KURIKULUM SMP NEGERI 2 KARAWANG BARAT
BUKU 1 KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
( KTSP )
TAHUN PEMBELAJARAN 2017 – 2018 2018
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
KARAWANG 2017
LEMBAR PENGESAHAN
BUKU SATU KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 KARAWANG BARAT,
KETUA KOMITE
KEPALA SEKOLAH
SMPN 2 KARAWANG BARAT,
SMPN 2 KARAWANG BARAT,
Drs. HAIDIR KHALID, M. Pd.
Drs. NANANG SETYO SUNARYOTO, M.Pd. NIP 19610515 199702 1 001
Mengetahui,
KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KARAWANG
KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KARAWANG
Drs. H. DADAN SUGARDAN, M.Pd Pembina Utama Muda NIP 19620123 198204 1 001
Drs. H. DADAN SUGARDAN, M.Pd Pembina Utama Muda NIP 19620123 198204 1 001
LEMBAR PENGESAHAN
BUKU SATU KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 KARAWANG BARAT,
KETUA KOMITE
KEPALA SEKOLAH
SMPN 2 KARAWANG BARAT,
SMPN 2 KARAWANG BARAT,
Drs. HAIDIR KHALID, M. Pd.
Drs. NANANG SETYO SUNARYOTO, M.Pd. NIP 19610515 199702 1 001
Mengetahui,
KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KARAWANG
KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KARAWANG
Drs. H. DADAN SUGARDAN, M.Pd Pembina Utama Muda NIP 19620123 198204 1 001
Drs. H. DADAN SUGARDAN, M.Pd Pembina Utama Muda NIP 19620123 198204 1 001
Tim Pengembang Kurikulum SMP NEGERI 2 KARAWANG BARAT
NO
Nama
Jabatan
Tugas
1
Drs. H. Nana Supriatna
Pengawas
Pengembang
2
Drs. Haidir Khalid
Ketua Komite
Pengembang
3
Drs. Nanang Setyo Sunaryoto, M.Pd.
Kepala Sekolah
Pengembang
4
H. D. Fatah Yazry, S. Pd.
Wakil Kepala Sekolah
Pengembang
7
H. Asep Sumarna, S. Pd., M. M.
PKS Bidang Kurikulum
Pengembang
8
Endang Saefudin, S. Pd.
PKS Kesiswaan
Pengembang
10
Usep Ismail, S. Pd.
Bendahara Keuangan
Pengembang
11
Hj. Tati Maryati, S. Pd.
PKS Sarana dan Prasarana
Pengembang
Karawang, 11 Juli 2017 Kepala Sekolah SMPN 2 Karawang Barat,
Drs. NANANG SETYO SUNARYOTO, M.Pd. NIP 19610515 199702 1 001
Tanda Tangan
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, atas bimbingan dan petunjuk-Nya sehingga penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMPN 2 Karawang Barat ini dapat diselesaikan. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan SMPN 2 Karawang Barat ini dalam rangka merealisasi upaya peningkatan mutu pendidikan Sekolah Menengah Pertama seperti yang tertuang dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Rencana Aksi Nasional (RAN) 2013 Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2010 – 2014, setiap sekolah/madrasah perlu mengembangkan kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMPN 2 Karawang Barat ini dilaksanakan bersama antara Kepala Sekolah, Guru dan pengurus Komite Sekolah melalui rapat paripurna komite, dalam penyusunan ini di dalamnya terdiri atas beberapa perangkat KTSP dan penunjang atas program pengajaran pada tingkat satuan pendidikan dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah selama tahun pelajaran berjalan. Dengan disetujuinya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMPN 2 Karawang Barat ini berarti sekolah mempunyai pedoman sebagai bahan dasar pelaksanaan operasional untuk mencapai tujuan, sekaligus sebagai payung yang mampu menciptakan ketenangan kerja. Penyusun mengakui bahwa penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMPN 2 Karawang Barat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan hati terbuka penyusun siap menerima saran nasihat ataupun petunjuk demi kesempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMPN 2 Karawang Barat ini pada khususnya dan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMPN 2 Karawang Barat yang akan datang. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMPN 2 Karawang Barat ini dari perencanaan sampai pelaksaan sehingga berhasil mewujudkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMPN 2 Karawang Barat ini. Semoga jerih payah tersebut diberikan balasan yang setimpal dari Tuhan yang Mahaesa. Karawang, 11 Juli 2017 Kepala Sekolah SMPN 2 Karawang Barat,
Drs. NANANG SETYO SUNARYOTO, M.Pd. NIP 19610515 199702 1 001
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………….............
i
KATA PENGANTAR …………………………………………………….............
ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………................
iii
GLOSARIUM ...........................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………...............
1
A. Latar Belakang ........................................................................................
1
B. Landasan Yuridis ....................................................................................
2
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum ..........................................................
3
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum ...... ...................................................
4
BAB II TUJUAN A. Tujuan Pendidikan Dasar ........................................................................
5
B. Visi dan Misi SMP ............................. ....................................................
6
C. Tujuan SMP ............................. ...............................................................
6
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum ..................................................................................
8
B. Muatan Lokal ...........................................................................................
16
C. Pengembangan Diri ..................................................................................
17
D. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global ...............................
17
E. Pembiasaan yang Dikembangkan ............................................................
18
F. Sekolah Berbudaya Lingkungan ……………………………………….
20
G. Pendidikan Ekonomi Kreatif ...................................................................
20
BAB IV PELAKSANAAN A. Strategi Pembelajaran ..............................................................................
22
B. Pengaturan Beban Belajar ........................................................................
25
C. Penilaian ...................................................................................................
26
D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .......................................................
31
E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ................................................................
