TUGAS SISTEM SENSORI PERSEPSI LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA OTITIS MEDIA AKUT (OMA)
Oleh : A5.A KELOMPOK VII 1) Ni Made Made Kris Krisna na Jay Jayant antii (10) (10) 2) I Gede Gede Made Perwir Perwiranat anata a (1076 (1076)) 3) Ni Komang Komang Putri Putri Swanta Swantari ri (1077) (1077) 4) I Gede Gede Agus Agus Rama Rama Sapu Saputra tra (1078) (1078)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI
2013
2
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya kami dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah dengan judul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Otitis Media Akut (OMA)” ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan dan sumber data yang kami peroleh terbatas maka makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini ada manfaatnya bagi kita semua. Om Santhi Santhi Santhi Om
Denpasar, Maret 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................... PENGANTAR.......................................................... ........................................ .................................... ................ .............. .... i DAFTAR ISI.................................... ISI........................................................ ........................................ ........................................ ............................................... ........................... ii BAB I ...................................... ......................................................... ....................................... ........................................ ........................................ .................................. .............. 1 PENDAHULUAN................ PENDAHULUAN................................... ....................................... ........................................ ........................................ ........................................ .................... . 1 BAB II ........................................ ........................................................... ....................................... ........................................ ........................................ ............................... ........... 3 LAPORAN PENDAHULUAN............. PENDAHULUAN................................. ........................................ ....................................... ............................................... ............................ 3
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng
Otitis Otitis media atau infeksi infeksi telinga tengah banyak dijumpai dimasyarak dimasyarakat, at, penyakit ini sangat berkaitan erat dengan infeksi saluran pernapasan atas. Oleh karena itu otitis media banyak ditemukan pada bayi dan anak. Hal ini disebabkan karena pada kelompok usia tersebut sangat rentan rentan terhad terhadap ap infeks infeksii salura saluran n pernapa pernapasan san atas, atas, sehing sehingga ga pertah pertahanan anan tubuh tubuh tergan terganggu ggu dan merupakaan masalah kesehatan yang utama. Karena lebih sering ditemukan pada bayi dan anakanak (Soepardi Efiaty Arsyad dan Nurbaiti Iskandar, 2001). Otitis media akut (OMA) merupakan suatu infeksi akut pada mukosa telinga tengah yang diikuti dengan pembentukan nanah (mukopus). Otitis media akut paling banyak terjadi karena penyebaran infeksi lewat tuba Eustachius (rinogen), rinogen), karena infeksi saluran pernafasan atas mukosa tuba Eustachius odem odem sehing sehingga ga fungsi fungsinya nya tergan terganggu. ggu. Keadaan Keadaan inilah inilah yang memper mempermud mudah ah masuknya kuman ke telinga tengah (Rukmini Sri, 2000). Menu Menuru rutt Lawr Lawren ence ce Gree Green n (198 (1980) 0) diku dikuti tip p dala dalam m Bet Bet Smar Smartt (199 (1997) 7),, fakt faktor or yang yang dapa dapatt menyebabkan timbulnya OMA dibagi menjadi tiga yaitu Faktor predisposisi predisposisi (predisposing factors) factors) yakni dalam perilaku perilaku (pengetahuan, (pengetahuan, sikap dan tindakan), tindakan), persepsi, faktor pendukung pendukung (enabling factors) factors) dalam sosial ekonomi, ketersedian waktu dan faktor pendorong (reinforcing factors) factors) terdiri dari sikap petugas, peran keluarga, emosi. Pada Pada pasi pasien en OMA OMA apabi apabila la tidak tidak menda mendapa patt penan penanga ganan nan yang yang baik baik akan akan menga mengaki kibat batkan kan kompli komplikas kasi. i. Salah Salah satu satu kompli komplikas kasii yang paling paling berbah berbahaya aya adalah adalah penjala penjalaran ran penyaki penyakitt kearah kearah intrak intrakran ranial ial sepert sepertii mening meningiti itis, s, karena karena dapat dapat menyeba menyebabka bkan n kemati kematian. an. Sedangk Sedangkan an gangguan gangguan pendengaran akibat OMA dapat memberikan kesulitan, misalnya sulit dalam mencari pekerjaan, kesulitan dalam berkomunikasi dan kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu penanganan penyakit yang dilakukan sedini mengkin akan dapat mencegah terjadinya komplikasi yang tidak diharapkan (Rukmini (Rukmini Sri, 2000). Untuk mencegah terjadinya terjadinya komplikasi komplikasi di atas perlu mengenal tanda, gejala kekamb kekambuhan uhan dan juga juga peril perilaku aku tentan tentang g kebersi kebersihan han teling telingaa supaya supaya terhin terhindar dar dari dari terjad terjadiny inyaa komplikasi.
