Salam sukses...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM FIRE ALARM
Apakah Anda tahu bagaimana merancang dan membuat sistem fire alarm ? Baiklah... mari kita bahas bahas kembali masalah masalah fire alarm. alarm. Silahkan memberi komentar ( melalui telephone atau SMS ) jika pembahasan ini masih tidak sempurna ...
Awal mula sistem kontrol fire alarm Pada saat dunia industri dan komersial mencari solusi pencegahan kebakaran yang mampu mendeteksi dini gejala kebakaran, banyak organisasi yang memilih sistem / unit kontrol yang dengan segera membantu mencari titik letak kebakaran terjadi. Alternatif dengan sebuah " flash lamp" atau lampu indikator dipanel control ( MCFA )telah menjadi pilihan. Dengan bantuan sebuah sinyal lampu pada panel otomatis operator, tenaga lapangan, teknisi, atau karyawan bisa mengetahui dimana letak zona kebakaran. kebakaran. Sebuah indikasi lampu telah menunjukkan zona kebakaran kebakaran yang sedang terjadi.
Peralatan Peral atan utama yang menjadi pengendali pengendali sistem ini disebut Main Control Fire Fir e Alarm (MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi menerima sinyal masukan (input signal) semua detektor dan komponen pendeteksi lainnya, Cara kerja MCFA yaitu jika detektor detektor mendeteksi mendeteksi adanya adanya kebakaran ataupun ataupun sprinkler , automatic fire extinguisher , dan hydrant bekerja maka sinyal itu akan dikirimkan ke control panel MCFA sebagai data masukan (input (input data). data). Kemudian control panel akan mengolah, menyeleksi, dan mengevaluasi data tersebut yang hasilnya merupakan data keluaran (output (output data) data) yang berisi informasi tentang lokasi zona kebakaran kebakaran yang ditampilkan pada announciator dan secara otomatis akan mengaktifkan atau membunyikan bel/alarm.
Gambar : Panel Control MCFA
Sistem Instalas Instalasii Announciator Fire Alarm Untuk merencanakan dan membuat sistem fire alarm, maka pertimbangan perti mbangan lokasi, lokasi , sifat dengan luas dan besar area yang harus harus dideteksi / dipasang detector maka system pendeteksian pendeteksian kebakaran harus dibagi dalam beberapa zona atau loop. Dengan masing-masing loop terdiri atas 5 atau 10 10 bahkan bahkan lebih 50 detektor yang dipasang secara parallel. Sistem instalasi zona detektor haruslah mampu
mempertahankan kepekaan detektor terhadap lonjakan listrik ( current transient ) yang terjadi. Sebab banyak permasalahan akan timbul jika instalasi tidak dilengkapi dengan sistem proteksi yang baik terhadap arus transient. Arus transient / lonjakan listrik sering merusak smoke detektor dan MCFA. Sistem instalasi harus dipastikan bebas dari arus transient. langkah mudah untuk itu adalah dengan memberikan sebuah relay pengaman yang berfungsi membatasi arus transient akibat lonjakan listrik PLN atau Genset. Dampak luas akan mengancam announciator dan MCFA sebagai akibat tidak adanya sistem proteksi arus lebih bahkan saat terjadi short circuit akibat lonjakan listrik atau terbakarnya tahanan pada end off line ( EOL ) zona detektor. Sistem instalasi juga harus terlindungi dari arus ground akibat kesalahan sistem looping yang bersentuhan dengan besi atau bahan konduktor lain. Kesalahan atau munculnya ground short circuit dapat merusak ke tingkat MCFA. Sistem instalasi juga harus mampu melindungi modul dari short circuit dan overcurrent baik pada terminal power supplay module ataupun terminal input looping. Jika tidak modul anda akan rusak dan berdampak besar pada kerusakan sistem MCFA.
Permasalahan Kontrol dan Monitoring Fire Alarm Pada saat MCFA menerima sinyal dari detector, control panel tidak bisa menginformasikan secara visual baik visual gambar lokasi kejadian dari detector mana yang mendeteksi titik api, sebab kontrol hanya memberikan sinyal flash / lampu pada panel kontrol bahkan terkadang lebih sehingga petugas pemadam kebakaran sulit untuk menemukan lokasi titik api secara cepat di bangunan dan lokasi secara visual. Artinya sebagian orang mengalami kesulitan selama proses pencarian titik kebakaran yang terjadi : 1. Panel MCFA saya tidak bisa memberikan lokasi kebakaran dimana persis lokasinya. Saya hanya bisa melihat lampu flash berkedip / menyala saja dan hanya kode alamat kebakaran. Lalu dimana posisi ruang dan lantai berapa ? Tidak ada gambar bangunan yang bisa mempermudah mencari lokasi sebenarnya. 2. Sebagai petugas ruang kontrol saya mengalami kesulitan saat mengarahkan titik evakuasi dan memberikan informasi titik kebakaran karena saya tidak tahu letak ruangannya. Hanya kode dan lampu di panel yang kurang jelas.
