PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT DI KALIMANTAN TENGAH (Makalah Pengelolaan Tanah Dan Air)
Oleh KHAIRATUL MUKSITA E1C108004
JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2010
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Keberad Keberadaan aan lahan lahan gambut gambut dunia dunia semaki semakin n dirasa dirasakan kan peran peran pentin pentingn gnya ya terutama dalam menyimpan lebih dari 30% karbon terrestrial, memainkan peran penting dalam siklus hidrologi, serta memelihara keanekaragaman hayati. Luas laha lahan n gamb gambut ut duni duniaa yang yang berk berkis isar ar 38 juta juta ha terd terdap apat at lebih lebih 50% 50% berad beradaa di Indonesia. Lahan gambut di Indonesia diperkirakan seluas 25.6 juta ha, tersebar di Pulau Sumatera 8.9 juta ha (34.8%), Pulau Kalimantan 5.8 juta ha (22.7%) dan Pulau Irian 10.9 juta ha (42.6%). Di wilayah Sumatera, sebagian besar gambut berada di pantai Timur, sedangkan di Kalimantan ada di Provinsi Kalimantan Barat, Tengah dan Selatan . Hasil studi Puslitanak (2005), bahwa luas lahan gambut di Kalimantan Teng Tengah ah menc mencap apai ai 3.01 3.01 juta juta ha atau atau 52.2 52.2% % dari dari selu seluru ruh h luas luasan an gamb gambut ut di Kalimantan. Kalimantan. Gambut di Kalimantan Kalimantan Tengah tersebut tersebut 1/3 nya merupakan merupakan gambut tebal (ketebalan ≥3 meter). Berdasarkan tipe kedalaman, estimasi distribusi lahan gambut di Kalimantan Tengah meliputi: sangat dangkal/sangat tipis mencapai 75,990 ha (3%); sedangkal/tipis mencapai 958,486 ha (32%); sedang mencapai 462,399 ha (15%); dalam/tebal mencapai 574,978 ha (19%); sangat dalam/sangat tebal mencapai 661,093 ha (22%) dan dalam sekali/tebal sekali mencapai 277,694 ha (9%). Meng Mengin inga gatt pent pentin ingn gnya ya laha lahan n gamb gambut ut di Kali Kalima mant ntan an Teng Tengah ah seca secara ra ekonomis maupun secara ekologis, maka pengelolaan dan pemnafaatannya harus dilakukan secara hati-hati dengan berupaya mendapatkan manfaat secara optimal
namu namun n deng dengan an teta tetap p memp mempert ertah ahan anka kan n fung fungsi si ekol ekolog ogis isny nya. a. Hal Hal ini ini kare karena na penge pengelol lolaan aan lahan lahan gambut gambut berkel berkelanj anjuta utan n akan akan menent menentuka ukan n banyak banyak hal yang yang ber berka kait itan an deng dengan an kese keseja jaht hter eraa aan n kepe kepent ntin inga gan n
nasi nasion onal al
maup maupun un
masy masyar arak akat at di Kali Kalima mant ntan an Teng Tengah ah dan dan duni duniaa
inte intern rnas asio iona nall
akan akan
pemb pemban angu guna nan n
berkelanjutan. Pemanf Pemanfaata aatan n lahan lahan gambut gambut untuk untuk pertan pertanian ian termasu termasuk k perkeb perkebuna unan n dan tanaman industri tergolong sangat rawan, terutama jika dilaksanakan pada gambut tebal di daerah pedalaman (disebut gambut pedalaman). Hal ini jika lahan gambut ped pedal alam aman an
dima dimanf nfaat aatka kan n
untu untuk k
peng pengem emba bang ngan an
komo komodi diti ti-k -kom omod odit iti, i,
maka maka
mengharuskan adanya upaya menyesuaikan kondisi air lahan atau mengeringkan lahan dengan cara membuat saluran drainase atau kanal. Sedangkan untuk jenis gambut pantai di daerah pasang surut, pembuatan drainase atau kanal ditujukan untuk menyalurkan air ke bagian dalam (beberapa kilometer dari tepi sungai atau laut). laut). Tanpa Tanpa membua membuatt salura saluran n draina drainase se atau atau kanal kanal pada pada gambut gambut pedalam pedalaman, an, dipastikan hanya jenis pohon asli setempat (ramin, meranti rawa, jelutung, gemor, dll) yang bisa tumbuh dalam kondisi jenuh air atau daerah yang dominan basah. Dibalik pembuatan drainase yang menyebabkan penurunan air tanah, maka terjadi perubahan suhu dan kelembaban di lapisan gambut dekat permukaan, sehingga mempercepat proses pelapukan dan permukaan gambut semakin menurun. Limin (1998) menyatakan walaupun pelapukan bahan organik tersebut menghasilkan hara bagi tanaman, pelapukan juga menghasilkan asam organik yang berpengaruh lebih kuat dan dapat menyebabkan keracunan bagi tanaman. Pembuatan saluran draina drainase se atau kanal-k kanal-kana anall melint melintasi asi lapisa lapisan n gambut gambut tebal, tebal, tampak tampaknya nya belum belum banyak diketahui oleh banyak pihak akan berdampak negatif jangka panjang.