1
B. Rumu Rumusa san n Masa Masala lah h
1. Bagaimanakah Bagaimanakah laporan laporan pendahul pendahuluan uan pada pasien pasien dengan dengan Otitis Otitis Media Akut Akut (OMA)? (OMA)? 2. Bagaimanakah Bagaimanakah asuhan asuhan keperawat keperawatan an pada pasien pasien dengan dengan Otitis Otitis Media Media Akut Akut (OMA)? (OMA)? C. Tujuan
1. Untuk mengeta mengetahui hui laporan laporan pendahulua pendahuluan n pada dengan dengan Otitis Otitis Media Media Akut Akut (OMA). (OMA). 2. Untuk mengetah mengetahui ui asuhan keperawa keperawatan tan pada pasien pasien dengan dengan Otitis Otitis Media Akut Akut (OMA). (OMA).
2
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN A. Defini inisi
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999). OMA (Otitis Media Akut) adalah peradangan akut a tau seluruh pericilium telinga tengah (Mansjoer, 2001). OMA adalah infeksi atau inflamasi (peradangan) di telinga tengah.
B. Ep Epid idem emio iolo logi gi
Otitis Media Akut (OMA) pada anak-anak sering kali disertai infeksi pada saluran pernapasan atas. Pada Pada pene peneli liti tian an Zackr Zackroni onik k dkk di Arab Arab Saudi Saudi tahu tahun n 2001 2001 terh terhad adap ap 112 112 pasi pasien en infe infeks ksii salu salura ran n pernapasanatas (ISPA) (6-35 bulan), didapatkan 30% mengalami otitis media akut dan 8% sinusitis. Epidemiologi seluruh dunia terjadinya Otitis Media berusia 1 tahun sekitar 62% sedangkan anak-anak berusia 3 tahun sekitar 83% (Zackzouk,2001). Di Amerika Serikat diperkirakan 75% anak mengalami mini minima mall satu satu epis episod odee otit otitis is medi mediaa sebe sebelu lum m usia usia 3 tahu tahun n dan dan hamp hampir ir sete seteng ngah ah dari dari mere mereka ka mengalaminya mengalaminya tiga kali atau lebih. Di Inggris Inggris setidaknya 25% anak mengalami minimal minimal satu episode sebelum usia 10 tahun. Insiden OMA tertinggi terjadi pada usia 2 tahun pertama kehidupan dan yang kedua pada waktu berusia 5 tahun bersamaan dengan anak masuk sekolah (Abidin,2008). Puncak usia anak mengalami OMA didapatkan pada pertengahan tahun pertama sekolah, di Swedia mendap mendapatk atkan an 16.611 16.611 anak anak penderi penderita ta OMA dan didapa didapatka tkan n anak anak usia usia 7 tahun tahun dengan dengan preval prevalens ensii terbanyak. Resiko kekambuhan otitis media terjadi pada beberapa factor, antara lain usia <5 tahun, otitis prone (pasien yang mengalami otitis pertama kali pada usia <6 bulan terakhir), infeksi pernafasan, perokok, dan laki-laki (Abidin, 2008; Cassellbrent, 2005).
C. Etio Etiolo logi gi
Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba eustachii seperti 3
obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan a tas, inflamasi jaringan disekitarnya (eg : sinusi sinusitis tis,, hipert hipertrof rofii adenoid adenoid)) atau atau reaksi reaksi alergi alergik k (eg: (eg: rhinit rhinitis is alergi alergika) ka).. Bakteri Bakteri yang yang umum umum dite ditemu mukan kan sebag sebagai ai orga organi nism smee peny penyeba ebab b adal adalah ah Stre Strept ptoco ococc ccus us pene peneum umoni oniae ae,, Hemo Hemoph phyl ylus us influenzae, Streptococcus pyogenes, dan Moraxella catarrhalis.
