APLIKASI TEORI MODEL KEPERAWATAN “FROM NOVICE TO EXPERT” PATRICIA BENNER
Oleh Kelompok 4 : 1. Ana Ana Far Farid idaa Ulf Ulfaa 2. Alfia fianur 3. Luth Luthfi fiah ah Nur Nur Ain Ainii 4. Puteri Puteri Indah Indah Dwipa Dwipayan yanti ti 5. R.A Helda Helda Puspit Puspitas asari ari 6. Susi Susi Wah Wahyu yuni ning ng Asi Asih h
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TAHUN AKADEMIK 2012/2013
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………….…………………………… BAB 1 PENDAHULUAN
…………………………..……………………………
BAB 2 TINJAUAN TEORI ……………………………..…………………………… 2.1 Latar Belakan Belakang g Teori ………………… …………………………..… ………..……………… …………… ………... ………... 2.2 Definisi dan Konsep Mayor …………………...…………………………. …………………...…………………………. 2.3 Penjelasan Model konsep konsep Patricia Benner ………………….................... …………………...................... 2.4 Asumsi Mayor (terkait dengan paradigm keperawatan) …..……………. 2.5 Penerimaan oleh Keperawatan (Praktek, Pendidikan, Penelitian)……..... Penelitian)……..... 2.6 Kelemahan Teori …………………………………………………..……. BAB 3 APLIKASI TEORI …………………………………………………….…… BAB 4 PEMBAHASAN ……………………………………………………….…… BAB 5 KESIMPULAN ………………………………………………….................. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan pola pikir, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas, termasuk termasuk pelayanan pelayanan keperawatan. keperawatan. Masyarakat Masyarakat lebih sadar akan hak dan kewajiban kewajiban untuk menunt menuntut ut tersed tersedian ianya ya pelaya pelayanan nan keseha kesehatan tan dan keperaw keperawata atan n dengan dengan mutu mutu yang yang secara secara profesional dapat dipertanggungjawabkan (Muhlisin dan Ichsan, 2008). Teori keperawatan menyediaka menyediakan n sebuah perspektif tentang tentang cara mendefinisi mendefinisikan kan perawatan, perawatan, menggambar menggambarkan kan siapa yang diberikan perawatan, kapan perawatan dibutuhkan, serta mengidentifikasi batas dan tujuan kegiatan terapiutik dalam perawatan. Teori adalah dasar untuk meningkatkan efek efekti tifit fitas as prak prakti tik k dan dan riset riset kepe kepera rawa wata tan n (De Laun Launee dan dan Ladn Ladner er,, 2002 2002). ). Peni Pening ngka katan tan profesionalisasi perawat dapat dibangun dengan memahami kembali dan mengembangkan teori keperawatan. Perkem Perkemban bangan gan teori teori keperaw keperawata atan n diawal diawalii pada pada tahun tahun 1950-a 1950-an, n, saat perawat perawat mulai mulai menyadari menyadari bahwa ilmu pengetahuan pengetahuan keperawatan keperawatan perlu disusun dalam suatu kerangka kerja yang yang sistema sistematis. tis. Meskip Meskipun un setiap setiap teori teori umumny umumnyaa meruju merujuk k pada pada suatu suatu fenome fenomena na yang yang spesifik, tetapi dapat digunakan pada lingkup yang lebih luas. Berdasarkan pada lingkup teorinya, teorinya, teori keperawatan keperawatan dibedakan dibedakan menjadi menjadi Philosofical theory, theory, grand theory, theory, middle range theory dan micro range theory. theory . Semakin meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan membuat beberapa teoris modern merancang perspektif baru keperawatan yang menunjukkan bahwa keperawatan adalah gabungan ilmu dan seni, yang berfokus pada kliennya secara holistik, humanistik (Fawcett, 1993; De Laune dan Ladner, 2002). Salah satu satu teori keperawa keperawatan tan filosofi filosofi adalah From Novice to Expert menjelaskan menjelaskan 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi . Teori ini diperkenalkan oleh Patricia Benner diadaptasi dari “Model Dreyfus” yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum Mampu mengaplikasikan kasus berdasarkan model Benner. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi latar belakang dan definisi teori Benner Benner b. Mengidentifikasi model konsep dan asumsi mayor teori Benner c. Mengidenti Mengidentifikasi fikasi Penerimaan Penerimaan teori dan kelenmahan kelenmahan teori d. Menera Menerapka pkan n teori teori benne bennerr dalam dalam studi studi kasus kasus
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1
Latar Belakang Teori Patricia E Benner.,R.N.,Ph.D., FAAN. adalah seorang professor di universitas California di
San Fransisco. Sejak tahun 1970 aktif dalam penelitian di UCSF dan UC Barkeley. Beliau sudah menerbitkan menerbitkan 9 buku dan banyak artikel artikel tentang tentang keperawatan.Sa keperawatan.Salah lah satunya beliau mempopuler mempopulerkan kan tingkatan skill dalam keperawatan yaitu “ Novice “ Novice To Expert ” pada tahun 1982. Teori “ From Novice To Expert ” yang dikembang dikembangkan kan oleh Patricia Patricia Benner diadapta diadaptasi si dari “Model Dreyfus” yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori From Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi meliputi: (1) Novice, (2) Advance Beginner, (3) competent, (4) proficient, dan (5) expert.
