DAFTAR DAFTAR ISI I SI dan Bangunan (PBB) (PBB) .......................... .......................................... .............................. .............. 2 1. Pajak Bumi dan
a. Dasar Hukum Pemungutan PBB .............................. .............................................. ..................... ..... b. Terminologi, Subyek dan Obyek, Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PBB .............................. ............................................. ............................... ............................... ...............
2. Penilaian .............................. .............................................. ............................... ............................... ............................... ................. .. a. Penilaian Individu .............................. .............................................. ............................... ............................ ............. b. Penilaian Massal ............................. ............................................ ............................... .............................. ................ c. Sistem Penilaian dengan SISMIOP ............................. ............................................ ................. .. 3. Klasifikasi dan Penetuan Penetuan Besarnya NJOP ............................. .......................................... ............. 4. Pemetaan Pemetaan PBB .............................. .............................................. .............................. .............................. ....................... ....... Pengukuran PBB ............................ ............................................ ................................ ............................... .................... ..... 5. Pengukuran
a. Pemetaan Pemetaan Standar .............................. .............................................. ............................... ......................... .......... .......... .................... .............. .... b. Pengukuran Bidang Tanah dan Bangunan .................... ............................................. ............................... .................. ... 6. Adminstrasi Pendataan PBB ............................. ............................................. .............................. ...................... ....... 7. Prosedur Pelayanan PBB .............................. Pemberitahuan Obyek Pajak .............................. .............................................. ....................... ....... 8. Surat Pemberitahuan .............................................. ............................... ............................... ........................ ........ a. Pengertian .............................. ............................................ ............................... .............................. ................. .. b. Hak Wajib Pajak ............................
c. Kewajiban Wajib Pajak ............................. ............................................. ............................... ..................... ...... ............................................. ................................ ............................... ............................... ................ d. Sanksi .............................
9. Pemungutan Pemungutan dan Penagihan PBB ............................. ............................................. .......................... .......... 10. Tata Cara Pembayaran, Pemindah bukuan, bukuan, Pelimpahan, dan Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan .................. ......... .........
11.Pembagian Pembagian Hasil Penerimaan PBB .............................. ............................................. ....................... ........ 12. Perkiraan Dana Bagi Bagi Hasil Penerimaan PBB Kota Mojokerto Mojokerto tahun 2009 ............................. ............................................ .............................. .............................. ............................... ..................
PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN BANGUN AN ( PBB ) I.
Dasar Hukum Pemungutan PBB 1. UU No. 6 Tahu Tahun n 1983 diperba diperbaharu haruii dengan dengan UU No. 16 tahun 2000 2000 tentang tentang Ketentuan Umum Perpajakan 2. UU No. 12 tahun tahun 1985 1985 diperbah diperbaharui arui dengan dengan UU UU No. 12 tahun tahun 1994 1994 tentang tentang Pajak Bumi dan Bangunan. 3. PP No. No. 74 tahun tahun 1998 tentang tentang Nilai Jual Jual Kena Kena Pajak Pajak 4. Keputusa Keputusan n Menteri Menteri Keuangan Keuangan No. 523 /KMK.01/1 /KMK.01/1998 998 tentang tentang Penentua Penentuan n Klasifikasi dan Besarnya NJOP Sebagai Dasar Pengenaan Pajak. 5. Keputusa Keputusan n Direktur Direktur Jenderal Jenderal Pajak No. KEP-16/PJ. KEP-16/PJ.6/19 6/1998 98 tentang tentang Petunjuk Petunjuk Teknis Penilaian Individual. 6. Keput Keputusa usan n Direkt Direktur ur Jende Jenderal ral Pajak Pajak No. 533/PJ/ 533/PJ/20 2000 00 tenta tentang ng Petunj Petunjuk uk Pelaksan Pelaksanaan aan Pendafta Pendaftaran, ran, Pendataa Pendataan n dan Penilaia Penilaian n Obyek Obyek dan Subjek Subjek Paja Pajak k Bumi Bumi dan dan Bang Bangun unan an Dala Dalam m Rang Rangka ka Pemb Pemben entu tuka kan n dan dan atau atau Pemeliharaan Basis data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak.
II.
Term rmiinol nologi, gi, Suby ubyek dan Obyek byek,, Dasar sar Pengena enaan dan Cara Menghitung PBB 1. Penge ngertia rtian n Pajak Bumi dan Bangunan disingkat PBB merupakan Pajak Pusat bersifat kebendaan, dikenakan terhadap bumi dan/atau bangunan yang hasilnya sebagaian besar diserahkan ke Pemerintah Daerah. 2. Objek Objek Paja Pajak k Bumi Bumi dan dan Ban Bangun gunan an ( Pasal 2 (1) UU No. 12 tahun 1994) Yang menjadi Objek PBB adalah Bumi dan/atau Bangunan Bumi adalah Permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan serta laut wilayah Indonesia dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Bangunan adalah Konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan. Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah :
-
Jalan Jalan Lingku Lingkunga ngan n yang yang terle terleta tak k dalan dalan suata suatau u komple kompleks ks bangu bangunan nan seperti hotel, pabrik dan emplasemennya emplasemennya dan lain-lain yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut.
-
Jalan Tol
-
Kolam renang, pagar mewah
-
Tempat olah raga
-
Galangan kapal, dermaga
-
Taman mewah
-
Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak
-
Fasilitas lain yang memberikan manfaat.
Obyek Pajak yang tidak dikenakan PBB
-
Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional yang nyata-nyata tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan
-
Digunakan Digunakan untuk untuk kuburan, kuburan, peningga peninggalan lan purbakal purbakala a atau atau yang sejenis sejenis dengan itu
-
Merupakan Merupakan hutan lindung, lindung, hutan suaka suaka alam, alam, hutan hutan wisata, wisata, taman taman nasional, nasional, tanah tanah penggem penggembala balaan an yang dikuasai dikuasai oleh desa, desa, dan tanh negara yang belum dibebani suatu hak
-
Digunakan Digunakan oleh perwakila perwakilan n diplomati diplomatik, k, konsulat konsulat berdasar berdasarkan kan asas perlakuan timbal balik.
-
Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan
Terha erhada dap p
obje objek k
Paja Pajak k
yang yang
digu diguna naka kan n
untu untuk k
peny penyel elen engg ggar araa aan n
pemerint pemerintahan ahan pengena pengenaan an pajaknya pajaknya diatur diatur lebih lanjut lanjut dengan dengan peratura peraturan n pemerintah (Pasal 3 ayat 2). 3. Subje Subjek k Pajak Pajak Bumi Bumi dan Bangu Banguna nan n ( Pasal 4 UU No. 12 tahun 1994 ) Yang menjadi subjek Pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/a dan/atau tau memil memiliki iki,,
meng menguas uasai, ai, dan/a dan/atau tau memp mempero eroleh leh manfa manfaat at atas atas
bangunan. Subjek Pajak yang dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi Wajib Pajak. Dalam hal suatu objek Pajak belum jelas diketahui wajib pajaknya, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan Subjek Pajaknya. 4. Tarif Pajak Pajak 0,5 0,5 % (pasal (pasal 5 UU No. 12 12 tahun tahun 1994) 1994) 5. Dasar Dasar Pengena Pengenaan an PBB ( Pasal Pasal 6 ayat ayat (1) UU No. No. 12 tahun tahun 1994) 1994) Yang menja menjadi di dasar dasar penge pengena naan an Pajak Pajak adala adalah h Nilai Nilai Jual Jual Objek Objek Pajak Pajak (NJOP). NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP
diten ditentuk tukan an melal melalui ui perba perbandi nding ngan an harga harga denga dengan n objek objek pajak pajak lain lain yang yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti. Faktor-faktor yang menentukan Klasifikasi (Penggolongan (Penggolongan besarnya NJOP) Obyek Pajak adalah
-
Bumi
: Letak, peruntukan, peruntukan, pemanfaatan, pemanfaatan, kondisi lingkungan, lingkungan, dan
lain-lain
-
Bangunan Bangunan : Bahan banguna bangunan, n, Kondisi Kondisi Bangunan Bangunan,, tahun
dibangun dibangun,,
arsitektur dll. Besarnya NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan kecuali daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai perkembangan daerahnya. 6. Dasar Dasar Perhitung Perhitungan an (pasal (pasal 6 ayat ayat (3) UU No. No. 12 tahun tahun 1994) 1994) Dasar Dasar perhitun perhitungan gan pajak adalah adalah Nilai Jual Kena Pajak Pajak yang ditetapkan ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari NJOP. 7. Nilai Jual Jual Objek Objek Pajak Pajak Tidak Tidak Kena Pajak Pajak (NJOPTKP (NJOPTKP)) ( Pasal 3 ayat (3) UU No. 12 tahun 1994)
-
Diberikan per Wajib Pajak
-
Diberikan untuk bumi dan/atau bangunan
-
Apabila seorang wajib pajak mempunyai beberapa objek pajak, yang diberi diberikan kan NJOPT NJOPTKP KP hanya hanya salah salah satu satu objek objek pajak pajak yang yang nilain nilainya ya terbesar.
8. Cara Cara Meng Menghi hitu tung ng PBB PBB PBB
=
Tarif
X
NJKP
= 0,5% X ( 20% X ( NJOP - NJOPTKP) NJOPTKP)))
UNTUK NJOP < 1
Milyard = 0,5% X ( 40% X ( NJOP - NJOPTKP)) NJOPTKP))
UNTUK UNTUK NJOP > 1
Milyard
9. Tahun Pajak, Pajak, Saat dan Tempat Tempat yang yang Menentukan Menentukan Pajak Pajak Terutang Terutang ( Pasal 8 ayat (1), (2), (3) UU No. 12 tahun 1994) Tahun pajak adalah jangka waktu satu tahun takwim, yaitu dari tanggal 1 januari s/d 31 Desember Saat yang menentukan pajak terutang adalah menurut keadaan objek pada tanggal 1 januari Tempat Pajak terutang diwilayah kabupaten atau kota di mana objek pajak tersebut berada.
10. Pendataan Pendataan (pasal 9 UU No. 12 tahun tahun 1994) Dalam Dalam rang rangka ka pend pendata ataan an Subje Subjek k Pajak Pajak
Wajib Wajib
menda mendafta ftarka rkan n objek objek
pajaknya dengan mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) SPOP harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani 11. Penetapan ( pasal 10 UU No. 12 tahun 1994) Berdasarkan SPOP sebagaimana tersebut dalam pasal 9 ayat (1) Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT).
12.Tata Cara Pembayaran dan Penagihan PBB (Pasal 11, 12, 13, dan 14 UU No. 12 tahun 1994) SPPT harus dilunasi dalam jangka waktu 6 bulan sejak diterima SPPT tersebut. Dalam hal pajak terhutang yang tercantum pada SPPT pada saat jat jatuh uh temp tempo o tida tidak k diba dibaya yarr atau atau kura kurang ng baya bayarr di kena kenaka kan n dend denda a administrasi sebesar 2 % sebulan dihitung dari saat jatuh tempo sampai hari pembayaran paling lama 24 bulan. Pajak terutang dibayar di Bank, Kantor Pos, dan tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Pajak yang terhutang tidak dibayar dapat ditagih dengan :
-
Surat Tagihan Pajak (STP) jatuh tempo 1 bulan
-
Surat Tegoran Tegoran Pajak (ST) jatuh tempo 21 hari
-
Surat Paksa ( SP) jatuh tempo 2 X 24 jam
-
Sita
-
Lelang.
13. Keberatan dan Banding (pasal 15 dan 16 ) Keberatan diajukan atas
-
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT)
-
Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Keberatan diajukan karena adanya kesalahan data pada SPPT dan SKP Keberatan diajukan dalam jangka waktu 3 bulan setelah SPPT dan SKP diterima oleh Wajib Pajak. Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan atas keberatan WP paling lama 12 bulan sejak tanggal surat keberatan diterima. diterima. Wajib ajib Paja Pajak k dapa dapatt meng mengaj ajuk ukan an band bandin ing g atas atas kebe kebera rata tan n terh terhad adap ap keputusa keputusan n direktur direktur jenderal jenderal pajak pajak ke Badan Badan Peradila Peradilan n Sengketa Sengketa Pajak (BPSP). Pengajuan keberatan dan banding tidak menunda pembayaran.
14. Pengurangan (pasal 19 dan 20)
Menteri Keuangan dapat memberikan pengurangan pajak terutang :
-
Karena kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan/atau karena karena sebab-sebab tertentu tertentu lainnya.
-
Dalam hal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa.
PENILAIAN
I.
PENILAIAN INDIVIDU
1. Penge ngertia rtian n Penilaian : Adalah suatu penaksiran dan pendapat atas nilai dasar suatu harta/kekayaan oleh seorang penilai yang yang didasari interprestasi interprestasi dari fakta-fakta dan dan keyakinan pada waktu atau tanggal tertentu. Nilai : Nilai : Adalah pendapat/opini pendapat/opini terhadap sesuatu barang/harga yang sepatutnya dibayar oleh pembeli atau diteima oleh penjual dalam suatu transaksi. transaksi . Ciri-ciri daripada nilai : a. Kegunaan b. Kela elangka gkaan c. Permintaan d. Dapa Dapatt dia diali lihk hkan an Jenis-jenis nilai : 1. Nilai Mo Modal Adalah nilai yang ditetapkan untuk mendapatkan hak milik terhadap suatu benda 2. Nila Nilaii Pasa Pasarr Waj Wajar ar Adalah nilai yang diperoleh dari transaksi yang wajar diantara penjual dan pembeli 3. Nilai Sewa Adala Adalah h nilai nilai yang yang ditet ditetap apkan kan untuk untuk menda mendapa patka tkan n hak mengg mengguna unakan kan sesuatu harta dalan jangka waktu tertentu. 4. Nila Nilaii Pen Penju jual alan an Adalah nilai yang telah ditetapkan oleh pihak penjual untuk tujuan penjualan 5. Nila Nilaii Pote Poten nsi Adalah nilai sesuatu barang berdasarkan potensi pendapatan yang dimiliki oleh barang tersebut pada masa yang akan datang. Harga : Adalah sejumlah uang yang dibayar pada saat jual beli atau pertukaran yang seband sebanding ing dan dan sesua sesuaii yang yang diberi diberikan kan oleh oleh si pembel pembelii dan diteri diterima ma oleh oleh si penjual
Biaya :
Adalah Sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan atau mengadakan sesuatu. Penilaian Individu : Adalah penilaian terhadap Obyek Pajak dengan cara memperhitungkan semua karakteristik dari setiap obyek pajak. 2. Obyek Obyek Pajak Pajak pada pada umumnya umumnya dibag dibagii tiga tiga yaitu yaitu : a.
Obyek Pajak Standar yaitu obyek pajak yang memenuhi kriteria sbb : Tanah
:
< 10.000 m2
Bangunan
:
Jml lantai < 4
Luas Bangunan
:
< 1.000 m2
b. Obyek Pajak Non Standar
yaitu obyek Pajak yang memenuhi salah satu kriteria-kriteria
c.
Tanah
:
≥ 10.000 m2
Bangunan
:
Jml lantai ≥ 4
Luas bangunan
:
≥ 1.000 m2
Obyek Pajak Khusus Adalah obyek pajak yang memiliki konstruksi khusus atau keberadaanya memiliki memiliki arti yang
yang khusus khusus seperti seperti lapangan lapangan golf, golf, pelabuhan pelabuhan udara,
pelabuhan laut, jalan tol, pompa bensin 3. Tiga Tiga Pende Pendekat katan an dalam dalam Peni Penilai laian an Ada 3 (tiga) Pendekatan Pendekatan yang yang dilakukan untuk untuk melakukan melakukan Penilaian sebagai dasar penentuan NJOP baik tanah dan/atau bangunan yaitu: 1. Pendeka Pendekatan tan Data Data Pasar Pasar (Mark (Market et Data Data Approach) Approach) yaitu dilakukan dengan cara membandingkan obyek pajak yang akan dinilai dengan obyek pajak yang sejenis yang nilai jualnya sudah diketahui dengan melakuka melakukan n penyesuaian penyesuaian yang dipandang dipandang perlu. perlu. Pendekat Pendekatan an
data pasar pasar
terutama diterapkan untuk penentuan NJOP bumi. Langkah-langkah penerapan Pendekatan Data Pasar 1. Mengum Mengumpul pulkan kan data data pem pemba bandi nding ng a. Properti Properti pemban pembanding ding hendak hendaknya nya berada berada pada lokasi lokasi yang yang sama dengan dengan properti yang dinilai. b. Prop Proper erti ti pemb pemban andi ding ng hend hendak akny nya a memp mempun unya yaii kegu keguna naan an yang yang sama sama dengan properti yang dinilai c. Telah terjadi terjadi transak transaksi si terhadap terhadap properti properti pembandi pembanding ng tersebut tersebut d. Jangka Jangka waktu waktu terjadinya terjadinya trans transaksi aksi tersebu tersebutt masih relati relatiff baru
e. Karakteri Karakteristik stik data pemban pembanding ding hendakn hendaknya ya mempunya mempunyaii kemiripan kemiripan dengan dengan properti yang dinilai. f.
Jumlah Jumlah data data pembandi pembanding ng diusah diusahakan akan sebanyak sebanyak-bany -banyakny aknya a
2. Anali Analisa sa data data pemb pemband anding ing Anali Analisa sa data data ini denga dengan n memp memperh erhati atikan kan lokasi lokasi,, waktu waktu transa transaksi ksi,, jenis jenis properti dan lain-lain 3.
Adjustment (Penyesuaian) Faktor–faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membuat penyesuaian ini adalah : a. Lokasi b. Access Accessibi ibilit lity y (Pen (Pencap capaia aian) n) c. Waktu d. Kara Karakt kter eris isti tik k Prop Proper erti ti e. Kesi Kesimp mpul ulan an Nil Nilai ai
2.
Pendekatan Biaya (Cost Approach ) Pendekat Pendekatan an ini digunaka digunakan n utnuk utnuk penilaian penilaian bangunan bangunan yaitu dengan cara memperh memperhitun itungkan gkan biaya-bia biaya-biaya ya yang dikeluark dikeluarkan an untuk untuk membuat membuat suatu suatu bangunan baru obyek yang dinilai dikurangi penyusutan. Perkiraan biaya dila dilaku kuka kan n
deng dengan an cara cara meng menghi hitu tung ng biay biaya a
seti setiap ap komp kompon onen en utam utama a
bangunan, bangunan, material dan fasilitas lainnya. Langkah-langkah penerapan Pendekatan Biaya a. Menentuk Menentukan an biaya biaya pemba pembangu ngunan nan baru baru bangu bangunan nan b. Memperkir Memperkirakan akan besarny besarnya a penyusutan penyusutan atau atau depresiasi depresiasi banguna bangunan n c. Mengurangi
biaya
pembangunan
baru
bangunan
dengan
penyusutan(depresiasi, sehingga didapat Nilai Bangunan d. Menentuk Menentukan an nilai nilai tanah tanah dimana dimana bangun bangunan an itu didirik didirikan an e. Menam Menambah bahkan kan nilai banguna bangunan n dan dan nilai nilai tanah tanah sehing sehingga ga dipero diperoleh leh nilai pasar wajar properti Ada 3 (tiga) penyusutan (depresiasi) yang menentukan NJOP bangunan 1. Peny Penyus usut utan an Fis Fisik ik Penu Penuru runa nan n
nila nilaii
bang bangun unan an
yang yang
dise diseba babk bkan an
oleh oleh
keru kerusa saka kan n
(kemorosotan/penurunan) kondisi fisik bangunan yang disebabkan oleh penuruna penurunan n kekuatan kekuatan bangunan bangunan,ret ,retak, ak, kerusaka kerusakan n struktur struktur,, kerusaka kerusakan n bahan material. 2. Peny Penyus usut utan an Fung Fungsi si Penuruna Penurunan n nilai bangunan bangunan yang disebabk disebabkan an oleh penuruna penurunan n fungsi fungsi bangunan tersebut 3. Peny Penyus usut utan an Ekon Ekonom omii
Penuruna Penurunan n nilai banguna bangunan n yang disebabk disebabkan an oleh faktor-fa faktor-faktor ktor yang berada di luar bangunan tersebut (faktor eksternal) 3.
Pendekatan Pendapatan (Income Approach) yaitu yaitu dilaku dilakukan kan denga dengan n cara cara meng menghit hitung ung atau atau mepro meproye yeksi ksikan kan seluru seluruh h pendapatan sewa/penjualan dalam satu tahun dari obyek pajak yang dinilai dikurangi
dengan
kekosongan,
biaya
operasi
dan/atau
hak
pengusaha,selanjutny pengusaha,selanjutnya a dikapitalisasikan dikapitalisasikan dengan suatu tingkat kapitalisasi tertentu tertentu.. Pendekat Pendekatan an ini pada umumnya umumnya diterapk diterapkan an untuk untuk obyek-oby obyek-obyek ek komersial, yang dibangun untuk usaha/menghasilkan pendapatan pendapatan seperti hotel, apartemen, gedung perkantoran yang disewakan, pelabuhan udara, pelabuhan laut tempat rekreasi dan lain sebagainya. Langkah-langkah Penerapan Pendekatan Pendapatan 1. Menentuk Menentukan an pendapa pendapatan tan kotor kotor potens potensial ial pertahu pertahun n 2. Meng Mengur uran angi gi pend pendap apat atan an koto kotorr pote potens nsia iall pert pertah ahun un deng dengan an ting tingka katt kekoso kekosong ngan an terte tertentu ntu,, untuk untuk menda mendapa patka tkan n penda pendapat patan an kotor kotor efekti efektif f pertahun 3. Menguran Mengurangi gi pendapata pendapatan n kotor efektif efektif pertahun pertahun dengan dengan biaya tahunan tahunan,, untuk mendapatkan pendapatan bersih pertahun 4. Meng Mengal alik ikan an
pend pendap apat atan an
bers bersih ih
pert pertah ahun un
deng dengan an
suat suatu u
ting tingka katt
kapitalisasi tertentu, untuk mendapatkan mendapatkan nilai pasar wajar properti
4. Administrasi Administrasi Penilaian Penilaian Individu Setelah Setelah penilaian penilaian terhadap terhadap suatu suatu properti/ properti/obje objek k pajak pajak selesai selesai dilaksan dilaksanakan akan,, dibua dibuatka tkan n lapora laporan n penil penilaia aian n secara secara lengka lengkap p (narra (narrativ tive e report report)) yang yang pada pada umumnya berisi berisi hal-hal pokok se sebagai bagai berikut : 1. Surat Laporan Hasil Penilaian Surat ini memuat hal-hal sebagai berikut :
• Tanggal surat, nomor surat dan . • Perihal, berisi nama obyek pajak, alamat dan NOP • Nama dan alamat pemberi tugas • Isi surat yang menerangkan : - Nomor, tanggal dan perihal surat penugasan - Kesimpulan akhir NJOP dan per tanggal penilaian - Pernyataan penilai
• Tanda tangan penilai
2. Sertifikasi Nilai
Yaitu suatu pernyataan yang menerangkan hubungan antara penilai dengan nilai yang dihasilkan berdasarkan analisa yang obyektif, profesional dan dan meng mengacu acu pada pada Stand Standar ar Penil Penilaia aian n Indon Indonesi esia a (SPI) (SPI) serta serta kode kode etik etik penilai. Contoh : Bahwa nilai nilai yang dihasilkan adalah adalah : -
Berdasarkan pengetahuan pengetahuan penilai dan berdasarkan data yang dipercaya penilai.
-
Berdasarkan pada peninjauan langsung terhadap terhadap properti yang dinilai.
-
Berdasar Berdasarkan kan atas atas analisis, analisis, opini dan kesimpula kesimpulan n yang dibatasi dibatasi oleh asumsi dan kondisi yang membatasi.
3. Ringkasan Laporan Penilaian Berisi tentang tentang hal-jal sebagai berikut berikut : -
Nama objek pajak / wajib pajak
-
Alamat objek pajak
-
Luas tanah
-
Luas bangunan dan jumlah lantai serta jenis penggunaan bangunan
-
Jenis hak tanah
-
Kesimpulan atas NJOP berdasarkan metode yang digunakan
4. Pernyataan, Asumsi dan Syarat yang Membatasi Di sini diterangkan hubungan antara penilai dengan hasil laporan penilaian yang telah dibuat dibuat berupa berupa surat surat pernyata pernyataan an yang mendasari mendasari pembuat pembuatan an laporan dan asumsi yang membatasi penggunaan laporan penilaian. Contoh : Penilai menyatakan dan membuat asumsi sebagai berikut : -
Penilaian dilakukan berdasarkan data dan informasi yang disampaikan oleh wajib pajak.
-
Keter Keterang angan an yang yang diberi diberika kan n oleh oleh pihak pihak lain lain diang dianggap gap layak layak selam selama a berdasarkan analisa obyektif yang dilakukan penilai.
-
Diasumsikan tidak ada satupun hal yang berkaitan dengan obyek pajak yang disembunyikan yang mengakibatkan bertambah atau berkurangnya nilai.
Laporan penilaian dibuat dengan syarat batasan umum sebagai berikut : -
Laporan bersifat rahasia dan tidak dapat disebarluaskan secara umum tanpa ijin dari pemberi tugas.
-
Penil Penilai ai dapat dapat dimint dimintaka akan n pendap pendapatn atnya ya atau atau kesaks kesaksian iannya nya apabi apabila la semata-mata berkaitan dengan penentuan NJOP dalam laporan.
-
Penilaian hanya ditujukan untuk tujuan sebagaimana disebutkan dalam tujuan penilaian dalam laporan.
-
Penilaian didasarkan pada kondisi pada saat dilakukan penilaian.
5. Tujuan Penilaian Tujuan penilaian adalah untuk menentukan Nilai Jual Objek Pajak ( NJOP ) sebaga sebagaii dasar dasar penge pengenaa naan n PBB PBB tahun tahun pajak, pajak, sebaga sebagaima imana na dinya dinyatak takan an dalam pasal 6 ayat 1 UU No. 12 tahun 1985 jo. UU No. 12 tahun 1994. 6. Tanggal Pemeriksaan dan Tanggal Penilaian. Tangga anggall
pemeri pemeriksa ksaan an
adala adalah h
tangg tanggal al
dilaks dilaksan anaka akanny nnya a
pemeri pemeriksa ksaan an
lapangan bergantung pada masing-masing keadaan objek pajak. Tanggal penilaian didasarkan pada kondisi objek pajak per 1 Januari tahun pajak berdasarkan pasal 8 ayat 2 UU No. 12 tahun 1985 jo. UU No. 12 tahun 1994. 7. Definisi Nilai Mene Menera rang ngka kan n defi defini nisi si Nila Nilaii Jual Jual Obje Objek k Paja Pajak k ( NJOP NJOP ) seba sebaga gaim iman ana a dimaksud pasal 6 ayat 1 UU No. 12 tahun 1985 jo. UU No. 12 tahun 1994, yaitu yaitu harga harga rata-rata rata-rata yang diperole diperoleh h dari transaksi transaksi jual beli yang terjadi terjadi seca secara ra waja wajarr, dan dan bila bilama mana na tida tidak k terd terdap apat at tran transa saks ksii jual jual beli, beli, NJOP NJOP ditentukan melalui perbandingan perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti. 8. Data Wilayah dan Lingkungan Di sini dijelaskan secara umum kondisi lingkungan atas objek pajak, antara lain meliputi :
•
Aksessibilitas ke objek pajak.
•
Jarak dari pusat aktifitas ke lokasi objek pajak.
•
Keberadaan Keberadaan fasilitas umum dan sosial di sekitar objek pajak.
•
Properti lain yang sebanding di sekitar objek pajak.
9. Data Properti Data properti meliputi : •
Data Tanah Menerangkan keluasan tanah, lokasi, karakteristik fisik tanah (bentuk, elevasi, topografi) dan fasilitas yang tersedia.
•
Data Bangunan. Menerangkan Menerangkan data bangunan bangunan meliputi jenis penggunaan penggunaan bangunan, luas bangunan bangunan dan basemen basementt ( jika ada ), jumlah jumlah lantai, lantai, tahun dibangu dibangun, n,
tahun direnovasi, jenis konstruksi, jenis material, fasilitas bangunan dan kondisi bangunan pada umumnya.
• Peruntukan. Menera Menerang ngkan kan perun peruntuk tukan an tanah tanah ( zoning zoning ) dari dari objek objek pajak pajak,, yang yang dida didasa sark rkan an
pada pada
pera peratu tura ran n
yang yang
berl berlak aku. u.
Dala Dalam m
meng mengan anal alis isa a
peruntukan tanah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain : - Penggunaan tanah pada saat penilaian dilakukan. - Kebijaksanaan Kebijaksanaa n atas perubahan zoning masa datang. - Potensi pembangunan atas perubahan zoning yang telah ditetapkan. 10. Status St atus Kepemilikan/Penguasaan Kepemilikan/Pen guasaan Menjelaska Menjelaskan n status status kepemilik kepemilikan/p an/pengu enguasaa asaan n atas tanah tanah yang meliputi meliputi jenis hak, nama pemegang hak, luas, nomor hak, tahun perolehan hak dan masa berakhirnya hak serta status kepemilikan bangunan sesuai dengan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Ijin Penggunaan Bangunan (IPB). 11. Metode Penilaian Menerangkan metode penilaian yang digunakan untuk menentukan NJOP, NJOP, yaitu :
•
Pendekatan data pasar untuk penilaian tanah.
•
Pendekatan biaya
•
Pendekatan pendapatan (jika ada)
12. Penilaian Berisi hasil penilaian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang telah ditetapkan. Bisa hanya menggunakan satu pendekatan, bisa menggunakan 2 pendekatan atau lebih. 13. Rekonsiliasi Nilai Rekonsiliasi nilai perlu dijelaskan aoabila penilai menggunakan beberapa pendek pendekata atan n penila penilaian ian dalam dalam lapora laporan n penil penilaia aian. n. Di sini sini penil penilai ai harus harus membuat keputusan nilai yang paling sesuai dan berdasarkan argumentasi yang paling signifikan menentukan nilai yang digunakan. 14. Konversi Nilai Objek Pajak Dari hasil penilaian penilaian,, penilai penilai mengkon mengkonversik versikan an berdasar berdasarkan kan Keputusa Keputusan n Menteri Keuangan No. 523 / KMK.04 / 1998 tanggal 18 Desember 1998 tentang Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan PBB untuk menetapkan besarnya NJOP. 15. Perbandingan NJOP
Menerang Menerangkan kan perbandi perbandingan ngan NJOP hasil hasil penilaian penilaian dengan dengan penetapa penetapan n NJOP sebelum diadakan penilaian. 16. Kesimpulan Nilai Berisi Berisi kesimp kesimpula ulan n nilai nilai dari dari objek objek pajak pajak denga dengan n menje menjelas laskan kan secara secara singk singkat at nama nama objek objek pajak pajak / wajib wajib pajak pajak,, alama alamatt objek objek pajak, pajak, tangg tanggal al penilaian serta ditandatangani oleh penilai. 17. Lampiran-lampiran Berisi tentang :
•
Rincian perhitungan : -
Perincian perhitungan nilai bangunan
-
Perincian perhitungan nilai fasilitas
-
Analisa nilai tanah
•
Foto dari setiap unit bangunan yang dinilai.
•
Peta lokasi lokasi yang memberika memberikan n gambaran gambaran posisi objek objek pajak dengan dengan jalan utama.
II.
