PANDUAN PELAYANAN SEDASI MODERAT DAN DALAM
RUMAH SAKIT BUNDA PURWOKERTO 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya Panduan Pelayanan Sedasi Moderat dan Dalam di Rumah Sakit dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pelayan Pelayanan an bedah bedah dan anestes anestesii di rumah rumah sakit sakit merupak merupakan an salah salah satu satu bagian bagian dari dari pelayanan kesehatan yang berkembang dengan epat seiring dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan tehnologi dibidang kesehatan. Penggun Penggunaan aan anestes anestesi! i! sedasi sedasi!! dan inter" inter"ens ensii bedah bedah adalah adalah proses proses yang yang umum umum dan merupakan prosedur yang kompleks di rumah sakit. Tindakan # tindakan ini membutuhkan asesme asesmen n pasien pasien yang lengka lengkap p dan kompre komprehens hensi$! i$! peren perenanaa anaan n asuhan asuhan yang terint terintegra egrasi! si! moni monito tori ring ng
pasi pasien en
yang yang
berk berkes esin inam ambu bung ngan an
dan dan
krit kriter eria ia
tran trans$ s$er er
untu untuk k
pela pelaya yana nan n
berkelanjutan! rehabilitasi! akhirnya trans$er maupun pemulangan pasien. %leh %leh kare karena na itu itu dipe diperl rluk ukan an pand pandua uan n seda sedasi si untu untuk k memb member erik ikan an aua auan n dala dalam m pengelolaan dan pelayanan sedasi! anestesi di rumah sakit. Panduan ini akan d i e"aluasi seara berkala dan akan diperbaiki bila ditemukan hal&hal yang dianggap sudah tidak sesuai dengan den gan kondisi yang sebenarnya. Tersusu ersusunnya nnya panduan panduan ini merupa merupakan kan kerjas kerjasama ama antara antara Departe Departemen men 'eseha 'esehatan tan R( dengan pakar dari pro$esi terkait! rumah sakit serta d ukungan dari berbagai pihak. )ntuk itu penyusun uapkan terima kasih.
Purwokerto!
Maret *+,-
Tim Penyusun DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belaa!" umlah prosedur non in"asi$ dan in"asi$ minimal di lakukan di luar ruang operasi
telah berkembang pesat selama beberapa dekade. Sedasi dan analgesia atau keduanya mungkin diperlukan untuk banyak prosedur inter"ensi dan diagnostik. Perawatan indi"idual penting ketika menentukan apakah pasien membutuhkan sedasi analgesia prosedural /PS01. Pasien mungkin perlu obat anti keemasan! obat nyeri! imobilisasi.Manajemen sedasi dapat berkisar dari sedasi minimal! sejauh anestesi minimal. 2erbagai prosedur yang memerlukan sedasi prosedural dilayani lebih baik dengan mempertimbangkan tujuan sedasi prosedural dan menentukan apakah pasien tertentu memerlukan inter"ensi $armakologis untuk memenuhi tujuan selama prosedur. II.
T#$#a! 1. T#$#a! U%#% Sebagai auan untuk pemberian sedasi untuk pasien yang akan menjalani prosedur di 2.
(3D! radiologi! kedokteran gigi. T#$#a! K'#' 0da beberapa tujuan daripada sedasi 4 a. 'eselamatan pasien b. Meminimalkan rasa sakit dan keemasan terkait dengan prosedur . Meminimalkan gerakan pasien selama prosedur d. Memaksimalkan kemungkinan keberhasilan dari prosedur dan pasien kembali sadar seepat mungkin (ndikasi untuk sedasi prosedural dapat ber"ariasi dari pasien ke pasien berdasarkan tingkat keemasan dan rasa sakit yang terkait dengan prosedur.Perawatan indi"idual penting ketika menentukan apakah pasien membutuhkan sedasi prosedural.Pasien mungkin perlu obat anti keemasan! obat nyeri! imobilisasi.
