MAKALAH HUKUM PERIKATAN “ OVERMATCH DAN RESIKO ”
Dosen : Ari Widiarti
DISUSUN OLEH: Dhea Novita (2014020534 !ani D"i O#tasetiani (201402050$
%& S'as)* +ahri (2014020,,1
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PAMULANG PAMULANG Jalan Surya Kencana N!r "# Pa!ulan$ %&"'(%&")
OVERMACHT
A. PENGERTIAN KEADAAN MEMAKSA Istilah keadaan memaksa berasal dari bahasa Inggris, yaitu !r"e ma#eure, sedangkan dalam bahasa $elanda disebut dengan !%erma"ht. &%erma"ht adalah suatu ke#adian yang 'memaksa( !%erma"ht men#adi landasan hukum yang 'memaakan( kesalahan se!rang debitur. Peristi)a !%erma"ht 'men"egah( debitur menanggung akibat dan resik! *er#an#ian. Se*erti gem*a bumi, ban#ir, tanah l!ngs!r, dan lain+lain. Kerugian ter#adi semata+mata !leh keadan atau *eristi)a di luar kemam*uan *erhitungan debitur, maka keadaan atau *eristi)a tadi men#adi dasar hukum yang mele*askan debitur dari ke)a#iban mengganti kerugian s"hade%erg!eding-. Dengan kata lain 'debitur bebasle*as dari ke)a#iban membayar ganti rugi , a*abila dia berada dalam keadaan '!%erma"ht( dan !%erma"ht itu menghalangimerintangi debitur melaksanakan *emenuhan *restasi.
$.
DASAR /0K0M KEADAAN MEMAKSA
1
Pasal 1233 K0/ Perdata berbunyi4
'5ika ada alasan untuk itu, si berutang harus dihukum mengganti biaya, rugi dan bunga a*abila ia tak da*at membuktikan, bah)a hal tidak atau tidak *ada )aktu yang te*at dilaksanakannya *erikatan itu, disebabkan suatu hal yang tak terduga, *un tak da*at di*ertanggung#a)abkan *adanya, kesemaunya itu *un #ika itikad buruk tidaklah ada *ada *ihaknya(. Artinya *ada *asal 1233 telah merumuskan 4 'Debitur yang terlambat atau lalai melaksanakan ke)a#iban *restasi yang di*er#an#ikan, dan hal itu menimbulkan kerugian ke*ada *ihak kreditur 'tidak(
1 Pr!. Subekti, Kitab 0ndang+0ndang /ukum Perdata, PT $alai Pustaka Perser! 5akarta 2667, hal 823.
me)a#ibkan debitur membayar ganti kerugian #ika ia da*at 'membuktikan( bah)a hal itu ter#adi 'diluar( kesalahannya. Teta*i semata+mata !leh sebab keadaan yang datang diluar kemam*uan *erhitungannya. 2
Pasal 1239 K0/ Perdata berbunyi4 'Tidaklah biaya rugi dan bunga, harus
digantinya, a*alagi lantaran keadaan memaksa atau lantaran suatu ke#adian tak disenga#a si berutang beralangan memberikan atau berbuat sesuatu yang di)a#ibkan, atau lantaran hal+hal yang sama telah melakukan *erbuatanyang terlarang. Demikian #uga artinya *asal 1239 merumuskan 4 'debitur :tidak' )a#ib( membayar kerugian, !ngk!s, kerugian dan bunga uang, a*abila kerugian yang ter#adi itu disebabkan !leh suatu ke#adian 'tiba+tiba( yang menghalangi debitur memberikan sesuatu atau melakukan sesuatu yang di)a#ibkan atau dilarang dalam *er#an#ian.
;.