2.2
Definisi dan Konsep Mayor
Penjelasan dari ke lima tingkatan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Novice
Tingkat Novice pada akuisisi peran pada Dreyfus Model, adalah seseorang tanpa latar belakang pengalaman pada situasinya. 2.
Advance B Beeginner
Advanc Advancee Beginn Beginner er dalam dalam Model Model Dreyfu Dreyfuss adalah adalah ketika ketika seseora seseorang ng menunj menunjukk ukkan an penampilan mengatasi masalah yang dapat diterima pada situasi nyata. 3.
Comp Compet eten ent t
Menyelesaikan pembelajaran dari situasi praktik aktual dengan mengikuti kegiatan yang lain, advance beginner akan menjadi menjadi competent . Tahap competent dari model Dreyfus ditandai dengan kemampuan mempertimbangkan dan membuat perencanaan yang diperlkan untuk suatu situasi dan sudah dapat dilepaskan. 4.
Proficient
Perawat pada tahap ini menunjukkan kemampuan baru untuk melihat perubahan yang relevan pada situasi, meliputi pengakuan dan mengimplementasikan respon keterampilan dari situasi yang dikembangkan.
5.
Expert
Benner menjelaskan pada tingkatan ini perawat expert mempunyai pegangan intuitiv dari situasi situasi yang yang terjad terjadii sehing sehingga ga mampu mampu mengid mengident entifi ifikas kasii area area dari dari masala masalah h tanpa tanpa kehilan kehilangan gan pertimbangan waktu untuk membuat diagnosa diagnosa alternatif dan penyelesaian.
2.3
Penjelasan Model konsep Patricia Benner
1. Novi Novice ce
a. Seseorang Seseorang tanpa latar belakang belakang pengalaman pengalaman pada situasinya. situasinya. b. Perintah yang jelas dan atribut yang obyektif harus diberikan untuk memandu penampilannya. c. Di sini sini sulit sulit untuk untuk melihat melihat situasi yang relevan relevan dan irrelevan. irrelevan. d. Secara umum umum level level ini diaplikasi diaplikasikan kan untuk untuk mahasiswa mahasiswa keperawata keperawatan, n, tetapi tetapi Benner bisa mengklasifikasikan perawat pada level yang lebih tinggi ke novice jika ditempatkan pada area atau situasi yang tidak familiar dengannya. 2. Advance Advance Beginner Beginner
a. Keti Ketika ka seseo seseoran rang g menu menunj njuk ukka kan n pena penamp mpila ilan n meng mengata atasi si masal masalah ah yang yang dapa dapatt diterima pada situasi nyata. b. Advance beginner mempunyai pengalaman yang cukup untuk memegang suatu situasi. c. Kecu Kecual alii atrib atribut ut dan dan ciriciri-ci ciri ri,, aspe aspek k tida tidak k dapa dapatt dili diliha hatt secar secaraa lengk lengkap ap karen karenaa membu membutuh tuhkan kan pengal pengalama aman n yang yang didasar didasarkan kan pada pada pengak pengakuan uan dalam dalam kontek kontekss situasi. d. Fung Fungsi si pera perawa watt pada pada situ situas asii ini ini dipa dipand ndu u deng dengan an atur aturan an dan dan orie orient ntas asii pada pada penyelesaian tugas. Mereka akan kesulitan memegang pasien tertentu pada situasi yang memerlukan perspektif lebih luas.
e. Situasi Situasi klinis klinis ditunjukk ditunjukkan an oleh perawat perawat pada level level advance advance beginner beginner sebagai sebagai ujian terhada terhadap p kemamp kemampuan uannya nya dan permin permintaan taan terhada terhadap p situasi situasi pada pada pasien pasien yang yang membutuhkan dan responnya. f. Advanc Advancee beginn beginner er mempunya mempunyaii respon responsib sibili ilitas tas yang lebih lebih besar besar untuk melaku melakukan kan manajemen asuhan pada pasien, sebelumnya mereka mempunyai lebih banyak pengalaman. Benner menempatkan perawat yang baru lulus pada pada tahap ini. 3. Compet Competent ent
a. Meny Menyel eles esai aika kan n pemb pembel elaj ajar aran an dari dari situ situas asii prak prakti tik k aktu aktual al deng dengan an meng mengik ikut utii kegiatan yang lain, advance beginner akan menjadi competent . b. Tahap competent dari dari model odel Dreyf reyfus us ditan itanda daii den dengan gan kem kemamp ampuan uan mempertimbangkan dan membuat perencanaan yang diperlkan untuk suatu situasi dan sudah dapat dilepaskan. c. Konsist Konsisten, en, kemampua kemampuan n mempre mempredik diksi, si, dan manajem manajemen en waktu waktu adalah penampi penampilan lan pada tahap competent . d. Perawat competent dapat dapat menunj menunjukk ukkan an repons reponsibi ibilit litas as yang yang lebih lebih pada pada respon respon pasien, lebih realistik dan dapat menampilkan kemampuan kritis pada dirinya. e. Ting Tingka katt comp compet eten entt adal adalah ah ting tingka katan tan yang yang pent pentin ing g dala dalam m pemb pembel elaj ajara aran n klin klinis is,, karena pengajar harus mengembangkan pola terhadap elemen atau situasi yang memerlukan perhatian yang dapat diabaikan. 4. Profic Proficien ient t
