai dengan elevasi timbunan yang telah diselesaikan dan dijaga keberadaanya untuk memudahkan pemeriksaan dan pengontrolan pekerjaan. Pekerjaan timbunan yang telah diselesaikan pada hari yang bersangkutan harus diamankan dari pengaruh cuaca yang kurang menguntungkan. Pada kondisi dimana pemadatan harus dihentikan sebelum pemadatan itu sendiri selesai akibat pengaruh cuaca, maka area pemadatan harus diproteksi dengan menutup pakai terpal atau plastic. Pada lokasi timbunan harus dibuatkan temporary drain sedemikian rupa sehingga setiap terjadi hujan, saluran tersebut dapat menampung air dan berfungsi dengan baik sehingga tidak mengakibatkan genangan air atau kelongsoran yang dapat menghampat proses pekerjaan selanjutnya.
13
FLOW CHART Star Area Galian
Buang Kelokasi Pembuangan / Cari Lokasi Baru
Galian dan Transportasi
Trial Pemadatan
Cek Density Of Layer 1 Cek Top Level
Spreading Layer - 1 Spreading of layer 2N
Ketebalan > 20 CM
Compactor Of Layer 2N
Compactor Of Layer1
Cek Ketebalan Padat Max = 20
Final Compaction
Cek Density
Cek Density Of Layer 2N Selesai Forming Finish Grade
14
I.
LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS – B
Pekerjaan ini akan dilaksanakan secara mekanik (menggunakan alat berat). Lokasi pekerjaan adalah pada bahu jalan (tepi perkerasan). Alat yang digunakan adalah Motor Grader, Vibro Roller, Water Tanker, Wheel Loader. Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan/pengadaan, pemprosesan, penebaran, watering dan pemadatan crushed graded aggregate diatas permukaan yang telah dipersiapkan dan disetujui sesuai dengan detail yang ditunjukkan pada gambar.
Urutan Kerja : Material Base - Material aggregate – B harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lembung dan setelah pemadatan akan memenuhi persyaratan yang diberikan didalam spesifikasi.
Pemerikasaan Kadar Air Pemeriksaan kadar air aggregate klas-B dilakukan dengan menggunakan alat ukur kadar air (speedy test) dengan ketentuan sebagai berikut : Apabila kadar air material berada dalam toleransi yang disyaratkan, material dapat langsung dihampar. Apabila kadar air melebihi batas toleransi yang diizinkan, material di keringkan dulu dengan cara dijemur (diangin-anginkan) sampai kadar air masuk dalam batas toleransi baru dihampar. Apabila kadar air material lebih kecil dari batas toleransi, material dihampar dan disiram dengan air untuk menaikkan kadar air sampai batas toleransi. Pekerjaan persiapan meliputi : Penyiapan Shop Drawing hingga mendapat Approval dari Engineer. Penyiapan peralatan kerja dan tenaga. Pekerjaan Pengukuran Menentukan elevasi, lebar badan jalan yang akan dikerjakan, kemiringan dan patok-patok pengarah. Penghamparan material Persiapan tanah dasar. Penebaran.
15
Sebelum melaksanakan menghamparan material harus diperhatikan kondisi cuaca yang memungkinkan. Aggregate yang ditebarkan harus mempunyai kandungan air dalam batasbatas yang dipersyaratkan dalam spesifikasi. Tiap layer harus ditebarkan dalam satu kali operasi dengan ketebalan yang sama. Apabila penebaran lebih dari satu layer, tebal masing-masing layer harus sedapat mungkin seragam. Aggregate base harus ditebarkan tanpa menyebabkan segregasi. Minimum ketebalan lapisan padat adalah dua kali ukuran butiran terbesar aggregate. Compacting / pemadatan
-
Tiap layer dipadatakan dengan ketebalan minimum 100% max. modified dry density seperti yang ditetapkan SNI 03-1743-1989 metode-D. Pemadatan akan dilaksanakan hanya bila kandungan air 1% dan 3% OMC. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibbro roller. Pemadatan dilakukan dengan jumlah lintasan (pasing) sesuai dengan hasil trial compaction. Disepanjang kerbs, wall yang tidak dapat dilalui oleh vibro roller, pemadatan akan menggunakan alat mekanik yang disetujui. Hal-hal yang akan diperhatikan pada pekerjaan pemadatan ini :
I.