3. Sulit bagi saya untuk menguasai evakuasi dan memahami kerja alarm dan saya juga mengalami kesulitan menangani permasalahan kebakaran. Panel Alarm tidak melibatkan saya untuk cepat menguasai permasalahan fire alarm.
Pemilihan Perangkat dan Desain Sistem Fire Alarm Pemilihan perangkat dimulai dari pemilihan detektor, sifat dan karakteristik ruang, jumlah zona, dan pemilihan kontrol utama. Pada ruang dengan tingkat kepulan asap tinggi maka dipasang smoke detektor seperti ruangan-ruangan konveksi, gudang kain, atau dimana terdapat ruangan yang atapnya tinggi. Pada ruangan dengan tingkat panas yang tinggi seperti ruang trafo, power panel room, atau ruang genset sebaiknya dipasang kombinasi antara smoke detektor ( sebagai pendeteksi kebakaran kabel listrik ) dan sensor panas heat detektor ( sebagai pendeteksi panas ruangan trafo ). Namun kadangkala menyesuaikan dengan design ruangan yang akan dipasang sistem fire alarm. Sebagai contoh jika dalam ruang trafo, power room sistem instalasi udaranya baik, maka dianjurkan untuk untuk memasang detektor temperatur ( temperatur controller / temperatur transmitter ) sehingga temperatur ruangan bisa diatur sesuai dengan standart operasi trafo atau panel room atau genset room. Jadi yang mana anda pilih tergantung bagaimana sifat dan karakteristik ruangan yang akan dimonitor.
Perangkat sistem fire alarm terdiri atas perangkat hardware dan software. Namun faktor keamanan dan kemudahan dan kemudahan operasional serta monitori ng dan controlling tetap akan menjadi pilihan utama dalam pembuatan sistem fire alarm. Sistem fire alarm tidak saja hanya memberikan sinyal dini kebakaran berupa bell alarm kepada petugas, namun hendaknya juga kemudahan monitoring kondisi sebenarnya kejadian kebakaran di lapangan .
Pemilihan modul dan konfigurasi controller sangat mempengaruhi sistem yang akan dirancang. Hal ini disebabkan beberapa kendala dalam pemilihan modul controller secara tepat, effisien dalam pemasangan dan instalasinya. Detektor dengan tegangan 24Vdc sebagai sensor akan memberikan sinyal digital kepada kontroler pada saat munculnya asap atau panas. Sedangkan tidak semua modul controller di lapangan mampu menerima lebih dari satu sinyal lapangan. Produk lama hanya mampu menerima paling banyak 2 sinyal input dalam satu modulnya. Selain itu juga tidak semua modul controller sistem lama mampu terintegrasi dan berkomunikasi dengan standart protocol komunikasi data.
Penggunaan modul analog dan digital telah menjadikan sistem yang lebih sederhana dan mudah dalam sistem monitoring baik pengkabelan maupun pemrograman telah menjadi pilihan banyak industri dan komersial untuk mendapatkan fleksibilitas dan kemampuan sistem kontrol dan monitoring. Beberapa produk controller terakhir didesain dan dibuat untuk beberapa channel input dan atau output dalam satu modulnya. Maka dalam hal sistem instalasi akan lebih effisien baik biaya dan pengkabelannya. Dengan menggunakan beberapa module digital dan komputer sebagai pengganti dari master control fire alarm yang sudah ada sebelumnya, dan dengan tambahan software berbasis komputer maka didapatkan sistem dengan kelebihan yang tidak didapat pada sistem control panel fire alarm sebelumnya. Kelebihan pembuatan sistem tersebut adalah sebagai berikut : 1. penggunaan sistem komputer relatif lebih mudah dan menjadi lebih fleksi bel untuk berbagai aplikasi pengontrolan. 2. Memungkinkan dilakukannya integrasi berbagai macam aplikasi dalam satu komputer. Bahkan memungkinkannya dilakukan komunikasi antar komputer atau controler yang lain. 3. Mempermudah kemungkinan pengolahan, penambahan dan pengaturan data informasi sehingga diperoleh sistem monitoring dan kontrol fire alarm yang aplikatif dan informatif dalam bentuk gambar visual animasi, grafic, dan berbagai menu kontrol visual sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Sedangkan penggunaan modul controller untuk sistem ini mempunyai kelebihan dalam beberapa hal berikut : 1. Dapat diaplik asikan untuk sistem lain dengan protocol komunikasi modbus / RTU Protocol . 2. Mampu menerima sinyal input detektor lebih dari 8 channel. Dimana untuk 1 channel mewaki li satu input detektor atau satu zona detektor. Sehingga lebih effisien dalam sistem pengkabelan dan
harga. 3. Memungkinkan untuk memonitor aliran komunikasi data secara remote 4. Memiliki kemampuan menerim a data digital maupun analog yang bisa dikontrol lewat komputer. 5. Dapat dihubungkan lewat jaringan Ethernet sehingga memungkinkan dilakukan integrasi komunik asi data dengan unit lain melalui modem, hub, atau controller lain.