a. Perawat Perawat pada pada tahap tahap ini menunj menunjukk ukkan an kemampua kemampuan n baru baru untuk meliha melihatt peruba perubahan han yang relevan pada situasi, meliputi pengakuan dan mengimplementasikan respon keterampilan dari situasi yang dikembangkan. b. Mereka akan mendemonstrasikan peningkatan percaya diri pada pengetahuan dan keterampilannya. c. Pada tingkat tingkatan an ini mereka mereka banyak banyak terlibat terlibat dengan dengan keluarga keluarga dan pasien. pasien. 5. Expe Expert rt
a. Pada tingkat tingkatan an ini perawat perawat expert expert mempun mempunyai yai pegangan pegangan intuitiv intuitiv dari dari situasi yang terjadi terjadi sehing sehingga ga mampu mampu mengid mengident entifi ifikasi kasi area dari dari masalah masalah tanpa tanpa kehila kehilanga ngan n pertimbangan waktu untuk membuat membuat diagnosa alternatif dan penyelesaian. b. Perubahan kualitatif pada pada expert adalah “mengetahui pasien” yang berarti mengetahui tipe pola respon dan mengetahui pasien sebagai manusia. c. Aspek Aspek kunc kuncii pada pada peraw perawat at exper expertt adalah adalah:: 1) Menunjukka Menunjukkan n pegangan pegangan klinis klinis dan sumber sumber praktis praktis
2) Mewuju Mewujudka dkan n pros proses es know know-ho -how w 3) Meliha Melihatt gamb gambara aran n yang yang luas luas 4) Meliha Melihatt yang yang tidak tidak diha diharap rapkan kan
2.4 Asumsi Mayor (terkait (terkait dengan paradigm paradigm keperawatan) keperawatan)
1. Tidak ada data data yang yang dapat dapat diinterpreta diinterpretasikan sikan secara bebas. 2.
Tidak Tidak ada ada data data yang yang tida tidak k dapa daparr direa direaksi ksikan kan
3. Masyarak Masyarakat at memiliki memiliki latar latar belaka belakang ng budaya budaya dan bahasa bahasa yang yang berbeda berbeda yang dapat dapat dipahami dan diinterpretasikan 4. Manusia Manusia adalah makluk makluk yang yang terintegrasi terintegrasi dan dan holistic. holistic. Pikiran Pikiran dan tubuh merupakan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan.
2.5
Pene Penerim rimaan aan oleh oleh kep keper erawa awata tan n (Pra (Prakt ktik, ik, pen pendid didika ikan, n, penel peneliti itian an)) 1. Prak Prakte tek k kep keper eraw awat atan an
Benner menggambarkan praktek klinik keperawatan menggunakan pendekatan interpretasi fenomenologi. From Novice to Expert (1984) (1984) berisi beberapa contoh aplikasi dalam penerapan metodenya di beberapa situasi praktek ( Dolan et all, 1984). Awalnya, benner menggunakan pendekatan promosi, jenjang perawat klinik, program untuk lulusan perawat yang baru dan seminar untuk mengembangkan pengetahuan klinik klinik.. Simpos Simposium ium berfok berfokus us pada pada keungg keunggula ulan n pada pada prakte praktek k keperaw keperawatan atan yang yang dilaksanakan untuk pengembangan staff, pengenalan, dan penghargaan sebagai salah satu jalan untuk mendemonstrasikan perkembangan pengetahuan klinik dalam praktek (Dolan, 1984). Setelah itu metode benner banyak diadopsi oleh para praktisi keperawatan misaln misalnya ya Fenton Fenton (1984) (1984) menggu menggunak nakan an pendek pendekata atan n Benner Benner dalam dalam sebuah sebuah studi studi ethnography untuk penampilan perawat klinik spesialis. Penemuannya terdiri dari identifikasi dan deskripsi kompetensi kompetensi perawat untuk mempersiapkan perawat perawat mahir. mahir. Balasco Balasco dan Black Black (1988) (1988) and silver silver (1986) (1986) menggu menggunak nakan an metode metode Benner Benner untuk untuk memb membua uatt pedo pedoma man n pemb pembed edaa aan n peng pengem emba bang ngan an klin klinik ik dan dan jenja jenjang ng karir karir dala dalam m keperawatan keperawatan.. Farrell Farrell and Bramadat Bramadat (1990) (1990) menggunaka menggunakan n paradigma paradigma analisa analisa kasus Benner Benner dalam dalam proyek proyek kolabo kolaborasi rasi antara antara univer universita sitass pendid pendidika ikan n kepera keperawata watan n dan
rumah sakit pendidikan untuk mendalami perkembangan klinik yang sesuai dengan skill dalam praktek yang nyata. Benn Benner er meng mengem emba bang ngka kan n bany banyak ak liter literatu ature re yang yang berfo berfoku kuss pada pada prak prakte tek k keperawatan dan melakukan publikasi karyanya tersebut (Benner, 1984, 1985, 1987, benner et all, 1999). Benner mengedit The American Journal of Nursing sejak 1980. Dan pada tahun tahun 2001, 2001, dia mulai mulai menged mengedit it sebuah sebuah seri yang yang berjud berjudul ul
Current
Controversies in Critical Care pada The American Journal of Nursing.
2.
Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, model Benner banyak digunakan sebagai acuan oleh para pendidik untuk mempelajari setiap level perawat dari novice sampai expert dan expert dan mempel mempelajar ajarii perbed perbedaan aan masing masing masing masing level level sehing sehingga ga member memberika ikan n pengal pengalama aman n pembelajaran kepada mahasiswa keperawatan. Benner Benner (1982) mengkritisi mengkritisi tentang tentang konsep competen competency-base cy-based d testing yang berlawanan dengan kompleksitas keahlian dan tingkat keahlian yang dijelaskan dalam Model Dreyfus dan 31 kompetensi yang dijelaskan oleh AMICAE (Benner, 1984). Dalam Expertise In Nursing Practice , Benner Benner dan kolega kolega (1996) (1996) meneka menekanka nkan n pentingnya pembelajaran skill dan perawatan melaui pengalaman praktis, penggunaan ilmu pengetahuna dalam praktek, dan dengan pendidikan formal. Dalam Clinical Wisdom in Critical Care, Care , Benner dan kolega (1999) memberikan perhatian yang besar pembelajaran berdasarkan pengalaman dan mempresentasikan bagaimana cara mengajar. Mereka mendisain CD ROM interaktif untuk melengkapi buku.
3. Penelitian
Meto Metode de Benn Benner er bany banyak ak digu diguna naka kan n seba sebaga gaii acua acuan n pene peneli liti tian an dala dalam m bida bidang ng keperawatan. Sebagai contoh Fenton (1984, ( 1984, 1985) menggunakan model Benner dalam penelitian pendidikan. Lock dan Gordon (1989) yang membantu proyek AMICAE, yang mengembangkan pembelajaran inquiry dalam model formal yang digunakan dalam praktek keperawatan keperawatan dan medis. Mereka menyimpulkan menyimpulkan bahwa model formal
memberikan memberikan petunjuk petunjuk mengenai mengenai pelayanan pelayanan langsung, langsung, pengetahua pengetahuan n dan hasil yang diinginkan. 2.6
Kelemahan teori benner
1. Teor Teorii Patr Patrici iciaa Benn Benner er diad diadap apta tasi si dari dari “Mod “Model el Drey Dreyfu fus” s” yang yang dike dikemu muka kaka kan n oleh oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori From Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi meliputi: Novice, Advance Beginner, competent, proficient, dan expert. e xpert. Model ini relative relative simple dengan hanya memb membag agii ting tingka katt kema kemahi hira ran n pera perawa watt dala dalam m 5 taha tahap p dan dan hal hal itu itu meme memerl rluk ukan an identifikasi tingkat praktek keperawatan dari gambaran perawat secara individu dan dari observasi praktek klinik yang sebenarnya . 2. Teori Teori From Novice Novice to Expert Expert mempuny mempunyai ai karakteri karakteristik stik yang yang univer universal sal yang tidak tidak dibata dibatasi si oleh oleh umur, umur, penyak penyakit, it, keseha kesehatan tan atau atau lokasi lokasi prakte praktek k keperaw keperawata atan. n. Untuk Untuk interpretasi interpretasi model ini dalam praktek keperawatan digunakan digunakan sebagai sebagai kerangka kerangka kerja saja sedangkan sedangkan penerapanny penerapannyaa dibatasi dibatasi oleh situasi praktek praktek keperawatan, keperawatan, sehingga diperlukan pemahaman yang kompetensi 5 level perawat tersebut dan kemampuan mengidentifikasi karakteristik dan tujuan disetiap level. 3. Model Benner Benner ini hanya dibuktikan dibuktikan dengan dengan menggun menggunakan akan metodo metodologi logi kualita kualitatif tif yang yang terdiri terdiri dari 31 kompetensi, kompetensi, 7 domain praktek praktek keperawatan keperawatan dan 9 domain domain perawatan krit kritis is.. Deng Dengan an pend pendek ekat atan an
kual kualit itati atif, f, benn benner er meng mengan angg ggap ap sebag sebagai ai hipo hipote tesis sis
generat generating ing (penye (penyebab bab)) daripa daripada da hipote hipotesis sis testing testing,, maka maka dari dari itu perlu perlu dibukt dibuktika ikan n dengan pendekatan alternative lain selain kualitatif. 4. Pers Perspe pekt ktif if Benn Benner er adal adalah ah feno fenome meno nolo logi gi dan dan buka bukan n kogn kognit itif if..
Mode Modell Benn Benner er
didasar didasarkan kan pada data based based researc research h yang yang menduk mendukung ung pengemb pengembang angan an keperawatan.
prakte praktek k
BAB 3
APLIKASI TEORI
Studi kasus yang dipilih untuk mengilustrasikan bagaimana aplikasi pendekatan teori Patricia Benner untuk meningkatkan pengembangan praktik keperawatan di klinik adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat ahli pada sebuah sebuah institusi institusi rumah sakit. Pada awal kegiatan, kegiatan, diberikan diberikan kuesioner yang berisi narasi kegiatan dan dilakukan observasi. Selanjutnya data tersebut dianalisis dan diintepretasikan menggunakan teori Patricia Benner, dengan berfokus pada domain domain dan kompetensi praktik keperawatan. Aspek kritis pada penggunaan pendekatan teori Patricia Benner adalah mengidentif mengidentifikasi ikasi domain dan kompetensi kompetensi yang digunakan dalam mengintepr mengintepretasik etasikan an data berupa berupa narasi dan observasi.
