KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI
PELAYANAN INFORMASI OBAT
Kelompok 111.2 Dhiah Re!i Dia& Me&!a'i Dia& Pe'ma!aa'i Di!ha El*i&a D-'i P'ia&ha&i D/i A0i Ma-la&a D/i Ak!iiio&i ia Do3 A4-!ia&
1. 2. $. #. . %. (. ).
2"1#""""$% 2"1#""""$( 2"1#""""$) 2"1#""""$+ 2"1#""""#" 2"1#""""#1 2"1#""""#2 2"1#""""""
FAKULTAS FARMASI UNI5ERSITAS PAN6ASILA 7AKARTA PENDAULUAN A.
La!a' Belaka&4
Perana Peranan n apoteker apoteker dalam dalam pelaya pelayanan nan inform informasi asi obat obat bukanla bukanlah h hal yang yang baru. baru. Apotek Apoteker er,, secara secara tradis tradision ional al adalah adalah sumber sumber utama utama inform informasi asi obat bagi dokter dokter,, perawat, pasien, dan professional kesehatan lainnya. Ketika jumlah jenis obat dan produknya masih sedikit dan pada umumnya mempunyai potensi yang relatif rendah, jumlah yang menanyakan keterangan juga kecil dan biasanya dapat dijawab dengan d engan mengacu pada farmakope, formularium, dan pustaka sederhana lainnya. Dewasa Dewasa ini, ini, terjad terjadii dua hal yang yang menimb menimbulk ulkan an kebutuh kebutuhan an menguba mengubah h pola pola tradisional ini. Pertama, jumlah jenis obat dan sediaannya telah sangat besar. Obat yang lebih baru pada umumnya lebih berkhasiat keras, selektif, dan formulasinya juga semakin rumit. Kedua, pustaka berkaitan obat telah begitu banyak, dan sumber pustaka ini sangat beragam, termasuk farmasi kedokteran, farmakologi, dan biokimia. Berbagai pustaka tersebut mencakup informasi yang banyak tentang obat baru, kerjanya, penggunaan klinik, efek yang tidak dikehendaki, interaksi dengan obatobat, obatobat, dan kemanjuran kemanjuran komparatif komparatif.. !emua informasi ini harus die"aluasi die"aluasi untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan efektif dan hal ini telah memberi suatu beban berat bagi dokter penulis resep dan dokter berpaling kepada apoteker untuk meminta informasi obat. Dalam banyak hal, pustaka sederhana, seperti farmakope dan buku teks, teks, yang yang penyed penyediaa iaanny nnyaa kurang kurang mendal mendalam, am, tidak tidak mencuk mencukupi upi untuk untuk mela melaya yani ni jawa jawaba ban n yang yang mema memada dai. i. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, #uma #umah h !aki !akitt cende cenderu rung ng mengad mengadakan akan suatu suatu unit unit baru baru dalam dalam $%#! $%#! sebagai sebagai sumber sumber inform informasi asi obat yang direncanakan, diadakan, dan diorganisasikan dengan baik dilengkapi dengan staf apotek apoteker er spesi spesiali aliss inform informasi asi obat, obat, komput komputer er dan perala peralatan tan,, yang yang dapat dapat member memberii jawaban pertanyaan yang berkaitan dengan obat, dengan menggunakan pustaka mutakhir yang tersedia sebagai acuan. B. De*i&i De*i&iii $nformasi obat adalah setiap data atau pengetahuan objektif, diuraikan secara
ilmiah ilmiah dan terdokument terdokumentasi asi mencakup mencakup farmakologi farmakologi,, toksikologi toksikologi,, dan penggunaan penggunaan
terapi dari obat. $nformasi obat mencakup, tetapi tidak terbatas pada pengetahuan, seperti nama kimia, struktur dan sifatsifat, identfikasi, indikasi diagnostic, atau indikasi terapi, ketersediaan hayati, bioeki"alen, toksisitas, mekanisme kerja, waktu mulai bekerja dan durasi kerja, dosis dan jadwal pemberian, dosis yang direkomendasikan. &enurut
Keputusan
&enteri
Kesehatan
#epublik
$ndonesia
'o
(()*+&'K!+!K+-+//0 1entang !tandar Pelayanan %armasi Di #umah !akit, Pelayanan $nformasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bisa, dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Pelayan terhadap informasi obat didefinisikan sebagai kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independent, akurat, komprehensif, terkini oleh apoteker kepada pasien, mesyarakat maupun pihak yang memerlukan dirumah sakit. Pelayanan tentang informasi obat meliputi penyediaan, pengolahan, penyajian, dan pengawasan mutu data atau informasi obat dan keputusan professional. Penyediaan informasi obat meliputi tujuan, cara penyediaan, pengolahan, dan mutu data atau informasi obat. 6.