Tingkatan sedasi dari ringan sampai dalam 4 a. Se(a') M)!)%al *a!+),l-')'. Dalam keadaan ini pasien dapat merespon perintah "erbal dan mungkin memiliki beberapa gangguan kogniti$! tetapi tidak ada e$ek pada status. b. Se(a') M,(erat. 0da depresi kesadaran! tetapi pasien dalam keadaan ini dapat merespons dengan tepat perintah "erbal! baik sendiri atau bersama dengan stimulasi taktil ahaya. Pasien mampu mempertahankan jalan na$as seara independen! "entilasi yang ukup dan $ungsi jantung biasanya terpengaruh oleh obat . . Se(a') Dala%. Pasien pada kondisi ini tidak mudah terbangun! tetapi merespon dengan sengaja /tidak hanya menarik1 setelah stimulasi berulang atau menyakitkan. Pasien mungkin memerlukan bantuan menjaga jalan na$as dan "entilasi yang ukup! tetapi status kardio"askuler normal dipertahankan selama dilakukan tindakan anestesi. SEDASI RINGAN/ MINIMAL *ANIOLYSIS
SEDASI SEDANG
SEDASI ANESTESI BERAT/DALAM UMUM
RESP%NS
Respons normal terhadap stimulasi "erbal
Merespons terhadap stimulus sentuhan
Merespons setelah diberikan stimulus berulang5stimulus nyeri
060N N0P0S
Tidak terpengaruh
Tidak perlu inter"ensi
Mungkin perlu inter"ensi
7ENT(60S( SP%NT0N
Tidak terpengaruh
0dekuat
Dapat tidak adekuat
TINGKATAN
2iasanya dapat 8)N3S( Tidak terpengaruh dipertahankan '0RD(%70S')6ER dengan baik III.
2iasanya dapat dipertahankan dengan baik
Tidak sadar! meskipun dengan stimulus nyeri Sering memerlukan inter"ensi Sering tidak adekuat Dapat terganggu
Pe!"ert)a! Sedasi adalah anestesi mana obat diberikan untuk menenangkan pasien dalam suatu
periode yang dapat membuat pasien emas! tidak nyaman! atau gelisah. Seringkali diberikan kepada pasien segera sebelum pembedahan atau selama prosedur medis tidak nyaman.Sedasi menggunakan obat&obatan sedati$ .
Sedasi adalah tehnik di mana satu atau lebih obat yang digunakan untuk menekan sistem sara$ pusat dari pasien sehingga mengurangi kesadaran pasien untuk lingungannya. Sedasi adalah penggunaan obat untuk menghasilkan keadaan depresion dari sistemsara$ pusat sehingga memungkinkan untuk dilakukan tindakan. Selama tindakan! kontak "erbal dengan pasien harus tetap terjaga.2erdasarkan de$inisi
ini! maka setiap
kehilangan kesadaran yang
dilakukan dapat
berhubungan dengan
teknik yang
dide$inisikan sebagai anestesi umum. Selama sedasi! diharapkanpasien dapat dipertahankan jalan napas dan re$leks protekti$. Telah disarankan suatu konsep 9sedasi dalam:! akan tetapi de$inisi terhadap hal ini belum jelas. 'ebanyakan prosedur! yang dilakukan pada orang dewasa dalam keadaan sadar! tetapi pada anak memerlukan anestesi umum terutama jika prosedur dengan waktu yang lama atau menyakitkan. Namun! sekarang ada peningkatan minat dalam penggunaan regimen sedati"a pada bidang pediatri. ;al ini disebabkan karenakurang in"ansi$ dibandingkan
dengan
anestesi
umum
serta
lebih
murah.Mungkin
lebih
sulit
untukmenentukan tingkat sedasipada anak serta kemungkinan bahaya teranestesi dapat terjadi. Pedoman terbaru dari Department Of Health On General Anaesthesia And Dentistry telah merekomendasikan untuk lebih banyak menggunakan sedasi sadar dan lokal anestesi! sisanya untuk keadaan yang sangat mutlak baru menggunakan anestesi umum.ika pemilihan
pasien
dilakukan seara
ermat!
dan dengan prosedur yang
sesuai!penggunaan sedasi bisa sangat berhasil.
BAB II TATA LAKSANA 1.
K#al))a') (a! Ketra%)la! Semua pengguna sedasi harus mempunyai 4 a. Sta$ trainer dan asisten khusus. Termasuk sta$ medis dan dental sta$! perawat dan
personil operasi lain dalam (nstalasi ini! yang semuanya harus terlatih dalam aspek teoritis dan klinis tentang sedasi dan masing&masing mengerti jelas tentang peran serta mereka.
b.