•
Denah tapak dan bangunan.
•
Data-data lain yang mendukung, seperti : -
Surat Pemberitahuan Objek Pajak ( SPOP )
-
Surat Pemberitahuan Objek Pajak ( LSPOP )
-
Sertifikat tanah
-
Bestek bangunan
-
IMB / IPB dll.
PENILAIAN MASAL Dalam sistem ini Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dihitung berdasarkan Nilai
Indik Indikasi asi Rata-r Rata-rata ata (NIR) (NIR) yang yang terdap terdapat at pada pada setiap setiap Zone Zone Nilai Nilai Tanah anah (ZNT), (ZNT), sedan sedangka gkan n NJOP NJOP Bangu Bangunan nan dihitu dihitung ng berda berdasar sarkan kan Daftar Daftar Biaya Biaya Komp Kompone onen n Bangunan (DBKB). Perhitungan Perhitungan penilaian masal dilakukan terhadap objek pajak dengan menggunakan menggunakan program komputer konstruksi umum (Computer Assisted Valuation Valuation /CAV). Untuk penilaian tanah massal, penetuan NIR yang terdapat dalam setiap ZNT dilakukan dengan membuat analisa ZNT/NIR dengan cara pengumpulan data harga harga jual jual tanah tanah,, meng mengelo elomp mpokk okkan an menur menurut ut jenis jenis pengg penggun unaa aan n dan lokasi lokasi,, mengadakan penyesuaian terhadap waktu dan jenis data, membaginya dengan luas tanah sehingga diperoleh nilai tanah per meter persegi.
Sedangkan untuk penilaian bangunan, DBKB disusun dengan menggunakan metode survey kuantitas kuantitas terhadap model bangunan bangunan yang dianggap paling mewakili mewakili bangunan tersebut dan dinilai dengan dasar penghitungan analisa BOW. Dengan Dengan metod metode e survey survey kuanti kuantitas tas terha terhadap dap nilai nilai bangu bangunan nan dan dan dasar dasar penghitungan analisa BOW yang merupakan perhitungan dengan pendekatan biaya akan diperoleh biaya pembuatan baru/biaya penggantian baru dari bangunan. I. Administrasi Penilaian Masal 1. Pembuata Pembuatan n konsep konsep sket/ sket/peta peta ZNT ZNT dan penen penentuan tuan NIR. NIR. a. Batasan-batasan dalam pembuatan sket/peta ZNT. -
ZNT dibuat perkelurahan / desa.
-
Pengisian NIR tanah ditulis dalam ribuan rupiah
-
Garis batas setiap ZNT diberi warna yang berbeda sehingga jelas batas antara
ZNT
b. Bahan-bahan yang diperlukan -
Peta kelurahan / desa yang telah ada batas-batas bloknya
-
Peta dicopy 2 lembar - satu lembar untuk konsep peta ZNT
-
satu lembar untuk pembuatan peta ZNT akhir.
-
File data data terakhir terakhir serta serta DHKP, data ini diperluka diperlukan n untuk untuk standari standarisasi sasi nama jalan.
-
Buku Buku Klasif Klasifika ikasi si NJOP NJOP (Kep.K (Kep.Kaka akanw nwil il DJP tahun tahun terakh terakhir ir,, data data ini digunakan untuk pembanding pembanding dalam penentuan penentuan NIR tanah dan sebagai sebagai bahan stanrisasi nama jalan
-
Alat alat tulis termasuk pewarna (spidol warna)
Proses Pembuatan sket /peta ZNT a.
Tahap persiapan Tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatan : 1. Meny Menyia iapk pkan an
peta peta
yang yang
dipe diperl rluk ukan an
dala dalam m
pene penent ntua uanN nNIR IR
dan dan
pembuatan pembuatan ZNT,meliputi ZNT,meliputi peta wilayah,peta wilayah,peta desa/kelurahan,peta desa/kelurahan,peta Zone Nilai Tanah. 2. Meny Menyia iapk pkan an data data-d -dat ata a yang yang dipe diperl rluk ukan an sepe sepert rtii data data dari dari lapo lapora ran n Notaris/PPAT, data NIR dan ZNT lama, SK Kakanwil tentang klasifikasi dan penggolongan NJOP Bumi.
3. Menyiapkan data data yang berhubungan dengan teknik penentuan nilai tanah, seperti data jenis penggunaan tanah dari Bappeda dan data potensi pengembangan wilayah berdasarkan rencana kota. 4.
Pembuatan rencana pelaksanaan (meliputi personil,biaya serta jadwal kegiatan dengan mengacu pada keputusan ini).
b. Pengumpulan data harga jual
1. Data harga harga jual jual adalah inform informasi asi mengena mengenaii harga transak transaksi si dan/atau dan/atau harga penawaran tanah dan / atau bangunan. 2. Sumber Sumber data berasal berasal dari PPA PPAT, Notaris, Lurah Lurah / Kepala Kepala Desa, Agen Agen Properti, Properti, penawara penawaran n penjuala penjualan n properti properti baik melalui melalui media media cetak, cetak, brosur, pameran dan sebagainya. 3. Data Data lapa lapang ngan an yait yaitu u data data harg harga a jual jual yang yang dipe dipero role leh h di lapa lapang ngan an merupakan data yang dianggap paling dapat dipercaya akurasinya. Oleh Oleh kare karena na itu itu penc pencar aria ian n data data lang langsu sung ng ke lapa lapang ngan an haru harus s dilakukan baik untuk memperoleh data -data baru maupun mengecek data data yang diperoleh dikantor. 4. Semua Semua data harga harga jual jual yang yang diperoleh diperoleh harus harus ditulis ditulis dalam dalam formuli formulirr 1 (DataTransaksi (DataTransaksi Properti ). 5. Dala Dalam m ran rangka pengum gumpulan lan dat data harga rga jua jual, jug juga dia diadakan kan inventarisasi nama-nama jalan yang ada disetiap desa / kelurahan. c. Komp Kompil ilas asii data data 1. Data Data yang yang terk terkum umpu pull dike dikelo lomp mpok okka kan n
dala dalam m
menu menuru rutt
masi masing ng-2 -2 desa desa/k /kel elur urah ahan an haru harus s
jeni jenis s
peng penggu guna naan anny nya a
kare karena na
jeni jenis s
penggunaan tanah / bangunan merupakan variable yang signifikan dalam menentukan nilai tanah. 2.
Komp Kompil ilas asii
juga juga
dipe diperl rluk ukan an
berd berdas asar arka kan n
loka lokasi si
data data
untu untuk k
memudahkan tahapan analisa data.
d. Rekapitulasi Rekapitulasi data dan ploting data transaksi pada peta kerja ZNT 1. Semu Semua a data data yang yang dipero diperoleh leh harus harus dimas dimasukk ukkan an dalam dalam formu formulir lir 2 (Analisa Penentuan Nilai Pasar Wajar ). Nomor data yang tertulis pada form 1 harus sama persis dengan nomo nomorr yang yang tertul tertulis is
pada pada form form 2, selanj selanjut utnya nya nomo nomorr ini akan akan
berfungsi lebih lanjut sebagai alat untuk mengidentifikasi lokasi data pada peta taburan data. 2.
Penyesua Penyesuaian ian terhadap terhadap waktu waktu dilakukan dilakukan dengan dengan memband membandingk ingkan an waktu transaksi dengan keadaan per 1 Januari tahun pajak yang bersangkutan. Penyesuaian terhadap faktor waktu dilakukan dengan mengacu pada faktor- faktor yang mempengaruhi mempengaruhi fluktuasi nilai properti dalam kurun waktu waktu yang dianalisi dianalisis, s, seperti seperti keadaan keadaan ekonomi, ekonomi, tingkat tingkat inflansi, inflansi, tingkat tingkat suku bunga bunga dan faktor lain yang berpenga berpengaruh. ruh. Perubahan Perubahan nila nilaii tana tanah h itu itu perl perlu u dibu dibuat at peny penyes esua uaia ian n deng dengan an mena menamb mbah ah prosentase antara 2 % s/d 10% pertahun.
Penye Penyesua suaian ian terha terhada dap p jenis jenis data data diperl diperluka ukan n untuk untuk meme memenuh nuhii ketentuan Nilai Pasar sebagaimana sebagaimana prinsip-2 penilaian penilaian berlaku.
Misalnya : Data hipotik/agunan data penawaran dari PPAT/Notaris yang tidak sepenuhnya mencerminkan nilai pasar maka perlu penyesuaian. Penyesuaian jenis data : Jual beli
--------------->
0%
s/d
25%
Penawaran
--------------->
-5%
s/d
-20%
Hipotik
------------------->
10%
s/d
35%
Penye Penyesua suaian ian lokasi lokasi
--------------------------> ->
2%
s/d
15%
(Ses (Sesua uaii hasi hasill rapa rapatt pemb pembah ahas asan an peng pengen enaa aan, n, pend pendat ataa aan n dan dan penilaian tahun 1999/2000 di Kanwil IX Jatim) e. Menentuk Menentukan an Nilai Nilai Pasar Pasar Tanah Tanah Perme Permeter ter persegi persegi 1.
Tanah kosong :
nilai pasar dibagi luas tanah dalam satuan meter
persegi 2. Tanah anah dan dan bangu banguna nan n: a. Mene Menent ntuk ukan an nila nilaii
bang bangun unan an deng dengan an meng menggu guna naka kan n
DBKB DBKB
setempat b. Nilai Nilai Pasar Pasar dikuran dikurangi gi nilai nilai banguna bangunan n dipero diperoleh leh nilai nilai pasar pasar tanah tanah kosong dibagi luas tanah dalam satuan meter persegi. f.
Memb Membua uatt bata batas s imaj imajin iner er ZNT ZNT.. Batas Batas imajiner imajiner dituangkan dituangkan dalam konsep konsep peta ZNT yang telah berisi taburan data transaksi. Pembuatan batas imajiner ZNT adalah : -
Mengacu pada peta ZNT lama bagi wilayah yang telah ada peta ZNTnya
-
Mempertimbangkan data transaksi yang telah dianalisis dan telah diplot pada peta kerja ZNT. ZNT.
Penglompokan tanah dalam satu ZNT dengan mempertimbangkan halhal sbb. a. Nilai Nilai pasar pasar tana tanah h yang yang hampi hampirr sama sama b.
Mempunyai Mempunyai akses fasilitas sosial dan fasilitas umum yang sama
c. Aksesi Aksesibil bilita itas s yang yang tidak tidak jauh jauh berbe berbeda da d. Mempu Mempunya nyaii poten potensi si nilai nilai yang yang sama sama.. g. Analisa Data Penentuan NIR
Analisa data dilakukan berdasarkan Zona Nilai Tanah pada form 3, data yang dianalisis untuk memperoleh NIR dalam satu ZNT harus memenuhi kriteria sbb : -
Data relatif baru
-
Data Transaksi/penawaran yang wajar
-
Lokasi yang relatif berdekatan
-
Jenis penggunaan tanah dan bangunan yang relatif sama.
-
Memperoleh fasilitas yang sama.
h. Pembuatan Peta ZNT
Dilaks Dilaksan anaka akan n setel setelah ah pengu pengukur kuran an bidan bidang g milik milik selesa selesaii dalam dalam satu satu desa/kelurahan. desa/kelurahan. Garis batas batas imajiner imajiner ZNT dipertegas dengan mengikuti bata batas s milik milik,, deng dengan an menc mencan antu tumk mkan an NIR NIR dan dan kode kode ZNTny ZNTnya a sert serta a memberi warna yang berbeda dalam setiap kode ZNT.
i.
Penyusunan DBKB Untuk Untuk menyusu menyusun/me n/membu mbuat at DBKB digunaka digunakan n metode metode survai survai kuantita kuantitas s terhadap terhadap model model bangunan bangunan yang dianggga diangggap p dapat dapat mewakili mewakili kelompok kelompok bangunan tersebut dan dinilai dengan dasar perhitungan analisa BOW dengan bantuan komputer. Dengan metode survai kuantitas dan dasar perhitungan analisa BOW yang merupakan perhitungan dengan pendekatan biaya,akan diperoleh biaya pembuatan baru/biaya pengganti baru dari bangunan. Komponen bangunan dapat dikelompokkan dalam 3 bagian : -
Komponen Utama
-
Komponen Material
-
Komponen Komponen Fasilitas
Kesel Keseluru uruha han n kompon komponen en terse tersebut but disusu disusun n dalam dalam suatu suatu dafta daftarr yang yang disebu disebutt Dafta Daftarr Biaya Biaya Kompo Kompone nen n Bangu Bangunan nan (DBKB (DBKB). ). Penera Penerapa panny nnya a dikelompokkan berdasarkan Jenis Penggunaan Bangunan (JPB) Data yang diperlukan untuk penyusunan DBKB adalah : -
Daftar harga bahan bangunan setempat
-
Daftar upah pekerja setiap unit pekerjaan
-
Faktor-faktor lain mempengaruhi biaya diantaranya adalah :
-
Jasa pemborong, jasa konsultan dan pengawas,biaya perijinan,biaya tak tak
terdug rduga a,
kore oreksi ksi
BOW
dan
suku suku bunga nga
kredi reditt
sela selam ma
pembangunan. Dari hasil ramuan seluruh data dan faktor-2 tersebut dengan bantuan komputer didapatlah biaya dasar setiap komponen bangunan permeter persegi.
III. III.
SIST SISTEM EM PENI PENILA LAIA IAN N PBB PBB DENG DENGA AN SIS SISMI MIOP OP Pada saat ini Direktorat Jenderal Pajak telah mengembangkan mengembangkan suatu system
manajemen informasi dalam pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan, yang dikenal dengan dengan nama nama Sistem Sistem Manajeme Manajemen n Informas Informasii Obyek Obyek Pajak Pajak (SISMIOP (SISMIOP), ), SISMIOP SISMIOP berintikan pembentukan pembentukan basis data yang yang bersifat data atributik maupun data grafis, grafis, oleh karena itu maka pola pelayanan kepada Wajib Pajak perlu disesuaikan dengan pengembangan system tersebut. Sistim penilaian Pajak Bumi dan Bangunan khususnya untuk objek pajak bangu banguna nan n meng menggun gunaka akan n progra program m Siste Sistem m Manaje Manajeme men n Inform Informasi asi Objek Objek Pajak Pajak (SISMIOP (SISMIOP)) yang dibuat dibuat oleh kantor pusat pusat DJP dan telah digunaka digunakan n sejak tahun 1991, sedangkan untuk penilaian Bumi menggunakan Zona Nilai Tanah (ZNT). ZNT dibentuk dibentuk dari data yang kita peroleh peroleh melalui melalui Brosur-br Brosur-brosur osur perumah perumahan, an, Harga transaksi secara wajar, dan Laporan Bulanan Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). (PPAT). Sismiop Sismiop adalah adalah sistim sistim administ administrasi rasi PBB dengan dengan menggun menggunakan akan bantuan bantuan compute computerr untuk untuk mengolah mengolah keseluru keseluruhan han informas informasi/da i/data ta obyek/su obyek/subyek byek pajak pajak serta serta memb memben entuk tuk basis basis data data yang yang benar benar,, lengka lengkap p dan dan jelas, jelas, sehing sehingga ga dihara diharapka pkan n pelaks pelaksana anaan annya nya dapat dapat lebih lebih seraga seragam m sederh sederhana ana,, cepat cepat dan efisie efisien. n. Adapu Adapun n pros prosed edur ur peni penila laia ian n Paja Pajak k Bumi Bumi dan dan Bang Bangun unan an dari dari SPOP SPOP/L /LSP SPOP OP samp sampai ai terbentuknya SPPT, STTS dan DHKP dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
BAGAN SISTEM PENILAIAN PBB DENGAN SISMIOP MENGGUNAKAN KOMPUTER PROGRAM CAV ZNT MEMASUKKAN DATA
DBKB
KE DALAM KOMPUTER
SPOP + LSPOP SELEKSI OBJEK PAJAK
OBJEK PAJAK KONSTRUKSI UMUM
PROSES CAV
NILAI
OBJEK PAJAK KONSTRUKSI KHUSUS
L K O K
PENILAIAN INDIVIDUAL
NILAI CAV
NILAI ABSOLUT
NILAI JUAL OBJEK PAJAK
KLASIFIKASI DAN BESARNYA NILAI JUAL OBYEK PAJAK KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 523/KMK.04/1998 TENTANG PENENTUAN KLASIFIKASI DAN BESARNYA NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bahwa penentu penentuan an klasifikas klasifikasii dan besarnya besarnya Nilai Jual Jual Objek Pajak Pajak yang berlaku berlaku saat ini sudah tidak sesuai dengan perkembangan perekonomian nasional; b. bahw bahwa a sehu sehubu bung ngan an deng dengan an hal hal ters terseb ebut ut di atas atas dipa dipand ndan ang g perl perlu u untu untuk k menetapkan kembali klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak dengan Keputusan Menteri Keuangan; Mengingat : Undang-unda Undang-u ndang ng Nom Nomor or 12 Tahun 1985 tentan tentang g Pajak Pajak Bumi Bumi Dan Banguna Bangunan n (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3569); 2. Keputus Keputusan an Preside Presiden n Nomor Nomor 122/M 122/M Tahu Tahun n 1998; 1998; 1.
MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENENTUAN KLASIFIKASI DAN BESARNYA NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN. Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Nilai Jual Jual Objek Pajak Pajak adalah adalah harga rata-ra rata-rata ta yang diperol diperoleh eh dari transak transaksi si jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Objek Pajak pengganti. 2. Nila Nilaii Jual Jual Obje Objek k Paja Pajak k meli melipu puti ti nila nilaii jual jual perm permuk ukaa aan n bumi bumi (tan (tanah ah,, pera perair iran an pedalaman serta wilayah Indonesia) beserta kekayaan alam yang berada di atas maupun di bawahnya, dan/atau bangunan yang melekat di atasnya.
3. Klasif Klasifika ikasi si adala adalah h peng pengelo elomp mpoka okan n nilai nilai jual jual ratarata-rat rata a atas atas permu permuka kaan an bumi bumi berupa berupa tanah tanah dan/ata dan/atau u bangun bangunan an yang yang digunaka digunakan n sebagai sebagai pedoma pedoman n untuk untuk memudahkan penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang. 4. Stan Standa darr Inve Invest stas asii adal adalah ah juml jumlah ah biay biaya a yang yang diin diinve vest stas asik ikan an untu untuk k suat suatu u pembang pembanguna unan n dan/atau dan/atau penanam penanaman, an, dan/ata dan/atau u penggal penggalian ian jenis sumberda sumberdaya ya alam atau budidaya tertentu, yang dihitung berdasarkan komponen tenaga kerja,
3. Klasif Klasifika ikasi si adala adalah h peng pengelo elomp mpoka okan n nilai nilai jual jual ratarata-rat rata a atas atas permu permuka kaan an bumi bumi berupa berupa tanah tanah dan/ata dan/atau u bangun bangunan an yang yang digunaka digunakan n sebagai sebagai pedoma pedoman n untuk untuk memudahkan penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang. 4. Stan Standa darr Inve Invest stas asii adal adalah ah juml jumlah ah biay biaya a yang yang diin diinve vest stas asik ikan an untu untuk k suat suatu u pembang pembanguna unan n dan/atau dan/atau penanam penanaman, an, dan/ata dan/atau u penggal penggalian ian jenis sumberda sumberdaya ya alam atau budidaya tertentu, yang dihitung berdasarkan komponen tenaga kerja, bahan, dan alat, mulai dari awal pelaksanaan pekerjaan hingga tahap produksi atau menghasilkan. 5. Obje Objek k paja pajak k yang yang bers bersif ifat at khus khusus us adal adalah ah obje objek k paja pajak k yang yang leta letak, k, bent bentuk uk,, peruntukan dan atau penggunaannya mempunyai sifat dan karakteristik khusus. Pasal 2 (1) Klasifika Klasifikasi si dan besarnya besarnya Nilai Jual Objek Pajak atas permukaa permukaan n bumi bumi berupa berupa tanah ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IA dan IB Keputusan ini. (2) (2) Klas Klasif ifik ikas asii dan dan besa besarn rnya ya Nila Nilaii Jual Jual Obje Objek k Paja Pajak k atas atas perm permuk ukaa aan n bumi bumi beru berupa pa bangunan bangunan ditetapkan ditetapkan sebagaimana sebagaimana tercantum dalam Lampiran IIA dan IIB Keputusan ini. (3) Dalam hal ada objek objek pajak yang nilai jual per per M2 nya lebih besar dari ketentuan ketentuan Nilai Jual Objek Pajak sebagaimana dimaksud dimaksud pada ayat (1) dan (2), Nilai Jual Objek Pajak yang terjadi di lapangan tersebut digunakan sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan. (4) Kepa Kepala la Kanto Kantorr Wilay Wilayah ah Direk Direktor torat at Jende Jenderal ral Pajak Pajak setem setempa patt atas atas nama nama Mente Menteri ri Keua Keuang ngan an mene meneta tapk pkan an klas klasif ifik ikas asii dan dan besa besarn rnya ya Nila Nilaii Jual Jual Obje Objek k Paja Pajak k atas atas permukaan permukaan bumi dan/atau dan/atau bangunan di daerah-daerah daerah-daerah dalam wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Daerah Tingkat II di seluruh Indonesia sebagaimana diatur pada ayat (1), (2), dan (3). Pasal 3 Objek pajak sektor pedesaan dan perkotaan yang tidak bersifat khusus, Nilai Jual Objek Pajaknya Pajaknya ditentuk ditentukan an berdasar berdasarkan kan nilai nilai indikasi indikasi rata-rat rata-rata a yang yang diperole diperoleh h dari hasil hasil penilaian secara massal. Pasal 4 Besarnya Nilai Jual Objek Pajak pada sektor perkebunan, kehutanan, pertambangan, serta usaha bidang perikanan, peternakan, dan perairan untuk areal produksi dan/atau areal belum produksi, ditentukan berdasarkan nilai jual permukaan bumi dan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2), ditambah dengan nilai stan standa darr inve invest stas asii atau atau nila nilaii jual jual peng pengga gant nti, i, atau atau dihi dihitu tung ng seca secara ra kese keselu luru ruha han n berdasarkan nilai jual pengganti. Pasal 5 Objek Objek pajak pajak tertent tertentu u yang yang bersifat bersifat khusus, Nilai Jual Objek Pajak Pajak dapat dapat ditentuk ditentukan an berdasarkan nilai pasar yang dilakukan oleh pejabat fungsional penilai secara individual.
Pasal 6 Pelaksanaan teknis Keputusan ini diatur oleh Direktur Jenderal Pajak. Pasal 7
Pasal 6 Pelaksanaan teknis Keputusan ini diatur oleh Direktur Jenderal Pajak. Pasal 7 Deng Dengan an berl berlak akun unya ya Kepu Keputu tusa san n ini, ini, Kepu Keputu tusa san n Ment Menter erii Keua Keuang ngan an Nomo Nomorr : 174/KMK.04/1993 dan dan Kepu Keputu tusa san n Ment Menter erii Keua Keuang ngan an Nomo Nomorr : 273/KMK.04/1995 dinyatakan tidak berlaku. Pasal 8 Keputusan ini mulai berlaku sejak tahun pajak 1999. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Desember 1998 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd BAMBANG SUBIANTO
Lampiran IA Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 523/KMK.04/1998 Tanggal : 18 Desember 1998
Lampiran IA Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 523/KMK.04/1998 Tanggal : 18 Desember 1998
Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah) Kelompok A K las
Penggolongan, Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah)
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
2 > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >
3.000.000 2.850.000 2.708.000 2.573.000 2.444.000 2.261.000 2.091.000 1.934.000 1.789.000 1.655.000 1.490.000 1.341.000 1.207.000 1.086.000 977 . 00 0 855 . 00 0 748 . 00 0 655 . 00 0 573 . 00 0 501 . 00 0 426 . 00 0 362 . 00 0 308 . 00 0 262 . 00 0 223 . 00 0 178 . 00 0 142 . 00 0 142 . 00 0 91.000 73.000 55.000 41.000 31.000 23.000 17.000 12.000 8.400 5.900 4.100 2.900 2.000 1.400 .050 76 0 55 0 41 0 31 0 24 0 17 0 17 0
s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
3.200.000 3.000.000 2.850.000 2.708.000 2.573.000 2.444.000 2.261.000 2.091.000 1.934.000 1.789.000 1.655.000 1.490.000 1.341.000 1.207.000 1.086.000 977.000 855.000 748.000 655.000 573.000 501.000 426.000 362.000 308.000 262.000 223.000 178.000 142.000 114.000 91.000 73.000 55.000 41.000 31.000 23.000 17.000 12.000 8.400 5.900 4.100 2.900 2.000 1.400 1.050 76 0 55 0 41 0 31 0 24 0
Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah) (Rp/M2) 3 3.100.000 2.925.000 2.779.000 2.640.000 2.508.000 2.352.000 2.176.000 2.013.000 1.862.000 1.722.000 1.573.000 1.416.000 1.274.000 1.147.000 1.032.000 916.000 802.000 702.000 614.000 537.000 464.000 394.000 335.000 285.000 243.000 200.000 160.000 128.000 103.000 82.000 64.000 48.000 36.000 27.000 20.000 14.000 10.000 7.150 5.000 3.500 2.450 1.700 1.200 9 10 6 60 4 80 3 50 2 70 2 00 1 40
Lampiran IB Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 523/kKMK.04/1998 Tanggal : 18 Desember 1998
Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah) Kelompok B K l as
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Penggolongan, Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah)
> > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >
2 67.390.000 65.120.000 62.890.000 60.700.000 58.550.000 56.440.000 54.370.000 52.340.000 50.350.000 48.400.000 46.490.000 44.620.000 42.790.000 44.000.000 39.250.000 37.540.000 35.870.000 34.240.000 32.650.000 31.100.000 29.590.000 28.120.000 26.690.000 25.300.000 23.950.000 22.640.000 21.370.000 20.140.000 18.950.000 17.800.000 16.690.000 15.620.000 14.590.000 13.600.000 12.650.000 11.740.000 10.870.000 10.040.000 9.250.000 8.500.000 7.790.000 7.120.000 6.490.000 5.900.000 5.350.000 4.840.000 4.370.000 3.940.000 3.550.000 3.200.000
s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
69.700.000 67.390.000 65.120.000 62.890.000 60.700.000 58.550.000 56.440.000 54.370.000 52.340.000 50.350.000 48.400.000 46.490.000 44.620.000 42.790.000 41.000.000 39.250.000 37.540.000 35.870.000 34.240.000 32.650.000 31.100.000 29.590.000 28.120.000 26.690.000 25.300.000 23.950.000 22.640.000 21.370.000 20.140.000 18.950.000 17.800.000 16.690.000 15.620.000 14.590.000 13.600.000 12.650.000 11.740.000 10.870.000 10.040.000 9.250.000 8.500.000 7.790.000 7.120.000 6.490.000 5.900.000 5.350.000 4.840.000 4.370.000 3.940.000 3.550.000
Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah) (Rp/M2) 3 68.545.000 66.255.000 64.000.000 61.795.000 59.625.000 57.495.000 55.405.000 53.355.000 51.345.000 49.375.000 47.445.000 45.555.000 43.705.000 41.895.000 40.125.000 38.395.000 36.705.000 35.055.000 33.445.000 31.875.000 30.345.000 28.855.000 27.405.000 25.995.000 24.625.000 23.295.000 22.005.000 20.755.000 19.545.000 18.375.000 17.245.000 16.155.000 15.105.000 14.095.000 13.125.000 12.195.000 11.305.000 10.455.000 9.645.000 8.875.000 8.145.000 7.455.000 6.805.000 6.195.000 5.625.000 5.095.000 4.605.000 4.155.000 3.745.000 3.375.000
Lampiran IIA Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 523/kKMK.04/1998 Tanggal : 18 Desember 1998
Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan Nilai Jual Bangunan Kelompok A Klas 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Penggolongan, Nilai Jual Bangunan (Rp/M2) 2 > 1.034.000 s/d 1.366.000 > 902.000 s/d 1.034.000 > 744.000 s/d 90 2 . 000 > 656.000 s/d 74 4 . 000 > 534.000 s/d 65 6 . 000 > 476.000 s/d 53 4 . 000 > 382.000 s/d 47 6 . 000 > 348.000 s/d 38 2 . 000 > 272.000 s/d 34 8 . 000 > 256.000 s/d 27 2 . 000 > 194.000 s/d 25 6 . 000 > 188.000 s/d 19 4 . 000 > 136.000 s/d 18 8 . 000 > 128.000 s/d 13 6 . 000 > 104.000 s/d 12 8 . 000 > 92.000 s/d 10 4 . 000 > 74.000 s/d 92.000 > 68.000 s/d 74.000 > 52.000 s/d 68.000 < 52.000
Nilai Jual Bangunan (Rp/M2) 3 1 . 200 . 00 0 968.000 823.000 700.000 595.000 505.000 429.000 365.000 310.000 264.000 225.000 191.000 162.000 132.000 116.000 98 . 00 0 83 . 00 0 71 . 00 0 60 . 00 0 50 . 00 0
Lampiran IIB Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 523/kKMK.04/1998 Tanggal : 18 Desember 1998
Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan Nilai Jual Bangunan Kelompok B Klas
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pengg Penggolo olonga ngan, n, Nilai Nilai Jual Jual Bangun Bangunan an
> > > > > > > > > > > > > > > > > > > >
(Rp/M2) 2 14.700.000 s/d 13.600.000 s/d 12.550.000 s/d 11.550.000 s/d 10.600.000 s/d 9.700.000 s/d 8.850.000 s/d 8.050.000 s/d 7.300.000 s/d 6.600.000 s/d 5.850.000 s/d 5.150.000 s/d 4.500.000 s/d 3.900.000 s/d 3.350.000 s/d 2.850.000 s/d 2.400.000 s/d 2.000.000 s/d 1.666.000 s/d 1.366.000 s/d
15.800.000 14.700.000 13.600.000 12.550.000 11.550.000 10.600.000 9.700.000 8.850.000 8.050.000 7.300.000 6.600.000 5.850.000 5.150.000 4.500.000 3.900.000 3.350.000 2.850.000 2.400.000 2.000.000 1.666.000
Nilai Jual Bangunan (Rp/M2) 3 15.250.000 14.150.000 13.075.000 12.050.000 11.075.000 10.150.000 9.275.000 8.450.000 7.675.000 6.950.000 6.225.000 5.500.000 4.825.000 4.200.000 3.625.000 3.100.000 2.625.000 2.200.000 1.833.000 1.516.000
PEMETAAN PBB 1.
Pengertian
Peta : Gamb Gambar aran an perm permuk ukaa aan n bumi bumi dala dalam m bida bidang ng data datarr deng dengan an meng menggu guna naka kan n proyeksi dan skala tertentu. Jenis Peta : 1. Peta Peta topo topogr graf afi, i, peta peta dasa dasarr yang yang beri berisi si obye obyek k alam alam dan dan obye obyek k buat buatan an manusia. Contoh : Peta Kabupaten Mojokerto. 2. Peta Peta tema temati tik, k, peta peta yang yang beri berisi si obye obyekk-ob obye yek k tert terten entu tu sesu sesuai ai deng dengan an kebutuhan yang diinginkan (tema tertentu). Contoh : Peta Jalan, Peta Irigasi, Peta Blok (Peta untuk keperluan PBB).