T-0-a& 1ujuan dari pemberian informasi obat2 (. &enunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional, berorientasi kepada
pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain. . &enyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain. 3. &enyediakan informasi untuk membuat kebijakankebijakan yang berhubungan dengan obat terutama bagi P%1+K%1 4Panitia %armasi dan 1erapi+Komite %armasi dan 1erapi5.
Pemberian informasi obat harus benar, jelas, mudah dimenegrti, akurat, tidak bias, etis, bujaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya pengobatan yang rasional oleh pasien. !umber informasi obat adalah Buku %armakope $ndonesia, $nformasi !pesialite Obat $ndonesia 4$!O5, $nformasi Obat 'asianal $ndonesia 4$O'$5, %armakologi dan 1erapi, serta bukubuku lainnya. $nformasi obat juga dapat diperoleh dari setiap kemasan atau brosur obat yang berisi 2 (. 'ama dagang obat jadi . Komposisi 3. Bobot, isi atau jumlah tiap wadah 0. Dosis pemakaian 6. 7ara pemakaian 8. Khasiat atau kegunaan *. Kontra indikasi 4bila ada5 9. 1anggal kadaluarsa ). 'omor ijin edar+nomor regristasi (/. 'omor kode produksi ((. 'ama dan alamat industry
$nformasi obat yang diperlukan pasien adalah 2 a. :aktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari, apakah di waktu pagi, siang, sore, atau malam. Dalam hal ini termasuk apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan. b. ;ama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotic harus dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi. c. 7ara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan pengobatan. Oleh karena itu pasien harus mendapat penjelasan mengenai cara penggunaan obat yang benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat oral, obat tetes mata,
salep mata, obat tetes hidung, tetes telinga, suppositoria dank rim atau salep rectal dan tablet "agina.
PELAYANAN INFORMASI OBAT A. Li&4k-p 7e&i Pela3a&a& I&*o'mai O8a! ;ingkup jenis pelayanan informasi obat, antara lain seperti tertera dibawah ini a. Pelayanan $nformasi Obat untuk &enjawab pertanyaan Penyedia informasi obat berdasarkan permintaan, biasanya merupakan salah
satu
pelayanan
yang
pertama
dipertimbangkan.
Pelayanan
seperti
ini
memungkinkan penanya dapat memperoleh informasi khusus yang dibutuhkan
tepat pada waktunya. !umber informasi dapat dipusatkan dalam suatu sentra informasi obat di instalasi farmasi rumah sakit b. Pelayanan $nformasi Obat untuk "aluasi Penggunaan Obat "aluasi penggunaaan obat adalah suatu program jaminan mutu pengguna obat di suatu rumah sakit. !uatu program e"aluasi penggunaan obat memerlukan standar atau criteria penggunaan obat yang digunakan sebagai acuan dalam menge"aluasi ketepatan atau ketidak tepatan penggunaan obat. Oleh karena itu, biasanya
apoteker
informasi
obat
memainkan
peranan
penting
dalam
pengenbangan standar atau criteria penggunaan obat c. Pelayanan $nformasi Obat dalam studi Obat in"estigasi Obat in"estigasi adalah obat yang dipertimbangkan untuk dipasarkan secara komersial, tetapi belum disetujui oleh BPO& untuk digunakan pada manusia. Berbagai pendekatan untuk mengadakan pelayanan ini bergatung pada berbagai sumber rumah sakit. 1anggung jawab untuk mengkoordinasikan penambahan, pengembangan, dan penyebaran informasi yang tepat untuk obat in"estigasi terletak pada suatu pelayanan informasi obat d.