Perawat yang terlibat dalam kegiatan ini adalah perawat yang bekerja pada perawatan kritis selama kurang lebih 8 tahun. Terdapat 3 perawat yang bertanggung jawab pada perawatan Ny.A, 60 tahun, yang didiagnosa menderita Diabetes Melitus + terdapat luka gangrene pada kaki kanan dengan GDA awal 350. Keadaan Ny.A kritis dan tidak stabil selama beberapa minggu. Keluarga Ny.A merasa merasa khawat khawatir ir terhad terhadap ap ketida ketidakst kstabi abilan lan dan penuru penurunan nan kondis kondisii Ny.A Ny.A , keluarg keluargaa Ny.A Ny.A selalu selalu mendampingi Ny.A selama 24 jam. Beberapa perawat yang bertanggung jawab pada perawatan Ny A adalah adalah mahasis mahasiswa wa perawa perawatt yang yang sedang sedang berdin berdinas as di Ruang Ruang terseb tersebut, ut, dimana dimana mahasi mahasiswa swa dalam dalam melakukan intervensi keperawatan harus didampingi oleh perawat. Perawat magang, yaitu perawat yang baru saja lulus dan belum mempunyai pengalaman yang cukup dalam merawat pasien dengan Diabetes Mellitus.Perawat associate, dalam melakukan intervensi keperawatan sudah dapat dilepaskan secara mandiri tanpa perlu pendampingan pendampingan dan dapat dapat menjelaskan menjelaskan alasan dari intervensi intervensi yang sudah dilakukan. dilakukan. Perawat Perawat Primer, dapat melakukan melakukan perencanaan perencanaan tindakan dan intervensi intervensi yang dilakukan dilakukan disertai dengan inovasi baru karena mempunyai peningkatan rasa percaya diri pada pengetahuan dan ketrampilannya, intervensi yang dilakukan banyak melibatkan peran serta pasien dan keluarga keluarga . Oleh kare karena na terj terjad adii ketid ketidak akst stab abila ilan n dan dan penu penuru runa nan n kond kondisi isi dari dari Ny A Pera Perawa watt Prime Primerr memi memint ntaa pendampingan Perawat Konsultan (Ners Spesialis) dimana perawat konsultan mempunyai keme kememp mpua uan n
meng mengid iden enti tiffikas ikasii
masa masala lah h
yang yang
menyusundiagnosa alternative dan penyelesaiannya.
lebi lebih h
cepat epat
ser serta, ta,
demik emikia ian n
pula pula
dala dalam m
BAB 4
PEMBAHASAN
Studi kasus tersebut tersebut memberikan memberikan gambaran gambaran kompetensi kompetensi perawat ahli pada domain “The Helping Helping Role of the Nurse”, yaitu menciptakan menciptakan lingkungan lingkungan yang kondusif untuk penyembuhan penyembuhan dan penyediaan dukungan social s ocial dan informasi pada keluarga pasien (Benner, 1984). Pelibatan P elibatan keluarga sebaga sebagaii partisi partisipan pan pada pada perawa perawatan tan pasien pasien kritis kritis membut membutuhk uhkan an skill skill yang yang tinggi tinggi yang yang tidak tidak bisa bisa dilakukan oleh perawat yang belum kompeten pada perawatan pasien kritis. Perawat pada studi kasus tersebut tersebut yag dalam dalam hal ini berada berada pada pada level Proficient memiliki pengalaman pada unit perawatan kritis, kritis, dan berpendapa berpendapatt bahwa keluarga pasien merasa sangat penting penting untuk memberikan memberikan perawatan perawatan kepa kepada da pasie pasien, n, sehing sehingga ga pera perawa watt ters terseb ebut ut mend mendob obra rak k trad tradis isii dan dan meng mengaj ajar arii kelu keluar arga ga untu untuk k memberikan perawatan dasar kepada kepada pasien. Kebanyakan perawat pada unit perawatan kritis merasa sangat terganggu dengan melibatkan keluarga dalam perawatan pasien kritis, hal tersebut didasarkan pada keefisienan perawatan dan keselamatan pasien. Tapi hal tersebut dapat memutus keluarga terlibat terlibat dalam caring relationship yang dilaku dilakukan kan perawa perawatt terseb tersebut ut mendem mendemons onstra trasik sikan an relationship . Hal yang dukungan moral, komitmen dalam pemberian perawatan, dan advokasi melawan tradisi pada unit perawatan kritis yang tidak melibatkan keluarga pada perawatan pasien kritis. Perlu digarisbawahi bahwa perawat tersebut mempunyai rata-rata pengalaman kerja selama 8 tahun dan telah dikategorikan sebagai perawat ahli, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengubah tradisi dalam melibatkan keluarga pasien dalam perawatan pasien kritis.