D. Pato Patofi fisi siol olog ogii
OMA sering diawali dengan infeksi saluran napas seperti radang tenggorokan / pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran eustachius. Saat bakteri melalui saluran eustachius, bakteri bisa menyebabkan infeksi saluran tersebut. Sehingga terjadilah pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel darah darah putih putih akan akan melawa melawan n sel-se sel-sell bakteri bakteri dengan dengan mengor mengorbank bankan an diri diri mereka mereka sendir sendiri, i, sedikitnya terbentuk nanah dalam telinga tengah. Pembengkakan jaringan sekitar sel eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat dapat tergang terganggu gu karena karena gendang gendang teling telingaa dan tulang tulang-tu -tulan lang g kecil kecil penghubu penghubung ng gendang gendang teling telingaa dengan organ pendengaran di telinga dalam bergerak bebas. Cairan yang terlalu banyak tersebut, akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.
E. Stadium
1.Stadium oklusi tuba eustachius a.
Terdapat gambaran retraksi membran timpani
b.
Membran timpani berwarna normal atau keruh pucat
c.
Sukar dibedakan dengan otitis media serosa virus
2.Stadium hiperemis a. Pembuluh darah tampak lebar dan edema pada membran timpani. b. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar
terlihat 3. Stadium supurasi a.
Membran timpani menonjol ke arah luar
b.
Sel epitel superfisila hancur
4
c.
Terbentuk eksudat purulen di kavum timpani
d.
Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga tambah
hebat 4. Stadium perforasi a.
Membran timpani ruptur
b.
Keluar nanah dari telinga tengah
c.
Pasien lebih tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak
5. Stadium resolusi a.
Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali
b.
Bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang d an mengering
c.
Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan bila virulensi rendah dan daya tahan tubuh baik.
F. Pathway
infeksi saluran napas
Kurang Pengetahuan
menyebar ke telinga tengah
bakteri masuk Nyeri Akut
peradangan / infeksi
Hipertermi
Pembengkakan
Sel darah putih menyerang
Penumpukan nanah dan lendir
Gangguan pendengaran sementara
Perubahan Sensori Persepsi
5
Kecemasan
G. Ge Gejal jala a Klini Kliniss
Gejala klinis OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien. Biasanya gejala awal berupa sakit telinga tengah yang berat dan menetap. Biasa tergantung gangguan pendengaran yang bersifat sementara. Pada anak kecil dan bayi dapat mual, muntah, diare, dan demam sampai 39,50oC, gelisa gelisah, h, susah susah tidur tidur diare, diare, kejang, kejang, memegan memegang g teling telingaa yang sakit. sakit. Gendan Gendang g teling telingaa mengal mengalami ami perada peradangan ngan yang yang menonj menonjol. ol. Keluar Keluar cairan cairan yang awalny awalnyaa mengand mengandung ung darah darah lalu lalu berubah menjadi cairan jernih dan akhirnya berupa nanah (jika gendang telinga robek).
H. Diag Diagno nosi siss
1. Diagnosis Diagnosis ditegakkan ditegakkan berdasark berdasarkan an gejala gejala dan hasil pemeriksaa pemeriksaan n telinga tengah tengah dengan otoskop. otoskop. 2. Diagno Diagnosis sis OMA OMA harus harus meme memenuhi nuhi 3 hal hal berik berikut ut : a. Penyaki Penyakitny tnyaa muncu muncull mend mendadak adak (akut) (akut).. b. Ditemukannya tanda efusi (pengumpulan cairan) di telinga tengah. Berikut tanda-tanda terjadi efusi : 1) Mengge Menggembu mbungny ngnyaa gendang gendang teling telinga. a. 2) Terbatas/t Terbatas/tidak idak adanya gerakan gerakan gendang gendang telinga. telinga. 3) Adanya bayangan bayangan cairan cairan di belakang belakang gendang gendang teling telinga. a. c. Adanya Adanya tanda-ta tanda-tada da gejala peradan peradangan gan telinga telinga tengah tengah yang yang dibukt dibuktika ikan n dengan dengan adanya salah satu tanda berikut : 1) Kemera Kemerahan han pada gendang gendang teling telingaa 2) Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.