Pelayanan $nformasi Obat untuk &endukung Kegiatan Panitia %armasi dan 1erapi Partisipasi aktif dalam panitia ini merupakan peranan instalasi farmasi rumah sakit yang "ital dan berpengaruh dalam proses penggunaan obat dalam rumah sakit.
e. Pelayanan $nformasi Obat dalam bentuk publikasi =paya mengkomunikasikan informasi tentang kebijakan penggunaan obat dan perkembangan mutakhir dalam pengobatan yang mempengaruhi seleksi obat adalah suatu komponen penting dari pelayanan informasi obat. =ntuk mencapai sasaran itu, bulletin farmasi atau kartu informasi yang berfokus kepada suatu
golongan obat, dapat dipublikasikan dan disebarkan kepada professional kesehatan f. Pelayanan $nformasi Obat untuk dukasi Karena standar minimal menetapkan suatu tanggung jawab instalasi farmasi rumah sakit pada professional kesehatan dan pasien menyediakan informasi obat, maka kebutuhan serta sumber informasi untuk kedua kelompok perlu die"aluasi, disusun berdasarkan prioritas. !uatu program pelayanan informasi obat untuk kedua kelompok itu, perlu diadakan dirumah sakit. =ntuk pasien diadakan program edukasi dan konseling obat bagi pasien yang akan dibebaskan dan untuk berbagai kelompok professional kesehatan diadakan program pendidikan >in service?, dikoordinasikan melalui pelayanan informasi obat. !eluruh jawaban yang diberikan oleh pelayanan informasi obat harus didokumentasikan sebagai catatan dari kegiatan yang dilakukan maupun sebagai informasi yang berguna bagi pertanyaan berikutnya dan e"aluasi terhadap kegiatan pelayanan informasi obat dan program jaminan mutu Pelayanan
informasi
obat
adalah
bagian
dari
pelayanan
kefarmasian
4 pharmaceutical care5 dilakukan selain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap obat dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat,
juga
untuk
melindungi
masyarakat
dari
bahaya
penyalahgunaan obat atau penggunaan obat yang tidak tepat dan tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan. Pelayanan kefarmasian juga ditujukan pada perluasan dan pemerataan pelayanan kesehatan terkait dengan penggunaan obat sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupan manusia . Beberapa keterampilan diperlukan seorang Apoteker untuk berperan secara efektif dalam pelayanan pasien a. b. c. d.
Keterampilan %armasi klinis &engaplikasikan pengetahuan terapeutik &engkorelasikan keadaan penyakit dengan pemilihan obat &enggunakan catatan kasus pasien
e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. @.
&enginterpretasikan data pemeriksaan laboratorium &enerapkan pendekatan penyelesaian masalah yang sistematik &engidentifikasi kontra indikasi obat &engenal reaksi yang tidak dikehendaki 4karena obat5 yang mungkin terjadi &embuat keputusan tentang formulasi dan stabilitas &engkaji literatur medis dan obat &enulis laporan medis &erekomendasikan pengaturan dosis &engkomunikasikan secara efektif kepada tenaga kesehatan yang terkait &enanggapi pertanyaan secara lisan &embuat instruksi+perintah yang jelas Berargumentasi terhadap suatu kasus &emberikan pendapat atau saran kepada tenaga professional kesehatan dan
pasien dan keluarga pasien. r. &enyajikan laporan kasus.