Lapis aggregate yang paling atas akan diselesaiakan tiap section pemadatan harus dibuat sedemikain rupa sehingga memiliki kemiringan sesuai spesifikasi. Hal ini dimaksudkan agar air hujan cepat dapat dialirkan keluar dari area timbunan dan tidak meninggalkan genangan yang dapat mengganggu pekerjaan selanjutnya.
II.
Apabila kadar air kurang dari batas toleransi, maka harus ditambahkan air dengan cara menyemprotkan air dari water tanker, banyaknya air yang disemprotkan harus diperhitungkan, sehingga tidak berlebihan. Penyemprotan ini dilakukan pada saat jumlah passing mencapai 2/3 dari yang direncanakan. Hal ini dimaksudkan agar ikatan antara material tidak lepas sehingga kepadatan yang dicapai bisa maksimum.
III.
Patok referansi elevasi, center line, batas-batas dan patok kemiringan harus dibuat dengan jelas, di update sesuai dengan elevasi aggregate yang telah diselesaikan dan dijaga keberadaanya untuk memudahkan pemeriksaan dan pengontrolan pekerjaan.
16
IV.
Untuk lokasi aggregate yang tidak bisa dijangkau dengan vibro roller (tepi-tepi selected embankment yang berbatasan dengan drainase), digunakan baby roller atau hand stamper disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan tetap mengacu pada kepadatan sesuai spesifikasi.
V.
Pekerjaan aggregate yang telah diselesaikan pada hari yang bersangkutan harus diamankan dari pengaruh cuaca yang kurang menguntungkan.
VI.
Pada kondisi dimana pemadatan harus dihentikan sebelum pemadatan itu sendiri selesai akibat pengaruh cuaca, maka area pemadat harus diproteksi dengan menutup pakia terpal atau plastic.
VII. Pada lokasi aggregate harus dibuatkan temporary drai sedemikian rupa sehingga setiap terjadi hujan, saluran tersebut dapat menampung air dan berfungsi dengan baik sehingga tidak mengakibatkan genangan air atau kelongsoran yamg dapat menghambat proses pekerjaan selanjutnya.
Testing Paling sedikit tiap 1000 m³ material produced harus di test paling tidak meliputi : 5 PI test. 5 particle grading test. 1 maximum dry density determination using SNI 03-1743-1989, metodeD. Sebelum penimbunan lapisan kedua dilaksanakan harus diambil terlebih dahulu sampel pemadatan dengan menggunakan Sand Cone Test. Methode-D CBR test harus dilaksanakan dari waktu ke waktu atas perintah Engineer. Kepadatan dan kandungan air dari material yang dipadatkan harus secara rutin ditentukan / ditetapkan.
17
FLOW CHART Start
Proposed base material
Proposed other source
Compacting Layer No.2…n
Approved
No Check Density
Delivery material to Work site Repaire
Check Final Level
Drying / Watering
Top level finish
Spreading layer No. 1
No
Wc Ok
END
Compacting Layer No.1
Check Density
No
Spreading layer No.2….n
Wc
Drying / Watering
18
J.
