Usulan Teknis
E.1.
Umum
Uraian Uraian pendek pendekata atan, n, metod metodolo ologi gi da dan n progr program am kerja kerja ini mengur menguraik aikan an tahap tahapan, an, metode teknis dan operasional serta rencana kerja untuk pelaksanaan pekerjaan “STUDY
KELAYAKAN
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN
JALAN
KORIDOR
STA
11
-
SEMANAN” , sesuai pemahaman Konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja. Kerja . Peke Pe kerj rjaa aan n Stud Study y Kela Kelaya yaka kan n Pe Pemb mban angu guna nan n Jala Jalan n Kori Korido dorr STA STA 11 Se Sema mana nan n dilaksanakan dengan maksud untuk menyusun dokumen studi kelayakan sebagai dasar dasar da dalam lam prose prosess kebija kebijakan kan dan strate strategi gi pemban pembangun gunan an jal jalan an STA 11 Kota Kota Tang Tanger eran ang g samp sampai ai de deng ngan an pe perb rbat atas asan an !K" !K" jaka jakart rta. a. Tuju Tujuan an kegi kegiat atan an Stud Study y Kelayakan Pembangunan Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan adalah sebagai berikut $ 1. %elak %elakuka ukan n
kajia kajian n
kelaya kelayakan kan
teknis teknis
terkait terkait de denga ngan n aspek aspek plano planolog logi, i,
geogra&i, hidrologi, geologi, struktur tanah serta lingkungan hidup guna pembangunan jalan koridor STA 11 # Semanan' (. %ela %elaku kuka kan n kaji kajian an kela kelaya yaka kan n ekon ekonom omii da dan n &ina &inans nsia iall Pe Pemb mban angu guna nan n jala jalan n koridor STA 11 Semanan yang e&ekti& dan e&isien' ). %elakuka %elakukan n
kajian kajian
kelay kelayakan akan
sosiolog sosiologis is
dan dan
budaya budaya
terhad terhadap ap
dampak Pembangunan Jalan koridor STA 11 Semanan' *.
%elakuka %elakukan n kajian kajian kelayak kelayakan an administ administrasi rasi perta pertanahan nahan Pemba Pembangun ngunan an Jalan koridor STA 11 Semanan'
+. %eny %enyus usun un reko rekome mend ndas asii jalu jalur rtr tras ase e sert serta a tekn teknis is kons konstr truk uksi si renc rencan ana a pembangunan jalan koridor STA 11 Semanan terpilih dengan berbagai pertimbangan, -. %enyu %enyusun sun konsep konsep manajeme manajemen n lalu lalu lintas lintas pada pada masing masingma masin sing g altern alternati ati& & dengan meminimalisasi permasalahan dan dampak yang ditimbulkan. E -1
Usulan Teknis
Sasara Sasaran n dari dari kegiat kegiatan an ini ada adalah lah dihas dihasilk ilkann annya ya dokume dokumen n studi studi kelaya kelayakan kan yang yang memuat indikator kelayakan teknik, ekonomi dan lingkungan sebagai acuan dalam perencanaan dan pemprograman pelaksanaan pembangunan jalan koridor STA 11 # Semanan Kota Kota Tangerang. Secara Secara Spesi&ik, sasaran yang ingin ingin dicapai dicapai adalah $ 1. "den "denti ti&i &ika kasi si pe perm rmas asal alah ahan an ila ilaya yah h seba sebaga gaii da dasa sarr pe pene nent ntua uan n indi indika kato torr kelayakan teknik, ekonomi dan lingkungan (. "n&or "n&ormas masii rute jalan jalan STA 11 yang tepat tepat sesua sesuaii dengan dengan kebija kebijakan kan rencan rencana a tata ruang ilayah Kota Tangerang ). Prak Prakir iraa aan n an angg ggar aran an da dan n biay biaya a yang yang dibu dibutu tuhk hkan an da dala lam m pe pela laks ksan anaa aan n kegi kegiat atan an pe pemb mban angu guna nan n jala jalan n STA STA 11 sert serta a ma man& n&aa aatt yang yang da dapa patt digeneralisasi dari pelaksanaan kegiatan *. Pra rencan rencana a teknis teknis jalan STA 11 yang yang akan akan dibangu dibangun.a n.a Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut perlu dilakukan kegiatankegiatan sesuai dengan cakupan pekerjaan yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja /KAK0, yang secara garis besar terdiri dari $ 1. Kegi Kegiat atan an Pe Pers rsia iapa pan n 2.
Surey Pengumpulan data dan identi&ikasi permasalahan
). Analisa Analisa perki perkiraan raan pertumbu pertumbuhan han pergerak pergerakan an dan dan lalu lalu linta lintass *. "denti "denti&ik &ikasi asi dan dan pengk pengkaji ajian an alter alternat nati& i& rute rute +. Pra desa desain in tekn teknis is / desa desain in aal aal dan dan 234 234 plan plan00 -. Analisa Analisa biaya biaya /tanah, /tanah, konst konstruksi ruksi,, operasi, operasi, pemelih pemeliharaan araan dll0 dll0 dan dan man&aat man&aat 5. An Anal alis isa a kel kelay ayak akan an ekon ekonom omii 6. Ana Analis lisa a dampak dampak ling lingkun kungan gan kajia kajian n lingku lingkunga ngan n 7. "ndik "ndikasi asi progra program m dan dan tahap tahapan an keg kegiat iatan an 18. Penyusunan Penyusunan rekomend rekomendasi asi 11. Kesimpula Kesimpulan n dan dan Saran Saran E -2
Usulan Teknis
E.2.
Pedoma da Da!a" #u$um
Setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh Konsultan akan mengikuti Spesi&ikasi Teknis, Kerangka Acuan Kerja /KAK0 dan penjelasannya yang telah diberikan. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan sesuai dengan syaratsyarat, pihak Konsultan akan mengikuti pedoman, kriteria dan standar yang berlaku di "ndonesia pada saat ini, yang dalam penerapannya harus dipertimbangkan $ untung rugi, kemudahan sistim oper operas asii da dan n pe peme meli liha hara raan an,, tepa tepatt guna guna,, da dan n biay biaya a kons konstr truk uksi si yang yang pa pali ling ng menguntungkan. Surey Surey dan inest inestig igasi asi akan akan dilak dilakuka ukan n secara secara teliti teliti da dan n cermat cermat sehing sehingga ga akan akan didap didapat at suatu suatu datad datadata ata yang yang akurat akurat da dan n lengka lengkap p untuk untuk menda mendapat patkan kan hasil hasil pere pe renc ncan anaa aan n yang yang me meme menu nuhi hi sasa sasara ran. n. !e !eng ngan an kual kualit itas as da data ta yang yang ba baik ik da dan n memenuhi syarat sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, ditetapkan, akan menghasilkan suatu hasil perencanaan yang tepat sasaran dan dapat ditindak lanjuti dikemudian hari, sehi sehing ngga ga pa pada da akhi akhirn rnya ya akan akan da dapa patt
dira dirasa saka kan n
hasi ha siln lnya ya oleh oleh ma masy syar arak akat at
disekitarnya. !asar hukum yang dipergunaka dipergunakan n baik secara langsung langsung maupun tidak tidak langsung langsung dalam pelaksanaan pekerjaan Study Kelayakan Pembangunan Jalan Koridor STA 11 Semanan adalah sebagai berikut $
1. Undan ndang gUnd Undan ang g
9omo omor
(
Tahu Tahun n
177) 177)
ten enttan ang g
Pemb Pe mben entu tuka kan n
Kotamadya !aerah Tingkat "" Tangerang' (. UndangUnd UndangUndang ang 9omor 9omor () Tahun (81* (81* tentang tentang Pemerint Pemerintahan ahan !aerah !aerah sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang UndangUndang 9omor ( Tahun (81+ tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang 9omor ( Tahun (81* tentang Perubahan Atas Undang Undang 9omor () Tahun (81* Tentang Pemerintahan !aerah %enjadi Undang Undang' ). UndangUnd UndangUndang ang 9omor 9omor )6 )6 Tahun Tahun (88* tentang tentang Jalan Jalan E -3
Usulan Teknis
*. Undangundang 9omor (- Tahun (885 tentang Penataan 2uang' +. Peraturan Pemerintah 9omor )* Tahun (88- tentang Jalan' -. Peraturan !aerah Kota Tangerang 9omor - Tahun (81( tentang 2encana Tata 2uang 4ilayah Kota Tangerang (81((8)(. Kerangka pikir dan landasan teoritis yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan study kelayakan pembangunan jalan koridor STA 11 Semanan, Kota Tangerang diuraikan seperti dibaah ini $
E.%.
KERANGKA PIKIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
Kerangka
pikir
pelaksanaan
pekerjaan
perlu
dijelaskan
sebagai
kerangka
pemahaman terhadap :Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Koridor STA 11 Semanan !i Kota Tangerang;. !asar pemahaman kerangka pikir pelaksanaan pekerjaan dijelaskan dalam isu strategis, lingkungan strategis dan instrumental input. "nstrumental input merupakan peraturan perundangundangan yang digunakan sebagai dasar perencanaan diantaranya adalah UU 9o. (- tahun (885 tentang Penataan 2uang, UU 9o. )6 tahun (88* tentang Jalan, PP 9o. )* tahun (88tentang jalan, Perda Kota Tangerang 9o. - tahun (81( tentang 2T24 Kota Tangerang (81((8)(. "su strategis merupakan tantangan internal yang dihadapi oleh Pemerintah dalam rangka Pengembangan Jaringan Jalan !i Kota Tangerang baik dari sisi &isik lahan, perkembangan sosial ekonomi, potensi ilayah dan ketersediaan sarana dan prasarana.
E -4
Usulan Teknis
1.1.
I!u S&"a&e'(! "su strategis merupakan permasalahan internal yang dihadapi dalam rangka pengembangan ilayah di Kota Tangerang. "su strategis yang menjadi Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Koridor STA 11 Semanan adalah sebagai berikut$ 1.
Ke&e")adua )e"e*aaa %enurut Paul !aido&& dan Thomas A. 2einer /17-(0 perencanaan hakekatnya adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang
:menentukan;
tepat
melalui
mempunyai
suatu
dua
urutan
pengertian,
pilihanpilihan. yaitu
mencari
Kata dan
menyakinkan. Sedangkan kata :tepat; mengandung arti suatu kriteria untuk membuat pemikiran mengenai keadaankeadaan yang diinginkan atau lebih tepatnya keadaankeadaaan yang lebih diinginkan. =al ini menunjukkan baha perencanaan memasukkan suatu pengertian tentang tujuantujuan. Perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan &isik dan perencanaan non &isik. Perencanaan &isik secara sederhana dilakukan dalam lingkup &isik keruangan /spasial0, seperti bangunanbangunan. Sedangkan perencanaan non &isik, seperti kebijakan ekonomi dan sosial. Untuk meujudkan perencanaan
yang baik,
diperlukan sebuah
perencanaan yang terpadu terhadap setiap unsur perencanaan baik itu perencanaan &isik maupun non &isik. Keterpaduan perencanaan ini sendiri dilakukan supaya tidak terjadi tumpang tindih baik dari program maupun kegiatan yang direncanakan sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat lebih optimal dan terarah. 3ptimalisasi tujuan baik berdasarkan
program
maupun
kegiatan
ini
dilakukan
supaya
perencanaan baik dari sisi sektoral maupun dari perencanaan regional dapat sinergis dan teratur dalam mengarahkan pembangunan yang direncanakan. Sebelum menyusun perencanaan yang terpadu, maka langkah aal yang perlu dilakukan adalah mem&ormulasikan tujuan yang hendak E -5
Usulan Teknis
dicapai. >ormulasi tujuan pembangunan ini merupakan salah satu bagian yang paling sulit dilakukan mengingat banyaknya stakeholder yang terlibat dan adanya kepentingan yang seringkali berbenturan. >ormulasi tujuan ini dapat disusun berdasarkan kebijakan yang ada maupun berdasarkan perumusan usulan dari masyarakat. 2.
Pem+a'ua ,a' +e"$eau&a Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan /lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb0 yang berprinsip ?memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan? /menurut @rundtland 2eport dari P@@, 17650. Salah satu &aktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah
bagaimana
memperbaiki
kehancuran
lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isuisu lingkungan.
tiga
lingkup
kebijakan$
pembangunan
ekonomi,
pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. !okumen hasil 4orld Summit (88+ menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Skema pembangunan berkelanjutan$ pada titik temu tiga pilar tersebut, !eklarasi Uniersal Keberagaman @udaya / U9SB3, (8810 lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan baha ?...keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam?. .
E -6
Usulan Teknis
Gam+a" E.1 S$ema Pem+a'ua Be"$eau&a / Pada T(&($ Temu T('a P(a" Pem+a'ua
!engan demikian ?pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan
intelektual,
emosional,
moral,
dan
spiritual?.
!alam
pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan =ijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan,
dimana
pembangunan
=ijau
lebih
mengutamakan
keberlanjutan lingkungan diatas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan @erkelanjutan berargumen baha konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari Pembangunan =ijau sulit diujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan
biaya
peraatan
tinggi sulit
untuk
dapat
berkelanjutan di ilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
E -7
Usulan Teknis
%.
Pe('$a&a e$oom( ,a' &e")adu Salah satu indikator keberhasilan pembangunan diantaranya adalah terjadinya peningkatan ekonomi baik secara makro maupun mikro. "ndikator peningkatan ekonomi yang paling mudah terlihat diantaranya adalah peningkatan kesejahteraan yang ditandai dengan peningkatan daya beli masyarakat. =al ini dapat dilakukan diantaranya dengan meningkatkan nilai tambah /alue added 0 dari produkproduk setempat dan menekan biaya /cost 0 baik biaya sosial maupun biaya ekonomis sehingga diperoleh keuntungan maksimal bagi masyarakat. Secara konseptual ini memang terlihat sangat mudah, tetapi pada dasarnya penerapan di lapangan sulit untuk dilaksanakan. =al ini dikarenakan
banyaknya
&aktor
yang
mempengaruhi
tingkat
perekonomian di suatu ilayah. !iantaranya seperti &aktor aksesibilitas, ketersediaan sarana prasarana, potensi ilayah, dan banyak hal lainnya. Salah satu upaya yang perlu dilakukan diantaranya antara lain menge&ekti&kan dan menge&isiensikan pembangunan sesuai &ungsi dan peran dari masingmasing ilayah sehingga pembangunan dapat lebih terarah dan dapat memacu tingkat perekonomian secara lebih signi&ikan.
Untuk
pengembangan
itu
perlu
ilayah
dibentuk
kedalam
suatu
suatu
pola
bentuk
dan struktur pengembangan
&ungsional yang didorong berdasarkan beberapa hal berikut ini$
0.
Adanya kesamaan prioritas setiap kaasan yang terkait secara
&ungsional %embentuk
mengoptimalisasikan pertumbuhan dan perkembangan. %embentuk pola interaksi antar stakeholder dan unit usaha yang
saling menguntungkan %endorong terbentuknya jaringan / netorking 0 dengan berbagai
pihak$ pemerintah, sasta dan perbankan Pengelolaan ilayah secara terpadu dan partisipati&.
suatu
pola
keterkaitan
&ungsional
untuk
Po&e!( (a,a da )e"&um+ua !o!(a e$oom(
E -8
Usulan Teknis
Untuk mencapai ketiga hal tersebut diatas, sebagai dasar perencanaan, maka perlu dilakukan identi&ikasi potensi ilayah dan pertumbuhan sosial ekonomi. "denti&ikasi potensi ilayah dilakukan untuk melihat peluangpeluang apa saja yang dimiliki secara alami oleh suatu ilayah yang dapat diman&aatkan dalam rangka pengembangan ilayah tersebut. Tetapi tidak itu saja kendalakendala yang menghambat pertumbuhan
pembangunan
juga
perlu
diantisipasi
sehingga
pembangunan yang dilakukan dapat lebih optimal sesuai dengan potensi yang ada. =al ini dilakukan untuk menyusun suatu perencanaan strategis kedalam bentuk strategi pembangunan sebagai dasar dalam penyusunan program dan rencana pembangunan. Selain potensi ilayah yang ada, proses perencanaan sendiri perlu mempertimbangkan trend pertumbuhan sosial maupun ekonomi yang terjadi. Pertumbuhan sosial sendiri dapat dilihat berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat kemandirian masyarakat, dan tingkat pendidikan masyarakat yang ada. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat berdasarkan angka P!2@, PA!, dan indikator ekonomi lainnya seperti tingkat inestasi yang ada. Penilaian terhadap tingkat pertumbuhan sosial ekonomi ini menjadi salah satu pertimbangan dalam penyusunan model
penataan
perkotaan
sehingga
arah
pembangunan
yang
direncanakan dapat lebih terarah dan teratur.
1.2.
L('$u'a S&"a&e'(!
merupakan
langkah
kongkrit
untuk
mengetahui
batasan
/boundary 0 lingkungan eksternal bagi Penyusunan Studi Kelayakan />S0 Pembangunan Jalan Koridor STA 11 Semanan Kota Tangerang. @erikut merupakan identi&ikasi lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap
E -9
Usulan Teknis
Penyusunan Studi Kelayakan />S0 Pembangunan Jalan Koridor STA 11 Semanan Kota Tangerang, sebagai berikut $ 1.
Ke&e"+a&a!a Pedaaa Peme"(&a Pembangunan Kota Tangerang tidak akan terlepas dari keterkaitan antar
seluruh
komponen
stakeholder
pembangunan.
Komponen
stakeholder pembangunan, yang terdiri dari pemerintah, sasta dan masyarakat, merupakan asset daerah yang tidak boleh begitu saja dilupakan dalam setiap proses pembangunan daerah. Pemerintah !aerah, sebagai komponen yang bertugas membuat regulasi
pembangunan,
sudah
selayaknya
membuat
perangkat
peraturan perundangundangan yang pro inestasi yang dilakukan oleh pihak sasta dan masyarakat. Sinergi ini akan menghasilkan apa disebut sebagai Cood Borporate Coernance /CBC0 yang telah menjadi dasar pembangunan nasional 2epublik "ndonesia saat ini dan masa depan. Kondisi ini menjadikan Pemerintah !aerah dapat mem&okuskan pembangunan daerahnya pada sektorsektor yang bersi&at publik, dibandingkan dengan inestasi parsial yang dapat dilakukan oleh pihak sasta dan masyarakat. 2.
Keem+a'aa da SDM >aktor kelembagaan dan ketersediaan S!% memang menjadi masalah yang perlu diaspadai terutama berkaitan dengan pengelolaan ilayah yang
direncanakan
sehingga
perlu
menjadi
salah
satu
yang
dipertimbangkan dan diperhatikan sehingga pengelolaan ilayah dapat berjalan
dengan
lebih
e&ekti&
dan
e&isien.
Penyiapan
bentuk
kelembagaan ini perlu disusun baik mulai dari tahap perencanaan, implementasi program dan kegiatan, pengendalian serta pengaasan. %.
L(m(&a!( Dae"a Kedaa da L(du' Pengembangan suatu ilayah tentunya harus memperhatikan limitasi daerah kendala dan lindung sebagai ilayah yang peman&aatan ruangnya terbatas. !aerah kendala dan lindung ini merupakan daerah E - 10
Usulan Teknis
yang memiliki potensi terhadap perlindungan lingkungan sehingga harus
dijaga
kelestariannya
untuk
menjaga
keberlanjutan
pembangunan. Kaasan
0.