&isi apoteker adalah melaksanakan kepedulian farmasi. Kepedulian farmasi adalah penyediaan pelayanan langsung dan bertanggung jawab yang berkaitan dengan obat, dengan maksud penyampaian hasil yang pasti dan meningkatkan mutu kehidupan pasien. =nsur utama dari kepedulian farmasi adalah berkaitan dengan2 a. Berakaitan obat2 Kepedulian farmasi melibatkan bukan saja terapi obat 4penyediaan sebenarnya obat5, melainkan juga keputusan tentang penggunaan obat untuk pasien indi"idu. ika perlu, hal ini mencakup keputusan untuk tidak menggunakan suatu terapi obat tertentu, pertimbangan pemilihan obat, dosis, rute, dan metode pemberiaan, pemantauan terapi obat, pelayanan informasi yang berkaitan dengan obat serta konseling untuk pasien indi"idu. b. Pelayanan langsung2 $nti konsep pelayanan adalah kepedulian, perhatian pribadi terhadap kesehatan orang lain. Pelayanan menyeluruh pasien terdiri dari berbagai bidang pelayanan terpadu, mencakup antara lain pelayanan medis, pelayanan keperawatan, dn pelayanan farmasi. Profesional kesehatan dalam tiap disiplin ini,
memiliki keahlian unik dan harus bekerja sama dalam pelayanan menyeluruh pasien. Pada waktunya mereka bersamasama melaksanakan berbagai jenis pelayanan, termasuk pelayanan farmasi. Dalam pelayanan farmasi, apoteker memberi kontribusi pengetahuan dan keterampilan khas untuk memastikan hasil optimal dari penggunaan obat. Kesehatan pasien adalah yang terpenting, apoteker mengadakan pelayanan langsung, dan pribadi kepada pasien indi"idu serta bertindak untuk kepentingan pasien yang terbaik. Apoteker bekerja sama secara mendesain penerapan dan pemantauan rencana terapi yang dimaksudkan untuk menghasilkan hasil terapi yang pasti dan meningkatkan mutu kehidupan pasien. c.
Kesembuhan penyakit Peniadaan atau pengurangan gejala pasien &enghentikan atau memperlambat proses penyakit Pencegahan penyakit atau gejala.
d. &asalah yang berkaitan dengan obat
$ndikasi yang tidak diobati Pasien mengalami masalah medis yang memerlukan terapi obat 4suatu indikasi untuk penggunaan obat5, tetapi tidak menerima obat untuk indikasi
itu. !eleksi obat yang tidak tepat Pasien mempunyai indikasi pengobatan, tetapi menggunakan obat yang
salah. Dosis subterapi Pasien mempunyai masalah medis dan diobati dengan obat yang benar, tetapi dosisnya terlalu kecil.
agal menerima obat Pasien mempunyai masalah medis yang merupakan hasil tidk menerima obat 4misalnya, alasan farmasetik, psikologis, sosiologis, atau ekon omi5. ;ewat dosis Pasien mempunyai masalah medis dan diobati dengan obat yang benar, tetapi dosisnya terlalu tinggi.
#eaksi obat merugikan Pasien mempunyai masalah medis yang merupakan hasil reaksi obat yang
merugikan atau pengaruh merugikan. $nteraksi obat Pasien mempunyai masalah medis yang merupakan hasil dari interaksi obat
obat, obatmakanan, atau obatuji laboratorium. &enggunakan obat tanpa indikasi Pasien menggunakan obat untuk indikasi yang tidak abash secara medis.
e. &utu kehidupan2 !uatu pengakajian terhadap mutu kehidupan mencakup pengkajian objektif dan subjektif. Pasien harus terlibat dalam cara yang diinformasikan, dalam penetapan sarana mutu kehidupan dari terapi mereka. !asaran mutu kehidupan adalah2 mobilitas fisik, bebas dari kesakitan, mampu memelihara diri sendiri, maupun ikut serta dalam interaksi social yang normal. f. 1anggung jawab2 dalam kepedulian farmasi, hubungan langsung antara seorang apoteker adalah janji professional yang keamanan dan kesehatan pasien dipercayakan kepada apoteker. 1erikat menghormati kepercayaan itu melalui tindakan professional yang kompeten untuk kepentingan pasien yang terbaik. !ebagai anggota tim pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab, apoteker harus membuktikan pelayanan yang diberikan. Apoteker secara pribadi bertanggung jawab untuk hasil pasien 4mutu pelayanan5 yang terjadi dari tindakan dan keputusan apoteker. B. Pela3a&a& I&*o'mai O8a! i R-mah Saki!