LAPIS RESAP PENGIKAT (PRIME COAT) Pekerjaan ini akan dilaksanakan secara mekanik (menggunakan alat berat) Lokasi pekerjaan adalah sepanjang landasan. Alat yang digunakan adalah Dump Truck / Pick Up Truck, Air Compressor, Asphalt Sprayer. Pelapisan dilakukan diatas lapisan pondasi aggregate kelas – A yang telah selesai dikerjakan. Lapisan resap pengikat ini berguna untuk mengikat lapisan aggregate kelas- A dengan lapisan hotmix diatasnya. Urutan Kerja : -Aspal dan kerosin dicampur dengan perbandingan sesuai dengan spesifikasi teknis, kemudian dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair. -Permukaan yang akan dilapisi lapis resap pengikat dibersihkan dari debu dan kotoran dengan air compressor. -Kemudian campuran aspal cair disemprotkan dengan asphalt sprayer ke atas permukaan aggregate secara merata. -Lapis prime coat ini harus didiamkan selama 24 jam sebelum dilaksanakan pekerjaan selanjutnya. Tujuannya untuk memberi waktu bagi prime coat untuk meresap, sehingga diharapkan ikatan antara aggregate dan lapisan diatasnya menjadi lebih baik. -Alat bantu dan angkutan aspal dan kerosin menggunakan Dump Truck / Pick Up Truck.
19
FLOW CHART
Asphalt
Kerosin
Material Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
Delivery
Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Penyemprotan Material Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) dengan Asphalt Sprayer
20
LAPISAN PEREKAT (TACK COAT) Pekerjaan ini akan dilaksanakan secara mekanik (menggunakan alat berat). Lokasi pekerjaan adalah sepanjang jalan. Alat yang digunakan adalah Dump Truck / Pick Up Truck, Air Comprossor, Asphalt Sprayer. Pelapisan dilakukan diatas lapisan AC-BC Leveling dan lapis antara (AC-BC) yang telah selesai dikerjakan dan berfungsi sebagai pengikat antara lapisan ACBC leveling – lapisan antara dan lapis aus (AC-WC). Urutan Kerja : -Aspal dan kerosin dicampur dengan perbandingan sesuai dengan spesifikasi teknis, kemudian dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair / lapisan perekat. -Permukaan yang akan dilapisi lapis resap pengikat dibersihkan dari debu dan kotoran dengan air compressor. -Kemudian campuran aspal cair disemprotkan dengan asphalt sprayer ke atas permukaan yang akan dilapis. -Lapis perekat (tack coat) ini harus didiamkan selama 1 – 4 jam sebelum dilaksanakan pekerjaan selanjutnya. Tujuannya untuk memberikan ikatan yang lebih antara material dibawahnya dengan lapisan material diatasnya. -Alat bantu dan angkutan aspal dan kerosin menggunakan Dump Truck / Pick Up Truck.
21
FLOW CHART
Asphalt
Kerosin
Material Lapis Perekat (TackCoat)
Delivery
Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Penyemprotan Material Lapis Perekat (Tack Coat) dengan Asphalt Sprayer
22
LASTON LAPIS AUS (AC-WC) & LASTON LAPIS AUS ANTARA (AC-BC), LEVELLING Pekerjaan ini dilaksanakan secara mekanik (menggunakan alat berat), manusia dan alat bantu. Lokasi pekerjaan adalah sepanjang landasan (overlay) dan lokasi lain yang telah ditentukan pada gambar rencana / gambar kerja. Alat yang digunakan adalah Asphalt Finisher, Dump Truck, Tandem Roller, Pneumatick Tire Roller dan alat bantu untuk pekerja aspal yaitu penggaruk dan perata bagian samping jalan yang tak terjangkau menggunakan alat pemadat. Pekerjaan ini meliputi pencampuran aggregate dan aspal (bitumen) pada instalasi pencampuran, penghamparan dan pemadatannya pada permukaan yang telah dipersiapkan menurut spesifikasi dan garis kelandaian, ketebalan dan bentuk tampak melintang yang tercantum pada gambar atau instruksi pengawas. Proposed job mix formula : Sebelum dimulai pelaksaan pekerjaan, Kontraktor mengusulkan Job Mix Formula untuk pekerjaan Hotmix dengan indeks kekuatan menurut pengujian sifat-sifat marshal (AASTHO T 245 atau SNI 06-2489-01990), pengujian kepadatan membal (Refusal Density) campuran rancangan dengan prosedur BS 598 Part 104-1989 dan Berat Jenis Maksimum campuran aspal menurut AASHT T209-90. Job Mix Formula tersebut harus menunjukkan angka-angka pasti mengenai : -Persentase aggregate hasil pengayakan dari masing-masing saringan. -Persentase aspal yang ditambahkan berdasarkan berat total aggregate. -Suhu campuran ketika keluar dari mixer. -Suhu ketika hamparan. -Grade/jenis material aspal (bitumen). Trial Mix di AMP (Aspahal Mixing Plant) Setelah kalibrasi alat AMP yang antara lain meliputi kalibrasi : Timbangan, rencana bukaan cold bin, pengukur suhu dll, Disetujui oleh Direksi, maka dilanjutkan dengan trial mix yang dilaksanakan di lokasi AMP merujuk pada Job Mix Formula yang disetujui oleh Direksi, sehingga didapatkan mutu campuran yang baik.