Instalasi dengan sistem semi-addressable pada awalnya merupakan pilihan yang mendekati untuk mencari dimana sebenarnya zona kebakaran terjadi. Namun perkembangan teknologi sistem semiaddressable telah digantikan oleh tuntutan sistem fire alarm yang transparan, real time, dan kemudahan lain dalam hal monitoring data kejadian serta kemudahan kontrol dalam tampilan layar komputer.
Perbandingan sistem semi-addressable MCFA dan sistem komputer Beberapa kelemahan yang dijumpai saat akan menggunakan sistem Addressable telah diantisipasi dengan sistem dan produk yang lebih baik yaitu bahwa : Jumlah modul dan instalasi kabel yang lebih banyak karena satu detektor alan memiliki satu address tersendiri. Sehingga biaya akan lebih besar. Kesulitan dalam menentukan secara pasti dimana lokasi ruangan dan posisi di lapangan yang sebenarnya. Indikasi lampu alarm pada panel announciator tidak sepenuhnya bisa mewakili posisi sebenarnya tentang titik kejadian kebakaran di lapangan. Oleh karena itu, Pada sistem addressable setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui dengan pasti dengan melihat lampu flash pada panel annunciator, karena panel bisa menginformasikan deteksi berasal dari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikan detector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih. ------------------------------------------------------------
Agar bisa menginformasikan alamat ID, maka diperlukan sebuah module yang disebut dengan Monitor Module. Ketentuannya adalah bagaimana menentukan modul yang tepat dan murah. Sebab beberapa tahun yang lalu modul dengan kemampuan addressable agak sulit ditemukan. Namun sekarang ini tidak lagi seiring dengan perkembangan teknologi elektronika. Artinya sekarang dengan satu Monitor Module benar-benar bisa dipakai untuk beberapa alamat addressable. Tidak seperti produk lama dimana satu monitor modul hanya bisa menampung satu alamat addressable. Sehingga sekarang dengan Monitor Modul addressable diperol eh sistem yang benar-benar addressable (istilahnya fully addressable). Sistem komputer merupakan sistem baru kontrol monitoring fire alarm dimana Main Control Fire Alarm ( MCFA ) digantikan oleh sebuah perangkat komputer. Dalam hal ini komputer bertindak sebagai pusat pengolahan data kejadian kebakaran dan mengolah serta memerintahkan unit anounciator atau modul controller untuk mengaktifkan lampu flash dan alarm bell atau sekedar menghidupkan pompa kebakaran.
Salah satu kelebihan utama sistem komputer dibanding dengan sistem dengan MCFA nya adalah dalam hal monitoring dan controlling. Sistem komputer dengan tingkat flexibilitas dan kegunaannya, mempunyai nilai lebih memonitor secara real time, transparan, dan mampu menyediakan berbagai keinginan desain dalam bentuk gambar, grafik, animasi, yang menyerupai aslinya. Oleh karena itu dibanding dengan sistem MCFA maka sistem komputer merupakan solusi keterbatasan dalam transparansi monitoring sesungguhnya sesuai keadaan lapangan, juga menjadi salah satu penyedia sistem kontrol yang terintegrasi dengan sistem-sistem kontrol lain seperti kontrol temperatur, tekanan, atau lainnya dengan hanya menggunakan satu komputer untuk kemudian dijadikan pusat pengendali yang terintegrasi dengan unit kontrol lainnya.
Langkah Kerja Pembuatan Sistem Fire Alarm 1. Persi apan Perangkat Peralatan dan Support Sistem
Beberapa perangkat peralatan dalam sistem fire alarm yang perlu adalah seperti diuraikan dalam tabel seperti berikut .
NO
URAIAN PEKERJAAN dan MATERIAL
I
PEKERJAAN ELEKTRONIKA
A
PEKERJAAN FIRE ALARM
1
PEKERJAAN UTAMA
1
Desk Komputer/pc Merk DELL Optiplex 390nMT
- Intel Core i3- 2120, 2GB DDR3 - Widescreen Flat Panel Monitor 19” 2. Software HMI - SCADA - Microsoft Operating System ( 32 / 64 bit ) - Wndo ws Xp, Vista, windows 7 3
Module Controller - Digital Input/ Output for status - Control Relay Module for outpu t - Converter RS232/482
4.