1. Pe&4e'!ia& Pela3a&a& I&*o'mai O8a!
Pelayanan $nformasi Obat 4P$O5 didefinisikan sebagai kegiatan penyediaan dan peberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif, terkini oleh apoteker kepada pasien, masyarakat maupun pihak yang memerlukan di rumah sakit. Pelayanan informasi obat meliputi penyediaan, pengelolaan, penyajian, dan pengawasan mutu data+informasi obat dan keputusan profesional. Penyediaan informasi obat meliputi tujuan, cara penyediaan, pengolahan, dan pengawasan mutu data+informasi obat. 2. T-0-a& 9 a. &enunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional, berorientasi
kepada pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain. b. &enyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain. c. &enyediakan informasi untuk membuat kebijakankebijakan yang berhubungan dengan obat terutama bagi P%14Panitia %armasi dan 1erapi5+ K%14Komite %armasi dan 1erapi5. $. R-a&4 Li&4k-p Pela3a&a& 9 a. Pelayanan meliputi2 menjawab pertanyaan, menerbitkan buletin, membantu
unit lain dalam mendapat informasi obat, menyiapkan materi untuk brosur+leaflet informasi obat, mendukung kegiatan Panitia+Komite %armasi dan 1erapi dalam menyusun dan mere"isi formularium b. Pendidikan 4terutama pada #! yang berfungsi sebagai #! pendidikan5 meliputi2 mengajar dan membimbing mahasiswa, memberi pendidikan pada tenaga kesehatan dalam hal informasi obat, mengkoorninasikan program pendidikan berkelanjutan di bidang informasi obat, membuat+menyampaikan makalah seminar+simposium c. Penelitian meliputi2 melakukan penelitian e"aluasi penggunaan obat 4PO5, melakukan penelitian penggunaan obat baru, melakukan penelitian lain yang
berkaitan dengan penggunaan obat, baik secara mendiri maupun bekerja sama dengan pihak lain, melakukan kegiatan program jaminan mutu 2. Saa'a& I&*o'mai O8a! a. Pasien dan atau keluarga pasien b. 1enaga kesehatan 2 dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, asisten
apoteker, dll c. Pihak lain2 manajemen, tim+kepanitian klinik, dll $. Pe'3a'a!a& SDM a. &empunyai kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
dengan mengikuti pendidikan pelatihan yang berkelanjutan. b. &enunjukkan kompetensi profesional dalam penelusuran, penyeleksian dan e"aluasi sumber informasi, c. &engetahui tentang fasilitas perpustakaan di dalam dan di luar #!, metodelogi penggunaan data elektronik. d. &emiliki latar belakang pengetahuan tentang terapi obat. e. &emiliki kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. #. Me!oe PIO a. P$O dilayani oleh apoteker selama 0 jam atau on call disesuaikan dengan kondisi #!. b. P$O dilayani oleh apoteker pada jam kerja, sedang di luar jam kerja dilayani
oleh apoteker instalasi farmasi yang sedang tugas jaga. c. P$O dilayani oleh apoteker pada jam kerja, dan tidak ada P$O diluar jam kerja. d. 1idak ada petugas khusus, P$O dilayani oleh semua apoteker instalasi farmasi, baik pada jam kerja maupun di luar jam kerja. e. 1idak ada apoteker khusus, P$O dilayani oleh semua apoteker instalasi farmasi di jam kerja dan tidak ada P$O di luar jam kerja.
. Sa'a&a a& P'aa'a&a
!arana dan prasarana P$O disesuaikan dengan kondisi #!. enis dan jumlah perlengkapan ber"ariasi tergantung ketersediaan dan perkiraan kebutuhan akan perlengkapan dalam pelaksanaan P$O. !arana ideal untuk P$O, sebaiknya disediakan sarana fisik, seperti 2 (. #uang kantor . #uang rapat 3. Perpustakaan 0. Komputer 6. 1elepon dan faksimili 8. aringan internet, dll *. In house data base Apabila tidak ada sarana khusus, pelaksanaan P$O dapat menggunakan ruangan instalasi farmasi beserta perangkat pendukungnya.
6. Pela3a&a& I&*o'mai O8a! i P-kema
Kegiatan Pelayanan $nformasi Obat 4 P$O 5 di Puskesmas merupakan kegiatan penyedia dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif, terkini oleh apoteker kepada pasien, masyarakat
maupun pihak
yang memerlukan di Puskesmas. (. 1ujuan Pelayanan $nformasi Obat 4 P$O 5 2 a. &enunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional, berorientasi kepada pasien, tenaga kesehatan dan pihak lain. b. &enyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga kesehatan dan pihak lain.
