Patofisiologi Low Back Pain
MARET 18UNDEFINED
den ger Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain Reseptor nyeri nosiseptor! adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya pada stimulus yang kuat" yang secara potensial merusak" dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia" mekanik" termal. Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks.
Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah local. Sel#sel mast" folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimuli serabut ini mengakibatkan pelepasan histamin dari sel#sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan rantai simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang lebih besar. Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri meliputi histamin" bradikinin" asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin Prostaglandin dimana $at tersebut yang dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin yang ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat. %ornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori" dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar" neuron pada system assenden harus diaktifkan. &ktivasi &ktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal.
Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset" berbagai ligamen dan otot paravertebralis.
%onstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang maksimal terhadap sum#sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. 'tot#otot abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. 'besitas" masalah postur" masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat berakibat nyeri punggung
(iskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada orang muda" diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. (egenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab nyeri punggung biasa.
(iskus lumbal bawah" L)#L* dan L*#S+" menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis" yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut ,")!.
Ar c hi v ef ort heAr t i ke lCa t e gor y Cumul at i veTr aumaDi s or der s( CTDs ) Posted in Artikel on Rabu, 31 Desember 2008 by Kuntodi
Pengertian CTDs Cumulative Trauma Disorders (CTDs) adalah sekumpulan gangguan atau kekacauan pada sistem muskuloskeletal (musculosceletal disorders) berupa cedera pada syaraf, otot, tendon, ligamen, tulang dan persendian pada titik-titik ekstrim tubuh bagian atas (tangan, pergelangan, siku dan bahu), tubuh bagian bawah (kaki, lutut dan pinggul) dan tulang belakang (punggung dan leher). Biasanya CTDs mempengaruhi bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam pelaksanaan suatu pekeraan. Tubuh bagian atas terutama punggung dan lengan adalah bagian yang paling rentan terhadap risiko terkena CTDs. !enis pekeraan seperti perakitan, pengolahan data menggunakan keyboard komputer, pengepakan makanan dan penyolderan adalah pekeraan-pekeraan yang mempunyai siklus pengulangan pendek dan cepat sehingga menyebabkan timbulnya CTDs. "ekeraan-pekeraan dan sikap kera yang statis sangat berpotensi mempercepat timbulnya kelelahan dan nyeri pada otot-otot yang terlibat. !ika
kondisi seperti ini berlangsung tiap hari dan dalam waktu yang lama bisa menimbulkan sakit permanen dan kerusakan pada otot, sendi, tendon, ligamen dan aringan-aringan lain. #emua gangguan akut dan kronis tersebut merupakan bentuk dari gangguan muskuloskeletal yang biasanya muncul sebagai $ a. %rthritis pada sendi akibat tekanan mekanis. b. &n'amasi pada sarung pelindung tendon (tendinitis, peritendinitis) c. &n'amasi pada titik sambungan tendon. d. eala-geala arthrosis (degenerasi sendi kronis) e. eang dan nyeri otot. f.
angguan pada diskus inter*ertebral pada tulang belakang.
#eringkali CTDs tidak terlihat dan sangat arang memperlihatkan tanda awal yang nyata. CTDs teradi di bawah permukaan kulit dan menyerang aringan aringan lunak seperti otot, tendon, syaraf dan lain-lain. +leh karenanya CTDs sering disebut uga musculoskeletal disorders(#Ds). #ikap tubuh yang dipaksakan adalah salah satu penyebab umum CTDs. emunculannya sering tidak disadari sampai teradinya in'amasi, syaraf nyeri dan mengerut, atau aliran darah tersumbat. CTDs biasanya muncul dalam bentuk sindrom terowongan carpal (carpal tunnel syndrome), tendinitis, tenosino*itis dan bursitis. #elain musculoskeletal disorders (MSDs) , beberapa istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut CTDs adalah Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs), Repetitive Strain Injuries (RSI) atauveruse Syndrome!
Faktor Penyebab CTDs #ecara pasti hubungan sebab dan akibat faktor penyebab timbulnya CTDs sulit untuk dielaskan. amun ada beberapa faktor resiko tertentu yang selalu ada dan berhubungan atau memberikan kontribusi terhadap timbulnya CTDs. aktorfaktor resiko tersebut bisa diklasi/kasikan dalam tiga kategori yaitu pekeraan, lingkungan dan manusia0pekera.
