A. Pem Pembaha bahasa san n
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengenal dan memahami cara pembuatan dan dan eval evalua uasi si bent bentuk uk sediaa sediaan n supp suppos osit itori oria. a. Supp Suppos osit itori oriaa meru merupa paka kan n sedi sediaa aan n yang yang diberikan dengan memasukkanya ke dalam rektal, uretra, atau vagina. Biasanya sediaan ini akan meleleh, melunak, atau melarut pada suhu tubuh . Terdapat 4 formula yang digunakan pada percobaan kali ini. ormula yang pertama merupakan campuran dari natrium salisilat dan oleum cacao, formula kedua terdiri dari natrium salisilat oleum cacao dan cera flava, formula ketiga dan keempat terdiri dari natrium salisilat P!" #$$$ dan P!" 4$$. %atrium salisilat merupakan bahan aktif yang digunakan pada percobaan pembuatan suppositoria pada praktikum kali ini. %atrium Salisilat merupakan obat&obatan yang termasuk golongan salisilat dan memiliki efek sebagai antipiretik dan analgesik. 'leum cacao berfungsi sebagai basis pada formula ( dan formula ). Suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat *oleum cacao+ merupakan trigliserida dari asam oleat, asam stearat, asam palmitat ber-arna putih kekuningan kekuningan padat, berbau seperti coklat, dan meleleh pada suhu ( $&4$/. 0arena mudah berbau tengik, harus disimpan dalam -adah atau tempat sejuk, kering, dan terlindung dari cahaya. 'leum cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi. 1i atas titik titik leburn leburnya, ya, oleum cacao cacao akan akan meleleh meleleh sempur sempurna na seperti seperti minya minyak k dan akan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk kristalnya kembali. Bentuk kristal dari oleum cacao 2 a. Bentuk Bentuk 3 *alfa+ 2 terjadi terjadi jika jika lelehan lelehan oleum cacao tadi tadi didingink didinginkan an dan segera segera pada pada $$/ dan bentuk ini memiliki titik lebur )4 $/ *menurut literature lain ))$/+. b. Bentuk *beta tidak stabil+ 2 terjadi jika lelehan oleum cacao tadi diaduk&aduk pada suhu (5$&)$/ dan bentuk ini memiliki titik lebur )5 $&($/. c. Bentuk Bentuk stabil *beta *beta stabil+ stabil+ 2 terjadi terjadi akibat akibat perubaha perubahan n bentuk bentuk secara perlaha perlahan& n& lahan disertai kontraksi volume dan bentuk ini mempunyai titik lebur 4 $&6$/. d. Bent Bentuk uk 7 *gam *gamma+ ma+ 2 terja terjadi di dari dari pend pendin ingi gina nan n leleh lelehan an oleu oleum m caca cacao o yang yang suda sudah h dingin *)$ $/+ dan bentuk ini memiliki titik lebur (5 $/. 8ntuk menghindari bentuk&bentuk 0ristal tidak stabil diatas dapat dilakukan dengan cara 'leum cacao tidak dilelehkan seluruhnya, cukup (9 nya saja yang dilelehkan. :ika dipanaskan, pada suhu $ $/ akan mulai mencair mencair dan biasanya meleleh sekitar 4$&6$/, sedangkan pada suhu diba-ah $ $/ berupa massa semipadat. :ika suhu pemanasannya
tinggi, lemak coklat akan mencair sempurna seperti minyak dan akan kehilangan semua inti kristal stabil yang berguna untuk memadat. :ika didinginkan diba-ah suhu (6 $/, akan mengkristal dalam bentuk kristal metastabil. Agar mendapatkan suppositoria yang stabil, pemanasan lemak coklat sebaiknya dilakukan sampai cukup meleleh saja sampai dapat dituang, sehingga tetap mengandung inti kristal dari bentuk stabil. %atrium salisilat kemudian dicampur dengan lelehan pertama dan kedua di dalam mortir panas hingga terdispersi homogen. Penggunaan mortir panas bertujan agar tidak terjadi shock thermal atau perubahan suhu yang drastis. 0emudian campuran dikembalikan ke dalam ca-an panas, diaduk dan dituangkan ke dalam cetakan suppositoria yang terlebih dahulu dihangatkan dan dioles dengan parafin cair. Penghangatan cetakan suppositoria disini juga berfungsi agar tidak terjadi perubahan suhu yang drastis. Parafin li;uid berfungsi sebagai pelicin agar memudahkan praktikan dalam mengeluarkan suppositoria dari cetakan setelah proses pendinginan. Setelah itu suppositoria didinginkan dalam almari es sampai membeku. Pembekuan lelehan selama beberapa hari. 0emudian suppositoria diambil dari cetakan dan disimpan dalam almari es untuk percobaan berikutnya. 