12
PASAR OLIGOPOLY, CARTEL INDONESIA
DAN OPEC
Oleh
RENINTA DEWI NUGRAHENI
150812447 - Kelas Matrikulasi 2015
PENDAHULUAN
Pasar merupakan kegiatan yang sangat esensial dalam suatu negara. Pasar menyokong hampir seluruh kegiatan perekonomian yang mampu menghidupi baik kalangan bawah, menengah dan atas. Kegiatan dalam pasar dapat mencapai suatu kesepakatan harga dan quantitas dari barang atau jasa, memberikan hubungan timbal balik antara produsen dan konsumen. Dalam pasar juga terdapat 3 kegiatan ekonomi pokok, yakni aktivitas produksi, aktivitas konsumsi dan aktivitas pertukaran (Boediono, 1982:1).
Selama kegiatannya perusahaan membeli atau menyewa sumber – sumber yang ditawarkan oleh pihak rumah tangga untuk memproduksi barang atau jasa. Kemudian menggunakan pendapatan dari perusahaan untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Sehingga tercipta arus melingkar atau circular flow para pelaku ekonomi. Terdapat interaksi antara sektor rumah tangga dan perusahaan dalam mekanisme perekonomian.
Istilah pasar yang luas mengacu pada lebih banyak barang yang diproduksi dalam jangka waktu yang dekat maupun lama. Untuk mempengaruhi tingkat produksi yang tinggi maka diperlukan keahlian yang modern dalam mengembangkan usaha, seerti misalnya menggunakan teknologi yang lebih maju. Karena pertambahan penduduk akan menambah pula permintaan akan barang dan jasa.
Keseimbangan menunjukkan keadaan pasar apabila tercapai, maka cenderung bertahan. Keseimbangan ini merupakan hasil dari penyetaraan kekuatan – kekuatan pada pasar sehingga terjadi titik seimbang pada tingkat harga dan jumlah tertentu. Biasanya dalam perekonomian akan selalu ada dinamika perekonomian, yang dapat mengganggu keseimbangan pasar. Kegiatan perekonomian dapat mengalami periode kemakmuran yang sangat tinggi, kemudian mengalami periode kemerosotan. Para pengusaha mendapatkan untung yang sebesarnya dan ada masanya mereka rugi hingga mengalami kebangkrutan.
Mekanisme pasar tidak selalu merupakan pasar dengan sistem persaingan sempurna, dengan adanya dinamika perekonomian sistem pasar dapat menimbulkan monopoli. Seperti pada negara dengan perekonomian yang sangat modern, Amerika Serikat, Jepang, China dan negara Eropa lainnya, dapat menjadi penguasa pasar atau bergabung menjadi sebuah perusahaan raksasa yang dapat mengontrol dan mengendalikan kegiatan perekonomian didunia. Sistem perekonomian mereka sangat modern, dimana kegiatan ekonomi mereka tertumpu pada industri dan jasa, mereka dapat menjalankan kegiatan ekonomi dengan cara yang efisien dan dapat mencapai tingak produktivitas yang tinggi.
Negara – negara seperti mempunyai kekuasaan dalam menetapkan harga dan distribusi barang atau jasa. Mereka dapat membatas berapa level produksi dimana mereka dapat memperoleh keuntungan yang sebesar – besarnya. Persaingan seperti ini menyebabkan kedudukan perusahaan yang kuat akan semakin kuat, dan mematikan perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan, pada umumnya suatu perusahaan pasti memiliki pesaing (competitor firm), tetapi dalam kurun waktu tertentu perusahaan-perusahaan tersebut akan menghadapi persaingan yang tidak terlalu tinggi yang pada akhirnya memaksa mereka untuk tidak hanya menjadi penerima harga (price taker) tetapi bisa menjadi penentu harga (price maker). Situasi yang seperti ini oleh para ekonom biasa disebut pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competition).