BAB II PENGELOLAAN GAMBUT DI KALIMANTAN TENGAH 1.
Pengertian Ga Gambut
Gambut adalah tanah yang terdiri dari sisa-sisa tanaman yang telah busuk. Dala Dalam m kead keadaan aan basa basah, h, gamb gambut ut itu itu sepe seperti rti bubu bubur. r. Gamb Gambut ut yang yang masi masih h baru baru mengandung banyak serat-serat dan bekas kayu tanaman. Tanah gambut kurang subur, sehingga hasil tanaman rendah. Di samping tanahnya asam, air tanahnya juga asam. Jika pirit dalam lapisan tanah mineral di bawah gambut terkena udara, maka air dapat menjadi lebih le bih asam lagi. Air bisa mengalir dengan mudah di dalam gambut, bahkan bisa bocor ke luar melalui tanggul sehingga petakan sawah cepat menjadi kering bila tidak diairi secara teratur. Sulit membuat lapisan olah untuk menahan air di dalam petak sawah. Gambut yang selalu basah biasanya masih "mentah" sehingga zat-zat yang dibutuhkan tanaman tidak tersedia. Untuk itu gambut ini perlu dimatangkan agar lebih bermanfaat untuk tanaman. 2.
Gamb Gambar aran an Umum Umum Kawa Kawasa san n Ber Berga gamb mbut ut di Kali Kalima mant ntan an Te Teng ngah ah
Kawasan bergambut di Kalimantan Tengah melingkupi hamparan areal yang cukup luas, yakni diperkirakan mencakup areal seluas 3,472 Juta Ha, atau seki sekita tarr 21,9 21,98 8 % dari dari tota totall luas luas wilay wilayah ah Prov Provin insi si Kalim Kaliman anta tan n Teng Tengah ah yang yang mencapai 15,798 Juta Ha. Gambut hanya mungkin terbentuk apabila terdapat limpahan biomass atau vege vegeta tasi si pada pada suat suatu u kawa kawasa san n yang yang meng mengal alam amii hamb hambat atan an dala dalam m pros proses es deko dekomp mpos osis isin inya ya.. Fakt Faktor or peng pengha hamb mbat at utam utamaa terse tersebu butt adala adalah h gena genang ngan an air sepanjang tahun atau kondisi rawa. Dalam konteks yang demikian, hutan sebagai penghasil penghasil limpahan limpahan biomass, biomass, yang mendominasi mendominasi wilayah wilayah Kalimantan Kalimantan Tengah Tengah
(sekitar (sekitar 65,05 65,05 % dari total luas wilayah), wilayah), khususny khususnyaa pada areal-areal yang selalu tergenang tergenang air adalah merupakan kawasan potensial terbentuknya terbentuknya gambut. gambut. Tetapi Tetapi sebaliknya, tidak semua areal hutan dapat membentuk lahan-lahan bergambut. Berdas Berdasark arkan an kondis kondisii obyekt obyektif if sampai sampai saat saat ini, ini, kawasa kawasan n bergam bergambut but di Kalima Kalimanta ntan n Tengah Tengah dapat dapat dikelo dikelompo mpokka kkan n menjad menjadii 5 (lima) (lima) kelomp kelompok ok utama, utama, yakni : a. Kawasan Bergambut yang Belum Digarap Kawasan bergambut pada kelompok ini umumnya masih berhutan atau merupa merupakan kan Kawasa Kawasan n Hutan, Hutan, terdir terdirii dari dari Kawasa Kawasan n Hutan Hutan Produk Produksi, si, Kawasa Kawasan n Lindung dan Kawasan Konservasi lainnya. Mengingat arealnya masih berhutan, maka cukup mudah membedakan ciri-ciri penyusun vegetasi di kawasan ini, yang umumnya didominasi oleh jenis-jenis Meranti Rawa, Ramin, Jelutung, Agathis, Nibung dan Rengas. Sebagian besar dari kawasan bergambut yang termasuk pada kelom kelompok pok ini dibeba dibebani ni Hak Pengus Pengusaha ahaan an Hutan Hutan (HPH) (HPH) mengin mengingat gat vegeta vegetasi si penyusun arealnya yang masih potensial untuk dimanfaatkan. Kawasan bergambut pada kelompok ini terletak pada tiga kawasan utama yakni : -
Kawa Kawasa san n huta hutan n yang yang ter terle leta tak k diant diantar araa Areal Areal Eks Eks PLG PLG di sebe sebela lah h Timu Timur r (dibatasi oleh sungai Sebangau) hingga areal Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) (TNTP) di sebelah sebelah Barat, dengan dengan batas Utara adalah Jalan Trans Kalimantan Kalimantan dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.
