Modul Metode Numerik
MODUL
METODE NUMERIK Dengan MATLAB
Dosen Pengampu : Nugroho Arif Sudi!o
UNI"ERSITAS SA#ID
SURAKARTA $%&'
0
Modul Metode Numerik
Pendahu(uan
A) &)
Me*ode Numeri+ Des+ripsi
Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disipl disiplin in ilmu ilmu penget pengetahu ahuan an (bidan (bidang g fisika, fisika, kimia, kimia, Teknik eknik Sipil, Sipil, Teknik eknik Mesin, Mesin, Elestro, dsb.. Sering model matematika tersebut rumit dan tidak dapat diselesaikan dengan dengan metod metodee analit analitik. ik. Metode Metode analiti analitik k adalah adalah metode metode penyel penyelesai esaian an model model matematika dengan rumus!rumus al"abar yang sudah la#im. $ebanyakan persoalan matematika matematika tidak dapat diselesaikan diselesaikan dengan dengan metode metode analitik. analitik. %ika metode analitik tidak dapat diterapkan, maka solusi dapat dicari dengan metode numerik. Metode Metode numerik numerik adalah adalah teknik teknik yang yang diguna digunakan kan untuk untuk memfor memformul mulasik asikan an persoalan matematika sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungan biasa. Metode numerik adalah cara penyelesaian matematis, yang dikembangkan dari cara analisis, dan memasuki &ilayah simulasi. Simulasi dilangsungkan dengan menggunakan media komputer. Mata kuliah ini mempersiapkan mahasis&a untuk memaham memahamii konsep konsep dasar dasar metode metode numerik numerik,, kelebi kelebihan han dan kekura kekuranga ngan n masing masing!! masing metode numerik dibandingkan dengan metode lainnya, serta ketepatan hasil dan penerapannya. 'da enam enam tahapa tahapan n yang yang harus harus dilaku dilakukan kan dalam dalam menyel menyelesai esaikan kan persoal persoalan an dengan metode numerik, yaitu a.
Pemode Pemodelan lan,, semua semua paramete parameterr dalam persoa persoalan lan dimod dimodelk elkan an dalam dalam bentuk bentuk persamaan matematika. Penyederhanaan model, model matematika yang diperoleh pada tahap pertama bisa sa"a masih kompleks. )ntuk memudahkan dan mempecepat kiner"a komputer, model tersebut disederhanakan dengan membuang parameter yang dapat diabaikan.
b.
*ormulasi numerik, setelah model matematika yang sederhana diperoleh, tahap tahap selan selan"u "utn tnya ya adal adalah ah memf memfor ormu mulas lasik ikan anny nyaa secar secaraa nume numeri rik, k, yaitu yaitu Menentukan metode numerik yang akan digunakan beserta taksiran analisis
+
Modul Metode Numerik
error a&al. Pemilihan metode didasarkan pada apakah metode tersebut teliti -an apakah metode mudah diprogram dan &aktu eksekusinya cepat c.
Menyusun algoritma dari metode numerik yang dipilih.
d.
Pemrograman, Pemrograman, algoritma algoritma yang yang telah disusun disusun diter"emahka diter"emahkan n dalam dalam program program komputer, kemudian dituliskan dalam bentuk program (dengan menggunakan sala salah h
satu satu
soft soft&a &are re
yan yang
dapa dapatt
men menduku dukung ng
untu untuk k
mempe emperm rmu udah
pembuatannya, misalnya Matlab misalnya Matlab e.
perasional, perasional, program program kompu komputer ter di"alan di"alankan kan dengan dengan data data u"i u"i coba coba sebelum sebelum menggunakan data sebenarnya.
f.
E/aluasi, E/aluasi, bila program program sudah selesai di"alankan di"alankan dengan dengan menggunak menggunakan an data sesungg sesungguhn uhnya, ya, hasil hasil yang yang dipero diperoleh leh diinte diinterpr rpretas etasi. i. nterp nterpret retasi asi melipu meliputi ti analisis analisis hasil perhitungan perhitungan dan membandin membandingkann gkannya ya dengan dengan prinsip prinsip dasar dan hasil!hasil empiric untuk menentukan kualitas solusi numerik.
$)
Manfaa* Ma*a Ku(iah
Metode Numerik merupakan alat bantu pemecahan masalah matematika yang sangat ampuh. Metode numerik mampu menangani menangani sistem persamaan linear yang besar dan persamaan!persamaan yang rumit. Selain itu, metode numerik menyediakan sarana untuk memperkuat kembali pemahaman matematika karena meru merupa paka kan n peny penyed ederh erhan anaa aan n mate matema matik tikaa yang yang lebi lebih h ting tinggi gi men" men"ad adii oper operasi asi matematika yang mendasar. 1agi 1agi ahli ahli inform informati atika, ka, metode metode numerik numerik sangat sangat pentin penting g sebaga sebagaii alat alat bantu bantu untuk untuk menyel menyelesai esaikan kan suatu suatu persoa persoalan lan yang yang rumit rumit secara secara numerik numerik.. -i dalam dalam memecahkan persoalan tersebut, seorang ahli informatika memiliki peran dalam melakukan melakukan formulasi numerik, menyusun algoritma algoritma dari metode numerik numerik yang dipi dipili lih, h,
mene mener" r"em emah ahka kan n
algo algori ritm tmaa
ke
dala dalam m
baha bahasa sa
pemr pemrog ogra rama man, n,
dan dan
men"alankan program dengan se"umlah data u"i. ,)
a.
Tu-uan In Ins*ru+siona( Um Umum
Mahasis&a memahami pengertian dasar metode numerik.
2
Modul Metode Numerik
b.
Mahasis&a memahami kelebihan dan kekurangan setiap metode numerik.
c.
Mahasis&a dapat mencari akar!akar persamaan.
d.
Mahasis&a dapat menyelesaikan persoalan persamaan linear dan nonlinear
e.
Mahasis&a dapat membuat formula dari data!data yang ada.
f.
Mahasis&a mampu mengimplementasikan metode!metode numerik dalam program, dan mampu memecahkan persoalan yang diberikan baik memakai program karyanya maupun memakai paket stndar.
')
Tu-uan Ins*ru+siona( Khusus
Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini, mahasis&a diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut. a.
Mahasis&a mampu menyebutkan bentuk pemodelan matematika sebagai bagaian dari proses penyelesaian.
b.
Mahasis&a mampu men"elaskan alasan digunakannya metode numerik dalam proses penyelesaian masalah sebagai suatu pendekatan.
c.
Mahasis&a mampu men"elaskan pengertian pendekatan dan mahasis&a mampu men"elaskan akibat dari proses penyelesaian masalah dengan usaha pendekatan.
d.
Mahasis&a mampu menyebutkan "enis dari kesalahan numerik dan men"elaskan pengertian dari setiap "enis kesalahan numeric.
e.
Mahasis&a
mampu
men"elaskan
pengertian
dari
angka
signifikan,
kesalahan relati/e dan kesalahan absolute dan menuliskan rumus umum dari kesalahan relati/e dan kesalahan absolute. f.
Mahasis&a dapat mencari solusi dari persamaan non!linier dengan menggunakan metode numerik metode 1iseksi, 3egula!*alsi, Sekan, terasi Titik Tetap, dan Ne&ton!3aphson.
g.
Mahasis&a mampu men"elaskan pengertian, bentuk logika, menyebutkan persyaratan, menelusuri algoritma secara benar dengan kondisi tertentu
4
Modul Metode Numerik
sehingga diperoleh solusi yang diharapkan, dan menghitung besarnya kesalahan relati/e dan absolute dari hasil perhitungan dari masing!
masing
metode. h.
Mahasis&a
mampu
menemukan
perbedaan
dan
persamaan
proses
penyelesaian persamaan nonlinear antara metode 1iseksi, 3egula!*alsi, Sekan, terasi Titik Tetap, dan Ne&ton!3aphson. i.
Mahasis&a mampu mencari solusi dari sebuah sistim persamaan linear dengan menggunakan beberapa metode metode Eliminasi 5auss, Eliminasi 5auss!%ordan, dan iterasi 5auss!Seidel.
".
Mahasis&a
mampu
menemukan
kelebihan
dan
kekurangan
proses
penyelesaian persamaan linear antara metode Eliminasi 5auss, Eliminasi 5auss!%ordan, dan iterasi 5auss!Seidel. k.
Mahasis&a
mampu
menghitung
diferensi
sebuah
fungsi
dengan
menggunakan metode numerik metode Euler, modifikasi dan perbaikan metode Euler, serta metode 3unge!$utta orde +,2 dan 4. l.
Mahasis&a mampu menuliskan beberapa bentuk penya"ian fungsi dan "enis! "enis fungsi, men"elaskan pengertian pendekatan sebuah fungsi, dan men"elaskan pengertian interpolasi dan ekstrapolasi. Selain itu, mahasis&a mampu men"elaskan perbedaan antara interpolasi dan ekstrapolasi
m.
Mahasis&a mampu melakukan interpolasi dengan metode numerik interpolasi polinomial, interpolasi 6agrange, interpolasi Ne&ton!Selisih hingga, dan interpolasi Ne&ton!Selisih bagi.
n.
Mahasis&a
mampu
menghitung
integrasi
sebuah
fungsi
dengan
menggunakan metode numerik metode Empat Persegi Pan"ang, Titik Tengah, Trapesium, dan $uadratur 5auss. o.
Mahasis&a
mampu
men"elaskan
pengertian,
menelusuri
algoritma,
menghitung integrasi, dan menghitung besarnya kesalahan relati/e dan absolute dari hasil perhitungan dengan metode Empat Persegi Pan"ang, Titik Tengah, Trapesium, dan $uadratur 5auss.
7
Modul Metode Numerik
p.
Mahasis&a mampu menentukan metode yang memiliki kesalahan terkecil antara metode Empat Persegi Pan"ang, Titik Tengah, Trapesium, dan $uadratur 5auss.
B)
Mathlab
-engan bantuan komputer, langkah!langkah metode numerik diformulasikan men"adi suatu program. Perkembangan teknologi yang antara lain mencakup bahasa pemrograman telah melalui beberapa tahap. Pada a&alnya bersifat Low Level Language dengan diperkenalkannya bahasa assembly. -isusul perkembangan bahasa dengan tingkat Middle dan High Level Language seperti *3T3'N, 899, 1'S8 : ;isual 1asic, Pascal, 816 dan lain!lain. 'khir!akhir ini bahasa script pemrograman di"adikan alternatif bagi praktisi karena kemudahannya dalam membuat suatu aplikasi program. -alam membuat suatu program dapat dilakukan dengan cara yang sangat mudah dengan &aktu yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan bahasa Middle dan High Level Language. Program Matlab dapat ditulis dengan menggunakan perintah yang sangat sederhana, namun dapat mencakup tuntutan untuk menyelesaikan persoalan menganalisis data. Sekarang ini Matlab adalah salah satu bahasa pemrograman yang banyak digunakan. Matlab mampu menangani perhitungan sederhana seperti penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Matlab "uga mampu menyelesaikan perhitungan rumit, yang meliputi bilangan kompleks, akar dan pangkat, logaritma dan fungi trigonometri. Seperti kalkulator yang dapat diprogram, Matlab dapat digunakan untuk menyimpan dan mengambil data< dalam Matlab "uga dapat dibuat sekumpulan perintah untuk mengotomatisasi suatu persamaan yang rumit, dan masih banyak lagi kemampuan lain dari Matlab. -alam lingkungan Matlab, kita dapat mengembangkan dan melaksanakan program atau naskah, yang berisi perintah Matlab. $ita "uga dapat melaksanakan perintah Matlab, mengamati hasilnya, dan kemudian melaksanakan sebuah perintah Matlab lainnya yang berinteraksi dengan data dalam memori, mengamati hasilnya.
=
Modul Metode Numerik
DA.TAR ISI
#a(aman /udu( Pendahu(uan Daf*ar Isi
+ 2 >
BAB I) Error da(am Kompu*asi Numeri+ +.+. 'lgoritma +.2. 1ilangan $omputer +.4. $esalahan ( Error +.4.+. Error Pembulatan +.4.2. Error Pemotongan +.7. 'ngka Signifikan
? ? A +2 += +> +?
BAB II) A+ar Persamaan Non(inear 2.+. Estimasi Nilai '&al 2.2. Metode 1iseksi 2.4. Metode 3egula *alsi 2.7. Metode Ne&ton 2.=. Metode Secant 2.>. Perbandingan 1eberapa Metode Numerik
+A 2+ 2= 4? 74 =+ =?
BAB III) So(usi Sis*em Persamaan Linear 4.+. Sistem Persamaan 6inear 4.2. Metode 5rafik 4.4. Metode Matriks n/ers 4.7. 'turan 8ramer 4.=. Metode Eliminasi 5auss 4.>. Metode Eliminasi 5auss!%ordan 4.?. Penyelesaian SP6 dengan Menggunakan $omputer 4.@. Metode %acobi 4.A. Metode 5auss!Seidel
=A =A >+ >= >? >A ?0 ?+ ?2 ?@
BAB I") In*erpo(asi dan Regresi 7.+. nterpolasi Polinom 7.+.+. nterpolasi 6inear 7.+.2. nterpolasi $uadratik 7.+.4 nterpolasi $ubik
@= @? @A A+ A4
>
Modul Metode Numerik
7.2. 7.4.
nterpolasi dengan Matlab 3egresi
A7 A@ +0+
Daf*ar Pus*a+a
BAB I
Error da(am Kompu*asi Numeri+
Tu-uan Ins*ru+siona( Umum
Mahasis&a menguasai atau memahami suatu teknik dasar metode numerik dan mampu menggunakannya untuk menyelesaikan masalah sebagai suatu pendekatan.
Tu-uan Ins*ru+siona( Khusus
Secara khusus mahasis&a diharapkan +.
Men"elaskan a lasan d igunakannya metode numerik d alam p roses penyelesaian masalah sebagai suatu pendekatan.
2.
Men"elaskan pengertian pendekatan.
4.
Menyebutkan "enis dari kesalahan numerik.
7.
Men"elaskan pengertian dari setiap "enis kesalahan numerik.
=.
Men"elaskan pengertian angka signifikan, serta kesalahan mutlak dan relatif.
Pengan*ar
-alam kehidupan sehari!hari, misalnya dalam bidang biologi, kedokteran, teknik atau ekonomi, kita sering men"umpai permasalahan dalam rumus matematis yang sulit dicari penyelesaian eksaknya. Bal ini biasanya ter"adi karena persoalan yang muncul dalam dunia nyata seringkali melibatkan bentuk dan proses yang rumit.
?
Modul Metode Numerik
'kibatnya nilai praktis penyelesaian metode analitik men"adi terbatas. $arena itu komputasi numerik men"adi amat penting. Metode numerik adalah teknik yang digunakan
untuk
memformulasikan
persoalan
matematik
sehingga
dapat
dipecahkan dengan sekumpulan operasi perhitungan atau aritmatika sederhana (tambah, kurang, kali, dan bagi. Solusi yang diperoleh melalui metode numerik biasanya adalah solusi yang menghampiri atau mendekati solusi eksak. Solusi numerik disebut "uga solusi hampiran (approximation atau solusi pendekatan, namun solusi hampiran dapat dibuat seteliti yang kita inginkan. Solusi hampiran "elas tidak tepat sama dengan solusi eksak, sehingga ada selisih antara keduanya. Solusi antara solusi eksak dan solusi numerik tersebut biasa disebut sebagai error .
&)& A(gori*ma
perasi!operasi numerik biasanya adalah sekumpulan operasi yang dapat dilakukan oleh komputer. Metode komputasi yang digunakan disebut a(gori*ma. 'lgoritma adalah prosedur (perintah yang terdiri dari serangkaian berhingga operasi yang mempunyai arti tunggal yang dipakai untuk menyelesaikan sebuah masalah. Sebuah algoritma memiliki beberapa karakteristik, yaitu a.
Tiap langkah didefinisikan dengan persis sehingga mempunyai arti yang "elas dan mempunyai maksud tunggal.
b.
Barus sampai pada solusi:penyelesaian dari masalah setelah berhingga langkah.
c.
1ersifat umum, misalnya algoritma untuk penyelesaian sebuah SP6 harus dapat dipakai untuk SP6 sebarang ukuran.
1erikut adalah komponen!komponen dalam algoritma a.
Masukan (input 1erupa data!data yang diperlukan untuk melakukan perhitungan yang akan menyelesaikan masalah.
b.
$eluaran (output 1erupa data!data yang ingin dihasilkan dari perhitungan algoritma.
@
Modul Metode Numerik
c.
6angkah!langkah Perintah!perintah atau perhitungan!perhitungan yang di"alankan algoritma untuk menyelesaikan masalah.
8ontoh +.+.+ Tuliskan algoritma untuk menentukan solusi atau akar!akar dari persamaan kuadrat ax 2 bx c 0
Penyelesaian: 3umus dasar untuk mencari solusi persamaan di atas adalah x+, 2
b b 2 7ac 2a
'da tiga kemungkinan, yaitu diperoleh 2 akar real berbeda, + akar real, dan 2 akar kompleks. $etiga kasus tersebut ditentukan berdasarkan nilai discriminant 2 D b 7ac
-alam hal akarnya real, hasil disimpan di /ariabel x+ dan x2 . 1ila akarnya kompleks, hasil disimpan di /ariabel re (bagian real dan im (imaginer.
Algoritma mencari solusi (akar) ax 2 bx c 0
nput a, b, c utput x+ , x2 , re, im 6angkah!langkah +. Bitung D C b 2 7ac 2. %ika D 0 , maka x+ b sqrt ( D : 2a x2 b sqrt ( D : 2a "ika tidak, maka re b : 2a im sqrt ( D : 2 a
&)$ Bi(angan Kompu*er
A
Modul Metode Numerik
$omputer menya"ikan bilangan dalam dua mode, yaitu integer dan floating point. -alam perhitungan sehari!hari, kita lebih sering menggunakan bilangan dengan basis +0 (decimal . Namun, hampir semua komputer memakai basis 2 ( binary atau /ariannya seperti basis @ (oktal dan basis +> (hexadecimal . (i
Transformasi ke dalam basis +0 (decimal . Pada basis +0, semua bilangan terdiri dari +0 angka yaitu 0, +, ..., A.
