PANDUAN ASUHAN GIZI PENYAKIT GOUT ARTRITIS 1. Pengertian
2. Assesmen/ Pengkajian : Antropometri Biokimia Klinis/ Fisik Riwayat Makan
Riwayat Personal
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi)
4. Intervensi Intervensi Gizi a. Perencanaan
b. Implementasi
c. Edukasi dan Konseling Gizi
d. Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain 5. Monitoring dan Evaluasi
Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien yang peningkatan kadar asam urat dalam darah dan terbentuknya kristal garam urat di persendianakibat metabolisme abnormal purin, sehingga asupan makanan aman, efektif dan berkualitas. Melanjutkan hasil Skrining perawat. Melihat data berat badan, tinggi badan, dan dan menilai status gizi. Mengkaji data laboratorium laboratorium seperti HB, Albumin, kreatinin, asam urat dan data laboratorium lain terkait gizi (bila ada). Mengkaji hasil pemeriksaan tekanan darah serta adanya nyeri pada sendi lutut/ jari. Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, rata-rata asupan sebelum masuk RS (kualitatif dan kuantitatif). Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan dan obat, kebiasaan merokok dan minum alkohol, status kesehatan mental serta status kognitif NI-5.5 Ketidakseimbangan zat gizi berkaitan dengan asupan purin berlebih ditandai dengan radang sendi NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi ditandai dengan kadar asam urat darah dan urun yang abnormal ditandai dengan penyakit gout artritis 1. Memberikan makanan untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal 2. Menurunkan kadar asam uratdalam darah dan urin 1. Energi sesuai kebutuhan 2. Protein cukup, 1-1,2 g/kg BB, 10-15% kebutuhan energi 3. Hindari bahan makanan yang mengandung purin >150mg/ 100 g 4. Lemak sedang, 10-20% 5. Karbohidrat 65-67%, dianjurkan karbohidrat kompleks 6. Cairan disesuaikan dengan yrin yang dikeluarkan, 2-25 liter/ hari Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga pasien dan penunggu pasien (Care Giver) mengenai Diet Purin Rendah sehingga pasien dapat membatasi konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi seperti otak, hati, jantung, jeroan, kaldu, bebek, sarden, kerang dll. Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat, apoteker dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien. a. Status Gizi berdasarkan antropometri BB dan TB b. Hasil biokimia terkait gizi
6. Re-Assesmen (Kontrol Kembali) 7. Indikator/ outcome
8. Kepustakaan
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi d. Asupan Makanan Kontrol ulang untuk konseling gizi melihat keberhasilan intervensi (terapi gizi) dan kepatuhan di et 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan 2. Data lab terkait gizi mendekati/ mencapai normal 3. Gejala radang sendi membaik 4. Status Gizi mendekati/ mencapai normal 1. Penuntun Diet Edisi Baru. 2004. Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) 2. Nutrition Care Process. 2014. Handayani dkk.