I. Pemer emerik iksa saan an Fis Fisik ik
Lakukan Inspeksi,pal Inspeksi,palpasi,p pasi,perkus erkusii dan di daerah telinga,den telinga,dengan gan menggunakan menggunakan senter ataupun alat alat-a -ala latt lain lain nya nya apak apakah ah ada ada cair cairan an yang yang kelu keluar ar dari dari teli teling nga, a,ba bagai gaima mana na warn warna, a, bau, bau, dan jumlah.apakah ada tanda-tanda radang.
6
1. Kaji Kaji adan adanya ya nyeri nyeri pada pada teling telingaa 2. Leher, Kaji adanya pembesaran pembesaran kelenja kelenjarr limfe limfe di daerah leher 3. Dada / th thora orak 4. Jantung 5. Per Perut / abd abdom omen en 6. Geni Genito tour urin inar aria ia 7. Ekst Ekstre rem mitas itas 8. Sist Sistem em inte integu gume men n 9. Sist Sistem em neur neurol olog ogii 10. Data pola kebiasaan kebiasaan sehari-har sehari-harii
J. Pemerik Pemeriksaan saan Diagnos Diagnostik/ tik/pen penunja unjang ng
1. Pemeriksaan Pemeriksaan dengan dengan atoskop (alat (alat untuk memerik memeriksa sa liang-lian liang-liang g gendang telinga telinga dengan jelas). jelas). 2. Melihat Melihat ada ada tidakny tidaknyaa gendang gendang telinga telinga yang yang menggembung, menggembung, perubahan perubahan warna gendang telinga telinga menjadi kemerahan / agak kuning dan suram, serta cairan di liang telinga. 3. Otoskopi Otoskopi pneumatik pneumatik (pemeriks (pemeriksaan aan telinga telinga dengan otoskop otoskop untuk untuk melihat melihat gendang telinga telinga yang dilengkapi dengan udara kecil). Untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara. Untuk melihat berkurangnya atau tidak ada sama sekali gerakan gendang telinga. 4. Timpanogram Timpanogram : untuk mengukur mengukur kesesuaian kesesuaian dan kekuatan kekuatan membran membran timpani. timpani. 5. Kultur Kultur dan uji sensiti sensitifit fitas as : dilakuk dilakukan an timpano timpano sintesi sintesiss (aspir (aspirasi asi jarum jarum dari dari teling telingaa tengah tengah melalui membran timpani).
K. Komp Kompli lika kasi si
1. Kompli Komplikas kasii yang yang serius serius adalah adalah : a. Infeksi Infeksi pada tulang tulang sekita sekitarr teling telingaa tengah tengah (mastoidit (mastoiditis is atau petrositi petrositis). s).
7
b. Labirinitis (infeksi pada kanalis semisirkuler). semisirkuler). c. Kump Kumpul ulan an pad padaa waj wajah ah.. d. Tuli
Tanda-tanda terjadi komplikasi :
1. Sak Sakit kep kepala 2. Tuli Tuli yang yang terj terjadi adi secara secara mendad mendadak ak 3. Vert Vertig igo o (peras (perasaa aan n berput berputar ar)) 4. Dema Demam m dan dan meng menggi gigi gill
L. Therapy
OMA umurnya adalah penyakit yang sembuh dengan sendirinya sendirinya dalam 3 hari tanpa antibiotic antibiotic (80% OMA). Jika gejala tidak membaik dalam 48-72 jam atau terjadi perburukan gejala, antibiotic diberikan. American Academic of Pediatrics (AAP) mengkategorikan OMA yang dapat diobservasi harus segera di terapi dengan antibiotic an tibiotic sebagai berikut : Usia
Diagnosis Pasti
Diagnosis Meragukan
< 6 Bulan
Antibiotik
6 bulan – 2 tahun
Antibiotik
Antibiotik Antibiotik jika gejala berat, observasi jika gejala ringan.
2 ta tahun
Antibiotik ji jika ge gejala be berat,
Observasi
observasi jika gejala ringan.
Gejala ringan
: nyeri telinga ringan dan demam < 39oC dalam dalam 24 jam terakhir. terakhir.
Gejala berat : nyeri telinga telinga sedang – berat / demam 39oC. Diobati dengan antibiotik per-oral, yaitu dengan :
1. Amoxilin, Amoxilin, atau atau penisili penisilin n dosis dosis tinggi tinggi untuk untuk penderita penderita dewasa. dewasa.