Sembarang bilangan decimal dapat diekspansikan berdasarkan angka basisnya (+0. Perhatikan contoh berikut 4+=.?2 C 4
+02 9 + +0+ 9 = +00 9 ? +0!+ 9 2 +0!2
Selan"utnya, apabila diberikan sembarang bilangan dengan sembarang basis b, maka diperoleh bilangan decimal sebagai berikut.
d 4d 2 d +d 0 .d +d 2 b
b4 9 d b2 9 d b+ 9 d b!+ 9 d b!2
d 4
9
2
+
+
d 0
b0
2
8ontoh +.2.+ Tulislah (++0++.0+ 2 dan ( >. D2+> dalam bilangan decimal . Penyelesaian a. Pada basis 2, semua bilangan terdiri dari 2 angka yaitu 0 dan +. %adi (++0++.0+2 C + 27 9 + 24 9 0
22 9 + 2+ 9 + 20 9 0 2!+ 9 + 2!2
C 2?.2= b. Pada basis +>, semua bilangan dinyatakan dengan angka 0, 2, ..., A, , !, ..., " , dengan , !, ..., dan " berturut!turut mempunyai nilai +0, ++, ..., +=. %adi ( >. D2+> C +0
+>+ 9 > +>0 9 +4 +>!+ 9 2 +>!2
C +>>.@204+2= (ii
Transformasi dari basis +0 (decimal ke basis lain. 'da dua bentuk bilangan decimal , yaitu integer (bilangan bulat dan pecahan
0 x + . )ntuk bilangan decimal integer x mempunyai bentuk bilangan dalam basis b sebagai berikut. x (d n d n +...d +d 0 b
+0
Modul Metode Numerik
C d n
bn 9
d n +
bn!+ 9 ... 9
d +
b+ 9
d 0
b0
(+.+ $emudian membagi kedua ruas persamaan (+.+ dengan b sehingga diperoleh x b
n +
n b d
d n + bn + ... d ++
d 0
int eger
b
Perhatikan bah&a d 0 adalah sisa (remainder dari x dibagi b. 'pabila proses dilan"utkan, maka d + adalah sisa dari
x b
dibagi b, dan seterusnya.
8ontoh +.2.2 Tulislah bentuk binary dari bilangan decimal integer 2=. Penyelesaian 22= 2+2 2> 24 2+ 0
Sisa + C d 0 0 C d + 0 C d 2 + C d 4 + C d 7
%adi, 2= C (++00+ 2.
Selan"utnya, untuk bilangan decimal pecahan mempunyai bentuk bilangan dalam basis b sebagai berikut. x (d +d 2+...b
C d
+
b!+ 9
d 2
b!2 9 ...
(+.2 $emudian mengalikan kedua ruas persamaan (+.2 dengan b sehingga diperoleh bx d + d 2 b
int eger
+
...
pecahan
Perhatikan bah&a d + adalah bagian in*eger dari bx. Proses dilan"utkan dengan
mengalikan bagian pe0ahan dari bx dengan b, sehingga diperoleh d 2 , dan seterusnya.
++
Modul Metode Numerik
8ontoh +.2.4 Tulislah bentuk binary dari bilangan decimal integer 0.=A4?=. Penyelesaian 0.=A4?= D2 &.+@?=0 D2 %.4?=00 D2 %.?=000 D2 &.=0000 D2 &.00000
integer + C d
+
0 C d 2 0 C d
4
+ C d 7 + C d
=
%adi, 0.=A4?= C (.+00++ 2. 8ontoh +.2.7 Tulislah bentuk binary dari bilangan decimal 2=.=A4?=. Penyelesaian 1ilangan 2=.=A4?= mempunyai bentuk integer 2= dan pecahan 0.=A4?=. -ari 8ontoh +.2.2 dan +.2.4 diperoleh 2= C (++00+ 2 dan 0.=A4?= C (.+000++ 2 %adi, 2=.=A4?= C (++00+.+000++ 2.
Secara umum "ika basis bilangan suatu komputer adalah b, maka suatu bilangan non!#ero x disimpan dalam bentuk x (.d +d 2 d 4 ...b .b e
dengan
(sign bernilai + atau + , e adalah eksponen
( L e # ,
(.d +d 2 d 4 ... b disebut mantissa, dan . disebut radiD.
+2
Modul Metode Numerik
%ika suatu bilangan tidak mampu direpresentasikan oleh komputer karena e L atau e # , maka akan ter"adi under:o/erflo&. %adi setiap bilangan harus L + t L + berada dalam inter/al x L x x# , dengan x L b dan x# (+ b b .
&), Kesa(ahan 1 Error 2
'spek penting yang perlu diperhatikan di dalam komputasi numerik adalah keakuratan penyelesaian yang diperoleh. Bal ini disebabkan penyelesaian yang diperoleh melalui komputasi numerik umumnya merupakan solusi hampiran, yang tentunya terdapat beberapa error (kesalahan numerik. 1erikut ini merupakan beberapa sumber error pada suatu solusi hampiran. a. 'sumsi yang digunakan untuk mengubah peristi&a alam ke dalam model matematik. b. $esalahan aritmatik dan programming. c. $etidakpastian dalam data. d. $esalahan mesin. e. $esalahan matematis dalam kesalahan pemotongan atau pembulatan. $esalahan numerik dapat disebabkan oleh kekurangcermatan
manusia
(human error , penggunaan alat ukur dan penggunaan mesin hitung:kalkulator: komputer. $ekurangcermatan manusia dapat menyebabkan kesalahan di dalam merumuskan model matematika suatu fenomena alam dan hasil pengukuran (kesalahan membaca alat ukur. Pemakaian alat ukur yang tidak akurat "uga akan menghasilkan pengukuran (data yang mengandung error. $eterbatasan mesin hitung:kalkulator:komputer dalam menya"ikan suatu bilangan akan menghasilkan kesalahan!kesalahan pembulatan:pemotongan. Error yang disebabkan oleh kekurangtelitian model matematika dan oleh error ba&aan dari data masukan bersifat inherent (ba&aan:melekat. Error ini mungkin tetap ada, sekalipun penyelesaiannya diperoleh dengan menggunakan metode eksak. Tingkat keakuratan suatu model matematika dalam men"elaskan suatu
fenomena alam diu"i
dengan membandingkan
hasil!hasil
beberapa
+4
Modul Metode Numerik
eksperimen dengan beberapa hasil penyelesaian khusus dengan menggunakan beberapa parameter masukan. Secara matematis, error adalah perbedaan nilai dari suatu besaran antara nilai eksak dengan nilai hampirannya.
Error C x$ x (+.4
dengan x$ C nilai eksak, dan x C nilai hampiran.terhadap x$ .
Persamaan (+.4 disebut "uga error mutlak:absolut. Selain error mutlak, pada metode numerik "uga didefinisikan error relatif, yaitu Error %elati& C
x$ x
(+.7
x$
Error relatif hanya dapat digunakan bila nilai eksak dari besaran yang dilibatkan bukan nol ( x$ 0 . -alam hal
Error x$ ,
error relatif sering dihampiri
dengan
Error %elati& C
x$ x
(+.=
x
8ontoh +.4.+ Tentukan error absolut dan error relatif, "ika nilai eksaknya diketahui a. x$ 4.+7+=A2 dan x 4.+7 Error C x$ x C 4.+7+=A2 4.+7 C 0.00+=A2 Error relatif C
x$ x
b. x$ e dan x
x$
C
0.00+=A2 4.+7+=A2
C 0.000=0?
+2= 7>
+7
Modul Metode Numerik
Error C x$ x C e Error relatif C
x$ x x$
+2= 7>
C
C 0.000@A
0.000@A C 0.00044 e
c. x$ 0.0000A dan x 0.0000+2 Error C x$ x C 0.0000A 0.0000+2 C 0.000004 Error relatif C
x$ x x$
C
0.000004 C 0.2= 0 .0000A
8ontoh +.4.2 Terdapat tugas untuk mengukur pan"ang sebuah "embatan dan sebuah paku. Basil pengukuran menun"ukkan bah&a pan"ang "embatan dan paku berturut! turut adalah A.AAA dan A cm. %ika diketahui pan"ang sebenarnya dari "embatan dan paku adalah +0.000 dan +0 cm, hitunglah (a error dan (b error relatif, untuk setiap kasus. Penyelesaian a. )ntuk "embatan Error C +0.000 A.AAA C + cm )ntuk paku
Error C +0 A C + cm
b. )ntuk "embatan Error relatif C )ntuk paku
Error relatif C
+ +0.000 + +0
C 0.000+ C 0.0+F
0.+ +0F
%adi, meskipun sama!sama mempunyai error + cm, tetapi dapat dikatakan pengukuran untuk "embatan lebih baik dari pada paku, karena persentase error yang diperoleh (error relatif lebih kecil.
Ma0am3ma0am Error &),)&
Error Pemu(a*an 1 Rounding Off Error 2
Error pembulatan adalah error yang timbul akibat pembulatan bilangan. 1iasanya pembulatan ini ter"adi karena adanya keterbatasan pada alat hitung yang kita pakai. Pembulatan artinya mengurangi cacah digit pada suatu nilai hampiran dengan cara
+=
Modul Metode Numerik
membuang beberapa digit terakhir. 1erikut ini adalah aturan cara melakukan pembulatan suatu nilai hampiran. a.
%ika digit pertama yang dibuang kurang dari =, maka digit di depannya tidak berubah.
b.
%ika digit pertama yang dibuang lebih atau sama dengan =, maka nilai digit di depannya ditambah +.
8ontoh +.4.4 a.
Misalkan kita menggunakan komputer dengan kemampuan menyimpan = ang! ka desimal. 1ila kita ingin menyimpan bilangan
2 4 0.>>>>>>... ,
maka
dalam komputer tersebut akan disimpan men"adi 0.>>>>?, sehingga ter"adi error pembulatan. b. Nilai!nilai 2.+7+=@, !0.002=, =7.00AA@2 "ika dibulatkan berturut!turut sampai dua, tiga, dan empat angka desimal di belakang koma, maka diperoleh 2.+7, !0.004 dan =7.0+00. -alam komputasi numerik, pengulangan pembulatan tidak disarankan karena akan memperbesar error. Sebagai contoh, "ika nilai
[email protected]>+ dibulatkan sampai tiga angka desimal diperoleh
[email protected]= dan "ika dibulatkan lagi sampai dua angka desimal didapat
[email protected]=. 'kan tetapi, "ika langsung dibulatkan sampai dua angka desimal hasilnya adalah
[email protected]. Perhatikan bah&a error dua kali pembulatan adalah 0.00=4A, sedangkan error sekali pembulatan adalah 0.007>+.
&),)$
Error Pemo*ongan 1Truncation Error 2
Error pemotongan adalah error yang timbul akibat pemotongan rumus matematika tertentu untuk menghampiri suatu besaran. Sebagai ilustrasi, misal ingin dihitung nilai sin(0.+ memakai deret Mc 6aurin. -ari kalkulus diketahui sin( x x
x 4 4G
x = =G
x ? ?G
xA AG
...
'lgoritma yang dikonstruksi untuk menghitung nilai sin(0.+ tidak dapat menghitung seluruh suku di ruas kanan dari deret tersebut, sebab hitungan dalam
+>
Modul Metode Numerik
suatu algoritma harus berhingga. %adi biasanya ruas kanan dari deret tersebut dihampiri sampai se"umlah suku tertentu sa"a, misalnya hanya sampai suku ke!4, yaitu
x
=
=G
. -engan demikian diperoleh sin(0.+
0.+
(0.+ 4
4G
(0.+ = =G
dengan error pemotongan sebesar
(0.+ ? ?G
(0.+ A
AG
...
8ontoh +.4.7 Tentukan error pemotongan absolut dan relatif apabila nilai cos(+.= C 0.0?0?4? dihampiri dengan deret Mc 6aurin sampai suku ke!7. Penyelesaian -ari kalkulus diketahui bah&a cos( x +
x 2 2G
x 7 7G
x > >G
x@ @G
x+0 +0G
...
x > Suku ke!7 dari deret cos( x tersebut adalah , sehingga untuk x C +.= diperoleh >G
hampiran cos(+.= C +
(+.= 2 2G
(+.= 7 7G
(+.= > >G
0.0?0+@? , dibulatkan sampai
enam angka desimal. %adi, error pemotongan absolut hampiran tersebut adalah 0.0?0?4? 0.0?0+@? 0.000==0
dan
error
pemotongan
relatif
adalah
0.000==0 0.0?0?4? 0.00??=4 .
&)'
Ang+a Signifi+an 1 Significant Digits2
Nilai x dikatakan mempunyai m angka signifikan terhadap x$ , "ika error ( x$ x mempunyai nilai = pada (m 9 + angka dihitung ke kanan dari angka
non!#ero di dalam x$ .
+?
Modul Metode Numerik
8ontoh +.7.+ a. x$
+ 4
+
+ 2 4 7
0.4 444..., x 0.444, x$ x 0. 0 0 0 4
karena pada angka ke!7 errornya H =, maka x
mempunyai 4 angka
signifikan, sehingga x C 0.444. b. x$
+ 4
+
+ 2 4
0.0 2+4@ , x 0.02+77 , x$ x 0.0 0 0 0 >
karena pada angka ke!4 errornya H =, maka x mempunyai 2 angka signifikan, sehingga x C 0.02+. + 2
4 7 =
c. x$ +2.7A> , x +2.7A7 , x$ x 0 0 . 0 0 2 karena pada angka ke!= errornya H =, maka x mempunyai 7 angka signifikan, sehingga x C +2.7A.
+@
Modul Metode Numerik
E"ALUASI
$er"akan soal!soal berikut ini dengan benar. +.
Tuliskan algoritma untuk menentukan apakah sebuah bilangan bulat termasuk bilangan prima atau bukan.
2.
Tuliskan bilangan!bilangan binary berikut ke dalam basis +0 (decimal . a. (++0+0+.++0+ 2
c. (++.00+00+000+ 2
b. (0.++0++0++0 2
d. (+.0++0+0+ 2
4.
Tuliskan bilangan!bilangan octal berikut ke dalam bilangan decimal . a. (=>.?2 @
c. (0.??+=@
b. (++4.002 @
d. (?.+2> @
7.
Tuliskan bilangan!bilangan hexadecimal berikut ke dalam bilangan decimal . a. (4 D.A " +>
c. (0. "E 2+>
b. ( . !2A' +>
d. (2@+. !4 ' +>
=.
Tuliskan bilangan decimal 7>.?04+2= dalam bentuk bilangan a. binary
c. hexadecimal
b. octal >.
Bitung error, error relatif, dan "umlah angka signifikan dari a. +.?4 sebagai nilai hampiran terhadap b. A.@? sebagai nilai hampiran terhadap
?.
4
2
.
Bitung error antara
& (0.0+ dan P ( 0.0+ "ika
diketahui e + x x
& ( x
@.
x
2
Bitung
dan error
p ( x
+ 2
x >
x 2 27
2 (+.0++0+0+ 2 ,
dengan
2 +.7+72+4=>24?40A...
+A
Modul Metode Numerik
A.
Bitung
error
(++.00+00+000+ 2 ,
dengan
4.+7+=A2>=4=@A?A...
+0.
Tentukan
nilai
hampiran
cos(+.A
dengan
menggunakan deret Mc 6aurin sampai suku ke!7.
BAB II
A+ar Persamaan Non(inear
Tu-uan Ins*ru+siona( Umum
Mahasis&a menguasai atau memahami pengertian pesamaan nonlinear dan mampu mencari solusi persamaan linear dengan beberapa metode numerik.
Tu-uan Ins*ru+siona( Khusus
Secara khusus mahasis&a diharapkan +.
Men"elaskan pengertian persamaan nonlinear.
2.
Men"elaskan solusi persamaan nonlinear.
4.
Men"elaskan
pengertian
solusi
persamaan
nonlinear
secara
numerik. 7.
Menelusuri dasar logika penyelesaian persamaan nonlinear secara numerik.
=.
Menyebutkan
beberapa
metode
pendekatan
dalam
solusi
persamaan nonlinear secara numerik.
20
Modul Metode Numerik
Pengan*ar
Salah satu masalah yang umum di"umpai di dalam matematika dan teknik adalah mencari akar suatu persamaan, yaitu bila diberikan suatu fungsi & ( x , akan dicari nilai
c sedemikian sehingga
& (c 0 . Termasuk dalam hal ini adalah
menentukan titik potong dua buah kur/a. 'pabila kur/a!kur/a tersebut dinyatakan oleh fungsi g ( x dan h( x , maka titik potong kedua kur/a adalah akar!akar dari & ( x g ( x h( x . 2 Pada umumnya, fungsi kuadrat yang berbentuk & ( x ax bx c , di mana
a 0 , b, dan c adalah konstanta real yang diketahui mempunyai akar yang dapat
dicari secara analitik dengan menggunakan rumus abc, yaitu x+, 2
b b 2 7ac 2a
, dengan D b 2 7ac disebut diskriminan.