Peneli Penelitia tian n yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh Chesla Chesla pada pada tahun tahun 1996 1996 menyat menyataka akan n bahwa bahwa terdap terdapat at kesenjangan pada teori dan praktik pada pelibatan keluarga dalam perawatan pasien. Eckle (1996) mempelajari tentang kehadiran keluarga pada anak dalam situasi emergensi dan menyimpulkan bahwa pada saat terjadi krisis, kehadiran keluarga penting untuk memberikan perawatan yang efektif dan penuh kasih. Kemampuan praktik untuk melibatkan keluarga dalam perawatan terlihat pada studi kasus yang telah kita bahas sebelumnya. Hal tersebut didefinisikan sebagai “The Helping Role of the Nurse”. Kompetensi pada domain ini melibatkan pengkajian pada situasi yang terjadi, sehingga dapat
memilih memilih kebutuhan kebutuhan pasien yang dapat melibatkan melibatkan keluarga keluarga dan mendapatka mendapatkan n kepercayaan kepercayaan keluarga dalam perawatan pasien. Studi kasus di atas juga memperlihatkan bahwa pendekatan teori Patricia Benner Benner adalah adalah dinami dinamiss dan dapat dapat dikemb dikembang angkan kan secara secara spesif spesifik. ik. Pandan Pandangan gan untuk untuk meliba melibatka tkan n keluarga dalam perawatan adalah bagian dari aspek perawatan (Nuccio, 1996). Nuccio mengobservasi bahwa perawat novice memulai proses tersebut dengan mengenali perasaan mereka yang berhubungan family-centered care. care. Semetara itu, perawat ahli mengembangkan pendekatan kreatif untuk melibatkan pasien dan keluarga pada perawatan. Proses pelibatan keluarga pada perawatan kritis juga diteliti oleh Levy (2004) pada pasien anak-anak yang mendapatkan perawatan luka bakar.
BAB 5
KESIMPULAN
1.
Dalam tatanan pelayanan teori ini memberikan pemahaman profesi tentang apa artinya menjadi seorang ahli, teori Patricia Benner memperkenalkan sebuah konsep bahwa perawat ahli mengembangkan keterampilan dan pemahaman tentang perawatan pasien dari waktu ke waktu melalui pendidikan dasar serta banyaknya pengalaman
2.
Seorang perawat diberi tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan tingkatan kompetensi yang dimilikinya (jenjang karir perawat)
3.
Tatanan pelayanan pengembangan karir klinik bisa diterapkan sesuai dengan tahapan jenjang karir PPNI •
•
•
•
•
PK1 = DIII, 2 tahun pengalaman dan Ners tanpa pengalaman dapat dikategorikan dalam level No vi c e . PK2 = DIII, 5 tahun pengalaman dan Ners pengalaman 3 tahun, dalam kategori Adv A dv an c e B e gi ne r dimana pengalaman yang dimiliki belum cukup untuk dapat dilepaskan secara mandiri dalam memberikan asuhan keperawatan. PK3 = DIII, 9 tahun pengalaman dan Ners pengalaman 6 thn, Sp1, dalam kategori Competent dimana perawat sudah mempunyai kemampuan mempertimbangkan dan membuat perncanaan yang diperlukan, dan sudah mandiri. PK4 = Ners, 9 thn Pengalaman, Sp1 Pengalaman 2 thn, Sp2. Pr Sp2. Pr o vi ci e nt mempunyai kemempuan melihat perubahan yang relevan serta melibatkan keluarga dalam intervensi. PK5 = Sp1 pengalaman 4 thn, Sp2 pengalaman 1 thn . Expert mampu mengidentifikasi area dari masalah tanpa kehilangan pertimbangan waktu untuk membuat diagnose alternative dan penyelesaian.
DAFTAR PUSTAKA
Benner P. 1984. From Novice to Expert: Excellence and Power in Nursing Practice. Practice . Menlo Park, Calif: Addison-Wesley. Elstein Elstein AS., AS., Schwar Schwarzz A. 2002. 2002. Clinical Problem Solving and Diagnostic Decision Making: Selective Review of The The Cognitive Cognitive Literature. Literature. BMJ ;324(7339):729 (23 March). (electronic) http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/324/7339/729. . Diakses 3 November 2011. Kapborg I. 2003. The Phenomenon Of Caring From The Novice Student Nurse's Perspective: A Qualitative Content Analysis ? International Nursing Review. Vol. 50 Issue 3 Page 129-192 September. (elektronic). http://www.blackwell-synergy.com http://www.blackwell-synergy.com.. Diakses 3 November 2011. Meyer, T. 2005. Academic and Clinical Dissonance in Nursing Education: Are We Guilty of Failure to Rescue? Nurse Nurse Educat Educator or 30(2), 30(2), March/A March/Apri prill 2005, 2005, p 76–79 76–79 (electro (electronic nic). ). http://ovid.com diakses 3 November 2011. Sharof Sharoff, f, L. 2006. 2006. The Holisti Holisticc Nurse' Nurse'ss Search Search for Credib Credibili ility ty.. Holist Holistic ic Nursin Nursing g Practi Practice ce 20(1), 20(1), January/Feb January/February ruary 2006, 2006, p 12–19. 12–19. (electronic). (electronic). http://ovid.com diak diakses ses tang tangga gall 3 November 2011. Tailor, C. 2002. Assessing Patients' Needs: Does The Same Information Guide Expert And Novice Nurses? International Nursing Review. Vol. 49 Issue 1 Page 1-64 March. (elektronic). http://www.blackwell-synergy.com.. Diakses 3 November 2011. http://www.blackwell-synergy.com Tomey, A.M., Alligood, M.R. (2006). Nursing Theorists and Their Work . Six edition. Missouri: Mosby Elsevier
SKENARIO
Ana Farida Ulfa Alfianur Luthfiah Nur Aini Puteri Indah Dwipayanti R.A Helda Puspitasari Susi Wahyuning Asih
: perawat competen : pasien : perawat novice : perawat advance beginer : perawat provice : perawat expert
Tn A. A. umur 60 tahun dirawat di ruang interna Rumah sakit dr R Soedarsono Soedarsono Pasuruan ,dengan diagnosa Diabetes Melitus + gangren. Keluhan pada saat dikaji, pasien lemas, pusing n sering merasa haus. Dari pemeriksaan fisik didapat TD : 150/100 mmHg, Suhu : 37’6 0C, RR : 36 x/mnt, Nadi : 120x/mnt. 120x/mnt. Terdapat luka gangren pada kaki kanan dengan granulasi buruk, GDA 350
perawat dalam level ADVANCE BEGINNER, dalam hal hal ini diperankan Ns Beginner ( Puteri) menunjukkan penampilan mengatasi masalah yang dapat diterima pada situasi nyata. Benner menempatkan perawat yang baru baru lulus dalam level ini.... Tn A sedang tiduran, tetapi terlihat lebih lesu dari biasanya. Ns Beginner sedang memeriksa catatan medis laporan hari sebelumnya
Ns Beginer membaca catatan perkembangan Tn A dengan kondisi kondisi TD meningkat menjadi 190/100 mmHg, Tn A mengeluh sangat pusing dan mata berkunang-kunang.