23
Trial Compaction Setelah percobaan komposisi campuran hot mix dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi dilanjutkan dengan percobaan trial compaction yang dilakukan pada dasar pondasi yang telah disiapkan, untuk menentukan tebal hotmix (belum padat) dan kombinasi pemakian tandem roller dan pneumatic tired roller, sehingga didapat ketebalan padat yang dipersyaratkan. Hotmix Production Selanjutnya hasil-hasil yang didapat dari trial mix di AMP dan trial compaction tersebut dipakai sebagai dasar / acuan untuk memproduksi hotmix di AMP dan pelaksaan pekerjaan di lapangan. Delivery of Hotmix Pengiriman hotmox di lapangan menggunakan Dump Truck yang dilengkapi penutup dari kanvas/terpal untuk melindungi hotmix dari pengaruh cuaca, setiap Dump Truck ditimbang beratnya minimal sekali setiap penggantian pekerjaan. Urutan Kerja : Spreading of Hotmix Penghamparan hotmix dilaksanakan menggunakan Bituminous Paver/Asphal Finisher, self contained dan self propelled unit dilengkapi secred. Dihampar pada permukaan yang telah disetujui, diratakan dan ditempa sesuai dengan kelandaian dan elevasi yang ditentukan serta dilaksanakan sesuai dengan ketentuan lebar dan ketebalan dalam gambar, dengan suhu penghamparan 130 ºC – 150 ºC. Apabila cuaca tidak memungkinkan, maka pergelaran harus dihentikan dan dilanjutkan kembali setelah cuaca dan permukaan lokasi pekerjaan memungkinkan. Compacting Pemadatan terdiri dalam 3 bagian, yaitu : a. Pemadatan pertama (breakdown rolling). b. Pemadatan kedua ( intermediate rolling). c. Pemadatan akhir ( finish rolling). A. Pemadatan pertama (breakdown rolling) dilaksanakan pada saat temperature 125 ºC – 100 ºC atau sekitar 0 – 10 menit setelah menghamparan. Pemadatan ini dilakukan menggunakan Tandem Roller dengan kecepatan ≤ 4 km/jam, jumlah lintasan sesuai dengan hasil trial compaction. B. Pemadatan kedua (intermediate rolling) dilaksanakan pada saat temperature 100 ºC – 95 ºC atau sekitar 10 – 20 menit setelah
24
penghamparan. Pemedatan ini dilakukan setelah menggunakan Pneumatic Tyre Roller dengan kecepatan ≤ 10 km/jam, jumlah lintasan sesuai dengan hasil trial compaction. C. Pemadatan akhir (finish rolling) dilaksanakan pada saat temperature 95 ºC – 80 ºC atau sekitar 20- 45 menit setelah penghamparan. Pemadatan ini dilakukan menggunakan Tandem Roller dengan jumlah lintasan sesuai dengan hasil trial compaction (dilaksanakan sementara bahan yang bersangkutan masih berada dalam kondisi yang cukup dapat dikerjakan sehingga semua bekas jejak roda mesin gilas dapat dihilangkan). Pemadatan pada jalan yang lurus dimulai dari tepi perkerasan sejajar as jalan menuju center line. Pada tikungan, pemadatan dimulai dari sisi jalan terendah sejajar as jalan menuju bagian yang tinggi. OPEN TRAFFIC dilakukan minimum 12 jam setelah selesai finish rolling dan suhu berada pada titik lembek aspal yang digunakan. Pengetesan Pengetesan hasil pekerjaan dilakukan dengan beberapa test. Test yang dilaksanakan adalah test untuk mengetahui ketebalan hotmix (core drill), kadar aspal, kekuatan (marshall test) dari core drill. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : a. Quality Control harus memastikan peralatan test memenuhi standard dan personil yang bertugas dilapangan menguasai permasalah yang ada. b. Apabila hasil test tidak sesuai dengan persyaratan, maka harus dilaksanakan perbaikan.