Nilai dari akar!akar tersebut tergantung dari nilai D. %ika D 0 , maka terdapat dua akar real yang berlainan ( x+ dan x2 . %ika D 0 , maka terdapat satu akar real ( x+ C x2 , dan "ika D 0 , maka tidak terdapat akar (diperoleh akar bilangan
kompleks. Permasalahan yang timbul adalah ketika kita mendapati suatu fungsi yang tidak dapat diselesaikan secara analitik atau memerlukan perhitungan yang 2
sangat rumit, misalnya fungsi g ( x ( x + 2 4(e 2 x . leh karena itu, disinilah peran metode numerik untuk mencari solusi pendekatan atau akar hampiran dari fungsi tersebut. Pada bab ini akan dibahas beberapa metode numerik untuk mencari akar suatu persamaan, khususnya persamaan nonlinear. Metode!metode numerik untuk pencarian akar suatu fungsi pada umumnya merupakan metode iterasi. Metode ini dimulai dengan menentukan satu atau beberapa nilai (tebakan a&al terhadap akar fungsi & ( x 0 . Selan"utnya diterapkan suatu rumus iterasi tertentu yang akan membangkitkan barisan bilangan x0 , x+ , x2 ,... . 1arisan ini diharapkan kon/ergen ke akar dari & ( x . Selain menentukan rumus iterasi, perlu ditetapkan "uga kriteria untuk menghentikan proses iterasi tersebut. Bal ini dimaksudkan untuk menghindari proses iterasi yang terus!menerus sampai tak hingga iterasi.
2+
Modul Metode Numerik
Secara umum terdapat dua tipe metode untuk mencari akar suatu fungsi, yaitu metode tertutup dan metode terbuka. +.
Metode Tertutup. Metode tertutup sering disebut
"uga metode pengurung (bracketing method . Pada metode penutup, akar yang kita cari selalu diapit (dikurung di dalam suatu inter/al tertutup a, b . Proses yang dilakukan adalah membuat inter/al pengapit akar tersebut semakin lama semakin kecil. terasi yang berlaku pada metode tertutup selalu kon/ergen, sehingga metode ini dinamakan "uga metode kon/ergen. 1eberapa metode yang termasuk metode tertutup adalah metode biseksi (metode bagi dua dan metode regula(&alsi (metode titik palsu. b.
Metode Terbuka. Metode terbuka tidak memerlukan inter/al
tertutup
a, b seperti pada metode tertutup.
Pada metode terbuka yang
diperlukan adalah nilai (tebakan a&al akar, yang kemudian dengan prosedur iterasi tertentu diharapkan diperoleh akar hampiran (pendekatan. Setiap iterasi, akar hampiran yang lama dipakai untuk menghitung akar hampiran yang baru. Namun, hampiran akar yang baru dapat mendekati akar sebenarnya (kon/ergen atau "ustru men"auhi (di/ergen. leh karena itu, metode terbuka tidak selalu berhasil menemukan akar. 1eberapa metode yang termasuk metode terbuka adalah metode iterasi titik tetap, metode )ewton(%aphson, dan metode sekan.
$)& Es*imasi Ni(ai A4a(
-alam menentukan akar hampiran (pendekatan suatu fungsi dengan menggunakan komputasi numerik, terlebih dahulu ditentukan nilai a&al yang dekat dengan akar sebenarnya. -ari nilai a&al tersebut, kemudian dilakukan iterasi dengan suatu metode numerik untuk menentukan akar hampiran. -alam modul ini digunakan soft&are Matlab untuk menentukan nilai a&al akar suatu fungsi dengan metode grafik. Perhatikan beberapa contoh berikut. 8ontoh 2.+.+ Tentukan nilai a&al terhadap akar dari fungsi & ( x x sin( x x .
22
Modul Metode Numerik
Penyelesaian )ntuk menggambar & ( x x sin( x x dengan 0 x +0 digunakan perintah
x = linspace(0,10); y = x.*sin(x)-sqrt(x); plot(x,y)
sehingga diperoleh 6
4
2
0
-2
-4
-6
-8
-10 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5amar $)& 5rafik & ( x x sin( x x pada inter/al 0 x +0
-ari
5ambar
& ( x x sin( x
2.+ x
terlihat
bah&a
pada
inter/al
0 x +0 ,
fungsi
mempunyai = akar, yaitu r + 0 , r 2 +.2 , r 4 2 .= ,
r 7 >.? , dan r = A.4 . -ari informasi tersebut, kita dapat menentukan inter/al
baru untuk menge/aluasi masing!masing akar. )ntuk mengubah inte/al dari grafik fungsi & ( x x sin( x x digunakan perintah berikut. a = input('Titik aal inter!al " '); # = input('Titik ak$ir inter!al " '); x = linspace(a,#); y = x.*sin(x)-sqrt(x); cl% plot(x,y) grid on &oo on
24
Modul Metode Numerik
$ita akan mencari akar hampiran untuk r 2 . 'pabila perintah di atas di"alankan dengan memasukkan input + dan 2, maka diperoleh
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
-0.1
-0.2 1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2
5amar $)$ 5rafik & ( x x sin( x x pada inter/al + x 2
nter/al dapat terus diperkecil untuk melihat letak akar dengan lebih akurat.
27
Modul Metode Numerik
0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 -0.05 -0.1 -0.15 -0.2 1
1.05
1.1
1.15
1.2
1.25
1.3
1.35
1.4
1.45
1.5
5amar $), 5rafik & ( x x sin( x x pada inter/al + x +.=
0.15
0.1
0.05
0
-0.05
-0.1
-0.15
-0.2 1
1.05
1.1
1.15
1.2
1.25
5amar $)' 5rafik & ( x x sin( x x pada inter/al + x +.2=
0.025 0.02 0.015 0.01 0.005 0 -0.005 -0.01 -0.015 -0.02 -0.025
1.15
1.16
1.17
1.18
5amar $)6 5rafik & ( x x sin( x
1.19
1.2
1.21
x pada inter/al +.+=
x +.2
2=
Modul Metode Numerik
-ari 5ambar 2.= diperoleh akar pendekatan yang lebih akurat, yaitu r 2 +.+?= . Proses yang sama dapat dilakukan untuk menge/aluasi empat akar lainnya. 8ontoh 2.+.2 Tentukan nilai a&al terhadap akar dari fungsi x 2 e x 7 . Penyelesaian Persamaan dapat diubah men"adi e x 7 x 2 , sehingga akar persamaan dari fungsi x 2 2 x x e 7 adalah titik potong antara fungsi y e dan y 7 x . )ntuk
menggambar y e x dan y 7 x 2 dengan 2 x 2 digunakan perintah
x = linspace(-,); y1 = exp(x); y = -x.; plot(x,y1,x,y) grid on
Sehingga diperoleh
2>
Modul Metode Numerik
8 x
y=e
2
7
y = 4-x
6
5
4 3
2
1
0 -2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
x 5amar $)7 5rafik y e dan y 7 x 2 pada inter/al 2 x 2
5ambar 2.> menun"ukkan terdapat dua akar dari fungsi x 2 e x 7 , yaitu r + +.A= dan r 2 +
$)$ Me*ode Bise+si 1Me*ode Bagi Dua2
Metode biseksi termasuk metode tertutup, sehingga diperlukan 2 titik a&al sebagai inter/al yang mengapit akar yang akan dicari. Sebelum lebih lan"ut membahas mengenai metode biseksi, teorema nilai antara yang men"adi ide dasar dalam iterasi metode biseksiue
Teorema 2.2.+ %ika & adalah fungsi kontinu pada inter/al tertutup a, b , dengan & (a dan & (b berlainan tanda sedemikian sehingga & (a . & (b 0 , maka paling tidak
terdapat satu c ( a , b sehingga berlaku & (c 0 .
2?
Modul Metode Numerik
Sebagai ilustrasi perhatikan beberapa gambar di ba&ah ini.
r
a
r 4
r +
b
b
r 2
a
(b
(a
5amar $)8 5rafik dengan & (a . & (b 0
-ari 5ambar 2.2 dapat disimpulkan bah&a "ika & (a . & (b 0 , maka "umlah akar gan"il, paling tidak satu buah. Sedangkan "ika & ( a. & (b 0 , maka "umlah akar genap atau tidak akar. Bal ini dapat dilihat pada gambar berikut.
a
a
b
b
(a
(b
2@
Modul Metode Numerik
a r +
r 2
a
`
b r +
s+
b
(c
(d
5amar $)9 5rafik dengan & (a. & (b 0
r . r
Misalkan & ( x suatu fungsi kontinu dengan akar
adalah akar
sebenarnya dan nilai r belum diketahui. )ntuk menerapkan metode 1iseksi, mula! mula ditentukan dua buah titik, misalkan a dan b, yang nilai fungsinya berlainan tanda sedemikian sehingga & ( a. & (b 0 . 1erdasarkan Teorema 2.+.+, maka terdapat paling tidak satu akar pada inter/al ( a, b . Mula!mula ditetapkan titik c sebagai titik tengah dari inter/al
a, b , yaitu
c
ab 2
.
-engan demikian,
terbentuk dua subinter/al, yaitu Ja, cI dan Jc, bI . %ika & (c 0 , maka
c
adalah akar dari & ( x . % ika & (c 0 , maka diambil salah satu dari kedua subinter/al yang terbentuk. Subinter/al yang diambil untuk iterasi berikutnya adalah subinter/al yang memuat akar, sehingga terdapat dua kemungkinan. (a & (a . & (c 0 , artinya akar berada pada inter/al a, c (b & (b. & (c 0 , artinya akar berada pada inter/al c, b )ntuk iterasi berikutnya, inter/al yang dipilih dinamakan sebagai a dan b yang baru. %adi pada kasus (a, titik c men"adi titik b dan pada kasus (b, titik c men"adi titik a. Perhatikan ilustrasi berikut.
2A
Modul Metode Numerik
10
y & ( x
5
c2
0
a a0
-5
a0
r
c+
b b0
c0
b0
a+
b+
a2
b2
-10 0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
5amar $) terasi Metode 1iseksi
)ntuk memudahkan pen"elasan, digunakan indeks untuk menamakan titik yang dihitung. Pada inter/al a&al mula!mula dinamakan Ja0 , b0 I dengan titik tengahnya c0
a0 b0 2
. Pada proses selan"utnya, inter/al yang memuat akar
dinamakan a+ ,b+ dan titik tengahnya c+
a+ b+ 2
. Secara umum pada iterasi ke!
k akan diperoleh inter/al ak , bk dan titik tengahnya
ck
ak bk 2
, k 0,+,2,...
(2.+
40
Modul Metode Numerik
'gar iterasi tidak ber"alan terus menerus, maka diperlukan kriteria berhentinya iterasi. Pada metode 1iseksi, iterasi akan berhenti apabila bk ak , dengan
(eps merupakan batas error atau nilai ketelitian yang ditentukan.
A(gori*ma Me*ode Bise+si
nput & ( x fungsi yang dicari akarnya a , b titik a&al eps error (nilai ketelitian utput akar!akar dari fungsi & ( x 6angkah!langkah +. Bitung & (b ab 2. Bitung c dan & (c 2 4. %ika & (b. & (c 0 maka a c
"ika tidak b c 7. %ika (b a eps maka akar C c, selesai =. kembali ke langkah +
8ontoh 2.2.+ 5unakan metode 1iseksi untuk mencari akar dari persamaan x + e
x
dengan inter/al a&al J+,+.7I dan nilai ketelitian
0.02 .
Penyelesaian Persamaan dapat diubah men"adi x + e x 0 , sehingga dapat dimisalkan & ( x x + e x . %adi, akar dari x + e x adalah nilai c sedemikian sehingga & (c 0 . Sebagai ilustrasi, fungsi & ( x dapat dilihat pada gambar berikut.
4+
Modul Metode Numerik
1.5
1
0.5
0
-0.5
-1
%=inline('x-1-exp(-x)','x'); disp(' ===============================================') -1.5 disp(' disp('
+T /2T3 '); ===============================================') -2
0.5 1.5 2 " ' 2.5 a = input(' 0 +asukkan #atas1 kiri inter!al ); # = input(' +asukkan #atas kanan inter!al " ' ); eps = input (' 3ilai ketelitian (Toleransi) " ' ); & ( x x + e x pada inter/al J0,2.=I 5amar $)&%)a 5rafik iteax = input (' +asukkan 4ula$ iterasi aksiu " ' ); disp(' ')
disp('metode 1iseksi, diperoleh hasil iterasi sebagai berikut. -engan disp(' disp(' disp('
') +eulai 5roses terasi ') ===============================================') Ta(e#$)& k a c selisi$')
disp(' ===============================================') ak = a#s(#-a); bk ck selisi$ bk ak & (bk & (c k & (bk . & (c k action k =a;=#;+=(a 6 #)7;8=selisi$; 0 +.0000 +.7000 +.2000 0.+=47 !0.+000 0.7000 ac 0 %orat s$ort + +.2000 +.7000 +.4000 0.+=47 0.02?0 0.2000 0 b c tic 2 +.2000 +.4000 +.2=00 0.02?= !0.04?0 0.+000 ac 0 %or k = 1"1"iteax 4 +.2=00 +.4000 +.2?=0 0.02?= !0.0077 0.0=00 ac 0 c = (a 6 #)7; 7 +.2?=0 +.4000 +.2@?= 0.02?= 0.0++= 0.02=0 0 b c disp (9k-1,a,#,c,selisi$:) = +.2?=0 +.2@?= 0.0+2= i% (%(#)*%(c) = 0) a = c ; tabel elsedi atas terlihat bah&a iterasi berhenti pada iterasi ke!=, yaitu pada saat -ari # = c; b= aend = 0.0+2= 0.02 . -engan demikian, akar selisi$ = a#s(#-a); e x adalah r +.2@?= . x + =9;a:;=9;#:;+=9+;c:;8=98;selisi$:; i% (a#s(#-a)) = eps #reak 8ontoh 2.2.+ "uga dapat diselesaikan end
hampiran dari persamaan
dengan perintah dalam Matlab berikut ini.
end disp (9k,a,#,c,selisi$:) disp(' ===============================================') aktu = toc; plot(9,,+,8:) legend('a','#','c','selisi$') xla#el('terasi ke "') yla#el('terasi etode /iseksi') disp disp disp disp
(' (9' (9' (9'
')
42
Modul Metode Numerik
%ika
=============================================== +T /2T3 =============================================== +asukkan #atas kiri inter!al " 1 perintah di atas di"alankan, maka diperoleh +asukkan #atas kanan inter!al " 1. 3ilai ketelitian (Toleransi) " 0.0 +asukkan 4ula$ iterasi aksiu " 10 +eulai 5roses terasi =============================================== k a # c selisi$ =============================================== 0 1.0000 1.000 1.000 0.000 1.0000 1.000 1.000 1.>000 0.000 .0000 1.000 1.>000 1.?00 0.1000 >.0000 1.?00 1.>000 1.@?0 0.0?00 .0000 1.@?0 1.>000 1.A@? 0.0?0 ?.0000 1.@?0 1.A@? 1.A@? 0.01? ===============================================
44
" 1.A@? " ? si 0.01B?A1
Modul Metode Numerik
Sedangkan hasil plot gambarnya dapat dilihat sebagai berikut. 1.4
1.2
a b
1 i s k e s i B0.8 e d o t e m i 0.6 s a r e t I 0.4
c seisi!
0.2
0 1
1.5
2
2.5
3
3.5 4 Iterasi ke :
4.5
5
5.5
6
5amar $)&%) 5rafik terasi Metode 1iseksi dari & ( x x + e 2 x 2
2
8ontoh 2.2.2 5unakan metode 1iseksi untuk mencari titik potong antara g ( x x + dan h ( x e 2 x 2
dengan inter/al a&al J2,2I dan nilai ketelitian
2
0.0+ .
Penyelesaian
47
Modul Metode Numerik
2 )ntuk mencari titik potong antara g ( x x + dan h( x e 2 x , maka dibentuk 2
persamaan g ( x h ( x atau x + 2 e 2 x . Persamaan tersebut dapat diubah 2
men"adi
2
x + 2 e2 x 0 , sehingga dapat dimisalkan
2
& ( x x + e 2 x . 2
)ntuk melihat posisi akar dari fungsi & ( x , terlebih dahulu digambar dengan men"alankan perintah
x = linspace(0,10); y = (x61).-exp(-x.); plot(x,y)
sehingga diperoleh 10 8 6 4 2 0 -2 -4 -6 -8 -2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2 5amar $)&& 5rafik & ( x x + e 2 x pada inter/al J 2,2I 2
5ambar
2.++
menun"ukkan
& ( x x + e 2 x 2
2
bah&a
pada
inter/al
mempunyai dua akar, misalkan
r +
J 2,2I ,
dan
fungsi
r 2 . )ntuk
menentukan inter/al a&al yang memuat masing!masing akar tersebut, maka dilihat 2
kembali grafik fungsi & ( x x + 2 e 2 x pada inter/al yang lebih spesifik.
4=
Modul Metode Numerik
3
2
1
0
-1
-2
-3 -1.8
-1.6
-1.4
-1.2
-1
-0.8
-0.6
-0.4
2 5amar $)&$ 5rafik & ( x x + e 2 x pada inter/al J 2,0.7I 2
3
2
1
0
-1
-2
-3 0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
2
2 5amar $)&, 5rafik & ( x x + e 2 x pada inter/al J0.2,+.>I
-ari 5ambar 2.+2 dan 2.+4 kita dapat menentukan inter/al a&al untuk
r +
dan r 2
berturut!turut adalah J+.@,+.>I dan J0.@,+I . Basil iterasi untuk inter/al J +.@,+.>I dapat dilihat pada Tabel 2.2, sedangkan untuk inter/al J0.@,+I dapat dilihat pada Tabel 2.4. Ta(e $)$
4>
Modul Metode Numerik
k
ak
bk
ck
& (bk
& (c k
0
!+.@0000
!+.>0000
!+.?0000
!0.2++20
0.0?A40
+
!+.?0000
!+.>0000
!+.>=000
!0.2++20
!0.0>400
2
!+.?0000
!+.>=000
!+.>?=00
!0.0>400
0.00@@0
4
!+.>?=00
!+.>=000
!+.>>2=0
!0.0>400
!0.02>A0
7
!+.>?=00 !+.>?=00
!+.>>2=0 !+.>>@?=
!+.>>@?=
!0.02>A0
!0.00A00
=
& (bk . & (c k
action
bk ak
0 0 0 0 0
ac b c ac b c b c
0.20000 0.+0000 0.0=000 0.02=00 0.0+2=0 0.00>2=
Ta(e $), k
ak
bk
ck
& (bk
& (c k
0
0.@0000
+.00000
0.A0000
+.2@+?0
0.422A0
+
0.@0000
0.A0000
0.@=000
0.422A0
!0.+>=20
2
0.@=000
0.A0000
0.@?=00
0.422A0
0.0?A70
4
0.@=000
0.@?=00
0.@>2=0
0.0?A70
!0.072@0
7
0.@>2=0 0.@>2=0
0.@?=00 0.@>@?=
0.@>@?=
0.0?A70
0.0+@40
=
& (bk . & (c k
action
bk ak
0 0 0 0 0
b c ac b c ac b c
0.20000 0.+0000 0.0=000 0.02=00 0.0+2=0 0.00>2=
-ari kedua tabel di atas terlihat bah&a iterasi berhenti pada iterasi ke!=, yaitu pada saat b= a= 0.00>2= 0.0+ . -engan demikian, titik potong hampiran antara 2
2 g ( x x + dan h ( x e 2 x adalah r +
+.>>@?= dan r 2 0.@>@?= .