%rang yang melakukan prosedur dide$inisikan sebagai 9operator: dan orang yang terlatih seara terpisah mengelola sedasi dan merawat anak selama prosedur disebut
.
anesthetist. Sistem pengorganisasian perawatan pasien termasuk 4 Penilaian pra operasi! in$ormasi pra&dan pasa operasi Protokol Pemberian in$ormed Tersedianya monitoring dan peralatan yang terawat. Monitoring minimal meliputi
d.
tingkat kesadaran! nyeri! $rekuensi dan pola pernapasan! denyut nadi. ika menggunakan sedasi (7! pengunaan oksimetri nadi merupakan
prosedur standar
dan pada banyak prosedur lainnya monitoring tekanan darah!elektrokardiogram dan e. $. g. h. i.
suhu semakin sering digunakan. 8asilitas Pelatihan basi li$e support! dan idealnya ada pelatihan 0d"aned li$e Pelatihan keterampilan resusitasi seara Sta$ dilatih untuk membantu dalam pengelolaan darurat Rekam medis.
Pr,'e(#r -a!" (aat ()la#a! (e!"a! 'e(a') 3 Ektraksi gigi Penjahitan minor
Pengangkatan jahitan
Radiologi 4
Dressings seperti luka bakar
2.
K,!tra)!()a') 'ontraindikasi untuk sedasi 4 a. Pasien menolak 5 keluarga b. 2ayi keil dengan prosedur tidak menyakitkan! misalnya komputer tomogra$i!
biasanya dapat dengan pemberian makanan dan menjaga tetap hangat sehingga bayinya bisa tidur selama prosedur. . 2ayi e=prematur > ?@ minggu dari usia konsepsional! karena berisiko terjadinya d.
depresi pernapasan serta sedasi 3angguan perilaku
e.
Diketahuinya ada masalah pada jalan napas! misalnya obstruti"e sleep apnoea!
$. g. h.
abnormalitas 0danya penyakit pernapasan yang seara signi$ikan memerlukan terapi 0danya ketidakstabilan jantung 0danya penyakit ginjal atau hati yang diprediksi akan menghambat bersihan obat
i. j. k. l.
sedasi. 2erisiko seara signi$ikan untuk terjadinya re$luks gastro&eso$agus. Peningkatan tekanan Epilepsi berat atau tidak 0lergi atau kontraindikasi spesi$ik untuk obat&obatan sedasi atau gas /misalnya
nitrogen oksida harus dihindari jika dijumpai adanya pneumotoraks1. m. Prosedur lama
4.
Pe!""#!a O5at O5at -a!" ()"#!aa! #!t# 'e(a') 3 Sedasi yang e$ekti$ harus memungkinkan prosedur dilakukan dimana anak
sementara dalam keadaan mengantuk!bebas nyeri! dengan ketakutan atau keemasan yang minimal. Penggunaan anestesi lokal dan analgesik sederhana sangatlah penting! dan terapi pengalihan perhatian juga sangat berguna. %rang tua sering dihadirkan! dimana hal ini sangat membantu dalam menjaga keperayaan anak. 'ebanyakan obat sedasi! yang diberikan dalam jumlah tertentu! dapat beresiko menghasilkan ketidaksadaran pada anak.;al ini dapat menyebabkan hipoksia! hiperkapnia dan berpotensi terjadi aspirasi. )ntuk itu pada penggunaan tehnik sedasi non&anestesi! maka harus mempunyai margin o$ sa$ety lebar. Personil non&anestesi yang memberikan obat sedasi termasuk dokter /terutama ahli radiologi! gastroenterologis dan kardiologis1! perawat spesialis dan dokter gigi! semuanya harus benar&benar terlatih untuk memberikan pelayanan yang aman dan e$ekti$. %rganisasi sedasi untuk anak di rumah sakit semakin berkembang pesat. 2eberapa pusat pediatrik melatih sedationists yang biasanya berasal dari perawat spesialis /nurse&lead sedation1. Namun! tanggung jawab untuk pelatihan dan pengembangan idealnya harus terletak pada departemen anestesi dengan konsultan yang membawahi layanan.
Pasien harus dipersiapkan seolah&olah mereka akan mengalami anestesi umum. Mereka harus 4
Diberitahu tentang prosedur yang akan dilakukan dan telah memberikan persetujuan tindakan.
Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum terakhir! dan diidenti$ikasi $aktor&$aktor risiko potensial seperti alergi atau kondisi medis
O5at Oral Penilaian
dosis obat
oral dalam
bentuk
kombinasi
mungkin
agak
sulit! dimana kemungkinanakan meningkatkansedasi yang e$ekti$ tetapi juga berpotensi meni ngkatkan kejadian e$ek samping ;al ini terutama terjadi pada bayi yang keil dan pada anak dengan kelainan ginjal! hati atau $ungsi neurologis dimana kerja oba t sukar untuk diprediksi. 6.