Power Supply 24 Vdc dan UPS
2
KABEL DISTRIBUSI
1
Kabel dari MCFP ke : - TBFA - Zone A Twisted Shielded 2 x AWG 18 dalam PVC Conduit 20 mm² FRC 3 x 2,5 mm² dalam PVC Conduit 20 mm² - TBFA - Zone B Twisted Shielded 2 x AWG 18 dalam PVC Conduit 20 mm² FRC 3 x 2,5 mm² dalam PVC Conduit 20 mm² - TBFA - Zone C Twisted Shielded 2 x AWG 18 dalam PVC Conduit 20 mm² FRC 3 x 2,5 mm² dalam PVC Conduit 20 mm² Instalasi FRC 2 x 1,5 mm² dalam PVC Conduit 20 mm² : Smoke Extract Fan Pressure Fan Automatic Door Sound System
PDTR Genset Monitoring Hydrant Pump Monitoring DPK dan PABX
3
INSTALASI FIRE ALARM ZONE A
- Rate of Rise Detector - Jack Fireman Intercom - Indicator Flashing Lamp - Alarm Bell - Break Glass - Instalasi Detector FRC 2 x 1,5 mm² dalam Conduit - Instalasi Bell + Indicator Lamp : NYA 2 x 1,5 mm²
- Instalasi Jack Fireman Intercom : FRC 2 x 1,5 mm² - Instalasi Break Glass : Twisted Shielded AWG 18 - Instalasi Flow Switch : NYA 2 x 1.5 mm² ZONE B
- Rate of Rise Detector - Jack Fireman Intercom - Indicator Flashing Lamp - Alarm Bell - Break Glass - Instalasi Detector FRC 2 x 1,5 mm² dalam Conduit - Instalasi Bell + Indicator Lamp : NYA 2 x 1,5 mm² - Instalasi Jack Fireman Intercom : FRC 2 x 1,5 mm² - Instalasi Break Glass : Twisted Shielded AWG 18 - Instalasi Flow Switch : NYA 2 x 1.5 mm² ZONE C
- Rate of Rise Detector - Jack Fireman Intercom - Indicator Flashing Lamp - Alarm Bell - Break Glass - Instalasi Detector FRC 2 x 1,5 mm² dalam Conduit - Instalasi Bell + Indicator Lamp : NYA 2 x 1,5 mm² - Instalasi Jack Fireman Intercom : FRC 2 x 1,5 mm² - Instalasi Break Glass : Twisted Shielded AWG 18 - Instalasi Flow Switch : NYA 2 x 1.5 mm²
2. Langkah kerja berikutnya adalah penentuan lokasi Hydrant Box dan Panel Announciator / Junction Box. Penentuan lokasi Hidrant Box ini didasarkan atas tingkat kepadatan pengunjung atau luasnya bangunan yang akan dipasang. Hal ini penting mengingat faktor kekerasan bunyi alarm bell dan tingkat cahaya yang ditimbulkan oleh nyala flashing dari lampu flash. Pilih flash lamp dengan cahaya berkedip ( bukan sekedar menyala ) agar pada saat lampu ruangan dimatikan nyala lampu flash begitu jelas. Panel announciator berfungsi sebagai panel penerima sinyal lapangan dari detektor. Hendaknya panel announciator terletak dalam ruang yang bertemperatur cukup dingin (seperti diruang AHU) untuk ketahanan modul elektronik. Juga dibutuhkan sistem wiring yang rapi dan simple untuk memudahkan troubleshooting dan perbaikan. Panel announciator berisi modul kontrol yang menerima sinyal kebakaran dari detektor, push button dan flow switch atau tamper switch yang aktif saat sprinkler pecah. 3. Langkah selanjutnya adalah penentuan lokasi pemasangan detektor dan pembagian zona detektor. Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita menempatkan Smoke Detector dan di area mana kita menempatkan Heat Detector. Secara umum patokannya adalah: Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan hawa panas ketimbang kepulan asap, maka tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang trafo, power room atau ruang genset. Namun kombinasi smoke detector dan heat detector juga dimungkinkan mengingat ruang trafo atau power room terdapat kabel-kabel yang sewaktu-waktu bisa terbakar, sehingga penempatan smoke detektor bersamaan dengan heat detector bisa juga dilak ukan. Untuk ruangan Trafo dengan Blower Fan yang baik, maka pemasangan smoke detektor tidak akan effektif, sehingga bisa dikombinasikan antara fixed heat detector dan sensor temperatur ( temperatur transmitter ). Temperatur transmiter dipergunakan sebagai kontrol temperatur ruangan trafo yang akan mengatur kerja on/off fan secara terpadu untuk effisiensi energi listrik. Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makananminuman (mamin) dan sejenisnya. 4. Penarikan Kabel FRC ( Fire Resistance Cable ) atau kabel khusus untuk instalasi kebakaran. Penarikan kabel haruslah dilakukan secara baik yaitu dengan memberikan code jalur penarikan. Hal ini untuk memudahkan pengecekan dan perbaikan kabel di suatu hari saat kesalahan input detektor ke alamat modul controller. Lakukan penarikan kabel data ( kabel komunikasi mondul controller dengan sistem komputer ) bersamaan dengan penarikan kabel FRC berdasar route penarikan yang sudah ditentukan.