Kon;ergensi Me*ode Bise+si
Misal diberikan in/ertal a&al a0 , b0 . 1erdasarkan iterasi metode 1iseksi, setiap kali iterasi, pan"ang
inter/al baru men"adi setengah dari pan"ang inter/al
sebelumnya. -engan demikian diperoleh
b+ a+
+
(b0 a0 2 + + b2 a2 (b+ a+ (b0 a0 2 7 + + b4 a4 (b2 a2 (b0 a0 2 @
%adi untuk sebarang n, untuk n C +, 2,... diperoleh + (bn an n (b0 a0 2
4?
Modul Metode Numerik
$arena cn
+ 2
( an bn , sehingga
r cn bn an
+ 2n
(b0 a0
-ari pertidaksamaan tersebut diperoleh cn r untuk n . Bal ini menun"ukkan bah&a metode 1iseksi untuk sebarang nilai a&al yang berikan bersifat kon/ergen menu"u akar dari suatu fungsi. Selan"utnya, + 2
n
r cn
"ika
(b0 a0 .
2n
(b0 a0
b a log 2 n log 0 0 b a n log 2 log 0 0 b0 a0
log
n
(2.2
log 2
Pertidaksamaan tersebut menun"ukkan bah&a "umlah iterasi tidak bergantung dari bentuk suatu fungsi, melainkan bergantung dari inter/al a&al dan nilai ketelitian yang diberikan. Metode 1iseksi mempunyai dera"at kon/ergensi p + .
8ontoh 2.2.4 1erapa "umlah iterasi dari metode 1iseksi yang diperlukan untuk menentukan solusi dari x + e x 0 , "ika diambil inter/al a&al J+,+.7I dan nilai ketelitian 0.02 . Penyelesaian -iketahui a0 + , b0 +.7 , dan
0.02 . Sehingga diperoleh b0 a0
log n
log 2
4@
Modul Metode Numerik
+.7 + 0.02
log
log 2
7.42+A %adi, paling sedikit dibutuhkan = iterasi.
8ontoh 2.2.7 1erapa "umlah iterasi dari metode 1iseksi yang diperlukan untuk menentukan titik potong antara g ( x x + dan h ( x e 2 x 2
2
"ika diambil inter/al a&al J +.@,+.>I dan nilai ketelitian 0.0000+ . Penyelesaian -iketahui a0 +.@ , b 0 +.> , dan
0.0000+ . Sehingga diperoleh
b0 a0
log n
log 2
+.> +.@ 0.0000+
log
log 2
+7.2@?? %adi, paling sedikit dibutuhkan += iterasi.
$), Me*ode Regu(a .a(si 1Me*ode Posisi Pa(su2
Metode 3egula *alsi "uga termasuk metode tertutup, yaitu untuk suatu fungsi kontinu & ( x diperlukan nilai a&al a dan b dengan & (a , & (b 0 . Pada iterasi metode ini diperlukan nilai & (a dan & (b , dan dibuat garis lurus yang menghubungkan titik ( a , & ( a dan (b, & (b . )ntuk pencarian inter/al baru digunakan rumus c b
& (b(b a & (b & ( a
.
4A
Modul Metode Numerik
Sebelumnya perhatikan ilustrasi di ba&ah ini.
35 30 & (b0 25 20 15 10
y & ( x
5 a0
c0
c+
r
0
b0
-5 -10
& ( a0
-15 0
1
2
3
4
5
6
7
5amar $)&' terasi Metode 3egula *alsi
Pada inter/al a&al mula!mula dinamakan Ja0 , b0 I , sehingga diperoleh titik c0 b0
& (b0 (b0 a0 & (b0 & (a0
. Pada proses selan"utnya, inter/al yang memuat akar
dinamakan a+ , b+ dan titik berikutnya adalah c+ b+
& (b+ (b+ a+ & (b+ & (a+
. Secara
umum pada iterasi ke!k akan diperoleh inter/al ak , bk dan titik tengahnya ck bk
& (bk (bk ak & (bk & (ak
, k 0,+,2,...
(2.4
70
Modul Metode Numerik
'gar iterasi tidak ber"alan terus menerus, maka diperlukan kriteria berhentinya iterasi. $riteria penghentian iterasi metode 1iseksi tidak dapat diterapkan pada iterasi metode 1iseksi. Bal ini disebabkan ada kemungkinan ter"adi iterasi tak berhingga (in&inite loop. Pada metode 3egula *alsi, iterasi akan berhenti apabila c k c k +
, dengan
(eps merupakan nilai ketelitian yang ditentukan.
A(gori*ma Me*ode Regu(a .a(si
nput & ( x fungsi yang dicari akarnya a , b titik a&al eps error (nilai ketelitian utput akar!akar dari fungsi & ( x 6angkah!langkah +. Bitung & (a dan & (b 2. Bitung clama 2b a & (b(b a 4. Bitung c b dan & (c & (b & (a 7. %ika & (b. & (c 0 maka a c "ika tidak b c =. %ika c clama eps maka akar C c, selesai =. Tetapkan clama c >. kembali ke langkah 4
8ontoh 2.4.+ 5unakan metode 3egula *alsi untuk mencari akar dari persamaan x + e
x
dengan inter/al a&al J+,+.7I dan nilai ketelitian
0.02 .
Penyelesaian Persamaan dapat diubah men"adi x + e x 0 , sehingga dapat dimisalkan & ( x x + e x . -engan metode 3egula *alsi, diperoleh clama 2b a +.@
dan hasil iterasi sebagai berikut. Ta(e $)'
7+
Modul Metode Numerik
k
ak
bk
0
+.00000
+.70000
+
+.00000
+.2@240
2
+.00000
+.2?@>0
ck
& (bk
& (c k
& (bk . & (c k
action
ck
+.2@240
0.+=470
0.007A0
0.007A0
0.000+?
b c b c
0.=+??
+.2?@>0
0 0
ck
0.004?
-ari tabel di atas terlihat bah&a iterasi berhenti pada iterasi ke!2, yaitu pada saat ck ck + 0.004? 0.02
. -engan demikian, akar hampiran dari persamaan
x + e x adalah r +.2?@>0 .
8ontoh 2.4.+ "uga dapat diselesaikan dengan perintah dalam Matlab berikut ini.
%=inline('x-1-exp(-x)','x'); disp(' ===============================================') disp(' +T CDEF< 8
72
Modul Metode Numerik
%ika perintah di atas di"alankan, maka diperoleh
=============================================== +T CDEF< 8
+eulai 5roses terasi =============================================== k a # c selisi$ =============================================== 0 1.0000 1.000 1.A> 0.?1@@ 1.0000 1.0000 1.A> 1.@AG 0.00>@ .0000 1.0000 1.@AG 1.@AG 0.00>@ ===============================================
1
Sedangkan hasil plot gambarnya dapat dilihat sebagai berikut.
74
Modul Metode Numerik
1.8 a 1.6
b c
1.4 i s a % 1.2 a $ # e 1 " e d o t e 0.8 m i s a 0.6 r e t I
seisi!
0.4 0.2 0 1
1.2
1.4
1.6
1.8
2 2.2 Iterasi ke :
2.4
2.6
2.8
3
5amar $)&6 5rafik iterasi metode 3egula *alsi dari & ( x x + e 2 x 2
2
Basi Basill di atas atas menu menun" n"uk ukka kan n bah& bah&aa meto metode de 3egu 3egula la *als *alsii memp mempun unya yaii kekon/ergenan yang lebih cepat dari metode 1iseksi. Pada kebanyakan fungsi hal ini memang benar, namun ada beberapa kelas fungsi tertentu di mana keadaan berlaku sebaliknya. 8ontoh fungsi & ( x b +0 , serta nilai ketelitian
+ x 2
0.7 dengan nilai a&al a 0.= dan
0.00000+ akan membutuhkan membutuhkan A+ iterasi dengan dengan
metode 3egula *alsi+eulai dan 27 iterasi metode 1iseksi. 'pabila diiterasikan, 5rosesdengan terasi =============================================== # c selisi$ =============================================== 0 0.?000 10.0000 B.0@1 10.AG 1.0000 0.?000 B.0@1 A.>@A 0.A>>G =============================================== .0000 0.?000 A.>@A @.ABA 0.@A0 +T CDEF< 8.0000 0.?000 @.ABA G.A1AB 0.G@0A =============================================== .0000 0.?000 G.A1AB G.1@A 0.G01 +asukkan #atas kiri inter!al " 0.? ?.0000 0.?000 G.1@A ?.G@B? 0.?>A> +asukkan #atas kanan?.G@B? inter!al ?.1BA0 " 10 G.0000 0.?000 0.A1? 3ilai ketelitian (Toleransi) " 0.000001 HHHH HHHH HHHH HHHH HHHH +asukkan 4ula$ iterasi aksiu " 100
diperoleh hasil berikut.a k
AA.0000 0.?000 1.?A11 1.?A11 0.0000 AB.0000 0.?000 1.?A11 1.?A11 0.0000 B0.0000 0.?000 1.?A11 1.?A11 0.0000 B1.0000 0.?000 1.?A11 1.?A11 0.0000 ===============================================
77
Modul Metode Numerik
Sedangkan hasil plot gambarnya dapat dilihat sebagai berikut.
16
a b
14
c seisi!
12 i s a % 10 a $ # e 8 " e d o 6 t e m i 4 s a r e t I 2 0 -2 0
10
20
30
40
50 60 Iterasi ke :
70
80
5amar $)&7 5rafik iterasi metode 3egula *alsi dari & ( x
90
+ x 2
0.7
$)' Me*ode Ne4*on 1Me*ode Ne4*on3Raphson2
7=
Modul Metode Numerik
Pada metode 1iseksi dan 3egula *alsi diperlukan dua titik a&al dengan nilai fungsi yang berbeda tanda. Penentuan dua titik a&al yang demikian seringkali tidak mudah. leh karena itu dikembangkan metode yang titik a&alnya lebih mudah ditentukan, salah satunya metode Ne&ton. Metode Ne&ton termasuk metode terbuka dan hanya memerlukan satu titik a&al. Selain itu, metode ini banyak digunakan dalam terapan sain dan rekayasa karena kon/ergensinya paling cepat di antara metode!metode lain. 'da dua cara pendekatan dalam mencari rumus metode Ne&ton, yaitu secara geomerti dan dengan menggunakan deret Taylor. (a
Pendekatan secara 5eometri Perhatikan ilustrasi berikut.
350
300
250
200 y & ( x
150
100
50
r
0
-50 0
x+ 1
2
3
4
x0
5
6
7
5amar $)&8 terasi Metode Ne&ton
7>
Modul Metode Numerik
-ari 5ambar 2.+? diberikan fungsi kontinu & ( x dan titik a&al x0 . Prinsip dasar metode Ne&ton adalah dengan membuat garis singgung terhadap fungsi & ( x di titik ( x0 , & ( x0 . %ika digambar, maka garis singgung tersebut akan
memotong sumbu x ( y 0 , misalkan di titik x+ . -engan rumus gradient garis singgung diperoleh & K ( x0
y & ( x0 & ( x+ x x0 x+
$arena & ( x+ 0 , sehingga & K ( x0
x+ x0
y & ( x0 x x0 x+ & ( x0 & K ( x0
Prosedur yang sama digunakan untuk menentukan nilai x2 dari x+ , dan seterusnya. %adi, secara umum prosedur iterasi metode Ne&ton adalah xk + xk
& ( xk & K ( xk
, k 0,+,2,...
(2.7
dengan & K ( xk 0 . (b
Pendekatan -eret Taylor
Teorema 2.7.+ %ika & ( x mempunyai n + turunan dan turunannya selalu kontinu pada Ja, bI , dan "ika x , x0
J a , b I , maka & ( x P n ( x %n + ( x
dengan P n ( x & ( xn %n + ( x
x x0 +G
x x0 n +G
)ntuk di antara x0 dan
& K ( x0 ...
( n +
&
x x0 n nG
& ( n ( x0
(
x .
7?
Modul Metode Numerik
-iberikan persamaan nonlinear & ( x 0 . 'ndaikan r adalah solusi eksak dari persamaan tersebut atau & (r 0 . -idefinisikan xk sebagai sebagai suatu solusi pendekatan. -engan menggunakan teorema deret Taylor, fungsi & ( x dapat disa"ikan sebagai & (r & ( xk ( r xk & K ( xk
+ 2
( r xk 2 & K K ( xk ...
atau menurut Teorema 2.7.+ & (r & ( xk (r xk & K ( xk
dengan di antara x0 dan
+ 2
(r xk 2 & K K (
x .
$arena & (r 0 , maka diperoleh & ( xk (r xk & K ( xk
r xk Sehingga
& ( xk & K ( xk
+ 2
(r xk 2 & K K ( 0
+
& K K (
2
& K ( xk
(r xk 2
r dapat didekati dengan xk + xk
& ( xk & K ( xk
, k 0,+,2,...
dengan errornya r xk +
+ 2
( r xk
2
& K K ( & K ( xk
, k 0,+,2,...
(2.=
Kon;ergensi Me*ode Ne4*on
Pada persamaan (2.=, untuk k , maka r dan xk r , "adi l im
k
r xk +
r xk
2
l im k
+ & K K ( 2 & K ( xk
+ & K K (r 2 & K (r
*
dengan * adalah suatu konstanta. leh karena itu metode Ne&ton dikatakan kon/ergen secara kuadratik ke akar & ( x . -era"at kon/ergensi metode Ne&ton adalah p 2 . Sekarang "ika x0 , x+ , x2 ,... dekat dengan r , maka r xk + * r xk
2
7@
Modul Metode Numerik
* r xk + * r xk
2
* * r xk +
2 2
* r xk +
22
* r x0 2
k +
%ika * r x0 + , maka untuk k berakibat * r xk + 0 dan oleh karena itu xk r . %adi, metode Ne&ton kon/ergen "ika titik a&al x0 dipilih sedemikain sehingga r x0
+ 2 & K ( r * & K K ( r
(2.>
Kri*eria Berhen*i Me*ode Ne4*on
$arena & (r 0 , maka diperoleh persamaan & ( xk & ( xk & (r
( xk r & K ( di mana berada di antara xk dan r . leh karena itu
r xk
& ( xk & K (
& ( xk & K ( xk
-iasumsikan xk dekat dengan r dan & K (r 0 . -ari prosedur iterasi metode diketahui nput & ( x Ne&ton,
fungsi yang dicari akarnya d& ( x fungsi turunan dari & ( x & ( xk x0 titik a&al xk + xk & K ( x k eps error (nilai ketelitian itemax batas maksimum iterasi -engan demikian, diperoleh utput akar!akar dari fungsi & ( x r xk xk + xk 6angkah!langkah +. Tetapkan iter C + dan x x0 leh karena itu, iterasi metode Ne&ton berhenti ketika 2. Bitung & ( x dan d& ( x xk + & x(k x
4. Bitung xbaru x
d& ( x
7. %ika xbaru x+ eps A(gori*ma Me*ode Ne4*on maka akar C c, selesai =. Tetapkan x xbaru >. Tetapkan iter C iter 9 + ?. %ika iter L itemax maka proses belum kon/ergen, stop @. $embali ke langkah 2
7A
Modul Metode Numerik
8ontoh 2.7.+ 5unakan metode Ne&ton sebanyak dua iterasi untuk menentukan akar hampiran dari persamaan x + e x dengan x0 +.2 . Penyelesaian Persamaan dapat diubah men"adi x + e x 0 , sehingga dapat dimisalkan & ( x x + e x . -engan demikian, & K ( x + e x dan
x+ x0
& ( x0 & K ( x0
+ .2 +. 2
& (+.2 & K (+.2
0.+0++A72 +.40++A72
+.2????04 x2 x+
& ( x+ & K ( x+
=0
Modul Metode Numerik
+.2????04 +.2????04
& (+.2????04 & K (+.2????04
0.000@@?? +.2?@>=?A
+.2?@7>7= %adi, diperoleh akar hampiran r +.2?@7>7= .
8ontoh 2.7.2 5unakan metode Ne&ton untuk menentukan akar hampiran dari fungsi x4 2 , dengan titik a&al x0 2 dan nilai ketelitian
0.000+ .