34
F. Kalender Akademik Sekolah .....................................................................
35
LAMPIRAN : 1. Tata Tertib Peserta Didik 2. Tata Tertib Guru dan Karyawan 3. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib 4. Jadwal Pelajaran Kolektif 5. Model Silabus 6. Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Karakter
GLOSARIUM 1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu 2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan 3. Sekolah adalah SMP negeri maupun swasta dalam lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Dasar dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yang tersebar di wilayah kerja Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 4. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. 5. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 6. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. 7. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. 8. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. 9. Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam belajar dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. 10. Pramuka (Praja Muda Karana atau dahulu terkenal dengan nama kepanduan yang terdapat di berbagai penjuru dunia) adalah wahana untuk latihan secara non formal guna melatih fisik, mental sepiritual dan mendorong para pesertanya untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. 11. Sanggar sekolah adalah sekelompok atau gabungan 5-8 Sekolah Dasar Pertama yang memiliki tujuan dan semangat maju bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui penerapan sistem pembinaan profesional. 12. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah wadah pembinaan profesional bagi guru Sekolah Dasar Pertama (SMP) yang tergabung dalam organisasi sanggar MGMP dalam rangka peningkatan mutu layanan pembelajaran dan pendidikan. 13. Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) adalah wadah pembinaan profesional bagi para Kepala Sekolah yang tergabung dalam organisasi sanggar sekolah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dan membahas temuan ide-ide baru yang belum terpecahkan pada pertemuan di tingkat musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perubahan
paradigma
penyelenggaraan
pendidikan
dari
sentralisasi
ke
desentralisasi, mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum pendidikan dasar pun menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru sehingga mengalami perubahan perubahan kebijakan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( selanjutnya disingkat KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Kurikulum Pendidikan SMPN 2 Karawang Barat dikembangkan dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum ini disusun oleh tim penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang, serta dengan bimbingan nara sumber ahli pendidikan dan pembelajaran dari pembina/pengawas kecamatan Karawang Barat. Masalah moral dan peduli lingkungan menjadi penting dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMPN 2 Karawang Barat karena pendidikan moral dan budaya peduli lingkungan merupakan masalah yang sangat banyak meminta perhatian berbagai pihak sekarang ini, terutama bagi para pendidik, ulama, pemuka masyarakat, dan para orang tua. Proses demoralisasi terjadi dan terus berlangsung di tengah kehidupan masyarakat kita. Proses demoralisasi ditandai oleh semakin meningkatnya perilaku yang menyimpang dari norma-norma etika, sosial, hukum, dan agama. Nilai-nilai luhur kesopansantunan, rasa kasih sayang terhadap
sesama dan rasa hormat terhadap orang tua atau guru mulai memudar.
Hal ini
mengindikasikan bahwa pendidikan belum secara optimal memainkan peran dalam pembangunan karakter. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan berbudaya lingkungan SMPN 2 Karawang Barat amatlah penting berperan sebagai pedoman pendididan karakter dan peduli lingkungan terhadap tumbuh kembangnya anak meliputi budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect ), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita. Demikian nasihat Ki Hajar Dewantara tentang betapa besarnya peran pendidikan dalam membangun karakter anak. Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan menjadi kenyataan apabila dilaksanakan di lapangan dalam proses pembelajaran yang baik. Pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, hendaknya berlangsung secara efektif yang mampu membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak. Dalam hal ini para pelaksana kurikulum (baca: guru) yang akan membumikan kurikulum ini dalam proses pembelajaran. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengasikkan bagi anak, sehingga anak betah di sekolah. Atas dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di SMP hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasikkan. Dengan spirit seperti itulah kurikulum ini akan menjadi pedoman yang dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan di SMPN 2 Karawang Barat. B. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 4. Peraturan
Pemerintah
Nomor
17
Tahun
2010
tentang
Pengelolaan
dan
Penyelenggaraan Pendidikan; 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 81.A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 Lampiran i Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan .
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA; 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah; 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan; 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014; 13. Permendikbud
No.
20
Tahun
2016
tentang
Standar
Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah yang digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,standar pendidik
dan
tenaga
kependidikan,
standar sarana dan
prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan. 14. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang
memuat
tentang Tingkat Kompetensi dan Kompetensi
Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
15. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. 16. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. C. Tujuan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMPN 2 Karawang Barat dikembangkan dengan prinsip : 1. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: a. peningkatan iman dan takwa; b. peningkatan akhlak mulia; c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f.
tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; h. agama; i.
kesetaraan jender;
j.
dinamika perkembangan global; dan
k. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Berdasarkan prinsip tersebut, dapat dipaparkan tujuan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut: 1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia. 2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia. 3. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri. 4. Meningkatkan
sensitivitas,
kemampuan
mengekspresikan,
dan
kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni. 5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum
1. Prinsip-prinsip Penyusunan Dalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia. b. Kebutuhan kompetensi masa depan Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral
Pancasila
agar
menjadi
warga
negara
yang
demokratis
dan
bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum
harus
mampu
menjawab
tantangan
ini
sehingga
mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
perlu
c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik. d. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah. e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional. f. Tuntutan dunia kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan yaitu IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
h. Agama Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia. i.
Dinamika perkembangan global Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI. 11. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat
setempat
dan
menunjang
kelestarian
keragaman
budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. 12. Kesetaraan jender Kurikulum
diarahkan
kepada
pengembangan
sikap
dan
perilaku
yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender. 13. Karakteristik satuan pendidikan Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan
BAB II TUJUAN A. Tujuan Pendidikan
Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berkenaan dengan tujuan operasional pendidikan dasar, dinyatakan didalam kurikulum pendidikan dasar yaitu tujuan tingkat pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
1.
Memberikan Bekal Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung
Kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung) merupakan tujuan pertama dan utama sering disebut juga tujuan yang paling fundamental karena sifatnya
sangat
menentukan
baik-tidaknya
kemampuan-kemampuan
lain.
Kemampuan ini diwujudkan dalam kemampuan dan ketrampilan penggunaan bahasa yang meliputi membaca, menulis, berbicara, serta kemampuan berhitung yang meliputi kemampuan dan ketrampilan menambah, mengurangi, mengalikan, membagi,
mengukur
sederhana
dan
memahami
bentuk
geografi.
Semua
kemampuan ini sangat berguna dan dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka.
2.
Memberikan Pengetahuan dan Keterampilan Dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya
Bekal keterampilan dasar yang bermanfaat dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak ini sangat banyak, meliputi pengetahuan dan ketrampilan intelektual, sosial dan personal. Menurut Ahman (2000) tujuan pendidikan dasar tidak lagi menyiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat, melainkan menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SLTP. Perubahan ini sejalan dengan perubahan orientasi perkembangan anak. Oleh karena lulusan dasar tidak sematamata mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung, melainkan menyiapkan siswa untuk memiliki kemampuan intelektual, pribadi dan sosial.
3.
Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pendidikan di SLTA
Kegiatan untuk mencapai tujuan ketiga ini tidak dapat dipisah-pisahkan dengan upaya pencapaian kedua tujuan sebelumnya. Banyak upaya yang dilakukan oleh guru, antara lain memberi informasi lisan dan tertulis kepada siswa kelas IX, mengadakan diskusi alumni sekolah, mengadakan kunjungan ke SLTA terdekat, dan sebagainya. Karena pada kelas 3 terakhir di sekolah perlu lebih ditekankan pada pembinaan pemahaman dan penghayatan dasar akan ilmu pengetahuan dan teknologi secara sederhana, tetapi sistematik. Landasan semacam itu diperlukan acuan peminatan serta untuk mencapai keberhasilan di tingkat SLTA. B. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Karawang Barat 1. Visi SMPN 2 Karawang Barat
Unggul dalam prestasi berdasarkan imtaq,
“
terampil, dan mandiri ” Indikator pencapaian visi: a. Unggul dalam lomba kesenian dan olah raga b. Unggul dalam aktivitas keagamaan c. Unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi d. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
2. Misi SMPN 2 Karawang Barat:
Untuk mewujudkan visi tersebut, SMP Negeri 2 Karawang Barat menetapkan misi sebagai berikut: a. Mewujudkan sekolah yang inovatif dalam pembelajaran b. Memberdayakan potensi kecerdasan yang dimiliki peserta didik c. Memenuhi fasilitas sekolah yang relevan dan mutakhir dan berwawasan ke depan d. Meningkatkan karakter peserta didik e. Mewujudkan nilai-nilai solidaritas bagi kehidupan lingkungan sekolah f.
Mewujudkan sekolah sehat
g. Memperkokoh nilai-nilai agama untuk akhlakul karimah
C. Tujuan Pendidikan SMPN 2 Karawang Barat
1. Standar SKL a. Sekolah mampu melaksanakan pembinaan peserta didik secara kompetitif b. Sekolah mampu meningkatkan kepedulian sosial peserta didik 2. Standar Isi a. Mampu menghasilkan RPP untuk semua mata pelajaran pada semua tingkat b. Sekolah mampu menyediakan fasilitas pembelajaran yang lengkap, mutahkir, dan berwawasan ke depan 3. Standar Proses a. Menyelenggarakan work shop untuk mengoptimalkan ketercapaian delapan standar pendidikan. b. Meningkatkan pengawasan dalam proses pembelajaran 4. Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan a. Meningkatkan kompentensi tenaga guru b. Meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan lainnya 5. Standar Sarana Prasarana a. Menyediakan fasilitas pembelajaran yang lengkap b. Memenuhi sarana dan prasarana 6. Standar Pengelolaan a. Mengembangkan perangkat administrasi sekolah b. Meningkatkan supervisi, monitoring, evaluasi, dan akreditasi sekolah 7. Standar Pembiayaan a. Meningkatkan sumber dana pendidikan b. Mengembangkan penggunaan dana yang optimal 8. Standar Penilaian a. Mengembangkan teknik-teknik penilaian kelas b. Mengembangkan instrumen ulangan harian
D. Sasaran dan Kebutuhan 1.
Aspek peningkatan Organisasi sekolah dan Komite sekolah.
2.
Aspek pengembangan Kurikulum dan sistem pengujian.
3.
Aspek pembinaan lingkungan hidup dan anti korupsi.
4.
Aspek Pembinaan Pembelajaran PAIKEM dan Penggunanaan Multi Media.
5.
Aspek peningkatan kesejahteraan.
6.
Aspek pengembangan kemudahan/sarana prasarana.
7.
Aspek perkembangan ketenagaan/personaliti.
8.
Aspek pengembangan Sekolah sehat dan green school.
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMPN 2 Karawang Barat tahun 2016 meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan KI.1; KI.2; KI3 dan KI.4 dengan ketentuan sebagai berikut. A. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut. 1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan
masa
mendatang.
Pandangan
ini
menjadikan
Kurikulum
2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa
kini
dan
masa
depan
peserta
didik,
Kurikulum
2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. 2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut
dipelajari
untuk
menimbulkan
rasa
bangga,
diaplikasikan
dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. 3.
Pendidikan
ditujukan
untuk
mengembangkan
kecerdasan
intelektual
dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik. 4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
B. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan ber dasar kan standar” ( standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competencybased curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum. C. Struktur Kurikulum 1. Kompetensi Inti
Kompetensi
Inti
Sekolah
Menengah
Pertama/Madrasah
Tsanawiyah
(SMP/MTs) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dap at dijaga pula. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 1: Kompetensi Inti SMP/MTs KOMPETENSI INTI KELAS VII
KOMPETENSI INTI KELAS VIII
KOMPETENSI INTI KELAS IX
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
D. Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum SMP/MTs terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Khusus untuk MTs, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama. Struktur kurikulum SMPN 2 Karawang Barat ad alah sebagai berikut:
Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu VII
VIII
IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4
4. Bahasa Inggris
4
4
4
5. Matematika
4
4
4
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
8. Seni Budaya
2
2
2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
2
Kesehatan 10. Teknologi Informasi dan Komunikasi
2
2
2
2
2
B. Muatan Lokal
2
2
2
2
2
2
2**
2**
2**
1. Basa Sunda 2. Tata Buku/Prakarya C. Pengembangan Diri
1.
Pramuka
1
1
-
2.
Atletik
-
1
1
3.
Kesenian
1
-
1
34+2*)
34+2*)
34+2*)
Jumlah 2** Ekuvalen 2 Jam pembelajaran
Struktur Kurikulum SMP/MTs terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Khusus untuk MTs, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama.
E. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. 1. Beban belajar di SMP/MTs dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu adalah minimal 34 kelas IX, VIII, dan kelas VII 2. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18 minggu efektif. 3. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit
minggu efektif.
4. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit
minggu efektif.
Beban belajar bagi SMP/MTs yang menyelengarakan Sistem Kredit Semester (SKS), diatur lebih lanjut dalam Pedoman SKS.
F. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut: 1. kelompok 1: kelompok kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; 2. kelompok 2: kelompok kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; 3. kelompok 3: kelompok kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan 4. kelompok 4: kelompok kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
G. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada mata pelajaran seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lainnya, seperti Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun. Muatan Lokal yang diselenggarakan SMP Negeri 2 Karawang Barat, yaitu: Jenis Muatan Lokal
1. Basa Sunda
Nama Guru
- Dra. Eti Supriatin - Tiar Mutiara Sani, S. Pd. - Madraya, S.Pd. - Ahmad Jaeni, S. Pd. - Ida Solihat, S. Si.
2. Tata Buku/Prakarya
- Tita Rosita, S.Pd. - Pepi Elviati, S. Pd. - Leli Masruroh, S. Pd.
Pertimbangan penetapan muatan lokal tersebut adalah: 1. Tersedianya guru berpengalaman pada mata pelajaran tersebut; 2. Tersedianya lahan untuk praktik pembelajaran; 3. Pengalaman ini dapat dijadikan modal bagi peserta didik di luar sekolah.
H. Pengembangan diri Kegiatan Pengembangan Diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan Pengembangan Diri dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan Diri bukan merupakan mata pelajaran sehingga penilaian kegiatan ini dilakukan secara kualitatif.
Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SMP Negeri 2 Karawang Barat terdiri atas: Jenis Pengembangan Diri
Pembimbing/Penanggung Jawab
A. Bimbingan Penyuluhan dan Bimbingan Konseling (BP/BK) - Masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan
- Dra. Anie Riyani - Drs. Ali
karier peserta didik
B. Kepemimpinan - Pramuka
a. Wendi Rosandi, M. Pd b. Tiar Mutiara Sani, S.Pd
- PMR
Dra. Eti Supriatin
- Paskibra
Agung - Agus Burhanudin, A.Md.
C. Klub Olahraga - Volly Ball - Basket Ball
- Atletik - Bulu tangkis
- Tenis Meja
- M. Asep Sumarna, S. Pd., M. M. - Endang Supardi - Ahmad Jaeni, S. T. - Usep Ismail, S. Pd.
D. Kerohanian - Marawis
Hj. Nina Handayani, S. H., M. Si.
E. Seni Budaya/ Sanggar seni - Tarian Daerah
Tatang Sukari, S.Pd.
F. Keterampilan - TIK
Abdul Azis, S.S, S.Pd
- English Club
Arini Efendi, S.Pd
G. Sains - Matematika
Ida Solihat, S.Si
I. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
1. Pendidikan berbasis lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, ekologi, dan lain-lain. Hal ini bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik agar mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional. 2. Dengan adanya program perintisan sekolah hijau, SMP Negeri 2 Karawang Barat akan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai potensi kesehatan dengan memelihara
tanaman
untuk
penghijauan.
Sedangkan
keunggulan
global
melaksanakan pelatihan berkomunikasi dalam bentuk penggunaan internet. J. Kegiatan Pembiasaan 1. Pembiasaan Rutin
Merupakan proses pembentukan akhlaq dan penanaman/pengamalan ajaran agama Islam, Adapun kegiatan pembiasaan dikembangkan terdiri atas: Karakter Religius
a. Berangkat sekolah ijin, bersalaman dengan orang tua dan guru disekolah. b. Berdoa sebelum dan sesudah belajar atau melakukan sesuatu. c. Hapalan surat pendek atau asmaul husna pagi sebelum belajar dan renungan bagi agama non muslim. d. Tidak mencontek saat ulangan dan mengerjakan tugas rumah disekolah. e. Sholat Dhuha saat istirahat bergantian sesuai jadwal. f. Sholat dzuhur bagi siswa kelas VII, VII dan IX secara bergilir. g. Jumat shodaqoh atau infaq. h. Merayakan dan menghormati hari-hari besar agama. i.
Senyum, sapa, salam, sopan dan santun dalam bertutur kata.
Karakter Peduli Lingkungan
a. Selalu merapikan tempat tidurnya, sendiri. b. Membuang sampah pada tempatnya. c. Sarapan pagi sebelum berangkat sekolah. d. Tidak mencoret, menulis di dinding dan bangku.
e. Disiplin memakai seragam sekolah. f. Berpakaian rapi ke sekolah: baju dimasukkan, dasi dipakai dan rapi dipasang, warna baju dijaga selalu aturan, sepatu sesuai dengan aturan ditetapkan, dan sepatu selalu bersih. g. Masuk dan pulang sekolah tepat waktu. h. Menggunakan bahasa yang sopan dan santun. i.
Mengucapkan maaf, tolong dan terima kasih kepada siapa saja yang memberikan sesuatu atau suatu bantuan.
j.
Menjaga kebersihan kelasnya.
2. Pembiasaan Terprogram
a. Lomba kebersihan kelas b. Program daur ulang kertas dan sampah c. Pesantren Kilat d. Pelaksanaan Peringatan Hari Raya Agama e. Pelaksanaan Peringatan Hari Besar Nasional f. Pelaksanaan PORSENI K. Kegiatan Keteladanan
1. Pembinaan Ketertiban Pakaian Anak Sekolah 2. Pembinaan Sopan Santun, Sapa, Salam dan Jujur 3. Kegiatan kantin Kejujuran 4. Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 5. Hidup Sederhana, Disiplin, Kasih Sayang, Tanggung Jawab, Adil dan Bijaksana.
L. Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah
1. Peningkatan kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara ruang kelas 2. Peningkatan kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara ruang lainnya 3. Penambahan jumlah kamar kecil untuk guru dan kepala sekolah 4. Pengembangan budaya bersih 5. Penciptaan lingkungan sehat, asri, indah, rindang, sejuk, dll (tamanisasi) 6. Pemenuhan sistem sanitasi/drainase 7. Penciptaan budaya tata krama “in action” 8. Peningkatan kerjasama dengan lembaga lain relevan 9. Pengembangan lomba-lomba kebersihan dan kesehatan
M. Pendidikan Ekonomi Kreatif
Pendidikan ekonomi kreatif ditanamkan melalui beberapa kegiatan yang terintegrasi pada kegiatan-kegiatan yang disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan SMPN 2 Karawang Barat meliputi : 1. Kegiatan Kantin
a. Kantin sekolah terdiri atas kantin sehat b. Kantin sekolah cukup memadai c. Jajanan siswa disediakan di kantin d. Menu makanan diatur oleh kantin sehingga tidak membosankan anak peserta didik. 2. Kegiatan Bidang Pertamanan
Taman sekolah terdiri atas tanaman hias dan pot-pot gantung yang ada di teras dan halaman sekolah. Perawatan taman dan pelaksanaan kegiatan keberhasilan meliputi seluruh halaman sekolah. 3. Kegiatan 3 R
a. Reuse (Guna ulang) yaitu: menggunaan kembali sampah yang masih digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain contohnya : 1) Menggunakan kembali wadah/ kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya 2) Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali 3) Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis 4) Misalnya
botol
bekas
minuman digunakan
kembali
menjadi
bahan
keterampilan siswa. 5) Menggunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang 6) Menjual atau memberikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan b. Reuse (Guna ulang) Reduce (Mengurangi) R ecycle (Mendaur ulang) yaitu : berusaha mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah contohnya : 1)
Menggunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi
2)
Menggunakan alat tulis yang dapat diisi ulang kembali
3)
Menyediakan jaringan informasi dengan computer (tanpa kertas)
4)
Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali
5)
Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
6)
Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai
c. Recycle (Mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru contohnya : 1)
Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai
2)
Mengolah sampah kertas menjadi kertas/karton kembali
3)
Mekukan pengolahan sampah organic menjadi kompos (Komposting )
4)
Mekukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat
BAB IV PELAKSANAAN DAN PENILAIAN A. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dalam pengembangan kurikulum 2013 diterapkan melalui : 1. Pembelajaran Scientifik sangat ditekankan pada saat pembelajaran. Bentuk pembelajaran scientifik sangat banyak jenisnya dalam pembelajaran. Bermain peran, sosio-drama, observasi pasar tentang harga dan tentang kehidupan para pedagang, kunjungan ke panti asuhan / jompo, kunjungan ke museum, melihat kehidupan nelayan, mengamati kesulitan hidup dari media masa, mendiskusikan kisah pejuang melaui momoar / filem —ini semua hanya sedikit contoh “kerja praktik” dalam pembelajaran. Anak harus mengalami proses pembelajaran secara aktif. Dalam pembelajaran, seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan dan porsi yang seimbang dalam praktik. Dengan demikian, antara siswa yang satu dengan yang lain tidak ada perbedaan yang mencolok dalam belajar. Perlakuan guru terhadap semua siswa bersifat adil, artinya sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan dengan hak yang sama, mereka bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Satu masalah dihadapi bersama. 2. Dalam pembelajaran aktif siswa menjadi pusat pembelajaran (Student Centre ) sehingga tiap siswa dapat berbuat dan bertindak sesuai dengan keinginan dan kreativitas masing-masing. Tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan yang sangat mengikat siswa sehingga membatasi ruang gerak dalam pembelajaran. Meskipun demikian, tetap perlu ditanamkan disiplin, saling menghargai, sikap sopan, bertanggung jawab, jujur, dan sikap-sikap positif lainnya. Pada intinya, setiap kegiatan berlangsung pada batas-batas yang wajar dan terkontrol guru. 3. Prinsip-prinsip dalam PAKEM diterapkan guru pada saat pelaksanaan pembelajaran di dalam /luar kelas. Ini adalah salah satu cara untuk membuat anak aktif, dapat bergaul, dan berkomunikasi dengan lingkungannya karena guru memanfaatkan sumber belajar dari lingkungan setempat sebagai sumber belajar. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar merupakan salah satu strategi yang dapat dimanfaatkan guru agar pembelajaran yang dilaksanakan benar benar aktif dan dapat diikuti oleh siswa. Siswa dapat meneliti, menganalisis, mempraktikkan, ,menyimpulkan dan melaporkan apa yang dipelajari. Pada akhirnya pembelajaran menghasilkan suatu karya yang dapat dipajang. Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak
selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis (membuat dugaan), mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram. 4. Pajangan. Adanya karya-karya siswa dalam bentuk poster atau karya lain yang dapat menginspirasi semua warga sekolah untuk konsisten menjalankan nilai-nilai luhur Pajangan bukanlah sebagai suatu hal yang harus ada dalam setiap pembelajaran yang menggunakan pendekatan PAKEM apabila pajangan tersebut hanya merupakan pajangan semata tanpa makna tertentu (misal sebagai sumber belajar, sebagai bahan pemecahan masalah, sumber, atau sebagai bahan konfirmasi bagi siswa dalam mencocokkan konsep yang dipelajari). 5. Cara bertanya yang memotivasi siswa untuk berpikir dan mengembangkan kreativitas berpikir yang lebih tinggi. 6. Cara pembelajaran yang bervariasi harus banyak diciptakan guru. Sebaiknya model pembelajaran yang telah dilaksanakan tidak terlalu sering diulang walaupun dengan materi yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebosanan siswa dengan cara belajar tersebut. 7. Penggunaan model tes yang bervariasi. Sebaiknya model tes yang telah dilaksanakan sedapat mungkin tidak mengulang tes tersebut untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep. 8. Dalam pembelajaran, pemecahan masalah digunakan sesering mungkin agar siswa terbiasa dengan soal-soal yang bersifat pemecahan masalah. Hal ini akan menjadi kebiasaan dan siswa akan selalu kritis dalam menanggapi berbagai masalah yang terjadi di lingkungannya sehingga membuat siswa semakin berpikir kreatif. 9. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menyenangkan. Ruang kelas yang menyenangkan merupakan unsur tak terpisahkan dari pembelajaran IPS dengan pendekatan PAKEM. Dalam kelas yang menerapkan PAKEM, anak-anak banyak belajar melalui bekerja dan berbuat sehingga banyak menghasilkan produk. Hasil pekerjaan siswa tersebut sebaiknya dipajang untuk membuat kelas menjadi hidup dan menarik. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajang bisa memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya yang berasal dari hasil karya perorangan, berpasangan, atau kelompok. Guru perlu memastikan bahwa setiap siswa mempunyai karya yang dipajangkan. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan ditata dengan baik, dapat digunakan guru dalam KBM sebagai rujukan ketika membahas suatu masalah.
10. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar. Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekadar penilaian berupa angka. 11. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental. Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak, apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut belum tentu mencerminkan PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Tetapi dalam pembelajaran, terutama dalam praktik yang membutuhkan gerak seperti bermain peran, aktif fisik harus dihayati dengan aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut untuk mengungkapkan ide dan gagasan. Banyak siswa merasa takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika ide dan gagasannya salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menciptakan suasana kelas di mana guru tidak marah kepada siswa saat ia memberikan jawaban yang belum tepat dan siswa tidak menertawakan siswa lain jika mereka memberi jawaban yang tidak benar. Siswa harus didorong untuk mencoba, dan berbuat kesalahan adalah bagian penting dari belajar. 12. Keteladanan guru dengan segala sikap dan perilakunya dalam kegiatan pembelajaran di dalam dan di luar kelas sangat penting. 13. Pemberian tekanan pada materi pelajaran tertentu yang terkait dengan nilai-nilai luhur yang ingin diinternalisasikan, dilatihkan, dan dibiasakan. 14. Kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan materi sedang dibahas hendaknya mendukung penanaman nilai luhur dalam 2013. Contohnya, diskusi kelompok, simulasi, bermain peran, eksperimen sederhana, dan tugas-tugas lainnya. 15. Diciptakan lingkungan kelas yang mendukung 2013. Contohnya, pajangan kelas, peribahasa, slogan yang dapat memotivasi siswa untuk berperilaku positif. 16. Dilakukan kegiatan-kegiatan lain yang dapat memotivasi siswa dalam berperilaku positif, seperti cerita, nasihat dan motivasi guru pada awal dan akhir pelajaran, menyanyikan lagu dan pemutaran film. 17. Adanya program sekolah yang mengkondisikan guru, siswa, dan warga sekolah lain melaksanakan nilai-nilai luhur yang ingin dikembangkan.
B. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini, yaitu menggunakan sistem Paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai berikut. 1. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan
alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu
secara
keseluruhan.