5. Pengetesan jalur kabel dan alamat program detektor. Pada saat melakukan penarikan kabel FRC, secara bersamaan hendaknnya dilakukan pengetesan sinyal input detektor yang ada pada modul controller. Hal ini harus dilakukan bersamaan dengan penarikan kabel FRC agar dapat dilakukan perbaikan secepatnya apabila ditemukan kesalahan jalur penarikan atau penyambungan kabel FRC ke semua detektor. Hidupkan power 24 Vdc dan setting alamat input detektor akan segera diketahui benar tidaknya ke terminal modul controller lewat program komputer. 6. Pembuatan Sistem Monitoring dan Control di Komputer. Pembuatan sistem monitoring dilakukan dengan menggunakan sistem animasi gambar dimana pada layar komputer akan tampak gambar asli bangunan, ruang atau bagian gedung yang akan dimonitor. Dengan menggunakan software aplikasi maka setiap kejadian / event dapat dibuat animasi gambar seperti gambar animasi api, fan, atau pompa atau junction box atau detektor yang menggambarkan kondisi sebenarnya.
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan sistem komputerisasi fire alarm adalah : 1. Mendapatkan sistem pendeteksian adanya sinyal kebakaran dengan bantuan komputer 2. Mendapatkan informasi “ titik lokasi kebocoran dan kebakaran ” berdasarkan identifikasi posisi detektor 3. Mendapatkan kemudahan informasi real time dari lapangan tentang keadaan titik-titik detector kebakaran, status alarm, dan event / kejadian ( jam, menit, detik ) aktivitas system fire alarm dengan melibatkan pemrosesan komputer 4. Mendapatkan kemudahan dalam evakuasi titik kebakaran kepada pihak terkait dengan informasi kebakaran yang ditampilkan pada layar computer 5. Memberikan alat bantu kepada maintenance dan pihak terkait dalam system control dan monitoring perangkat gedung, pendataan dan pelaporan kejadian system fire alarm, hanya dengan memilih menu pada layar komputer 6. Membuat sistem integrasi dimana sistem fire alarm akan menjadi bagian dari building management yang terintegrasi dengan
sistem monitoring dan controlling lainnya secara otomatis.
Sedangkan sistem konfigurasi yang dipilih sebagai desain pembuatan fire alarm adalah seperti digambarkan berikut :
Dengan pemilihan beberapa module controller yang ada di pasaran maka setiap detektor akan berfungsi sebagai sinyal digital yang mengaktifkan input module yang kemudian akan ditampilkan pada layar komputer. Beberapa informasi
penting dan urgent yang bisa ditampilkan di layar komputer dipilih sebagai indikasi alarm tentang status, kejadian dari semua aktifitas kejadian atau aktivi tas gedung, mall, pabrik atau apartemen dapat dibuat sesuai dengan keinginan. Yang dapat dibuat seperti beberapa model berikut :
Detektor Zona 12 Lantai 2 Gudang Utama Aktif Jocky Pump Unit 2 Aktif Unit AHU Lantai 2 TRIP
OverTemperatur
98 Celcius Please - check your AHU first !!!!
Apabila pada zona tertentu terindikasi ada sinyal detector aktif maka system otomatis akan memberitahukan adanya sinyal tersebut dengan informasi berupa perubahan status non-aktif menjadi aktif dengan ditandai oleh “ bunyi bell alarm” serta perubahan warna status bar dari warna hijau menjadi merah pada layar komputer. seperti gambar berikut.
Building Integration Management Kelebihan lain dalam pembuatan sistem fire alarm dengan menggunakan komputer adalah kemampuan integrasi dari beberapa kontrol fasilitas / utili ty dalam satu pengolahan data secara menyeluruh dengan bentuk manajemen gedung. Sistem terintegrasi menjadi pilihan dari sentraliasasi kegiatan yang memadukan aktivitas unit utility ( seperti fire pump, compressor, genset, boiler ), unit administrasi, unit pembelajaan dan unit maintenance secara menyeluruh. Meskipun pada awalnya hanya sebagai sistem kontrol fire alarm, maka sistem komputerisasi dari fire alarm bisa diupgrade dalam sistem yang lebih luas melalui penggunaan software dan utility ketingkat yang lebih luas seperti digambarkan dalam gambar.