0NS0R &
sebab luar yang tak da*at di*erkirakan !leh debitur. Namun demikian sekali*un *asal 1233 mem*ergunakan rumusan 'sebab+sebab luar( ta*i makna yang terkandung di dalamnya tiada lain dari*ada *engertian '!%erma"ht(. &%erma"ht telah diteta*kan sebagai alasan hukum yang 'membebaskan( debitur dari ke)a#iban melaksanakan *emenuhan 'nak!ming( dan ganti rugi. Sekali*un debitur telah melakukan *erbuatan yang melanggar hukum atau !%erma"ht, itulah sebanya !%erma"ht disebut sebagai dasar hukum yang memaakan8.
2 Ibid, hal 829 8 M.=ahya /araha*, Segi+Segi /ukum Per#an#ian, P.T.Alumni, $andung. 17>?, hal >3.
D.
TE&RI+TE&RI &
menyebabkan debitur berada dalam keadaan 'tidak mungkin( melakukan *emenuhan *restasi yang di#an#ikan. Akan teta*i ketidakmungkinan melaksanakan *er#an#ian harus diteliti, sebab tidak semua !%erma"ht dengan sendirinya menem*atkan debitur dalam keadaan tidak mungkin. Kadang+kadang !%erma"ht itu hanya sedemikian ru*a sa#a. Tidak sam*ai betul+betul merintangi atau menghalangi sese!rang untuk melaksanakan ke)a#iban yang di*er#an#ikan. Karena itu ketidakmungkinan harus dibedakan antara 4 Ketidakmungkinan abs!lut atau !b#ekti abs!lut !nm!geli#kheid-, yaitu suatu ketidakmungkinan sama sekali dari debitur untuk melakukan *restasinya *ada kreditur. Ketidakmungkinan relati atau ketidakmungkinan sub#ekti relati%e !nm!geli#kheid-, yaitu suatu ketidakmungkinan relati dari debitur untuk memenuhi *restasinya. te!ri /!u)ing 32. Te!ri Pengha*usan atau Peniadaan kesalahan a)esigheid %an s"huld-. Te!ri ini berarti dengan adanya !%erma"ht terha*uslah kesalahan debitur atau !%erma"ht *eniadaan kesalahan.
E. MA;AM+MA;AM &
3 R.Setia)an S./, P!k!k+P!k!k /ukum Perdata, $ina"i*ta, $andung. 17>@, hal 86.
Si A ingin membayar utangnya *ada si $. Namun tiba+tiba *ada saat si A ingin melakukan *embayaran utang, ter#adi gem*a bumi. Maka si A sama sekali tidak da*at membayar utangnya *ada si $, kalau keadaan memaksa mengakibatkan, bah)a suatu hak atau ke)a#iban dalam hubungan hukum sama sekali tidak da*at dilaksanakan !leh sia*a*un #uga dan bagaimana*un #uga, maka keadaan memaksa itu dinamakan 'abs!lut(. Keadaan memaksa yang bersiat mutlak abs!lut- yaitu dalam halnya sama sekali tidak mungkin lagi melaksanakan *er#an#iannya misalnya barangnya sudah ha*us karena ben"ana alam-. 2.
Keadaan Memaksa yang Relati Keadaan memaksa yang relati adalah suatu keadaan yang menyebabkan
debitur mungkin untuk melaksanakan *restasinya. Teta*i *elaksanaan *restasi itu harus dilakukan dengan memberikan k!rban yang besar yang tidak seimbang atau menggunakan kekuatan #i)a yang di luar kemam*uan manusia atau kemungkinan tertim*a bahaya kerugian yang sangat besar. ;!nt!h 4 A telah memin#am, kredit usaha tani dari K0D, dengan #an#i akan dibayar *ada musim *anen. Teta*i sebelum *anen, *adinya diserang !leh ulat. Dengan demikian, *ada saat itu ia tidak mam*u membayar kredit usaha taninya ke*ada K0D, teta*i ia akan membayar *ada musim *anen mendatang. Keadaan memaksa dinamakan 'relati(, a*abila keadaan itu *elaksanaan hak+hak dan ke)a#iban+ke)a#iban *ada suatu hubungan hukum tidak da*at dihilangkan sama sekali tidak da*at ter#adi bagaimana*un #uga, akan teta*i demikian sukarnya dan dengan *eng!rbanan dari yang harus melaksanakan, sedemikian ru*a, sehingga *atutlah, bah)a keharusan untuk melaksanakan hak+hak dan ke)a#iban+ ke)a#iban yang bersangkutan diangga* lenya*. Adanya keadaan memaksa yang relati ini, sangat tergantung dari *ada isi, maksud, dan tu#uan dari *erhubungan hukum yang bersangkutan. 8.