Jenis – jenis pasar dapat dilihat dalam rangkuman berikut.
TEORI DAN PEMBAHASAN
PASAR OLIGOPOLI
Dalam kegiatan perekonomian istilah pasar oligopoli tidak jarang didengar. Pasar oligopoli berarti pasar dengan beberapa penjual saja. Beberapa penjual artinya penawaran satu jenis barang (homogen product) yang dikuasai oleh beberapa perusahaan dan barang tersebut memiliki efisiensi dalam skala besar. Pasar oligopoli merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang bersaing. Oligopoli memiliki kemampuan untuk menahan perusahaan – perusahaan yang potensial masuk ke dalam pasar dan perusahaan – perusahaan tersebut saling bersepakat untuk melakukan kolusi seperti tindakan menetapkan harga dan mengatur produksi dan distribusi secara bersama – sama. Cara kolusi itu mendapatkan keuntungan dengan cara menghindari perang harga dan sepakat terhadap harga-harga yang lebih tinggi serta volume produksi dan penjualan yang dibatasi.
Salah satu ciri dari pasar oligopoli adalah sedikitnya perusahaan dalam Industri. Beberapa perusahaan yang menguasasi pasar sangat mempengatuhi satu sama lain, karena keputusannya dapat mempengaruhi perilaku dan perusahan – perusahaan lainnya dalam mencapai laba yang maksimal serta kondisi yang optimal. Selain itu cirinya adalah adanya produk homogen atau terdiferensiasi (homogen or diferentiated product) seperti yang dipaparkan sebelumnya. Contoh pasar oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasi seperti misalnya pada industri mobil dan rokok. Sedangkan produk homogen adalah industri baja, pipa, paralon, seng dan kertas. Produk – produk yang lainya seperti barang standar, yang berupa bahan mentah, bahan baku atau bahkan produk akhir.
Perusahaan – perusahaan yang masuk dalam oligopoli biasanya dapat memposisikan diri mengikuti alur dan jalannya permainan pada pasar, dimana mereka akan mempertahankan diri untuk memperoleh keuntungan yang lebih dari para pesaingnya. Berbagai cara mereka tempuh untuk mendapatkan laba yang maksimum, seperti mempromosikan produk – produk mereka, melakukan iklan pada media cetak maupun media online, dan menaikan atau menurunkan harga, sehingga mereka memiliki kemampuan yang cakap dalam menentukan harga. Cara seperti ini wajar ditempuh dan efisien menurut para pemain dalam pasar oligopoli, supaya mereka tidak kehilangan konsumen – konsumennya. Sedangkan perusahan yang independent atau tidak memiliki kesempatan untuk bekerja sama dalam persaingan akan memiliki kemampuan yang terbatas dalam menentukan harga. Dengan demikian kerja sama dengan beberapa perusahaan akan meningkatkan efisiensi dan keefektifan dalam permainan oligopoly.
Di negara – negara yang sudah maju, praktek oligopoli ini produksinya menggunakan teknologi yang sudah sangat modern. Teknologi modern ini dapat dicapai ketika produktivitas suatu perusahaan sangat besar dan mendapatkan keuntungan yang sangat tinggi, sehingga keadaan ini dapat menimbulkan barrier to entry. Karena secara langsung setiap perusahan membutuhkan modal awal yang besar dan investasi yang besar. Pada hakikatnya setiap perusahaan ingin agar sistem yang diterapkannya berjalan dengan efektif dan efisien, maka keputusan untuk mencari investor yang akurat dan tepat sangat penting.
Tidak dipungkiri bahwa investor juga merupakan bagian dari usaha kita untuk mengembangkan dan meningkatkan produktivitas perusahaan. Sehingga tidak menutup kemungkinan perusahaan mencari informasi – informasi yang lebih untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan investor. Proses demi proses secara intelijen juga dilakukan. Hal ini sangat memakan waktu yang sangat lama dan membutuhkan biaya pula. Sehingga tidak mengherankan jika hanya terdiri dari beberapa produsen dalam pasar oligopoli bahkan cenderung banyak ditemui pengurangan jumlah perusahaan di dalam industri.