Fire Alarm Building management merupakan tindakan integrasi sistem informasi yang dipili h untuk mendapatkan sistem penataan keamanan gedung yang berdampak dalam peningkatan efektif ivitas operasional, transparansi informasi, dan kemudahan maintenance. Operator bisa dengan mudah mengoperasikan dan mengendalikan sistem fire alarm dalam bentuk dan kondisi sebenarnya ( real time ) dalam bentuk gambar kejadian alarm di layar komputer. Operator dengan cepat memahami secara visual tentang lokasi kebakaran yang sesungguhnya.
Oleh karena kemudahan visual dalam melihat kejadian dan lokasi kebakaran dengan layar komputer tersebut, maka pemakaian Fire Alarm secara visual sekarang telah menjadi pilihan dengan pertimbangan kecepatan dan kemudahan pencarian titik kebakaran. Kelebihan lain dari system visual ini adalah kemampuan untuk menggabungkan sistem fire alarm dengan banyak utility lain dalam gedung secara terkoordinasi dan terintegrasi. Salah satu bentuk integrasi tersebut adalah termasuk monitoring dan controlling seluruh aset gedung baik perangkat lunak berupa data maupun perangkat keras berupa komponen bangunan gedung seperti kontrol jockey pump, electric pump, diesel pump, dan sistem lainnya seperti power room, genset room, dan trafo room. Seperti digambarkan sebagai berikut
Atau dikenal dengan sistem integrasi. Perancangan fire alarm terintegrasi meli puti tahapan berikut : 1.
Perencanaan perangkat lapangan seperti detektor, kabel data, kabel instalasi detektor, dan lainlain
2.
Perancangan tampilan visual isasi pada layar komputer dipili h untuk program IBIS (Integrated Building Information System) yang dirancang dengan pemrograman Visual Basic.
3.
Pemil ihan perangkat Komputer dan Modul Controller sebagai perangkat komunikas i data lapangan dengan unit komputer sehingga membentuk sistem monitoring dan kontrol yang terintegrasi.
4.
Pembuatan sistem monitoring dan kontrol fire pump room
Implementasi dari Integrated Building System yang dirancang antara lain dapat digunakan untuk memonitor kegiatan operasional fire alarm dan pemeliharaan sejumlah perangkat alarm, maintenance, serta perbaikan sistem secara menyeluruh. Sistem Fire Alarm dengan komputer dikembangkan dengan beberapa tampilan sesuai dengan hak akses yang diberikan kepada masing masing pengguna yakni user, admin, eksekutor dan engineer, yang didalamnya terdapat database hak akses untuk editing program, operasi, atau setting parameter. Integrated Building System telah mampu mengurangi terjadinya human error pada proses manajemen kebakaran secara real time, transparansi kejadian, aktivitas secara fleksibel. Kemampuan menginventarisir data dan gambar yang terintegrasi, didukung oleh teknologi pengelolaan database yang berbasiskan web, bermanfaat untuk user dalam mengetahui informasi melalui hasil cetak kejadian, letak detektor dan zona yang aktif. Bagi staff dan engineering sistem ini digunakan dalam memonitoring dan mengontrol sistem secara fleksibel, mudah dalam monitor lokasi kebakaran dan mendeteksi secara vi sual posisi zona detektor yang aktif. Pihak-pihak terkait seperti security, staff maintenance dan engineer dapat bertindak dalam menanggulangi kerusakan yang terjadi untuk memberikan layanan terbaik dalam pengelolaan bangunan gedung.
Integrasi Unit Pump dan Fire Alarm
Unit Fire Pump merupakan unit vital yang berperanan dalam proses pemadaman kebakaran yang terjadi. Unit Fire Pump yang adalah gabungan dari jockey pump, main electric pump dan Fire Diesel bekerja secara terintegrasi setelah menerima perintah aktif dari fire alarm MCFA sebagai pusat pengendali penanganan kebakaran. Fungsi dari tiap-tiap unit tersebut dapat dijelaskan berikut :
Pipa Hydrant Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat. Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet.
Jocky Fire Pump Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank. Pada saat splinker pecah, maka secara otomatis sinyal flow switch akan diterima sebagai input dan sekaligus diolah sebagai sinyal output modul controller untuk mengaktifkan jockey pump. Pada saat air terdistribusi ke area kebakaran maka secara otomatis tekanan pipa header akan turun dan memaksa jockey pump menaikkan tekanan. Jika tekanan tidak bisa dipertahankan pada jockey pump 1, maka secara otomatis keadaan ini akan memaksa jockey pump 2 dan seterusnya untuk mentransfer air ke lokasi pecahnya splinker. Jika pada tekanan header jockey pump masih tidak mampu mempertahankan tekanannya maka kerja pompa akan dibantu oleh fire pump.
