PANDUAN PELAYANAN HIGH CARE UNIT RS PARU RESPIRA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
I.
DEFINISI
High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat. Pelayanan HCU adalah tindakan medis yang dilaksanakan melalui pendekatan multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis dan dokter serta dibantu oleh perawat yang bekerja secara interdisiplin dengan focus pelayanan mengutamakan pasien yang membutuhkan pengobatan, perawatan serta observasi ketat sesuai dengan standar prosedur operasional yang berlaku di rumah sakit. Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu untuk dikembangkan di Indonesia. Berbagai pemberian pelayanan keperawatan intensif bertujuan untuk memberikan asuhan bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial reversible, memberikan asuhan bagi pasien yang perlu observasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan di ruang perawatan umum, memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial atau adanya kerusakan organ, umumnya paru, menguraangi kesakitan dan kematian yang dapat dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit kritis. Rumah Sakit Paru Respira dengan kekhususannya sebagai rumah sakit paru, menyelenggarakan High Care Unit yang disesuaikan dengan sumber daya yang ada. Sehingga batasan pasien yang dirawat di HCU RSP Respira adalah pasien yang terdiagnosa penyakit paru dan pasien penyakit dalam.
II.RUANG LINGKUP Pelayanan HCU diberikan kepada pasien-pasien dengan kondisi kritis stabil yang membutuhkan pengobatan, pelayanan dan pemantauan secara ketat tanpa penggunaan alat bantu napas (ventilator). Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakukan antara lain: 1. Tingkat kesadaran 2. Fungsi pernapasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal empat jam atau disesuaikan dengan keadaan pasien. 3. Oksigen dengan pengawasan menggunakan oksimetri terus menerus. 4. Keseimbangan cairan denganinterval pemantauan minimal delapan jam atau disesuaikan dengan keadaan pasien. Indikasi masuk dan indikasi keluar HCU Penentuan indikasi masuk ke HCU dan keluar dari HCU serta pasien yang tidak dianjurkan untuk dirawat di HCU ditentukan berdasarkan criteria sebagai berikut: Indikasi masuk 1. Pasien gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadi komplikasi. 2. Pasien yang memerlukan perawtan perioperatif. Indikasi keluar 1. Pasien sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat 2. Pasien/keluarga yang menolak untuk dirawat di HCU (atas dasar informed
consent )
Contoh kasus indikasi masuk berdasarkan keluhan system organ A. System kardiovaskuler 1. Miokard infark dengan hemodinamik stabil. 2. Gangguan irama jantung dengan hemodinamik stabil. 3. Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung sementara/menetap dengan hemodinamik stabil. 4. Gagal jantung kongestif NYHA class I dan II 5. Hipertensi urgensi tanpa ada gagal organ target B. System pernapasan Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif C. System syaraf 1. Cedera kepala sedang sampai berat atau stroke yang stabil dan memerlukan tirah baring dan memerlukan pemeliharaan jalan napas secara khusus, seperti hisap lender berkala. 2. Cedera sumsum tulang belakang yang stabil. D. System saluran pencernaan
Pendarahan saluran cerna bagian atas tanpa hipotensi ortostatik dan respon dengan pemberian cairan. E. System kelenjar buntu (endokrin) Ketoasidosis diabetic dengan infuse insulin yang konstan F. Pembedahan Paska bedah besar dengan hemodinamik stabil tapi masih memerlukan resusitasi cairan G. Kebidanan dan kandungan Pre eklampsia pada kehamilan
III.PENATALAKSANAAN Pelayanan HCU meliputi pemantauan pasien secara ketat, menganalisa hasil pemantauan dan melakukan tindakan medic dan asuhan keperawatan yang diperlukan. A. Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakuakan antara lain : 1. Tingkat kesadaran 2. Fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4 (empat ) jam atau disesuaikan dengan keadaan fisik 3. Oksigenasi dengan meggunakan oksimeter secara terus – menerus 4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 ( delapan ) jam atau disuaikan dengan keadaan pasien
Tindakan medik dan asuhan keperawatanyang dilakukan adalah : 1. Bantuan hidup dasar / Basic Life Support ( BHD/ BLS ) dan bantuan hidup lanjut Advence Life Support ( BHD / ALS ) a) Jalan Nafas ( Airway ): membebaskan jalan nafas, bila perlu menggunakan alat bantu jalan nafas, seperti pipa oropharingeal atau pipa nasopharyngeal. Dokter HCU juga harus mampu melakukan intubasi endotrakeal bila diindikasikan dean segera memindahkan/ merujuk pasien b) Pernafasan/ ventilasi c) Sirkulasi : resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tindakan kompresi jantung luar 2. Teraphy oksigen 3. Penggunaan obat – obatan untuk pemeliharaan/ stabilisasi ( obat inotropik,obat anti nyeri, obat aritmia jantung, obat – obatab yang bersifat
vasoaktif, dan lain
– lain. 4. Nutrisi enteral dan nutrisi oarenteral campuran 5. Fisioteraphy sesuai dengan keadaan pasien 6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah di berikan
B. Kriteria masuk dan keluar HCU
a) Pasien yang memerlukan pelayanan HCU sesuai indikasi adalah :
Pasien dari IGD
Pasien dari Kamar Operasi atau kamar tindakan lain, seperti kamar bersalin, ruang endoskopi.