Penyelesaian 4 Persamaan dapat diubah men"adi x 2 0 , sehingga dapat %=inline('x.>-','x'); d%=inline('>*x.','x');
disp('
dimisalkan
===========================')
4 4 2 & K ( x 4 x'); & disp(' ( x x 2 . -engan +T demikian, . lustrasi fungsi & ( x x 2 3IT3
disp('
===========================') aal " '); eps = input(' 3ilai ketelitian (Toleransi) " '); iteax = input (' +asukkan 4ula$ iterasi aksiu " '); 150 disp(' ') disp(' ') disp(' ') 100 +eulai 5roses terasi disp(' ===========================') disp(' k x selisi$') disp(' ===========================') 50 x = x0; x#aru = x - (%(x)7d%(x)); 0 selisi$ = a#s(x#aru-x); =x;8=selisi$; %orat s$ort -50 disp (9' 0',' ',nustr(x):) tic %or k = 1"1"iteax -100 i% d%(x) == 0 #reak; else -150 x#aru = -5 x -4 (%(x)7d%(x)); -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 end selisi$ = a#s(x#aru-x); 4 disp (9k,x#aru,selisi$:) 5amar $)&9 5rafik & ( x x 2 =9;x#aru:;8=98;selisi$:; i% a#s(x#aru-x) = eps 'kar dari#reak; fungsi & ( x dapat dicari dengan perintah dalam Matlab berikut. end x = x#aru; end disp(' ===========================') aktu = toc; plot(9,8:) legend('x','selisi$') xla#el('terasi ke "') yla#el('terasi etode 3eton') disp (' ') disp (9'
dapat pada gambar di ba&ah ini. x0 dilihat = input(' +asukkan titik
=+
Modul Metode Numerik
%ika perintah di atas di"alankan, maka diperoleh
=========================== +T 3IT3 =========================== =========================== 3IT3 +asukkan+T titik aal =========================== 3ilai ketelitian (Toleransi) +asukkan +asukkan titik 4ula$aal iterasi aksiu 3ilai ketelitian (Toleransi) +asukkan 4ula$ iterasi aksiu +eulai 5roses terasi =========================== k x selisi$ =========================== 0 1.0000 1.?000 0.?000 .0000 1.BG> 0.0>@ >.0000 1.G0B 0.0>? .0000 1.?BB 0.0010 ?.0000 1.?BB 0.0000 ===========================
" " " " " "
0.0001 10 0.0001 10
=2
Modul Metode Numerik
%adi dengan nilai ketelitian 0.000+, iterasi berhenti pada iterasi ke!=, dan diperoleh akar hampiran r +.2=AA . Sedangkan hasil plot gambarnya dapat dilihat sebagai berikut. 2 x 1.8
seisi!
1.6 1.4 ( o t ' e 1.2 & e d o 1 t e m i s 0.8 a r e t I 0.6 0.4 0.2 0 1
1.5
2
2.5
3
3.5 4 Iterasi ke :
4.5
5
5.5
6
4 5amar $)& 5rafik iterasi metode Ne&ton dari & ( x x 2
$)6 Me*ode Se0an*
Pada metode Ne&ton diperlukan turunan dari fungsi di setiap iterasinya. Namun, seringkali di"umpai fungsi!fungsi yang tidak mudah dicari turunannya. leh karena
=4
Modul Metode Numerik
itu dikembangkan metode alternatif yang tidak memerlukan turunan fungsi, yaitu metode Secant. Metode ini merupakan modifikasi dari metode Ne&ton. Metode Secant dimulai dengan dua itik a&al, yaitu x0 dan x+ . $edua titik a&al tersebut tidak perlu mengapit akar fungsi yang akan dicari. Perhatikan ilustrasi berikut ini.
35 30
& ( x+
D
25 20 15 10
y & ( x
5 x0
x2
0
x4
' x+
r
E
-5
-10 -15 0
!
& ( x0
1
2
3
4
5
6
7
5amar $)$% terasi Metode Secant
Pada metode Ne&ton diketahui x2 x+ & K ( x+
& ( x+ & K ( x+
. Sementara nilai & K ( x+ adalah
y & ( x+ & ( x0 x x+ x0
=7
Modul Metode Numerik
-engan
mensubstitusikan
x2 x+
& ( x+ & K ( x+
& K ( x+
nilai
tersebut
ke
dalam
persamaan
akan diperoleh x2 x+
& ( x+ & K ( x+
& ( x+ & ( x+ & ( x0
x2 x+
x+ x0
x2 x+
& ( x+ ( x+ x0 & ( x+ & ( x0
Persamaan tersebut "uga dapat diperoleh dengan cara lain. -engan menggunakan sifat segitiga sebangun diperoleh !D !
'D 'E
& ( x+ & ( x0
& ( x+ & ( x0
x+ x0
x+ x0
x2 x+
& ( x+ & ( x2
& ( x+ 0
x+ x2
x+ x2
& ( x+ ( x+ x0 & ( x+ & ( x0
Selan"utnya, setelah titik x2 diperoleh, pada iterasi berikutnya diambil x+ dan x2 sebagai tebakan akar yang baru dan dilakukan proses yang sama untuk
mendapatkan hampiran x4 . Secara umum rumus iterasi metode Secant adalah xk + xk
& ( xk ( xk xk + & ( xk & ( xk +
, k +,2,4,...
(2.?
Kon;ergensi Me*ode Se0an*
Metode Secant dapat tidak kon/ergen untuk pemilihan titik a&al x0 dan x+ tertentu. Metode Secant mempunyai dera"at kon/ergensi sebesar
==
Modul Metode Numerik
p
(+
=
2
+.>2
'kibatnya, metode Secant mempunyai orde kon/ergensi yang lebih lambat dibanding metode Ne&ton, namun masih lebih cepat dari metode 1iseksi dan metode 3egula *alsi.
A(gori*ma Me*ode Se0an*
nput & ( x d& ( x
fungsi yang dicari akarnya fungsi turunan dari & ( x x0 , x+ titik a&al eps error (nilai ketelitian itemax batas maksimum iterasi utput akar!akar dari fungsi & ( x 6angkah!langkah +. Tetapkan iter C + 2. Bitung & ( x0 dan & ( x+ & ( x+ ( x+ x0 4. Bitung xbaru x+ & ( x+ & ( x0 7. %ika
xbaru x+ eps
maka akar C c, selesai =. Tetapkan x0 x+ dan x+ xbaru >. Tetapkan iter C iter 9 + ?. %ika iter L itemax maka proses belum kon/ergen, stop @. $embali ke langkah 2
8ontoh 2.=.+ 5unakan metode Secant sebanyak dua iterasi untuk menentukan akar hampiran dari fungsi x + e x , dengan titik a&al x0 +.4 dan x+ +.+ . Penyelesaian -ari persamaan x + e x diperoleh & ( x x + e x , sehingga x2 x+
& ( x+ ( x+ x0 & ( x+ & ( x0
=>
Modul Metode Numerik
+.+
& (+.+(+.+ +.4 & (+.+ & (+.4
+ .+
( 0.242@?++( 0.2
0.2>044A4
+.2?@@A@+ x4 x2
& ( x2 ( x2 x+ & ( x2 & ( x+
+.2?@@A@+
& (+.2?@@A@+(+.2?@@A@+ +.+
+.2?@@A@+
& (+.2?@@A@+ & (+.+
(0.000==74(0.+?@@A@+ 0.24472=7
+.2?@7?44 %adi, diperoleh akar hampiran r +.2?@7?44 .
8ontoh 2.=.2
5unakan metode Secant untuk menentukan akar hampiran dari
fungsi x4 2 , dengan titik a&al x0 2 dan x+ +.?= , serta diberikan nilai ketelitian
0.000+ .
=x1;8=selisi$; %orat s$ort Penyelesaian disp (9' 0',' ',nustr(x0):) 4 41',' disp (9' ',nustr(x1),' -ari persamaan x 2 diperoleh & ( x x 2 . 'kar dari fungsi & ( x ',nustr(selisi$):) tic dengan perintah dalam Matlab berikut ini. dicari %or k = 1"1"iteax 5 = %(x1) * (x1 - x0); J = %(x1) - %(x0); %=inline('x.>-','x'); i% ((%(x1) - %(x0)) 7 (x1 - x0)) == 0 disp('#reak; ===========================') disp(' +T 2<3T '); else disp('x#aru ===========================') = x1 - (5 7 J); x0 end = input(' +asukkan titik aal pertaa " '); x1 selisi$ = input(' +asukkan titik aal kedua " '); = a#s(x#aru-x1); epsdisp = input(' 3ilai ketelitian (Toleransi) " '); (9k61,x#aru,selisi$:) iteax = input (' +asukkan 4ula$ iterasi aksiu " '); =9;x#aru:;8=98;selisi$:; disp(' ') i% a#s(x#aru-x1) = eps disp('xakar = x#aru; ') disp(' +eulai 5roses terasi ') #reak; disp(' ===========================') end disp(' k x selisi$') x0 = x1; disp(' ===========================') x1 = x#aru; x#aru = x1 - ((%(x1) * (x1 - x0))7 (%(x1) - %(x0))); end selisi$ = a#s(x1-x0); disp(' ===========================') aktu = toc; plot(9,8:) legend('x','selisi$') xla#el('terasi ke "') yla#el('terasi etode ecant') disp (' ') disp (9'
dapat
=?
Modul Metode Numerik
%ika perintah di atas di"alankan, maka diperoleh
=========================== +T 2<3T =========================== +asukkan titik aal pertaa +asukkan titik aal kedua 3ilai ketelitian (Toleransi) +asukkan 4ula$ iterasi aksiu
" " " "
1.@? 0.0001 10
+eulai 5roses terasi =========================== k x selisi$ =========================== .0000 1.>0 0.>1A0 0 >.0000 1.>0B1 0.1B 1 1.@? 0.? .0000 1.G?B 0.0> ?.0000 1.G01 0.00?A G.0000 1.?BB 0.000 @.0000 1.?BB 0.0000 ===========================
=@
Modul Metode Numerik
%adi dengan nilai ketelitian 0.000+, iterasi berhenti pada iterasi ke!>, dan diperoleh akar hampiran r +.2=AA . Sedangkan hasil plot gambarnya dapat dilihat sebagai berikut.
1.8 x 1.6
seisi!
1.4
t (1.2 a c e ) e 1 d o t e m0.8 i s a r e t I 0.6 0.4 0.2 0 1
2
3
4 Iterasi ke :
5
6
7
4 5amar $)$& 5rafik iterasi metode Secant dari & ( x x 2
$)7 Perandingan Beerapa Me*ode Numeri+
=A
Modul Metode Numerik
-ari beberapa metode numerik untuk mencari akar persamaan nonlinear, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
No)
+.
Me*ode
/um(ah
La-u
S*ai(i*as
5rafik
Ti*i+ A4a( !
Kon;ergensi !
!
A+urasi
$urang
Ke*erangan
Memakan &aktu lebih banyak dari metode
2.
1iseksi
4.
3egula
7.
*alsi Ne&ton
2 2 +
Perlahan
Selalu
Sedang
kon/ergen Selalu
8epat
kon/ergen 1isa di/ergen
=.
Secant
2
1aik
numerik $edua titik a&al
1aik
mengapit akar $edua titik a&al
1aik
mengapit akar Memerlukan
Sedang
1isa
e/aluasi & K ( x $edua titik a&al
hingga cepat
di/ergen
tidak perlu mengapit akar
E"ALUASI
$er"akan soal!soal berikut ini dengan benar.
>0
Modul Metode Numerik
+.
-engan menggunakan ilustrasi gambar (sketsa, tentukan nilai a&al (pendekatan terhadap akar dari persamaan cos x x + 0
2.
Tentukan semua nilai a&al (pendekatan terhadap semua akar dari persamaan e x cos x 0 .
4.
Tuliskan 4 iterasi metode 1iseksi untuk menentukan akar hampiran dari persamaan x 0.@ 0.2 sin x , dengan inter/al a&al 0, 2 .
7.
Tentukan "umlah iterasi yang diperlukan oleh metode 1iseksi untuk menentukan akar dari x 2 sin x 0 yang berada di antara x + dan x 2 , dengan nilai ketelitian
=.
+0 > .
Tuliskan 2 iterasi metode Ne&ton untuk menentukan akar hampiran dari persamaan x 2 sin x , dengan titik a&al x0 +.= .
>.
Tentukan
solusi
negatif
dari
persamaan
x : 2
e
2 x 2 dengan
menggunakan metode Ne&ton, dengan x0 +.2 dan nilai ketelitian +07 . ?.
2 -iberikan fungsi & ( x x > , x0 4 , dan x+ 2 . Tentukan x4
dengan menggunakan metode (a Secant, dan (b 3egula *alsi. @.
Tentukan akar hampiran dari persamaan nonlinear berikut ini, "ika diambil nilai ketelitian +0 7 . (a x4 2 x 2 = 0 , pada +,7 (b x cos x 0 , pada 0, 2
A.
Selesaikan no. @ "ika digunakan metode 3egula *alsi
+0.
Polinomial
berdera"at
7
& ( x 240 x 7 +@ x 4 A x 2 22+x A
mempunyai dua akar, satu terletak pada inter/al +,0 dan akar lain pada
0,+ . -engan nilai ketelitian
+0 > , tentukan akar hampiran polinomial
tersebut dengan menggunakan metode (a Secant, dan (b 3egula *alsi. 5unakan Matlab untuk menentukan akar hampiran tersebut.
BAB III
>+
Modul Metode Numerik
So(usi Sis*em Persamaan Linear
Tu-uan Ins*ru+siona( Umum
Mahasis&a memahami pengertian sistem pesamaan linear dan mampu mencari solusi sistem persamaan linear dengan menggunakan metode numerik.
Tu-uan Ins*ru+siona( Khusus
Secara khusus mahasis&a diharapkan +.
Men"elaskan pengertian persamaan linear dan sistem persamaan linear.
2.
Menuliskan bentuk sistem persamaan linear dalam bentuk matriks.
4.
Menyebutkan persyaratan suatu sistem persamaan linear yang memiliki solusi.
7.
Mencari solusi dari sistem persamaan linear secara numerik.
Pengan*ar
Sistem persamaan linear merupakan salah satu model matematika yang banyak di"umpai dalam berbagai disiplin ilmu, seperti fisika, biologi, dan teknik. Suatu sistem persamaan linear adalah sistem persamaan yang terdiri dari se"umlah berhingga persamaan dan se"umlah berhingga /ariabel. Secara umum terdapat dua tipe metode untuk mencari solusi suatu sistem persamaan linear, yaitu metode langsung dan tak langsung. +.
Metode langsung . Metode langsung terdiri dari metode eliminasi 5auss, metode eliminasi 5auss!%ordan, metode matriks in/ers, aturan 8ramer, dan metode dekomposisi 6).
2.
Metode tak langsung . Metode tak langsung disebut "uga metode iterasi, yang terdiri dari metode iterasi %acobi dan metode iterasi 5auss!Seidel, di
>2
Modul Metode Numerik
mana dalam metode iterasi ini harus diberikan nilai (solusi a&al. Teknik iterati& "arang digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear (SP6 berukuran kecil karena metode!metode langsung lebih efisien daripada metode iteratif. 'kan tetapi, untuk SP6 berukuran besar, teknik iteratif lebih efisien daripada metode langsung dalam hal penggunaan memori komputer maupun &aktu komputasi.
,)& Sis*em Persamaan Linear
Secara umum persamaan linear dengan
n /ariabel
x+ , x2 ,..., xn didefinisikan
sebagai persamaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a+ x+ a2 x2 ... an xn b
di mana a+ , a2 ,..., an dan b merupakan konstanta real. Persamaan linear tidak mengandung hasilkali atau akar /ariabel. Seluruh /ariabel hanya dalam bentuk pangkat pertama dan bukan /ariabel bebas dari fungsi trigonometri, logaritma, atau eksponensial. 8ontoh 4.+.+ 1eberapa persamaan linear, yaitu 4 x 2 y =
(4.+
7 x+ 2 x2 > x4 +7
(4.2
Persamaan +.+ merupakan persamaan linear (persamaan garis dengan /ariable
x
dan y serta koefisien 4 dan 2. Sedangkan persamaan +.2 merupakan persamaan linear (persamaan bidang dengan /ariabel x+ , x2 , dan x 4 serta koefisien 7, 2, dan >. 8ontoh 4.+.2 1eberapa persamaan tak linear, yaitu 2 x+ x2 2 x2 4 x4 +2 ,
4 x 2
y >,
y cos x ,
7
log x e y 4
Se"umlah tertentu persamaan linear dalam /ariabel x+ , x2 ,..., xn disebut sistem persamaan linear (SP6. Setiap persamaan linear dapat tidak memiliki solusi,
memiliki tepat satu solusi, atau memiliki takterhingga banyaknya solusi.
>4
Modul Metode Numerik
Sebarang sistem persamaan linear yang terdiri dari n persamaan dengan n /ariabel dapat ditulis sebagai a++ x+ a 2+ x+
an+ x+
a+2 x 2 a 22 x 2
... ...
a+n xn a2 n xn
a2 x2
...
b+ b2
a nn xn
(4.4
bn
di mana xi adalah /ariabel, dan ai+ dan bi adalah koefisien konstanta dengan i, + +,2,...n .
Persamaan (+.4 dapat ditulis dalam persamaan matriks x b
(4.7
di mana
$ a++ "a 2+ ai+ " " " #an+
a+2
a+n !
a22
a2 n
an 2
ann
adalah matriks koefisien, x J x+
x2
xn I$
b2
bn I$
adalah /ektor tak diketahui, dan b Jb+
adalah /ektor ruas kanan dari persamaan. Pada proses pencarian penyelesaian dari sistem persamaan linear (4.4, biasanya tanda 9,
x , dan C dihilangkan sehingga dapat diperoleh matriks berikut $ a++ "a " 2+ " " #am+
a+2
...
a+n
a22
...
a2 n
am 2
...
amn
b+ !
bm b2
(4.=
Matriks (+.= disebut matriks yang diperbesar (augmented matrix.