T('$a& I3e!&a!( Sa!&a Seperti yang diungkapkan diatas adanya keterbatasan pendanaan pemerintah, maka pemerintah tidak dapat melaksanakan pembangunan hanya mengandalkan pada pendanaan yang ada. Pemerintah perlu mengupayakan kerjasama dengan pihak sasta terutama dalam penyediaan dan pengelolaan in&rastruktur yang ada. !easa
ini
telah
berkembang
pembangunan
daerah
yang
menggunakan pola PPP /Public Priate Partnership 0 , dimana pola pembangunan ini mengikutsertakan pihak sasta secara akti& dalam pembangunan daerah. @entuk kerjasama yang ditaarkan bermacammacam, diantaranya adalah$
BOT
4Bu(-&5
O)e"a&e5
T"a!6e" 7$
pihak
sasta
yang
membangun dengan dana dan S!% mereka sendiri, kemudian mengoperasikannya sendiri dan pada kurun aktu tertentu menyerahkan obyek proyek kepada Pemerintah.
BTO
4Bu(-&5
T"a!6e"5
O)e"a&e 7$
pihak
sasta
yang
membangun dengan dana dan S!% mereka sendiri, menyerahkan E - 11
Usulan Teknis
obyek
proyek
ke
Pemerintah
dan
bersamasama
dengan
Pemerintah mengoperasikan obyek proyek tanpa ada batas aktu.
Jo(& 8e&u"e $ pihak sasta dan Pemerintah bersamasama mendirikan badan usaha yang mengupayakan pembangunan sarana dan prasarana dimana dana dan S!% yang diperlukan diusahakan bersama, serta pembagian hak dan keajiban yang jelas.
1.%.
I!&"ume&a I)u& "nstrumental input adalah peraturan perundangan dan teori yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini, yakni kebijakan negarapemerintah yang tertuang dalam UU, PP, dan aturan lainnya yang terkait dengan ; Penyusunan Studi Kelayakan />S0 Pembangunan Jalan Koridor STA 11 Semanan Kota Tangerang;. @eberapa Peraturan yang terkait dengan kajian ini, sebagai berikut$
UndangUndang
9omor
(
Tahun
177)
tentang
Pembentukan
Kotamadya !aerah Tingkat "" Tangerang'
UndangUndang 9omor () Tahun (81* tentang Pemerintahan !aerah sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang 9omor ( Tahun (81+ tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang 9omor ( Tahun (81* tentang Perubahan Atas Undang Undang 9omor () Tahun (81* Tentang Pemerintahan !aerah %enjadi Undang Undang'
UndangUndang 9omor )6 Tahun (88* tentang Jalan
Undangundang 9omor (- Tahun (885 tentang Penataan 2uang'
Peraturan Pemerintah 9omor )* Tahun (88- tentang Jalan'
Peraturan !aerah Kota Tangerang 9omor - Tahun (81( tentang 2encana Tata 2uang 4ilayah Kota Tangerang (81((8)(.
E - 12
Usulan Teknis
1.0.
Ko!e) Da!a" Maaeme P"a!a"aa Jaa a7
S($u! Maaeme P"a!a"aa Jaa
!alam
manajemen
konstruksi
dikenal
adanya
siklus
dari
perencanaanplanning /P0, pembangunanconstruction /B0, serta operasi dan pemeliharaanoperation D maintenance /3 D %0. Secara jelas dalam siklus ini dibedakan
antara
kegiatan
pembangunan
dan
3D%,
dimana
jika
pembangunan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengadakan in&rastruktur jalan sedangkan 3D% dilaksanakan untuk menjaga agar in&rastruktur jalan yang ada dapat dioperasikan sesuai dengan &ungsi dan perannya.
lebih
ke
arah
manajemen
penyelenggaraanadministrasi
pengelolaan jalan, di mana kegiatan yang disusun bersi&at &ormal dan terkait dengan tahun anggaran. Programming
@udgeting
Planning
%on D
"mplementati on
Gam+a" E.2 S($u! Umum daam Maaeme P"a!a"aa Jaa
!alam siklus manajemen prasarana jalan ini kegiatan perencanaan dilakukan untuk menyusun da&tar kegiatan selama jangka aktu + tahun untuk mencapai kondisi /kemantapan &isik dan operasi0 jalan yang diinginkan. !alam perencanaan ini dihasilkan proyeksi umum mengenai kondisi dan kinerja
jaringan
jalan
berikut
dengan jenisjenis
penanganan yang E - 13
Usulan Teknis
dibutuhkan berikut dengan prioritas kegiatan yang perlu dilaksanakan setiap tahunnya. =asil perencanaan ini bersi&at orientati& dimana besaran yang dihasilkan perlu didetailkan pada tahap selanjutnya. Selanjutnya programming adalah tahapan untuk menyusun da&tar kegiatan program proyek untuk melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. =asil kegiatan programming ini adalah da&tar kegiatan pemeliharaan dan pembangunan jalan dan jembatan yang idealnya dilaksanakan dalam untuk satu tahun anggaran tertentu berikut dengan analisis biaya man&aatnya sehingga dapat disusun prioritas dilihat dari e&ekti&itas inestasinya, misalnya dengan nilai 9PEB atau dengan indikator ekonomi ataupun juga dengan indikator multiobjecties. Tahap budgeting sebenarnya merupakan tahapan yang tak terpisahkan dari kegiatan programming. !a&tar kegiatan yang diprogramkan harus dicek kemungkinan pelaksanaannya dengan anggaran yang tersedia, jika alokasi anggaran tidak mencukupi, maka perlu dipilih kegiatan yang lebih prioritas sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Tahapan implementasi merupakan kegiatan untuk melaksanakan program yang dianggarkan sesuai dengan hasil programming and budgeting. Kunci dari kegiatan implementasi ini adalah manajemen konstruksi /sebagaimana siklusnya disampaikan pada aal sub bab ini0 di mana seluruh kegiatan diarahkan untuk menghasilkan output penanganan jalan yang seoptimal mungkin sesuai dengan anggaran dan aktu yang ditetapkan. Tahap monitoring dan ealuasi /%39 D E0 dilaksanakan untuk menjaga baha program yang dilaksanakan setiap tahun anggaran sesuai dengan target yang ditetapkan pada tahap planning. Jika pun terjadi penyimpangan maka dalam tahap monDe ini akan disusun rekomendasi penyesuaiannya di tahun anggaran berikutnya.
+7
Dau" #(du) P"a!a"aa Jaa
E - 14
Usulan Teknis
Seiring perjalanan aktu dan beban lalu lintas yang melaluinya, maka jalan akan mengalami penurunan kondisi. !engan pemeliharaan /rutin dan berkala0 kondisi jalan akan dijaga penurunannya sesuai dengan ;trajectory; yang dirancang sehingga pencapaian titik batas minimal kemantapan jalan sesuai dengan umur rencana. Sampai pada suatu saat batas kemantapan jalan tercapai /Pt0 maka diperlukan adanya peningkatan jalan sehingga jalan akan layak kembali untuk dioperasikan. Jika jalan tidak dipelihara secara rutin dan berkala, maka trajectory kondisinya akan cepat menurun, sehingga batas kemantapan jalan /Pt0 akan lebih cepat tercapai. Tanpa pemeliharaan, maka secara total biaya penanganan jalan akan lebih besar, karena peningkatan jalan /yang biayanya sangat mahal, hampir sama dengan membangun jalan baru0 menjadi lebih sering dilakukan.
Gam+a" E.% T"ae*&o", Pe"u+aa Kod(!( Jaa
Pada Tabel .1 juga disampaikan jenisjenis kegiatan penanganan jalan, yang terdiri dari pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan peningkatan
E - 15
Usulan Teknis
jalan. !i lingkungan !eptartemen PU dikenal klasi&ikasi kegiatan penanganan jalan sebagaimana disampaikan pada Ta+e E.1.
Ta+e E.1 Pengelompokkan Kegiatan Penanganan Jalan No
1 ( ) * + -
Pe'eom)o$a Ke'(a&a Pea'aa Jaa
Je(! Pe$e"aa
Pemeliharaan rutin Pemeliharaan berkala Peningkatan struktur Peningkatan struktur %ST Peningkatan kapasitaspelebaran jalan Pembuatanpembangunan jalan baru
Pemeliharaan
Pembangunan
@erdasarkan penggambaran tersebut sebelumnya, terdapat beberapa prinsip dasar dalam perencanaan penanganan jalan, yakni$ 1.
Kegiatan pembangunan jalan perlu ditinjau secara detail mengenai man&aatnya bagi masyarakat karena menyerap alokasi dana yang jauh
(.
lebih besar dibandingkan dengan kegiatan pemeliharaan jalan Prasarana jalan yang sudah dibangun dengan biaya mahal haruslah dipelihara sehingga$ 3perasinya optimal sesuai peran dan &ungsinya 9ilai assetnyakondisi &isiknya dapat dipertahankan sesuai dengan umur
rencananya.
Artinya$
kegiatan
pemeliharaan
harus
diprioritaskan dalam kondisi budget apapun, jika tidak maka biaya ).
rehabilitasi peningkatan jalan nantinya akan jauh lebih besar Pada kondisi anggaran yang terbatas maka prioritas program yang dibiayai sebaiknya didasarkan pada pertimbangan man&aat dari setiap ruas jalan bagi masyarakat. Artinya jalan strategis dan jalan dengan &ungsi dan lalu lintas yang lebih tinggi /man&aat ekonomisnya0 lebih
*.
besar perlu diprioritaskan. Pertimbangan nonekonomisteknis, seperti$ politis, pemerataan, dlsb, perlu
diporsikan
secara
rasional
sedemikian
sehingga
tidak
menyebabkan kurangnya alokasi pendanaan jalan untuk pemeliharaan jalan. E - 16
Usulan Teknis
1.9.
PENGATURAN PENYELENGGARAAN JALAN UU %:;2<<0
Penyediaan jaringan jalan di suatu ilayah tidak dapat dilepaskan dari kepentingan pembangunan ekonomi dan keilayahan setempat. Pemahaman yang mendalam Penyelenggaraan jalan di "ndonesia diatur secara umum pada UU 9o. )6 Tahun (88* tentang Jalan. !alam UU tersebut diatur beberapa substansi terkait dengan pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengaasan penyelenggaraan jalan. a7 Pe'a&u"a Me'ea( Ja"('a Jaa Jalan 9asionalPropinsi masuk ke dalam kelompok sistem jaringan jalan primer /pasal 5/(0 UU )6(88*0 yang memiliki peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua ilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berujud pusatpusat kegiatan. !alam penjelasan ayat tersebut disampaikan baha sistem jaringan jalan primer bersi&at menerus yang memberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus alaupun masuk ke dalam kaasan perkotaan. Sketsa umum dari penyelenggaraan jaringan jalan primer ini disampaikan pada Gam+a" E.0 dan Gam+a" E.9. +7 Poa Da =u'!( Jaa Secara umum jaringan jalan di Tangerang merupakan jaringan jalan kota yang membentuk kombinasi pola jaringan grid dan pola jaringan radial. Karakteristik dasar jaringan grid adalah adanya lintasan rute yang secara paralel mengikuti ruas jalan yang ada.
E - 17
Usulan Teknis
Gam+a" E.0 S$e&!a S(!&em Ja"('a Jaa P"(me" a&a" Ko&a
Gam+a" E.9 S$e&!a S(!&em Ja"('a Jaa P"(me" d( Daam Ko&a
E - 18
Usulan Teknis
Pola ini umumnya terbentuk di pusat kota dimana terjadi campuran akti&itas pemerintahan, komersial dan perumahan penduduk. Sementara pola jaringan radial terbentuk sebagai akibat pertumbuhan kota yang cenderung bersi&at eoluti& dan mengembang dari pusat kota ke pinggiran kota secara radial. @eberapa ruas jalan yang berperan sebagai jalan utama di koridor dalam Kota Tangerang. Untuk koridor luar ruas jalan berperan untuk menghubungkan pusat kota dengan daerah pinggiran dan ke daerah sekitar Kota Tangerang. Untuk lebih jelasnya dapat lihat gambar.
Gam+a" E.> Poa Ja"('a G"(d Da Poa Ja"('a Rad(a
*7 Pe"a5 =u'!(5 S&a&u! Pe,ee''a"aa Jaa N;P !ari hasil kajian terhadap konsep peran, &ungsi, status, serta keenangan penyelengaraan jalan dalam UU 9o. )6 Tahun (88* tentang Jalan dapat disimpulkan mengenai de&inisi karakteristik Jalan sebagai berikut$ a.
Peran Jalan$ jalan sebagai bagian prasarana transportasi sebagai pendukung kegiatan sosialekonomi, prasarana distribusi, pendorong perkembangan ekonomi, penyeimbang perkembangan antar ilayah, dan pemersatu ilayah 9K2" /sumber$ Pasal + UU 9o. )6 tahun (88*0
E - 19
Usulan Teknis
b.
>ungsi dan Status Jalan 9P$ &ungsi jalan yang masuk ke dalam status 9P adalah sbb$
>ungsi jalan yang termasuk status jalan 9asional adalah jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota proinsi dan jalan strategis nasional, serta jalan tol /sumber$ Pasal 7/(0 UU )6(88*0.
>ungsi jalan yang termasuk status jalan Proinsi adalah jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota proinsi dengan ibukota kabupatenkota, atau antaribukota kabupatenkota, dan jalan strategis proinsi /sumber$ Pasal 7/)0 UU )6(88*0.
Keenangan
Penyelenggaraan
Jalan
9P
$Keenangan
penyelenggaraan jalan 9asional adalah tanggung jaab pemerintah Pusat
/sumber$
Pasal
1*/10
UU
)6(88*0,
b.
Keenangan
penyelenggaraan jalan Proinsi adalah tanggung jaab Pemerintah Proinsi /sumber$ pasal 1+ /10 UU )6(88*0.
d7 P"o!e! Pe"e*aaa Pe'em+a'a Jaa N;P Perencanaan pengembangan jalan 9P merupakan eenang dari Pemerintah Pusat /untuk Jalan 99asional0 dan pemerintah Proinsi /untuk jalan PProinsi0 sebagaimana diatur dalam UU 9o. )6 Tahun (88* tentang Jalan. Tata cara mengenai perencanaan tidak diatur secara detail dalam UU 9o. )6 Tahun (88* tersebut karena akan diatur dalam PP, namun sampai saat ini PP mengenai Jalan belum ditetapkan perubahannya. !okumen terakhir yang ada terkait dengan jalan adalah 2PP Jalan /d. (* Juli (88*0 yang diperoleh dari ebsite !ept. PU. !alam ps. +*+- 2PP Jalan /d. (* Juli (88*0 disampaikan mengenai tata urutan dari perencanaan jalan secara umum, seperti pada Gam+a" E.?. Perde&inisi perencanaan merupakan pengejaantahan dari tujuan yang hendak dicapai. Umumnya tujuan berupa idealisasi kondisi maupun pelayanan /jalan0 yang diinginkan dan perencanaan merupakan susunan usaha /kebijakan, E - 20
Usulan Teknis
strategi, program, anggaran, dan kegiatan0 yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut /misalnya$ tingkat penyediaan dan kemantapan jalan yang diinginkan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan0. !okumen rencana umum jangka panjang /Ps. +* 2PP Jalan0 memuat gambaran ujud dan kinerja jaringan jalan yang diinginkan untuk jangka panjang /minimal 18 tahun0. 2encana jangka menengah /+ tahun0 lebih spesi&ik dan mengarah kepada strategi implementasi berupa /ps. +- 2PP Jalan0$ kumpulan rencana indiidual yang terkuanti&ikasi dalam bentuk jumlah dan satuan &isik, serta perkiraan biayanya. Sedangkan program jaringan jalan /ps. +5 2PP Jalan0 merupakan gabungan susunan jadal aktu pelaksanaan untuk masingmasing rencana indiidual disertai perkiraan biaya yang diperlukan setiap tahunnya, sebagai pedoman ealuasi dana dan kegiatan pelaksanaan tahunan.
E - 21
Usulan Teknis
Gam+a" E.? S($u! daam Pe"e*aaa da )e'em+a'a Jaa
E - 22
Usulan Teknis
e7 #a!( Pe,ee''a"aa Jaa =asil dari penyelenggaraan jalan /pasal )5/1c0 UU 9o. )6 Tahun (88* tentang Jalan0 harus memenuhi Standar Pelayanan %inimal /SP%0 yang ditetapkan. Untuk jalan Proinsi /pasal )7 dan penjelasannya dalam UU 9o. )6 Tahun (88* tentang Jalan0 maka hasil ealuasi kinerja penyelenggaraan jalan Proinsi harus disampaikan kepada Pemerintah dalam hal ini termasuk ketentuan mengenai ealuasi kinerja penyelenggaraan jalan dan pencapaian standar pelayanan minimal yang ditetapkan. !alam UU 9o. )6 Tahun (88* tentang Jalan tidak disampaikan lebih lanjut mengenai jenis pelayanan jalan yang diSP%kan. !alam 2PP Jalan /disi (* Juli (88*0 ketentuan mengenai SP% jalan juga belum dibahas secara memadai(. Pada Tahun (881 !epkimprasil melalui Kepmenkimprasil 9o. +)*KPTS%(881
telah
disampaikan
sejumlah besaran
mengenai item
pelayanan yang disampaikan pada SP% dalam Kepmenkimprasil tersebut terdiri dari aspek mobilitas, aksesibilitas, keselamatan, kondisi jalan, dan kondisi pelayanan. !alam 2PP Jalan /disi (* Juli (88*0 sudah disediakan :slot; pemngaturan mengenai SP% pada @agian Kelima namun belum tercantum pasalpasal aturannya. !alam SP% prasarana tersebut dengan jelas disampaikan beberapa indikasi mengenai kondisi minimum dari pelayanan prasarana jalan yang harus disediakan pembina jalan di setiap leel /Jalan 9asional untuk Pusat, Jalan Proinsi untuk Pempro, dan Jalan KabKota untuk Jalan KabKota0, terutama terkait dengan$ aspek aksesibilitas jalan /kmkm(0, aspek mobilitas /km1888 penduduk0, kondisi jalan /"2" dan 2B"0, serta kondisi pelayanan /kecepatan, kmjam0.
E - 23
Usulan Teknis
Ta+e E.2 Pedoma SPM Jaa @(a,a
Sumber $ Kepmenkimprasil 9o. +)*KPTS%(881
Jika pemenuhan SP% merupakan salah satu tujuan program penanganan jalan, maka sebenarnya sejumlah aspek dalam Tabel .( tersebut dapat digunakan sebagai indikator e&ektiitas program prasarana jalan, misalnya$ berapa F jalan mantap, berapa nilai indeks aksesibilitas dan indeks mobilitas ilayah. 9amun, karena SP% yang si&atnya untuk pemenuhan kebutuhan dasar, maka nilai kualitas yang disyaratkan tidak bisa dipakai sebagai tujuan akhir namun tujuan antara, sedangkan indikatornya mungkin dapat digunakan lebih lanjut dalam studi ini.