Pasien dari bangsal ( Ruang Rawat Inap )
b) Indikasi Masuk
Pasien gagal yang berpotensi mempunyai resiko tinggi untuk terjadi komplikasi dan tidak merlukan monitor dan alat bantu invasive.
Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan perioperatif.
Prosedur Masuk HCU
Dokter
penanggung
jawab
pasien
(DPJP)
menginformasikan
kepada
penanggung jawab pasien terkait kondidi pasien untuk masuk HCU
Dokter atau perawat mengonsulkan keadaan umum pasien ke dokter penanggung jawab HCU
Penangung jawab pasien di anjurkan untuk kebagian admission
Perawat ruang HCU diinformasikan oleh bagian admission terkait dengan masuk pasien ke HCU
Memberikan pelayanan
c) Indikasi keluar
Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat
Pasien yang cenderung memburuk dan/atau memerlukan pemantauan dan alat bantu invasife sehingga perlu dirujuk ke fasilitas atau rumah sakit yang memiliki ICU
Prosedur Keluar HCU
Dokter
penanggung
jawab
pasien
(DPJP)
penanggung jawab pasien terkait kondisi
menginformasikan
kepada
pasien membaik dan layak pindah
ruangan.
Dokter atau perawat mengonsulkan keadaan umum pasien ke dokter penanggung jawab HCU bahwa indikasi pindah ruang
Penangung jawab pasien di anjurkan untuk kebagian admission
Perawat ruang HCU diinformasikan oleh bagian admission terkait dengan pindah kamar di rawat inap
Memindahkan pasien dan Memberikan pelayanan di rawat inap.
Yang tidak perlu masuk HCU
Pasien dengan fase terminal suatu penyakit ( seperti : kanker stadium akhir )
Pasien atau keluarga yang menolak untuk di rawat di HCU (atas dasar “informed consent” ).
Persiapan penerimaan pasien a. Ruang HCU mendapat informasi dari bagian admission terkait dengan pasien yang akan dirawat di ruang HCU b. Perawat IGD atau rawat inap menghubungi perawat HCU terkait dengan kondisi pasien yang akan dirawat di ruang HCU c. Perawat HCU menyiapkan fasilitas yang diperlukan d. Setelah pasien tiba ruang HCU perawat melaporkan ke dokter penanggungjawab HCU.
Monitoring Pasien a.
Setiap pasen yang di rawat di HCU dilakukan monitoring Hemodinamik selama 24 jam
b. Bila ada gambaran monitoring yang menggambarkan kelainan, perawat HCU
menginformasikan ke dokter jaga ruangan c.
Dokter ruangan akan melakukan konfirmasi ke dokter DPJP, dan edukasi kepada pennggung jawab pasien.
Penggunaan alat medis
a.
S yiri ng Pump
Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan
Syring
pump
Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat
Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Syiring Pump
b.
Infus ion pump
Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan
Infus
pump
Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat
Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Infus pump
c.
Suction
Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan Suction
Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat
Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Infus pump
d.
B ed s ide monitor
Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan
Bed
Side Monitor
Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat, dan menginformasikan bahwa bunyi alat tidak dapat di matikan
Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Bed Side Monitor
Rekam Medis
Rekam medis pasien meninggal / pulang / pindah ke rumah sakit lain di lengkapi ileh DPJP
Setelah dilengkapi di kirim ke bagian rekam medis disertai buku ekpedisi maximal 2 x 24 jam
C. Alur Pelayanan Pasien yang mndapatkan pelayanan di HCU RSP Respira dapat berasal dari bangsal, UGD maupun kamar operasi
Pasien Baru
Gawat
Ya
Tidak
UGD
Poliklinik
Meninggal
HCU
Bangsal
D. Kesimpulan High Care Unit adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi stabil dan fungsi respirasi, hemodinamik dan kesadaran namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat. Indikasi masuk HCU adalah pasien dengan gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadi komplikasi dan pasien yang memerlukan perawatan perioperatif. Indikasi keluar HCU adalah pasien yang sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat dan pasien yang menolak atau keluarga pasien yang menolak untuk dirawat di HCU.
IV.DOKUMENTASI 1. 2. 3. 4.
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi Lembar monitoring intensif 24 jam Lembar komunikasi SBAR Lembar transfer pasien intra rumah sakit