2. Jenis Jenis Peta Peta Untuk Untuk Keper Keperluan luan PBB Jenis peta yang diperlukan untuk kepentingan PBB adalah peta planimetris yang terdiri atas 4 macam : a.
Peta Wilayah Peta Peta yang yang mengg menggam ambar barkan kan suatu suatu wilaya wilayah h admin administ istras rasii pemeri pemerinta ntaha han, n, misalnya misalnya kotamady kotamadya/ka a/kabup bupaten aten atau kecamata kecamatan n dengan dengan skala 1:50.000 1:50.000,, 1:25.000 atau skala lainnya. Peta Peta ini meng menggam gambar barkan kan batas batas wilaya wilayah h
masin masing-m g-masi asing ng kecam kecamata atan, n,
desa/kelurahan, serta detail penting lainnya (Misal : jalan kereta api, jalan raya, sungai besar). Kegunaan
: Pedom Pedoman an bagi Kepala Kepala KP PBB PBB dalam dalam menyus menyusun un rencana rencana pendataan dan penilaian di wilayahnya.
b. Peta Peta Desa Desa/K /Kel elur urah ahan an Peta yang menggambarkan secara detail wilayah suatu desa/kel. Dengan menyajikan letak dan bentuk masing-masing masing-masing blok, dilengkapi dengan nomor blok, luas setiap blok, simbol serta atribut lainnya. Peta ini di buat dengan skala 1:5.000 untuk wilayah pedesaan, dan skala 1:2.500 untuk wilayah perkotaan. Kegunaan
: Untuk Untuk mengetahu mengetahuii letak relatif relatif suatu blok dalam dalam suatu desa, desa, dan sebagai bahan untuk pekerjaan pengukuran obyek pajak.
c. Peta Bl Blok Peta Peta yang yang meng menggam gambar barka kan n sekelo sekelomp mpok ok obyek obyek pajak pajak (tanah (tanah dan/at dan/atau au bangunan) beserta masing-masing Nomor Obyek Pajaknya dalam satu blok (NOP). NOP). Peta ini ini
dibua ibuatt
den dengan
skal skala a
1:1.000 000
unt untuk daerah rah
tana anah
darat rat
(perkampungan/perkotaan) dan skala 1:2.000 untuk daerah pesawahan.
Kegunaan
: Untuk mengetahui mengetahui letak relatif suatu obyek obyek pajak pajak dalam suatu blok di suatu desa/kelurahan
Penentuan dan pembuatan Peta Blok dilakukan setelah Peta Desa/ Kelurahan selesai. d. Peta Peta Zon Zona a Nila Nilaii Tan Tanah ah Peta Zona Nilai Tanah (ZNT) adalah peta yang memuat himpunan kelompok areal tanah yang mempunyai nilai indikasi rata-rata (NIR) yang sama dalam suatu desa atau kelurahan.
3. Istilah/Batasan •
Pengukuran poligon untuk kerangka peta dasar PBB : Peng Penguk ukur uran an di lapa lapang ngan an yang yang memb memben entu tuk k
sera serang ngka kaia ian n gari garis s yang yang
bertu berturut rutan an,, denga dengan n mengu mengukur kur arah, arah, sudut sudut pokok pokok maup maupun un jarak, jarak, untuk untuk memperbanyak titik-titik pasti yang akan digunakan sebagai kerangka peta dasar PBB.
•
Plot : Meletakkan atau menggambarkan dengan teliti letak titik-titik kerangka peta berdasarkan koordinat titik-titik tersebut.
•
Pengukuran Pengukuran detail : Pengu Pengukur kuran an terha terhada dap p detail detail-de -detai taill di lapang lapangan an yang yang dibut dibutuhk uhkan an dalam dalam rangka pembuatan peta PBB
•
Tanah sawah sawa h : Tanah pertanian yang pada umumnya dibuat berpetak-petak dan dibatasi dengan dengan
pematang pematang/salu /saluran ran untuk penahan penahan air, air, dan tanaman tanaman utamanya utamanya
adalah padi.
•
Tanah darat : Tanah yang bukan tanah sawah dan pada umumnya dimanfaatkan untuk pemu pemukim kiman, an, indust industri, ri, dagan dagan,, jasa, jasa, bercoc bercocok ok tanam tanam,, empa empang, ng, tamba tambak, k, penggaraman, padang rumput, hutan nipah, penggalian barang tambang, maupun tanah yang belum dimanfaatkan.
•
Bidang obyek pajak : Tanah dan /atau /atau bangunan bangunan yang dibatasi dibatasi oleh sisi-sisi atau batas-ba batas-batas tas tanah dan/atau bangunan atau batas alam dan batas buatan lainnya yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh Subyek/wajib pajak.
•
Blok : Sekumpulan obyek pajak yang dibatasi oleh batas-batas alam atau buatan manu manusia sia yang yang tida tidak k muda mudah h beru beruba bah h sepe sepert rtii jala jalan, n, selo seloka kan, n, kali kali dan dan sebagainya dalam wilayah administrasi desa/kelurahan, yang diperkirakan menampung kurang lebih 200 obyek pajak atau mempunyai luas sekitar 15 Ha untuk pedesaan dan 10 Ha untuk pedesaan.
•
Skala peta Perba Perbandi nding ngan an antar antara a jarak jarak di peta peta dengan dengan jarak jarak yang yang seben sebenarn arnya ya di lapangan.
4. Pemb Pembac acaa aan n Peta Peta Skala : Perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya di lapangan. Contoh : Skala 1:1.000, artinya jarak di peta sejauh 1 milimeter sama dengan jarak di lapangan sejauh 1 meter. Skala 1:2.500, artinya jarak di peta sejauh 1 milimeter sama dengan jarak di lapangan sejauh 2,5 meter.
Dalam Peta Blok Skala yang digunakan adalah :
•
Skala 1:1.000 digunakan untuk wilayah perkampungan.
•
Skala 1:2.500 digunakan untuk wilayah pesawahan.
Konversi Skala : merubah peta dari skala satu ke skala yang lain Contoh : Konversi skala dari Peta Desa (skala 1:2.500) ke Peta Blok (skala 1:1.000), artinya adalah menggambarkan setiap bidang yang ada pada peta dengan skala 1:2.500 kedalam peta dengan skala 1:1.000.
Contoh : Skala 1:2.500
Skala 1:1.000 2,5 cm
1 cm
1 cm
2.5 cm
Dengan melihat contoh diatas, untuk objek di peta dengan skala skala 1:2.500 apabi apabila la dipind dipindahk ahkan an kedala kedalam m peta peta denga dengan n skala skala 1:1.0 1:1.000, 00, objek objek terse tersebut but mengalami perbesaran 2,5 x untuk panjang dan 6,25 x untuk luasan (bidang).
Perbesaran (P) Panjang
=
Perbesaran (L) Luasan
=
So (skala awal) = 2.500 = 2,5 x Si (skala akhir) 1.000 (So/Si)2 = (2,5)2 = 6.25 x
Penggambaran objek kedalam satu skala : Apabila 1 lembar peta dengan skala 1:2.500 akan dirubah menjadi skala 1:1.000, akan menghasilkan 7 (6,25) lembar peta dengan skala 1:1.000. Arah Utara : merupakan penunjuk arah utara yang berguna untuk orientasi arah.
(Gambar Petunjuk Arah Utara dan Skala)
Simbol Sim bol dan Legenda Legen da
:
Simbol
: Keterangan objek berupa simbol dalam suatu peta.
Legenda
: Keterangan Keterangan dari simbol.
5. Prose Proses s Secara Secara Umum Umum Peme Pemetaa taan n
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Peta Hardcopy (Peta Garis) Contoh : Peta Kota Mojokerto
Penyajian Data
Peta Softcopy (Peta Digital) Contoh : Peta SIG PBB
Pengumpulan Data Kegiatan mengumpulkan data lapangan dengan cara melakukan pengukuran dilapang dilapangan. an. Untuk lebih lanjutnya dapat dilihat di Materi Pengukuran. Pengolahan Data Kegiatan mengolah data hasil pengukuran lapangan (penghitungan luas bidang termasuk juga pemberian NOP untuk tiap obyek PBB). Pemberian NOP ini diusahakan berurutan dengan bentuk spiral. Penyajian Peta Kegiatan menyajikan data yang sudah diolah (titik, garis, luasan) kedalam lembar peta. Lembar peta ini dapat disajikan dalam bentuk konvensional (Peta Garis) maupun dalam bentuk digital (Peta Digital) 6.
Penggambaran Peta 1. Pengg Penggam ambar baran an Peta Desa/K Desa/Kelu elurah rahan an Penggambaran peta desa/kelurahan didapat dari hasil pengukuran lapangan. 2. Peng Pengga gamb mbar aran an Pet Peta a ZNT ZNT Penggambaran peta ZNT dilakukan dengan fotocopy dari peta desa/kelurahan. 3. Pengg Penggam ambar baran an Peta Peta Blok Blok Sebelum membuat Peta Blok sebelumnya di harus dibuat terlebih dahulu Peta Blok Konsep Lapangan (KONSEP PETA BLOK). Peta Blok digambar dengan cara tracing/menyalin tracing/menyalin dari formulir pengukuran (manuscript peta) dan identifikasi obyek PBB (NOP).
Pembuatan Konsep Peta Blok : Pembuat Pembuatan an konsep konsep peta peta blok terdiri terdiri dari kegiatan kegiatan-keg -kegiata iatan n sebagai sebagai berikut : 1. Orie Orient ntas asii lap lapan anga gan n Kegiatan ini bertujuan untuk mencocokan keadaan yang tergambar pada peta dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan. Dalam hal terjadi terjadi perubaha perubahan n detail detail lapanga lapangan n terutama terutama yang dijadikan dijadikan batas blok, petanya perlu diperbaiki, baik dengan melakukan pengukuran maupun sket perubahan yang dimaksud. Orientasi lapangan ini harus bena benarr-be bena narr
dila dilaks ksan anak akan an
seca secara ra
teli teliti ti
guna guna
mengu engura rang ngii
kemungkinan adanya perubahan batas blok pada saat pengukuran. 2. Penentua Penentuan n batas batas blok dan peng penggamb gambaran aran konsep konsep peta peta blok blok Penentuan batas blok harus memperhatikan karakteristik fisik yang tidak berubah dalam kurun waktu yang lama. Sebagai contoh dalam hal terdapat jalan raya atau gang sebagai batas blok, maka yang ditetapkan sebagai batas blok adalah jalan raya. Batas-batas blok yang telah ditentukan tersebut digambarkan pada peta kerja. Satu blok dirancang utnuk dapat menampung kira-kira 200 obyek pajak atau luas sekitar 15 ha untuk pedesaan dan 10 ha untuk sektor perko perkotaa taan, n, hal ini untuk untuk memu memuda dahka hkan n kontro kontroll dan dan pelak pelaksan sanaa aan n pekerjaan pengumpulan data di lapangan dan administrasi data. 3. Pemb Pember eria ian n nom nomor or blok blok Pemberian nomor blok dimulai dari sudut kiri atas (utara barat) peta dengan menggunakan kaidah angka arab dan disusun secara spiral sesuai dengan arah jarum jam.
7. Pengg Penggamb ambara aran n Peta Peta Blok Blok Lembar peta blok berukuran 55 cm x 62,5 cm, terdiri dari ukuran dalam 50 cm x 50 cm (untuk lebih jelasnya dapat dilihat di dalam ). Informasi yang disajikan pada peta PBB : a. Bagia Bagian n isi isi peta peta (ma (map p face face)) b. Bagi Bagian an pel pelen engk gkap ap pet peta a a.
Bagian Isi Peta Blok: 1. Batas bl blok Nomor blok yang berbatasan dengan blok yang digambar ditulis lebih besar (ukuran 0,8 mm) dari Nomor Obyek Pajak (NOP). Nomor Obyek Pajak (NOP) pada peta blok ditulis sesuai dengan nomor sebenarnya (misal 1,2,10,200 bukan 0001,0002,0010,0200)
2. Batas Batas obyek pajak pajak (menunjuk (menunjukkan kan letak, letak, bentuk bentuk dan ukuran ukuran obyek obyek pajak) pajak) 3. Jalan, Jalan, sungai sungai atau atau saluran saluran air air yang menja menjadi di batas batas blok. blok.
b.
Bagian Pelengkap Peta Blok 1. Judul Peta Judul peta ditulis lengkap (tidak boleh disingkat) ditengah-tengah bagian atas lembar peta, misal : PETA BLOK 002 DESA JAPAN. Huruf yang digunakan adalah huruf kapital tegak dengan ketebalan yang sama, ukuran tebal 5 mm. (untuk lebih jelas dapat dapat dilihat pada pada dan contoh peta peta blok) 2. Pane Panell Kete Ketera rang ngan an Ditulis di bagian paling kiri bawah dari peta
TAHUN PENDATAAN
20..….
DIGAMBAR DIPERIKSA An. Kepala KP Pratama ………………………….
DISETUJUI
(……………………………) (Untuk ukurannya dapat dilihat pada )
3. Petunj Petunjuk uk arah arah dan skala skala peta peta Petunjuk arah utara, digambar antara panel keterangan dan legenda Skala untuk sektor pedesaan skala 1:2.500, untuk sektor perkotaan 1:1.000 (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta blok ). 4. Lege Legend nda a Peta Peta Blok Blok Untuk legenda pada peta blok hanya digambar tempat-tempat yang pent pentin ing g
saja saja,,
misa misall
:
mesji esjid, d,
gere gereja ja,,
peme pemeri rint ntah ahan an
pemakaman. (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta blok). 5. Pane Panell Pen Penge gena nall Panel pengenal ditulis pada bagian kanan bawah (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta blok).
daer daerah ah,,
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggambaran penggambaran peta blok, diantaranya : a. Batas Batas blok digambar digambarkan kan dengan dengan simbol simbol dan warna warna yang yang sama dengan dengan simbol dan warna blok pada Peta desa/kelurahan. a. Batas Batas bidang milik milik digamba digambarkan rkan dengan dengan garis garis penuh penuh warna hitam, hitam, tebal tebal lebih kurang 0,05 mm. Di tengah-tengah bidang milik dituliskan Nomor Obyek Pajak (NOP) b. Nomor Nomor urut obyek obyek pajak pajak ditulis ditulis dengan dengan kaidah kaidah angka angka arab warna warna hitam hitam (misal : 1, 9, 20 bukan I, IX, XX) c. Bangunan Bangunan digamb digambar ar dengan dengan garis terputus-p terputus-putus utus.. Untuk bangunan bangunan yang yang bertingkat dituliskan kode tingkat bangunan dengan angka romawi, untuk bangunan yang tidak bertingkat tidak perlu ditulis kode tingkatnya. (misal : bangunan bertingkat 2, dituliskan kodenya II). d. Batas Batas blok digambar digambar denga dengan n simbol simbol garis titik garis garis dengan dengan tebal tebal 0,2 mm berwarna hitam (-.-.-.-) e. Batas perkampungan perkampungan atau pekarangan pekarangan dinyatakan dinyatakan dengan tinta hitam tebal 0,2 mm. f.
Batas tanah sawah dan darat dinyatakan dengan garis penuh warna hitam dengan ketebalan garis 0,15 mm dan ditulis ‘s’ untuk sawah dan ‘d’ untuk darat.
g. Batas Batas tanah kubur kuburan an digamba digambarr dengan dengan tinta hitam hitam tebal tebal 0,2 0,2 mm. h. Batas Batas tanah perkeb perkebunan unan digam digambar bar dengan dengan garis garis penuh penuh warna hitam hitam tebal 0,2mm.
8. Peng Penghi hitu tung ngan an Lua Luas s Penghitungan luas dilakukan langsung dari hasil ukuran lapangan (bukan dari ukuran peta). Apabila susah untuk dihitung dilapangan, penghitungan luas dapat dihitung dihitung dengan dengan menggun menggunakan akan peta manuskrip manuskrip dalam dalam milimete milimeterr blok yang sudah berskala. Terdapat macam-macam cara penghitungan penghitung an luas, diantaranya adalah :
1. Untuk Untuk luas luas yang yang relat relatif if berat beratura uran n Misal : b a c
Luas = (a+c) x (b+d) 2
d
Rumus diatas berlaku untuk kondisi perbedaan jarak antara a dan c, serta b dan d sangat kecil . 2. Untuk Untuk luas luas tida tidak k bera beratu turan ran Misal :
Untuk menghitung luasnya, dibagi menjadi beberapa bagian segitiga sehingga dapat di hitung dengan cara luas segitiga.
II
Luas Total = Luas ( I + II + III + IV)
III
I
IV
t
a
A
Luas = a x t. 2 a = alas t = tinggi
B
C
S= (A+B+C) 2 Luas = √S(S-A)(S-B)(S-C)
Rumus ini digunakan apabila yang diukur adalah semua sisi segitiga.
PENGUKURAN PBB
1. Peme Pemeta taan an Stan Standa dar r Pemetaan standar adalah pemetaan yang dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah pemetaan secara secara terestris. terestris.
Pemetaan Pemetaan secara secara ini dilaksanaka dilaksanakan n terutama terutama untuk daerahdaerah-
daerah yang mempunyai nilai jual obyek pajak yang tinggi, jumlah tenaga teknis dan biaya yang memadai, serta daerah-daerah lain yang memerlukan. Urutan dan proses pekerjaan pemetaan dengan cara standar dibagi dua tahap, yaitu Pembuatan Kerangka Peta dengan Pengukuran Poligon dan Pengukuran Detail. 1.1. Pengukuran poligon untuk untuk pembuatan pembuatan kerangka peta dasar dasar PBB Pengukura Pengukuran n poligon poligon dilakukan dilakukan dengan dengan theodolit theodolit atau theodolit theodolit kompas kompas untuk menentukan koordinat suatu titik. Pengukuran ini dimaksudkan untuk memperbanyak titik pasti yang akan digunakan sebagai ikatan pada awal dan akhir pengukuran detail. Satu rangkaian rangkaian jalur pengukura pengukuran n poligon poligon dapat dapat digunaka digunakan n untuk untuk pembuat pembuatan an kera keran ngka
peta
bebe eberap rapa
desa/ esa/ke kelu lura rah han
(Pem (Pembu buat atan an
Peta Peta
Desa/Kelurahan). Desa/Kelurahan). Jenis
poligon untuk kerangka Peta Dasar PBB dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu : 1. Poligon Utama Poligon utama atau poligon pokok adalah adalah suatu suatu poligon poligon yang dimulai dimulai dan diakhiri (diikatkan) (diikatkan) pada pada titik pasti pasti yang yang lebih lebih tinggi tinggi tingka tingkatt keteli ketelitia tiann nnya ya (misal (misal : titik titik triang triangula ulasi, si, doppler, doppler, GPS). Titik-titik ini mempunyai mempunyai ketelitian ukuran sudut dan jarak yang tinggi. Untuk kepentingan kepentingan PBB, bentuk poligon yang dipergunakan adalah poligon tertutup dan poligon terbuka terikat sempurna. Poligon tertutup adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan titik pasti atau titik yang dianggap pasti Poligon terbuka terikat sempurna adalah poligon yang titik awalnya diikatkan pada suatu titik pasti dan titik akhir diikatkan pada titik pasti yang lainnya.
2. Poligon Cabang Poligon cabang adalah adalah polig poligon on yang yang dimula dimulaii pada pada sebua sebuah h titik titik poligo poligon n utam utama a dan dan diakhiri pada titik poligon utama yang lainnya.
1.2. Pengukuran Detail Peng Penguk ukur uran an
deta detail il
adal adalah ah
peng penguk ukur uran an
taha tahap p
beri beriku kutn tnya ya
sete setela lah h
peng penguk ukur uran an poli poligo gon n untu untuk k memb membua uatt kera kerang ngka ka peta peta dasa dasarr sele selesa sai. i. Pengukuran ini merupakan merupakan pengisisan pengisisan dari kerangka peta. peta. Didalam tahap tahap ini, detail yang diukur dibatasi hanya pada detail yang diperlukan oleh PBB. Tujuan utama dari pengukuran detail adalah untuk menggambarkan semua detail yang terdapat dalam suatu wilayah desa/kelurahan, yang dapat dapat digunaka digunakan n sebagai sebagai kerangka kerangka pembentu pembentukan kan blok dan pengukur pengukuran an bidang milik (rincikan). Untuk Untuk pembuatan pembuatan Peta Peta Dasar PBB
(baik (baik untuk pembuata pembuatan n kerangka kerangka
dasar maupun detail), selain dengan menggunakan theodolit, dapat juga dengan menggunakan GPS receiver dengan cara melakukan survei GPS. Kelebihan dari survei GPS ini adalah hasil ukuran adalah langsung berupa Koordina Koordinatt Geografis Geografis,, sehingga sehingga pekerjaan pekerjaan lapanga lapangan n menjadi menjadi relatif relatif lebih lebih singkat dibandingkan dengan cara pengukuran poligon.
2. Penguku Pengukuran ran Bidan Bidang g Tanah Tanah dan dan Banguna Bangunan n Proses Proses pengu pengukur kuran an dan dan pengg penggam amba baran ran Peta Peta Desa Desa dan Peta Peta Blok Blok untuk untuk menghas menghasilkan ilkan peta yang standar standar memerlu memerlukan kan waktu waktu yang lama disampin disamping g peralatan dan tenaga teknis serta biaya yang cukup besar. Untuk Untuk mengata mengatasi si hal tersebut tersebut dapat dibuat peta tidak standar standar dengan cara sederhan sederhana a yang tingkat ketelitia ketelitiannya nnya lebih rendah rendah dari peta standar, standar, tetapi tetapi secara teknis masih dapat memenuhi kebutuhan KPP Pratama. Alat yang digunakan adalah pita ukur. Kegiatan pengukuran untuk pengukuran bidang obyek pajak adalah : 1. Mengadak Mengadakan an penguku pengukuran ran kerangka kerangka peta 2. Mengadak Mengadakan an pengukur pengukuran an sisi-sisi sisi-sisi dan diagonal diagonal untuk untuk semua bidang bidang obyek pajak. 3. Mengitung Mengitung luas luas semua bidang bidang obyek obyek pajak berdasar berdasarkan kan hasil hasil pengukuran pengukuran 4. memb memberi eri NOP untuk untuk setiap setiap bidang bidang obyek obyek pajak pajak secara secara berurut berurutan an dimulai dimulai dari sudut kiri atas (utara barat) peta, dan menempelkan sticker NOP pada obyek pajak yang ada bangunannya. 5.
Menyamp Menyampaika aikan n SPOP kepada wajib pajak pajak dan/atau dan/atau kuasany kuasanya a untuk untuk diisi dengan dengan jelas, jelas, benar benar dan lengkap serta ditandat ditandatanga angani ni oleh wajib pajak pajak dan/atau kuasanya. kuasanya. Jika wajib pajak/kuasanya pajak/kuasanya tidak ada maka SPOP dapat dibu ibuat
rangka ngkap p
dua, ua,
yang ang
satu
ditin itingg gga al
untuk tuk
diisi iisi
oleh leh
wajib ajib
pajak/ku pajak/kuasan asanya ya dan yang satu lagi diisi dan dibawa dibawa oleh petugas petugas untuk untuk keperluan data entry. SPOP yang ditinggal terlebih dahulu harus diisi NOP-
nya nya oleh oleh petu petuga gas. s. Bila Bila wajib wajib// kuas kuasan anya ya tida tidak k dike diketa tahu huii pada pada waktu waktu pendata dataa an,
maka
petug tugas
lap lapanga ngan
harus rus
meminta inta
perang rangk kat
desa/kelurahan untuk menyelesaikan masalahnya. 6. Mengam Mengambil bil kembali kembali SPOP yang telah telah diisi diisi dan dan ditand ditandata atanga ngani ni oleh oleh wajib wajib pajak/kuasanya. 7. Meneli Meneliti ti kebena kebenaran ran pengisi pengisian an SPOP SPOP oleh oleh wajib wajib pajak pajak dan/a dan/atau tau kuasanya kuasanya serta segera memberitahukan kepada yang bersangkutan apabila terdapat kekeliruan pengisian dalam SPOP tersebut. 8.
Membuat konsep pembuatan blok dengan skala 1 : 1.000 untuk tanah darat dan 1 : 2.500 untuk tanah sawah.
Standar prestasi kerja rata-rata per hari per petugas adalah 30 obyek pajak.
2.1. Pemberian NOP (Nomor Obyek Pajak) : Dalam Dalam admin administ istras rasii PBB, PBB, identi identiata atas s obyek obyek pajak pajak berup berupa a NOP sangat sangat penting penting untuk untuk menegeta menegetahui hui letak letak obyek obyek yang dimaksud dimaksud (melalui (melalui media media peta) peta) dan sekaligu sekaligus s sebagai sebagai identitas identitas penghubun penghubung g antar antar data file dari suatu basis data PBB dalam proses komputer. a. Pene Penera rapa pan n NOP NOP Nop sebagai identitas yang unik harus terkait secara langsung pada obyek pajak dengan cara sebagai berikut : 1. Pemb Pemberi erian an sticker sticker NOP dilaku dilakukan kan untuk untuk obyek obyek pajak pajak Bumi yang ada bangunannya atau obyek berupa bangunan saja dengan cara mempelkan sticker (berisi NOP) pada obyek pajak tersebut. Untuk tanah kosong tidak perlu diberikan sticker NOP 2. Penem Penempel pelan an sticker sticker NOP diusaha diusahakan kan pada pada tempa tempatt yang yang muda mudah h dilihat, aman dan terlindung agar tahan lama serta memudahkan pema pemant ntau auan an apak apakah ah obye obyek k paja pajak k ters terseb ebut ut tela telah h dida didata ta dan dan memudahkan pula saat penyampaian SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang). 3. Menem Menempe pelka lkan n sticke stickerr serta serta pencata pencatatan tan pada SPOP serta serta konsep konsep peta peta blok blok harus harus dilak dilakuka ukan n secara secara seren serentak tak untu untuk k meng menghin hinda dari ri kekelirua kekeliruan n penomora penomoran. n. NOP pada sticker sticker,, SPOP dan peta blok untuk satu obyek pajak harus sama. 4. Penul Penulisa isan n NOP pada SPOP SPOP dan Sticker Sticker secara secara penuh penuh,, misaln misalnya ya 0001 sedangkan pada konsep peta blok harus ditulis singkat 1.
b. Tata ata Urut Urutan an NOP NOP Pemberian NOP dalam satu blok dimulai dari kiri atas (utara barat) peta kemudian ke kanan dan seterusnya mengikuti alur spiral sampai seluru seluruh h bidan bidang g obyek obyek pajak pajak dalam blok tersebu tersebutt terdat terdata. a.
Dalam Dalam
kondisi lapangan tertentu pemberian NOP ini bisa fleksibel (tidak spiral murni). Pemb Pember eria ian n
NOP NOP
haru harus s
berj berjal alan an sesu sesuai ai deng dengan an jala jalann nnya ya alur alur
pengumpulan data. Untuk membedakan nomor blok dan nomor obyek pajak dalam satu blok peta, maka nomor obyek pajak harus ditulis lebih kecil dari nomor blok. 2.2. Tahapan Pengukuran : Tahapan Persiapan Kantor : 1. Penyia Penyiapan pan pera peralat latan an ukur ukur : Pita Pita Ukur Ukur 2. Penyiapan Penyiapan perlen perlengkap gkapan an ukur dan dan alat gambar gambar (alat (alat tulis : pensil pensil 2H, busur derajat dan penggaris). 3. Penyiapan Penyiapan peta blok konsep konsep lapanga lapangan n 4. Peny Penyia iapa pan n tena tenaga ga pela pelaks ksan ana a (1 oran orang g petu petuga gas s peng pengga gamb mbar aran an,, 1 orang penarik pita ukur) Pelaksanaan Pengukuran di Lapangan : 1. Melaku Melakukan kan orien orientas tasii lapan lapangan gan Orientasi Orientasi lapangan lapangan dilakuka dilakukan n dengan dengan memperh memperhatika atikan n batas-ba batas-batas tas wilayah yang akan dipetakan, detail penting seperti batas desa, jalan raya, jalan desa, sungai dan detail lain yang dianggap penting. 2. Mela Melaku kuka kan n perenc perencan anaa aan n Merencanakan jalur pengukuran detail bidang per bidang dengan alur spiral untuk menghindari pengukuran terhadap obyek sama diukur dua kali. 3. Melakukan Melakukan pengu pengukuran kuran bidang bidang per per bidang dengan dengan menggu menggunaka nakan n pita ukur Contoh :
Jarak yang harus diukur
Batas bidang
Garis Bantu
Untuk setiap bidang diukur setiap sisinya dan diagonal sisi, dengan cara bidang bidang per bidang, bidang, dan diusahak diusahakan an urutan urutan penguku pengukuran ran obyek obyek pajak pajak dilakukan secara spiral.
4. Hasil pengukuran pengukuran satu satu bidang diberikan diberikan nomor nomor urut urut pengukuran. pengukuran. Nomor Nomor urut urut penguku pengukuran ran diperlu diperlukan kan apabila apabila kondis kondisii di lapanga lapangan n tidak tidak memungkinkan untuk melakukan pengukuran secara spiral. 5. Untuk setiap blok, dicantumkan dicantumkan batas batas blok blok disebelahny disebelahnya a (blok tetangga). tetangga).
ADMINISTRASI PENDATAAN PBB
Pekerjaan pendataan adalah pekerjaan pekerjaan terstruk terstruktur tur dan sistemat sistematis. is. Tata cara pendataa pendataan n dan penilaia penilaian n diatur diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-533/PJ/2000. Sesuai dengan sifatnya yang terstruktur dan sistematis, maka segala bentuk proses maupun hasil pendataan harus dilakukan pengadministrasian yang tersusun rapi dan sistematis pula. Administrasi yang teratur dan tersusun rapi diperlukan untuk : -
Mengetahui kronologis pendataan mulai dari perencanaan hingga di dapatnya hasil berupa data objek dan subjek/wajib pajak.
-
Memantau prosedur pelaksanaan pendataan apakah telah dilalui secara benar.
-
Membu Membuat at catat catatan an/re /rekam kaman an atas atas segal segala a yang yang telah telah dilaku dilakuka kan n pada pada saat saat pendataan.
-
Sebagai bukti otentik pelaksanaan pendataan untuk dipertanggungjawabkan.
-
Sebagai bank data dan informasi untuk penyelesaian permasalahan.
-
Sebagai kontrol dan pengawasan.
Administrasi Pendataan meliputi : A. Tim KPP Pratama :
1. Penel Peneliti itian an penda pendahu hulua luan n
•
Peng Pengum umpu pula lan n
data data dan dan
info inform rmas asii
daer daerah ah-d -dae aera rah h
yang yang
perl perlu u
dilakukan pendataan
•
•
-
Luas wilayah
-
Jumlah dan Komposisi Penduduk
-
Luas yang telah dikenakan PBB
-
Jumlah Objek Pajak
-
Harga Jual J ual Tanah
-
Keberadaan Keberadaan Fasilitas Publik
-
dll
Penentuan Skala Prioritas dilakukannya pendataan -
Tingkat pertumbuhan objek/subjek pajak
-
Potensi peningkatan ketetapan PBB
-
Daerah belum berpola SISMIOP
Pemilihan Lokasi (Wilayah) pendataan
2. Pemb Pembuat uatan an Rencan Rencana a Kerja Kerja 3. Pembuat Pembuatan an Analisi Analisis s ZNT (Zona Nilai Tana Tanah h / Klasifika Klasifikasi si Bumi) Dibuat dengan metode Penilaian Masal oleh pegawai yang ditunjuk Tim KPP Pratama.