Jenis produksi pada pasar oligopoli bisa berupa barang standar ataupun barang yang berbeda, sedangkan untuk pasar dengan persaingan sempurna barang yang dihasilkan merupakan barang yang identik, pada pasar persaingan monopolistis adalah barang yang berbeda, yang terakhir pada pasar monopoli merupakan barang yang unik tidak ada pengganti. Jelas berdasarkan output pasar oligopoli merupakan peralihan dari pasar persaingan sempurna dengan pasar monopoli, dimana dalam pasar oligopoli bentuk persaingan antar perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy).
Struktur pasar oligopoli memungkinkan diadakannya kerja sama secara diam-diam atau secara terang-terangan. Ada tiga faktor yang memungkinkan terjadinya kerja sama, yaitu:
Meningkatkan keuntungan mereka jika mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan mereka bertindak seperti monopolis.
Mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi ketidak pastian yang ada, dalam arti tindakan produsen yang satu terhadap yang lain transparan jika mereka mengadakan kerjasama.
Adanya kerja sama antar mereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industri.
Berdasarkan pemaparan diatas, pasar oligopoli tidak selalu berkonotasi pasar yang negatif dan individual. Pasar yang terdorong mekanismenya menjadi pasar oligopoli, memiliki kesempatan untuk meningkatkan inovasi dan variasi dari berbagai macam produk perusahaan – perusahaan. Hasil output tersebut menjadi istimewa untuk konsumen. Selain menjadikan referensi yang lengkap untuk konsumen dalam memgonsumsi, produsen mendapatkan keuntungan serta peningkan dalam hal keterampilan dan kemampuan.
Selain itu tidak adanya persaingan harga yang begitu ketat. Yang demikian rupa adalah salah satu keuntungan karena adanya barrier to entry. Hambatan – hambatan tersebut memberikan keuntungan untuk produsen pada long run, karena perusahaan – perusahaan baru yang hendak masuk harus beradaptasi dengan keadaan situasi dan kondisi pada pasar oligopoli.
Adanya jangka waktu yang panjang dapat memberikan manfaat lagi untuk perusahaan yang sudah masuk didalamnya, karena mereka dapat menikmati skala ekonomi dalam tingkat produksi yang besar. Semakin banyak produksinya, semakin rendah pula biaya produksi perunitnya. Sekiranya perusahaan menghadapi permintaan yang meningkat, mereka akan memenuhi permintaan tersebut dengan baik, sehingga penjualan semakin efisien dan memberikan profit yang tinggi. Profit tersebut dapat digunakan untuk memperbaharui produk produk yang lama. Dan siklusnya terus berputar, hingga munculnya hak paten membuat semakin sulit perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri. Contoh perusahaan oligopoli seperti, Telkomsel, Indosat, XL, Pabrik Semen.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.
Pada pasar oligopoli produsen dapat bersaing secara langsung namun dapat pula mereka membentuk suatu kartel. Jika kartel ini cukup kuat dalam mempengaruhi pasar maka penggabungan ini akan menjadi monopoli. Karena kartel merupakan bentuk kerjasama yang sempurna dimana organisasi resmi antar produsen dalam suatu industri yang bertujuan mengalihkan suatu keputusan manajemen dan fungsi produksi individu ke dalam asosiasi pusat agar dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
CARTEL
Pengertian menurut kamu Oxford, "Cartel is a group of separate business firms wich work together to increase profits by not competing with each other". Artinya, kartel adalah sebuah kelompok (grup) dari berbagai badan hukum usaha yang berlainan yang bekerja sama untuk menaikkan keuntungan masing-masing tanpa melalui persaingan usaha dengan pelaku usaha lainnya.