-
Kawa Kawasa san n hut hutan an yan yang g terl terlet etak ak pad padaa Blok Blok E di di seb sebel elah ah Utar Utaraa areal areal Eks Eks PLG PLG..
-
Kawa Kawasa san n huta hutan n yang ang terl terlet etak ak dian dianta tara ra kawa kawassan TNTP TNTP hin hingga gga ke bata batass propinsi dengan Propinsi Kalimantan Barat.
b. Kawasan Bergambut Areal Eks PLG Sebaga Sebagaima imana na diketa diketahui hui bahwa bahwa Proyek Proyek Pengem Pengemban bangan gan Lahan Lahan Gambut Gambut (PLG) Satu Juta Hektar adalah merupakan mega proyek nasional yang bermasalah karena karena tanpa tanpa didahu didahului lui oleh oleh kajian kajian-kaj -kajian ian secara secara matang matang dan mendal mendalam am serta serta peren perencan canaan aan yang yang tepat, tepat, mantap mantap dan tidak tidak terinte terintegra grasi si secara secara lintas lintas sektor sektoral. al. Terlebih lagi areal PLG yang sedemikian luas tersebut merupakan kawasan hutan berga bergambu mbutt dengan dengan berbag berbagai ai karakt karakteri eristi stik k khusus khusus dan khas, khas, yang yang tentu tentu saja saja semestinya memerlukan penanganan secara khusus pula. c. Kawasan Bergambut TNTP Kelompok Kelompok ketiga kawasan kawasan bergambut bergambut di Kalimantan Kalimantan Tengah adalah pada Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) dengan luas areal mencapai 415.040 Ha, yang secara khusus diperuntukkan sebagai habitat bagi satwa langka yang dilindungi yakni orangutan (Pongo ( Pongo pygmaeus). d. Kawasan Bergambut Terlantar Kawasan bergambut yang diklasifikasikan sebagai kawasan yang terlantar umumnya merupakan salah satu dampak dari kegiatan pembangunan akses jalan yang menghubun menghubungkan gkan daerah-daerah daerah-daerah di Kalimantan Kalimantan Tengah. Menjadi Menjadi terlantar karena pada umumnya kawasan bergambut pada kelompok ini berdasarkan sistem Tata Ruang Propinsi Kalimantan Tengah (RTRWP) sudah tidak lagi merupakan Kawasan Hutan Tetap di satu sisi, sedangkan di sisi lain di claim oleh masyarakat sebagai areal tanah milik mereka, tetapi tidak digarap atau diolah sebagaimana mestinya. Kelompok ini lebih tepat disebut sebagai lahan gambut terlantar atau lahan tidur yang bergambut. e. Kawasan Bergambut Yang Diolah Masyarakat
Kelomp Kelompok ok terakhi terakhirr dari dari kawasa kawasan n bergam bergambut but yang yang terdap terdapat at di wilaya wilayah h Propinsi Kalimantan Tengah adalah kawasan bergambut yang telah diolah oleh masyarakat, masyarakat, atau dengan dengan kata lain dapat disebut sebagai lahan gambut produktif. produktif. Kawasa Kawasan n bergam bergambut but pada pada kelomp kelompok ok ini (lahan (lahan gambut gambut produk produktif) tif) umumny umumnyaa terdiri dari : -
Kawa Kawasa san n berg bergam ambu butt yang yang dij dijad adik ikan an seb sebag agai ai kaw kawas asan an pem pemuk ukim iman an mel melal alui ui program transmigrasi,
-
Kawa Kawasa san n berg bergam ambu butt yang yang dik dikel elol olaa menj menjad adii laha lahan-l n-lah ahan an per perke kebu buna nan n besa besar r swasta (kelapa sawit),
-
Kawa Kawasa san n berg bergam ambu butt yan yang dikel ikelo ola mas masyara yarak kat sete setem mpat pat baik aik sebag ebagai ai lahan perkebunan maupun hasil hutan ikutan lainnya (seperti kebun kelapa, kebun karet, budidaya jelutung, kebun rotan, dan lain-lain).
3.