,)$ Me*ode 5rafi+
>7
Modul Metode Numerik
)ntuk menggambarkan kemungkinan!kemungkinan yang dapat ter"adi dalam penyelesaian sistem persamaan linear, perhatikan sistem umum dari dua persamaan linear dengan /ariabel x dan y yang tidak diketahui. a+ x b+ y c+ ( a+ dan b+ tidak keduanya nol a2 x b2 y c2 ( a+ dan
b+ tidak
keduanya nol
5rafik kedua persamaan ini merupakan garis lurus, misal
l + dan
l 2 . $arena suatu
titik ( x, y terletak pada garis tersebut "ika hanya "ika memenuhi persamaan yang bersangkutan, maka solusi!solusi dari sistem persamaan tersebut adalah titik!titik potong (a
l +
dan l 2 . Terdapat dua kemungkinan, yaitu
5aris
l +
dan l 2 berpotongan pada satu titik, akibatnya sistem hanya
memiliki tepat satu solusi. (b
5aris
l +
dan l 2 se"a"ar, yang berarti kedua garis tidak berpotongan,
akibatnya sistem persamaan tidak memiliki solusi. (c
5aris
l +
dan l 2 berhimpitan, yang berarti titik potongnya tak berhingga,
akibatnya sistem persamaan memiliki tak berhingga banyak solusi. Tiga kemungkinan tersebut "uga berlaku untuk sebarang sistem persamaan linear.
8ontoh 4.2.+ Tentukan solusi sistem persamaan linear 2 x 4 y = 4 x y +4
Penyelesaian $edua persamaan tersebut dapat diilustrasikan dengan perintah
x = 0"0.01"10; y1 = (7>)*x-?7>; y = ->*x61>; plot(x,y1,x,y)
Sehingga diperoleh grafik di ba&ah ini.
>=
Modul Metode Numerik
15 2x-3y = 5 3x*y = 13
10
5
0
-5
-10
-15
-20 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5amar ,)& 5rafik 2 x 4 y = dan 4 x y +4
5ambar 4.+ menun"ukkan ba&ah kedua garis memiliki satu titik potong, akibatnya sistem persamaan linear memiliki satu solusi. Secara manual, solusi tersebut dapat dicari dengan menggunakan substitusi atau eliminasi. -engan menggunakan Matlab, solusi sistem dapat dicari dengan perintah berikut.
9x,y: = sol!e('*x - >*y = ?', '>*x 6 = 1>'
Maka diperoleh x = y = 1
%adi, sistem persamaan linear memiliki solusi x 7 dan
y + .
8ontoh 4.2.2 Tentukan solusi sistem persamaan linear x y 7
2 x 2 y >
Penyelesaian Sistem persamaan dapat diilustrasikan dalam grafik berikut.
>>
Modul Metode Numerik
4 x*y = 4 3.5
2x*2y = 6
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 -0.5 -1 0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
5amar ,)$ 5rafik x y 7 dan 2 x 2 y >
5ambar 4.2 menun"ukkan bah&a kedua garis se"a"ar, dan dengan perintah
9x,y: = sol!e('x 6 y = ', '>*x 6 * = G'
maka diperoleh Iarning" xplicit solution could not #e %ound. x = 9 epty sys : = 9:
%adi, sistem persamaan tidak memiliki solusi.
8ontoh 4.2.4 Tentukan solusi sistem persamaan linear 2 x 2 y 4
7 x 7 y >
Penyelesaian Sistem persamaan dapat diilustrasikan dalam grafik berikut.
>?
Modul Metode Numerik
10
8
6
4
2
0
-2 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5amar ,), 5rafik 2 x 2 y 4 dan 7 x 7 y >
5ambar 4.4 menun"ukkan kedua garis saling berhimpitan, dan dengan perintah
9x,y: = sol!e('x 6 y = >', '*x 6 * = G'
maka diperoleh x = y 6 >7 =
%adi, sistem persamaan memiliki tak berhingga banyak solusi.
,), Me*ode Ma*ri+s In;ers
-iberikan sistem persamaan linear dalam persamaan matriks x b
%ika matriks koefisien adalah matriks non!singular, yaitu det( 0 , maka terdapat matriks in/ers + . -engan mengalikan kedua sisi dari persamaan dengan + , maka diperoleh +
+
( x b
>@
Modul Metode Numerik
( + x +b
$arena + , , dengan , adalah matriks identitas, sehingga ,x +b .
x +b .
%adi diperoleh solusi tunggal, yaitu x +b . Namun, "ika adalah matriks singular ( det( 0 , maka SP6 mempunyai dua kemungkinan, yaitu mempunyai banyak tak hingga solusi atau tidak punya solusi.
8ontoh 4.4.+ Tentukan solusi dari sistem persamaan linear x+ 2 x2 4x4 = 2 x+ = x2 4 x4 4
x+ @ x4 +?
Penyelesaian -alam bentuk matriks sistem tersebut dapat ditulis sebagai x b , di mana $+ " 2 " "#+
2 = 0
4!
4 , @
$ x+ ! x " x2 , " "# x4
$=! " b 4 " "#+?
Matriks mempunyai in/ers
+
$ 70 "" +4 "# =
+>
= 2
A ! 4
+
-engan demikian, diperoleh solusi tunggal $ 70 " x +b +4 " "# =
+>
= 2
A !$ = !
$+! 4 "" 4 "" + + "#+? "# 2
atau x+ + , x2 + , dan x4 2 . -engan menggunakan Matlab, in/ers dari matriks dapat ditentukan dengan menggunakan perintah berikut.
< = 91 >; ? >; 1 0 A: / = 9< eye(>): 2 = rre% /
>A
Modul Metode Numerik
1ila perintah tersebut di"alankan, maka diperoleh < = 1 1 / = 1 1 2 = 1 0 0
? 0
> > A
? 0
> > A
1 0 0
0 1 0
0 0 1
-0 1> ?
0 1 0
0 0 1
1G -? -
B -> -1
atau dapat "uga menggunakan perintah
< = 91 >; ? >; 1 0 A:; / = in!(<)
sehingga diperoleh in/ers
/ = -0 1> ?
1G -? -
B -> -1
Selan"utnya, solusi dari sistem persamaan ditentukan dengan perintah
< / # x
= = = =
91 >; ? >; 1 0 A:; in!(<); 9?; >; 1@:; /*#
sehingga diperoleh solusi
x = 1 -1
?0
Modul Metode Numerik
,)' A*uran
'turan 8ramer adalah salah satu cara untuk mencari penyelesaian dari suatu sistem persamaan linear (SP6 dengan menggunakan determinan. 'turan 8ramer dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 4.7.+ -efinisi +.7.+ %ika A= > adalah suatu sistem persamaan linear (SP6 dengan n /ariabel dan diketahui det( 0, maka penyelesaian dari SP6 tersebut adalah , , ... , di mana + adalah matriks yang diperoleh dari matriks dengan mengganti entri!entri pada kolom ke! + dengan entri!entri pada .
8ontoh 4.7.+ 5unakan aturan 8ramer untuk menyelesaikan SP6 berikut x+ 9 x2 9 x4 C >
x+ 9 2 x2 9 4 x4 C +7
Teorema 2.2.+
x+ 9 7 x2 9 A x4 C 4>
Penyelesaian Sistem persamaan linear tersebut dapat diubah ke dalam bentuk persamaan matriks $+ "+ " " #+
+
+!
2
4
7
A
$ x+ ! " x C " 2 "# x4
$>! "+7 . " " #4>
Sehingga diperoleh matriks!matriks
$+ ""+ "#+
+ 2 7
+!
$> 4 , + ""+7 "#4> A
+ 2 7
+!
$+ > " 4 , 2 "+ +7 "#+ 4> A
$+ + " 4 , dan 4 "+ 2 "#+ 7 A +!
>! +7
4>
leh karena itu,
?+
Modul Metode Numerik
det( +
x+ x2
det( 2 det(
C
det( 7
2 2
+,
2 , dan
2
x4
C
det( 4 det(
C
> 2
C 4.
%adi, diperoleh x+ + , x2 2 , dan x4 4 . 8ontoh 4.7.+ "uga dapat selesaikan dengan menggunakan perintah dalam Matlab berikut ini.
< / <1 < <> x1 x x> x
= = = = = = = = =
91 1 1;1 >;1 B:; 9G;1;>G:; 9# <(",) <(",>):; 9<(",1) # <(",>):; 9<(",1) <(",) #:; det(<1)7det(<) det(<)7det(<) det(<>)7det(<) 9x1; x; x>:
-engan men"alankan perintah tersebut, akan diperoleh
x = 1 >
,)6 Me*ode E(iminasi 5auss
Metode eliminasi 5auss adalah suatu metode untuk mencari himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dengan menggunakan perasi 1aris Elementer (1E, sedemikian hingga matriksnya memiliki bentuk eselon baris. Selan"utnya, matriks tersebut diubah ke dalam bentuk sistem persamaan linear dan kemudian dilakukan substitusi balik mulai dari persamaan paling ba&ah.
?2
Modul Metode Numerik
8ontoh 4.=.+ Selesaikan sistem persamaan linear berikut ini dengan menggunakan metode eliminasi 5auss x+ 2 x2 x4 >
x+ 4 x2 2 x4 A 2 x+ x2 2 x4 +2
Penyelesaian: Matriks yang diperbesar untuk sistem persamaan linear tersebut adalah $+ "+ " " #2
2
+
4
2
+
2
>!
+2 A
$emudian dilakukan 1E, sedemikian hingga matriks di atas men"adi bentuk eselon baris, yaitu
$+ 2 "+ 4 " "#2 + ! 4 4 ! 2
O
+
>!
2
A
2 +2
!2 !+
O
$+ 2 + > ! "0 + + 4 " "#0 0 4 A
$+ 2 + > ! "0 + + 4 " "#2 + 2 +2 + ! 4 4
O
!4 2 !+
O
$+ "0 " "#0
2
+
>!
+
+
4
4 0 0
$+ 2 + > ! "0 + + 4 " "#0 0 + 4
Matriks eselon baris diubah kembali men"adi sistem persamaan linear x+ 2 x2 x4 > x2 x 4 4
x4 4
$emudian dilakukan substitusi balik, yaitu x4 4 x2 4 4 , x2 0 x+ 2.0 4 > , x+ 4
%adi, diperoleh himpunan penyelesaian x+ 4 , x2 0 , dan x4 4 .
?4
Modul Metode Numerik
,)7 Me*ode E(iminasi 5auss3/ordan
Metode eliminasi 5auss!%ordan adalah suatu metode untuk mencari himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dengan menggunakan perasi 1aris Elementer (1E, sedemikian hingga matriksnya memiliki bentuk eselon baris tereduksi. Selan"utnya, matriks tersebut diubah ke dalam bentuk sistem persamaan linear dan kemudian dilakukan substitusi balik mulai dari persamaan paling ba&ah. 1E pada contoh 4.=.+ dapat dilan"utkan, sedemikian hingga diperoleh matriks bentuk eselon baris tereduksi, yaitu
$+ "0 " "#0
2
+
>!
+
+
4
0 + 4
!2 !4
O
$+ "0 " "#0
$+ "0 " "#0
!+ 2 !2
O 0
0
4!
+
0
0
0
+
0 + 0
+ 0! + 4 + 4
!+ !4
O
$+ "0 " "#0
0
0
4!
+
+
4
0
+
4
4
Matriks eselon baris tereduksi diubah kembali men"adi sistem persamaan linear x+ 4 , x2 0 , x4 4
%adi diperoleh himpunan penyelesaian x+ 4 , x2 0 , dan x4 4 .
,)8 Pen!e(esaian SPL dengan Mengguna+an Kompu*er
Sistem persamaan linear dalam ukuran kecil masih dapat diselesaikan secara manual. Namun dalam aplikasinya, seringkali kita men"umpai sistem persamaan linear yang besar yang harus diselesaikan dengan komputer. 'lgoritma komputer yang biasa digunakan untuk menyelesaikan sistem semacam ini didasarkan pada eliminasi 5auss atau eliminasi 5auss!%ordan, tetapi prosedur dasarnya seringkali dimodifikasi untuk menghadapi beberapa masalah, seperti +.
Mengurangi kesalahan pembulatan
2.
Meminimalkan penggunaan memori komputer
4.
Memaksimalkan penyelesaikan sistem persamaan linear
?7
Modul Metode Numerik
Secara manual, penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode elimasi 5auss!%ordan lebih efektif dibandingkan eliminasi 5auss. Bal ini karena metode eliminasi 5auss!%ordan menghindari penggunaan substitusi balik, sehingga melibatkan sedikit perhitungan. Namun demikian, untuk sistem persamaan yang besar, telah terbukti bah&a metode eliminasi 5auss!%ordan membutuhkan operasi =0F lebih banyak dibandingkan eliminasi 5auss. ni merupakan pertimbangan penting "ika kita beker"a dengan komputer.
,)9 Me*ode /a0oi
Metode %acobi dikenalkan oleh 8arl %acobi (+@07 +@=+. Metode ini merupakan suatu teknik penyelesaian sistem persamaan linear (SP6 berukuran
n n . -alam
menentukan penyelesaian sistem persamaan linear, metode %acobi menggunakan algoritma secara rekursif. 'lgoritma tersebut dilakukan sampai diperoleh suatu nilai yang kon/ergen dengan nilai ketelitian (toleransi yang diberikan. Perhatikan sistem persamaan linear dengan n persamaan dengan n /ariabel x+ , x2 ,..., xn berikut. a++ x+ a 2+ x+
a n+ x+
a+2 x 2 a 22 x2
... ...
a2 n xn
a2 x2
a+n xn
b+ b2
...
a nn xn
(4.>
bn
Persamaan ke!i dalam sistem persamaan (4.> dinyatakan sebagai ai+ x+ ai 2 x 2 ... aii x i ... ain x n bi ,
i +,2,..., n
(4.?
Persamaan (4.? dapat ditulis sebagai aii xi
n
% a x i+
+
bi
(4.@
+ +, + i
-ari persamaan (4.@ dapat diperoleh penyelesaian persamaan ke!i yaitu n ! + $ xi b a x " i i+ + aii # + +, + i
%
(4.A
-engan demikian prosedur iterasi metode %acobi dapat ditulis sebagai
?=
Modul Metode Numerik
xi
( k +
n + $ ( k ! ai+ x + , i +,2,..., n , k 0,+,2,... "bi aii # + +, + i
%
(4.+0
)ntuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan metode %acobi diperlukan suatu nilai titik (pendekatan a&al, yaitu x( 0 . Nilai x(0 biasanya tidak diketahui dan dipilih x (0 0 .
Kon;ergensi Me*ode /a0oi
)ntuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan metode iterasi, koefisien matriks dipecah men"adi dua bagian, yaitu ) dan P , sedemikian sehingga ) P . -engan demikian dapat diperoleh
) x x
( k +
P x x ( k
atau
x x
( k +
- x x , ( k
dengan - ) + P .
(4.++
$emudian didefinisikan error pada iterasi ke!k , yaitu e
( k
x x( k .
(4.+2
Sehingga error pada iterasi ke! ( k + dapat dinyatakan sebagai e
( k +
-e( k
(4.+4
$emudian e
(+
-e( 0
e ( 2 -e(+ - (-e( 0 - 2e( 0 e( 4 -e( 2 - (- 2e ( 0 - 4e( 0
e
( k
- k e ( 0
(4.+7
Pada persamaan (4.+7, tampak bah&a e( k 0 untuk k "ika dan hanya "ika - k 0 untuk k . -engan mengambil norm persamaan (4.+4 diperoleh e ( k
- k e( 0
-engan sifat norm /ektor, yaitu !
k
-
- k . e ( 0
. ! , maka dapat ditun"ukkan bah&a
-
k
.
?>
Modul Metode Numerik
-engan demikian diperoleh e ( k
leh karena itu, "ika
-
+ maka
k
-
. e ( 0
. k untuk sebarang e( 0 .
e ( k 0 untuk
Bal ini menun"ukkan bah&a syarat cukup agar metode iterasi kon/ergen adalah -
+.
Selan"utnya, perhatikan kembali persamaan (4.+0, yaitu xi
n + $ ( k ! ai+ x + "bi aii # + +, + i
%
( k +
Persamaan tersebut dapat ditulis kembali sebagai
xi
( k +
$ ai+ ( k ! bi " x + % + +, + i " a ii # aii n
%adi, matriks - (matriks iterasi adalah
$ 0 " a " a - " " a "# a
a
0
a+2 ++
2+
22
2n 22
an 2
a
nn
+n ++
n+
a a ! a a . 0
nn
leh karena itu, metode %acobi akan kon/ergen "ika - maD + i n
n
ai+
+ +, + i
aii
%
+
atau dengan kata lain syarat cukup agar metode %acobi kon/ergen adalah n
ai+
+ +, + i
aii
%
+,
i +,2,..., n .
atau ekui/alen dengan
aii
n
%a
i+
, i +,2,..., n
(4.+=
+ +, + i
Sebuah mtriks yang memenuhi kondisi (4.+= disebut sebagai matriks yang dominan secara diagonal ( strictly diagonally dominant . %adi, metode %acobi akan kon/ergen "ika matriks koefisien dominan secara diagonal.
??
Modul Metode Numerik
Selan"utnya, dalam menganalisis error metode iterasi, untuk men"amin bah&a
x x (k +
( adalah nilai ketelitian, iterasi dapat dihentikan "ika + -
x
( k +
x ( k
A(gori*ma Me*ode /a0oi
nput n
a i, +
bJi I xJi I
)kuran SP6 i +,2,..., n dan + +,2,..., n i +,2,..., n i +,2,..., n (titik
a&al eps Error (nilai ketelitian itemax 1atas maksimum iterasi utput xJi I i +,2,..., n solusi SP6 6angkah!langkah +. Tetapkan iter C 0 2. Tetapkan error C 0 4. )ntuk i +,2,..., n s C 0 )ntuk + +,2,..., n %ika + i maka s C s 9 a i, + . xJ + I xbaruJi I C bJi I s : aJi , i I s C abs xbaruJiI xJi I : xbaruJiI %ika s L error maka error C s 7. )ntuk i +,2,..., n xJiI xbaruJiI
=. %ika error H eps maka selesai >. iter C iter 9 + ?. %ika iter L itemax maka proses belum kon/ergen, stop @. $embali ke langkah 2
8ontoh 2.@.+ Tuliskan dua iterasi metode %acobi dengan titik a&al x( 0 0 dari sistem persamaan linear berikut. 4 x+ x2 x4 > x+ 7 x2 x4 @
?@
Modul Metode Numerik
x+ 2 x2 7 x4 A
Penyelesaian -ari baris pertama, kedua, dan baris ketiga berturut!turut diperoleh
x+
+ 4
> x2 x4
x2
+ 7
@ x+ x4
x4 +7 A x+ 2 x2 -engan demikian, prosedur iterasi metode %acobi adalah x+
x2
( k +
( k +
x4
( k +
+ 4
+ 7
> @
( k
x4
( k
( k ( k x+ x4
A
+ 7
x2
( k x+
2 x2
( k
dengan k 0,+,2,... . -iketahui titik a&al x (0 0 , sehingga untuk k 0 diperoleh (+
x+
+ 4
>
x2
( 0
x4
(0
+4 (> 0 0
2 x2
(+
@
+ 7
( 0 x+
x4
(0
+7 (@ 0 0 2 x4
(+
+ 7
A
(0 x+
2 x2
( 0
+7 A 0 2(0 A7 dan untuk k + diperoleh ( 2
x+
+ 4
>
x2
(+
x4
(+
?A
Modul Metode Numerik
x2
( 2
? +2
+ 7
( 2
@
+ 7
@
44 +>
x4
>
+ 4
+ 7
2 A7
(+ x+
x4
(+
2 A7
(+
A x+
2 x2
(+
+7 A 2 2( 2 47 %adi, solusi hampiran sistem persamaan adalah x+
? +2
, x2
44 +>
, dan x4
47 .
