KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Penawaran ” dengan lancar. yang berjudul “Teori Permintaan Dan Penawaran
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro Universitas Negeri Medan . Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan laporan praktek lapang ini tentu tidak lepas dari bantuan bantuan berbagai pihak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada: 1.
Randeska Manullang SE, M.Si , selaku dosen pengampu mata kuliah Metematika Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
2.
Anggota kelompok 3 selaku penyusun makalah yang tanpa lelah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu
penulis mengharap saran dan kritik yang membangun. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Medan, 01 Desember 2017
Penyusun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pada kegiatan pertanian terdapat kegiatan agribisnis yang selalu berkaitan dengan pasar. Kegiatan agribisnis mencakup kegiatan perekonomian pertanian dalam
memasarkan
poroduk-produk
pertanian.
Produk-produk
pertanian
dipasarkan dengan harga-harga tertentu berdasarkan perekonomian pasar. Perekonomian pasar adalah sistem paling efisien untuk mengorganisasikan aktivitas perekonomian. Aktivitas perekonomian meliputi kegiatan penjualan, pembelian, tawar menawar dan lain-lain. Di setiap transaksi perdaganagan dan penjualan identik dengan kegiatan penawaran barang yang akan dijual kepada konsumen, begitu pula dalam hal pembelian yang juga identik dengan kegiatan permintaan barang ataupun jasa yang dibutuhkan. Penawaran sendiri merupakan sejumlah
barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada periode tertentu. Permintaan dan penawarann akan saling bertamu dan akan membentuk suatu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Teori permintaan menerangkan sifat permintaan para pembeli terhadap suatu barang. Adapun teori penawaran menerangkan sifat para penjual dalam menawarkan
suatu
barang.
Penggabungan
permintaan
dan
penawaran
menunjukkan interaksi antara pembeli dan penjual dalam menentukan harga keseimbangan dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan. Telah diketahui bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Ada banyak hal yang mempengaruhi munculnya kebutuhan tersebut seperti adat istiadat, agama dan kepercayaan, alam dan peradaban. Sebagaimana kebutuhan permintaan setiap konsumen tidaklah sama. Kebutuhan-kebutuhan yang berbeda tersebut menjadi salah satu faktor penentu besarnya permintaan ataupun penawaran. Kegiatan permintaan dan penawaran tidaklah dilakukan begitu saja
melainkan adanya pedoman-pedoman tertentu dalam menentukan besarnya permintaan maupun penawaran. Hal tersebut dibahas dalam hukum permintan dan penawaran. 1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah
Teori
permintaan
dan
penawaran
dalam
kegiatan
perekonomian? 2. Apa saja faktor-faktor permintaan dan penawaran dalam kegiatan perekonomian? 1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan 1. Mengetahui hukum permintaan dan penawaran dalam kegiatan perekonomian 2. Mengetahui faktor-faktor permintaan dan penawaran dalam kegiatan perekonomian 1.3.2 Manfaat 1. Bagi masyarakat dapat mengetahui Teori , faktor-faktor permintaan dan penawaran sehingga dalam dapat melakukan kegiatan perdagangan dengan baik dan benar. 2. Bagi penulis mengetahui mengenai hukum , faktor-faktor permintaan dan penawaran dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat makalah berikutnya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Permintaan Dan Penawaran Pertanian 2.1.1
Teori Permintaan
1. Permintaan Konsumen dan Pasar
Permintaan konsumen didefinisikan sebagai kuantitas suatu barang tertentu dimana sorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada berbagai tingkat harga. Hubungan permintaan tersebut hanya menunjukkan hubungan secara teoritis antara harga dan kuantitas yang dibelinya per unit waktu. Harga dan kuantitas berbanding terbalik, oleh karena itu kurva permintaan berslope negatif. Hubungan terbalik ini kadang-kadang disebut hukum permintaan, dan hal ini bisa dijelaskan pada efek substitusi dan pendapatan dari suatu perubahan harga. Efek substitusi timbul karena konsumen mengalihkan pembeliannya ke produk yang relatif lebih murah karena perubahan harga. Misalnya kalau harga daging sapi baik kemungkinan sekali konsumen mengganti daging sapi dengan daging kambing yang harganya lebih murah. Efek pendapatan timbul karena suatu perubahan harga dari satu produk, ceteris paribus, merubah pendapatan riil konsumen. Suatu penurunan harga menaikkan daya beli dari sejumlah uang tertentu dan sebaliknya. Efek substitusi dari suatu perubahan harga untuk suatu produk tertentu selalu nagatif. Dengan suatu kenaikan harga, ef ek substitusi menurunkan kuantitas yang dibeli, demikian sebaliknya. Efek pendapatan dari suatu harga biasanya negatif. Suatu kenaikan harga menurunkan pendapatan riil, dan bahkan dengan suatu hubungan positif yang biasa antara kuantitas dan pendapatan yang berlaku, kuantitas dan harga akan bergerak dalam arah yang berlawanan. Demikian pula sebaliknya jika terjadi penurunan harga. Permintaan pasar adalah suatu penyamarataan konsep permintaan konsumen. Hal ini didefinisikan sebagai pilihan berbagai kuantitas dari suatu produk dimana semua konsumen di dalam suatu pasar tertentu ingin dan mampu membeli pada berbagai tingkat harga, ceteris paribus.