25
FLOW CHART PELAKSANAAN Proposed Job Mix Formula
NO
Approved
Trial Mix At AMP
Trial Compaction
Hot Mix Production
Delivery Of Hotmic
Spreading Of Hotmic
Compacting Rolling
26
PEKERJAAN BETON Pekerjaan ini akan dilaksanakan secara mekanik (menggunakan alat berat). Lokasi pekerjaan adalah pekerjaan struktur . Alat yang digunakan adalah concrete mixer dan alat bantu lainnya. Urutan Kerja : Pekerjaan persiapan. -Material campuran beton (semen, pasir, aggregate) didatangkan dari suppliear ke lokasi pekerjaan dan disimpan dalam tempat penyimpanan / Gudang / Stroge. Untuk semen, saat penyimpanan material semen dilakukankan perlakuan khusus yaitu tempat penyimpanan yang tahan cuaca, yang kedap air dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah sekitarnya dan ditutupi dengan lembar polyethylene (plastic). -Mutu beton yang digunakan sesuai dengan mutu beton pada dokumen lelang yang diminta dan juga mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) : # PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia Ni-2. # Standar lain yang diminta / ditunjukkan pada dokumen lelang. -Jenis semen Portland yang digunakan sesuai dengan permintaan dokumen lelang, atau semen yang memenuhi AASHTO M85. -Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya digunakan air bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organic. Air diuji sesuai dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. -Aggregate, kasar dan halus yang digunakan (ukuran/dimensi) sesuai dengan permintaan dari spesifikasi dokumen lelang dan telah mendapat persetujuan Direksi. Material aggregate diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkai (bpulder) atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai. -Batu untuk beton siklop terdiri atas batu yang keras, awet, bebas dari retak dan rongga serta tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Pencampuran dan Penakaran. -Rancangan campuran proposi bahan dan berat penakaran menggunakan metode sesuai yang disyaratkan dalam PBI. -Campuran percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan acuan pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton dilapangan dan disaksikan oleh Direksi pekerjaan.