1.>.
PENGATURAN PERENANAAN NASIONAL E - 24
Usulan Teknis
a7 Be+e"a)a Pe'a&u"a Pe"e*aaa ,a' Be"a$u d( Idoe!(a a. Perencanaan Pembangunan dalam UU 9o. (+ Tahun (88* Prosedur perencanaan pembangunan secara nasional saat ini diatur dalam UU 9o. (+ Tahun (88* tentang Sistem Perencanaan Pembangunan 9asional /SPP90. !alam UU SPP9 disebutkan baha untuk suatu daerah otonom /9asional, Proinsi, Kabupaten, Kota0 terdapat beberapa dokumen perencanaan yang harus disusun sebagai guidance penyelenggaraan pemerintahan. !okumen tersebut antara lain adalah$ 2PJP /2encana Pembangunan Jangka Panjang, (8 tahun0, 2PJ% /2encana Pembangunan Jalan %enengah, + tahun0, dan 2KP /2encana Kerja Pembangunan, tahunan0. 2PJP, 2PJ%, dan 2KP si&atnya multisektoral, sehingga untuk setiap departemen dan lembaga /di Pusat0 dan Satuan Kerja Perangkat !aerah /SKP!0 perlu menjabarkan rencana multisektoral tersebut untuk lingkup kegiatannya masingmasing dalam 2enstra /2encana Strategis, + tahun0 dan 2enja /2encana Kerja, tahunan0. b. Perencanaan Tata 2uang 4ilayah dalam UU 9o. (- Tahun (885 Selain dokumen perencanaan pembangunan tersebut pada SPP9, untuk perencanaan penataan ruang dan pengembangan in&rastruktur ilayah terdapat dokumen perencanaan berupa 2T24 /2encana Tata 2uang 4ilayah0 yang penyusunannya diatur dalam UU 9o. (- Tahun (885 tentang Penataan 2uang. 2T24 merupakan strategi dan arahan kebijaksanaan peman&aatan ruang ilayah yang menjadi pedoman dalam$
perumusan kebijaksanaan pokok peman&aatan ruang' meujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan
perkembangan antar ilayah serta keserasian antar sektor' pengarahan lokasi inestasi yang dilaksanakan Pemerintah danatau
masyarakat' koordinasi penataan ruang antar ilayah administrasi.
keseimbangan
Untuk leel nasional perencanaan penataan ruang didokumentasikan dalam 2T249 /2encana Tata 2uang 4ilayah 9asional, (+ tahun0, dan selanjutnya untuk leel Proinsi dan KabKota didokumentasikan dalam 2T24P
E - 25
Usulan Teknis
/2encana Tata 2uang 4ilayah Proinsi, 1+ tahun0 dan 2T24K /2encana Tata 2uang 4ilayah KabupatenKota, 18 tahun0. c.
Perencanaan Sistem Transportasi dalam S"ST2A9AS
untuk
setiap
leel
penyelenggaraan
pemerintahan
didokumentasikan ke dalam TAT2A9AS /Tataran Transportasi 9asional0 untuk leel 9asional, TAT2A4"< /Tataran Transportasi 4ilayah0 untuk leel Pemerintah Proinsi dan TAT2A<3K /Tataran Transportasi
E - 26
Usulan Teknis
Jangka %enengah Jaringan Jalan, + tahun0, dan PPJJ /Program Pembangunan Jaringan Jalan, tahunan0. +7 Ko!e) #u+u'a a&a" Pe"e*aaa Secara umum dokumentasi perencanaan dapat dikategorikan dalam ( substansi yang berbeda, yakni$
!okumentasi Perencanaan Pemerintahan$ terkait dengan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, yakni 2PJP, 2PJ%, 2KP, 2enstra, 2enja yang diatur
dalam UU 9o. (+ Tahun (88*. !okumentasi Perencanaan Keilayahan$ terkait dengan penyelenggaraan pengembangan ilayah dan in&rastrukturnya yakni 2T249PK untuk tata ruang, TAT2A9AS4"<<3K untuk jaringan transportasi, dan 2UJPJJ, 2J%JJ, PPJJ untuk jaringan prasarana jalan.
Pelaksanaan rencana keilayahan akan diujudkan melalui perencanaan pemerintahan, sehingga dokumen perencanaan ilayah sebaiknya menjadi acuan bagi penyusunan dokumen perencanaan pemerintahan. 3leh karena itu secara skematis gambaran hubungan antar dokumen perencanaan tersebut lihat pada Gam+a" E.:.
Gam+a" E.: S(&e!a #u+u'a a&a" Do$ume Pe"e*aaa
*7 Ko!e) Pe"e*aaa S(!&em T"a!)o"&a!( Untuk mendapatkan pengertian yang lebih mendalam serta guna mendapatkan alternati& pemecahan masalah transportasi perkotaan yang baik, maka sistem transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih E - 27
Usulan Teknis
kecil /mikro0, dimana masingmasing sistem mikro tersebut akan saling terkait dan saling mempengaruhi. Sistem transportasi mikro tersebut adalah sebagai berikut $ a. b. c. d.
Sistem Kegiatan /Transport !emand0 Sistem Jaringan /Prasarana TransportasiTransport Supply0 Sistem Pergerakan /lalu lintasTra&&ic0 Sistem Kelembagaan.
Setiap penggunaan tanah atau Sistem Kegiatan akan mempunyai suatu tipe kegiatan tertentu yang dapat :memproduksi; pergerakan /trip production0 dan dapat :menarik; pergerakan /trip attraction0. Sistem tersebut dapat merupakan suatu gabungan dari berbagai sistem pola kegiatan tata guna tanah /land use0 seperti sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan dan lainlain. Kegiatan yang timbul dalam sistem ini membutuhkan pergerakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang perlu dilakukan setiap hari, yang tidak dapat dipenuhi oleh penggunaan tanah bersangkutan. @esarnya pergerakan yang ditimbulkan tersebut sangat berkaitan erat dengan jenistipe dan intensitas kegiatan yang dilakukan. Pergerakan tersebut, baik berupa pergerakan manusia danatau barang, jelas membutuhkan suatu moda transportasi /sarana0 dan media /prasarana0 tempat moda transportasi tersebut dapat bergerak. Prasarana transportasi yang diperlukan merupakan sistem mikro kedua yang biasa dikenal sebagai Sistem Jaringan, meliputi jaringan jalan raya, kereta api, terminal bus, stasiun kereta api, bandara dan pelabuhan laut. Penyediaan prasarana transportasi sangat tergantung pada dua &aktor $
Pertumbuhan ekonomi # menjadikan dana umum untuk membangun jalan jalan, angkutan simpangan dan menyediakan kendaraan umum. !ana pribadi menyediakan kendaraankendaraan pribadi /mobil, motor0 dan dana
perusahaan pribadi menyediakan bus, angkot, truk. !ana umum # tergantung pada pertumbuhan ekonomi dan kebijaksanaan pemerintah mengenai jalanan dan kendaraan umum.
"nteraksi antara
Sistem Kegiatan dan Sistem Jaringan akan menghasilkan
suatu pergerakan manusia danatau barang dalam bentuk pergerakan E - 28
Usulan Teknis
kendaraan danatau orang /pejalan kaki0. Suatu sistem pergerakan yang aman, cepat, nyaman, murah dan sesuai dengan lingkungannya, akan dapat tercipta jika pergerakan tersebut diatur oleh sustu sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas yang baik. Permasalahan kemacetan yang sering terjadi di kotakota besarsedang di "ndonesia biasanya timbul karena kebutuhan transportasi lebih besar dibanding prasarana transportasi yang tersedia, atau prasarana transportasi tidak dapat ber&ungsi sebagaimana mestinya. Perubahan pada sistem kegiatan jelas akan mempengaruhi sistem jaringan melalui suatu perubahan tingkat pelayanan pada sistem pergerakan. @egitu juga perubahan pada sistem jaringan dapat mempengaruhi sistem kegiatan melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut. Selain itu, sistem pergerakan berperanan penting dalam mengakomodir suatu sistem pergerakan agar tercipta suatu sistem pergerakan yang lancar, aman, cepat, nyaman, murah dan sesuai dengan lingkungannya. Pada akhirnya juga pasti akan mempengaruhi kembali sistem kegiatan dan sistem jaringan yang ada. Ketiga mikro ini saling berinteraksi satu sama lain yang terkait dalam suatu sistem transportasi makro. !alam upaya untuk menjamin terujudnya suatu sistem pergerakan yang aman, nyaman, lancar, murah dan sesuai dengan lingkungannya, maka dalam sistem transportasi makro terdapat suatu sistem mikro lainnya yang disebut Sistem Kelembagaan. Sistem ini terdiri atas indiidu, kelompok, lembaga, instansi pemerintah serta sasta yang terlibat dalam masingmasing sistem mikro. Sistem kelembagaan /instansi0 yang berkaitan dengan masalah transportasi adalah sebagai berikut $
Sistem Kegiatan $ @appenas, @appeda Proinsi, @appeda Kota Sistem Jaringan $ !epartemen Perhubungan dan !epartemen Pekerjaan
Umum Sistem Pergerakan $ !<
E - 29
Usulan Teknis
@appenas,
@appeda,
Pemda
dan
@angda
berperanan
penting
dalam
menentukan sistem kegiatan melalui kebijaksanaan perilayahan, regional maupun sektoral. Kebijaksanaan Sistem Jaringan secara umum ditentukan oleh !epartemen Perhubungan serta !epartemen Pekerjaan Umum /cG @ina %arga0. Sistem Pergerakan dipengaruhi !<
sekitarnya
akan
merupakan
suatu
sistem
transportasi
yang
mempertimbangkan keterpaduan antar moda dan inter moda. Selain itu sistem transportasi yang akan dikembangkan juga harus mempertimbangkan sistem jaringan transportasi jalan baik berupa jaringan jalan, jaringan jalan rel dan sistem angkutan umum serta
simpulsimpulnya berupa terminal yang
direncanakan oleh !epartemen Teknis maupun pihak Pemda. Pendekatan dalam pengembangan jaringan jalan lebih dititik beratkan pada pengembangan
jaringan
jalan
yang
mempunyai
nilai
strategis
dalam
pengembangan Kota Tangerang dan kaitannya dengan perkembangan ilayah sekitarnya dengan memperhatikan rencana dan program pengembangan jaringan jalan yang ada. Pengembangan jaringan jalan yang mempunyai nilai strategis adalah $
Jaringan
jalan
sekunder
berupa
jalan
arteri
dan
kolektor
yang
menghubungkan pusatpusat kegiatan utama dan pendukung kota Jaringan jalan primer yang menghubungkan Kota Tangerang dengan kaasankaasan sekitarnya. Pengembangan pola jaringan jalan lebih didasarkan
pada
pola
pergerakan
orang
dan
barang
dengan E - 30
Usulan Teknis
memperhatikan
daya
dukung
sistem
jaringan
permintaannya. !alam pengembangan jaringan
jalan
terhadap
jalan akan disertakan
besaranbesaran yang menunjukan kebutuhan kapasitas /jumlah lajurlebar jalan, panjang jalan0 serta prakiraan kasar mengenai biaya. Pada tahapan aal dukungan jaringan jalan arteri sekunder sangat dibutuhkan terutama peningkatan aksesibilitas pada sistem jaringan jalan arteri sekunder yang telah ada dan yang direncanakan akan dibangun. Pengembangan jaringan jalan tersebut merupakan suatu program jangka pendek yang bersi&at strategis. Selain dukungan jaringan jalan arteri sekunder tersebut maka dukungan jaringan jalan kolektor sekunder sebagai :&eeder line; ke sistem jaringan jalan arteri sekunder juga sangat dibutuhkan. !alam pengembangan jaringan jalan untuk jangka menengah antara lain adalah $
"ntegrasi dengan sistem jaringan jalan yang direncanakan Pengembangan jaringan jalan arteri primer lebih diarahkan sebagai :eHtension; dari sistem jaringan jalan yang direncanakan serta juga dipertimbangkan pengembangan jaringan jalan tol /bebas hambatan0
dalam mendukung pergerakan intra dan antar kaasan kegiatan primer. Konsentrasi beban lalu lintas terutama untuk kendaraan berat didistribusikan lebih merata pada sistem jaringan jalan arteri baik untuk
1.?.
lintas regional maupun untuk kedua kota tersebut. Penyediaan kapasitas jalan disesuaikan dengan prakiraan permintaannya.
LANDASAN TEORI TENTANG JALAN Pe"a Ja"('a Jaa Ba'( Pe'em+a'a @(a,a Penyediaan jaringan jalan di suatu ilayah tidak dapat dilepaskan dari kepentingan pembangunan ekonomi dan keilayahan setempat. Siklus peran jaringan jalan secara umum bagi pengembangan ilayah disampaikan pada Cambar .7. E - 31
Usulan Teknis
"nestasi
pada
jaringan
jalan
/berupa
kegiatan
pemeliharaan
dan
pembangunan jalan0 akan mempengaruhi kondisi dan kinerja jaringan jalan, karakteristik kebutuhan perjalanan dan dampakeHternalities /seperti$ biaya transportasi, polusi dsb0. =asil atau dampak dari perubahan kondisi dan kinerja jaringan jalan memberikan :accessibilitye&&ect ; dalam konteks aksesibilitas
terhadap
moda,
jaringan
transport,
lokasi
dan
aktu.
: Accessibilitye&&ect ; menstimulasi sejumlah dampak langsungterukur /: real e&&ect ;0 terhadap sejumlah &aktor ekonomi, seperti$ produktiitas, perubahan lokasi perumahan dan industri, perubahan pada keputusan dalam kegiatan produksi maupun konsumsi dan perubahan dalam aglomerasi ekonomi ilayah. Perubahan mendasar pada &aktor ekonomi akan mempengaruhi sistem ekonomi ilayah menuju titik keseimbangan baru, optimalisasi penggunaan sumber daya, percepatan dinamika ekonomi ilayah. Secara lebih terukur hal ini akan menghasilkan perubahan pada output /P!2@0 perkapita, kebutuhan sumber daya dan perkembangan inestasi. Perubahan pada besaran ekonomi ilayah tersebut mengakibatkan adanya pertumbuhan aktiitas dan permintaan perjalanan yang berdampak pada berubahnya tingkat aksesibilitas jaringan jalan. Kondisi ini menuntut adanya inestasi
pada
jaringan
jalan
untuk
memperbaiki
kondisi
melalui
pemeliharaan jalan dan menambah kapasitas jalan melalui pembangunan jalan baru.
E - 32
Usulan Teknis
Gam+a" E. Pe"a Ja"('a Jaa +a'( Pe'em+a'a E$oom( @(a,a
Ko!e) #("a"$( =u'!( Ja"('a Jaa Pada dasarnya, jaringan jalan secara &ungsional diselenggarakan untuk memenuhi ( &ungsi utama berikut ini$
>ungsi akses$ jaringan jalan disediakan untuk menyediakan akses bagi ruang kegiatan secara merata di semua ilayah, sehingga mampu mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi ilayah. E - 33
Usulan Teknis
>ungsi mobilitas$ jaringan jalan disediakan dalam kapasitas dan kinerja yang
memadai
untuk
mengakomodasi
meneruskan
pergerakan
orangbarang antar ilayah secara e&isien. Sedemikian sehingga memberikan nilai tambah yang optimal bagi perekonomian ilayah. >ungsi&ungsi lain dari jaringan jalan seperti &ungsi hankam, sosial, dan lain sebagainya pada dasarnya merupakan turunan dari kedua &ungsi utama tersebut. !i mana dengan adanya akses yang merata dan mobilitas yang e&isien
berbagai
kebutuhan
masyarakat
dan
negara
akan
dapat
terakomodasi. Pemenuhan &ungsi aksesibilitas dan &ungsi mobilitas oleh jaringan jalan memberikan konsekuensi pada adanya potensi kon&lik pelaksanaan kedua &ungsi tersebut jika harus dilakukan oleh suatu ruas jalan yang sama. Pelaksanaan &ungsi aksesibilitas jaringan jalan mensyaratkan baha ruas ruas jalan harus dibuka untuk memudahkan akses darike ruangruang kegiatan yang ada. Sebaliknya, pelaksanaan &ungsi mobilitas mensyaratkan adanya pembatasan terhadap akses terhadap jalan agar gangguan terhadap lalu lintas diminimalkan. !engan kata lain, pernyataan sebelumnya merujuk pada kondisi baha suatu ruas yang mempunyai &ungsi akses tinggi akan mempunyai &ungsi mobilitas rendah, dan sebaliknya suatu ruas yang mempunyai &ungsi mobilitas tinggi akan mempunyai &ungsi akses yang rendah, seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut.
Sistem jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalan Kolektor
Sistem Jaringan Jalan Arteri
Gam+a" E.1< #("a"$( =u'!(oa S(!&em Ja"('a T"a!)o"&a!(
E - 34
Usulan Teknis
Untuk
menjaga
e&isiensi
kinerjanya,
maka
jaringan
jalan
harus
diselenggarakan dalam sistem hirarki &ungsional yang benar, dimana terdapat pemisahan tugas diantara ruas jalan untuk melaksanaan &ungsi jaringan jalan. Pelaksanaan &ungsi akses secara maksimum dipenuhi oleh jaringan jalan lokal, yang kemudian mengumpul pada sistem jaringan kolektor dengan &ungsi akses dan mobilitas yang berimbang, dan untuk mengakomodasi kebutuhan mobilitas dengan olume pergerakanarus lalu lintas yang besar, jarak perjalanan relati& jauh, dan membutuhkan pergerakan cepat, &ungsi ini dilakukan oleh sistem jaringan arteri. !engan adanya pembagian &ungsi jaringan jalan ini diharapkan akan mempemudah dalam pengaturan transportasi jalan dan menge&isienkan alokasi sumber daya dalam penyediaan prasarana jalan. !alam Panduan 9o. 818T@9KT1778 tentang Klasi&ikasi >ungsi Jalan !i 4ilayah Perkotaan yang dikeluarkan !irektorat Jenderal @ina %arga, @"9K3T dijelaskan baha suatu ruas jalan dapat ditingkatkan statusnya menjadi lebih tinggi apabila dipenuhi persyaratan berikut $
2uas jalan tersebut berperan penting dalam pelayanan terhadap
ilayahkaasan yang lebih luas dari ilayahkaasan semula. 2uas jalan tersebut makin dibutuhkan masyarakat dalam rangka pengembangan sistem transportasi.
Suatu ruas jalan dapat diturunkan statusnya menjadi lebih rendah apabila terjadi halhal yang berlaanan dengan yang tersebut di atas. Peralihan status suatu jalan dapat diusulkan oleh pembina jalan semula kepada pembina jalan dituju. Pembina jalan yang menerima usulan atau saran memberikan pendapatnya kepada pejabat yang menetapkan status semula. Penetapan status ruas jalan dilaksanakan oleh pejabat yang berenang menetapkan status baru dari ruas jalan yang bersangkutan, setelah mendengar pendapat pejabat yang menetapkan status semula. Jaringan jalan merupakan satu kesatuan sistem terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hirarki. %enurut &ungsinya, &ungsi primer dan &ungsi sekunder E - 35
Usulan Teknis
harus tersusun teratur dan tidak terbaurkan. >ungsi primer, &ungsi sekunder kesatu, kedua dan seterusnya terikat dalam satu hubungan hirarki. >ungsi primer adalah &ungsi kota dalam hubungannya dengan kedudukan kota sebagai pusat pelayanan jasa bagi kebutuhan pelayanan kota dan ilayah pengembangannya. Sedangkan &ungsi sekunder adalah &ungsi kota dalam hubungannya dengan kedudukan kota sebagai pusat pelayanan jasa bagi kebutuhan penduduk kota itu sendiri. Untuk lebih jelasnya mengenai Sketsa =ipotesis =irarki Jalan Kota yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sekunder dapat dilihat pada gambar berikut.