Im*!ssibiltas !gis
Im*!sibilitas yang l!gis artinya alasan yang merintangin serta *elaksaan yang terlam*aui sulit yang mem*unyai dasar 9l!gika dan da*at diterima akal manusia. •
Ketentuan *asal 1333 ayat 1 4
Im*!ssibilitas yang dikehendaki undang+undang ialah benar tak mungkin dilakukan, tentu tidak *erlu *er#an#ian 'ha*us(. Sedang *asal 1333 tadi telah menekankan4 'ha*us( *er#an#ian a*abila ter#adi !%erma"ht. Kalau begitu im*!ssibilitas yang sesuai mengha*uskan *er#an#ian ialah im*!ssibilitas l!gis 4 yaitu suatu halangan atau rintangan yang terlam*au berat dan terlam*au sulit untuk di hada*i *ihak debitur. ;!nt!h 4 0ntuk melaksanakan *enyerahan barang yang di*er#an#ikan ter*aksa debitur membl!k *r!karde musuh. Pada keadaan ini tidak da*at di*ikirkan bah)a debitur benar benar dalam keadaan ketidakmungkinan abs!lut baik se"ara !b#ekti mau*un sub#ekti, dengan mengunakan alasan !%ermat"h yang dikatag!rikan dengan sebutan terlam*au memberati. Dariri uraian "!nt!h diatas da*at dibedakan men#adi ketidakmungkinan yang l!gis dan ketidakmungkinan yang tak l!gis. Perbedaan antara ketidakmungkinan yang l!gs dan tidak l!gis ini adalah ketidakmungkinan yang l!gis benar benar se"ara '*raktis tak mungkin( sehingga tak *antas membebani debitur atas ke)a#iban ganti rugi.sedangkan *ada ketidakmungkinan yang tak l!gis ' *raktis masih mungkin( dilakukan, sehingga debitur harus bertanggung #a)ab atas ganti rugi.*ada ketidakmungkinan yang l!gis resik! ganti kerugian tak da*at di*ertanggung#a)akan ke*ada debitur, sedangkan sebaliknya resik! ganti rugi masih teta* ke)a#iban debitur. Agar rintanganhalangan itu memadai atau memenuhi maksud !%erma"ht rintangan tersebut haruslah rintangan yang langsung terhada* '*restasi( itu sendiri. $ukan rintangan atau diri *ribadi si debitur. Tentang keadaan atau *eristi)a yang da*at merintangi diri kreditur melaksanakan *emenuhan *restasi da*at kita sebut antara lain 4