4. Pemb Pembuat uatan an Notu Notula la dan dan Daftar Daftar Hadi Hadir r Notula dan Daftar Hadir dibuat sebagai pertanggungjawaban dan catatan pelaksanaan : Penyuluhan, Pembekalan, Rapat Evaluasi Pelaksanaan Pendataan setiap bulan. 5. Admi Admini nist stra rasi si Keuan Keuanga gan n Mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran pengeluaran dana sehubungan sehubungan dengan pelaksanaan pendataan : -
Pembelian barang
-
Pembayaran Honor dan upah
B. Petugas Pendataan 1. Persiapan
•
Pembuatan konsep kerangka Peta Blok Sebelum melangkah ke lapangan untuk melakukan pengukuran, para petug petugas as terle terlebih bih dahul dahulu u memb membua uatt konsep konsep keran kerangka gka peta peta blok blok sebagai peta kerja untuk melakukan pengukuran lapangan. Kerangka peta blok disalin dari peta desa yang telah disesuaikan skalanya.
•
Persiapan konsep Peta ZNT Konsep Peta ZNT telah disiapkan oleh Tim KPP Pratama. Guna dari peta peta ini adala adalah h untuk untuk menen menentuk tukan an kode kode znt dari dari masin masing-m g-masi asing ng bidang tanah yang diukur.
2. Lapangan a.
Penggambaran ophdracht (sket) peta blok lapangan Setiap Setiap melakukan melakukan pengukuran pengukuran bidang bidang tanah tanah dan atau atau banguna bangunan, n, hasil pengukurannya langsung diplot ke dalam peta kerja beserta ukurannya, dan pada bidang bersangkutan dicantumkan nomor urut pengukuran. Usahakan selalu untuk langsung menggunakan skala yang yang diwaj diwajibk ibkan an pada pada plotti plotting ng hasil hasil ukuran ukuran,, untuk untuk memu memudah dahkan kan kontrol terjadinya kesalahan.
b. Pengisian SPOP dan LSPOP
Setelah diukur, setiap bidang objek pajak dicatat di dalam form SPOP untuk untuk tanah tanah dan LSPOP LSPOP untuk untuk bangunan bangunan (Perhatikan (Perhatikan penjelas penjelasan an petunjuk pengisian) 3. Base Baseca camp mp (PR) (PR) a.
Penggambaran konsep peta blok pada kertas HVS plano Hasil plotting pengukuran bidang di lapangan langsung dipindahkan ke dalam konsep peta blok dengan skala dan ukuran yang benar pada pada hari hari itu itu juga juga.. Ini Ini pent pentin ing g dila dilaku kuka kan n seti setiap ap hari hari untu untuk k meng menghin hindar darkan kan terjad terjadiny inya a lupa, lupa, dan dan memp memperk erkeci ecill kemu kemungk ngkina inan n terjadinya kesalahan.
b. Pembuatan Nomor Objek Pajak (NOP) pada konsep peta blok
NOP perlu disusun lagi sesuai dengan pola spiral. Ada kemungkinan nomor nomor urut pengukuran pengukuran tidak/be tidak/belum lum sesuai sesuai dengan dengan urutan urutan NOP ; maka perlu dilakukan pembetulan. c.
Penghitungan Luas Tanah dan Bangunan Luas tanah dan banguna bangunan n langsung langsung dihitung dihitung agar bisa langsung langsung dicant dicantum umkan kan pada pada SPOP SPOP dan LSPOP LSPOP
untuk untuk menghin menghindar darkan kan
penumpukan pekerjaan. d. Melengkapi pengisian SPOP dan LSPOP (NOP, Nama, Luas, Kode
ZNT, ZNT, dll) dl l) e.
Pembuatan Daftar Himpunan Objek Pajak (DHOP) Data objek dan subjek pajak dicatat dalam DHOP yang merupakan kumpulan data objek/subjek pajak per blok per desa/kelurahan.
f.
Penyetoran SPOP dan LSPOP ke Pengawas Lapangan setiap hari Senin Sebelum Sebelum disetorka disetorkan n ke Pengawas Pengawas Lapangan Lapangan SPOP dan LSPOP LSPOP dibundel (diikat) per 100 Objek Pajak.
g. Penyetoran konsep peta blok dan DHOP setelah satu blok selesai
didata ke Pengawas Lapangan.
C. Pengawas Lapangan a.
Meneri Menerima ma hasil hasil pend pendata ataan an (SPOP (SPOP dan dan LSPOP LSPOP,, konsep konsep peta peta blok, blok, DHOP) dari Petugas Lapangan
b. Memeriksa dan melakukan koreksi hasil pendataan yang telah diterima c.
Melakukan penyetoran SPOP dan LSPOP kepada Koordinator Lapangan (KORLAP)
d. Melakukan Kodifikasi (pengumpulan) konsep peta blok dan DHOP per
desa/kelurahan e.
Mela Melaku kuka kan n peny penyet etor oran an kons konsep ep peta peta blok blok dan dan DHOP DHOP yang yang tela telah h dikodifikasi kepada Koordinator Lapangan (KORLAP)
D. Koordinator Lapangan a.
Melakukan pencatatan hasil-hasil pendataan
b. Menyetorkan SPOP dan LSPOP ke Petugas Data Entry untuk direkam c.
E.
Melakukan pembuatan laporan pelaksanaan pendataan.
Petugas Data Entry a.
Melakukan perekaman data SPOP dan LSPOP
b. Melaporkan hasil perekaman data.
PROSED PRO SEDUR UR PELA PEL AYANAN PBB ARUS BERKAS PELAYANAN SATU TEMPAT
KPP PRATAMA
SEKSI TEKNIS LAINNYA WAJIB PAJAK
PENERIMA BERKAS
KOOR DINATOR
SEKSI PDI PEMROSES URUSAN
PENYAMPAI HASIL KELUARAN
KETERANGAN : Alur berkas, diproses pada Tempat Pelayanan Alur berkas, diproses pada Seksi terkait
Wewenang KPPBB dan Pemerintah Kabupaten / Kota Dalam Dalam lingk lingkup up admin administ istras rasii dan penge pengelol lolaan aan PBB, PBB, KPPBB KPPBB mene menerim rima a pelimpaha pelimpahan n wewenang wewenang secara secara hirarki hirarki struktura strukturall dari Menteri Menteri Keuangan Keuangan melelui melelui Direktora Direktoratt Jenderal Jenderal Pajak Pajak (DJP). (DJP). Adapun Adapun salah salah satu wewenang wewenang tersebut tersebut adalah adalah menyediakan pokok ketetapan PBB di wilayah Kabupaten / Kota yang menjadi wilayah wilayah kerjanya kerjanya untuk diserahka diserahkan n kepada kepada Pemerin Pemerintah tah Kabupat Kabupaten en / Kota guna dilakukan pemungutan.
Pemerintah Kabupaten / Kota menerima kewengan pemungutan PBB dari Menteri Keuangan melalui DJP dan KP PBB berdasarkan Kep. Menkeu No. 1008 tahun 1985 yang selanjutnya didelegasikan kepada Camat dan Kades / Kep. Kelurahan.
1. Penda Pendaft ftar aran an Obye Obyek k Pajak Pajak Baru Baru..
-
Permohonan secara tertulis dari Wajib Pajak atau kuasanya.
-
Mengisi SPOP dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani WP. WP.
-
Surat Kuasa dalam hal SPOP di isi dan ditanda tangani oleh kuasa WP.
-
Bukti pendukung yang perlu di lampirkan : a. Foto copy KTP, KTP, Kartu Keluarga Keluarga atau identitas identitas lainnya lainnya dari dari WP. WP. b. Foto Foto copy sala salah h satu satu bukti bukti surat surat tanah, tanah, antar antara a lain : - Sertifikat; - Akta Jual Beli, Akta Hibah, Akta Waris; - Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); - Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa.
2. Muta Mutasi si Oby Obyek/ ek/Su Subye byek k Paja Pajak. k. -
Permohonan secara tertulis dari Wajib Pajak atau kuasanya.
-
Mengisi SPOP dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani WP
-
Surat Kuasa dalam hal SPOP di isi dan ditanda tangani oleh kuasa WP.
-
Bukti pendukung yang perlu di lampirkan : a. Foto copy KTP, KTP, Kartu Keluarga Keluarga atau identitas identitas lainnya lainnya dari dari WP. WP. b. Asli Asli SPPT SPPT tahun tahun yang yang bersan bersangku gkutan tan.. c. Foto Foto copy bukt buktii pembaya pembayaran ran ( STTS STTS ) tahun tahun sebelu sebelumnya mnya.. d. Foto Foto copy sala salah h satu satu bukti bukti surat surat tanah, tanah, antar antara a lain : - Sertifikat; - Akta Jual Beli, Akta Hibah, Akta Waris; - Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); - Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa.
3. Pemb Pembet etul ulan an SPP SPPT T. -
Permohonan secara tertulis dari Wajib Pajak atau kuasanya.
-
Mengisi SPOP dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani WP
-
Surat Kuasa dalam hal SPOP di isi dan ditanda tangani oleh kuasa WP.
-
Bukti pendukung yang perlu di lampirkan : a. Foto copy KTP, KTP, Kartu Keluarga Keluarga atau identitas identitas lainnya lainnya dari dari WP. WP. b. Asli Asli SPPT SPPT tahun tahun yang yang bersan bersangku gkutan tan.. c. Foto Foto copy bukt buktii pembaya pembayaran ran ( STTS STTS ) tahun tahun sebelu sebelumnya mnya.. d. Foto Foto copy sala salah h satu satu bukti bukti surat surat tanah, tanah, antar antara a lain : - Sertifikat; - Akta Jual Beli, Akta Hibah, Akta Waris; - Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); - Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa.
4. Pemb Pembat atal alan an SPP SPPT T. -
Permintaan secara tertulis dari Wajib Pajak atau kuasanya.
-
Surat Kuasa dalam hal dikuasakan pada pihak lain.
-
Asli SPPT tahun yang bersangkutan.
-
Surat Pengantar Lurah/Kepala Desa untuk pengajuan secara kolektif.
5. Pemb Pembuat uatan an Sali Salinan nan SPP SPPT T. -
Permohonan secara tertulis dari Wajib Pajak atau kuasanya.
-
Surat Kuasa dalam hal dikuasakan pada pihak lain.
-
Foto copy KTP, KTP, Kartu Keluarga a tau identitas lainnya dari d ari Wajib Pajak.
-
Foto copy SPPT tahun sebelumnya.
-
Bukti pembayaran PBB ( STTS ) tahun terakhir.
6. Keberat Keberatan an atas Pajak Pajak Terhutan erhutang. g. -
Permohonan secara tertulis dari Wajib Pajak atau kuasanya.
-
Surat Kuasa dalam hal dikuasakan pada pihak lain.
-
Asli SPPT tahun yang bersangkutan.
-
Bukti pendukung yang perlu di lampirkan : a. Foto copy KTP, KTP, Kartu Keluarga Keluarga atau identitas identitas lainnya lainnya dari dari WP. WP. b. Foto Foto copy copy STTS STTS tahun tahun sebelum sebelumnya nya.. c. Foto Foto copy sala salah h satu satu bukti bukti surat surat tanah, tanah, antar antara a lain : - Sertifikat; - Akta Jual Beli, Akta Hibah, Akta Waris; - Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); - Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa.
7. Pengura Pengurangan ngan atas atas Paja Pajak k Terhu Terhutang tang.. -
Permohonan secara tertulis dari WP atau kuasanya.
-
Surat Kuasa dalam hal dikuasakan pada pihak lain.
-
Foto copy SPPT tahun yang bersangkutan.
-
Foto copy KTP, KTP, Kartu Kelua rga atau identitas id entitas lainnya d ari WP. WP.
-
Foto copy bukti pembayaran PBB ( STTS ) tahun terakhir.
-
Foto copy SPT PPh tahun terakhir dan Neraca Rugi Laba tahun terakhir yang sudah diaudit oleh Akuntan Publik, bagi Wajib Pajak Badan.
-
Bukti pendukung yang perlu di lampirkan : a. Foto Foto copy copy Sura Suratt Kepu Keputus tusan an Pens Pensiun iun;; b. Foto Foto copy Surat Surat Perny Pernyata ataan an dari dari Lurah/K Lurah/Kepa epala la Desa; Desa; c. Foto Foto copy Tanda Penerim Penerimaan aan Uang Uang Pens Pensiun; iun;
8. Rest Restit itus usii / Kompe Kompens nsasi asi Persyaratan Restitusi dan Kompensasi : 1. Permoh Permohonan onan secara secara tertulis tertulis dari dari Wajib Pajak Pajak atau kuasanny kuasannya a dengan dengan mengisi mengisi formulir permohonan. 2. Surat Surat Kuasa Kuasa dalam dalam hal hal dikuasa dikuasakan kan..
3. Asli Asli SPPT / SKP / ATP ATP dan Tanda Tanda Bukti Bukti Pelunasa Pelunasan n (SPPT) (SPPT) PBB tahun yang yang bersangkutan. 4. Asli Surat Surat Keputusa Keputusan n Penyelesaian Penyelesaian Keberatan, Keberatan, Penguran Pengurangan gan atau atau Banding Banding 5. Foto Foto copy SPPT SPPT tahun tahun beriku berikutny tnya a dalam hal hal kompens kompensasi asi 6. Foto copy copy tanda tanda pembayar pembayaran an / STTS PBB PBB minimal minimal 3 tahun tahun terakhir terakhir 7. Foto copy KTP atau identitas identitas lainnya dari Wajib Wajib Pajak Pajak
CONTOH PENGAJUAN : Pengajuan : Data Baru
Kepada : Yth. Kepala KPP Pratama Mojokerto Jl. Gajah Mada No. 145 Mojokerto Yang bertandatangan di bawah ini : Nama
:…………………………………………………………
Alamat
:…………………………………………………………
Dengan ini mengajukan permohonan Data Baru atas obyek pajak : Nama Jalan
:………………………………………………………… :…………………………………………… ……………
Kel / Desa
:…………………………………………………………
Kecam camatan
: ………..… …..…… ………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………
Kota
:…………………………………………………………
Karena sampai saat ini obyek pajak tersebut belum pernah dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan / PBB ( Belum pernah diterbitkan SPPT PBB-nya ) Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami lampirkan : 1. 2. 3. 4. 5.
Foto Foto copy copy KTP/ KTP/KK KK Surat Surat Kuasa Kuasa ( dalam hal hal permohon permohonan an ditanda ditandatang tangani ani pihak pihak lain) lain) SPOP SPOP dan dan LSP LSPOP OP Foto Copy sertifika sertifikatt / Akte Jual – beli beli Surat Surat Keterang Keterangan an dari Kepala Kepala Desa /Lurah /Lurah yang yang menyatak menyatakan an :……………… :……………… ………………………………………………….. Demikian permohonan kami. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.
Mojokerto, …………..... 2009 Pemohon .
……………………
Keterangan : *) Coret yang tidak perlu
Pengajuan : Permohonan Mutasi/Pembetulan Mutasi/Pembetulan Kepada Yth. Kepala KPP Pratama Mojokerto Jln. Gaja Mada No. 143 Mojokerto Perih rihal
: Perm Permo ohonan nan Mut Mutasi/ asi/P Pembetu betula lan n *) *) Objek / Subjek PBB Tahun ……..... Sehubungan dengan terjadinya : Jual Beli/Hibah/Waris/……*)
Kami mohon untuk diadakan perubahan data Objek/Subjek PBB Lama : Nomo Nomorr SPPT SPPT
:
………… ……………… ………… ………… ………… ………… …….. ..…… ………… ………… ………. …...
Nama Wa Wajib Pa Pajak
:
………………………….……………………………..
Al amat
:
……………….………………………………………..
Letak Obj Objek Paj Pajak
:
………..………………………………………………..
Luas Luas Tanah anah
:
…..… …..……… ………… ………. …... ...… .……… ………. …..m .m2 2
Luas Bangunan
:
……………..…………………..m2 ……………..………………….. m2
Nomor SPPT
:
………..……………………………………………….. ………..…………………………… …………………..
Nama Wa Wajib Paj Pajak
:
………..………………………………………………..
Al amat
:
………..……………………………………………….. ………..…………………………… …………………..
Letak Letak Objek Objek Pajak Pajak
:
……………… ……………………… ……………… ……………… ……………… ……………… …………. ….
Luas Luas Tanah anah
:
………… ……………… ………… ………… ………… ………. ….m2 m2
Luas Luas Bang Bangun unan an
:
………… ……………… ………… ………… ………… ………. ….m2 m2
Baru : Menjadi
Untuk kelengkapan dan proses lebih lanjut bersama ini kami sertakan : 1. Foto copy KTP, KTP, Kartu Keluarga atau identitas lainnya ……….*) 2. Foto copy SPPT dan tanda bukti pembayaran (STTP) PBB tahun terakhir 3. SPOP dan LSPOP 4. Foto copy salah satu surat tanah dan bangunan, antara lain : -
Sertifikat
-
Akta Jual Beli
-
Akta Hibah
-
Akta Waris
-
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
-
Surat Keterangan Lain
-
………………………………….
Demikian atas perhatiannya, kami sampaikan terima kasih. Mojokerto, .............................. ................................ 2009 Mengetahui
Pemohon
( ............................. ...................................... ......... )
( .............................. ............................................. ............... )
*) Coret yang tidak perlu
Pengajuan : Keberatan atas SPPT PBB (Perorangan) Lampiran Hal
Yth.
: 1 (satu) set : Keberatan atas SPPT/SKP PBB Yang diajukan secara perseorangan Tahun Pajak ……….
Direktur Jendral Pajak u.p. Kepala KPP Pratama Mojokerto Jln. Gajah Mada No. 143 Mojokerto
Yang bertanda di bawah ini : Nama : ………… ……………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………. …... NPWP : ……………………………………………… …………………………………………………………………… …………………… Alamat : ……………………………………………… ………………………………………………………………….. ………………….. Nomor Nomor telep telepon on : …………… …………………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……… Sebagai Wajib Pajak atas Objek Pajak : NOP NOP : ………… ……………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… …… Alam Alamat at : ………… ……………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………. …. PBB PBB terut terutang ang : Rp …………… ……………... ... (………… (………………… ……………… ……………… ……………… ……………) ……) Tanggal SPPT/SKP PBB*) diterima : ……………………………………………. Dengan ini mengajukan keberatan dengan alasan : ………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… Menurut perhitungan kami ketetapan PBB yang seharusnya adalah sebagai berikut : 1. Bumi Bumi : …….. …….... m2 x Rp …….. …….... /m2 /m2 = Rp ………… ……………… ……… … 2. Bangunan : ... …... m2 x Rp………./m2 = Rp ………………… 3. NJOP ( 1+2 ) = Rp ………………… 4. NJOPTKP = Rp ………………… 5. NJOP untuk perhitungan PBB ( 3+4 ) = Rp ………………… 6. Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) 20 % atau 40 % x (5) = Rp ………………… 7. PBB yang terhutang 0,5 % x NJKP = Rp ………………… Bersama ini dilampirkan : 1. Asli Asli SPPT SPPT yang yang diajuk diajukan an keber keberat atan an 2. Foto copy copy KTP, KTP, Kartu Keluarg Keluarga a atau identit identitas as kainnya*) kainnya*) 4. Foto copy SPPT dan tanda bukti pembayaran (SPPT) PBB tahun terakhir. 5. SPOP SPOP dan dan LSP LSPOP OP 5 Foto copy copy surat surat tanah/ban tanah/banguna gunan, n, (sertifikat (sertifikat/Akt /Akta a Jual Beli/IMB/ Beli/IMB/Sura Suratt Keteranga Keterangan n Kepala Desa*) 6. Surat Kuasa (dalam (dalam hal hal surat permohonan permohonan tidak ditandatangani ditandatangani oleh oleh Wajib Wajib Pajak) Demikian disampaikan untuk dapat dipertimbangkan.
………………, …………………… Wajib Pajak
(……………………………) *) Coret yang tidak perlu
Pengajuan : Keberatan atas SPPT PBB (Kolektif) (KOP SURAT DESA/KELURAHAN)
Nomor
: ....................
Lampiran
: 1 (satu) set
Hal
: Keberatan atas SPPT Yang diajukan secara kolektif tahun .......
Yth.
Direktur Jendral Pajak u.p. Kepala KPP Pratama Mojokerto Jln. Gajah Mada No. 143 Mojokerto Yang bertanda tangan di bawah ini :
Kepala Desa/ Lurah : .............................. .............................................. ......................... ......... Kecamatan Kecamatan
: .............................. .............................................. ......................... .........
Kota
: .............................. .............................................. ......................... .........
Nomor Telepon
: ................... ......... .................... .................... .................... ................ ......
Bertindak untuk dan atas nama Wajib Pajak mengajukan keberatan PBB yang terutang Tahun Pajak .............. sejumlah ............... SPPT yang terletak di desa/kelurahan *) ............................. dengan alasan keberatan dan perhitungan PBB yang terutang menurut Wajib Pajak sebagaimana terlampir. Bersama ini dilampirkan : 1. Asli SPPT SPPT tahun tahun pajak pajak ....... ......... sejumlah sejumlah ...... ...... lemba lembar r 2. Lampiran Lampiran daftar daftar keberata keberatan n PBB yang diajukan diajukan secara secara kolektif kolektif dan/atau dan/atau 3. Bukti Bukti pendu pendukun kung g berupa berupa foto fotokop kopii a. .... ...... .... .... .... .... .... .... .... .. b. .... ...... .... .... .... .... .... .... .... c. Dst.
Demikian disampaiakn untuk dapat dipertimbangkan.
....................., ....................., ................. ................. 20... Kepala Desa/Lurah
...................................
*) Coret yang tidak perlu
Pengajuan : Permohonan Pengurangan PBB Lampiran Hal
Yth.
: :
1 (satu) set Permohonan Pengurangan PBB Tahun Pajak ……….
Direktur Jendral Pajak u.p. Kepala KPP Pratama Mojokerto Jln. Gajah Mada No. 143 Mojokerto
Yang bertanda di bawah ini : Nama NPWP
: :
………… ……………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………. …... …………………………………………………………………… ……………………………………………… ……………………
Wajib Pajak PBB atas obyek yang terletak di : Jalan ………………………………………. RT ……/RW …… Desa / Kelurahan ……… …………… Kecamatan …………………… Kab./Kota …………………… Nomor Induk
: ………………………
Nomor Seri
: ………………………
PBB terhutang tahun ………… sebesar ……………… % ( …………… per seratus), Alasan untuk mengajukan permohonan pengurangan ini adalah : 1. ............................. ............................................ ............................... .............................. .............................. ................................ ............................ ............ 2. ............................. ............................................ ............................... .............................. .............................. ................................ ............................ ............ Bersama ini dilampirkan pula : 1. ............................. ............................................ ............................... .............................. .............................. ................................ ............................ ............ 2. ............................. ............................................ ............................... .............................. .............................. ................................ ............................ ............ Demikian agar dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan.
....................., ....................., ................. ................. 20... Pemohon
...................................
Kepada Yth. Kepala KPP Pratama Mojokerto Jln. Gajah Mada No. 143 Mojokerto Peri Periha hall
: Perm Permoh ohon onan an Sali Salina nan n SPP SPPT T tahu tahun n ... ..... .... ..
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk dapatnya diberikan salinan SPPT tahun ...... Nomor SPPT
: ............................. ............................................ .............................. ............................... .................... ....
Nama Wajib Wajib Pajak : ............................. ............................................ .............................. ............................... .................... .... Alamat
: ............................. ............................................ .............................. ............................... .................... ....
Letak Obyek Pajak : .................................... .................................................... ................................ ........................... ...........
Untuk kelengkapan dan proses lebih lanjut bersama ini kami sertakan : 1. Fotokopi Fotokopi KTP atau identita identitas s lainny lainnya a 2. Fotoko Fotokopi pi SPPT SPPT tahu tahun n sebelu sebelumn mnya ya 3. Fotokopi Fotokopi tanda tanda bukti bukti pembay pembayaran aran PBB PBB tahun tahun tarakhi tarakhir r 4. Lain-l Lain-lain ain ...... ......... ...... ...... ...... ...... ..... ..
Demikian atas perhatiannya, kami sampaikan terima kasih.
....................., ....................., ................. ................. 20... Pemohon
...................................
SURAT SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK PAJAK I. Pengertian Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) adalah sarana bagi Wajib Pajak (WP) untuk mendaftarkan Objek Pajak yang akan dipakai sebagai dasar untuk menghitung Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang terutang.
II. Hak Wajib Pajak 1. Memperoleh formulir SPOP secara gratis pada setiap Kantor Pelayanan PBB, Kantor Penyuluhan Pajak, atau tempat lain yang ditunjuk. 2. Memperoleh penjelasan, keterangan tentang tata cara pengisian maupun penyampaian kembali SPOP pada Kantor Pelayanan PBB/Kantor Penyuluhan Pajak. 3. Memperoleh tanda terima pengembalian SPOP dari Kantor Pelayanan PBB/Kantor Penyuluhan Pajak. 4. Memperbaiki/mengisi Memperbaiki /mengisi ulang SPOP apabila terjadi kesalahan dalam pengisian dengan melampirkan foto kopi bukti yang sah (sertifikat tanah, akta jual beli tanah, dan lain-lain). 5. Menunjuk orang/pihak orang/pihak lain lain selain pegawai pegawai Direktorat Direktorat Jenderal Pajak Pajak dengan dengan surat kuasa khusus bermeterai, sebagai kuasa Wajib Pajak untuk mengisi dan menandatangani menandatan gani SPOP. SPOP. 6. Mengajukan permohonan tertulis mengenai penundaan penyampaian SPOP sebelum batas waktu dilampaui dengan menyebutkan alasan-alasan yang sah.
III. KEWAJIBAN KEWAJIBAN WAJIB WAJIB PAJA PAJAK K 1. Mendafta Mendaftarkan rkan Objek Objek Pajak Pajak dengan dengan cara mengisi mengisi SPOP SPOP. 2. Mengisi SPOP dengan jelas, benar, dan lengkap: - Jelas berarti dapat dibaca sehingga tidak salah tafsir; - Benar berarti data y yang ang diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya; - Lengkap berarti terisi semua dan ditandatangani. 3. Menyampaikan kembali SPOP yang telah diisi WP ke Kantor Pelayanan PBB atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat selambat-lambatnya 30 hari setelah formulir SPOP diterima. 4. Melaporkan perubahan data Objek Pajak/WP kepada Kantor Pelayanan PBB atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat dengan cara mengisi SPOP sebagai perbaikan/pembetulan SPOP sebelumnya.
IV. SANKSI a. Sank Sanksi si Admi Admini nist stra rasi si 1). Dalam hal WP tidak menyampaikan kembali SPOP pada waktunya dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan sebagaimana ditentukan dalam surat teguran, maka akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) dengan sanksi berupa denda administrasi sebesar 25% dari PBB yang terutang. 2). Apabila pengisian SPOP setelah diteliti atau diperiksa ternyata tidak benar (lebih kecil), maka akan diterbitkan SKP degan sanksi berupa denda administrasi sebesar 25% dari selisih besarnya PBB yang terutang. b. Sanksi Pidana 1). Barang siapa karena kealpaannya tidak mengembalikan SPOP atau mengembalikan SPOP tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga menimbulkan kerugian bagi negara, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya setinggi-tingginya 2 (dua) kali lipat pajak yang terutang; 2). Barang siapa karena dengan sengaja: -
tidak mengembalikan atau menyampaikan SPOP kepada Direktorat Direktor at Jenderal Pajak;
-
menyampaikan SPOP tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan/atau melampirkan keterangan yang tidak benar;
-
memperlihatkan memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar;
-
tidak memperlihatkan memperlihatk an data atau tidak meminjamkan surat atau dokumen lainnya;
-
tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan;
sehingga menimbulkan kerugian pada negara, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 2 (dua) tahun atau denda setinggi-tingginya sebesar 5 (lima) kali pajak yang terutang. Sanksi pidana tersebut dilipatkan dua apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat satu tahun, terhitung sejak selesainya menjalani sebagian atau seluruh pidana penjara yang dijatuhkan atau sejak dibayarnya denda.
PEMUNGUTAN DAN PENAGIHAN PBB
Penagiha Penagihan n adalah adalah Sebuah Sebuah upaya upaya untuk untuk memungu memungutt pajak pajak yang telah jatuh jatuh tempo pembayarannya.
I.
Dasar Hukum 1. UU No.1 No.12 2 Th 1985 1985 tent tentan ang g PBB PBB seba sebaga gaim iman ana a tela telah h diub diubah ah denga dengan n UU No.12 Th 1994. 2. UU No.21 Th 1997 1997 tentang tentang BPHTB BPHTB sebaga sebagaimana imana telah telah diubah diubah dengan dengan UU No.20 Th 2000. 3. UU No No.1 .19 9 Th 199 997 7 tenta tan ng Pena nag gih iha an Paj aja ak dengan Sur ura at Paks ksa a sebagaimana telah diubah dengan UU No.19 Th 2000. 4. Pe Pera ratu tura ran n Peme Pemeri rint ntah ah : a. Pe Perat ratura uran n Pe Peme merin rintah tah Nomor Nomor 135 tahun tahun 2000 tanggal tanggal 20 Des Desem embe ber r 2000 Tentan Tentang g Tata Cara Peny Penyitaan itaan dala dalam m rang rangka ka Pen Penagih agihan an Paja Pajak k dengan Surat Paksa. b. Pe Perat ratura uran n Pe Peme merin rintah tah Nomor Nomor 136 tahun tahun 2000 tanggal tanggal 20 Des Desem embe ber r 2000 Tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan yang dikecualikan dari Penjualan secara lelang dalam rangka penagihan pajak dengan Surat Paksa. c. Pe Perat ratura uran n Pe Peme merin rintah tah Nomor Nomor 137 tah tahun un 2000 tangg tanggal al 20 Des Desem embe ber r 2000 Tentang Tentang Tempat Tempat dan Tata Cara Penyand Penyanderaan, eraan, Rehabilitasi Nama Baik Bai k Pe Penan nanggu ggung ng Paj Pajak ak da dan n Pe Pemb mberi erian an Ga Ganti nti Rug Rugii dal dalam am ran rangka gka penagihan pajak dengan Surat Paksa. 5. Surat Surat Edaran Edaran Direkt Direktur ur Jender Jenderal al Pajak Pajak SE-01 SE-01/P /PJ.7 J.75/2 5/200 005 5 tangg tanggal al 3 Maret Maret 2005 2005 tentang tentang Kebijaksa Kebijaksanaa naan n Penagiha Penagihan n Pajak Pajak Tahun 2005, 2005, meliputi meliputi 21 point, pada point 21 Kebijaksanaan Penagihan yang telah diatur dalam Surat Edara Edaran n
tenta tentang ng
Kebija Kebijaksa ksana naan an
Penag Penagiha ihan n
tahuntahun-tah tahun un
sebelu sebelumny mnya, a,
termasuk penerbitan Reward, sepanjang tidak bertentangan dengan surat edaran ini, antara lain : a.