Deg Degrada radasi si Laha ahan Ga Gambut mbut dan PLG PLG Sejut ejuta a He Hektar ktar
Potensi Potensi lahan gambut di Kalimantan Kalimantan Tengah sudah mengalami mengalami degradasi degradasi yang cukup parah. Terdapat 3 (tiga) hal mendasar yang merupakan ancaman bagi keberadaan hutan rawa gambut di Kalimantan Tengah, yaitu: (1) konversi lahan gamb ambut
secar ecaraa
bes besar-b ar-bes esar aran an
untu ntuk
dija dijadi dik kan
area areall
pert pertan ania ian n
keti ketik ka
dilaksanak dilaksanakannya annya Proyek PLG (Pengemban (Pengembangan gan Lahan Gambut 1 juta ha tahun 1995; (2) meluasnya eksploitasi sumberdaya hutan rawa gambut melalui perizinan HPH/HTI dan illegal logging; dan (3) kebakaran hutan dan lahan oleh perubahan ekosistem dalam hutan rawa gambut. PLG PLG ters terseb ebut ut tela telah h meng mengek eksp splo loit itas asii seki sekita tarr ½ luas luas laha lahan n gamb gambut ut di Kalimantan Tengah. Lahan dan hutan yang terdapat pada lapisan bagian atas laha lahan n
gamb gambut ut di seki sekita tarr
loka lokasi si proy proyek ek terd terdeg egra rada dasi si dan dan
ekos ekosis iste temn mnya ya
dikonversikan menjadi lahan pertanian. Eksploitasi lahan gambut sekitar 1.7 juta hektar dan pembangunan jaringan tata air telah menimbulkan masalah lingkungan yang sangat serius, yaitu: banjir besar pada musim penghujan, kekeringan pada musim kemarau yang diikuti dengan kebakaran hutan lahan, maraknya illegal logging, kemerosotan keanakaragaman hayati. Secara ekologi, pembakaran lahan gambut mempercepat rusaknya lingkungan yang unik dan jasa-jasa ekologi yang dihasilkannya (misalnya pengaturan air dan pencegahan banjir). Perl Perlin indu dung ngan an
terh terhad adap ap
kawa kawasa san n
gamb gambut ut
deng dengan an
send sendir irin inya ya
akan akan
mengen mengendali dalikan kan hidrol hidrologi ogi wilaya wilayah h yang yang berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii penamb penambat at air dan pencegah banjir. Dalam kondisi alami yang tidak terganggu, lahan-lahan gambut mempunyai fungsi-fungsi ekologi yang penting: mengatur air di dalam dan di permukaan tanah. Dengan Dengan sifatn sifatnya ya yang yang sepert sepertii spon, spon, gambut gambut dapat dapat menyer menyerap ap air yang yang berleb berlebiha ihan, n, yang yang kemudi kemudian an secara secara kontin kontinye ye dilepa dilepass perlah perlahan-l an-laha ahan. n. Hal ini menyebabkan air akan tetap mengalir secara konsisten dan karena itu menghindari terjadinya banjir juga kekeringan. Tak hanya itu, perlindungan kawasan gambut akan menjaga keanekaragaman hayati dengan banyak jenis yang unik dan hanya dijumpai di daerah lahan gambut . 4.
Pert Pertan ania ian n Berk Berkel elan anju juta tan n Dala Dalam m Peng Pengel elol olaa aan n Laha Lahan n Gamb Gambut ut
1. Pertanian Berkelanjutan Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponenkomponen fisik, biologi dan sosio ekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem per perta tani nian an
yang yang
mela melaks ksan anak akan an
peng pengur uran anga gan n
inpu inputt
baha bahann-ba baha han n
kimi kimiaa
diband dibanding ingkan kan pada pada sistem sistem pertan pertanian ian tradis tradision ional, al, erosi erosi tanah tanah terkend terkendali ali,, dan
pengendali pengendalian an gulma, gulma, memiliki memiliki efisiensi efisiensi kegiatan kegiatan pertanian pertanian (on-farm) (on-farm) dan bahanbahan bahan bahan input input maksimum, maksimum, pemeliharaan pemeliharaan kesuburan kesuburan tanah dengan menambahk menambahkan an nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian. Salah satu pendekatan pertanian berkelanjutan adalah input minimal (low input) secara khusus ditulis oleh Franklin H. King dalam bukunya Farmers of Forty Centuries. Gagasan King adalah bahwa sistem pertanian memiliki kapasitas inte intern rnal al
yang yang besa besarr
untu untuk k
mela melaku kuka kan n
rege regene nera rasi si deng dengan an meng menggu guna naka kan n
sumberdaya-sumberdaya internal. Dalam mengadopsi input minimal (low input) sistem-sistem berkelanjutan dapa dapatt
menu menunj njuk ukka kan n
penu penuru runa nan n
pote potens nsia iall
fung fungsi si-f -fun ungs gsii
ekst ekster erna nall
atau atau
konsekuen konsekuensi-ko si-konsek nsekuensi uensi negatif negatif dari jebakan jebakan sosial sosial pada masyarakat. masyarakat. Petani sering terperangkap dalam perangkap sosial tersebut sebab insentif-insentif yang mereka terima dari kegiatan produksi saat ini. 5.
