PARTOGRAF
NAMA :
EVI RAHAYU (C.10.386) FITRAH DIYANI (C.10.387) FITRIANI (C.10.388) HADIJAH (C.10.389) HARIANTI (C.10.390) HASTUTI (C.10.391)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Partograf ”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Askeb II (persalinan). Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhir kata, harapan penulis semoga hasil laporan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca, khususnya dalam lingkungan kampus STIKES MARENDENG yang telah memberikan banyak hal yang tak ternilai demi pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan bertanggung jawab dalam lingkungan sosial. Semoga kita semua mendapat rahmat dari Allah SWT, Amin.
Majene, 20 November 2011
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………….. Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………….. ..
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar belakang ……………………………………………………………………………………. B. Tujuan ………………………………………………………………………………………………… .
BAB II
PEMBAHASAN A. Penggunaan partograf ………………………………………………………………………… B. Cara penggunaan partograf ………………………………………………………………… C. Halaman depan partograf ……………………………………………………………………. D. Cara pengisian halaman depan partograf ……………………………………………. E. Lembar belakang partograf …………………………………………………………………. F. Cara pengisian lembar belakang partograf …………………………………………..
BAB III
PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………….. B. Kritik dan saran …………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Dalam penanganan pertolongan persalinan, seorang bidan dituntut untuk mampu memberi pertolongan sesuai dengan standar APN. Dalam hal ini dituntut pula mendeteksi keadaan ibu
apakah masih normal atau sudah memerlukan tindakan
khusus. Untuk itu dibutuhkan alat petunjuk khusus guna memutuskan segera tindakan yang harus diambil untuk keselamatan ibu dan janinnya yang dikenal dengan partograf. Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan atau merupakan alat pencatatan informasi yang didasarkan pada hasil observasi/riwayat serta hasil pemeriksaan fisik ibu selama dalam proses persalinan, selain itu partograf merupakan alat pengambilan keputusan klinik khususnya persalinan kala I. B.
Tujuan Tujuan utama peggunaan partograf adalah : 1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan memeriksa pembukaan serviks berdasarkan pemeriksaan dalam. 2. Mendeteksi proses persalinan berjalan normal, dengan demikian dapat dideteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama. Hal i Ini merupakan terpenting dari proses pengambilan keputusan klinik dalam persalinan kala I. Dengan menggunakan partograf, semua hasil observasi /pemeriksaan dicatat pada kertas grafik partograf dari waktu ke waktu dengan demikian proses pengambilan keputusan klinik juga harus dilakukan setelah data terkumpul pada setiap waktu. Hal ini akan membantu bidan untuk memantau proses kelahiran, mendeteksi abnormalitas dan melakukan intervensi segera untuk menyelamatkan ibu dan janin. Keseluruhan proses pengambilan keputusan klinik ini (pengumpulan data ……..Diagnosis…….. Penatalaksanaan ………...Evaluasi) harus
waktu selama proses pemantauan dengan partograf.
dilakukan pada setiap
BAB II PEMBAHASAN A.
Penggunaan Partograf World Health Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi partograf agar lebih sederhana dan lebih mudah digunakan. Fase laten telah dihilangkan, dan pencatatan pada partograf dimulai dari fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm. Partograf harus digunakan untuk :
Semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai elemen penting asuhan persalinan.
Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Bidan, Dokter Umum, Residen, dan Mahasiswa Kedokteran).
B.
Penggunaan partograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu serta membantu mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka
Cara Penggunaan Partograf Pada waktu ibu datang untuk melahirkan, maka dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan ibu dan janinnya. Pencatatan dilakukan pada kartu ibu yang dilampiri partograf. Identitas dan keadaan ibu pada waktu datang dituliskan pada partograf.