Dalam buku Black's Law Dictionary (kamus hukum dasar yang berlaku di Amerika Serikat), praktik kartel (cartel) didefinisikan, "A combination of producer of any product joined together to control its productions its productions , sale and price, so as to obtain a monopoly and restrict competition in any particular industry or commodity". Artinya, kartel merupakan kombinasi di antara berbagai kalangan produsen yang bergabung bersama-sama untuk mengendalikan produksinya, harga penjualan, setidaknya mewujudkan perilaku monopoli, dan membatasi adanya persaingan di berbagai kelompok industri.
Secara umum kartel merupakan organisasi atau persekongkolan dari beberapa pihak, dalam hal ini produsen yang berasosiasi kolusif. Asosiasi kolusif didalam pengertian ini adalah melakukan pemusatan, monopoli, mengendalikan, mengontrol harga dan pendistribusian barang atau jasa dipasar untuk mencari keuntungan. Sistem kartel tidak jauh berbeda dari monopoli karena beberapa perusahaan melakukan kerja sama dalam menjual produk-produk mereka. Hal yang demikian dapat mengurangi persaingan.
Sudah jelas praktik kartel di Indonesia adalah suatu bentuk perbuatan atau tindakan yang melanggar hukum, karena akan membentuk suatu perilaku monopoli ataupun bentuk perilaku persaingan usaha yang tidak sehat. Munculnya kartel ini karena mereka ingin membentuk suatu kekuatan monopoli secara besar – besaran, karena memiliki banyak konsumen dan produsen yang hanya beberapa saja.
Bentuk dan perilaku kartel yakni ada kesepakatan di dalam biasanya tidak secara nyata diwujudkan, tetapi tetap ada dan diakui dan dijalankan oleh anggota-anggotanya secara sengaja. Praktek kartel sendiri dapat dibagi menjadi beberapa segmen, misalkan terdapat 3 perusahaan besar yang memiliki saham paling banyak, yakni perusahaan A, B dan C di pulau Jawa. Dan pembagiannya misalkan Jawa Barat dan sekitarnya adalah Perusahaan A, Jawa Tengah dan sekitarnya adalah Perusahaan B dan Jawa Timur adalah perusahaan C. Pada perilaku ekonomi seperti ini mengindikasikan adanya praktek kartel didalamnya.
Jenis-Jenis Kartel
Setelah mengetahui dan memahami bentuk perilaku dan praktik kartel, perlu diketahui pula jenis-jenis kartel. Dalam hal ini, praktik kartel dapat diidentifikasi atau dideteksi berdasarkan jenis-jenisnya sebagai berikut.
Kartel Daerah Kartel Daerah menggunakan indikator regional atau wilayah. Ada beragam bentuk dan polanya. Misalnya, kartel yang membagi wilayah pemasarannya berdasarkan regional tertentu.
Kartel Produksi Model kartel yang memiliki bentuk kesepakatan untuk menetapkan kuota produksi bagi anggota-anggotanya.
Kartel Harga Model kartel yang dilakukan dengan melakukan kesepakatan untuk menetapkan harga (price fixing) untuk meniadakan persaingan harga.
Kartel Kondisi Kesepakatan atau perjanjian bisnis yang mereka lakukan melalui praktik kartel berdasarkan kondisi tertentu dalam perjanjian bisnis. Misalnya, pembuatan sistem administrasi (prosedur) dalam pengambilan kredit kendaraan bermotor.
Kartel Pembagian Laba Model kartel yang dalam perjanjiannya berorientasi untuk melakukan kesepakatan atas pembagian laba.
Kartel dilarang di Indonesia karena demi terciptanya persaingan dalam ekonomi yang sehat, dan memberikan ruang yang luas bagi segala bentuk inovasi produk yang dihasilkan tidak hanya memusatkan pada keuntungan bisnis saja. Indonesia belum menjadi negara maju seperti negara tetangga, perekonomian didalamnya masih butuh penanganan yang serius, membenahi birokrasi dan mengedepankan kesejahteraan penduduknya dimana rata – rata masih menengah ke bawah. Dengan fakta bahwa pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi sekitar 5,01 persen (dengan basis perbandingan tahun 2010) versi BPS.