Pe%#l)&a! (a! Reer'al Pemulihan dari sedasi haruslah epat. 8asilitas pemulihan harus tersedia.
3unakan rejimen
obat dengan waktu kerja yang paling pendek. Namun! re"ersal
benAodiaAepine mungkin diperlukan. 8lumaAenil ,& * mg5kg (7 sering digunakan! Sekali&kali nalokson diperlukan untuk antagonis e$ek opioid persisten. Nalokson B mg 5 kg (7 dapat diberikan. K,ta 2. A"e! 'e(a') ,ral D,')' 'e(a') ,ral O5at *%"/"
Deta)l
Metabolit akti$ C trihlorethanol
,++
Dapat diberikan melalui rektal kadang # kadang menimbulkan rasa malu
Trilo$os
?+&-+ /ma= , g1
TrimepraAine
*
MidaAolam
+!? # ,!+
Metabolit akti$ C trihlorethanol Dosis besar dapat meyebabkan syndrome )mum digunakan
grey
baby
Dosis berhubungan dengan e$ek samping /ataksia! pandangan ganda! sedasi1 Dapat juga diberikan melalui nasal Dosis rektal dapat ber"ariasi DiaAepam
*++&?++ mg5kg
'etamin
?&,+
Dapat diberikan melalui rektal Dapat diberikan melalui nasal juga rektal ;alusinasi mungkin terjadi Pada umumnya terjadi mual dan muntah 0pnue kemungkinan dapat terjadi
8atata! 4 Pada anak yang lebih besar dosis tidak boleh melebihi dosis dewasa normal. K,ta 4. A"e! 'e(a') )!trae!a O5at D,')' 'e(a') *%"/" Deta)l 0pnue mungkin terjadi 0mnesia
MidaAolam
+!? # +!*
3angguan prilaku dapat terjadi DiaAemuls C lipid $ormulasi
DiaAepam
+!,&+!?
8entanyl! diaAepam +!? mg5kg
'etamin
+!? # ,!+
Propopol
Dalam e"aluasi
Faktu paruh panjang! berisiko pemulihan tertunda
Sering digunakan bersama propopol! MidaAolam atau ketamin dapat digunakan melalui oral 0pnea! mual G muntah dapat terjadi e$ek potensiasi dengan obat sedasi lainnya. Dapat diberikan melalui (M! oral! (7 Sering digunakan dengan benAodiaAepam. 2eresiko apnue 2eresiko menginduksi anestesi
K,ta 6. A"e! 'e(a') )!&ala') O5at D,')' Deta)l ?+ H N*% dalam %*! Memberikan analgesia Membutuhkan kerja sama Nitrous %=ide -+ H dalm %* pasien )mum menimbulkan Mual Dysphoria (so$lurane! , H dalam udara Masih dalam e"aluasi en$lurane
0nestesia pada bayi dan anak keil berbeda dengan anestesia pada orang dewasa! karena mereka bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini.Seperti pada anestesia untuk orang yang dewasa anestesia anak keil dan bayi khususnya harus diketahui betul sebelum dapat melahirkan anestesia karena itu anestesia pediatri seharusnya ditangani oleh dokter spesialis anestesiologi atau dokter yang sudah berpengalaman.
9.
Pe%5a")a! Pe()atr) Ber(a'ara! Pere%5a!"a! B),l,")'
,. %rok / neonatus 1 *. 2ayi / in$ant1 J. 0nak / hild1
usia dibawah *I hari usia , bulan # , tahun usia , tahun &,* tahun
2eberapa perbedaan dengan orang dewasa adalah hal&hal yang menyangkut masalah psikologi! anatomi! $isiologi! $armakologi dan patologi. 0da ? perbedaan mendasar anatomi dari airway pada anak&anak dan dewasa yaitu 4
:.
a.
Pada anak&anak! kepala lebih besar! dan lidah juga alebih besar
b.
6aring yang letaknya lebih anterior
.
Epiglottis yang lebih panjang
d.
6eher dan trahe yang lebih pendek daripada dewasa
e.