Kondisi janin Denyut jantung janin, selaput ketuban, air ketuban dan penyusupan (Molase) tulang kepala member informasi tentang keadaan janin dalam persalinan. Tempat pencatatannya di bagian atas partograf. Denyut jantung janin
Pemeriksaan DJJ merupakan cara yang aman untuk mengetahui kondisi janin, dan dianjurkan untuk dihitung dan dicatat di bagian partograf setiap 30 menit. Setiap kotak mempresentasikan waktu 30 menit, jumlah DJJ sama dengan angka di sebelah kiri bagian bagan, DJJ normal adalah 120 – 160 kali permenit. Abnormalitas denyut jantung janin Denyut jantung janin yang lebi dari 180 kali/menit atau kurang dari 100 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin. Jika DJJ terdengar abnormal, anjurkan ibu untuk berbaring pada sisi kirinya. Pada persalinan kala I lakukan pemeriksaan DJJ setiap 15 menit segera setelah kontraksi selesai. Jika DJJ tetap abnormal, setelah 3 kali pemeriksaan, penolong harus mengambil tindakan segera. Selaput ketuban dan air ketuban
Keadaan air ketuban setelah selaput ketuban pecah dapat membantu dalam penilaian keadaan janin. Observasi dilakukan pada setiap periksa dalam dan dicatat dalam partograf dibawah tempat mencatat DJJ, dengan menggunakan symbol-simbol : U : berarti selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J : berarti warna air ketuban masih jernih M : berarti air ketuban bercampur mekonium D : cairan ketuban bercampur darah K : tidak ada cairan atau kering
Jika pada pemeriksaan air ketuban kering, atau bercampur mekonium, lakukan pemeriksaan DJJ lebih sering karena merupakan tanda gawat janin. Molase (penyusupan) kepala janin
Molase ( penyusupan ) tulang-tulang kepala janin merupakan tanda penting untuk menentukan apakah kepala janin sesuai dengan panggul ibu, semakin banyak tulang kepala janin yang tumpang tindih semakin kuat bukti yang menunjukkan bahwa janin dan panggul ibu tidak sesuai. Ini mungkin merupakan suatu tanda bahwa janin tidak dapat melewati panggul ibu. Symbol-simbol yang dicatat dalam partograf adalah : 0
:
tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat diraba
1
:
tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2
:
tulang-tulang kepala janin hanya saling tumpang tindih tapid masih dapat dipisahkan
3
:
tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
Kemajuan persalinan Pembukaan serviks
Kala I persalinan dibagi dalam fase laten dan fase aktif : Fase laten terjadi ketika pembukaan serviks kurang dari 4 cm Fase aktif bila pembukaan serviks dari 4 cm sampai 10 cm
C.
Halaman depan partograf Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase aktif persalinan; dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan termasuk :
Identitas dan keadaan ibu : Nomor pendaftaran ibu Tanggal/jam kedatangan ibu Nama dan umur ibu Keterangan mengenai jumlah gravida, para dan abortus Keadaan ketuban, waktu pecahnya ketuban HIS, ada atau tidak, bila ada sejak kapan
Waktu pecahnya selaput ketuban
Kondisi janin Denyut jantung janin Warna dan volume cairan ketuban Molase/penyusupan kepala janin
Kemajuan persalinan : Pembukaan serviks Turunnya bagian terendah janin His (garis waspada dan garis bertindak)
Jam dan waktu Waktu mulainya fase aktif persalinan
Waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian
Kontraksi uterus : Frekuensi dan lamanya
Obat-obatan dan cairan yang diberikan : Oksitocyn Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
Kondisi ibu Tekanan darah, nadi, dan suhu badan Volume urin dan pemeriksaan urin
D.
Cara Pengisian Halaman depan partograf
Informasi tentang ibu Lengkapi bagian awal atas partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatanga (tertulis sebagai : “jam” pada partograf) dan
perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.