Melaksanakan Melaksanaka n Penagihan secara secara persuasif (Soft Collection), antara antara lain: 1) Meng Menghub hubungi ungi WP/Pe WP/Penang nanggun gung g Pajak melalui melalui telepo telepon. n. 2) Meng Mengund undang ang WP/Penan WP/Penanggun ggung g Pajak untuk mempero memperoleh leh kejelasan kejelasan penyelesaiannya. 3) Men Mengir girimk imkan an su surat rat pe pemb mberi erita tahua huan n da dan n him himbau bauan an pel peluns unsan an uta utang ng pajak. 4) Memi Meminta nta WP/Pena WP/Penanggu nggung ng Pajak agar agar secara sukarela sukarela menyerah menyerahkan kan harta kekayaannya untuk pelunasan pajak.
b. Dari hasil hasil Penagihan Penagihan Persuas Persuasif if ditetapkan ditetapkan WP/Pen WP/Penangg anggung ung Pajak Pajak yang Kooperatif dan Non Kooperatif. 1) WP WP/Pe /Pena nangg nggung ung yang koo kooper perati atiff da dapat pat diberika diberikan n rew reward ard ses sesuai uai ketentuan perpajakan : Penghapusan sanksi administrasi , Pembetulan SKP/STP SKP/STP,, Penjadwalan kembali pembayaran utang pajak, dsb. 2) WP/ WP/Pena Penanggu nggung ng yang non kooperat kooperatif if dilaksanaka dilaksanakan n tindakan tindakan keras (hard collection) : Pene Pe nerb rbit itan an Su Sura ratt Pe Perin rinta tah h Pe Pena nagi giha han n Pa Paja jak k Se Seke keti tika ka da dan n Sekaligus. Surat Paksa Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan Pengumuman ke media masa Pencegahan ke luar negeri Pelelangan harta WP/Penanggung yang disita.
II. Penerbit Penerbitan an STP STP PBB dan STB BPHTB BPHTB Penerbitan STP : Terha erhadap dap juml jumlah ah paja pajak k yang tidak atau kurang diba dibayar yar,, sete setelah lah lewat jatuh tempo tem po pemb pembayar ayaran an sesu sesuai ai deng dengan an SPP SPPT T atau SKP, pemb pembayar ayaranny annya a dita ditagih gih dengan den gan Sura Suratt Tagih agihan an PBB. Pajak terh terhutan utang g berd berdasar asarkan kan STP PBB haru harus s dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanya STP PBB tersebut oleh Wajib Pajak. Deng De ngan an te terb rbit itny nya a ST STP P PB PBB, B, ma maka ka SP SPPT PT at atau au SK SKP P ya yang ng me menj njad adii da dasa sar r penerbitan STP tidak lagi menjadi dasar penagihan PBB setelah terbitnya STP PBB. Penerbitan STB : Surat Tagihan BPHTB diterbitkan apabila BPHTB kurang dibayar akibat salah tulis atau salah hitung pada SSB. Untuk Menagih sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. STB merupakan dasar penagihan BPHTB disamping dasar penagihan lainnya sepert sep ertii SK SKBK BKB, B, SKB SKBKB KBT T ser serta ta SK Ke Keber berat atan, an, SK Pe Pemb mbetu etulan lan,, Pu Putus tusan an Banding yang menyebabkan perintah pajak yang harus dibayar bertambah. STB harus dilunasi dalam jangka waktu 1 bulan sejak diterimanya STB tersebut oleh WP.. WP Pelaksanaan Penagihan 1. Su Sura ratt Teg Tegur uran an
Sebagai Seba gai lang langkah kah awal pela pelaksan ksanaan aan pena penagiha gihan n dite diterbitk rbitkan an Sura Suratt Tegu eguran ran sete se tela lah h 7 ha hari ri te terh rhit itun ung g se seja jak k sa saat at ja jatu tuh h te temp mpo o pe pemb mbay ayar aran an STP PBB/STB/ PBB/ STB/SKBK SKBKB/SK B/SKBKB BKBT T atau SK Kebe Keberatan ratan/SK /SK Pem Pembetu betulan/ lan/Putu Putusan san Banding yang menyebabkan jumlah pajak bertambah. Dalam jangka waktu paling lama 21 hari sejak diterbitkan Surat Teguran PBB atau BPHTB harus sudah dilunasi. 2. Sur ura at Paks ksa a Diterbitkan apabila : -
WP tidak melunasi hutang pajak s/d tanggal jatuh tempo dn kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis.
-
WP tidak memenuhi ketentuan dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. SURAT PAKSA HARUS DILUNASI JANGKA WAKTU 2 X 24 JAM.
-
Penyampaian Surat Paksa disertai dengan Pemberitahuan Surat Paksa kepada kepa da WP dan ditu dituangk angkan an dala dalam m Beri Berita ta Acara Peny Penyampa ampaian ian Sura Suratt Paksa.
3. Peny nyiitaan -
Dilakukan Dilak ukan berd berdasark asarkan an Sura Suratt Peri Perintah ntah Melak Melakukan ukan Peny Penyitaa itaan n jika WP tidak melunasi hutang pajak setelah lewat 2 X 24 jam sejak Surat Paksa diberitahukan.
-
Disaksikan sekurang-kurangnya oleh 2 orang saksi.
-
Jika WP tidak hadir penyitaan dapat dilakukan asalkan disaksikan oleh salah seorang saksi yang berasal dari Pemda.
-
Penyitaan disertai Berita Acara Pelaksanaan Sita yang ditandatangani oleh Juru Sita, WP dan saksi-saksi.
-
Atas barang yang disita ditempel SEGEL SITA. SITA.
4. Lelang a. Sebel Sebelum um lelan lelang g dilak dilaksan sanak akan, an, didah didahulu uluii denga dengan n Pengu Pengumu muma man n Lelan Lelang g sekurang-kurangnya 14 hari setelah penyitaan. b. Pela Pelaksan ksanaan aan lelang lelang sekurang-k sekurang-kuran urangnya gnya 14 hari setelah setelah pengumu pengumuman man lelang. c. Se Sebe belu lum m ba bara rang ng si sita ta di dile lela lang ng,, WP di dibe beri ri ke kese semp mpat atan an me mene nent ntuk ukan an barang-barang barang-bara ng yang akan dilelang. d. Pela Pelaksan ksanaan aan lela lelang ng dapa dapatt dibata dibatalkan lkan : -
Apabila WP telah melunasi utang pajak dengan biaya penagihannya.
-
Berdasarkan putusan pengadilan yang mengabulkan gugatan pihak ketiga atas kepemilikan barang yang disita.
-
Berd Be rdas asar arka kan n pu putu tusa san n BP BPSP SP ya yang ng me meng ngab abul ulka kan n gu guga gata tan n WP terhadap pelaksanaan penagihan pajak.
-
Apabila objek sita yang akan dilelang musnah karena bencana alam.
TATA CARA PEMBAYARAN, PEMINDAHBUKUAN, PELIMPAHAN, DAN PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) KEPUTUSAN BERSAMA DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN, DIREKTUR JENDERAL PAJAK, DEPARTEMEN KEUANGAN DAN DIREKTUR JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM, DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH DEPARTEMEN DALAM NEGERI NOMOR : KEP-54/A/2003, KEP-47/PJ./2003, KEP-973-011 TAHUN 2003, No.973-012 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN, PEMINDAHBUKUAN, PELIMPAHAN, DAN PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN, DIREKTUR JENDERAL PAJAK, DEPARTEMEN KEUANGAN DAN DIREKTUR JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM, DIREKTUR JENDERAL PAJAK, DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH, DEPARTEMEN DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa bahwa dalam rangka rangka meningka meningkatkan tkan pelayana pelayanan n kepada Wajib Wajib Pajak Pajak dalam melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, perlu menunjuk bankbank swasta untuk menjadi bank persepsi Pajak Bumi dan Bangunan; b. bahwa bahwa berdasarka berdasarkan n pertimbang pertimbangan an sebagaima sebagaimana na dimaksud dimaksud dalam dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bersama Direktur Jenderal Anggaran, Anggaran, Direktur Jende Jenderal ral Pajak Pajak,, Direkt Direktur ur Jende Jenderal ral Peme Pemerin rintah tahan an Umum, Umum, dan Direkt Direktur ur Jenderal Otonomi Daerah rah tentang Tata Cara Pembayaran, Peminda Pemindahbuk hbukuan uan,, Pelimpah Pelimpahan, an, dan Pembagi Pembagian an Hasil Penerima Penerimaan an Pajak Pajak Bumi dan Bangunan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Indonesia Tahun 1985 Nomor Nomor 68, Tambaha Tambahan n Lembara Lembaran n Negara Negara Republik Republik Indonesia Indonesia Nomor Nomor 3312) 3312) sebagaim sebagaimana ana telah diubah dengan Undan Undang-un g-undang dang Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan ambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569); 2. Unda Undang ng-u -und ndan ang g Nomo Nomorr 22 Tahun ahun 1999 1999 tent tentan ang g Peme Pemeri rint ntah ahan an Daer Daerah ah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839); 3. Undang Undang-un -undan dang g Nomor Nomor 25 Tahun ahun 1999 1999 tentan tentang g Perimb Perimban angan gan Keuanga Keuangan n antar antara a Pemeri Pemerinta ntah h Pusat Pusat dan dan Daerah Daerah (Lemb (Lembara aran n Negara Negara Republ Republik ik Indonesia Tahun 1999 Nomor Nomor 72, Tambaha Tambahan n Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848) 4. Peratura Peraturan n Pemerinta Pemerintah h Nomor 104 Tahu Tahun n 2000 tentan tentang g Dana Perimba Perimbangan ngan,, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000
5.
6. 7.
8.
tentang Dana Dana Perimbangan Perimbangan (Lembaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Tahun 2001 Nomor 157); Kepu Keputu tusa san n Ment Menter erii Keua Keuang ngan an Nomo Nomor r 1007/KMK.04/1985 tentang Pelimpaha Pelimpahan n Wewenan Wewenang g Penagiha Penagihan n Pajak Pajak Bumi Bumi Dan Bangunan Bangunan Kepada Kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan/atau Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II; Keputusa Keputusan n Menteri Keuangan Keuangan Nomor Nomor 249/KMK.04 249/KMK.04/199 /1993 3 tentang tentang Penunjukan Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan; Keputusa Keputusan n Menteri Keuanga Keuangan n Nomor 82/KMK.04 82/KMK.04/200 /2000 0 tentang tentang Pembagian Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; Keputusa Keputusan n Menteri Keuanga Keuangan n Nomor 84/KMK.04 84/KMK.04/200 /2000 0 tentang tentang Pelimpahan Pelimpahan Wewenang Penerbitan Surat Kuasa Umum (SKU) Kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan; MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN, DIREKTUR JENDERAL PAJAK, DIREKTUR JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM, DAN DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH TENTANG T ENTANG TA TATA CARA PEMBAYARAN, PEMINDAHBUKUAN, PELIMPAHAN, DAN PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB).
Dalam a.
b.
c.
d. e.
f. g. h. i. j. k. l. m. n.
Pasal 1 Keputusan Bersama ini yang dimaksud dengan: Bank/Kan Bank/Kantor tor Pos Operasio Operasional nal V PBB adalah adalah Bank Pemerint Pemerintah/K ah/Kant antor or Pos yang ditunjuk oleh Menteri Menteri Keuanga Keuangan n untuk untuk menerim menerima a pelimpah pelimpahan an hasil hasil pener penerima imaan an PBB PBB dari dari Bank/ Bank/Kan Kantor tor Pos Perse Persepsi psi PBB dan melak melakuka ukan n pembagian hasil penerimaan PBB ke instansi yang berhak; Bank Bank/K /Kan anto torr Pos Pos Pers Persep epsi si PBB PBB adal adalah ah Bank Bank Peme Pemerin rinta tah/ h/Ba Bank nk Swas Swasta ta Nasional/Kantor Pos yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima pemindahbukuan hasil penerimaan PBB dari TP-PBB, TP-PBB On-line dan melimpahkan hasil penerimaan PBB ke Bank/Kantor Operasional V PBB; Bank/ Bank/Kan Kanto torr Pos Pos Perse Persepsi psi PBB Elektr Elektron onik ik adala adalah h Bank Bank Pemeri Pemerinta ntah/ h/ Bank Bank Swasta Nasional/Kantor Pos yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima pemindahbukuan hasil penerimaan PBB dari TP?PBB Elektronik dan melimpahkan hasil penerimaan PBB ke Bank/Kantor Pos Operasional V PBB; DHKP adala adalah h Daftar Daftar Himpunan Himpunan Keteta Ketetapan pan dan dan Pembayar Pembayaran; an; Dipe Dipend nda a adal adalah ah Dina Dinas s Pend Pendap apat atan an Daer Daerah ah dan/ dan/at atau au Bada Badan n Peng Pengel elol ola a Keuangan Keuangan Daerah (BPKD) atau atau unit kerja sejenis sejenis lainnya lainnya di lingkung lingkungan an Peme Pemerin rintah tah Kabup Kabupate aten n atau atau Kota, Kota, atau atau Dinas Dinas Pend Pendapa apatan tan Daerah Daerah di lingkunga lingkungan n Pemerint Pemerintah ah Provinsi Provinsi DKI Jakarta Jakarta yang bertugas bertugas menanga menangani ni pendapatan daerah; DPH adalah adalah Daftar Daftar Peneri Penerimaa maan n Hari Harian; an; DRPM adala adalah h Daftar Daftar Rincian Rincian Pembaya Pembayaran ran Minggu Mingguan; an; KPKN KPKN adal adalah ah Kant Kantor or Perb Perben enda daha hara raan an dan dan Kas Kas Nega Negara ra yang yang bert bertin inda dak k sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN); KPPBB KPPBB adala adalah h Kanto Kantorr Pela Pelaya yanan nan PBB; PBB; LBP adala adalah h Lapo Laporan ran Bulana Bulanan n Pene Penerim rimaan aan;; LMP adalah adalah Laporan Laporan Mingguan Mingguan Penerima Penerimaan; an; LPPM adalah adalah Laporan Laporan Pembata Pembatalan lan Pencetak Pencetakan an Mingg Mingguan; uan; NOP adalah adalah Nomor Objek Objek Pajak atau atau nomor nomor SPPT; SPPT; Pembaya Pembayaran ran PBB sektor sektor Pedesaan Pedesaan dan Perkota Perkotaan an secara secara elektronik elektronik adalah adalah pembayaran PBB sektor Pedesaan dan Perkotaan yang dilakukan melalui ATM (Anjunga (Anjungan n Tunai Tunai Mandiri Mandiri / Automat Automatic ic Teller eller Machine) Machine) atau fasilitas fasilitas perbankan elektronik lainnya;
o. Petu Petuga gas s Pemu Pemung ngut ut adal adalah ah petu petuga gas s yang yang ditu ditunj njuk uk oleh oleh Peja Pejaba batt yang yang berw berwen enan ang g untu untuk k memu memung ngut ut PBB PBB sekt sektor or Pede Pedesa saan an dan dan atau atau sekt sektor or Perkotaan dan menyetorkannya ke TP-PBB atau TP-PBB On-line; p. RLMP adalah adalah Rekap Rekap Laporan Laporan Mingg Mingguan uan Pener Penerimaa imaan; n; q. SKP adala adalah h Surat Surat Ket Keteta etapan pan PBB; PBB; r. SPPg SPPg adala adalah h Surat Surat Peng Pengant antar ar Pengi Pengirim riman; an; s. SPPT SPPT adalah adalah Surat Surat Pemberita Pemberitahuan huan Pajak Pajak Teru Terutang tang;; t. SSP adala adalah h Surat Surat Setora Setoran n Pajak Pajak;; u. STPPBB STPPBB adalah adalah Surat Surat Tagih Tagihan an Pajak Pajak PBB; PBB; v. STTS adala adalah h Surat Surat Tanda Tanda Terima Setoran; Setoran; w. Tempat empat Pembayaran Pembayaran PBB yang selanjutny selanjutnya a disebut TP-PBB TP-PBB adalah Bank Pernerintah/Bank Swasta Nasional/Kantor Pos yang ditunjuk oleh Menteri Keua Keuang ngan an untu untuk k mene meneri rima ma pern pernba baya yara ran n PBB PBB sekt sektor or Pede Pedesa saan an dan dan Perkotaan dan memindahbukukan hasil penerimaan PBB ke Bank/Kantor Pos Persepsi PBB sebagaimana tercantum dalam SPPT/SKP/STPPBB; x. Tempa empatt Pern Pernba baya yara ran n PBB PBB Elek Elektr tron onik ik yang yang sela selanj njut utny nya a dise disebu butt TPPB TPPBB B Elektroni Elektronik k adalah adalah Bank Pemerint Pemerintah/B ah/Bank ank Swasta Swasta Nasional Nasional yang ditunjuk ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima pembayaran PBB sektor Pedesaan dan Perkotaan secara elektronik dan memindahbukukan hasil penerimaan PBB ke Bank/Kantor Pos Persepsi PBB Elektronik; y. Tempat empat Pernbayar Pernbayaran an PBB On-line On-line yang selanjutny selanjutnya a disebut TP-PBB TP-PBB On-line On-line adalah Bank Pemerintah/Bank Swasta Nasional yang ditunjuk oleh Mented Keua Keuang ngan an untu untuk k mene meneri rima ma pern pernba baya yara ran n PBB PBB sekt sektor or Pede Pedesa saan an clan clan Perkotaan secara on-line dan mernindahbukukan hasil penerimaan PBB ke Bank/Kantor Pos Persepsi PBB; z. TTS adala adalah h Tand Tanda a Terim Terima a Setora Setoran. n. Pasal 2 Tata cara pembayaran, pemindahbukuan dan pelimpahan hasil penerimaan PBB sektor Pedesaan dan Perkotaan melalui TP-PBB adalah sebagaimana diatur dalam Lampiran I Keputusan Bersama ini. Pasal 3 Tata cara pembayaran, pemindahbukuan dan pelimpahan hasil penerimaan PBB sektor sektor Pedesaan Pedesaan dan Perkotaa Perkotaan n melalui melalui TP-PBB TP-PBB On-line On-line adalah adalah sebagaim sebagaimana ana diatur dalam Lampiran II Keputusan Bersama ini. Pasal 4 Tata cara pembayaran, pemindahbukuan dan pelimpahan hasil penerimaan PBB sektor Pedesaan dan Perkotaan melalui TP-PBB Elektronik adalah sebagaimana diatur dalam Lampiran III Keputusan Bersama ini. Pasal 5 Tata cara pembayaran dan pelimpahan hasil penerimaan PBB sektor Perkebunan, Perhutan Perhutanan, an, dan Pertamb Pertambanga angan n Non Migas Migas adalah adalah sebagaim sebagaimana ana diatur diatur dalam dalam Lampiran IV Keputusan Bersama ini. Pasal 6 Tata cara pembayaran dan pelimpahan hasil penerimaan PBB sektor Pertambangan Migas adalah sebagaimana diatur dalam Lampiran V Keputusan Bersama ini. Pasal 7 Tata cara pembagi pembagian an hasil hasil penerima penerimaan an PBB adalah adalah sebagaim sebagaimana ana diatur diatur dalam dalam Lampiran VI Keputusan Bersama ini. Pasal 8 Ketentua Ketentuan n yang diperluka diperlukan n dalam dalam rangka rangka pelaksan pelaksanaan aan Keputusa Keputusan n Bersama Bersama ini diatur dengan Keputusan Keputusan Direktur Jenderal Anggaran, Anggaran, Direktur Jenderal Pajak, Pajak, Direktur Direktur Jenderal Jenderal Pemerin Pemerintaha tahan n Umum, Umum, dan Direktur Direktur Jenderal Jenderal Otonomi Otonomi Daerah baik secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri.
Pasal 9 Pada saat Keputusan Bersama ini mulai berlaku, 1. Surat Surat Edaran Bersam Bersama a Direktur Direktur Jenderal Jenderal Anggara Anggaran, n, Direktur Direktur Jenderal Jenderal Pajak dan dan Dire Direkt ktur ur Jend Jender eral al PUOD PUOD Nomo Nomorr SE-1 SE-143 43/A /A 1987 1987,, Nomo Nomorr SESE33/PJ.7/1987 dan Nomor 973/1277/PUOD tanggal 26 Maret 1987 tentang Tata Cara Penyetoran Pajak Bumi dan Bangunan Melalui Bank Pemerintah (Kecuali (Kecuali Bapindo Bapindo dan BTN) dan Pembagi Pembagian an Hasil Penerimaann Penerimaannya ya Serta Serta Pembayaran Biaya Pemungutan Kepada Petugas Pemungut; 2. Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal Anggaran, Direktur Jenderal Pajak dan dan Dire Direkt ktur ur Jend Jender eral al PUOD PUOD Nomo Nomorr SE1 SE111/A/ 1/A/51 51/1 /129 293, 3, Nomo Nomor r SE64/PJ.6/1993 dan Nomor Nomor 973/4 973/4708 708/P /PUOD UOD tangg tanggal al 22 Desem Desember ber 1993 1993 tentang Tata Tata Cara Pembayaran Pembayaran dan Pemindahbukuan Penerimaan Pajak Bumi Bumi dan dan Bangu Bangunan nan sebaga sebagaima imana na telah telah diuba diubah h denga dengan n Surat Surat Edara Edaran n Bersama Direktur Jenderal Anggaran, Direktur Jenderal Pajak dan Direktur Jenderal Jenderal PUOD Nomor Nomor SE-68/A/ SE-68/A/66/0 66/0595, 595, Nomor Nomor SE-29/PJ SE-29/PJ.6/1 .6/1995 995 dan Nomor 973/1505/PUOD tanggal 17 Mei 1995 tentang Perubahan Tata Cara Pembayaran dan Pemindahbukuan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Pertambangan (Migas); dinyatakan tidak berlaku. Pasal 10 Dengan Dengan berlakun berlakunya ya Keputusa Keputusan n Bersama Bersama ini, peratura peraturan n pelaksan pelaksanaan aan dan bentuk bentuk formulir yang telah ada di bidang penerimaan, pelimpahan, dan pembagian hasil penerimaan PBB, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Keputusan Bersama ini. Pasal 11 Keputusan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar Agar setiap setiap orang orang meng mengeta etahui huinya nya,, meme memerin rintah tahkan kan pengu pengumu muma man n Keputu Keputusan san Bersama Direktur Jenderal Anggaran, Direktur Jenderal Pajak, Direktur Jenderal Peme Pemerin rinta taha han n Umum Umum,, dan dan Dire Direkt ktur ur Jend Jender eral al Oton Otonom omii Daer Daerah ah ini ini deng dengan an penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 Maret 2003 DIREKTUR JENDERAL PAJAK ttd HADI POERNOMO NIP 060027375
DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN ttd. A. ANSHARI RITONGA NIP 060027032
DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH ttd. OENTARTO SINDUNG NIP 010058495
DIREKTUR JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM, ttd. MAWARDI PROGO NURDJAMAN NIP 010056430
LAMPIRAN I TATA CARA PEMBAYARAN, PEMINDAHBUKUAN, DAN PELIMPAHAN HASIL PENERIMAAN PBB SEKTOR PEDESAAN DAN PERKOTAAN MELALUI TP-PBB 1. WAJI WAJIB B PAJ PAJAK AK 1.1. 1.1. Pembaya Pembayara ran n melalu melaluii TP-P TP-PBB BB.. a. Wajib Wajib Pajak membayar membayar PPB terutan terutang g melalui TP-PBB TP-PBB.. b. Pemb Pembay ayar aran an deng dengan an cek cek atau atau giro giro bily bilyet et baru baru dian diangg ggap ap sah sah apabi apabila la tela telah h dilakukan kliring. c. Wajib Wajib Pajak menerima menerima 'STTS 'STTS lembar untuk Wajib Wajib Pajak' sebagai sebagai bukti pelunasan pelunasan pembayaran PBB dari TP-PBB. d. Dalam Dalam hal Wajib Wajib Pajak melakukan melakukan pembayaran melalui melalui kiriman uang/transfe uang/transferr, Wajib Pajak menerima 'STTS lembar untuk Wajib Pajak' sebagai bukti pelunasan pembayaran PBB disertai dengan SPPg dari TP-PBB. 1.2 Pembaya Pembayara ran n mela melalui lui Petuga Petugas s Pemu Pemungu ngut. t. a Dalam Dalam hal tempat tempat tinggal tinggal Wajib Wajib Pajak Pajak jauh dan sulit sulit sarana sarana dan prasarana prasarana ke TPPBB, TP-PBB On-line, dan TP-PBB Elektronik, Wajib Pajak dapat membayar PBB terutang melalui Petugas Pemungut dan selanjutnya Petugas Pemungut menyetorkan uang hasil penerimaan pembayaran PBB ke TP-PBB. b Wajib Wajib Pajak Pajak menerima menerima TTS TTS lembar lembar ke-1 dari Petugas Petugas Pemungu Pemungutt sebagai tanda tanda bukti sementara penerimaan pembayaran PBB. c. Setela Setelah h Petugas Petugas Pemungut Pemungut menyet menyetork orkan an uang uang hasil hasil peneri penerimaa maan n pembay pembayara aran n PBB PBB ke TP-PB TP-PBB, B, Waji Wajib b Pajak Pajak meneri menerima ma 'STTS 'STTS lembar lembar untuk untuk Waji Wajib b Pajak' Pajak' sebagai bukti pelunasan pembayaran PBB yang sah. 2 PETU PETUGA GAS S PEMU PEMUNG NGUT UT 2.1 Menerima Menerima TTS TTS dan DPH DPH dari Dipenda/Ke Dipenda/Kepala pala Desa/Lu Desa/Lurah rah dengan dengan Berita Berita Acara. Acara. 2.2 2.2 Mene Meneri rima ma pemb pembay ayar aran an PBB PBB teru teruta tang ng dari dari Waji Wajib b Paja Pajak k dan dan meny menyer erahk ahkan an TTS TTS lembar ke-1 kepada Wajib Pajak serta mencatat hasil penerimaan PBB ke dalam DPH dalam rangkap empat. 2.3. Menyetorkan Menyetorkan uang uang hasil penerimaa penerimaan n pembayaran pembayaran PBB dari dari Wajib Wajib Pajak Pajak ke TP-PBB TP-PBB dengan menggunakan DPH dalam rangkap empat dilampiri dengan TTS lembar ke2, dengan ketentuan sebagai berikut : a. untuk daerah daerah yang sulit sarana sarana dan prasarana ke TP-PBB TP-PBB,, penyetoran penyetoran dilakukan dilakukan selambat-lambatnya tujuh hari sekali; b. untuk daerah daerah yang mudah sarana sarana dan prasarana prasarana ke TP-PBB TP-PBB tetapi berdasark berdasarkan an pertimbangan perlu ditunjuk Petugas Pemungut, pembayaran dilakukan setiap hari. 2.4 Meneri Menerima ma 'STTS 'STTS lembar lembar untuk untuk Wajib Wajib Pajak' Pajak' serta serta DPH dan TTS TTS lembar lembar ke-2 yang yang telah diregistrasi oleh TP-PBB. 2.5. Menyampaika Menyampaikan n 'STTS lembar lembar untuk Wajib Wajib Pajak'kepad Pajak'kepada a Wajib Pajak Pajak sebagai bukti bukti peluna pelunasan san pembay pembayara aran n PBB PBB yang yang sah selamb selambatat-lam lambat batnya nya tujuh tujuh hari hari sejak sejak penyetoran sebagaimana dimaksud butir 2.3. di atas. 2.6. Menyampaika Menyampaikan n DPH yang telah diregist diregistrasi rasi oleh TP-PB TP-PBB, B, masing-masi masing-masing ng sebagai berikut : a. lemb lembar ar ke-1 ke-1 kepa kepada da Kepal Kepala a Desa Desa/L /Lur urah ah bers bersam amaa aan n deng dengan an peny penyam ampa paia ian n laporan sebagaimana dimaksud butir 2.7.a; b. lembar lembar ke-2 ke-2 ke Dipe Dipenda nda;; c. lembar lembar ke-3 ke-3 kepada kepada Cama Camat; t; d lembar lembar ke-4 ke-4 seba sebagai gai pertin pertinggal ggal.. 2.7. Membuat Membuat laporan laporan kepada Kepala Kepala Desa/Lurah Desa/Lurah minimal minimal tujuh tujuh hari sekali, sekali, mengenai mengenai : a. jumlah jumlah penerimaan penerimaan pembayaran pembayaran PBB dari Waji Wajib b Pajak dan setoran setoran uang hasil penerimaan pembayaran PBB dari Wajib Pajak ke TP-PBB dilampiri dengan DPH lembar ke-1 dan TtS lembar ke-2 yang masing-masing telah diregistrasi oleh TPPBB; b. peng penggu guna naan an TTS TTS sewa sewakt ktu u meng mengaj ajuk ukan an perm permin inta taan an TTS TTS baru baru dise disert rtai ai penyerahan bonggol TTS lama. 3 KEP KEPALA ALA DES DESA/ A/LU LURA RAH H 3.1. Menerima Menerima laporan laporan dari Petugas Petugas Pemungut Pemungut mengenai mengenai : a. hasil penerima penerimaan an dan penyetoran penyetoran pembayaran pembayaran PBB ke TP-PBB TP-PBB dilampiri dilampiri dengan DPH lembar ke-1 dan TTS lembar ke-2 yang masing-masing telah diregistrasi oleh TP-PBB; b. pengg penggun unaa aan n TTS. TTS.