. !asaran Pelayanan $nformasi Obat 4 P$O 5 2 a. Pasien dan atau keluarga pasien b. 1enaga kesehatan 2 dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, asisten apoteker, dll. 3. &etode Pelayanan $nformasi Obat 4 P$O 5 2 P$O dilayani oleh apoteker selama 0 jam atau on call disesuaikan dengan kondisi Puskesmas. D. Pela3a&a& I&*o'mai O8a! i Apo!ek E. 6o&!oh Ta&3a 7a/a8 PIO 7ontoh pertanyaan yang diajukan pada P$O dari pihakpihak tersebut antara lain2 (. Ta&3a 7a/a8 Apo!eke' paa PIO !eorang Apoteker datang ke Pusat P$O ingin menanyakan tentang timbulnya
nekrosis hati akibat penggunaan parasetamol. P$O 2 !elamat siang bu. Ada yang bisa kami bantuC Apoteker 2 $ya pak, saya Apoteker dari #umah !akit Banjarbaru. !aya ingin bertanya tentang Parasetamol yang bisa menyebabkan nekrosis pada hati. Bagaimana ya hal tersebut bisa terjadiC P$O 2 Oh iya bu. !ebentar saya cek data Parasetamol. Apoteker 2 $ya. Beberapa menit kemudian, P$O 2 !eperti yang telah kita ketahui Parasetamol merupakan obat analgesik yang mekanisme kerjanya adalah meningkatkan ambang rasa nyeri di hipotalamus otak dengan menghambat sintesis prostaglandin di sistem saraf pusat. Parasetamol pada dosis normal relatif aman dan tidak toksik, tetapi pada dosis tinggi dapat menimbulkan nekrosis hati.
gugus
'hidroksilamid,
asetilimidokuinon
yang
yang
sangat
menghasilkan
reaktif.
'ah,
' '
asetilimidokuinon inilah yang dapat membentuk ikatan ko"alen dengan makromolekul hati sehingga terjadi nekrosis. Apoteker 2 Oh begitu ya terjadinya nekrosis pada hati akibat kereaktifan ' asetilimidokuinon yang membentuk ikatan ko"alen dengan P$O
makromolekul hati. 2 $ya bu betul. $ni bisa dilihat mekanisme kimianya2
Apoteker 2 Oh iya saya mengerti. 1erima kasih atas penjelasannya pak. . Ta&3a 7a/a8 Dok!e' paa PIO !eorang Dokter menghubungi Pusat P$O "ia telepon. Dokter tersebut ingin menanyakan tentang pemilihan antibiotik yang tepat untuk kasus &elioidosis Osteomyelitis. P$O 2
Ada yang bisa kami bantuC 2 $ya siang pak. !aya Dokter dari #umah !akit Banjarbaru ingin
P$O
berkonsultasi tentang pemilihan antibiotik yang tepat. 2 Oh iya, silahkan pak. Pemilihan antibiotik untuk kasus penyakit
Dokter
apaC 2 mm.. Begini, 3 bulan yang lalu, pasien saya didiagnosis mengalami kasus &elioidosis Osteomyelitis dan diketahui bakteri
penyebabnya
adalah Burkholderia
pseudomallei.
Diagnosa ini berdasarkan keluhan bengkak pada inguinal dan hasil =! yang menunjukkan multiple liver absescess. !aya telah meresepkan kotrimoksaol oral 6// mg dan doEycyclin (// mg kali sehari yang dengan pertimbangan spektrumnya dapat mengatasi bakteri gram positif, gram negatif, misc, dan
anaerob. 'amun, tadi pasien tersebut datang kembali dengan bengkak pada bagian atas lututnya. Bagaimana menurut anda P$O Dokter
terhadap kasus iniC 2 Apakah uji kultur telah dilakukan DokC 2 !aat pertama pengobatan, uji kultur dilakukan pada nanah untuk mengetahui organisme penyebabnya. 2 Pertimbangan anda untuk memilih antibiotik berspektrum luas
P$O
sudah bagus untuk menghindari masuknya bakteri ke sistemik. Bila telah mengetahui bakteri penyebabnya, dapat dilakukan uji kultur Dokter