Fre#e!') (a! M,!)t,r)!" Populasi usia lanjut adalah kelompok yang heterogen! dan kronologis pertambahan
usia tidak selalu paralel dengan kondisi $isiologis. Pasien yang berusia lebih tua
menunjukkan sejumlah komorbiditas! riwayat pengobatan yang banyak! dan kurangnya adangan $isiologis. Pasien usia lanjut lebih sensiti$ terhadap e$ek sedati$ dan depresan dari obat&obatan yang digunakan untuk sedasi dan juga mengalami peningkatan risiko untuk e$ek samping aditi$ ika diberikan obat&obatan kombinasi. ika episode singkat dari hipotensi atau desaturasi mungkin tidak bermakna pada pasien muda! episode yang sama pada pasien usia lanjut dapat mengakibatkan konsekuensi serius! seperti aritmia dan iskemia jantung. Pemantauan klinis pada pasien usia lanjut mungkin lebih dituntut dibandingkan pasien yang lebih muda. Selama prosedur! indi"idu yang bertugas harus dapat mengawasi pasien.(ndi"idu ini tidaklah melakukan prosedur melainkan harus terus memantau respon! kerjasama! dan tanda&tanda "ital pasien.'arena pasien yang tersedasi harus responsi$ setiap saat! maka komunikasi dengan pasien adalah salah satu metode pemantauan yang paling berharga. Pert)%5a!"a! 'e(a') a(a (e;a'a/,ra!" t#a 3
,.
0danya beberapa komorbiditas4 penyakit koroner! aritmia
*.
Riwayat edera serebro"askular sebelumnya
J.
'esulitan memposisikan pasien
B.
Nyeri kronis terutama bagian tulang belakang dan spinal
?.
Pre"alensi hipoksia kronis dan kebutuhan oksigen di rumah
@.
3angguan $ungsi pendengaran dan "isual yang mengganggu komunikasi
-.
Demensia dan dis$ungsi kogniti$ J
7.
K#!$#!"a! Pra A!e'te')/Pra Se(a') ANAMNESIS dapat diperoleh dengan bertanya langsung pada pasien atau melalui
keluarga pasien. Yang harus diperhatikan pada anamnesis 4 a. (denti$ikasi pasien ! misalnya 4 nama!umur! alamat! pekerjaan! b. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita yang mungkin dapat menjadi penyulit dalam anesthesia! antara lain 4 Penyakit Diabetes mellitus
Penyakit paru kronik 4 asma bronhial! pneumonia! Penyakit jantung dan hipertensi /seperti in$ark miokard! angina petoris!
dekompensasi kordis1 Penyakit susunan sara$ /seperti stroke! kejang! parese! plegi! dll1 Penyakit ganguan perdarahan /riwayat perdarahan memanjang1 Riwayat obat&obat yang sedang atau telah digunakan dan mungkin menimbulkan
.
intereaksi /potensiasi! sinergis! antagonis dll1 dengan obat&obat anestetik. Misalnya! obat anti hipertensi ! obat&obat antidiabetik!
antibiotik golongan aminoglikosida
obat penyakit jantung /seperti digitalis! diuretika1! monoamino o=idase inhibitor! bronkodilator. 'eputusan untuk melanjutkan medikasi selama periode sebelum anestesi tergantung dari beratnya penyakit dasarnya. 2iasanya obat&obatan yang dipakai pasien tetap diteruskan tetapi mengalami perubahan dosis! diubah menjadi preparat dengan masa kerja lebih singkat atau dihentikan untuk sementara waktu. 0kan tetapi! seara umum dikatakan bahwa medikasi dapat dilanjutkan sampai d.
waktu untuk dilakukan 0lergi dan reaksi obat. Reaksi alergi kadang&kadang salah diartikan oleh pasien dan kurangnya dokumentasi sehingga tidak didapatkan keterangan yang memadai. 2eratnya berkisar dari asimptomatik hingga reaksi an$ilaktik yang menganam kehidupan! akan tetapi seringkali alergi dilaporkan hanya karena intoleransi obat& obatan. Pada e"aluasi pre operati$ diatat seluruh reaksi obat dengan penjelasan tentang kemungkinan terjadinya respon alergi yang serius! termasuk reaksi terhadap plester! sabun iodine dan lateks. ika respon alergi terlihat! obat penyebab tidak diberikan lagi tanpa tes imunologik atau diberi terapi awal dengan antihistamin! atau
e.
kortikosteroid. Riwayat operasi dan anestesi yang pernah dialami diwaktu yang lalu! berapa kali dan selang waktunya. 0pakah pasien mengalami komplilkasi saat itu seperti
$.