E - 36
Usulan Teknis
sumber $ Panduan 9o. 818T@9KT1778 tentang Klasi&ikasi >ungsi Jalan !i 4ilayah Perkotaan, !irektorat Jenderal @ina %arga, @"9K3T
Gam+a" E.11 S$e&!a #()o&e!(! Ja"('a Jaa
Sistem jaringan jalan primer disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang
dan
struktur
menghubungkan
pengembangan
simpulsimpul
ilayah
jasa distribusi.
tingkat
nasional,
Jaringan jalan
yang primer
menghubungkan secara menerus kota jenjang kesatu, kota jenjang kedua, kota jenjang ketiga, dan kota jenjang dibaahnya sampai ke persil dalam satu satuan ilayah pengembangan. E - 37
Usulan Teknis
Jaringan jalan primer menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu antar satuan ilayah pengembangan. Jaringan jalan primer tidak terputus alaupun memasuki kota dan harus menghubungkan kaasan primer. Suatu ruas jalan primer dapat berakhir pada suatu kaasan primer. Kaasan yang mempunyai &ungsi primer antara lain $ industri skala regional, terminal barangpergudangan, pelabuhan, bandar udara, pasar induk, pusat perdagangan skala regionalgrosir. Jaringan Jalan Primer terdiri dari $
Jalan Arteri Primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu yang terletak berdampingan atau
menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua. Jalan Kolektor Primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang
kedua dengan kota jenjang ketiga. Jalan
kota dibaah jenjang ketiga sampai persil. Sistem Jaringan Jalan Sekunder disusun
mengikuti
ketentuan
pengaturan tata ruang kota yang menghubungkan kaasankaasan yang mempunyai &ungsi primer, &ungsi sekunder ke satu, &ungsi sekunder kedua, &ungsi sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke
perumahan. Jaringan Jalan Sekunder terdiri dari $ Jalan Arteri Sekunder menghubungkan kaasan primer dengan kaasan sekunder kesatu atau menghubungkan kaasan sekunder kesatu dengan kaasan sekunder kesatu atau menghubungkan
kaasan sekunder kesatu dengan kaasan sekunder kedua. Jalan Kolektor Sekunder menghubungkan kaasan sekunder kedua dengan kaasan sekunder kedua atau menghubungkan kaasan
sekunder kedua dengan kaasan sekunder ketiga. Jalan
persil atau menghubungkan
kaasan
sekunder kedua dengan persil atau menghubungkan kaasan sekunder E - 38
Usulan Teknis
ketiga dengan kaasan sekunder ketiga atau kaasan sekunder dibaahnya, kaasan sekunder ketiga dengan persil atau dibaah
kaasan sekunder ketiga sampai persil. Kaasan Sekunder adalah kaasan kota yang mempunyai &ungsi sekunder.
>ungsi
sekunder
sebuah
kota
dihubungkan
dengan
pelayanan terhadap arga kota itu sendiri yang lebih berorientasi ke dalam dan jangkauan lokal. >ungsi ini dapat mengandung &ungsi yang terkait pada pelayanan jasa yang bersi&at pertahanan keamanan yang selanjutnya disebut &ungsi sekunder yang bersi&at khusus. Untuk lebih jelasnya mengenai sistem jaringan primer dan sekunder dapat dilihat pada gambar berikut.
Sumber $ Panduan Penentuan Klasi&ikasi >ungsi Jalan !i 4ilayah Perkotaan 9o. 818T@nkt1778, !irektorat Jenderal @ina %arga
Gam+a" E.12 S(!&em Ja"('a P"(me" da S(!&em Ja"('a Se$ude"
SISTEM JARINGAN JALAN BERDASARKAN KONSEPSI PENGATURAN E - 39
Usulan Teknis
Secara legal &ormal perencanaan pengembangan jalan mengacu pada PP 9o. )* tahun (88-, !alam penyusunan konsepsi jaringan jalan Kabupaten !eiyai mengikuti * asas, yakni asas Keamanan dan Keselamatan, asas %an&aat, asas &&isiensi dan e&&ekti&itas dan asas Keserasian, Keselarasan dan Kesimbangan. @erdasarkan hirarkinya, jalan yang menghubungkan antara PK9 dengan PK4 adalah jalan arteri, sedangkan jalan yang menghubungkan antara PK4 dan PK< adalah jalan kolektor. Jalan yang menghubungkan antara sub pusatpusat kegiatan di dalam kaasan perkotaan adalah jalan lokal. @erdasarkan ungsi, Status dan Kelas. 1.
@erdasarkan Peruntukan, jalan dikelompokan sebagai $
Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum, termasuk disini adalah Jalan @ebas =ambatan dan Jalan Tol.
Jalan Khusus adalah jalan yang tidak diperuntukan untuk lalu lintas umum. Termasuk dalam kelompok ini adalah jalan kehutanan, jalan pertambangan, jalan inspeksi pengairan, minyak D gas, jalan yang dimaksud untuk pertahanan D keamanan dan jalan komplek.
(.
@erdasarkan Sistem, jaringan jalan dikelompokan sebagai Sistem Jaringan Jalan $
Jaringan Jalan Primer adalah system jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua ilayah, yang menghubungkan simpul jasa distribusi yang berujud kota. Jaringan tersebut menghubungkan dalam satu satuan ilayah pengembangan, yang menghubungkan secara menerus kota, yang ber&ungsi sebagai Pusat Kegiatan 9asional /PK90, Pusat Kegiatan 4ilayah /PK40 dan Pusat Kegiatan
Jaringan Jalan Sekunder adalah system jaringan jalan dengan peran pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kaasan perkotaan, yang menghubungkan antar dan dalam pusatpusat kegiatan di dalam kaasan perkotaan.
E - 40
Usulan Teknis
).
@erdasarkan >ungsi, dalam sistem jaringan jalan primer maupun sekunder, tiap ruas mempunyai &ungsi masingmasing, yakni $
Jalan Arteri, adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciriciri perjalanan jarak jauh, kecepatan ratarata tinggi, jumlah jalan masuk dibatasi. @erdasarkan tingkat pengendalian jalan masuk, maka jalan Arteri bisa dibedakan menjadi Jalan @ebas =ambatan />reeay0, Jalan Hpressay dan Jalan 2aya /=ighay0. !alam Jalan @ebas =ambatan, semua jalan akses secara penuh dikendalikan dan tanpa adanya persimpangan sebidang. Jalan Hpressay, pengendalian jalan masuk secara parsial dan boleh adanya persimpangan sebidang, secara terbatas. Sedang Jalan 2aya, pengendalian secara parsial dan boleh adanya persimpangan sebidang.
Jalan
Kolektor
adalah
pengumpulanpembagian
jalan
dengan
yang ciriciri
melayani perjalanan
angkutan jarak
dekat,
kecepatan ratarata sedang dan jalan masuk dibatasi.
Jalan
Jalan
*.
Pengelompokan Jalan berdasarkan Status, terdiri dari $
Jalan 9asional adalah jalan umum yang menghubungkan antar ibukota Proinsi, negara atau jalan yang bersi&at strategis nasional. Sebagai penanggung jaab, pengaturan, pembinaan dan pengaasan jalan ini adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah !aerah bertanggung jaab yang berkaitan dengan pembangunan.
Jalan Proinsi, adalah jalan umum yang menghubungkan "bukota Proinsi dengan "bukota KabupatenKota, atau antar kota, atau antar Kota atau antar "bukota Kabupaten, atau antar "bukota Kabupaten dengan Kota atau jalan yang bersi&at strategis regional. Penanggung jaab penyelenggaraan adalah Pemerintah Proinsi.
E - 41
Usulan Teknis
Jalan Kabupaten, adalah jalan umum yang menghubungkan "bukota Kabupaten dengan Kecamatan, antar "bukota Kecamatan, "bukota Kabupaten dengan Pusat Kegiatan
Jalan
Kota,
adalah
jalan
umum
dalam
sistem
sekunder
yang
menghubungkan antar pusat kegiatan lokal dalam kota, menghubungkan pusat kegiatan local dengan persil, menghubungkan antar persil, menghubungkan antar pusat permukiman. Tanggung jaab dalam penyelenggaraan ada pada Pemerintah Kota.
Jalan !esa, adalah jalan umum yang menghubungkan kaasan di dalam !esa
dan
antar
permukiman.
Sebagai
penanggung
jaab
penyelenggaraan ada pada Pemerintah Kabupaten dan !esa.
KONSEP DESAIN GEOMETRIS KELAS JALAN Jaa A"&e"( P"(me" Jalan arteri primer merupakan jalan yang meleati bagian pusat kota. Untuk mengurangi gangguan terhadap kelancaran pergerakan akibat keluar masuknya kendaraan dari jaringan jalan lokal ke jalan utama dan mengalihkan atau mengurangi pergerakan di jalan regional. Adapun yang menjadi persyaratan jalan arteri primer dan desain geometris jalan diuraikan sebagai berikut $
234 /2ight o& 4ay0 atau 2U%"JA (( meter.
2U%AJA /lebar perkerasan ditambah bahu jalan0 1* m.
Jalur hijau ( H 1 m I ( m.
Trotoar ( H ( m I * m.
!ilengkapi saluran drainase ( H 1 m I ( m E - 42
Usulan Teknis
!ilengkapi median jalan pada jalur jalan
Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah -8 /enam puluh0 kilometer per jam /kmh0'
Kapasitas lebih besar daripada olume lalulintas ratarata
Jumlah jalan masuk
dibatasi
secara
e&isien'
jarak antar jalan
masukakses langsung minimal +88 meter, jarak antar akses lahan langsung berupa kapling luas lahan harus di atas 1888 m(, dengan peman&aatan untuk perumahan'
Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan olume lalu lintas dan karakteristiknya, atau Jumlah persimpangan dengan pengaturan tertentu tidak mengurangi kecepatan dan kapasitas jalan
=arus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain lain'
Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya'
Jalan arteri primer mempunyai minimal * lajur lalu lintas atau lebih dan seharusnya dilengkapi dengan median /sesuai dengan ketentuan geometrik0'
Apabila persyaratan jarak akses jalan dan atau akses lahan tidak dapat dipenuhi, maka pada jalan arteri primer harus disediakan jalur lambat /&rontage road0 dan juga jalur khusus untuk kendaraan tidak bermotor /sepeda, becak, dll0.
E - 43
Usulan Teknis
Jalur Regional
Jalur Lokal
Gam+a" E.1% S&"u$&u" Ja"('a Jaa A"&e"( P"(me"
Jaa" A"&e"( Se$ude" Jalan ini ber&ungsi menghubungkan pergerakan jalur pusat kota dengan kaasan lain maupun kaasan di luar kota. Jalan ini merupakan jalan utama pergerakan internal utama Kota yang menghubungkan kaasan pusat perekonomian, pusat pendidikan pusat industri kerajinan rakyat di simpul pergerakan antara jalan arteri primer, jalan ini juga ber&ungsi sebagai muara dari sistem jalan kolektor yang melayani pergerakan di kaasan kegiatan. Pengembangan jalan ini direncanakan lebih kepada peningkatan jalan yang sesuai dengan desain geometris jaringan jalan arteri sekunder. Adapun yang menjadi persyaratan jalan arteri sekunder dan desain geometris jalan diuraikan sebagai berikut $
234 /2ight o& 4ay0 atau 2U%"JA (8 meter.
2U%AJA /lebar perkerasan ditambah bahu jalan0 1( m.
Jalur hijau ( H 1 m I ( m.
Trotoar ( H ( m I * m.
!ilengkapi saluran drainase ( H 1 m I ( m
E - 44
Usulan Teknis
!ilengkapi median jalan pada jalur jalan pada pertemuan dengan jalan arteri primer
Jalan arteri sekunder dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah -8 /enam puluh0 km per jam.
Akses langsung dibatasi tidak boleh lebih pendek dari (+8 meter. Kendaraan angkutan barang ringan dan bus untuk pelayanan kota dapat diiinkan melalui jalan ini.
Persimpangan pada jalan arteri sekunder diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan olume lalu lintasnya.
Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas sama atau lebih besar dari olume lalu lintas ratarata.
=arus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas, lampu jalan dan lainlain.
@esarnya lala lintas harian ratarata pada umumnya paling besar dari sistem sekunder yang lain.
!ianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya.
Jarak selang dengan kelas jalan yang sejenis lebih besar dari jarak selang dengan kelas jalan yang lebih rendah.
E - 45
Usulan Teknis
Gam+a" E.10 S&"u$&u" Ja"('a Jaa A"&e"( Se$ude" @erikut diklasi&ikasikan jalan arteri primer dan arteri sekunder berdasarkan kriteria dan si&at sebagaimana terlihat Tabel .). Ta+e E.% Ka!(6($a!( Jaa A"&e"( No
K"(&e"(a da S(6a& Kecepatan minimal
Kelengkapan a ( " e Jalur lambat /sepeda & ( " dan kendaraan lambat K
A"&e"( P"(me" -8 kmjam 11 meter
A"&e"( Se$ude" )8 kmjam 11 meter
lainnya0
Persimpangan
!iatur sesuai dengan olume lalu lintasnya
Kelancaran akses
Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi dengan secara e&isien. Jarak antara jalan masukakses langsung minimal +88 meter.
& a Asal 6 ( S
Terusan jalan arteri primer luar kota
!iatur sesuai dengan olume lalu lintasnya Jumlah jalan masuk ke jalan arteri sekunder dibatasi dengan secara e&isien. Jarak antara jalan masukakses langsung minimal +88 meter. Terusan jalan arteri sekunder luar kota
E - 46
Usulan Teknis
No
K"(&e"(a da S(6a&
A"&e"( P"(me"
A"&e"( Se$ude"
%elalui atau menuju kaasan primer
Tujuan
!aya dukung
Angkutan barang berat dan kendaraan umum bus Parkir dan berhenti pada badan jalan Kelengkapan
%elalui atau menuju kaasan primer %enghubungkan antar %enghubungkan antar PK9 dengan PK4 /menghubungkan PK4 /menghubungkan Kota Kota Tangerang dengan Tangerang dengan "bu Kota Kabupaten lain di Proinsi Proinsi0 Jaa @arat0
!iijinkan !iijinkan dengan ketentuan
Sumber $ PP 9o. )* , Tahun (88-.
Jaa Koe$&o" P"(me" !alam konteks pergerakan Kota, ruas Jalan kolektor primer ber&ungsi membagi dan memisahkan beban jalan utama. Pengembangan ruas jalan ini diarahkan lebih kepada peningkatan yang sesuai dengan desain geometris jaringan jalan arteri sekunder. Persyaratan jalan kolektor primer dan desain geometris jalan diuraikan sebagai berikut $
234 /2ight o& 4ay0 atau 2U%"JA 1+ meter.
2U%AJA /lebar perkerasan ditambah bahu jalan0 7 m.
Jalur hijau ( H 8,5+ m I 1,+ m.
Trotoar ( H 1,(+ m I (,+ m.
!ilengkapi saluran drainase ( H 1 m I ( m
!ilengkapi median jalan pada jalur jalan pada pertemuan dengan jalan arteri sekunder.
E - 47
Usulan Teknis
Jalan kolektor primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah *8 /empat puluh0 km per jam.
Jumlah jalan masuk ke jalan kolektor primer dibatasi secara e&isien. Jarak antar jalan masukakses langsung tidak boleh lebih pendek dari *88 meter, sehingga tidak mengurangi kecepatan rencana dan kapasitas jalan.
Jalan kolektor primer dalam kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar kota /tidak terputus alaupun masuk jalan kota0.
Jalan kolektor primer melalui atau menuju kaasan primer atau jalan arteri primer.
Kendaraan angkutan barang berat dan bus dapat diiinkan melalui jalan ini.
Persimpangan pada jalan kolektor primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan olume lalu lintas nya.
Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar dari olume lalu lintas ratarata.
=arus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu lalu lintas dan lampu penerangan jalan.
!ianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya.
E - 48
Usulan Teknis
Gam+a" E.19 S&"u$&u" Ja"('a Jaa Koe$&o" P"(me"
Jaa Koe$&o" Se$ude" Jaringan jalan ini memilki &ungsi sebagai pengumpul dan penyebar pergerakan dari kaasan pembangkit dan penarik pergerakan, seperti kaasan
pusat
pemukiman,
kaasan
pusat
perdagangan,
kaasan
pelayanan sosial, kaasan pusat rekreasi, dan lainlain. Adapun yang menjadi persyaratan jalan kolektor sekunder dan desain geometris jalan diuraikan sebagai berikut $
234 /2ight o& 4ay0 atau 2U%"JA 18 meter.
2U%AJA /lebar perkerasan ditambah bahu jalan0 5 m.
Jalur hijau 1 H 1 m I 1 m.
Trotoar ( H 1 m I ( m.
!ilengkapi saluran drainase ( H 8,+ m I ( m
Jalan kolektor sekunder dirancang berdasarken kecepatan rencana paling rendah *8 /empat puluh0 km per jam.
Kendaraan angkutan barang berat tidak diiinkan melalui &ungsi jalan ini di daerah pemukiman.
E - 49
Usulan Teknis
=arus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup.
@esarnya lalu lintas harian ratarata pada umumnya lebih rendah dari sistem primer dan arteri sekunder.
Gam+a" E.1> S&"u$&u" Ja"('a Jaa Koe$&o" Se$ude" @erikut klasi&ikasi jalan kolektor primer dan jalan kolektor sekunder berdasarkan kriteria dan si&at sebagaimana terlihat Tabel .*. Ta+e E.0 Ka!(6($a!( Jaa Koe$&o" K"(&e"( da S(6a& a ( " e & ( " K
Kecepatan minimal
Kelengkapan Jalur lambat /sepeda dan kendaraan lambat lainnya0 Persimpangan
Koe$&o" P"(me"
Koe$&o" Se$ude"
*8 kmjam 7 meter Sama atau lebih besar dari olume lalu lintas harian ratarata
rambu marka lampu pengatur lalu lintas lampu penerangan jalan
(8 kmjam 7 meter
!ianjurkan disediakan
!ianjurkan disediakan
!iatur sesuai dengan olume lalu lintasnya
!iatur sesuai dengan olume lalu lintasnya
Pada umumnya lebih rendah dari olume jalan arteri primer
E - 50
Usulan Teknis
K"(&e"( da S(6a&
Kelancaran akses
Koe$&o" P"(me"
Jumlah jalan masuk ke jalan kolektor primer dibatasi dengan secara e&isien. Jarak antara jalan masukakses langsung minimal *88 meter.