9 M.=ahya /araha*, Segi+Segi /ukum Per#an#ian, P.T.Alumni, $andung. 17>?, hal >@.
1-5atuh miskin bukan sebab luar yang mengenai langsung terhada* *restasi, akan teta*i karena #atuh miskin adalah sebab yang ada *ada diri debitur, dan #atuh miskin tiu sendiri adalah resik! setia* manusia, !leh karena itu tidak da*at di*ergunakan sebagai alasan !%erma"ht. 2- 5atuh sakit, kalau bertitik t!lak dari ketentuan undang+undang *asal 1233 dan 1239 - se"ara umum keadaan sakit tidak da*at diangga* alasan menghalangi *emenuhan *er#an#ian bahkan dalam keadaan sakit sese!rang masih mam*u dan ber)enang mengangakat kuasa yang me)akili dia melaksanakan urusan hak dan ke)a#iban serta tanggung #a)ab membuat *er#an#ian. 8- Keadaan yang membahayakan keselamatan #i)a , kesehatan dan kemerdekaan serta keh!rmatan martabat. Pada keadaan yang mengan"am keselamatan #i)a, kerugian yang lebih besar dari manaat yang di"a*ai. Pada umumnya da*ay di*ergunakan sebagai alasan !%ermat"h. 3- Melaksanakan *erintah undang undang dan *erintah *enguasa yang sah meru*akan dasar !%ermat"h, misal yang atas dasar *erintah )alik!ta diBarang melan#utkan *embangunan rumah. Sudah #elas dalam !%ermat"h 9- Rintangan yang te*at untuk alasasan !%ermat"h ialah yang ter#adi sebelum debitur berada dalam keadaan lalai atau sebelum ia berada dalam in gebrekke steling ?- =ang disebut !%ermat"h dalam *er#an#ian hanyalah *eristi)a *erang. Memang dalam *embatasan *eristi)a !%erma"h resik! yang akan dihada*i debitur makin luas kemungkinannya. Sebab hanya terhada* *eristi)a yang ditentukan itu sa#a dia bebas dari resik! *er#an#ian. Sedangkan *ada *eristi)a lain sekali*un *eristi)a !b#ekti meru*akan im*!ssibilitas dan kesulitan yang da*at di#adikan alas an !%erma"ht. Namun debitur harus teta* memikul resik! yang diakibatkannya. Pembatasan *eristi)a !%erma"ht berdasarkan *asal 188> $C. @- Ketentuan *asal 1239 mengha*uskan dan meniadakan ke)a#iban debitur membayar ganti rugi. $ukan hanya ke)a#iban ganti rugi sa#a yang ha*us, membebaskan debitur dari melaksanakan ke)a#iban *emenuhan *restasi selama
dia masih berada dalam !%erma"ht. Paling tidak debiutr dibenarkan 'menunda( *elaksanaan *restasi sam*ai keadaan !%erma"ht lenya*.
.
AKI$AT &
bebas dari ke)a#ibannya untuk menyerahkan k!ntra *restasi, ke"uali untuk yang disebut dalam Pasal 13?6 K0/ Perdata•
Perbedaan akibat !%erma"ht 4
1. Pada akibat *embebasan membayar ganti rugi hak kreditur untuk menuntut 'gugur untuk selama+lamanya(. 5adi *embebasan ganti rugi sebagai !%erma"ht adalah '*embebasan mutlak(. 2. Sedangkan *embebasan *emenuhan siatnya relati%e. Pembebasan itu *ada umumnya hanya bersiat menunda, selama keadaan !%erma"ht masih menghalangi atau merintangi debitur melakukan *emenuhan *restasi.
G.
SIAT+SIAT &
1.
&%erma"ht bersiat *ermanen Per#an#ian ha*us dengan sendirinya atau serta *ihak+*ihak kembali ke
keadaan semula. Dalam !%erma"ht yang bersiat *ermanen berarti rintangan dan im*!ssibilitas melaksanakan *er#an#ian sudah #elas meru*akan rintangan yang *ermanen *ula. Pemenuhan *restasi tidak mungkin lagi di laksanakan, akibat yang *aling l!gis ialah 'ha*usnya( *er#an#ian. Per#an#ian mengenai *enyerahan barang tertentu yang telah musnah seluruhnya. Prestasi harus dilaksanakan dalam )aktu seke#a* dan bila )aktu seke#a* itu le)at tidak ada lagi *restasi. 2.
&%erma"ht yang bersiat sementara
Akibat yang ditimbulkan hanya bersiat menunda *elaksanaan *emenuhan *er#an#ian. &%erma"ht lenya* berarti debitur terle*as dari rintangan im*!ssibilitas maka kembalilah debitur dalam keadaan n!rmal. &%erma"ht yang bersiat sementara tidak mengha*uskan *er#an#ian. Ta*i hanya menunda *elaksanaan *er#an#ian a*abila rintangan yang menimbulkan im*!ssibiltas berakhir kreditur berhak menuntut *emenuhan *restasi. 8.