Apabila praktek kartel dilegalkan di Indonesia dapat menyebabkan inefisiensi di mana konsumen membeli barang dan/atau jasa para pelaku usaha dengan harga di atas harga normal. Karena kartel dalam bentuk bagaimanapun pada dasarnya akan merugikan sebagian besar konsumen. Bahkan kartel mampu menutup segala peluang inovasi dari para produsen yang baru. Sedangkan keadaan di Indonesia masih sangat membutuhkan produsen – produsen yang memiliki kemampuan berinovasi.
Kesejahteraan masyarakat akan semakin merosot, akibat ketidakmampuan mereka masuk ke dalam pasar, hal ini karena praktik bisnisnya yang mengarah pada eksploitasi masyarakat miskin dan menunjang adanya inflasi yang kronis. Keadaan seperti ini merugikan masyarakat secara makro. Perekonomian akan mati dan Indonesia pun berpotensi menjadi negara gagal. Kartel pun membuat ekonomi negara menjadi tidak sehat.
Selain itu kurangnya informasi yang dimiliki konsumen mengenai produk yang tersedia di pasar dan yang dimiliki produsen mengenai permintaan produk dan mengenai keberadaan pesaing dapat menyebabkan kegagalan pasar. Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mengerti bagaimana dan seperti apa sistem kartel berjalan. Sehingga mereka tidak mengetahui selama ini terdapat kartel didalam perekonomian Indonesia. Tidak terasa asing jika barang yang dikonsumsi dibeli dengan harga yang sangat mahal, hal tersebut pun dianggap wajar bagi masyarakat. Barang yang seharusnya dapat digunakan untuk seluruh kalangan masyarakat, hanya bisa dikonsumsi oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Masyarakat kelas bawah menganggap barang itu merupakan barang mewah. Sehingga pemerintah perlu campur tangan dalam perekonomian di pasar, supaya tidak terjadi kekacauan didalamnya.
Berikut akan dipaparkan mengenai kasus – kasus kartel yang sudah dibongkar oleh pemerintah (KPPU). Pada tahun 2005, KPPU berhasil membongkar praktik kartel dalam produksi garam di dalam negeri. Praktik kartel garam itu terjadi hanya beberapa pemain saja yang melakukan pemasokan bahan baku garam di Sumatera. Pada tahun 2009, KPPU berhasil membongkar praktik kartel dalam penetapan tarif layanan pesan pendek atau short message service (SMS). Kartel tersebut melibatkan nama-nama perusahaan operator seluler seperti PT Excelcomindo Pratama, Tbk., PT Telkomsel, Tbk., PT Telkom (Persero), PT Bakrie Telecom, Tbk., PT Mobile-8 Telecom, Tbk., dan PT Smart Telecom. Pada tahun 2010, KPPU berhasil membongkar modus praktik kartel dalam industri minyak goreng kemasan maupun minyak goreng curah. Ketiga kasus ini hanya beberapa contoh dari banyak praktek kartel di Indonesia yang menyebabkan kerugian negara dan konsumen yang mencapai triliunan. Tidak hanya secara materi saja kerugiannya, bahkan menyebabkan kekacauan pasokan komoditi di dalam negara hanya untuk kepentingan dan keuntungan pribadi.
Untuk kartel seperti yang dicontohkan sebelumnya, memang memberikan dampak negatif baik secara makro maupun mikro. Penangannya yang dilakukan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) belum cukup maksimal. Persaingan usaha yang positif secara keseluruhan masih menjadi sebuah wacana, karena belum menjadi kultur atau budaya pada perekonomian di Indonesia. Budaya mematikan para pesaingnya masih marak dimana – mana hingga menyulitkan pengusaha baru. Sehingga ini menjadi tugas yang besar untuk KPPU.