27
-Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta dalam dokumen pelelangan. -Pencampuran : # Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (concrete mixer). # Pencampuran dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran. # Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimaksukkan dalam campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan dimaksukkan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung √4 bagian. Waktu pencampuran untuk mesin kapasitas ¾ m³ atau kurang selama 1,5 menit ; untuk mesin lebih besar waktu ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m³. Pelaksaan Pengecoran -Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, bekisting dan besi yang sudah terpasang harus dibersihkan dari kotoran, batu, potongan kayu, potongan besi, bendrat, paku dan sampah lainnya. Pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan air compressor, disiram dengan air atau dengan cara lain. -Bekisting dilumuri mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat. Sambungan dengan pengecoran sebelumnya (jika ada) telah disiram dengan calbond atau air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air. Pemasangan bekisting harus menjamin kekuatan dari bekisting sehingga tidak mengalami perubahan bentuk ataupun jebol pada saat pengecoran beton. Untuk perkuatan bekisting dapat dilakukan dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan. -Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan pengawas pekerjaan. -Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete mixer dan di distribusikan ke titik lokasi dengan menggunakan talang cor. Tinggi jatuh beton tidak boleh lebih dari 1,5 meter, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terajdinya segregasi beton. Apabila tinggi jatuh beton lebih dari 1,5 meter dapat digunakan pipa atau selang. -Pada saat pengecoran, dilakukan penggetaran menggunakan concrete vibrator untuk menghindari keropos beton. Lama penggetaran pada suatu tempat yang sama secara manual dapat di deteksi dengan indera pendengaran, jika alat vibrator didalam beton frekwensi suara
28
yang dihasilkan rendah dan semakin meninggi, saat frekwensi suara yang dihasilkan konstan dimungkinkan pemadatan sudah cukup. -Apabila pengecoran harus dihentikan sebelum selesai, tempat penghentian pengecoran harus dipasang kawat ayam atau water stop untuk pengecoran berikutnya. Hal ini dilakukan agar terjadi ikatan yang baik antara beton yang lama dengan beton yang baru sehingga tidak terjadi retak. Pemeliharaan beton Setelah pekerjaan pengecoran selesai, perlu dilakukan pemeliharaan beton (curing beton). Curing beton dilakukan dengan menutup permukaan beton dengan menggunakan karung basah, direndam dengan air atau dengan menggunakan bahan curing lainnya. Bongkar bekisting Bekisting dibongkar setelah beton mempunyai kekuatan yang cukup. Sebelum pelaksanaan pembongkaran bekisting harus dimintakan persetujuan dari direksi pengawas.
29
FLOW CHART PERSIAPAN Pemeriksaan Material
Tidak Cari bahan lagi
Hasil
YA
Buat Campuran Percobaan
Tidak
Cari bahan lagi
Test
YA Pekerjaan Beton dilapangan
30
FLOW CHART PEKERJAAN DILAPANGAN Persiapan bangunan : - Pemeriksaan ukuran, elevasi. - Pemeriksaan cetakan beton. - Pemeriksaan tulangan (jumlah, ukuran bentuk). - Pemeriksaan material yang akan tertanam (kalau ada).
Persiapan alat dan bahan: - Pemeriksaan material (jumlah dan kualitas). - Persiapan alat (mixer, vibrator). - Persiapan alat bantu (lampu, pompa, tenda, dll).
Persiapan cor : - Talang, pompa beton, alat angkut adukan,dll. - Tenaga kerja.
PEKERJAAN PEMERIKSAAN BETON
Pengadukan campuran beton
Pengecoran dan pemadatan
Ambil kubus beton
Pemeliharaan
Bongkar cetakan
Pemeriksaan hasil Test umur 28 hari
Keropos Perbaikan
Baik Bagus Pekerjaan diterima
31
FLOW CHART PEMERIKSAAN KUBUS Ambil Kubus Beton
Test umur 3,7 dan 28 hari
Hasil
Tidak
Evaluasi Baik Perbaikan Campuran
Test umur 28 hari
Tidak
Pekerjaan diteruskan
Baik
Hasil
Evaluasi
Pekerjaan diterima
Ambil contoh dari bangunan
Tidak
Baik Test
Bongkar
Pekerjaan diterima Dengan catatan : - Perbaikan campuran - Perbaikan cara kerja - dll. Tanpa catatan
32
Asumsi : 1. Pekerjaan menggunakan alat berat (cara mekanik) dan tenaga manusia. 2. Lokasi pekerjaan : pada lokasi Retaining Wall/Dinding penahan tanah. Uraian : 1. Material batu didatangkan ke lokasi pekerjaan. 2. Semen, pasir dan air dengan perbandingan / komposisi sesuai dengan spesifikasi teknis dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer. 3. Material batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaan air dengan air sebelum di pasangan. 4. Pekerjaan pemasangan dengan tenaga manusia dan alat bantu. 5. Penyelasaian dan perapihan setelah pemasangan.