Terusan jalan kolektor primer luar kota
Asal
%elalui atau menuju kaasan primer atau arteri primer
Tujuan
%enghubungkan antar PK9 dengan PK<, antar PK4, antara PK4 dengan PK<, atau jalan yang menghubungkan ruas jalan arteri primer dengan PK<
& a 6 ( S
!aya dukung
Angkutan barang berat dan kendaraan umum bus Parkir dan berhenti pada badan jalan
Tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik dan lalu lintas lokal dari kegiatan lokal
Koe$&o" Se$ude" Jumlah jalan masuk ke jalan kolektor sekunder dibatasi dengan secara e&isien. Jarak antara jalan masukakses langsung minimal *88 meter.
!apat diijinkan
!apat diijinkan
Sangat dibatasi dan tidak diijinkan pada jam sibuk
Sangat dibatasi dan tidak diijinkan pada jam sibuk
Sumber $ PP )* Tahun (88-.
Jaa Lo$a Jalan lokal adalah jalan yang menghubungkan pergerakan masyarakat ke unit perumahan atau unit &ungsional pelayanan lainnya. Perencanaan sistem jaringan jalan ini, terutama pada beberapa pengembangan kaasan dilakukan dalam tingkat konsepsual, yakni hanya menunjukan baha pengembangan jaringan kurang lebih
dilakukan
pada lokasi seperti
digambarkan namun dengan kepastian trace yang disesuaikan dengan kondisi &isik di lapangan. Adapun yang menjadi persyaratan jalan lokal dan desain geometris jalan diuraikan sebagai berikut $
234 /2ight o& 4ay0 atau 2U%"JA 6 meter.
Usulan Teknis
2U%AJA /lebar perkerasan ditambah bahu jalan0 + m.
Jalur hijau 1 H 1 m I 1 m.
Trotoar ( H 1 m I ( m.
!ilengkapi saluran drainase ( H 8.+ m I 1 m
Kecepatan rencana minimal (8 kmjam
Selain pengembangan jaringan jalan diatas pengaturan persimpangan jalan merupakan hal yang diperlukan agar terjamin kelancaran arus pergerakan. Pada persimpangan tersebut harus diperhatikan kesamaan hirarki jalan, sehingga tidak menimbulkan bottleneck, pencampuran pergerakan regional dan lokal serta bentuk geometris jalan yang mendukung kelancaran dan keselamatan pemakai jalan. Pada kaasan permukiman harus menghindari berbentuk ambing, yaitu dua persimpangan yang berseberangan kurang dari (8 meter. Pengaturan pada persimpangan ini selain pada badan jalannya juga pada daerah pengaasan dan daerah miliki jalan. Sempadan jalan pada persimpangan harus lebih tinggi dibandingkan dengan sempadan jalan pada penggal lainnya, sehingga orientasi arah bagi pengguna jalan tidak terganggu.
Gam+a" E.1? S&"u$&u" Ja"('a Jaa Lo$a
E - 52
Usulan Teknis
E.0.
Me&odoo'(
E.0.1 PENDEKATAN UMUM Tujuan utama pekerjaan ini adalah untuk diperolehnya datapeta pengembangan jaringan jalan beserta perencanaan pra desaindesain aal serta gambaran detail ruas jalan, akurat dan in&ormati&, serta mempermudah di dalam menentukan program penanganan jalan dalam rangka pengembangan jaringan jalan. Pendekatan yang digunakan dalam menangani masalah pengembangan jaringan jalan ini lebih banyak dengan pelaksanaan surey lapangan berupa pengambilan data primer yang diimplementasikan dengan melakukan pengukuran topogra&i pada ruas jalan yang perlu dikembangkan serta pada pemasukan data yang lebih detail mengenai jaringan jalan beserta data penunjang lainnya pada peta topogra&i yang telah ada atau yang perlu dilakukan. !iharapkan, melalui pekerjaan ini akan diperoleh data peta &ungsi dan status jalan terbaru yang telah disesuaikan melalui pengkajian ruasruas jalan secara langsung di lapangan dan disepakati bersama dengan pemerintah kota setempat, sehingga terbentuk kesamaan pengetahuan antara aparat Pemerintah Pusat dan Pemerintah !aerah dalam penentuan gambar peta jaringan jalan didaerah studi. 2umusan metodologi yang sesuai dengan kajian ini mengakomodasi perangkat perangkat hukum dan perundangan yang berkenaan dengan transportasi, dimana istilah dan de&inisi yang digunakan dalam kajian ini disesuaikan menurut aturan perundangan yang berlaku. @erikut ini merupakan beberapa langkah yang perlu dilakukan sebagai bentuk dari penjabaran metodologi, yaitu $
E - 53
Usulan Teknis
%enginentarisasi pengembangan jalan berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku, datadata sekunder dan studi dan kajian terkait. %engumpulkan data lapangan dengan melakukan surai' surai <=2,
inentaris jalan, Surei topogra&i. %elakukan analisa terhadap keseluruhan sistem jaringan jalan yang ada di ilayah kajian melalui pemahaman yang mendalam terhadap kinerja jaringan jalan, reie terhadap kebijakankebijakan pemerintah setempat atas sistem jaringan jalan, serta peraturan daerah mengenai sistem transportasi yang
berlaku. %elakukan pembahasan teknis di daerah dengan penyusunan pengembangan jaringan jalan serta kriteria desain yang diharapkan oleh pengguna jasa.
Pemda Kota Tangerang mempunyai tugas dalam pembinaan dan pengembangan jaringan jalan diilayahnya guna mengatasi kemacetan dan pengembangan jaringan jalan, sehingga perlu dilakukan pengambilan data secara lengkap untuk ruas jalan yang yang ada dan pemutakhiran terhadap data yang dimiliki. !alam hal ini adalah kelengkapan dan keakurasiannya pada petapeta, kondisi jalan dan tingkat kenyamanan untuk ruas jalan yang ditentukan. 3leh karena itu dalam rangka memenuhi tuntutan terhadap kebutuhan tentang keadaan jalan secara lengkap dan mendekati keakurasiannya dengan keadaan sebenarnya, sehingga mempermudah di dalam menentukan arah kebijakan pembinaan di Pemda Kota Tangerang. !iharapkan dari hasil kajian ini mendapatkan suatu laporan studi kelayakan pengembangan jaringan jalan secara lengkap berikut dengan kriteria desain, Perhitungan Eolume dan @iaya yang diperlukan dalam penanganan selanjutnya dalam !etail ngineering !esign /!!0.
E.0.2 METODOLOGI !alam kajian Penyusunan Studi Kelayakan />S0 Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan Kota Tangerang digunakan beberapa metodologi yang akan dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. %etodemetode yang akan digunakan dalam kajian ini adalah sebagai berikut$ E - 54
Usulan Teknis
E.0.2.1
S&ud( L(&e"a&u"
Pelaksanaan metode ini dititikberatkan pada kegiatan kajian terhadap seluruh dokumen terkait penyusunan dan penataan ruang dan literatur berupa tulisan, jurnal, teori, hingga berbagai jenis peraturan perundang undangan yang terkait. Untuk itu, diperlukan model pendekatan studi dokumenter yang akan menginentarisasi dan mengeksplorasi berbagai dokumen tersebut. Studi dokumenter ini memiliki ciri pendekatan yang mengandalkan dokumendatadata sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber dan instansiinstansi yang terkait. @eberapa data sekunder yang diperlukan dalam studi ini antara lain $
UndangUndang
9omor
(
Tahun
177)
tentang
Pembentukan
Kotamadya !aerah Tingkat "" Tangerang'
UndangUndang 9omor () Tahun (81* tentang Pemerintahan !aerah sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang 9omor ( Tahun (81+ tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang 9omor ( Tahun (81* tentang Perubahan Atas Undang Undang 9omor () Tahun (81* Tentang Pemerintahan !aerah %enjadi Undang Undang'
UndangUndang 9omor )6 Tahun (88* tentang Jalan
Undangundang 9omor (- Tahun (885 tentang Penataan 2uang'
Peraturan Pemerintah 9omor )* Tahun (88- tentang Jalan'
Peraturan !aerah Kota Tangerang 9omor - Tahun (81( tentang 2encana Tata 2uang 4ilayah Kota Tangerang (81((8)(.
E.0.2.2
P"o!e!-Sa!a"a-Keua"a-Ma6aa&
Pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan />S0 Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan Kota Tangerang sebagaimana dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja /KAK0
secara tersirat menjelaskan siklus proses, keluaran,
E - 55
Usulan Teknis
sasaran dan man&aat. @erikut disampaikan penjelasan proses, keluaran, sasaran dan man&aat studi $ 1. P"o!e! S&ud( $ adalah lingkup kegiatan studi yang dijabarkan pada Kerangka Acuan Kerja /KAK0 sebagai batasan pelaksanaan studi. Proses studi meliputi $ /10 Pengumpulan data sekunder terkait &isik lahan, sosial budaya, perekonomian, serta in&rastruktur eksisting' /(0 tinjaun peraturan dan program regional' /)0 %elakukan kajian model penataan perkotaan' /*0 3bserasi lapangan' /+0 "denti&ikasi potensi dan kendala ilayah, trend perkembangan sosial dan masyarakat, serta tingkat kebutuhan masyarakat' /-0 >ormulasi arahan &ungsional sistem perkotaan' /50 Penyusunan arahan pembangunan dan peman&aatan sumber daya serta /60 "ndikasi program prioritas pembangunan. (. Keua"a S&ud($ adalah hasil yang diperoleh dari proses kegiatan studi terkait dengan Penyusunan >S Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan Kota Tangerang ini merupakan dokumen studi kelayakan sebagai dasar untuk rekomendasi kegiatan penyusunan perencanaan teknisdetail engineering design jaringan jalan. Kemudian penyusunan laporan pendahuluan, laporan antara, laporan akhir, dan Peta Jalan Poros Timur Kota Tangerang. ). Sa!a"a S&ud($ adalah hasil yang diharapkan dari Penyusunan Studi Kelayakan />S0 Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan Kota Tangerang,
yang
meliputi
$
/10
Tersusunnya
studi
kelayakan
pembangunan jalan koridor STA 11 # Semanan secara terarah dan terpadu. /(0 !apat memberikan solusi permasalahan transportasi berupa peningkatan kinerja lalulintas pada ruasruas jalan serta meningkatkan kinerja pelayanan angkutan umum. /)0 %engurangi kemacetan pada kaasanilayah terkait. /*0 !engan mengacu pada standar perencanaan yang ada dari !irektorat Jenderal @ina %arga maka diharapkan akan didapat hasil perencanaan yang baik secara kualitas, olume, maupun tepat aktu. *. Ma6aa& S&ud( / adalah diperolehnya 2encana Jalan Koridor STA11 Semanan Kota Tangerang !ari Studi Komparati& Alternati& Jaringan. E - 56
Usulan Teknis
E.0.2.%
TA#APAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
%etodologi ini disusun sebagai
acuan pelaksanaan pekerjaan sekaligus untuk
pengaasan dan pemantauan pekerjaan dari aal hingga selesai. Program kerja pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan />S0 Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan Kota Tangerang merupakan proses tahapan kegiatan perkerjaan. %etode pelaksanaan kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan />S0 Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan Kota Tangerang, secara garis besar akan meliputi tahap persiapan surei, tahap pelaksanaan surei, input dan kompilasi data, serta analisis aal. Tahapan pelaksanaan tersebut akan disajikan dalam bentuk pelaporan dan dipresentasikan di depan pemberi tugas. A.
KOORDINASI A@AL !iskusi dengan tim teknis dilakukan untuk melakukan koordinasi aal pelaksanaan pekerjaan, sehingga diharapkan arah pelaksanaan kegiatan akan sesuai dengan maksud dan tujuan pemberi tugas. !iskusi yang dilakukan diharapkan akan mempertajam beberapa hal yang sudah tercantum dalam KAK yaitu$ a.
%aksud, tujuan dan sasaran kegiatan,
b.
2uang lingkup kegiatan,
c.
%etodologi kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menjalankan pekerjaan,
d.
3utput pekerjaan yang harus diserahkan pada akhir studi,
e.
%ekanisme konsultasi, presentasi dan penyusunan laporan.
Penyusunan rencana kerja dilakukan berdasarkan pada ruang lingkup kegiatan, beban masingmasing item pekerjaan dan aktu pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan. !alam penyusunan jadal terinci perlu diperhatikan urutan kegiatan antara satu item dengan item lainnya, sehingga akan saling menunjang dan tidak tumpang tindih. !alam rencana kerja terinci diharapkan akan muncul beberapa item berikut$ a.
Jenis kegiatan yang dilakukan, E - 57
Usulan Teknis
B.
b.
4aktu yang dibutuhkan,
c.
Siapa yang bertanggung jaab,
d.
3utput yang diharapkan dari kegiatan.
PERSIAPAN SUR8EI Surei dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Pada dasarnya, tahap persiapan ini mencakup$ a0
!ata terkait kebijakan Pengembangan Jaringan Jalan.
b0
Koleksi data sekunder, yaitu penyiapan da&tar koordinat titiktitik re&erensi serta peta acuan
c0
Penyiapan peralatan dan bahan teknis, serta sarana transportasi
d0
mobilisasi personil pelaksana
e0
orientasi lapangan, termasuk desain rencana lintas jalur pengukuran
&0
penyiapan dan pemasangan patok
Pengumpulan data sekunder bertujuan untuk mendapatkan gambaran aal mengenai lokasi daerah surei. !ata sekunder tersebut dapat berupa laporan maupun gambar, ataupun datain&ormasi hasil aancara diskusi dengan pihak terkait, misalnya$
Peta rupa bumi skala 1$+8.888, yang dikeluarkan oleh @AK3SU2TA9A<
!ata hasil surei pendahuluan
Keterangan lainnya hasil diskusi dengan pihak terkait.
!ari data sekunder yang terkumpul, dapat dibuat peta kerja sebagai pedoman kerja di lapangan yang memuat rencana$
!istribusi titik permanen /benchmark 0
Sistem penomoran dan distribusi titik bantu
Titik ikat yang digunakan, dan
Titik aal hitungan kerangka pengukuran
Patok pengukuran diklasi&ikasikan menjadi ( kelas sesuai dengan &ungsi dan dimensinya masingmasing, yaitu$
E - 58
Usulan Teknis
/a0
Kelas 1$ Patok beton dengan dimensi /(8H(8H5+0 cm) atau beton pralon dengan ukuran / 18 cm sepanjang 5+ cm0
/b0
Kelas ($ Patok kayu dengan dimensi /*H-H-80 cm)
Apabila dilokasi tidak ditemukan titik re&erensi pengukuran, maka sistem koordinat /'L'M0 mengacu pada titik pengamatan dengan menggunakan CPS 9aigasi merk CA2%L9 tipe B1(, yang mempunyai ketelitian memadai di baah 18 m. Sementara untuk eleasi direncanakan menggunakan eleasi yang terdapat pada titik terendah kaasan sekitar seperti aduk atau laut, sehingga menjadi satu kesatuan eleasi dengan yang telah tersistem dengan benar. Patok poligon ber&ungsi untuk membentuk jaringan titik poligon di lapangan. Penyebarannya merata sepanjang rencana daerah pengukuran, dengan jarak antar patok berariasi. Patok poligon dipasang pada daerah yang stabil dan aman. Patok poligon terbuat dari kayu *H- cm dengan panjang -8 cm dan ditanam sedalam *8 cm.
.
PEMERIKSAAN DAN KOREKSI ALAT UKUR Sebelum pengukuran, dilakukan pemeriksaan dan koreksi alatalat ukur yang akan digunakan. Kegiatan ini dilakukan di lokasi pekerjaan. Bara pemeriksaan dan pemberian koreksi alat sesuai dengan teori "lmu Ukur Tanah, atau buku petunjuk pemakaian alat /operation manual0. Pemeriksaan alat ukur teodolit harus memenuhi syarat$
Sumbu " dalam posisi ertikal, dengan koreksi nio kotak dan nio tabung
Sumbu "" tegak lurus pada sumbu "
Kesalahan kolimasi horisontal I 8
Kesalahan indeks ertikal I 8
Pemeriksaan alat ukur sipat datar /automatic leel 0, harus memenuhi syarat$
Sumbu " dalam posisi ertikal, dengan koreksi nio kotak dan nio tabung
Caris bidik harus sejajar dengan garis arah nio
E - 59
Usulan Teknis
D.
PELAKSANAAN SUR8EI @eberapa hal yang dilakukan dari pelaksanaan surei adalah$ a0
%enginentarisasi dan melakukan kajian terhadap dokimendokumen maupun studistudi terdahulu terkait dengan perencanaan jaringan jalan.
b0
"denti&ikasi Terhadap Peraturan
Perundangundangan yang terkait
dengan rencana pengembangan jaringan jalan. c0 E.
@enchmarking terhadap perencanaan poros jaringan jalan'
PENGUMPULAN DATA Tahapan aal adalah pengumpulan data dan reie mencakup inentarisasi studistudi,
re&erensi,
kebijakan
dan
rencanarencana
Pemkot
serta
pengumpulan data yang mencakup data primer dan data sekunder. Pada Tahapan ini dilakukan kajiulang terhadap studistudi yang telah dilakukan, kajian literatur, kajian terhadap rencanarencana daerah termasuk 2T242UT2 dan rencana pengembangan sistem transport serta aspekaspek legal dan institusional yang berpengaruh terhadap pelaksanaan program dan rencanarencana pengembangan jaringan jalan. a.
Da&a Se$ude"
Pengumpulan data sekunder untuk dilakukan melalui surai instansional baik di pusat maupun daerah. Tahapan selanjutnya adalah data input dan petapeta yang mencakup keseluruhan data primer dan data sekunder yang secara umum terbagi atas$
+.
!ata in&rastruktur meliputi jaringan jalan, lebar, panjang dll.
!ata jaringan jalan berdasarkan pembinaan dan keenangannya
Da&a P"(me" 1.
Persiapan surai, yang meliputi persiapan pelaksanaan kegiatan surai.
(.
Persiapan administrasi, dimana seluruh suratsurat ijin yang diperlukan disiapkan serta administrasi dan logistik surai dirancang .
).
Pelaksanaan surai lapangan, dimana dilaksanakan pengumpulan data lapangan yang sebenarnya.
E - 60
Usulan Teknis
*.
Pengolahan data, dimana hasil dari data lapangan diproses sebagai data input analisis dan rencana desain.
*.
Me&oda Su"3e(
Tipetipe surai dirancang agar memungkinkan analisa komprehensi& tentang karakteristik rencana jaringan jalan.
=asil dari surai akan digunakan untuk mengembangkan, memperbarui dan mengkalibrasi peta jaringan jalan
yang sudah pernah digambar
dengan situasi pada saat ini /bila ada0 serta mempermudah tahap prencanaan kriteria desain.
Pemilihan metode surai sangat penting dalam usaha mencapai e&isiensi dari keseluruhan surai. %etode yang dipilih
merupakan hasil dari
kompromi antara tujuan surai dan ketersediaan sumbersumber daya. "si surai dibatasi pada datadata pokok yang diperlukan untuk analisa selanjutnya dalam studi. "si dan metode surai dirancang sejalan dengan panduan yang digariskan dalam lingkup tugas dan disesuaikan dengan keperluan studi dan kondisi lapangan.
d.