A. Faktor pekerjaan Beberapa faktor yang berhubungan dengan pekeraan penyebab timbulnya CTDs adalah $ 1. erakan berulang erakan lengan dan tangan yang dilakukan secara berulang-ulang terutama pada saat bekera mempunyai risiko bahaya yang tinggi terhadap timbulnya CTDs. Tingkat risiko akan bertambah ika pekeraan dilakukan dengan tenaga besar, dalam waktu yang sangat cepat dan waktu pemulihan kurang.
2. #ikap paksa tubuh #ikap tubuh yang buruk dalam bekera baik dalam posisi duduk maupun berdiri akan meningkatkan risiko teradinya CTDs. "osisi-posisi tubuh yang ekstrim akan meningkatkan tekanan pada otot, tendon dan syaraf. 3. anual handling #alah satu penyebab teradinya cedera muskuloskeletal adalah pekeraan manual "andlin#. anual handling adalah pekeraan yang memerlukan penggunaan tenaga yang besar oleh manusia untuk mengangkat, mendorong, menarik, menyeret, melempar, dan membawa. 4. "eralatan kera tidak sesuai "enggunaan alat-alat yang menekan taam ke telapak tangan dan menimbulkan iritasi pada tendon bisa menyebabkan teradinya CTDs. Cara memegang alat atau benda dengan menekankan ari-ari ke ibu ari atau membawa benda dengan posisi pegangan pada titik yang auh dari pusat gra*itasinya uga bisa menimbulkan CTDs.
B. Faktor lingkungan 1. etaran mekanis etaran atau *ibrasi adalah suatu gerakan osilatoris dalam area frekuensi infrasonik dan sebagian dalam rentang frekuensi suara yang bisa didengar manusia. 5espon tubuh manusia terhadap getaran sangat bergantung pada bagian atau anggota-anggota tubuh yang terpapar. #emakin kecil bentuk anggota tubuh maka semakin cepat gerakan atau getaran yang ditimbulkan dan semakin tinggi frekuensi resonansinya. 2. ikroklimat "aparan suhu dingin maupun panas yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekera sehingga gerakan pekera menadi lamban, sulit bergerak dan kekuatan otot menurun.
C. Faktor manusia/pekerja 1, 6mur "ada umumnya keluhan muskuloskeletal mulai dirasakan pada umur 37 tahun dan semakin meningkat pada umur 47 tahun ke atas. 8al ini disebabkan secara alamiah pada usia paruh baya kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga resiko teradinya keluhan pada otot meningkat. 2. !enis kelamin
+tot-otot wanita mempunyai ukuran yang lebih kecil dan kekuatannya hanya dua pertiga (97:) daripada otot-otot pria terutama otot lengan, punggung dan kaki. Dengan kondisi alamiah yang demikian maka wanita mempunyai tingkat risiko terkena CTDs lebih tinggi. "erbandingan keluhan otot antara wanita dan pria adalah 3 dibanding 1. 3. 6kuran tubuh 0 antropometri eskipun pengaruhnya relatif kecil, berat badan, tinggi badan dan massa tubuh mempengaruhi teradinya keluhan otot. isalnya wanita yang gemuk mempunyai risiko keluhan otot dua kali lipat dibandingkan wanita kurus. 6kuran tubuh yang tinggi pada umumnya uga sering menderita sakit punggung. emudian orang-orang yang mempunyai ukuran lingkar pergelangan tangan kecil uga lebih rentan terhadap timbulnya CTDs. 4. esehatan 0 kesegaran asmani "ada umumnya keluhan otot lebih arang ditemukan pada orang yang mempunyai cukup waktu istirahat dalam akti*itas sehari-harinya. ;aporan dari &+#8 menyebutkan bahwa tingkat kesegaran tubuh yang rendah mempunyai tingkat keluhan <,1:, tingkat kesegaran tubuh sedang 3,2: dan tingkat kesegaran tubuh tinggi sebesar 7,=:.