Hubungan-hubungan permintaan pasar ini bisa berarti permintaan dalam suatu kota, desa, atau negara. Atau daerah pasar lainnya. Hubungan permintaan digambarkan pada Gambar. 1. Kuantitas adalah fungsi harga, tetapi harga secara konvensional diletakkan pada sumbu vertikal dan kuantitas pada sumbu horisontal dari diagram fungsi permintaan (dan penawaran).
Harga (Rp)
D (demand= permintaan) Kuantitas/Waktu
Gambar. 1. Kurve Permintaan
2. Perubahan Harga
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat permintaan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yakni: 1. Jumlah penduduk dan distribusinya menurut unsur, daerah geografis, jenis kelamin dan lain-lain 2. Pendapatan konsumen dan distribusinya 3. Harga dan ketersediaan produk-produk lain dan jasa 4. Selera dan preferensi konsumen. Kempat faktor tersebut dianggap tetap untuk suatu tingkat tertentu dari fungsi permintaan, tetapi dengan perjalanan waktu, perubahan permintaan merupakan aspek penting dari perubahan harga. Pergeseran permintaan yang sederhana ditunjukkan pada Gambar 2. Kenaikan permintaan berarti bahwa kurva permintaan bergerak ke kanan. Konsumen akan membeli lebih banyak lagi produk tertentu p ada tingkat harga yang sama, atau mereka akan membeli kuantitas yang sama pada tingkat harga yang lebih tinggi. Sementara itu penurunan permintaan (bergeser ke kiri) mempunyai pengaruh yang berlawanan.
Harga (Rp)
D3
D1
D2
Kuantitas/Waktu
Gambar 2. Perubahan Permintaan
Pada
hampir
semua
produk-produk
pertanian,
pendapatan
dan
permintaannya berhubungan secara positif, karena itu suatu kenaikan pendapatan akan menggeser permintaan ke kanan. Tetapi untuk beberapa produk adalah sebaliknya. Produk-produk tersebut disebut barang inferior karena konsumen membeli lebih sedikit jika pendapatannya naik. Contoh barang inferior adalah gaplek. 3. Permintaan Spekulasi
Permintaan spekulasi merupakan suatu permintaan yang dikaitkan dengan penggunaan dan harga yang diharapkan pada masa yang akan datang. Karena sejumlah produk pertanian dihasilkan secara musiman tetapi dikonsumsi sepanjang tahun, maka konsep permintaan spekulasi secara khusus mendapat perhatian para ekonom pertanian. Suatu fungsi permintaan dapat diinterpretasikan sebagai permintaan untuk penggunaan sekarang dan untuk tujuan-tujuan spekulasi. Pengasumsian permintaan spekulasi tergabung dalam fungsi permintaan, faktor-faktor tambahan dapat menambah/memperbesar pergeseran permintaan (bahkan merubah harga-harga). Kesimpulannya suatu fungsi permintaan dapat bergeser dengan adanya perubahan spekulasi. Spekulasi yang tidak tepat dalam mengantisipasi kejadiankejadian pada masa yang akan datang dapat meningkatkan variabilitas harga, tetapi
spekulasi yang mengantisipasi masa depan dengan tepat menurunkan variabilitas harga. 4. Permintaan Turunan (derived demand )
Permintaan turunan (derived demand ) digunakan untuk menunjukkan skedul permintaan akan input yang digunakan untuk memproduksi produk-produk akhir. Suatu kurva permintaan turunan bisa berubah karena kurva permintaan dasar ( primary demand ) bergeser atau karena perubahan margin pemasaran. Secara empiris, hubungan-hubungan permintaan turunan bisa diestimasi, juga secara tidak langsung dengan pengurangan margin yang tepat dari skedul permintaan dasar, atau secara langsung dengan penggunaan data harga dan kuantitas yang diterapkan pada tahap ( stage) yang tepat dari pemasaran. Misalnya harga-harga dan kuantitas pedagang besar dapat digunakan untuk memperkirakan permintaan turunan pada suatu tingkat menengah, sementara itu data harga-harga dan kuantitas perusahaan pertanian bisa digunakan untuk mengestimasi kurva permintaan yang dihadapi produsen. Elastisitas Permintaan 1. Elastisitas Harga
Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk yang diminta dengan persentase perubahan harga % perubahan jumlah produk yang diminta e = % perubahan harga Besar atau kecilnya elastisitas pada suatu persentase harga tertentu, tergantung pada besar kecilnya persentase perubahan jumlah barang yang diminta. Semakin besar nilai e berarti permintaan makin elastis, demikian sebaliknya dikatakan kurang elastis bila e kecil. Jika e>1, maka permintaan elastis, dan permintaan tidak elastis (in elastis) jika e<1. Koefesien elastisitas sering dituliskan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga naik, maka jumlah produk yang diminta turun, demikian pula sebaliknya jika harga turun maka jumlah produk yang diminta naik.