0emudian pada formula << diberikan penambahan cera flava yang bertujuan untuk menaikkan titik lebur dari oleum cacao. Penambahan cera flava tidak boleh lebih dari #= sebab akan menghasilkan campuran yang mempunyai titik lebur diatas >$/ yang mengakibatkan suppositoria susah meleleh saat memasuki suhu tubuh dan tidak boleh kurang dari 4= karena akan diperoleh titik lebur ? $/ yang mengakibatkan suppositoria telah meleleh sebelum memasuki suhu tubuh. 0emudian dilakukan pemeriksaaan keseragaman bobot. @asil dari pemeriksaan kesergaman bobot yaitu pada formula satu bobot yang dihasilkan ),>>> gram ),4> gram ),>>> gram ),>4# gram ),56> gram ),5$ gram dengan rata&rata ),>44 gram. Berdasarkan perhitungan dengan toleransi 6= untuk formula < didapatkan rentang bobot yaitu ),#$#5&),55(). :adi jika dilakukan keseragaman bobot dengan toleransi 6=, maka semua suppositoria masuk dalam rentang tersebut. 8ntuk perhitungan dengan toleransi ($= didapatkan rentang ),4#&,$(54, semua suppositoria masuk dalam rentang tersebut. 1ari hasil tersebut dapat dikatakan bah-a bobot suppositoria yang dihasilkan seragam. Pada formula kedua diperoleh hasil ),55( gram ),554 gram ),56 gram ),>4 gram ),$4 gram ),54> gram dengan rata&rata ),54 gram. Berdasarkan perhitungan dengan toleransi 6= untuk formula << didapatkan rentang bobot yaitu ),>$#6&),(. :adi jika dilakukan keseragaman bobot dengan toleransi 6=, maka semua suppositoria masuk
dalam rentang tersebut. 8ntuk perhitungan dengan toleransi ($= didapatkan rentang ),6#4(&,( semua suppositoria masuk dalam rentang tersebut. 1ari hasil tersebut dapat dikatakan bah-a bobot suppositoria yang dihasilkan seragam Pada formula dan 4 basis yang digunakan adalah P!" #$$$ dan P!" 4$$. P!" merupakan polimerisasi dari etilen glikol dengan bobot molekul antara $$$$$. Apabila bobot molekul P!" di ba-ah ($$$ maka berbentuk cairan sedangkan bila di atas ($$$ maka berbentuk seperti malam. /ara pembuatan
dilakukan
dari penimbangan
semua
bahan. Pada proses
penimbangan ini seluruh bahan dilebihkan sebanyak ($= untuk mengantisipasi hilangnya bahan saat proses pembuatan, misalnya hilang saat proses pemanasan karena bahan tersebut menguap. Pada pembuatan formula dan 4 pertama tama melelehkan P!", dan kemudian diaduk hingga homogen dalam ca-an panas. Selanjutnya campuran P!" dicampurkan dengan %atrium salisilat dalam mortir hangat. 0emudian campuran P!" dengan %atrium salisilat dikembalikan ke dalam ca-an panas, diaduk homogen dan dituangkan pada cetakan suppositoria yang telah dihangatkandan diolesi dengan parafin li;uid, penghangatan disini juga bertujuan agar tidak terjadi shock thermal atau perubahan suhu yang drastis dan pengolesan parafin li;uid pada cetakan bertujuan untuk memudahkan proses pelepasan suppositoria dari cetakan setelah proses pendinginan. Calu suppositoria didinginkan sampai membeku. Selanjutnya dilakukan pemeriksaaan keser agaman bobot. @asil yang diperoleh pada formula ketiga ,($> gram ,(> gram ,)() gram ,(4# gram ,$( gram ,$4 gram dengan rata&rata ,((5 gram. Berdasarkan perhitungan dengan toleransi 6= untuk formula <<< didapatkan rentang bobot yaitu ),#)(&,). :adi jika dilakukan keseragaman bobot dengan toleransi 6=, maka semua suppositoria masuk dalam rentang tersebut. 8ntuk perhitungan dengan toleransi ($= didapatkan rentang ),5$#)&,4)5 semua suppositoria masuk dalam rentang tersebut. 1ari hasil tersebut dapat dikatakan bah-a bobot suppositoria yang dihasilkan seragam Pada formula keempat diperoleh hasil ,56( gram ,566 gram ,6#) gram ,>$$ gram ,$(# gram $ gram dengan rata&rata ),> gram. Berdasarkan perhitungan dengan toleransi 6= untuk formula &,(4#. :adi jika dilakukan keseragaman bobot dengan toleransi 6=, maka semua suppositoria masuk dalam rentang tersebut. 8ntuk perhitungan dengan toleransi ($= didapatkan rentang ),#>&,)#> semua suppositoria masuk dalam rentang tersebut. 1ari hasil tersebut dapat dikatakan bah-a bobot suppositoria yang dihasilkan seragam.