kesulitan pulih sadar! perawatan intensi$ pasa operasi. Riwayat keluarga. Riwayat anestesi yang merugikan atau membayakan pada keluarga yang lain sebaiknya juga die"eluasi. Fanita pada usia produkti$ sebaiknya ditanyakan tentang kemungkinan mengandung. Pada kasus yang meragukan! pemeriksaan kehamilan preoperati"e merupakan suatu riwayat sosial yang mungkin dapat mempengaruhi jalannya anestesi seperti 4
Perokok berat /diatas *+ batang perhari1 dapat mempersulit induksi anestesi karena merangasang batuk ! sekresi jalan napas yang banyak! memiu atelektasis dan pneumenia pasa bedah. Rokok sebaiknya dihentikan minimal *B jam
sebelumnya untuk menghindari adanya <% dalam darah. Peandu alohol umumnya resisten terhadap obat& obat anestesi khususnya
golongan barbiturat. Peminum alkohol dapat menderita sirosis. Meminum obat&obat penenang atau Makan minum terakhir /khusus untuk operasi emergensi1.
<.
Pe%er)'a! F)') Perhatian khusus dilakukan untuk e"aluasi jalan napas! jantung! paru&paru dan
pemeriksaan neurologik .ika ingin melaksanakan teknik anestesi regional maka perlu dilakukan pemeriksaan e=tremitas dan punggung. Pemeriksaan $isik sebaiknya terdiri dari 4 a. 'eadaan umum 3elisah! takut! kesakitan! malnutrisi. b. Tanda&tanda 7ital Tinggi dan berat badan perlu untuk penentuan dosis obat terapeutik dan
pengeluaran urine yang adekuat selama operasi . Tekanan darah sebaiknya diukur dari kedua lengan dan tungkai /perbedaan bermakna mungkin memberikan gambaran mengenai penyakit aorta thorai
atau abang&abang besarnya1. Denyut nadi pada saat istirahat diatat ritmenya! per$usinya /berisi1 dan jumlah denyutnya. Denyutan ini mungkin lambat pada pasien dengan pemberian beta blok dan epat pada pasien dengan demam! regurgitasi aorta atau sepsis. Pasien
pernapasannya selama dilakukan obser"asi. Suhu tubuh /8ebris5 hipotermi1. 7isual 0nalog Sale /70S1. Skala untuk menilai tingkat nyeri 'epala dan 6eher Mata 4 anemis! ikteri! pupil /ukuran! isokor5anisokor! re$lek ahaya1 ;idung 4 polip! septum de"iasi! perdarahan
.
yang emas dan dehidrasi sering mempunyai denyut nadi yang epat. Respirasi diobser"asi mengenai $rekwensi pernapasannya ! dalamnya dan pola
3igi 4 gigi palsu! gigi goyang! gigi menonjol! lapisan tambahan pada gigi!
kelainan ortodontik lainnya. Mulut 4 6idah pendek5besar! TM /buka mulut jari1! Pergerakan /baik5kurang
baik1! sikatrik! $raktur! trismus! dagu keil Tonsil 4 ukuran /T,&TJ1! hiperemis! perdarahan 6eher 4 ukuran /panjang5pendek1! sikatrik! masa tumor! pergerakan leher /mobilitas sendi ser"ial1 pada $leksi ektensi dan ritasi! TMD! trakea /de"iasi1!
d.
karotik bruit! kelenjar getah bening. Dalam prediksi kesulitan intubasi sering di pakai IT yaitu 4 Teet! Tongue!
Temporo mandibula joint! Tonsil! Tortiolis! Tiroid noth5TMD! Tumor. Thorak ,. 0uskultasi jantung mungkin ditemukan murmurs /bising katup1! irama gallop *.
atau perikardial rub. Paru&paru. Inspeksi 4 2entuk dada /2arrel hest! pigeon hest! petus e=a"atum!
ki$osis! /
skoliosis1
torakal!
torako
8rekwensi /bradipnue5takipnue1 abdominal5abdominal
torako1!
Si$at
perna$asan
irama
perna$asan
/reguler5ireguler! heyne stokes! biot1! Sputum /purulen! pink $rothy1!