untuk
mengetahui
sensiti"itas
bakteri
terhadap
antibiotik. =ji kultur ini dilakukan pada darah pasien. 2 Oh iya, saya akan meminta bagian analis di #umah !akit untuk melakukan uji kultur. 2 Baiklah Dok, sementara menunggu hasil uji kultur tersebut,
P$O
kami Pusat P$O akan mencek data informasi tentang antibiotik Dokter
untuk kasus &elioidosis Osteomyelitis tersebut. 2 $ya pak, terima kasih atas informasi tadi. 'anti saya hubungi
kembali setelah hasil uji kultur diperoleh. !etelah 3 hari, hasil uji kultur berhasil diperoleh sensiti"itas bakteri terhadap antibiotik. P$O
2
Dokter
4P$O5. Ada yang bisa kami bantuC $ya siang pak. $ni saya Dokter dari #umah !akit Banjarbaru
2
yang menangani kasus &elioidosis Osteomyelitis yang telah P$O Dokter
berkonsultasi 3 hari yang lalu. 2 Oh iya Dok. Bagaimana hasil uji kultur diperoleh dari darah pasien anda tersebutC 2
sensitif terhadap AmoEicillin kla"ulanat dan ceftaidim. P$O 2 !ebentar Dok, saya cek data antibiotik tersebut Beberapa menit kemudian, P$O 2 Dok, ini data AmoEicillin kla"ulanat dan cefatiim dapat mengatasi bakteri Burkholderia pseudomallei yang merupakan
bakteri gram negatif bipolar, bersifat aerobik, dan berbentuk Dokter P$O
batang motil. 2 adi bisa digunakan kombinasi antibiotik tersebut dalam mengatasi kasus iniC 2 $ya dok. Dosis pemberian AmoEicillin kla"ulanat 86 mg+( jam per oral dan ceftaidim gr+9 jam secara intra "ena 4i."5. !elain itu, untuk mengatasi tulang yang terinfeksi dapat dilakukan radical debridement untuk meletakkan ceftaidim yang diisikan dengan blok 7ahidroksiapatit. Pengobatan dengan kombinasi
Dokter P$O
antibiotik tersebut akan menurunkan multiple liver absescess. 2 Bagaimana radical debridement tersebut bila telah beberapa tahunC Apakah harus dilakukan pengambilan kembaliC 2 1idak perlu diambil kembali Dok. Radical debridement yang dilakukan pengisian dengan
blok 7ahidroksiapatit
akan
menyatu dengan tulang host setelah beberapa tahun. =ntuk memantau Radical debridement tersebut bisa dengan 71 Dokter
4Computer Tomography5. 2 $ya pak, terima kasih banyak atas informasi yang diberikan.
3. Ta&3a 7a/a8 Pe'a/a! paa PIO !eorang Perawat datang ke Pusat P$O ingin menanyakan tentang timbulnya nekrosis hati akibat penggunaan parasetamol. P$O 2 !elamat siang bu. Ada yang bisa kami bantuC Perawat 2 $ya pak. !aya seorang perawat dari #umah !akit Banjarbaru. !aya ingin bertanya tentang macammacam obat bius untuk spinalC P$O 2 Oh iya sebentar bu, saya cek datanya terlebih dahulu. Beberapa menit, P$O 2 $ni data informasi anestesi untuk spinal. Bisa digunakan bupi"akain atau midaolam yang sifatnya lokal dapat diinjeksikan dalam ruang spinal 4rongga tulang belakang5 maupun epidural untuk menghasilkan efek mati rasa pada paruh tubuh tertentu. &isalnya, dari pusat ke bawah.
Perawat P$O
2 Bagaimana mekanisme anestesi yang ditimbulkan obat tersebutC 2 Obat anestesi lokal ini mencegah transmisi impuls pada serat saraf 4blokade konduksi5 dengan menginhibisi pasase ion natrium melalui terowongan yang selektif terhadap natrium pada membran saraf.