Pengukuran koefesien elastisitas dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Elastisitas titik ( point elasticity) yaitu menggunakan elastisitas pada satu titik pada kurva permintaan. 2. Elastisitas busur (arc elasticity) yaitu elastisitas antara 2 titik pada kurva permintaan. Koefesien elastisitas sama dengan satu (unitary elasticity) menunjukkan bahwa setiap perubahan harga membawa perubahan proporsional dalam jumlah produk yang diminta. Bagi penjual, kurva permintaan seperti ini memberikan penerimaan yang konstan apakah harganya tinggi atau rendah. Di dalam teori ada koefesien elastisitas sama dengan nol dan tak terhingga (~). Koefesien elastisitas sama dengan nol menunjukkan
bahwa kurva
permintaannya merupakan garis vertikal yang berarti bahwa berapapun harga produk, jumlah yang diminta tidak akan berpengaruh. Sebaliknya pada koefisien elastisitas tak terhingga, perubahan harga produk mempunyai dua akibat yaitu jumlah yang diminta tak terhingga atau sama dengan nol, dan kurva permintaannya berbentuk garis horisontal. 2. Elastisitas Silang (cross elastiscity ) atas Permintaan
Elastisitas silang (cross elastiscity) atas permintaan adalah perbandingan antara persentase perubahan jumlah yang diminta atas produk X dengan persentase perubahan harga produk Y (yang berhubungan). % perubahan jumlah produk yang diminta atas produk X e = % perubahan harga produk Y
Di dalam arti ekonomi, selain besar kecilnya koefesien elastisitas silang maka tandanya (positif atau negatif) adalah lebih penting, karena tandanya tersebut menunjukkan sifat hubungan antara kedua produk tersebut. Tanda yang positif berarti produk X dan Y adalah substitutif, sedangkan bila tandanya negatif maka produk X dan Y adalah komplementer. Semakin besar koefesien elastisitas itu maka semakin erat hubungan kedua produk yang bersangkutan.
3. Elastisitas Pendapatan Atas Permintaan
Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan. Di Indonesia, kita sudah mempunyai taksiran-taksiran koefesien elastisitas pendapatan yang lebih baik ketimbang koefesien elatisitas harga dan silang atas permintaan. Elastisitas pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut: % perubahan jumlah produk yang diminta e = % perubahan pendapatan Elastisitas
pendapatan atas permintaan tandanya hampir selalu positif.
Konsumen yang pendapatannya naik, maka daya belinya naik dan ia akan membeli barang-barang konsumsi lebih banyak. Konsep elastisitas atas permintaan ini sangat penting di dalam ekonomi karena mampu menerangkan perbedaan perilaku ekonomi dari berbagai golongan pendapatan masyarakat dalam pembelian produk-produk. Untuk permintaan bahan makanan terutama beras di Indonesia, elastisitasnya rendah. Menurut Mubyarto, elastisitasnya sebesar 0,65, jadi makin tingginya pendapatan maka semakin rendah elastisitasnya. Di Indonesia seperti kebanyakan negara-negara sedang berkembang lainnya, koefesien elastisitas pendapatan atas permintaan untuk beberapa bahan makanan ditaksir dengan elastisitas pengeluaran (expenditure elasticity). Yang dimaksud dengan elastisitas pengeluaran ini adalah perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk yang diminta dengan persentase perubahan pengeluaran konsumen. 4. Koefesien Fleksibilitas Harga
Harga dianggap sebagai faktor penyebab perubahan dan jumlah produk yang diminta berubah naik atau turun tergantung pada perubahan harga jika kita menghitung elastisitas harga. Jadi harga merupakan variabel independen, sedangkan jumlah produk yang diminta merupakan variabel dependen. Penetapan tingkat harga tertentu akan menentukan jumlah produk yang dapat diser ap atau akan ditampung pasar. Pada fleksibilitas harga, harga menjadi variabel dependen yang tergantung pada jumlah produk sebagai variabel independen. Fleksibilitas harga ini
disebut juga elastisitas jumlah yang merupakan kebalikan dari elastisitas harga. Fleksibilitas harga dirumuskan sebagai berikut: % perubahan harga f = % perubahan jumlah
Hubungan antara elastisitas harga dan fleksibilitas harga dapat dituliskan sebagai berikut: Elastisitas harga
0
0,5
1
2,0
Fleksibilitas
~
2,0
1
0,5
Tinggi rendahnya fleksibilitas harga ini sangat penting bagi petani karena hasilhasil pertanian yang bersifat musiman dapat mengakibatkan fluktuasi harga yang besar.