8ontoh [email protected] Tentukan solusi hampiran dari sistem persamaan linear pada 8ontoh 2.@.+ dengan metode %acobi,
dengan titik a&al x( 0 0 dan nilai ketelitian
(toleransi sebesar = +0 ++ .
Penyelesaian Solusi hampiran dapat dicari dengan menggunakan perintah berikut ini. K+atriks koe%isien <=9> 1 -1;1 1;1 -:; Kleen atriks # #=9G;A;B:; KTitik aal x0=90;0;0:; disp(' +T <2/ ') disp(' ====================================') eps = input('+asukkan nilai ketelitian " '); iteax = input('+asukkan 4ula$ iterasi aksiu " '); disp(' ') disp(' +eulai 5roses terasi ') disp(' ====================================') disp(' k x1 x x> ') n = lengt$(#); x1 = x0 ; %orat s$ort %or k=1"1"iteax,
@0
Modul Metode Numerik
%or i=1"n, =#(i)-<(i,1"i-1)*x0(1"i-1)-<(i,i61"n)*x0(i61"n); x1(i)=7<(i,i); end g=a#s(x1-x0); err=nor(g); relerr=err7(nor(x1)); disp(9k, x1':) x0=x1; i%(erreps)L(relerreps), #reak, end
end
Sehingga diperoleh
+T <2/ ==================================== +asukkan nilai ketelitian " 0.0000000000? +asukkan 4ula$ iterasi aksiu " ?
+eulai 5roses terasi ==================================== k x1 x x> 1.0000 .0000 .0000 -.?00 .0000 0.?A>> .0G? -0.@?00 >.0000 1.0G? .01@ -1.0@B .0000 0.BG1A .00G -0.BG>? ?.0000 1.011> .000 -1.00A G.0000 0.BB@1 1.BBB -0.BB@0 @.0000 1.001> .0000 -1.0011 A.0000 0.BBBG .0000 -0.BBB@ B.0000 1.0001 .0000 -1.0001 10.0000 1.0000 .0000 -1.0000 11.0000 1.0000 .0000 -1.0000 1.0000 1.0000 .0000 -1.0000 1>.0000 1.0000 .0000 -1.0000 1.0000 1.0000 .0000 -1.0000 1?.0000 1.0000 .0000 -1.0000 1G.0000 1.0000 .0000 -1.0000 [email protected] 1.0000 .0000 -1.0000 1A.0000 1.0000 .0000 -1.0000 1B.0000 1.0000 .0000 -1.0000 0.0000 1.0000 .0000 -1.0000 1.0000 1.0000 .0000 -1.0000 .0000 1.0000 .0000 -1.0000 >.0000 1.0000 .0000 -1.0000
%adi dengan nilai ketelitian
= +0 ++ , terdapat 24 iterasi untuk memperoleh
solusi hampiran dari SP6, yaitu x+ + , x2 2 , dan x 4 + .
@+
Modul Metode Numerik
,) Me*ode 5auss3Seide(
Metode 5auss!Seidel dikenalkan oleh %ohann 8arl *riedrich 5auss (+??? +@== dan Philipp 6ud&ig /on Seidel (+@2+ +@A>. Metode 5auss!Seidel pada prinsipnya hampir sama dengan metode %acobi. Pada metode %acobi, dihitung
dari
x+( k , x2( k ,..., xn( k ,
tetapi
nilai
estimasi
baru
xi
( k +
dari
x+( k + , x2( k + ,..., xi(k ++ sudah dihitung. -alam metode 5auss!Seidel, nilai estimasi baru tersebut digunakan dalam perhitungan. Seperti dalam metode %acobi, penyelesaian persamaan ke!i dapat ditulis sebagai ai+ x+ ai 2 x2 ... aii x+ ... ain xn bi ,
i +,2,..., n
atau aii x+
n
% a x i+
+
bi
+ +, + i
atau n ! + $ xi b a x " i i+ + aii # + +, + i
%
atau i + n ! + $ xi ai+ x + . "bi ai+ x + aii # + + + i +
%
%
( k + , x2( k + ,..., xi(k ++ digunakan dalam perhitungan, $arena nilai estimasi baru x+
sehingga prosedur iterasi metode 5auss!Seidel dapat ditulis sebagai xi
( k +
i + n + $ ( k + ( k ! b a x a x " i , i +,2,..., n , k 0,+,2,... i+ + i+ + aii # + + + i +
%
%
(4.+>
Seperti pada metode %acobi, untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan metode 5auss!Seidel "uga diperlukan suatu nilai titik (pendekatan a&al, yaitu
x ( 0 . Nilai x ( 0 biasanya tidak diketahui dan dipilih x (0 0 .
@2
Modul Metode Numerik
Kon;ergensi Me*ode 5auss3Seide(
Metode 5auss!Seidel memiliki kon/ergensi yang sama dengan metode %acobi, yaitu akan kon/ergen "ika matriks koefisien dominan secara diagonal. Selain itu, iterasi "uga berhenti "ika + -
dengan
( k +
x ( k
,
adalah nilai ketelitian (toleransi yang diberikan. A(gori*ma Me*ode /a0oi
nput n
a i, +
bJi I xJi I
x
)kuran SP6 i +,2,..., n dan + +,2,..., n i +,2,..., n i +,2,..., n
eps Error (nilai ketelitian itemax 1atas maksimum iterasi utput xJi I i +,2,..., n solusi SP6 6angkah!langkah +. Tetapkan iter C 0 2. Tetapkan error C 0 4. )ntuk i +,2,..., n s C 0 )ntuk + +,2,..., n %ika + i maka s C s 9 a i, + . xJ + I xbaru C bJi I s : aJi , i I s C abs xbaru xJi I : xbaru %ika s L error maka error C s xJi I xbaru 7. )ntuk i +,2,..., n xJiI xbaruJiI
=. %ika error H eps maka selesai >. iter C iter 9 + ?. %ika iter L itemax maka proses belum kon/ergen, stop @. $embali ke langkah 2
@4
Modul Metode Numerik
8ontoh 2.A.+ Tuliskan dua iterasi metode 5auss!Seidel dengan titik a&al x( 0 0 dari sistem persamaan linear berikut. 4 x+ x2 x4 > x+ 7 x2 x4 @ x+ 2 x2 7 x4 A
Penyelesaian -ari baris pertama, kedua, dan baris ketiga berturut!turut diperoleh
x+
+ 4
> x2 x4
x2
+ 7
@ x+ x4
x4 +7 A x+ 2 x2 -engan demikian, prosedur iterasi metode 5auss!Seidel adalah ( k +
x+
x2
x4
( k +
( k +
+ 7
+ 4
>
@
x2
( k
x4
( k
( k + ( k x+ x4 ( k +
+7 A x+
2 x2
( k +
dengan k 0,+,2,... . $arena diambil titik a&al x (0 0 , maka untuk k 0 diperoleh (+
x+
+ 4
>
x2
( 0
x4
(0
+4 (> 0 0 2 x2
(+
+ 7
(+
@ x+
x4
(0
+7 (@ 2 0 x4
(+
4 2
(+
+7 A x+ 2 x2
(+
+7 A 2 2( 42 +
@7
Modul Metode Numerik
dan untuk k + diperoleh ( 2
x+
x2
( 2
+ 4
+ 4
>
x2
(+
(+
(+
x4
> 42 +
? >
+ 7
@
(2 x+
x4
+7 @ ?> + x4
( 2
7? 27
+ 7
A
x+
(2
2 x2
( 2
+7 A ?> 2( 7? 27
7? 7@ %adi, solusi hampiran sistem persamaan adalah x+
? >
, x2
7? 27
, dan x4
7? 7@ .
8ontoh 2.A.2 Tentukan solusi hampiran dari sistem persamaan linear pada 8ontoh 2.A.+ dengan metode 5auss!Seidel, dengan titik a&al x (0 0 dan nilai ketelitian (toleransi sebesar = +0 ++ .
Penyelesaian Solusi hampiran dapat dicari dengan menggunakan perintah berikut ini. K+atriks koe%isien <=9> 1 -1;1 1;1 -:; Kleen atriks # #=9G;A;B:; KTitik aal x0=90;0;0:; disp(' +T D ') n = lengt$(#); x1 = x0 ; %orat s$ort %or k=1"1"iteax,
@=
Modul Metode Numerik
%or i=1"n, =#(i)-<(i,1"i-1)*x1(1"i-1)-<(i,i61"n)*x0(i61"n); x1(i)=7<(i,i); end g=a#s(x1-x0); err=nor(g); relerr=err7(nor(x1)); disp(9k, x1':) x0=x1; i%(erreps)L(relerreps), #reak, end
end
Sehingga diperoleh
+T D
+eulai 5roses terasi ==================================== k x1 x x> 1.0000 .0000 1.?000 -1.0000 .0000 1.1GG@ 1.B?A> -0.B@B >.0000 1.00A 1.BABG -1.0000 .0000 1.00>? 1.BBB1 -0.BBBG ?.0000 1.000 1.BBBA -1.0000 G.0000 1.0001 .0000 -1.0000 @.0000 1.0000 .0000 -1.0000 A.0000 1.0000 .0000 -1.0000 B.0000 1.0000 .0000 -1.0000 10.0000 1.0000 .0000 -1.0000 11.0000 1.0000 .0000 -1.0000 1.0000 1.0000 .0000 -1.0000 1>.0000 1.0000 .0000 -1.0000 1.0000 1.0000 .0000 -1.0000
-ari hasil tersebut, terlihat bah&a dengan metode 5auss!Seidel hanya dibutuhkan +7 iterasi untuk memperoleh solusi hampiran x+ + , x2 2 , dan x4 + . Sedangkan metode %acobi membutuhkan 24 iterasi. -engan demikian, metode 5auss!Seidel memiliki kon/ergensi lebih cepat daripada metode %acobi.
@>
Modul Metode Numerik
E"ALUASI
$er"akan soal!soal berikut ini dengan benar +.
Selesaikan sistem persamaan linear berikut dengan metode matriks in/ers, aturan 8ramer, dan eliminasi 5auss. x . y . / 0 2 2 x 9 4 y / C @ x y / C @
2.
Selesaikan sistem persamaan linear berikut dengan metode eliminasi 5auss dan eliminasi 5auss!%ordan. 4 x y 9 ? / C 0 2 x y 9 7 / C
+ 2
x 1 y . / C + > x 7 y 9 +0 / C 4 -engan titik a&al x ( 0 0 , tuliskan dua iterasi metode %acobi terhadap
4.
sistem persamaan linear berikut. a.
7 x+ x2 2 x4 ?
2 x+ = x2 x4 +
2 x+ x2 7 x4 > b.
4 x+ x2 x4 4 x+ = x2 2 x4 0 2 x+ 2 x2 = x4 +
7.
-engan titik a&al x( 0 0 , tuliskan dua iterasi metode 5auss!Seidel terhadap sistem persamaan linear pada soal no. 7.
=.
Tentukan solusi hampiran dari sistem persamaan linear pada soal no. 7 dengan metode %acobi dan metode 5auss!Seidel, dengan titik a&al x( 0 0 dan nilai ketelitian (toleransi sebesar = +0 ++ .
@?
Modul Metode Numerik
BAB I"
In*erpo(asi dan Regresi
Tu-uan Ins*ru+siona( Umum
Mahasis&a menguasai dan memahami cara melakukan interpolasi dan regresi dengan metode numerik.
Tu-uan Ins*ru+siona( Khusus
Secara khusus mahasis&a diharapkan +.
Men"elaskan pengertian pendekatan sebuah fungsi.
2.
Men"elaskan pengertian interpolasi.dan ekstrapolasi.
4.
Men"elaskan pengertian interpolasi linear, kuadrat dan kubik.
7.
Menghitung
solusi
pendekatan
dari
suatu
persoalan
dengan
interpolasi linear, kuadrat dan kubik. =.
Men"elaskan pengertian regresi.
Pengan*ar
-ata yang sering di"umpai di lapangan oleh ahli ilmu alam atau rekayasa&an sering dalam bentuk data diskrit, yang umumnya disa"ikan dalam bentuk tabel. Sebagai contoh, berikut ini adalah data suhu kota Padang pada suatu hari. Ta(e ')& Suhu kota Padang pada Pukul + ! +2 Pukul Suhu (dalam o8
+
2
4
7
=
>
?
@
A
+0
++
+2
+A
+?
+@
20
2+
27
2?
2A
42
4+
44
47
Masalah yang sering di"umpai terhadap data tersebut adalah menentukan suatu nilai di antara titik!titik tersebut, tanpa melakukan pengukuran lagi. Misalkan kita ingin
@@
Modul Metode Numerik
mengetahui berapa suhu kota Padang pada pukul + lebih 40 menit Pertanyaan ini tidak dapat ter"a&ab secara langsung, karena fungsi yang menghubungkan antara /ariabel &aktu dan suhu tidak diketahui. Salah satu solusinya adalah dengan mencari fungsi yang mencocokkan (fit titik!titik dalam tabel tersebut. Pendekatan semacam ini disebut pen0o0o+an +ur;a 1curve fitting 2 dan fungsi yang diperoleh dengan pendekatan ini merupakan fungsi hampiran, sehingga nilai fungsi yang diperoleh "uga merupakan nilai hampiran. Meskipun demikian, cara pendekatan ini dalam praktek sudah mencukupi, karena rumus yang menghubungkan dua /ariabel atau dua besaran seringkali sulit ditemukan. Pencocokkan kur/a adalah sebuah metode yang mencocokkan titik data dengan sebuah kur/a fungsi. Bal ini dibedakan men"adi dua metode, yaitu
6)
Regresi
-ata hasil pengukuran umumnya mengandung error yang cukup berarti, karena data ini tidak terlalu teliti, maka kur/a yang mencocokan titik titik data itu tidak perlu melalui semua titik. Strategi yang digunakan adalah menentukan kur/a yang me&akili kecenderungan titik data, yakni kur/a mengikuti pola titik sebagai kelompok. Perhatikan gambar berikut ini.
y
x
5amar ')& 3egresi
@A
Modul Metode Numerik
$ur/a tersebut dibuat sedemikian sehingga selisih antara titik data dengan titik hampirannya di kur/a sekecil mungkin. Metode pencocokkan kur/a seperti ini dinamakan regresi +uadra* *er+e0i( ( least suare regression . Error yang timbul, mungkin disebabkan oleh kesalahan pengukuran, ketidaktelitian alat ukur yang digunakan atau karena sifat sistem yang diukur.
7)
In*erpo(asi
%ika data yang diketahui mempunyai ketelitian yang sangat tinggi, maka kur/a cocokannya dibuat melalui setiap titik dalam data. Metode seperti ini dinamakan in*erpo(asi titik!titik data dengan sebuah fungsi. Perhatikan gambar berikut ini. y
x
5amar ')$ nterpolasi
%ika fungsi cocokan yang digunakan berbentuk polinom, yaitu pn ( x a0 a+ x ... an x n ,
maka polinom tersebut dinamakan polinom interpolasi. Selain dengan polinom, interpolasi titik!titik data dapat dilakukan dengan &ungsi spline, &ungsi rasional , atau dengan deret "ourier . nterpolasi memegang peranan yang sangat penting dalam metode numerik. *ungsi yang tampak sangat rumit, akan men"adi sederhana "ika dinyatakan dalam
A0
Modul Metode Numerik
polinom interpolasi. Sebagian besar metode integrasi numerik, metode persamaan difrensial biasa dan metode turunan numerik didasarkan pada polinom interpolasi, sehingga banyak yang menyatakan bah&a interpolasi merupakan pokok bahasan yang fundamental dalam metode numerik.
"#$
In*erpo(asi Po(inom
-iberikan (n9+ buah titik yang berbeda, yaitu
( x 0 , y 0 , ( x+ , y+
( x n , y n . Misal p n ( x adalah polinom yang menginterpolasi (mele&ati semua
titik!titik tersebut, sedemikian sehingga yi pn ( xi , untuk
i 0,+,2,..., n
Nilai y i dapat berasal dari fungsi matematika & ( x , misalkan
& ( x
ln x
,
& ( x 2in x , dan sebagainya, sedemikian sehingga y i & ( xi atau y i dapat
diperoleh secara emperik (hasil dari pengamatan percobaan di 6aboratorium. Misal polinom p n ( x diilustrasikan pada gambar berikut.