'elainan lain /stridor! hoarseness5serak! sindroma panoas1.K Palpasi 4 Premitus /normal! mengeras! melemah1 Auskulatasi : Bunyi nafas pokok ( vesikuler, bronhial, bronkovesikuler, amporik!, bunyi nafas tambahan (ronhi kerin"# $hee%in", ronhi
basah#rales, bunyi "esekan pleura, hipporates suussion! Perkusi : sonor, hipersonor, pekak, redup& Abdomen&Pristaltik (kesan normal#menin"kat#meenurun!, Hati dan limpa (teraba#tidak, batas, ukuran,
per'mukaan!,
distensi,
massa
atau
asites (dapat menadi predisposisi untuk re"ur"itasi!& )ateter (terpasan"#tidak!, urin (volume : ukup (*,+' #am!, anuria (.* #./ am!, oli"uria (.+ #am atau /** #./am!, Poliuria (0 .+** #./ am!1, k$alitas (B2, sedimen!, tanda tanda sumbatan saluran kemih (seperti kolik renal!
Muskulo
Skletal
–
Extremitas&
3dema
tun"kai,
fraktur,
"an""uan
neurolo"ik #kelemahan otot (parese, paralisis, neuropati perifer, distropi otot!, perfusi ke distal (perabaan han"at#din"in, afilay refil time,
kerin"at! , 4lubbin" fin""er, sianosis, anemia, dan deformitas, infeksi kutaneus (terutama renana anulasi vaskuler atau blok saraf re"ional!& =.
Pe%er)'aa! La5,rat,r)#% Pemeriksaanlaboratorium ada * yaitu pemeriksaan rutin dan khusus a. Pemeriksaan laboratorium rutin 4 Darah 4 ;b! lekosit! hitung jenis lekosit! golongan darah! masa pembekuan! masa
perdarahan. 8oto toraks 4 terutama untuk bedah mayor! pasien diatas @+ thn! atau sesuai E'3 4 terutama untuk pasien berumur diatas B+ tahun atau sesuai Pemeriksaan khusus! dilakukan bila ada riwayat atau indikasi! misalnya 4 E'3 pada Spirometri dan bronkospirometri pada pasien tumor 8ungsi hati pada pasien 8ungsi ginjal pada pasien 0nalisa gas darah! elektrolit pada pasien ileus obstruksi atau bedah )ntuk pemeriksaan khusus yang lebih mendalam! misalnya ekokardiogra$i atau
b.
kateterisasi jantung diperlukan konsulatasi dengan ahli&ahli bidang lain sehingga persiapan dan penilaian pasien dapat dilakukan lebih
'ondisi preo perati"e
;b
PT 5 6ek Elekt 3ula L#ra 0PT P6T52T 2)N5
P F %perasi dengan perdarahan %perasi tanpa perdarahan Neonatus
L L
L L
L
)mur > B+ )murB+&B )mur?+#@B )mur @? Peny. 'ardio"askul ar Penyakit paru 'eganasan Terapi radiasi Penyakit hati Terpapar hepatitis Penyakit ginjal 3angguan Perdarahan Diabetes Merokok 'ehamilan Pemakaian Deuretik Pemakain digo=in Pemakaian Steroid Pemakaian anti agulan Penyakit SSP
L L L L L
L
L
L L L
L
L
L
L
L L L
L L
L L
L L L
O
M L L
L
L
L
L
L L
L L
L L L
L L
L
L
L L
L
L
L
L L
L L
L
L
Tabel berikut ini merupakan suatu petunjuk untuk menggunakan penilaian klinis dalam membuat permintaan pemeriksaan. ,+.
Perenanaan 0nestesi Renana anestesi diperlukan untuk menyampaikan strategi penanganan anestesi seara umum. Seara garis besar komponen dari renana anestesi adalah 4 a. Ringkasan tentang anamnesis pasien ! dan dan hasil&hasil pemeriksaan $isik sehubungan dengan penatalaksanaan anastesi! buat dalam da$tar masalah! satukan bersamaan dengan beberapa da$tar masalah yang digunakan oleh dokter yang b.
merawat. Perenanaan teknik
. d.
tehnik khusus /seperti intubasi $iberoptik! monitoring in"asi$ 1. Perenanaan penanganan nyeri post operasi. Tindakan post operati$ khusus jika terdapat indikasi /misalnya perawatan di (<)1.
anestesi
yang
akan
digunakan
termasuk
tehnik&
e. $.
ika ada indikasi buat permintaan e"aluasi medik lebih lanjut. Pernyataan tentang resiko&resiko yang ada ! in$ormed onsent! dan pernyataan
bahwa semua pertanyaan telah disampaikan. g. 'lasi$ikasi status $isik dan penilaian. ,,.