8
2. Phenilephri Phenilephrine ne (dalam (dalam obat flu) dapat membuka membuka tuba eustac eustachius. hius. 3. Jika Jika nyeri nyeri meneta menetap p atau atau hebat hebat,, dema demam, m, munt muntah ah,, atau atau diar diare, e, dan dan tau tau jika jika genan genang g teli telinga nga menonjol. Dilakukan miringotomi. 4. Terapi Terapi bergan bergantun tung g stadi stadium um penyak penyakit. it. a. Stad Stadiu ium m Okl Oklus usii
1) Untuk membuka membuka kembai kembai tuba eustachi eustachius, us, agar tekanan tekanan di telinga telinga tengah tengah hilang. hilang. 2) Obat Obat tetes tetes teli telinga nga HCl efedri efedrin n 0,5% 0,5% (anak (anak < 12 tahun) tahun) atau HCl efedri efedrin n 1% dalam dalam fisiologis (anak > 12 tahun dan dewasa). 3) Antibi Antibioti otik k jika peny penyeba ebabnya bnya kuma kuman. n. b. Stadiu Stadium m Presu Presupur purasi asi
1) Diberikan Diberikan antibioti antibiotik, k, (golongan (golongan penisilin penisilin / eritromisin) eritromisin) tetes tetes hidung, analgesik. analgesik. 2) Miringotom Miringotomii jika, membran membran timpani timpani sudah sudah terlihat terlihat hiperemi hiperemiss difus. difus. 3) Pada Pada anak anak diberi diberikan kan ampisil ampisilin in 4 x 40 mg/ kg BB/ hari, hari, amoxilin amoxilin 4x40mg/kg 4x40mg/kgBB/ BB/har hari, i, atau eritromisin 4 x 40 mg/kg BB/hari. c. Stad Stadiu ium m pef pefor oras asii
1) Obat Obat cuci cuci teli teling ngaa H2O2 3% selama 3-5 hari dan antibiotik adekuat sampai 3 minggu. d. Stad Stadiu ium m Su Supu pura rasi si
Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan terjadi ruptus. e. Stad Stadiu ium m Re Resolu solusi si
Bila tidak terjadi terjadi perbaikan/ perbaikan/ pemulihan/ pemulihan/ kesembuhan kesembuhan berikan berikan antibiotik antibiotik dilanjutkan dilanjutkan sampai 3 minggu.
9
10
BAB III LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian
Data yang muncul saat pengkajian: a. Saki Sakitt teli teling nga/ a/ny nyer erii b. Penurunan/tak ada ketajaman pendengaran pada satu atau k edua telinga c. Tinitus d. Peras Perasaa aan n penuh penuh pada pada tel telin inga ga e. Suara Suara berg bergema ema dari dari suar suaraa send sendiri iri f. Bunyi Bunyi “letu “letupan” pan” sewakt sewaktu u mengu menguap ap atau atau menel menelan an g. Vertig Vertigo, o, pusin pusing, g, gatal gatal pada pada telin telinga ga h. Penggunaan Penggunaan minyak, minyak, kapas kapas lidi, lidi, peniti peniti untuk untuk member membersihka sihkan n telinga telinga i.
Tanda-t Tanda-tanda anda vital vital (suhu (suhu bisa bisa samp sampai ai 40o C), demam
j.
Kemampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat
k. Reflek kej kejut l.
Tolera Toleransi nsi terhad terhadap ap bunyi-b bunyi-bunyi unyian an keras keras
m. Tipe Tipe warna warna 2 jumla jumlah h cairan cairan n. Cairan Cairan telinga telinga;; hitam, hitam, kemerahan, kemerahan, jernih, jernih, kuning o. Dengan otoskop otoskop tuba tuba eustaci eustacius us bengkak, bengkak, merah, merah, suram suram p. Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga sebelumnya, alergi.
11
2. Diag Diagno nosa sa Kepe Kepera rawa wata tan n
a. Nyeri Nyeri akut yang yang berhubun berhubungan gan dengan dengan prose prosess inflam inflamasi asi.. b. Hipertermi yang berhubungan penyakit ditandai dengan peningkatan suhu tubuh. c. Ganggua Gangguan n sensor sensorii persep persepsi si berhubu berhubungan ngan dengan dengan perubah perubahan an sensor sensorii persep persepsi si ditanda ditandaii dengan dengan distorsi pendengaran. d. Cemas berhubungan berhubungan dengan dengan ketidaksei ketidakseimbangan mbangan sensori sensori ditand ditandai ai dengan keluarnya keluarnya cairan cairan dari telinga. e. Kurang Kurang pengetahua pengetahuan n berhubu berhubungan ngan dengan dengan keterb keterbata atasan san paparan paparan ditanda ditandaii dengan dengan mengikut mengikutii intruksi tidak akurat.