3.2. 3.2. Memb Membua uatt dan dan meny menyam ampa paik ikan an LMP LMP PBB PBB sehu sehubu bung ngan an deng dengan an buti butirr 3.1. 3.1. di atas atas kepada Camat dan menyampaikan tembusannya ke Dipenda. 4 CAMAT 4.1 4.1 Mene Meneri rima ma DPH DPH lemb lembar ar ke-3 ke-3 yang yang tela telah h dire diregi gist stra rasi si oleh oleh TP-P TP-PBB BB dari dari Petug Petugas as Pemungut. 4.2 Meneri Menerima ma LMP LMP PBB PBB dari dari Kepala Kepala Desa Desa/Lu /Lurah rah.. 4.3 Meneri Menerima ma temb tembusa usan n LMP PBB dari dari TP-P TP-PBB. BB. 4.4 Membua Membuatt dan menyamp menyampaik aikan an LBP PBB PBB sehubun sehubungan gan dengan dengan butir butir 4.2. 4.2. dan 4.3. ke Dipenda. 5 DIPENDA 5.1. Menerima Menerima dokumen dokumen pembayara pembayaran/lap n/laporan oran penerim penerimaan aan PBB PBB dari a Petu Petuga gas s Pemu Pemung ngut ut,, beru berupa pa DPH DPH lemb lembar ar ke-2 ke-2 yang yang tela telah h dire diregi gist stra rasi si oleh oleh TP?PBB; b Kepala Kepala Desa/Lu Desa/Lurah, rah, berupa tembusan tembusan LMP LMP PBB; c Cama Camat, t, beru berupa pa LBP LBP PBB PBB;; d TP-PBB, TP-PBB, berupa berupa 'STTS 'STTS lembar lembar untuk untuk Dipenda' Dipenda' yang PBB-nya PBB-nya telah telah dibayar dibayar oleh oleh Wajib Pajak. e Bank/K Bank/Kant antor or Pos Pos Persep Persepsi si PBB, PBB, berup berupa a: 1) Nota Nota Kredi Kredit/B t/Beri erita ta Tambah ambah sehubu sehubungan ngan dengan dengan pemind pemindahb ahbuku ukuan an hasil hasil penerimaan PBB dari TP-PBB; 2) RLMP RLMP PBB; PBB; 3) Nota Debet/Beri Debet/Berita ta Kurang sehubungan sehubungan dengan pelimpahan pelimpahan hasil penerimaan penerimaan PBB ke Bank/Kantor Pos Operasional V PBB; 4) Rekening Rekening Koran mingguan mingguan dan Rekening Rekening Koran sampai sampai dengan akhir bulan; bulan; f) Bank/Kanto Bank/Kantorr Pos Operasional Operasional V PBB, PBB, berupa berupa : 1) Nota Kredit/Berita Kredit/Berita Tambah sehubungan dengan pelimpahan hasil penerimaan PBB dari Bank/Kantor Pos Persepsi PBB; 2) Nota Debet/Be Debet/Berita rita Kurang Kurang sehubungan sehubungan dengan pembagian pembagian hasil penerimaan penerimaan PBB ke rekening instansi yang berhak; 3) Rekening Rekening Koran mingguan mingguan dan Rekening Rekening Koran sampai sampai dengan akhir bulan. bulan. 5.2. 5.2. Membua Membuatt dan menyamp menyampaik aikan an LBP PBB sehubun sehubungan gan dengan dengan butir 5. 1. di atas kepada kepada Bupati Bupati/W /Wali alikot kota a atau atau Gubern Gubernur ur DKI DKI Jakart Jakarta a khusus khusus untuk untuk wilaya wilayah h DKI DKI Jakarta dan menyampaikan tembusannya ke KPPBB. 5.3 Meneri Menerima ma laporan laporan pembukua pembukuan n Rekening Rekening Kas Negara Negara q.q. q.q. PBB dari Bank/Ka Bank/Kanto ntor r Pos Persepsi PBB dan Operasional V PBB. 5.4 5.4 Menc Mencoc ocok okka kan n juml jumlah ah uang uang hasi hasill pene peneri rima maan an PBB PBB yang yang tela telah h dili dilimp mpahk ahkan an ke Bank/Kantor Pos Operasional V PBB minggu ini pada RLMP PBB dan Rekening Koran mingguan dari Bank/Kantor Pos Persepsi PBB sebagaimana dimaksud butir 5.1. 5.1.e. e.2) 2) dan dan 5.1. 5.1.e. e.4) 4) deng dengan an juml jumlah ah uang uang pada pada Nota Nota Kredi Kredit/ t/Be Beri rita ta Tamba ambah h sehubun sehubungan gan dengan dengan pelimp pelimpaha ahan n hasil hasil peneri penerimaa maan n PBB PBB dari dari Bank/ Bank/ Kantor Kantor Pos Operasional V PBB sebagaimana dimaksud butir 5.1.f.1.) 6 TP-PBB 6.1 Menerima Menerima STTS STTS dan DHKP DHKP PBB PBB dari Bank/K Bank/Kantor antor Pos Pos Persepsi Persepsi PBB PBB dengan dengan Berita Berita Acara. 6.2 Meneri Menerima ma pembay pembayara aran n PBB teru terutan tang g dari Waj Wajib ib Pajak Pajak.. 6.3. 6.3. Menyer Menyerahk ahkan an STTS lembar lembar untuk Wajib Wajib Pajak' Pajak' yang PBB-nya PBB-nya telah telah dibayar dibayar oleh Wajib Pajak kepada Wajib Pajak. Dalam hal Wajib Pajak melakukan pembayaran melalui melalui kiriman kiriman uang/transf uang/transfer er,, TP-PBB TP-PBB berkewajiba berkewajiban n mengirimka mengirimkan n 'STTS 'STTS lembar lembar untuk Wajib Pajak' dengan SPPg kepada Wajib Pajak yang bersangkutan. 6.4 Menerima Menerima setoran setoran uang uang hasil penerimaan penerimaan pembayara pembayaran n PBB dari dari Petugas Petugas Pemungut Pemungut yang dilampiri dengan DPH dalam rangkap empat dan TTS lembar ke-2. 6.5 Meregi Meregistr strasi asi DPH dan TTS TTS lembar lembar ke-2 sebagaim sebagaimana ana butir butir 6.4. yang disera diserahka hkan n oleh Petugas Pemungut. 6.6 Menyer Menyerahk ahkan an 'STTS 'STTS lembar lembar untuk untuk Wajib Wajib Pajak' Pajak' serta serta DPH dan TTS TTS lembar lembar ke-2 yang telah diregistrasi kepada Petugas Pemungut. 6.7. Menyampaika Menyampaikan n 'STTS lembar lembar untuk untuk KPPBB' KPPBB' dan 'STTS lembar lembar untuk untuk Dipenda' Dipenda' yang PBB-nya telah dibayar oleh Wajib Pajak masing-masing ke: a KPPBB; b Dipenda. 6.8. 6.8. Memb Membuk ukuk ukan an semu semua a pemb pembay ayar aran an/p /pen enye yeto tora ran n PBB PBB pada pada hari hari kerj kerja a yang yang bersangkutan. 6.9 Memindahbuk Memindahbukukan ukan saldo saldo penerimaa penerimaan n PBB ke Bank/Ka Bank/Kantor ntor Persep Persepsi si PBB PBB pada hari Jumat atau hari kerja berikutnya apabila hari Jumat libur.
6.10 6.10 Menyus Menyusun un LMP PBS yang dirinci dirinci per Desa/Kel Desa/Kelura urahan, han, Pedesaan Pedesaan Perkot Perkotaan aan dan mengirimkannya ke Bank/Kantor Pos Persepsi PBB selambat-lambatnya hari Sabtu atau hari kerja berikutnya apabila hari Sabtu libur dan menyampaikan tembusannya kepada Camat dan KPPBB 7 BANK/K BANK/KANT ANTOR OR POS POS PERSE PERSEPSI PSI PBB PBB 7.1 Meneri Menerima ma STTS dan DHKP DHKP PBB dari KPPB KPPBB B dan mendis mendistri tribus busika ikanny nnya a ke masingmasingmasing TP-PBB dengan Berita Acara. 7.2 Membuk Membuka a rekening rekening Kas Negara Negara q.q. q.q. PBB secara secara otomati otomatis s dan melapo melaporka rkanny nnya a ke KPKN, KPPBB, dan Dipenda. 7.3 Meneri Menerima ma pemindah pemindahbuk bukuan uan saldo saldo peneri penerimaa maan n PBB dari TP-PB TP-PBB B setiap setiap hari hari Jurnat Jurnat atau hari kerja berikutnya apabila hari Jumat libur. 7.4 Membukukan Membukukan setiap setiap pemidah pemidahbukuan bukuan saldo peneri penerimaan maan PBB PBB dari dari TP-PBB TP-PBB pada hari hari kerja bersangkutan. 7.5 Meneri Menerima ma LMP PBB yang dirinc dirincii per Desa/K Desa/Kelu elurah rahan, an, Pedesaa Pedesaan/ n/ Perkota Perkotaan an dari TP-PBB TP-PBB selambat-l selambat-lambat ambatnya nya hari Sabtu atau hari kerja berikutnya berikutnya apabila apabila hari Sabtu libur. 7.6 Membua Membuatt Nota Nota Kredi Kredit/B t/Beri erita ta Tamb Tambah ah sehubu sehubunga ngan n dengan dengan pemindah pemindahbuk bukuan uan saldo pener penerim imaa aan n PBB PBB dari dari TP-P TP-PBB BB seba sebaga gaim imana ana dima dimaks ksud ud pada pada buti butirr 7.3. 7.3. dan dan mengirimkannya selambat lambatnya hari Sabtu atau hari kerja berikutnya apabila hari Sabtu libur ke : a. KPKN; b. KPPBB; c. Dipen ipenda da.. 7.7 7.7 Meli Melimp mpah ahka kan n sald saldo o pene peneri rima maan an PBB PBB sehu sehubu bung ngan an deng dengan an buti butirr 7.3. 7.3. di atas atas ke Rekening Rekening Kas Negara q.q. PBB pada Bank/Kantor Bank/Kantor Pos Operasional Operasional V PBB setiap hari hari Juma Jumatt atau atau hari hari kerj kerja a berik berikut utny nya a apab apabil ila a hari hari Juma Jumatt libu liburr pada pada mingg minggu u berikutnya. Mutasi Mutasi (kredi (kredit/d t/debe ebet) t) Rekeni Rekening ng Kas Negara Negara q.q. q.q. PBB PBB Pada Pada Bank/K Bank/Kant antor or Pos Persepsi PBB PBB agar dibulatkan dalam rupiah, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No 67/KMK.01/1990 tanggal 15 Januari l990. 7.8. 7.8. Memb Membua uatt Nota Nota Debe Debet/ t/Be Beri rita ta Kura Kurang ng sehu sehubun bunga gan n deng dengan an peli pelimp mpah ahan an sald saldo o pener penerim imaa aan n PBB PBB ke Reke Rekeni ning ng Kas Kas Negar Negara a q.q. q.q. PBB PBB pada pada Bank/ Bank/Ka Kant ntor or Pos Pos Operasional V PBB sebagaimana dimaksud pada butir 7.7. di atas. 7.9 Menyusun Menyusun RLMP PBB dan dan Rekening Rekening Koran Koran mingguan mingguan dan dan mengirim mengirimkannya kannya disertai disertai denga dengan n Nota Nota Debe Debet/ t/Be Beri rita ta Kura Kurang ng sehu sehubu bunga ngan n deng dengan an pelim pelimpa paha han n sald saldo o pener penerim imaa aan n PBB PBB ke Reke Rekeni ning ng Kas Kas Negar Negara a q.q. q.q. PBB PBB pada pada Bank/ Bank/Ka Kant ntor or Pos Pos Operas Operasion ional al V PBB PBB selamb selambatat-lam lambat batnya nya hari hari Sabtu Sabtu atau atau hari hari kerja kerja beriku berikutny tnya a apabila hari Sabtu libur ke : a KPKN; b. KPPBB; c. Dipenda 7.10 7.10 Meny Menyus usun un Reke Rekeni ning ng Kora Koran n samp sampai ai deng dengan an akhi akhirr bula bulan n dan dan meng mengir irim imka kann nnya ya selambat-lambatnya satu hari kerja setelah hari kerja akhir bulan ke : a KPKN; b. KPPBB; c. Dipen ipenda da.. 8 BANK/KAN BANK/KANTOR TOR POS OPERASIO OPERASIONAL NAL V PBB. PBB. 8.1 Membuk Membuka a Rekening Rekening Kas Negara Negara q.q. q.q. PBB secara secara otomati otomatis s dan melapor melaporkann kannya ya ke KPKN, KPPBB, dan Dipenda. 8.2 Meneri Menerima ma pelimpa pelimpahan han saldo saldo peneri penerimaa maan n PBB dari Bank/K Bank/Kant antor or Pos Perseps Persepsii PBB setiap hari Jumat atau hari kerja berikutnya apabila hari Jumat libur. 8.3 Membuk Membukuka ukan n setiap setiap pelimpa pelimpahan han penerim penerimaan aan PBB dari Bank/ Bank/ Kantor Kantor Pos Persepsi Persepsi PBB ke dalam rekening Kas Negara q.q. PBB pada hari kerja bersangkutan. 8.4 8.4 Memb Membua uatt Nota Nota Kred Kredit it/B /Ber erit ita a Tamba ambah h sehu sehubun bunga gan n deng dengan an peli pelimp mpah ahan an sald saldo o penerimaan PBB dari Bank/Kantor Pos Persepsi PBB sebagaimana dimaksud pada butir 8.2. serta Rekening Koran mingguan dan mengirimkannya selambat-lambatnya pada hari Sabtu atau hari kerja berikutnya apabila hari Sabtu libur ke: a KPKN; b. KPPBB; c Dipenda, Pada Nota Kredit/Berita Tambah Tambah pelimpahan penerimaan PBB dari Bank/Kantor Pos Persep Persepsi si PBB PBB diberi diberi uraian uraian ketera keteranga ngan n "Pelim "Pelimpah pahan an peneri penerimaa maan n PBB PBB . dari dari Bank/Kantor Pos Persepsi PBB .. seba nyak .STTS". 8.5 Membagi Membagi saldo saldo penerimaan penerimaan PBB sehubun sehubungan gan dengan dengan butir butir 8.2. 8.2. ke rekenin rekening g instansi instansi
8.6 8.6
8.7 8.7
yang berhak setiap hari Jumat atau hari kerja berikutnya apabila hari Jumat libur pada minggu berikutnya. Memb Membua uatt Nota Nota Debe Debet/ t/Be Beri rita ta Kura Kurang ng sehu sehubu bung ngan an deng dengan an pemb pembag agia ian n hasi hasill penerimaan PBB ke rekening instansi yang berhak serta Rekening Koran mingguan dan mengirimkannya selambat-lambatnya pada hari Sabtu atau hari kerja berikutnya apabila hari Sabtu libur ke : a KPKN; b. KPPBB; c Dipenda. Meny Menyus usun un Reke Rekeni ning ng Kora Koran n samp sampai ai deng dengan an akhi akhirr bula bulan n dan dan meng mengir irim imka kann nnya ya selambat-lambatnya satu hari kerja setelah hari kerja akhir bulan ke : a. KPKN; b. KPPBB; c. Dipen ipenda da..
9 KPPBB 9.1 Menyer Menyerahk ahkan an STTS STTS dan DHKP PBB PBB ke Bank/Ka Bank/Kanto ntorr Pos Persepsi Persepsi PBB PBB dengan dengan Berita Acara. 9.2 Menerima Menerima dokumen dokumen pembayara pembayaran/lap n/laporan oran penerimaan penerimaan PBB dari : a TP-P TP-PBB BB,, beru berupa pa temb tembus usan an LMP LMP PBB PBB yang yang diri dirinc ncii per per Desa Desa/K /Kel elur urah ahan an,, Pedesa Pedesaan/ an/Per Perkot kotaan aan dan 'STTS 'STTS lembar lembar untuk untuk KPPB KPPBB B yang yang PBB-n PBB-nya ya telah telah dibayar oleh Wajib Pajak. b. Bank/Kanto Bank/Kantorr Pos Perseps Persepsii PBB, PBB, berupa berupa : 1) Nota Nota Kredi Kredit/B t/Beri erita ta Tambah ambah sehubu sehubungan ngan dengan dengan pemind pemindahb ahbuku ukuan an hasil hasil penerimaan PBB dari TP-PBB; 2) RLMP RLMP PBB; PBB; 3) Nota Debet/Beri Debet/Berita ta Kurang sehubungan sehubungan dengan pelimpahan pelimpahan hasil penerimaan penerimaan PBB ke Bank/Kantor Pos Operasional V PBB. 4) Rekening Rekening Koran mingguan mingguan dan Rekening Rekening koran sampai sampai dengan akhir bulan. bulan. c Bank/K Bank/Kant antor or Pos Pos Operas Operasion ional al V PBB, PBB, berup berupa a: 1) Nota Kredit/Berita Kredit/Berita Tambah sehubungan dengan pelimpahan hasil penerimaan PBB dari Bank/Kantor Pos Persepsi PBB 2) Nota Debet/Be Debet/Berita rita Kurang Kurang sehubungan sehubungan dengan pembagian pembagian hasil penerimaan penerimaan PBB ke rekening instansi yang berhak; 3) Rekening Rekening Koran mingguan mingguan dan Rekening Rekening Koran sampai sampai dengan akhir bulan. bulan. d. KPKN, ber berupa upa LMP LMP PBB bese besert rta a per pernbag nbagiian hasi hasill pener eneriimaan maan dan dan pengembalia pengembalian n PBB (D.A.08.03) (D.A.08.03) setiap hari Selasa atau hari kerja kerja berikutnya berikutnya apabila hari Selasa libur. e Dipend Dipenda, a, berup berupa a tembus tembusan an LBP LBP PBB PBB,, 9.3. Membuat Membuat daftar pengawas pengawasan an penerimaan penerimaan dokumen dokumen sehubungan sehubungan dengan dengan butir 9.2. 9.2. sebagaimana mestinya. 9.4. 9.4. Meneri Menerima ma lapora laporan n pembuk pembukaan aan Rekening Rekening Kas Negara Negara q.q. q.q. PBB PBB dari dari Bank/K Bank/Kant antor or Pos Persepsi PBB dan Operasional V PBB. 9.5 Melakukan Melakukan penelit penelitian ian dokumen dokumen pembayar pembayaran an PBB PBB dengan dengan cara cara sebagai sebagai berikut berikut : a Mencocokkan Mencocokkan jumlah jumlah penerim penerimaan aan dan jumlah jumlah transaksi transaksi penerim penerimaan aan PBB minggu minggu ini pada RLMP PBB dengan Rekening Koran mingguan dari Bank/Kantor Pos Persepsi PBB; b. Mencocokkan Mencocokkan jumlah jumlah penerimaan penerimaan PBB yang telah dilimpahkan dilimpahkan ke Bank/Kantor Bank/Kantor Pos Operasio Operasional nal V PBB PBB minggu minggu ini pada RLMP PBB dan Rekeni Rekening ng Koran Koran mingguan mingguan dari Bank/Kantor Bank/Kantor Pos Persepsi Persepsi PBB dengan dengan jumlah jumlah uang pada Nota Kredit/B Kredit/Berita erita Tambah Tambah sehubungan sehubungan dengan pelimpahan pelimpahan hasil penerimaan penerimaan PBB dari Bank/Kantor Pos Operasional V PBB. 10 KPKN KPKN 10.1 Bendaharawan Bendaharawan Umum Umum Pemegang Rekening Rekening Kas Negara A (Seksi (Seksi Bank Bank Tunggal) Tunggal) menerima dokumen penerimaan PBB dari : a Bank/K Bank/Kant antor or Pos Pos Persep Persepsi si PBB, PBB, berup berupa a: 1) Nota Nota Kredi Kredit/B t/Beri erita ta Tambah ambah sehubu sehubungan ngan dengan dengan pemind pemindahb ahbuku ukuan an hasil hasil penerimaan PBB dan TP-PBB; 2) RLMP RLMP PBB; PBB; 3) Nota Debet/Beri Debet/Berita ta Kurang sehubungan sehubungan dengan pelimpahan pelimpahan hasil penerimaan penerimaan PBB ke Bank/Kantor Pos Operasional V PBB; 4) Rekening Rekening Koran mingguan mingguan dan Rekening Rekening Koran sampai sampai dengan akhir bulan. bulan. b Bank/K Bank/Kant antor or Pos Oper Operasi asiona onall V PBB berup berupa a: 1) Nota Kredit/Berita Kredit/Berita Tambah sehubungan dengan pelimpahan hasil penerimaan
10.2 10.3 10.3 10.4
10.5
10.6
PBB dari Bank/Kantor Pos Persepsi PBB; 2) Nota Debet/Be Debet/Berita rita Kurang Kurang sehubungan sehubungan dengan pembagian pembagian hasil penerimaan penerimaan PBB ke rekening instansi yang berhak; 3) Rekening Rekening Koran mingguan mingguan dan Rekening Rekening Koran sampai sampai dengan akhir bulan. bulan. Membuat Membuat daftar pengawasan pengawasan penerimaan penerimaan dokumen, sehubungan sehubungan dengan butir 10.1 sebagaimana mestinya. Meneri Menerima ma lapora laporan n pembuk pembukaan aan Rekening Rekening Kas Negara Negara q.q. q.q. PBB PBB dari dari Bank/K Bank/Kant antor or Pos Persepsi PBB dan Operasional V PBB. Melakukan Melakukan penelitian penelitian dokumen penerimaan penerimaan PBB dengan dengan cara sebagai berikut: berikut: a Mencocokkan Mencocokkan jumlah jumlah penerim penerimaan aan dan jumlah jumlah transaksi transaksi penerim penerimaan aan PBB minggu minggu ini pada RLMP PBB dengan Rekening Koran mingguan dari Bank/Kantor Pos Persepsi PBB; b Mencoc Mencocokk okkan an jumlah jumlah peneri penerimaa maan n PBB PBB yang dilimp dilimpahk ahkan an ke Bank/K Bank/Kant antor or Pos Operasional V PBB minggu ini pada RLMP PBB dan Rekening Koran mingguan dari Bank/Kantor Pos Persepsi PBB dengan jumlah uang pada Nota Kredit/Berita Tamba ambah h sehub sehubun unga gan n deng dengan an peli pelimp mpaha ahan n hasi hasill pene peneri rima maan an PBB PBB pada pada Bank/Kantor Pos Operasional V PBB. Membukukan Membukukan dokumen penerimaa penerimaan n PBB yang dilakukan oleh Seksi Seksi BankTunggal BankTunggal berupa Nota Kredit/Berita Tambah dari Bank/ Kantor Pos Operasional V PBB ke dalam : a Buku Bank/K Bank/Kantor antor Pos Pos Operasional Operasional V PBB PBB (DA.05.03 (DA.05.03)) di kolom penerim penerimaan; aan; b Buku Kas Kas Pembantu Pembantu Penerim Penerimaan aan (DA.05.0 (DA.05.01) 1) dengan dengan kode Sub Kelomp Kelompok ok MAP (BKPP) 0140 MAP 0141 s.d. 0146; c Buku Buku Bank Tung Tunggal gal/Bu /Buku ku Pos Umum Umum (DA.05 (DA.05.05 .05). ). Membuat Membuat LMP PBB beserta beserta Pembagian Hasil Hasil Penerimaan Penerimaan dan Pengembalian Pengembalian PBB PBB (DA.08.03) dan mengirimkannya ke KPPBB yang bersangkutan setiap hari Selasa atau hari kerja berikutnya apabila hari Selasa libur.
LAMPIRAN II
TATA CARA PEMBAYARAN, PEMINDAHBUKUAN, DAN PELIMPAHAN HASIL PENERIMAAN PBB SEKTOR PEDESAAN DAN PERKOTAAN MELALUI TP-PBB ON-LINE 1. WAJIB WAJIB PAJAK PAJAK 1.1. 1.1. Pembaya Pembayaran ran melalui melalui TP-PB TP-PBB B On-lin On-line e Sesuai Sesuai tata tata cara cara sebaga sebagaima imana na Lampir Lampiran an I Keputusan Bersama ini dengan penyesuaian TP-PBB diartikan sebagai TP-PBB Online. 1.2. Pembayaran Pembayaran melalui melalui Petugas Pemungut Pemungut Sesuai Sesuai tata cara sebagaimana sebagaimana Lampiran Lampiran I Keputusan Keputusan Bersama Bersama ini dengan penyesuaian TP-PBB diartikan diartikan sebagai sebagai TP-PBB TP-PBB Online. 2. PETUG PETUGAS AS PEMU PEMUNGU NGUT T Sesuai tata cara sebagaimana sebagaimana Lampiran Lampiran I Keputusan Keputusan Bersama ini dengan penyesuaian penyesuaian TP-PBB diartikan sebagai TP-PBB On-line. 3 KEP KEPALA ALA DES DESA A / LURA LURAH H Sesuai tata cara sebagaimana sebagaimana Lampiran Lampiran I Keputusan Keputusan Bersama ini dengan penyesuaian penyesuaian TP-PBB diartikan sebagai TP-PBB On-line. 4 CAMAT Sesuai tata cara sebagaimana sebagaimana Lampiran Lampiran I Keputusan Keputusan Bersama ini dengan penyesuaian penyesuaian TP-PBB diartikan sebagai TP-PBB On-line. 5 DIPENDA Sesuai tata cara sebagaimana sebagaimana Lampiran Lampiran I Keputusan Keputusan Bersama ini dengan penyesuaian penyesuaian TP-PBB diartikan sebagai TP-PBB On-line 6 TP-P TP-PBB BB On-L On-Lin ine e Sesuai tata cara sebagaimana Lampiran I Keputusan Bersama ini dengan tambahan dan penyesuaian sebagai berikut : 6.1 Tidak Tidak menerima menerima STTS clan clan DHKP PBB PBB dari Bank/Ka Bank/Kantor ntor Pos Persepsi Persepsi PBB. PBB. 6.2 Mencetak Mencetak 'STTS 'STTS lembar untuk untuk Bank, 'STTS 'STTS lembar lembar untuk Wajib Wajib Pajak', Pajak', 'STTS 'STTS lembar untuk KPPBB, dan 'STTS lembar untuk Dipenda', pada saat Wajib Pajak membayar PBB terutang. 6.3 Membatalkan Membatalkan STTS STTS yang telah telah dicetak dicetak jika Wajib Wajib Pajak Pajak membatalkan membatalkan pembayaran pembayaran PBB terutang pada saat pembayaran tersebut; 6.4 Membuat Membuat dan mengirimk mengirimkan an LPPM dilampi dilampiri ri dengan STTS STTS yang yang telah dibatal dibatalkan kan ke KPPBB setiap hari Jumat atau hari kerja berikutnya apabila hari Jumat libur. libur. 7. BANK/KAN BANK/KANTOR TOR POS POS PERSEP PERSEPSI SI PBB Sesuai tata cara sebagaimana sebagaimana Lampiran Lampiran I Keputusan Keputusan Bersama ini dengan penyesuaian penyesuaian sebagai berikut : 7.1 TP-PBB TP-PBB diartikan diartikan sebagai sebagai TP-P TP-PBB BB On-line. On-line. 7.2 Tidak Tidak menerima menerima STTS dan DHKP DHKP PBB PBB dari KPPBB KPPBB dan tidak tidak mendistribus mendistribusikannya ikannya ke masing-masing TP-PBB On-line. 7.3 7.3 Meli Melimp mpah ahka kan n sald saldo o pene peneri rima maan an PBB PBB ke Reke Rekeni ning ng Kas Kas Negar Negara a q.q. q.q. PBB PBB pada pada BanK/Kantor Pos Operasional V PBB untuk setiap wilayah Kota/Kabupaten setiap hari hari Juma Jumatt atau atau hari hari kerj kerja a beri beriku kutny tnya a apabi apabila la hari hari Juma Jumatt libur libur pada pada mingg minggu u berikutnya. 8 BANK/KAN BANK/KANTOR TOR POS OPERASIO OPERASIONAL NAL V PBB PBB Sesuai tata cara sebagaimana Lampiran I Keputusan Bersama ini. 9 KPPBB Sesuai tata cara sebagaimana Lampiran I Keputusan Bersama ini dengan tambahan dan penyesuaian sebagai berikut : 9.1. TP-PBB TP-PBB diartikan diartikan sebagai sebagai TP-PBB TP-PBB On-lin On-line. e. 9.2. Menerima Menerima LPPM dilampiri dilampiri dengan STTS yang telah dibatalkan dibatalkan dari TP-PBB TP-PBB On-line On-line setiap hari Jumat atau hari kerja berikutnva apabila hari Jumat libur. 10 KPKN KPKN Sesuai tata cara sebagaimana sebagaimana Lampiran Lampiran I Keputusan Keputusan Bersama ini dengan penyesuaian penyesuaian TP-PBB diartikan sebagai TP-PBB On-line.