Menentukan Prognosis Pada kesimpulan e"aluasi pre anestesi setiap pasien ditentukan kalsi$ikasi status $isik menurut 0merian Soiety o$ 0nestesiologist /0S01.;al ini merupakan ukuran umum keadaan pasien. 'lasi$ikasi status $isik menurut 0S0 adalah sebagai berikut 4 a. 0S0 , 4 Pasien tidak memiliki kelainan organik maupun sistemik. b. 0S0 * 4 Pasien yang memiliki kelainan sistemik ringan sampai dengan sedang selain penyakit yang akan dioperasi. Misalnya diabetes mellitus yang terkontrol atau hipertensi ringan. . 0S0 J 4 Pasien memiliki kelainan sistemik berat selain penyakit yang akan dioperasi! tetapi belum menganam jiwa. Misalnya diabetes mellitus yang tak terkontrol! asma bronkial! hipertensi tak terkontrol. d. 0S0 B 4 Pasien memiliki kelainan sistemik berat yang menganam jiwa selain penyakit yang akan dioperasi. Misalnya asma bronkial yang berat! koma diabetikum. e. 0S0 ? 4 Pasien dalam kondisi yang sangat jelek dimana tindakan anestesi mungkin saja dapat menyelamatkan tapi risiko kematian tetap jauh lebih besar. Misalnya operasi pada pasien koma berat. $. 0S0 @ 4 Pasien yang telah dinyatakan mati otaknya yang mana organnya akan diangkat untuk kemudian diberikan sebagai organ donor bagi yang membutuhkan. )ntuk operasi darurat! di belakang angka diberi huru$ E *emergency atau D *(ar#rat ! mis4 operasi apendiks diberi kode ASA 1 E
,*.
Pemeriksaan Tingkat 'esadaran Tingkat kesadaran dinilai dengan 3lasgow
a$asia! atau terintubasi! konponen "erbalnya harus disesuaikan dengan respon motorik.Dan untuk itu perlu latihan dan pengalaman yang berulang&ulang. Sebagaimana disebutkan oleh Plum dan Postner! tingkat kesadaran tidak akan terganggu jika edera hanya terbatas pada satu hemisper saja! tetapi menjadi progresi$ memburuk jika kedua hemis$er mulai terlibat! atau jika ada proses patologis akibat penekanan atau edera pada batang otak.
,J.
(n$ormed Pasien! anggota keluarga atau wali pasien harus diberitahu tentang inter"ensi bedah dan kemungkinan komplikasi yang dapat timbul. 'apasitas putusan merupakan prasyarat untuk suatu in$ormed onsent yang sesuai dengan hukum dan moral. Pasien usia lanjut mungkin tidak sepenuhnya memahami inter"ensi yang direnanakan! sehingga kerabat terdekat harus terlibat untuk memperoleh in$ormed onsent yang terperini.
Status
mental
dan
kogniti$
didokumentasikan. ,B.
Peralatan a. 0lat&alat 4 Mesin anestesi
d.
2lood pressure /nonin"asi"e or in"asi"e1
E<3 /eletroardiogra$1
Pulse o=ymeter
7entilator anestesi Menggunakan daya listrik
pasien
harus
dipertimbangkan
dan
7entilator 8lowmeter /rotameter1 Measure gas $low # 838 ;a"e sa$ety systems /838! *?H1 7aporiAer ;igh $low 70P! or low $low D0P 5 drawo"er 70P Temperatur ompensated 70P System Sirkulasi %ne way "alue /inspiratory dan ekspiratory1
e.
BAB III DOKUMENTASI
Dalam pelaksanaannya sedasi didokumentasikan dalam 8ormulir pemakaian obat # obatan dan tehnik yang digunakan didokumentasikan dalam lembar status sedasi.
BAB I> PENUTUP
Pelayanan bedah dan anestesi di rumah sakit merupakan salah satu bagian dari pelayanan kesehatan yang berkembang dengan epat seiring dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan tehnologi dibidang kesehatan. Penggunaan anestesi! sedasi! dan inter"ensi bedah adalah proses yang umum dan merupakan prosedur yang kompleks di rumah sakit. Tindakan # tindakan ini membutuhkan asesmen pasien yang lengkap dan komprehensi$! perenanaan asuhan yang terintegrasi! monitoring
pasien
yang
berkesinambungan
dan
kriteria
trans$er
untuk
pelayanan
berkelanjutan! rehabilitasi! akhirnya trans$er maupun pemulangan pasien. %leh karena itu diperlukan panduan sedasi untuk memberikan auan dalam pengelolaan dan pelayanan sedasi! anestesi di rumah sakit.