&%erma"ht hanya untuk sebagian *er#an#ian &%erma"ht hanya berlaku untuk sebagian sa#a bukan untuk seluruh
*er#an#ian, "!nt!h 4 #ika barang yang hendak diserahkan sebagian musnah terbakar debitur hanya dibebaskan dari bagian yang terbakar dan )a#ib menyerahkan barang selebihnya, ke"uali #ika *ara *ihak telah menentukan bah)a tu#uan *er#an#ian adalah *enyerahan untuk keseluruhan. ? Tan*a keseluruhan *er#an#ian tidak diangga* sem*urna, maka *er#an#ian se*erti itu !%erma"ht terhada* sebagian !b#ek *restasi mengakibatkan terha*usnya *er#an#ian. 3.Dalam *er#an#ian se*ihak Se*erti dalam *er#an#ian hibah ter#adinya !%erma"ht yang *ermanen hal itu mengakibatkan kerugian bagi *ihak *enerima hibah, #ika siat !%erma"ht sementara maka hal itu hanya menunda *elaksanaan untuk sementara. 9.
Dalam *er#an#ian timbal+balik Ter#adinya !%erma"ht yang *ermanen dengan sendirinya *er#an#ian akan
gugur. Pihak+*ihak kembali ke*ada keadaan semula. 5ika *er#an#ian timbal+balik yang berisi ke)a#iban *emenuhan sesuatu.
RESIKO
? M.=ahya /araha*, Segi+Segi /ukum Per#an#ian, P.T. Alumni, $andung, 17>?, hal 7@.
A.
PENGERTIAN RESIK& Resik! adalah ke)a#iban untuk menanggung atau memikul kerugian sebagai
akibat dari suatu *eristi)a atau ke#adian di luar kesalahan *ara *ihak yang menim*a !b#ek *er#an#ian. Resik! ber*angkal *ada suatu ke#adian, yang dalam hukum *er#an#ian disebut overmacht atau keadaan memaksa. ;!nt!h 4 5ika sese!rang men#an#ikan akan memberikan seek!r kuda, dan kuda ini sebelum diserahkan mati karena disambar *etir, maka *er#an#ian diangga* ha*us. &rang yang harus menyerahkan kuda bebas dari ke)a#iban untuk menyerahkan. Ia *un tak usah memberikan sesuatu kerugian dan akhirnya yang menderita kerugian ini adalah !rang yang akan menerima kuda tersebut.
$.
DASAR /0K0M RESIK& PER5AN5IAN Ketentuan tentang resik! *er#an#ian diantaranya adalah *asal 128@ K0/
*erdata berbunyi4 'Dalam hal adanya *erikatan untuk memberikan suatu barang tertentu, maka barang itu semen#ak *erikatan dilahirkan, adalah atas tanggungan @ si ber*iutang(
;.
MA;AM+MA;AM RESIK& PER5AN5IAN Sehubungan dengan *ers!alan resik! ini *erlu dibedakan resik! *ada
*ersetu#uan se*ihak dan resik! *ada *ersetu#uan timbal+balik. 1. Resik! *ada *ersetu#uan se*ihak. Persetu#uan se*ihak adalah *ersetu#uan dimana ke)a#ibannya hanya ada *ada se*ihak sa#a, misalnya , hibah, *eniti*an dengan ;uma+;uma dan *in#am *akai.
@ Pr!. Subekti, S./. /ukum Per#an#ian, P.T. Intermasa, 2663, 5akarta, /al 97.