Pemanfaatan
jam pembelajaran
tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di da lam Standar Isi. 2. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMP/MTs/SMPLB adalah antara 0% - 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. 3. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Untuk kegiatan praktik di sekolah kami, misalnya pada kegiatan praktikum Bahasa Inggris yang berlangsung selama 2 jam pelajaran setara dengan 1 jam pelajaran tatap muka, sesuai yang tertulis pada Struktur Kurikulum SMPN 2 Karawang Barat
C. Penilaian 1. Hakikat Penilaian
Penilaian dalam Kurikulum SMPN 2 Karawang Barat adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar siswa dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan
pendidikan, kompetensi yang harus dicapai siswa adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
2. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar siswa harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Sahih (valid) , yakni penilaian diDasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; b. Objektif , yakni penilaian diDasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; c. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender; d. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; e. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan Dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; f. Menyeluruh dan berkesinambungan , yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan siswa; g. Sistematis , yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku; h. Menggunakan acuan kriteria , yakni penilaian diDasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; i. Akuntabel , yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
3. Teknik Penilaian
Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan siswa. a. Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian.
b. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal. c. Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk. d. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya siswa dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas siswa (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa dengan menilai bersama karya-karya atau tugastugas yang dikerjakannya. Siswa dan pendidik perlu melakukan diskusi untuk menentukan skor. e. Projek adalah tugas yang diberikan kepada siswa dalam kurun waktu tertentu. Siswa dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil. f.
Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta siswa menghasilkan suatu
hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil. g. Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi siswa terhadap objek psikologis. h. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan siswa yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku siswa yang dipaparkan secara deskriptif. i.
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk
menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap siswa harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur. j.
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa
mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur. Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran melalui observasi juga penting untuk dilakukan. Data aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian antarteman.
4. Berdasarkan Acuan Kriteria
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM),
yang
ditetapkan
oleh
satuan
pendidikan
masing-masing
dengan
mempertimbangkan karakteristik kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik. KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya.
Ketuntasan belajar ditentukan seperti pada tabel b erikut: Predikat
Nilai Kompetensi Pengetahuan
Keterampilan
A
4
4
A-
3.66
3.66
B+
3.33
3.33
B
3
3
B-
2.66
2.66
C+
2.33
2.33
C
2
2
C-
1.66
1.66
D+
1.33
1.33
D
1
1
Sikap SB
B
C
K
Keterangan: SB B C K
= Sangat Baik = Baik = Cukup = Kurang Kriteria ketuntasan belajar minimal untuk kompetensi pada kategori KI-3 dan
KI-4 adalah B- (2.66). Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang
bersangkutan. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif. Seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif. Bagi peserta didik yang belum tuntas untuk kompetensi tertentu harus mengikuti pembelajaran remedial, sedangkan bagi yang sudah tuntas boleh mempelajari kompetensi berikutnya. Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas menguasai suatu kompetensi dapat melihat posisi nilai yang diperoleh berDasarkan tabel konversi nilai berikut. Tabel Konversi Nilai
Konversi nilai akhir Skala 100
Skala 4
Predikat (Pengetahuan dan Keterampilan) A
86 -100
4
81- 85
3.66
A-
76 – 80
3.33
B+
71-75
3.00
B
66-70
2.66
B-
61-65
2.33
C+
56-60
2
C
51-55
1.66
C-
46-50
1.33
D+
0-45
1
D
Sikap
SB
B
C
K
Apabila peserta didik memperoleh nilai antara 66 Dasar. 70, dia ada pada posisi predikat B- untuk kategori pengetahuan atau keterampilan. Artinya, peserta didik tersebut sudah mencapai ketuntasan dalam menguasai kompetensi tertentu.
5. Instrumen Penilaian Teknik Penilaian • Tes tertulis
• Tes lisan • Tes praktik (tes kinerja)
Bentuk Instrumen • Tes pilihan: pilihan ganda, benar -salah, menjodohkan dll. • Tes isian: isian singkat dan uraian • Daftar pertanyaan
• Penugasan individual atau kelompok • Penilaian portofolio
• Tes identifikasi • Tes simulasi • Tes uji petik kinerja • Pekerjaan rumah • Projek • Lembar penilaian portofolio
• Jurnal
• Buku cacatan jurnal
• Penilaian diri
• Kuesioner/lembar penilaian diri
• Penilaian antarteman
• Lembar penilaian antarteman
6. Prosedur Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian kompetensi siswa, (b) bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan (c) memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen baik tes maupun nontes atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kelompok mata pelajaran. Penilaian
yang
dilakukan
oleh
pendidik
harus
terencana,
terpadu,
menyeluruh, dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat (a) mengetahui kompetensi yang telah dicapai siswa, (b) meningkatkan motivasi belajar siswa, (c) mengantarkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan,
(d)
memperbaiki
strategi
pembelajaran,
dan
(e)
meningkatkan
akuntabilitas sekolah. 7. Mekanisme Penilaian
Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada siswa. Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel. Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan hasil penilaian masing-masing siswa dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk penilaian yang dilakukan oleh pendidik hasil penilaian masing-masing siswa
dibandingkan dengan KKM. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar siswa, serta untuk memperbaiki pembelajaran. Tindak lanjut hasil analisis Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi: a. Pelaksanaan program remedial untuk siswa yang belum tuntas (belum mencapai KKM) untuk hasil ulangan harian dan memberikan kegiatan pengayaan bagi siswa yang telah tuntas; b. Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan. c. Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar siswa. Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam penilaian (hasil ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas); b. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap siswa pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wali kelas atau wakil bidang
akademik
dalam
bentuk
nilai
prestasi belajar (meliputi aspek
pengetahuan, praktik, dan sikap) disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi yang utuh; c. Memberi masukan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian siswa; d. Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil penilaiannya kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wakil pimpinan bidang akademik (kurikulum). 8. Laporan Penilaian
Laporan penilaian 2013 dapat berupa cheklis hasil dari karakter yang tumbuh dan berkembang pada diri siswa sesuai dengan karakter yang dikembangkan di sekolah sebagai contoh :
Laporan Penilaian 2013
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jenis Karakter Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja Keras Kreatif Mandiri Demokratis
BT
Nilai Karakter MT MB
MK
Keterangan
Rasa Ingin Tahu Semangat Kebangsaan Cinta Tanah Air Menghargai Prestasi Bersahabat/Komuniktif Cinta Damai Gemar Membaca Peduli Lingkungan Peduli Sosial Tanggung-jawab
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Keterangan : Diisi dengan :
A. = MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten). = 4 B. = MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten). = 3 C. = MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten). =2 D. = BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator). = 1
D. Kenaikan Kelas dan Kelulusan 1. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran Kriteria Kenaikan Kelas
a. Siswa
dinyatakan
naik
kelas
setelah
menyelesaikan
seluruh
program
pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti. b. Tidak terdapat nilai di bawah KKM maksimal 3 (tiga) Mata Pelajaran yang meliputi : - Pendidikan Agama Islam - Pendidikan Kewarganegaraan - Bahasa Indonesia 2. Kriteria Kelulusan
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran. b. Memperoleh nilai minimal Baik untuk seluruh kelompok Mata Pelajaran ; Agama dan Akhlaq mulia, Kewarganegaraan, Kepribadian, Estetika, Jasmani Olahraga dan kesehatan.