Do$ume&a!(
Untuk pelaksanaan pemotretandokumentasi dilakukan dengan arah bidikan &oto pada sisi potongan melintang jalan sesuai dengan kebutuhan disetiap jarak +8m pada rencana ruas jalan. Apabila terjadi perubahan tipe melintang jalan secara mencolok, maka akan dilakukan pemotretan kembali.
Untuk setiap dokumentasi cukup sekali, pemotretan dalam setiap rencana ruas jalan dengan satu tipe yang sama.
e.
Su"3e( I3e&a"(!a!( Ja-a
Undangundang 2epublik "ndonesia 9o.1) Tahun 1768 menyebutkan baha jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk
E - 61
Usulan Teknis
apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. @angunan pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak bisa dipisahkan dari jalan, antara lain jembatan, ponton, lintas atas / 3erpass 0, lintas baah /underpass 0, tempat parkir, goronggorong, tembok penahan, saluran air dan sebagainya. Perlengkapan jalan adalah ramburambu marka jalan pagar pengaman lalu lintas, pagar damija, lampu dan lain lain. Setelah didapatkan gambar jaringan jalan tersebut maka dilakukan surai lapangan dengan mengukur panjang dan lebar rencana jalan beserta dimensi bangunan lainnya. Suai ini dilaksanakan dengan cara berjalan kaki supaya didapatkan data inentarisasi jalan yang benar dan terbaru dan dilakukan pemotretandokumentasi. 6.
Su"3e( Kod(!( Re*aa Ja-a
Surai kondisi jalan dimaksudkan untuk mendapatkan data kondisi secara isual, yaitu
dengan melihat secara langsung nilai kondisi
rencana jalan. Surai ini dilakukan dengan cara berjalan kaki seperti halnya yang dilakukan pada surai inentarisasi jaringan jalan. Untuk pelaksanaan Surai Kondisi Jalan dilakukan dengan cara mengisi &ormulir yang talah disediakan dan diurutkan sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan. Surai kondisi rencana jalan ini juga diperuntukan pada seluruh jalan yang telah dilaksanakan surai inentarisasinya. '.
Su"3e( T"a!)o"&a!( =ari dan Periode Surai
=ari dan periode surai dilaksanakan sesuai dengan hari kerja biasa karena hanya akan melihat kondisi jalan yang ada. Tidak memerlukan perhitungan terhadap lalu lintas. !esain >orm Surai
!esain &orm surai disusun berdasarkan metodologi surai serta pemrosesan data. E - 62
Usulan Teknis
3rganisasi Tim Surai
Tim Surai terdiri dari $
Superisor , merupakan koordinator lapangan di setiap lokasi surai, akan membaahi semua sureyor pada lokasi tertentu, diharapkan dapat mempersiapkan keperluan kelangsungan surai di lokasi, mengumpulkan dan merekap data hasil surai, mengatur kelancaran dan kesiapan pelaksanaan surai.
Sureyor , merupakan pelaksana kegiatan di setiap lokasi surai, bertugas mengumpulkan datamelaksanakan pengumpulan data kondisi jalan dan pencocokan jaringan jalan di lapangan dan memberikan data hasil surai kepada superisi.
2.
Su"3e( To)o'"a6(
Pada hakekatnya, pemetaan topogra&i bermaksud untuk menyajikan segala kenampakan yang ada di permukaan bumi, baik kenampakan yang bersi&at alami /natural enironment 0 ataupun hasil rekayasa manusia /manmade enironment 0' yang dapat disebut sebagai in&ormasi kualitati&, serta yang menyangkut posisi horisontal dan ertikal, yang dapat dikatakan sebagai in&ormasi kuantitati&. Pengertian peta topogra&i adalah gambar sebagian rupa bumi pada bidang datar dengan sistem proyeksi dan skala tertentu. Peta tersebut merupakan hasil surei lapangan / terrestrial 0, yang terdiri dari berbagai jenis pengamatan dengan kriteria tertentu pula. Peta topogra&i pada umumnya ber&ungsi sebagai peta dasar / base map 0 bagi penyusunan petapeta turunan /thematic maps 0, seperti misalnya$ peta penggunaan lahan /landuse map 0 , peta kemiringan lahan /slope map 0 , dan lain sebagainya. Pada tahapan selanjutnya, peta topogra&i beserta petapeta turunannya merupakan data masukan utama bagi seorang Perencana 4ilayah /2egional Planner 0 atau peneliti kajian untuk membuat rencana pengembangan suatu kaasan secara terpadu atau penanganan suatu daerah tertentu yang menyangkut aspek teknis. Petapeta perencanaan E - 63
Usulan Teknis
termaksud biasanya dituangkan sebagai peta rencana induk / master plan 0, peta rencana tapak /site plan 0, dll. "ntegrasi ilayah penanganan terutama dimungkinkan dari ketersediaan sarana dan prasarana data di ilayah tersebut, termasuk tersedianya peta yang in&ormati&. Pada akhirnya, penanganan suatu daerah atau ilayah akan membaa peningkatan prasarana &isik baik secara langsung ataupun tidak langsung yang
mempunyai
korelasi
positi&
dengan
pertumbuhan
ekonomi
masyarakat dan kemajuan ilayah tersebut. Sebaliknya pada saatnya nanti, masyarakat pun dapat bertindak sebagai motiator kegiatan ekonomi lanjutan. Kegiatan ekonomi baru itu tidak hanya bersi&at penunjang saja, namun bahkan dapat pula berupa kegiatan indrustri primer. !emikian proses siklus ini berlangsung secara akumulati& sehingga tujuan
pekerjaan
teknis
terhadap
pengembangan
ilayah
dan
pembangunan pada umumnya dapat tercapai Pekerjaan surei dan pemetaan topogra&i terdiri atas tahapan sebagai berikut$
(.
10
Tahap persiapan
(0
Pekerjaan perintisan
)0
Pemeriksaan dan koreksi alat ukur
*0
Pengukuran kontrol horisontal
+0
Pengukuran kontrol ertikal
-0
Pengukuran detilsituasi
50
Pengukuran penampang memanjang dan melintang
60
Pengukuran khusus
Pe'u$u"a Ko&"o- #o"(!o&a-
Jaring pengukuran kontrol horisontal dilaksanakan dalam bentuk tertutup /closedcircuit0, yang dimaksudkan untuk secara langsung memperoleh besaran koreksi geometris sudut ukuran.
E - 64
Usulan Teknis
Peralatan yang digunakan dikenal sebagai :Total Station;. Pengukuran sudut dengan bacaan piringan horisontal terkecil sebesar 1;, dilakukan dalam ( seri pembacaan secara lengkap, yaitu dalam posisi teropong @ /@iasa0 dan <@ /
jarak
pengukuran
poligon
yang
berariasi,
yang
memungkinkan timbulnya distorsi jarak akibat kelengkungan bumi, maka dilakukan pengamatan aimut matahari guna keperluan koreksi sudut pengukuran atau dengan pendekatan melalui CPS =andhealt sebagai bahan perbandingan distorsi tsb. Patok yang digunakan untuk poligon adalah patok kayu, sedangkan untuk titik ikat adalah patok beton yang dipasang permanen. Proses hitungan selengkapnya mengikuti tahapan sebagai berikut$ /a0
Pengolahan data lapangan untuk memperoleh
/b0
sudut horisontal ratarata, dan jarak datar ratarata
Analisis koreksi sudut' yang menyangkut pemenuhan tingkat ketelitian ukuran sudut
/c0
!istribusi koreksi dilakukan dengan menggunakan metoda kuadrat terkecil /
/d0
=itungan koordinat /'L0 de&initi&
Analisis ketelitian sudut serta hitungan perataan koordinat /adjustment computation0 ditampilkan pada
Usulan Teknis
.
Pe'u$u"a Ko&"o- 8e"&($a-
Jalur pengukuran kontrol ertikal mengikuti lintas jalur pengukuran kontrol horisontal, dengan menggunakan alat ukur sipat datar otomatis orde "". Pengamatan beda tinggi antar titik dilakukan dalam ( kali posisi berdiri alat /double stand0. Stand pertama dibaca ) benang /@A, @T, @@0 secara lengkap' sedangkan stand kedua cukup dibaca @T. Toleransi beda tinggi antara stand pertama dan stand kedua dibatasi ( mm. Pengolahan data hasil pengukuran sipat datar mengikuti tahapan sebagai berikut$ /a0
Pengolahan data lapangan yang meliputi
kontrol bacaan benang
beda tinggi setiap stand
beda tinggi ratarata setiap stand
jarak optis dari alat ke masingmasing rambu jarak setiap stand /b0
Koreksi terhadap setiap pengamatan beda tinggi
/c0
=itungan eleasi /M0 de&initi&
Pengukuran sipat datar dilakukan oleh 1 tim kerja, yang masing masing tim terdiri dari 1 orang Sureyor dibantu oleh ) orang tenaga lokal. $.
Pe'u$u"a De&(-;S(&ua!(
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mendapatkan data kualitati& serta kuantitati&,
yang
merupakan
kelengkapan
in&ormasi
topogra&is.
%engingat pengamatan titiktitik detail cukup dilakukan dari titiktitik pengukuran kontrol horisontal dan ertikal, maka tidak ada &aktor koreksi yang perlu diperhitungkan. Pengukuran titiktitik detilsituasi topogra&is menggunakan teodolit sentering optis dengan bacaan piringan horisontal terkecil sebesar /+ 180;. Pengukuran situasi pada daerah sepanjang surei mencakup semua detil topogra&i dan keterangan yang ada di daerah surei tersebut, seperti bangunan,sungai goronggorong, jembatan tiang listrik, dll. E - 66
Usulan Teknis
Khusus untuk lokasi jembatan atau perpotongan dengan sungai lain atau anak sungai, pengukuran perlu diperluas daerah cakupannya. Proses pengolahan data terhadap setiap ukuran titik
mengikuti
tahapanprosedur hitungan, sebagai berikut$ /a0 Pengolahan data lapangan, yang meliputi
sudut horisontal' yang mengacu pada sisi poligon
sudut jurusan /aimut0
jarak datar, dan
beda tinggi
/b0 Seleksi data hitungan, /c0 =itungan koordinat de&initi& /'L'M0 @erkas hitungan ditunjukkan pada
Pe'u$u"a )eam)a' me-(&a'
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mendapatkan data kualitati& serta kuantitati&, yang merupakan kelengkapan in&ormasi topogra&is secara melintang. !engan pengambilan detail penampang sungai secara menyeluruh didalam koridor yang ditentukan. Pengambilan data Potongan %elintang ini dilakukan pada setiap +8m sepanjang daerah pengukuran. Titik !etail yang diamati mencakup seluruh in&ormasi yang terdapat didalam area pengukuran. Pengukuran potongan melintang ini menggunakan teodolit sentering optis dengan bacaan piringan horisontal terkecil sebesar +; 18;. Proses pengolahan data terhadap setiap ukuran potongan mengikuti tahapanprosedur hitungan, sebagai berikut$ /a0 Pengolahan data lapangan, yang meliputi$
sudut horisontal' yang mengacu pada sisi poligon sudut jurusan /aimuth0 jarak datar, dan beda tinggi E - 67
Usulan Teknis
/b0 Seleksi data hitungan, /c0 =itungan koordinat de&initi& /'L'M0 =.
PENGOLA#AN DAN ANALISIS DATA Seluruh proses komputasi disajikan dengan meman&aatkan paket program komputer,
yang
nantinya
ber&ungsi
sebagai
masukan
bagi
proses
penggambaran elektronis. Kegiatan pengolahan data meliputi$
Komputasi kerangka horisontal
Komputasi kerangka ertikal
Komputasi detilsituasi
a.
Kom)u&a!( Ke"a'$a #o"(!o&a-
Tahapan perhitungan kerangka horisontal$ /a0
Salah penutup sudut ukuran
A I Ao N i N &
!i mana $ A
$ Aimuth akhir
Ao
$ Aimuth aal
i $ Jumlah sudut ukuran titik poligon &
/b0
$ Salah penutup sudut poligon
Koreksi sudut
f n
!i mana n adalah jumlah titik sudut poligon /c0
Sudut hasil koreksi
k I i N i
/d0
Aimuth setiap sisi poligon
Ai I Ao N k
/e0
Selisih absis /0 dan selisih ordinat / L0 setiap sisi poligon
ij I dij H sin A ij /&0
' dan L ij I dij H cos A ij
Salah penutup dalam arah /H0 dan L /y0 n # i I ij N H
' dan
Ln # L i I L ij N H
E - 68
Usulan Teknis
/g0
Salah linier /S<0
/h0 /h0
SL
d
S< harus memenuhi toleransi yang ditentukan.
Koor Koordi dina natt de&i de&ini niti ti&&
X j X 1 x ij - x +.
(x) 2 (y) 2
d ij d
' dan
Y j Y1 y ij - y
d ij d
Kom)u&a!( Ke"a'$a 8e"&($a-
Perhitungan kerangka ertikal terbagi dalam beberapa tahap, yaitu$
@eda tinggi setiap stand /berdiri alat0
@eda tinggi setiap slag
@ed @e da
tingg inggii
setiap tiap seks seksii
/ga gab bun ung gan
slag slag dalam lam
satu ha harri
pengukuran0 /a0 /a0
/b0 /b0
@eda @e da ting tinggi gi seti setiap ap stan stand d @eda tinggi
$ h I @T b # @Tm
Jarak belakang
$ db I 188 H /@A b # @@b0
Jarak muka
$ dm I 188 H /@A m # @@m0
@eda @e da ting tinggi gi seti setiap ap slag slag Slagi
$
Slag Slag/ /iN iN10 10 $
h i
( h 1 h 2 ) ' dan d i d b d m 2
h i 1
( h 1 h 2 ) 2
' dan
d i 1 d b d m O dst. /c0 /c0
@eda @e da ting tinggi gi seti setiap ap seks seksii n
H ukr
( h i )
n
' dan D
i 1
/d0 /d0
Ting Tinggi gi de de&i &ini niti ti&& seti setiap ap titi titik k
(d i ) i1
H j H i h ij
!i mana =i Ao
$ Tinggi titik pertama $ Tinggi titik titik kedua E - 69
Usulan Teknis
i *.
$ @eda tinggi ratarata
Kom)u&a!( De&(-; S(&ua!(
Penyaj Penyajian ian ber berda dasar sarkan kan deskri deskripsi psi titik titikti titi tik k pengam pengamata atan, n, baik baik dalam dalam pengertian kualitati& maupun kuantitati&, seperti misalnya$
jalan beserta beserta kelengkapannya kelengkapannya
sungai dan saluran
bangunan
titiktitik detil lain yang dianggap perlu
=itungan titiktitik detilsituasi menggunakan metoda Tacimetri, sebagai berikut$
Jarak miring
dm 100 x (BA - BB) x sin z
Jarak datar
dh 100 x (BA - BB) x sin 2 z
@eda tinggi
h #0 x (BA - BB) x sin 2z" ! - BT
!i mana @A
$ @enang Atas
@@
$ @enang @aah
@T
$ @enang Tengah
$ Sudut enith
ta
$ Tinggi alat
Selanjutnya, perhitungan koordinat dan tinggi titik detil menggunakan rumus$
G.
Absis
X j X i (dh ij x sin A ij )
3rdinat
Y j Yi (dh ij x $%s A ij )
leasi
& j & i h ij
DETAIL DESAIN a.
K"(&e"(a De!a(
Perencanaan jalan direncanakan berdasarkan pada Standar Perencanaan Ceometris Jalan
Usulan Teknis
kmjam. Standar Ceometris yang dimaksud meliputi standar penentuan paramete parameterpar rparamet ameter er alinemen alinemen horisont horisontal, al, ertikal ertikal maupun maupun melintan melintang g jalan yang akan dipakai dalam perencanaan perencanaan teknis. @erikut adalah tabel kriteria Perencanaan untuk jalan luar kota, yang diterapkan pada pekerjaan perencanaan teknik jalan sebagai berikut $
4a7 4a7
Ke*e Ke*e)a )a&a &a Re Re*a *aa a Ke*e)a&a Re*aa5 8" 4$m;am7
=u'!(
Da&a"
Bu$(&
Pe'uu'a
58 # 1(8
-8 # 68
*8 # 58
Kolektor
-8 # 78
+8 # -8
)8 # +8
*8 # 58
)8 # +8
(8 # )8
Arteri
Untuk kondisi medan yang sulit, Er suatu segmen jalan boleh diturunkan maks. (8 kmjam
8L#R 4!m);"7 Q ).888 ).888 # 18.888 18.888 # (+.888 (+.888 /R0 /RR0
4+7 4+7
D(me D(me! !(( Me( Me(& &a a' ' Jaa Jaa
10
Penentuan Leba Jalu !an "a#u Jalan
ARTERI "deal %inimum
KOLEKTOR "deal %inimum
LOKAL "deal
%inimum
5,8
(,8
-,8
1,+
5,8
1,+
-,8
1,+
5,8
1,+
-,8
1,8
5,8
(,8
5,8
(,8
5,8
(,8
/RR0
/RR0
(nH), (nH), (nH), (,+ (,+ (,+ /RR0 /RR0 + /R0 + /R0 + /R0 Keterangan$ I Tidak ditentukan I ( jalur terbagi, masingmasing masingmasing nH),+ /m0' dimana nIjumlah lajur per jalur I %engacu pada persyaratan ideal
E - 71
Usulan Teknis
(0
Leba La$u Jalan %&eal
" "", """A
Le+a" Lau" Idea 4m7 ),5+ ),+8
"""A, """@
),88
"""B
),88
=u'!(
Kea!
Arteri Kolektor
)0
Kemiingan 'elintang Kem("('a
Jalan
4C7 (#) *+
@ahu
)#+
4*7
A(ame #o"(o&a
10
Pan$ang "agian Luu(
Ke&e"a'a Perkerasan Aspal@eton Perkerasan Kerikil
Paa' Ba'(a Lu"u! Ma$!(mum 4m7 Da&a" Bu$(& Pe'uu'a Arteri )888 (+88 (888 Kolektor (888 15+8 1+88 !itetapkan berdasar aktu tempuh kendaraan tidak lebih dari (,+ menit =u'!(
(0
Jai-Jai 'inimum
Er /kmjam0 2min Lang diijinkan /m0 2min Tanpa lengkung peralihan
1(8 -88
188 )58
68 (18
58 1-8
-8 118
+8 68
*8 +8
)8 )8
(8 1+
(+88
1+88
788
588
+88
)+8
(+8
1)8
-8
2min Tanpa Supereleasi /m0
+888
(888
1(+8
788
588
Panjang
(88
158
1*8
1(8
188
68
58
+8
*8
E - 72
Usulan Teknis
)0
Pan$ang Lengkung Peali#an )L(* + Pan$ang Pen,apaian upe Elea(i )Le*
Su)e"ee3a!(5 e 4C7 0 > :
*8
18
(8
1+
(+
1+
(+
(+
+8
1+
(+
(8
)8
(8
)8
-8
1+
)8
(8
)+
(+
58
(8
)+
(+
*8
68
)8
++
*8
78
)8
-8
188
)+
118 1(8
8" 4$m;am7
+.