2.1.2
Teori Penawaran
1. Kurva Penawaran dan Elastisitas Penawaran
Elastisitas harga atas penawaran sama dengan nol jika kurva penawaran merupakan garis vertikal (harga tidak mempengaruhi jumlah yang ditawarkan), sedangkan jika kurva penawarannya merupakan garis horisontal maka elastisitas harga atas penawaran tak terhingga ( ~ ). Perbedaan penting antara kurva permintaan dan penawaran dalam menaksir koefesien elastisitas adalah: pertama, pentingnya faktor waktu dalam di dalam penawaran, kedua pengaruh harga terhadap jumlah yang ditawarkan biasanya tak dapat dibalikkan (irreversible). Faktor waktu dalam penawaran sangat penting karena produk-produk pertanian bersifat musiman, yaitu bulanan atau triwulan atau tahunan sehingga suatu kenaikan harga di pasar tidak dapat segera diikuti dengan naiknya penawaran kalau panen belum tiba. Hal ini menunjukkan bahwa elastisitas harga atas penawaran adalah inelastis dalam jangka pendek. Selain itu pengaruh harga tidak dapat dibalikkan karena kenaikan jumlah yang ditawarkan, maka penurunan harga tidak akan mengembalikan jumlah yang ditawarkan ke tingkat semula.
2. Penawaran dan Peranan Lembaga Pemasaran.
Persoalan lain yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan penawaran adalah peranan lembaga pemasaran (pedagang). Harga yang terjadi di pasar merupakan perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran. Dalam kenyataannya terdapat harga pada tingkat petani/produsen ( producers price) dan harga pada tingkat eceran (retail price) di samping harga pedagang. Pembentukan harga yang murni terjadi pada tingkat harga perdagangan besar, (whole sale price) karena hanya pada tingkat ini terdapat persaingan yang agak sempurna. Harga konsumen dan harga tingkat petani biasanya tinggal memperhitungkan dari harga perdagangan besar dengan menambah dan mengurangi margin pemasaran. Elastisitas Harga atas Penawaran
Rumus elastisitas harga atas penawaran sebagai berikut: % perubahan jumlah yang ditawarkan e = % perubahan harga Makin besar koefesien elastisitas ini makin elastis kurva penawaran, artinya perubahan harga yang reatif kecil mengakibatkan perubahan jumlah yang ditawarkan relatif besar. Elastisitas harga atas penawaran juga mengandung efek substitusi dan efek pendapatan. Efek substitusi dalam penawaran misalnya jika terjadi penurunan harga beras maka petani akan mengganti tanaman padinya dengan kedele yang relatif lebih menguntungkan, begitu pula sebaliknya. Sementara itu efek pendapatan dari suatu perubahan harga produk pertanian dapat bersifat positif atau negatif. Di dalam teori ekonomi, jika efek pendapatan dapat menkompensir nilai positif dari efek substitusi maka terjadilah kurva penawaran yang berbalik (backward bending supply curve) dimana kenaikan harga produk pertanian justru menurunkan jumlah yang ditawarkan.