Menurut *asal 1239 $C resik! dalam *er#an#ian itu ditanggung !leh kreditur atau dengan kata lain debitur tidak )a#ib memenuhi *restasinya, sedangkan menurut *asal 1333 $C masih memberikan *erlunakan >. Menurut Pasal 1339 $C menentukan, bah)a a*a yang di*er!leh debitur sebagai *enggantian dari*ada barang yang musnah harus diserahkan ke*ada kreditur asuransi-. ;!nt!h 4 A menghadiahkan rumah ke*ada $ dan #ika rumah tersebut musnah karena gem*a bumi, maka $ tidak akan menda*atkan rumah tersebut dan #uga tidak da*at menuntut ganti rugi. 5adi dalam hal ini seakan+akan tidak *ernah ter#adi *ersetu#uan hibah. 2. Resik! *ada *ersetu#uan timbal+balik Menurut *itl! berdasarkan *asal 1333 $C dengan memba"a 'ha*usnya sebagai ha*usnya k!m*lek *erikatan( .dalam hal ini sesuai dengan ketentuan *asal 1339 $C, !leh karena itu tidak l!gis #ika *embentuk 00 memberikan hak atas tuntutan terhada* *enggantian barang yang hilang atau musnah *ada kreditur, sedangkan debitur dari barang yang musnah karena *erikatan+*erikatannya telah ha*us tidak mem*er!leh a*a+a*a. Pitl! mengemukakan bah)a menurut ke*antasan, #ika debitur tidak lagi berke)a#iban maka *iahk lainnya *un bebas dari ke)a#ibannya. ;!nt!h 4 'A harus menyerahkan kuda ke*ada $ dan $ menyerahkan sa*inya ke*ada A. 5ika kuda A mati disambar *etir maka $ teta* menguasai sa*inya. 5adi se!la#+!lah tidak *ernah ter#adi *ersetu#uan antara A dan $( Selain berdasarkan alasan tersebut, *enda*at *itl! 7 didukung !leh ketentuan 00, yaitu antara lain *asal 123?, 1939 dan 19?8 $C. Ketentuan+ketentuan tersebut membebankan kerugian dalam hal ter#adinya keadaan memaksa ke*ada debitur *ada sia*a barang yang musnah. Ke"uali yang diatur dalam *asal 13?6 $C. =ang menentukan bah)a #ual beli barang tertentu resik!nya dibebankan ke*ada *embeli.
D.
RESIK& 50A $EI
> R.Setia)an.S./, P!k!k+P!k!k /ukum Perikatan, $ina"i*ta, $andung, 17>@, /al 88. 7 Ibid, /al 83.
Resik! !b#ek #ual beli tidak sama, terda*at *erbedaan, sesuai dengan siat keadaan barang yang #adi !b#ek #ual beli '5ika !b#ek #ual beli terdiri dari barang tertentu 16, resik! atas barang berada *ada '*ihak *embeli(, terhitung se#ak saat ter#adinya *ersetu#uan *embelian, sekali*un *enyerahan barang belum ter#adi, *en#ual berhak menuntut *embayaran harga seandainya barang musnah *asal 13?6 $C(Dari ketentuan *asal 13?6 $C , #ual beli mengenai barang tertentu, seke#a* setelah *en#ualan berlangsung , resik! ber*indah ke*ada *embeli. Seandainya barang yang hendak dilevering lenya*, *embeli teta* )a#ib membayar harga. Menurut *asal 13?6 adalah 'hukum yang mengatur( bukan hukum yang memaksa. Karenanya ketentuan tersebut da*at dikesam*ingkan !leh *ersetu#uan. K!ndisi resik! #ual beli4 1- A*abila salah satu *restasi gugur, dengan sendirinya *restasi yang •