Ns Beginer
(kening berkerut, sambil berfikir) Kok perkembangan Tn A seperti ini ? TD semakin meningkat 190/100 mmhg. Coba Saya cek dulu . (kemudian Ns. Beginer melakukan pengecekan, dan ternyata benar. Ns. Beginer Beginer melanjutkan melakukan pemeriksaan fisik dan mendapatkan hasil GDA menjadi 410.
Ns. Beginer
(melaporkan kepada perawat competent). Ns. Ana ( Ns Competent) saya lihat kondisi Tn A semakin memburuk mengeluh kepala pusing serta mata berkunang-kunang berkunang-kunang dan setelah saya cek GDA naik lagi menjadi 410 dan suhu 38*C. Saya pikir Tn A perlu penanganan lebih lanjut lagi. Dan perlu dicek lagi keadaan gangren dari Tn. A.
Ns. (mendengarkan laporan Ns Beginner dengan mengangguk-angguk, kemudian Competence meminta catatan medis yang dipegang Ns Beginner.) Kamu betul Ns Puteri Puteri (Ns. Beginner). Mari kita cek bersama-sama ... ( Ns Ns Competent dan Ns Beginner Beginner bersama-sama ke ruangan Tn A). A ). Ns. Selamat pagi Tn A. Rapi sekali hari ini. Competence Tn.A Selamat Pagi Suster ( duduk di tepi tempat tidur. Ns. (mengamati tingkah laku Tn. A) A ) bagaimana perasannya pagi ini Pak? Competence sepertinya ada yang mengganggu? Tn A
(mengambil napas dalam, masih sambil memicingkam mata seperti orang silau) Ini, kepala pusing terus dan badan rasanya agak meriang sus
Ns O, begitu... Baik kita periksa dulu ya bu. (Sementara Ns Competence Competence melakukan pemeriksaan fisik. Setelah Ns Competence mengecek / melakukan perawatan luka, Prememori)
Aktivitas yang dilakukan Ns Competent menunjukkan penguasaanya pada kasus yang sedang dihadapi. Tahap competent ditandai dengan kemampuan mempertimbangkan dan membuat perencanaan yang diperlukan untuk suatu situasi dan sudah dapat dilepaskan. Level ADVANCE BEGINNER akan menjadi COMPETENT dengan menyelesaikan pembelajaran dari situasi praktik aktual dengan mengikuti kegiatan yang lain. Sikap yang konsisten, kemampuan memprediksi, yang bagus dan manajemen waktu yang baik adalah penampila penampilan n pada tahap competent. competent. Perawat competent competent dapat dapat menunjukkan menunjukkan repons reponsibi ibilit litas as yang yang lebih lebih pada pada respon respon pasien pasien,, lebih lebih realist realistik ik dan dapat dapat menamp menampilka ilkan n kemampuan kritis pada dirinya. dirinya. Situasi berikut ini menggambarkan bahwa Ns Competence ber konsultasi dengan Ns Proficient sebagai penanggung jawab jawab utama perawatan pasien atau Perawat Primernya .
(Narrator) Perawat Perawat pada level PROFICIENT PROFICIENT menunjukkan menunjukkan kemampuan kemampuan baru untuk untuk melihat melihat perubahan yang relevan pada situasi, s ituasi, meliputi pengakuan dan mengimplementasikan respon keterampilan dari situasi yang dikembangkan. Mereka akan mendemonstrasikan peningkatan percaya diri pada pengetahuan dan keterampilannya. Pada tingkatan ini mereka banyak terlibat dengan keluarga dan pasien.
(Setting) Nurse Station Ns. Proficient (Helda)
Ns Ana (memanggil ners competent), GDA terakhir Tn A sudah dilakukan?
Ns. Competence
15 menit yang lalu, dan hasilnya GDA turun 370 temperatur naik jadi 38.5 C.