3. Inte ntervensi nsi
No.
Dx.
Tujuan dan KH
Intervensi
12
Rasional
1
Dx. 1
Setelah diberikan
- Teliti Teliti keluhan keluhan nyeri, nyeri,
-
Nyeri eri merupak pakan
asuhan keperawatan
catat intensitasnya
pengalaman
diharapkan nyeri
(skala), karakteristiknya
subyektif dan harus
yang dirasakan klien
dijelaskan oleh
berkurang, dengan
pasien. Identifikasi
KH: Klien
karakteristik nyeri
mengungkapkan
dan factor yang
bahwa rasa nyeri
berhubungan
berkurang. Klien
merupakan suatu
mampu melakukan
hal yang mat
metode pengalihan
penting untuk
suasana.
memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan
-Mengurangi nyeri - Kompres dingin di
karena rasa nyeri
sekitar area telinga
teralihkan oleh rasa dingin disekitar area telinga.
-Atur posisi klien
-Posisi yang sesuai akan membuat klien merasa lebih nyaman. -Analgesik merupakan
13
-Beri aspirin/analgesik
pereda nyeri yang
sesuai instruki, beri
efektif pada pasien
sedatif sesuai indikasi
untuk mengurangi sensasi nyeri dari dalam. -Metode pengalihan suasana dengan melakukan relaksasi
-Ajarkan Klien untuk
bisa mengurangi nyeri
mengalihkan suasana
yang diderita klien
dengan melakukan metode relaksasi seperti menarik nafas panjang. 2
Dx. 2
Setelah diberikan
-Pantau suhu tubuh ;
-Suhu 38,9oC – 41,1oC
asuhan keperawatan
perhatikan menggigil.
menunjukan proses
diharapkan suhu
penyakit infeksius
tubuh klien dalam
akut.Menggigil sering
batas normal,
mendahului puncak
dengan KH: Suhu
suhu.
tubuh klien 36oC – 37,5oC
-Suhu ruangan /jumlah -Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi.
selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal -Dapat membantu
-Berikan kompres mandi
mengurangi
hangat,hindari
demam,catatan :
14
penggunaan alkohol.
penggunaan alkohol mungkin menyebabkan kedinginan,peningkata n suhu secara aktual.
- Digunakan untuk - Berikan Berikan antipiret antipiretik ik (mis: paracetamol) 3
Dx . 3
mengurangi demam dengan aksi sentralnya
Setelah diberikan
-Observasi tanda-tanda
pada hipotalamus. -Diagnosa dini
asuhan keperawatan
awal kehilangan
terhadap keadaan
diharapkan persepsi / pendengaran yang lanjut.
telinga atau terhadap
sensoris klien
masalah-masalah
membaik, dengan
pendengaran rusak
KH:
secara permanen.
Klien akan mengalami peningkatan
-Instruksikan klien untuk -Apabila penyebab
persepsi/sensoris
menggunakan teknik-
pokok ketulian tidak
pendengaran sampai
teknik yang aman
progresif, maka
pada tingkat
sehingga dapat mencegah pendengaran yang
fungsional.
terjadinya ketulian lebih
tersisa sensitif
jauh.
terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi.
-Instruksikan klien untuk -Penghentian terapi menghabiskan seluruh
antibiotika sebelum
dosis antibiotik yang
waktunya dapat
15
diresepkan (baik itu
menyebabkan
antibiotik sistemik
organisme sisa
maupun lokal).
berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut.
-Ajarkan klien untuk
-Keefektifan alat
menggunakan dan
pendengaran
merawat alat
tergantung pada tipe
pendengaran secara tepat. gangguan/ketulian, pemakaianserta perawatannya yang tepat.