LAMPIRAN III
TATA CARA PEMBAYARAN, PEMINDAHBUKUAN, DAN PELIMPAHAN HASIL PENERIMAAN PBB SEKTOR PEDESAAN DAN PERKOTAAN MELALUI TP/PBB ELEKTRONIK 1. WAJIB WAJIB PAJA PAJAK K 1.1 Pembayaran Pembayaran melalui melalui Anjungan Anjungan Tunai Tunai Mandiri Mandiri (ATM) (ATM) sebagai sebagai TP-PBB TP-PBB Elektronik Elektronik : a. Wajib Wajib Pajak yang telah memiliki memiliki kartu ATM ATM bank penyedia fasilitas fasilitas pembayaran pembayaran elektronik membayar PBB terutang melalui ATM ATM bank ditunjuk; b. Wajib Pajak menerima resi/struk resi/struk dari ATM yang dimaksud sebagai bukti pelunasan pembayaran PBB sebagai pengganti STTS; c. Apabila Apabila resi/struk resi/struk sebagaimana sebagaimana dimaksud dimaksud pada butir 1.1.b. 1.1.b. di atas hilang, Wajib Wajib Pajak dapat meminta salinan STTS ke KPPBB yang bersangkutan. 1.2 Pembayaran Pembayaran melalui melalui Interne Internett Banking Banking sebagai TP-PBB TP-PBB Elektron Elektronik ik : a. Waji Wajib b Paja Pajak k yang yang tela telah h memi memili liki ki nomo nomorr ident identit itas as untu untuk k menga mengaks kses es Inte Inteme mett Banking bank penyedia fasilitas pembayaran elektronik membayar PBB terutang melalui Intemet Banking bank yang ditunjuk; b. Waji Wajib b Pajak Pajak mencet mencetak ak print print out Intern Internet et bankin banking g dari dari fasili fasilitas tas Intern Internet et Bankin Banking g sebagai bukti pelunasan pembayaran PBB sebagai p engganti STTS; c. Apabila Apabila print out Internet Internet Banking Banking sebagaimana sebagaimana dimaksud dimaksud pada butir butir 1.2.b. di atas hilang, hilang, Waji Wajib b Pajak Pajak dapat dapat memint meminta a salina salinan n STTS STTS sebaga sebagaii bukti bukti peluna pelunasan san pembayaran PBB di KPPBB yang bersangkutan. 1.3 Pembayaran Pembayaran melalu melaluii teller teller sebagai sebagai TP-PB TP-PBB B Elektroni Elektronik k: a. Waji Wajib b Paja Pajak k memb membay ayar ar PBB PBB teru teruta tang ng mela melalu luii tell teller er bank bank penye penyedi dia a fasi fasili lita tas s pembayaran elektronik yang ditunjuk; b. Wajib ajib Paja Pajak k mene meneri rima ma 'buk 'bukti ti pemb pembay ayar aran an'' dari dari bank bank peny penyed edia ia fasi fasili lita tas s pembayaran elektronik sebagai pengganti STTS; c. Apabila Apabila bukti pembayaran pembayaran sebagaiman sebagaimana a dimaksud pada pada butir 1.3.b. 1.3.b. di atas hilang, Wajib Wajib Pajak dapat meminta meminta salinan salinan STTS STTS sebagai sebagai bukti pelunasan pembayaran pembayaran PBB di KPPBB yang bersangkutan. 2. TP-PBB TP-PBB ELEKTRONI ELEKTRONIK K 2.1 Meneri Menerima ma daftar daftar nama nama Bank/K Bank/Kant antor or Pos Persepsi Persepsi PBB Elektr Elektroni onik k beriku berikutt nomor nomor Rekening Kas Negara q.q. PBB dari Kantor Pusat Ditjen Pajak u.p. Direktorat PBB dan BPHTB sehubungan dengan pemindahbukuan hasil penerimaan PBB melalui TP?PBB Elektronik dimaksud. 2.2 Menerima Menerima pernbayaran pernbayaran PBB clan Wajib Wajib Pajak. Pajak. 2.3 Mengeluark Mengeluarkan an resi/struk resi/struk ATM, ATM, print print out internet bank, bank, atau 'bukti pembayaran' pembayaran' kepada kepada Wajib Pajak. 2.3 Melakukan Melakukan komunikas komunikasii data dengan dengan Kantor Kantor Pusat Pusat Ditje Ditjen n Pajak u.p. Direktorat PBB dan BPHTB untuk setiap transaksi pembayaran PBB, dengan : a. Meminta Meminta data PBB terutang terutang yang akan dibayar Wajib Wajib Pajak dan informasi informasi terkait terkait lainnya melalui NOP; b. Menerima Menerima data PBB terutang terutang dan informasi informasi terkait terkait lainnya; lainnya; c. Mengirimka Mengirimkan n data data konfirma konfirmasi si pembayar pembayaran. an. 2.4 Membuku Membukukan kan semu semua a pembay pembayara aran n PBB. PBB. 2.5 2.5 Memi Memind ndah ahbuk bukuk ukan an sald saldo o pene peneri rima maan an PBB PBB ke Bank Bank/K /Kan anto torr Pos Pos Pers Perseps epsii PBB PBB Elektronik paling lambat pada hari Jumat atau hari kerja berikutnya apabila hari Jumat libur. 2.6 Melaku Melakukan kan rekonsil rekonsilias iasii data data pembay pembayara aran n PBB PBB secara secara harian harian dengan dengan Kantor Kantor Pusat Pusat Ditjen Pajak u.p. Direktorat PBB dan BPHTB; 3. DIPEN DIPENDA DA Sesuai tata cara sebagaimana Lampiran I Keputusan Bersama ini dengan tambahan dan penyesuaian sebagai berikut : 3.1. TP-PBB TP-PBB diartikan diartikan sebagai sebagai TP-PBB TP-PBB Elektron Elektronik. ik. 3.2 Bank/K Bank/Kant antor or Pos Persepsi Persepsi PBB diarti diartikan kan sebagai sebagai Bank/K Bank/Kant antor or Pos Persepsi Persepsi PBB Elektronik. 3.3 Tidak Tidak menerima menerima DPH lembar lembar ke-2 yang telah diregistr diregistrasi asi oleh TP-PBB TP-PBB dari dari Petugas Petugas Pemungut. 3.4. Tidak Tidak menerima menerima tembusan LMP PBB PBB dari Kepala Kepala Desa/Lurah. Desa/Lurah. 3.5. Tidak Tidak menerima menerima LBP LBP PBB PBB dari dari Camat. Camat. 3.6. Tidak menerima 'STTS lembar untuk Dipenda' Dipenda' yang PBB-nya telah dibayar oleh Wajib Pajak dari TP-PBB Elektronik. 3.7 Menerima Menerima DRPM DRPM PBB dari dari KPPBB KPPBB sebagai penggant penggantii STTS STTS lembar untuk untuk Dipenda Dipenda yang PBB-nya telah dibayar oleh Wajib Pajak
3.8 Meneri Menerima ma LMP PBB yang dirinci dirinci per Desa/K Desa/Kelu elurah rahan, an, Pedesaan Pedesaan// Perkot Perkotaan aan dari KPPBB. 4. BANK/KANTOR BANK/KANTOR POS PERSEPSI PERSEPSI PBB ELEKTRONIK ELEKTRONIK Sesuai tata cara sebagaimana Lampiran I Keputusan Bersama ini dengan penyesuaian sebagai berikut : 4.1 TP-PBB TP-PBB diarti diartikan kan sebagai sebagai TP-PBB TP-PBB Elektr Elektronik. onik. 4.2 Tidak Tidak menerim menerima a STTS STTS dan DHKP DHKP PBB dari KPPB KPPBB. B. 4.3 Tidak idak meneri menerima ma LMP PBB yang yang dirinc dirincii per Desa/Kel Desa/Kelura urahan han,, Pedesa Pedesaan/ an/Per Perkot kotaan aan dari TP-PBB Elektronik. 5 BANK/KAN BANK/KANTOR TOR POS POS OPERASION OPERASIONAL AL V PBB PBB Sesuai tata cara sebagaimana Lampiran I Keputusan Bersama ini dengan penyesuaian Bank/K Bank/Kant antor or Pos Persep Persepsi si PBB diarti diartikan kan sebaga sebagaii Bank/K Bank/Kant antor or Pos Persep Persepsi si PBB PBB Elektronik. 6 KANTOR PUSAT PUSAT DITJEN PAJAK PAJAK U.P. U.P. DIREKTORAT DIREKTORAT PBB DAN BPHTB 6.1 6.1 Mela Melaku kuka kan n komu komuni nika kasi si data data deng dengan an TP-P TP-PBB BB Elekt Elektro roni nik k untu untuk k seti setiap ap tran transa saks ksii pembayaran PBB, dengan : a. Mengirimka Mengirimkan n data PBB terutang dan informasi informasi terkait terkait lainnya lainnya atas permintaan permintaan TPPBB Elektronik; b. Menerima Menerima data data konfir konfirmasi masi pembayaran. pembayaran. 6.2 Berdas Berdasark arkan an usulan usulan dari KPPBB, KPPBB, menyampai menyampaikan kan daftar daftar nama nama Bank/K Bank/Kant antor or Pos Persepsi PBB Elektronik berikut nomor Rekening Kas Negara q.q. PBB ke TP-PBB Elektronik dalam rangka pemindahbukuan hasil penerimaan PBB melalui TP-PBB Elektronik. 6.3 6.3 Mela Melaku kuka kan n reko rekons nsil ilia iasi si data data pemb pembay ayar aran an PBB PBB seca secara ra hari harian an denga dengan n TP-P TP-PBB BB Elektronik. 6.4 Mengirimka Mengirimkan n data pembayara pembayaran n PBB secara secara elektro elektronik nik ke KPPBB KPPBB.. 6.5 Mengirimka Mengirimkan n LMP PBB yang dirinci dirinci per Desa/Kel Desa/Kelurahan urahan,, Pedesaan/Per Pedesaan/Perkotaan kotaan secara secara elektronik ke KPPBB 6.6 Mengirimka Mengirimkan n DRPM DRPM PBB secara secara elektronik elektronik ke KPPBB. KPPBB. 7 KPPBB Sesuai tata cara sebagaimana Lampiran I Keputusan Bersama ini dengan tambahan dan penyesuaian sebagai berikut : 7.1 TP-PBB TP-PBB diarti diartikan kan sebagai sebagai TP-PBB TP-PBB Elektr Elektronik. onik. 7.2 Bank/K Bank/Kant antor or Pos Persepsi Persepsi PBB diarti diartikan kan sebagai sebagai Bank/K Bank/Kant antor or Pos Persepsi Persepsi PBB Elektronik. 7.3 7.3 Tidak idak meny menyer erah ahka kan n STTS STTS dan dan DHKP DHKP PBB PBB ke Bank Bank/K /Kan anto torr Pos Pos Pers Persep epsi si PBB PBB Elektronik. 7.4 Tidak idak meneri menerima ma LMP PBB yang yang dirinc dirincii per Desa/Kel Desa/Kelura urahan han,, Pedesa Pedesaan/ an/Per Perkot kotaan aan dan STTS lembar untuk KPPBB yang PBBnya telah dibayar oleh Wajib Pajak dari TPPBB Elektronik. 7.5 Meneri Menerima ma LMP PBB yang dirinci dirinci per Desa/K Desa/Kelu elurah rahan, an, Pedesaan Pedesaan// Perkot Perkotaan aan dan DRPM PBB secara elektronik sebagai pengganti STTS dari Kantor Pusat Ditjen Pajak u.p. Direktorat PBB dan BPHTB. 7.6 Mencet Mencetak ak LMP PBB yang dirinc dirincii per Desa/Kel Desa/Kelura urahan, han, Pedesaan Pedesaan// Perkot Perkotaan aan dan DRPM berdasarkan data elektronik yang dikirim oleh Kantor Pusat Dijen Pajak u.p. Direktorat PBB dan BPHTB. 7.7 7.7 Sehu Sehubu bung ngan an deng dengan an buti butirr 7.6. 7.6. di atas atas,, meng mengir irim imka kan n LMP LMP PBB PBB yang yang diri dirinc ncii per per Desa/Kelur Desa/Kelurahan, ahan, Pedesaan/P Pedesaan/Perkota erkotaan an dan DRPM PBB sebagai sebagai pengganti pengganti 'STTS 'STTS lembar untuk Dipenda' yang PBBnya telah dibayar oleh Wajib Pajak ke Dipenda. 7.8 Mencetak Mencetak salinan salinan STTS berdasark berdasarkan an permintaan permintaan Wajib Wajib Pajak Pajak yang telah melakukan melakukan pembayaran PBB melalui TP-PBB Elektronik. 7.9. Menyampaik Menyampaikan an usulan daftar nama Bank/Kant Bank/Kantor or Pos Persepsi PBB berikut berikut nomor Rekeni Rekening ng Kas Negara Negara q.q. q.q. PBB PBB yang yang akan akan ditunj ditunjuk uk sebaga sebagaii Bank/K Bank/Kant antor or Pos Perseps Persepsii PBB PBB Elektr Elektroni onik k ke Direkt Direktora oratt Jender Jenderal al Pajak Pajak u.p. u.p. Direkt Direktora oratt PBB PBB dan BPHTB sehubungan dengan pemindahbukuan hasil penerimaan PBB melalui TPPBB Elektronik, dengan ketentuan satu Bank/ Kantor Pos Persepsi PBB untulk setiap kabupaten/kota. Dalam hal satu kabupaten/kota terdapat 2 KPPBB atau lebih, lebih , maka setiap KPPBB mengusulkan satu nama Bank/ Kantor Pos Persepsi PBB berikut nomor Rekening Kas Negara q.q. PBS di wilayah kerjanya untuk ditunjuk sebagai Bank/Kantor Pos Persepsi PBB Elektronik. 8 KPKN Sesuai tata cara sebagaimana Lampiran I Keputusan Bersama ini dengan penyesuaian TP-PBB diartikan sebagai TP-PBB Elektronik dan Bank/Kantor Pos Persepsi PBB diartikan sebagai Bank/Kantor Persepsi PBB Elektronik.
LAMPIRAN IV
TATA TATA CARA PEMBAY PEMBAYARAN DAN PELIMPA PELI MPAHAN HAN HASIL H ASIL PENERIMAAN PENERI MAAN PBB PB B SEKTOR PERKEBUNAN, PERHUTANAN, DAN PERTAMBANGAN NON MIGAS 1. WAJIB WAJIB PAJAK PAJAK 1.1. Membayar Membayar PBB terutan terutang g dengan mengisi mengisi SSP SSP PBB rangkap rangkap 5 (lima) (lima) sebagaima sebagaimana na terlampir ke Bank/Kantor Pos Persepsi PBB yang ditunjuk. 1.2. 1.2. Mene Meneri rima ma SSP SSP PBB PBB lemb lembar ar ke-1 ke-1 dan dan lemb lembar ar ke-3 ke-3 yang yang tela telah h dire diregi gist stra rasi si oleh oleh Bank/Kantor Pos Persepsi PBB. 1.3. Menyampaik Menyampaikan an SSP PBB lembar lembar ke-3 ke KPPBB KPPBB setemp setempat. at. 2. BANK/KAN BANK/KANTOR TOR POS POS PERSEP PERSEPSI SI PBB 2.1 2.1 Mene Meneri rima ma pemb pembay ayar aran an PBB PBB dari dari Waji Wajib b Paja Pajak k deng dengan an meng menggu guna naka kan n SSP SSP PBB PBB dalam rangkap 5 (lima). 2.2 Meneri Menerima ma SSP PBB PBB lembar lembar ke-1 dan lembar lembar ke-3 ke-3 yang telah telah diregist diregistras rasii kepada kepada Wajib Pajak. 2.3 2.3 Menya Menyamp mpai aika kan n SSP SSP PBB PBB lemb lembar ar ke-2 ke-2 ke Bank/K Bank/Kan anto torr Pos Pos Oper Operas asio ional nal V PBB PBB bersamaan dengan pengiriman Nota Debet/Berita Kurang sebagaimana butir 2.9. di bawah ini. 2.4 Menyim Menyimpan pan SSP SSP PBB PBB lemb lembar ar ke?4 ke?4 sebagai sebagai pert pertingg inggal. al. 2.5 2.5 Mengi Mengiri rimk mkan an SSP SSP PBB PBB lemb lembar ar ke-5 ke-5 ke Dipe Dipenda nda setem setempa patt bers bersam amaa aan n deng dengan an pengiriman Nota Kredit/Berita Tambah Tambah sebagaimana butir 2.7. di bawah ini. 2.6 Membukukan Membukukan setiap setiap pembayara pembayaran n PBB PBB pada pada hari hari kerja kerja bersangkuta bersangkutan. n. 2.7 2.7 Membu embuat at Nota ota Kredi redit/ t/B Beri erita Tamba ambah h sehub ehubun unga gan n deng dengan an pem pembaya bayarran sebagaimana butir 2.1. di atas dan mengirimkannya selambat-lambatnya hari Sabtu atau hari kerja berikutnya apabila hari Sabtu libur ke : a. KPKN; b. KPPB PPBB; c. Dipe Dipend nda. a. 2.8 2.8 Meli Melimp mpahk ahkan an sald saldo o pene peneri rima maan an PBB PBB ke Rekeni Rekening ng Kas Kas Nega Negara ra q.q. PBB pada Bank/Kantor Pos Operasional V PBB setiap hari Jumat atau hari kerja berikutnya apabila hari Jumat libur pada minggu berikutnya. 2.9 Membuat Membuat Nota Nota Debet/be Debet/berita rita kurang kurang sehubungan sehubungan pelimpah pelimpahan an saldo saldo penerimaa penerimaan n PBB ke Rekeni Rekening ng Kas Negara Negara q.q. q.q. PBB PBB pada Bank/Kan Bank/Kantor tor Pos Operas Operasion ional al V PBB PBB sebagaimana dimaksud pada butir 2.7. di atas. Pada Nota Debet/Berita Kurang pelimpahan saldo penerimaan PBB tersebut diberi uraian keterangan: "Pelimpahan Penerimaan PBB se banyak . SSP PBB".' 2.10 Menyusun Menyusun RLMP dan Rekening Rekening Koran Mingguan Mingguan dan mengirimkannya mengirimkannya disertai disertai Nota Nota Debet/Beri Debet/Berita ta Kurang Kurang selambat-l selambat-lambatny ambatnya a hari Sabtu atau hari kerja berikutnya berikutnya apabila hari Sabtu libur ke : a. KPKN; b. KPPB PPBB; c. Dipe Dipend nda. a. 2.1 2.11 Menyu Menyusu sun n Reke Rekeni ning ng Kora Koran n samp sampai ai deng dengan an akhi akhirr bulan bulan dan dan mengi mengiri rimk mkann annya ya selambat-lambatnya satu hari kerja setelah hari kerja akhir bulan ke : a. KPKN; b KPPBB; c. Dipe Dipend nda. a. 3 BANK/KAN BANK/KANTOR TOR POS OPERASIO OPERASIONAL NAL V PBB PBB Sesuai tata cara sebagaimana sebagaimana Lampiran Lampiran I Keputusan Keputusan Bersama ini dengan penyesuaian penyesuaian sebagai berikut : 3.1 Menerima Menerima SSP PBB lembar lembar ke-2 ke-2 dari Bank/Kantor Bank/Kantor Pos Perseps Persepsii PBB. PBB. 3.2 Mengirimka Mengirimkan n SSP PBB lembar lembar ke-2 ke KPPBB KPPBB bersamaan bersamaan dengan dengan pengirim pengiriman an Nota Nota Kredit/Berita Tambah sehubungan dengan pelimpahan saldo penerimaan PBB dari Bank/Kantor Pos Persepsi PBB. 3.3 Pada Pada Nota Nota Kredi Kredit/B t/Beri erita ta Tamb Tambah ah pelimpaha pelimpahan n saldo saldo peneri penerimaa maan n PBB PBB diberi diberi uraian uraian ketera keterangan ngan "Pelim "Pelimpaha pahan n Peneri Penerimaan maan PBB. PBB. dari dari Bank/K Bank/Kant antor or Persep Persepsi si PBB ... sebanyak... SSP PBB" 4 KPPBB Sesuai tata cara sebagaimana Lampiran I Keputusan Bersama ini dengan tambahan dan
penyesuaian sebagai berikut : 4.1 Member Memberika ikan n nomor rekenin rekening g Bank/Kan Bank/Kantor tor Pos Persep Persepsi si PBB yang ditunj ditunjuk uk kepada kepada Wajib Pajak sehubungan dengan pembayaran PBB. 4.2 Tidak Tidak menyerahk menyerahkan an STTS STTS dan DHKP PBB ke Bank/Kan Bank/Kantor tor Pos Pos Persepsi Persepsi PBB. 4.3 Tidak idak meneri menerima ma dokumen dokumen pembayar pembayaran/ an/lap lapora oran n peneri penerimaa maan n PBB PBB dari TP-PBB TP-PBB dan atau TP-PB On-line, berupa tembusan LMP PBB yang dirinci per Desa/Kelurahan, Pedesaan/Perkotaan dan 'STTS lembar untuk KPPBB' yang PBB-nya telah dibayar oleh Wajib Pajak. 4.4 4.4 Mene Meneri rima ma Nota Nota Kred Kredit it/B /Ber erit ita a Tamba ambah h dari dari Bank/ ank/Ka Kant ntor or Pos Pos Pers Persep epsi si PBB PBB sehubungan dengan pembayaran PBB. 4.5 Meneri Menerima ma SSP SSP PBB PBB lemb lembar ar ke-3 ke-3 dari dari Waj Wajib ib Paja Pajak. k. 4.6 Menerima Menerima SSP PBB lembar lembar ke-2 ke-2 dari Bank/Pos Bank/Pos Operasi Operasional onal V PBB. PBB. 5 DIPENDA Sesuai tata cara sebagaimana Lampiran I Keputusan Bersama ini dengan tambahan dan penyesuaian sebagai berikut: 5.1 Meneri Menerima ma dokumen dokumen pembayara pembayaran/l n/lapo aporan ran penerim penerimaan aan PBB dari Bank/Kan Bank/Kantor tor Pos Persepsi PBB, berupa : a. Nota Nota Kredi Kredit/B t/Beri erita ta Tambah ambah sehubu sehubunga ngan n dengan dengan pembaya pembayara ran n PBB PBB dari dari Waji Wajib b Pajak; b. SSP PBB lembar lembar ke-5 ke-5.. 5.2 Tidak Tidak menerima menerima dokumen dokumen pembaya pembayara ran/l n/lapo aporan ran peneri penerimaa maan n PBB dari TP-PBB TP-PBB,, berupa STTS lembar untuk Dipenda' yang PBB-nya telah dibayar oleh Wajib Pajak. 5.3 Tidak Tidak meneri menerima ma LBP PBB PBB dari dari Camat. Camat. 5.4 Tidak Tidak meneri menerima ma tembusa tembusan n LMP PBB dari Kepala Kepala Desa/Lur Desa/Lurah. ah. 6 KPKN Sesuai tata cara sebagaimana Lampiran I Keputusan Bersama ini dengan tambahan dan penyesuaian sebagai berikut : 6.1 Meneri Menerima ma dokumen dokumen pembayara pembayaran n /lapor /laporan an penerima penerimaan an PBB dari Bank/Ka Bank/Kanto ntorr Pos Persepsi PBB berupa Nota Kredit/Berita Tambah sehubungan dengan pembayaran PBB dan Wajib Pajak
SURAT SETORAN PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (SSP PBB) DEPARTEMEN KEUANGAN R.I DIREKTORAT JENDERAL KANTOR PELAY PEL AYANAN ANAN PAJAK BUMI BUM I DAN DANGUNAN
PAJAK SURAT SETORAN PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (SSP PBB)
Lembar ke-1 Untuk Wajib Pajak sebagai bukti pembayaran
A. 1. Nama Nama Waji Wajib b Pajak Pajak :____ :_______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ _____ _____ ____ _ 2. Alamat Wajib Wajib Pajak Pajak :________________ :_________________________ __________________ _______________ ______ Kecamatan : Kelurahan/Desa :_________________ _____________ Kode Pos : Kabupaten/Kota:_________________ _____________ B. 1. Nomor Nomor Objek Objek Pajak (NOP ) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] 2.
Letak Objek Pajak :
_______________________________________________________ Kelurahan/Desa :_________________ Kabu Kabupa pate ten/ n/Ko Kota ta:__ :____ _____ ______ ______ ______ ____ _
C 1.
2. D
E.
Kecamatan : _____________ Kode Kode Pos Pos : ______ ________ _____ _____ __
Jenis ketetapan pajak
:_________________ __________________ ______
Tahun Tahun
Nomor ketetapan pajak
:_________________ __________________ ______
[][][][]
Uraian Pembayara aran
Jumlah Pembayaran
: _____ _____ _____ _____ ____ _______ ______ _______ _____ _____ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ____ : _________________________________________________ :
Terbilang : ___________________
Pokok Pajak
: Rp
: ___ ___ ___ ___ ___ ____ __ ___ ___
Denda Administrasi
: Rp
: ___ ___ ___ ___ ___ ____ __ ___ ___
========================== Jumlah
: ___ ___ ___ ___ ___ ____ __ ___ ___
Untuk disetor/dipindahkan ke rekening Kas Negara q.q. PBB Bank/Kantor Pos Persepsi/Operasional V PBB *) pada Bank.................................................Nomor rekening....................................................
Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Tanggal.......................................
Nama jelas............................................................. Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran Pembayaran
*) Coret yang tidak perlu
Wajib Pajak/Penyetor ..................,..tgl...............
Nama jelas .................................................
Catatan : Formulir ini terdiri dari 5 rangkap masing-masing : Lembar ke-1 Lembar Lembar ke-2 Lembar Lembar ke-3 Lembar ke-4 ke-4 Lembar Lembar ke-5 ke-5
Untuk Untuk Untuk Untuk Untuk Untuk
Wajib Pajak Pajak sebagai bukti pembayaran pembayaran KPPBB KPPBB melalui Bank/Ka Bank/Kantor ntor Pos Pos Operasional Operasional V PBB KPPBB KPPBB disampaikan disampaikan oleh oleh Wajib Wajib Pajak Pajak Kantor Penerima Pembayar Pembayaran an (Bank/Kantor Pos Persepsi Persepsi PBB) Dipe Dipenda nda
LAMPIRAN V
TATA CARA PEMBAYARAN DAN PELIMPAHAN HASIL PENERIMAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MIGAS 1 DIREKTORAT DIREKTORAT JENDERAL PAJAK . 1.1. 1.1. Dire Direkt ktur ur PBB PBB dan dan BPHT BPHTB B atas atas nama nama Dire Direkt ktur ur Jend Jender eral al Paja Pajak k meng mengaj ajuk ukan an permintaan pembayaran PBB Pertambangan Migas ke Direktur Jenderal Lembaga Keuangan per triwulan dan pada akhir tahun untuk pelunasan/ketetapan rampung agar menerbitkan surat permintaan pemindahbukuan/konversi valuta asing atas beban rekening VA Departemen Keuangan ke Bank I ndonesia sehubungan dengan pembayaran pembayaran PBB Pertambangan Migas dimaksud. 1.2 1.2 Me Mene neri rima ma temb tembus usan an perm permint intaa aan n pemi pemind ndah ahbu buku kuan an dari dari Dire Direkt ktor orat at Jend Jender eral al Lembaga Keuangan ke Bank Indonesia dan memberitahukannya ke KPPBB yang bersangkutan. 1.3 Menerima Menerima Nota Nota Kredit/Beri Kredit/Berita ta Tambah Tambah lembar lembar 3 dari dari Bank/Kanto Bank/Kantorr Pos Operas Operasional ional V PBB melalui KPPBB yang bersangkutan. 2 DIREKTORAT DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN . 2.1 Sehubu Sehubunga ngan n dengan dengan adanya adanya perminta permintaan an pemba pembaya yaran ran PBB Pertamba Pertambanga ngan n Migas Migas dari Direktur Jenderal Pajak, Direktur Jenderal Lembaga Keuangan meminta Bank Indone Indonesia sia untuk untuk memind memindahb ahbuku ukukan kan/me /mengk ngkonv onvers ersii valuta valuta asing asing atas atas beban beban rekeni rekening ng VA Depart Departem emen en Keuan Keuangan gan ke Reke Rekenin ning g Kas Kas Negar Negara a q.q. q.q. PBB pada pada Bank/Kantor Pos Operasional V PBB di setiap kabupaten/ kota. 2.2 2.2 Dala Dalam m hal hal yang ang ditu ditunj njuk uk seba sebaga gaii Bank Bank/K /Kan anto torr Pos Oper Operas asio iona nall V PBB PBB di Kabupaten/Kota yang bersangkutan adalah Kantor Pos, maka pemindahbu pemindahbukuan/k kuan/konve onversi rsi valuta valuta asing atas beban beban rekening rekening VA Departeme Departemen n Keuan euanga gan n pada pada Bank Bank Indo Indone nesi sia a ditu dituju juka kan n ke Reke Rekeni ning ng KPPB KPPBB B pada pada Bank Bank Pemerintah yang ditunjuk oleh KPPBB. 2.3 Mengirim Mengirim tembusa tembusan n permintaan permintaan pemind pemindahbuk ahbukuan uan pernbay pernbayaran aran PBB Pertam Pertambanga bangan n Migas sebagaimana dimaksud butir 2.1. dan 2.2. tersebut di atas ke Direktorat Jenderal Pajak dan KPPBB yang bersangkutan. 2.4 Menerima Menerima Nota Nota Kredit/Beri Kredit/Berita ta Tambah Tambah Lembar Lembar 2 dari dari Bank/Kan Bank/Kantor tor Pos Pos Operasion Operasional al V PBB melalui KPPBB yang bersangkutan. 3 BANK BANK INDO INDONE NESI SIA A 3.1 3.1 Atas Atas permi ermint ntaa aan n Dire Direkt ktur ur Jend Jender eral al Lemb Lembag aga a Keuan euanga gan, n, Bank Bank Indo Indone nesi sia a memi memind ndah ahbu buku kuka kan/m n/men engk gkon onve vers rsii valu valuta ta asin asing g atas atas beba beban n reke rekenin ning g VA Departemen Keuangan ke : a. Reke Rekenin ning g Kas Kas Negar Negara a q.q. q.q. PBB pada Bank/K Bank/Kant antor or Pos Operasi Operasiona onall V PBS di setiap Kabupaten/Kota atau; b. Rekening Rekening KPPBB pada pada Bank Pemerinta Pemerintah h yang ditunjuk ditunjuk oleh KPPBB, KPPBB, dalam hal yang ditunjuk sebagai Bank/Kantor Pos Operasional V PBB di Kabupaten/Kota yang bersangkutan adalah Kantor Pos. 4 BANK/ BANK/ KANTOR KANTOR POS OPERASIONA OPERASIONAL L V 4.1 Membuk Membuka a Reke Rekenin ning g Kas Negara Negara q.q. PBB secara secara otomatis otomatis dan melapor melaporkan kanny nya a ke KPKN, KPPBB, dan Dipenda. 4.2 Menerima Menerima pemindahb pemindahbukuan ukuan pembay pembayaran aran PBB PBB sektor sektor Pertamba Pertambangan ngan Migas Migas dari dari : a. Bank Indonesia Indonesia,, dalam hal yang ditunjuk sebagai sebagai Bank/Kantor Bank/Kantor Pos Pos Operasional Operasional V PBB adalah Bank Pemerintah. b. Bank Pernerint Pernerintah ah yang ditunjuk ditunjuk oleh KPPBB, dalam hal yang ditunjuk ditunjuk sebagai sebagai Bank/Kanto Bank/Kantorr Pos Operasiona Operasionall V PBB di Kabupaten Kabupaten/Ko /Kota ta yang bersangku bersangkutan tan adalah Kantor Pos. 4.3 Membuk Membukuka ukan n setiap setiap peneri penerimaa maan n pernb pernbay ayar aran an PBB sektor sektor Pertam Pertamban bangan gan Migas Migas sebagaimana dimaksud pada butir 4.2. di atas ke dalam rekening Kas Negara q.q. PBB pada hari kerja bersangkutan. 4.4 4.4 Me Memb mbua uatt Nota Nota Kred Kredit/ it/Be Berit rita a Tamba ambah h seba sebany nyak ak 5 (lim (lima) a) lemb lembar ar sehu sehubu bung ngan an dengan penerimaan pembayaran PBB sektor Pertambangan Migas sebagaimana dimaksud pada butir 4.2. di atas dan mengirimkannya selambat-lambatnya pada hari Sabtu atau hari kerja berikutnya apabila hari Sabtu libur ke : a KPKN KPKN (Lem (Lemba barr keke-1) 1) b KPPB KPPBB B (Lem (Lemba barr keke-2 2 s.d. s.d. 4) 4) c. Dipend Dipenda a (Lem (Lembar bar ke-5) ke-5) Pada Nota Kredit/Berita Tambah diberi uraian "Pemindahbukuan Penerimaan PBB Pertambangan Migas (diisi : Triwulan I/II/III/IV/Pelunasan) dari . (diisi : Bank Indonesia atau KPPBB). 4.5 4.5 Me Memb mbagi agi saldo saldo pene peneri rima maan an PBB PBB sehu sehubu bung ngan an deng dengan an buti butirr 4.2. 4.2. ke reke rekeni ning ng
instansi yang berhak setiap hari Jumat atau hari kerja berikutnya apabila hari Jumat libur pada minggu berikutnya. 4.6 4.6 Me Memb mbua uatt Nota Nota Debe Debet/ t/Be Beri rita ta Kur Kurang ang sehu sehubu bung ngan an deng dengan an pemb pembag agia ian n hasi hasill penerimaan PBB ke rekening instansi yang berhak serta Rekening Koran Koran mingguan dan mengir mengirimk imkann annya ya selam selambat bat-la -lamba mbatny tnya a pada pada hari hari Sabtu Sabtu atau hari hari kerja kerja berikutnya apabila hari Sabtu libur ke : a KPKN; b. KPPBB; c Dipenda 4.7 4.7 Me Meny nyus usun un Reke Rekeni ning ng Kora Koran n samp sampai ai deng dengan an akhir akhir bula bulan n dan dan meng mengir irir irnk nkan anny nya a selambat-lambatnya satu hari kerja setelah hari kerja akhir bulan ke : a. KPKN; b. KPPBB; c. Dip Dipend enda. 5 K PP B B 5.1 Meneri Menerima ma lapora laporan n pembukaa pembukaan n Reke Rekenin ning g Kas Kas Negara Negara q.q. q.q. PBB dari dari Bank/K Bank/Kant antor or Pos Operasional V PBB. 5.2 Membuka Membuka Rekening Rekening KPPBB pada Bank Pemerinta Pemerintah h yang tempat tempat keduduka kedudukannya nnya sekota dengan KPPBB untuk menampung pemindahbukuan pembayaran PBB Perta Pertamba mbanga ngan n Migas Migas dalam dalam haI yang yang ditunj ditunjuk uk sebaga sebagaii Bank/K Bank/Kanto antorr Pos Pos Operasional V PBB di Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota yang bersangkutan adalah Kantor Pos. 5.3 5.3 Meng Me ngir irim im Nomor Nomor Rek Rekenin ening g KPPB KPPBB B pada pada Bank Bank Pemer emerin inta tah h yang ang temp tempat at keduclukannya sekota dengan KPPBB sehubungan dengan butir 5.2. di atas ke Direkturlenderal Lembaga Keuangan dengan tembusan ke : d. Direktur Direktur Jenderal Jenderal Pajak Pajak c.q. Direktur Direktur PBB PBB dan BPHTB; BPHTB; e KPKN KPKN sete setemp mpat at.. 5.4 5.4 Me Mene neri rima ma temb tembus usan an perm permint intaa aan n pemi pemind ndah ahbu buku kuan an/k /kon onve vers rsii valu valuta ta asin asing g atas atas beba beban n rek rekenin ening g VA Depa Depart rtem emen en Keuan euanga gan n pada pada Bank Bank Indo Indone nesi sia a untu untuk k pembayaran PBB Pertambangan Migas ke Bank Indonesia dari Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan. 5.5 Membuat Membuat "Surat "Surat Kuasa" Kuasa" yang yang member memberii wewenang wewenang kepad kepada a Bank Pemerin Pemerintah tah yang yang ditunj ditunjuk uk oleh oleh KPPBB KPPBB untuk untuk memind memindahb ahbuku ukukan kan secar secara a oto otomati matis s pener penerima imaan an pembayaran PBB sektor Pertambangan Migas sehubungan clengan butir 3.1.b. di atas ke Rekening Kas Negara q.q. PBB selambat-lambatnya hari Jumat atau hari kerja kerja beriku berikutny tnya a apabil apabila a hari hari Jumat Jumat libur libur,, dalam dalam hal yang yang ditunj ditunjuk uk sebaga sebagaii Bank/Kantor Pos Operasional V PBB di Kabupaten/Kota yang bersangkutan adalah Kantor Pos. 5.6 5.6 Me Mene neri rima ma Nota Nota Kred Kredit/ it/Be Beri rita ta Tamba ambah h dan dan foto fotoco copi pi bukt buktii pemi pemind ndah ahbu buku kuan an pembayaran PBB Pertambangan Migas dari Bank Pemerintah yang ditunjuk oleh KPPBB sehubungan dengan penerimaan pembayaran PBB sektor Pertambangan Migas sebagaimana dimaksud butir 3.1.b. di atas. 5.7 Meneri Menerima ma Nota Kredit/B Kredit/Beri erita ta Tamb Tambah ah dari dari Bank/K Bank/Kant antor or Pos Operasi Operasiona onall V PBB sehubungan sehubungan dengan dengan penerimaa penerimaan n pembayar pembayaran an PBB sektor sektor Pertamban Pertambangan gan Migas sebagaimana dimaksud pada butir 4.4.b. di atas. 5.8 Meneri Menerima ma Nota Debet/B Debet/Beri erita ta Kurang Kurang dari dari Bank/K Bank/Kant antor or Pos Operasi Operasiona onall V PBB sehubungan dengan pembagian hasil penerimaan PBB ke rekening instansi yang berhak berhak berikut berikut Rekening Rekening Koran Koran mingguan mingguan sebagaimana sebagaimana dimaksud pada butir 4.6.b. di atas. 5.9 5.9 Me Mene neri rima ma Reke Rekeni ning ng Koran oran samp sampai ai deng dengan an akhi akhirr bula bulan n dari dari Bank Bank// Kanto Kantorr Pos Pos Operasional V PBB. 5.10 5.10 Mengir Mengirimk imkan an Nota Nota Kredit Kredit/Be /Berit rita a Tambah ambah yang yang diteri diterima ma dari dari Bank/ Bank/ Kanto Kantorr Pos Pos Oper Operasio asional nal V PBB ke Direkt Direktor orat at Jender Jenderal al Pajak Pajak dan ke Direkto Direktora ratt Jender Jenderal al Lembaga Keuangan. 5.11 Mencocokk Mencocokkan an jumlah penerimaan penerimaan PBB sektor sektor Pertambangan Pertambangan Migas berdasark berdasarkan an tembus tembusan an permint permintaan aan pemin pemindah dahbuk bukuan uan dari dari Direkt Direktor orat at Jender Jenderal al Lemba Lembaga ga Keuangan sebagaimana dimaksud butir 5.4. di atas dengan Nota Kredit/Berita Tambah dari Bank/ Kantor Pos Operasional V PBB maupun dengan fotocopi bukti pemindahbukuan yang diterima dari Bank Pemerintah yang ditunjuk. 6 DIPENDA 6.1 Meneri Menerima ma dokum dokumen en pembay pembayar aran/ an/lap lapor oran an peneri penerimaa maan n PBB dari Bank/Ka Bank/Kantor ntor Pos Operasional V berupa : a Nota Kredit/Be Kredit/Berita rita Tambah Tambah sehubun sehubungan gan dengan dengan penerimaan penerimaan pembay pembayaran aran PBB PBB sektor Pertambangan Migas; b. Nota Debet/Berit Debet/Berita a Kurang sehubungan sehubungan dengan dengan pembagian pembagian hasil penerimaan penerimaan PBB ke rekening instansi yang berhak; c. Reke Rekeni ning ng Kor Koran an.. 6.2 Meneri Menerima ma lapora laporan n pembukaa pembukaan n Reke Rekenin ning g Kas Kas Negara Negara q.q. q.q. PBB dari dari Bank/K Bank/Kant antor or Pos Operasional V PBB. 7 KPKN
Sesuai tata cara sebagaimana Lampiran I Keputusan Bersama ini.