Pada pengujian -aktu leleh, suppositoria dimasukkan kedalam suatu alat kemudian diukur berapa lama -aktu yang dibutuhkan agar suppositoria tersebut dapat leleh. @asil yang diperoleh adalah pada formula satu -aktu untuk meleleh sebesar ($ menit )6 detik dan menit detik. Pada formula kedua -aktu untuk meleleh sebesar lebih dari > menit 5 detik dan 5 menit ($ detik. Pada formula ketiga dan keempat -aktu untuk meleleh sebesar lebih dari $ menit. 1ari hasil yang diperoleh pada suppositoria dengan basis oleum cacao antara formula satu dan formula dua menunjukkan -aktu yang sangat berbeda. Pada formula kedua -aktu untuk meleleh lebih cepat dibanding dengan formula satu. Padahal seharusnya pada formula satu meleleh lebih cepat dibandingkan dengan formula kedua. @al ini dikarenakan adanya penambahan cera flava pada formula kedua dimana cera flava berfungsi untuk menaikkan titik leleh dari sediaan suppositoria berbasis oleum cacao, sehingga titik leleh dari sediaan menjadi lebih tinggi dan menyebabkan proses pelelehan membutuhkan -aktu yang lebih lama. 0esalahan ini bisa disebabakan karena human error , pencampuran yang kurang sempurna, atau karena hal lainnya. Sedangkan hasil antara suppositoria berbasis oleum cacao dan P!" menunjukan perbedaan yang jauh dalam -aktu leleh. Suppositoria berbasis P!" lebih lama meleleh dibanding suppositoria berbasis oleum cacao, hal ini dikarenakan P!" umumnya mempunyai titik leleh jauh diatas suhu badan sehingga -aktu lelehnya lebih lama. Ealaupun demikian P!" lebih mudah larut didalam cairan rektum sehingga -alaupun titik leleh nya tinggi suppositoria berbasis P!" tetap dapat melepaskan Fat aktifnya dengan cara melarut di dalam cairan rektum. 0euntungan penggunaan obat dalam bentuk supositoria dibanding per oral, yaitu 2 (. 1apat menghindari terjadinya iritasi pada lambung ). 1apat menghindari kerusakan obat oleh enFim pencernaan dan asam lambung . 'bat masuk langsung ke dalam saluran darah sehingga obat dapat berefek lebih cepat daripada penggunaan obat per oral. 4. Baik bagi pasien yang mudah muntah.
0erugian suppositoria dengan basis oleum cacao yaitu 2 a. meleleh pada udara yang panas b. dapat menjadi tengik pada penyimpanan yang lama c. titik leburnya dapat turun atau naik jika ditambahkan bahan tertentu d. adanya sifat polimorfisme
0erugian suppositoria dengan basis P!" yaitu 2 a. Genarik cairan dari jaringan tubuh setelah dimasukkan, sehingga dapat menyebabkan iritasi dengan rasa yang menyengat se-aktu dimasukkan. @al ini dapat diatasi dengan cara mencelupkan suppositoria ke dalam air sebelum digunakan. b. 1apat memperpanjang -aktu disolusi sehingga menghambat pelepasan obat.
B. 0esimpulan Pembuatan suppositoria menggunakan basis oleum cacao pada uji evaluasi -aktu leleh yaitu suppositoria oleum cacao memiliki -aktu leleh yang lebih cepat dibanding suppositoria berbasis P!".
B. 1aftar pustaka Allen, C.D., )$$6, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems, edisi , Cippincott Eilliams H Eilkins, Philadelphia, p.(). /ollett, 1.G., ($, Pharmaceutical Practice, !ducational Co-&Priced Books Scheme, British, p.(6. "ennaro, A.I., )$$$, Remington : The Science and Practice of Pharmacy, edisi )$, 8niversity of The Science, Philadelphia, p.56(. Syamsuni, )$$#, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku 0edokteran !"/, :akarta, hal. 5. Einfield, A.:., )$$, Pharmaceutical Practice, edisi 4, /hurchill Civingstone !lsevier, Philadelphia, pp.>,5$.