LAPIS PONDASI AGGREGATE KLAS A DAN B UNTUK PEKERJAAN MINOR Pekerjaan ini dilaksanakan secara mekanik (menggunakan alat berat). Lokasi pekerjaan sepanjang jalan (pada lokasi yang berlobang, retak) yang memerlukan perbaikan pondasi aggregate sebelum dilaksanakan pekerjaan layer hotmix. Alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah asphalt Cutter, Jack Hammer, Compressor, Dump Truck dan alat pemadat. a. b. c.
Urutan Kerja : Pekerjaan persiapan meliputi : Menentukan titik/tempat dimana yang akan dilakukan perbaikan. Penyiapan peralatan kerja dan tenaga. Pengendalian lalu lintas.
Pekerjaan Pengukuran Sebelum penggalian dimulai, harus dilakukan pekerjaan pengukuran untuk mengetahui batas-batas dan volume penggalian yang diberi tanda dengan cat dengan bentuk persegi. Penggalian a. Ditempatkan mesin asphalt cutter pada sisi luar pekerjaan. b. Dilakukan pemotongan sepanjang sisi persegi yang telah ditandai (selama pemotongan pisau mesin tersebut dibasahi dengan air). c. Pembongkaran / pengupasan pada sisi dalam persegi dengan alat bantu (blincong, sekop, cangkul, dsb) dan jack hammer.
33
d. Pembersihan / pembuangan material bongkar. e. Penggelaran / penghamparan aggregate dengan susunan aggregate klas B digelar dan dipadatkan, kemudian diatasnya aggregate klas A digelar dan dipadatkan. f. Pemadatan dengan hand stamper untuk bidang pemadatan yang tidak luas dan pemadatan dengan vibro roller untuk bidang pemadatan yang luas dan di mungkinkan dengan alat berat.
34
FLOW CHART
Penentuan dan Pembelian Tanda Lokasi Pekerjaan
Pemotongan dan Pembongkaran
Pembersihan / Pembuangan
Pemotongan dan Pembongkaran
Penghamparan Aggregate Klass- B dan A
Pemadatan
35
CAMPURAN ASPHALT PANAS UNTUK PEKERJAAN MINOR Pekerjaan ini akan dilaksanakan secara mekanik (menggunakan alat berat). Lokasi pekerjaan sepanjang jalan (pada lokasi yang berlobang, retak) yang memerlukan perbaikan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pekerjaan layer hotmix. Alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah Asphalt Cutter, Jack Hammer, Compressor, Dump Truck dan alat pemadat. Urutan Kerja : Pekerjaan persiapan meliputi : -Menentukan titik/ tempat dimana yang akan dilakukan perbaikan. -Penyiapan peralatan kerja dan tenaga. -Pengendalian lalulintas. Pekerjaan Pengukuran Sebelum penggalian dimulai, harus dilakukan pekerjaan Pengukuran untuk mengetahiu batas-batas dan volume penggalian yang diberi tanda dengan cat dengan bentuk persegi. Penggalian - Ditempatkan mesin asphalt cutter pada sisi luar pekerjaan. - Dilakukan pemotongan sepanjang sisi persegi yang telah ditandai (selama pemotongan pisau mesin tersebut dibasahi dengan air). - Pembongkaran / pengupasan pada sisi dalam persegi dengan alat bantu (blincong,sekop, cangkul, dsb) dan jack hammer. - Pembersihan / pembuangan material bongkar. - Penyiraman / pelapisan prime coat. - Penggelaran / penghamparan asphalt panas - Terakhir dilakukan pemadatan dengan tandem roller.