Peng Pengel elol olaa aan n Kaw Kawas asan an Be Berg rgam ambu butt di di Kal Kalim iman anta tan n Ten Tenga gah h
Perkembanga Perkembangan n pengelolaan pengelolaan kawasan bergambut bergambut di Kalimantan Kalimantan Tengah Tengah dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Pengelolaan Kawasan Bergambut melalui Program Pemerintah. Penetap Penetapan an kawasa kawasan-k n-kawas awasan an bergam bergambut but terten tertentu tu untuk untuk tujuan tujuan-tu -tujua juan n konser konservas vasii berupa berupa penetap penetapan an Kawasan Kawasan Taman Taman Nasion Nasional, al, Cagar Cagar Alam, Alam, Suaka Suaka Margasatwa, Cagar Budaya, Taman Wisata, Hutan Lindung, termasuk Kawasan Konservasi Air Hitam. Pengelolaan Pengelolaan kawasan kawasan gambut gambut untuk untuk kepentinga kepentingan n pembangun pembangunan an wilayah wilayah (selain Proyek PLG) pada umumnya dalam bentuk-bentuk pembukaan lahan baru untu untuk k
dija dijadi dika kan n
seba sebaga gaii
loka lokasi si pemu pemuki kima man n
pend pendud uduk uk mela melalu luii
prog progra ram m
transm transmigr igrasi asi atau re-settl re-settleme ement. nt. Disamp Disamping ing itu adalah adalah berupa berupa pemban pembangun gunan an jarin jaringan gan atau atau akses akses jalan jalan yang yang menghu menghubun bungka gkan n daerah daerah-da -daerah erah di Kalima Kalimanta ntan n Tengah. 2. Pengelolaan Kawasan Bergambut oleh Pihak Swasta Pengel Pengelola olaan an kawasa kawasan n bergam bergambut but yang yang masih masih berup berupaa hutan hutan (Kawas (Kawasan an Hutan) yang dilakukan oleh para pemegang HPH dalam rangka memanfaatkan tegakan hutan yang bernilai ekonomis melalui kegiatan-kegiatan eksploitasi dan silvik silvikult ultur. ur. Pengel Pengelola olaan an kawasa kawasan n bergam bergambut but yang yang sudah sudah tidak tidak berupa berupa hutan hutan (bukan merupakan Kawasan Hutan) oleh perusahaan perkebunan swasta besar (PSB) (PSB) yang yang dikonv dikonversi ersi menjad menjadii kebunkebun-keb kebun un kelapa kelapa sawit sawit sekali sekaligus gus sebaga sebagaii sentra-sentra produksi crude palm oil (CPO) di Kalimantan Tengah. 3. Pengelolaan Kawasan Bergambut oleh Lembaga Perguruan Tinggi Kawa Kawassan huta hutan n
−
berg ergambu ambutt
selu eluas ±5. ±5.000 000
Ha yan yang
diperuntukk diperuntukkan an sebagai sebagai Hutan Pendidikan Pendidikan dan Penelitian Penelitian yang terletak terletak di Hampangen, Kabupaten Katingan.. Kawasan tersebut dikelola oleh pihak Universitas Palangka Raya, dan selama ini menjadi tempat kegiatan praktek lapangan maupun research mahasiswa. Laborarium Gambut di sungai Sebangau yang dikelola oleh
−
pihak Universitas Palangka Raya bekerja sama dengan pihak Nottingham University, UK. 4. Pengelolaan Kawasan Bergambut oleh Masyarakat Kegi Kegiat atan an
peng pengel elol olaa aan n
kawa kawasa san n
berg bergam ambu butt
yang yang
dila dilaku kuka kan n
oleh oleh
masyar masyaraka akatt lebih lebih merupa merupakan kan pemanf pemanfaata aatan n lahan lahan gambut gambut untuk untuk kepent kepenting ingan an pembangunan kebun-kebun rakyat dan pengolahan lahan gambut sebagai lahan
per perta tani nian an tana tanama man n
pang pangan an,,
deng dengan an pola pola seba sebara ran n
meng mengik ikut utii
kon konsent sentra rasi si
pemukiman penduduk di sepanjang kiri kanan Jalan Ne gara. 6.