2
1<
)8
)+
*8
)8
*8
*8
+8
*8
)+
+8
+8
-8
)8
*+
*8
++
-8
58
-8
*+
58
-+
78
78
1(8
*8
58
+8
68
58
188
188
1)8
-+
*+
68
++
78
68
118
118
1*+
*8
5+
+8
6+
-8
188
78
1(8
*8
68
++
78
58
118
7+
1)+
Pe"e*aaa Geome&"($
Pe"e*aaa A-(eme #a"(!o&a- da 8e"&($a- Alinemen horisontal dan ertikal direncanakan dengan melihat peta situasi dari hasil pengukuran topogra&i. Perencanaan Alinemen =orisontal dan Eertikal berdasarkan$
Standard Standard Perencanaa Perencanaan n Ceometri Ceometri Jalan Jalan 2aya, 2aya, !irektor !irektorat at Jenderal Jenderal @ina %arga 9o. 1)1758.
Spes Spesi& i&ik ikas asii Stan Standa darr un untu tuk k Pe Pere renc ncan anaa aan n Jala Jalan n
lemen utama yang digunakan dalam perencanaan ini $
>ungsi jalan raya. Eolume
E - 73
Usulan Teknis
Kla(i/ika(i /ung(i &an peneapan kela( (tan&a $alan aa be&a(akan tabel (ebagai beikut =u'!(
Meda
Jalan
!atar, @erbukit Cunung
=u'!(
Meda
Jalan
!atar, @erbukit Cunung
=u'!(
Meda
Jalan
!atar, @erbukit Cunung
8oume L.L Re*aa 4!m);a"(7 8 9<.<<< 9<.<<< 8 Kelas 1
Kelas (
Kelas 1R Kelas (R 8oume L.L Re*aa 4!m);a"(7 %<.<<< 8 %<.<<< 1<.<<< 1<.<<<
8
Kelas )
Kelas )
8
Kelas *
Kelas )R Kelas )R Kelas *R 8oume L.L Re*aa 4!m);a"(7 8 1<.<<< 1<.<<< 8 1.<<< 8 1.<<< Kelas )
Kelas *
Kelas +
Kelas )R
Kelas *R
Kelas +R
R0 Sumber$ Spesi&ikasi standar untuk Perencanaan Ceometrik Jalan
Pada Pada kondi kondisi si medan medan diman dimana a terdap terdapat at trase trase jal jalan an yang yang tidak tidak lurus lurus maka maka penentuan jari lengkung minimum berdasarkan rumus berikut$ R
V 2 127) f i *
!imana $ 2 E
I Jarijari lengkung minimum I Kecepatan rencana rencana
&
I Koe&i e&isie sien gesek sekan antar ntara a ban dan jalan alan I 8,* 8,* sd sd 8,6 8,6
i
I Super eleasi.
Ke,epatan en,ana &itentukan be&a(akan tabel beikut ini. Kea! Jaa 1 2 1F % 0 %F 9 0F 9F Kecepatan 68 -8 +8 *8 )8 (8 2encana / kmjam0 Sumber$ Spesi&ikasi standar untuk perencanaan geometrik jalan luar kota. kota.
e&ang e&angkan kan #ubung #ubungan an $ai-$ $ai-$ai ai minimu minimum m &engan &engan ke,epa ke,epatan tan en,an en,anaa (epeti (epeti tabel tabel beikut ini E - 74
Usulan Teknis
Ke*e)a&a Re*aa :< >< 9< 0< %< 2< 4 $m;am7 Jarijari lengkung (18 11+ 68 +8 )8 1+ minimum /m0 Sumber$ Spesi&ikasi standar untuk perencanaan geometrik jalan luar kota.
Pada perencanaan alinemen ertikal pada jalan pendekat jembatan dengan memperhatikan memperhatikan kelandaian maksimum standard. ubungan antaa Ke,epatan en,ana &engan Kelan&aian 'ak(imum tan&a bi(a &ili#at pa&a tabel beikut ini Ke*e)a&a Re*aa 4 $m;am7 Jarijari lengkung minimum / m 0
:<
><
9<
0<
%<
2<
*
+
-
5
6
7
Sumber$ Spesi&ikasi standar untuk perencanaan geometrik jalan luar kota.
%engacu kepada standar perencanaan seperti yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, maka ditentukan standar perencanaan geometrik pada ruas jalan di atas yaitu sebagai berikut$ Ta+e E.9 Kiteia !e(ain ntuk Jalan tei &an Kolekto Pime Sa&ua
S&ada"
A. Ko!e) da A!um!( Da!a" 1.
Kelas Jalan
"
(.
>ungsi Jalan
Arteri
Kolektor Primer
).
Kecepatan 2encana
Kmjam
68/-80
-8/*80
*.
Jarak Pandang =enti minimum
m
118/5+0
5+/*80
+.
Jarak Pandang %endahului
m
++8/)+80
)+8/(880
B. A(eme #o"(o&a 1.
Jarijari minimum
m
()8/1(80
11+/(80
(.
Jarijari minimum tanpa superleeasi
m
)+88
(888
).
Jarijari minimum tanap lengkung peralihan
m
1888
-88
*.
Panjang
m
*8
*8/)+0
+.
Panjang Pencapaian Superleasi /
m
)+/(+0
)+/(+0
E - 75
Usulan Teknis
Sa&ua -.
Supereleasi maksimum
S&ada"
F
18
18
. A(eme 3e"&($a 1.
Kemiringan maksimum
F
1(,+
1(,+
(.
Panjang
m
188
188
D. Po&o'a Me(&a' Jaa 1.
m
-
-
(.
m
1
1
).
Kemiringan %elintang 9ormal
F
(,+
(,+
*.
Kemiringan %elintang 9ormal bahu Jalan
F
-
-
+.
Kemiringan %aksimum Calian
1$1,+
1$1,+
-.
Kemiringan maksimum Timbunan
1$1
1$1
*.
Pe"e*aaa Pe"$e"a!a
Sebagai
salah
satu prasarana
transportasi darat, jaringan jalan
mempunyai peran yang sangat penting untuk menyalurkan arus penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain, yang pada nantinya akan menunjang laju perekonomian masyarakat. a.
S&ada" Ruu$a Pe"e*aaa Te+a Pe"$e"a!a 1.
AAS=T3 Cuide &or !esign o& Paement Structure 177), American Association
o&
state
=ighay
and
Transportation
3&&icials,
4ashington, 177). (.
2oad !esign %odule, @! 2eport 9o.*7 !irektorat Jenderal @ina %arga, !irektorat @ina Program Jalan, 177)
Untuk merencanakan tebal perkerasan jalan raya diperlukan data penunjang antara lain $ -
Jumlah, jenis dan berat kendaraan perhari
-
!aya dukung tanah dasar /subgrade0
-
Jenis material yang akan digunakan
-
Tebal perkerasan eksisting.
E - 76
Usulan Teknis
+.
T(aua Lau L(&a! 1.
Klasi&ikasi Kendaraan Penggolongan atau klasi&ikasi kendaraan didasarkan pada penggolongan yang ada
pada %anual Kapasitas
Jalan
"ndonesia /KAJ"0 1775, untuk jalan antar kota /inter urban road0. Klasi&ikasi tersebut adalah sebagai berikut $
I
%=E I %edium =eay Eehicle, kendaraan sedang <@
I
I
%B
I %otor Bycles, sepeda motor.
>aktor konersi dari kendaraan
menjadi satuan mobil
penumpang juga sesuai dengan kriteria dari manual tersebut di atas. Untuk pekerjaan ini &aktor konersi kendaraan menjadi smp tersebut adalah $
*.
I 1,8
%=E
I 1,)
<@
I 1,+
I (,+
%B
I 8,+
Pe"&um+ua Lau (&a! Angka pertumbuhan lalu lintas untuk ketiga ruas jalan direncanakan +,88F untuk kendaraan penumpang, dan (F untuk kendaraan berat /Asumsi karena tidak ada "2%S pada ruas jalan tersebut0.
d.
Pee&a)a Umu" Re*aa Untuk
menetapkan
umur
rencana
perkerasan
hendaknya
disesuaikan dengan kapasitas jalan dalam menampung jumlah kendaraan. @erdasarkan Eolume lalu lintas yang diperoleh pada ruas maka jumlah lajur kendaraan ditentukan berdasarkan buku Spesi&ikasi Standar untuk Perencanaan Ceometrik Jalan
Usulan Teknis
e.
Taa Da!a" 4Su+ G"ade7 !ari hasil pengujian contoh tanah dilaboratorium maka diperoleh nilainilai B@2 seperti yang ditunjukkan dalam
6.
Pe"(&u'a Te+a Pe"$e"a!a !alam merencanaan tebal perkerasan akan digunakan metode Analisa Komponen yang direkomendasikan !inas @ina %arga Kota Tangerang.
>ormula yang digunakan adalah sebagai berikut $ ITP a1.D1 Ha2.D2Ha%.D%Ha0.D0 dimana $
d.
"TP
I "ndek Tebal Perkerasan
a1, a(, a),a*
I Koe&isien kekuatan relati&
!1,!(,!),!*
I Tebal masingmasing lapis bahan
P"a De!a(
/a0
Alinyemen =orisontal Alinyemen horisontal digambarkan pada peta situasi skala 1$1.888 dengan interal garis tinggi 1,8 meter serta dilengkapi indeks antara lain $
@atasbatas lokasi dari semua data topogra&is yang penting seperti batas raa, kebun, hutan lindung, rumah, sungai dan lainlain
Kerapatan
tanamanpohon
berikut
prosentase
menurut
diameter pohon
lemen lengkung horisontal /data kura0 yang direncanakan dengan bentuk tikungan lingkaran sempurna / &ull circle 0 atau lengkungan peralihan untuk sudut lengkung (8
E - 78
Usulan Teknis
Setelah konsep alinyemen horisontal disetujui Pemberi Tugas, maka konsep desain dapat langsung dipindahkan ke lembar standar.
/b0
Alinyemen Eertikal Setelah
konsep
alinyemen
horisontal
disetujui
dan
telah
dipindahkan pada lembar standar, maka konsep alinyemen ertikal /penampang memanjang0 dapat segera dimulai. Konsep alinyemen ertikal dapat langsung digambar pada lembar standar di bagian baah dari alinyemen horisontal. Alinyemen ertikal digambar dengan skala horisontal 1$1.888 dan skala ertikal 1$188 yang mencakup $
Tinggi muka tanah asli dan tinggi nomor potongan melintang
Kemiringan maksimal dari lengkung horisontal /diagram super eleasi0
/c0
lemen atau data lengkung ertikal
Potongan %elintang Cambar potongan melintang dibuat menurut peta topogra&i sesuai dengan lokasi yang ditentukan di atas lembar standar dengan skala 1$188 dan skala ertikal 1$+8. Stationing dilakukan setiap interal (++8 meter.
/d0
Standar Potongan %elintang /Typical Bross Section 0 Cambar dibuat dalam skala yang pantas dengan memuat detil yang perlu antara lain $ penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang berbedabeda.
/e0
Standar @angunan Pelengkap dan !rainase Cambar ini mencakup semua detil
bangunan lengkap dan
bangunan drainase seperti turap, pelindung talud, goronggorong, saluran batu, dan lainlain.
E - 79
Usulan Teknis
e.
Pe''am+a"a P"a De!a(
Pembuatan gambar trase jalan selengkapnya dapat dilakukan setelah konsep detil perencanaan mendapat persetujuan Pemberi Tugas dengan mencantumkan koreksi dan saran yang diberikan, berikut posisi alternati& trase yang pernah diteliti. !esain &inal digambar di atas lembar standar. Cambar trase
jalan
ini
sebelum
diperbanyak,
perlu
dimintakan
persetujuan Pemberi Tugas. Cambar perencanaan akhir selengkapnya terdiri dari$ /a0
Sampul luar /coer 0 dan sampul dalam
/b0
/c0
/d0
Cambar as rencana trase jalan skala 1$+.888 dilengkapi dengan titik poligon serta koordinat dari semua patok pengukuran
/e0
/&0
Penampang melintang tipikal skala horisontal 1$188 dan skala ertikal 1$+8 dilengkapi dengan detil konstruksi perkerasan dan saluran samping
/g0
Alinyemen horisontal dan alinyemen ertikal
Skala horisontal skala 1$1888, skala ertikal 1$188
!ilengkapi dengan detil situasi yang ada, legenda, notasi, letak dan tanda patok kayu dan beton, letak dan ukuran jembatangoronggorong, tanda lalulintas, dsb.
/h0
Penampang melintang
Skala horisontal 1$188 dan skala ertikal 1$+8
!ibuat setiap interal jarak +8 meter /untuk daerah ekstrim setiap interal (+ meter0
6.
/i0
/j0
Pe"2(&u'a 8o-ume Pe$e"aa
!alam aktu yang simultan dengan proses penggambaran, maka perhitungan olume pekerjaan dapat dilakukan. =itungan olume ini E - 80
Usulan Teknis
disusun berdasarkan pembagian paket pekerjaan, dan dilakukan dengan bantuan program terapan yang telah digunakan untuk proyekproyek sejenis sebelumnya. Perhitungan
olume
pekerjaan
meliputi
semua
jenis
pekerjaan
pembangunan jalan beserta bangunanbangunan pelengkapnya. Eolume pekerjaan
galian
dan
timbunan
dihitung
berdasarkan
gambar
penampang melintang rencana jalan dan perbedaan tinggi dari muka tanah asli setiap interal +8 meter. Selain itu dihitung pula kebutuhan bahan pembuat goronggorong, saluran samping, dan bangunan pelengkap lainnya. '.
E!&(ma!( B(a,a Pe-a$!aaa =(!($
stimasi biaya proyek juga dilakukan untuk setiap paket pekerjaan. @esaran biaya merupakan hasil operasi perkalian antara olume pekerjaan dengan analisis harga satuan berdasarkan harga dasar setempat. stimasi biaya ini telah mencakup biaya pengadaan material, peralatan, pajak, oerhead , keuntungan dan pengaasan proyek. @agianbagian yang diperhitungkan meliputi $
=arga satuan bahan dan upah
=arga satuan alat
=arga satuan tiap jenis pekerjaan
Perkiraan biaya pelaksanaan &isik
!alam garis besarnya, estimasi biaya ini dikelompokkan menjadi pekerjaan utama sebagai berikut $
%obilisasi
Pekerjaan tanah
Pekerjaan bangunan penahan longsoran
Pekerjaan pondasi
Pekerjaan beton
Pekerjaan perkerasan jalan
Pekerjaan drainase dan lainlain
E - 81
Usulan Teknis
2.
Pem+ua&a Pe&a Ja"('a Ja-a da Gam+a" De!a(
Pengembangan jaringan jalan pada ilayah studi akan berupa jaringan jalan arteri /primer dan sekunder0 dan jalan kolektor /primer dan sekunder0 pada tingkat Administrati& Kota Tangerang. Peta dasar jaringan jalan yang digunakan adalah peta sistem jaringan dari !inas @ina %arga dan Sumber daya Air Kota Tangerang yang mencakup jaringan jalan arteri dan kolektor. Komputerisasi peta Pengembangan jaringan jalan tersebut disusun sedemian rupa dan direpresentasikan sebagai node /simpul0 dan link /ruas0. 9ode meakili suatu persimpanganpertemuan jalan atau titik dimana terjadi perubahan karakteristik ruas jalan sedangkan link merupakan representasi suatu ruas jalan. Setiap link tersebut akan dihubungkan satu sama lain sehingga terbentuk suatu kontinuitas jaringan yang disebut sistem jaringan jalan. Pembuatan
program
dasar
!ata
@ase
beserta
pengembanganpemutahiran data juga diupayakan selengkap mungkin dan disetting dengan &ield&ield cadangan yang telah disiapkan untuk menjaga adanya tambahan &itur&itur yang dikehendaki dikemudian hari. Pembuatan Peta Jaringan jalan %enggunakan So&tare
KELAYAKAN RENANA PENGEMBANGAN JALAN KORIDOR STA 11 SEMANAN 1.
Aa(!a A!)e$ Te$(! !alam Perhitungan Aspek Teknis menghitung bagaimana jalan ini dapat terbangun seperti ketentuan bangunan, perencanaan desain, bagaimana status lahan /lahan hibah atau pembebasan lahan0, produk dan teknologi yang digunakan /perkerasan jalan dan struktur jembatan0, bagaimana situasi maupun kondisi lalu lintas, pengaruh lingkungan dan ekologisnya, serta secara teknis dalam proses pembangunan berupa tahapan.
E - 82
Usulan Teknis
2.
Aa(!a A!)e$ E$oom( Kajian ekonomi merupakan perhitungan commercial pro&itability /dalam hal ini biaya yang diperhitungkan harus mencakup biaya prastudi dan persiapan rencana, disamping biayabiaya pembebasan tanah, biaya konstruksi, pemeliharaan dan sebagainya0. Sedangkan kajian ekonomi merupakan perbandingan biaya sosial dengan man&aat / Bost@ene&it Analysis 0. Kajian ini mencakup halhal berikut $
%embuat perkiraan biaya inestasi pembangunan jalan dan biaya operasi
dengan
memperhatikan
kriteria
teknis
dan
konsep
rancangan aal pengembangan jalan.
%embuat
perkiraan
pembangunan
dengan
memperhitungkan
aspekaspek operasional dan peraturan yang berkaitan dengan pembangunan jalan di "ndonesia.
%elakukan
analisis
kelayakan
ekonomi
terhadap
usulan
pembangunan jalan yang direkomendasikan. untuk dilaksanakan. Kriteriakriteria yang digunakan untuk kajian ini adalah$
9et Present Ealue
@ene&it Bost 2atio
Seluruh langkah dan bekerjanya unsurunsur yang ditempuh dalam rangka menilai kelayakan yang menyangkut aspek ekonomi / economic analysis 0 pada studi ini digambarkan dengan kerangka pemikiran seperti terlihat pada Gam+a" E.1: sebagai berikut $
E - 83
Usulan Teknis
Port !eelopment
"denti&ication o& conomic Bost
"denti&ication o& conomic @ene&its
conomic @ene&its stimation
conomic Bost stimation Arus Kas Time Ealue o& %oney
Cross @B, 9et @B, Pro&itability 2atio, 9PE
Jud ement $ Co 9o Co
Sensiti&ity Analysis Co 9o Co
Gam+a" E.1:. E*oom(* Aa,!(! %.
De6((!( 8a"(a+e O)e"a!(oa !e&inisi operasional aspek ekonomi dalam studi ini terdiri dari ) /tiga0 ariabel, yakni inestmen criteria /Cross @B, 9et @B, Pro&itability 2atio dan 9PE0 sebagai dependent ariable dan cost serta bene&its sebagai independent ariable . Bost dibentuk dari biaya inestasi dan biaya operasional yang diukur dari macammacam biaya yang meliputi biaya pembebasan lahan, biaya desain dan superisi, biaya konstruksi, biaya operasional dan peraatan. Sementara @ene&its meliputi man&aat man&aat yang bersi&at langsung serta man&aat yang tidak langsung. %an&aat diukur dari e&isiensi biaya operasional kendaraan, trael time alue, nilai tanah, income percapita dan economic groth. Penjelasan rinci ariabelariabel ini bisa dilihat pada Ta+e E.>.