36
FLOW CHART
Penentuan dan Pembelian Tanda Lokasi Pekerjaan
Pemotongan dan Pembongkaran
Pembersihan / Pembuangan
Pemotongan dan Pembongkaran
Penghamparan Asphal Panas
Pemadatan
37
PEKERJAAN MARKA THERMOPLASTIC Pekerjaan ini akan dilaksanakan secara mekanik (menggunakan mesin penghampar marka). Lokasi pekerjaan sepanjang jalan. Material marka didatangakan dari pabrik / supplier ke lokasi pekerjaan. -Cat marka berwarna putih atau kuning seperti gambar dan memenuhi spesifikasi menurut AASHTO M249 – 79 untuk Marka Thermoplastic. -Cat marka berwarna putih atau kuning seperti gambar dan memenuhi spesifikasi menurut AASHTO M249 – 77 untuk Marka bukan Thermoplastic. -Butiran kaca (glass bead) sesuai spesifikasi AASHTO M247 – 81 (Tipe 2) -Thinner. Urutan Kerja : Pekerjaan persiapan meliputi : -Penyiapan peralatan kerja dan tenaga. -Pengendalian lalulintas. Pelaksanaan -Pembersihan lokasi pekerjaan/permukaan perkerasan dari debu dan bahan bergemuk. -Untuk permukaan existing, marka lama (jika ada) dihilangkan dengan grit blasting agar cat marka baru dapat melekat dengan baik pada permukaan perkerasan. -Bahan cat thermoplastic dipanaskan terlebih dahulu. -Penandaan lokasi permukaan perkerasan yang akan di cat dengan marka dengan dimensi dan penempatan yang presisi. -Pengecatan marka dilaksanakan pada permukaan perkerasan disaat umur perkerasan baru sudah lebih dari 3 bulan. -Pengecatan marka dilakukan dengan mesin pengecat marka / mesin marka yang bergerak sendiri, jenis penyemprotan atau penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat garis putusputus dalam pengoperasian yang menerus ( tanpa berhenti dan mulai berjalan lagi). Pengecatan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross. -Ketebalan cat ketika digelar, yaitu tebal basah minimum 1,50 mm, belum termasuk butiran kaca (glass bead). -Pengecatan dilakukan dengan kondisi temperature 204 – 218 ºC. -Selanjutnya dilakukan penaburan butiran kaca (glass bead) yang dilaksanakan diatas permukaan cat segera setelah penyemprotan. Butiran kaca (glass bead) ditaburkan dengan kadar 450 gram/m².
38
PEKERJAAN PATOK KILOMETER Pekerjaan akan dilaksanakan secara manual. Lokasi pekerjaan : patok daerah milik jalan. Urutan Kerja : Pekerjaan persiapan meliputi : -Penyiapan peralatan kerja dan tenaga. -Pembuatan material patok dengan dimensi dan bentuk sesuai dengan spesifikasi di base camp / tempat kerja. Pelaksanaan. -Tranportasi / delivery material patok dari base camp / tempat kerja menuju lokasi pekerjaan dengan menggunakan alat angkut / pick up / truck. -Penentuan lokasi patok dengan jarak dan ketinggian sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknis. -Kemudian patok ditanam pada lokasi, dilakukan dengan akurat dengan nilai kedalaman dan ketinggian dari dasar tanah sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknis sehingga menjamin patok tertanam kuat ditempatnya. -Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
39
FLOW CHART
Produksi material Patok di base camp/ Tempat kerja Penentuan lokasi penempatan patok
Transportasi/ delivery Patok dengan pick up / truck
Pemasangan patok pada lokasi yang telah ditentukan dengan kedalam dan ketinggian sesuai gambar rencana
Perapihan dan perawatan
Batam, 22 Agustus 2007 PT. CIPTA CAKRAWALA TEKNIK
40
Ir. H. Suparman, SH,M.Si. Direktur
41