lain*un harus gugur. 2- 5ika barang yang di#ual musnah sebelum diserahkan *ada *embeli, gugurlah ke)a#iban *embeli untuk membayar harga.Resik! dalam #ual beli barang tertentu , teta* berada *ada *ihak *en#ual selama barang belum diserahkan *ada *embeli. Karena tidak sesuai #ika *embeli dibebani membayar harga barang yang musnah . Menurut *asal 13?6 K0/ *erdata dihubungkan dengan *asal 128@ $C yang menentukan 'se#ak ter#adinya *er#an#ian barang yang hendak diserahkan men#adi keuntungan bagi *ihak kreditur, #ika debitur melakukan keal*aan, debitur harus menanggung keal*aan tersebut, terhitung se#ak debitur melakukan keal*aan tersebut.&leh karena *asal 13?6 meru*akam le s*esialis , ketentuan *asal 128@ $C sebagai le generalis, dengan sendirinya terha*us. Menurut *asal 13?6 K0/ Perdata itu sendiri belum da*at memberi #a)aban atas semua keadaan. Terutama atas *ers!alaan #ika barang men#adi !b#ek #ual+beli tadi benar+benar tidak da*at diserahkan, bukan karena barangnya musnah. ;!nt!h kasus #ual beli 4 '$arangnya tak bisa diserahkan atas alas an 'im*!ssibilitas !b#ekti(, um*amanya, karena adanya larangan *emerintah men#ual barang tersebut atau !leh karena barang itu di"abut !leh *emerintah.( 16 Pr!. Subekti, S./. /ukum Per#an#ian, P.T.Intermasa, 2663, 5akarta, /al ?1.
&b#ek #ual+beli terdiri dari barang yang di#ual dengan 'timbangan, bilangan, atau ukuran( resik! atas barang, teta* berada di *ihak *en#ual, sam*ai saat barang itu ditimbang , diukur atau dihitung *asal 13?1 $C-. 5ika barang telah di#ual dengan 'tum*ukan 11(, barang tersebut men#adi resik! *embeli, meski*un barang tersebut
belum ditimbang diukur atau dihitung
*asal 13?2-. E.
RESIK& SECA MEN=ECA A*abila barang yang dise)a musnah dalam #angkan )aktu masa *er#an#ian
se)a masih berlangsung, bisa menimbulkan *ers!alan berikut 4 1.
Musnahnya seluruh barang A*abila yang musnah itu seluruh barang 12 dengan sendirinya menurut h!kum
*er#an#ian se)a+menye)a ' gugur( kalau begitu akibat musnahnya seluruh barang yang dise)a dengan sendirinya, 'menggugurkan( se)a menye)a . Pengertian diatas da*at lagi kita *erluas sehingga *engertian ' musnahnya seluruh barang( da*at ditasirkan a*abaila ' *emakaian ' barang yang dise)a telah hilang, sekali*un se"ara material masih ber)u#ud, sudah da*at diangga* seluruhnya musnah, a*abila barang itu musnah abs!lut ' tak ter*akai lagi se"ara n!rmal( 18. ;!nt!h 4 Rumah yang dise)a musnah terbakar se"ara keseluruhan , sehingga baik dilihat dari segi material benar+benar musnah tak ber)u#ud lagi, dan se"ara mutlak tak mungkin lagi da*at di*akai atau dinikmati. •
Resik! kerugian
11 Ibid, /al >8. 12 M.=ahya /araha*, Segi+Segi /ukum Per#an#ian, P.T.Alumni, 17>?, $andung, /al 283. 18 Ibid, /al 289.
Antar *ihak yang menye)akan dan *ihak si *enye)aSetelah musnahnya seluruh barang, si *enye)a tidak lagi da*at menuntut *enggantian barang mau*un gantirugi dalam keadaan musnah abs!lut dan keadaan !%erma"ht abs!lut 13
2.