Pros Prospe pek k Peng Pengem emba bang ngan an Pert Pertan ania ian n di Laha Lahan n Gamb Gambut ut
Potensi Potensi pengemban pengembangan gan pertanian pertanian pada lahan gambut, disamping disamping faktor kesuburan alami gambut juga sangat ditentukan oleh manajemen usaha tani yang akan akan dite diterap rapka kan. n. Peng Pengel elol olaan aan laha lahan n gamb gambut ut pada pada ting tingka katt peta petani ni,, deng dengan an penge pengelol lolaan aan usaha usaha tani tani termas termasuk uk tingka tingkatt rendah rendah (low (low inputs inputs)) sampai sampai sedang sedang (medium inputs), akan berbeda dengan produktivitas lahan dengan manajemen tinggi yang dikerjakan oleh swasta atau perusahaan besar. Deng Dengan an mana manaje jeme men n ting tingka katt seda sedang ng yait yaitu u perb perbai aika kan n tana tanah h deng dengan an penggunaa penggunaan n input input yang terjangkau terjangkau oleh pertani seperti seperti pengolahan pengolahan tanah, tata air mikro, pemupukan, pengapuran, serta pemberantasan hama dan penyakit, maka potensi pengembangan lahan dititikberatkan pada pemilihan jenis tanaman dan teknis bertanam . a) Padi Sa Sawah Budida Budidaya ya padi padi sawah sawah dibudi dibudiday dayaka akan n oleh oleh petani petani transm transmigr igrasi asi untuk untuk memenu memenuhi hi kebutu kebutuhan han pangan pangannya nya.. Akan Akan tetapi tetapi budida budidaya ya padi padi sawah sawah di lahan lahan gambut dihadapkan pada berbagai masalah terutama menyangkut kendala fisika, kesuburan tanah, serta pengelolaan tanah dan air. Khusus gambut tebal (>1 meter) belum belum berhasil berhasil dimanfaatkan dimanfaatkan untuk budidaya budidaya padi sawah karena mengandung mengandung sejumlah kendala yang belum dapat diatasi. Kunci keberhasilan budidaya padi sawah sawah pada pada lahan lahan gambut gambut terletak terletak pada pada keberh keberhasi asilan lan dalam dalam pengel pengelola olaan an dan penge pengenda ndalia lian n air, penang penangana anan n sejuml sejumlah ah kendal kendalaa fisik fisik yang yang merup merupaka akan n faktor faktor pembatas, penanganan substansi toksik, dan pemupukan unsir makro dan mikro.
Lahan gambut yang sesuai untuk padi sawah adalah gambut tipis (20-50 cm) dan gambut dangkal (50-100 cm). Padi kurang sesuai pada gambut sedang (12 meter) dan tidak sesuai pada gambut tebal (2-3 meter) dan sangat tebal (lebih dari dari 3 meter). meter). Pada gambu gambutt tebal tebal dan sangat sangat tebal, tebal, tanama tanaman n padi padi tidak tidak bisa bisa membentuk gabah karena kahat unsur hara mikro. Pada tanah sawah dengan kandungan organik tinggi, asam-asam organik menghambat pertumbuhan terutama akar, mengakibatkan rendahnya produktivitas bahkan kegagalan panen. Tingkat keasaman dan suplai Ca yang rendah serta kandungan abu yang rendah merupakan faktor pembatas utama pertumbuhan padi sawah pada gambut tebal. b) Tanama Tanaman n Perkebu Perkebunan nan dan dan Indus Industri tri Budidaya tanaman perkebunan berskala besar banyak dikembangkan di lahan gambut oleh perusahaan-perusahaan swasta. Pengusahaan tanaman-tanaman ini ini keba kebany nyak akan an deng dengan an pema pemanf nfaat aatan an gamb gambut ut teba teball (1-2 (1-2 meter meter). ). Sebe Sebelu lum m penanaman penanaman dilakukan dilakukan pemadatan pemadatan tanah dengan menggunak menggunakan an peralatan peralatan berat. Sistem draenase yang tepat sangat menentukan keberhasilan budidaya tanaman perkebuna perkebunan n di lahan tersebut. tersebut. Pengelolaan Pengelolaan kesuburan kesuburan tanah yang utama adalah pemberian pupuk makro dan mikro. Diantara tanaman perkebunan yang lain seperti sawit, karet, dan kelapa, nanas (Ananas cumosus) merupakan tanaman yang menunjukkan adaptasi yang tinggi tinggi pada pada gambut gambut berdra berdraena enase. se. Nanas Nanas bisa bisa berada beradapta ptasi si dengan dengan baik baik pada pada keadaan asam yang tinggi dan tingkat kesuburan yang rendah. Tanaman nenas tumbuh dengan baik dan mulai berbuah 14 bulan setelah tanam. Tumpang sari nenas nenas dengan dengan kelapa kelapa member memberika ikan n prospe prospek k yang yang cerah cerah untuk untuk dikemb dikembang angkan kan..