4
Dx . 4
Setelah diberikan
-Pahami rasa takut atau
-Perasaan adalah nyata
asuhan keperawatan
ansietas klien
dan membatu pasien
diharapkan klien
untuk terbuka
memahami dan
sehingga dapat
mendiskusikan rasa
mendiskusikan dan
takut, dengan KH:
menghadapinya.
klien menunjukkan relaksasi dan
- Kaji tingkat bahaya
-Respon individu
melaporkan
bagi pasien dan tingkat
dapat bervariasi
berkurangnya
ansietas dengan
tergantung pada pola
ansietas ketingkat
mengamati tingkah laku
kurtural yang
yang dapat diatasi.
seperti tangan yang
dipelajari. Persepsi
mencengkram, alis yang
yang menyimpang
berkerut
dari situasi mungkin dapat memperbesar
16
perasaan.
- Observasi isi dan pola
-Menyediakan
pembicaraan : cepat atau
petunjuk mengenai
lambat, tekanan, kata-
faktor-faktor seperti
kata yang digunakan.
tingkat ansietas, kemampuan untuk memahami kerusakan
5
Dx . 5
Setelah diberikan
-Tinjau proses penyakit
otak -Memberikan
asuhan keperawatan
dan harapan masa depan
pengetahuan
dasar
diharapkan klien
dima dimana na pasie pasien n dapat dapat
menunjukan
membuat pilihan.
pemahaman akan proses penyakit dan
-Berikan informasi
prognosis, dengan
mengenai terapi obat –
KH: Klien mulai
obat, interaksi,efek
melakukan
samping dan pentingnya
perubahan gaya
ketaatan pada program.
hidup yang
-Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam proses penyembuhan dan mengurangi resiko kambuhnya
diperlukan.
komplikasi. -Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.
-Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan mengurangi jumlah bakteri patogen yang ada.
17
4. Impl Implem emen enta tasi si
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi.
5. Evaluasi
a. Dx.1 : Rasa Rasa nyeri nyeri klien klien berkur berkurang. ang. b. Dx.2 : Suhu tubuh klien dalam rentang normal (36-37,50C). c. Dx.3 : Klien Klien mengalami mengalami peningka peningkatan tan persepsi persepsi sensori sensori pendengara pendengaran. n. d. Dx.4 : Rasa Rasa cemas cemas kli klien en berku berkuran rang. g. e. Dx.5 : Klien mempunyai mempunyai pemahaman pemahaman akan akan proses proses penyaki penyakitt dan prognosi prognosis. s.
18
BAB IV PENUTUP A. Simp Simpul ulan an
Otitis Media Akut (OMA) merupakan suatu infeksi pada telinga tengah yang disebabkan karena masu masukny knyaa bakt bakter erii patog patogeni enik k ke dala dalam m teli teling ngaa teng tengah ah.. Penye Penyebab bab utam utamaa dari dari OMA OMA adala adalah h tersumbatnyasaluran/tuba eustachius yang bisa disebabkan oleh proses peradangan akibatinfeksi bakteri yang masuk ke dalam tuba eustachius tersebut, kejadian ISPA yang berulang pada anak juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya OMA pada anak. Stadium Stadium OMA dapat terbagi terbagi menjadi menjadi lima stadium, stadium, antara antara lain: StadiumHiper StadiumHiperemi, emi, Oklusi, Supurasi, Koalesen, dan Stadium Resolusi. Dimana manifestasi dari OMA juga tergantung pada letak stadium yang dialami oleh klien. Terapi dari OMA juga berdasar pada stadium yang dialami klien. Dari perjalanan penyakit OMA, dapat muncul beberapa masalah keperawatan yang dialami oleh klien, antara antara lain: gangguan rasa nyaman (nyeri), (nyeri), hipertermi hipertermi,, perubahan perubahan sensori sensori persepsi persepsi pendengaran, kecemasan dan kurang pengetahuan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Efiaty Arsyad, S, Nurbaiti Iskandar. 1997. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan, Edisi III, Jakarta: FKUI. Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: EGC. Doenges E. Marylin dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC. NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC. Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC. George L, Adams. 1997. BOEIS : Buku ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta : EGC. Pedoman
Diagnos nosis
dan
Terapi,
Lab/UPF
Ilmu
Peny enyakit
Telinga,
Tenggorokan RSUD Dr Soetomo Surabaya Rukmin, Sri dan Sri Herawati. 1999. Teknik Pemeriksaan THT. Jakarta : EGC.
20
Hid Hidung
dan