Kesehatan dan kenyamanan janin Kolom, lajur, dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air ketuban, dan penyusupan tulang kepala janin. Denyut jantung janin
Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian pemeriksaa fisik, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini, menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan yang lainnya dengan garis yang tidak terputus. Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka 180 dan 100. Akan tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ dibawah 120 atau diatas 160. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuabn-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut :
U : berarti selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J : berarti warna air ketuban masih jernih
M : berarti air ketuban bercampur mekonium
D : cairan ketuban bercampur darah
K : tidak ada cairan atau kering
Mekonium dan cairan ketuban tidak selalu menunjukkan gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tandatanda gawat janin. Jika terdapat tanda gawat janin, ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai. Akan tetapi, jika terdapat mekonium kental,
segera
rujuk
ibu
ke
tempat
yang
kegawatdaruratan obstetric dan bayi baru lahir. Molase (penyusupan tulang kepala janin)
memiliki
asuhan
Molase ( penyusupan ) tulang-tulang kepala janin merupakan tanda penting untuk menentukan apakah kepala janin sesuai dengan panggul ibu, semakin banyak tulang kepala janin yang tumpang tindih semakin kuat bukti yang menunjukkan bahwa janin dan panggul ibu tidak sesuai (Cephalo Pelvic Disproportion – CPD). Ini mungkin merupakan suatu tanda bahwa janin tidak dapat melewati panggul ibu. Ketidakmampuan akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau
kondisi janin dan
kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai. Symbol-simbol yang dicatat dalam partograf adalah : 0
:
tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat diraba
1
:
tulang-tulang
kepala
janin
hawnya
saling
sbersentuhan 2
:
tulang-tulang kepala janin hanya saling tumpang tindih tapi masih dapat dipisahkan
3
:
tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
Kemajuan Kolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0 – 10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Tiap angka mempunyai lajur dan kotak yang lain pada lajur diatasnya, menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1 – 5 juga menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Tiap kotak di bagian ini menyatakan waktu 30 menit. Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian pemeriksaan fisik, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan setiap pemeriksaan. Tanda “X” harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya
pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan-temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama masa fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan
garis utuh. Penurunan bagian terendah atau presentasi janin
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi
janin.
Namun
kadangkala,
turunnya
bagian
terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm. Penurunan kepala janin diukur secara palpasi bimanual. Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari tepi simfisis pubis. Dibagi menjadi 5 kategori dengan symbol 5/5 sampai 0/5. Symbol 5/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin belum memasuki tepi atas simfisi pubis; sedangkan symbol 0/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin sudah tidak dapat di palpasi di atas simfisis pubis. Kata- kata “turunnya
kepala” dan garis terputus dari 0 – 5 ,tertera di sisi yang sama dengan
angka pembukaan serviks. Berikan tanda (O) pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tuliskan tanda (O) di nomor 4. Hubungkan tanda (O) dari setiap pemeriksaan dengan garis terputus. Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titi dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelaha kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya : amniotomi, infuse oksitocyne atau persiapan-persiapan rujukan (ke rumah sakit atau puskesmas) yang mampu menangani penyulit kegawatdaruratan obstetric. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan.
Jam dan waktu Waktu mulainya fase aktif persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak di beri angka 1 – 16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan. Waktu actual saat pemeriksaan dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu-waktu actual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan 1 jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada lajut kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian catatkan waktu actual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukkan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda “X” di garis waspada yang sesuai dengan
angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu dibawahnya (kotak ketiga dari kiri)
Kontraksi uterus Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi angka pada kotak yang sesuai. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, isi 3 kotak. Nyatakan lamanya kontraksi dengan : Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20 – 40 detik
Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik
Obat-obatan dan cairan yang diberikan Dibawah lajur kotak observasi uterus tertera lajur
kotak untuk mencatat
oksitocin, obat-obat lainnya, dan cairan IV. Oksitocin
Jika tetesan (drip) oksitocin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitocin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit. Obat-obatan dan cairan IV
Catat pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
Kesehatan dan kenyamanan ibu Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan ibu. Nadi, tekanan darah, dan temperature tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu. Nilai dan catat nadi ibu selama 30 menit selama fase aktif
persalinan. Beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai (
)
Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif
persalinan. Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai. Nilai
dan catat temperatur tubuh ibu setiap jam dan catat
temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai. Volume urin, protein dan aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). Jika memungkinkan saat ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya aseton atau protein dalam tubuh.
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya Catat semua asuhan lain, dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik mencakup : Jumlah cairan peroral yang diberikan Keluhan sakit kepala dan pandangan kabur Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, Bidan,
Dokter Umum) Persiapan sebelum melakukan rujukan Upaya rujukan
E.
Lembar belakang partograf Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV. Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas
terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV (mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain itu, catatlah persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai/memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman. Catatan persalinan terdiri atas unsur-unsur berikut :
F.
Data dasar
Kala I
Kala II
Kala III
Bayi baru lahir
Kala IV
Cara pengisian lembar belakang partograf Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan, lembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai. Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf secara lebih rinci disampaikan sebagai berikut.
Data dasar Data dasar terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan, dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada tiap tempat yang telah disediakan atau dengan memberi tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Data dasar yang perlu dipenuhi adalah sebagai berikut : 1. Tanggal :…………………………………………………. 2.