Kelapa sawit merupakan tanaman tahunan yang cukup sesuai pada lahan gambut dengan ketebalan sedang sampai tipis dengan hasil sekitar 13 ton per ha pada tahun ketiga penanaman. Untuk jenis buah seperti jambu air (Eugenia), Mangga (Mangosteen), dan Rambutan, banyak ditanam di lahan gambut di Kalimantan Tengah. Sedangkan di daerah daerah pantai pantai ivory ivory dengan dengan lahan lahan gambut gambut termasu termasuk k oligot oligotrop ropik, ik, pisang pisang dapat dapat tumbuh dengan drainase 80-100 cm dan menghasilkan 25-40 ton per ha walaupun dengan pengelolaan yang agak sulit. Tanaman lain yang potensial adalah tanaman keras seperti kelapa, kopi, dan tanaman obat. c) Palawi Palawija ja dan dan Tanama Tanaman n Semusi Semusim m Lainny Lainnya. a. Tana Tanah h gamb gambut ut yang yang sesu sesuai ai untu untuk k tana tanama man n semu semusi sim m adal adalah ah gamb gambut ut dangkal dan gambut sedang. Tanaman pangan memerlukan kondisi draenase yang bai baik k untu untuk k menc menceg egah ah peny penyak akit it busu busuk k pada pada bagi bagian an bawa bawah h tana tanama man n dan dan memini meminimal malkan kan pemaka pemakaian ian pupuk. pupuk. Ubi kayu kayu ( Manihot esculenta merupakan kan esculenta ) merupa tanaman yang cukup produktif di lahan gambut oligotropik dengan drenase yang baik. baik. Sement Sementara ara untuk untuk tanama tanaman n sayura sayuran n beberap beberapaa jenis jenis sayura sayuran n sepert sepertii cabe, cabe, semangka, dan nenas mempunyai potensi ekonomi untuk dikembangkan. Untuk Untuk menghi menghinda ndari ri penuru penurunan nan permuk permukaan aan tanah tanah (subsi (subsiden dence) ce) tanah tanah gambut melalui oksidasi biokimia, permukaan tanah harus dipertahankan agar tidak gundul. gundul. Beberapa Beberapa vegetasi vegetasi seperti seperti rumput-rump rumput-rumputan utan ataupun ataupun leguminose leguminose dapat dibiarkan untuk tumbuh di sekeliling tanaman, kecuali pada lubang tanam pokok seperti halnya pada perkebunan kelapa sawit dan kopi. Beberapa jenis leguminose menjalar seperti Canavalia maritima dapat tumbuh dengan unsur hara minimum dan menunjukkan toleransi yang tinggi terhadap keasaman.
Pemb Pembak akara aran n sepe sepert rtii yang yang dilak dilakuk ukan an pada pada perk perkeb ebun unan an nena nenass haru haruss mempertimba mempertimbangkan ngkan pengaruhny pengaruhnyaa terhadap terhadap kebakaran kebakaran lingkunga lingkungan n sekitarnya. sekitarnya. Akan lebih baik jika penyiangan terhadap gulma dikembalikan lagi ke dalam tanah tanah (diben (dibenamk amkan) an) yang yang akan akan berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii kompos kompos,, sehing sehingga ga selain selain memb memberi erika kan n tamba tambaha han n hara, hara, juga juga dapa dapatt memb memban antu tu meng mengat atas asii penu penuru runa nan n permukaan tanah melalui subsidence. 7.