Musnah sebagian barang 4 a. Meminta *engurangan harga se)a sebanding dengan bagian yang musnah. b. Atau menuntut *embatalan *er#an#ian se)a Sebelumnya harus menentukan a*akah kemusnahan itu diangga* meli*uti
seluruh barang atau musnahnya sebagian barang 19. 5ika yang musnah se"ara material hanya sebagian, dan akibat kemusnahan barang itu masih da*at di*akai dan dinikmati untuk sebagian yang masih tinggal , maka kemusnahan se*erti itu adalah ' meli*uti sebagian( sa#a . •
Mem*ertimbangkan Kerugian 4 a. ;ara mem*erhitungkan kerugian yang diderita si *enye)a dalam rangka *engurangan harga se)a yang harus dibayar si *enye)a. b. 5uga menyangkut ke)a#iban *emeliharan *ihak yang menye)akan sesuatu dengan ketentuan *asal 1991, yang me)a#ibkan *ihak yang menye)akan melakukan re*arasi selama se)a menye)a masih berlangsung. Kemusnahan yang serius a*abila kemusnahan itu mengakibatkan 'sebagian
yang esensial( dari barang tadi sudah ' lenya*( sehingga )alau*un dilakukan 'rehabilitas dan rek!nstrusi 1?( .
13 Pr!. Subekti, S./. P!k!k+P!k!k /ukum Perdata, P.T.Intermasa, 2668, 5akarta , /al 196. 19 M.=ahya /araha*, Segi+Segi /ukum Per#an#ian, P.T.Alumni, 17>?, $andung, /al 289. 1? Ibid, /al 28?.
.
RESIK& PIN5AM PAKAI Pada *rinsi*nya si *emin#am barang tidak mem*unyai resik! atas lenya*nya
abarang yang di*in#am ke"uali resik! yang ditentukan dalam *asal 1@33 ayat 8 , yakni 4 si *emin#am bertanggung #a)ab mengganti kerugian atas musnahnya barang, )alau*un kerugian dan kemusnahan itu akibat !%erma"h a*abila 4 1. Dia mem*ergunakan *emakaian barang diluar ketentuan yang di maksud *emakaian yang di*er#an#ikan 2. A*abila ia memakai brang se"ara berlebih+lebih atau lebih lama dari semestinya. Masa *emakaian sudah berakhir, ta*i dia tidak segera mengembalikan barang, amak dalam hal ini bila barang musnah sekali*un karena !%erma"ht dia harus menanggung resik! untuk mengganti kerugian.
G.
RESIK& T0KAR+MEN0KAR Dalam *asal 1939 =ang berbunyi4 '5ika suatu barang tertentu yang telah di#an#ikan untu ditukar musnah diluar
kesalahan *emiliknya, maka *ersetu#uaan diangga* gugur dan sia*a yang dari *ihaknya telah memenuhi *ersetu#uan, da*at menuntut kembali barang yang telah ia berikan dalam tukar menukar ( Peraturan resik! dalam *er#an#ian tukar menukar 1@ ini sudah te*at sekali untuk suatu *er#an#ian yang bertimbal balik, karena dalam *er#an#ian yang demikian itu se!rang men#an#ikan *restasi demi untuk menda*atkan k!ntra*restasi. Maka *eraturan tentang resik! dalam *er#an#ian tukar menukar ini sebaiknya di*akai sebagai *ed!man dalam *er#an#ian timbal balik lainnya, yang timbul dalam *raktek kebiasaan- dan karenanya tidak ada *eraturan yang tertulis.
1@ Pr!. Subekti, S./, Aneka Per#an#ian, P.T.;itra Adiya $akti, $andung, 1779, /al 8?
DATAR P0STAKA
/araha*, M, =ahya. 17>?. Segi-Segi Hukum Perjanjian. $andung4 PT Alumni. Setia)an, R. 17>@. Pokok-Pokok Hukum Perikatan. $andung4 $ina"i*ta Subekti, R. 17@9. Aneka Perjanjian. $andung4 PT. ;ITRA ADIT=A $AKTI Subekti, R. 17>9. Pokok-Pokok Hukum Perdata. 5akarta4 PT. INTERMASA Subekti, R. 2663. Hukum Perjanjian. 5akarta4 PT. INTERMASA Subekti, R. 2667. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 5akarta4 PT $AAI P0STAKA