Nama Bidan : …………………………………………
3. Tempat persalinan : ……………………………… Rumah ibu
Puskesmas
Polindes
rumah sakit
Klinik swasta lainnya 4. Alamat tempat persalinan :……………………… 5. Catatan : rujuk, kala I / II / III / IV 6. Alasan merujuk : ……………………………………. 7. Tempat rujukan : ……………………………………. 8. Pendamping pada saat merujuk :
Bidan
teman
Suami
dukun
Keluarga
tidak ada
Kala I Kala I terdiri atas pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada,
masalah-masalah
yang
dihadapi,
penatalaksanaan,
dan
hasil
penatalaksanaan tersebut. Untuk pertaanyaan no. 9, lingkari jawaban yang sesuai. Pertanyaan lainnya hanya diisi jika terdapat masalah lainnya dalam persalinan.
9. Partograf melewati garis waspada : Y/T 10. Masalah lain, sebutkan : ………………………… 11. Penatalaksanaan masalah tersebut : ……… .12. Hasilnya : ………………………………………………
Kala II Kala II terdiri atas episiotomi persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah penyerta penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda “ √” pada kotak disamping jawaban yang sesuai.
13. Episiotomi : Ya, indikasi ……………………………………………….
Tidak 14. Pendamping pada saat persalinan Bidan
suamik
Dukun
tidak ada
Teman 15. Gawat janin Ya, tindakan yang dilakukan : a. ………………………………………………………… b. ………………………………………………………… c. ………………………………………………………… 16. Distosia bahu : Ya, tindakan yang dilakukan : a. ………………………………………………………… b. ……………………………………………………….. c. ………………………………………………………… Tidak 17. Masalah lain, sebutkan : ………………………. 18. Penatalaksanaan masalah tersebut : …….. 19. Hasilnya : …………………………………………………
kala III kala III terdiri atas lama kala III, pemberian oksitocyn, penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit,
laserasi,
antonia
uteri,
jumlah
perdarahan,
masalah
penyerta,
penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan diberi tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai.
20. lama kala III : ……………… menit
21. Pemberian oksitosin 10 U I.M. ? Ya, waktu : …………………….. menit sesu dah persalinan Tidak, alasan : ……………………………………………………..
22. Pemberian ulang oksitosin (2X) Ya, alasan : ……………………………….
Tidak 23. Penegangan tali pusat terkendali Ya Tidak, alasan : ……………………………………………………..
24. Rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri ? Ya Tidak, alasan : ……………………………………………………….
25. Plasenta lahir lengkap (intak) : ya / tidak Jika tidak lengkap, tindakan yang dilakukan : a.
………………………………………………………………………
b. ……………………………………………………………………… 26. Plasenta tidak lahir > 30 menit : Ya / Tidak Ya, tindakan : a.
……………………………………………………………………….
b. ……………………………………………………………………… 27. laserasi : Ya, dimana ……………………………………………………………. Tidak
28. Jika laserasi perineum, derajat : 1 / 2 / 3 / 4 Tindakan : Penjahitan, dengan / tanpa anestesi Tidak dijahit, alasan : ……………………………………………… 29. Antonia uteri Ya, tindakan : a.
……………………………………………………………………….
b. ……………………………………………………………………… c.
………………………………………………………………………
Tidak 30. Jumlah perdarahan : ………………………….. ml 31. Masalah lain, sebutkan ………………………………………
32. Penatalaksanaan masalah tersebut : …………………… 33. Hasilnya : ………………………………………………………………
Bayi baru lahir Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir,pemberian ASI, masalah penyerta, tatalaksana terpilih dan hasilnya. Pertanyaan mengenai bayi baru lahir adalah sebagai berikut.