Dalam waktu dekat ini KPPU mengenalkan program reformasi pasar untuk menangani kasus kartel, dimana program ini terdiri tiga program utama yakni akni, regulatory reform, market structure reform, dan behavioral reform.
Dalam regulatory reform, KPPU harus meninjau ulang terkait dengan kebijakan – kebijakan perekonoman yang memberikan peluang timbulnya persaingan usaha yang tidak sehat, untuk memunculkan pelaku usaha baru. Ini artinya KPPU harus memperkuat interaksi dengan pemerintah – pemerintah daerah, melakukan amandemen undang – undang untuk memperluas langkah KPPU karena tidak bisa dengan mudahnya KPPU mengubah, mengatur mengenai kebijakan yang sudah tertanam. KPPU perlu meminta bantuan pemerintah pusat untuk memperkuat kelembagaan KPPU.
Pada program yang kedua market structure reform, ini artinya KPPU harus mengkaji lagi mengenai struktur pasar dilapangan lebih jauh, menggunakan analisa ekonomi untuk mendapatkan data serta informasi ekonomi yang bersifat ekstensif. Ahli – ahli ekonom dapat ikut dilibatkan di dalamnya.
Untuk behavioral reform yang terkait dengan pelaku usaha itu sendiri, maka harus ada penegakan hukum yang tegas diperlukan untuk menjaga persaingan sehat satu sama lain. Akan tetapi diberikan dahulu sosialisasi kepada masyarakat mengenai perilaku kartel yang kontroversial ini. Tidak semata – mata diadili, karena ketidaktahuan masyarakat.
Contoh - contoh dimana praktek kartel sukses secara intenasional adalah OPEC (Organization of Petrolium Exporting Countries), IBA (International Bauxite Association) dan IATA (International Air Transport Association). Praktek kartel ini merupakan bentuk organisasi dari beberapa negara pemasok produk tertentu yang sepakat membatasi jumlah produksi dengan tujuan memonopoli pasar dan memaksimalkan keuntungan. Praktek kartel seperti ini timbul karena berada diluar pengendalian suatu negara individual.
Baru – baru ini hangat diperbincangkan bahwa Indonesia kembali aktif menjadi anggota OPEC, yang sebelumnya Indonesia keluar dari OPEC pada tahun 2008 karena telah mengimportir minyak sejak 2003 dan tidak mampu memenuhi kuota produksi. (dikutip dari http://www.antaranews.com/). Gabungnya kembali Indonesia ke OPEC menimbulkan pro dan kontra di dalam pemerintah, pasalnya Indonesia harus memenuhi kuota produksi minyak sebagai salah satu negara yang berkontribusi. Selain itu Indonesia memperoleh informasi yang terbaru mengenai pasar minyak internasional.
Negara anggota OPEC memproduksi sekitar 29.6 juta barel per hari yaitu 40.2% dari 70.6 juta barel total produksi minyak mentah dunia dan menguasai sekitar 55% perdagangan minyak mentah dunia. (Satuan: 1 barel, 42 US galon, 159 liter) Untuk itu Indonesia harus dapat memenuhi kuota permintaan minyak yang sudah ditentukan oleh OPEC, mencari area – area tambang minyak sebagai partisipasi Indonesia sebagai anggota dari OPEC.
OPEC merupakan kartel yang sukses karena mereka dapat memenuhi perjanjian mengenai kuota produksi setiap negara dan menghadapi permintaan akan BBM yang inelastis. Sedangkan kebanyakan kartel internasional gagal atau macet karena mereka tidak memenuhi keadaan seperti OPEC misalkan masih tergantung pada harga dan responsif terhadap perubahan harga.