! ( x7 , y7+
( x+ , y+
( a , p n ( a ( xn , yn
( x4 , y4
( xn + , yn +
( x0 , y0
( a , p n ( a
( x2 , y 2
x0
x
a
xn
x
a
5amar '), nterpolasi dan Ekstrapolasi
A+
Modul Metode Numerik
Setelah diperoleh polinom interpolasi p n ( x , maka p n ( x digunakan untuk menghitung perkiraan nilai y di x titik x
tersebut dapat
a , yaitu y pn (a . Posisi
a mungkin terletak di antara titik!titik data, x0 a xn , atau terletak di
luar titik!titik data, yaitu a x0 atau xn a . %ika a. x0 a xn , maka y k p k (a disebut nilai interpolasi. b. a x0 atau xn a , maka y k p k (a disebut nilai ekstrapolasi. Suatu titik!titik data dapat diinterpolasi dengan polinom linear, polinom kuadratis, polinom kubik atau polinom dera"at yang lebih tinggi, tergantung pada "umlah titik!titik data yang tersedia.
"#$#$
In*erpo(asi Linear
nterpolasi linear adalah interpolasi dua buah titik dengan sebuah garis lurus. Misalkan dua buah titik, ( x 0 , y 0 dan ( x+ , y+ . Polinom yang menginter! polasi kedua titik tesebut adalah sebuah persamaan garis lurus yang berbentuk p+ ( x a 0 a+ x
(7.+
dengan a0 dan a+ adalah koefisien konstan. 5aris yang menginterpolasi titik!titik ( x 0 , y 0 dan ( x+ , y+ dapat diilustrasikan sebagai berikut.
y ( x+ , y+
( x0 , y0
x0
x+
x
5amar ')' nterpolasi 6inear
A2
Modul Metode Numerik
$oefisi $oefisien en a0 dan a+ pada persamaan (7.+ dapat ditentukan melalui substitusi dan
elim elimin inas asi. i.
-eng -engan an
( x 0 , y 0 dan
men mensub substit stitu usik sikan
( x+ , y+ ke
dalam
persamaan tersebut diperoleh dua buah persamaan linier, yaitu yaitu y 0 a0 a+ x 0
y+ a 0 a+ x+
%ika kedua persamaan tersebut diselesaikan dengan eliminasi, maka diperoleh a0
x+ y 0 x 0 y+ x+ x 0
(7.2
dan a+
y+ y0 x+ x0
(7.4
Selan"utnya, persamaan (7.2 dan (7.4 disubstitusikan ke dalam persamaan (7.+ untuk mendapatkan persamaan garis lurus p+ ( x
x+ y0 x0 y+ ( x+ x0
( y+ y2 ( x+ x0
x
(7.7
-engan melakukan manipulasi al"abar pada persamaan (7.7, maka diperoleh p+ ( x
p+ ( x p+ ( x p+ ( x
x+ y0 x0 y+ ( x+ x0
( y+ y2 ( x+ x0
x
x+ y0 x0 y+ xy+ xy0 x+ x0
x+ y0 x0 y+ xy+ xy0 x0 y0 x0 y0 x+ x0 ( x+ x0 y0 ( y+ y0 ( x x0 x+ x0
p+ ( x y0
( y+ y0 ( x+ x0
( x x0 (7.=
Persamaan (7.= merupakan persamaan garis lurus yang melalui dua buah titik ( x 0 , y 0 dan ( x+ , y+ .
A4
Modul Metode Numerik
8ontoh 7.+.+ Perkirakan "umlah penduduk 'merika Serikat (dalam "utaan pada tahun +A>@ berdasarkan data pada table berikut.
Ta(e ')& %umlah Penduduk 'S Tahun +A>0 dan +A?0
Tahun
+A>0
+A?0
%umlah penduduk
+?A.4
204.2
Penyelesaian Penyelesaian Misal x 0 +A>0 ,
y0 +?A .4
x+ +A?0 ,
da dan
y+ 204.2 .
-engan
menggunakan persamaan (7.=, maka diperoleh p+ (+A>@ +?A.4
(204.2 +?A.4(+A>@ +A>0 +A?0 +A>0
+A@ .7 %adi taksiran "umlah penduduk 'S pada tahun +A>@ adalah [email protected] "uta.
8ontoh 8ontoh 7.+.2 7.+.2 -ari data, data, diketahu diketahuii bah&a ln(A.0 ln(A.0 C 2.+A?2 dan ln(A.= ln(A.= C 2.2=+4. Tentukan nilai ln(A.2 ln(A.2 dengan interpolasi interpolasi linear sampai = angka dibelakang dibelakang koma. 1andingkan hasilnya dengan nilai eksaknya, yaitu ln(A.2C ln(A.2C 2.2+A2. Penyelesaian: Misal x0 A.0 ,
y0 2.+A?2
da dan
x+ A.= ,
y+ 2.2=+4 .
-engan
menggunakan persamaan (7.=, maka diperoleh p+ (A.2 2.+A?2
( 2.2=+4 2.+A?2(A.2 A.0 A.= A.0
2.2+@@ $arena nilai eksak ln(A,2 ln(A,2 C 2,2+A2, sehingga Error C C 2.2+A2!2.2+@@ C 0.0007. -ari hasil tersebut terlihat bah&a interpolasi linear tidak cukup untuk memperoleh ketelitian sampai = angka signifikan, hanya sampai 4 angka signifikan.
A7
Modul Metode Numerik
"#$#%
In*erpo(asi Kuadra*i+
Misa Misall dibe diberi rika kan n tiga tiga buah buah titi titik k data data ( x 0 , y 0 , ( x+ , y+ dan ( x 2 , y 2 ) Polinom yang menginterpolasi ketiga buah titik tersebut adalah berupa polinom kuadratik yang persamaannya berbentuk p 2 ( x a0 a+ x a 2 x 2
(7.>
dengan a0 , a+ , dan a2 adalah koefisien konstan. $ur/a yang menginterpolasi menginterpolasi titik!titik ( x 0 , y 0 , ( x+ , y+ , dan ( x2 , y 2 dapat diilustrasikan sebagai berikut. y ( x+ , y+
( x0 , y0
( x2 , y 2
x
5amar ')6 nterpolasi $uadratik
Polinom p 2 ( x ditentukan dengan cara mensubstitusikan titik!titik ( x 0 , y 0
, ( x+ , y+ , da dan ( x2 , y 2 ke dalam dalam persam persamaan aan (7.>, (7.>, sehing sehingga ga dipero diperoleh leh tiga tiga parsamaan yang tidak diketahui, yaitu a0 a+ x0 a2 x02 y0 2 a0 a+ x+ a2 x+ y+
(7.?
a0 a+ x 2 a2 x 2 y 2 2
)ntuk )ntuk menentuk menentukan an nilai nilai a0 , a+ , da dan a2 dari dari sistem sistem persam persamaan aan (7.? (7.? dapat dapat digunakan metode eliminasi 5auss.
A=
Modul Metode Numerik
8ontoh 7.+.4 -iberikan titik data ln(@.0 C 2.0?A7, ln(A.0 C 2.+A?2, dan ln(A.= C 2.2=+4. Tentukan nilai ln(A.2 dengan interpolasi kuadratik.
Penyelesaian Misal x0 @.0 , y0 2.0?A7 ,
x+ A.0 ,
y+ 2.+A?2 ,
dan x2 A.= ,
y2 2.2=+4 . -engan menggunakan persamaan (7.>, maka diperoleh a 0 @,0a+ >7,00a 2 2,0?A7 a 0 A,0a+ @+,00a 2 2,+A?2 a 0 A,=a+ A0,2=a 2 2,2=+4
-engan menggunakan metode eliminasi 5auss, maka dihasilkan nilai a0 0.>?>2 , a+ 0.22>> , dan a2 0.00>7 .
Sehingga polinom kuadratnya adalah p 2 ( x 0,>?>2 0,22>> x 0,00>7 x . 2
%adi diperoleh p2 (A.2 2.2+A2 . Basil perhitungan ini sama dengan nilai eksaknya, yaitu sampai = angka signifikan.
"#$#&
In*erpo(asi Kui+
Misalk diberikan empat buah titik ( x 0 , y 0 , ( x+ , y+ , ( x 2 , y 2 dan ( x 4 , y 4 ) Polinom yang menginterpolasi keempat
buah titik tersebut adalah
berupa polinom kubik yang persamaannya berbentuk 2 4 p4 ( x a0 a+ x a2 x a4 x
dengan
a0 ,
a+ ,
a2 , dan
a4
(7.@
adalah koefisien konstan. $ur/a yang
menginterpolasi titik!titik ( x 0 , y 0 , ( x+ , y+ , dan ( x2 , y2 dapat diilustrasikan sebagai berikut.
y ( x+ , y+
( x7 , y 7
A>
Modul Metode Numerik
( x0 , y0
( x2 , y 2
x
5amar ')7 nterpolasi $ubik
Polinom p4 ( x ditentukan dengan mensubstitusikan titik!titik ( x 0 , y 0 , ( x+ , y+ , ( x2 , y 2 , dan ( x4 , y4 ke dalam persamaan (7.@, sehingga diperoleh tiga parsamaan yang tidak diketahui, yaitu 2 4 a0 a+ x+ a 2 x+ a4 x+ y+
a 0 a+ x 2 a 2 x 22 a 4 x 24 y 2
(7.A
a0 a+ x4 a2 x4 a4 x4 y4 2
4
)ntuk menentukan nilai a0 , a+ , a 2 , dan a4 dari sistem persamaan (7.A dapat digunakan metode eliminasi 5auss. -engan cara yang sama, kita dapat membuat polinom interpolasi berdera"at n yang dirumuskan oleh pi ( x
n
% a x i
i
a 0 a+ x a 2 x 2 a4 x 4 ... a n x n
(7.+0
i 0
asalkan terdapat ( n + buah titik. -engan mensubtitusikan titik ( x i , y i ke dalam persamaan (7.+0, untuk i 0,+, 2, 4,..., n , akan diperoleh
n buah
persamaan
2 4 n a0 a+ x0 a2 x0 a4 x0 ... an x0 y0 2 4 n a0 a+ x+ a2 x+ a4 x+ ... an x+ y+
A?
Modul Metode Numerik
2 4 n a0 a+ x2 a2 x2 a4 x2 ... an x2 y2
.
..
(7.++ .
a0 a+ xn a2 xn a4 xn ... aa xn y n . 2
4
n
Seperti persamaan sebelumnya, nilai a 0 , a+ , a 2 , a 4 ,...a n dapat ditentukan dengan menggunakan metode eliminasi 5auss.
"#%
In*erpo(asi dengan Matlab
8ontoh yang sederhana dalam interpolasi adalah plot Matlab. Matlab secara otomatis akan menggambar garis lurus yang menghubungkan titik!titik data. nterpolasi ini dikatakan linear dan memperkirakan bah&a nilai!nilai antara berada pada garis lurus tersebut. %elas bah&a ketika "umlah data semakin banyak dan "arak masing!masing titik semakin kecil, maka tingkat akurasi dari interpolasi akan semakin tinggi.
8ontoh 7.2.+ -iberikan perintah berikut.
x1 = linspace(0,*pi,?); x = linspace(0,*pi,?0); plot(x1,sin(x1),x,sin(x)); grid on
-engan men"alankan perintah tersebut, maka diperoleh
A@
Modul Metode Numerik
1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1 0
1
2
3
4
5
6
7
5amar ')8 5rafik fungsi sin( x .
-ari dua grafik sinus di atas, "elas bah&a yang diplot dengan "umlah titik sebanyak =0 data memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi daripada = data, sehingga untuk mengestimasi nilai!nilai fungsi di antara titik!titik yang sudah diketahui "uga akan semakin mendekati kebenaran. Sebagai ilustrasi, perhatikan contoh berikut.
8ontoh 7.2.2 1erikut adalah data suhu di kota Padang Pukul Suhu (dalam o8
+
2
4
7
=
>
?
@
A
+0
++
+2
+A
+?
+@
20
2+
27
2?
2A
42
4+
44
47
-ata di atas dapat disimpan dalam Matlab dengan dua /ariabel, yaitu &aktu dan suhu, dengan perintah
aktu = 1"1; su$u = 91B 1@ 1A 0 1 @ B > >1 >> >:; plot(aktu,su$u,aktu,su$u,'6') title('u$u di Mota 5adang') xla#el('Iaktu'), yla#el('era4at 2elcius') grid on
AA
Modul Metode Numerik
Maka figure &indo& Matlab akan menampilkan grafik sebagai berikut. )$!$ di +ota ,ada(# 34 32 30 28 s $ i c e 26 0 t a / a r 24 e .
22 20 18 16 0
2
4
6 akt$
8
10
12
5amar ')9 5rafik suhu di kota Padang
Seperti terlihat dalam grafik, Matlab menggambar garis lurus untuk menghubungkan titik!titik data yang ada, dan secara linear menginterpolasi (mengestimasi data!data point. )ntuk memperkirakan suhu pada setiap &aktu yang diminta, kita cukup menginterpretasikan grafik secara /isual. 'lternatif
lain dalam menginterpolasi data adalah dengan menggunakan
fungsi in*erp yang disediakan oleh Matlab. 'da beberapa pendekatan untuk interpolasi, tergantung dari asumsi yang dibuat. nterpolasi "uga dimungkinkan untuk data dengan dua atau lebih dimensi. Misal "ika diberikan suatu fungsi dari
+00
Modul Metode Numerik
dua /ariabel, yaitu / & ( x, y , maka bisa diinterpolasi nilai!nilai antara kedua /ariabel x dan y untuk mendapatkan nilai antara fungsi dari / . Matlab menyediakan pilihan interpolasi dlam +!dimensi, yaitu fungsi in*erp&, dan dalam 2!dimensi, yaitu fungsi in*erp$.
"#%#$
In*erpo(asi Linear
-ari contoh sebelumnya, kondisi suhu di kota Padang dapat diinterpolasi dengan dengan Matlab dengan perintah sebagai berikut. aktu = 1"1; su$u = 91B 1@ 1A 0 1 @ B > >1 >> >:; t1 = interp1(aktu,su$u,.?) t = interp1(aktu,su$u,B.?)
dengan t+ dan t2 berturut!turut adalah perkiraan suhu pada pukul 7 le&at += menit dan pukul A le&at 40 menit. %ika perintah di atas di"alankan, maka diperoleh
t1 t
= 0.?00 = >1.?000
%adi, dperoleh suhu pada pukul 07.+= sebesar 20.2= o8 dan suhu pada pukul 0A.40 sebesar 4+.=o8. *ungsi interp+ yang digambarkan dalam interp+( x, y , x0 , di mana x adalah /ariabel bebas, y adalah /ariabel terikat, dan x0 adalah array dari nilai yang akan diinterpolasi. Penggunaan interpolasi ini disebut linear interpolasi.
"#%#%
In*erpo(asi Sp(ine
+0+
Modul Metode Numerik
Selain berasumsi bah&a nilai!nilai data dihubungkan dengan garis lurus, kita "uga dapat berasumsi bah&a kur/a mulus "uga dapat digunakan untuk merepresentasikan hubungan antara nilai!nilai data. 'sumsi yang paling umum adalah interpolasi kubik. Perintah dalam Matlab sama dengan interpolasi biasa, yaitu interp+, namun ditambahkan keterangan spline.
8ontoh 7.2.4 'kan diperkirakan suhu pada pukul = le&at += menit dengan interpolasi kubik, maka dapat digunakan perintah
aktu = 1"1; su$u = 91B 1@ 1A 0 1 @ B > >1 >> >:; t = interp1(aktu,su$u,.?,NsplineN)
Sehingga diperoleh t = 0.??B
%adi, dperoleh suhu pada pukul 07.+= sebesar 20.2==A o8.
"#&
Regresi
Pembahasan mengenai regresi terkait dengan "a&aban dari dua pertanyaan yang sangat krusial dalam pembahasan sebaran data. Pertama tentang best &itting dan kedua tentang "enis kur/a yang sebaiknya yang digunakan. Bal ini tidak terlalu mudah mengingat best &it dapat digunakan dengan beberapa cara dan kur/a yang tersedia ada tak berhingga "enisnya.
8ontoh 7.4.+ -iberikan sebaran data sebagai berikut.
+02
Modul Metode Numerik
x
+
2
4
7
=
>
?
@
A
+0
y
+
+.77
+.@A
2.44
2.?@
4.22
4.>?
7.++
7.=>
=
%ika melihat sebaran data, maka best &it dapat dilihat dengan perintah po(!fi*
x = 91 > ? G @ A B 10:; y = 91 1. 1.B .>> .@A >. >.G@ .11 .?G ?:; poly%it(x,y,)
Sehingga diperoleh ans = 0.001?
0.0>
0.A00
Perintah polyfit( x3 y3 2 menggambarkan best &it untuk sebaran data x dan y, dan polinomial 0.00+= x 2 0.7704x 0.7@ adalah fungsi yang paling mendekati pasangan sebaran data yang diberikan.
E"ALUASI
+04
Modul Metode Numerik
$er"akan soal!soal berikut ini dengan benar. +.
Tentukan polinomial yang menghubungkan titik (0,+, (+,4, dan (2,+4 dengan interpolasi kuadratik.
2.
Tentukan polinomial yang menginterpolasi fungsi
x
di titik
x 2,4, 7 , dan > dengan interpolasi kubik. $emudian tentukan nilai pendekatan =
dengan polinomial tersebut, beserta error yang dihasilkan.
4.
Tentukan polinomial yang menginterpolasi fungsi x 2 +>A
di titik 7
x +,0 ,
dan + dengan interpolasi kubik.
-iketahui pasangan data sebagai berikut.
x
0.0
0.2
0.7
0.>
0.@
+.0
& ( x
0.00000
0.=@??@=
0.A=+0=?
0.A=+0=?
0.=@??@=
0.000000
5unakan interpolasi kubik untuk mengestimasi nilai & (0.7= . =.
5unakan interpolasi kubik untuk mengestimasi nilai & (+.? dari pasangan data di ba&ah ini.
x
0
0.7
0.A
+.=
2.2
4.0
& ( x
+.00000
0.@+@?4
0.>4?>4
0.7?24?
0.442@?
0.224+4
Daf*ar Pus*a+a
+07