1. Elastisitas Silang dari Penawaran
Elastisitas silang dari penawaran adalah perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk X yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga produk Y, yang bisa dirumuskan sebagai berikut: % perubahan jumlah produk X yang ditawarkan e = % perubahan harga produk Y Jika elastisitas ini positif maka barang X dan barang Y merupakan barang yang dihasilkan bersama ( joint product ). Misalkan beras dan dedak yang dihasilkan bersama dalam penggilingan padi. Sedangkan jika elastisitas silang ini negatif menunjukkan bahwa kenaikan harga barang Y mengakibatkan penurunan jumlah barang X yang ditawarkan, maka barang X dan Y adalah bersaing. Misalkan padi dan cengkeh. Besar kecilnya koefesien elastisitas mengukur tingkat keeratan hubungan kedua produk pertanian itu. Jika hanya satu jenis ta naman yang dapat di tanam pada tanah pertanian, maka elastisitas silangnya adalah nol.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Hukum Permintaan dan Penawaran 3.1.1
Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi : “semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang bersedia di minta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia di minta.” Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan terseut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap). Hukum Permintaan akan berlaku, apabila terpenuhi syarat-syarat Cateri Paribus: 1.
Pendapatan konsumen tetap
2.
Kebutuhan konsumen tetap
3.
Selera kosumen tetap
4.
Harga barang-barang lain tetap
5.
Tidak ada barang pengganti
6.
Perubahan harga dianggap tidak akan berkelanjutan
7.
Barang yang dibeli bukan merupakan barang Prestige
Skedul dan Kurva Permintaan
Ada suatu hubungan jelas antara harga suatu barang dan jumlah barang yang diminta, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan antara harga dan kuantitas yang dibeli disebut sebagai skedul atau tabel permintaan. Skedul atau tabel permintaan yang digambarkan secara grafik disebut sebagai kurva permintaan. Kurva permintaan digambarkan sebagai garis yang bergerak dari kiri atas ke kanan bawah atau memiliki slope negatif.
Tabel 1. Skedul Permintaan Barang A, B, C, D, dan E Situasi
Harga (P) (dalam rupiah)
Kuantitas (Q) (dalam unit)
A
500
9
B
400
10
C
300
12
D
200
15
E
100
20
3.1.2
Penawaran
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu. Hukum penawaran adalah semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi: “Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan, sebaliknya semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang tersedia ditawarkan.”
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus). Skedul dan Kurva Penawaran
Terdapat suatu hubungan yang jelas antara harga suatu barang dengan jumlah yang ditawarkan, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan antara harga dan kuantitas yang dijual atau ditawarkan ini disebut sebagai skedul penawaran. Skedul penawaran yang digambarkan secara grafik disebut sebagai kurva penawaran. Kurva penawaran digambarkan sebagai kurva yang bergerak dari kanan atas ke kiri bawah atau memiliki slope positif. Tabel 2. Skedul Penawaran terhadap Jagung Situasi
Harga (P) (dalam rupiah)
Kuantitas (Q) (dalam unit)
A
500
18
B
400
16
C
300
12
D
200
7
E
100
0
Tabel 2. memperlihatkan kuantitas jagung yang diproduksi dan dijual produsen pada berbagai tingkat harga. Perhatikan bahwa Tabel 3.2.1 memperlihatkan hubungan langsung atau positif antara harga dan kuantitas yang ditawarkan. 3.2 Faktor-faktor Permintaan dan Penawaran a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan : 1. Perilaku konsumen
Saat ini pakaian model pendek memang sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin pakaian tersebut sudah dianggap kuno dan ketinggalan zaman. 2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika cabe merah dipasaran sedang tidak ada atau harganya sangat mahal maka permintaan untuk bawang merah dan bawang putih akan menurun.
3. Pendapatan atau penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan yang besar maka dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya sehingga tidak terlalu banyak pengeluarannya. 4. Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli cukup banyak ketika harganya masih rendah misalnya seperti sembako ketika ingin menjelang hari ra ya. b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran : 1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga. 2. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen. 3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun. 4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Hukum permintaan “semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang bersedia di minta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia di minta” sedangkan hukum
penawaran
“semakin tinggi harga, semak in banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan, sebaliknya semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang tersedia ditawarkan”. Faktor -faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan yaitu perilaku konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap, pendapatan atau penghasilan konsumen, perkiraan harga di masa depan, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran, biaya produksi dan teknologi yang digunakan, tujuan perusahaan, pajak, ketersediaan dan harga barang pengganti / pelengkap, prediksi / perkiraan harga di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Nuryani, S. 2005. Analisa Keseimbangan Sistem Permintaan dan Penawaran Beras di Indonesia. Agro Ekonomi 23(1) :120-129 Saldi, F. 2013. Hukum Permintaan dan Penawaran. Jurnal Teori Organisasi Umum 2:1-7. Syafar, A. 2013. Permintaan Dan Penawaran Hasil Pertanian. http://asfarsyafar. blogspot.com/2013/10/permintaan-dan-penawaran-hasil-pertanian.html di akses 28 februari 2014