Kemudian Ns Proficient datang ke ruang rawat Tn A untuk berinteraksi/berdialog dengan Tn A dan keluarganya. (Setting) Ruang perawatan Tn A Ns. Proficient Selamat Siang Tn A ,. Apa yang Tn A rasakan sekarang (Helda) Tn A (lemah, lesu). Saya masih pusing suster dan rasanya badan ini ndak enak semuanaya, karena meriang bgt sus ? Ns. Proficient
Oh begi begitu tu ya? ya? Mema Memang ng kond kondis isii Tn A masi masih h Sang Sangat at lema lemah, h, kemudi kemudian an dari dari hasil hasil pemeri pemeriksa ksaan an GDA GDA 410,da 410,dan n suhu suhu ibu 38*5 38*5 C. (kemudian Ns.Proficient menjelaskan tentang proses penyakitnya kepada pasien dan keluarganya). oh iya Tn A, selama ini apakah ibu pernah dirawat dengan gejala yang sama? Bagaimana pola makan dalam keluarga ibu/bapak? Apakah ibu dulu pernah mengkonsumsi obatobatan yang beli di warung dan jamu? Apakah ada anggota keluarga lain yang mempunyai penyakit gula? bagaimana aktifitas ibu seharihari ? Dll (kaji hal-hal yang terkait dengan diabetes melitus).
Tn A
Ya, saya dulu waktu muda sering mengkonsumsi yang manis2,, biar Ganteng. Ada keluarga yang sakit seperti saya, bapak saya juga sakit diabetes, ini juga ketiga kalinya saya sakit dan dirawat di RS. Karena gula saya naik dan karena ada luka di kaki ini sus, saya sulit melakukan aktivitas sus
(Narrator) Perawat dengan kemampuan level PROFICIENT level PROFICIENT memerlukan pembelajaran pembelajaran terus menerus dengan berdiskusi dengan koleganya baik yang setingkat maupun konsultasi dengan level EXPERT. Scene berikut menggambarkan bagaimana proses belajar seumur hidup itu berjalan. Perawat level PROFICIENT berdiskusi dengan perawat EXPERT. Perawat Expert dalam hal ini dapat berperan sebagai penyelia maupun juga sebagai sejawat Perawat Primer atau bisa juga
pembimbing seniornya. seniornya. Perawat EXPERT dalam hal ini memulai proses pembelajaran. Perawat EXPERT dalam cerita ini adalah perawat pera wat senior di ruang rawat ini.
(Setting) Nurse Station Ns. proficient berdialog dengan Ns. Expert untuk membicarakan membicarakan kasus Tn A Ns. Expert (Susi) Ns. Proficient
Ns. Expert
Ns. Helda, bagaimana perkembangan kondisi Tn A? saat ini kondisi Tn A masih lemah sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik maupun laboratorium. Saya juga mendapatkan mendapatkan data bahwa Tn A memang memiliki riwayat penyakit DM dan mempunyai kebiasaan diet yang jelek soalnya sudah terbiasa makan dan minum yang manis . Bagaimana menurut Ns.Susi Ns.Susi ( Expert)? oh.....begitu. berarti berarti kita perlu menindak lanjuti kasus Tn A ini .
Kemudian Ns. Expert mengunjungi Tn A dan keluarganya di ruang rawat Tn A.
Ns. Expert
Selamat siang bapak dan Ibu Ibu Tadi perawat sudah sudah banyak bertanya bertanya dan menjelaskan tentang kondisi Tn A. Saya harap bapak dan keluarga bisa menerima situasi dan kondisi ini dengan terbuka, ikhlas, dan lapang dada. Memang saat ini kondisi Bapak benar seperti apa yang sudah dijelaskan oleh perawat teman kami .
Ny A
Iya suster, saya pasrah. Saya hanya berpikir masih ada Allah SWT, yang akan membantu saya.
Istri Tn A
Saya dan keluarga juga pasrah menyerahkan semua pada Yang Kuasa.
Ns. Expert
Ya..bagus. segala sesuatu memang harus kita serahkan kepada Allah SWT. Kami disini sebagai tim kesehatan/keperawatan kesehatan/keperawatan hanya berusaha, dan yang menentukan Allah SWT. Selanjutnya kira-kira apa yang akan bpk lakukan terkait terkait dengan masalah yang bpk hadapi hadapi sekarang?
Istri Tn A
Kami tidak tahu suster, sebaiknya bagaimana ya ?
Ns. Expert
Baiklah...saya akan menjelaskan hal-hal yang sebaiknya ibu dan keluarga bisa lakukan. Saya akan memberikan gambaran / alternatif yang dapat Bapak dan keluarga lakukan. Saya tidak akan memaksakan pilihan Ibu dan keluarga. keluarga. Bapak Bapak sebaiknya tidak usah usah mengkonsumsi apapun yang terlalu manis manis dibolehkan tetapi hanya sedikit karena mengingat mengingat kadar gula gula Bapak tinggi ,lebih berusaha untuk mulai melakukan pola hidup sehat, , olahraga ringan secara teratur teratur dan jgan lupa selalu memakai memakai alas kaki misalnya jalan pagi, hindari stres, jangan terlalu memforsir tenaga, istirahat yang cukup dan dan melakukan kontrol GDA secara secara teratur teratur serta serta hal paling penting adalah lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta Allah SWT. Saya kira itu saja Bapak .
Ny A
Terimakasih atas sarannya sus...
Ns. Expert dan Ns. Proficient meninggalkan ruangan..... ruangan..... (narrator) Demikian tadi cerita yang menggambarkan perkembangan kemampuan perawat dari tingkat NOVICE – EXPERT , semogasesuai dengan teori patricia benner memang bermanfaat