Main Fire Pump Digunakan sebagai pompa utama , bila tekanan / pressure tank turun setelah jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi [ jocky pump akan mati sesuai dengan setting pressure tank ] maka main fire pump akan bekerja. Dan pada saat tekanan header tidak bisa dipertahankan oleh main fire pump maka secara otomatis kerja pemompaan akan dibantu oleh diesel pump.
Diesel Fire Pump Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau gagal operasional [listrik padam] dan pompa main pump serta jocky pump berhenti bekerja mensupply air maka diesel fire pump akan melakukan start secara otomatis berdasarkan pressure switch . Bekerjanya diesel fire pump secara otomatis menggunakan panel diesel stater, panel ini juga melakukan pengisian accu/me-charger accu dan dapat bekerja secara manual dengan kunci stater pada diesel tersebut . Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dilakukan pemanasan setiap minggu [2xpemanasan] ,sebelum dilakukan pemanasan diesel dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air [air radiator] dan pengcheckkan pada pelumas mesin [oli mesin].
Siemense Conection Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire main pump dan jocky pump] tidak bisa di operasional / gagal bekerja maka dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil pemadam kebakaran/ pompa cadangan lain untuk menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaan emergency , siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan hydrant.
Maksud Utama Monitoring dan Kontrol Fire Pump Sistem monitoring dan kontrol fire pump juga menjadi pertimbangan utama pembuatan sistem fire alarm. Hal ini menjadi penting ketika sistem pemadaman kebakaran menjadi salah satu tindakan proteksi kebakaran. Sistem monitoring fire pump secara dasar dapat dibuat untuk memonitor status beban fire pump diantaranya elektric pump trip, disel engine trip, water pressure, level water tank, batteray voltage, valve status dan oil temperatur. Tujuan utama pembuatan sistem monitoring dan kontrol fire pump adalah
untuk mendapatkan kondisi sistem fire pump yang handal kapanpun fire pump dijalankan. Tujuan lainnya adalah juga untuk menjaga kondisi semua pompa dan sistem bekerja dengan baik kapanpun dibutuhkan dengan pengendalian dan monitoring secara otomatis. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan pembuatan sistem yang akan berfungsi sebagai inspection tool, testing tool dan maintenance tool. 1. Inspection : merupakan langkah pengecekan secara visual sehingga diperoleh kondisi operasi yang baik, serta terhindarnya kerusakan phisik. 2. Testing : merupakan tindakan pengetesan sistem, dan bagiannya, untuk meyakinkan dan membuktikan sistem atau bagian bekerja secara baik dan sesuai dengan standart operasi. 3. Maintenance : pekerjaan yang terorganisasi untuk menjaga dan memperbaiki peralatan pada kondisi operasi yang direncanakan. Berpedoman pada 3 hal tersebut maka dibuatlah beberapa prosedure inspeksi berikut testing terhadap sistem dengan melakukan pengukuran dan pengetesan dalam hal : 1. Melakukan pengetesan dan pengukuran tekanan pada jockey pump, electric pump dan diesel pump pada saat start dan stop dalam rentang waktu pengetesan secara manual. Hal ini dilakukan melalui panel lokal maupun dari kontrol komputer. Pada test ini diharapkan diketahui setting atau kalibrasi tekanan tiap pompa pada saat nanti beroperasi. contoh : Tes mingguan terdiri dari kondisi churn (tanpa aliran air) dan observasi visual yang bersangkutan. Tes harus dilakukan dengan menjalankan pompa secara otomatik selama minimum 10 menit untuk pompa berpenggerak motor listrik dan minimum 30 menit untuk pompa berpenggerak mesin diesel. Tes tahunan harus dilakukan dengan aliran minimum, nominal ( rated ) dan maksimum. 2. Melakukan pengetesan kerja valve dari sistem secara keseluruhan bekerja dengan baik saat kondisi normal, ataupun saat kondisi beroperasi. 3. Memastikan semua sistem kelistrikan bekerja optimal seluruh pompa untuk mengetahui kondisi overload dan overcurrent serta kepastian sistem bekerja baik saat peak load. contoh : 3.1. Prosedure tekanan sistem untuk menjalankan pompa joki secara otomatik, 3.2. Prosedure operasi valve saat kebakaran terjadi saat start, pengaturan tekanan saat terjadinya kebakaran, sampai proses mematikan pompa secara manual.
REALISASI PEMBUATAN SISTEM MONITORING PUMP DAN FIRE ALARM Kontrol Pada Unit Fire Pump Berikut adalah beberapa kontrol yang dibuat untuk mendapatkan sistem kontrol dan monitoring yang mewakili kerja sistem yang sesungguhnya sehingga nantinya didapatkan kinerja sistem fire pump yang optimal. Kontrol dan monitoring tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Kontrol dan monitoring Level dari Tangki Air Kontrol Status Jokey Pump, Electric Pump dan Diesel Pump Pressure Load Monitoring pada saluran Header Kontrol operasi semua pompa ( Start dan Stop, Auto Manual Operation ) Monitoring Temperatur Oli Diesel, dan Oil Pressure.