34. Berat badan ………………………. Gram 35. Panjang …………………………. Cm
36. Jenis kelamin : L/P 37. Penilaian bayi baru lahir : baik/ada penyulit
Menjaga bayi tetap hangat
Mengatur posisi bayi
Menghisap lendir
Keringkan dan rangsang taktil
Mengatur posisi kepala bayi dan bungkus bayi
Lakukan penilaian
38. Bayi lahir (setelah no. 37 dilakukan) :
Bernapas normal, tindakan : Letakkan bayi pada dada ibu Selimuti bayi bersama ibunya Anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya
Bayi tak bernapas, megap-megap atau menangis lemah, tindakan: Lakukan ventilasi : Pasang sungkup Lakukan ventilasi percobaan (2 X) Lakukan penilaian :
Dada bayi tidak mengembang : o
Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara bocor
o
Periksa posisi kepala, bila salah perbaiki posisi menjadi setengah ekstensi
o
Periksa adanya sumbatan oleh cairan atau lender di mulut, lakukan pengisapan ulang bila ada sumbatan
Bila dada bayi menembang ; lanjutkan ventilasi
Lakukan ventilasi 20-30 X dalam 30 detik, lakukan penilaian :
Bila bayi mulai bernapas normal : o
Hentikan ventilasi secara bertahap
o
Pantau kondisi bayi secara seksama
Bila bayi belum bernapas atau megap-megap o
Teruskan ventilasi 20-30 X dalam 30 detik
o
Hentikan ventilasi dan lakukan penilaian ulang setiap 30 detik
Bila bayi tidak bernapas spontan sesudah 2 – 3 menit resusitasi:
Teruskan ventilasi dengan interval 30 detik
Siapkan rujukan bayi bersama ibunya
Bila bayi tidak bernapas sesudah ventilasi 20 menit, pertimbangkan
untuk menghentikan resusitasi 39. Pemberian ASI Ya, waktu : ……………………………………..jam setelah bayi lahir Tidak, alasan ………………………………………………………………………
40. Masalah lain, sebutkan : ……………………………………………………. Hasilnya ……………………………………………………………………………
Kala IV Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah terdapat resiko atau terjadi perdarahan pasca persalinan. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya.
BAB III PENUTUP A.
KESIMPULAN Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dan penatalaksanaan. Partograf dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif). Partograf sebaiknya dibuat untuk setiap ibu bersalin, tanpa menghiraukan apakah persalinan tersebut normal atau Molase ( penyusupan ) tulang-tulang kepala janin merupakan tanda penting untuk menentukan apakah kepala janin sesuai dengan panggul ibu, semakin banyak tulang kepala janin yang tumpang tindih semakin kuat bukti yang menunjukkan bahwa janin
dan panggul ibu tidak
sesuai. Ini mungkin merupakan suatu tanda bahwa janin tidak dapat melewati panggul ibu. Symbol-simbol yang dicatat dalam partograf adalah : 0
:
tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat diraba
1
:
tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2
:
tulang-tulang kepala janin hanya saling tumpang tindih tapi masih dapat dipisahkan
3
:
tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
Petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :
Denyut jantung janin. Catat setiap 1 jam
Air ketuban. Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina :
U
:
selaput utuh
J
:
selaput pecah, air ketuban jernih
M
:
air ketuban bercampur mekonium
D
:
air ketuban bernoda darah
K
:
tidak ada cairan ketuban/kering
Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase) 0
sutura terpisah
1
sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat atau berSesuaian
2
sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki
3
sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
Pembukaan mulut rahim (seviks). Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (x)
Penurunan : mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada pemeriksaan abdomen/luar) diatas sympisis pubis; catat dengan tanda lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam. Pada posisi 0/5, sinsiput (S) atau paruh atas kepala berada di simfisis pubis.
Waktu
: menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima.
Kontraksi : setiap setengah jam; lakukan palpasi untuk menghitung catat banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap-tiap kontraksi dalam hitungan detik : Kurang dari 20 detik Antara 20 dan 40 detik Lebih dari 40 detik
Oksitosin : jika memakai oksitosin, catatlah banyaknya oksitosin pervolume cairan infuse dan dalam tetesan per menit.
Obat yang diberikan. Catat semua obat lain yang diberikan.
Nadi. Catat setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar ( )
Tekanan darah. Catatlah setiap 4 jam dan ditandai dengan anak panah.
Suhu badan. Catatlah setiap dua jam.
Protein, aseton, dan volume urin. Catat setiap kali ibu berkemih.
Jika temuan-temuan melintas ke arah kanan dari garis waspada, petugas kesehatan harus melakukan penialaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukan yang tepat. B.
KRITIK DAN SARAN Kami sebagai penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Djuhadiah (2010). Diktat Asuhan Kebidanan Persalinan Normal . Makassar Prawirohardjo, Sarwono (2008).
Ilmu
Kebidanan.
Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Ayu rahayu (2009). Partograf Persalinan. From http://ayurai.wordpress.com/2009/06/26/partografpersalinan/, 17 November 2011