Perawat P$O
saraf. Akibatnya pasien akan mengalami mati rasa. 2 Oh begitu ya akibat hambatan depolarisasi pada sel saraf. Bagaimana cara penginjeksian secara spinal iniC 2 Pertama, dilakukan persiapan. Disiapkan mesin anestesi yang dihubungkan dengan sumber oksigen, disiapkan pula set alat intubasi, tube endotrachea 4115, dan obat gawat darurat seperti pinefrin
injeksi,
!ulfas
Atropin,
fedrin
injeksi,
dan
DeEametason. Pasien dibawa masuk ke ruang operasi, dipasang alat pantau pada tubuh pasien, dicatat data mengenai tekanan darah, laju nadi, dan laju nafas. Kemudian pasien dipasangi infuse dengan jarum no. (9, lalu diberikan infuse preload cairan #inger laktat sebanyak (6 ml+kg BB. !etelah 3/ menit Perawat P$O
baru dilakukan anestesi spinal. 2 Oh begitu. ;alu bagaimana cara melakukan anestesi spinalnyaC 2 7aranya, pasien diposisikan pada posisi duduk untuk dilakukan anestesi spinal. !etelah dilakukan anestesi, pasien diposisikan supine kembali dan diberikan oksigen 3 liter+menit dengan
Perawat P$O
nasal prong. 2 Bagaimana teknik penyuntikan dan tempat penyuntikannya yang tepatC 2 1eknik penyuntikan diperlukan ketrampilan. Karena, kecepatan penyuntikan yang lambat menyebabkan difusi lambat dan tingkat analgesia yang dicapai rendah. 1empat penyuntikan spinal dilakukan dengan tusukan pada lumbal 3 atau lumbal 3 0 yang akan memudahkan penyebaran obat kea rah torakal. Bila
tusukan pada lumbal 06 akan menyebabkan obat berkumpul di Perawat
daerah sakral karena bentuk "ertebral. 2 $ya pak, terima kasih banyak atas informasi yang diberikan.
0. Ta&3a 7a/a8 Paie& paa PIO !eorang Pasien datang ke Pusat P$O ingin menanyakan tentang keluhan yang dialami setelah mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter. P$O 2 !elamat siang pak. Ada yang bisa kami bantuC Pasien2 $ya bu. !aya ingin bertanya tentang informasi obat warfarin. P$O 2 Oh iya sebentar bu, saya cek datanya terlebih dahulu. Beberapa menit kemudian, P$O 2 :arfarin digunakan untuk menghindari penggumpalan darah. :arfarin digunakan untuk mencegah serangan jantung, stroke, Pasien2
dan gumpalan darah dalam pembuluh "ena dan arteri. $ya betul kata dokter untuk mencegah serangan jantung saya. 1etapi, yang menjadi permasalahannya adalah sering terjadi
P$O
2
pendarahan. &engapa hal ini bisa terjadiC $ni data warfarin. !alah satu efek samping yang ditimbulkan adalah pendarahan. Awali dengan dosis 6(/ mg+hari, dosis pemeliharaan biasanya (/ mg setiap hari 4mungkin diperlukan
Pasien2
dosis loading dan pemeliharaan di luar pedoman ini5. !aya mengkonsumsinya sesuai resep dokter mg setiap hari. Berarti dosisnya sudah tepat. 1etapi, kenapa ya justru saya sering
P$O 2 Pasien2 P$O 2 Pasien2
mengalami pendarahanC Apakah bapak mengkonsumsi obat lainC 1idak. Apakah bapak mengkonsumsi herbal tertentuC mm.. Oh iya, saya biasanya mengkonsumsi ginseng. Apakah itu
berpengaruhC P$O 2 $ya bu. Berdasarkan data, warfarin akan meningkatkan efek sampingnya jika mengkonsumsi herbal seperti ginseng, bawang putih, dan lainnya.
Pasien2
Oh pantas saja sering terjadi pendarahan. Berarti saya harus menghindari makanan seperti itu. 1erima kasih atas informasi yang diberikan.
6o&!oh Fo'm-li' Pela3a&a& I&*o'mai O8a! FORMULIR PELAYANAN INFORMASI OBAT 'o. %ormulir 2 1anggal &asuk 2 'A&A
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
A;A&A1
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
'O 1;PO'
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
'$! $D'1$1A!G
2 4K1P+!$&+PA!!PO#15FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
'O. $D'1$1A!
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
'$! K;A&$'
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
1&PA1 H 1A'A; ;A<$# 2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF P'D$D$KA' 1#AK<$#
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
PK#AA'
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
A;A&A1 PK#AA'
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
A;A&A1 &A$;
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
P#1A'IAA'
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF $'1$ P#1A'IAA'
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
A;A!A'
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
A:ABA' P#1A'IAA'
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
1A'A; K;=A#
2 FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
akarta,.....................................
Pemohon,
4......................................5