c. Lulus Ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. d. Lulus Ujian Sekolah Berstandar Daerah 3. Strategi Penanganan Siswa yang Tidak Naik Kelas dan Tidak Lulus
a. Penanganan Siswa yang tidak naik kelas 1) Siswa yang tidak naik dapat melanjutkan dengan mengulang dikelas tingkat yang sama. 2) Orang tua berhak untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain dengan catatan tetap tidak naik sesuai dengan kelas yang ditinggalkan b. Penanganan siswa yang tidak lulus 1) Siswa yang tidak lulus berhak untuk mengulang di kelas tingkat yang sama 2) Siswa yang tidak lulus
berhak untuk pindah sekolah dengan catatan
mengulang dikelas yang sama
E. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. 1. Semester 1 (ganjil) Bulan
Hari/Tanggal Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Ahad
Hari Efektif
Tanggal
Jenis Kegiatan Libur Kenaikan Kelas
14 Juli 2016 Juli
V
V
V
V
V
V
-
Perkiaraan libur awal Puasa 1435 H
6 14-18 Juli 2016
Agustus
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
4 6 6
6
Hari pertama sekolah Th 2014-2015
17 Agustus 2016 28-29 Juli 2016
Pesantren kilat
HUT RI ke 69 Libur Hari Raya 1435 Hari raya Idul Fitri 1435 H
September
Oktober
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
6 6 6 6
V
V
V
V
V
V
6
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
6 6 6
8-18 Oktober 2016
Ulangan tengah semester
5 Oktober 2016
Hari Raya Idul Adha
November
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
6 6 6 6
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
6
V
V
V
V
V
V
6
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
25 Oktober 2016
8-13 Desember 2016 14-19 Desember 2016 20 Desember 2016 25 Desember 2016 22 Desember 2016-3 Januari 2017
6
V
Tahun baru Hijriyah (1435)
5
Desember
Perkiraan UAS 1
Kelas meeting
Pembagian Raport smt 1
Hari Natal
Libur semester I
Karawang, 16 Juli 2017 Kepala SMPN 2 Karawang Barat,
Drs. NANANG SETYO SUNARYOTO, M.Pd. NIP 19610515 199702 1 001
B. Semester 2 (Genap) Tahun Pelajaran 2016/2017 Bulan
Hari/Tanggal Senin
V
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Ahad
Hari Efektif 5
6 Januari V
V
V
V
V
V
6
Februari
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
1 Januari 2017 22 Desember 2014-3 Januari 2017 19 Februari 2017
6 6 6
V
V
V
V
V
V
6
V
V
V
-
V
V
V
V
V
V
V
V
5 6
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Maret
Tanggal
6 6
Jenis Kegiatan Tahun Baru 2015
Libur semester 1
Libur IMLEK
Try-Out UN Ke-1
3 Januari 2017
Maulid N.Muhammad Try-Out UN ke-2
2-7 Maret 2017 21 Maret
Perkiraan UTS 2 Libur Nyepi
2017 V
V
V
V
-
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
-
5 6
Try-Out UN Ke-3
3 April 2017
Wafat Isa Al Masih
23-28 Maret 2017
Ujian praktik kls IX
6-11 April 2017
Pelaksanaan US klsIX
V
5 April
Mei
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
-
V
V
V
V
V
-
V
6 5 5
V
V
V
V
V
V
6
V
V
V
-
V
-
4
V
V
V
V
V
V
6
V
V
V
V
V
V
6
V
-
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
-
6 6
20-23 April 2017 2 Juni 2017
5
3 April 2017 16 Mei 2017 8-13 Juni 2017 20 Juni 2017 15-19 Juni 2017 13 Juni 2017
6 5
Juni
22 Juni12 Juli 2017 20 Juli 2017
Juli
Perkiraan UN Hari Raya Waisak
Kenaikan Isa Al Masih Isra Miraj UAS Semester Genap Pembagian Raport Kelas Meeting Pentas Seni
.Liburan Akhir Sm 2 Hari Pertama Masuk Sekolah Th.2014/2015
Karawang, 16 Juli 2017 Kepala SMPN 2 Karawang Barat,
Drs. NANANG SETYO SUNARYOTO, M.Pd. NIP 19610515 199702 1 001
1. Hari Belajar Efektif Tahun Pelajaran 2016 - 2017 NAMA HARI S E M sa u
b
Ju S
is
m
a
K a
R
at
tu
S e S
BULAN
n T in E R E T
Juli S
I E R M
Agustus E
September
e
S
E
S
la
a m b
JUMLAH HARI
Oktober
Nopember Desember Jumlah
122 hari
S
NAMA HARI E M E
S
sa u
b is
m at
tu
la
Ju
n
a
K a
R
S e
S S
BULAN
e T in E R
a m b
JUMLAH HARI
Januari Pebruari Maret II
April R E T S
Mei E M E S
Juni
Juli Jumlah
140 hari
Lampiran 1 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMPN 2 KARAWANG BARAT A. WAKTU MASUK DAN PULANG
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Waktu masuk pagi Senin-Sabtu pukul 07.00 WIB Waktu pulang pagi Senin-Kamis dan Sabtu pukul 11.40 WIB Waktu pulang pagi Jumat pukul 10.40 WIB Waktu masuk siang Senin-Kamis dan Sabtu pukul 12.20 WIB Waktu masuk siang Jumat pukul 13.30 WIB Waktu pulang siang Senin-Kamis pukul 17.20 Waktu pulang siang Jumat pukul 17.05 WIB Waktu pulang siang Sabtu pukul 16.40 WIB
B. TATA TERTIB BERPAKAIAN
1. Senin dan Selasa pakaian putih bertangan panjang bagi putri dan rok panjang biru, putri berjilbab putih kecuali nonmuslim, bagi putra pakaian putih tangan pendek dan celana biru, sepatu hitam, kaus kaki putih 2. Rabu dan Kamis pakaian batik SMPN 2 Karawang Barat bertangan panjang bagi putri dan rok panjang biru, putri berjilbab putih kecuali nonmuslim, bagi putra pakaian batik tangan pendek dan celana biru, sepatu hitam, kaus kaki putih 3. Jumat putra memakai baju muslim SMPN 2 Karawang Barat, putri pakaian kemeja putih rok biru 4. Sabtu putra putri memakai pakaian pramuka
C. TATA TERTIB UPACARA BENDERA
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Semua peserta didik wajib mengikuti upacara penaikan bendera pada hari Senin. Pembina upacara dipimpin oleh Kepala Sekolah/Salah satu Guru. Setiap ketua kelas harus membariskan teman-temannya dilapangan dengan tertib. Petugas upacara harus mempersiapkan naskah-naskah persiapan upacara. Setiap peserta upacara harus tertib, tidak boleh berisik. Selesai upacara, siswa langsung mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
D. TATA TERTIB KELAS
1. Setelah tanda bel masuk dibunyikan semua siswa harus sudah berada di kelas; 2. Siswa/siswi diharuskan berdo’a sebelum pelajaran dimulai dan setelah pelajaran berakhir dipimpin oleh ketua kelas; 3. 10 menit setelah bel masuk, guru belum berada di kelas, ketua kelas segera menghubungi guru piket; 4. Murid-murid yang terlambat harus memperlihatkan surat izin dari guru piket sebelum memasuki kelas; 5. Anak yang datang terlambat tanpa alasan yang tepat tidak diperkenankan mengikuti pelajaran jam pertama dan hari berikutnya harus membawa surat keterangan dari orang tua. 6. Tugas yang diberikan guru (PR) setelah dikerjakan harus dimintakan tanda tangan dari orang tua/wali dan Tidak boleh mengerjakan PR di sekolah.
