PATOFISIOLOGI
Penyakit leukemia ditandai oleh adanya proliferasi tak terkendali dari satu atau beberapa jenis sel darah. Hal ini terjadi karena adanya perubahan perub ahan pada kromosom sel induk sistem hemopoetik. Sel sistem hemopoetik adalah sel yang terus menerus berproliferasi, karena itu sel ini lebih potensial untuk bcrtransformasi menjadi sel ganas dan lebih peka terhadap obat toksik seperti sitostatika dan radiasi. Penelitian morfologik menunjukkan bahwa pada Leukemia Limfositik Akut (LLA) terjadi hambatan diferensiasi dan sel limfoblas yang neoplastik memperlihatkan waktu generasi yang memanjang, bukan memendek. Oleh karena itu, akumulasi sel blas terjadi akibat ekspansi klonal dan kegagalan pematangan progeni menjadi sel matur fungsional. Akibat penumpukan sel blas di sumsum tulang, sel bakal hemopoetik mengalami tekanan (sudoyo, 2007) Kelainan paling mendasar dalam proses terjadinya keganasan adalah kelainan genetik sel. Proses transformasi menjadi sel ganas dimulai saat DNA gen suatu sel mengalami perubahan. Akibat proliferasi sel yang tidak terkendali ini tcrjadi kenaikan kadar satu atau beberapa jenis sel darah dan penghambatan pembentukan sel darah lainnya dengan akibat terjadinya anemia, trombositopenia dan granulositopenia. Perubahan kromosom yang terjadi merupakan tahap awal onkogenesis dan prosesnya sangat kompleks, melibatkan faktor intrinsik (host) dan ekstrinsik (lingkungan). Leukemia diduga mulai sebagai suatu proliferasi local dari sel neoplastik, timbul dalam sumsum tulang dan limfe noduli (dimana limfosit terutama dibentuk) atau dalam lien, hepar dan tymus. Sel neoplastik ini kemudian disebarkan melalui aliran darah yang kemudian tersangkut dalam jaringan pembentuk darah dimana terus terjadi aktifitas proliferasi, menginfiltrasi banyak jaringan tubuh, misalnya tulang dan ginjal. Gambaran darah menunjukan sel yang inmatur. Lebih sering limfosit dan kadang-kadang mieloblast. Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia (aguayo dkk, 2006)
Faktor Predisposis Faktor etiologi Faktor pencetus
Mutasi somatik sel
Proliferasi neoplastik & differntiation arrest Kaheksia Akumulasi sel muda dalam sumsum Katabolis me
Keringat mala
Gagal gi
HIPERKATABOLIK GAGAL SUMSUM
Asam
Anemia perdarahan &
Gout
sel leukemia
Inhibisi hemopoesis
INFILTRASI KE
Tulang
Nyeri tulang
Darah
Sindroma hipervisk
RES
Limfadenopati Hepatomegali Seplenomegali
Tempat ekstra meduller lain
Meningitis, lesi kulit, Pembesaran
Gambar. Skema patofisiologi leukimia akut
Adanya priliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga menimbulkan anemia dan trombositopenia. System etikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan system pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi (aguayo dkk, 2006). Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, system syaraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yang akan berdampak pada penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan (aguayo dkk, 2006). Pada awal perkembangannya, berbagai jenis leukemia menghasilkan sitokin inflamasi dan imunosupresif, serta menggunakan cell-signaling patwa y. Sebagai contoh: 1. Vaskular Endothelial Growth Factor (VEGF) VEGF dianggap penting dalam pertumbuhan, peluang hidup dan penyebaran sel leeukimia. Penampakan konsentrasi VEGF yang tinggi berhubungan dengan mengecilnya peluang hidup pasien chronic lymphocytic leukemia. 2. Basic Fibroblas Growth Factor (BFGF) BFGF adalah mitogen poten (growth signal) dan penting untuk pertumbuhan pembuluh darah dan penyebaran sel kanker. 3. Hepatocyte Growth Factor (HGF) HGF menstimulasi pertumbuhan
dan penyebaran sel leukemia. HGF memiliki
penampakan yang berlebihan pada AML, CML, CLL dan chronic myelomonocytic leukemia. 4. Tumor Necrosis Factor-Alpha (TNF-alpha) TNF-alpha adalah sitokin pra inflamasi yang meningkat secara signifikan pada pasien leukemia kecuali AML dan sindroma myelodysplastic. 5. Interleukin-6 (IL-6) IL-6 adalah sitokin proinflamasi dan imunosupresif. Meningkatkan serum IL-6, berhubungan dengan prognosis yang buruk dan kecilnya peluang hidup pasien C LL. ( Berg dkk, 2000)
Daftar Pustaka Sudoyo et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FK UI, 2007. Aguayo, Bieker, Podar, Greaves, Espositon, Felix, etc. Management of Surgical Injury and Critical Gynecology. Ethical Digest. 2006; 26: 54-59. Berg SL, Steuber CP, Poplack DG. Clinical Manifestation of Acute Lymphoblastic Leukemia. In Hoffman ed: Hematology: Basic Principles and Practice 3rd ed. Churchill Livingstone Inc. 2000, pp 1070-76.