Kearif arifan an Loka Lokall dan dan Pembe emberrday dayaan aan Mas Masya yara raka katt
Kete Keterl rlib ibat atan an masy masyar arak akat at
untu untuk k
meng mengur uran angi gi ting tingka katt
anca ancama man n
dan dan
kerusakan pada lahan gambut menjadi sangat besar mengingat bahwa adanya interaksi dengan pola pemanfaatan dan laju kerusakan. Hal yang sangat penting dan dapat dilakukan oleh masyarakat adalah bagaimana mengarahkan masyarakat dalam dalam mengel mengelola ola lahan lahan gambut gambut untuk untuk kepent kepenting ingan an pemanf pemanfaata aatan n dengan dengan pola pola buday budayaa tradis tradision ionil il (kearif (kearifan an lokal) lokal) yang yang memadu memadukan kan antara antara pengem pengemban bangan gan teknologi budidaya dan nilai budaya bertani. Pemanfaatan lahan gambut secara bijaksana dan berkelanjutan merupakan upaya upaya untuk untuk tetap tetap memper mempertah tahank ankan an potens potensii kekaya kekayaan an alami alami ekosis ekosistem tem,, serta serta memanfaatkanya secara berkelanjutan agar dapat diperoleh manfaat tidak hanya untuk masa kini namun juga pada masa mendatang. Selama ini dan pasti akan terus berlangsung bahwa lahan gambut akan dimanfaatkan secara beragam oleh peman pemangku gku kepent kepenting ingan, an, sehing sehingga ga beraki berakibat bat pada pada beberap beberapaa tempat tempat memicu memicu rusaknya sumber daya ekosistem hayati. Pemb Pember erda daya yaan an masy masyar arak akat at dala dalam m
meng mengel elol olaa
laha lahan n
gamb gambut ut untu untuk k
penge pengemba mbanga ngan n sektor sektor perkeb perkebuna unan n terutam terutamaa untuk untuk jenis jenis tanama tanaman n karet karet dan jelutung pada lahan gambut sangat perlu untuk dicermati, karena disamping untuk
melakukan upaya rehabilitasi kembali kawasan-kawasan yang telah rusak juga diharapkan akan berdampak pada penurunan terhadap ancaman bahaya kebakaran hutan dan lahan. Upaya-upay Upaya-upayaa pemberdayaa pemberdayaan n yang akan dilakukan dilakukan tidak hanya hanya berhenti berhenti pada upaya memfasilitasi petani atau masyarakat dengan pemberian bibit, namun juga harus diiringi dengan peningkatan pemahaman dan kapasitas serta tanggung jawab bersama terutama masyarakat yang menjadi penerima manfaat dari sebuah program.
BAB III KESIMPULAN
Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi lahan gambut yang harus dijaga keberadaanya. Hal ini dikarenakan Kalimantan Tengah Tengah memili memiliki ki luas luas lahan lahan gambut gambut 3,01 3,01 juta juta hektar hektar atau 52,5% 52,5% dari dari luasan luasan gambut di Pulau Kalimantan. Potensi lahan gambut di Kalimantan Tengah tersebut sudah mengalami degradasi yang cukup parah. 3 (tiga) hal mendasar yang merupakan ancaman bagi keberadaan hutan rawa gambut di Kalimantan Tengah, yaitu: (1)
Konversi la lahan ga gambut se secara be besar-besaran un untuk di dijadikan areal pertanian ketika dilaksanakannya Proyek PLG satu juta hektar tahun 1995;
(2)
Meluasnya eksploitasi sumberdaya hutan rawa gambut melalui perizinan HPH/HTI dan illegal logging; dan
(3)
Kebakaran hutan dan lahan oleh perubahan ekosistem dalam hutan rawa gambut. PLG (Pengembangan Lahan Gambut) satu juta hektar di Kalimantan Tengah merupakan suatu bentuk eksploitasi terbesar terhadap hutan hutan dan dan laha lahan n gamb gambut ut.. PLG PLG ters terseb ebut ut telah telah meni menimb mbul ulka kan n masa masalah lah lingkungan yang sangat serius. Pemanfaatan lahan gambut secara bijaksana dan berkelanjutan merupakan
upaya upaya untuk untuk tetap tetap memper mempertah tahank ankan an potens potensii kekaya kekayaan an alami alami ekosis ekosistem tem,, serta serta memanfaatkanya secara berkelanjutan agar dapat diperoleh manfaat tidak hanya untuk masa kini namun juga pada masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Anonim. 2010. 2010. Pemanfa Pemanfaatan atan dan Pengelo Pengelolaan laan Lahan Lahan Gambut Gambut di Kalimant Kalimantan an Tengah. http://kalimantankita.blogspot.com/2009/12/pemanfaatan-dan pengelolaan-lahan.html.. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2010. pengelolaan-lahan.html 2010. Badan Tanah
Penelitia Penelitian n
dan
Pengembanga Pengembangan n
Pertanian. Pertanian. 1997. 1997. Pengelolaan
Pengelola olaan_ an_tan tanah_ ah_dan dan_air _air.. pdf. pdf. Diakse Diaksess pada pada tangga tanggall 8 dan Air. Air. Pengel Oktober 2010. Suwido H. Limin. 2006. Pemanfaatan Lahan Gambut Dan Permasalahannya. pemanfaatan lahan gambut. Pdf. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2010.