7. Selama belajar murid-murid tidak diperkenankan meninggalkan kelas tanpa seizin guru. 8. Murid-murid yang tidak masuk sekolah, pada hari berikutnya harus membawa surat ijin dari orang tua/wali atau pemberitahuan lewat telepon. 9. Murid-murid tidak diperkenankan pindah-pindah tempat duduk selama belajar, kecuali selama belajar kelompok. 10. Selama KBM berlangsung murid-murid tidak diperkenankan bercanda, berisik, dan melakukan kegiatan yang mengganggu proses belajar mengajar. 11. Murid-murid wajib memiliki buku pelajaraan bagi yang mampu. 12. Seluruh murid berkewajiban menjaga dan merawat sarana dan prasarana di kelas termasuk meja – kursi, papan tulis, alat kebersihan dan lain-lain. 13. Kebersihan, kerapihan dan keindahan kelas menjadi tanggung jawab ketua kelas, guru piket dan seluruh siswa. E. TATA TERTIB 7 K
1. Semua peserta didik wajib membuang sampah pada tempatnya. 2. Peserta didik yang bertugas menjadi piket pada hari itu wajib menyiram tanaman yang berada di depan kelasnya. 3. Tidak boleh mencoret-coret meja – kursi pakai Tip-ex, menghapus papan absen kelas tanpa seijin guru. 4. Membuang sampah pada tempatnya, dan memperhartikan kebersihan lingkungan sekitar sekolah. 5. Berperilaku senyum, salam, sapa, sopan dan santun. F. LAIN-LAIN
1. Peserta didik tidak diperkenankan membawa, menggunakan HP berkamera, makan dan tidur di kelas saat belajar. 2. Tidak boleh merokok di sekolah dan dilingkungan sekolah. 3. Dilarang membawa dan minum minuman yang beralkohol. 4. Tidak diperkenankan membawa senjata tajam dan sejenisnya. G. SANKSI ATAU PELANGGARAN
1. Peserta didik yang melanggar tata tertib akan diberikan teguran/peringatan lisan dari guru (peringatan pertama) 2. Bagi yang masih melanggar, orang tua/walinya akan dipanggil dan mendapat peringatan secara tertulis. 3. Bagi murid yang masih melanggar ketiga kalinya akan diberikan sanksi skorsing selama 3 hari untuk dibina oleh orang tuanya. 4. Sanksi terakhir dikonsultasikan dengan orang tua atau dikembalikan kepada orang tua/wali murid. Karawang, 16 Juli 2017 Kepala SMPN 2 Karawang Barat,
Lampiran 2
Drs. NANANG SETYO SUNARYOTO, M.Pd. NIP 19610515 199702 1 001
TATA TERTIB GURU DAN KARYAWAN SMPN 2 KARAWANG BARAT
1. Hadir 10 menit sebelum jam mengajar dimulai, berdo’a bersama sebelum bekerja dan pulang bekerja diruang guru. 2. Guru masuk ruang kelas 5 menit sebelum pelajaran dimulai, 3. Guru memimpin berdo’a peserta didik dikelasnya sesuai dengan agamanya masingmasing. 4. Guru mengabsen, dan mencatat siswanya yang tidak masuk kedalam buku kasus, dan melaporkannya kepada guru piket. 5. Guru mengisi buku jurnal kelas atau kemajuan belajar kelas. 6. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan berdedikasi tinggi 7. Hari Senin S.d. Kamis Berpakaian Seragam Biru-Biru (PDH). 8. Hari Jumat berpakaian Batik. 9. Hari Sabtu berpakaian Olah Raga dan wajib mengikuti senam kesegaran jasmani. 10. Menjalin hubungan harmonis dengan sesama guru, karyawan, pimpinan sekolah dan siswa dalam rangka menjunjung kode etik guru selaku pendidik, menyelesaikan permasalahan yang ada secara musyawarah dan kekeluargaan. 11. Jika berhalangan hadir harus memberitahukan kepada kepala sekolah serta mengirim tugas siswa yang menjadi tanggung jawabnya. 12. Tidak diperkenankan merokok baik di dalam kelas ataupun dilingkungan sekolah. 13. Bagi yang bertugas piket harap mencatat nama guru yang tidak hadir, di buku piket maupun di papan tulis. 14. Guru bertanggung jawab terhadap pencapaian kurikulum dan keberhasilan siswa dalam ketuntasan belajar. 15. Guru Wajib membuat dan menyiapkan kelengkapan mengajar berupa : a. Analisis Materi b. Alokasi Waktu c. Program Tahunan d. Program Semester e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran f. Rangkuman Materi Pelajaran g. Lembar Kerja Siswa h. Membuat kisi-kisi soal ulangan harian, UTS, UAS dan UKK i. Soal Ulangan harian, Ulangan Tengah Semester, UAS dan UKK. j. Analisis Ulangan k. Remedial/ perbaikan l. Tindak lanjut/pengayaan. 16. Guru berperilaku Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun kepada murid-muridnya.
Karawang, 16 Juli 2017 Kepala SMPN 2 Karawang Barat,
Drs. NANANG SETYO SUNARYOTO, M.Pd. NIP 19610515 199702 1 001
Lampiran 3 TATA PERTIB DAN SANKSI PELANGGARAN PESERTA DIDIK SMPN 2 KARWANG BARAT