LAMPIRAN VI
TATA CARA PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PBB 1. KPPB KPPBB B 1.1 Berdas Berdasark arkan an pelimpah pelimpahan an wewenang wewenang yang diterim diterima a dari dari Menter Menterii Keuanga Keuangan, n, Kepala Kepala KPPBB menerbitkan Surat Kuasa Umum (SKU) ke Bank/Kantor Pos Operasional V PBB untuk melakukan pembebanan secara otomatis pada rekening Kas Negara q.q. PBB pada : a. setiap setiap permulaan permulaan tahun anggara anggaran; n; atau atau b. setiap setiap awal masa kerja Bank/Kanto Bank/Kantorr Pos Operasional Operasional V PBB tidak dimulai dimulai pada awal tahun anggaran. 1.2 1.2 Mene Meneri rima ma pemb pember erit itah ahuan uan dari Gubern Gubernur ur,, nama nama bank bank dan dan nomo nomorr reke rekeni ning ng Kas Kas Daerah Provinsi. 1.3 Meneri Menerima ma pemberi pemberitah tahuan uan dari dari Bupati Bupati dan atau Waliko Walikota, ta, nama nama bank dan nomor nomor rekening Kas Daerah Kabupaten dan atau Kota. 1.4 Melalui Melalui SKU SKU sebagaiman sebagaimana a dimaksud dimaksud pada pada butir butir 1.1., 1.1., Kepala Kepala KPPBB KPPBB memberi memberi kuasa kepada Pimpinan Bank/Kantor Pos Operasional V PBB untuk membebani langsung rekeni rekening ng Kas Negara Negara q.q. q.q. PBB dalam dalam rangka rangka pelaks pelaksana anaan an pembagi pembagian an hasil hasil penerimaan penerimaan PBB sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam Pera Peraturan turan Pemer Pemerintah intah No. 16 Tahun 2000 tentan tentang g Pembagi Pembagian an Hasil Hasil Peneri Penerimaa maan n Pajak Pajak Bumi Bumi dan Bangun Bangunan an anta antara ra Peme Pemeri rint ntah ah Pusa Pusatt dan dan Daer Daerah ah jo. jo. Kepu Keputu tusa san n Ment Menter erii Keuan euanga gan n No.82/ No.82/KMK KMK.04 .04/20 /2000 00 tentan tentang g Pembagi Pembagian an Hasil Hasil Peneri Penerimaa maan n Pajak Pajak Bumi Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, ke instansi yang berhak, yaitu : a 10% 10% (sep (sepul uluh uh pers persen) en) dari saldo saldo pener penerim imaa aan n PBB PBB ke reke rekeni ning ng Kas Kas Nega Negara ra sebagai bagian penerimaan Pemerintah Pusat; b. 16,2% (enam (enam belas koma dua persen) persen) dari saldo penerimaa penerimaan n PBB ke rekening rekening Kas Daerah Provinsi sebagai bagian penerimaan Pemerintah Provinsi, kecuali Provinsi DKI Jakarta sebesar 81% (delapan puluh sa tu persen); c. 64,8% (enam (enam puluh empat empat koma delapan delapan persen) dari dari saldo penerimaa penerimaan n PBB ke rekening Kas Daerah Kabupaten/Kota sebagai bagian penerimaan Pemerintah Kabupaten/Kota; d. 9% (sembil (sembilan an persen) persen) dari saldo saldo penerimaa penerimaan n PBB PBB ke rekening rekening Kas Negara Negara sebagai Biaya Pemungutan PBB. 1.5 Meneri Menerima ma tembusan tembusan Nota Debet/B Debet/Beri erita ta Kurang Kurang atas atas pembeb pembebana anan n rekeni rekening ng Kas Negara Negara q.q. q.q. PBB PBB dari dari Bank/K Bank/Kant antor or Pos Operas Operasion ional al V PBB untuk untuk selanj selanjutny utnya a mencocokkannya dengan jumlah yang termuat dalam DA. 08.03 yang diterima dari KPKN. 1.6 Berdas Berdasark arkan an tembusan tembusan Nota Debet/B Debet/Beri erita ta Kurang Kurang atas atas pembeb pembebanan anan rekenin rekening g Kas Negara q.q. PBB pada Bank/Kantor Pos Operasional V PBB, Kepala KPPBB setiap akhir akhir bulan bulan berken berkenaan aan menerb menerbitk itkan an Keputu Keputusan san Peneta Penetapan pan Pembag Pembagian ian Hasil Hasil Penerimaan PBB (KP-PHP-PBB). (KP-PHP-PBB). 1.7 Berdas Berdasark arkan an KP-PHPKP-PHP-PBB PBB sebagai sebagaiman mana a dimaks dimaksud ud pada butir 1.6. Kepala Kepala KPPBB KPPBB menerbitkan : a Surat Perint Perintah ah Membayar Membayar Pembagian Pembagian Hasil Penerim Penerimaan aan PBB (SPM?PH (SPM?PHP?PB P?PBB) B) untuk masing?masing Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang berhak; b. Surat Surat Perint Perintah ah Membay Membayar ar Biaya Biaya Pemung Pemunguta utan n PBB PBB (SPM(SPM-BP BP-P -PBB) BB) bagian bagian Kabupaten/Kota yang berhak. 1.8 Untuk Untuk keperl keperluan uan penerb penerbita itan n KP-PH KP-PHP-P P-PBB BB,, SPM-P SPM-PHP HP-PB -PBB, B, dan SPM-BPSPM-BP-PBB PBB,, Kepa Kepala la KPPB KPPBB B meny menyam ampai paika kan n spec specim imen entt tand tanda a tang tangan an dan dan stem stempe pell yang yang digu diguna naka kan n kepad kepada a Bank Bank/K /Kan anto torr Pos Pos Oper Operas asio iona nall V PBB PBB dan dan KPKN KPKN yang yang bersangkutan 1.9 Menyam Menyampai paikan kan KP-P KP-PHP HP-PB -PBB B yang yang terdir terdirii dari dari : a Lemb Lembar ar ke-1 ke-1 ke KPKN KPKN;; b. Lembar ke-2 sebagai sebagai pertin pertinggal; ggal; c. Lembar ke-3 ke-3 ke Bank/Kant Bank/Kantor or Pos Operasio Operasional nal V PBB; PBB; d. Lembar ke-4 ke-4 kepada Gubernur Gubernur u.p. u.p. Kepala Dipenda Dipenda Provinsi Provinsi;; e. Lembar ke-5 kepada kepada Bupati/Wali Bupati/Walikota kota u.p. Kepala Kepala Dipenda Kabupaten/K Kabupaten/Kota; ota; f Lembar ke-6 Kepada Kepada Direktur Direktur 3ender 3enderal al Pajak Pajak u.p. u.p. Kepala Kanwil Kanwil DJP; DJP; g Lembar Lembar ke-7 ke-7 kepad kepada a Bank Bank Operas Operasion ional al II. II. 1.10 Menyampaik Menyampaikan an SPM-PHP-P SPM-PHP-PBB BB yang terdir terdirii dari : a Lembar ke-1 ke-1 dan lembar lembar ke-5 ke-5 ke KPKN KPKN (lembar (lembar ke-5 ke-5 untuk diter diteruskan uskan ke Kantor Kantor Verifikasi Verifikasi Pelaksanaan Anggaran (KASIPA)); (KASIPA)); b. Lembar ke-2 sebagai sebagai pertin pertinggal; ggal;
c Lembar ke-3 ke ke Bank/Ka Bank/Kantor ntor Pos Pos Operasi Operasional onal V PBB; PBB; d Lembar ke-4 kepada kepada Gubernu Gubernurr u.p. Kepala Kepala Dipenda Dipenda Provinsi Provinsi;; e Lembar ke-6 ke-6 kepada Bupati/ Bupati/Wali Walikota kota u.p. Kepala Kepala Dipenda Dipenda Kabupaten Kabupaten/Kota /Kota;; f Lembar ke-7 Kepada Kepada Direktur Direktur Jendera Jenderall Pajak Pajak u.p. u.p. Kepala Kepala Kanwil Kanwil DJP DJP 1.11 1.11 Menyampaik Menyampaikan an SPM-BP-PB SPM-BP-PBB B yang terdiri terdiri dari dari : a. Lembar ke-1, ke-1, lembar lembar ke-2, dan lembar lembar ke-3 ke Bank Operasiona Operasionall I/II (lembar (lembar ke1 dikembalikan KPKN, dan lembar ke-2 dikembalikan ke KPPBB); b. Lembar Lembar ke-4 ke-4 ke KPKN; KPKN; c. Lembar Lembar ke-5 ke-5 sebagai sebagai perting pertinggal gal;; d. Lembar ke-6 ke-6 ke Bank/Kant Bank/Kantor or Pos Operasio Operasional nal V PBB; PBB; e. Lembar ke-7 ke-7 kepada Gubernur Gubernur u.p. u.p. Kepala Dipenda Dipenda Provinsi Provinsi;; f. Lembar ke-8 ke-8 kepada Bupati/ Bupati/Wali Walikota kota u.p. Kepala Kepala Dipenda Dipenda Kabupaten Kabupaten/Kota /Kota;; g. Lembar ke-9 Kepada Kepada Direktur Jenderal Pajak u.p. Kepala Kanwil DJP. 1.12 Melaporkan Melaporkan ke KPKN KPKN adanya pelanggaran pelanggaran yang dilakukan dilakukan oleh Bank/Ka Bank/Kantor ntor Pos Operasional V PBB sehubungan dengan kewajiban Pembagian dan Pembebanan rekening Kas Negara q.q. PBB sebagaimana dimaksud pada butir 2.4. 2. BANK / KANTO KANTOR R POS OPERAS OPERASIONA IONAL L V PBB Meneri Menerima ma pember pemberita itahuan huan dari dari Gubern Gubernur ur,, nama nama bank bank dan nomor nomor rekeni rekening ng Kas 2.1 Daerah Provinsi. Menerima pemberitahuan dari Bupati/Walikota, nama bank dan nomor rekening Kas 2.2 Daerah Kabupaten/Kota. 2.3 Setiap Setiap hari Jumat Jumat atau hari kerja kerja berikutn berikutnya ya jika hari Jumat Jumat libur libur, Bank/Kan Bank/Kantor tor Pos Operasional V PBB menerima pelimpahan penerimaan PBB dari Bank/Kantor Pos Persepsi PBB. 2.4 Pada minggu minggu berikut berikutnya, nya, setiap setiap hari hari Jumat Jumat atau atau hari kerja berikutnya berikutnya jika jika hari hari Jumat Jumat libur, Bank/Kantor Pos Operasional V melakukan pembagian hasil penerimaan PBB dengan membebani rekening Kas Negara q.q. PBB dengan rincian sebagai berikut : a. untu untuk k reke rekeni ning ng Kas Nega Negara ra sebe sebesa sarr 10% 10% (sep (sepul uluh uh pers persen en)) dari dari sald saldo o penerimaan PBB sebagai bagian penerimaan Pemerintah Pusat; b. untuk untuk rekening rekening Kas Daerah Daerah Provin Provinsi si sebesar sebesar 16,2% (enam (enam belas belas koma dua persen) dari saldo penerimaan PBB sebagai bagian penerimaan Provinsi yang bersangkutan, kecuali Provinsi DKI Jakarta sebesar 81% (delapan puluh satu persen); c. untuk rekening rekening Kas Daerah Daerah Kabupaten/ Kabupaten/Kota Kota sebesar sebesar 64,8% (enam (enam puluh empat empat koma delapan persen) dari saldo penerimaan penerimaan PBB sebagai sebagai bagian bagian penerimaan penerimaan Kabupaten/Kota yang bersangkutan; d. untu untuk k reke rekeni ning ng Kas Kas Nega Negara ra sebe sebesa sarr 9% (sem (sembi bila lan n pers persen en)) dari dari sald saldo o penerimaan PBB sebagai Biaya Pemungutan PBB. 2.5 2.5 Memb Membua uatt Nota Nota Debe Debet/ t/Be Beri rita ta Kura Kurang ng sehu sehubu bung ngan an deng dengan an pemb pembag agia ian n hasi hasill penerimaan PBB dan menyampaikannya ke KPKN dan ditembuskan ke KPPBB yang bersangkutan. 2.6 2.6 Apabi pabilla kewaj ewajiiban mel melakuk akukan an pem pembagi bagian an hasi hasill pene peneri rima maan an PBB mel melalui alui pembebanan pada rekening Kas Negara q.q. PBB sebagaimana dimaksud pada butir 2.4. tidak dilakukan atau dilakukan pembagian dan pembebanan kurang dari saldo rekening Kas Negara q.q. PBB, maka akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar 3% (tiga persen) per bulan dari jumlah yang tidak atau kurang dibagi/ dibebankan tersebut. 3. KPKN 3.1 3.1 Mene Meneri rima ma pemb pember erit itah ahuan uan dari Gubern Gubernur ur,, nama nama bank bank dan dan nomo nomorr reke rekeni ning ng Kas Kas Daerah Provinsi. 3.2 Menerima Menerima pemberit pemberitahuan ahuan dari dari Bupati/ Bupati/Wali Walikota, kota, nama nama bank dan nomor nomor rekening rekening Kas Kas Daerah Kabupaten/Kota. 3.3 Meneri Menerima ma tembus tembusan an SKU dari dari KPPBB KPPBB.. 3.4 Menerima Menerima asli asli Nota Nota Debet/Beri Debet/Berita ta Kurang Kurang sehubungan sehubungan pembagian pembagian hasil hasil penerimaan penerimaan PBB melalui pembebanan rekening Kas Negara q.q. PBB dari Bank/Kantor Pos Operasional V PBB. 3.5 Menerima Menerima KP-PH KP-PHP-PB P-PBB B lembar lembar ke-1, ke-1, SPM-PHP SPM-PHP-PBB -PBB lembar lembar ke-1 dan dan lembar lembar ke-5, ke-5, dan SPM-BP-PBB lembar ke-4 dari KPPBB untuk dicocokkan dengan asli Nota Debet/Berita Kurang sehubungan dengan pembagian hasil penerimaan PBB dari Bank/Kantor Pos Operasional V PBB. 3.6 Membuku Membukukan kan KP-PHP KP-PHP-PB -PBB B lembar lembar ke-1, SPM-P SPM-PHP HP-PB -PBB B lembar lembar ke-1, ke-1, dan SPMSPMBP-PBB lembar ke-4 dari KPPBB dan asli Nota Debet/Berita Kurang sehubungan dengan pembagian hasil penerimaan PBB dari bank/Kantor Pos Operasional V PBB dan mengirimkan SPM-PHP-PBB lembar ke-5 ke KASIPA. KASIPA.
3.7 3.7
Mela elapor porkan kan ke Bank ank Indon ndones esia ia adan adanya ya pel pelangg anggar aran an yang yang dil dilakuk akukan an oleh oleh Bank/Kantor Pos Operasional V PBB berdasarkan pemeriksaan dan atau laporan KPPBB KPPBB sehubungan sehubungan dengan kewajiban kewajiban pembagian pembagian hasil penerimaan penerimaan PBB melalui pembebanan rekening Kas Negara q.q. PBB sebagaimana dimaksud pada butir 2.4.
4. PEMERINT PEMERINTAH AH PROVINSI PROVINSI 4.1 4.1 Menya Menyamp mpai aika kan n nama nama bank dan nomo nomorr reke rekeni ning ng Kas Kas Daer Daerah ah Provi Provinsi nsi ke KPKN KPKN,, KPPBB, dan Bank/Kantor Pos Operasional V PBB. 4.2 Meneri Menerima ma KP-PHPKP-PHP-PB PBB B lembar lembar ke-4, ke-4, SPM-P SPM-PHP HP-PB -PBB B lembar lembar ke-4, ke-4, dan SPM-BP SPM-BP-PBB lembar ke-7 dari Kepala KPPBB untuk bahan penatausahaan penerimaan PBB dalam pelaksanaan APBD Daerah Provinsi. 5 PEMERINT PEMERINTAH AH KABUP KABUPA ATEN/KOT TEN/KOTA A 5.1 Menyam Menyampai paikan kan nama nama bank dan nomor nomor rekenin rekening g Kas Daerah Daerah Kabupat Kabupaten/ en/Kot Kota a ke KPKN, KPPBB, dan Bank/Kantor Pos Operasional V PBB. 5.2 Meneri Menerima ma KP-PHPKP-PHP-PB PBB B lembar lembar ke-5, ke-5, SPM-P SPM-PHP HP-PB -PBB B lembar lembar ke-6, ke-6, dan SPM-BP SPM-BP-PBB lembar ke-8 dari Kepala KPPBB untuk bahan penatausahaan penerimaan PBB dalam pelaksanaan APBD Daerah Kabupaten/Kota.
PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PBB
Pener Penerim imaan aan adalah adalah kegi kegiat atan an admin adminis istr tras asii
PBB PBB yang yang berka berkait itan an denga dengan n
pembayaran, pemungutan, penyetoran, penagihan, pelimpahan dan pembagian hasil penerimaan PBB. Pembayaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak untuk melunasi PBB terutangnya ke Tempat Pembayaran. Mekanisme lain yang dapat dilakukan Wajib Pajak adalah melalui Petugas Pemungut dan saat ini pembayaran dapat juga dilakukan melalui melalui ATM ATM ( BCA, BCA, BII dan BPD BPD Jatim) Jatim).. Jadi Jadi dalam dalam melakuk melakukan an pembay pembayaran aran PBB sekarang sudah tidak mengalami kesulitan lagi, sebab struk ATM merupakan tanda bukti pelunasan PBB. Apabila melalui petugas pemungut maka hasil pemungutannya tersebut tersebut akan disalurkan ke Tempat Pembayaran, Pembayaran, dokumen dokumen yang digunakan Wajib Wajib Pajak sebagai bukti pembayaran adalah Surat Tanda Terima Terima Setoran (STTS). Mekanisme Mekanisme pembayaran PBB akan diikuti dengan mekanisme mekanisme pelimpahan pelimpahan dari Tempat Pembayaran ke Bank Persepsi dan dari Bank Persepsi ke Bank Operasional III, pelimpahan pelimpahan dilakukan setiap hari Jum’at atau hari berikutnya berikutnya apabila hari Jum’at libur. Bank Bank Pers Persep epsi si adal adalah ah Kant Kantor or Caba Cabang ng Bank Bank yang yang ditet ditetapk apkan an untuk untuk mener menerim ima a pelimpahan penerimaan PBB dari tempat pembayaran dan melimpahkannya ke Bank Operasi Operasiona onall III-nya III-nya.. Atas Atas pelimpa pelimpahan han terseb tersebut ut Bank Bank Operas Operasiona ionall III membagi membagi hasil hasil penerimaan PBB dengan rincian : -
10 % untuk Pemerintah Pusat dan disalurkan ke Rekening Kas Negara,
-
16,2 % untuk Daerah Propinsi disalurkan ke Rekening Kas Daerah Propinsi,
-
64,8 % untuk Daerah Kabupaten / Kota disalurkan ke Rekening Kas Daerah Kabupaten / Kota dan,
-
9 % meru merupa paka kan n Biay Biaya a Pemu Pemung ngut utan an yang yang disa disalu lurk rkan an ke Kas Kas Nega Negara ra (sebagaimana diatur melalui PP No. 16 Tahun 2000 tanggal 10 Maret 2000).
Dalam Dalam rangka rangka memant memantapk apkan an penerim penerimaan aan Daerah Daerah sejak sejak tahun tahun 1994-19 1994-1995 95 penerim penerimaan aan PBB sebesar sebesar 10 % bagian bagian Pemerin Pemerintah tah Pusat Pusat didistr didistribus ibusika ikan n kembali kembali kepada seluruh Kabupaten / Kota di seluruh Indonesia dengan pola 6,5 % dibagikan secara merata dan 3,5 % dibagikan sebagai insentif untuk Kabupaten / Kota yang berhasil mencapai atau melampaui rencana penerimaan yang telah ditetapkan untuk sektor Pedesaan dan Perkotaan.
BAGAN PEMBAYARAN, PELIMPAHAN DAN PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PBB 10 % Pemerintah Pusat
Tempat Pembayaran
Petugas Pemungut
Wajib Pajak
3,5 % Insentif
6,5 % Dibagi rata
9% Biaya Pemungutan Bank Persepsi
Bank Operasional III
ATM BCA, BII, BPD
64,8 % Kabupaten/ Kota
16,2 % Daerah Propinsi
Sedangkan Biaya Pemungutan sebesar 9 % sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 82/KMK.04/2000 dibagi sebagai berikut : Sektor Perkotaan : 1. 20 % Bagian Bagian Dire Direkto ktorat rat Jender Jenderal al Pajak Pajak 2. 5 % Peme Pemeri rint ntah ah Prop Propin insi si 3. 75 % Peme Pemerin rintah tah Kabupat Kabupaten en / Kota Kota Sektor Pedesaan : 1. 10 % Bagian Bagian Dire Direkto ktorat rat Jender Jenderal al Pajak Pajak 2. 5 % Bagia Bagian n Peme Pemeri rint ntah ah Pro Propin pinsi si 3. 85 % Bagia Bagian n Pemerin Pemerintah tah Kabupat Kabupaten en / Kota Kota Pembagian BPHTB dengan rincian sebagai berikut : 20 % untuk Pemerintah Pusat dan disalurkan ke rekening Kas Negara, 16 % untuk Daerah Propinsi, dan 64 % untuk Daerah Kab/ Kota yang disalurkan ke rekening kas Daerah Kab / Kota. Dengan Dengan UU Nomor Nomor 25 tahun tahun 1999 tentang tentang Perimba Perimbanga ngan n Keuang Keuangan an antara antara Pemerintah Pemerintah Pusat dan Daerah, penerimaan penerimaan BPHTB bagian Pemerintah Pemerintah Pusat sebesar 20 % didistr didistribus ibusika ikan n kembali kembali secara secara merata merata kepada kepada seluru seluruh h Kabupat Kabupaten en / Kota Kota di Indonesia.
PERKIRAAN DANA BAGI HASIL PENERIMAAN PBB KOTA MOJOKERTO TAHUN 2009 A. Pokok Pokok Ketetapan Ketetapan PBB PBB Kota Mojoker Mojokerto to Tahun Tahun 2009 N o
1
KECAMATAN Desa/Kelurahan
OP
KECAMATAN KECAMATAN PRAJURIT KULON 2.86 1. SURODINAWAN 5 3.10 2. KRANGGAN 6 1.86 3. MIJI 3 2.00 4. PRAJURITKULON 0 2.53 5. BLOOTO 1 1.22 6. MENTIKAN 9 7. KAUMAN 8. PULOREJO JUMLAH
2
Golongan I dan II
882 2.19 7 16.6 73
PBB
182. 712.450 317. 214.983 169. 131.262 139. 112.810 101. 456.643 114. 676.668 73. 364.279 123. 444.193 1.221.113 .288
Golongan III, IV dan V OP
33 175 92 33 6 41 46 11
437
Golongan I s/d V
PBB
OP
PBB
38.0 10.741 812.0 17.135 233.3 92.934 53.1 74.385 6.1 69.136 53.5 80.081 69.7 43.165 9.4 18.653 1.275.50 6.230
2.89 8 3.28 1 1.95 5 2.03 3 2.53 7 1.27 0
220.723.
928 2.20 8 17.1 10
191 1.129.232. 118 402.524. 196 192.287. 195 107.625. 779 168.256. 749 143.107. 444 132.862. 846 2.496.61 9.518
81.5 90.189
2.90 4
102
135.4 15.446 132.4 52.834 208.3 18.961 117.8 13.471 168.7 11.153 160.5 60.727 85.9 75.466 81.1 03.057 155.9 40.041 1.327.88 1.345 2.603.38 7.575
2.64 7 4.35 2 2.18 4 1.09 6
KECAMATAN KECAMATAN MAGERSARI 1. MERI 2. GUNUNG GEDANGAN 3. KEDUNDUNG 4. BALONGSARI 5. JAGALAN 6. SENTANAN 7. PURWOTENGAH 8. GEDONGAN 9. MAGERSARI 10. WATES JUMLAH
JUMLAH TOTAL
2.88 4
195. 038.913
2.61 9 4.31 4 2.06 9 1.02 7
178. 006.098 270. 359.186 202. 431.826 87. 114.853 87. 550.478 62. 898.859 66. 333.266 138. 241.851 469. 870.083 1.757.845 .413 2.978.958 .701
600 412 501 1.25 1 5.62 9 21.3 06 37.9 79
20
28 38 115 69 105 100 50 57 32
614 1.051
276.629.
313.421. 544 402.812. 020 410.750. 787 204.928. 324 256.261.
705
631 223.459.
512
586 152.308.
551 1.30 8 5.66 1 21.9 20 39.0 30
732 219.344. 908 625.810. 124 3.085.726.7 58 5.582.346.2 76
B. Perkiraa Perkiraan n Dana Bagi Bagi Hasil PBB PBB Bagian Bagian Daerah Daerah tahun 2009 2009 (Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 23/ PMK.07/2009) No
Daerah
DBH PBB Bagian Daerah
1.
Prop Propin insi si Jawa Jawa Timur imur
Rp. Rp.
380. 380.19 199. 9.88 883. 3.63 630, 0,--
2.
Kota Kota Mojo Mojoke kert rto o
Rp. Rp.
8.17 8.173. 3.94 941. 1.76 761, 1,--
C.
Perkiraan Dana Bagi Hasil PBB Bagian Pusat yang dibagikan secara merata kepada seluruh Kabupaten dan Kota tahun 2009 (Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 160.3/ PMK.07/2008)
No 1.
Daerah
DBH PBB Bagian Daerah
Kota Kota Mojo Mojoke kert rto o
Rp. Rp.
3.89 3.899. 9.50 501. 1.03 037, 7,--
Dana Bagi hasil tersebut merupakan bagian pemerintah pusat (10 %) dibagi secara merata kepada Kabupaten/Kota se-Indonesia sebesar 6,5 %, sedangkan 3,5% dibagikan sebagai insentif untuk Kabupaten / Kota yang berhasil mencapai atau melampaui rencana penerimaan yang telah ditetapkan untuk sektor Pedesaan dan Perkotaan.
D. Perkiraan Perkiraan Alokasi Alokasi Biaya Biaya Pemungutan Pemungutan PBB PBB Bagian Kota Kota Mojokerto Mojokerto tahun tahun 2009 (Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 25/ PMK.07/2009) No 1.
Daerah
DBH PBB Bagian Daerah
Kota Mojok jokerto
Peny Penyal alur uran an
Rp.
Perk Perkir iraa aan n
alok alokas asii
Biay Biaya a
Pemu Pemung ngut utan an
449 449.925.191,-
PBB PBB
bagi bagian an
Kabup Kabupate aten/K n/Kota ota dilaku dilakukan kan berda berdasar sarkan kan realis realisasi asi pener penerim imaan aan PBB PBB tahun tahun anggaran berjalan.