Secara statistik pada tahun 204 negara-negara anggota OPEC ini total produksinya hanya sekitar 20% dari produksi minyak dunia. Sedangkan cadangannya hampir 80% dikuasainya. Berikut diagram pie nya yang menyatakan bahwa OPEC merupakan pasar kartel minyak yang terbesar didunia, yang didalamnya terdapat cadangan minyak dunia hanya dimiliki oleh beberapa negara seperti Saudi Arabia, Irak, Iran dan beberapa negara lain di Timur Tengah.
Dewasa ini ramai diperbincangkan di media massa bahwa harga minyak pada OPEC melonjak, karena tidak adanya kata sepakat di dalam anggota OPEC. Ada beberapa fakta – fakta yang menarik mengenai terjadinya pelonjakan harga, yakni perubahan jumlah permintaan minyak tingkat dunia. Perubahan jumlah permintaan minyak pada masing masing negara berbeda, hal ini dikarenakan tingkat pertumbuhan ekonomi dan penduduk di negara – negara yang bervariasi. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang tinggi di negaranegara dunia menyebabkan peningkatan konsumsi minyak mentah. Selain itu keterbatasan supply minyak, adanya energi alternatif yang disosialisasikan dimana – mana dan adanya spekulasi harga oleh negara non OPEC.
Perubahan harga minyak pada OPEC dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidakstabilan harga minyak. Secara umum penawaran dan permintaan sangat mempengaruhi harga, tetapi ini terjadi bila faktor – faktor lain tidak berhasil dibendung. Contohnya pada pertengahan tahun 2012 harga minyak melonjak tinggi dan pada tahun ini harga minyak sangat turun.
Sumber www.opec.org
OPEC sebagai lakon dari kartel minyak terbesar diduniya tidak sepenuhnya bertanggungjawab mengatur harga minyak mentah di pasar. Negara – negara anggota OPEC memang mengendalikan produksi minyak mentahnya untuk kestabilan pasar minyak dan mencegah fruktuasi harga yang membahayakan. OPEC tidak menjamin keadaan di pasar dunia, tetapi kartel memberikan posisi persaingan yang sangat menguntungkan, tingkat produksi, output dan kapital dapat dikendalikan dengan baik dan dijamin.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono, 1992, Ekonomi Mikro, cetakan ke-15, edisi ke- 2, Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Dominic Salvatore (1991), Microeconomic Theory, 2 nd edition, Schaum Series.
Pindyck, Robert., Rubinfeld, Daniel. 2012. Microeconomics 8th Edition. The Pearson Series in Economics. Prentice Hall.
Samuelson, Paul A. and William D. Nordhaus. 2001. Economics, Seventeenth Edition. McGraw-Hill, New York
Soeratno., Setyowati, Endang., Damayanti, Riana., Subagyo dkk. 2013. Ekonomi Mikro Pengantar. STIE. Yogyakarta
Sukirno, Sadono. 2014. Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Edisi ketiga. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
https://andreasutomo.wordpress.com/2012/04/15/struktur-pasar/ diakses 07 Desember 2015
https://id.wikipedia.org/wiki/Kartel diakses 07 Desember 2015
https://id.wikipedia.org/wiki/Oligopoli diakses 07 Desember 2015
http://www.ift.co.id/posts/kartel-sebut-indonesia-minta-bergabung-kembali-dengan-opec diakses 07 Desember 2015
http://www.opec.org diakses 07 Desember 2015
http://www.peoi.org/Courses/Coursesba/mic/mic7.html diakses 07 Desember 2015
http://www.teguhhadisantoso.com/pengertian-dan-jenis-kartel-perdagangan/ diakses 07 Desember 2015
http://jogja.tribunnews.com/2015/12/04/market-reform-diperlukan-untuk-tangani-sistem-kartel
diakses 07 Desember 2015
https://yanesscihuy.wordpress.com/2012/03/15/pasar-oligopoli/ diakses 07 Desember 2015