Dari beberapa kontrol yang dibutuhkan tersebut maka dibuatlah sistem monitoring dan kontrol pada layar komputer seperti digambarkan berikut :
Sedangkan sistem monitoring terintegrasi untuk Fire Pum dan Fire Alarm terbagi atas beberapa kontrol yang menggabungkan fungsi-fungsi berikut : 1. Fungsi Signalling. Yaitu peralatan detektor maupun sensor yang akan berfungsi sebagai sinyal input yang memicu perangkat bell / alarm dan fire pump. Sinyal ini digerakkan dari modul controller berupa sinyal digital dari detektor, flow switch, tekanan pompa yang terintegrasi dalam layar monitor. 2. Fungsi Monitoring. Yaitu perangkat software yang menampilkan sinyal input dalam bentuk animasi gambar, graphic, atau tabel data kejadian setiap waktu. 3. Fungsi Controlling. Yaitu peralatan yang berguna sebagai kontrol beberapa fungsi otomatis yang mengendalikan kerja sistem secara keseluruhan. Control ini menggunakan beberapa modul Controller Analog yang mengukur parameter-parameter tekanan, suhu yang sering berubah yang mempengaruhi sistem.
Seperti Apakah Model Sistem Monitoring Anda ? Masukkan alamat E-mail Anda untuk Informasi Perencanaan Fire Alarm !! Subscribe Powered by Aardvark Mailing List
Dan Bagaimana kondisi Sistem Anda Sekarang ? Sistem monitoring dan kontrol fire alarm fan fire pump secara umum mempunyai Main Control sebagai pusat pengendali. Banyak hal terjadi dalam sistem fire alarm anda dan fire pump saat ini. Semua bisa diringkas dalam berbagai permasalahan berikut : Panel MCFA saya bermasalah dan sulit untuk memperbaikinya. Biaya Mahal dan Berkali-kali rusak. Smoke detektor saya seringkali bermasalah. Terlalu peka. Sangat menggangu. padahal saya sering membersihkan debu, kotoran dan melakukan pengecekan lapangan . Sulit memperbaiki kerusakan komponen karena produk sudah sulit dicari. Saya harus melakukan perombakan dengan sistem baru . Saya menginginkan perubahan sistem kontrol dengan sistem lain selain MCFA. Dengan sistem baru yang lebih dipantau secara program dengan perangkat Modul atau Komputer. masalah yang biasanya sering terjadi trouble pada instalasi atau system mapping pada system fire alarm Saya benar-benar mengalami kesulitan untuk memperbaiki kerusakan sistem alarm. Saya tidak memahami sistem kerjanya.
Saya tidak mempunyai pengalaman fire alarm, saya sering mematikan power alarm jika alarm bell gedung berbunyi untuk antisipasi. Saya sulit menemukan detektor mana yang aktif dan di ruang mana. Saya ingin membuat kontrol dan monitoring sistem pompa kebakaran yang terintegrasi dengan fire alarm. Dimana saya bisa mendapatkannya . Sistem Pompa kebakaran saya kadang mengalami gangguan operasi. Adakah cara untuk melakukan memperbaiki performance pompa kebakaran saya. Apakah benar, ada sistem lain yang lebih mudah. Cepat dalam menemukan letak ruang, lantai dan posisi dalam gedung melalui gambar visual atau animasi dalam layar komputer, saya rasa sangat menarik.
Apapun yang Anda lakukan dan sedang Anda alami, Anda bisa menentukan sendiri bagaimana bentuk management monitoring dan kontrol yang Anda inginkan. Semoga bermanfaat ... !!! Informasi Penting Lainnya : Building Automation System Perangkat Modul Fire Alarm
JAKA KRISTANTA ST Owner PanduanInstalasi.com Owner : CV. Alfa Perkasa Engineering. Klik disini Office : Perum Randusari Indah Blok A no 8 Teras Boyolali Jateng- 57146 Email :
[email protected] m Telp. 0276-324189 ata u 081218127854 (SMS) atau 087805401860 Informasi Proyek Siste m Fire Alarm da n Fire Pump : Hubungi 087805401860, 081218127854 Tentang saya klik disini.
Home | Contact | Modul Praktek | Facebook | Twitter
| MySpace
| Video
Panduan Instalasi Industri Komersial - Tahap-tahap Animasi bergambar Pembelajaran Instalasi - Copyright JAKA KRISTANTA, PanduanInstalasi.com,