Ta+e E.> E - 84
Usulan Teknis
De6((!( O)e"a!(oa 8a"(a+e E*oom(* Aa-,!(! IN8ESTMENT RITERIA
8ARIABEL T S O A
G"o!! B; Ne& B;5 P"o6(&a+((&, Ra&(o NP8
0.
S T I = E N E B
INDIKATOR
Pembebasan lahan "nestment !esain dan Superise
Aa(!a A!)e$ L('$u'a Analisis Aspek
9.
Aa(!a A!)e$ So!(a !alam Perhitungan Aspek Sosial lebih didasarkan kepada man&aat positi& pada masyarakat seperti nilai tanah yang dimiliki masyarakat, income perkapita, adanya permintaan untuk kegiatan pergerakan /barang atau jasa0, adanya keuntungan pekerjaan, keuntungan pekerjaan yang berkembang, barang dapat berlebihan, mudahnya modal didapat, harga yang lebih rendah karena adanya sistem yang berkembang sehingga adanya peningkatan penghasilan bagi masyarakat sekitar serta adanya keuntungan keamanan, kenyaman dan kelancaran.
I.
REKOMENDASI E - 85
Usulan Teknis
!ari hasil analisis dengan mempertimbangkan kebutuhan serta aspek kelayakan maka dirumuskan 2ekomendasi Kelayakan Pembangunan Jalan Koridor STA 11 Semanan Kota Tangerang.
Pada Gam+a" 0.2 disampaikan diagram pendekatan pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan />S0 Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan Kota Tangerang.
E - 86
Usulan Teknis
E - 87
Usulan Teknis
E - 88
Usulan Teknis
E - 89
Usulan Teknis
E- 90
Usulan Teknis
c.
Tahap "denti&ikasi %asalah dan Penelitian 1. "denti&ikasi aspek &isik daerah eksisting (. Kondisi prasarana, prasarana, utilitas, &asilitas umum dan &asilitas sosial ). Peruntukan lahan, kepadatanintensitas bangunan, kondisi bangunan jembatan dan jalan. *. Surei Pengukuran dan Pemetaan Topogra&i dan Sumber %aterial
d.
Tahap Pengolahan dan Analisis !ata. 1. (. ). *.
Analisa !ata dan Pembuatan Peta Topogra&i Perencanaan Aal /Pra !esain0 Jaringan Jalan Analisis Kajian Pra Studi Kelayakan Pengembangan Jalan %emberikan penjelasan dan atau rekomendasi tentang kelayakan pembangunan tersebut.
e.
Tahap Pelaporan atau Pembuatan !okumen Studi Kelayakan'
A.
Taa) Pe"!(a)a Pada tahap ini akan dilakukan kajian terhadap Kerangka Acuan Kerja yang diberikan oleh Pemberi Kerja untuk memahami lingkup pekerjaan yang diberikan dan memahami lingkup tanggung jaab konsultan diantaranya $ a.
%obilisasi tenaga ahli dan penunjang lainnya'
b.
Pemantapan pendekatan dan metodologi pelaksanaan pekerjaan agar lebih bisa dilaksanakan dalam kerangka pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan'
c.
Pemantapan program dan rencana kerja sekaligus metodologi pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan'
d.
Penyusunan desain surei, termasuk da&tar kebutuhan data'
e.
%elakukan preliminary analisis /analisis aal 0 yang dilakukan
melalui
pengenalan
kegiatan
dan
lokasi
E- 91
Usulan Teknis
kegiatan melalui literatur atau studistudi yang pernah dilakukan.
=asilhasil yang diperoleh akan dijadikan
sebagai bahan kajian aal /desk study 0' &.
%elakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihakpihak terkait, di ilayah kajian'
g.
Perumusan gambaran aal di 4ilayah Kajian
h.
%enyusun
Tugas
dan
selanjutnya
dilakukan
pembahasan. B.
Taa) Pe"!(a)a Pada tahap ini akan dilakukan kajian surey pendahuluan sebagai orientasi ilayah sebelum melekukan
kegiatan
identi&ikisai secara mendalam dan kegiatan Surei Pengukuran dan Pemetaan Topogra&i. .
Taa) Ide&(6($a!( Ma!aa da Pee(&(a Pada tahap ini dilakukan surei pengumpulan data dan pengukuran topogra&i ke lokasi kajian khususnya di lokasi yang
telah
ditentukan.
Tujuan
dari
surei
ini
untuk
memperoleh gambaran umum permasalahan, potensi, dan prospek yang berkaitan dengan rencana pengembangan jaringan jalan dan rencana desain yang akan disusun. "denti&ikasi yang dilakukan meliputi $ a. b.
"denti&ikasi aspek &isik daerah eksisting Kondisi prasarana, prasarana, utilitas, &asilitas umum dan
c.
&asilitas sosial Peruntukan lahan,
d.
kondisi bangunan jembatan dan jalan. Surei Pengukuran dan Pemetaan Topogra&i dan Sumber
kepadatanintensitas
bangunan,
%aterial D.
Taa) Pe'oaa da Aa(!(! Da&a
E- 92
Usulan Teknis
%eliputi kegiatankegiatan sebagai berikut $ 1. Analisa !ata dan Pembuatan Peta Topogra&i (. Penelitian detail Jaringan jalan dan jembatan
!etail aspek &isik
!etail aspek non &isik
). %elakukan analisis
Analisis aspek &isik
Analisis aspek non &isik
Analisis aspek ekonomi biaya
Analis potensi dan prospek pengembangan jaringan
*. %enginentarisasi Seluruh aspek yang berhubungan dengan permasalahan jaringan jalan dan jembatan.
Konsep Penyediaan Prarana, Sarana dan Utilitas
Aspek Kebijakan dan kelembagaan.
+. Perencanaan Aal /Pra !esain0 Jaringan Jalan -. Analisis Kajian Pra Studi Kelayakan Pengembangan Jalan 5. %emberikan penjelasan dan atau rekomendasi tentang kelayakan pembangunan tersebut. 6. %elakukan pembahasan, mempresentasikan
hasil
pekerjaan ditingkat tim teknis E.
Taa) Pea)o"a a&au Pem+ua&a Do$ume S&ud( Kea,a$a Untuk memenuhi persyaratan administrasi dan memudahkan di dalam pertanggungjaaban pekerjaan, maka dilakukan penyusunan laporan dan atau pembuatan dokumen studi kelayakan pengembangan jaringan jalan. Kegiatan ini dibagi beberapa tahapan penyerahan dokumen laporan, yaitu $ a. b. c. d.
E- 93
Usulan Teknis
E.9.2.
Jada Pea$!aaa Pe$e"aa Jadal pelaksanaan Pekerjan Penyusunan >S Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan !i Kota Tangerang, berdasarkan Kerangka Acuan Kerja rencananya akan dilaksanakan selama * /empat0 bulan kerja atau sekitar 1(8 /seratus dua puluh0 hari kerja kalender, terhitung sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah %ulai Kerja /SP%K0, dengan menggunakan Sumber dana untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari AP@! tahun anggaran (81+. Seluruh pekerjaan harus sudah selesai dalam kurun aktu tersebut /* bulan0, kecuali ada kesepakatan dari pemberi tugas dan pelaksana tugas untuk menambah aktu pelaksanaan / addendum 0. Untuk lebih jelasnya
mengenai jadal pelaksanaan kegiatan
Penyusunan >S Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan !i Kota Tangerang dapat dilihat pada Ta+e E.?. Ta+e E.? Jada Pea$!aaa Pe,u!ua =S Pe'em+a'a Ja"('a Jaa D( Ko&a Ta'e"a'
E- 94
Usulan Teknis
E.9.%.
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
Pada dasarnya tugas dan tanggung jaab Tim Konsultan adalah memberi jasa konsultansi yang sesuai dengan permintaan yang telah dituangkan dalam KAK. Pelaksanaan setiap substansi menurut uruturutan tahapan pelaksanaan sepenuhnya oleh tenaga ahli yang sebelumnya telah memenuhi persyaratan kompetensi yang dimiliki. 9amun sebelum konsultan melakukan pekerjaan maka pada tahap persiapan telah ditetapkan uraian tugas dan tanggungjaab masingmasing tenaga ahli yang terlibat. Untuk melaksanakan pekerjaan ini Penyedia Jasa harus menyediakan Tenaga Ahli yang kompeten dan dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan yang terikat selama pelaksanaan pekerjaan. !alam Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan >S
Pengembangan Jaringan Jalan !i Kota Tangerang,
dibutuhkan sebanyak + /lima0 3rang Tenaga Ahli, - /enam0 tenaga asisten serta tenaga pendukung. Uraian tugas dan tanggung jaab tenaga ahli
E- 95
Usulan Teknis
sesuai dengan urutan keahlian yang tertera dalam KAK, adalah sebagai berikut $ A. Tea'a A( 1. Tenaga Ahli Teknik Perencanaan Jalan sebagai Ketua Tim Ketua Tim /Team
adalah membuat
geometrik,
desain jalan
perkerasan,
drainase,
mencakup bangunan
pelengkap jalan dan perlengkapan jalan.
(. Tenaga Ahli Planologi Kuali&ikasi $ S1 Planologi, Pengalaman + tahun. @ertugas dan bertanggung jaab dalam pekerjaan perencanaan tata ruang dan tata guna lahan. ). Tenaga Ahli %anajemen Transportasi %erupakan
sarjana
pengalaman
kerja
teknik sipil transportasi /S10 minimal
+
tahun
dengan
dengan
tugas
dan
tanggungjaab sebagai berikut$
%engidenti&ikasi dan menganalisis kondisi lalu lintas di kaasan kajian
%engidenti&ikasi karakteristik lalu lintas di kaasan kajian
%enyusun model dan manajemen lalu lintas kaasan kajian
*. Tenaga Ahli Struktur
E- 96
Usulan Teknis
Kuali&ikasi$ S1 Teknik Sipil, Pengalaman + tahun. @ertugas mengkkordinir, menyiapkan
mengumpulkan perencanaan
lalu
data lintas
struktur untuk
jalan
dan
kebutuhan
perencanaan struktur jalan. +. Tenaga Ahli Sosial konomi Kuali&ikasi $ S1 konomi Pengalaman + tahun. @ertugas dan bertanggung jaab dalam seluruh pekerjaan perhitungan ekonomi dalam studi kelayakan. -. Tenaga Ahli geodesi Kuali&ikasi $ S1 geodesi dengan pengalaman + tahun. @ertugas dan bertanggung jaab dalam aspek pengukuran topogra&i dan pemetaan trase guna perencanaan jalan 5. Tenaga Ahli kebijakan Publik Kuali&ikasi $ S1 sosial politik dengan pengalaman + tahun. @ertugas dan bertanggung jaab dalam aspek kebijakan publik perencanaan jalan
B. A!(!&e Tea'a A( 1. Asisten Ahli Sipil Kuali&ikasi $ S1 !) Teknik Sipil Pengalaman $ ( tahun. Tugas$ %elakukan pengukuran, pengolahan data dan penyajian data dibaah koordinasi dan petunjuk ahli Perencana Jalan. (. Asisten Ahli Transportasi Kuali&ikasi$ S1 Transportasi. Tugas$ %elakukan pengukuran, pengolahan data dan penyajian data dibaah koordinasi dan petunjuk ahli Transportasi.
E- 97
Usulan Teknis
). Juru Ukur Pekerjaan Jalan dan Jembatan Kuali&ikasi S%K Ceodesi! """ Ceodesi !""" Teknik Sipil S1 Teknik Sipil. Pengalaman$ + tahun sbg asisten sureyor ( tahun sbg juru ukur. %enguasai intrument surey, Autocad
jalan dan
jembatan. Tugas$
%elaksanakan
pekerjaan
penggambaran
jalan
dan
jembatan dalam rangka proses perencanaan, perancangan sesuai dengan kerangka acuan kerja spesi&ikasi teknis. /menggambar plot peta diagram, peta situasi pro&il dan cross section 0 serta gambar lainnya seperti struktur bangunan pelengkap dll. .
Tea'a Pedu$u' Untuk kelancaran pekerjaan ini diperlukan tenaga pendukung, yaitu$
E.9.0.
1.
(.
Administrasi
JAD@AL PENUGASAN PERSONIL
Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan >S Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan !i Kota Tangerang, didukung oleh 6 /delapan0 Tenaga Ahli, ( /dua0 Asisten Tenaga Ahli serta dibantu dengan tenaga pendukung. 4aktu Pelaksanaan yang dialokasikan sesuai Kerangka Acuan Kerja adalah * /empat0 bulan.
Untuk itu konsultan akan mengaturnya
berdasarkan kebutuhan layanan pro&esi ahli yang disesuaikan dengan
E- 98
Usulan Teknis
karakteristik pekerjaan. Secara keseluruhan jadal penugasan personil seperti pada Ta+e 9.:. Ta+e E.: Ja&al Penuga(an enaga #liPe(onil No
Bua
Kom)o!(!( Pe"!o( 1
A 1
2
%
0
U"a(a Tu'a! F7
Juma O"a' Bua
Tea'a A( 4Pe"!o( I&(7 Ahli Teknik Perencanaan Jalan Tim
*
4 4 4 4 4 4 4
(
Ahli Planologi
)
Ahli manajemen Transportasi
*
Ahli
+
Ahli Struktur
-
Ahli Ceodesi
5
Ahli Kebijakan publik
6
Ahli konomi
B
A!(!&e Tea'a A(
1
Asisten Ahli Sipil
(
Asisten Ahli transportasi
)
Juru Ukur Pekerjaan Jalan dan Jembatan
*
Juru Cambar Pekerjaan Jalan dan Jembatan
4 4 4 4
1
Tea'a Pedu$u' SekretarisAdministrai
*
(
4
E.9.9.
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN
@erdasarkan
metodologi
dan
pendekatan
penanganan
pekerjaan
sebagaimana seperti yang telah diuraikan, kemudian akan disusun organisasi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka koordinasi, pertukaran in&ormasi, ealuasi dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan secara maksimal, dengan sasaran utama meliputi$
A.
Sa!a"a E$!&e"a
E- 99
Usulan Teknis
!alam arti tujuan koordinasi, pertukaran in&ormasi, ealuasi dan pengendalian
pelaksanaan
pekerjaan
antara
Tim
Konsultan
Pelaksana dengan instansi lembaga terkait, Pimpinan Kegiatan, tim teknis atau superisi maupun lembagalembaga lain yang mungkin dapat memberikan masukan dalam kegiatan ini. B.
Sa!a"a I&e"a Sasaran internal memiliki pengertian koordinasi, ealuasi dan pengendalian pelaksanaan di dalam Tim Konsultan Pelaksana sendiri, mulai dari tahap persiapan sampai penyelesaian pekerjaan. Koordinasi dilakukan antar anggota tim dan anggota tim dengan ketua tim, sesuai tugas dan tanggung jaab masingmasing anggota tim.
.
P(a$ Ya' Te"(+a& Untuk melaksanakan kegiatan ini, disusun struktur organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan substansi kegiatan. Tujuan dari pembentukan organisasi pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memperjelas garis instruksi dan garis koordinasi, antara berbagai pihak yang akan terlibat dalam kegiatan ini. Terkait dengan kegiatan Penyusunan >S
Pembangunan Jalan
Koridor STA 11 # Semanan !i Kota Tangerang ini, maka secara garis besar terdapat ) /tiga0 pihak yang terlibat, yaitu$ a.
@appeda Kota Tangerang dengan alokasi sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
b.
Pemberi Tugas atau pengguna barangjasa konsultansi, yaitu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)'
c.
Tim Teknis yaitu tim yang di tunjuk sebagai penanggung jaab pekerjaan ini'
d.
Pelaksana TugasPekerjaan, adalah Tim Konsultan yang akan terlibat dari hari ke hari selama proses pelaksanaan pekerjaan Penyusunan >S
Pembangunan Jalan Koridor STA 11 #
Semanan !i Kota Tangerang.
E- 100
Usulan Teknis
e.
Ketua Tim /Team
untuk
mengadakan
pertemuanpertemuan
dan
koordinasi kepada seluruh instansi terkait di Kota Tangerang, serta pihak lain yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan >S
Pembangunan Jalan Koridor STA 11 #
Semanan !i Kota Tangerang' &.
Kelompok Tim Tenaga Ahli, yang berasal dari Konsultan, khususnya yang akan ditugaskandilibatkan pada pelaksanaan pekerjaan Penyusunan >S Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan !i Kota Tangerang sesuai dengan muatan Kerangka Acuan Kerja dan pengarahanpengarahan dari Tim Teknis'
g.
Sta& Pendukung, terdiri atas sekretaristenaga administrasi dan
Atas dasar tersebut, organisasi pelaksanaan pekerjaan Penyusunan >S Pengembangan Jaringan Jalan !i Kota Tangerang ini, secara struktural operasional bisa dilihat pada Gam+a" E.1: berikut $
E.>.
PELAPORAN
Sebagai Kontrol dan pertanggung jaaban dari pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi Pekerjaan Penyusunan >S Pembangunan Jalan Koridor STA 11 # Semanan !i Kota Tangerang ini adalah adanya pelaporan yang diberikan
secara
bertahap
sesuai
dengan
tahapan
penyelesaian
pekerjaan.
E- 101
Usulan Teknis
PEMERINTA# KOTA TANGERANG
BAPPEDA KOTA TANGERANG
TIM TEKNIS
KONSULTAN PERENANA
KOTA TANGERANG TIM PELAKSANA Penu(unan Pembangunan Jalan Koi&o 11 : emanan !i Kota
KETUA TIM ANGGOTA TIM
angeang
TENAGA PENDUKUNG >ungsi PerintahKomando >ungsi koordinasi
LABOR ADMINISTRASI
Gam+a" E.1: S&"u$&u" O"'a(!a!( Pea$!aaa Pe$e"aa Pe,u!ua =S Pem+a'ua Jaa Ko"(do" STA 11 Semaa D( Ko&a Ta'e"a'
!alam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan >S
Pembangunan Jalan
Koridor STA 11 # Semanan !i Kota Tangerang ini terdapat beberapa laporan yang akan dihasilkan, yaitu $
E- 102
Usulan Teknis
1.
La)o"a Pedauua, Uraian tentang pemahaman konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja,
diikuti
dengan
metodologi
pelaksanaan
dan
Jadal
pelaksanaan kegiatan, asumsiasumsi yang digunakan beserta rencana kerja yang akan dikerjakan serta memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan kompilasi data, diskusi dengan pemerintah daerah, kebijakan terkait kriteria dan kebutuhan perencanaan, dan alternati& model hasil rencana yang diusulkan.
dalam
&ormat
A*
sebanyak
+
eksemplar. Untuk lampiran berupa gambar menyesuaikan skala. 2.
La)o"a A&a"a
%.
La)o"a A$(" Uraian dan status akhir seluruh kegiatan studi kelayakan yang sudah dilakukan selama berlangsungnya proyek sesuai dengan apa yang sudah digariskan dalam kerangka acuan kerja' disamping itu pada laporan
ini
juga harus memuat semua ringkasan hasilhasil
perencanaan yang sudah dilakukan serta mencantumkan produk produk yang sudah dihasilkan konsultan selama menjalankan kegiatan jasa konsultansinya, meliputi $ a. b. c. d. e. &. g.
@uku data pengukuran Topogra&i @uku
A*
sebanyak
(8
eksemplar. E- 103